• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap Kadar Tanin Pada Minuman PT Sinar Sosro Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap Kadar Tanin Pada Minuman PT Sinar Sosro Tanjung Morawa"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT TERHADAP KADAR TANIN PADA MINUMAN

PT SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA

TUGAS AKHIR

OLEH:

EKA KURNIATI NIM 082410023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT TERHADAP KADAR TANIN PADA MINUMAN

PT SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

EKA KURNIATI NIM 082410023

Medan, Juli 2012 Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing,

Dra.HERAWATY GINTING, M.Si., Apt. NIP 195112231980032002

Disahkan Oleh : Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman PT Sinar Sosro Tanjung Morawa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda, Mahyulis, S.P., Ibunda tercinta Railis, S.Pd., dan adik tercinta Tia dan Ody yang selalu bersabar dalam memberikan dorongan moril maupun materil, nasihat, serta doa kepada penulis dan memberi semangat agar penulis tidak pernah berhenti untuk menempuh cita-cita yang diharapkan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi.

2. Ibu Dra. Herawaty Ginting, M.Si, Apt., yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.

(4)

5. Seluruh staf dan karyawan PT. Sinar Sosro di Tanjung Morawa yang telah membantu kami selama melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan). 6. Dosen–dosen Fakultas Farmasi beserta stafnya yang telah banyak

membimbing dan membantu penulis selama perkuliahan di Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.

7. Rekan-rekan angkatan 2008 Diploma III Analis Farmasi dan Makanan yang telah memberikan dorongan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna kesempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan maupun sebagai bahan perbandingan bagi yang memerlukan.

Medan, Juli 2012 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1 Tujuan ... 2

1.2.2 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Teh ... 3

2.2 Jenis Teh ... 4

2.2.1 Black tea ... 5

2.2.2 Green tea ... 5

2.2.3 Oolong tea ... 6

2.3 Asam Sitrat ... 6

2.4 Pengatur keasaman ... 6

2.4.1 Tujuan Penggunaan ... 7

(6)

BAB III METODE ... 11

3.1 Tempat Pengujian ... 11

3.2 Pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman PT. Sinar Sosro ……… . 11

3.3 Alat dan bahan ... 11

3.3.1 Alat – Alat ... 11

3.3.2 Bahan ... 11

3.4 Prosedur Pengujian ... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

4.1 Hasil ... 14

4.2 Pembahasan ... 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 15

5.1 Kesimpulan ... 15

5.2 Saran ... 15

(7)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT TERHADAP KADAR TANIN PADA MINUMAN

PT SINAR SOSRO TANJUNG MORAWA

ABSTRAK

Minum teh merupakan salah satu yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Dibanding dengan jenis minuman lain ternyata teh lebih banyak manfaat nya. Teh dapat diminum tawar atau manis, tergantung pada selera yang mengkonsumsi. Meskipun bermanfaat bagi kesehatan, meminum teh secara berlebihan tidak baik, disebabkan di dalam teh terkandungan kafein meskipun tidak setinggi yang di kandung dalam kopi. Terlalu tinggi nya jumlah kafein yang terkonsumsi akan menimbulkan gangguan, seperti insomnia dan ketidakteraturan denyut jantung, oleh karena itu minum teh sebaik nya di lakukan 2 cangkir sehari. Tujuan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh asam sitrat yang ditambahkan tehadap kadar tanin pada pembuatan frutea. Pengujian dilakukan di PT. Sinar Sosro di Tanjung Morawa. Hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak asam sitrat yang diikat pada tanin maka semakin rendah kadar tanin.

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tanaman teh [Camellia sinensis (L.) O. Kunntze], suku Theaceae umumnya telah dikenal penduduk Indonesia terutama sebagai minuman penyegar, selain di Indonesia, tumbuh pula di India, Srilangka dan Cina. Daun teh berbau khas aromatik dan rasa nya agak sepet (Kartasapoetra 1992).

(9)

menimbulkan gangguan, seperti insomnia dan ketidakteraturan denyut jantung, minum teh sebaik nya di lakukan 2 cangkir sehari (Mangan, 2003).

Tanin adalah zat pahit polifenol dari tanaman yang baik dan cepat mengikat atau mengecilkan protein. Zat dari tanin menyebabkan perasaan kering pada mulut dan tanin bertentangan dengan basa, gelatin, logam berat, besi, air kapur, garam logam, zat oksidasi yang kuat dan sulfat seng (Anonim, 2011).

PT Sinar Sosro melakukan penambahan asam sitrat pada pembuatan frutea yang bertujuan untuk menambah rasa asam pada minuman. Asam sitrat yang ditambahkan dapat mengikat tanin sehingga berpengaruh terhadap kadar tanin, maka penulis tertarik mengangkat masalah pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman di PT. Sinar Sosro.

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Melihat pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman frutea teh botol sosro.

1.2.2 Manfaat

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh

Tanaman teh aslinya ditulis oleh Linnaeus di dalam sistem binomialnya pada tahun 1753 sebagai Thea sinensis, sekarang teh dimasukkan pasa marga Camellia sebagai Camellia sinensis (keluarga Theacceae). Linnaeus mengakui dua jenis yang sebelumnya digambarkan oleh John Hill, yaitu, Thea Viridis dan Thea Bohea. secara keliru dianggap bahwa teh Thea Bohea adalah sumber teh hitam,

sedangkan Thea Viridis menghasilkan teh hijau. Namun, pada tahun 1843 Robert Fortune menemukan bahwa teh hitam dan teh hijau dihasilkan dari daun tanaman yang sama dengan proses produksi yang berbeda. Banyak jenis (spesialis) tanaman teh yang dikenal seperti Thea Bohea, Thea Viridis, Thea Cantonensis, Thea Assamica, Camellia thea, Camellia Theaifera dan lain-lain (James, 1992).

(11)

karena harus melalui proses fermentasi dan penggilingan, sehingga minyak esensial dan sari teh muncul dan mengeluarkan aroma khas. Kualitas daun teh yang baik adalah yang berasal dari pucuk daun atau daun teh muda yang belum mekar (Mangan, 2003).

Daun teh berbau khas aromatik rasanya agak sepet, uraian makroskopiknya sebagai berikut :

a. Helai-helai daun dengan tepi bergerigi tebal, berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5 cm, dan bertangkai pendek,

b. Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda permukaan bawah berambut setelah tua permukaan menjadi licin,

Kandungan zat pada daun teh : 1% - 4% kafein, 7% - 15% tanin dan minyak astiri. Penggunaan sebagai obat antidotum pada keracunan oleh logam - logam berat dan alkaloida (Kartasapoetra, 1992).

2.2 Jenis Teh

Pada umumnya teh-teh dapat dikelompokkan dalam tiga golongan: 1. Teh yang difermentasikan atau teh hitam

2. Tidak difermentasikan atau teh hijau 3. Setengah difermentasikan atau teh oolong

(12)

2.2.1 Black Tea (Teh Hitam)

Teh hitam dan teh hijau berasal dari proses produksi yang berbeda yang dikenakan pada jenis daun teh yang sama, sesudah dipetik, daun dikeringkan lalu diletakkan pada baki bambu di bawah matahari atau di dalam pabrik. Proses ini membutuhkan waktu 18 sampai 24 jam. Lalu daun digiling dengan tangan atau mesin. Tujuan penggilingan adalah memecahkan sel-sel daun dan melepaskan air atau enzim-enzim yang ada dalam daun. Penggilingan dapat terjadi selama maksimum tiga jam. Lalu bahan di bawa ke roll breaker dan green leaf sifting machine, kemudian difermentasikan dalam baki-baki, di rak-rak atau di lantai

semen yang dingin di bawah kain basah selama setengah sampai empat setengah jam, kemudian selanjutnya diproses pengapian (pengeringan) dalam panci-panci atau baki-baki atau di mesin mengapian. Proses ini memerlukan waktu 30 sampai 40 menit (James, 1992).

2.2.2 Green tea (Teh Hijau atau Teh Wangi)

(13)

2.2.3 Oolong tea ( Teh Oolong)

Teh setengah difermentasikan atau teh oolong mempunyai beberapa ciri khas dari teh hitam dan teh hijau. Daun-daun dapat dikeringkan dalam proses produksi dan difermentasikan secara parsial. Teh oolong, khas / Teh Cina / Taiwan, merupakan semacam perkawinan antara teh hitam dan teh hijau, mengalami ”setengah fermentasi”.

2.3 Asam Sitrat

Asam sitrat yang dipakai berbentuk anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6 H8 O7, dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Kelarutan sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter, (Depkes, 1995).

2.4 Pengatur keasaman

(14)

pangan, yaitu untuk memperoleh rasa asam yang tajam, sebagai pengontrol pH atau sebagai pengawet (Cahyadi, 2006)

Nilai pH suatu bahan berhubungan dengan derajat keasaman ataupun kebasaan bahan pangan tersebut. Nilai pH 7 menunjukkan keadaan netral, harga di bawahnya menunjukkan bahwa bahan pangan tersebut bersifat asam, sedangkan nilai di atasnya menunjukkan bahwa bahan pangan tersebut bersifat basa. Keaadaan yang bersifat asam mudah dicapai dengan penambahan asam, sedangkan keadaan basa dapat dicapai dengan menambahkan basa. Sejumlah pengaturan keasaman tersebut pada umumnya terdapat delapat jenis asam organik yang lebih sering digunakan untuk memperoleh atau memberikan rasa asam pada bahan pangan, di antaranya adalah asam asetat, asam laktat, asam sitrat, asam fumarat, asam malat, asam suksinat, asam tartrat dan asam fosfat (Cahyadi, 2006). 2.4.1 Tujuan Penggunaan

Salah satu tujuan utama penambahan asam pada bahan pangan adalah untuk memberikan rasa asam. Asam juga dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain. Unsur yang menyebabkan rasa-rasa asam adalah ion H+ atau ion hidrogenium H3O+ .

Pengelompokan pengatur keasaman jika ditinjau dari fungsi pengatur keasaman tersebut adalah sebagai berikut:

(15)

- Asam fumarat - Asam laktat - Asam piruvat - Asam sitrat - Asam pirofosfat - Asam ortofosfat 2. Basa

- Na-sesquikarbonat - Natrium bikarbonat - Natriun hidroksida - Amonium bikarbonat 3. Penetral

- Asam-asam lemak jenuh - Asam-asam lemak tak jenuh

Fungsi penambahan penetral atau pendapar adalah untuk menjaga agar suatu pH suatu bahan menjadi tetap. Pengatur keasaman biasanya digunakan didalam bahan pangan seperti salad, margarin, baking powder, bir, roti, selai, jeli, natural cheese, es krim, bahan pangan yang dikalengkan (sarden, makanan bayi,

sayuran dan buah-buahan) (Cahyadi, 2006). 2.4.2 Persyaratan

(16)

1955 para ahli WHO menangani aspek toksikologi penggunaan bahan tambahan pangan sehingga dapat dikeluarkan nilai ADI (acceptable daily intake) untuk bahan tambahan pangan. ADI dari suatu bahan kimia merupakan jumlah dari bahan tersebut yang dinyatakan dalam mg bahan per kg berat badan yang meskipun dicerna setiap hari tetap bersifat aman dan tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan ataupun efek keracunan dan resiko lainnya. Harga ADI ini merupakan hal yang mutlak bisa diubah atau diperbaiki jika ada informasi baru (Cahyadi, 2006)

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/Per/IX/88 bahwa yang dimaksud dengan Pengatur Keasaman adalah bahan tambahan pangan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman. Salah satu tujuan utama penambahan asam pada bahan pangan adalah untuk memberi rasa asam. Asam juga dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain. Unsur yang menyebabkan rasa asam adalah ion H+ atau ion hidrogenium H3O+ (Cahyadi, 2006).

(17)

Daftar ADI beberapa pengatur keasaman

Jenis pengatur keasaman ADI Asam asetat

Kalsium asetat Asam laktat Asam malat Asam fumarat Asam sitrat Asam tartrat Asam fosfat Asam adipat

Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya

0-6 mg/kg berat badan Secukupnya

0-30 mg/kg berat badan 0-70 mg/kg berat badan 0-5 mg/kg berat badan

(18)

BAB III METODE

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman PT.Sinar Sosro pabrik di Deli Serdang yang berada di Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 14,5 Medan 20362

3.2 Pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman PT. Sinar Sosro

3.2.1 Alat dan bahan 3.2.1.1 Alat

–buret – erlenmeyer

– Timbangan analitik – Pipet volum –Bola penghisap –Gelas ukur – Tissue –Kertas saring 3.2.1.2 Bahan

(19)

–Serbuk kaolin –Aquades

3.3.3 Prosedur Pengujian

1. Pembuatan dan pengujian larutan Blanko Dimasukkan 50 ml teh hitam kedalam erlenmeyer – Disaring dengan kertas saring

– Diambil 20 ml hasil dari saringan kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer

– Ditambah 20 ml NaCl asam, 10 ml larutan gelatin dan 2 gr serbuk kaolin – Diaduk beberapa menit, lalu diamkan agar endapan terpisah kemudian

disaring

Diambil 5 ml larutan yang telah disaring kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer

– Ditambah 5 ml indigo karmin dan tambah 75 ml aquades

– Dititrasi dengan KMnO4 00.5 N hingga warna menjadi kuning keemasan

– Hasil tersebut sebagai A ml

2. Pembuatan dan Pengujian Larutan Uji

– Ditimbang asam sitrat dengan menggunakan timbangan analitik masing- masing 0.40 gr, 0.50 gr, 0.60 gr masukkan ke dalam erlemeyer

– Kemudian masing-masing erlemeyer di masukkan 50 ml larutan teh hitam

(20)

– Diambil hasil penyaringan 0.40 gr sebanyak 20 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.

– Ditambah 20 ml NaCl asam, 10 ml larutan gelatin dan 2 gr serbuk kaolin – Diaduk beberapa menit, lalu diamkan agar endapan terpisah kemudian

disaring

Diambil 5 ml larutan yang telah disaring kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer

– Ditambah 5 ml indigo karmin dan tambah 75 ml aquades

– Dititrasi dengan KMnO4 00.5 N hingga warna menjadi kuning

keemasan

– Cara yang sama juga dilakukan pada penambahan asam sitrat untuk 0.50 gr dan 0.60 gr

– Hasil tersebut sebagai B ml 3. Perhitungan Kadar

Kadar tanin dapat dihitung dari jumlah KMnO4 yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi tanin dalam teh hitam yang merupakan hasil dari titrasi. 1 ml KMnO4 0.1 N setara dengan 4,15468 mg tanin

Maka kadar tanin dalam ppm adalah :

Kadar Tanin dalam ppm =

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil

Hasil pemeriksaan pengaruh penambahan asam sitrat terhadap kadar tanin pada minuman PT. Sinar Sosro, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data hasil pemeriksaan pengaruh penambahan Asam sitrat terhadap kadar tanin

Asam Sitrat KMnO4 (A) KMnO4 Blanko hasil

0.40 gr 9.0 ml 5.1 ml 1620.3252 ppm 0.50 gr 8.6 ml 5.1 ml 1454.138 ppm 0.60 gr 8.35 ml 5.1 ml 1350.271 ppm

1.2 Pembahasan

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak asam sitrat yang diikat pada tanin maka semakin rendah kadar tanin.

5.2 Saran

- Sebaiknya pada saat menimbang asam sitrat hendaknya harus tepat dan teliti

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Tannin. Cahyadi, W., ( 2006 ), Bahan Tambahan Makanan, Jakarta : Penerbit PT Bumi

Aksara. Hal 173 – 176.

James, J., ( 1992 ), Komoditi Teh, Yogyakarta : Penerbit kanius. Hal. 13 – 25. Kartasapoetra, G., ( 1992 ), Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat , Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta. Hal. 32.

Mangan, Y., ( 2003 ), cara bijak menaklukkan kanker, Depok : Penerbit PT AgroMedia Pustaka. Hal. 102-103.

Gambar

Tabel 1. Data hasil pemeriksaan pengaruh penambahan Asam sitrat terhadap

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,