• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu (不) dan Mei (没) dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu (不) dan Mei (没) dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI Bù

(不) DAN Méi (没) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN

PADA MAHASISWA SASTRA CINA USU

SKRIPSI

T. KASA RULLAH

080710005

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRACT

The title of this paper is “ Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu dan Mei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Sastra Cina USU”. In this paper, the writer is trying to analyze the usage of negative adverb bu and mei in Mandarin. Generally, students make errors in usage negative verbs, especially bu and mei, because bu and mei has the same meaning in one aspect but differently in another aspect. Due the title, there are some concepts written in chapter two, they are structure and negative adverb. The theory used in this paper is structure

that is used to error analysis and meaning of negative adverb bu and mei. The methodology used on the research to describe the data is descriptive qualitative. In the last chapter, the result of the analysis shows that the similarities of bu and mei such as, no reduplication, always placed before verb and adjective, and showing ability and possibility. The differences of bu and mei are bu has to be added both a particle de and le, while mei can not .

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menuliskan sebuah skripsi. Skripsi ini berjudul

Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu dan Mei dalam Bahasa Mandarin Pada

Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”. Penulis berharap skripsi ini berguna

bagi pembaca, terutama sekali bagi mahasiswa Sastra Cina yang ingin mengetahui

tentang kata negasi bu dan mei dalam bahasa Mandarin.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan maupun

hambatan, baik mengenai literatur sebagai sumber acuan, maupun disebabkan

terbatasnya kemampuan penulis dalam bidang yang sedang dibahas, namun berkat

rahmat dan kemurahan Allah SWT serta dukungan moril maupun materiil yang

telah diberikan oleh banyak pihak selama penulisan skripsi ini. Sehingga skripsi

ini selesai

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan

masih banyak terdapat kekurangan didalamnya, untuk itu penulis bersedia

menerima kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaaan

skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini. Rasa terima kasih

(4)

1. Yang terhormat, Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Yang terhormat , Dr. T. Thyrahaya Zein, M.A, selaku Pembimbing I selaku

Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara. Yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam

memberikan, masukan serta pengarahan yang membantu pengerjaan skripsi ini.

3. Yang terhormat, Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, MSi sekretaris Program Studi

Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Yang terhormat, Laoshi Chen Shu Shu, selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan masukan dan waktunya bagi pengerjaan skripsi ini.

5. Yang terhormat, Laoshi Yu Xue Ling, MTCSOL, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian skripsi.

6. Yang terhormat, seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya dan seluruh

dosen Jinan University Guang Zhou , Republik Rakyat Cina yang mengajar di

Program Studi Sastra Cina , yaitu :Shao Chang Chao,M.A,Ph.D; Yu Xin,M.A;

Prof Chen Yi Hua; Chen Shu Shu MTCSOL; Yu Xue Ling yang telah

memberikan ilmu dan didikan selama masa perkuliahan.

7. Teristimewa buat yang saya cintai dan sayangi orangtuaku, Ayahanda Tengku

Rabullah S.H. dan Ibunda Herdiana yang selama ini telah mengasuh,

membesarkan, dan mengasihi dengan penuh rasa cinta, pengorbanan, kasih

(5)

8. Yang saya hormati para lulusan Program Studi Sastra Cina yaitu kakanda

Sheyla Silvia Siregar S.S; Sheyra Silvia Siregar S.S; Veronika Anggeriani

Sembiring S.S atas bantuan, doa, dan dukungan semangatnya

9. Yang saya cintai dan sayangi teman-teman basket : Bang Yogi, Bang Simon,

Bang Wewek, atas dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.

10.Yang saya sayangi abangda Tengku Qivi Hadi Daholi dan adinda Tengku

Widya Naralia atas dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.

11.Yang saya sayangi teman-temanku yang kusayangi : Ira Octavia, Cicilia, Rika,

Kiki, Jans Sarman Sinaga, Michael Pasaribu, Muhammad Arif, Agus yang

selalu memberi warna bagi hari-hariku dalam perkuliahan. Thanks buat

masa-masa indah dalam persahabatan kita dan seterusnya,

12.Rekan-rekan mahasiswa/i Sastra Cina (2008) dan adik-adik ’09-11’ yang tak

dapat disebutkan satu persatu, yang telah menjalin tali silaturahmi yang baik

selama masa perkuliahan.

Atas semuanya ini penulis tidak dapat membalas segala jasa dan kebaikan

yang telah diberikan kepada penulis. Penulis hanya bisa mendoakan dan

memohon kepada Tuhan semoga diberikan balasan yang jauh melebihi dari

bantuan yang telah diberikan. Amin.

Medan, Juli 2012

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian...8

1.5.1 ManfaatTeoritis... 8

1.5.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep ... 9

2.1.1 Kata ... 9

2.1.2 Kata Negasi atau Pengingkaran ... 10

2.2 Landasan Teori ... 11

2.3 Tinjauan Pustaka...13

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Metode Penelitian... 17

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.1.2 Data dan Sumber Data ... 21

(7)

BAB IV ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI

“BU” DAN “MEI” DALAM KALIMAT BAHASA

MANDARIN OLEH MAHASISWA USU ... 24

4.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù ... 25

4.1.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù Soal Bagian I ... 25

4.1.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù Soal Bagian II .... 36

4.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi ... 42

4.2.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi Soal Bagian I. .. 42

4.2.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi Soal Bagian II.. 51

4.3 Penyebab Kesalahan... 64

4.3.1 Faktor Internal ...64

4.3.2 Faktor Eksternal ... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN A. KUSIONER BAGIAN I... 73

(8)

ABSTRACT

The title of this paper is “ Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu dan Mei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Sastra Cina USU”. In this paper, the writer is trying to analyze the usage of negative adverb bu and mei in Mandarin. Generally, students make errors in usage negative verbs, especially bu and mei, because bu and mei has the same meaning in one aspect but differently in another aspect. Due the title, there are some concepts written in chapter two, they are structure and negative adverb. The theory used in this paper is structure

that is used to error analysis and meaning of negative adverb bu and mei. The methodology used on the research to describe the data is descriptive qualitative. In the last chapter, the result of the analysis shows that the similarities of bu and mei such as, no reduplication, always placed before verb and adjective, and showing ability and possibility. The differences of bu and mei are bu has to be added both a particle de and le, while mei can not .

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia, bahasa adalah sarana yang sangat penting.

Begitu pun dalam kehidupan bermasyarakat yang tentu memerlukan sarana atau

alat untuk berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sarana yang

diperlukan itu adalah bahasa. Bahasa juga merupakan hal yang tidak akan pernah

terpisahkan dari manusia, karena bahasa merupakan alat atau sarana yang kita

pakai untuk membentuk pikiran dan perasaan.

Selain itu, tanpa adanya bahasa kita tidak akan bisa mengetahui bagaimana

kebudayaan-kebudayaan dari nenek moyang kita, dan perkembangan ilmu

pengetahuan. Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi ialah bagian atau subsistem

dari sistem kebudayaan; bahkan bahasa merupakan bagian yang terpenting atau

inti kebudayaan (Hastuti, 2003:14). Jadi, bahasa merupakan faktor yang

memungkinkan terbentuknya kebudayaan. Dengan bahasa kita juga bisa

menyampaikan suatu ide, pikiran, dan keinginan kepada orang lain baik secara

lisan maupun tulisan. Menurut Gorys Keraf (1980:53) , bahasa merupakan alat

komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud

dan tujuan kepada orang lain

Sama halnya dengan Samsuri (1994:4) yang menyatakan bahwa bahasa

(10)

mempengaruhi dan dipengaruhi. Hal senada juga disampaikan oleh Kridalaksana

(2008:24) memandang bahasa sebagai sistem lambang arbitrer (berubah-ubah)

yang digunakan suatu masyarakat untuk kerjasama, berinteraksi dan

mengidentifikasi diri.

Dari pendapat para ahli bahasa di atas, dapat dipahami bahwa bahasa

memiliki peranan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan dengan

tanggapan terhadap dunia secara simbolik, menjadi alat yang menyertai dan

membentuk proses berfikir, mengolah gagasan serta menjadi alat penyampai

gagasan lewat kegiatan komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi diperlukanlah

alat, media penghubung, media sarana, dan dalam hal ini adalah bahasa. Dengan

mempergunakan bahasa seseorang dapat berbicara dengan orang lain untuk dapat

dipahami dan dimengerti.

Di dunia, setiap bangsa mengunakan bahasa yang berbeda-beda, dan yang

sering digunakan, termasuk di antaranya adalah bahasa Inggris dan bahasa

Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi yang dipakai oleh negara Cina.

Bahasa Mandarin adalah bahasa utama Cina dan merupakan salah satu bahasa

paling popular dan paling berkembang di dunia (Suharsono, 2005:1)

Beberapa tahun terakhir ini banyak bangsa telah mulai mempelajari bahasa

Mandarin dan perkembangannya pun sangatlah pesat. Selain cara pengucapan dan

tulisan, tata bahasanya yang berbeda dengan tatabahasa dari bahasa lain,

merupakan daya tarik tersendiri khususnya di kalangan mahasiswa di Indonesia.

Dalam proses belajar dan mengajar bahasa Mandarin, biasanya diajarkan

(11)

ditemukan dalam bahasa tulisan, bahasa ucapan tidak memiliki tata bahasa atau

setidak-tidaknya begitu banyak bercampur aduk sehingga sebagian saja yang

bertata bahasa (Chaedar, 1992:30). Dalam menganalisis tata bahasa, morfem, kata,

gabungan kata, dan kalimat merupakan bagian dari tata bahasa yang perlu di

analisis.

Kata adalah bentuk bebas dalam tutur. Bentuk bebas secara morfologis

berarti bentuk tersebut dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk

lain yang digabung dengannya, dan dapat dipisahkan bentuk lain yang

digabungkan di depan dan dibelakangnya dalam tuturan (Verhar, 2001:97)

Kata adalah satu kesatuan penuh dan komplit dalam ujaran sebuah bahasa,

kecuali partikel. Sebuah kata dalam kalimat dapat dipisahkan dari yang lain

(Parera, 1994:4). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah unsur

yang sangat penting dalam penyusunan kalimat.

Dalam sebuah kalimat untuk menyatakan penyangkalan, maka

menggunakan kata negasi. Dalam bahasa Indonesia, kata negasi atau penyangkal

adalah bukan, tidak, belum, jangan dan lain-lain.Kata negasi atau pengingkaran

adalah proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu

kalimat, dilakukan dengan penambahan kata ingkar pada kalimat (Alwi, 2010:

388). Kata negasi juga disebut dengan kata penyangkal. Kata penyangkal adalah

kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu

peristiwa atau adanya suatu hal (Chaer, 2006:119).

Dalam bahasa Mandarin ada beberapa kata negasi yang sering digunakan

(12)

kata无 (wú), 别(bié),不 (bù) dan 没(méi) berarti tidak, belum, bukan, serta tanpa.

Yang menarik tentang penggunaan bù (不) dan méi (没) dalam tata bahasa

Mandarin adalah kata negasi ( 不 ) menunjukkan kepemilikkan,

sedangkan méi (没)

Penggunaan kata negasi

tidak bisa digunakan untuk menunjukkan kepemilikkan. Kata

méi tidak bisa digunakan untuk menentukan sifat dasar, sedangkan bù bisa

digunakan.

(不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa

Mandarin sering digunakan dalam tugas-tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa

semester IV Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya USU stambuk

2010/2011 (selanjutnya akan disebut PSSC FIB USU). Proses pengajaran

penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) terdapat pada mata kuliah Bahasa

Cina Dasar. Berdasarkan tulisan mereka didapati bahwa mahasiswa Sastra Cina

sering sekali melakukan kesalahan dalam penggunaan kata negasi bù (不)

dan méi

(1)

(没). Kesalahan tersebut dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini :

不 有 谁 会 同意 这样 做

yǒu shuí huì tóng yì zhè yàng zuò

tidak ada siapa bisa setuju seperti ini perlakuan Siapa pun tidak ada yang bisa setuju dengan perlakuan seperti ini

Kalimat di atas adalah contoh kesalahan penggunaan kata negasi dalam

kalimat yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam susunan kalimat contoh (1) kata

(13)

diletakkan di depan kalimat yang berarti “tidak semua”. Berikut adalah

penggunaan yang benar kata negasi méi

(2)

(没)

没 有 谁 会 同意 这样 做

méi yǒu shuí huì tóng yì zhè yàng zuò

tidak ada siapa Bisa setuju seperti ini perlakuan Siapa pun tidak ada yang bisa setuju dengan perlakuan seperti ini

Kalimat berikut ini merupakan kesalahan penggunaan kata negasi méi

(3)

(没)

dalam bahasa Mandarin

这 道 菜 没 好吃

zhè dào cài méi hǎo chī

ini jenis sayur Tidak enak Hidangan ini tidak enak

Dalam susunan contoh kalimat (3) kata méi (没) tidak menunjukkan arti

apapun, dan tidak mewakili kata penyangkal. Pada kalimat ini harus digunakan

kata bù (不), karena kalimat tersebut menggandung makna kata psikologis verba.

Berikut adalah penggunaan yang benar dari kata negasi bù

(4)

(不)

这 道 菜 不 好吃

zhè dào cài hǎo chī

ini jenis sayur Tidak enak Hidangan ini tidak enak

Ditemukannya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa PSSC FIB USU

(14)

Mandarin merupakan salah satu latar belakang yang membuat penulis tertarik

meneliti tentang penggunaan kata negasi tersebut. Disamping itu, kurangnya

pemahaman penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) tersebut merupakan

faktor terjadinya kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) dalam

kalimat. Dalam hal ini penulis memilih mahasiswa Sastra Cina semester IV,

dikarenakan sebagian mahasiswa semester IV belum memahami penggunaan

kata bù (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa Mandarin secara baik dan benar.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian hanya pada

kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) dalam kalimat yang

dilakukan mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu

Budaya USU.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka permasalahan

penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi

2. Apakah faktor kesalahan penggunaan kata negasi

(没)

dalam kalimat bahasa Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV

Program Studi Sastra Cina USU ?

bù (不) dan méi (没) dalam

kalimat yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV Program Studi Sastra

(15)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi

2. Mendeskripsikan faktor kesalahan penggunaan kata negasi

(没)

dalam kalimat bahasa Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV

Program Studi Sastra Cina USU.

bù (不) dan méi (没)

dalam kalimat bahasa Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV

(16)

1.5 Manfaat Penelitian

Sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang, perumusan

masalah, dan tujuan masalah. Maka manfaat penelitian yang adalah sebagai

berikut :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dan pemahaman bagi pembaca mengenai tata bahasa

dalam bahasa Mandarin khususnya tentang kesalahan penggunaan kata

negasi bù (不) dan méi (没)

1.5.2 Manfaat Praktis

Mempermudah pebelajar mahasiswa Sastra Cina pada umumnya, dan

Mahasiswa Sastra Cina USU pada khususnya untuk memahami dan menggunakan

kata (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa Mandarin sehingga tidak lagi

terjadinya kesalahan dalam penggunaan kata tersebut baik secara lisan maupun

(17)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

HASIL PENELITIAN TERDAHULU

2.1 Konsep

Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul

skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan dengan kata negasi.

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang pengertian kata, kata negasi,

kemudian jenis kata negasi pada bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Setelah

itu, akan dijelaskan tentang pengertian kalimat dan jenisnya.

2.1.1 Kata

Bahasa dirangkai oleh susunan kata. Tanpa kata, tidak ada bahasa.

Kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat

berdiri sendiri (Suparto, 2003:21). Kata merupakan unsur yang paling penting

di dalam bahasa. Tanpa kata mungkin tidak ada bahasa; sebab kata itulah yang

merupakan perwujudan bahasa (Chaer, 2006:86). Setiap kata mengandung konsep

makna dan mempunyai peran dalam pelaksanaan bahasa.

Konsep dan peran apa yang dimiliki tergantung dari jenis kata-kata itu,

(18)

2.1.2 Kata Negasi atau Pengingkaran

Negasi atau pengingkaran adalah proses atau konstruksi yang

mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat (Alwi, 2010:388) Dalam

bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang termasuk kata negasi, yaitu :

- tidak, tak

- tiada

- bukan

- tanpa

- jangan

- belum

Dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata yang termasuk dalam kata

penyangkal. Diantaranya 不 、弗 、毋 、勿 、未 wèi、非 fēi、否

fǒu,没 méi,莫 ,靡 ,罔 wǎng,别 bié,不要 bù yào,dan sebagainya.

Seiring perkembangan zaman, kata negasi yang dipakai saat ini adalah 不,没

méi,无,别bié,非fēi,否fǒu dan 不要bù yào.

2.2 Landasan Teori

Dalam skripsi ini, landasan teori yang digunakan adalah teori tatabahasa dan

teori analisis kesalahan dalam berbahasa (error analysis). Dalam bahasa Mandarin

tata bahasa adalah peraturan penggabungan kata, gabungan kata, atau kalimat

(Suprapto, 2003:17).

Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pengajaran bahasa

hendaknya lebih difokuskan pada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa

(19)

kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar jauh lebih penting karena dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kesalahan belajar dan kesalahan

berbahasa pembelajar.

Ada dua macam kesalahan yang dibuat oleh peserta didik, yaitu :

(1) bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang menunjukkan adanya

transitional competence yang disebut error dan

(2) kesalahan-kesalahan yang sifatnya random, tidak sistematis yang disebut

mistake (S.P.Corder, 1981:10)

Selanjutnya, Corder menyebutkan bahwa kesalahan dalam kategori error

mempunyai arti yang penting, yaitu:

(1) bagi instruktur dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa banyak

penguasaan bahasa peserta didik dan aspek apa yang belum dikuasai

(2) bagi peneliti, sebagai petunjuk bagaimana peserta didik menguasai

aspek-aspek tertentu dan strategi apa yang digunakan dalam

pemerolehan bahasa

(3) bagi peserta didik sendiri, kesalahan itu merupakan bagian penting dari

proses belajarnya, karena kesalahan dapat dipakai sebagai alat untuk

belajar (S. P. Corder, 1981:10-11).

Menurut Marina Burt (1975) dikatakan bahwa kesalahan yang dikoreksi

(20)

dikemukakan oleh Harmer (1983) dapat menimbulkan rasa frustasi atau

kehilangan motivasi belajar. Gower (1988) seperti yang dikutip oleh Chaudron

menyarankan bahwa yang perlu segera diperbaiki adalah kesalahan yang dapat

menimbulkan salah pengertian dan koreksi dilakukan setelah mereka selesai

mengucapkan kalimat .

Corder juga membedakan kesalahan dalam beberapa pengertian kesalahan

berbahasa berdasarkan sebab-sebabnya, yaitu: Mistakes (keliru) lapses (selip) dan

errors (salah). Mistakes adalah penyimpangan pemakaian bahasa (penyimpangan

struktur lahir) yang terjadi karena penutur tidak menetukan pilihan penggunaan

ungkapan secara tepat dan sesuai dengan situasi yang ada. Lapses adalah

penyimpangan pemakaian bahasa (struktur lahir) yang terjadi karena beralihnya

pusat perhatian terhadap topik pembicaraan secara sesaat, dan errors adalah

penyimpangan pemakaian bahasa (struktur lahir) dari struktur baku yang terjadi

karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa (Corder, 1981:18)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 ; 43) ”Analisis adalah: 1, penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya) 2. Penjabaran sesudah dikaji sebaik baiknya. 3. Pemecahan persoalaan yg di mulai dgn dugaan akan kebenaranya”

Rod Ellis (1986:296) ”... analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meluputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”

2.3 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka

(21)

bō (李文波) menulis tentang “bù” (不) hé “méi” (没) de p iān wù . Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis bentuk kesalahan dalam

penggunaan bù (不) dan tiga jenis bentuk kesalahan dalam penggunaan méi (没) .

Li menyarankan dalam proses belajar-mengajar menggunakan kata “bù” dan

“méi” dalam kalimat bahasa Mandarin yang baik dan benar.

Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2011) Liú běi běi (刘北北)

yang berjudul ”wài guó liú xué shēng xí dé fǒu dìng fùcí méi hé bù de diào chá ”(外国留学生习得否定副词没和不的调查). Liú běi běi memaparkan

kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) yang sering dilakukan

oleh mahasiswa asing. Dalam penelitiannya Liú běi běi (刘北北) mengambil sampel mahasiswa asing yang belajar bahasa Mandarin secara umum. Liú běi běi

(刘北北) tidak memaparkan faktor-faktor kesalahan penggunaan kata negasi bù

(不) dan méi (没).

Dalam skripsi Mahasiswa Sastra Cina, Yuliana (2011), membahas tentang

penggunaan kata bù (不) dan méi (没) dengan menjabarkan posisi kata negasi,

perbedaan dan persamaan kata tersebut. Dalam skripsi tersebut fokus

penelitiannya hanya pada persamaan dan perbedaan dari kata negasi bù (不)

dan méi (没). Peneliti melihat dengan jelas bagaimana penggunaan kata

negasi (不) dan méi (没) dan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)

(22)

Dalam jurnal Chinese Academic Jurnal Electronic (2009) Liú lì (刘利)

berjudul “Analisis fungsi representasi semantik kata (不) dan méi (没)”

membahas fungsi semantik kata negasi bù (不) dan méi (没). Liú lì (刘利) hanya

memfokuskan penelitiannya pada fungsi semantik dari kata negasi bù (不)

dan méi (没). Liú lì menemukan perbedaan makna dari kata negasi bù (不)

dan méi

Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2009) Lú jiǎ wén (卢甲文)

menulis artikel yang berjudul ”fù cí bù hé méi yǒu chū tàn ”(副词不和没有初探).

Jiǎ wén memaparkan arti gramatika dan fungsi gramatika dari kata negasi bù (不)

dan méi (没) dalam keadaan sama dan tidak sama. Dalam penelitiannya Lú jiǎ

wén (卢甲文) lebih condong memaparkan perbedaan dan persamaan kata negasi

bù (不) dan méi (没) dari segi fungsi gramatika. (没) dilihat dari fungsi semantiknya.

Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2006) yang ditulis oleh Wáng

lì qún (王立群) menulis tentang”bù hé méi de jù fǎ, yǔ yì, yǔ yòng qū bié ”(不和

没的句法,语义,语用区别). Lì qún memaparkan perbedaan fungsi sintaksis,

semantik dan pragmatik dari kata negasi bù (不) dan méi (没). Dalam penelitian

Wáng lì qún (王立群) menghasilkan ciri-ciri sintaksis dan ciri-ciri semantik kata

negasi bù (不) dan méi (没), serta perbedaan pragmatik kata negasi bù (不) dan

méi (没).

Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2005) Shǐ xī yáo (史锡尧)

(23)

和不的位置). Shǐxī yáo memaparkan posisi kata negasi bu dalam kalimat bahasa

mandarin. Shǐxī yáo (史锡尧) lebih condong memberikan struktur atau pola kata

negasi bù (不) dalam kalimat bahasa mandarin dan tidak melihat dari segi

semantiknya.

Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2001) niè rén fā (聂仁发)

menulis tentang kata negasi bù (不) dan méi (没). Judul artikelnya adalah ” fǒu

dìng cí bù yǔ méi yǒu de yǔ yì tè zhēng jí qí shí jiān yì yì” (否定词不与没有的语

义特征及其时间意义). Niè rén fā menjelaskan kata negasi bù (不) dan méi (没)

dilihat dari cirri-ciri semantik dan makna waktu. Dalam penelitiannya niè rén fā (聂仁发) memaparkan bentuk kata negasi bù (不) dan méi (没) khususnya dilihat

dari ciri-ciri semantiknya sehingga penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没)

tidak terlihat dengan jelas.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan analisis

kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没), hanya beberapa

penelitian yang jelas tidak menggunakan metode penelitian dengan menggunakan

intrumen kuesioner dan skala likert. Maka perlu dilakukan penelitian yang

memfokuskan pada analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù ( 不 )

dan méi (没) untuk mahasiswa semester IV PSSC FIB USU. Hal ini merupakan

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di

mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Pada penelitian ini,

penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati (Moloeng, 2006:4). Penelitian kualitatif berlatar pada latar alamiah

sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan

metode kualitatif , bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil

dan membatasi studi dengan fokus (Moloeng, 2006:4)

Dengan pendekatan deskriptif maka penelitian terhadap Analisis Kesalahan

Kata Negasi bù (不) dan méi (没) dapat memberikan gambaran yang secermat

mungkin mengenai mahasiswa semester IV PSSC FIB USU dalam menggunakan

kata negasi bù (不) dan méi

3.1.1 Teknik Pengumpulan data

(没), sehingga dapat digunakan untuk mengukur

dengan cermat fenomena sosial tertentu yang terjadi tidak sesuai berlangsung

ditengah-tengah mahasiswa. Metode penelitian deskriptif kualitatif dapat

memecahkan masalah dengan melakukan pengumpulan, pengkajian dan

(25)

Dalam mengumpulkan data digunakan dua jenis metode penelitian, yaitu:

1. Observasi Partisipan

Observasi lapangan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan

mengadakan penelitian langsung ke tempat objek penelitian. Dalam kegiatan

observasi, pengamat atau peneliti sendiri hanya berperan sebagai partisipan.

Untuk memperoleh data digunakan teknik observasi, wawancara, dan angket.

Observasi merupakan pengamatan langsung ke tempat penelitian. Adapun tempat

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PSSC FIB USU. Subjek

penelitian dalam penilitian ini adalah mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.

Mahasiswa semester IV PSSC FIB USU terdiri dari 42 mahasiswa yaitu 4 orang

Tionghoa dan 38 orang pribumi, mereka rata-rata berusia 20 sampai 21 tahun.

Mahasiswa semester IV PSSC FIB USU telah belajar bahasa Mandarin selama

lebih kurang 2 tahun. Dalam 2 tahun ini sudah banyak mata kuliah yang mereka

pelajari khususnya yang berkaitan dengan tata bahasa seperti mata kuliah Bahasa

China Dasar, Kemahiran Berbahasa China, dan Keterampilan Berbahasa China.

Setelah melakukan pengamatan langsung, peneliti membagikan angket kepada

mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.

Sebelum mengumpulkan data dalam melakukan penelitian ini,

langkah-langkah yang diterapkan adalah sebagai berikut:

Membuat pedoman angket (kuesioner) yang berisi yang berkenaan dengan

(26)

(2) pernyataan benar atau salah. Angket (kuesioner) yang dibuat

berpedoman pada penelitian yang dilakukan oleh Liu Bei Bei (2011)

Berikut adalah dua contoh angket yang disusun untuk penelitian ini:

(1) 用“没和不”填空 Gunakan kata bù (不) dan méi (没) untuk mengisi

pertanyaan berikut

1.昨天是他自己( )去,不是他们( )让他去

Kemarin dia tidak pergi sendiri, bukan mereka tidak menyuruhnya pergi

2.我( )吸烟,也( )喝酒

Mereka tidak merokok, juga tidak minum arak

(2) 判断正误 Memilih benar atau salah

1. 虽然没刮风了,但是还是很冷

Walaupun tidak ada angin, tetapi masih sangat dingin

2. 玩电脑的时候不感到累,做练习的时候才感觉到累

Ketika bermain komputer tidak merasa kelelahan, ketika mengerjakan tugas baru

merasa kelelahan

Setelah membuat pedoman, selanjutnya penulis melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menyebarkan angket (kuesioner) kepada mahasiswa semester IV PSSC

FIB USU yang akan diteliti . Populasi mahasiswa semester IV PSSC FIB

USU sebanyak 42 mahasiswa

Sampel yang diambil sebanyak 38 mahasiswa. Jumlah sampel ditentukan

dengan rumusan Slovin (dalam Moeloeng, 2006: 50-51), yaitu :

n = Number of samples (jumlah sampel)

(27)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e = Eror tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk

sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) -> (^2= pangkat dua)

Taraf signifikansinya 0.05, maka besarnya sampel menurut Slovin ini akan

menjadi:

n = N/ (1 + Ne^2)

n = 42/ (1 + 42 x 0,05x 0,05)

n = 38 mahasiswa

2.Mengumpulkan hasil angket yang telah dijawab.

Setelah mengumpulkan angket yang telah dijawab, peneliti

mengklasifikasi hasil angket berdasarkan dua bagian soal, yaitu jawaban

terhadap soal bagian pertama dan soal bagian kedua. Soal bagian pertama

adalah isian pertanyaab berupa kata negasi bù (不) dan méi (没) dan soal

bagian kedua adalah pertanyaan yang berkaitan dengan memilih

pernyataan benar atau salah.

3.Setelah data diklasifikasi melanjutkan dengan pengolahan data.

2. Dokumen

Dokumentasi dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan

dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti, yaitu analisis kesalahan

penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没). Penulis mengumpulkan data berupa

buku teks, jurnal, karya ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi, ensiklopedia, dan

sumber-sumber tertulis dari internet yang berkenaan dengan penggunaan kata

(28)

3. Interview (wawancara)

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab

dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu

penelitian (Darussalam, 2009: 193-194). Dalam penelitian ini, wawancara yang

dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak berstruktur atau wawancara bebas,

dimana penenliti bebas mengajukan pertanyaan tetapi tidak lari topik penelitian.

3.1.2 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data adalah mahasiswa semester

IV PSSC FIB USU. Peneliti memilih mahasiswa semester IV, karena ketika di

semester IV mahasiswa mulai mempelajari kata negasi bù (不) dan méi (没)

melalui mata kuliah Bahasa Cina Dasar.

Data pada penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner dari mahasiswa

semester IV PSSC FIB USU. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa terhadap

kata negasi bù (不) dan méi (没). Kesalahan-kesalahan tersebut terlihat dari hasil

jawaban kuesioner yang diberikan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.

Data primer yang merupakan data kualitatif adalah hasil hitungan yang dilakukan

(29)

FIB USU. Data sekunder pada penelitian ini adalah buku 汉 语 教 程 Hànyǔ

jiàochéng (2006), buku 语法释疑 Yǔ fǎ shì yí, Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005), Tata Bahasa Mandarin itu Mudah (2003), dan jurnal-jurnal, skripsi,

ensiklopedia, sumber-sumber tertulis dari internet, tesis serta disertasi yang

terkait dengan penelitian ini, semua data tersebut mendukung analisis penelitian

ini.

3.1.3 Teknik Analisis Data

Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data tersebut oleh penulis

yaitu:

1. Mengolah data dengan cara memeriksa hasil jawaban berdasarkan kunci

jawaban yang sudah dibuat penulis.

2. Menganalisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dalam kalimat bahasa

Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB USU

berdasarkan tata bahasa Mandarin.

3. Menganalisis kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) dalam kalimat bahasa

Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB USU

berdasarkan tata bahasa Mandarin.

4.Mewawancarai mahasiswa semester IV PSSC FIB USU untuk mengetahui

penyebab atau faktor kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没)

dalam kalimat bahasa Mandarin.

5. Menginterpretasikan hasil wawancara mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.

(30)
(31)

BAB IV

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAAN KATA NEGASI

“BU” DAN “MEI” DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN

OLEH MAHASISWA SASTRA CINA USU

Bab IV ini berisi tentang analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)

dan méi (没) dalam kalimat bahasa Mandarin oleh mahasiswa semester IV PSSC

FIB USU . Pembahasan kata negasi bù (不) dan méi (没) sesuai dengan arti kata,

dan penggunaan berdasarkan tata bahasa Mandarin.

Penelitian ini menjawab masalah penelitian yang memfokuskan pada bentuk

kesalahan kata negasi bù (不) dan méi (没) dan faktor penyebab kesalahan kata

negasi bù (不) dan méi (没). Dari kuesioner yang disebarkan kepada 42

mahasiswa semester IV PSSC FIB USU, 60% dari 42 mahasiswa semester IV

melakukan kesalahan dalam menggunakan kata negasi bù (不) dan méi (没). Hal

ini menggambarkan ketidakmampuan mereka membedakan penggunaan kata

negasi bù (不) dan méi (没).

Analisis kesalahan kata negasi bù (不) dan méi (没) dilakukan berdasarkan

pembagian kuesioner bagian I dan II. Kuesioner bagian I berkenaan dengan

pertanyaan mengisi antara kata negasi bù (不) atau méi (没) dan kuesioner bagian

II berkenaan dengan pernyataan benar atau salah. Berikut adalah analisis

kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa

(32)

4.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù (不)

Pada subbab ini dipaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan kata

negasi bù (不). Analisis penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没), dibagi atas

2 bagian yang terdiri atas, (1) analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)

pada soal bagian I dan II dan (2) analisis kesalahan penggunaan kata negasi méi

(没) pada soal bagian I dan II. Berikut ini adalah analisis pertama yaitu soal

bagian pertama mengisi jawaban bù (不) dan méi (没) data yang diperoleh

meliputi soal nomor 3, 5, 6, 8 dan 10 (kuoesioner terlampir) yang merupakan

analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不). Bagian pada soal kedua

meliputi soal nomor 12, 18, dan 20 (kuesioner terlampir) yang merupakan analisis

kesalahan penggunaan kata negasi bù (不).

4.1.1Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Negasi Bù (不) Kuesioner Bagian I

Data 1 berikut ini (hasil jawaban mahasiswa semester IV PSSC FIB

terhadap kuesioner nomor 3) .

(1)

小华 是 新 兵, 还 不

xiǎo huá shì xīn bīng hái

xiao hua adalah baru prajurit, masih belum Xiao hua adalah prajurit baru, masih belum

碰 过 枪。

pèng guò qiāng.

menyentuh pernah pistol. pernah menyentuh pistol

Dari data 1 (hasil jawaban kuesioner nomor 3) ditemukan penggunaan kata

negasi bù (不) yang tidak sesuai dengan tata bahasa Mandarin. Jumlah mahasiswa

(33)

hanya berjumlah 21,4%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester IV

PSSC FIB mampu menggunakan kata negasi méi (没). Ketika dalam kalimat

negasi muncul kata 还 (hái), maka kata negasi yang harus digunakan adalah kata

negasi méi (没).

Liú běi běi (刘北北) di dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2011)

juga mendukung pernyataan penulis bahwa jika kata keterangan hái (还) muncul

dalam sebuah kalimat yang menyatakan penyangkalan, maka harus diikuti oleh

kata negasi méi (没). Pernyataan yang sama juga terdapat dalam tulisan Lú jiǎ

wén (卢甲文) di dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2009). Di dalam

sebuah kalimat penyangkalan kata keterangan waktu guò (过) untuk menyatakan

waktu yang sudah lampau, harus diikuti oleh kata negasi méi (没). Berikut adalah

data 2 (jawaban terhadap kuesioner nomor 3) yang merupakan penggunaan kata

negasi méi (没) yang baik dan benar

(2)

小华 是 新 兵, 还 没

xiǎo huá shì xīn bīng hái méi

xiao hua adalah baru prajurit, masih belum Xiao hua adalah prajurit baru, masih belum

碰 过 枪。

pèng guò qiāng.

menyentuh pernah pistol. pernah menyentuh pistol

Masih membicarakan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不), berikut ini

adalah data 3 merupakan hasil jawaban yang salah yang dilakukan oleh

(34)

jawaban kuesioner nomor 5) tersebut ditemukan penggunaan kata negasi bù (不)

yang tidak sesuai dengan tata bahasa Mandarin sebagai berikut:

(3)

她 刚才 不 吸烟

gāng cái xī yān

Dia kebetulan tidak merokok Dia kebetulan tidak merokok

Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dalam kalimat yang terdapat

pada data 3 (hasil jawaban terhadap kuesioner nomor 5) adalah tidak sesuai

dengan tata bahasa Mandarin. Kata negasi bù (不) tidak bisa digunakan dalam

kalimat yang menyatakan kejadian yang telah berlalu atau lampau. Tetapi kata

negasi bù (不) hanya bisa muncul dalam kalimat yang menyatakan waktu

sekarang dan masa depan atau yang akan datang. Pada data 3 (hasil jawaban

kuesioner nomor 5), kata gāng cái (刚才) menyatakan waktu yang lampau, oleh

sebab itu kata negasi bù (不) tidak sesuai penempatannya. Jumlah mahasiswa

yang melakukan kesalahan pada kalimat tersebut berjumlah 80,9%. Persentase

tersebut memperlihatkan bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB USU tidak

mampu menggunakan kata negasi bù (不) dalam kalimat bahasa Mandarin.

Wáng lì qún (王立群) dalam artikelnya yang berjudul ”bù hé méi de jù fǎ,

yǔ yì, yǔ yòng qū bié ”(不和没的句法,语义,语用区别) dalam Chinese

Academic Jurnal Electronic (2006) memaparkan bahwa kata negasi yang menyatakan

(35)

Kata gāng cái (刚才) yang berarti baru saja adalah kata keterangan waktu yang menyatakan kejadian yang telah berlalu atau lampau dan kata xī yān (吸烟) yang berarti merokok adalah kata kerja. Pola kalimat tersebut menurut tata bahasa

Mandarin adalah sebagai berikut :

表示 过去 的 时间词 + 没 + 动词

biǎo shì guò qù de shí jiān cí méi dòng cí menyatakan lampau (kepemilikan) kata waktu tidak/belum+ kata kerja

[image:35.595.110.540.228.297.2]

menyatakan waktu yang sudah lampau + tidak/belum + kata kerja Gambar 1. Pola penggunaan kata negasi méi (没)

Oleh karena itu kalimat pada data 3 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 5)

lebih tepat menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 4 (jawaban

terhadap kuesioner nomor 5) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang

baik dan benar

(4)

她 刚才 没 吸烟

gāng cái méi xī yān

dia kebetulan tidak merokok Dia kebetulan tidak merokok

Analisis berikutnya masih mengenai kesalahan penggunaan kata negasi bù

(不) dalam kalimat bahasa Mandarin. Penggunaan kata negasi bù (不) yang

dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata

bahasa Mandarin. Hal ini dapat dilihat pada data 5 (hasil jawaban kuesioner

nomor 6) berikut ini.

(5)

这些 牛肉 还 不 熟。

(36)

Beberapa daging sapi ini masih belum masak.

Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) pada data 5 (hasil jawaban

kuesioner nomor 6) di atas tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin.

Dalam kalimat tersebut muncul kata keterangan hái (还) yang berarti masih,

muncul dalam kalimat, kata negasi tidak boleh digunakan. Jumlah mahasiswa

yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) pada kalimat bahasa

Mandarin hanya berjumlah 16,6%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

semester IV PSSC FIB mampu menggunakan kata negasi méi (没) dalam kalimat

bahasa Mandarin.

Merujuk pada tulisan Liú běi běi (刘北北) dalam Chinese Academic Jurnal

Electronic (2011), dinyatakan bahwa kata keterangan hái (还) yang digunakan

untuk menyatakan penyangkalan, harus menggunakan kata negasi méi (没).

Berikut adalah Pola kalimat yang sesuai dengan tata bahasa Mandarin

还 + 没 + 形容词 hái + méi + xíng róng cí masih + belum + kata sifat

[image:36.595.171.432.497.575.2]

masih + belum+ kata sifat

Gambar 2. Pola kata negasi méi (没)

Pada data 5 (hasil jawaban kuesioner nomor 6) di atas kata shú.(熟) yang

berarti masak adalah kata sifat jadi sebelum kata sifat harus menggunakan kata

negasi méi (没). Pola kalimat yang sesuai dengan tata bahasa Mandarin

(37)
[image:37.595.117.411.495.666.2]

masih + belum + masak masih belum masak

Gambar 3. Pola kata negasi méi (没)

Berdasarkan pola kata negasi méi (没) yang telah dipaparkan, maka pada

data 5 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 6) seharusnya menggunakan kata

negasi méi (没). Berikut adalah data 6 (jawaban terhadap kuesioner nomor 6)

merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang baik dan benar

(6)

这些 牛肉 还 没 熟。

zhè xiē niú ròu hái méi shú. beberapa daging sapi Masih belum masak.

Beberapa daging sapi ini masih belum masak.

Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang dilakukan oleh mahasiswa

semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin, dapat

dilihat dalam pada data 7 (hasil jawaban kuesioner nomor 8) berikut ini

(7)

爸爸 还 不 收 到

Bà ba hái shōu dào

ayah masih belum menerima tiba Ayah masih belum pernah

过 他 的 信

guò de xìn

pernah dia (kepemilikan) surat menerima pesannya

Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dalam kalimat pada data 7 (hasil

(38)

bù (不) dalam kalimat ini berjumlah 14,2 %. Jumlah tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB mampu menggunakan kata negasi méi

(没).

Kalimat pada data 7 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 8) menunjukkan

ketidaksesuaian penggunaan kata negasi bù (不) dengan kaidah tata bahasa

Mandarin. Hal ini disebabkan karena posisi dari kata negasi bù (不) terletak

sebelum kata pelengkap hasil yaitu kata shōu dào (收到) yang berarti sudah menerima, yang menyatakan hasil . Dalam kalimat penyangkalan tersebut juga

muncul kata hái (还) yang berarti masih, seharusnya kata negasi yang digunakan

adalah kata negasi méi (没).

Penyangkalan tersebut juga dinyatakan atau dipaparkan oleh Wáng lì qún

(王立群) dan Liú běi běi (刘北北) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic

(2006/2011) . Penggunaan kata negasi bù (不) pada di atas tidak sesuai dengan

kaidah tata bahasa Mandarin. Mereka menjelaskan bahwa posisi kata negasi bù

(不) dan méi (没) dalam kalimat penyangkalan yang menyatakan hasil, berbeda

penggunaannya.

Masih membicarakan tentang kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)

pada data 7 ( hasil jawaban kuisioner nomor 8) menunjukkan bahwa penggunaan

kata negasi bù (不) diletakkan sebelum kata kerja dan komplemen. Akan tetapi

kata negasi bù (不) diletakkan setelah kata kerja dan sebelum komplemen.

Dengan demikian kalimat di atas seharusnya menggunakan kata negasi méi (没)

(39)

没 + 动词 + 结果 + 补语

méi + dòng cí + jié guǒ + bǔ yǔ

[image:39.595.169.493.125.299.2]

tidak + kata kerja + hasil + kata komplemen tidak + kata kerja + kata komplemen yang menyatakan hasil

Gambar 4. Pola kata negasi méi (没)

没 + 收 + 到

méi + shōu + dào belum menerima tiba

belum menerima Gambar 5. pola kata negasi méi (没)

Kata kerja Shōu (收) menerima adalah kata kerja yang diletakkan sesudah

kata negasi méi (没), sedangkan dào (到) merupakan komplemen hasil. Jadi kata

negasi méi (没) diletakkan sebelum kata kerja dan komplemen hasil. Selain itu

dalam jurnal Liu Bei Bei dan Wang Liu Qun dipaparkan bahwa setelah kata

keterangan hái (还) muncul dalam kalimat yang menyatakan penyangkalan,

maka kata negasi yang tepat digunakan adalah kata negasi méi (没). Dalam artikel

tersebut juga dipaparkan bahwa kata negasi méi (没) muncul sebelum kata kerja

dan kata keterangan waktu guò (过)., Berikut pola penggunaan kata negasi méi

(没)

没 + 动词+ 过

méi + dòng cí + guò

[image:39.595.160.468.579.667.2]

tidak /belum kata kerja kata keterangan waktu Tidak/belum + kata kerja+ kata keterangan waktu

Gambar 6. Pola kata negasi méi (没)

Pada data 7 (hasil jawaban kuesioner nomor 8) di atas terlihat jelas bahwa

(40)

kata keterangan waktu guò (过) muncul dalam kalimat penyangkalan, kata negasi

yang tepat untuk digunakan pada kalimat tersebut adalah kata negasi méi (没).

Oleh karena itu, pada data 7 (hasil jawaban kuesioner nomor 8) diatas harus

menggunakan kata negasi méi (没). Berikut ini adalah data 8 (jawaban terhadap

kuesioner nomor 8) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang tepat dalam

(41)

(8)

爸爸 还 没 收 到

bà ba hái méi shōu dào

ayah masih belum menerima tiba Ayah masih belum pernah

过 他 的 信

guò de xìn

pernah dia (kepemilikan) surat menerima pesannya

Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang dilakukan oleh mahasiswa

semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Hal ini

dapat dilihat pada data 9 (hasil jawaban kuesioner nomor 10) berikut ini.

(9)

昨天 他 到底 去 不 去 啊?

zuó tiān dào dǐ a ?

kemarin dia sebenarnya pergi tidak pergi (partikel penegasan) ? Kemarin sebenarnya dia sudah pergi kah ?

Penggunaan kata negasi bù (不) pada data 9 (hasil jawaban kuesioner

nomor 10) di atas adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Hal ini

disebabkan karena dalam kalimat penyangkalan, muncul kata keterangan waktu

lampau yaitu kata zuó tiān (昨天). Kata negasi yang hanya boleh digunakan pada

data 9 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 10) adalah kata negasi méi (没).

Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)

dalam kalimat ini adalah 88%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa

(42)

Shǐ xī yáo (史锡尧) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2005)

menyatakan bahwa penggunaan kata negasi bù (不) pada kuisioner soal nomor 10

adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Kalimat di atas

merupakan kalimat tunggal. Untuk itu kata negasi yang seharusnya digunakan

adalah kata negasi méi (没). Pada data 9 (hasil jawaban kuesioner soal nomor 10)

memiliki kata keterangan waktu zuó tiān (昨天) yang menyatakan masa lampau. Kata keterangan waktu pada masa lampau dalam kalimat penyangkalan harus

menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 10 (jawaban terhadap

kuesioner nomor 10) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang baik dan

benar

(10)

昨天 他 到底 去 没 去 啊?

zuó tiān dào dǐ méi a ?

(43)

4.1.2 Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Negasi Bù () Kuesioner Bagian II

Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) pada kuesioner bagian II ini

diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa semester IV PSSC FIB terhadap

kuesioner nomor 12, 18, dan 20. Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang

dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata

bahasa Mandarin. Hal ini dapat dilihat pada data 11 (hasil jawaban kuesioner

nomor 12 ) berikut ini

(11)

玩 电脑 的 时候 不 感到

wán diàn nǎo de shí hou gǎn dào

bermain komputer (kepemilikan) ketika tidak merasa Ketika bermain computer tidak merasa lelah,

累, 做 练习 的 时候

lèi, zuò liàn xí de shí hou

lelah, mengerjakan latihan (kepemilikan) ketika ketika mengerjakan tugas

才 感觉 到 累

cái gǎn jué dào lèi langsung merasa tiba lelah

langsung merasa lelah

Mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)

dalam kalimat ini berjumlah 66,6%. Angka tersebut menunjukkan bahwa

mahasiswa semester IV PSSC FIB tingkat IV kurang mampu menggunakan kata

negasi méi (没). Penggunaan kata negasi bù (不) dalam data 11 (hasil jawaban

kuesioner nomor 12) tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Hal ini

disebabkan kata keterangan waktu lampau muncul dalam kalimat penyangkalan

(44)

Hal ini juga didukung oleh tulisan wáng lì qún (王立群) dalam Chinese

Academic Jurnal Electronic (2006), dipaparkan bahwa kata negasi bù (不) tidak

boleh muncul dalam kalimat penyangkalan yang menunjukkan waktu yang

lampau, hanya boleh menggunakan kata negasi méi (没). Pola kalimat yang benar

adalah

表示 过去 的 时间+ 没+ 动词

biǎoshì guò qù de shí jiān méi dòng cí menyatakan lampau (kepemilikan) waktu tidak/belum kata kerja

[image:44.595.114.520.262.338.2]

Menyatakan waktu yang lampau + tidak/belum+ kata kerja Gambar 7. Pola kata negasi méi (没)

Cái (才) adalah kata keterangan waktu lampau, gǎn dào (感到)adalah kata kerja. Sehingga kalimat pada data 11 (hasil jawaban kuesioner nomor 12)

seharusnya menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 12 (jawaban

terhadap kuesioner nomor 12) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang

benar

(12)

玩 电脑 的 时候 没 感到

wán diàn nǎo de shí hou méi gǎn dào

bermain komputer (kepemilikan) ketika tidak merasa Ketika bermain komputer tidak merasa lelah,

累, 做 练习 的 时候

lèi, zuò liàn xí de shí hou

lelah, mengerjakan latihan (kepemilikan) ketika ketika mengerjakan tugas

才 感觉 到 累

cái gǎn jué dào lèi langsung merasa tiba lelah

(45)

Kesalahan Penggunaan kata negasi bù (不) yang dilakukan oleh mahasiswa

semester IV PSSC FIB USU tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin,

hal ini dapat dilihat pada data 13 (hasil jawaban kuesioner nomor 18) berikut ini

(13)

刚才 我 找 过 你,

gāng cái zhǎo guò nǐ,

kebetulan saya cari pernah kamu,

Kebetulan saya pernah mencari kamu,

但是 找 没 到

dàn shì zhǎo méi . dào

tetapi tidak cari tiba tetapi tidak ditemukan.

Mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi méi (没).

dalam kalimat ini berjumlah 66,6%. Jumlah Persentase tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB tingkat IV kurang mampu dalam

menggunakan kata negasi bù (不) . Penggunaan kata negasi méi (没). Pada data

13 diatas (hasil jawaban kuesioner nomor 18) adalah tidak sesuai dengan kaidah

tata bahasa Mandarin. Kalimat pada data 13 (hasil jawaban kuesioner nomor 18)

merupakan kalimat penyangkalan yang menyatakan hasil. Ketika kalimat

penyangkalan menyatakan hasil maka posisi kata negasi bù (不) dan méi (没)

berbeda dalam kalimat. Kata negasi bù (不) muncul setelah kata kerja dan

sebelum komplemen hasil, sedangkan kata negasi méi (没) muncul sebelum kata

kerja dan kata komplemen hasil.

(46)

dipaparkan bahwa ketika kalimat penyangkalan yang menyatakan hasil maka

posisi kata negasi bù (不) dan méi (没) berbeda. Kata negasi bù (不) muncul

setelah kata kerja dan sebelum komplemen hasil. Sedangkan kata negasi méi (没)

muncul sebelum kata kerja dan kata komplen hasil. Pada data 13 (hasil jawaban

kuesioner) diatas, kata negasi diletakkan sebelum kata kerja dan komplemen hasil,

maka kata negasi yang digunakan adalah kata negasi méi (没). Pola kalimat yang

benar adalah

没+ 动词+ 结果 补语

méi+ dòng cí+ jié guǒ yǔ tidak/belum kata kerja hasil komplemen

[image:46.595.153.448.317.383.2]
(47)

Sedangkan pola untuk kata negasi bù (不) adalah sebagai berikut

动词+ 不+ 结果 补语

dòng cí+ bù+ jié guǒ yǔ

kata kerja tidak/belum hasil komplemen kata kerja + tidak/belum + komplemen hasil Gambar 9. Pola kata negasi bù (不)

Berikut adalah data 14 (jawaban terhadap kuesioner nomor 18) merupakan

penggunaan kata negasi méi (没) yang benar

(14)

刚才 我 找 过 你,

gāng cái zhǎo guò nǐ,

kebetulan saya cari pernah kamu,

Kebetulan saya pernah mencari kamu,

但是 找 不 到

Dàn shì zhǎo . dào

tetapi tidak cari tiba tetapi tidak ditemukan.

Kesalahan penggunaan kata negasi (不) yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin, yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB dapat

dilihat pada data 15 (hasil jawaban kuesioner nomor 20) berikut ini

(15)

你 昨天 怎么 不 来?

zuó tiān zěn me lái ? kamu kemarin kenapa tidak datang ?

Kenapa kamu kemarin tidak datang ?

Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi

( 不) dalam kalimat ini berjumlah 11,9 %. Jumlah Persentase tersebut

(48)

menggunakan kata negasi méi (没). Penggunaan kata negasi bù (不) pada data 15 (hasil jawaban kuesioner nomor 20) adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa

Mandarin. Kalimat pada data 15 (hasil jawaban kuesioner nomor 20) merupakan

kalimat tunggal yang menyatakan penyangkalan dan muncul kata keterangan

waktu lampau yaitu kata zuó tiān (昨天) yang artinya kemarin, maka kata negasi

yang hanya boleh digunakan adalah kata negasi méi (没).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh tulisan Shǐ xī yáo (史锡尧) dalam

Chinese Academic Jurnal Electronic (2005) yang menyatakan bahwa ketika kata

keterangan waktu lampau muncul dalam kalimat tunggal yang menyatakan

penyangkalan hanya boleh menggunakan kata negasi méi (没). Pada data 15 di

atas (hasil jawaban kuesioner nomor 20) merupakan kalimat tunggal yang

menyatakan penyangkalan dan juga muncul kata keterangan waktu lampau yaitu

zuó tiān (昨天). Maka kalimat pada data 15 di atas (hasil jawaban kuesioner

nomor 20) seharusnya menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 16

(jawaban terhadap kuesioner nomor 20) merupakan penggunaan kata negasi méi

(没) yang baik dan benar

(16)

你 昨天 怎么 没 来?

zuó tiān zěn me méi lái ? kamu kemarin kenapa tidak datang ?

Kenapa kamu kemarin tidak datang ?

4.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi ()

Pada sub bab ini akan dipaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan

(49)

mengisi jawaban merupakan data yang diperoleh dari jawaban bù (不) dan méi

(没) meliputi soal nomor 1, 2, 4, 7 dan 9 yang merupakan analisis kesalahan

penggunaan kata negasi méi (没).

4.2.1 Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Negasi Méi () Kuesioner Bagian I Kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) dapat dilihat pada data 17 (hasil

jawaban kuesioner nomor 1). Berdasarkan kaidah tata bahasa Mandarin, terdapat

penggunaan kata negasi méi (没) yang tidak sesuai dalam kalimat bahasa

Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB juga dapat

dilihat pada kalimat berikut ini.

(17)

昨天 是 他 自己 没 去, 不是

zuó tiān shì zì jǐ méi qù, bù shì kemarin adalah dia sendiri tidak pergi, bukan

Kemarin dia tidak pergi sendiri, bukan

他们 没 让 他 去。

tā men méi ràng qù. mereka tidak menyuruh dia pergi.

mereka yang tidak menyuruhnya pergi.

Kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) pada data 17 (hasil jawaban

kuesioner nomor 1) di atas adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa

Mandarin. Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan kata negasi méi (没)

pada kalimat bahasa Mandarin berjumlah 60%. Persentase tersebut menunjukkan

bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB cukup mampu dalam penggunaan kata

(50)

Penggunaan kata negasi méi (没) dalam kalimat tunggal maupun majemuk

berbeda dengan penggunaan dengan kata negasi bù (不) . Hal ini juga didukung

oleh tulisan Shǐ xī yáo (史锡尧) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2005) dipaparkan bahwa kalimat tunggal yaitu :

昨天 是 他 自己 没 去.

zuó tiān Shì zì jǐ méi qù, kemarin adalah dia sendiri tidak pergi

Kemarin dia tidak pergi sendiri

Pada kalimat tunggal di atas, jelas terlihat bahwa kalimat tunggal adalah

kalimat yang terdiri atas satu klausa, konstituen untuk setiap unsur dalam kalimat

seperti subjek hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Pola kalimat tunggal

tersebut adalah “Subjek + Kata Negasi méi (没) + Predikat”, yang merupakan

kalimat yang benar. Sehingga dalam kalimat tunggal, yang menunjukkan waktu

lampau, dapat menggunakan kata negasi méi (没).

Sedangkan kalimat pada data 17 di atas (hasil jawaban kuesioner nomor 1)

merupakan kalimat majemuk yang menyatakan waktu yang lampau, sehingga

harus menggunakan kata negasi bù (不). Berikut adalah data 18 (jawaban terhadap

kuesioner nomor 1) merupakan penggunaan kata negasi bù (不) yang baik dan

benar

(18)

昨天 是 他 自己 不 去, 不是

zuó tiān Shì zì jǐ qù, bù shì Kemarin adalah dia sendiri tidak pergi, bukan

Kemarin dia tidak pergi sendiri, bukan

(51)

tā men ràng qù. mereka Tidak menyuruh dia pergi.

mereka yang tidak menyuruhnya pergi.

Kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) dapat dilihat pada data 19 (hasil

kuesioner nomor 2) yang diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa semester IV

PSSC FIB .

(19)

我 没 吸烟, 也 没 喝 酒

méi xī yān, méi jiǔ. Saya tidak merokok juga tidak minum arak.

Saya tidak merokok juga, juga tidak minum arak

Berdasarkan kaidah tata bahasa Mandarin, terdapat penggunaan kata

negasi méi (没) pada kalimat di atas adalah tidak sesuai dalam kalimat bahasa

Mandarin. Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam penggunaan kata

negasi berjumlah 28%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester IV PSSC

FIB mampu menggunakan kata negasi bù (不) dalam kalimat bahasa Mandarin

yang menyatakan makna suatu kebiasaan.

Kalimat pada data 19 (hasil jawaban kuesioner nomor 2) di atas seharusnya

menggunakan kata negasi bù (不). Hal ini disebabkan kata negasi méi (没) yang

muncul dalam kalimat menyatakan suatu kebiasaan. Dengan demikian kata negasi

méi (没) tidak bisa digunakan, tetapi kata negasi yang dapat digunakan adalah

(52)

Hal ini juga didukung oleh tulisan Liú běi běi (刘北北) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2011), dipaparkan bahwa kalimat pada data 19 (hasil

jawaban kuesioner nomor 2) mengandung makna suatu tindakan atau perbuatan

yang menunjukkan kebiasaan. Berikut adalah pola kalimat yang sesuai dengan

tata bahasa Mandarin.

不 + 习惯 行为

bù + xí guàn xíng wéi

[image:52.595.195.454.254.326.2]

tidak + kebiasaan Tindakan Kata tidak + tindakan kebiasaan Gambar 10. Pola kalimat kata negasi bù (不)

Oleh karena itu kalimat pada 19 (hasil jawaban kuesioner nomor) tidak bisa

menggunakan kata negasi méi (没), hanya boleh menggunakan kata negasi bù (不).

Berikut adalah data 20 (jawaban terhadap kuesioern nomor 2) merupakan

penggunaan kata negasi bù (不) yang baik dan benar

(20)

我 不 吸烟, 也 不 喝 酒

xī yān, jiǔ. Saya tidak merokok juga tidak minum arak.

Saya tidak merokok , juga tidak minum arak

Berikut ini merupakan data 21 (hasil jawaban kuesioner nomor 4) yang

diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa semester IV PSSC FIB. Dari data 21

(hasil jawaban kuesioner nomor 4) tersebut ditemukan penggunaan kata negasi

méi(没) yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin.

(21)

这些 水瓮 没 红

(53)

beberapa jambu air belum merah. Beberapa jambu air ini belum merah

Penggunaan kata negasi méi(没) dalam kalimat pada data 21 (hasil jawaban

kuesioner nomor 4) di atas tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin.

Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi méi (没)

dalam kalimat ini berjumlah 90,4%. Persentase tersebut memperlihatkan bahwa

mahasiswa semester IV PSSC FIB tidak mampu dalam menggunakan kata bù (不)

dalam kalimat bahasa Mandarin.

Kata negasi méi (没) tidak bisa diikuti oleh kata sifat yaitu kata hóng (红).

Hal ini di dukung oleh tulisan wáng lì qún (王立群) dalam Chinese Academic

Jurnal Electronic (2006) yang memaparkan bahwa kalimat penyangkalan yang

menyatakan memiliki atau mempunyai sifat/watak harus menggunakan kata

negasi bù (不). Pola kalimat yang sesuai dengan tata bahasa Mandarin adalah

sebagai berikut:

不 + 形容词

+ xíng róng cí tidak / belum + kata sifat

[image:53.595.233.410.511.594.2]

Kata tidak + kata sifat Gambar 11. Pola kalimat bù (不)

Kata hóng (红) pada kalimat diatas adalah kata sifat yang berarti merah, jadi

harus diikuti kata negasi bù (不). Berdasarkan pola (struktur) tersebut maka

kalimat pada data 21 (hasil jawaban kuesioner nomor 4) di atas harus

(54)

kuesioner nomor 4) merupakan penggunaan kata negasi bù (不) yang baik dan

benar

(22)

这些 水瓮 不 红

zhè xiē shuǐ wèng hóng beberapa jambu air belum merah.

Beberapa jambu air ini belum merah

Data berikut ini merupakan data 23 (hasil jawaban kuesioner nomor 7) yang

diperoleh dari mahasiswa semester IV PSSC FIB. Dari data 23 (hasil jawaban

kuesioner nomor 7) tersebut ditemukan penggunaan kata negasi bù (不) yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Berikut ini adalah data 23 (hasil

jawaban kuesioner nomor 7)

(23)

早上 我 一直 看 没 到 她

zǎo shang yì zhí kàn méi dào pagi ini saya sampai lihat belum tiba dia

Sampai pagi ini saya belum melihatnya

Mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi méi (没)

dalam kalimat ini berjumlah 50%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa

mahasiswa semes

Gambar

Gambar 1. Pola penggunaan kata negasi méi (没)
Gambar 2. Pola kata negasi méi (没)
Gambar 3. Pola kata negasi méi (没)
Gambar 4. Pola kata negasi méi (没)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Some of the results of research conducted found 13 types of ceremonies performed by farmers in the Subak.. 5 | This article was presented at the International seminar “SAFE

Sistem Informasi Pernikahan Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bangil - Pasuruan “ dengan tujuan agar dengan adanya penelitian ini dapat memecahkan masalah yang timbul di

Any public offering of securities to be made in the United States will be made by means of an offering circular that may be obtained from the Company and will contain

dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia dididik dan dibina di Sekolah Tinggi Teologi Aletheia Lawang untuk. dipersiapkan menjadi

(sumber Dinkes Kabupaen Purworejo, April 2014). Alokasi anggaran program JKN diberikan secara bertahap, setiap bulan selambat lambatnya tanggal 15 setiap bulannya.

dan tanggung jawabnya meliputi bidang kenotariatan setelah Notaris membela diri dan pembelaan dirinya ditolak oleh Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara atau

godine, ispitana je efikasnost insekticidnih preparata, na bazi tiametoksama i imidokloprida i entomopatogeno dejstvo Beauveria bassiana na intenzitet napada

Kesimpulan : Tinggi badan ibu bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi panjang badan bayi baru lahir di Kota Palu.. Edukasi pasangan yang akan menikah dan ibu hamil