1 BAB 1
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pembangunan pangkalan militer AS dengan menempatkan kekuatan militernya pada sekutu lamannya Australia di Darwin, telah menimbulkan situasi dan kondisi baru pada dunia internasional, hadirnya militer AS di Darwin tentu bisa menimbulkan indikasi ancaman bagi Negara sekitarnya yang berdekatan dengan pangkalan tersebut, terutama Negara Indonesia. Indonesia adalah Negara yang hanya berjarak 820 km dari papua dan 280 km dari perairan Indonesia,1 dengan kedekatan antara Indonesia dan pangkalan tersebut maka Indonesia adalah Negara yang memiliki tingkat keterancaman yang tinggi dari kekuatan militer AS.
Secara militer keberadaan pangkalan militer AS di Darwin Australia yang secara geografis berdekatan dengan Indonesia dapat menjadi ancaman bagi Indonesia, sebab kekuatan militer tersebut sewaktu- waktu dapat digunakan oleh AS untuk menyerang Indonesia, dengan klaim AS sebagai penjaga keamanan dunia, tentu AS akan memamfaatkan situasi dan kondisi Indonesia yang lagi berkonflik, terutama di papua untuk ikut campur dalam urusan bangsa indonesia, konflik OPM di papua dan kisruh karyawan Freeport dapat pula dengan mudah digunakan oleh AS sebagai isu pelanggaran HAM bagi indonesia.
Kondisi papua yang tidak kondusif dengan berbagai aksi dan konflik yang terjadi, sangat memungkinkan pihak asing untuk ikut campur dan memecah belah Indonesia, pengalaman lepasnya timor leste seharusnya menjadi pelajaran yang
1
2 penting bagi Indonesia dalam menyikapi keberdaan pangkalan militer AS di Darwin.
Pangkalan militer yang dilengakapi dengan persenjataan canggih tersebut, tentu harus disikapi dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi oleh Indonesia akan maksud tersembunyi AS di Indonesia, Kepentingan AS terhadap Indonesia jelas bisa dilihat dari berapa banyak perusahan besar AS yang ada di Indonesia. Terutama Freeport yang merupakan perusahaan milik AS yang sangat produktif membantu perekonomian Negara adidaya itu,2 hilangnya Freeport adalah kerugian yang besar bagi AS, oleh karenanya dalam upaya menjaga hubungannya dengan Indonesia agar tidak bergerak pada hal lain ditengah munculnya desakan terhadap pemerintah Indonesia agar dilakukan perundingan ulang Freeport, AS menggunakan kekuatan militernya di Asia untuk memikat kerjasamanya.
Kecurigaan dan kewaspadaan terhadap AS memang patut ditingkatkan oleh Negara Indonesia, berkaca dari persoalan timur tengah yang sejak lama menjadi perioritasnya AS karena kepentingan minyaknya, bukan tidak mungkin kemudian dilakukan hal yang sama bagi Indonesia karena kepentingannya pada Freeport di Papua. Pidato Obama yang mengatakan pergeseran prioritas terhadap Asia pasifik,3 bukanlah tanpa alasan bagi AS, sebab sebagaimana ambisi Negara adidaya tersebut dalam upaya menguasai dunia, tentu adanya pembangunan
2
“Pangkalan AS di Darwin, Misi Kepentingan Freeport” diakses dari http://www.jakartapress.com/detail/read/7459/pangkalan-as-di-darwin-misi-kepentingan-freeport, 02 maret 2014
3
3 pangkalan militer di Darwin merupakan bagian dari strategi hegemonik pada kawasan dan juga Negara tertentu dalam kawasan Asia.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard pada November 2011 mengumumkan akan meningkatkan kerjasama militernya di Australia.4 Salah satu agenda dalam peningkatan kerjasama militer antara Amerika Serikat dan Australia adalah peningkatan kehadiran militer AS di Darwin Australia, maka Pada April 2012, Amerika Serikat telah memulai mengirim pasukannya sejumlah 200 pasukan ke Darwin Australia.5 Kehadiran militer yang disambut oleh perdana mentri dan mentri pertahanan Australia itu sangat mengerikan tatkala hal itu digunakan terhadap kepentingnya di Indonesia, meskipun Duta Besar AS untuk Australia, Jeffrey Bleich, menyatakan bahwa tujuan pengiriman pasukan militer AS ke Australia merupakan upaya peningkatan kerjasama militer dengan mengadakan latihan bersama di Darwin.
Pangkalan militer AS di Darwin yang diumumkan oleh Obama pada KTT ASEAN November 2011 di Bali yang sebelumnya telah diumumkan di depan parlemen Australia, kemudian mendapat respon dan kecaman dari dunia internasional, China adalah Negara yang menolak pangkalan militer AS tersebut karena di anggap akan mengganggu keamanan Asia Pasifik yang relatif kondusif, sementara Indonesia yang juga terancam karena kedekatan geografis di desak oleh elemen domestiknya agar menolak pangkalan AS tersebut, tetapi kemudian penolakan dan respon yang beragam itu di mentahkan oleh AS dengan alasan
4
Ibid. 5
4 bahwa pembangunan pangkalan militer di Darwin tersebut untuk bantuan kemanusia dan bencana alam serta melanjutkan kerjasama dengan Australia.6
Amerika Serikat dan Australia memang mempunyai sejarah kemitraan yang panjang dikawasan Asia Pasifik, keduanya secara formal pernah tergabung dalam ANZUZ, yaitu aliansi keamanan yang dibangun oleh tiga Negara yakni (Australia, United state, New zailand) dalam upaya menciptakan keamanan di Asia Pasifik.7 Namun hadirnya kembali AS di Asia pasifik dengan menjadikannya sebagai perioritas, yang dimulai dengan pembangunan pangkalan militer di Darwin yang jaraknya hanya 820 km dari Indonesia, tentu membuat rakyat Indonesia terganggu akan dampak yang akan terjadi dari pangkalan militer tersebut, oleh karenanya respon kekwatiran pun bermunculan agar supaya pemerintah Indonesia khususnya SBY menolak keberadaan pangkalan AS di Darwin tersebut.
Beragam respon pro dan kontra pun terjadi terhadap pembangunan pangkalan militer AS itu, rezim SBY – Budiono yang tidak bisa dengan terang terangan menolak terhadap pangkalan tersebut mendapat kritikan yang tajam oleh beberapa pihak, mantan KSAU, Marsekal (purn) Cheppy Hakim menyatakan bahwa sangat naif jika menerima pangkalan AS di darwin karena alasan membantu operasi kemanusian dalam rangka penanggulangan bencana alam,8
6
“Presiden Yudoyono Sambut Baik Pembukaan Pangkalan Militer AS di Darwin Australia” diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/166212, 03 maret 2014
7
“Aliansi Australia dalam ANZUS Treaty (1951)” diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197101011999031WAWAN_DARM AWAN/ANZUS.pdf, diakses 06 November 2013
8
“Perkembangan Strategi Militer Amerika Serikat di Asia Pasifi” yang dikutip dari tulisan Poltak Patrogi Nainggolan, diakses dari
5 sebagaimana diberitakan bahwa pejabat pemerintah rezim SBY melalui menkopulhukam dan mentri perthanan Indonesia tidak terusik dengan adanya pangkalan AS di Darwin tersebut.
Mentri luar negeri Marty Natalagawa pun sempat mengatakan tentang keberatannya terhadap pangkalan AS tersebut, yang dianggapnya bahwa pangkalan tersebut akan mengancam satabilitas keamanan kawasan.9 Respon berbeda dengan pejabat eksekutif lainnya ini menunjukkan bahwa adanya hakikkat keterancaman dari pangkalan militer itu, namun sikap kritis Menlu tersebut dinilai sebagai bentuk disharmoni antara SBY dan Marty Natalagawa, sehingga pada akhirnya pun kemudian Marty Natalagawa mengatakan hal senada dengan pajabat eksekutif lainnya, bahwa dalam kontek pangkalan militer itu Indonesia tidak terganggu dan tidak ternacam,10 ketidak jelasan sikap pemerintah itu kemudian membuat respon cepat pada Parlemen republik Indonesia.
Parlemen Indonesia sebagai lembaga Negara yang juga santer memberikan respon terhadap situasi dan isu internasional merasa punya kekwatiran akan dampak dari pangkalan militer itu terhadap Indonesia, oleh karenanya parlemen dengan cepat meminta klarifikasi terhadap pemerintah sebagai penentu kebijakan untuk menjelaskan sikap dan keberadaan pangkalan militer AS di Darwin tersebut, Parlemen Indonesia melalui komisi 1 yang menangani urusan luar negeri juga mengambil sikap cepatnya dengan meminta penjelasan dari kedutaan Amerika Serikat terkait dibangunnya pangkalan militer di Darwin.
9
ibid 10
6 Perbedaan sikap antara parlemen dan pemerintahan SBY jelas menunjukkan adanya persepsi berbeda bagi keduanya, banyaknya argumentasi dari lapisan masyarakat baik akademisi ataupun praktisi yang mengatakan tengtang terancamnya Indonesia tidaklah membuat sikap pemerintah bersikap menolak terhadap pangkalan AS, bahkan melalui juru bicara presiden bidang luar negeri Teuku Faizasyah mengatakan, penempatan militer Amerika di Darwin Australia harus dilihat secara komprehensif.11 Sementara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen Marciano Norman, juga mengatakan bahwa pangkalan tersebut bukan terkait kepentingan politik luar negeri Amerika, tetapi demi kepentingan kemanusiaan dalam menanggulangi bencana alam.12 Senada dengan itu Mentri Polhukam juga menepis kekwatiran beberapa kalangan akan intervensi yang akan dilakukan militer Amerika terhadap papua.13
Secara nyata memang sulit untuk menutup mata tentang kepentingan AS terhadap Indonesia, situasi ini kemudian disadari oleh kalangan parlemen yang berbalik dari ketidak sadaran pemerintah tentang terancamnya NKRI dan kekayaan alam Indonesia, apalagi berkaitan dengan Freeport di Papua, oleh karenanya kondisi yang semacam itu kemudian mendapat perhatian langsung oleh
11
“Yuddy: Waspadai Pangkalan Militer AS di Australia” diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2011/11/20/11481217/Yuddy.Waspadai.Pangkalan.Militer.A S.di.Australia, 08 November 2013
12
“BIN: Pangkalan Militer AS di Darwin Bukan Ancaman” diakses dari http://bola.viva.co.id/news/read/268123-bin--pangkalan-as-di-darwin-bukan-ancaman,
08 Novenber 2013 13
7 kalangan DPR RI saat menerima kunjungan duta besar Amerika Serikat Scoot Marciel pada desember 2011, di komisi 1 bidang keamanan dan luar negeri.14
Wakil ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen Indonesia (BKSAP) Sidarto Danosubroto menyatakan saat menerima delegasi parlemen Australia, bahwa base militer AS di Darwin diminta hanya untuk latihan bukan untuk yang lain dan jangan sampai militer di Darwin membantu kepentingan Freeport.15 Perbedaan respon yang terjadi antara parlemen Indonesia dan pemerintah yang sangat tajam, memang bisa dipahami dengan berbagai makna akan posisi Indonesia dihadapan AS.
Berbeda dengan pemerintah, parlemen yang merupakan control bagi pemerintah dan wakil dari rakyat memang dituntut untuk lebih peka terhadap hal hal yang akan mengancam kepentingan nasional Indonesia, kepekaan parlemen terkait persoalan pangkalan militer tersebut, kemudian membuat peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh terhadap respon yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti mengajukan permasalahan sebagai berikut: Mengapa Parlemen Indonesia menolak pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Darwin Australia.
14
“Komisi 1 DPR RI Tanyakan Penempatan Pasukan Militer AS di Darwin”. Diakses dari http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi1/2011/des/13/3429/komisi-i-dpr-ri-tanyakan-penempatan-pasukan-amerika-di-darwin, 19 september 2013
15
“B.K.S.A.P. Pangkalan Militer AS di Darwin dipertanyakan”, diakses dari
8 1.3Tujuan dan Mamfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa alasan respon parlemen Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia, dalam menyikapi isu keamanan dan kepentingan nasional Indonesia.
1.3.2 Mamfaat Penelitian 1.3.2.1 Akademis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat untuk mahasiswa dan para akademisi untuk memperkaya penelitian dibidang ilmu hubungan internasional, yaitu mengetahui respon parlemen Indonesia sebagai dinamika politik luar negeri Indonesia era SBY - BODIONO terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia, dengan mengunakan konsep keamanan nasional sebagai sudut pandang dalam upaya melindungi keamanan nasional dan kebijakan politik luar negeri sebagai alat analisa terhadap respon parlemen Indonesia terhadap isu yang telah ada.
1.3.2.2 Praktis.
9 1.4Penelitian Terdahulu
Rahmah Nazhafah16 judul skripsinya “Strategi Militer Amerika Serikat Dalam Membendung Pengaruh Republik Rakyat Cina Di Asia Pasifik” dengan penelitian diskriptif dan menggunakan tiga konseptual 1. Kebijakan luar negeri, 2. Strategi militer, 3. Regional security. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kemajuan Republik Rakyat China yang tumbuh pesat, khususnya di bidang militer, telah membuat China tampil sebagai kekuatan regional, yang menimbulkan kekhawatiran diantara Negara - negara di kawasan Asia Pasifik.
Aktifitas militer China dalam membangun hubungan kerjasama pertahanan dengan Negara - negara Asia Pasifik, baik itu berupa patroli, latihan militer bersama, dan penjualan senjata, serta memperbaharui strategi-strategi militer tiap tahunnya. Rupanya hal itu telah membuat Amerika Serikat sebagai aktor lama di kawasan Asia terganggu dan kembali memfokuskan kebijakan luar negerinya, demi menjaga power serta stabilitas kawasan Amerika Serikat yang memiliki aliansi pertahanan dengan sekutunya, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Filiphina, dan Australia.
Maka kemudian AS membuat pembaharuan terhadap kebijakan luar negerinya khususnya di bidang militer untuk membendung pengaruh China di kawasan Asia Pasifik, sehingga pangkalan militer di Fort Roberson, Darwin, Australia itu adalah satu dari upaya Amerika Serikat untuk membendung Republik Rakyat Cina.
16
Mahasiswi hubunungan internasional Universitas Hasanuddin, diunduh dari
10 Peneliti kedua dilakukan oleh Rina Oktavia,17 dalam jurnal hubungan internasional yang berjudul: Respon China, Filipina dan Indonesia terhadap keberadaan pangkalan militer AS di Darwin Australia tahun 2011 – 2012. Rina membuat tiga sampel Negara yang dianggap mewakili respon Negara kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur yang memiliki hubungan unik dengan Australia dan amerika, serta menggunanakan tiga katagori respon terhadap penelitiannya 1, Mendukung 2, Ambivalen 3. Menolak. Dalam penelitianya Rina menggunakan empat pendekatan yaitu 1. Konsep bilateral 2. Kepentingan nasional 3. Politik luar negeri 4. Budaya politik dan pengaruhnya terhadap politik luar negeri.
Rina menjelaskan bahwa sikap indoneisa sebagai Negara yang memiliki kedekatan dengan kedua Negara tersebut dipandang ambivalen yaitu sikap tidak menolak pun juga tidak setuju, berbeda dengan respon Cina yang menolak dan Filipina yang mendukung, sikap ambivalen tersebut karena Indonesia bisa mendapatkan dua sisi yaitu sisi positif dan negatif dari pangkalan militer tersebut. Sisi positif dari pangkalan militer tersebut adalah untuk meningkatkan eksisitensi Negara dikalangan internasional, serta keuntungan dengan latihan militer bersama dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan ASEAN, Namun sisi negatifnya adalah bahwa Indonesia juga mempunyai kerjasama dengan RRC yang akan mengakibatkan hubungannya terganggu jika china mengurai ekpornya pada Indonesia. Serta adanya ancaman dari pangkalan militer Amerika terhadap keamanan indoneisa dengan tidak kondusifnya papua dan Freeport, Serta sewaktu
17
11 waktu kemungkinan ada penyerangan oleh militer AS terhadap Indonesia karena alasan HAM dan lain2 yang hal itu akan memecah belah keutuhan NKRI.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Gigih AL Islami dalam artikel yang berjudul: Bandwagoning politik luar negeri Indonesia terhadap pembangunan pangkalan militer Amerika serikat di Darwin Australia.18 Dalam artikel tersebut Gigih menggunakan teori balance of threat yaitu upaya menganalisa posisi Negara yang diasumsikan terancam dari Negara lain, namun tidak memberikan perlawanan atau penolakan terhadap sumber ancaman tersebut. Gigih menilai mengapa Indonesia tidak melakukan penolakan sebagaimana dilakukan Cina, atau melakukan aliansi dengan Negara lain. Hal itu oleh Gigih dijelaskan karena kalkulasi kekuatan Indonesia yang tidak berdaya untuk menolaknya, serta tidak mungkin untuk melakukan aliansi, maka akhirnya Indonesia memilih bandwagoning yaitu sikap mendekati sumber ancaman untuk menghindar dari ancaman tersebut.
Penelitian keempat dilakukan oleh Fatmadini Eka Pradani Apprilia19 dalam skripsi yang berjudul: Kepentingan nasional Australia terhadap pembangunan pangkalan militer Amerika serikat di Robertson Darwin Australia. Penelitian yang dilakukan dengan menggunkan metode deskripsi, dan menggunakan tiga pendekatan 1. Kebijakan luar negeri 2. Aliansi 3. Balance of power. Menunjukkan bahwa ada kepentingan Australia untuk terjaganya hubungan aliansi keamanan Australia – Amerika, dan Australia – China dalam
18
Mahasiswa HI UMM angkatan 2009, Diakses dari
http://www.academia.edu/3812330/Bandwagoning_Politik_Luar_Negeri_Indonsia_terhadap_Pang kalan_Militer_Darwin, 08 November 2013
19
Mahasiswa hubungan internasional universitas hasanuddin. Diakses dari
12 hal ekonomi. Serta Australia berkepentingan untuk meningkatkan militernya dalam upaya meningkatkan bargaining posisi Australia sebagai penjaga keamanan regional, dan juga untuk menjaga keamanan maritimnya sebagai kepentingan Ekonomi Australia dari jalur perdagangan dikawasan Asia Pasifik,
Fatmadini juga menjelaskan tentang dampak internal dan eksternal terhadap Austarlia dari pembanguna pangkalan militer Australia tersebut, secara internal pangkalan militer tersebut berdampak pada peningkatan kemampuan militer Australia, dan meningkatkan kerjasama dengan Amerika, peningkatan ekonomi, serta membuat kekwatiran dari masyarakat dan dampak sosial di Australia. Adapun dampak eksternal dari pembangunan pangkalan militer tersebut, adalah meningkatnya kredibiltas Australia di Asia Pasifik, serta mendapat kecurigaan dari Republik China, yang hal itu akan berdampak pada hubungan bilateral dari kedua Negara.
Penelitian kelima dilakukan oleh Mohammad Rosyidin dalam jurnalnya yang berjudul: Politik luar negeri sebagai konstruksi sosial: sikap Indonesia terhadap kebijakan penempatan pangkalan pasukan marinir Amerika di Darwin.20 Tulisan yang berargumen pada dua pendapat yang diajukan oleh Rosyidin yaitu respon menolak oleh Parlemen dan respon sebaliknya oleh pemerintah, dengan menggunakan konstruktivis sebagai pendekatan, yang mengahsilkan bahwa kedekatan hubungan dan persehabatan yang telah terbangun antara Indonesia dan Amerika mengahsilkan persepsi yang berbeda antara pemerintah dan parlemen.
20
13 Sebagai sahabat Indonesia memaknai keberadaan pangkalan marinir tersebut bukan ancaman terhadap Indonesia melainkan justru menguntungkan, karena Amerika dan Indonesia mempunyai persepsi yang sama sebagai sehabat dalam kepentinganya untuk sama-sama menjaga keamanan internasional. N
o
Nama Judul penelitian Konsep dan teori Jenis penelitian
Hasi
1. Rahma Nazhafa h Strategi militer Amerika serikat dalam membendung pengaruh Republik Rakyat Cina di Asia Pasifik. 1. Kebiijaka n luar negeri 2. Strategi militer 3. Regional security.
Deskripsi. Penguatan militer dan meningkatnya ekonomi Republik Cina
membuat Amerika merasa terancam dengan kepentinganya di kawasan Asia Pasifik. Dan upaya penguatan militer di asia adalah cara untuk menyeimbangkan kawasan di Asia. 2. Rina
Oktavia
Respon Cina , Filipina, dan Indonesia terhadap keberadaan pangkalan militer AS di Darwin Australia tahun 2011 – 2012.
1. Konsep bilateral 2. Kepenting an nasional 3. Politik luar negeri 4. Budaya politik dan pengaruhn ya terhadap politik luar negeri.
14 3. Gigih Al
Islami
Bandwagoning politik luar negeri Indonesia
terhadap pembangunan pangkalan militer AS di Darwin Australia.
Balance of threat. Sikap tidak menolak dan menyetujui oleh indonesia itu karena kalkulasi ancaman jika menolak dan
konsekuensi jika menerima dari Negara lain, akhirnya Indonesia memilih untuk
mendekat pada sumber ancaman tersebut.
4. Fatmadi ni Eka Pradani Apprilia. Kepentingan nasional Australia terhadap pembangunan pangkalan militer Amerika serikat di Robertson Darwin Australia. 1. Kebijakan luar negeri 2. Aliansi 3. Balance of
power.
Deskripsi Australia
berkepentingan untuk menjaga aliansi dengan AS untuk meningkatkan posisi barganingnya di kawasan Asia Pasifik. Dan kepentingan keamanan maritimnya untuk jalur perekonomianya, serta Australia dapat meningkatkan latihan militernya denagn Amerika serikat. 5. Moham
mad Rosyidi.
Politik luar negeri sebagai konstruksi sosial: sikap Indonesia terhadap kebijakan penempatan pasukan marinir Amerika di Darwin. 1. Konstrukti vis Persepsi pemerintah yang menganggap penempatan pasukan marinir Amerika di darwin bukan ancaman terhadap Indonesia karena kesamaan persepsi antara
Amerika dan Indonesia sebagi sehabat terhadap kepentingan keamanan internasional.
15 yang ditimbulkan dari pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin Australia terhadap dunia internasional, khususnya Indonesia, kawasan Asia Pasifik, dan ASEAN. Maka oleh karenanya penelitian ini tentu akan memberikan sesuatu yang menarik,
Peneliti dalam penelitiannya berupaya melihat dan menganalisa dari aspek yang berbeda dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diatas, ketertarikan peneliti terhadap judul yang diajukan adalah, karena adanya respon yang berbeda dalam domestik Indonesia antara pihak eksekutif dan legislatif/parlemen terhadap rencana pembangunan pangkalan militer AS di Darwin Australia. Peneliti sebelumnya Moh Rosidi yang memetakan kajiannya pada dua argumen yaitu respon menolak pada parlemen dan menerima pada pemerintah, maka peneliti berupaya melanjutkan untuk menganalisa alasan penolakan parlemen tersebut dengan menyodorkan judul: Respon Parlemen Indonesia Era SBY-BODIONO Terhadap Pembangunan Pangkalan Militer AS di Darwin Australia.
1.5Landasan Konsep dan Teori.
1.5.1 Konsep Keamanan Nasional (National Security)
16 terhadap militer, sementara definisi kedua yaitu terfokus pada penjagaan terhadap sumber-sumber ekonomi dan aspek non-militer lainya dari fungsi negara.21
Konsepsi keamanan nasional setalah berakhirnya Perang Dingin mulai mengalami perluasan makna, yaitu keamanan tidak lagi didominasi oleh pengertian yang bersifat militer, namun konsep keamanan sudah dipahami dari sudut pandang menyeluruh, yakni melalui konsep keamanan komprehensif
“comprehensive security”. Menurut Barry Buzan keamanan nasional terlebih dahulu diidentifikasi melalui landasan yang dapat di anggap sebagai bagian dari keamanan nasional. Buzan mencoba menawarkan tiga landasan keamanan nasional, yaitu pertama landasan ideasional, kedua landasan institutional, ketiga landasan fisik.22
Berdasarkan pemaran buzan tentang landasan keamanan nasional yang meliputi tiga landasan, pertama Landasan ideasional atau wawasan kebangsaan maka pangkalan militer AS di Darwin Australia tersebut dinilai oleh parlemen Indonesia akan mengancam terhadap kedaulatan dan pola pikir masyarakat Indonesia dalam kepentingan membangun bangsa Indonesia. Oleh karenaya dalam rangka membangun negara Indonesia pun cendrung mengedepankan modal asing,23
21
Abdul-Monem M. Al-Mashat, National Security in the Third World (Boulder, Col.: Westview Press, 1985), hal. 19, dikutip dalam makalah, Rizal Kusuma, konsep keamanan nasional, diakses dari http://ebookily.org/pdf/konsep-keamanan-nasional-propatriaorid-towards-a-168132713.html, 02 mei 2014.
22
Burry Buzan, dikutip dari makalah pembanding, Dr. Kusnanto Anggoro, Keamanan Nasional, Pertahanan Negara, dan Ketertiban Umum, Diakses Dari. http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Keamanan%20Nasional%20Pertahanan%20Negara% 20%20koesnanto%20anggoro.pdf, Akses pada 25 Februari 2014
23
17 Kedua landasan institutional, yaitu meliputi mekanisme dan prosedur kenegaraan, termasuk lembaga legislatif dan eksekutif, serta norma - norma kenegaraan lainya. Maka berdasar pada landasan ini keberadaan pangkalan militer AS di Darwin tersebut akan berpengaruh dan mengancam terhadap kewibawaan negara indonesia, sehingga dari itu parlemen Indonesia merasa bahwa wibawa negara Indonesia harus terbebas dari pengaruh AS yang akan ditimbulkan oleh pangkalannya di Darrwin tersebut.
Sementara landasan ketiga adalah landasan fisik yaitu meliputi penduduk, wilayah dan kekayaan sumber daya alam Indonesia/ekonomi, serta kesatuan NKRI yang akan terancam dengan keberadaan pangkalan militer AS tersebut, kekayaan alam Indonesia yang sejak dulu jadi incaran asing termasuk AS, akan menjadikan pasukan militernya di Darwin sebagai penekan dan sekaligus mata - mata terhadap Indonesia dalam mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya di Indonesia, sehingga tidak sedikit investor asing yang masuk ke Indonesia dan banyak menghasilkan dari Indonesia.
Kusnanto Anggoro, juga mengatakan bahwa keamanan Indonesia kian delematis, mulai dari tidak stabilnya keadaan domestik, persoalan maritim, serta hilangnya miliaran kekayaan alam Indonesia, dan tidak adanya daya tahan keamanan Indonesia, hal itu merupakan tangtangan yang dihadapi Indonesia dalam keamanan nasionalnya saat ini.24 Dalam pendapatnya tersebut Kusnanto mencoba menggambarkan Indonesia dengan meruncing pada keamanan yang dirumuskan oleh Buzan pada tiga landasan yang telah diuraikan diatas, yakni
24
“( MARINIR) CSIS Seminar Note: Perspektif Baru Keamanan Nasional.” diakses dari
18 wawasan kebangsaan, kelembagaan negara dan sumber daya alam serta teritorialnya. Sehingga dari pemaparan diatas, parlemen Indonesia memahami bahwa pangkalan militer AS di darwin tersebut lebih banyak memberi dampak negatif terhadap Indonesia. Yaitu akan mengancam terhadap kesadaran tentang kebangsaan yang akan merusak kesatuan NKRI, pelemahan lembaga Negara dan pengurasan atas sumber daya alam yang terkandung dalam bumi Indonesia. 1.5.2 Politik dan Kebijakan Luar Negeri (Foreign Policy)
Politik luar negeri dimaknai sebagai strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan (Decission Maker) suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional tertentu yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.25
Holsti menjelaskan politik luar negeri pada umumnya dititik beratkan pada usaha untuk memecahkan berbagai persoalan, baik yang berhubungan dengan dalam maupun luar negeri, yang diwujudkan melalui berbagai cara,26 sehingga kebijakan luar negeri dibuat sebagai suatu reaksi Negara terhadap lingkungan eksternal, keseimbangan dan ketidakseimbangan semua unit dalam sistem.
Teoritisi dalam hubungan internasional yang mempelajari politik luar negeri, yaitu Graham T. Allison, dengan mengajukan tiga model pembuatan keputusan untuk mendeskripsikan dan menganalisa proses pembuatan keputusan; politik luar negeri, pertama Aktor Rasional, kedua Model Proses Organisasi dan
25
Anak Agung Banyu Perwita, Yanyan Mohammad Yani. 2006, Pengantar ilmu hubungan internasional. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hal 47
26
19 ketiga Model Politik Birokratik. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan model kedua dari Allison yaitu model proses organisasi untuk menjelaskan dinamika parlemen Indonesia dalam memberikan respon terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia.
Asumsi dari model proses organisasi adalah bahwa mesin pemerintahan memiliki dinamika sendiri dengan perilaku dan tujuan sendiri, dinamika atau perpolitikan organisasi birokrasi dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan luar negeri.27 Teori ini juga menerangkan bahwa pemerintah sebagai sebuah institusi organisasi memiliki pertimbangan rasional tersendiri dalam mengambil kebijakan negara. Bahkan rasionlitas ini tidak harus dilemparkan ke publik dan menjadi konsumsi bersama mengenai faktor-faktor pertimbangan, dinamika yang meliputi proses pembuatan kebijakan. Hal ini oleh Allison disebut sebagai Black Box yang dimaksud bahwa alasan dibalik pengambil kebijakan tidak harus dipengaruhi oleh elemen - eleman lain di luar birokrasi pemerintah atau bahkan yurisprodensi atas keputusan - keputusan sebelumnya dapat pula menjadi acuan pengambilan kebijakan selanjutnya selama sifat dari permasalahan tersebut sama. Dengan demikian teori ini memandang bahwa keputusan dan tindakan pemerintah sebagai output dari proses dinamika yang terjadi dalam organisasi organisasi besar negara yang sudah terjadi rutinitas dalam pekerjan pekerjaan tersebut, sehingga dinamika pekerjaan tersebut dapat diramalkan.
Dalam kontek respon parlemen Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia, dengan berdasarkan pada model proses organisasi Allision,
27
20 maka proses dinamika yang terjadi pada parlemen khususnya komisi 1 DPR RI yang menangani urusan luar negeri, dengan beberapa fraksi yang ada didalamya telah menciptakan suatu dinamika yang menarik dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia. Dinamika fraksi fraksi pada komisi 1 terkait pandangannya terhadap pangkalan militer AS di darwin memang hampir seragam, meskipun masih ada perbedaan yang terjadi pada fraksi demokrat dan PAN yang melihatnya berbalik dari kebanyakan fraksi yang lain.
Dalam parlemen Indonesaia memang terjadi sebuah koalisi partai politik dalam mendukung berjalannya pemerintahan SBY jilid II, kecuali PDIP, Gerindra dan Hanura yang dengan jelas memposisikan partainya sebagai oposisi bagi pemerintah. Namun dalam hal dinamika menyikapi persoalan pangkalan militer AS di Darwin, justru fraksi PKS yang tergabung dalam barisan koalisi yang sangat menentang keras terhadap pangkalan tersebut, bahkan fraksi PKS curiga terhadap diam dan tidak berkutiknya pemerintah dibawah SBY, karena telah dibungkam oleh AS dengan hibah pesawat F16.28
Sementara fraksi partai Golkar menilai bahwa keberadaan pangkalan militer AS tersebut bermakana ganda, Gerindra dan Hanura juga menilai pemerintah jagan sampai lengah dengan pangkalan militer AS tersebut, sebab Indonesia sedang dirongrong oleh pangkalan tersebut. PDIP sebagai partai oposisi tentu menolak keberadaan tersebut, dengan menilai bahwa pangkalan yang ada di Darwin tersebut akan berdampak pada stabilitas kawasan dan Indonesia.
28
21 Fraksi partai demokrat justru menihat sebaliknya, bahkan partai penguasa ini mengapresiasi sikap pemerintah yang tidak terjebak pada kepentingan AS dan China dengan tidak menolak pangkalan AS di Darwin tersebut.29 Senada dengan farksi partai demokrat, partai PAN yang juga partai yang tergabung dengan koalisi rupanya memiliki pandangan sendiri terkait pangkalan militer AS di Darwin tersebut, fraksi partai PAN menilai setelah menerima pejabat kemhan AS di komisi 1, dengan mengatakan bahwa pangkalan tersebut tidak akan mengancam Indonesia, bahkan selain untuk latihan militer juga untuk mengantisipasi bantuan bencanan.30 Dinamika yang terjadi dalam parlemen tersebut kemudian menghasilkan sebuah respon penolakan bagi parlemen terhadap pangkalan militer AS di Darwin,31
Peta Partai Politik di Parlemen. 1. Koalisi 2. 0posisi
29
Yahya Sacawiria: ”Apresiasi Sikap Indonesia Untuk Tidak Terseret Dalam Kemelut Laut China Selatan” diakses dari http://www.rmol.co/read/2011/11/18/46105/Yahya-Sacawiria-Apresiasi-Sikap-Indonesia-untuk-Tidak-Terseret-dalam-Kemelut-Laut-China-Selatan, 03 mei 2014.
30
Komisi 1, Terima Pejabat Kemhan AS, Apa yang dibahas? Diakses dari http://www.jurnalparlemen.com/view/340/komisi-i-terima-pejabat-kemhan-as-apa-yang-dibahas.html, 03 mei 2014
31
“Kalangan DPR Tolak Pangkalan Militer AS di Darwin,” diakses dari http://news.liputan6.com/read/363888/kalangan-dpr-tolak-pangkalan-militer-as-di-darwin, 03 mei 2014
1. Partai Demokrat 2. Partai PKS 3. Partai PAN 4. Partai PPP 5. Partai PKB 6. Partai Golkar
22 Peta Koalisi Menyeberang Pada Kekuatan Oposisi.
1. Koalisi 2. Oposisi
Dinamika yang menghasilkan penolakan bagi parlemen ini memang tidak terlepas dari upaya mereka dalam memperjuangkan kepentingan dan keamanan nasional Indonesia, meskipun secara politik partai politik tersebut memiliki kepentingan masing masing. Namun berdasarkan pada apa yang disampaikan Allision bahwa dinamika yang terjadi pada organisasi parlemen di komisi 1 tersebut adalah sebuah prilaku yang menuju pada kepentinganya, dalam hal ini tentu penolakan tersebut adalah ujung dari dinamika yang terjadi bagi semua fraksi dikomisi 1 DPR RI. Mohtar mas’oed juga menambahkan bahwa pada dasarnya kebijakan luar negeri suatu Negara, tentu bertujuan untuk mencapai kepentingan masyarakat yang diperintahnya,32
Argumentasi parlemen yang mengaitkan antara Freeport, OPM, dengan rencana AS membangun pangkalan militer di Darwin memperlihatkan bahwa respon parlemen merupakan suatu bentuk kekwatiran, meskipun mandat akhir pada pemerintah Indonesia, namu secara politik argumentasi tersebut bisa diterima, sebab AS pasti memiliki kepentingan terhadap Indonesia,
32
Mohtar Mas’oed, 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta, LP3ES, hal. 184.
1. Partai Demokrat 2. Partai PAN
3. Partai PKS 4. Partai PPP 5. Partai PKB 6. Partai Golkar
23 1.6Metodologi Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian yang menjelaskan unit analisanya sebagai variabel dependen, dan unit ekplanasinya sebagai variabel independen, penelitian ini juga merupakan jenis penelitian
induksionis, yaitu penelitian yang unit ekplanasinya “pangkalan militer AS di darwin Australia” sebagai unit Negara dan bangsa lebih tinggi dari unit analisanya “respon parlemen Indonesia” sebagai unit individu dan kolompok.33
1.6.2 Teknik pengambilan data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber sekunder, maka teknik pengumpulan datanya adalah melalui setudi literatur, yang mana data diperoleh melalui media cetak dan elektronik, seperti buku, jurnal, artikel, surat kabar, dan internet. Kesemua sumber tersebut kemudian di mamfaatkan untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam menganalisa permasalahan
1.6.3 Teknik analisa data.
Data dan fakta yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisa data sesuai dengan fakta yang di hadirkan dalam penelitian untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diteliti
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.4.1 Batasan Materi
Untuk membatasi ruang pembahasan dalam penelitian ini agar tidak terlampau jauh, maka peneliti membatasinya dengan menjelaskan respon
33
24 parlemen Indonesia era SBY BODIONO dalam menanggapi pembangunan pangkalan militer AS di Darwin Australia
1.6.4.2 Batasan Waktu
Untuk lebih fokus terhadap materi yang akan diteliti, maka penelitian ini hanya terbatas pada rencana pembangunan pangkalan militer AS di Darwin. Pada tahun 2011 - 2012
1.7Hipotesa.
25 1.8 Sistematiaka Penulisan
Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar belakang 1.2Rumusan masalah 1.3Tujuan penelitian 1.4Mamfaat penelitian 1.5Penelitian terdahulu 1.6Landasan konsep
1.6.1 Keamanan nasional/national security 1.6.2 kebijakan luar negeri (foreign policy) 1.7Metode penelitian
1.7.1 Jenis penelitian
1.7.2 Ruang lingkup penelitian 1.7.3 Metode pengangbilan data 1.7.4 Metode analisa data 1.7.5 Asumsi dasar. 1.8Sistematka penulisan.
BAB II. Pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin dan Dinamika politik Indonesia terhadap pembangunan pangkalan militer AS di Darwin.
26 2.2Pro kontra dalam negeri Indonesia terhadap pangkalan militer
AS di Darwin Australia.
BAB III. Penolakan Parlemen Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin
3.1Respon Parlemen Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia.
3.2Alasan penolakan Parlemen Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia.
3.2.1 Faktor ideasional/yaitu ancaman terhadap wawasan kebangsaan
3.2.2 Faktor fisik/yaitu ancaman terhadap prekonomian nasianal, kekayaan alam, dan teritorial.
3.2.3 Faktor institusional/yaitu ancaman terhadap kemandirian pemerintah/ kewibahaan negara.
RESPON PARLEMEN INDONESIA ERA PEMERINTAHAN SBY BUDIONO
TERHADAP PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AMERIKA
SERIKAT DI DARWIN AUSTRALIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar S1 Sarjana Ilmu
Hubungan Internasional
Disusun oleh:
MAHRUS
NIM: 09260150
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i LEMBAR PERSETUJUAN SKIRIPSI
Nama : Mahrus
NIM : 09260150
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : RESPON PARLEMEN INDONESIA ERA PEMERINTAHAN SBY BUDIONO TERHADAP PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN AUSTRALIA.
Disetujui.
DOSEN PEMBIMBING
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Dyah Estu K, M. Si) (Ruli Inayah Ramadhan, M. Si )
Mengetahui
Dekan Ketua Jurusan
FISIP-UMM HubunganInternasional
ii PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Mahrus
Tempat, tanggal lahir : sampang, 15 September 1987
NIM : 09260150
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul:
RESPON PARLEMEN INDONESIA ERA PEMERINTAHAN SBY
BUDIONO TERHADAP PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN
AUSTRALIA.
Adalah bukan karya tulis ilmiah atau skripsi orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang. 22 Agustus 2014
Yang Menyatakan
iii LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Mahrus
Nim : 09260150
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Judul Skripsi : RESPON PARLEMEN INDONESIA ERA
PEMERINTAHAN SBY BUDIONO TERHADAP PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN AUSTRALIA.
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Dinyatakan LULUS
Pada hari : Sabtu
Tanggal : 19 Juli 2014
Tempat : Ruang Dosen FISIP
Mengesahkan Dekan FISIP – UMM
Dr. Asep Nurjaman, M.Si
Dewan Penguji TandaTangan
1.Gonda Yumitro, MA
( )
2.M. Syaprin Zahidi, MA
( )
3.Dyah Eastu K, M, Si
( )
iv BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Mahrus
2. NIM : 09260150
3. Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional 5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Jenjang Studi : Strata Satu (S-1)
7. Judul Skripsi : RESPON PARLEMEN INDONESIA ERA
PEMERINTAHAN SBY BUDIONO TERHADAP PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN AUSTRALIA.
8. Pembimbing 1. Dyah Estu K. M, Si
2. Ruli Inayah Ramadhan, M. Si 9. Kronologi Bimbingan
Waktu
Paraf Paraf
Keterangan Pembimbing I Pembimbing II
5 Maret 2013 Pengajuan Judul
15 Maret2013 ACC Judul
5 November 2013 Bimbingan Bab I
21Januari 2014 Seminar Proposal
06 Februari2014 Revisi Bab I
Maret-April 2014
Bimbingan Bab II-Bab III
06 Mei2014 BimbinganBabIV
Malang, 22 Agustus 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
v Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT,
Sholawat beserta salam saya limpahkan kepada junjungan kita, pemungkas para
nabi dan rosul yaitu Nabi besar Muhammad SAW, sehingga dengan kemurahan
allah dan safaat rosul saya bisa menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir untuk
menyelesaikan Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Malang
dengan judul “RESPON PARLEMEN INDONESIA ERA PEMERINTAHAN
SBY BUDIONO TERHADAP PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN
AUSTRALIA", dengan terselesaikannya tugas tersebut semoga ridho Allah dan
petunjuknya akan selalu menerangi sebagai ilmu yang terus bermamfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat, Amin.
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.
Dengan segala keterbatasan penulias berusaha melakukan penelitian dengan
seakurat mungkin dengan sumber dan data yang digunakan untuk menghasilkan
penelitian yang seefektif mungkin, namun dalam penelitian ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki, sehingga bisa
diberikan saran untuk bisa memperbaiki dan bisa melakukan penelitian lebih
lanjut. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat, khususnya bagi
pendidikan di Jurusan Hubungan Internasional FISIP UMM.
Untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini, saya banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak sebagai solusi, saran, dan moral yang telah menjadi
penyemangat bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya ucapkan
terima kasih kepada:
1. Pertama saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada almamater
saya. Kampus tercintaku Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
menjadi tempat yang sangat nyaman dan bermakna dalam hari hariku
vi banyak pada rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Bpk. Muhajir Efendi
.MAP. Ketiga saya sampaikan terima kasih pada Dekan Fisip. Dr. Asep
Nurjaman. M.si, Keempat saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar
besarnya pada Kajur Ilmu Hubungan Internasional UMM, Bpk Gonda
Yumitro, MA, serta pembimbing saya ibu Dyah Estu, M.si dan Bpk Ruli
Inayah Ramadhan, M.si. yang telah banyak membantu saya semoga allah yang
membalaskan semuanya aminn. Dan tak lupa juga saya sampaikan terima
kasih banyak pada dosen HI yang telah banyak memberikan ilmu pada saya,
semoga ilmu yang di ajarkan oleh guru guru semua bisa bermamfaat. Amin.
2. Tak lupa juga saya sampaikan terima kasih yang tak terhingga pada kedua
orang tua tercinta yang dengan penuh kesabaran, dan keikhlasan, serta penuh
kasih sayang selalu mendoakan, dan memberi semangat serta memberikan
kebutuhan biaya dalam menyelesaikan pendidikan S1 ini. Semoga beliau
selalu dilindungi oleh allah SWT, dan dikabulkan hajatnya. Amin.
3. Tak lupa juga saya sampaikan terima kasih banyak pada tunangan saya
Hosniyah “NIA” yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan
moral untuk cepet menyelesaikan kuliah saya, serta juga pada teman-teman
seperjuangan Saudara Alawi, Ahmad Sholeh, Molyadi, Lalu Zaharal Imam.
Muhayyi, Salaman, Rosidi, Bilhan Sandro dan temen temen tim domino di
tirto utomo yang telah tidak mengajak saya selama pengerjaan skripsi ini. dan
teman-teman HI UMM angkatan 2009. Kaliah telah memberikan makna
dalam kehidupan saya, semuga kita semua menjadi orang sukses dan tidak
mudah menyerah untuk menggapai cita-cita.
4. Trakhir saya mengucapkan terima kasih pada seluruh Civitas Akademika
Universitas Muhammadiyah Malang. Kampus Putih ini adalah sebagai tempat
saya menempuh pendidikan. Dirimu tak kan terlupakan sampai kapanpun.
Sekian terima kasih.
Malang, 22 Juli 2014
vii
! "
#$
viii MOTTO
Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai seuatu bangsa, tidak
berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
“Ir. Soekarno”
Nyatakanlah dengan sungguh sungguh akan kekuranganmu, pasti Allah akan
membantumu dengan sifat sifatnya, akuilah kehinaanmu, pasti allah akan
menolongmu dengan Kemuliaannya, Akuilah kekuranganmu, pasti Allah akan
menolong dengan Kekuasaannya, dan akuilah kelemahanmu, pasti Allah akan
menolongmu dengan kekuatannya.
ix DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Skripsi……….. i
Pernyataan Orisinalitas ……… ii
Lembar pengesahan……….. iii
Brita Acara Bimbimngan Skripsi………. iv
Abstraksi……….. v
Abstract ……… vi
Kata Pengantar………. vii
Lembar persembahan……… ix
Motto ……… x
Daftar Isi……….. xi
BAB I : PENDAHULUAN……….. 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Rumusan Masalah... 7
1.3Tujuan dan mamfaat Penelitian... 8
1.3.1 Tujuan penelitian... 8
1.3.2 Manfaat penelitian... 8
1.3.2.1Manfaat akademis... 8
1.3.2.2Manfaat praktis………... 8
1.4 Penelitian Terdahulu... 9
1.5 Landasan Konsep dan teori... 15
x
1.5.2 Politik dan Kebijakan luar negeri/foreign policy.. 18
1.6 Metodologi Penelitian... 23
1.6.1 Jenis Penelitian... 23
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data... 23
1.6.3 Teknik analisa data……... 23
1.6.4 Ruang lingkup penelitian………... 23
1.6.4.1 Batasan materi………. 23
1.6.4.2 Batasan waktu………. 24
1.7 Hipotesa ... 24
1.8 Sistematika penulisan……… 25
BAB II : PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI DARWIN DAN DINAMIKA POLITIK INDONESIA TERHADAP PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN 2.1 Pembangunan Pangkalan Militer AS di Darwin Australia.... 27
2.2 Pro kontra dalam negeri Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia………... 39
BAB III : PENOLAKAN PARLEMEN INDONESIA TERHADAP PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN AUSTRALIA 3.1 Respon parlemen Indonesia terhadap pangkalan militer AS di Darwin Australia……….. 54
3.2 Alasan Penolakan Parlemen Indonesia Terhadap Pangkalan Militer AS di Darwin……… 67
xi wawasan kebangsaan……… 68
3.2.2 Faktor fisik/yaitu ancaman terhadap prekonomian
nasianal, kekayaan alam, dan teritorial………….... 73
3.2.3 Faktor institusional/yaitu ancaman terhadap
kemandirian pemerintah/ kewibahaan negara…….. 78
BAB IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan... 82
4.2 Saran………... 83
84
Daftar pustaka
Buku:
Banyu Perwita, Anak Agung, Mohammad Yani ,Yanyan. 2006, pengantar
ilmu hubungan internasional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Budiardjo, Miriam. 2008 Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta.
Chauvel, Richard, 2005, Indonesia – Australia tangtangan dan kesempatan dalam
hubungan politik bilateral. kepentingan dan pilihan Australia. Granit. Jakarta
Hara, Eby Abu bakar. 2011, pengantar analisi politik luar negeri, dari realism sampai
konstruktivisme, Bandung, Nuansa.
Mas’oed, Mohtar 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.
LP3ES. Jakarta.
Suwanto, Ferry T. Indratno, 2009,
ayo belajar pendidikan kewarganegaraan Pkn,
yogyakarta, kanisius.
Thomas, Caroline dan Jessica Mathews, dalam makalah, Perumusan kembali
keamanan nasional: definisi, lingkup, perspektif, oleh kusnanto Anggoro.
Jakarta 17 oktober 2002.
Usman Nuruddin, Muhammad. 2003,
Menanti Detik Detik Kematian Barat. era
intermedia, solo.
85
Internet:
Pangkalan militer AS di Darwin hanya 820 km dari Indonesia, diakses dari
http://www.mataharinews.com/internasional/asia/1321-pangkalan-militer-as-di-darwin-hanya-820-km.html.
Pangkalan AS di Darwin, Misi kepentingan Freeport,
diakses dari http://www.
jakartapress.com/detail/read/7459/pangkalan-as-di-darwin-misi-kepentingan-freeport.
AS fokus pada kekuatan militer Asia, http://internasional.kompas.com/read/
2011/11/18/04231856/,AS Fokus.pada.Kekuatan.Militer.Asia.
AS tempatkan pasukan di Australia, China dan Indonsesia meradang,
diakses dari
http://jaringnews.com/internasional/umum/12880/as-tempatkan-pasukan-di-australia-china-dan-indonesia-meradang.
Presiden yudoyono sambut baik pembukaan pangkalan militer AS di Darwin
Australia, diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/166212.
Rencana AS buat pangkalan militer di Darwin tak bikin ASEAN terganggu, Diakses
dari http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/11/17
/luszcf-rencana-as-buatpangkalan-militer-di-darwin-tak-bikin-aseantergangg
Yuddy: waspadai pangkalan militer AS di Australia, diakses dari http://internasional.
kompas.com/read/2011/11/20/11481217/Yuddy.Waspadai.Pangkalan.Militer
86
BIN:
Pangkalan militer AS di Darwin bukan Ancaman, diakses dari
http://bola.viva.co.id/news/read/268123-bin--pangkalan-as-di-darwin-bukan-ancaman.
Menko polhukam: Pangkalan militer AS di Darwin tidak terkait Papua, diakses dari.
http://news.detik.com/read/2011/11/25/165617/1775859/10/menko-polhukam -pangkalan-militer-as-di-darwin-tidak-terkait-papua.
Tulang punggung ekonomi Indonesia masih bertumpu pada asing,
diakses dari
http://www.rmol.co/read/2014/01/15/139996/Tulang-Punggung-Ekonomi-Indonesia-Masih-Bertumpu-pada-Asing.
Politisi PKS: pemerintah tak protes pangkalan militer AS gara gara hibah pesawat f
16
,http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/20/luygoq-politisi
pks-pemerintah-tak-protes-pangkalan-militer-as-garagara-hibah-pesawat-f16.
Yahya Sacawiria: ”Apresiasi Sikap Indonesia untuk Tidak Terseret dalam Kemelut
Laut
China
Selatan”http://www.rmol.co/read/2011/11/18/46105/Yahya-
Sacawiria-Apresiasi-Sikap-Indonesia-untuk-Tidak-Terseret-dalam-Kemelut-Laut-China-Selatan-.
Kalangan DPR Tolak pangkalan militer AS di Darwin, diakses dari
http://news.liputan6.com/read/363888/kalangan-dpr-tolak-pangkalan-militer-as-di-darwin.
87
diakses
dari
http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/politik-nasional/434-jidddialog-pertahanan-untuk-stabilitas-kawasan.html.
AS Coba Adudomba Indonesia Dengan Cina dalam, http://www.itoday.
co.id/politik/as-coba-adudomba-indonesia-dengan-cina.
Sebelum ke Bali, Obama umumkan penempatan 2500 pasukan militer di Australia,
diakses dari
http://www.acehtraffic.com/2011/11/sebelum-ke-bali-obama-umumkan .html.
Aliansi
pertahanan
AS-Australia
berusia
61
tahun,
diakses
dari
http://ramalanintelijen.net/?p=5244.
AS akan tambah armada di Asia pasifik, http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/
2012/06/120602_asasiapasifik.shtml.
AS Tempatkan Pasukan di Australia, China dan Indonesia Meradang diakses dari
http://jaringnews.com/internasional/umum/12880/as-tempatkan-pasukan-di-australia-china-dan-indonesia-meradang.
Jika benar, mariner amerika serika untuk bantu bencana di kawasan, diakses dari
http://www.antaranews.com/berita/285549/jika-benar-marinir-amerika-serikat-untuk-bantu-bencana-di-kawasan.
Terancam di tending dari Indonesia, Freeport lobi pemerintah. diakses dari http://
88
Kehadiran Freeport sumber masalah bagi rakyat papua, diakses dari
http://www.tribunnews.com/nasional/2011/11/04/kehadiran-freeport-sumber-masalah-bagi-rakyat-papua.
Mariner AS mulai bertugas di Darwin,
http://female.kompas.com/read/2012/04/05
/03122347/Marinir.AS.Mulai.Bertugas.di.Darwin.
Willy F. Sumakul, China dan AS di Pasifik: Not Azeo Zum Game, diakses dari
http://www.fkpmaritim.org/31/.
Di Darwin, mariner AS “Hanya latihan” http://internasional.kompas.com/read/
2012/04/04/10314554/Di.Darwin.Marinir.AS.Hanya.Latihan.
Ini
alasan
AS
pusatkan
militer
dikawasan
pasifik,
diakses
dari
http://www.pedomannews.com/amerika-dan-eropa/19572-inilah-alasan-as-pusatkan-militer-di-kawasan-pasifik%27.
Strategi
offshore
Balancing
Obama,
http://indonesian.irib.ir/headline1/-/asset_publisher/c3Zq/content/strategi-offshore-balancing-obama.
AS
pastikan
pengurangan
tentara,
diakses
dari
http://m.news.viva.co.id/news/read/283324-menhan-as-ungkap-rincian-penghematan-militer.
Obama akan rampingkan militer AS. http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/
2012/01/120106_obama.shtml.
Cina:
Negara-Negara Asia tak perlu buat aliansi militer,
http://www.
republika.co.id/berita/internasional/global/14/05/21/n5x8fb-cina-negaranegara
89
AS berkepentingan atas SDA Indonesia, diakses dari http://beritasore.com
/2011/11/23/as-berkepentingan-atas-sda-indonesia.
Indonesia harus dilibatkan dalam rencana pangkalan militer AS di Darwin,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/23/lv3gk6-indonesia-harusnya-dilibatkan-dalam-rencana-pangkalan-militer-di-australia.
Pasukan AS di Darwin memata matai Indonesia, diakses dari http://
news.liputan6.com/read/387006/pasukan-as-di-darwin-memata-matai-indonesia.
Pangkalan militer AS di Darwin dipersiapkan masuk wilayah Indonesia
diakses dari
http://www.itoday.co.id/politik/pangkalan-militer-as-di-darwin-dipersiapkan-masuk-wilayah-indonesia.
DPR Minta Menteri Marty Natalegawa Jelaskan Sikap Resmi Indonesia
http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/11/21/46412/DPR-Minta-Menteri-Marty-Natalegawa-Jelaskan-Sikap-Resmi-Indonesia.
Waspadai pangkalan militer AS di Darwin,
dikase dari http://www.gatra.
com/internasional/usa/5311-waspadai-pangkalan-militer-as-di-darwin.
Obama ke Bali pangkalan militer berdiri/minyak laut timur, diakses dari
http://www.gatra.com/politik-1/4894-obama-ke-bali-pangkalan-militer-berdiri.html.
Be
Aware
of
US
Military
Base
in
Darwin,
diakses
dari
90
Marinir AS di Australia ancam kedaulatan NKRI, http://www.republika.
co.id/berita/nasional/umum/12/04/11/m2b9s2-marinir-as-di-australia-ancam-kedaulatan-nkri.
Panglima TNI minta jangan berlebihan tanggapi pangklan militer AS di Darwin,
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/22/lv2b30-panglima-tni-minta-jangan-berlebihan-tanggapi-pangkalan-as-di-darwin.
“Markas
militer
AS
di
Darwin,
siaga
bencana”
diakses
dari
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/266136-markas-militer-as-di-darwin--siaga-bencana.
Militer AS di Australia bukan ancaman, http://www.jpnn.com/read/ 2011/11/25/
109117/jpnn_network.php.
OPM buka kantor di Oxford , eks kepala BIN : kita harus lakukan Counter, diakses
dari
http://news.detik.com/read/2013/05/08/023211/2240668/10/opm-buka-kantor-di-oxford-eks-kepala-bin-kita-harus-lakukan-counter.
BIN tak kwatir pangkalan militer AS di Darwin, Dari diakses dari
http://news.okezone.com/read/2011/11/29/337/535532/bin-tak-khawatir-pangkalan-militer-as-di-darwin.
PT Freeport Indonesia, diakses dari http://ptfi.co.id/id/about/overview.
Keberadaan Freeport memang tidak diterima oleh masyarakat Papua. Diakses dari
91
Antara pangkalan militer AS di Australia dan kepentingan AS di Papua. Diakses dari
http://www.globalmuslim.web.id/2011/11/antara-pangkalan-militer-as-di.html.
Hendrajit:
USAID: Instrumen terselubung politik luar negeri Amerika kendalikan
Indonesia bagian trakhir,http://www.theglobal-review.com/content_ detail.
php? lang=id&id=1172&type=1.
SBY diminta tegas sikapi penempatan mariner AS di Darwin, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2011/11/24/337/533768/sby-diminta-tegas-sikapi-penempatan-marinir-as-di-australia.
Kalangan militer tolak pangkalan militer di Darwin, diakses dari http://news.
liputan6.com/read/363888/kalangan-dpr-tolak-pangkalan-militer-as-di-darwin.
Kalangan
militer
tolak
pangkalan
militer
di
Darwin,
diakses
dari
http://news.liputan6.com/read/363888/kalangan-dpr-tolak-pangkalan-militer-as-di-darwin.
DPR Pertanyakan Tujuan Penambahan Pasukan AS di Pangkalan Australia, diakses
dari http://hot.detik.com/celeb-personal/read/2011/11/21/095358/1771665/10/
dpr-pertanyakan-tujuan-penambahan-pasukan-as-di-pangkalan-australia.
Pangkalan militer AS di Aussie ganggu situasi ASEAN, diakses dari
92
DPR: Mewaspadai pembangunan pangkalan militer AS di Australia, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2011/11/21/337/532120/dpr-waspadai-pembangunan-pangkalan-militer-as-di-australia.
DPR: pangkalan Militer AS di Aussie bisa jadi Ancaman RI, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2011/11/21/337/532097/dpr-pangkalan-militer-as-di-aussie-bisa-jadi-ancaman-ri.
Keberadaan pangkalan militer dan pasukan AS di Australia bermakna ganda,
diakases
dari
http://www.rmol.co/read/2011/11/18/46104/Keberadaan-Pangkalan-Militer-dan-Pasukan-AS-di-Australia-Bermakna-Ganda-.
AS Harus Jelaskan ke RI Soal Pangkalan Militer di Aussie, dikases dari
http://news.okezone.com/read/2011/11/20/337/531744/as-harus-jelaskan-ke-ri-soal-pangkalan-militer-di-aussie/large.
SBY dan DPR Harus Menolak 2.500 Marinir di Australia, diakses dari
http://www.rmol.co/read/2011/11/21/46372/SBY-dan-DPR-Harus-Menolak-2.500-Marinir-AS-di-Australia!-.
Yuddy:
Waspadai
Pangkalan
Militer
AS
di
Australia,
diakses
dari
http://nasional.kompas.com/read/2011/11/20/11481217/Yuddy.Waspadai.Pan
gkalan.Militer.AS.di.Australia.
Komisi I Terima Pejabat Kemhan AS, Apa yang Dibahas?, diakses dari
93
Yahya Sacawiria: ”Apresiasi Sikap Indonesia untuk Tidak Terseret dalam Kemelut
Laut China Selatan”
diakses dari http://www.rmol.co/read/2011/11/
18/46105/Yahya-Sacawiria-Apresiasi-Sikap-Indonesia-untuk-Tidak-Terseret-dalam-Kemelut-Laut-China-Selatan.
Berbicara
Tentang
Papua,
Bolehkah
Papua
Merdeka,
diakses
dari,
http://indonesiatimurvoice.blogdetik.com/2013/10/08/berbicara-tentang-papua-bolehkah-papua-merdeka/
Terdiri dari 250 Suku, Orang Papua Lebih Patuh kepada Kepala Suku Dibanding
Pemerintah, diakses dari
http://www.rmol.co/read/2012/06/16/67449/Terdiri-
dari-250-Suku,-Orang-Papua-Lebih-Patuh-kepada-Kepala-Suku-Dibanding-Pemerintah-.
Pembubaran Kongres Rakyat Papua Sesuai Prosedur, diakses dari http://www.
republika.co.id/berita/nasional/umum/11/10/22/ltgoye-pembubaran-kongres-rakyat-papua-sesuai-prosedur.
Freeport Tunggak Pajak Air Permukaan Rp 2,7 Triliun, diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/07/03/n84gil-freeport-tunggak-pajak-air-permukaan-rp-27-triliun.
47 Tahun kuras kekayaan Papua, Freeport tak sejahterakan warga?,
diakses dari
94
Pangkalan Militer AS Di Darwin Mengancam Kedaulatan RI?, diakses dari
http://hminews.com/opini/pangkalan-militer-as-di-darwin-mengancam-kedaulatan-ri/.
Freeport
Papua
Penyumbang
Terbesar
ke
Amerika,
diakses
dari
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/187651-freeport-papua-penyumbang-terbesar-ke-amerika.
Pangkalan
AS
di
Darwin,
Misi
Kepentingan
Freeport,
diakses
dari
http://www.jakartapress.com/detail/read/7459/pangkalan-as-di-darwin-misi-kepentingan-freeport.
Uang
Makan”
Freeport,
Tugas
di
Medan
itu
Sulit!,
diakses
dari
http://indonesian.irib.ir/en/cakrawala/-/asset_publisher/Alv0/content /uang -
makan-freeport-tugas-di-medan-itu-sulit.
Pro
Asing,
Din
Syamsuddin
Cs
Gugat
UU
Migas,
diakses
dari
http://www.tribunnews.com/nasional/2012/03/29/pro-asing-din-syamsuddin-cs-gugat-uu-migas.
Anggota DPR: Soal Freeport, Pemerintah Jangan Takut Tekanan AS, diakses dari
http://finance.detik.com/read/2011/09/28/133254/1732257/4/anggota-dpr-soal-freeport-pemerintah-jangan-takut-tekanan-as.
PDF:
Aliansi Australia dalam ANZUS Treaty (1951)http://file.upi.edu/Direktori/
FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197101011999031WAWAN_DARMAWA
95
Poltak Patrogi Nainggolan:
Perkembangan strategi militer Amerika Serikat di Asia
Pasif
http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-2-II-P3DI-Januari-2012-1.pdf.
Nanto Sriyanto, Jurnal politk:
politik pemerintah Susilo Bambang Yudoyono, LIPI.
2005. Hal 53.
Komisi 1 DPR RI tanyakan penempatan pasukan militer AS di Darwin
http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi1/2011/des/13/3429/komisi-i-dpr-ri-tanyakan-penempatan-pasukan-amerika-di-darwin. pada 19 september 2013.
B.K.S.A.P. pangkalan militer AS di Darwin dipertanyakan diakses dari
http://www.dpr.go.id/id/berita/bksap/2012/sep/04/4356/-pangkalan-militer-as-di-darwin-dipertanyakan. pada 20 September 2013.
Abdul-Monem M. Al-Mashat,
National Security in the Third World
(Boulder, Col.:
Westview Press, 1985), hal. 19, dikutip dalam makalah, Rizal Kusuma,
konsep keamanan nasional,
diakses dari
http://ebookily.org/pdf/konsep-keamanan-nasional-propatriaorid-towards-a-168132713.html. pada 02 mei
2014.
Burry Buzan, dikutip dari makalah pembanding, Dr. Kusnanto Anggoro, Keamanan
Nasional, Pertahanan Negara, dan Ketertiban Umum. Diakses dari
http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Keamanan%20Nasional%20Perta
hanan%20Negara%20%20koesnanto%20anggoro.pdf.
(MARINIR)
CSIS
Seminar
Note:
Perspektif
Baru
Keamanan
Nasional.
96
Komisi 1, terima pejabat kemhan AS, apa yang dibahas?
Diakses dari
http://www.jurnalparlemen.com/view/340/komisi-i-terima-pejabat-kemhan-as-apa-yang-dibahas.html.
Ziyad Falahi, dalam jurnal berjudul:
memikirkan kembali arti million Friend DPR
tolak pangkalan militer AS di Darwin, diakses dari https://id.berita.
yahoo.com/dpr-tolak-pangkalan-militer-di-darwin-030307120.html.
U.S. Relation with New Zealand, di akses dari http://www.state.gov /r/pa /ei/bgn/