• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2009-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2009-2012"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

CAUSATIVE FACTORS OF ELEMENTARY STUDENTS WHO DO NOT CONTINUE TO JUNIOR HIGH SCHOOL IN MARGA BATIN VILLAGE, WAWAY KARYA REGION, EAST LAMPUNG DISTRICT IN 2009-2012

BY

INDAH NOVITA DEWI

This research emphasizes in assessing about the causative factors of Elementary Students who do not continue to Junior High School in Marga Batin Village, Wawai Karya Region, East Lampung District in 2009/2012. Subjects of this research are the parents of graduated elementary school students who do not continue to Junior High School. The research are using descriptive methode. Despite, this research are population research with the total population are 45 families. Data collecting technique which used by the writer are interviewing, documenting and giving questionnaire. Data that have been collected are being analysed in the form of percentage table as the basis interpretation in assessing the problem of formulation.

(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN

KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2009-2012

Oleh

INDAH NOVITA DEWI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang faktor-faktor penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009-2012. Subjek penelitian adalah orang tua dari anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP, dengan populasi sebanyak 45 KK. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dalam bentuk tabel persentase sebagai dasar interprestasi dalam mengkaji permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012 yaitu 1) Pendapatan orang tua rendah yaitu Rp 300.000 – 500.000,–/bulan (57,8 %) dari total responden sebanyak 45 KK, menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP; 2) Tingkat pendidikan orang tua rendah yaitu tamat SD (44 %) dari total responden sebanyak 45 KK, menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP; 3) Jumlah tanggungan anak dalam keluarga sebanyak ≥ 3 anak sebesar 64,4 % dari total responden

sebanyak 45 KK, menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP; 4) Faktor lingkungan bermain dan faktor jarak tidak mendukung anak lulusan SD

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

(8)

MOTO

“Sesuatu bisa karena terbiasa karena tidak ada manusia bodoh melainkan tidak termotivasi” (Ardi Gunawan).

Bertaqwalah kepada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu” (Al-Baqarah: 282).

(9)

PERSEMBAHAN

Sujud dan syukur pada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, ridho dan karuniaNya padaku.Dengan segenap cinta dan kasihku

kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

 Bapak ibu kandungku (Bpk Triyono dan Ibu Mukiyem) yang tercinta,

yang selalu memberikan doa dukungan yang terbaik untukku, kasih

sayang tulus yang tiada henti membangun semangat dalam hidupku.

 Bapak ibu mertuaku (Bpk Suryono dan Ibu Endar Sawitri) yang

tercinta, yang selalu memberikan doa tulus, dukungan dan membangun

semangat untuk keberhasilanku.

 Suamiku (Budyono) serta anakku tercinta (Rarasati Ginandaru) yang

selalu memberikan doa, semangat dan cinta untukku.

 Adik-adiku, Hayu, Diah, Mul, Inayah, Dedy, Vina, Ayu dan

keponakanku tersayang Radip dan Nada yang menanti keberhasilanku.

 Para pendidik yang ku hormati

(10)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Penyebab Anak Lulusan SD Tidak Melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009-2012. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(11)

Pada kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengahanturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Pembantu Dekan I Bapak Dr. M Toha B.S Jaya, M.Si., Pembantu Dekan II Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Pembantu Dekan III Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Dan Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak dan ibu dosen serta staf pengajar di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Mugo Harsono selaku Kepala Desa Marga Batin yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam penelitian ini serta seluruh responden di Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur.

(12)

8. Saudariku Ratih Rahmawati (teteh) terimakasih telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan lapang dada. Penulis berharap semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Bandar Lampung, 2014 Penulis

(13)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup ... 7

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Pengertian Geografi Sosial ... 8

2. Pengertian Pendidikan Dasar ... 9

3. Faktor-faktor Pendorong Kelangsungan Pendidikan Anak ... 10

a. Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 10

b. Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Tanggungan ... 12

c. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 13

d. Lingkungan Sosial ... 14

e. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah ... 15

B. Kerangka Pikir ... 16

C. Hipotesis ... 17

III. METODE PENELITIAN ... 19

A. Metodologi Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel. ... 20

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 20

1.Variabel Penelitian ... 20

2. Devinisi Operasional Variabel ... 21

(14)

1. Teknik Wawancara Terstruktur ... 24

2. Teknik Dokumentasi ... 24

3. Teknik Kuesioner ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 25

F. Kriteria Uji ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Deskripsi Daerah Penelitian ... 26

1. Luas Wilayah dan Batas Administratif Daerah Penelitian ... 26

2. Topografi Desa ... 28

3. Keadaan Iklim ... 28

4. Kondisi Sosial Ekonomi ... 31

B. Keadaan Penduduk ... 32

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 32

2. Kepadatan Penduduk ... 34

3. Komposisi Penduduk ... 35

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 37

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 40

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 41

C. Hasil dan Pembahasan ... 42

1. Pendapatan Orang Tua ... 42

2. Jumlah Tanggungan Kepala Keluarga ... 47

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 50

4. Lingkungan Sosial ... 54

5. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah ... 56

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Anak Lulusan SD yang Melanjutkan dan Tidak Meanjutkan ke SLTP Menurut Data Penelusuran Siswa ke Jenjang SLTP di Desa Marga Batin Kecamatan Waway karya Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2009-2012 ... 4

2. Kriteria Pendapatan Keluarga ... 21

3. Kriteria Jumlah Anggota Keluarga ... 22

4. Kriteria Pendidikan Orang Tua ... 22

5. Skala Penilaian Lingkungan Bermain ... 23

6. Kriteria Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah ... 24

7. Data Curah Hujan di Desa Marga Batin ... 29

8. Zona Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson ... 30

9. Jumlah Penduduk di Desa Marga Batin 2007-2012 ... 32

10. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Desa Marga Batin Tahun 2012 ... 36

11. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Marga Batin 40

12. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Marga Batin .... 42

13. Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP ... 43

14. Jenis Pekerjaan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP 44 15. Faktor Pendapatan Orang Tua………. 44

16. Jumlah Tanggungan Tanggungan Kepala Keluaga ... 47

(16)

18. Faktor Pendidikan Orang Tua ... 51

19. Faktor Lingkungan Sosial ... 54

20. Jarak Lokasi Tempat Tinggal ke Sekolah... 57

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 17

2. Peta Administratif Desa Marga Batin ... 27

3. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 37

4. Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP ... 44

5. Faktor Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP 45 6. Jumlah Tanggungan Kepala Keluarga ... 48

7. Tingkat Pendidikan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP ... 51

8. Faktor Pendidikan Orang Tua anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP 52 9. Faktor Lingkungan Sosial ... 55

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia (SDM), meskipun pengembangan sumber daya manusia tidak hanya dilakukan melalui pendidikan. Salah satu amanat yang diemban Negara Republik Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang–Undang Dasar 1945, yaitu usaha untuk mencerdaskan Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu program pemerintah dalam pembangunan pendidikan diarahkan pada keperluan keterampilan untuk memperoleh pendidikan bagi segenap lapisan masyarakat.

Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Habsullah, 1999 : 4). Menurut UU nomor 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan perserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihannya bagi peranannya di masa yang akan datang.

(19)

2

dan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik secara aktif agar memiliki kecerdasan dan keterampilan yang di perlukan bangsa dan negara dengan didukung kepribadian dan akhlak mulia. Selain itu dengan berbekal pendidikan seseorang akan mempunyai kelebihan untuk mampu berfikir ke depan menuju kesempurnaan hidup yang lebih baik dan kebahagiaan di masa kini maupun di masa yang akan datang (Habsullah, 1999 : 4).

Menurut Mudyahardjo (2001 : 11), pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang, keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang telah berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Untuk itu, tolak ukur keberhasilan pendidikan tidak hanya menjadi tugas pemerintah semata tetapi juga keluarga dan masyarakat dituntut agar turut berperan secara aktif dalam mempersiapkan generasi–generasi penerus bangsa yang kelak berguna bagi pembangunan pada masa yang akan datang.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional adalah dengan meningkatkan pendidikan dasar dari 6 tahun menjadi 9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 1990. Sebagai salah satu

(20)

3

Indonesia yang semakin berpotensi dalam mengembangkan diri dan masyarakat lingkungannya. Namun kenyataannya masih banyak ditemui anak–anak lulusan SD yang tidak melanjutkan studinya ke SLTP atau dikenal dengan istilah putus sekolah. Putus sekolah merupakan salah satu masalah umum dalam dunia pendidikan seperti yang terjadi di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur.

Desa Marga Batin memiliki luas wilayah 2.835 Ha, dengan topografi wilayah yang datar dan ketinggian tempat 1.000 m di atas permukaan laut, dengan suhu rata–rata 35°C perhari. Jumlah penduduk sebanyak 4.856 jiwa, dengan rincian 2.438 penduduk laki–laki dan 2.418 penduduk perempuan yang terbagi dalam 1.225 KK yang tersebar di 8 lingkungan yaitu LK I, LK II, LK III, LK IV, LK V, LK VI, LK VII, dan LK VIII. Mayoritas penduduk bermata pencaharian petani, yaitu sebesar 975 KK. (Monografi Desa Marga Batin tahun 2012).

(21)

4

Tabel 1. Jumlah Anak Lulusan SD Yang Melanjutkan dan Tidak Melanjutkan

Ke SLTP Menurut Data Penelusuran Siswa ke Jenjang SLTP di Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Lampung Timur Tahun 2009-2012

No Anak Lulusan SD

Tahun Ajaran

Jmh %

2009/2010 2010/2011 2011/2012

Orang % Orang % Orang %

1 Melanjutkan 52 72,7 43 81,1 45 75 140 75,7

2 Tidak Melanjutkan 20 27,8 10 18,9 15 25 45 24,3

Jumlah 72 100 53 100 60 100 185 100

Sumber : Monografi Desa Marga Batin Tahun 2009-2012

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun ajaran 2009/2010 terdapat 52 orang atau 72,2 % anak lulusan SD yang melanjutkan ke jenjang SLTP, sedangkan jumlah anak yang tidak melanjutkan sebanyak 20 orang atau 27,8 %. Kemudian pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan jumlah anak yang melanjutkan ke jenjang SLTP, yakni 43 orang atau 81,1 %, sedangkan jumlah anak yang tidak melanjutkan berkurang, yakni sebanyak 10 orang atau 18,9 %. Selanjutnya tahun ajaran 2011/2012 jumlah anak yang melanjutkan ke jenjang SLTP berkurang sebanyak 6,1 %, yakni 45 orang atau 75 %, sedangkan jumlah

anak yang tidak melanjutkan bertambah sebanyak 6,1 %, yakni 15 orang atau 25 %.

Secara umum, selama tiga tahun ajaran (2009 – 2012), terdapat 140 orang anak lulusan SD yang melanjutkan ke SLTP atau 75,7 %, sedangkan jumlah anak yang tidak melanjutkan ke SLTP sebanyak 45 orang atau 24,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa dalam program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah belum sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan, karena masih terdapat anak lulusan

(22)

5

melanjutkan sekolah ke jenjang SLTP rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani dengan pendapatan rata-rata perbulan Rp.300.000,-, serta setiap orang tua memiliki tanggungan rata-rata sebanyak lima jiwa.

Berdasarkan dengan alasan di atas, masalah rendahnya anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP merupakan masalah yang sangat menarik untuk diteliti, sehingga peneliti memilih judul Faktor-Faktor Penyebab Anak Lulusan SD Tidak Melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012. Keberhasilan pendidikan anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: jarak dan keadaan transportasi, keadaan sosial ekonomi seperti pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, lingkungan sosial seperti kawan bermain dan banyaknya jumlah anak dalam keluarga yang masih menjadi tanggungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten lampung Timur?

Pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(23)

6

2. Apakah banyaknya jumlah anggota keluarga menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP.

3. Apakah tingkat pendidikan orang tua yang rendah menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP.

4. Apakah lingkungan bermain dapat menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP.

5. Apakah jarak antara tempat tinggal dengan sekolah menjadi penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji mengenai faktor–faktor yang menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012 yang meliputi: tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua, lingkungan bermain dan jarak tempat tinggal ke sekolah.

D. Kegunaan Penelitian

(24)

7

2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti yang akan mengkaji masalah yang relevan.

3. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran kepada pihak pihak terkait (Lembaga Pemerintahan/Depdiknas) dalam menetapkan kebijakan pendidikan terutama kebijakan pendidikan dasar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jumlah keluarga yang menjadi tanggungan orang tua,lingkungan bermain dan jarak tempat tinggal ke sekolah.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah orang tua yang memiliki anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012. 4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sosial, yaitu ilmu yang mempelajari

hubungan dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam serta aktivitas dan usaha dalam menyesuaikan dan menguasai keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya (Bintarto, 1968 : 17).

(25)

8

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A.Landasan Teori

1. Pengertian Geografi Sosial

Ilmu Geografi Sosial sebagai ilmu yang mempelajari tata laku manusia terhadap lingkungannya, terdiri dari unsur-unsur:

Manusia sebagai individu maupun golongan

Lingkungan alam

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara manusia dan lingkungan alam

Dari ketiga unsur diatas, manusia mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam menyusun dan mengubah unsur yang lain. Peran aktif manusia terhadap unsur-unsur lainnya akan tergambarkan bagaimana suatu lingkungan menjadi tempat tinggal dapat tumbuh dan berkembang.

(26)

9

mahluk lain, dengan tiga unsur tersebut manusia dapat menciptakan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan.

Pendidikan merupakan salah satu dari gejala atau unsur kebudayaan karena pendidikan hanya diadakan dan dilakukan oleh mahluk yang berbudaya, yaitu manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali Saifullah Syarifah (2004 : 10), bahwa pendidikan adalah gejala atau unsur dari kebudayaan mengandung arti bahwa pendidikan hanya diadakan atau dilakukan oleh mahluk yang berbudaya yaitu manusia.

2. Pengertian Pendidikan Dasar

(27)

10

3. Faktor-Faktor Pendorong Kelangsungan Pendidikan Anak

Kelangsungan pendidikan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor (Partowisastro dalam Maryono, 1998 : 89-95), antara lain:

1) Faktor Pendorong

Faktor pendorong yang terdiri dari minat orang tua untuk menyekolahkan anak dapat dipengaruhi oleh ekonomi keluarga atau persepsi orang tua yang sadar akan pentinganya pendidikan bagi anak, faktor lingkungan sosial juga berpengaruh terhadap pendidikan anak baik positif atau negatif.

2) Faktor Penghambat

Faktor pengahmbat yang terdiri dari kondisi ekonomi keluarga, rendahnya kondisi ekonomi dan rendahnya pendidikan orang tua, memiliki pengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak (untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi), yaitu adanya anggapan bahwa pendidikan tidak penting bagi anak, kondisi lingkungan masyarakat atau lingkungan dimana anak tinggal dan berada juga dapat menjadi penghambat kelangsungan pendidikan anak.

a. Tingkat Pendapatan Orang Tua

(28)

11

Menurut Singarimbun dan Effendi (1987 : 24), pendapatan adalah gambaran tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat yang jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga. Pendapatan bisa berupa uang atau barang baik dari pihak lain atau hasil sendiri.

Hubungan antara pendapatan orang tua dengan pendidikan anak sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Sumardi (1985 : 308), yang menyatakan bahwa semakin tinggi jenjang sekolah maka semakin tinggi besar pula biayanya sehingga banyak anak putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi terutama anak–anak dari golongan orang tua yang berpenghasilan rendah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, ternyata rendahnya pendapatan kepala keluarga pada menjadi penyebab anak tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau SLTP karena pendapatan kepala keluarga tidak dapat mencukupi biaya pendidikan. Banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah disebabkan karena sulitnya ekonomi yang mengakibatkan

secara tidak langsung biaya tidak dapat terpenuhi. Hasil Penelitian Yulia Putri (2009 : 54) membuktikan bahwa sebagian besar (80 %) orang tua anak lulusan SD

tidak melanjutkan ke SLTP tergolong rendah.

(29)

12

Pendapatan orang tua dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh atas jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu satu bulan dan dihitung dengan nilai rupiah. Kriteria yang digunakan adalah:

a. Pendapatan dikatakan tinggi apabila ≥ pendapatan rata-rata responden b. Pendapatan dikatakan sedang apabila = pendapatan rata-rata responden c. Pendapatan dikatakan rendah apabila ≤ pendapatan rata-rata responden

b. Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Tanggungan

Suatu keluarga yang mempunyai pendapatan yang rendah dan jumlah anak yang banyak tentunya akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama kebutuhan sekolah anak–anaknya. Menurut Bintarto (1998 : 2), beban ekonomi akan semakin berat apabila jumlah anak yang ada melebihi tiga anak. Jumlah anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anak yang masih menjadi tanggungan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak anak dalam keluarga berarti banyak pula pengeluaran untuk memenuhi keutuhannya, dan sebaliknya apabila jumlah anak dalam keluarga sedikit, maka biaya yang dikeluarkan oleh kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga relatif tidak besar.

Berdasarkan pendapat diatas, ternyata pandangan masyarakat desa tentang “banyak anak banyak rejeki” tidak dapat menjadi patokan untuk dapat memenuhi

(30)

13

terhambat dan mengakibatkan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan menuju jenjang yang lebih tinggi.

c. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional). Jenjang pendidikan di Indonesia adalah pendidikan dasar (SD), menengah (SLTP dan SLTA/SMK) dan tinggi (akademik atau perguruan tinggi). Menurut PP No 2 tahun 1989 pasal 12 dalam Philip Joe M (200 : 8), bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah, terdiri atas:

a. Pendidikan dasar (SD)

b. Pendidikan menengah (SLTP) c. Tinggi (SMA)

(31)

14

sebaiknya orang tua harus belajar atau memperluas pengetahuannya, sebab semakin banyak yang diketahui orang tua maka semakin banyak pula pengetahuan yang akan diberikan kepada anak-anaknya.

d. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah lingkungan kehidupan manusia dan interaksinya dengan sesama. Individu adalah seseorang manusia yang mempunyai kepribadian sendiri, tetapi dalam lingkungan masyarakat dia merupakan anggota kelompok sosial masyarakat dimana dia berada atau dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial adalah kelompok manusia yang ada di luar diri individu dan juga menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari, sehingga secara tidak langsung akan dapat mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.

Dalam dunia pendidikan yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah semua orang yang ada di sekitar orang tersebut atau di sekitar suatu kelompok, keluarga, teman sepermainan, tetangga, warga desa, warga kota, bangsa dan seterusnya

termasuk lingkungan sosial bagi seseorang atau suatu kelompok (Sumaatmadja, 1986 : 26).

(32)

15

anak usia dini. Selain lingkungan alam, lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial. Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitanya dengan pemanfatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar.

Berdasarkan pendapatan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang ada di sekitar individu akan berpengaruh terhadap aktivitas, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Bahkan kebanyakan lingkungan lebih menentukan perilaku seseorang secara tidah langsung lingkungan sosial masyarakat dimana individu itu berada akan berpengaruh pada jenis aktivitas yang dilakukannya.

e. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah

Daldjoeni (1997 : 232) mengatakan bahwa jarak merupakan sesuatu yang harus ditempuh dari suatu lokasi yang lain, jarak dapat dinyatakan dengan jarak mutlak dan jarak nisbi. Jarak mutlak dinyatakan dalam satuan unit ukuran fisik seperti mil, km, meter, dan sebagainya. Selain itu jarak tidak terlalu diartikan sebagai ukuran fisik untuk mencapai lokasi yang dituju. Jarak dapat meliputi jarak biaya perjalanan dan jarak waktu.

(33)

16

dapat ditempuh dengan waktu kurang dari atau sama dengan 15 menit dan dikatakan jauh apabila ditempuh dengan waktu lebih dari 15 menit.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jarak yang jauh dari rumah ke sekolah akan sulit dicapai dan membutuhkan biaya banyak, dengan jarak yang jauh maka untuk berangkat ke sekolah dibutuhkan biaya yang lebih tinggi.

B. Kerangka pikir

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai salah satu kebutuhan pokok, terutama pendidikan formal dan informal. Dalam pemenuhan kebutuhan akan pendidikan diperlukan adanya biaya yang semuanya akan menjadi tanggungan orang tua.

(34)

17

pendidikan orang tua (KK), jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan banyak, lingkungan bermain dan jarak tempat tinggal ke sekolah.

[image:34.595.150.479.197.373.2]

Untuk jelasnya mengenai kerangka pikiran, dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir C. Hipotesis

1) Tingkat pendapatan orang tua yang rendah menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012.

2) Banyaknya jumlah anak yang masih menjadi tanggungan orang tua menjadi penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012. 3) Tingkat pendidikan orang tua yang rendah menjadi penyebab anak lulusan

SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012.

1. Tingkat pendapatan orang tua

2. Tingkat pendidikan orang tua

3. Jumlah tanggungan keluarga

4. Lingkungan bermain 5. Jarak tempat tinggal ke

sekolah

(35)

18

4) Lingkungan bermain anak menjadi penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012.

5) Jarak tempat tinggal ke sekolah yang jauh menjadi penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012.

D. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan melakukan uji coba penelitian pada 45 responden. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dibuat presentase dan diambil suatu kesimpulan, dengan kriteria persentase (Suharsimi Arikunto, 2006 : 344) sebagai berikut :

a. Persentase > 75 % termasuk dalam kategori tinggi.

(36)

19

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

(37)

20

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi (2010: 173), bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh orang tua

di Desa Marga Batin, yang memiliki anak lulusan SD tetapi tidak melanjutkan ke SLTP (sebanyak 45 anak).

2. Sampel

Surakhman (1982 : 100) menyatakan bahwa, adakalanya masalah penarikan sampel ditiadakan dengan memasukan seluruh populasi sebagai sampel selama jumlah populasi diketahui terbatas (kurang dari 100). Sampel yang jumlahnya sebesar populasi sering disebut sampel total atau dinamakan dengan penelitian populasi. Penelitian ini tidak melakukan penarikan sampel karena jumlah populasi 45 responden, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini adalah: 1. Tingkat pendapatan

2. Jumlah tanggungan keluarga 3. Tingkat pendidikan

4. Lingkungan Sosial

(38)

21

2. Definisi Operasional Variabel

a. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh oleh orangtua atas jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu satu bulan dan dihitung dengan nilai rupiah. Adapun indikator yang digunakan yaitu:

1. Jenis pekerjaan pokok orangtua. 2. Jenis pekerjaan sampingan orang tua.

3. Besarnya pendapatan yang diperoleh setiap bulan. 4. Pemenuhan kebutuhan sehari hari.

5. Pendapatan yang rendah menyebabkan tidak melanjutkan ke SLTP.

[image:38.595.110.513.473.544.2]

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kriteria Pendapatan Keluarga

No Uraian Keterangan

1 Pendapatan Rendah ˂ Rata-rata pendapatan keseluruhan responden 2 Pendapatan Sedang = Rata-rata pendapatan keseluruhan responden 3 Pendapatan Tinggi > Rata-rata pendapatan keseluruhan responden

Sumber: Sumardi (1985 : 308)

b. Jumlah Tanggungan Keluarga

(39)

22

[image:39.595.113.513.216.283.2]

Jumlah tanggungan yang di maksud dalam penelitian ini adalah semua anak yang masih menjadi tanggung jawab kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kriterianya yang digunakan yaitu :

Tabel 3. Kriteria Jumlah Anggota Keluarga

No Uraian Keterangan

1 Jumlah anak banyak ≥ 3

2 Jumlah anak cukup 3

2 Jumlah anak sedikit ≤ 3

Sumber: Bintarto (1998 : 2)

c. Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan yang pernah ditempuh atau ditamatkan, baik di SD, SLTP, SLTA/SMK, ataupun Akademik/PT. Data ini diperoleh dengan cara menanyakan langsung kepada orang tua dari anak SD yang tidak melanjutkan ke SLTP mengenai pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh yaitu; rendah apabila tidak tamat SD,sedang apabila tamat SLTP, dan tinggi apabila tamat SLTA/SMK/perguruan tinggi.

Tabel 4. Kriteria Pendidikan Orang Tua

No Jenjang Pendidikan Keterangan

1 SD Pendidikan Rendah

2 SLTP Pendidikan Sedang

3 SLTA Pendidikan Tinggi

Sumber: Philip Joe M (2001 : 8)

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh orangtua. Adapun indikatornya sebagai berikut: 1. Pendidikan yang pernah ditempuh orang tua

[image:39.595.112.511.551.620.2]
(40)

23

3. Pengaruh pendidikan terhadap status sosial

4. Pendidikan yang rendah menyebabkan tidak melanjutkan ke SLTP

d. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan atau kondisi sosial yang ada di sekitar anak dilihat dari teman bermain, seperti teman bermain yang masih sekolah, yang bekerja, dan yang menganggur. Pengukurannya adalah dengan memberikan skor pada masing masing jawaban. Untuk jawaban yang sangat mendukung diberi skor 3, untuk jawaban yang nilainya kurang mendukung diberi skor 2, dan jawaban yang nilainya tidak mendukung diberi skor 1.

Tabel 5. Skala Penilaian yang Digunakan Sebagai Berikut

No Uraian Keterangan

1 Lingkungan tidak mendukung Jumlah skor hasil jawaban 3 - 6 2 Lingkungan mendukung Jumlah skor hasil jawaban 7 - 9

e. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah

Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak mutlak jauh atau dekatnya lokasi sekolah dengan rumah yang ditempuh dengan berjalan kaki dan berkendara yang diukur dengan satuan kilometer (km). Adapun indikator yang digunakan adalah :

1. Waktu tempuh dari tempat tinggal ke sekolah 2. Keadaan jalan dari tempat tinggal ke sekolah 3. Alat tranportasi yang digunakan

(41)
[image:41.595.108.508.113.203.2]

24

Tabel 6. Kriteria Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah

No Uraian Keterangan

Waktu Jarak

1 Jarak dekat Waktu tempuh ≤ 15 menit Jalan kaki dgn jarak 1 km Kendaraan dgn jarak 2 km 2 Jarak jauh Waktu tempuh > 15 menit Jalan kaki dgn jarak 1 km

Kendaraan dgn jarak 2 km Sumber: Hang Kueng (2001: 56)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara Terstruktur

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list (Arikunto, 2010 : 270).

2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat sekunder yaitu data yang bersumber dari arsip atau dokumen dari kelurahan setempat seperti: peta kelurahan, monografi kelurahan, jumlah anak yang tidak melanjutkan ke SLTP dan data lainnya yang mendukung penelitian ini.

3. Teknik Kuesioner

Metode angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari

(42)

25

Angket terbuka adalah angket yang disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya karena memang tidak disediakan jawabannya. Peneliti akan menggunakan angket terbuka supaya responden dapat menjawab dengan leluansa dan peneliti akan mendampingi responden untuk menjawab.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Effendi Sofian dan Chris Manning dalam Singarimbun (1995 : 263) bahwa, analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Langkah pertama dalam menyusun distribusi persentase adalah membagi jumlah observasi ke dalam masing masing kategori variabel (F) dengan jumlah frekuensi (N). Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase. Dalam suatu distribusi sederhana total (T) dari persentase harus sama dengan 100 %, namun jika ada pembulatan, jumlahnya sedikit berbeda. Selanjutnya dari hasil tersebut dibuat suatu deskripsi yang sistematis sebagai hasil penelitian dan kemudian diambil kesimpulan sebagai hasil akhir laporan penelitian.

C.Krtiteria Uji

a. Presentase > 75 % tergolong faktor yang menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP

b. Presentase antara 60 - 75 % tergolong faktor yang cukup menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP

(43)

60

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dalam pembahasan, disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012, yaitu:

1) Tingkat pendapatan orang tua anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP tergolong rendah, hal ini berarti kesulitan ekonomi menyebabkan ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi biaya pendidikan.

2) Memiliki jumlah anak banyak (≥ 3 orang) menyebabkan sebagian besar keluarga yang memiliki anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP, hal ini berarti jumlah tanggungan dalam keluarga yang banyak (≥ 3 orang) memicu

pengeluaran biaya menjadi lebih tinggi, dan berakibat beban ekonomi semain tinggi sehingga dapat menghambat anak lulusan SD dalam keluarga tersebut untuk melanjutkan ke SLTP.

3) Pendidikan orang tua rendah karena pendidikan yang ditempuh hanya sampai SD, hal ini berarti wawasan atau cara pandang orang tua yang terbatas karena pendidikannya rendah mempengaruhi keputusannya dalam mendorong anaknya untuk melanjutkan sekolah dari SD ke SLTP.

(44)

61

keputusan orang tua dan anak untuk tidak melanjutkan sekolah dari SD ke SLTP.

5) Faktor jarak tidak mendukung anak lulusan SD untuk tidak melanjutkan ke SLTP, hal ini berarti kendala jarak tidak mempengaruhi keputusan orang tua

dan anak untuk tidak melanjutkan sekolah dari SD ke SLTP.

B. Saran

1) Sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan agar menjadi salah satu program utama pemerintah, demi meningkatkan kecerdasan dan taraf hidup masyarakat. 2) Dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Marga Batin yang

termasuk dalam kriteria rendah diberi keterampilan khusus, sehingga dapat mengembangkan keterampilannya dan dapat menambah penghasilan masyarakat.

3) Pertambahan jumlah sebuah keluarga, agar mempertimbangkan pendapatan dan kemampuan kedua orang tua dalam membiayai kebutuhan anak-anaknya.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2009. Monografi Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur.

Bintarto. 1968. Geografi Sosial. Yogyakarta. U.P Spring.

---.1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Daldjoeni. 1997. Geografi Baru-Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung.

Fathul Kamil. 2006. Faktor – Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SMP Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2005.(Skripsi FKIP Pendidikan Geografi 2006) Habsullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Hang Kueng, Johanes.2001. Konsumsi Kayu Bakar Penduduk di Desa tanah Kecamatan Buya. (Tesis). Politik Ekonomi Sosial Kehutanan. Jurusan Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas Mulawarman.

Hasan. Dkk. 1986. Pendidikan dan Kependudukan Untuk Sekolah-Sekolah Menengah di Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Jakarta: Depkes RI.

Ida Bagus Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Ngalim Purwanto, 1996. Psikologi Pendidikan Remaja. Rosdakrya Offiste. Bandung.

Nursid Sumaatnadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.Alumni. Bandung.

Nasution. 2008. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta.

(46)

Philip JoeMole. 2001. Himpunan Perundang-Undangan Bidang Pendidikan tahun 1989-2000. Novindo Pustaka Mandiri. Jakarta.

Redja Mudyaharjo. 2001. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi awal tentang

Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Subarjo. 2003. Meteorologi dan Klimatologi ( Buku Ajar ). PSPG. FKIP. Universitas Lampung.

Suharyono dan Amin. Pengantar Filsafat Geografi. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Dirjen Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sofian Efendi dan Chris Manning. 1995. Prinsip-Prinsip Analisis Data. Dalam Masri Singarimbun dan Efendi Sofian ( Editor ). Metode Penelitian Survai. LP3ES. Yogyakarta.

---. 1987. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Soemitro. 1991. Permainan Kecil. Depdikbud. Jakarta.

Sukintaka. 1998. Teori Bermain Untuk Pendidikan Jasmani. FPOK IKIP. Yogyakarta.

Trisnaningsih. 1998. Geografi Penduduk dan Demografi. ( Buku Ajar ). FKIP. UNILA. Bandar Lampung.

Umar Tirtarahardja dan La Sulo, SL. 2005. Pengantar Pendidikan. PT Rineke. Jakarta.

Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia. Jakarta. Winarno, Surakhman. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Tabel 2. Kriteria Pendapatan Keluarga
Tabel 3. Kriteria Jumlah Anggota Keluarga
Tabel 6. Kriteria Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Pola data pada penelitian ini ada kecenderungan berubah-ubah pada sub-sub interval tertentu, maka untuk memo- delkan hubungan antara PDRB, pengeluaran daerah, jumlah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara langsung dari proses pengeringan dengan menggunakan oven terhadap rendemen

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah merupakan tindakan nyata yang berkaitan dengan usaha yang dilakukan oleh seluruh tingkat manajemen

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemampuan tanaman coontail ( Ceratophyllum demersum ) dalam menghasilkan gas oksigen yang digunakan untuk

Berdasarkan distribusi responden pada tabel 5, dapat diketahui bahwa responden terbesar sebanyak 85 siswa (73,3%) kadang-kadang mengantuk pada saat mengikuti kegiatan

Rerata skor Mobiluncus dan jumlah skor kriteria Nugent sesudah pemberian terapi lebih rendah pada kelompok metronidazol, namun tidak terdapat perbedaan skor

Keputusan kajian juga mendapati masa optimum bagi proses campuran dan pemisahan torium dalam larutan akueus kepada fasa organik masing - masing adalah 5 min.. Sehubungan dengan

Data hasil penelitian, diperoleh skor rata- rata hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi yang diberikan metode CTL