• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN BAMBOO DANCING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN BAMBOO DANCING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

DENGAN BAMBOO DANCING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII

SMP AKP GALANG T.A 2015/2016

Oleh :

Irma Suryani Nasution NIM. 4123111035

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan Bamboo Dancing Pada Pokok Bahasan Segi Empat Di

Kelas VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016

IRMA SURYANI NASUTION (NIM: 4123111035)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Bamboo Dancing pada materi segi empat. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di SMP AKP Galang dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana dan pemilihan kelas dilakukan secara random, maka terpilih kelas VII 1 sebagai kelas eksperimen I sebanyak 32 siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dan kelas VII 2 sebagai kelas eksperimen II sebanyak 34 siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berbentuk essay test (uraian) masing-masing sebanyak 6 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa (sampel), terlebih dahulu tes divalidkan oleh 2 orang dosen dan 1 orang guru matematika dan dinyatakan valid. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. Dari hasil uji t data skor posttest diperoleh thitung = 3,5924 sedangkan ttabel = 1,669. Karena thitung > ttabel

(3.5924 > 1,669), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa hasil

belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing).

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT

atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Model

Pembelajaran Two Stay Two Stray Dengan Bamboo Dancing Pada Pokok

Bahasan Segi Empat Di Kelas VII SMP AKP GALANG T.A 2015/2016”. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Prof .Dr.P. Siagian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada penulis dari

awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, Bapak

Dr.Mulyono.,M.Si. dan Ibuk Dra.N.Manurung,M.Pd. selaku dosen penguji yang

telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan

UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku

Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan

UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak

Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan

Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.

Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh

Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED

yang telah banyak membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dian

Anggraini,S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP AKP Galang, Ibu

(5)

v

Pegawai SMP AKP Galang yang telah banyak membantu dan mengarahkan

penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

H. Mahmuddin Nasution dan Ibunda tercinta Hj. Nurhabibi Batubara yang terus

memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi

ini, juga kepada kakak tersayang Elvina Sari Nasution dan adik-adik tercinta M.

Alfarizi Nasution dan Nurhasanah Sah Fitri Nasution yang juga selalu

memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh

teman-teman jurusan matematika stambuk 2012 khususnya seluruh teman-teman-teman-teman kelas

Matematika Reguler C, sahabatku (Mey linda , Efri, Rina , Ulfa, Mony , Febri,

Meyda, Ana, Ani, Fadni), Penghuni RPP-2 ( Sapridahani Hrp, Mustika Ayu,

Khairul Anwar Hrp, Arum Ndari Tali Asih, Khairul Umam Rambe, Maksum

Ahmadi), Sepupuku yang selalu ada dalam situasi apapun Samsul Bahri Siregar,

Anak-anak murid yang selalu memberi semangat ( Almira dan Dea ), motivator

nyataku yang selalu memberi aku pelajaran agar tetap menjadi kuat melalui

masalah-masalah kehidupan (H.S) , rekan-rekanku (Siti Aisyah, Bonia),

Siswa-siswi SMP AKP Galang , dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak penulis

sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada

penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2016

Penulis,

Irma Suryani Nasution

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kerangka Teoritis 9

2.1.1.Pengertian Belajar 9

2.1.2.Karakteristik Pembelajaran Matematika di SMP / Sederajat 10

2.1.3.Hasil Belajar 11

2.1.4.Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.5.Model Pembelajaran Bamboo Dancing 15

2.1.6.Model Pembelajaran Two Stay Two Stray 16

2.2. Materi Segi Empat 18

2.2.1 Persegi Panjang 18

2.2.2 Persegi (Bujur Sangkar ) 20

2.2.3 Jajar Genjang 21

(7)

vii

2.2.5 Layang – Layang 23

2.2.6 Trapesium 24

2.3.Penelitian Yang Relevan 24

2.4.Kerangka Konseptual 25

2.4.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Metode

Two Stay Two Stray dengan Siswa yang Diajar Dengan Metode

Bamboo Dancing 26

2.5.Hipotesis Penelitian 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 28

3.1.1.Lokasi Penelitian 28

3.1.2.Waktu Penelitian 28

3.2.Populasi dan Sampel 28

3.2.1 Populasi Penelitian 28

3.2.2 Sampel penelitian 28

3.3. Variabel Penelitian 29

3.4. Definisi Operasional 30

3.5.Jenis dan Desain Penelitian 31

3.5.1. Jenis Penelitian 31

3.5.2. Desain Penelitian 31

3.6. Prosedur Penelitian 32

3.7. Instrumen Penelitian 35

3.8 Analisis Instrumen Penelitian 35

3.8.1 Uji Validitas 35

3.8.2 Uji Reabilitas 36

3.8.3 Tingkat Kesukaran Tes 37

3.8.4 Daya Pembeda Tes 38

3.9 Teknik Analisis Data 39

3.9.1 Menghitung Rata-Rata Skor 39

(8)

viii

3.9.3 Uji Normalitas 40

3.9.4 Uji Homogenitas 41

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 43

4.1.1 Skor Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 43

4.1.2 Skor Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 44

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 45

4.2.1 Uji Normalitas Data 45

4.2.2 Uji Homogenitas Data 46

4.2.3 Uji Hipotesis 47

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 49

5.2 Saran 49

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Persegi panjang ABCD 18

Gambar 2.2 Persegi panjang ABCD dengan 20 Satuan 19

Gambar 2.3 Pembentukan jajar genjang 21

Gambar 2.4 Belah ketupat PQRS 22

Gambar 2.5 Belah ketupat ABCD 23

Gambar 2.6 Pembentukan layang - layang 24

Gambar 2.7 Kerangka konseptual 25

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 34

Gambar 4.1 Diagram Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan 2 44

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 14

Tabel 3.1 Desain Penelitian 32

Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 37

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 38

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 39

Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 43 Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 45

Tabel 4.3 Data Hasil Uji Normalitas 46

Tabel 4.4 Data Hasil Uji Homogenitas 46

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I

Pertemuan I 52

Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I

Pertemuan II 62

Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I

Pertemuan III 73

Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II

Pertemuan I 82

Lampiran 5.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II

Pertemuan II 91

Lampiran 6.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II

Pertemuan III 102

Lampiran 7.Lembar Aktivitas Siswa I 112

Lampiran 8.Lembar Aktivitas Siswa II 115

Lampiran 9.Lembar Aktivitas Siswa III 118

Lampiran 10.Kisi-Kisi Pretest 122

Lampiran 11.Lembar Validitas pretest 123

Lampiran 12.Soal Pretest 127

Lampiran 13.Alternatif Jawaban Pretest 129

Lampiran 14.Pedoman Penskoran Pretest 134

Lampiran 15.Kisi – Kisi Soal Posttest 136

Lampiran 16.Lembar Validitas Posttest 137

Lampiran 17.Soal Posttest 141

Lampiran 18.Alternatif Jawaban Posttest 143

Lampiran 19.Pedoman Penskoran Posttest 148

Lampiran 20.Data Pretest dan Posttest 150

Lampiran 21.Perhitungan Rata-rata Varians dan Standar Deviasi Untuk

Data Pretest dan Posttest 153

Lampiran 22.Uji Normalitas 156

Lampiran 23.Uji Homogenitas 162

Lampiran 24.Uji Hipotesis Pretest 164

Lampiran 25.Uji Hipotesis Posttest 167

Lampiran 26.Tebel z 167

Lampiran 27.Nilai Kritis Liliefors 169

Lampiran 28.Tabel f 170

Lampiran 29.Tabel t 172

Lampiran 30.Dokumentasi 176

Lampiran 31.Surat Izin Penelitian 179

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan yang tidak bisa

dielakkan. Dengan pendidikan manusia akan diarahkan menjadi manusia yang

bersusila serta meningkatkan taraf hidup. Pendidikan juga mengemban tugas

untuk menghasilkan generasi yang lebih baik sehingga menjadi tolak ukur

kekuatan suatu negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sangat cepat menuntut suatu negara meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan

agar mampu bersaing dengan negara di dunia.

Kualitas dan mutu pendidikan terkait erat dengan proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran memunculkan interaksi antara guru dengan siswa.

Sesuai yang dikemukakan Asra dan Sumiati (2013:84) : “Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula”. Melalui interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara sesama siswa dalam proses

belajar mengajar akan menimbulkan dampak positif. Dalam hal ini guru dan

siswa berperan penting akan kualitas dan mutu pendidikan. Pengukuran

pencapaian kualitas dan mutu pendidikan dituangkan dalam prestasi belajar siswa.

Selanjutnya prestasi belajar siswa diwujudkan dalam prestasi akademik yang di

ukur melalui hasil belajar.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Sebagaimana yang dinyatakan oleh

(13)

2

subjek belajar yang harus mencari dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri”. Disini tugas guru menyediakan bahan pelajaran tetapi yang mengolah dan

mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang

masing-masing. Sesuai yang di kemukakan oleh Sardiman (2011:99) : “Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus

aktif”.

Hasil belajar sangat penting dalam dunia pendidikan karena merupakan

indikator pencapaian target yang direncanakan. Bagi guru hasil belajar tidak

hanya menjadi indikator keberhasilan dalam menyampaikan materi kepada siswa

melainkan penggunaan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar

serta menentukan siswa-siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal dan

berhak melanjutkan ke materi berikutnya. Bagi siswa, hasil belajar menjadi tolak

ukur penguasaan materi yang disampaikan oleh guru. Bagi sekolah, hasil belajar

yang baik meningkatkan kredibilitas serta reputasi sekolah baik di masyarakat

maupun dunia pendidikan. Bagi dinas dan lembaga pendidikan lain, hasil belajar

menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan kurikulum di sekolah.

Menurut Purwanto (2011:54) : “ Hasil belajar adalah perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di

pelajari oleh peserta didik. Sedangkan menurut Sanjaya (2015:13) : “Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan

tujuan khusus yang direncanakan”. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang

keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin

dicapai melalui pembelajaran matematika di jenjang SMP adalah: (1) memahami

konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

(14)

3

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah (Depdiknas, 2006:346). Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa arah

atau orientasi pembelajaran matematika adalah kemampuan pemecahan masalah

matematika. Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat mendalami

matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja bagi mereka yang

mendalami matematika, tetapi juga yang akan menerapkannya baik dalam bidang

lain.

Namun pada kenyataannya selama ini siswa cenderung pasif dalam proses

belajar mengajar misalnya pada saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa,

siswa cenderung mengalihkan diri dengan cara diam dan pura-pura berfikir,

membaca buku dan cenderung untuk tidak menjawab sehingga guru tidak

mengetahui apakah siswa sudah paham atau belum dengan pelajaran yang

diberikan. Sikap seperti itu harus diubah agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Untuk mengubah sikap ini, maka guru harus memikirkn bagaimana siswa dapat

belajar secara optimal sehingga siswa tidak hanya sebatas menghafal rumus tetapi

juga mampu mencerna asal rumus tersebut. Sebagaimana yang telah diungkapkan

Trianto (2011:6) : “perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam

kehidupan sehari-hari”.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman (2011:84) : ”Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi dan motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong

usaha dan pencapaian prestasi”. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga yang

(15)

4

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan di berbagai

tingkat pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan sampai perguruan tinggi.

Kebanyakan siswa menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang

menjadi momok yang menakutkan hal ini didukung oleh seminar nasional oleh

Rusmono dan M. Yusro, kesulitan matematika ini disebabkan karena materinya

terdiri dari konsep-konsep yang terstruktur rapi seperti rumus-rumus. Siswa selalu

menghafalkan rumus-rumus tanpa dipahami dari mana asal usulnya. Padahal

pembelajaran matematika mampu melatih manusia untuk belajar berfikir secara

praktis, menggunakan logika, bersikap kritis, kreatif, serta sistematis dalam

setiap tindakannya.

Rendahnya prestasi belajar matematika siswa juga dapat dilihat pada siswa

SMP AKP Galang kelas VII, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan

matematika siswa kelas VII yaitu 64 yang masih berada dibawah KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal ) sekolah tersebut yaitu 75.

Pada pembelajaran matematika juga ditemukan kesulitan – kesulitan dalam pembelajaran. Seperti yang disampaikan dalam prosiding Seminar Nasional oleh

Ade Kumalasari dan Rizky Oktora yaitu:

Kesulitan belajar matematika pada siswa berhubungan dengan kemampuan belajar yang kurang sempurna. Kekurangan tersebut dapat terungkap dari penyelesaian persoalan matematika yang tidak tuntas atau tuntas tetapi salah. Ketidaktuntasan tersebut dapat diduga karena kesalahan penggunaan konsep dan prinsip dalam penyelesaian persoalan matematika yang diperlukan. Konsep dan prinsip matematika dapat pula dihubungkan pada kemampuan siswa tersebut dari segi koneksi matematikanya.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, salah satu usaha yang harus dilakukan

guru matematika adalah mengoptimalkan keberadaan siswa sebagai objek dan

sekaligus subyek pembelajaran. Maksud objek pembelajaran karena siswalah yang

menerima materi pembelajaran, sedangkan subyek pembelajaran karena yang aktif

dalam kegiatan pembelajaran tidak selalu guru. Artinya siswapun perlu diaktifkan

dalam kegiatan pembelajaran. Karena itu pengajar harus menghadapi tantangan

untuk membangkitkan motivasi siswa, membangkitkan minatnya, menarik

perhatiannya, mengusahakan agar siswa mau mempelajari materi-materi yang

(16)

5

Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila

iya tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak

suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu

adalah tumbuh dalam diri seseorang. Salah satu cara meningkatkan motivasi

adalah dengan menggunakan metode yang bervariasi, hal ini sesuai dengan

pendapat Istarani dan Intan (2015:67) : “ Penggunaan metode pembelajaran yang variatif sangat penting untuk membuat proses pembelajaran tidak membosankan, sehingga termotivasi untuk belajar dengan baik”.

Selain itu, keberhasilan belajar dapat dipengaruhi oleh guru sendiri. Guru

masih menerapkan sistem yang menuntut guru sendiri yang aktif dibandingkan

dengan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sardiman

(Sardiman,2011:98) : ”Dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa selalu pasif sedangkan guru aktif dan segala inisiatif

datang dari guru”.

Dalam pembelajaran umum, khususnya matematika sangatlah diperlukan

banyak strategi pembelajaran yang tepat dan dapat melihatkan siswa seoptimal

mungkin, baik secara intelektual maupun emosional. Sehingga siswa atau peserta

didik lebih memahami jelas dan tidak terkesan abstrak dengan apa yang dipelajari

didalam kelas, karena pengajaran matematika menekankan pada keterampilan

proses juga bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang moderat dan strategis

yang terletak di kehidupan sehari-hari. Melalui pelajaran matematika, siswa

diharapkan dapat mengembangkan pola berpikir ilmiahnya yang mencakup sikap

jujur dan objektif terhadap fakta serta sikap ingin tahu yang selalu berkembang

kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

Metode pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam proses

belajar mengajar dan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan

belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Hal ini akan

ditentukan oleh kerelevansian penggunaan metode yang tepat. Sesuai dengan

(17)

6

siswa dapat berfikir kritis, logis, dapat memecahkan masalah secara terbuka,

kreatif, serta inovatif . Maka situasi tersebut perlu dikembangkan secara optimal

dengan pembelajaran aktif.

Pembelajaran aktif akan membuat peserta didik lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit dengan cara mereka mendiskusikan masalah

tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik,

peserta didik harus bekerja kompak selama bekerja dengan kelompok guna

tercapai ketuntasan materi yang disajikan guru.

Pembelajaran yang diharapkan berorientasi pada PAIKEM yaitu

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu

aspek yang ditonjolkan adalah aktifnya peserta didik. Peserta didik yang terlibat

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

Salah satu model pembelajaran yang aktif adalah model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran kooperatif terdiri dari bermacam-macam metode,

diantaranya adalah metode pembelajaran Bamboo Dancing (Tarian Bambu ).

Metode pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan,

metode ini merupakan modifikasi dari metode lingkaran besar lingkaran kecil. Menurut Shoimin (2014:31) : “ Model pembelajaran bamboo dancing bertujuan agar siswa saling berbagi informasi bersama-sama dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur”. Metode ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antarsiswa.

Salah satu metode yang mirip dengan Bamboo Dancing adalah metode Two

Stay Two Stray, metode Two Stay Two Stray merupakan struktur dua tinggal dua

tamu yang juga dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 yang

memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan

informasi dengan kelompok lain. Kedua metode ini merupakan metode yang dapat

dipilih untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Namun

permasalahannya adalah tidak ada yang bisa menjamin bahwa satu model

pembelajaran akan selalu berhasil untuk diterapkan pada semua peserta didik dan

(18)

7

berjudul : “PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN BAMBOO DANCING PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP

AKP GALANG T.A 2015/2016”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikemukakan identifikasi

masalah, antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa

2. Kemampuan dasar siswa masih rendah

3. Siswa kekurangan motivasi belajar dalam pelajaran matematika

4. Waktu dan beban pembelajaran yang diterima siswa tidak seimbang

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah hanya dibatasi pada hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMP AKP Galang . Hasil belajar ini diperoleh dari nilai pretest

dan posttest siswa. Adapun hasil belajar yang dinilai adalah aspek kognitif

tentang materi segi empat.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian ini

adalah : Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode Two Stay

Two Stray pada materi segi empat lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan menggunakan metode Bamboo Dancing terhadap siswa kelas VII SMP AKP

Galang?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode

(19)

8

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini secara garis besar akan berguna bagi guru dan

pembaca

1. Bagi Guru

a. Sebagai informasi bagi guru mata pelajaran matematika pada materi

segi empat di kelas VII di SMP AKP Galang dalam upaya

meningkatkan hasil belajar.

b. Memberikan arahan dan pedoman bagi guru mata pelajaran

matematika SMP AKP Galang dalam memotivasi siswa untuk belajar

materi segi empat sehingga menumbuhkan keinginan siswa untuk

berprestasi lebih baik.

2. Bagi Pembaca

Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk

menambah khasanah ilmu maupun untuk mengadakan penelitian lebih

(20)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data diperoleh

beberapa kesimpulan, yaitu: Secara statistik dengan menggunakan uji-t

disimpulkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih tinggi dari hasil belajar matematika

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo

Dancing pada materi segi empat di kelas VII SMP AKP Galang T.A 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu

3.5924 > 1,669.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah:

a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray ataupun model pembelajaran Bamboo

Dancing sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran serta model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa.

b. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan Bamboo Dancing sebaiknya lebih

memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan pembelajaran

dapat dikerjakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa lebih optimal.

c. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian

lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat

meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

(21)

50

DAFTAR PUSTAKA

Ade dan Rizky.,(2013), Kesulitan Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Segi Kemampuan Koneksi Matematika. Prosiding Seminar Nasional : 978-979-99314-5-0. diakses tanggal 25 Maret 2016 dari https://eprints.uny.ac.id/10725/1/P%20-%202.pdf

Aini, Nurul.,(2015), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 6 Medan T.A 2014/2015, Abstrak Hasil Penelitian Unimed: Medan.

Arikunto, Suharsimi., (2013), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

---, (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Asra dan Sumiati., (2013), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.

Depdiknas, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta,

Departemen Pendidikan Nasional

Dimyati dan Mudjiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta , Jakarta.

Intan dan Istarani., (2015), Ensiklopedi Pendidikan, Media Persada, Medan.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rafdiani Riansah,Fajrina.,(2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Matematika, Abstrak Hasil Penelitian IKIP Uinsyah, Jakarta

Rusmono dan M.yusro., (2010) , Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika. Seminar Internasional : 1907-2066.

diakses tanggal 30 Desember 2015 dari

https://www.academia.edu/5070719/Seminar_Internasional_ISSN_1907-2066

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

(22)

51

--- , (2015), Perencanaan dan Design Sistem Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta.

Shoimin, Aris., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudijono, Anas., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers , Jakarta .

Sudjana,(2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Irma Suryani Nasution, dilahirkan di Aek Torop, 5 Maret 1993. Ayah

bernama H.Mahmuddin Nasution dan Ibu Hj. Nurhabibi Batubara merupakan

anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk sekolah di SD

Negeri 118261 Aek Torop dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis

melanjutkan sekolah di MTsS Islamiyah Kota Pinang dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Rantau Utara dan

lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2012, penulis di terima di Program Studi

Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Gambar

Gambar 2.1 Persegi panjang ABCD
Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tabel 3.1 Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit komprehensif atas suatu operasi mungkin audit pertama kali untuk suatu operasi membutuhkn audit untuk

merefleksikan kondisi terkait kebijakan/program/kegiatan yang dianalisis. Terutama antara faktor kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan serta rencana aksi yang ditetapkan.

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan

Menurut FI ed III, suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi.. dalam

Hasil belajar siswa yang diperoleh apabila menerapkan pendekatan SAVI melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan meningkatkan aspek produk (kognitif),

Dalam rangka memecahkan perilaku yang menyimpang dari para aktor pemegang peran baik itu lembaga pelaksana aturan, pengelola parkir, petugas parkir dan pengguna jasa

Dalam penelitian ini, metode WebQual yang digunakan adalah WebQual versi 4.0 yang telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user