Catatan Subuh:
“Jangan Biarkan Diri Kita Terpenjara Oleh Kebencian”
KETIKA hati kita terpenjara oleh ‘kebencian’, kita akan cenderung menjadi 'sangat mudah marah’, karena luapan emosi yang sulit terkendali.
Penjara Hati ini bisa membuat kita menderita lebih dari apa yang kita perhitungkan, melukai diri sendiri dengan gambaran yang berulang-ulang di benak kita, gambaran dari sumber kebencian kita, gambaran yang sesungguhnya hanya ada di alam "maya", dari alam bawah sadar kita.
Ada ‘rasa sakit’ yang luar biasa, ketika seorang atau sesuatu yang kita benci melewati jarak pandang kita, radar 'ngilu' di hati segera berbunyi walau seseorang atau sesuatu itu tidak menyentuh kita sedikit pun, bahkan mungkin tak mengetahui keberadaan kita. Rekaman rasa sakit segera terputar berulang-ulang di benak kita, kita akan mengalami penyiksaan batin berkali-kali untuk satu peristiwa yang sama.
Ketika penjara ini menutup hati kita, kita akan menerima bola-bola lumpur yang siap kita lemparkan kepada mereka yang berada dalam list (daftar) musuh kita". Dan, ketika kita luncurkan bola itu, ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama: “yang dilempar tidak mengelak dan menerima bola lumpur itu sekaligus ikut menemani kita dalam perjara pertama”, atau yang kedua: “ia mengelak, bahkan takpernah menganggap bola lumpur itu ada.”
Dari dua alternatif di atas, yang pasti ‘kita’ akan menjadi korban pertama dari bola lumpur itu, karena bola lumpur itu telah mengotori tangan kita, kita telah masuk ke dalam penjara itu dan teraniaya di dalamnya.
Oleh karenanya, tanggalkan segera ‘kebencian’ yang ada di hati kita, agar di kita tak lagi terpenjara dalam ‘siksa batin’ yang lebih menyakitkan. Ibda’ bi nafsik!