ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI Bù
(不) DAN Méi (没) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN
PADA MAHASISWA SASTRA CINA USU
SKRIPSI
T. KASA RULLAH
080710005
PROGRAM STUDI SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRACT
The title of this paper is “ Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu dan Mei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Sastra Cina USU”. In this paper, the writer is trying to analyze the usage of negative adverb bu and mei in Mandarin. Generally, students make errors in usage negative verbs, especially bu and mei, because bu and mei has the same meaning in one aspect but differently in another aspect. Due the title, there are some concepts written in chapter two, they are structure and negative adverb. The theory used in this paper is structure
that is used to error analysis and meaning of negative adverb bu and mei. The methodology used on the research to describe the data is descriptive qualitative. In the last chapter, the result of the analysis shows that the similarities of bu and mei such as, no reduplication, always placed before verb and adjective, and showing ability and possibility. The differences of bu and mei are bu has to be added both a particle de and le, while mei can not .
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menuliskan sebuah skripsi. Skripsi ini berjudul
“ Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu dan Mei dalam Bahasa Mandarin Pada
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”. Penulis berharap skripsi ini berguna
bagi pembaca, terutama sekali bagi mahasiswa Sastra Cina yang ingin mengetahui
tentang kata negasi bu dan mei dalam bahasa Mandarin.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan maupun
hambatan, baik mengenai literatur sebagai sumber acuan, maupun disebabkan
terbatasnya kemampuan penulis dalam bidang yang sedang dibahas, namun berkat
rahmat dan kemurahan Allah SWT serta dukungan moril maupun materiil yang
telah diberikan oleh banyak pihak selama penulisan skripsi ini. Sehingga skripsi
ini selesai
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan didalamnya, untuk itu penulis bersedia
menerima kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaaan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini. Rasa terima kasih
1. Yang terhormat, Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Yang terhormat , Dr. T. Thyrahaya Zein, M.A, selaku Pembimbing I selaku
Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara. Yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam
memberikan, masukan serta pengarahan yang membantu pengerjaan skripsi ini.
3. Yang terhormat, Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, MSi sekretaris Program Studi
Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
4. Yang terhormat, Laoshi Chen Shu Shu, selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan masukan dan waktunya bagi pengerjaan skripsi ini.
5. Yang terhormat, Laoshi Yu Xue Ling, MTCSOL, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian skripsi.
6. Yang terhormat, seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya dan seluruh
dosen Jinan University Guang Zhou , Republik Rakyat Cina yang mengajar di
Program Studi Sastra Cina , yaitu :Shao Chang Chao,M.A,Ph.D; Yu Xin,M.A;
Prof Chen Yi Hua; Chen Shu Shu MTCSOL; Yu Xue Ling yang telah
memberikan ilmu dan didikan selama masa perkuliahan.
7. Teristimewa buat yang saya cintai dan sayangi orangtuaku, Ayahanda Tengku
Rabullah S.H. dan Ibunda Herdiana yang selama ini telah mengasuh,
membesarkan, dan mengasihi dengan penuh rasa cinta, pengorbanan, kasih
8. Yang saya hormati para lulusan Program Studi Sastra Cina yaitu kakanda
Sheyla Silvia Siregar S.S; Sheyra Silvia Siregar S.S; Veronika Anggeriani
Sembiring S.S atas bantuan, doa, dan dukungan semangatnya
9. Yang saya cintai dan sayangi teman-teman basket : Bang Yogi, Bang Simon,
Bang Wewek, atas dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.
10.Yang saya sayangi abangda Tengku Qivi Hadi Daholi dan adinda Tengku
Widya Naralia atas dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.
11.Yang saya sayangi teman-temanku yang kusayangi : Ira Octavia, Cicilia, Rika,
Kiki, Jans Sarman Sinaga, Michael Pasaribu, Muhammad Arif, Agus yang
selalu memberi warna bagi hari-hariku dalam perkuliahan. Thanks buat
masa-masa indah dalam persahabatan kita dan seterusnya,
12.Rekan-rekan mahasiswa/i Sastra Cina (2008) dan adik-adik ’09-11’ yang tak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah menjalin tali silaturahmi yang baik
selama masa perkuliahan.
Atas semuanya ini penulis tidak dapat membalas segala jasa dan kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis hanya bisa mendoakan dan
memohon kepada Tuhan semoga diberikan balasan yang jauh melebihi dari
bantuan yang telah diberikan. Amin.
Medan, Juli 2012
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Batasan Masalah... 7
1.3 Rumusan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Manfaat Penelitian...8
1.5.1 ManfaatTeoritis... 8
1.5.2 Manfaat Praktis ... 8
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Konsep ... 9
2.1.1 Kata ... 9
2.1.2 Kata Negasi atau Pengingkaran ... 10
2.2 Landasan Teori ... 11
2.3 Tinjauan Pustaka...13
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Metode Penelitian... 17
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 18
3.1.2 Data dan Sumber Data ... 21
BAB IV ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI
“BU” DAN “MEI” DALAM KALIMAT BAHASA
MANDARIN OLEH MAHASISWA USU ... 24
4.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù ... 25
4.1.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù Soal Bagian I ... 25
4.1.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù Soal Bagian II .... 36
4.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi ... 42
4.2.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi Soal Bagian I. .. 42
4.2.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi Soal Bagian II.. 51
4.3 Penyebab Kesalahan... 64
4.3.1 Faktor Internal ...64
4.3.2 Faktor Eksternal ... 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Simpulan ... 65
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN A. KUSIONER BAGIAN I... 73
ABSTRACT
The title of this paper is “ Analisis Kesalahan Kata Negasi Bu dan Mei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Sastra Cina USU”. In this paper, the writer is trying to analyze the usage of negative adverb bu and mei in Mandarin. Generally, students make errors in usage negative verbs, especially bu and mei, because bu and mei has the same meaning in one aspect but differently in another aspect. Due the title, there are some concepts written in chapter two, they are structure and negative adverb. The theory used in this paper is structure
that is used to error analysis and meaning of negative adverb bu and mei. The methodology used on the research to describe the data is descriptive qualitative. In the last chapter, the result of the analysis shows that the similarities of bu and mei such as, no reduplication, always placed before verb and adjective, and showing ability and possibility. The differences of bu and mei are bu has to be added both a particle de and le, while mei can not .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia, bahasa adalah sarana yang sangat penting.
Begitu pun dalam kehidupan bermasyarakat yang tentu memerlukan sarana atau
alat untuk berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sarana yang
diperlukan itu adalah bahasa. Bahasa juga merupakan hal yang tidak akan pernah
terpisahkan dari manusia, karena bahasa merupakan alat atau sarana yang kita
pakai untuk membentuk pikiran dan perasaan.
Selain itu, tanpa adanya bahasa kita tidak akan bisa mengetahui bagaimana
kebudayaan-kebudayaan dari nenek moyang kita, dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi ialah bagian atau subsistem
dari sistem kebudayaan; bahkan bahasa merupakan bagian yang terpenting atau
inti kebudayaan (Hastuti, 2003:14). Jadi, bahasa merupakan faktor yang
memungkinkan terbentuknya kebudayaan. Dengan bahasa kita juga bisa
menyampaikan suatu ide, pikiran, dan keinginan kepada orang lain baik secara
lisan maupun tulisan. Menurut Gorys Keraf (1980:53) , bahasa merupakan alat
komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud
dan tujuan kepada orang lain
Sama halnya dengan Samsuri (1994:4) yang menyatakan bahwa bahasa
mempengaruhi dan dipengaruhi. Hal senada juga disampaikan oleh Kridalaksana
(2008:24) memandang bahasa sebagai sistem lambang arbitrer (berubah-ubah)
yang digunakan suatu masyarakat untuk kerjasama, berinteraksi dan
mengidentifikasi diri.
Dari pendapat para ahli bahasa di atas, dapat dipahami bahwa bahasa
memiliki peranan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan dengan
tanggapan terhadap dunia secara simbolik, menjadi alat yang menyertai dan
membentuk proses berfikir, mengolah gagasan serta menjadi alat penyampai
gagasan lewat kegiatan komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi diperlukanlah
alat, media penghubung, media sarana, dan dalam hal ini adalah bahasa. Dengan
mempergunakan bahasa seseorang dapat berbicara dengan orang lain untuk dapat
dipahami dan dimengerti.
Di dunia, setiap bangsa mengunakan bahasa yang berbeda-beda, dan yang
sering digunakan, termasuk di antaranya adalah bahasa Inggris dan bahasa
Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa resmi yang dipakai oleh negara Cina.
Bahasa Mandarin adalah bahasa utama Cina dan merupakan salah satu bahasa
paling popular dan paling berkembang di dunia (Suharsono, 2005:1)
Beberapa tahun terakhir ini banyak bangsa telah mulai mempelajari bahasa
Mandarin dan perkembangannya pun sangatlah pesat. Selain cara pengucapan dan
tulisan, tata bahasanya yang berbeda dengan tatabahasa dari bahasa lain,
merupakan daya tarik tersendiri khususnya di kalangan mahasiswa di Indonesia.
Dalam proses belajar dan mengajar bahasa Mandarin, biasanya diajarkan
ditemukan dalam bahasa tulisan, bahasa ucapan tidak memiliki tata bahasa atau
setidak-tidaknya begitu banyak bercampur aduk sehingga sebagian saja yang
bertata bahasa (Chaedar, 1992:30). Dalam menganalisis tata bahasa, morfem, kata,
gabungan kata, dan kalimat merupakan bagian dari tata bahasa yang perlu di
analisis.
Kata adalah bentuk bebas dalam tutur. Bentuk bebas secara morfologis
berarti bentuk tersebut dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk
lain yang digabung dengannya, dan dapat dipisahkan bentuk lain yang
digabungkan di depan dan dibelakangnya dalam tuturan (Verhar, 2001:97)
Kata adalah satu kesatuan penuh dan komplit dalam ujaran sebuah bahasa,
kecuali partikel. Sebuah kata dalam kalimat dapat dipisahkan dari yang lain
(Parera, 1994:4). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah unsur
yang sangat penting dalam penyusunan kalimat.
Dalam sebuah kalimat untuk menyatakan penyangkalan, maka
menggunakan kata negasi. Dalam bahasa Indonesia, kata negasi atau penyangkal
adalah bukan, tidak, belum, jangan dan lain-lain.Kata negasi atau pengingkaran
adalah proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu
kalimat, dilakukan dengan penambahan kata ingkar pada kalimat (Alwi, 2010:
388). Kata negasi juga disebut dengan kata penyangkal. Kata penyangkal adalah
kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu
peristiwa atau adanya suatu hal (Chaer, 2006:119).
Dalam bahasa Mandarin ada beberapa kata negasi yang sering digunakan
kata无 (wú), 别(bié),不 (bù) dan 没(méi) berarti tidak, belum, bukan, serta tanpa.
Yang menarik tentang penggunaan bù (不) dan méi (没) dalam tata bahasa
Mandarin adalah kata negasi bù ( 不 ) menunjukkan kepemilikkan,
sedangkan méi (没)
Penggunaan kata negasi
tidak bisa digunakan untuk menunjukkan kepemilikkan. Kata
méi tidak bisa digunakan untuk menentukan sifat dasar, sedangkan bù bisa
digunakan.
bù (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa
Mandarin sering digunakan dalam tugas-tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa
semester IV Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya USU stambuk
2010/2011 (selanjutnya akan disebut PSSC FIB USU). Proses pengajaran
penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) terdapat pada mata kuliah Bahasa
Cina Dasar. Berdasarkan tulisan mereka didapati bahwa mahasiswa Sastra Cina
sering sekali melakukan kesalahan dalam penggunaan kata negasi bù (不)
dan méi
(1)
(没). Kesalahan tersebut dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini :
不 有 谁 会 同意 这样 做
bù yǒu shuí huì tóng yì zhè yàng zuò
tidak ada siapa bisa setuju seperti ini perlakuan Siapa pun tidak ada yang bisa setuju dengan perlakuan seperti ini
Kalimat di atas adalah contoh kesalahan penggunaan kata negasi dalam
kalimat yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam susunan kalimat contoh (1) kata
diletakkan di depan kalimat yang berarti “tidak semua”. Berikut adalah
penggunaan yang benar kata negasi méi
(2)
(没)
没 有 谁 会 同意 这样 做
méi yǒu shuí huì tóng yì zhè yàng zuò
tidak ada siapa Bisa setuju seperti ini perlakuan Siapa pun tidak ada yang bisa setuju dengan perlakuan seperti ini
Kalimat berikut ini merupakan kesalahan penggunaan kata negasi méi
(3)
(没)
dalam bahasa Mandarin
这 道 菜 没 好吃
zhè dào cài méi hǎo chī
ini jenis sayur Tidak enak Hidangan ini tidak enak
Dalam susunan contoh kalimat (3) kata méi (没) tidak menunjukkan arti
apapun, dan tidak mewakili kata penyangkal. Pada kalimat ini harus digunakan
kata bù (不), karena kalimat tersebut menggandung makna kata psikologis verba.
Berikut adalah penggunaan yang benar dari kata negasi bù
(4)
(不)
这 道 菜 不 好吃
zhè dào cài Bù hǎo chī
ini jenis sayur Tidak enak Hidangan ini tidak enak
Ditemukannya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa PSSC FIB USU
Mandarin merupakan salah satu latar belakang yang membuat penulis tertarik
meneliti tentang penggunaan kata negasi tersebut. Disamping itu, kurangnya
pemahaman penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) tersebut merupakan
faktor terjadinya kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) dalam
kalimat. Dalam hal ini penulis memilih mahasiswa Sastra Cina semester IV,
dikarenakan sebagian mahasiswa semester IV belum memahami penggunaan
kata bù (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa Mandarin secara baik dan benar.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian hanya pada
kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) dalam kalimat yang
dilakukan mahasiswa semester IV Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu
Budaya USU.
1.3 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka permasalahan
penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi
2. Apakah faktor kesalahan penggunaan kata negasi
(没)
dalam kalimat bahasa Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV
Program Studi Sastra Cina USU ?
bù (不) dan méi (没) dalam
kalimat yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV Program Studi Sastra
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi
2. Mendeskripsikan faktor kesalahan penggunaan kata negasi
(没)
dalam kalimat bahasa Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV
Program Studi Sastra Cina USU.
bù (不) dan méi (没)
dalam kalimat bahasa Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV
1.5 Manfaat Penelitian
Sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang, perumusan
masalah, dan tujuan masalah. Maka manfaat penelitian yang adalah sebagai
berikut :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pemahaman bagi pembaca mengenai tata bahasa
dalam bahasa Mandarin khususnya tentang kesalahan penggunaan kata
negasi bù (不) dan méi (没)
1.5.2 Manfaat Praktis
Mempermudah pebelajar mahasiswa Sastra Cina pada umumnya, dan
Mahasiswa Sastra Cina USU pada khususnya untuk memahami dan menggunakan
kata bù (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa Mandarin sehingga tidak lagi
terjadinya kesalahan dalam penggunaan kata tersebut baik secara lisan maupun
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI DAN
HASIL PENELITIAN TERDAHULU
2.1 Konsep
Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul
skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan dengan kata negasi.
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang pengertian kata, kata negasi,
kemudian jenis kata negasi pada bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Setelah
itu, akan dijelaskan tentang pengertian kalimat dan jenisnya.
2.1.1 Kata
Bahasa dirangkai oleh susunan kata. Tanpa kata, tidak ada bahasa.
Kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat
berdiri sendiri (Suparto, 2003:21). Kata merupakan unsur yang paling penting
di dalam bahasa. Tanpa kata mungkin tidak ada bahasa; sebab kata itulah yang
merupakan perwujudan bahasa (Chaer, 2006:86). Setiap kata mengandung konsep
makna dan mempunyai peran dalam pelaksanaan bahasa.
Konsep dan peran apa yang dimiliki tergantung dari jenis kata-kata itu,
2.1.2 Kata Negasi atau Pengingkaran
Negasi atau pengingkaran adalah proses atau konstruksi yang
mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat (Alwi, 2010:388) Dalam
bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang termasuk kata negasi, yaitu :
- tidak, tak
- tiada
- bukan
- tanpa
- jangan
- belum
Dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata yang termasuk dalam kata
penyangkal. Diantaranya 不 bù、弗 fú、毋 wú、勿 wù、未 wèi、非 fēi、否
fǒu,没 méi,莫 mò,靡 mí,罔 wǎng,别 bié,不要 bù yào,dan sebagainya.
Seiring perkembangan zaman, kata negasi yang dipakai saat ini adalah 不bù,没
méi,无wú,别bié,非fēi,否fǒu dan 不要bù yào.
2.2 Landasan Teori
Dalam skripsi ini, landasan teori yang digunakan adalah teori tatabahasa dan
teori analisis kesalahan dalam berbahasa (error analysis). Dalam bahasa Mandarin
tata bahasa adalah peraturan penggabungan kata, gabungan kata, atau kalimat
(Suprapto, 2003:17).
Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pengajaran bahasa
hendaknya lebih difokuskan pada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa
kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar jauh lebih penting karena dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kesalahan belajar dan kesalahan
berbahasa pembelajar.
Ada dua macam kesalahan yang dibuat oleh peserta didik, yaitu :
(1) bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang menunjukkan adanya
transitional competence yang disebut error dan
(2) kesalahan-kesalahan yang sifatnya random, tidak sistematis yang disebut
mistake (S.P.Corder, 1981:10)
Selanjutnya, Corder menyebutkan bahwa kesalahan dalam kategori error
mempunyai arti yang penting, yaitu:
(1) bagi instruktur dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa banyak
penguasaan bahasa peserta didik dan aspek apa yang belum dikuasai
(2) bagi peneliti, sebagai petunjuk bagaimana peserta didik menguasai
aspek-aspek tertentu dan strategi apa yang digunakan dalam
pemerolehan bahasa
(3) bagi peserta didik sendiri, kesalahan itu merupakan bagian penting dari
proses belajarnya, karena kesalahan dapat dipakai sebagai alat untuk
belajar (S. P. Corder, 1981:10-11).
Menurut Marina Burt (1975) dikatakan bahwa kesalahan yang dikoreksi
dikemukakan oleh Harmer (1983) dapat menimbulkan rasa frustasi atau
kehilangan motivasi belajar. Gower (1988) seperti yang dikutip oleh Chaudron
menyarankan bahwa yang perlu segera diperbaiki adalah kesalahan yang dapat
menimbulkan salah pengertian dan koreksi dilakukan setelah mereka selesai
mengucapkan kalimat .
Corder juga membedakan kesalahan dalam beberapa pengertian kesalahan
berbahasa berdasarkan sebab-sebabnya, yaitu: Mistakes (keliru) lapses (selip) dan
errors (salah). Mistakes adalah penyimpangan pemakaian bahasa (penyimpangan
struktur lahir) yang terjadi karena penutur tidak menetukan pilihan penggunaan
ungkapan secara tepat dan sesuai dengan situasi yang ada. Lapses adalah
penyimpangan pemakaian bahasa (struktur lahir) yang terjadi karena beralihnya
pusat perhatian terhadap topik pembicaraan secara sesaat, dan errors adalah
penyimpangan pemakaian bahasa (struktur lahir) dari struktur baku yang terjadi
karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa (Corder, 1981:18)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 ; 43) ”Analisis adalah: 1, penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya) 2. Penjabaran sesudah dikaji sebaik baiknya. 3. Pemecahan persoalaan yg di mulai dgn dugaan akan kebenaranya”
Rod Ellis (1986:296) ”... analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meluputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”
2.3 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka
bō (李文波) menulis tentang “bù” (不) hé “méi” (没) de p iān wù . Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis bentuk kesalahan dalam
penggunaan bù (不) dan tiga jenis bentuk kesalahan dalam penggunaan méi (没) .
Li menyarankan dalam proses belajar-mengajar menggunakan kata “bù” dan
“méi” dalam kalimat bahasa Mandarin yang baik dan benar.
Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2011) Liú běi běi (刘北北)
yang berjudul ”wài guó liú xué shēng xí dé fǒu dìng fùcí méi hé bù de diào chá ”(外国留学生习得否定副词没和不的调查). Liú běi běi memaparkan
kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) yang sering dilakukan
oleh mahasiswa asing. Dalam penelitiannya Liú běi běi (刘北北) mengambil sampel mahasiswa asing yang belajar bahasa Mandarin secara umum. Liú běi běi
(刘北北) tidak memaparkan faktor-faktor kesalahan penggunaan kata negasi bù
(不) dan méi (没).
Dalam skripsi Mahasiswa Sastra Cina, Yuliana (2011), membahas tentang
penggunaan kata bù (不) dan méi (没) dengan menjabarkan posisi kata negasi,
perbedaan dan persamaan kata tersebut. Dalam skripsi tersebut fokus
penelitiannya hanya pada persamaan dan perbedaan dari kata negasi bù (不)
dan méi (没). Peneliti melihat dengan jelas bagaimana penggunaan kata
negasi bù (不) dan méi (没) dan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)
Dalam jurnal Chinese Academic Jurnal Electronic (2009) Liú lì (刘利)
berjudul “Analisis fungsi representasi semantik kata bù (不) dan méi (没)”
membahas fungsi semantik kata negasi bù (不) dan méi (没). Liú lì (刘利) hanya
memfokuskan penelitiannya pada fungsi semantik dari kata negasi bù (不)
dan méi (没). Liú lì menemukan perbedaan makna dari kata negasi bù (不)
dan méi
Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2009) Lú jiǎ wén (卢甲文)
menulis artikel yang berjudul ”fù cí bù hé méi yǒu chū tàn ”(副词不和没有初探).
Jiǎ wén memaparkan arti gramatika dan fungsi gramatika dari kata negasi bù (不)
dan méi (没) dalam keadaan sama dan tidak sama. Dalam penelitiannya Lú jiǎ
wén (卢甲文) lebih condong memaparkan perbedaan dan persamaan kata negasi
bù (不) dan méi (没) dari segi fungsi gramatika. (没) dilihat dari fungsi semantiknya.
Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2006) yang ditulis oleh Wáng
lì qún (王立群) menulis tentang”bù hé méi de jù fǎ, yǔ yì, yǔ yòng qū bié ”(不和
没的句法,语义,语用区别). Lì qún memaparkan perbedaan fungsi sintaksis,
semantik dan pragmatik dari kata negasi bù (不) dan méi (没). Dalam penelitian
Wáng lì qún (王立群) menghasilkan ciri-ciri sintaksis dan ciri-ciri semantik kata
negasi bù (不) dan méi (没), serta perbedaan pragmatik kata negasi bù (不) dan
méi (没).
Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2005) Shǐ xī yáo (史锡尧)
和不的位置). Shǐxī yáo memaparkan posisi kata negasi bu dalam kalimat bahasa
mandarin. Shǐxī yáo (史锡尧) lebih condong memberikan struktur atau pola kata
negasi bù (不) dalam kalimat bahasa mandarin dan tidak melihat dari segi
semantiknya.
Dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2001) niè rén fā (聂仁发)
menulis tentang kata negasi bù (不) dan méi (没). Judul artikelnya adalah ” fǒu
dìng cí bù yǔ méi yǒu de yǔ yì tè zhēng jí qí shí jiān yì yì” (否定词不与没有的语
义特征及其时间意义). Niè rén fā menjelaskan kata negasi bù (不) dan méi (没)
dilihat dari cirri-ciri semantik dan makna waktu. Dalam penelitiannya niè rén fā (聂仁发) memaparkan bentuk kata negasi bù (不) dan méi (没) khususnya dilihat
dari ciri-ciri semantiknya sehingga penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没)
tidak terlihat dengan jelas.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan analisis
kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没), hanya beberapa
penelitian yang jelas tidak menggunakan metode penelitian dengan menggunakan
intrumen kuesioner dan skala likert. Maka perlu dilakukan penelitian yang
memfokuskan pada analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù ( 不 )
dan méi (没) untuk mahasiswa semester IV PSSC FIB USU. Hal ini merupakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di
mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati (Moloeng, 2006:4). Penelitian kualitatif berlatar pada latar alamiah
sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan
metode kualitatif , bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil
dan membatasi studi dengan fokus (Moloeng, 2006:4)
Dengan pendekatan deskriptif maka penelitian terhadap Analisis Kesalahan
Kata Negasi bù (不) dan méi (没) dapat memberikan gambaran yang secermat
mungkin mengenai mahasiswa semester IV PSSC FIB USU dalam menggunakan
kata negasi bù (不) dan méi
3.1.1 Teknik Pengumpulan data
(没), sehingga dapat digunakan untuk mengukur
dengan cermat fenomena sosial tertentu yang terjadi tidak sesuai berlangsung
ditengah-tengah mahasiswa. Metode penelitian deskriptif kualitatif dapat
memecahkan masalah dengan melakukan pengumpulan, pengkajian dan
Dalam mengumpulkan data digunakan dua jenis metode penelitian, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Observasi lapangan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan
mengadakan penelitian langsung ke tempat objek penelitian. Dalam kegiatan
observasi, pengamat atau peneliti sendiri hanya berperan sebagai partisipan.
Untuk memperoleh data digunakan teknik observasi, wawancara, dan angket.
Observasi merupakan pengamatan langsung ke tempat penelitian. Adapun tempat
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PSSC FIB USU. Subjek
penelitian dalam penilitian ini adalah mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.
Mahasiswa semester IV PSSC FIB USU terdiri dari 42 mahasiswa yaitu 4 orang
Tionghoa dan 38 orang pribumi, mereka rata-rata berusia 20 sampai 21 tahun.
Mahasiswa semester IV PSSC FIB USU telah belajar bahasa Mandarin selama
lebih kurang 2 tahun. Dalam 2 tahun ini sudah banyak mata kuliah yang mereka
pelajari khususnya yang berkaitan dengan tata bahasa seperti mata kuliah Bahasa
China Dasar, Kemahiran Berbahasa China, dan Keterampilan Berbahasa China.
Setelah melakukan pengamatan langsung, peneliti membagikan angket kepada
mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.
Sebelum mengumpulkan data dalam melakukan penelitian ini,
langkah-langkah yang diterapkan adalah sebagai berikut:
Membuat pedoman angket (kuesioner) yang berisi yang berkenaan dengan
(2) pernyataan benar atau salah. Angket (kuesioner) yang dibuat
berpedoman pada penelitian yang dilakukan oleh Liu Bei Bei (2011)
Berikut adalah dua contoh angket yang disusun untuk penelitian ini:
(1) 用“没和不”填空 Gunakan kata bù (不) dan méi (没) untuk mengisi
pertanyaan berikut
1.昨天是他自己( )去,不是他们( )让他去
Kemarin dia tidak pergi sendiri, bukan mereka tidak menyuruhnya pergi
2.我( )吸烟,也( )喝酒
Mereka tidak merokok, juga tidak minum arak
(2) 判断正误 Memilih benar atau salah
1. 虽然没刮风了,但是还是很冷
Walaupun tidak ada angin, tetapi masih sangat dingin
2. 玩电脑的时候不感到累,做练习的时候才感觉到累
Ketika bermain komputer tidak merasa kelelahan, ketika mengerjakan tugas baru
merasa kelelahan
Setelah membuat pedoman, selanjutnya penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menyebarkan angket (kuesioner) kepada mahasiswa semester IV PSSC
FIB USU yang akan diteliti . Populasi mahasiswa semester IV PSSC FIB
USU sebanyak 42 mahasiswa
Sampel yang diambil sebanyak 38 mahasiswa. Jumlah sampel ditentukan
dengan rumusan Slovin (dalam Moeloeng, 2006: 50-51), yaitu :
n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
e = Eror tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk
sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) -> (^2= pangkat dua)
Taraf signifikansinya 0.05, maka besarnya sampel menurut Slovin ini akan
menjadi:
n = N/ (1 + Ne^2)
n = 42/ (1 + 42 x 0,05x 0,05)
n = 38 mahasiswa
2.Mengumpulkan hasil angket yang telah dijawab.
Setelah mengumpulkan angket yang telah dijawab, peneliti
mengklasifikasi hasil angket berdasarkan dua bagian soal, yaitu jawaban
terhadap soal bagian pertama dan soal bagian kedua. Soal bagian pertama
adalah isian pertanyaab berupa kata negasi bù (不) dan méi (没) dan soal
bagian kedua adalah pertanyaan yang berkaitan dengan memilih
pernyataan benar atau salah.
3.Setelah data diklasifikasi melanjutkan dengan pengolahan data.
2. Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti, yaitu analisis kesalahan
penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没). Penulis mengumpulkan data berupa
buku teks, jurnal, karya ilmiah, skripsi, tesis dan disertasi, ensiklopedia, dan
sumber-sumber tertulis dari internet yang berkenaan dengan penggunaan kata
3. Interview (wawancara)
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab
dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu
penelitian (Darussalam, 2009: 193-194). Dalam penelitian ini, wawancara yang
dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak berstruktur atau wawancara bebas,
dimana penenliti bebas mengajukan pertanyaan tetapi tidak lari topik penelitian.
3.1.2 Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data adalah mahasiswa semester
IV PSSC FIB USU. Peneliti memilih mahasiswa semester IV, karena ketika di
semester IV mahasiswa mulai mempelajari kata negasi bù (不) dan méi (没)
melalui mata kuliah Bahasa Cina Dasar.
Data pada penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner dari mahasiswa
semester IV PSSC FIB USU. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa terhadap
kata negasi bù (不) dan méi (没). Kesalahan-kesalahan tersebut terlihat dari hasil
jawaban kuesioner yang diberikan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.
Data primer yang merupakan data kualitatif adalah hasil hitungan yang dilakukan
FIB USU. Data sekunder pada penelitian ini adalah buku 汉 语 教 程 Hànyǔ
jiàochéng (2006), buku 语法释疑 Yǔ fǎ shì yí, Intisari Tata Bahasa Mandarin (2005), Tata Bahasa Mandarin itu Mudah (2003), dan jurnal-jurnal, skripsi,
ensiklopedia, sumber-sumber tertulis dari internet, tesis serta disertasi yang
terkait dengan penelitian ini, semua data tersebut mendukung analisis penelitian
ini.
3.1.3 Teknik Analisis Data
Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data tersebut oleh penulis
yaitu:
1. Mengolah data dengan cara memeriksa hasil jawaban berdasarkan kunci
jawaban yang sudah dibuat penulis.
2. Menganalisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dalam kalimat bahasa
Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB USU
berdasarkan tata bahasa Mandarin.
3. Menganalisis kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) dalam kalimat bahasa
Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB USU
berdasarkan tata bahasa Mandarin.
4.Mewawancarai mahasiswa semester IV PSSC FIB USU untuk mengetahui
penyebab atau faktor kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没)
dalam kalimat bahasa Mandarin.
5. Menginterpretasikan hasil wawancara mahasiswa semester IV PSSC FIB USU.
BAB IV
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAAN KATA NEGASI
“BU” DAN “MEI” DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN
OLEH MAHASISWA SASTRA CINA USU
Bab IV ini berisi tentang analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)
dan méi (没) dalam kalimat bahasa Mandarin oleh mahasiswa semester IV PSSC
FIB USU . Pembahasan kata negasi bù (不) dan méi (没) sesuai dengan arti kata,
dan penggunaan berdasarkan tata bahasa Mandarin.
Penelitian ini menjawab masalah penelitian yang memfokuskan pada bentuk
kesalahan kata negasi bù (不) dan méi (没) dan faktor penyebab kesalahan kata
negasi bù (不) dan méi (没). Dari kuesioner yang disebarkan kepada 42
mahasiswa semester IV PSSC FIB USU, 60% dari 42 mahasiswa semester IV
melakukan kesalahan dalam menggunakan kata negasi bù (不) dan méi (没). Hal
ini menggambarkan ketidakmampuan mereka membedakan penggunaan kata
negasi bù (不) dan méi (没).
Analisis kesalahan kata negasi bù (不) dan méi (没) dilakukan berdasarkan
pembagian kuesioner bagian I dan II. Kuesioner bagian I berkenaan dengan
pertanyaan mengisi antara kata negasi bù (不) atau méi (没) dan kuesioner bagian
II berkenaan dengan pernyataan benar atau salah. Berikut adalah analisis
kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没) dalam kalimat bahasa
4.1 Analisis Kesalahan Kata Negasi Bù (不)
Pada subbab ini dipaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan kata
negasi bù (不). Analisis penggunaan kata negasi bù (不) dan méi (没), dibagi atas
2 bagian yang terdiri atas, (1) analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)
pada soal bagian I dan II dan (2) analisis kesalahan penggunaan kata negasi méi
(没) pada soal bagian I dan II. Berikut ini adalah analisis pertama yaitu soal
bagian pertama mengisi jawaban bù (不) dan méi (没) data yang diperoleh
meliputi soal nomor 3, 5, 6, 8 dan 10 (kuoesioner terlampir) yang merupakan
analisis kesalahan penggunaan kata negasi bù (不). Bagian pada soal kedua
meliputi soal nomor 12, 18, dan 20 (kuesioner terlampir) yang merupakan analisis
kesalahan penggunaan kata negasi bù (不).
4.1.1Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Negasi Bù (不) Kuesioner Bagian I
Data 1 berikut ini (hasil jawaban mahasiswa semester IV PSSC FIB
terhadap kuesioner nomor 3) .
(1)
小华 是 新 兵, 还 不
xiǎo huá shì xīn bīng hái bù
xiao hua adalah baru prajurit, masih belum Xiao hua adalah prajurit baru, masih belum
碰 过 枪。
pèng guò qiāng.
menyentuh pernah pistol. pernah menyentuh pistol
Dari data 1 (hasil jawaban kuesioner nomor 3) ditemukan penggunaan kata
negasi bù (不) yang tidak sesuai dengan tata bahasa Mandarin. Jumlah mahasiswa
hanya berjumlah 21,4%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester IV
PSSC FIB mampu menggunakan kata negasi méi (没). Ketika dalam kalimat
negasi muncul kata 还 (hái), maka kata negasi yang harus digunakan adalah kata
negasi méi (没).
Liú běi běi (刘北北) di dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2011)
juga mendukung pernyataan penulis bahwa jika kata keterangan hái (还) muncul
dalam sebuah kalimat yang menyatakan penyangkalan, maka harus diikuti oleh
kata negasi méi (没). Pernyataan yang sama juga terdapat dalam tulisan Lú jiǎ
wén (卢甲文) di dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2009). Di dalam
sebuah kalimat penyangkalan kata keterangan waktu guò (过) untuk menyatakan
waktu yang sudah lampau, harus diikuti oleh kata negasi méi (没). Berikut adalah
data 2 (jawaban terhadap kuesioner nomor 3) yang merupakan penggunaan kata
negasi méi (没) yang baik dan benar
(2)
小华 是 新 兵, 还 没
xiǎo huá shì xīn bīng hái méi
xiao hua adalah baru prajurit, masih belum Xiao hua adalah prajurit baru, masih belum
碰 过 枪。
pèng guò qiāng.
menyentuh pernah pistol. pernah menyentuh pistol
Masih membicarakan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不), berikut ini
adalah data 3 merupakan hasil jawaban yang salah yang dilakukan oleh
jawaban kuesioner nomor 5) tersebut ditemukan penggunaan kata negasi bù (不)
yang tidak sesuai dengan tata bahasa Mandarin sebagai berikut:
(3)
她 刚才 不 吸烟
Tā gāng cái bù xī yān
Dia kebetulan tidak merokok Dia kebetulan tidak merokok
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dalam kalimat yang terdapat
pada data 3 (hasil jawaban terhadap kuesioner nomor 5) adalah tidak sesuai
dengan tata bahasa Mandarin. Kata negasi bù (不) tidak bisa digunakan dalam
kalimat yang menyatakan kejadian yang telah berlalu atau lampau. Tetapi kata
negasi bù (不) hanya bisa muncul dalam kalimat yang menyatakan waktu
sekarang dan masa depan atau yang akan datang. Pada data 3 (hasil jawaban
kuesioner nomor 5), kata gāng cái (刚才) menyatakan waktu yang lampau, oleh
sebab itu kata negasi bù (不) tidak sesuai penempatannya. Jumlah mahasiswa
yang melakukan kesalahan pada kalimat tersebut berjumlah 80,9%. Persentase
tersebut memperlihatkan bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB USU tidak
mampu menggunakan kata negasi bù (不) dalam kalimat bahasa Mandarin.
Wáng lì qún (王立群) dalam artikelnya yang berjudul ”bù hé méi de jù fǎ,
yǔ yì, yǔ yòng qū bié ”(不和没的句法,语义,语用区别) dalam Chinese
Academic Jurnal Electronic (2006) memaparkan bahwa kata negasi yang menyatakan
Kata gāng cái (刚才) yang berarti baru saja adalah kata keterangan waktu yang menyatakan kejadian yang telah berlalu atau lampau dan kata xī yān (吸烟) yang berarti merokok adalah kata kerja. Pola kalimat tersebut menurut tata bahasa
Mandarin adalah sebagai berikut :
表示 过去 的 时间词 + 没 + 动词
biǎo shì guò qù de shí jiān cí méi dòng cí menyatakan lampau (kepemilikan) kata waktu tidak/belum+ kata kerja
[image:35.595.110.540.228.297.2]menyatakan waktu yang sudah lampau + tidak/belum + kata kerja Gambar 1. Pola penggunaan kata negasi méi (没)
Oleh karena itu kalimat pada data 3 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 5)
lebih tepat menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 4 (jawaban
terhadap kuesioner nomor 5) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang
baik dan benar
(4)
她 刚才 没 吸烟
tā gāng cái méi xī yān
dia kebetulan tidak merokok Dia kebetulan tidak merokok
Analisis berikutnya masih mengenai kesalahan penggunaan kata negasi bù
(不) dalam kalimat bahasa Mandarin. Penggunaan kata negasi bù (不) yang
dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata
bahasa Mandarin. Hal ini dapat dilihat pada data 5 (hasil jawaban kuesioner
nomor 6) berikut ini.
(5)
这些 牛肉 还 不 熟。
Beberapa daging sapi ini masih belum masak.
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) pada data 5 (hasil jawaban
kuesioner nomor 6) di atas tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin.
Dalam kalimat tersebut muncul kata keterangan hái (还) yang berarti masih,
muncul dalam kalimat, kata negasi tidak boleh digunakan. Jumlah mahasiswa
yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) pada kalimat bahasa
Mandarin hanya berjumlah 16,6%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa
semester IV PSSC FIB mampu menggunakan kata negasi méi (没) dalam kalimat
bahasa Mandarin.
Merujuk pada tulisan Liú běi běi (刘北北) dalam Chinese Academic Jurnal
Electronic (2011), dinyatakan bahwa kata keterangan hái (还) yang digunakan
untuk menyatakan penyangkalan, harus menggunakan kata negasi méi (没).
Berikut adalah Pola kalimat yang sesuai dengan tata bahasa Mandarin
还 + 没 + 形容词 hái + méi + xíng róng cí masih + belum + kata sifat
[image:36.595.171.432.497.575.2]masih + belum+ kata sifat
Gambar 2. Pola kata negasi méi (没)
Pada data 5 (hasil jawaban kuesioner nomor 6) di atas kata shú.(熟) yang
berarti masak adalah kata sifat jadi sebelum kata sifat harus menggunakan kata
negasi méi (没). Pola kalimat yang sesuai dengan tata bahasa Mandarin
masih + belum + masak masih belum masak
Gambar 3. Pola kata negasi méi (没)
Berdasarkan pola kata negasi méi (没) yang telah dipaparkan, maka pada
data 5 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 6) seharusnya menggunakan kata
negasi méi (没). Berikut adalah data 6 (jawaban terhadap kuesioner nomor 6)
merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang baik dan benar
(6)
这些 牛肉 还 没 熟。
zhè xiē niú ròu hái méi shú. beberapa daging sapi Masih belum masak.
Beberapa daging sapi ini masih belum masak.
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang dilakukan oleh mahasiswa
semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin, dapat
dilihat dalam pada data 7 (hasil jawaban kuesioner nomor 8) berikut ini
(7)
爸爸 还 不 收 到
Bà ba hái bù shōu dào
ayah masih belum menerima tiba Ayah masih belum pernah
过 他 的 信
guò tā de xìn
pernah dia (kepemilikan) surat menerima pesannya
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) dalam kalimat pada data 7 (hasil
bù (不) dalam kalimat ini berjumlah 14,2 %. Jumlah tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB mampu menggunakan kata negasi méi
(没).
Kalimat pada data 7 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 8) menunjukkan
ketidaksesuaian penggunaan kata negasi bù (不) dengan kaidah tata bahasa
Mandarin. Hal ini disebabkan karena posisi dari kata negasi bù (不) terletak
sebelum kata pelengkap hasil yaitu kata shōu dào (收到) yang berarti sudah menerima, yang menyatakan hasil . Dalam kalimat penyangkalan tersebut juga
muncul kata hái (还) yang berarti masih, seharusnya kata negasi yang digunakan
adalah kata negasi méi (没).
Penyangkalan tersebut juga dinyatakan atau dipaparkan oleh Wáng lì qún
(王立群) dan Liú běi běi (刘北北) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic
(2006/2011) . Penggunaan kata negasi bù (不) pada di atas tidak sesuai dengan
kaidah tata bahasa Mandarin. Mereka menjelaskan bahwa posisi kata negasi bù
(不) dan méi (没) dalam kalimat penyangkalan yang menyatakan hasil, berbeda
penggunaannya.
Masih membicarakan tentang kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)
pada data 7 ( hasil jawaban kuisioner nomor 8) menunjukkan bahwa penggunaan
kata negasi bù (不) diletakkan sebelum kata kerja dan komplemen. Akan tetapi
kata negasi bù (不) diletakkan setelah kata kerja dan sebelum komplemen.
Dengan demikian kalimat di atas seharusnya menggunakan kata negasi méi (没)
没 + 动词 + 结果 + 补语
méi + dòng cí + jié guǒ + bǔ yǔ
[image:39.595.169.493.125.299.2]tidak + kata kerja + hasil + kata komplemen tidak + kata kerja + kata komplemen yang menyatakan hasil
Gambar 4. Pola kata negasi méi (没)
没 + 收 + 到
méi + shōu + dào belum menerima tiba
belum menerima Gambar 5. pola kata negasi méi (没)
Kata kerja Shōu (收) menerima adalah kata kerja yang diletakkan sesudah
kata negasi méi (没), sedangkan dào (到) merupakan komplemen hasil. Jadi kata
negasi méi (没) diletakkan sebelum kata kerja dan komplemen hasil. Selain itu
dalam jurnal Liu Bei Bei dan Wang Liu Qun dipaparkan bahwa setelah kata
keterangan hái (还) muncul dalam kalimat yang menyatakan penyangkalan,
maka kata negasi yang tepat digunakan adalah kata negasi méi (没). Dalam artikel
tersebut juga dipaparkan bahwa kata negasi méi (没) muncul sebelum kata kerja
dan kata keterangan waktu guò (过)., Berikut pola penggunaan kata negasi méi
(没)
没 + 动词+ 过
méi + dòng cí + guò
[image:39.595.160.468.579.667.2]tidak /belum kata kerja kata keterangan waktu Tidak/belum + kata kerja+ kata keterangan waktu
Gambar 6. Pola kata negasi méi (没)
Pada data 7 (hasil jawaban kuesioner nomor 8) di atas terlihat jelas bahwa
kata keterangan waktu guò (过) muncul dalam kalimat penyangkalan, kata negasi
yang tepat untuk digunakan pada kalimat tersebut adalah kata negasi méi (没).
Oleh karena itu, pada data 7 (hasil jawaban kuesioner nomor 8) diatas harus
menggunakan kata negasi méi (没). Berikut ini adalah data 8 (jawaban terhadap
kuesioner nomor 8) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang tepat dalam
(8)
爸爸 还 没 收 到
bà ba hái méi shōu dào
ayah masih belum menerima tiba Ayah masih belum pernah
过 他 的 信
guò tā de xìn
pernah dia (kepemilikan) surat menerima pesannya
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang dilakukan oleh mahasiswa
semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Hal ini
dapat dilihat pada data 9 (hasil jawaban kuesioner nomor 10) berikut ini.
(9)
昨天 他 到底 去 不 去 啊?
zuó tiān tā dào dǐ qù bù qù a ?
kemarin dia sebenarnya pergi tidak pergi (partikel penegasan) ? Kemarin sebenarnya dia sudah pergi kah ?
Penggunaan kata negasi bù (不) pada data 9 (hasil jawaban kuesioner
nomor 10) di atas adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Hal ini
disebabkan karena dalam kalimat penyangkalan, muncul kata keterangan waktu
lampau yaitu kata zuó tiān (昨天). Kata negasi yang hanya boleh digunakan pada
data 9 (hasil jawaban kuisioner soal nomor 10) adalah kata negasi méi (没).
Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)
dalam kalimat ini adalah 88%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa
Shǐ xī yáo (史锡尧) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2005)
menyatakan bahwa penggunaan kata negasi bù (不) pada kuisioner soal nomor 10
adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Kalimat di atas
merupakan kalimat tunggal. Untuk itu kata negasi yang seharusnya digunakan
adalah kata negasi méi (没). Pada data 9 (hasil jawaban kuesioner soal nomor 10)
memiliki kata keterangan waktu zuó tiān (昨天) yang menyatakan masa lampau. Kata keterangan waktu pada masa lampau dalam kalimat penyangkalan harus
menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 10 (jawaban terhadap
kuesioner nomor 10) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang baik dan
benar
(10)
昨天 他 到底 去 没 去 啊?
zuó tiān tā dào dǐ qù méi qù a ?
4.1.2 Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Negasi Bù (不) Kuesioner Bagian II
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) pada kuesioner bagian II ini
diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa semester IV PSSC FIB terhadap
kuesioner nomor 12, 18, dan 20. Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang
dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB tidak sesuai dengan kaidah tata
bahasa Mandarin. Hal ini dapat dilihat pada data 11 (hasil jawaban kuesioner
nomor 12 ) berikut ini
(11)
玩 电脑 的 时候 不 感到
wán diàn nǎo de shí hou bù gǎn dào
bermain komputer (kepemilikan) ketika tidak merasa Ketika bermain computer tidak merasa lelah,
累, 做 练习 的 时候
lèi, zuò liàn xí de shí hou
lelah, mengerjakan latihan (kepemilikan) ketika ketika mengerjakan tugas
才 感觉 到 累
cái gǎn jué dào lèi langsung merasa tiba lelah
langsung merasa lelah
Mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù (不)
dalam kalimat ini berjumlah 66,6%. Angka tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa semester IV PSSC FIB tingkat IV kurang mampu menggunakan kata
negasi méi (没). Penggunaan kata negasi bù (不) dalam data 11 (hasil jawaban
kuesioner nomor 12) tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Hal ini
disebabkan kata keterangan waktu lampau muncul dalam kalimat penyangkalan
Hal ini juga didukung oleh tulisan wáng lì qún (王立群) dalam Chinese
Academic Jurnal Electronic (2006), dipaparkan bahwa kata negasi bù (不) tidak
boleh muncul dalam kalimat penyangkalan yang menunjukkan waktu yang
lampau, hanya boleh menggunakan kata negasi méi (没). Pola kalimat yang benar
adalah
表示 过去 的 时间+ 没+ 动词
biǎoshì guò qù de shí jiān méi dòng cí menyatakan lampau (kepemilikan) waktu tidak/belum kata kerja
[image:44.595.114.520.262.338.2]Menyatakan waktu yang lampau + tidak/belum+ kata kerja Gambar 7. Pola kata negasi méi (没)
Cái (才) adalah kata keterangan waktu lampau, gǎn dào (感到)adalah kata kerja. Sehingga kalimat pada data 11 (hasil jawaban kuesioner nomor 12)
seharusnya menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 12 (jawaban
terhadap kuesioner nomor 12) merupakan penggunaan kata negasi méi (没) yang
benar
(12)
玩 电脑 的 时候 没 感到
wán diàn nǎo de shí hou méi gǎn dào
bermain komputer (kepemilikan) ketika tidak merasa Ketika bermain komputer tidak merasa lelah,
累, 做 练习 的 时候
lèi, zuò liàn xí de shí hou
lelah, mengerjakan latihan (kepemilikan) ketika ketika mengerjakan tugas
才 感觉 到 累
cái gǎn jué dào lèi langsung merasa tiba lelah
Kesalahan Penggunaan kata negasi bù (不) yang dilakukan oleh mahasiswa
semester IV PSSC FIB USU tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin,
hal ini dapat dilihat pada data 13 (hasil jawaban kuesioner nomor 18) berikut ini
(13)
刚才 我 找 过 你,
gāng cái wǒ zhǎo guò nǐ,
kebetulan saya cari pernah kamu,
Kebetulan saya pernah mencari kamu,
但是 找 没 到
dàn shì zhǎo méi . dào
tetapi tidak cari tiba tetapi tidak ditemukan.
Mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi méi (没).
dalam kalimat ini berjumlah 66,6%. Jumlah Persentase tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB tingkat IV kurang mampu dalam
menggunakan kata negasi bù (不) . Penggunaan kata negasi méi (没). Pada data
13 diatas (hasil jawaban kuesioner nomor 18) adalah tidak sesuai dengan kaidah
tata bahasa Mandarin. Kalimat pada data 13 (hasil jawaban kuesioner nomor 18)
merupakan kalimat penyangkalan yang menyatakan hasil. Ketika kalimat
penyangkalan menyatakan hasil maka posisi kata negasi bù (不) dan méi (没)
berbeda dalam kalimat. Kata negasi bù (不) muncul setelah kata kerja dan
sebelum komplemen hasil, sedangkan kata negasi méi (没) muncul sebelum kata
kerja dan kata komplemen hasil.
dipaparkan bahwa ketika kalimat penyangkalan yang menyatakan hasil maka
posisi kata negasi bù (不) dan méi (没) berbeda. Kata negasi bù (不) muncul
setelah kata kerja dan sebelum komplemen hasil. Sedangkan kata negasi méi (没)
muncul sebelum kata kerja dan kata komplen hasil. Pada data 13 (hasil jawaban
kuesioner) diatas, kata negasi diletakkan sebelum kata kerja dan komplemen hasil,
maka kata negasi yang digunakan adalah kata negasi méi (没). Pola kalimat yang
benar adalah
没+ 动词+ 结果 补语
méi+ dòng cí+ jié guǒ bǔ yǔ tidak/belum kata kerja hasil komplemen
[image:46.595.153.448.317.383.2]Sedangkan pola untuk kata negasi bù (不) adalah sebagai berikut
动词+ 不+ 结果 补语
dòng cí+ bù+ jié guǒ bǔ yǔ
kata kerja tidak/belum hasil komplemen kata kerja + tidak/belum + komplemen hasil Gambar 9. Pola kata negasi bù (不)
Berikut adalah data 14 (jawaban terhadap kuesioner nomor 18) merupakan
penggunaan kata negasi méi (没) yang benar
(14)
刚才 我 找 过 你,
gāng cái wǒ zhǎo guò nǐ,
kebetulan saya cari pernah kamu,
Kebetulan saya pernah mencari kamu,
但是 找 不 到
Dàn shì zhǎo bù . dào
tetapi tidak cari tiba tetapi tidak ditemukan.
Kesalahan penggunaan kata negasi bù (不) yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin, yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB dapat
dilihat pada data 15 (hasil jawaban kuesioner nomor 20) berikut ini
(15)
你 昨天 怎么 不 来?
nǐ zuó tiān zěn me bù lái ? kamu kemarin kenapa tidak datang ?
Kenapa kamu kemarin tidak datang ?
Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi bù
( 不) dalam kalimat ini berjumlah 11,9 %. Jumlah Persentase tersebut
menggunakan kata negasi méi (没). Penggunaan kata negasi bù (不) pada data 15 (hasil jawaban kuesioner nomor 20) adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa
Mandarin. Kalimat pada data 15 (hasil jawaban kuesioner nomor 20) merupakan
kalimat tunggal yang menyatakan penyangkalan dan muncul kata keterangan
waktu lampau yaitu kata zuó tiān (昨天) yang artinya kemarin, maka kata negasi
yang hanya boleh digunakan adalah kata negasi méi (没).
Pernyataan tersebut juga didukung oleh tulisan Shǐ xī yáo (史锡尧) dalam
Chinese Academic Jurnal Electronic (2005) yang menyatakan bahwa ketika kata
keterangan waktu lampau muncul dalam kalimat tunggal yang menyatakan
penyangkalan hanya boleh menggunakan kata negasi méi (没). Pada data 15 di
atas (hasil jawaban kuesioner nomor 20) merupakan kalimat tunggal yang
menyatakan penyangkalan dan juga muncul kata keterangan waktu lampau yaitu
zuó tiān (昨天). Maka kalimat pada data 15 di atas (hasil jawaban kuesioner
nomor 20) seharusnya menggunakan kata negasi méi (没). Berikut adalah data 16
(jawaban terhadap kuesioner nomor 20) merupakan penggunaan kata negasi méi
(没) yang baik dan benar
(16)
你 昨天 怎么 没 来?
nǐ zuó tiān zěn me méi lái ? kamu kemarin kenapa tidak datang ?
Kenapa kamu kemarin tidak datang ?
4.2 Analisis Kesalahan Kata Negasi Méi (没)
Pada sub bab ini akan dipaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan
mengisi jawaban merupakan data yang diperoleh dari jawaban bù (不) dan méi
(没) meliputi soal nomor 1, 2, 4, 7 dan 9 yang merupakan analisis kesalahan
penggunaan kata negasi méi (没).
4.2.1 Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Negasi Méi (没) Kuesioner Bagian I Kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) dapat dilihat pada data 17 (hasil
jawaban kuesioner nomor 1). Berdasarkan kaidah tata bahasa Mandarin, terdapat
penggunaan kata negasi méi (没) yang tidak sesuai dalam kalimat bahasa
Mandarin yang dilakukan oleh mahasiswa semester IV PSSC FIB juga dapat
dilihat pada kalimat berikut ini.
(17)
昨天 是 他 自己 没 去, 不是
zuó tiān shì tā zì jǐ méi qù, bù shì kemarin adalah dia sendiri tidak pergi, bukan
Kemarin dia tidak pergi sendiri, bukan
他们 没 让 他 去。
tā men méi ràng tā qù. mereka tidak menyuruh dia pergi.
mereka yang tidak menyuruhnya pergi.
Kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) pada data 17 (hasil jawaban
kuesioner nomor 1) di atas adalah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa
Mandarin. Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan kata negasi méi (没)
pada kalimat bahasa Mandarin berjumlah 60%. Persentase tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa semester IV PSSC FIB cukup mampu dalam penggunaan kata
Penggunaan kata negasi méi (没) dalam kalimat tunggal maupun majemuk
berbeda dengan penggunaan dengan kata negasi bù (不) . Hal ini juga didukung
oleh tulisan Shǐ xī yáo (史锡尧) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2005) dipaparkan bahwa kalimat tunggal yaitu :
昨天 是 他 自己 没 去.
zuó tiān Shì tā zì jǐ méi qù, kemarin adalah dia sendiri tidak pergi
Kemarin dia tidak pergi sendiri
Pada kalimat tunggal di atas, jelas terlihat bahwa kalimat tunggal adalah
kalimat yang terdiri atas satu klausa, konstituen untuk setiap unsur dalam kalimat
seperti subjek hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Pola kalimat tunggal
tersebut adalah “Subjek + Kata Negasi méi (没) + Predikat”, yang merupakan
kalimat yang benar. Sehingga dalam kalimat tunggal, yang menunjukkan waktu
lampau, dapat menggunakan kata negasi méi (没).
Sedangkan kalimat pada data 17 di atas (hasil jawaban kuesioner nomor 1)
merupakan kalimat majemuk yang menyatakan waktu yang lampau, sehingga
harus menggunakan kata negasi bù (不). Berikut adalah data 18 (jawaban terhadap
kuesioner nomor 1) merupakan penggunaan kata negasi bù (不) yang baik dan
benar
(18)
昨天 是 他 自己 不 去, 不是
zuó tiān Shì tā zì jǐ bù qù, bù shì Kemarin adalah dia sendiri tidak pergi, bukan
Kemarin dia tidak pergi sendiri, bukan
tā men bù ràng tā qù. mereka Tidak menyuruh dia pergi.
mereka yang tidak menyuruhnya pergi.
Kesalahan penggunaan kata negasi méi (没) dapat dilihat pada data 19 (hasil
kuesioner nomor 2) yang diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa semester IV
PSSC FIB .
(19)
我 没 吸烟, 也 没 喝 酒
wǒ méi xī yān, yě méi hē jiǔ. Saya tidak merokok juga tidak minum arak.
Saya tidak merokok juga, juga tidak minum arak
Berdasarkan kaidah tata bahasa Mandarin, terdapat penggunaan kata
negasi méi (没) pada kalimat di atas adalah tidak sesuai dalam kalimat bahasa
Mandarin. Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam penggunaan kata
negasi berjumlah 28%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester IV PSSC
FIB mampu menggunakan kata negasi bù (不) dalam kalimat bahasa Mandarin
yang menyatakan makna suatu kebiasaan.
Kalimat pada data 19 (hasil jawaban kuesioner nomor 2) di atas seharusnya
menggunakan kata negasi bù (不). Hal ini disebabkan kata negasi méi (没) yang
muncul dalam kalimat menyatakan suatu kebiasaan. Dengan demikian kata negasi
méi (没) tidak bisa digunakan, tetapi kata negasi yang dapat digunakan adalah
Hal ini juga didukung oleh tulisan Liú běi běi (刘北北) dalam Chinese Academic Jurnal Electronic (2011), dipaparkan bahwa kalimat pada data 19 (hasil
jawaban kuesioner nomor 2) mengandung makna suatu tindakan atau perbuatan
yang menunjukkan kebiasaan. Berikut adalah pola kalimat yang sesuai dengan
tata bahasa Mandarin.
不 + 习惯 行为
bù + xí guàn xíng wéi
[image:52.595.195.454.254.326.2]tidak + kebiasaan Tindakan Kata tidak + tindakan kebiasaan Gambar 10. Pola kalimat kata negasi bù (不)
Oleh karena itu kalimat pada 19 (hasil jawaban kuesioner nomor) tidak bisa
menggunakan kata negasi méi (没), hanya boleh menggunakan kata negasi bù (不).
Berikut adalah data 20 (jawaban terhadap kuesioern nomor 2) merupakan
penggunaan kata negasi bù (不) yang baik dan benar
(20)
我 不 吸烟, 也 不 喝 酒
wǒ bù xī yān, yě bù hē jiǔ. Saya tidak merokok juga tidak minum arak.
Saya tidak merokok , juga tidak minum arak
Berikut ini merupakan data 21 (hasil jawaban kuesioner nomor 4) yang
diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa semester IV PSSC FIB. Dari data 21
(hasil jawaban kuesioner nomor 4) tersebut ditemukan penggunaan kata negasi
méi(没) yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin.
(21)
这些 水瓮 没 红
beberapa jambu air belum merah. Beberapa jambu air ini belum merah
Penggunaan kata negasi méi(没) dalam kalimat pada data 21 (hasil jawaban
kuesioner nomor 4) di atas tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin.
Jumlah mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi méi (没)
dalam kalimat ini berjumlah 90,4%. Persentase tersebut memperlihatkan bahwa
mahasiswa semester IV PSSC FIB tidak mampu dalam menggunakan kata bù (不)
dalam kalimat bahasa Mandarin.
Kata negasi méi (没) tidak bisa diikuti oleh kata sifat yaitu kata hóng (红).
Hal ini di dukung oleh tulisan wáng lì qún (王立群) dalam Chinese Academic
Jurnal Electronic (2006) yang memaparkan bahwa kalimat penyangkalan yang
menyatakan memiliki atau mempunyai sifat/watak harus menggunakan kata
negasi bù (不). Pola kalimat yang sesuai dengan tata bahasa Mandarin adalah
sebagai berikut:
不 + 形容词
bù + xíng róng cí tidak / belum + kata sifat
[image:53.595.233.410.511.594.2]Kata tidak + kata sifat Gambar 11. Pola kalimat bù (不)
Kata hóng (红) pada kalimat diatas adalah kata sifat yang berarti merah, jadi
harus diikuti kata negasi bù (不). Berdasarkan pola (struktur) tersebut maka
kalimat pada data 21 (hasil jawaban kuesioner nomor 4) di atas harus
kuesioner nomor 4) merupakan penggunaan kata negasi bù (不) yang baik dan
benar
(22)
这些 水瓮 不 红
zhè xiē shuǐ wèng bù hóng beberapa jambu air belum merah.
Beberapa jambu air ini belum merah
Data berikut ini merupakan data 23 (hasil jawaban kuesioner nomor 7) yang
diperoleh dari mahasiswa semester IV PSSC FIB. Dari data 23 (hasil jawaban
kuesioner nomor 7) tersebut ditemukan penggunaan kata negasi bù (不) yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Mandarin. Berikut ini adalah data 23 (hasil
jawaban kuesioner nomor 7)
(23)
早上 我 一直 看 没 到 她
zǎo shang wǒ yì zhí kàn méi dào tā pagi ini saya sampai lihat belum tiba dia
Sampai pagi ini saya belum melihatnya
Mahasiswa yang melakukan kesalahan penggunaan kata negasi méi (没)
dalam kalimat ini berjumlah 50%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa semes