PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY
DENGAN BAMBOO DANCING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII
SMP AKP GALANG T.A 2015/2016
Oleh :
Irma Suryani Nasution NIM. 4123111035
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan Bamboo Dancing Pada Pokok Bahasan Segi Empat Di
Kelas VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016
IRMA SURYANI NASUTION (NIM: 4123111035)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Bamboo Dancing pada materi segi empat. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di SMP AKP Galang dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana dan pemilihan kelas dilakukan secara random, maka terpilih kelas VII 1 sebagai kelas eksperimen I sebanyak 32 siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dan kelas VII 2 sebagai kelas eksperimen II sebanyak 34 siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berbentuk essay test (uraian) masing-masing sebanyak 6 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa (sampel), terlebih dahulu tes divalidkan oleh 2 orang dosen dan 1 orang guru matematika dan dinyatakan valid. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari hasil uji t data skor posttest diperoleh thitung = 3,5924 sedangkan ttabel = 1,669. Karena thitung > ttabel
(3.5924 > 1,669), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa hasil
belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing).
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan Bamboo Dancing Pada Pokok
Bahasan Segi Empat Di Kelas VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016”. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Prof .Dr.P. Siagian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada penulis dari
awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, Bapak
Dr.Mulyono.,M.Si. dan Ibuk Dra.N.Manurung,M.Pd. selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan
UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan
UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak
Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan
Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED
yang telah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dian
Anggraini,S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP AKP Galang, Ibu
v
Pegawai SMP AKP Galang yang telah banyak membantu dan mengarahkan
penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
H. Mahmuddin Nasution dan Ibunda tercinta Hj. Nurhabibi Batubara yang terus
memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi
ini, juga kepada kakak tersayang Elvina Sari Nasution dan adik-adik tercinta M.
Alfarizi Nasution dan Nurhasanah Sah Fitri Nasution yang juga selalu
memberikan dukungan dan motivasi.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh
teman-teman jurusan matematika stambuk 2012 khususnya seluruh teman-teman-teman-teman kelas
Matematika Reguler C, sahabatku (Mey linda , Efri, Rina , Ulfa, Mony , Febri,
Meyda, Ana, Ani, Fadni), Penghuni RPP-2 ( Sapridahani Hrp, Mustika Ayu,
Khairul Anwar Hrp, Arum Ndari Tali Asih, Khairul Umam Rambe, Maksum
Ahmadi), Sepupuku yang selalu ada dalam situasi apapun Samsul Bahri Siregar,
Anak-anak murid yang selalu memberi semangat ( Almira dan Dea ), motivator
nyataku yang selalu memberi aku pelajaran agar tetap menjadi kuat melalui
masalah-masalah kehidupan (H.S) , rekan-rekanku (Siti Aisyah, Bonia),
Siswa-siswi SMP AKP Galang , dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada
penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2016
Penulis,
Irma Suryani Nasution
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 7
1.3.Batasan Masalah 7
1.4.Rumusan Masalah 7
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis 9
2.1.1.Pengertian Belajar 9
2.1.2.Karakteristik Pembelajaran Matematika di SMP / Sederajat 10
2.1.3.Hasil Belajar 11
2.1.4.Pembelajaran Kooperatif 13
2.1.5.Model Pembelajaran Bamboo Dancing 15
2.1.6.Model Pembelajaran Two Stay Two Stray 16
2.2. Materi Segi Empat 18
2.2.1 Persegi Panjang 18
2.2.2 Persegi (Bujur Sangkar ) 20
2.2.3 Jajar Genjang 21
vii
2.2.5 Layang – Layang 23
2.2.6 Trapesium 24
2.3.Penelitian Yang Relevan 24
2.4.Kerangka Konseptual 25
2.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Metode
Two Stay Two Stray dengan Siswa yang Diajar Dengan Metode
Bamboo Dancing 26
2.5.Hipotesis Penelitian 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 28
3.1.1.Lokasi Penelitian 28
3.1.2.Waktu Penelitian 28
3.2.Populasi dan Sampel 28
3.2.1 Populasi Penelitian 28
3.2.2 Sampel penelitian 28
3.3. Variabel Penelitian 29
3.4. Definisi Operasional 30
3.5.Jenis dan Desain Penelitian 31
3.5.1. Jenis Penelitian 31
3.5.2. Desain Penelitian 31
3.6. Prosedur Penelitian 32
3.7. Instrumen Penelitian 35
3.8 Analisis Instrumen Penelitian 35
3.8.1 Uji Validitas 35
3.8.2 Uji Reabilitas 36
3.8.3 Tingkat Kesukaran Tes 37
3.8.4 Daya Pembeda Tes 38
3.9 Teknik Analisis Data 39
3.9.1 Menghitung Rata-Rata Skor 39
viii
3.9.3 Uji Normalitas 40
3.9.4 Uji Homogenitas 41
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 43
4.1.1 Skor Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 43
4.1.2 Skor Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 44
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 45
4.2.1 Uji Normalitas Data 45
4.2.2 Uji Homogenitas Data 46
4.2.3 Uji Hipotesis 47
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 49
5.2 Saran 49
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Persegi panjang ABCD 18
Gambar 2.2 Persegi panjang ABCD dengan 20 Satuan 19
Gambar 2.3 Pembentukan jajar genjang 21
Gambar 2.4 Belah ketupat PQRS 22
Gambar 2.5 Belah ketupat ABCD 23
Gambar 2.6 Pembentukan layang - layang 24
Gambar 2.7 Kerangka konseptual 25
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 34
Gambar 4.1 Diagram Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan 2 44
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 14
Tabel 3.1 Desain Penelitian 32
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 37
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 38
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 39
Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 43 Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 45
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Normalitas 46
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Homogenitas 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan I 52
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan II 62
Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan III 73
Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan I 82
Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan II 91
Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan III 102
Lampiran 7.Lembar Aktivitas Siswa I 112
Lampiran 8.Lembar Aktivitas Siswa II 115
Lampiran 9.Lembar Aktivitas Siswa III 118
Lampiran 10.Kisi-Kisi Pretest 122
Lampiran 11.Lembar Validitas pretest 123
Lampiran 12.Soal Pretest 127
Lampiran 13.Alternatif Jawaban Pretest 129
Lampiran 14.Pedoman Penskoran Pretest 134
Lampiran 15.Kisi – Kisi Soal Posttest 136
Lampiran 16.Lembar Validitas Posttest 137
Lampiran 17.Soal Posttest 141
Lampiran 18.Alternatif Jawaban Posttest 143
Lampiran 19.Pedoman Penskoran Posttest 148
Lampiran 20.Data Pretest dan Posttest 150
Lampiran 21.Perhitungan Rata-rata Varians dan Standar Deviasi Untuk
Data Pretest dan Posttest 153
Lampiran 22.Uji Normalitas 156
Lampiran 23.Uji Homogenitas 162
Lampiran 24.Uji Hipotesis Pretest 164
Lampiran 25.Uji Hipotesis Posttest 167
Lampiran 26.Tebel z 167
Lampiran 27.Nilai Kritis Liliefors 169
Lampiran 28.Tabel f 170
Lampiran 29.Tabel t 172
Lampiran 30.Dokumentasi 176
Lampiran 31.Surat Izin Penelitian 179
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan yang tidak bisa
dielakkan. Dengan pendidikan manusia akan diarahkan menjadi manusia yang
bersusila serta meningkatkan taraf hidup. Pendidikan juga mengemban tugas
untuk menghasilkan generasi yang lebih baik sehingga menjadi tolak ukur
kekuatan suatu negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat menuntut suatu negara meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan
agar mampu bersaing dengan negara di dunia.
Kualitas dan mutu pendidikan terkait erat dengan proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran memunculkan interaksi antara guru dengan siswa.
Sesuai yang dikemukakan Asra dan Sumiati (2013:84) : “Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula”. Melalui interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara sesama siswa dalam proses
belajar mengajar akan menimbulkan dampak positif. Dalam hal ini guru dan
siswa berperan penting akan kualitas dan mutu pendidikan. Pengukuran
pencapaian kualitas dan mutu pendidikan dituangkan dalam prestasi belajar siswa.
Selanjutnya prestasi belajar siswa diwujudkan dalam prestasi akademik yang di
ukur melalui hasil belajar.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
2
subjek belajar yang harus mencari dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri”. Disini tugas guru menyediakan bahan pelajaran tetapi yang mengolah dan
mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang
masing-masing. Sesuai yang di kemukakan oleh Sardiman (2011:99) : “Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus
aktif”.
Hasil belajar sangat penting dalam dunia pendidikan karena merupakan
indikator pencapaian target yang direncanakan. Bagi guru hasil belajar tidak
hanya menjadi indikator keberhasilan dalam menyampaikan materi kepada siswa
melainkan penggunaan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar
serta menentukan siswa-siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal dan
berhak melanjutkan ke materi berikutnya. Bagi siswa, hasil belajar menjadi tolak
ukur penguasaan materi yang disampaikan oleh guru. Bagi sekolah, hasil belajar
yang baik meningkatkan kredibilitas serta reputasi sekolah baik di masyarakat
maupun dunia pendidikan. Bagi dinas dan lembaga pendidikan lain, hasil belajar
menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan kurikulum di sekolah.
Menurut Purwanto (2011:54) : “ Hasil belajar adalah perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di
pelajari oleh peserta didik. Sedangkan menurut Sanjaya (2015:13) : “Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan
tujuan khusus yang direncanakan”. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin
dicapai melalui pembelajaran matematika di jenjang SMP adalah: (1) memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
3
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah (Depdiknas, 2006:346). Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa arah
atau orientasi pembelajaran matematika adalah kemampuan pemecahan masalah
matematika. Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat mendalami
matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja bagi mereka yang
mendalami matematika, tetapi juga yang akan menerapkannya baik dalam bidang
lain.
Namun pada kenyataannya selama ini siswa cenderung pasif dalam proses
belajar mengajar misalnya pada saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa,
siswa cenderung mengalihkan diri dengan cara diam dan pura-pura berfikir,
membaca buku dan cenderung untuk tidak menjawab sehingga guru tidak
mengetahui apakah siswa sudah paham atau belum dengan pelajaran yang
diberikan. Sikap seperti itu harus diubah agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Untuk mengubah sikap ini, maka guru harus memikirkn bagaimana siswa dapat
belajar secara optimal sehingga siswa tidak hanya sebatas menghafal rumus tetapi
juga mampu mencerna asal rumus tersebut. Sebagaimana yang telah diungkapkan
Trianto (2011:6) : “perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam
kehidupan sehari-hari”.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman (2011:84) : ”Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi dan motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha dan pencapaian prestasi”. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga yang
4
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan di berbagai
tingkat pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan sampai perguruan tinggi.
Kebanyakan siswa menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang
menjadi momok yang menakutkan hal ini didukung oleh seminar nasional oleh
Rusmono dan M. Yusro, kesulitan matematika ini disebabkan karena materinya
terdiri dari konsep-konsep yang terstruktur rapi seperti rumus-rumus. Siswa selalu
menghafalkan rumus-rumus tanpa dipahami dari mana asal usulnya. Padahal
pembelajaran matematika mampu melatih manusia untuk belajar berfikir secara
praktis, menggunakan logika, bersikap kritis, kreatif, serta sistematis dalam
setiap tindakannya.
Rendahnya prestasi belajar matematika siswa juga dapat dilihat pada siswa
SMP AKP Galang kelas VII, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan
matematika siswa kelas VII yaitu 64 yang masih berada dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal ) sekolah tersebut yaitu 75.
Pada pembelajaran matematika juga ditemukan kesulitan – kesulitan dalam pembelajaran. Seperti yang disampaikan dalam prosiding Seminar Nasional oleh
Ade Kumalasari dan Rizky Oktora yaitu:
Kesulitan belajar matematika pada siswa berhubungan dengan kemampuan belajar yang kurang sempurna. Kekurangan tersebut dapat terungkap dari penyelesaian persoalan matematika yang tidak tuntas atau tuntas tetapi salah. Ketidaktuntasan tersebut dapat diduga karena kesalahan penggunaan konsep dan prinsip dalam penyelesaian persoalan matematika yang diperlukan. Konsep dan prinsip matematika dapat pula dihubungkan pada kemampuan siswa tersebut dari segi koneksi matematikanya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, salah satu usaha yang harus dilakukan
guru matematika adalah mengoptimalkan keberadaan siswa sebagai objek dan
sekaligus subyek pembelajaran. Maksud objek pembelajaran karena siswalah yang
menerima materi pembelajaran, sedangkan subyek pembelajaran karena yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran tidak selalu guru. Artinya siswapun perlu diaktifkan
dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu pengajar harus menghadapi tantangan
untuk membangkitkan motivasi siswa, membangkitkan minatnya, menarik
perhatiannya, mengusahakan agar siswa mau mempelajari materi-materi yang
5
Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila
iya tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak
suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu
adalah tumbuh dalam diri seseorang. Salah satu cara meningkatkan motivasi
adalah dengan menggunakan metode yang bervariasi, hal ini sesuai dengan
pendapat Istarani dan Intan (2015:67) : “ Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sangat penting untuk membuat proses pembelajaran tidak membosankan, sehingga termotivasi untuk belajar dengan baik”.
Selain itu, keberhasilan belajar dapat dipengaruhi oleh guru sendiri. Guru
masih menerapkan sistem yang menuntut guru sendiri yang aktif dibandingkan
dengan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sardiman
(Sardiman,2011:98) : ”Dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa selalu pasif sedangkan guru aktif dan segala inisiatif
datang dari guru”.
Dalam pembelajaran umum, khususnya matematika sangatlah diperlukan
banyak strategi pembelajaran yang tepat dan dapat melihatkan siswa seoptimal
mungkin, baik secara intelektual maupun emosional. Sehingga siswa atau peserta
didik lebih memahami jelas dan tidak terkesan abstrak dengan apa yang dipelajari
didalam kelas, karena pengajaran matematika menekankan pada keterampilan
proses juga bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang moderat dan strategis
yang terletak di kehidupan sehari-hari. Melalui pelajaran matematika, siswa
diharapkan dapat mengembangkan pola berpikir ilmiahnya yang mencakup sikap
jujur dan objektif terhadap fakta serta sikap ingin tahu yang selalu berkembang
kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.
Metode pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam proses
belajar mengajar dan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Hal ini akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan metode yang tepat. Sesuai dengan
6
siswa dapat berfikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah secara terbuka,
kreatif, serta inovatif . Maka situasi tersebut perlu dikembangkan secara optimal
dengan pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif akan membuat peserta didik lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara mereka mendiskusikan masalah
tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik,
peserta didik harus bekerja kompak selama bekerja dengan kelompok guna
tercapai ketuntasan materi yang disajikan guru.
Pembelajaran yang diharapkan berorientasi pada PAIKEM yaitu
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu
aspek yang ditonjolkan adalah aktifnya peserta didik. Peserta didik yang terlibat
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
Salah satu model pembelajaran yang aktif adalah model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran kooperatif terdiri dari bermacam-macam metode,
diantaranya adalah metode pembelajaran Bamboo Dancing (Tarian Bambu ).
Metode pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan,
metode ini merupakan modifikasi dari metode lingkaran besar lingkaran kecil. Menurut Shoimin (2014:31) : “ Model pembelajaran bamboo dancing bertujuan agar siswa saling berbagi informasi bersama-sama dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur”. Metode ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antarsiswa.
Salah satu metode yang mirip dengan Bamboo Dancing adalah metode Two
Stay Two Stray, metode Two Stay Two Stray merupakan struktur dua tinggal dua
tamu yang juga dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 yang
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Kedua metode ini merupakan metode yang dapat
dipilih untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Namun
permasalahannya adalah tidak ada yang bisa menjamin bahwa satu model
pembelajaran akan selalu berhasil untuk diterapkan pada semua peserta didik dan
7
berjudul : “PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN BAMBOO DANCING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP
AKP GALANG T.A 2015/2016”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikemukakan identifikasi
masalah, antara lain:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa
2. Kemampuan dasar siswa masih rendah
3. Siswa kekurangan motivasi belajar dalam pelajaran matematika
4. Waktu dan beban pembelajaran yang diterima siswa tidak seimbang
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah hanya dibatasi pada hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP AKP Galang . Hasil belajar ini diperoleh dari nilai pretest
dan posttest siswa. Adapun hasil belajar yang dinilai adalah aspek kognitif
tentang materi segi empat.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian ini
adalah : Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode Two Stay
Two Stray pada materi segi empat lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan menggunakan metode Bamboo Dancing terhadap siswa kelas VII SMP AKP
Galang?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode
8
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini secara garis besar akan berguna bagi guru dan
pembaca
1. Bagi Guru
a. Sebagai informasi bagi guru mata pelajaran matematika pada materi
segi empat di kelas VII di SMP AKP Galang dalam upaya
meningkatkan hasil belajar.
b. Memberikan arahan dan pedoman bagi guru mata pelajaran
matematika SMP AKP Galang dalam memotivasi siswa untuk belajar
materi segi empat sehingga menumbuhkan keinginan siswa untuk
berprestasi lebih baik.
2. Bagi Pembaca
Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk
menambah khasanah ilmu maupun untuk mengadakan penelitian lebih
49 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu: Secara statistik dengan menggunakan uji-t
disimpulkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari hasil belajar matematika
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo
Dancing pada materi segi empat di kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu
3.5924 > 1,669.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray ataupun model pembelajaran Bamboo
Dancing sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran serta model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
b. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan Bamboo Dancing sebaiknya lebih
memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan pembelajaran
dapat dikerjakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa lebih optimal.
c. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian
lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat
meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
50
DAFTAR PUSTAKA
Ade dan Rizky.,(2013), Kesulitan Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Segi Kemampuan Koneksi Matematika. Prosiding Seminar Nasional : 978-979-99314-5-0. diakses tanggal 25 Maret 2016 dari https://eprints.uny.ac.id/10725/1/P%20-%202.pdf
Aini, Nurul.,(2015), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 6 Medan T.A 2014/2015, Abstrak Hasil Penelitian Unimed: Medan.
Arikunto, Suharsimi., (2013), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
---, (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Asra dan Sumiati., (2013), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.
Depdiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta,
Departemen Pendidikan Nasional
Dimyati dan Mudjiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta , Jakarta.
Intan dan Istarani., (2015), Ensiklopedi Pendidikan, Media Persada, Medan.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Rafdiani Riansah,Fajrina.,(2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Matematika, Abstrak Hasil Penelitian IKIP Uinsyah, Jakarta
Rusmono dan M.yusro., (2010) , Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika. Seminar Internasional : 1907-2066.
diakses tanggal 30 Desember 2015 dari
https://www.academia.edu/5070719/Seminar_Internasional_ISSN_1907-2066
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
51
--- , (2015), Perencanaan dan Design Sistem Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta.
Shoimin, Aris., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudijono, Anas., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers , Jakarta .
Sudjana,(2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
ii
RIWAYAT HIDUP
Irma Suryani Nasution, dilahirkan di Aek Torop, 5 Maret 1993. Ayah
bernama H.Mahmuddin Nasution dan Ibu Hj. Nurhabibi Batubara merupakan
anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk sekolah di SD
Negeri 118261 Aek Torop dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di MTsS Islamiyah Kota Pinang dan lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Rantau Utara dan
lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2012, penulis di terima di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu