• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL DAN

GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH

M. IBNU WARDHANA 110522040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Masalah utama penelitian ini adalah kas perusahaan yang berfluktuasi pada tahun 2008 - 2011, serta persediaan dan laba usaha perusahaan yang berfluktuasi dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan secara empiris terhadap Profitabilitas Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replika terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan yang tergabung dalam sektor Tekstil dan Garmen selama periode 2008 sampai tahun 2011.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan yang tergabung dalam sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI, diperoleh 15 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis pengaruh antara Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) secara empiris terhadap Rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.

Model statistik yang digunakan adalah regresi berganda dan melakukan uji asumsi klasik. Lalu dilanjutkan dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan)

dengan tingkat signifikansinya ( α ) 5 %. Analisa data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 For Windows.

Hasil penelitian menggunakan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran kas (cash turn over) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dan variabel perputaran persediaan (inventory turn over) juga berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil pengujian dengan menggunakan uji F variabel cash turn over dan inventory turn over secara simultan memiliki hubungan terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.

(3)

ABSTRACT

The main problem of this study is that the company's cash fluctuate in 2008 - 2011 , as well as the company's inventory and operating income that fluctuates from year 2008 to 2011 . The purpose of this study to determine the effect of Cash and Inventory Turnover Turnover empirically on the profitability of Textile and Garment Company listed on the Indonesia Stock Exchange ( IDX ) . This research is a kind of causal research and is a replica of the previous studies with the study population is a company incorporated in the Textile and Garment sector during the period 2008 to 2011. . The sample selection method and purposive sampling of 19 companies belonging to the textile and garment sectors listed on the Stock Exchange , acquired 15 companies as the study sample . The data used are secondary data . This study analyzed the effect of Turnover Cash ( Cash Turn Over ) and the Inventory Turnover ( Inventory Turn Over ) empirically to Profitability in textile and garment companies listed on the Stock Exchange. . Statistical model used is multiple regression and to test the classical assumptions . Then proceed with the t test ( partial ) and F test ( simultaneously ) with a significance

level ( α ) of 5% . Analysis of the data using the statistical data processing software

SPSSaForaWindowsa17:00. .

The results using the t test showed that the partial variable cash flows (cash turnover ) significantly affect the variables ROA and inventory turns ( inventory turnover ) also have a significant effect on ROA . The test results by using the F test variable cash turnover and inventory turnover simultaneously having intercourse on Return On Assets ( ROA ) in the textile and garment companies listed on the Stock Exchange .

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsp yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kelemahan baik dari segi penulisan, tata bahasa maupun bentuk ilmiah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya sebagai penulis dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, Ac, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara.

2. Bapak Drs. Syafrudin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, Selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak, Selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

Ismail, MM, Ak, Selaku Sekretaris Jurusan Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Keulana Erwin S.E, MSi, Ak, selaku Dosen Pembimbing. 5. Bapak Drs. Syahrul Rambe MM, Ak, selaku Dosen Pembaca.

6. Keluarga penulis yang telah memberikan doa dan dorongan moril dan materil, yang tercinta M. Thamrin S.E dan Ibunda Dra.Ernawati.

Semoga Allah Swt, senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang telah diberikan. Amin-amin ya Rabbal Alamin.

Medan, Oktober 2013 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ………... vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ………. 7

1.4 Manfaat Penelitian……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas ……… 9

2.1.1 Net Profit Margin ……… 10

2.1.2 Return On Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA)………. 10

2.1.4 Return On Equity (ROE) ……… 12

2.2 Perputaran Kas (Cash turn Over) ……… 14

2.2.1 Pengertian Perputaran Kas ……… 14

2.2.2 Pengertian kas……… 15

(7)

2.3 Perputaran Persediaan ………. 20

2.3.1 Pengertian Persediaan……….. ………. 21

2.3.2 Penilaian Perputaran Persediaan………. 23

2.4 Analisa Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas ……… 24

2.4.1 Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan ……… 24

2.5 Peneliti Terdahulu……… 25

2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ………. 29

2.6.1 Kerangka Konseptual ……….. 29

2.6.2 Hipotesis ………. 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional…… 33

3.1.1 ROA (Y) ………... 33

3.1.2 Perputaran Kas ……… 34

3.1.3 Perputaran Persediaan………. 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………... 35

3.3 Jenis Penelitian ……….. 35

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 35

3.5 Jenis dan Sumber Data ……… 37

3.6 Metode dan Pengumpulan data ………. 38

3.7 Metode Analisis Data ………. 38\

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ……… 45

4.2 Hasil Penelitian ……… 60

(8)

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ……….. 60

4.2.2.1 Uji Normalitas ……… 60

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF ……… 62

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 70

5.2 Saran ……… 71

DAFTAR PUSTAKA ………. 73

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 36

Tabel 3.1 Populasi dan Sample Penelitian ……… 44

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Retail ……….. 51

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ……… 57

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ………. 57

Table 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ……… 59

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi……… 60

Tabel 4.7 Hasil Uji-F ……… 60

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Data Variabel Current Ratio(CR)……….. 74

Lampiran ii Data Variabel Working Capital Turnover(WCT)…… 74

Lampiran iii Data Variabel Growth……….. 75

Lampiran iv Data Variabel Leverage………... 75

Lampiran v Data Variabel Return On Asset (ROA)………. 76

(12)

ABSTRAK

Masalah utama penelitian ini adalah kas perusahaan yang berfluktuasi pada tahun 2008 - 2011, serta persediaan dan laba usaha perusahaan yang berfluktuasi dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan secara empiris terhadap Profitabilitas Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replika terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan yang tergabung dalam sektor Tekstil dan Garmen selama periode 2008 sampai tahun 2011.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 19 perusahaan yang tergabung dalam sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI, diperoleh 15 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis pengaruh antara Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) secara empiris terhadap Rentabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.

Model statistik yang digunakan adalah regresi berganda dan melakukan uji asumsi klasik. Lalu dilanjutkan dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan)

dengan tingkat signifikansinya ( α ) 5 %. Analisa data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00 For Windows.

Hasil penelitian menggunakan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran kas (cash turn over) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dan variabel perputaran persediaan (inventory turn over) juga berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil pengujian dengan menggunakan uji F variabel cash turn over dan inventory turn over secara simultan memiliki hubungan terhadap Return On Assets (ROA) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI.

(13)

ABSTRACT

The main problem of this study is that the company's cash fluctuate in 2008 - 2011 , as well as the company's inventory and operating income that fluctuates from year 2008 to 2011 . The purpose of this study to determine the effect of Cash and Inventory Turnover Turnover empirically on the profitability of Textile and Garment Company listed on the Indonesia Stock Exchange ( IDX ) . This research is a kind of causal research and is a replica of the previous studies with the study population is a company incorporated in the Textile and Garment sector during the period 2008 to 2011. . The sample selection method and purposive sampling of 19 companies belonging to the textile and garment sectors listed on the Stock Exchange , acquired 15 companies as the study sample . The data used are secondary data . This study analyzed the effect of Turnover Cash ( Cash Turn Over ) and the Inventory Turnover ( Inventory Turn Over ) empirically to Profitability in textile and garment companies listed on the Stock Exchange. . Statistical model used is multiple regression and to test the classical assumptions . Then proceed with the t test ( partial ) and F test ( simultaneously ) with a significance

level ( α ) of 5% . Analysis of the data using the statistical data processing software

SPSSaForaWindowsa17:00. .

The results using the t test showed that the partial variable cash flows (cash turnover ) significantly affect the variables ROA and inventory turns ( inventory turnover ) also have a significant effect on ROA . The test results by using the F test variable cash turnover and inventory turnover simultaneously having intercourse on Return On Assets ( ROA ) in the textile and garment companies listed on the Stock Exchange .

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan operasional perusahaan, dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Besar atau kecilnya laba yang dihasilkan perusahaan tergantung kepada kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin baik pengelolaan aktiva yang dimiliki, maka akan semakin optimal laba yang akan dihasilkan oeh perusahaan.

(15)

produk-produk dalam negeri kalah bersaing dari segi kualitas maupun kuantitas dengan produk impor, meningkatnya harga bahan bakuyang disebabkan terbatasnya ketersediaan dari bahan baku tersebut atau faktor-faktor lain seperti meningkatnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku, dan kondisi permesinan di parbrik-pabrik yang umumnya sudah tergolong tua, hal ini biasanya disebabkan pengelola pabrik yang cenderung merasa bahwa mesin-mesin tersebut masih bisa dipergunakan padahal umur dari mesin tersebut telah habis.

Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh laba yang diperolehnya. Jika perusahaan terus merugi dalam menjalankan usahanya, akan menyebabkan perusahaan bangkrut dan artinya perusahaan tidak mampu bertahan hidup. Akan tetapi, apabila perusahaan mampu memperoleh laba bersih yang tinggi maka perusahaan akan tetap bertahan dan mengembangkan perusahaannya. Laba bersih yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari tingkat rentabilitas perusahaan tersebut

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut (rentabilitas) atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba, menurut Munawir (2004, hal 86). Akan tetapi, bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah lebih penting dari masalah laba saja, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut itu telah dapat bekerja dengan efisien.

(16)

perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik profitabilitas maksimal dari pada laba maksimal.

Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Untuk memaksimalkan masing-masing faktor, diperlukan adanya manajemen aset, manajemen biaya dan manajemen hutang.

Husna dan Pudjiastuti (2004 : 34) menyatakan kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan perusahaan. Selain kas, komponen lainnya adalah persediaan yang juga merupakan komponen utama dari modal kerja, karena jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan, jenis persediaan yang ada dalam perusahaan akan tergantung dari jenis perusahaan. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari sebuah perusahaan dapat diukur dari tingkat perputarannya.

Berdasarkan konsep diatas, maka dalam penelitian ini variabel perputaran kas dan perputaran persediaan akan dipergunakan sebagai variabel – variabel bebas yang berpengaruh terhadap profitabilitas.

(17)

Hubungan perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas yaitu, bahwa perputaran persediaan cukup penting karena persediaan merupakan pos aktiva lancar yang cukup besar nilainya. Kekurangan tau kelebihan persediaan merupaka gejala yang kurang baik. Pengelolaan persediaan yang baik dalam perusahaan dapat mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan. Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba perusahaan. Peningkatan volume penjualan persediaan dapat dilakukan dengan adanya penjualan kredit. Posisi piutang perusahaan dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang. Pengelolaan dan kebijakan dalam mengumpulkan piutang dikatakan baik bila modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang semakin tinggi perputarannya. Perusahaan dalam menjalankan proses produksi dan proses operasional lainnya membutuhkan aktiva tetap. Perusahaan melakukan investasi pada aktiva tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan pada aktiva tersebut. Perolehan kembali dana atas investasi aktiva tetap akan lebih cepat apabila perusahaan mampu menentukan kesesuaian jumlah aktiva tetap yang dimiliki dan menilai efektivitasnya dalam menghasilkan penjualan.

(18)

untuk operasional perusahaan dalam menghasilkan laba (data didapat dari www.idx.co.id).

PT. Indorama Synthetic Tbk mengalami fluktuasi pada perputaran kas perusahaan. Tahun 2008 perputaran kas yaitu sebanyak 44,27 dan naik menjadi sebanyak 70,36 pada tahun 2009. Tahun 2010 perputaran kas perusahaan kembali turun menjadi 56,55. Dan tahun 2011 naik signifikan menjadi sebanyak 124,02 kali, sedangkan di tahun 2012 kemungkinan besar bisa naik secara signifikan mencapai 130,12 kali dari tahun sebelumnya(data didapat dari www.idx.co.id).

Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Tingkat perputaran kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang telah diinvestasikan pada aktiva. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

(19)

perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang (2008) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas dan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sipangkar (2009) menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali pengaruh perputaran persediaan dan perputaran kas, terhadap profitabilitas perusahaan dengan objek yang berbeda. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian.

Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting dari pada laba karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian tingkat profitabilitas memegang peranan yang penting. Perputaran kas dan perputaran persediaan yang cepat diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

(20)

1.2Perumusan Masalah

Adanya fenomena gap dan research gap yang telah diuraikan sebelumnya merupakan alasan peneliti untuk melakukan penelitian tentang rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah perputaran kas (cash turn over) berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.

2. Apakah perputaran persediaaan (inventory turn over) berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.

3. Apakah perputaran kas (cash turn over) dan perputaran persediaaan (inventory turn over) berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penelitian yaitu :

a. Untuk menguji pengaruh perputaran kas (cash turn over) terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.

b. Untuk menguji pengaruh perputaran persediaan (inventory turn over) terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil dan garmen.

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna di waktu yang akan datang.

b. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan perusahaan pada periode selanjutnya.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aset dan pasiva dalam sutu periode. Profitabilitas dapat digunakan sebagai informasi bagi pemegang saham untuk melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar perubahan nilai atas saham yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar pokok dan bunga pinjaman bagi kreditor. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan jumlah laba setelah pajak dengan total aset.

2.1.1 Gross Profit Margin

Gross profit margin atau margin laba kotor digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan yang berasal dari penjualan setiap produknya. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

2.1.2 Net Profit Margin

(23)

Net profit margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan.

Jika margin laba kotor tidak terlalu banyak berubah sepanjang beberapa tahun tetapi margin laba bersihnya menurun selama periode waktu yang sama, maka hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya penjualan, umum, dan administrasi yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan penjualannya, atau adanya tarif pajak yang lebih tinggi. Di sisi lain, jika margin laba kotor turun, hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya untuk memproduksi barang meningkat jika dibandingkan dengan penjualannya.

2.1.3 Return On Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA)

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA atau yang sering disebut ROI diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva.

(24)

peruasahaan. Sebaliknya jika ROA negative menunjukkan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan/kerugian.

Menutur Munawir (2002 : 85) ROA memiliki beberapa manfaat yang antara lain :

1) Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh dan sensitive terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

2) Dapat diperbandingkan dengan rasio industry sehingga dapat diektahui posisi perusahaan terhadap industry. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.

3) Selain berguna untuk kepentingan control, analisis ROA jugsa berguna untuk kepentingan perencanaan.

Disamping itu manfaat ROA menurut Halim dan Supomo (2001 : 154) adalah :

1) Perhatian manajemen dititikberatkan pada maksimalisasi laba atas modal yang diinvestasikan.

2) ROA dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan divisinya. Selanjutnya dengan ROA akan menyajikan perbandingan berbagai macam prestasi antar divisi untuk menggunakan dalam memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan Return On Asset tersebut.

3) Analisa ROA dapat juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.

Menurut Halim dan Supomo (2001 : 155), ROA juga memiliki beberapa kelemahan seperti yang dijabarkan oleh berikut ini :

1) ROA lebih menitikberatkan pada maksimasi rasio laba dibandingkan jumlah absolute laba.

2) Manajer divisi enggan menambah investasi yang menghasilkan ROA rendah dalam jangka panjang.

3) Manajer divisi mungkin mengambil investasi yang menguntungkan divisinya dalam ajngka pendek tetapi dalam jangka panjang bertentangan dengan keputusan perusahaan.

(25)

2.1.4 Return On Equity (ROE)

Analisis ROE atau sering juga disebut dengan Return On Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering juga diterjemahkan sebagai rentabilitas modal sendiri.

Menurut Kasmir (2008 : 204), ROE adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dipihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan laba yang diperlukan untuk menghitung ROE yaitu laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (earning after tax/EAT).

Efek dari penambahan modal asing atau modal sendiri terhadap kinerja perusahaan dapat dijelaskan ssebagai berikut. Ditinjau dari kepentingan pemilik perusahaan, penambahan modal asing hanya dibenarkan kalau perusahaan tersebut mempunyai efek finansial yang menguntungkan terhadap modal sendiri. Penambahan modal asing hanya akan memberi efek menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of return dari tambahan modal asing tersebut lebih besar dari pada biaya modalnya. Sebaliknya penambahan modal asing akan memberikan efek yang merugikan terhadap modal sendiri apabila ROE dari tambahan modal asing tersebut lebih kecil dari pada biaya modal atau bunganya. Dengan demikian, bila sebuah perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk investasi, ia hanya dibenarkan untuk memilih sumber pendanaan modal asing (hutang) hanya jika tingkat pengembalian dari tingkat investasinya yang dibiayai dengan hutang tersebut lebih tinggi dari pada biaya modal asing (biaya modal hutang). Bila terjadi keadaan sebaliknya maka seharusnya dipilih sumber pendanaan modal sendiri (menerbitkan saham atau tambahan modal dari pemiliknya).

(26)

ROE =

Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan seringkali digunakan untuk membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. ROE yang tinggi seringkali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut telah memilih untuk meningkatkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari asumsi resiko keuangan yang berlebihan.

Menurut Munawir (2002 : 101), Analisis Rasio dari angka-angka rasio keuangan yang diperoleh dapat dianalisis dengan memperbandingkan angka rasio tersebut dengan :

1) Standar ratio rata-rata dari seluruh industri sejenis, dimana perusahaan yang memiliki data keuangan dianalisis untuk menjadi anggota dari industri tersebut.

2) Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan. 3) Rasio-rasio yang lalu (rasio historis) dari perusahaan yang bersangkutan. 4) Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan

pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/berhasil dalam usahanya. 2.2 Perputaran Kas (Cash Turn Over)

2.2.1 Pengertian perputaran kas (Cash turn over)

(27)

semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan.

Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan. Makin tinggi tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan. Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.

Menurut Bambang Riyanto (2001 : 95) “Perputaran kas (cash turnover) adalah perbandingan antara penjualan (sales) dengan jumlah kas rata-rata”. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja.

Perputaran kas = Penjualan

(28)

2.2.2 Pengertian kas (Cash)

Menurut Munawir (2004 : 14) ”Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan.”

Seperti yang dikemukakan oleh M. Nafarin (2007 : 308) bahwa jumlah kas relatif kecil akan mempertinggi putaran kas dan meningkatkan rentabilitas (kemampuan memperoleh laba), tetapi dengan kas yang kurang (terlalu kecil) dapat mengganggu kemampuan membayar (tidak likuid) sewaktu ada tagihan, yang pada akhirnya juga akan mengganggu profitabilitas.

Kas merupakan komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi operasi perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas.

Menurut Sutrisno (2009 : 68) ada 3 alasan (motif) perusahaan atau unit ekonomi lainnya untuk menyimpan kas, antara lain :

(29)

Berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai untuk keperluan realisasi dari berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (regular) maupun yang tidak rutin. Seperti pembayaran upah, pembayaran hutang, pembelian bahan, dan pembayaran-pembayaran tunai lainnya baik yang dibayar dengan uang tunai maupun dengan cek .

2) Motif berjaga-jaga ( precautionary motive )

Berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kebutuhan-kebutuhan yang bersifat mendadak. Pada perusahaan motif berjaga-jaga ini bias dilihat dari saldo kas minimum yang ditetapkan. Besarnya saldo kas minimum yang ditentukan sebagai indicator penyimpangan aliran kas yang dianggarkan. Penerimaan dan pengeluaran diperusahaan biasanya diprediksi melalui anggaran kas atau cash budget. Apabila antara penerimaan dan pengeluaran bias diprediksi dengan tepat, maka kebutuhan kas yang bersifat mendadak bias ditentukan sekecil mungkin berarti saldo kas minimum kecil tetapi bila prediksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak bias di prediksi dengan akurat, maka membutuhkan saldo kas minimum yang besar karena kemungkinan kebutuhan kas mendadak sangat besar.

(30)

1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat.

3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga”. Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari beberapa hal, yaitu :

1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas

2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3) Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang, obligasi, utang hipotik, atau hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga karena adanya penjualan dan sebagainya.

(31)

Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

1) Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.

2) Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3) Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun jangka panjang.

4) Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi dan adanya persekot-persekot niaga maupun persekot pembelian.

5) Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pembayaran pajak,denda-denda dan sebagainya.

2.2.3 Penilaian perputaran kas (Cash turn over)

(32)

kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Cash Turnover atau perputaran kas yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan dengan kas rata-rata. Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang ditanggung menjadi besar. Besarnya laba yang diterima perusahaan akan membuat tingkat profitabilitas ekonomi menjadi tinggi. Dengan demikian, tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat profitabilitas ekonomi. Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan tekstil dan garmen.

2.3 Peputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Menurut Munawir (2004 : 77), turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada profitabilitas perusahaan.

(33)

Semakin besar rasio ini maka baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat “.

Menurut Munawir (2004 : 77), turn over persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun denagn turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada profitabilitas perusahaan.

2.3.1 Pengertian persediaan (Inventory)

Setiap perusahaan yang bergerak dibidang industri dan perdagangan tentunya memiliki persediaan. Persediaan merupakan komponen terpenting dalam perusahaan. Untuk itu maka perlu diketahui terlebih dahulu segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan.

(34)

Persediaan secara umum dapat ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang baik usaha grosir maupun retail. Persediaan didefenisikan secara berbeda oleh beberapa ahli, oleh karena itu, perlu kiranya memperhatikan beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli sehingga memberikan defenisi yang jelas tentang persediaan.

Menurut Munawir (2004 : 14), “persediaan untuk perusahaan dagang adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual. Sedangkan untuk perusahaan manufactur (yang memproduksi barang) maka persediaan yang dimilik meliputi :

1) Persediaan bahan mentah. 2) Persediaan barang dalam proses. 3) Persediaan barang jadi”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 142) : “ Persediaan adalah aktiva :

1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2) Dalam proses produksi atau dalam perjalanan

3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.

(35)

baku, barang dalam proses, dan barang jadi sedangkan dalam perusahaan dagang persediaan hanya berupa barang dagang.

Persediaan diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen setiap waktu. Karena persediaan merupakan unsur terbesar dalam aktiva dan berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan, terutama dalam perusahaan industri jika tidak tersedia salah satu jenis persediaan maka proses produksi akan terganggu. Bagi perusahaan dagang persediaan harus cepat terjual, karena jika tidak cepat terjual akan mengurang laba baik karena persediaan yang terlalu tinggi juga ada kemungkinan barang menjadi rusak. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan perputaran persediaan untuk mendapatkan laba yang maksimal.

2.3.2 Penilaian perputaran persediaan (Inventory turn over)

(36)

2.4 Analisa Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini mencakup rasio-rasio keuangan yang telah disebutkan diatas.

2.4.1 Pengaruh Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (InventoryTurn Over) terhadap Rentabilitas.

Menurut Lukman Syamsuddin (2002 : 236) : “Semakin besar cash turnover, semakin sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.”. Dengan adanya perputaran kas yang maksimal, kebutuhan akan kas dalam operasi perusahaan menjadi lebih sedikit. Sisa dari jumlah kas ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan ke dalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat menghasilkan profit sehingga dapat memaksimalkan profitabilitas perusahaan.

Apabila semakin cepat perputaran kas maka akan dapat menimbulkan keuntungan yang maksimal. Hal itu dapat disebabkan karena kas yang berputar dengan cepat dalam satu periode dan akan mengakibatkan tingkat penjualan yang tinggi maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

(37)

tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.

2.5 Peneliti Terdahulu

(38)
[image:38.595.113.528.157.743.2]

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 O.I Falope dan O.T Ajilore (2009:1-20), manajeman modal

kerja dan profitabilitas

perusahaan

Dependen : ROA Independen : ACP, ITID,APP,CCC,size,

Growth, Leverage,GDPGR

Panel Data ACP, ITID, APP, CCC berpengaruh negative

signifikan terhadap ROA. Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Firm sixe berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan growth

berpengaruh positif terhadap ROA. 2 Abdul Reheman dan

Mohamed Nasr (2007:1-117) manajemen modal kerja dan profitabilitas pada perusahaan di Pakistan

Dependen : ROA Independen: ACP,

ITID, APP, CCC, CR, DR, Firm size

(LOS), FATA

Regresi dan korelasi

Komponen modal kerja, CR dan DR berpengaruh

negative signifikan terhadap ROA. Firm size

berpengaruh positif terhadap ROA.

3 F Samigloglu dan K Demirgunes

(2008:1-127), analisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap

profitabilitas perusahaan di BEJ

Dependen : ROA Independen : ACRP,

INVP, CCC, Size, Growth, Leverage,

Fix

Regresi ACRP dan INVP berpengaruh negative signifikan terhadap ROA. Leverage memiliki pengaruh negative signifikan terhadap ROA. 4 Dani (2003:1-118),

pengaruh likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja

terhadap profitabilitas.

Dependen : ROA Independen : CR, DER, dan WCT

Regresi Berganda

CR dan WCT berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. DER berpengaruh

(39)

5 Estiningsih (2005:1-122), pengaruh kebijakan modal kerja terhadap ROA.

Dependen : ROA Independen : pembelanjaan modal

kerja, CR dan WCT

Regresi Pembelanjaan modal kerja, CR dan WCT berpengaruh positif signifikan terhadap

ROA.

Rahcman dan Nasr (2007 : 1 – 117) meneliti tentang manajemen modal kerja dan profitabilitas pada perusahaan Pakistan yang terdaftar di Bursa Efek Karachi selama 6 tahun pada periode 1999-2004. Penelitian ini menggunakan analisis regeresi dan korelasi. Rasio hutang, ukuran perusahaan (diukur dari segi logaritma alami penjualan) dan aset keuntungan terhadap total aktiva telah digunakan sebagai variable control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negative yang kuat antara variable manajemen modal kerja dan profitabilitas perusahaan. Ini berarti jika siklus konversi kas meningkat maka akan mengakibatkan penurunan profitabilitas perusahaan, sehingga manajer dapat menciptakan nilai positif bagi pemegang saham dengan mengurangi siklus konversi kas meningkat maka akan mengakibatkan penurunan profitabilitas perusahaan, sehingga manajer dapat menciptakan nilai positif bagi pemegang saham dengan mengurangi siklus konversi kas mungkin ke tingkat minimum. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan negative signifikan antara likuiditas dan profitabilitas. Ada juga hubungan negative yang signifikan antara hutang yang digunakan oleh perusahaan dan profitabilitas.

(40)

memiliki pengaruh negative terhadap ROA. Namun CCC, size dan fix tidak berpengaruh signifian terhadap ROA.

Dani (2003 : 1-118) melakukan penelitian tentang pengaruh likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas (studi kasus pada PT Modern Toolsindo Bekasi). Rasio keuangan yang digunakan adalah current ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Working Capital Turnover (WCT) dan ROA. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Menggunakan 1 sample perusahaan dengan menganalisis neraca dan laporan laba rugi tahun 1997-2002. Dalam penelitiannya Dani (2003) menggunakan analisis regresi linier berganda yang hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan faktor likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas PT Modern Toolsindo. Sedangkan secara parsial hanya variabel leverage yang tidak berpengaruh positif terhadap variabel profitabilitas.

Estiningsih (2005 : 1-122) meneliti mengenai pengaruh kebijakan modal kerja terhadap ROA pada perusahaan tekstil yang go public di BES. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa variabel pembelanjaan modal kerja, current ratio, dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang pofitif terhadap ROA. Berdasarkan uji-t, maka variabel yang paling signifikan mempengaruhi perubahan. ROA adalah perputaran modal kerja, yaitu sebesar 70,83%.

2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.6.1 Kerangka Konseptual

(41)

dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini adalah berasal dari aktivitas penjualan. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.

(42)

Menurut Munawir (2004 : 77), turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun denagn turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.

Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen yang mengontrol modal yang ada dalam persediaan. Perputaran persediaan dihitung berdasarkan harga pokok penjualan, tetapi jika tidak diketahui dapat dihitung dari penjualan bersih. Dalam hal ini bila perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan rata-rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok. Sedangkan bila cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga jual.

(43)

.

[image:43.595.114.521.132.337.2]

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual 2.6.2 Hipotesis

Menurut Husein Umar (2008, hal 80) “Hipotesis adalah sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut belum final, dan masih harus dibuktikan kebenarannya”. Jelas sekali pernyataan diatas tersebut bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan terhadap suatu hal yang bersifat sementara dan harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.

H1 : Perputaran Kas (Cash Turn Over) berpengaruh terhadap Rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H2 : Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) berpengaruh terhadap Rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H3 : Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perputaran Kas (X1)

Perputaran Persediaan (X2)

Rentabilitas (Y)

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel terikat (dependen) dan dua variabel babas (independen). Variabel bebas tersebut adalah perputaran kas (cash turn over) dan perputaran persediaan (inventory turn over), sedangkan variabel terikatnya adalah ROA periode konversi. Adapun defenisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :

3.1.1 ROA (Y)

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada ROA atau yang sering disebut juga ROI diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA yang negative menunjukkan bahwa aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan/rugi. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset

3.1.2 Perputaran Kas (X1)

(45)

tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan.

Menurut Bambang Riyanto (2001 : 95) “Perputaran kas (cash turnover) adalah perbandingan antara penjualan (sales) dengan jumlah kas rata-rata”. Rumus perputaran kas sebagai berikut :

3.1.1 Perputaran Persediaan ( X2)

Menurut Munawir (2004 : 77), turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimilki oleh perusahaan, dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang menajdi tempat penelitian adalah perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008 – 2012. Peneliti menggunakan

Perputaran kas = Penjualan

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan

(46)

data melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu terkait. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2013 s.d Juli 2013.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan hubungan kausal. Menurut Rochaety (2009 : 17), “penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Hubungan kausal sigunakan untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya, menurut Sugiyono (2006 : 72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 – 2012 yaitu berjumlah 19 perusahaan.

3.4.2 Sampel Penelitian

(47)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008 – 2012.

b. Menerbitkan ringkasan laporan keuangan terutama neraca dan laba rugi periode tahun 2008 – 2012.

c. Data yang dimiliki oleh perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti.

[image:47.595.173.480.611.741.2]

Berdasarkan kriteria diatas didapat 15 sampel perusahaan tekstil dan garmen, dimana dari 19 populasi penelitian, terdapat empat perusahaan yaitu PT. Hanson International Tbk yang tidak menerbitkan laporan persediaan dan pendapatan pada tahun 2008 dan tahun 2009, PT. Nusantara Inti Corpora Tbk yang tidak menerbitkan laporan persediaan pada tahun 2008 serta PT. Unitex Tbk dan PT. Karwell Indonesia Tbk yang tidak menerbitkan ringkasan laporan keuangan untuk tahun 2008.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012

No PERUSAHAAN

KODE EMITEN

1 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX

2 PT. Apac Citra Centretex Tbk MYTX

(48)

4 PT. Asia Pacific Fibers Tbk POLY 5 PT. Centex (Prefered Stock) Tbk CNTX

6 PT. Eratex Djaja Tbk ERTX

7 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI

8 PT. Indorama Synthetic Tbk INDR

9 PT. Pan Brothers Tbk PBRX

10 PT. Panasia Filament Inti Tbk PAFI

11 PT. Panasia Indosyntec Tbk HDTX

12 PT. Sunson Textile Mnufacture SSTM

13 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG

14 PT. Delta Dunia Makmur Tbk DOID 15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

3.5 Jenis dan Sumber Data

[image:48.595.173.481.110.425.2]
(49)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dengan mengunduh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.7 Metode Analisis Data

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam regresi merupakan penaksir kolinear tak bias terbaik. Untuk memperoleh persamaan yang paling tepat digunakan parameter regresi yang dicari dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Metode regresi OLS akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan Beast Linear Unbiased Estimation (BLUE). Oleh karena itu diperlukan adanya uji asumsi klasik terhadap model yang telah diformulasikan, yang mencakup pengujian normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

(50)

Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinieritas di antara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model, artinya antara variabel independen yang terdapat dalam model tidak memiliki hubungan yang sempurna (koefesien tinggi atau bahkan satu). apabila hal ini terjadi berarti antara variabel bebas itu sendiri saling berkorelasi, sehingga dalam hal ini sulit diketahui variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat.

Menurut Salvatore (2005 : 178) multikolinieritas mengacu kepada situasi dimana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi mempunyai korelasi yang tinggi. Multikolinieritas yang serius terkadang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara sebagai berikut :

a. Memperluas ukuran sampel (mengumpulkan lebih banyak data) b. Menggunakan informasi sebelumnya

c. Melakukan transformasi terhadap hubungan fungsional

d. Membuang satu dari variabel yang memliki kolinear yang tinggi. 3. Uji Heteroskedastisitas

Masalah serius lainnya yang mungkin dihadapi dalam analisi regresi adalah heteroskedastisitas, hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varians dari faktor galat adalah konstan untuk semua nilai dari variabel bebas yang telah dipenuhi ( Salvatore, 2005 : 179).

(51)

berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot dengan dasar analisis :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedstisitas.

1. Analisis Regresi Berganda

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu perputaran kas dan perputaran persediaan serta satu variabel dependen yaitu rentabilitas yang mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga variabel tersebut.

Persamaan umum regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut :

Keterangan :

Y : Variabel dependen (rentabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio ROA).

(52)

β1,β2 : Angka atau arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X1 : Perputaran kas (cash turn over).

X2 : Perputaran persediaan (inventory turn over).

e : Tingkat kesalahan penggangu.

Nilai koefisien determinasi (R²) menunjukkan persentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Niai R² berbeda antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi variabel terikat atau merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan variabel bebas terhadap variabel terikat

2. Uji t-statistik (Uji Parsial)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai t-statistik hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Hipotesis untuk uji t :

t hit = 1 - r²

(53)

Ho : b1,b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara parsial antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan t-hitung dengan t-tabel.

Dengan ketentuan :

Menggunakan komputer (SPSS)

a. Jika nilai t dengan probabilitas korelasi yakni sig2-tailed < taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho ditolak, sehingga ada korelasi signifikan antara variabel x dan y dan Ha diterima.

b. Jika nilai t dengan probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed > taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho diterima, sehingga tidak ada korelasi signifikan antara variabel x dan y dan Ha ditolak.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Ho diterima apabila t-hitung (t*) ≤ t-tabel, pada α 5% b. Ha diterima apabila t hitung (t*) ≥ t-tabel, pada α 5%

3. Uji F-statistik (Uji Simultan)

(54)

Dengan Ketentuan :

Menggunakan komputer (SPSS)

a. Jika nilai F dengan probabilitas korelasi yakni sig2-tailed < taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho ditolak, sehingga ada korelasi signifikan antara variabel X1dan X2 dengan Y dan Ha diterima.

b. Jika nilai F dengan probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed > taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka Ho diterima, sehingga tidak ada korelasi signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan Y.

Hipotesis untuk uji F :

Ho : b1 = b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Ho diterima apabila F-hitung (t*) ≤ F-tabel, pada α 5% b. Ha diterima apabila F hitung (t*) ≥ F-tabel, pada α 5%

F hit = R2 / K

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Berdasarkan data dari Indonesia Capital Market Directory jumlah perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai 2011 tercatat sebanyak 25 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 15 perusahaan. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 data yang di dapat dari 15 x 4 (perkalian antara jumlah sampel dengan jumlah tahun dalam pengamatan).

Berikut ini adalah daftar nama perusahaan retail yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.2

Daftar Sampel Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011

No PERUSAHAAN

KODE EMITEN

1 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX

2 PT. Apac Citra Centretex Tbk MYTX

3 PT. Argo Pantes Tbk ARGO

4 PT. Asia Pacific Fibers Tbk POLY

5 PT. Centex (Prefered Stock) Tbk CNTX

(56)

7 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI

8 PT. Indorama Synthetic Tbk INDR

9 PT. Pan Brothers Tbk PBRX

10 PT. Panasia Filament Inti Tbk PAFI

11 PT. Panasia Indosyntec Tbk HDTX

12 PT. Sunson Textile Mnufacture SSTM

13 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG

14 PT. Delta Dunia Makmur Tbk DOID 15 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

1. Return On Assets (ROA)

Menurut Harahap (2010, hal. 305) Return On Assets (ROA) menggambarkan perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa terdapat fluktuasi terhadap Return On Assets (ROA) perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari rentang periode tahun 2008 hingga tahun 2011.

(57)

PT. Apac Citra Centretex Tbk, memperlihatkan ROA perusahaan turun sebesar 6,74 persen dari tahun 2008 ke tahun 2009, tetapi kembali naik sebesar 5,68 persen pada tahun 2010 menjadi 0.88 dari sebesar 0,83 pada tahun 2009. Dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi sebesar 1,04 atau naik sebesar 15,38 persen. Naik dan turunnya ROA pada perusahaan ini disebabkan oleh penjualan perusahaan yang terus mengalami kenaikan dari tahun 2009 sebesar 1.487,92 menjadi sebesar 1.918,26 pada tahun 2011 yang lalu. Kondisi seperti ini memperlihatkan laba perusahaan yang mengalami kenaikan dari rentang tahun 2008 hingga tahun 2011 dan kemungkinan besar juga akan mempengaruhi rentabilitas perusahaan.

Pada PT. Argo Pantes Tbk, ROA menurun dari tahun 2008 sebesar 0,63 menjadi sebesar 0,52 pada tahun 2009 dan turun kembali sebesar 0,47 pada tahun 2010. Tetapi pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,58. Penurunan ROA dari tahun 2008 ke 2010 pada perusahaan ini dipengaruhi oleh penjualan yang juga mengalami penurunan menjadi 754,96 di tahun 2009 dari sebesar 1.091,78 pada tahun 2008 dan aktiva perusahaan yang juga turun menjadi 1.461,06 pada tahun 2009 dari sebesar 1.724,24 pada tahun 2008. Kondisi ini memperlihatkan laba perusahaan yang turun di tahun 2009, dan tentu juga akan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan.

PT. Asia Pacific Fibers Tbk, ROA mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2008 sebesar 0,76 naik sebesar 32,74 persen di tahun 2010 menjadi sebesar 1,13, dan naik 25,16 persen di tahun 2011 menjadi 1,51. Peningkatan pada ROA perusahaan ini memperlihatkan tingkat kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui penjualan yang baik, dimana laba perusahaan terus meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2011.

Pada PT. Centex (Prefered stock) Tbk, ROA mengalami penurunan sebesar 17,24 persen pada tahun 2009 yaitu menjadi 0,72 dari sebesar 0,87 pada tahun 2008. Pada tahun

(58)

2010 ROA perusahaan naik menjadi 0,79 atau sebesar 8,86 persen, dan pada tahun 2011 kembali naik sebesar 28,83 persen menjadi 1,11.

PT. Eratex Djaja Tbk, mengalami fluktuasi ROA pada tahun 2008 sebesar 1,97 naik menjadi 2,53 di tahun 2009 atau sebesar 22,13 persen. Pada tahun 2010 kembali turun menjadi sebesar 2,02 atau turun sebesar 20,16 persen. Dan pada tahun 2009 ROA kembali turun sebesar 25,25 persen atau pada nilai 1,51. Hal ini memperlihatkan kondisi laba perusahaan yang berfluktuasi dari tahun 2008 - 2011 yang disebabkan oleh tingkat penjualan yang juga mengalami penurunan tetapi juga diikuti oleh penurunan pada aktiva perusahaan.

Pada PT. Ever Shine Textile Industry Tbk, ROA perusahaan turun sebesar 2,80 persen pada tahun 2008 ke tahun 2009 dari 1,07 menjadi 1,04. Pada tahun 2010 naik menjadi 1,05 atau kenaikan sebesar 0,95 persen. Dan pada tahun 2011 ROA kembali naik menjadi 1,12 atau sebesar 6,25 persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh penjulan yang terus meningkat dari tahun 2008 – 2011.

Pada PT. Indorama Synthetic Tbk, ROA cenderung mengalami kenaikan pada tahun 2008 yaitu 0,91 dan meningkat menjadi 1,09 pada tahun 2010 atau sebesar 16,51 persen. Pada tahun 2011 kembali naik menjadi 1,16 atau sebesar 6,03 persen,. Hal ini dipengaruhi oleh penjulan perusahaan yang cenderung meningkat pada tahun 2011 yaitu 7.805,55 dari sebesar 6.064,26 pada tahun 2008. Kondisi ini berdampak pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal di tahun 2011.

(59)

dipengaruhi oleh penjualan dan aktiva perusahaan, dikarenakan akun tersebut mengalami kenaikan di tahun 2011.

PT. Panasia Filament Inti Tbk, mengalami penurunan ROA dari tahun 2008 yaitu 0,56 menjadi 0,53 di tahun 2009 atau turun sebesar 5,36 persen. Tahun 2010 ROA mengalami penurunan signifikan menjadi 0,08 atau sebesar 80,90 persen dan pada tahun 2011 kembali naik menjadi 0,30 atau sebesar 73,33 persen. Hal ini disebabkan oleh penjulan dan aktiva perusahaan yang cenderung menurun dari tahun 2008 hingga tahun 2010, dan dapat berdampak pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal dalam operasional perusahaan.

PT. Panasia Indosyntec Tbk, mengalami fluktuasi ROA di tahun 2008 yaitu 0,96 menjadi 0,86 di tahun 2009 atau turun sebesar 10,42 persen. Tahun 2010 ROA kembali turun menjadi 0,65 atau sebesar 24,42 persen, tetapi di tahun 2011 naik sebesar 35 persen atau menjadi 01,00. Kenaikan pada ROA perusahaan ini dipengaruhi oleh penjualan perusahaan yang naik di tahun 2011 yang lalu.

PT. Sunson Textile Manufacture Tbk, ROA mengalami fluktuasi dari tahun 2008 – 2011 dimana pada tahun 2008 ROA berada pada nilai 0,60 turun menjadi 0,49 di tahun 2009 atau sebesar 18,33 persen. Tahun 2010 ROA naik menjadi 0,51 atau sebesar 3,92 persen dan kembali turun sebesar 5,88 persen menjadi 0,48 di tahun 2011. Kondisi seperti ini tentu berdampak kepada laba perusahaan yang dihasilkan semakin menurun dari tahun 2009 hingga tahun 2011 yang lalu.

(60)

PT. Delta Dunia Makmur Tbk, ROA mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2008 sebesar 22,82 menjadi 0,97 atau turun sebesar 95,75 persen. Tahun 2010 turun menjadi 0,76 dan di tahun 2011 turun menjadi 0,63 atau sebesar 17,10 persen. Kondisi seperti ini dipengaruhi oleh fluktuasi yang terjadi pada aktiva perusahaan dari rentang tahun 2008 hingga tahun 2011.

PT. Ricky Putra Globalindo Tbk, ROA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 yaitu 0,76 naik menjadi 0,85 atau sebesar 10,59 persen. Tahun 2010 naik menjadi 0,95 atau sebesar 10,53 persen. Dan pada tahun 2011 menjadi naik sebesar 1,04 persen menjadi 0,96.

Kesimpulan dari analisa Return On Assets (ROA ) secara keseluruhan perusahaan yaitu kenaikan dan penurunan ROA diakibatkan oleh tingkat penjulan dan total aktiva perusahaan tersebut. Dan bila ditinjau dari sudut eksternal perusahaan ROA dipengaruhi oleh tingkat selera konsumen, kompetisi pasar dan nilai tukar mata uang.

2. Perputaran Kas (Cash Turn Over)

(61)

PT. Roda Viviatex Tbk menagalami fluktuasi yang signifikan pada perputaran kas. Tahun 2008 perputaran kas sebanyak 5,83 kali menurun menjadi 2,85 kali di tahun 2009. Tahun 2010 perputaran kas sebanyak 1,81 kali dan mengalami kenaikan signifikan di tahun 2011 menjadi 11,43 kali. Kenaikan ini dipengaruhi oleh fluktuasi pada penjualan dan kas perusahaan dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa kas pada perusahaan sudah dipergunakan secara optimal untuk operasional perusahaan dalam menghasilkan laba.

PT. Apac Citra Centretex Tbk mengalami kenaikan perputaran kas dari tahun 2008 – 2011. Pada tahun 2008 perputaran kas perusahaan sebanyak 37,75 kali per tahun dan naik menjadi 88,70 kali. Pada tahun 2010 perputaran kas kembali naik menjadi 132,50 kali, dan pada tahun 2011 naik signifikan menjadi 375,83 kali. Perputaran kas yang naik di tahun 2011 memperlihatkan bahwa kas dipergunakan dengan baik untuk operasional perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan, akan tetapi nilai kas yang rendah akan mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

PT. Argo Pantes Tbk mengalami penurunan perputaran kas. Tahun 2008 perputaran kas perusahaan sebanyak 65,94 kali menurun menjadi 54,12 di tahun 2009. Tahun 2010 kembali turun menjadi 31,89 kali dan di tahun 2011 turun menjadi 29,80 kali. Hal ini dipengaruhi oleh kas perusahaan yang tidak dipergunakan dengan baik yang dibiarkan menumpuk sehingga laba yang dihasilkan perusahaan tidak optimal.

(62)

50,69 dan tahun 2011 naik signifikan menjadi 178,89 kali. Kenaikan pada perputaran kas perusahaan ini dipengaruhi oleh kas perusahaan yang menurun di tahun 2011. Kas ini telah dipergunakan secara optimal oleh perusahaan dalam operasional perusahaannya.

PT. Centex (Prefered Stock) Tbk mengalami fluktuasi perputaran kas. Pada tahun 2008 perputaran kas perusahaan sebanyak 44,87 naik menjadi sebanyak 69,31 di tahun 2009. Pada tahun 2010 naik menjadi 86,15 dan turun signifkan pada tahun 2011 menjadi sebanyak 21,13 kali. Pe

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel  3.2
gambar dan sebagainya sehingga lebih informative jika digunakan oleh pihak lain”. Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

23 23 23 23 23 peta konsep peta konsep cerita dari dokumen dan benda koleksi sim ayah boneka mira piala bu santi foto rudi di taman mini pendahuluan.. 24 24 24

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penerimaan sebelum dan sesudah desentralisasi PBB menjadi PBB-P2 pada Pemerintah Kota Gorontalo Populasi dalam

Dengan mengamati teks, siswa dapat menemukan ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) yang menyatakan permasalahan di sekolah dengan tepat..

Dalam hal ini peneliti menggunakan faktor kualitas layanan dan Relationship marketing yang diduga dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan motor Yamaha di PT.. Cahya Persada

atas segala rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal'afiat pada Rapat Terbuka, Senat Akademik Universitas

U teoriji, bilo koje javno pitanje može biti locirano u oblasti koja obuhvata nepolitizovano (što znači da se država ne bavi tim pitanjem, te ono ni na koji način nije deo

impact on the bird flu outbreak, especially poultry sectors that use inputs in the production process. 2) Decline in the poultry sector productivity have a negative impact on

(Moleong, 2007), ”jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah jawaban atas pertanyaan penelitian yang ditujukan terhadap masalah yang telah dirumuskan dan