• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN KESEHATAN BAGI ANGGOTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI RUMAH SAKIT Dr.R SOEDARSONO KOTA PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAYANAN KESEHATAN BAGI ANGGOTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI RUMAH SAKIT Dr.R SOEDARSONO KOTA PASURUAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

PELAYANAN KESEHATAN BAGI ANGGOTA PENERIMA

BANTUAN IURAN (PBI) BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI RUMAH SAKIT Dr.R

SOEDARSONO KOTA PASURUAN

SKRIPSI

Oleh:

ERZA YUNIANTIKA

201110050311042

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

i

PELAYANAN KESEHATAN BAGI ANGGOTA PENERIMA

BANTUAN IURAN (PBI) BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI RUMAH SAKIT Dr.R.

SOEDARSONO KOTA PASURUAN

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan

Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

ERZA YUNIANTIKA

201110050311042

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Erza Yuniantika

NIM : 201110050311042

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Pelayanan Kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Dr.R Soedarsono Kota Pasuruan.

\

Di setujui Untuk Diuji Dihadapkan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan

Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Erza Yuniantika

NIM :201110050311042

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Pelayanan kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di rumah sakit Dr.R soedarsono kota pasuruan.

(6)

iv

Surat Pernyataan Orisinalitas

SURAT PERNYATAAN

Nama

: Erza Yuniantika

Tempat/Tgl, Lahir

: Pasuruan, 11 Juni 1993

NIM

: 201110050311042

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/Skripsi saya yang berjudul:

Pelayanan Kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran

(PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah

Sakit Dr.R Soedarsono Kota Pasuruan

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan

sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi

akademik sebagaimana berikut.

(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini saya ajukan

kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Pemerintahan.

Selain itu juga untuk memberikan wacana dan pengetahuan baru kepada pembaca

mengenai Pelayanan Kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Dr.R Soedarsono Kota Pasuruan.

Penulis menyedari bahwa menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari perhatian,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh Karena itu, dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jainuri, M.Si, selaku pembimbing I yang dengan sabar membimbing,

memberikan saran dan masukan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Krishno Hadi, MA, selaku pembimbing II yang telah memberikan saran,

masukan, dan nasehat-nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP. MA.Gov, selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan

yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Pemerintahan untuk ilmu, bimbingan dan pengalaman

yang telah diberikan selama masa studi.

5. Kepada part time jurusan Ilmu Pemerintahan dan Karyawan TU Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuannya

selama ini.

6. Kepada keluarga (Papa Moch Alim, Mama Dwi Yuli Asih, dan Adik Elvira

Qodrunnada) yang telah memberikan dukungan semangat, dan doanya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Keluarga Gank Morat-Marit yang telah memberikan semangat dan doa

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Yutari Amalia Putri, teman yang sering mengingatkan untuk mengerjakan

Skripsi dan memberikan semangat, bahkan membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Kepada Taufiq Al Ayyubi teman seperjuangan yang mulai magang sampai skripsi

(8)

vi

10.Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan B 2011: Yudi Dharmansyah, Ferry Firdaus,

Nehru Prayogo, Sayid Karim, Yanuar Fikri, Riyanda Barmawi, Faisol Ridho,Alif

Sixnory, Jumiati Paspol Malindo, Unike Ayu Agustina, Novia Suhastini, Iffa

Muthmainah, Revita Dwi C.L, Luluk Zaidah, serta teman-teman seangkatanku yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimah kasih telah memberikan motivasi,

pengalaman dan bantuan selama masa studi.

11.Kepada Lia Risnawati, Ismatul izza (ica), Fina Ayu Swasti teman di rumah. Terima

Kasih kalian sudah memberikan Semangat dan membantu dalam penelitian skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuan, dukungan, pengalaman dan doa yang telah diberikan.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah mereka lakukan kepada

penulis dengan kebaikan yang sempurna. Penulisan skripsi ini tentunya juga jauh dari

kesempurnaan dan masih ada kekurangan, Oleh karena itu penulis mengharapakan saran

dan kritik yang bisa membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

AMIN

Penulis

(9)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... .... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... .... iv

KATA PENGANTAR ... .... v

DAFTAR ISI... .... vii

DAFTAR GAMBAR ... .... x

DAFTAR LAMPIRAN ... .... xi

ABSTRAKSI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 8

C. Tujuan Penelitian ... .. 8

D. Manfaat Penelitian... .. 8

E. Definisi Konsep ... .. 11

F. Definisi Operasional... 15

G. Metode Penelitian... 16

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Kesehatan ... .. 21

B. Penerima Bantuan Iuran (PBI) ... . 35

C. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ... . 47

1. Visi BPJS kesehatan ... 48

2. Misi BPJS kesehatan... . 49

(10)

viii

4. Tugas BPJS kesehatan ... .. 51

5. Wewenang BPJS kesehatan... . 52

BAB III : DESKRIPSI WILAYAH

A. Gamabaran Umum Kota Pasuruan ... .. 54

B. Gambaran Umum BPJS Kota Pasuruan... . 62

C. Gambaran Umum Rumah Sakit Kota Pasuruan ... 65

BAB IV : ANALISA DATA

A. Indikator pelayanan kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran

(PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah

Sakit Dr.R Soedarsono Kota Pasuruan

1. Sosialisasi ... 70

2. Jangkauan Pelayanan ... ... 74

3. Prosedur Pelayanan ... ... 77

a. Kemudahan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit terhadap

pasien PBI ... 77

b. Prosedur pelayanan rumah sakit terhadap pasien PBI ... . 79

c. Kepastian pelayanan yang tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

implementasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik ... 83

4. Kualitas pelayanan, profesionalisme pegawai atau penanggung jawab

pelayanan pasien PBI BPJS yang harus sesuai dengan peraturan yang ada

... 85

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

ix

B. Saran ... ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... ... 96

(12)

x

Daftar Gambar dan Tabel

4.1. Banner Sosialisasi perubahan Jamkesmas menjadi PBI ... 70

4.2 Kartu anggota PBI dari Samsul Arifin ... 72

4.3 Contoh kartu anggota PBI (Penerima Bantuan Iuran) ... 73

4.2.1 Tabel peserta PBI per-Kelurahan di Kota Pasuruan ... 76

4.4 Prosedur Pengguna BPJS Kesehatan ... 79

4.5 Alur Pelayanan peserta BPJS ... 82

4.6 Pelayanan terhadap pasien pengguna PBI ... 87

4.7 Lorong Ruang kelas 3 ... 89

(13)

xi

Daftar Lampiran

A.

Lampiran I

Surat Tugas penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Surat Tugas Penelitian dari Rumah Sakit Daerah Dr. R. Soedarsono

B.

Lampiran II

Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan

(14)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan

Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran.

Undang-undang No 24 Tahun 2011 tentang BPJS Kesehatan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II?2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah sakit.

Buku

Sangadji, Etta Mamang, 2010, Metodologi penelitian, Yogyakarta, CV Andi.

Wijono, Djoko. 1999. Pelayanan mutu pelayanan kesehatan.Airlangga university press.

Internet

http://manajemenrumahsakit.net/wp-content/uploads/2013/10/ModulSPM.pdf

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/profil/Sejarah.html

Fungsi,tugas dan wewenang BPJS. http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/268.

Neraca. 86,4 juta peserta JAMKESMAS pindah ke ASKES.

http://www.neraca.co.id/article/32762/864-juta-peserta-jamkesmas-pindah-ke-askes.

Dimas, Setiawan. definisi pelayanan kesehatan.

http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-pelayanan-kesehatan.html

Orang miskin bebas iuran jaminan kesehatan.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt511089a153e58/orang-miskin-bebas-iuran-jaminan-kesehatan.

http://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan. diakses

(15)

xiii

Sehat rakyat. Cara daftar Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan.

http://sehatrakyat.blogspot.com/2014/02/cara-daftar-penerima-bantuan-iuran-pbi.html.

Sucipto Kuncoro. Cara membuat Kartu BPJS PBI.

http://www.pasiensehat.com/2015/01/cara-membuat-kartu-indonesia-sehat-bpjs.html. Di akses tgl 2 juli 2015

Transparansi anggaran BPJS untuk peserta PBI.

http://www.kompasiana.com/kriskirana/transparansi-anggaran-bpjs-untuk-peserta-pbi_552e3f216ea8345d2e8b4580#sidr-main

Srikandi Rahayu. seputar pengertian BPJS Kesehatan. http;//seputar

pengertian.blogspot.com/2014/09/seputar-pengertian-bpjs-kesehatan.html

www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/268

Kartumania. Daftar kode dan alamat faskes BPJS Kota Pasuruan dan Probolinggo.

http://blog.kartunmania.com/2014/12/daftar-kode-dan-alamat-faskes-bpjs-kota-kab-pasuruan-dan-probolinggo/#axzz3dm9rwbrW

Ina CBG’s syarat Rumah Sakit type C.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesahatan yang optimal. Pemerintah daerah berdasarkan standar pelayanan

minimal yang ada wajib mengupayakan sumber daya dan fasilitasi proses

pelayanan satuan kerja agar standar pelayanan minimal yang dijanjikan dapat

dipenuhi. Tergantung pada kondisi daerah, dengan ditetapkannya standar

pelayanan minimal baik oleh daerah maupun pusat, pemerintah pusat maupun

provinsi wajib juga untuk menyediakan sumber daya dan fasilitasi terhadap

daerah-daerah yang kurang mampu untuk mencapai standar pelayanan minimal

yang ditetapkan.

Pelanggan adalah fokus pelayanan publik. Dua hal utama yang perlu

diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan adalah kepuasan

dan adanya jaminan keaamanan. Pelayanan kepada masyarakat dituntut untuk

memberikan pelayanan yang memuaskan dan dijamin aman. Setiap pelanggan

mempunyai standar pembanding untuk menilai kinerja pelayanan yang ia terima.

Hasil penilaian tersebut memberikan persepsi apakah kebutuhan dan harapan

dipenuhi atau tidak, yang akan menghasilkan kepuasan atau tidak kepuasan.1

(17)

Rumah sakit merupakan suatu organisasi kesehatan yang dengan segala

fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan

kesehatan dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun

sosial. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu

rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan

standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.2

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 44 tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, dimana Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi

masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu

dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

Hakikat dasar dari Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan

pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada Rumah

Sakit. Pasien memandang bahwa hanya Rumah Sakit yang mampu memberikan

pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang

dideritanya. Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan

nyaman terhadap keluhan penyakit pasien.

(18)

Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh mutu pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh rumah sakit sebagai provider, dimana mutu pelayanan kesehatan

bagi pasien berarti empati, respect, dan tanggap akan kebutuhannya, dalam hal ini

kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Sedangkan mutu

pelayanan kesehatan bagi petugas berarti bebas melakukan segala sesuatu secara

professional. Untuk meningkatkan derajad kesehatan pasien dan masyarakat

sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai serta terlindungi

oleh aturan perundang-undangan yang berlaku.

Rumah sakit telah menyediakan banyak pelayanan yang diberikan untuk

pasien, salah satunya adalah pelayanan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan

Kesehatan) Program untuk mejalankan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

mana penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung

jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara.

Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program

jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang di

danai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.3

Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (UU BPJS), secara tegas menyatakan bahwa BPJS yang dibentuk

dengan UU BPJS adalah badan hukum publik. BPJS yang dibentuk dengan UU

BPJS adalah BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Kedua BPJS tersebut

pada dasarnya mengemban misi negara untuk memenuhi hak konstitusional setiap

(19)

orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan program jaminan yang

bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Penyelenggaraan jaminan sosial yang adekuat dan berkelanjutan

merupakan salah satu pilar Negara kesejahteraan, di samping pilar lainnya, yaitu

pendidikan bagi semua, lapangan pekerjaan yang terbuka luas dan pertumbuhan

ekonomi yang stabil dan berkeadilan. Mengingat pentingnya peranan BPJS dalam

menyelenggarakan program jaminan sosial dengan cakupan seluruh penduduk

Indonesia, maka UU BPJS memberikan batasan fungsi, tugas dan wewenang yang

jelas kepada BPJS. Dengan demikian dapat diketahui secara pasti batas-batas

tanggung jawabnya dan sekaligus dapat dijadikan sarana untuk mengukur kinerja

kedua BPJS tersebut secara transparan.4

Sebanyak 86,4 juta peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

sudah resmi beralih ke PT.Askes yang pada 1 januari 2014 akan bertransformasi

menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. PT Askes

bersama kementrian Kesehatan melakukan perjanjian Kerja sama terkait dengan

pengalihan ini. Sesuai dengan amanat UU 24/2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial maka mulai 1 Januari 2014 semua warga negara Indonesia akan

terlindungi program jaminan kesehatan. Tidak terkecuali Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang selama ini dikelola oleh Kementerian

(20)

Kesehatan, juga akan masuk dalam kepesertaan BPJS Kesehatan 1 Januari 2014

dengan sebutan Penerima Bantuan Iuran (PBI).5

Peserta anggota BPJS selain dari anggota PBI (Penerima Bantuan Iuran) ada

juga anggota non-PBI yang mana anggotanya wajib membayar iuran setiap

bulannya. Karena anggota PBI merupakan anggota yang peserta jaminan

kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan

UU SJSN yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program Jaminan

Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan

diatur melalui peraturan pemerintah.

Prosedur pelayanan perubahan JAMKESMAS menuju PBI tidak ada

prosedur yang terstruktur, karena anggota JAMKESMAS dapat langsung beralih

ke PBI tanpa harus mendaftar ulang. Oleh karena itu dengan pengalihan program

dari JAMKESMAS ke PBI dapat mempermudah peserta anggota JAMKESMAS.

Namun, Pengalihan program dari Jamkesmas ke Askes ini meliputi enam hal.

Pertama adalah pelaksanaan koordinasi dan simulasi dalam proses pengalihan

program Jamkesmas ke dalam BPJS Kesehatan. Kedua adalah pelaksanaan

sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional. Ketiga, penyelesaian pembayaran

terhadap klaim fasilitas pelayanan kesehatan yang telah memberikan pelayanan

kesehatan terhadap peserta Jamkesmas. Sementara cakupan pengalihan keempat

adalah pendayagunaan Verifikator Independen Jamkesmas sebagai sumber daya

5Neraca.86,4 juta peserta JAMKESMAS pindah ke ASKES.

(21)

manusia (SDM) sesuai kualifikasi yang dibutuhkan BPJS Kesehatan. Kelima,

pemanfaatan teknologi aplikasi verifikasi kaim dan sistem pelaporan pelaksanaan

program Jamkesmas ke dalam BPJS Kesehatan. Dan pengalihan yang terakhir

adalah pengalihan data kepesertaan penerima Jamkesmas tahun 2013 ke dalan

BPJS Kesehatan sebagai peserta PBI.

Persoalan pelayanan kesehatan masih terus mendapatkan pandangan sebelah

mata oleh masyarakat. Sebab program-program tersebut diimplementasikan secara

tidak serius dan ribet. Namun dalam hal pendataan peserta anggota BPJS tidak

diribetkan, yang menjadi permasalahan hanya pelayanan yang diberikan pihak

rumah sakit untuk anggota BPJS terutama anggota PBI itu masih belum

memenuhi sepenuhnya Hak anggota PBI tersebut untuk menerima layanan yang

sepadan dengan anggota non-PBI, Hampir kebayakan masyarakat menilai tidak

puas. Sebut saja program BPJS, dan kemudian ada lagi program KIS (Kartu

Indonesia Sehat). BPJS lemah dalam penanganan peserta yang terdaftar,

sedangkan KIS lemah dipendataan. Sama-sama tidak serius penanganannya.

Toni mengatakan: BPJS saja belum merata sekarang ditambah dengan kartu sehat. Pertanyaan-pertanyaan kejelasan mekanisme pelayanan kesehatan terus bergulir, bahkan berujung pada ketidakpercayaan masyarakat.

(22)

Tomi (30 tahun) warga Gerbo Purwodadi Pasuruan mengatakan bahwa apa orang yang mendaftar BPJS merasa benar-benar merasa puas? Tetap saja lambat dalam pelayanan, pelayanannya mudah tapi agak lambat penanganannya.6

Dari data jumlah penduduk di Kota Pasuruan tahun 2013 terdapat laki-laki

sejumlah 96.226 dan perempuan sejumlah 97.942 dengan jumlah keseluruhan

194.168 ribu jiwa. 7Jumlah penduduk miskin di Kota Pasuruan pada tahun 2013

mencapai 60.106 jiwa berdasarkan PPLS 2011, sedangkan masyarakat yang

mendapat kartu jamkesmas tahun 2013 sebanyak 55.392 jiwa.8Pada saat 2015 ini

pihak BPJS masih menggunakan data JAMKESMAS, meskipun mulai tahun 2014

sampai saat ini sudah berganti nama menjadi PBI (Penerima Bantuan Iuran)

namun pihak BPJS masih menggunakan data JAMKESMAS untuk anggota

penerima kartu PBI.

Berdasarkan uraian berita tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terkait pelayanan kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengingat bahwa pelayanan yang

diberikan Rumah Sakit terhadap pasien pengguna BPJS masih kurang

diperhatikan oleh pihak manajemen Rumah Sakit. Penelitian ini akan dilakukan di

kantor BPJS Kota Pasuruan dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pasuruan.

Peneliti menganggap bahwa pelayanan yang diberikan terhadap pasien BPJS tidak

jauh beda dengan pelayanan pasien BPJS di Rumah Sakit manapun di seluruh

Indonesia.

6 Ijtima’ulama.bahas BPJS hingga Politikus ingkar

janji. http://www.pasuruantimes.com/baca/101513/20150608/115126/bahas-bpjs-hingga-politikus-ingkar-janji/. diakses 28 februari 2015.

7 BPS Kota Pasuruan

(23)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelayanan kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di rumah sakit Daerah Kota

Pasuruan ?

2. Bagaimana implementasi pasien Penerima Bantuan Iuran BPJS di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Pasuruan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan bagi anggota Penerima Bantuan Iuran

(PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di rumah sakit Daerah Kota

Pasuruan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi pasien Penerima Bantuan

Iuran BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pasuruan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan mengenai pelayanan pasien

Penerima Bantuan Iuran BPJS.

b. Sebagai bahan informasi dalam rangka menambah wawasan tentang pasien

Penerima Bantuan Iuran BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Pasuruan.

2. Manfaat Praktis

Menjadi acuan bagi pihak BPJS Kota Pasuruan untuk mengetahui pelayanan

(24)

Rumah Sakit Daerah Kota Pasuruan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

(25)

Kerangka berfikir

Landasan hukum BPJS Kesehatan: 1. Undang-undang Dasar 1945

2. Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara BPJS.

3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Menkes/SK/ 2008 tentang standar pelayanan minimal

Kebijakan BPJS dalam meningkatkan pelayanan pasien di Rumah Sakit :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi

masyarakat terutama pasien pengguna BPJS yang ingin dilayani di Rumah Sakit.

2. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi

pasien pengguna BPJS.

3. Memberikan pelayanan yang prima terhadap pasien

pengguna BPJS terutama pada Rumah Sakit.

BPJS

PASIEN BPJS IURAN :

 Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya ; PNS, Anggota TNI, POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non Pegawai Negeri, pegawai swasta, pekerja yang

menerima upah selain yang disebutkan (termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 bulan)

 Pekerja bukan penerima upah ; Investor, pemberi pekerja, penerima pensiun.

PASIEN BPJS PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI):

(26)

E. Definisi Konsep

1. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan

menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan

kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan

promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan

menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang

diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau

masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap

upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah

dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak

macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh: 1.) Pengorganisasian

pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam

(27)

pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan

kesehatan atau kombinasi dari padanya.9

Didalam pelayanan rumah sakit terdapat pelayanan medik dan non medik.

Standar pelayanan medik telah ditetapkan berdasarkan SK Menkes, yang

merupakan tonggak utama dalam upaya peningkatan mutu pelayanan medik di

Indonesia. Standar ini mengatur tentang penatalaksanaan penderita di rumah sakit

agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat memenuhi mutu yang dapat

dipertanggungjawabkan. Masalah mutu pelayanan akhir-akhir ini semakin sering

menjadi sorotan, dan sebagian besar dokter pasti sudah berusaha untuk melakukan

hal yang terbaik untuk pasien, tetapi selama ini belum ada standar yang dijadikan

pedoman untuk dokter maupun penerima jasa pelayanan dalam menilai mutu

layanan. Standar pelayanan medik juga dapat menjadi pengukur. efisiensi

penggunaan sumber daya, baik tenaga, ilmu dan teknologi, sarana dan biaya untuk

menyembuhkan pasien dari penyakitnya Penerapan standar pelayanan medik

harus dilakukan bertahap, mengingat kondisi dan kapasitas kemampuan rumah

sakit bervariasi bila ditinjau dari segi fisik konstruksi, peralatan, sumber daya

manusia, pembiayaan dan sejarah perkembangan.

Sedangkan pelayanan Non medik yaitu pelayanan yang dilakukan selain

yang disebutkan pada pelayanan medik yang mana pelayanan berupa layanan

Ambulance jenazah, layanan Ambulance rujukan, layanan pemulasaraan jenazah,

layanan rekam medis.

(28)

2. Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Peraturan pemerintah No 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran

(PBI) pada penghujung tahun 2012 lalu. Peraturan itu pada intinya mengatur

tentang siapa saja yang berhak menerima bantuan pembayaran iuran jaminan

kesehatan dari pemerintah yang diambil dari APBN. Jaminan kesehatan ini akan

mulai berlaku pada 1 januari 2014. Dalam peraturan itu, PBI jaminan kesehatan

ditujukan untuk fakir miskin dan orang tidak mampu. Fakir miskin didefinisikan

sebagai orang yang sama sekali tidak mempunyai mata pencaharian atau

mempunyai mata pencaharian tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar

yang layak bagi dirinya dan keluarganya. Sedangkan golongan orang yang tidak

mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata pencaharian, gaji atau upah,

yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu

membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya.

Pihak yang berwenang untuk menetapkan kriteria fakir miskin dan orang

yang tidak mampu adalah Kementerian Sosial setelah melakukan koordinasi

dengan Menteri dan/atau pimpinan lembaga terkait. Antara lain Kementrian

Kesehatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kementrian Dalam Negeri.

Nantinya, kriteria yang sudah ditetapkan oleh Kementerian tersebut

ditindaklanjuti oleh Badan Pusat Statitistik (BPS) dengan melakukan pendataan.

Kementerian Kesehatan lantas menindaklanjuti data dari BPS itu dengan

(29)

Kesehatan. BPJS Kesehatan lantas memberikan nomor identitas tunggal kepada

para penerima bantuan iuran.10

3. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

BPJS kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)

merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah

untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesahatan bagi seluruh rakyat

Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, penerima pensiun PNS dan

TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

BPJS Kesehatan bersama BPJS ketenagakerjaan (dahulu bernama

Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013, untuk BPJS

Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januarri 2014, sedangkan BPJS

Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 juli 2014. BPJS kesehatan sebelumnya

bernama ASKES (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia

berubah menjadi BPJS kesehatan sejak tanggal 1 januari 2014.

Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di

Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai

pasal 14 UU BPJS. Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai

anggota BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada

perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap

(30)

peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan

bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan

Iuran. Mejadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal,

namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS

Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai

dengan tingkatan manfaat yang diinginkan. Jaminan kesehatan secara universal

diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan

seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut.11

F. Definisi Operasional

Berdasarkan pada masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka definisi

operasional dari penelitian ini adalah membahas Pelayanan kesehatan bagi

anggota Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS).

Indikator pelayanan kesehatan dapat dilihat dari :

1. Sosialisasi yang diberikan pada pihak BPJS kepada pasien PBI.

2. Jangkauan Pelayanan

Masyarakat miskin di Kota Pasuruan sejumlah 60.106 jiwa, penerima

kartu PBI sejumlah 55.392 jiwa. Masyarakat yang belum mendapatkan

kartu PBI dengan sejumlah 4.714 jiwa. Dari jumlah masyarakat miskin

yang ada di Kota Pasuruan hampir 8% tidak menerima kartu PBI.

(31)

3. Prosedur pelayanan

a. Kemudahan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit terhadap

pasien PBI.

b. Kejelasan prosedur pelayanan rumah sakit terhadap pasien dengan

aturan yang ada, harus sederhana.

c. Kepastian pelayanan yang tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

implementasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

4. Kualitas pelayanan, Profesionalisme pegawai atau penanggung jawab

pelayanan pasien PBI BPJS yang harus sesuai dengan peraturan yang ada.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

yang mana metode ini berusaha menggambarkan dan interpretasikan objek apa

adanya (J.W. Creswell, 2004). Penelitian ini disebut penelitian non-eksperimen

karena peniliti tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel

penelitian.12 peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang datanya dinyatakan

dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik.13

2. Sumber Data

Sumber data merupakan tempat data diperoleh. Sumber data yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah :

(32)

a. Sumber data primer

Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian primer diperoleh

para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.14

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah wawancara dan hasil

foto-foto yang telah diambil oleh peneliti. Sumber data sekunder lainnya berasal dari

artikel-artikel, hasil penelitian ilmiah, media massa seperti koran dan internet,

serta bahan-bahan kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.15

3. Teknik Pengumpulan Data

Sebagai upaya untuk mengumpulkan data-data dari berbagai sumber data di

atas, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi :

a. Teknik Interiew (Wawacara)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik

wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan

dengan responden. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

melalui tatap muka atau melalui telepon.16

b. Teknik Observasi

Obeservasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indra

sehingga tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata. Instrumen yang

(33)

digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar

pengamatan.17

c. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa:

faktur, jurnal, surat-surat , notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan

program. Data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi,

serta siapa yang terlihat dalam suatu kejadian.18

4. Lokasi Penelitian

Rumah Sakit DR.R Soedarsono : Jalan Dr. Wahidin Selatan, no 04 Kota

Pasuruan

Kantor BPJS : Jalan Sultan Agung no 42 Kota

Pasuruan.

5. Subyek Penelitian

a. Kepala / sub bagian BPJS rumah sakit Kota Pasuruan.

b. kepala kantor BPJS

c. Pasien pengguna BPJS rumah sakit Kota Pasuruan (5 orang)

6. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif sebagaimana yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono yaitu analisis

model interaktif. Pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah reduksi data

(34)

(reduction data), penyajian data (display data), dan terakhir menarik kesimpulan

atau verifikasi (drawing conclucing).19

=

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Penyajian Data, setelah data direduksi, data dapat disajikan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

penelitian kualitatif penyajian data sering dilakukan dengan teks yang naratif.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Kesimpulan atau verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

19Ibid, hlm 92-99

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

(35)

kesimpulan awal dapat didukung dengan data dan buktu yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali kelapangan maka kesimpulan dianggap kredibel. Dengan

demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif akan menjawab rumusan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam prosedur yang kedua, peserta dari anggota BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ini harus memenuhi kewajiban-kewajiban yangtelah ditentukan oleh BPJS itu sendiri,

Merujuk PP Nomor 101 tahun 2012 khususnya pada Pasal 11 ayat (1) dan (2) tentang Perubahan Data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, Dinas Sosial

Optimalisasi Peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Untuk Memperkuat Fasilitas Kesehatan Publik Guna Mengurangi Aki Pada Puskesmas Mulyorejo, Jurnal Kebijakan dan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

Faktor yang menyebabkan masyarakat mampu bisa menjadi peserta BPJS penerima bantuan iuran yaitu karena tidak dilakukan pendataan peserta yang akan dijadikan peserta

sesuai dengan ketentuan yang berlaku ( tidak berlaku bagi peserta PBI );. Melaporkan perubahan data peserta, baik

Data hasil teersebut diperoleh hasil akurasi sebesar 81,67% sehingga sistem klasifikasi data penerima bantuan iuran (PBI) menggunakan algoritma Naive Bayes dapat

Penelitian ini membahas mengenai pemaknaan kartu BPJS kesehatan di kalangan masyarakat pendhalungan pada peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di kelurahan Mangli kecamatan