ANALISIS KONDISI KAWASAN LINDUNG KABUPATEN
LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HUDHAYFA HADI
NIM. 3113131033
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
dengan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini yang berjudul: Analisis Kondisi Kawasan Lindung Kabupaten Langkat
Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana bagi Mahasiswa S-1
Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami
rintangan, namun karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat
diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta stafnya.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan beserta stafnya.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing
Akademik yang selalu memberikan motivasi dan membimbing penulis selama
perkuliahan.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan.
5. Alm. Bapak Drs. Julismin, M.Pd dan Bapak M. Ridha S. Damanik, S.Pi, M.Sc
iv
bimbingan serta memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya selama
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd selaku dosen penguji skripsi terima kasih banyak atas
bimbingannya.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.
8. Bapak Hajat Siagian selaku administrasi di Jurusan Pendidikan Geografi yang
telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Terkhusus dan teristimewa terima kasih yang sebesar-besarnya buat Ayahanda
Syamsul Hadi dan Ibunda tercinta Pelita Hafrita, kakak tercinta Siti Sumayya,
Adik-adik tercinta (Thommy Fawwaz, Ilfa Ulaya, dan Rafiqah Hani) , dan
kerabat-kerabat dekat serta keluarga besar Wahab terkhusus untuk nenek
tercinta Maimunah, om dan bunda Ainul Mardhiyah, S.P, M.Si, Muslim
Simbolon, M.A, Lailan Rafiqah, S.Sos, M.A yang sepanjang waktu terus
memberikan do’a, dorongan, motivasi serta dukungan baik dalam segi materil maupun moril kepada penulis selama menjalankan perkuliahan hingga
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi khususnya
sahabat-sahabat di konsentrasi teknik yang selama ini saling membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini (Kak Arni, Ali, Lesta, Ika, Mery), teman terbaik
(Inda Purnama Sari, S.Pd, Ade Muslim Ramadhan, S.Pd, Parissa Filipin, S.Pd,
Yuliana, S.Pd, dan Eka Tresna Permata, S.Pd) dan khususnya kelas A Reguler
2011 terima kasih banyak telah membantu, memberi dorongan motivasi baik
dalam segi moril maupun materil bagi penulis dan mau mendengarkan keluh
v
11. Untuk yang tersayang Muhammad Firman Fadly, terima kasih atas semangat
yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas
kerjasamanya, bantuan, pengalaman dan motivasi selama ini.
12. Untuk sahabat-sahabat, Bayu, Gembong, Puput, Iqbal, Lika, Agung, Habib, dan
Safriani, terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerjasamanya, pengalaman dan
motivasi selama ini.
Akhir kata hanya do’a yang dapat penulis ucapkan kiranya mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga skripsi ini besar manfaatnya bagi
pembaca khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.
Medan, 6 April 2016
Hudhayfa Hadi
vi
ABSTRAK
Hudhayfa Hadi. Nim. 3113131033. Analisis Kondisi Kawasan Lindung di
Kabupaten Langkat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk menganalisis sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat. (2) Untuk menganalisis Kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Langkat.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Langkat tahun 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh kawasan lindung di Kabupaten Langkat. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak namun disertai oleh kriteria–kriteria tertentu yakni dengan mengambil titik kawasan lindung dan titik yang mudah dijangkau di Kabupaten langkat, yaitu permukiman, perkebunan, sawah, hutan, tambak, dan bakau. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, interpretasi, kerja lapangan dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Kawasan lindung yang ada di Kabupaten Langkat meliputi kawasan hutan lindung, kawasan hutan konservasi, kawasan rawan bencana alam, dan kawasan sempadan sungai. Kawasan hutan lindung dengan luas 9.268,58 ha atau 3,58% tersebar di daerah pesisir, kawasan hutan konservasi dengan luas 216.327,29 ha atau 83,59 % tersebar didaerah barat sampai selatan Kabupaten Langkat, kawasan rawan bencana alam dengan luas 32.821,67 ha atau 12,68% tersebar pada daerah sekitar sungai dan paling banyak terdapat pada daerah bagian timur Kabupaten Langkat, kawasan sempadan sungai dengan luas 347,15 ha atau 0,13 % dari luas Kabupaten Langkat dan tersebar didaerah pinggiran sungai yaitu 100 meter dari bibir sungai. (2) Penggunaan lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan pada kawasan lindung mencapai 13.481,65 ha atau 5,21% dari seluruh penggunaan lahan untuk kawasan lindung di Kabupaten Langkat, artinya seluruh penggunaan lahan kawasan lindung di Kabupaten Langkat masih ada banyak yang tidak sesuai dengan fungsi utama kawasannya. Tingkat akurasi/ketelitian citra Landsat 8 dalam dalam menganalisis perubahan kawasan lindung di Kabupaten Langkat sebesar 90,47%.
x
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1 Klasifikasi Penggunaan Lahan ... 13
Tabel 2 Matriks Evaluasi Penggunaan Lahan dan Fungsi Kawasan ... 30
Tabel 3 Jumlah Kelurahan di Kabupaten Langkat ... 34
Tabel 4 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Langkat ... 36
Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Per Kecamatan di Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 41
Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 42
Tabel 7 Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Langkat Tahun 2014 .... 44
Tabel 8 Luas Klasifikasi Kawasan Lindung di Kabupaten Langkat ... 46
Tabel 9 Bentuk Penggunaan Lahan di Kabupaten Langkat ... 57
Tabel 10 penggunaan Lahan Hasil Interpretasi di Kabupaten Langkat Tahun 2015... 58
Tabel 11 Matriks Penilaian Perbandingan Antara Penggunaan Lahan Eksisting di Kabupaten Langkat dengan Fungsi kawasan Lindung... 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir ... 24
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian... 32
Gambar 3 Peta Administrasi Kabupaten Langkat ... 35
Gambar 4 Diagram Perbandingan Luas Setiap Kecamatan di Kabupaten Langkat ... 37
Gambar 5 Diagram Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 43
Gambar 6 Peta Sebaran Kawasan Lindung di Kabupaten Langkat... 46
Gambar 7 Peta Landsat 8 Kabupaten Langkat ... 49
Gambar 8 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Langkat Tahun 2015 ... 50
Gambar 9 Penggunaan Lahan Permukiman/Lahan Terbangun di Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat... 51
Gambar 10 Penggunaan Lahan Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat ... 52
Gambar 11 Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat ... 53
Gambar 12 Penggunaan Lahan Semak Belukar/Hutan di Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat... 54
xii
Gambar 14 Penggunaan Lahan Bakau/Manggrove di Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat... 56
Gambar 15 Penggunaan Lahan Tambak di Kecamatan Pangkalan
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A..Kajian Teori ... 8
B. Penelitian Relevan... 19
C. Kerangka Berpikir ... 22
ix
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25
D. Alat dan Bahan ... 26
E. Teknik Pengumpulan Data... 28
F. Teknik Analis Data ... 29
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Fisik ... 33
B. Kondisi Non Fisik ... 40
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46
B. Pembahasan... 61
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69
B. Saran... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Uraian Halaman
1. Tabel Hasil Uji Lapangan... 76
2. Peta Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Kabupaten Langkat
Tahun 2015 ... 77
3. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Eksisting Kawasan Lindung
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha
yang memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara maksimal untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendapatan daerah tanpa meninggalkan
aspek konservasi. Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang
ciri-cirinya mencakup biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa lampau dan
masa kini sehingga berpengaruh atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa
yang akan datang. Oleh karena itu, bentuk penggunaan lahan dalam rangka
pembangunan wilayah harus dilakukan untuk mencapai optimalisasi dari sumber
daya lahan yang ada, agar tercapai tatanan yang lebih baik tanpa meninggalkan
keberlanjutan dari lingkungan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk yang semakin meningkat secara signifikan, mengakibatkan
berkembangnya kegiatan pembangunan yang dilakukan semakin pesat. Masalah
yang sering terjadi adalah terbatasnya lahan yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan lahan. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat
membuka lahan baru atau disebut dengan alih fungsi lahan yang tidak sesuai
dengan lahannya. Terbatasnya lahan membuat petani-petani terpaksa harus
membuka lahan pertanian di lahan marjinal.
Kondisi fisik lahan juga menentukan apakah lahan tersebut dapat dijadikan
2
pemanfataan lahan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan
mempertimbangkan aspek fisiknya, yang dibagi menjadi kawasan lindung dan
kawasan budidaya (SK Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 tentang
Penataan Ruang).
Pendekatan dan perhatian terhadap arahan fungsi pemanfaatan lahan
berdasarkan penilaian karakteristik lahan sebagai dasar dari penetapan dan
pengaturan penggunaan lahan sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat
membantu menjaga kualitas lingkungan, memaksimalkan potensi dan
pemanfaatan lahan ruang, serta dapat menjaga keberlanjutannya.
Arahan fungsi pemanfaatan lahan yang benar dapat menghindari
penyalahgunaan pemanfaatan lahan yang dapat merusak lingkungan. Meskipun
jika kita melihat kenyataan dari fakta dan isu permasalahan yang terjadi di
lapangan, masih banyak pelanggaran yang terjadi dalam pemanfaatan lahan atau
ruang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya isu global yang terjadi hampir di
seluruh dunia, yang menyatakan bahwa penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan peruntukannya telah menyebabkan banyaknya kerusakan hutan akibat alih
fungsi lahan yang tidak terkendali. Akibat yang muncul dari hal tersebut sangat
beragam seperti banjir dan tanah longsor.
Kabupaten Langkat dengan luas 626.329 Ha atau sekitar 8,74% dari luas
Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 7.168.000 Ha. Kondisi topografi yang
pada umumnya cenderung datar dan merupakan dataran rendah dengan variasi
ketinggian antara 4 – 105 meter di atas permukaan laut (Sumber: Kabupaten
Langkat Dalam Angka 2014). Kabupaten Langkat berbatasan langsung dengan
3
Kabupaten Deli Serdang di sebelah Timur, dan Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah
Alas di sebelah Barat.
Kabupaten Langkat merupakan salah satu akses lintas Sumatera menuju ke
daerah-daerah bagian utara. Tingkat laju kegiatan yang tinggi dapat
mengakibatkan wilayah Kabupaten Langkat memiliki lingkungan yang rentan
terhadap aktifitas yang dapat mempengaruhi kualitas lahan. Maraknya
pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Langkat juga mempengaruhi
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan arahan fungsi pemanfaatan lahan
yang nantinya akan mengakibatkan kondisi alam yang sangat rentan terhadap
perubahan lingkungan.
Kabupaten Dalam Angka 2014 menyebutkan sebagian besar lahan di
Kabupaten Langkat yaitu berupa kawasan hutan lindung seluas ± 266.232 ha,
kawasan penyangga seluas ± 7.600 ha, dan kawasan hutan bakau seluas ± 20.200
ha. Menurut Balai TNGL (Taman Nasional Gunung Leuser) sekitar 77 ha setiap
tahunnya kawasan lindung telah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya,
banyak perusahaan-perusahaan swasta yang ada dibalik rusaknya hutan di
Kabupaten Langkat dengan membangun dilahan marjinal yang peruntukannya
sebagai kawasan lindung, sehingga bukan saja merusak hutan, tetapi mengganggu
kegiatan warga dan bahkan mengancam ekosistem dan habitat satwa. Tidak
sedikit masyarakat yang mengeluh akibat kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan swasta tersebut karena dapat menghambat kegiatan sehari-hari
masyarakat di Kabupaten Langkat. Apalagi akibat dari kegiatan industri tersebut
4
itu, penting untuk dilakukan kegiatan penggunaan lahan yang sesuai dengan
kemampuan fisik lingkungannya.
Menurut SK Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 tentang
Penataan Ruang. Wilayah yang diklasifikasikan sebagai kawasan lindung dalam
arahan fungsi pemanfaatan lahan merupakan kawasan yang di fungsikan sebagai
kawasan perlindungan bagi daerah sekitarnya, sehingga kawasan ini tidak sesuai
untuk dijadikan sebagai kawasan budidaya, terlebih lagi bagi kawasan budidaya
yang mengalami pertumbuhan secara cepat seperti pada daerah perkotaan.
Mengingat bahwa pembangunan wilayah seharusnya dapat memperhatikan
kondisi fisik wilayah, maka lebih jauh lagi arahan fungsi pemanfaatan lahan yang
telah disusun dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan
wilayah pada kawasan dengan arahan fungsi pemanfaatan lahan dan harus dibatasi
perkembangannya melalui kebijakan tertentu. Ini dimaksudkan untuk membatasi
peningkatan aktifitas dan peningkatan kebutuhan akan lahan terbangun, sehingga
tidak terjadi konversi lahan pada kawasan lindung yang dapat mengakibatkan
rusaknya lingkungan serta potensi terjadinya berbagai bencana.
Daerah yang sangat terlihat perubahannya dan sangat memprihatinkan
diantaranya Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, Secanggang, Tanjung Pura dan
Gebang. Hal ini berakibat lahan yang di khususkan untuk kawasan lindung telah
beralih fungsi menjadi kawasan budidaya, sehingga kelestariannya sebagai
kawasan lindung sudah berubah. Hal ini juga berdampak bagi ekosistem yang
terdapat di kawasan lindung, banyak hewan-hewan yang hampir punah karena
5
Pembuatan arahan fungsi kawasaan saat ini memanfaatkan teknologi sistem
informasi geografis dan penginderaan jauh, agar lebih tepat dan efisien dalam
menata arahan fungsi kawasan lahan. Teknologi penginderaan jauh digunakan
untuk membuat peta penggunaan lahan saat ini (eksisting) yang akan di sesuaikan
dengan pemodelan arahan fungsi kawasan lindung yang dibuat untuk
menganalisis apakah penggunaan lahan untuk kawasan lindung yang ada saat ini
masih sesuai dengan arahan fungsi kawasan lindung yang ada.
Dalam SK Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 citra satelit yang
digunakan harus berumur tidak lebih dari satu tahun pada saat penyusunan
rencana pola tata ruang. Sehingga dapat di ketahui berapa banyak kawasan
lindung yang telah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya. Sistem Informasi
Geografi di butuhkan dalam pemodelan arahan fungsi kawasan lahan. Dengan
menggunakan teknik overlay beberapa parameter arahan fungsi kawasan lahan
lindung, maka arahan fungsi kawasan yang akan dibuat lebih tepat dan cepat.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Kebutuhan akan lahan
yang semakin meningkat, mengakibatkan banyak penduduk yang melakukan
kegiatan dan bahkan membangun di kawasan marjinal yang peruntukannya
sebagai kawasan lindung yang dapat merusak lingkungan; 2) Tingkat laju
kegiatan yang dilakukan terus menerus mengakibatkan lingkungan menjadi rentan
terhadap perubahan dan berdampak terhadap perubahan lingkungan; 3) Tingkat
pembangunan yang tinggi dan tidak sesuai dengan arahan fungsi pemanfaatan
6
Langkat; 4) Munculnya perkebunan sawit, tambak, dan sebagainya di sekitar
kawasan lindung, sehingga jika ini dibiarkan begitu saja maka fungsi kawasan
lindung bisa berubah sewaktu-waktu menjadi kawasan budidaya; 5) Terjadi alih
fungsi lahan kawasan lindung yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan
kawasan lindung dan dampak yang di timbulkan akibat dari alih fungsi
pemanfaatan lahan yang salah.
C. Pembatasan Masalah
Batasan penelitian ini adalah menganalisis sebaran kawasan lindung di
Kabupaten Langkat. Sehingga dapat diketahui kondisi lahan eksisting pada
kawasan lindung berdasarkan arahan fungsi pemanfaatan lahan di Kabupaten
Langkat.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat ?
2. Bagaimana kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Langkat ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis :
1. Sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat.
2. Kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Langkat.
F. Manfaat Penelitian
7
1. Masukan berupa informasi spasial bagi pemerintah setempat dalam
mengelola dan memantau rencana tata ruang kawasan lindung yang telah
diterapkan.
2. Memberi gambaran tentang bagaimana data penginderaan jauh dan analisis
spasial sistem informasi geografi dapat membantu membuat arahan fungsi
kawasan lindung.
3. Untuk Unimed, khususnya Jurusan Pendidikan Geografi, sebagai
sumbangan ilmu pengetahuan mengenai permukiman dan dapat dijadikan
sebagai sumber bacaan untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi
dalam mempelajari ilmu Geografi terutama Geografi Teknik Perencanaan
Tata Ruang.
4. Menambah wawasan peneliti dalam menyikapi permasalahan tentang arahan
pemanfaatan lahan, dan
5. Sebagai bahan masukan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian
69
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah :
1. Kawasan lindung yang ada di Kabupaten Langkat meliputi kawasan hutan
lindung, kawasan hutan konservasi, kawasan rawan bencana alam, dan
kawasan sempadan sungai. Kawasan hutan lindung dengan luas 9.268,58
ha atau 3,58% tersebar di daerah pesisir pantai , kawasan hutan konservasi
dengan luas 216.327,29 ha atau 83,59 % tersebar didaerah barat sampai
selatan Kabupaten Langkat, kawasn rawan bencana alam dengan luas
32.821,67 ha atau 12,68% tersebar pada daerah sekitar sungai dan paling
banyak terdapat pada daerah bagian timur Kabupaten Langkat, kawasan
sempadan sungai dengan luas 347,15 ha atau 0,13 % dari luas Kabupaten
Langkat dan tersebar didaerah pinggiran sungai yaitu 100 meter dari bibir
sungai.
2. Kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten yang tidak sesuai dengan
fungsi kawasan lahan pada kawasan lindung mencapai 13.481,65 ha atau
5,21 % dari seluruh penggunaan lahan untuk kawasan lindung di
Kabupaten Langkat, artinya seluruh penggunaan lahan kawasan lindung di
Kabupaten Langkat masih ada banyak yang tidak sesuai dengan fungsi
utama kawasannya. Secara administratif penyimpangan penggunaan lahan
ini banyak terdapat di daerah kawasan hutan konservasi dan kawasan
70
kawasan lindung di Kabupaten Langkat adalah berupa kebun perkebunan,
tambak, sawah, serta sisanya berupa permukiman. Dari 21 titik sampel
yang dibuat untuk menentukan titik akurasi, ternyata ada 19 titik yang
sesuai dengan interpretasi dan 2 titik salah interpretasi, sehingga didapat
persentase tingkat akurasi untuk perubahan lahan di Kabupaten Langkat
sebesar 90,47%. Obyek yang diamati berupa Perkebunan, Permukiman,
Sawah, Hutan, Sungai, Bakau, dan Tambak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan adapun saran yang dapat dipetik dari penelitian
ini adalah:
1. Bagi pemerintah perlu dilakukan pemantauan di kawasan pesisir
Kabupaten Langkat secara periodik agar perubahan yang terjadi dapat
terpantau dengan baik, khususnya untuk lahan bakau sehingga erosi air
laut dapat dihindari. Pada daerah pinggiran sungai juga perlu di pantau
karena banyak daerah pinggiran sungai yang ditanami dengan tumbuhan
kelapa sawit. Sehingga pemerintah dapat dengan segera menyusun
program dan pelaksanaan kegiatan terutama untuk mengurangi
penyimpangan penggunaan lahan pada kawasan lindung dan penyangga.
2. Bagi masyarakat atau penduduk Kabupaten Langkat, diharap bisa saling
bekerja sama dalam segala hal, khusunya untuk para petani diharapkan
mampu mengelola lahan secara bijak dan tetap memperhatikan kaidah
konservasi tanah.
3. Bagi peneliti selanjutnya, bisa menjadikan penelitian ini sebagai reverensi
71
spesifik agar penelitian selanjutnya dapat lebih banyak mengklasfikasikan
72
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Dhios. 2009. Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro
Arya, Wisnu. Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta : C.V Andi Offeset.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat Dalam Angka 2014
BAPPEDA Kabupaten Langkat
Dhios,Ajeng.P.S.2009.Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan Di Kabupaten Wonogiri. Skripsi.Universitas Diponegoro. Semarang.
(http://repository.univ.diponegoro.ac.id/arahan_fungsi_pemanfaatan_lahan .pdf) (diakses pada 28/04/2015 pukul 11:36 WIB)
Djunaedi, Rachim.. 2011. Kasifikasi Tanah Di Indonesia. Jawa Barat : Pustaka Reka Cipta
Eprin, T. S. 2010. Penentuan Fungsi Kawasan Lahan Dan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan DAS Grompol bagian Hulu Di Kabupaten Karanganyar. Jurnal. Karanganyar
http://spatial-mapping.blogspot.com/2011/12/citra-satelit-alos.html (di akses pada tanggal 30 Mei 2015 pukul 19.30 WIB)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11794/E08rnu.pdf;jsession id=BE4C061868FB6E00E1725B161E168D6B?sequence=2 (Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Lahan Kritis Das Ciliwung Hulu Bogor). (Diakses pada 4 Juni 2015, 16.40 WIB)
Juniasandi, Mousafi. R. 2012. Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan
Jauh Di Sub DAS Opak Hulu. Yogyakarta.
73
73 Kabupaten Langkat online
http://www.pu.go.id/publik/ind/produk/info_statistik/infosta/air/geo.asp?k dprop=12&kdkab=13&kdkec=010&tx=cr (diakses pada 17 Semptember 2015, 16.50 WIB)
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS. 2014. Daerah Rawan Bencana.
http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=65&Itemid=64 di (akses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 6.48)
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
http://www.indofire.org/pdf/Keppres_32_1990_pengelolaan_kawasan_lind ung.pdf (diakses pada 10 Oktober 2015, 15.45 WIB)
Lillesand T.M, Kiefer. R.W. 1979. Remote Sensing And Image Interpretation, John Woley & Sons Inc. New York
Malingreau, JP & Rosalia Chistiani.1982. A Land Cover/Land Use Classification For Indonesian. PUSPICS UGM. Yogyakarta. Dalam Jurnal Mousafi 2012). Diakses pada tanggal (28 Mei 2015. 1051 WIB).
Masfu, T. M. 2005. Penentuan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/04/penentuan-fungsi-kawasan-lahan-dan.html (diakses pada 8 September 2015, 12.15 WIB)
74
74
Muryono. 2008. Arahan fungsi pemanfaatan lahan Daerah aliran sungai samin Kabupaten karanganyar dan kabupaten sukoharjo Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : UGM
Nugraha, Setya 2007. Kesesuaian Fungsi Kawasan Dengan Pemanfaatan Lahan
Di Daerah Aliran Sungai Samin. UNS. Surakarta
Pengertian curah hujan : http://www.academia.edu/8435150/Curah_Hujan dan
http://bidinagtuns.blogspot.com/2010/11/curah-hujan.html
Pengertian lereng dan pemanfaatannya : http://tinjauan-pustaka-
online.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-pengaruh-bentuk-topografi.html
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.28/menhut-II/2009
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/2007 tentang Kawasan
Rawan Bencana
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014. Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah Yang Berada Di Kawasan Hutan.
http://www.rimbawan.com/images/stories/aturan/pdf/2014/perber_penguas aan%20tanah%20hutan.pdf
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.
http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/04/penentuan-fungsi-kawasan-lahan-dan.html (diakses pada 2 April 2016, 10.20 WIB)
75
75