PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN
KARAKTERISTll( KEUANGAN PERUSAllilAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA
&
INVESTASI DENGAN
SEKTOR PROPERTI - REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAttARTA
Olen:
Yayan Hermayandi
NIM:103081029211da.ri ·
.
ᄋ[コョZ[ᄋᄋᄋᄋᄋᄋZᄋMーZᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋ|ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセN@Tgl. ·. . :
v::.\., ..
Q:.fG
セ@.
• •. foduh ...ti10c::
NᄋZセZZZqZZセイセセ@
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
r - - MMBセᄋMMN@ ᄋᄋセᄋM MᄋMᄋMᄋMMᄋᄋᄋᄋMᄋMセᄋセ@ ...
peヲセpオZZ[MQ@
/\Kl\.AN l; fAMAj
UIN SY /11·111) ,IAKAfn A
.__
__
,_____
,____ _
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN
KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA
&
INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI- REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
/
Oleh:
Yayan Hermayandi
NllV1:103081029211
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
セ@
セ@
Prof. Dr. Ahmad R15do
i,
MM
NIP: 150 317 955
Inda Yama Nasarudin,
NIP: 150 31?' 593
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
'
PERBANDINGAN MARKET PERFORMANCE DAN
KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA & INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI- REAL ESTAT
(Studi Kasus Bursa Efek Indonesia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan
Ilmu
Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
Yayan Hermayandi
NIM:103081029211
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
セセ@
Prof. Dr. Ahmad
rッ、セョゥL@
MM
NIP: 150 317955
ludo Yama Nasarudin, SE, MAB
NIP: 150 317 593
Penguji Ahli
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS
!\'IP: 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EICONOMI DAN ILMU SOSIAL
Harl
iniRabu 21 Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah clilakukan Ujian
Komprehensifatas nama Yayan Hennayandi NIM:
103081029211denganjudul
Skripsi:
PERBANDINGAN
MARKET
PERFORMANCE
DAN
KARAKTERISTIK
KEUANGAN
PERUSAHAAN
SEKTOR
PERDAGANGAN, JASA &
INVESTASI DENGAN SEKTOR
PROPERTI.-REAL
ESTAT" (Studi Kasus Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan
kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi
inisudah
dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarja.'lll Ekonorni
pada Jurusan Manjemen
Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
21Mei
2008Tim Penguji Ujian Kemprehensif
セ@
Pr()f, Dr. Ahmad Rodoni,
MM
Hervanto, SE, MSi
Sela·etaris
Ketua
'
....
YA YAN HERMAYANDI
Temp2.t, tanggal lahir : Lebak, 20 Februari 1986
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
A!amat : Kp. Parakanbeusi
Rt.OJ
Rw.01 Ds. ParakanbeusiKee. Bojongmanik Kab. Lebak - Banten 42363
Telepon : 0812 1050 8300
E-mail · yans _first@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
2003 - 2008 : Jurusan Manajemen Keuangan, l'akultas Ekonomi & Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta
2000 - 2003 : SMU Negeri 1 Rangkasbitung
1997 - 2000
1991 - 1997
: SL TP Negeri I Bojongmanik
: SD Negeri l Parakanbcusi
PENGALAMAN ORGANISASI
2008 - : Kabid. Kewirausahaan GMII Prov. Banten
2006 - 2007
2005 - 2006
2004 -2005
: Wakabid ORSENBUD Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta
: Sekretaris Umwn Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Eko11omi & Ilmu Sosial
Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ABSTRACT
This research has aim to analyzed comparative of market peiformance and financial characteristic al two group of stock sector in Indonesia Stock Exchange
(!DX), that is trade sector and property - real estate sector. Data used are
monthly time series daw since Jam;ary 2005 until December 2007. Based on the result of this study, market peiformance of trade sector hasn't different s!gnificant
to property - real estate sector. Variables of Financial characteristic at both
sectors that is excess return, PER, PBV, and DER haven't different significant and simultaneously or partially of variables haven't significant influence to market peiformance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis!s perbandingan market performance dan karakteristik keuangan pada dua kelompok sektor saham di Bursa Efek Indonesia, yaitu sektor perdagangan dengan sektor properti-real estat. Data yang digunakan adalah data time series secara bulanan dari bulan Januari 2005 sampai Desember 2007. Berdasarkan hasil pengujian, market perfonnance sektor perdagangan tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dengan sek1or property-real estat. Untuk variabei-variabel kara!cteristik keuangan yaitu, excess return, PER, PBV dan DER untuk kedua sektor tersebut tidak rnemiliki perbedaan secara signifikan dan baik secara bersama->ama atau parsial variabel-variabel tersebut tidak rnempunyai pengaruh secara signifikan terhadap market perfonnance.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji tetap terpanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan yang dengan kasih sayang-Nya
lah hingga kini penulis masih diberikan berbagai macan1 ni'mat, rahmat, karunia,
hidayah, dan inayah-Nya. Shalawat sena salam tentunya akan selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, Sang p・ュ「セ「。ウ@ Manusia dari kejahiliyahan,
Seorang Reformis Sejati sepanjang hayatnya, Seorang yang hingga kini
mudah-mudahan tetap menjadi idola dan tauladan bagi umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dalam
pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oJeh karena itu dengan
kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan k.ritik yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
kontribusi berbagai pihak yang telah membanru selesainya skripsi ini. Dengan
sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak secara langsung, mendorong serta
memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Secara khusus penulis
ucapkan terima kasih kepada:
I. Ayahanda Salim Ibrahim dan lbunda Eti (aim) tercinta yang senantiasa
memberikan doa, bimbingan, kesabaran, keikhlasannya serta dorongan
semangat yang tak terhitung nilainya kepada penulis. Semoga Allah SWT
selalu memberikan hidayah serta rahmat-Nya pada Ayahanda atas segala
kebaikan yang di berikan kepada penulis dan semoga Allah SWT
menempatkan Ibunda tercinta (aim) di tempat yang terbaik di sisiNya.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan fikirannya dari proses review hingga selesai skripsi ini
meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk
3. Bapak lndo Yama Nasarndin, SE, MAB selaku dosen pembimbing JI, yang telah membantu, meluangkan waktu serta fikirannya dan membimbing penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi <ian llmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayiitullah Jakarta.
5. Terima kasih pada seluruh Dosen, Karyawan dan Pctugas perpustakaan
Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan,
perhatian dan pelayanannya.
6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan Bom2, Afiian Bhu, Aris
The Bo2toh, Y asser, Echo Blay, Jazi, Misbah, Piit, Ucuy, Evenk, Gandul,
Roger, Sufi, Oyag's, Nabiel, Akhyar, Tamplang dan The Zomblo's, serta
c:ahabat-sahabat lamnya yang tak mungkin di sebutkan satu· per satu terima
kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan motivasinya kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga sukses untuk semuanya.
7. Kawan-kawan di HM!, HMB, GMII, !MALA, Efek-efek Community, yang
telah banyak memberikan pelajaran hidup berorganisasi bagi penulis, sekali
lagi terima kasih banyak kawan.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena
keterbatasan ruang dan waktu. Penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan
yang telah di berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiin
Jakarta, 04 Desember 2008
DAFTARISI
Daftar Riwayat Hidup ... .
Abstract... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ... ... iv
Daftar lsi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Garn bar... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. I .atar l:selakang Peneiitian ... I B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat.. ... 9
BAB II. TINJAUAN PUST AKA ...••.•...•....•.••...•.•...•..• 11
A. Investasi dan Jenisnya... 11
B. Risiko, Return dan Hubungannya ... 14
C. Estimasi Risiko dan Return... 18
I. Range ... 18
2. Mean Absolute Deviation ... 18
3. Probability Of Negative Return ... 18
4. Semivariance ... 19
5. Standar Deviation ... 19
D. Capital Aset Prising Model ... 21
E. Market Performance ... 23
F. Karakteristik Keuangan... 24
I. Leverage Ratio ... 25
2. Market-based Ratio ... 25
G. Analisis Sekuritas ... 26
H. Kerangka Pemikiran Teoritis Dan Hipotesis ... 30
BAB Ill. METODE PENELITIAN ...•...•... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 41
B. Metode Penentuan Sampel.. ... 41
C. Metode Pengumpulan Data ... 42
D. Metode Analisis ... 43
1. Statistik Uji Dua Beda Rata-rata Untuk Independent Sampel ... 43
2. Pengaruh Karakteristik Keuanglill Terhadap Market Perfonnance .. . . .. . . ... .. . .. . . . .. . . ... .. ... .. ... 44
3. Uji Signifikansi. ... 46
E. Operasional V ariabel f•enelitian ... ... 48
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...••••....••.•••••..••••.•••..•... 51
A. Seki las Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 51
1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia... 51
2. Indeks Bursa Efek Indonesia... 54
B. Hasil Analisa dan Pembahasan ... 59
1. Market Perfonnance... 62
a. Return Saham ... 63
b. Expected Return Saham ... 65
c. Rata-rata Risk Free Rate ... 66
d. Excess Return ... 67
e. Standard Deviasi Return... 68
f. Sharpe's Measure ... 68
2. Uji lnferensi. ... 69
a. Uji Beda Dua Rata-rata Sharpe's Measure ... 70
b. Uji Beda Dua Rata-rata Excess Return dan Return Volatility ... 72
c. Uji Beda Dua Rata-rata PER ... 74
d. Uji Beda Dua Rata-rata PBV ... 76
3. Uj i Asurnsi Persarnaan Regresi ... ... ... .. .... ... .. .... 79
a. Uji Asurnsi Multikolinearitas ... 79
b. Uji Asurnsi Heteroskedastisitas ... 80
c. Uji Asurnsi Normalitas ... 82
d. Uji Asumsi Otokorelasi ... 83
4. Hasil RegresL. ... 85
BAB V. KESIMPULA.'lf DAN IMPLIKASI. ...•.•..•...•.... 91
A .. Kesirnpulan... 91
B .. lmplikasi ... 93
DAFfAR PUST AKA ...•••••...•.•...•••• 94
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Investasi secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok ya[tu
investasi dalam real asset dan investasi dalam financial asset. Ada banyak cara
investor untuk melakukan investasi dalam financial asset, salah satunya adalah
dengan me!akukan investasi di pasar modal. Dalam hat ini pasar modal
didefinisikan sel)agai suatu tempat berlangsungnya kegi[ tan yang berkaitan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 Tentang Pasar Modal). Dengan
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pasar modal mempunyai peran
yang strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan
wahana investasi bagi masyarakat.
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities maupun perusahaan swasta
(Suad Husnan, 2001 : 3). Pasar modal menjadi altematif pendanaan dalam
mengembangkan perusahaan di Indonesia, karena melalui pasar modal, dana
dapat diperoleh dalam jumlah besar dibanding dana dari perbankan.
bentuk saham di pasar modal, melalui penawaran perdana kepada publik atau
initial public offering (!PO) di pasar primer yang selanjutnya diperdagangkan
di paser sekunder. Bagi investor sendiri, pasar modal selain sebagai wahana
investasi juga merupakan upaya diversifikasi. Setiap investor dapat memilih
berbagai inv0stasi yang ada, di mana setiap jenis inves<.asi memiliki
karakteristik sendiri-sendiri dalam hal tingkat pengembalian (return) dan
risiko.
Hampir diseluruh penjuru dunia, disetiap negara, pasar modal menjadi
bahan pembicaraan, bahkan menjadi tolok ukur kemajuan dan gengsi suatu
pihak, dan tidak dapat dipungkiri bahkan pasar modal telah menjadi tolak ukur
atau benchmark perekonomian suatu negara. Pasar modal dijumpai hampir
disetiap negara karena, pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan
keuangan (Suad Husnan, 2001 :4). Dalam fungsi ekonominya pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang
mempunyai kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana)
dengan menginvestasikan dana yang mereka miliki, lender mengharapkan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut dari sisi borrower,
tersedianya dana dari pihak luar lender memungkinkan mereka melakukan
investasi tanpa harus menunggu tersedinya dana hasil operasi perusahaan, dan
dalam fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus
terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk
Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan m.:nghimpun
dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya atau pun perusahaanya.
Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang
menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki
makna bila informas! tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di
pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar
seperti volume perciagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal
banyak sekali informasi yang ciapat di manfaatkan. Selain memiliki fungsi
ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari
berbagai lender maupun borrower adapun daya tarik pasar modal tersebut
antara lain :
I. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi altematif penghimpun dana
selain sistem perbankan.
2. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan
risiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin
hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan.
Selain kedua aspek yang mertjadi daya tarik tersebut, baik bagi lender
maupun borrower, faktor lain yang mempengaruhi permintaan maupun
penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai
terlalu tinggi oleh pasar, jumlah permintaanya akan berkurang. Harga saham
yang terlalu tinggi menyebabkan saham bersangkutan tidak liquid. Investor
maupur. karena biaya yang semakin tinggi. Agar saharn bisa liquid mala.
sebuah perusahaan go-public mempunyai pilihan menambah jumlah saham
untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Biasanya
dengan penambahan jumlah saham maka secara otomatis harga saham akan
turun.
Sejak dibukanya pada tahun 1912 pasar modal di Indonesia mengalami
pasaug surut dalam perkembangannya tetapi kegiatan pasar modal Indonesia
resmi dimulai pada tahun 1997 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong
menerbitkan ウ。ィセュョケZゥ@ di Bursa Efek Jakarta yang kini Bursa Efek Indonesia
(BEi). Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa
dilepaskan, tetapi pengaruh yang nampak nyata temyata berasal dari berbagai
kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah membentuk BAPEPAM (Badan
Pengawas Pasar Modal) dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI nomor
503/KMK.01/1997, BAPEPAM berfungsi sebagai pembina, pengatur, dan
pengawas kegiatan pasar modal. Dengan dibentuknya BAPEPAM dan
dikeluarkannya beberapa deregulasi pemerintah pacia tahun 1987-1988 yang
berkaitan dengan pasar modal, aktivitas pasar modal menjadi meningkat. Hal
tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah perusahaan yang bergabung ke
dalam pasar modal, dan juga meningkatnya besar dana yang dihimpun.
Sejak Januari 1996, dalam rangka memberikan informasi yang lebih
lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia (BEl) mengelompokkan semua
saham yang tercatat di BEi ke dalam sembilan sektor yang didasarkan pada
dasar dan kimia, (4) perdagangan, (5) industri barang konsumsi, (6) properti
dan real estat, (7) transportasi dan infrastruktur, (8) keuangan, dan \9)
perdagangan, jasa, dan investasi.
Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan
datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung !Insur
risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang
penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor
yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi, paling tidak harus
mempertimbruigkan 2 (dua)hal, yaitu pendapatan yant diharapkan (expected
retun) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang
dilakukannya. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap altematif investasi,
tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya.
Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi,
deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan
dari inveslasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham
terdiri dari dividen dan capital gain. esanggupan suatu perusahaan untuk
membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentuntukan oleh fluktuasi harga
saham. Semakin besar risiko yang diambil maka semakin besar harapan return
yang akan diterima, sesuai dengan karakteristik saham yaitu high risk-high
return. Saham memberi kemungkinan untuk mendapatkan return yang tinggi,
Berkaitan dengan klasifikasi sembilan sektor di BEi, setiap sektor
tentu memiliki karakteristik tersendiri, termasuk di dalamnya return dan juga
risikonya. Pakpahan (2002) seperti yang dikutip Namora (2006) mengamati
profil-profil risiko yang terjadi di masing-mcsing industri dengan
menggunakan indeks harga saham sektoral (IHSS) yang dike!uarkan oleh BEI,
dan disimpulkan bahwa volatilitas return memiliki kesamaan pola di mana
pada awal terjadinya krisis ekonomi mempunyai volatilitas yang tinggi dan
kemudian diikuti dengan volatilitas yang makin rendah pada tahun 1999
;ampai dengan 2001. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sektor aneka
industri dan sektor perdagangan memiliki volatilitas return yang paling
rendah. Sedangkan sektor properti dan pertanian merupakan dua sektor yang
paling tinggi volatilitasnya.
Dengan memperhatikan hasil penelitian tersebut, sektor perdagangan
dan sektor properti - real estat merupakan dua sektor yang berbeda volatilitas
returnnya sehingga menarik untuk diamati. Volatilitas return diukur
menggunakan deviasi standar dari return saham atau menggunakan beta
saham. Semakin tinggi volatilitas return, maka saham akan semakin berisiko.
Dengan mengetahui return dan risiko suatu saham, investor dapat mengetahui
tingkat market performance saham tersebut. Market performance saham
adalah risk adjusted return. Market performance yang menggabungkan return
dan risiko dapat dijadikan acuan dalam menentukan saham mana yang
mempunyai kinerja yang baik. Selain menggunakan ukuran market
rasio-rasio dari laporan keuangan, ciapat pula dijadikan acuan t1ntuk meniiai
perusahaan. Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di
antaranya adalah leverdge, PER dan PB\/. Penelitian yang berkaitan dengan
pengukuran market performance dan karakteristik keuangan beberapa
perusahaan telah banyak di!akukan.
Namora (2006) dalam penelitiannya telah membandingkan market
performance dan karakteristik keuangan pada sektor aneka industri dengan
sektor properti dan real astate dengan periode penelitian dari tahun April 2005
- Maret 2006 dengan hasil bahwa Sharpe measure maupun excess return pada
kedua sektor tersebut mempenyai rnta - rata yang tidak berbeda, sedangkan
karakteristik keuangan (PER, PBV dan DER) baik secara parsial maupun
bersama-sama tidak mampu menjelaskan market performance pada kedua
saham sektor tersebut.
Dalam mengambil keputusannya, investor kerap kali juga dapat
menggunakan dan menganalisis laporan keuangan (financial statement) yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan mengalisisnya adalah untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut berdasarkan
laporan-laporan keuangannya. Ou dan Penman (1989) juga Lev dan
Thiagarajan (1993) seperti yang dikutip Namora (2006) melakukan penelitian
dengan menggunakan analisis dari laporan keuangan perusahaan,
menyimpulkan bahwa beberapa informasi dari laporan keuangan mampu
menjelaskan kinerja suatu saham. Sedangkan penelitian Yarnest (2002)
( EPS, EVA, ROE dan FL) secara bersama-sama (simultan) tidak rnempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Dari uraian-uraian di atas itulah, penelitian ini bermaksud
membandingkan market performance dan karakteristik keuangan perusahaan
sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan sektor properti - real estate.
Selanjutnya sektor perdagangan, jasa dan investasi disingkat penulisannya
menjadi sektor perdagangan sedangkan sektor properti - real estat disingkat
penulisannya meajadi sektor properti. Market performance yang digunakan
adalah ukura,. Sharpe (Sharpe's measure). Karakteristik keuangan yang
digunakan adalah PER, DER dan PBV.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar berlakang maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
I. Apakah ada perbedaan market performance yang diukur dengan Sharpe's
measure antara sektor perdagangan dan sektor properti;
2. Apakah ada perbedaan karakteristik keuangan yang diukur dengan
leverage, PER, dan PBV antara sektor perdagangan dan sektor properti;
3. Bagaimana pengaruh karakteristik keuangan yang diukur dengan leverage,
PER, dan PBV terhadap market performance;
4. Saham-saham mana saja yang lebih unggul atau kalah unggul
C. Tujuau dan Manfaat
Selain mencoba membandingkan kinerja keuangan antara sektor
perdagangan dengan sektor properti, penelitian ini juga membandingkan
karakteristik-karakteristik keuangan di antam kedua sektor industri tersebut.
Tujuan dari penelithn ini ada!ah sebagai berikut:
I. Untuk menganalisis perbedaan market performance sektor perdagangan
dan sektor properti.
2. Untuk menganalisis perbedaan karakteristik keuangan sektor perdagangan
dan sektor properti.
3. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik keuangan terhadap market
performance.
4. Untuk menganalisis saham yang lebih unggul atau kalah unggul
dibandingkan IHSG berdasarkan Sharpe's measure.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
I. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu atau mengaplikasikan berbagai teori yang telah
didapat pada perkuliahan terutama toeri-teori yang bersangkutan dengan
pasar modal dan akan memperkaya pengetahuan teoritis dan praktis
didalam mengevaluasi perusahaan go-publik terutama dilihat dari harga
saham serta karakteristik keuangan sehingga dapat membantu
2. Akademisi
Sebagai bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang sama
serta diharapkan dapat menambah wawasan yang berkaitan dengan kinerja
A. Investasi dan Jenisnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lnvestasi dalam arti luas, berarti mengorbankan dolar sekarang untuk
dolar pada masa depan, ada dua atribut berbeda yang me!ekat yaitu waktu dan
risiko (William F.Sharpe, 2005:1). Pac!a dasamya investasi merupakan
penundaan konsumsi atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini untuk
digunakan dalam produksi atau ditanam dalam bidang tertentu selama suatu
periode waktu, dengan tujuan memperoleh keuntungan yang akan ditcrima di
masa mendatang. Contohnya, seorang investor membeli saham pada saat ini
dengan perkiraan di masa yang akan datang akan memperoleh keuntungan
atau manfaat yang lebih besar melalui penerimaan dividen atau kenaikan
harga saham (capital gain). Keuntungan ini merupakan imbalan atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi, akibat ketidakpastian aliran dana
pada masa yang akan datang. Pemilik modal umumnya melakukan investasi
atas sejumlah dananya pada investasi nyata (real invesment) maupun investasi
keuangan (financial invesment).
lnvestasi pada real invesment dilakukan melalui barang modal yang
digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Real
invesment berupa tanah, mesin, bangunan, dan lain-lain. lnvestasi pada
financial invesment dilakukan dengan memiliki surat berharga (deposito,
secara langsung terhadap proses produksi, tetapi memiliki manfaat yang akan
diperoleh dengan memegang financial investment tersebut. Financial
invesment adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset dar!
penerbit surat berharga. lnvestasi dalam financial invesment dapat berupa
investasi langsung ataupun tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan rnembeli langsung aset keuangan dari suatu perusahaan, baik melalui
perantara ataupun tidak.
Dalam investasi langsung ada yang tidak dapat diperjual-belikan
seperti tat. mga:1, deposito, dan lain-lain. Namun ada pula yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang (T-bill), di pasar modal (obligasi, saham), atau
pasar turunan (opsi dan future). Aset di pasar uang ini risiko gagalnya kecil,
jatuh tempo pendek, dan likuiditas tinggi. Sedangkan aset di pasar modal
sebaliknya. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat berharga
dari perusahaan investasi yang memiliki portfolio aset keuangan
perusahaan-perusahaan lain.
Menurut Sharpe (2005: IO), pemilik modal harus melalui beberapa
tahapan proses untuk mencapai keputusan investasi yang terbaik.
Tahapan-tahapan tersebut adalah :
I. Menentukan Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar
kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi hams dinyatakan
baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko. Jumlah dana yang
samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko
pemodal. Dalam hal ini mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk
alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada
berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi
dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual atau
beberapa kelompok sekuritas, dan untuk mengidentifikasi
dignnakan dua filosofi berbeda, yaitu:
sekuritas
a. Untuk sekuritas yang mispriced (harga ter!alu tinggi atau terlalu
rendah) dapat dengan analisis teknikal atau analisis fundamental.
b. Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan
atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.
3. Membentuk Portofolio
Dari basil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset
yang akan dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana
yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tersebut. Dengan
demikian dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung dan terbentuk
portofolio yang menawarkan return maksimum dengan risiko tcrtentu atau
4. Merevisi Portofolio
Revisi atas portfolio berarti merubah portfolio dengan cara menambah atau
mengurangi saham dalam portfolio yang dianggap menarik atau tidak lagi
menarik.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik
dalam return yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap
portofolio benchmark atau pasar.
B. Risiko, Return, dan Hubungaunya
Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua
investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak
diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar
keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenamya akan
menyimpang dari yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan.
Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di
masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang
diperoleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan
dalam proses investasi.
Beberapa ウオュ「セイ@ risiko yang berkaitan dengan besar risiko investasi di
I. Ris:ko Suku Bunga
Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku
bunga, misalnya deposito akan naik. Ini dapat menarik minat investor
saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang akan
menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh karena itu perubahan
suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi karena adanya fluktuasi pasar (bull and bear market),
yang cenderung berpcngaruh secara sistematis terhadap semua
sekuritas.
3. Risiko Inflasi
Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian
setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi
tersebut.
4. Risiko Nilai Tukar
Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing
menjadi risiko dalam investasi.
5. Risiko Likuiditas
Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar risiko yang dihadapi
perusahaan.
6. Risiko Negara
Dari berbagai j;;nis risiko investasi yar.g dikemukakan di atas, terdapat
persamaan satu dengan lainaya, sehingga dapat dikelompokkan meajadi dua
jenis yaitu :
I. Systematic risk
Systematic risk disebut juga risiko pasar, karena berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Risiko ini terjadi
karena kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inftasi, resesi, tingkat
bunga pasar, dan lain lain. Systematic risk disebut juga undiversiftab/e risk
karer a risiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil melalui
pembentukan po1tofolio.
2. Unsystematic risk
Unsystemic risk merupakan risiko spesifik perusahaan, karena tergantung
dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystemic risk antara lain risiko
industri, financial leverage risk, operating leverage risk, dan Jain-lain.
Risiko ini dapat diminimalkan bahkan dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi investasi pada ban yak sekuritas (portofolio ), karena itu
disebut juga diversiftab/e risk. Sedangkan return dapat didefinisikan
sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu
investasi selama satu periode waktu, yang akan diperoleh di masa
mendatang. Return merupakan kompensasi atas risiko yang harus
Sumber-sumber return yang merupakan faktor motivasi bagi investor
dalam berinvestasi adalah dividen, yaitu pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi saham dan capital gain, yaitu perubahan harga
sekuritas bP,rupa kenaikan harga saham yang memberikan keuntungan bagi
investor. Mclalui investasi, investor b.:!rkeinginan untuk memperoleh
kcuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan
antara return dan risiko yang terkandung dalam suatu investasi.
Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin 「・セ。イ@
return yang diharapkan, maka semakln 「セウ。イ@ pula risiko yang harus
ditanggung. Dengan kata lain investor yang berharap mcmperoieh tingkat
keuntungan yang tinggi, berarti bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
Oleh karena itu tidak relevan mengharapkan keuntungan yang
sebesar-besarnya melalui investasi pada aset yang menawarkan return paling tinggi,
karena hams juga mempertimbangkan tingkat risiko yang hams ditanggung.
Risk/Return Tradeoff
law R•sk Htaher Rl5k
H1R:h Patert!tal Return
Standard Deviation セッイ@ Risk)
Garn bar 2.1 Risk-return trade off
C. Estimasi Risiko dan Return
Menurur Radcliffe (1997, 217-218) seperti yang dikutip Namora (2006),
beberapa ukuran statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu
risiko, di antara!lya adalBh :
I. Range
Range menunjukkan interval kem:.mgkinan return tertinggi dengan return
terendah. Perhitungannya di!akukan dengan cara mengurangi nilai real
reti.m tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka
interval. Kelemahan dalam m0nggunaka;:i cara ini adalah tidak dapat
menggambarkaP. kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara
kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara
kemungkinan terjadinya return tertinggi dengan return terendah. Dengan
kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan risiko
antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama
tidak berarti memiliki risiko yang sama.
2. Mean absolute deviation
Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara
return yang mungkin diterima dengan expected retum-nya. Meskipun cara
ini cukup rnasuk aka! untuk menunjukkan tingkat risiko suatu portofolio,
namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk
rnengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas.
Probability of negative return menunjukkan kemungklnan persentase
return yang berada di bawah nilai no!. Meskipun sangat mudah dilakukan,
namun pt0rhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara
menyeluruh aspekaspek dari suatu risiko.
4. Semivariance
Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari
return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka ini
tidak mencakup ketidakpastian ketika retJrn yang dihasilkan lebih besar
dari expectednya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat me!ihat
correlation antara return masing-masing saham.
5. Standard deviation
Standard deviation mengukur volatilitas dari return, cara ini sering
digunakan untuk mengukur risiko. Secara statistik metode standar deviasi
memiliki beberapa kelebihan diantaranya pengukurannya dilakukan
dengan cara menyebarkan return (memperhitungkan nilai yang terjadi di
atas dan di bawah expected return). Di samping itu standar deviasi juga
dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (ex
post standard deviation) atau dar! estimasi potensial returnnya (ex ante
standard deviation).
Dalam melakukan estimasi return, harus dibedakan antara return
realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspetasi (expected return)
mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data ィゥウエッイゥセ@ penting sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Rate of return saham yang
merupakan keuntungan dari capital gain dan dividen dalam periode tertentu
diperoleh dengan persamaan berikut :
R
=
(P, -P,_,)+D,
IP,_,
... (2.i)
Dimana:
R, Rate of return (return realisasi) saham pada bu Ian ke-t
P, Harga saham pada bulan ke-t
P,_, Harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke-t
D Dividen pada bulan ke-t
Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan tingkat
keuntungan yang diharapkan (expected return). Expected return sangat
mungkin berlainan dengan return yang diterima, karena adanya suatu
ketidakpastian. Perhitungan expected return dapat dilakukan dengan
menggunakan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata
aritmatik dinyatakan dalam persamaan berikut :
E(R,)
=
:t
セ@
...
(2.2)
;,,,1 n
Untuk metode rata-rata geometrik, persamaannya dinyatakan sebagai berikut:
E(R,) =
((!
+ R, XI+ R2 } ••••(!
+ R")]!' -
I ...(2.3)
Penggunaan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik
mengukur kinerja rata-rata selama satu periode, dan merupakan cara yang
bagus untak memperkirakan expected return pada pei'iode beikutnya.
Sedangkan perhitungan rata-rata geometrik diguilakan untuk mengukur
perubahan kekayaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya (multiple
periods).
Rata-rata geometrik mengukur tingkat pertumbuhan majemuk
(compound rate of growth) selama period<: yang ditentukan. Pengembalian
rata-rata geometri mengukur suku bunga majemuk dari pertumbuhan nilai
piisar portofolio awal selama periode ・セ。ャオ。ウゥL@ dengan asurnsi seluruh
distribusi kas di investasikan kernbali pada portofolio (Frank J. Fabozzi,
2002:780). Hal ini sering digunakan c!alarn investasi dan keuangan untuk
merefleksikan tingkat pertumbuhan (growth rate) yang konsisten (steady) dari
dana yang telah diinvestasikan selama periode-periode sebelumnya. Mengacu
kepada kedua metode perhitungan tersebut, rnaka rata-rata geometrik
merupakan metode perhitungan yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian
ini. Dengan kata lain, rata-rata aritmatik tidak digunakan.
D. Capital Aset Pricing Model
Capital asset pricing model (CAPM) di.pat digunakan untuk
menghitung besarnya risiko investasi dan return yang diisyaratkan (required
return). Model tersebut berdasarkan pada anggapan bahwa hanya systematic
risk yang merupakan risiko yang relevan. Kenyataan bahwa dalam setiap
Teori portofolio modem m;enunjukkan bahwa unsystematic risk dapat
dihilangkan melalui diversifikasi. Tetapi diversifikasi tetap tidak dapat
menyelesaikan masalah systematic risk, sehingga walaupun sebuah portofolio
エ・イセオウオョ@ dari semua saham yang ada, tetap tidak dapat menghilangkan
systemic risk. Sharpe merumuskan CAPM sebagai hubungan antara risiko dan
required rnturn ke dalam rumus sebagai berikut:
Di mana:
rf
l"a
=If+/3,fm
-rf)
...
(2.4)
=
Required return sekuritas aReturn dari risk-free asset
Beta dari sekuritas a
Expected market return
Equity market premium
Dalam CAPM, beta merupakan satu-satunya ukuran risiko yang
relevan dari saham. Beta mengukur volatilitas relatif dari saham, yaitu yang
ditunjukkan oleh seberapa besar harga saham tersebut naik atau turun,
dibandingkan dengan naik atau turunnya harga-harga saham di pasar secara
keseluruhan. Jika harga sebuah saham bergerak tepat mengikuti pasar, maka
nilai beta saham tersebut adalah 1. Sebuah saham dengan beta 1,5 akan naik
E.
Market PerformanceUntuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu saham (market
performance), ban yak metode yang dapat digunakan. Salah satu contoh dari
beberapa metode konvensional yang sering digunakan untuk menghitung
market perfom1ance adalah dengan menggunakan Sharpe's measure. Sharpe's
measure tersebut dalam perhit'lngannya berdasarkan pada konsep CAPM.
Sharpe's measure dikembangkan oleh William Sharpe dan seringjuga disebut
dengan reward-to-variability ratio.
Sharpe's measure merupakan ukuran kinerja yang berdasarkan risikc
(risk-adjusted performance) dari suatu investasi, yaitu dengan membagi
rata-rata excess return sampel terhadap standar deviasi return sampel. Sharpe's
measure dirumuskan sebagai berikut:
(r;,-
r1)
s
= ... (2.5)()' p
Di mana:
r, = Return rata-rata portofolio selama periode penelitian.
r 1 = Rata-rata risk free selama periode penelitian.
a,
= Standar deviasi portofolio selama periode penelitian.Sharpe's measure membagi excess return dengan standar deviasi dari
portofolic selama periode pengukuran. Standar deviasi merupakan risiko
fluktuasi yang dihasilkan karena bernbah-ubahnya return yang dihasilkan dari
sub periode berikutnya selama selurnh periode. Dalam teori portofolio, standar
market risk dan unsystematic risk. Dengan memperhitungkan risiko, maka
semakin tinggi nilai Sharpe's measure, semakin baik kinerja portofolio
tersebut, r.amun tanpa informasi lain tetap sulit bagi investor untuk
mengetahui apakah nilai Sharpe's measure 1,5 baik atau buruk. Oleh karena
itu perlu membanaingkannya dcngan portofolio lain sehingga baru 、セー。エ@ diketahui bagaimana risk- adjusted return relatif terhadap pilihan investasi
lain.
Di samping itu Sharpe's measure pada dasamya hanya menghasilkan
rm.king relatif kinerja portofolio, bukan ranking absolut, sehingga tidak dapat
dikatakan dengan pasti apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik
atau tidak. Oleh karena itu, sebagai benchmark akan digunakan Sharpe's·
measure dari IHSG. Dan untuk membedakan market performance antara
sektor perdagangan dan sektor properti digunakan statistik parametrik, yaitu
uj i beda dua rata-rata independent sa.npels.
F. Karakteristik Keuangan
Untuk menilai karakteristik keuangan suatu perusahaan, dapat
digunakan rasio-rasio keuangan, yaitu suatu nilai yang merupakan hasil bagi
dari dua ele:nen yang ada di laporan keuangan. Banyaknya rasio keuangan
yang dapat dibuat adalah sangat banyak, tetapi pada umumnya digunakan
beberapa rasio yang penting. Rasio-rasio tersebut dikelompok.kan ke dalam
enam kategori, yaitu liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio,
tidak semua kelompok rasio tersebut digunakan untuk menganalisis. Adapun
rasio dan karakteristik keuangan yang digunakan adalah :
I. Leverage Ratio
Financial leverage atau Debt-equity ratio (DER) merupakan salah
satu rasio dalam kelompok leverage ratio. Financial leverage
menjelaskan bagaimana suatu perusahaan melakukan pembiayaan
keuangan melalui penggunaan utang (<lebt). Banyaknya utang yang
digunakan oleh perusahaan mempunyai pengaruh positif dan juga negatif
terhadap nilai perusahaan dan biaya uodal. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan me:ninta
keuntungan yang semakin tinggi. DER dapat dihitung dengan rum us:
R . Total Hu tang
Debt to Equity atw
=
-Modal Sendiri
2. Market-based Ratio
Rasio yang digunakan da!am menilai pasar, di antaranya adalah
Price- Earning Ratio (PER) dan Price-Book Value (PBV) ratio. PER
merupakan rasio perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per
lembar saham pada periode yang sama. Rasio ini merupakan salah satu
variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga sebuah
saham.
Pr ice Earning Ratio Harga Saham
Menurut Rodoni (2005:75) Rasio PBV dapatjuga digunakan untuk
semua jenis perusahaan kerena nilai buku dapat menjadi ukuran yang
rasional untuk menilai perusahaan dan dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki sta11dar akuntansi
yang sama dalam suatu scktor imdustri, bahkan pengukuran ini dapat
diterapkan pada ー・イオウセィ。。ョ@ dengan pendapatan yang negatif atau bahkan
aliran kas yang negatif.
Rasio PB V dihitung de11gan membagi harga pasar per saham
dengan nilai buku perusahaan. rセウゥッ@ ini menunjukkan seberapa jauh suatu .··
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah
modal yang diinvestasikan. Semakin besar ras!o, semakin besar nilai pasar
(market value) dibandingkan nila! buku (book value).
Pr ice to Book Value Harga Saham
Nilai Buku Per Saham
G. Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas termasuk ke dalam salah satu langkah dalam proses
investasi. Analisis sekuritas meliputi penilaian terhadap sekuritas secara
individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk ke dalam kategori
luas aset keuangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak
pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat
dikategorikan ke dalam dua klasifikasi, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental. Dalam bentuk yang paling sederhana, analisis teknikal meliputi
depan untuk saharn perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu
dianalisis untuk menentukan tre11d utau pola pergerakan harga. Lalu harga
saham sekarang dianalisis untuk mengidentifikasi trend atau po la yang muncul
yang mirip dengan pola masa lalu. Pola sekarang yang cocok dengan masa
lalu diharapkan akan terulang kemba!i. Jadi dengan mengidentifikasi pola
yang m•Jncul, diharapkan dapat diramalkan dcngan tepat gerakan harga pada
masa depan untuk saham tersebut.
Dalam pengertian yang sederhana, analisis fundamental dimulai
dengan menaksir bahwa nilai sebenarnya (atau intrinsic) aset keuangan ;tu
sama dengan nilai sckarang (present value) dari semua aliran tunai yang
diharapkan diterima oleh pemi!ik aset itu. Jadi, analisis saham fundamentat'
berupaya meramalkan saat dan besarnya aliran tunai dan kemudian
mengkonversikan menjadi nilai sekarang (present value) dengan
menggunakan tingkat diskonto yang tepat. Lebih spesifik lagi, analis tidak
hanya harus memperkirakan tingkat diskonto saja, tetapi juga aliran dividen
dari suatu saham di masa depan, yang artinya meramalkan pendapatan per
lembar saham dan pembayaran dividen tunai (pay out ratio). Lebih jauh lagi,
tingkat diskonto harus diestimasi. Menurut Rodoni (2005:63) analisis
fundamental dilakukan untuk memperoleh nilai intrinsik ( intrinsic value )
suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini
(current market price).
Setelah nilai sesungguhnya (tme value) dari saham suatu pernsahaan
i ... - ,,,,. ... LLN⦅⦅NセLLᄋMMᄋMᄋᄋ@ MᄋMNMMセᄋセᄋMセセNLL@
I.
fl.::.
(;.y,A.t'\NUTAMA 1· UIN SYJ\HID JAKARTAtersebut dengan tujuan
オョMエオMォセュM・ャゥセ。ォ。ィ@
saham dihargai1
dengan tepat.Saham yang memiliki true value lebih rendah dari harga pasar disebut
overvalued atau overpriced. Saham yang true value-nya lebih tinggi dari harga
pasar disebut undervalued atau underpriced.
Besamya perbedaan antara true value Jengan harga pasar juga
merupakan informasi yang penting karena keyakinan pendapat seorang analis
bahwa harga saham tertentu tidak tepat. Analis fundamental percaya bahwa
kasus kesalahan dalam penentuan harga akan dikoreksi oleh pasar pada masa
depan, artinya harga saham yang undervalued akan mengalami kenaikan nilai
(appreciatioa) yang luar biasa, sedangkan harga saham yang overvalued akan
mengalami penurunan nilai (depreciation) yang luar biasa.
Analisis fundamental memberikan perhatian terhadap kinerja masa lalu
(historical petformance) dari ekonomi, industri, dan perusahaan. Analisis
fundamental merupakan metode penilaian harga saham yang menggunakan
financial analysis, dan economic analysis, untuk memperkirakan pergerakan
harga saham. Informasi fundamental yang digunakan untuk dianalisis meliputi
laporan-laporan keuangan perusahaan, dan informasi non-financial seperti
perkiraan pertumbuhan permintaan produk-produk yang bersaing,
perbandingan industri, analisis terhadap pengaruh perubahan peraturan
(regu/asi) dan perubahan demografi, serta perubahan ekonomi secara luas. Hal
ini umumnya berbeda sekali dengan analisis teknikal yang menganalisis
pergerakan harga sekuritas tanpa mengacu kepada faktor-faktor di luar pasar
Teori dasar dari analisis fundamental ini adalah bahwa untuk memperoleh
keunrungan (make money) dalam jangka panjang, seorang investor harus fokus
kepada perusahaan itu sendiri, bukan kepada pergerakan harga saham.
Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan analisis fundamental pada
umumnya meliputi :
l. Analisis terhadap situasi makro-ekonomi, biasanya meliputi
indikatorindikator ekonomi secara nasional maupun intemasional, seperti
tingkat pertumbuhan gross domestic product (GDP), inflasi, tingkat suku
bunga, nilai tukar mata uang, produktivitas, dan harga energi atau bahan
bakar minyak (BBM).
2. Analisis terhadap industri yang meliputi total sales, tingkat harga,
pcngaruh persaingan produk, kompetisi di luar negeri, dan keluar
masuknya competitor dalam industri.
3. Analisis perusahaan secara individual yang meliputi unit penjualan, harga,
produk baru, keuntungan, dan kemungkinan untuk melalukan utang dan
ekuitas baru.
Oalam ha! menilai market performance suatu saham, penelitirm ini
mengaitkannya dengan informasi yang berasal dari eksternal berupa
pergerakan IHSG dan internal pe1 usahaan berupa karakteristik keuangan.
Karakteristik ォセオ。ョァ。ョ@ tersebut berupa rasio-rasio keuangan yang bersumber
digenakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatar. analisis
fundamental.
H. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis
Saham-saham perusahaan yang digunakan da!am penelitian ini, yaitu
yang bergerak di sektor perdagangan dan properti, pasti memiliki karakteristik
yang tertentu, yang mungkin relatif sama atau sangat berbeda.
Karakteristik-karakteristik tersebut di antaranya meliputi return dan risiko, yang keduanya
merupakan komponen pengukur market performance. Pakpahan (2002) seperi
yang dikutip Namora (2006) meneliti profit risiko saharn pada berbagai sektor
industri, dan menyimpulkan bahwa sektoraneka industri dan perdagangan
memiliki risiko yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Sedangkan sektor properti merupakan sektor yang memiliki risiko terbesar
dibandingkan sektor-sektor lainnya. Dalarn pengukuran market performance
yang berdasarkan risiko (riskadjusted performace), semakin kecil risiko maka
semakin besar market performance tersebut dengan asumsi nilai return yang
tetap, dan demikian pula sebaliknya. Walaupun hasil penelitian Pakpahan
(2002) menunjukkan volatilitas return saham sektor properti lebih besar
daripada sektor perdagangan, namun Sharpe's measure kedua sektor tersebut
perlu diuji, mengingat nilai Sharpe's measure bukan terdiri dari volatilitas
Mer.gacu pada uraian-uraian di atas, maka dapat disusur. suatu
hipotesis bahwa sektor perdagangan memiliki Sharpe's measure yang berbeda
dibandingkan sektor properti.
Hipotesis satu : Sharpe's measure sektor perdagangan berbeda dibandingkan
Sharpe's measure sektor properti.
I. Perbedaan Karekteristik Keuangan
Dalam CAPM, required return tergantung hanya pada risiko yang
tidak terdiversifikasi (nondiversifiable risk) dari sebuah investasi.
Nondiversifiable risk yang ditanggung oleh pemegang saham dapat dibagi
me1tjadi dua bagian. Bagian utama dari nond1versifiable risk sering disebut
sebagai risiko bisnis (business risk) atau risiko operasi (operating risk).
Sedangkan bagian kedua dari nondiversifiab!e risk ada!ah risiko keuangan
(financial risk). Business risk merupakan risiko yang paling mendasar
dalam melakukan bisnis, tanpa terpengaruh pada bagaimana cara
perusahaan mengatur keuangannya. Business risk bersumber pada
bagaimana perusahaan melakukan operasi bisnisnya. Da!am beberapa
kasus, perusahaan tidak dapat mengontro! business risk yang mereka
mi!iki, karena business risk se!ain ditentukan oleh operating risk juga
dipengaruhi oleh karakteristik industri.
Operating risk yang terjadi pada industri yang berkarakteristik
industry. Defensive industry, dengan salah satu contoh produknya berupa
makanan, merupakan industri yang sedikit sekali dipengaruhi ol:!h faktor
resesi dan kesulitan ekonomi (economic adversity). Sedangkan cyclical
industry sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk
yang diha:.ilkan berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan
lama, misalnya kendaraan dan peralatan rumah tangga. Pada saat kondisi
perekonomian bagus, penjualan produk tersebut dapat meningkat beberapa
kali lipat. Sedangkan pada masa kernlitan ekonomi, biasanya pelanggan
menunda pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang
lama sebagai pengganti.Financial risk bersumber pada bagaimana
perusahaan mengatur keuruigannya, yang tercermin pada struktur modal
(capital structure) yang dimiliki.
Struktur modal mengandung pengertian pada bagaimana cara
perusahaan melakukan pengaturan keuangan melalui kombinasi dari
penggunaan utang dan ekuitas. Karakteristik keuangan yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu PER, DER, dan PBV merupakan rasio-rasio
yang nilainya tergantung pada risiko yang dihadapi oleh sektor
perdagangan dan sektor properti. Risiko yang dimaksud adalah systematic
risk (nondiversifiable risk) dan unsystematic risk (diversiable risk).
Sektor perdagangan dan sektor properti merupakan dua sektor
industri yang berbeda dalam ha! domain bisnisnya termasuk risiko yang
dimilikinya. Sehingga dari uraian tentang risiko di atas maka dapat
Hipotesis dua : Sektor perdagangan memiliki DER yang berbeda dengan
sektor properti.
Dengan memperhatikan pada produk yang dihasilkannya,
perusahaan-perusahaan yang エ・イュ。ウオセ@ ke dalam sektor pre>perti pada
umumnya dapat dikategorikan ke dalam cyclical industry. Akibatnya
sektor properti sangat peka terhadap faktor perekonomian, di mana suatu
saat penjualan produk properti akan tinggi, dan di waktu yang lain
penjualan produknya akan mcnurun dipcngaruhi kondisi pcrekonomian.
Sektor perdagangan terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan
menghasilkan produk yang berbeda-beda pula, misalnya produk barang
tekstil, sepatu dan otomotif serta komponennya.
Dengan demikian pada sektor tersebut ada beberapa perusahaan
yang termasuk ke dalam cyclical industy, dan ada pula yang termasuk ke
dalam defensive industry. Sehingga dapat dikatakan bahwa sektor
perdagangan dan sektor properti memiliki kepekaan yang berbeda.
Perbedaan kepekaan sektor perdagangan dihandingkan sektor properti
akan mengakibatkan perbedaan laba antara kedua sektor industri tersebut.
Harga suatu saham ditentukan arus kas yang diharapkan untuk waktu
mendatang. Analis saham akan memprediksi perbedaan arus kas yang
diharapkan berkaitan dengan perbedaan sektor industri. Sehingga dari
Hipotesis tiga · Sektor perdagangan memiliki PER yang berbeda
dengan sektor properti.
Hipotesis empat : Sektor perdagangan memiliki PBV yang berbeda
dengan SEktor properti.
2. Pengaruh leverage terhadap Shape's measure
Leverage merupakan financial risk yang dapat memberikan
pengaruh kepada besarnya required return suatu saham dan ni!Bi
perusahaan. Penggunaan i1tang akan meningkatkan nilai pcrusa'.caan
karena sifat dari biaya bunga yang berfungsi sebagai biaya untuk
mengurangi pajak (tax shield). Namun jika kewajiban membayar bungil ·
tidak terpenuhi maka perusahaan akan terancam kondisi keuangannya
(financial distress) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan.
Kondisi keuangan perusahaan yang terancam bangkrut cenderung
akan menutupi keuntungan dari penggunaan utang (static trade-off theory).
Kondisi financial distress dapat mengurangi laba perusahaan sebagai
akibat dari besarnya kewajiban bunga yang harus dibayarkan kepada
pemegang bond. Dalam hal terjadinya kemungkinan bangkrut berkaitan
dengan jumlah utang yang besar mempunyai dampak negatifterhadap nilai
perusahaan.
Hubungannya dengan excess return, leverage bermanfaat dalam
bentuk tax shield sehingga dapat menaikkan excess return. Namun jika
distress dan bankcruptcy cost sehingga dapat menurunkan excess return.
Penggunaan leverage akan menaikkan risiko perusahaan sehingga akan
menaikkan devia'i standar dari return, yang berarti akan menurunkan
Sharpe's measure. Dengan demikian leverage mempunyai pengaruh
tambahan (acljusted ・ヲヲ・セエIL@ yaitu pengaruh positif atau negatif terhadap
Sharpe's measure. Sehingga dapat disusun hipotesis sehagai berikut:
Hipotesis lima : Leverage mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's
measure.
3. Pengaruh PER dan PBV terhadap Sharpe's measure
Pendekatan yang biasa digunakan dalarn memilih saham adalah
pendekatan yang menggolongkan suatu saham sebagai growth stock atau
value stock. Saham-saham yang tergolong ke dalam growth stock.,
umumnya diharapkan mempunyai pertumbuhan nilai (harga) dan
keuntungan ysng !ebih tinggi dibandingkan saham lain.
Investor berharap agar growth stock mempunyai kinerja yang
bagus di masa mendatang, sehingga investor bersedia untuk membayar
beberapa kali lipat untuk itu. Contoh saham yang tergolong growth stock
saat ini di antaranya Microsoft, Cisco System dan Intel. Perusahaan yang
termasuk growth stock, umumnya tidak membagikan dividen, karena
perusahaan memilih untuk menggunakan laba yang ditahan (retained
Value stock umumnya mempunyai harga yang lebih rendah
dibandingkan saham-saham yang sejenis dalam industri yang sam11. Harga
yang lebih rendah tersebut merefleksikan reaksi investor terhadap
permasalahan-pennasalahan yang dihadapi perusahaan, seperti earning
yang mengecewakan, image negatif atau permasalahan h•Jkum yang
sedang dihadapi, yang semuanya itu berakibat diragukannya prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan yang masih baru dan
relatif belum diker.al oleh investor, termasuk ke dalam kelompok value
stock.
Ukuran utama yang biasanya digunakan :nendefinisikan growth
stock dan value stock adalah PER dan PBV. Growth stock umumnya·
memiliki PER dan PBV yang tinggi, yang artinya harga saham tersebut
relatif lebih tinggi dibandingkan nilai net asset perusahaan. Sebaliknya,
value stock mempunyai PER dan PBV yang rendah. Hubungannya dengan
harga saham, investor growth stock mempunyai risiko kerugian yang lebih
besar dibandingkan investor. value stock. Risiko ini dikarenakan harga
saham tersebut tinggi, dan dapat turun dengan tajam sehingga
menyebabkan kerugian yang besar.
Dari uraian di atas, yaitu tentang growth stock dan value stock,
maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis enam: PER mempunyai pengaruh terhadap Sharpe's measure.
i. Pcnelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Namora (2006) tentang
"Perbandingan Market Performance dan Karakteristik Keuangan
Perusahaan Sektor Aneka Industri dengan Sektnr ProperJi-Rea/ Estat"
dengan periode penelitian satu tahun yaitu dari April 2005 - maret 2006
dengan hasi! menunjukan bahwa rata-rata Sharpe's Measure untuk sektor
aneka industri yaitu -0,271816 relatif berbeda dengan rata-rata Sahrpe's
Measure untuk sektor properti yaitu -0,218668 yang artinya rata-rata Sharpe's
Measure aneka industri lebih kccil dibandingkan dengan rata-rata Sharpe's
Measure properti, tetapi setelah di uji beda dua rata-rata independent sampels
maka diperoleh basil t-hitung untuk Sharpe's Measure dengan equal variance
asummed adalah -0,926 dengan nilai -p 0,359 oleh karena itu nilai-p untuk uji
dua sisi 0,359>0,05, maka kedua rata-rata populasi adalah identik artinya
sektor aneka industri mempunyai rata-rata sama dengan sektor properti. dan
selanjutnya pengujian terhadap karakteristik keuangan (PER,PBV dan DER)
dari hasil pengujian dua rata-rata independent sampels diperoleh bahwa semua
variabel yang dijui (PER, DER dan PBV) mempunyai rata-rata yang sama
antara sektor aneka industri dengan sell:or properti. Dan juga penelitian
Namora menunjukan bahwa Variabel PER,PBV dan DER secara
bersama-sama maupun parsial tidak dapat menjelaskan Sharpe's Measure.
Njo Anastasia, dkk (2003) melakukan penelitian tentang "Analisis
Di BEf' Dari hasil penelitiannya diperoleh bahwa nilai F hitung lebih besar
dari nilai F tabel berarti masing-masing variabel i:Jebas
(ROA,ROE,PBV,DER,r) dan risiko sistematik secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham dengan Adjusted I<. Square 0,224 yang
artinya h:mya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan harga saham
kelompok properti. Namun secara parsial dengan uji - t hanya book value
yang berpengaruh secara signifikan pada level 5 %, sedangkan variabel bebas
lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham properti.
Silvia Anggraeni dan Tc:o Sugiharto (2004) dalam penellciannya
tentang "Analisis Z Skor Untuk Penilaian Kinetja Keuangan Ser/a
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Perdagangan Di BEf' ·
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
perdagangan dengan menggunakan analisis Z skor periode tahun 2001-2003
serta untuk mengctahui apakah kinerja keuangan menggunakan analisis Z skor
tersebut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perdagangan, Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penghitungan z skor
dibandingkan dengan standar yang ada untuk tahun 200 I diprediksi ada I 0
unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan yang sehat dan 6 unit
perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan sedangkan 4 unit
perusahaan lainnya mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Untuk tahun
2002 diprediksi ada & unit perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan
yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi akan mengalami kebangkrutan
sehat; sedangkan untuk tahun2003, diprediksi ada 7 unit perusahaan yang
mempunyai kinerja keuang2n yang sehat dan 7 unit perusahaan diprediksi
akan mengalami kebangkrutan sedangkan 6 unit perusahaan lainnya
mempunyai kinerja keuangan kurang sehat. Hasil penelitian ini juga