• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi Dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Umum Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi Dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Umum Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Medan"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN

KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAGIAN UMUM PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

OLEH :

DEDE MARLINA 070502193 MANAJEMEN

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

iklim organisasi dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada Bagian

Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi

linier sederhana dan analisis kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 42 orang karyawan pada Bagian Umum PT

Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode sensus yang terdiri dari 42 orang karyawan pada Bagian

Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak iklim

organisasi dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada Bagian

Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Uji parsial menunjukkan

bahwa variabel iklim organisasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada Bagian Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan.

(3)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect

organizational climate and employee comitment towards employee performance

in General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

This research method is multiple linear regression statistical analysis and

quantitative analysis. Analyzing data using statistical data processing software,

named SPSS 16.0 for windows. The population of this research is 42 employees

in General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. The

sample in this study using census method which consists of 42 employees in

General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

The result showed that simultaneously organizational climate and

employee commitment has positive and significant impact towards employee

work performance in General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Medan. Partial test showed that organizational climate variable has

positive and significant impact towards employee work performance in General

Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Keywords : Organizational Climate, Employee Commitment, Employee

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam

menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terkira

saya ucapkan kepada kedua orang tua tercinta papa Drs. Busral Manan dan

mama Lely Afnita atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta

kesabarannya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. I

Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan selaku Dosen Penguji I yang

telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan

skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. M.Si, selaku Ketua Program Studi

(5)

5. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah

membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam

pengerjaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

masukan, dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di

Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan

selama perkuliahan.

8. Kepada kakak penulis Fitrah Maisarah, SE dan kedua adik penulis Fitri

Aprilliani dan Khairunnisa atas dukungan selama ini.

9. Kepada Defrizal Amni terima kasih atas dukunga n selama ini. Sahabat

penulis Ayu, Azhari, Caca, Desy, Dira, Lya, Novi, Mela, Reny, Dwi, Icha,

Dinnul, Henry, Arep, Aprie, dan teman-teman stambuk 2007. Para senior

Bang Reza, Bang Fly, Bang Boy, Bang Ian, Bang Kenji, Bang Ane.

Terima kasih.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan

semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin

Medan, Februari 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Iklim Organisasi ... 8

2.2 Komitmen Karyawan ... 16

2.3 Kinerja Karyawan ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 32

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 36

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

3.10 Teknik Analisis Data... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

(7)

4.1.3 Strategi Perusahaan ... 45

4.1.4 Kegiatan dan Usaha Perusahaan ... 46

4.1.5 Struktur Organisasi... 46

4.1.6 Bidang-bidang Kerja ... 48

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 52

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden ... 56

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 58

4.2.4 Analisis Statistik ... 70

4.2.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 70

4.2.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

4.2.4.3 Pengujian Hipotesis ... 76

4.2.4.4 Pengujian Koefisien Determinasi ... 81

4.3 Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Laporan Tingkat Kehadiran Karyawan ... 5

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 34

Tabel 3.2 Skor Pernyataan ... 37

Tabel 4.1 Uji Validitas 1 ... 53

Tabel 4.2 Uji Validitas 2 ... 54

Tabel 4.3 Uji Realibilitas ... 56

Tabel 4.4 Identitas Responden ... 57

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Koordinasi ... 59

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Pendelegasian Wewenang ... 63

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Prestasi Kerja Karyawan ... 66

Tabel 4.8 One-Sample Kolmogrov Smirnov ... 72

Tabel 4.9 Uji Glejser... 73

Tabel 4.10 Multikolinearitas ... 74

Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda ... 75

Tabel 4.12 Hasil F Hitung ... 78

Tabel 4.13 Hasil T Hitung ... 79

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV ... 47

Gambar 4.2 Grafik P-Plot ... 71

Gambar 4.3 Histogram Normalitas ... 71

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 94

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 98

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Uji Validitas ... 100

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden... 101

(11)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

iklim organisasi dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada Bagian

Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi

linier sederhana dan analisis kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan

software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 42 orang karyawan pada Bagian Umum PT

Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode sensus yang terdiri dari 42 orang karyawan pada Bagian

Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak iklim

organisasi dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada Bagian

Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Uji parsial menunjukkan

bahwa variabel iklim organisasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan pada Bagian Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan.

(12)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect

organizational climate and employee comitment towards employee performance

in General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

This research method is multiple linear regression statistical analysis and

quantitative analysis. Analyzing data using statistical data processing software,

named SPSS 16.0 for windows. The population of this research is 42 employees

in General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. The

sample in this study using census method which consists of 42 employees in

General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

The result showed that simultaneously organizational climate and

employee commitment has positive and significant impact towards employee

work performance in General Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV

(Persero) Medan. Partial test showed that organizational climate variable has

positive and significant impact towards employee work performance in General

Affair Department PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

Keywords : Organizational Climate, Employee Commitment, Employee

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

pencapaian tujuan suatu organisasi, dimana karyawan mampu menghasilkan

kinerja yang baik dapat memberikan kontribusi besar dalam menjalankan aktivitas

suatu organisasi. Rencana yang sudah dicanangkan suatu organisasi akan berjalan

lancar jika setiap anggota organisasi didalamnya memiliki kerjasama dan

koordinasi yang terintegrasi dengan baik maupun faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi kinerja karyawan secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan, suatu organisasi perlu

merencanakan suatu strategi dan menciptakan pengelolaan yang baik dan

profesional. Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut seluruh sumber daya yang

ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk

sumber daya manusia sebagai faktor utamanya.

Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan

untuk melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan

kepada karyawan. Dengan kinerja yang baik, maka setiap karyawan dapat

menyelesaikan segala beban perusahaan dengan efektif dan efisien sehingga

masalah yang terjadi pada perusahaan dapat teratasi dengan baik. Kinerja

karyawan juga dapat dilihat dari aspek kuantitas kerja meliputi ketepatan kerja

dan kualitas kerja, tingkat kemampuan dalam bekerja, kemampuan menganalisis

(14)

ada tiga faktor utama yang mempengaruhi bagaimana seseorang bekerja antara

lain Kemampuan individual; komponen kemampuan individual terdiri dari bakat,

minat, dan faktor kepribadian individu. Usaha yang dicurahkan; komponen usaha

yang dicurahkan terdiri dari motivasi, etika kerja, komitmen, kehadiran dan

rancangan tugas. Dukungan organisasional; komponen dukungan organisasional

terdiri dari pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, iklim

organisasi, standar kinerja, dan manajemen dan rekan kerja.

Menurut Litwin dan Stringer (2002:123) berpendapat bahwa iklim

organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku

mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat

organisasi.

Iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi dalam suatu

organisasi. Jika sebuah organisasi ingin berhasil dalam mewujudkan cita-cita dan

tujuannya secara utuh dan sempurna, maka dibutuhkan individu-individu yang

handal sebagai sumber daya yang akan memegang kendali tali organisasi. Agar

sumber daya manusia di dalam organisasi dapat bekerja secara optimal dan

memiliki loyalitas yang tinggi, maka organisasi harus dapat menciptakan iklim

yang baik dan menyenangkan. Sehingga sumber daya manusia yang telah

terbentuk kualitasnya dapat terus dipertahankan dan mereka memiliki kinerja yang

tinggi.

Karyawan yang memahami pentingnya meningkatkan kinerja perusahaan

(15)

ataupun tidak langsung komitmen tersebut merupakan perwujudan loyalitas

karyawan atau hanya sekedar suatu balas budi karyawan pada perusahaan

sehingga dengan komitmen tersebut karyawan akan berusaha meningkatkan

kinerjanya agar kelangsungan hidup perusahaan semakin baik.

Menurut Mowdey, Porter dan Steers (1982:75), komitmen karyawan dikenal

sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen karyawan memiliki dua

komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku. Sikap mencakup

identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan. organisasi, di mana

penerimaan ini merupakan dasar komitmen karyawan. Ada 3 (tiga) cara mengukur

komitmen kerja seorang pegawai dalam suatu organisasi, yaitu: keinginan kuat

untuk tetap sebagai anggota organisasi, keinginan untuk berusaha keras sesuai

dengan keinginan organisasi, dan penyatuan tujuan dan nilai-nilai perusahaan atau

organsasi.

Karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua

tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan padanya dan merasakan

adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi. Karyawan dengan

komitmen tinggi, ikut memperhatikan nasib organisasi yang akhirnya

menimbulkan suatu kinerja karyawan yang tinggi. Mereka memiliki kehendak

untuk bertingkah laku yaitu kesediaan untuk menampilkan usaha. Hal ini tampak

melalui kesediaan bekerja melebihi apa yang diharapkan agar organisasi dapat

maju. Keinginan juga termasuk kehendak untuk tetap berada dalam organisasi.

Pada karyawan yang memiliki komitmen tinggi, hanya sedikit alasan untuk keluar

(16)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan yang seterusnya disingkat

menjadi PTPN IV (Persero) Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara yang bergerak dalam bidang perkebunan dan berkedudukan di Sumatera

Utara. Salah satu tujuan utama PTPN IV (Persero) Medan adalah menjalankan

usaha dan menghasilkan laba dari hasil agri bisnis perkebunan yang berkualitas

untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut

setiap Bagian di dalam PTPN IV (Persero) Medan harus memberikan kontribusi

dengan kinerja yang baik.

Salah satu Bagian dalam PTPN IV (Persero) Medan adalah Bagian Umum

yang berperan dalam mengurus sarana dan pra sarana perjalanan dinas karyawan,

mengatur tata tertib penggunaan fasilitas dan aset perusahaan, menyelesaikan dan

mengevaluasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan aspek hukum yang

berkaitan dengan pengelolaan aset perusahaan.

Seluruh peranan yang dilakukan oleh Bagian Umum PTPN IV (Persero)

Medan diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan utama PTPN IV (Persero)

Medan. Untuk meningkatkan kinerja, Bagian Umum perlu memperhatikan iklim

organisasi dan komitmen karyawan, dimana terlihat bahwa iklim organisasi pada

Bagian Umum PTPN IV (Persero) Medan adalah suasana kerja karyawan yang

kurang kondusif. Namun tingkat efektifitas komunikasi yang terjadi antar

pimpinan dan karyawan belum optimal yang berdampak kesalah pahaman dalam

pekerjaan dan kurangnya partisipasi seorang pemimpin yang membawahi

karyawan-karyawannya dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada

(17)

tidak semua karyawan menerapkan aturan dan menerima kebijakan perusahaan

tersebut. Kurangnya komitmen karyawan terjadi dimana masih terdapat karyawan

yang kurang disiplin, karyawan yang merasa terlalu nyaman berada di posisinya

dan tidak merasa adanya alternatif pekerjaan lain selain di perusahaan ini,

sehingga menimbulkan kurangnya rasa ingin memberikan kontribusi yang lebih

terhadap perusahaan.

Secara keseluruhan kondisi tersebut mempunyai pengaruh terhadap kinerja

karyawan pada Bagian Umum PTPN IV (Persero) Medan yang terlihat pada

Laporan Tingkat Kehadiran Karyawan Bagian Umum PTPN IV (Persero) Medan

dibawah ini :

Tabel 1.1

Laporan Tingkat Kehadiran Karyawan Bagian Umum PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan (Tahun 2007-2010)

Tahun Kehadiran Ketidak hadiran Cuti Sakit

2007 93% 3% 2% 2%

2008 95% 2% 2% 1%

2009 93% 4% 3% -

2010 90% 5% 3% 2%

Sumber : Bag. SDM.PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) (2011) diolah

Dapat dilihat pada Tabel 1.1 beberapa tahun belakangan ini terjadi

kenaikan pada tingkat ketidakhadiran karyawan. Sehingga proses pencapaian dari

tujuan perusahaan menjadi terhambat. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan

dari pimpinan dan pemberian sanksi terhadap karyawan yang melanggar peraturan

sehingga pekerjaan tidak selesai dalam waktu yang ditentukan dan kinerja

karyawan menurun. Pemimpin dalam Bagian Umum perlu melakukan intervensi

untuk melakukan perbaikan dengan cara mengubah iklim organisasi menjadi lebih

(18)

Menurut Wirawan (2008:123) sikap dan perilaku anggota organisasi

mempengaruhi kinerja mereka secara individual dan kelompok yang kemudian

mempengaruhi kinerja organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi produktivitas

anggota dan selanjutnya mempengaruhi efektifitas dan efisiensi organisasi.

Dimana terlihat pada Bagian Umum dengan tingkat ketidakhadiran yang tinggi

maka kinerja yang ingin dicapai tidak akan terealisasi dengan efektif dan efisien

seperti yang diharapkan. Sedangkan Rivai (2006:126) menyatakan bahwa

komitmen merupakan loyalitas dan identifikasi individu terhadap organisasi.

Mereka yang mempunyai komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

absensinya daripada yang komitmennya rendah. Dimana terlihat dengan tingginya

tingkat ketidakhadiran dari tahun ke tahun menandakan kurangnya keterlibatan

dan komitmen karyawan Bagian Umum PTPN IV (Persero) Medan untuk

meningkatkan kinerjanya sehingga tercapainya tujuan utama PTPN IV (Persero)

Medan dapat terhambat dalam realisasinya.

Uraian tersebut mengangkat masalah penelitian yang berkaitan dengan

iklim organisasi dan komitmen yang kuat serta pengaruhnya terhadap kinerja

karyawan. Hal ini mendorong penulis untuk memilih judu l skripsi : “Pengaruh

Iklim Organisasi dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan

Bagian Umum Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah Iklim Organisasi dan Komitmen

Karyawan serta pengaruhnya terhadap Kinerja karyawan Bagian Umum pada PT.

(19)

penelitian ini adalah “Apakah Iklim Organisasi dan Komitmen Karyawan

berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja karyawan Bagian Umum

pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

iklim organisasi dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan bagian

umum pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini Diharapkan dapat Berguna bagi :

a. Perusahaan

Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan

dalam para karyawan dan menyusun kebijakan disiplin sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

b. Peneliti Lain

Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan

serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama

yang akan datang.

c. Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan

memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim Organisasi

2.1.1 Pengertian Iklim Organisasi

Iklim atau Climate berasal dari bahasa Yunani yaitu incline, kata ini tidak

hanya memberikan arti yang terbatas pada hal-hal fisik saja seperti temperatur

atau tekanan, tetapi juga memiliki arti psikologis bahwa orang-orang yang berada

di dalam organisasi menggambarkan tentang lingkungan internal organisasi

tersebut.

Istilah iklim organisasi (organizational climate) pertama kali dipakai oleh

oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklim psikologi

(psychological climate). Kemudian istilah iklim organisasi dipakai oleh R. Tagiuri

dan G. Litwin. Tiaguri mengemukakan sejumlah istilah untuk melukiskan

perilaku dalam hubungan dengan latar atau tempat (setting) dimana perilaku

muncul: lingkungan (environment), lingkungan pergaulan (milieu), budaya

(culture), suasana (atmosphere), situasi (situation), pola lapangan (field setting),

pola perilaku (behaviour setting) dan kondisi (conditions)

Definisi mengenai iklim organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli. Para

ahli Barat mengartikan iklim sebagai unsur fisik, dimana iklim sebagai suatu

atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi daripada persepsi individu

sendiri. Menurut Lussier (2005:486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah

(21)

relatif dirasakan oleh anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi

perilaku mereka berikutnya.

Kemudian dikemukakan oleh Simamora (2004:81) bahwa iklim organisasi

adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. iklim organisasi

mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi.

perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang

berbeda. Keaneka ragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau

sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut.

Sedangkan menurut Stinger (2002:122) mendefenisikan iklim sebagai

“...collection and pattern of environmental determinant of aroused motivation”,

iklim organisasi adalah sebagai suatu koleksi dan pola lingkungan yang

menentukan motivasi.

Wirawan (2008:122) mendefenisikan iklim secara luas. Ia menjelaskan

bahwa iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan

kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi

mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin,

yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi

yang kemudian menentukan kinerja organisasi.

Dari pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa iklim organisasi

merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang kualitas lingkungan

internal organisasi yang mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam

(22)

2.1.2 Dimensi Iklim Organisasi

Iklim organisasi yang dirasakan individu secara positif (menyenangkan)

akan memberikan tampilan kerja yang baik dan efektif yang akan mempengaruhi

pada keberhasilan organisasi. Iklim organisasi terjadi disetiap organisasi dan akan

mempengaruhi perilaku organisasi dan diukur melalui persepsi setiap anggota

organisasi.

Kemudian Lussier (2005:487) mengatakan bahwa dimensi iklim meliputi:

1. Structure

Merupakan tingkat paksaan yang dirasakan karyawan karena adanya peraturan

dan prosedur yang terstruktur atau tersusun. Tujuan organisasi, tingkatan

tanggung jawab, nilai-nilai organisasi. Hal ini penting diketahui oleh

karyawan agar mereka tahu apa yang sesungguhnya diharapkan dari mereka

dan mereka dapat memberikan kontribusi yang tepat bagi organisasi. Menurut

Steers (1980: 135) semakin tinggi “penstrukturan” suatu organisasi

lingkungannya akan terasa makin kaku, tertutup, dan penuh ancaman.

Sementara semakin otonomi dan kebebasan menentukan tindakan sendiri

diberikan pada individu dan makin banyak perhatian yang diberikan

manajemen terhadap pegawainya akan makin baik iklim kerjanya.

2. Responsibility

Merupakan tingkat pengawasan yang diberlakukan organisasi dan dirasakan

oleh para karyawan. Dimana kualitas dan bentuk pengawasan, pengarahan dan

(23)

3. Reward

Merupakan tingkat penghargaan yang diberikan atas usaha karyawan.

karyawan dihargai sesuai dengan kinerjanya. Menurut Stringer (2002; 124)

Pemimpin harus lebih banyak memberikan pengakuan daripada kritikan untuk

membantu karyawan meraih puncak prestasi. Kesempatan berkembang harus

menggunakan penghargaan dan peningkatan kinerja.

4. Warmth

Berkaitan dengan tingkat kepuasan karyawan yang berkaitan dengan

kekaryawananan dalam organisasi. Perasaan terhadap suasana kerja yang

bersahabat dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau persahabatan

dalam kelompok yang informal, serta hubungan yang baik antar rekan kerja,

penekanan pada pengaruh persahabatan dan kelompok sosial yang informal.

5. Support

Berkaitan dengan dukungan kepada karyawan di dalam melaksanakan

tugas-tugas organisasi. Hal-hal yang terkait dengan dukungan dan hubungan antar

sesama rekan kerja yaitu perasaan saling menolong antara pimpinan dan

karyawan, lebih ditekankan pada dukungan yang saling membutuhkan antara

atasan dan bawahan.

6. Organizational identity and loyalty

Berkaitan dengan perasaan bangga akan keberadaan dalam organisasi dan

kesetiaan yang ditunjukkan selama masa kerjanya. derajat keloyalan terhadap

(24)

loyalitas personal. Level rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis

terhadap organisasi dan tujuannya.

7. Risk

Berkaitan dengan karyawan diberi ruang untuk melakukan atau mengambil

resiko dalam menjalankan tugas sebagai sebuah tantangan.

2.1.3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi adalah:

a. Karakteristik internal

Terdiri dari kondisi dalam organisasi yang diatur dan telah ditetapkan

dalam mencapai tujuan organisasi. Karakteristik internal dikenal

melalui beberapa dimensi:

1. Formalisasi, yaitu tingkat penggunaan dokumentasi tertulis

2. Spesialisasi, yaitu derajat pembagian tugas

3. Sentralisasi, yaitu berupa pembagian kekuasaan dan proses

pengambilan keputusan

4. Otoritas, yaitu berupa pembagian tugas dan pengambilan

keputusan

5. Profesionalisme, yaitu menggambarkan tingkat pendidikan

anggota

6. Konfigurasi, yaitu menunjukkan pembagian anggota ke dalam

(25)

b. Karakteristik organisasi secara keseluruhan

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka, dalam upaya pencapaian

tujuan memiliki karakteristik tertentu sebagai totalitas dapat dilakukan

melalui penelaahan terhadap ukuran organisasi, teknologi yang

digunakan dan lingkungan yang dihadapi organisasi, faktor umum

organisasi, ukuran organisasi, teknologi dan lingkungan akan

mempengaruhi iklim yang dirasakan anggota, karena secara langsung

ataupun tidak, anggota pun berinteraksi dengan faktor-faktor tersebut.

c. Karakteristik individu

Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa iklim organisasi tercipta dari

hasil interaksi individu dalam organisasi. iklim merupakan suasana

yang dirasakan orang-orang yang terlibat dalam organsiasi. Dengan

demikian karakteristik individu seperti persepsi, sifat, kemampuan,

akan mempengaruhi iklim organisasi. demikian juga dengan

pengalaman masa lalu, harapan serta nilai-nilai yang dianut setiap

individu akan berpengaruh terhadap proses interkasi. Karakteristik

individu yang satu dengan yang lain berbeda, akan memberi warna

pada iklim yang terbentuk.

Besar kecilnya organisasi ditentukan oleh jumlah anggota yang terlibat

dalam proses kegiatan organisasi. Dalam organisasi yang kecil memungkinkan

frekuensi tatap muka antara individu menjadi lebih tinggi, sehingga tingkat

keakraban menjadi lebih tinggi. Komunikasi lebih intensif sehingga

(26)

berukuran besar. Sedangkan menurut Stringer (2002:135) mengemukakan bahwa

terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya iklim suatu organisasi,

masing-masing faktor yang mempegaruhi iklim tersebut yaitu:

1. Lingkungan Eksternal.

Industri atau bisnis yang sama mempunyai iklim organisasi umum yang sama.

2. Strategi Organisasi.

Kinerja suatu perusahaan bergantung pada strategi (apa yang diupayakan

untuk dilakukan), energi yang dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan

pekerjaan yang diperlukan oleh strategi, dan faktor-faktor lingkungan penentu

dari level energi tersebut. Strategi yang berbeda menimbulkan pola iklim

organisasi yang berbeda. Strategi mempengaruhi iklim organisasi secara tidak

langsung.

3. Pengaturan organisasi.

Pengaturan organisasi mempunyai pengaruh paling kuat terhadap iklim

organisasi.

4. Kekuatan Sejarah.

Semakin tua umur suatu organisasi semakin kuat pengaruh kekuatan

sejarahnya. Pengaruh tersebut dalam bentuk tradisi dan ingatan yang

membentuk harapan anggota organisasi dan mempunyai pengaruh terhadap

(27)

5. Kepemimpinan.

Perilaku pemimpin mempengaruhi iklim organisasi yang kemudian

mendorong motivasi karyawan. Motivasi karyawan merupakan pendorong

utama terjadinya kinerja.

2.1.4. Pengukuran Iklim Organisasi

Manurut Sumantri (2001:143), pengukuran iklim organisasi dalam

beberapa hal sama dengan pengukuran kepribadian individu. Informasi tingkat

pertama diperoleh dari suatu gambaran informal (informal description). Hal ini

mencakup catatan seseorang mengenai aktifitas organisasi yang dilakukan dengan

observasi terhadap rapat, dokumen-dokumen, surat menyurat, nota peringatan dan

bahkan interpretasi yang didasarkan pada segala sesuatu seperti kotak telepon

kantor yang selalu terkunci. Deskripsi ini memberi bahan untuk mengambil

kesimpulan organisasi misalnya demokratis, otoriter, konservatif ataupun non

komunikatif.

Selanjutnya tingkatan yang lain dari informasi, yaitu dengan melalui

orang-orang dalam organisasi. apa yang mungkin diberikan orang-orang-orang-orang yang mungkin

merasakan iklim, berbeda dalam hal bagaimana mereka menerima atau menolak

peraturan-peraturan dan kaidah-kaidah dan bagaimana mereka memandang

(28)

2.2. Komitmen

2.2.1 Pengertian Komitmen

Komitmen digambarkan sebagai sikap yang memiliki keinginan kuat untuk

tetap berorganisasi tertentu, berusaha keras sesuai keingainan organisasi, dan

keyakinan terhadap penerimaan nilai dan tujuan organisasi Luthans (2006:249).

Menurut Panggabean (2004:132) komitmen adalah kuatnya pengenalan dan

keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Dilain pihak komitmen

sebagai kecendrungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena

menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja).

Menurut Sunarto (2005:25), komitmen adalah kecintaan dan kesetiaan,

terdiri dari: penyatuan dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan, keinginan untuk

tetap berada dalam organisasi, dan kesediaan untuk bekerja keras atas nama

organisasi.

Menurut Robbins (2008:99) Komitmen karyawan terhadap organisasi

organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan

dalam organisasi tertentu. komitmen kerja karyawan menentukan berhasil

tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan. Hal

ini berarti apabila setiap anggota organisasi memiliki komitmen yang tinggi maka

besar kemungkinan keberhasilan atau kesuksesan dapat tercapai. Keberhasilan

suatu organisasi akan berdampak baik bagi kelangsungan hidup organisasi atau

(29)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan mencakup unsur

loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi

terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Untuk mendapatkan hasil kinerja yang

diinginkan suatu perusahaan atau organisasi harus mengetahui motif dan tujuan

serta keanekaragaman dari perilaku dan komitmen karyawannya.

Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mempengaruhi kinerja seseorang

dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu organisasi, karena

dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan bersikap profesional dan

menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam organisasi,

yang fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan.

Karena perusahaan meyakini bahwa tanpa komitmen karyawan yang tinggi maka

perusahaan tidak akan sukses.

2.2.2 Jenis - Jenis Komitmen

Jenis - jenis komitmen menurut Robbins (2008:101) adalah:

a. Komitmen afektif yaitu perasaan emosional untuk organisasi dan

keyakinan dalam nilai-nilainya.

b. Komitmen berkelanjutan yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan

dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan

organisasi tersebut.

c. Komitmen normatif yaitu komitmen untuk bertahan dengan organisasi

(30)

Jenis komitmen menurut Allen dan Meyer (1997:76) terbagi atas tiga

komponen yaitu:

a. Komitmen afektif (affective commitment)

Berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di dalam

suatu organisasi. komitmen afektif merupakan proses perilaku dimana melalui

hal tersebut seseorang akan berfikir mengenai hubungan mereka dengan

organisasi dalam hal nilai dan kesatuan tujuan. Pada tingkat ini merupakan

tingkat dimana tujuan individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang

diperkirakan secara langsung mempengaruhi keinginan individu untuk tetap

tinggal dalam organisasi. Sehingga karyawan dengan afektif tinggi masih

bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi.

b. Komitmen normatif (normative commitment)

Merupakan perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus diberikan

kepada organisasi. Komponen normatif berkembang sebagai hasil dari

pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang

dimiliki karyawan. Keinginan karyawan untuk tinggal dalam organisasi

berdasarkan pada tugas, loyalitas, dan kewajiban moral. Tipe ini mungkin

berasal dari kebudayaan individu atau etik kerja, karena mereka merasa

bertanggung jawab untuk tetap tinggal dalam organisasi. Perasaan loyalitas

dan tugas mendasari komitmen normatif yang mempengaruhi individu untuk

(31)

Komitmen ini juga menimbulkan perasaan kewajiban kepada karyawan untuk

memberikan balasan atas apa yang pernah diterimanya dari organisasi.

c. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)

Berarti komponen yang berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian

yang akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi. Karyawan dengan dasar

organisasi tersebut disebabkan karena karyawan tersebut membutuhkan

organisasi. Hal ini juga dapat dilihat sebagai suatu keinginan untuk tetap

tinggal dalam organisasi karena pertimbangan biaya ketika mereka keluar.

Biaya tersebut ditunjukkan dalam dua cara yang berbeda :

1. Sebagai individu memperoleh kedudukan dalam organisasi, seiring

dengan bertambahnya masa jabatan mereka maka mereka telah memiliki

keuntungan, misalnya dalam bentuk rancangan pensiun, senioritas,

spesialisasi keahlian, rasa kesatuan, ikatan kekeluargaan, dan lain-lain.

2. Individu mungkina merasa mereka seharusnya tetap tinggal pada

pekerjaannya sekarang karena mereka tidak memiliki alternatif

perkerjaan lain.

Kemudian Allen dan Mayer menyimpulkan bahwa karena tidak adanya

pilihan pekerjaan lain, maka karyawan dengan tingkat continuance commitment

yang tinggi akan tinggal dalam organisasi karena mereka merasa memang

seharusnya seperti itu. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan

dasar afektif memiliki tingkah laku yang berbeda dengan pegawai dengan dasar

continuance. Karyawan yang memang ingin menjadi anggota akan memiliki

(32)

karyawan yang terpaksa menjadi anggota organisasi akan menghindari kerugian

finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak

maksimal.

2.2.3. Bentuk Komitmen Karyawan

Bentuk komitmen karyawan bisa diwujudkan antara lain dalam beberapa hal

sebagai berikut:

a. Komitmen dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.

b. Komitmen dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja

standar organisasi.

c. Komitmen dalam mengembangkan mutu sumber daya manusia

bersangkutan dan mutu produk.

d. Komitmen dalam mengembangkan kebersamaan tim kerja secara efektif

dan efisien.

e. Komitmen untuk berdedikasi pada organisasi secara kritis dan rasional.

Komitmen = Confidence + Motivation

Confidence berarti ukuran keyakinan diri seseorang atau rasa mampu

melakukan sesuatu tugas dengan baik tanpa banyak diawasi. Motivation berarti

minat dan antusias seseorang untuk melakukan sesuatu tugas dengan baik.

Pada dasarnya melaksanakan komitmen sama saja maknanya dengan

menjalankan kewajiban, tanggung jawab, dan janji yang membatasi kebebasan

seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi karena sudah punya komitmen maka dia

harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan buat organisasinya ketimbang

(33)

Di sisi lain komitmen berarti adanya ketaatan seseorang dalam bertindak

sejalan dengan janji-janjinya. Semakin tinggi derajat komitmen karyawan semakin

tinggi pula kinerja yang dicapainya. Suatu ketika komitmen diwujudkan dalam

bentuk kesetiaan pengabdian pada organisasi. Namun dalam prakteknya tidak

semua karyawan melaksanakan komitmen seutuhnya.

Ada komitmen yang sangat tinggi dan ada yang sangat rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat komitmen adalah Faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik

karyawan bersangkutan. Faktor-faktor intrinsik karyawan dapat meliputi

aspek-aspek kondisi sosial ekonomi keluarga karyawan, usia, pendidikan, pengalaman

kerja, kestabilan kepribadian, dan gender. Sementara faktor ekstrinsik yang dapat

mendorong terjadinya derajat komitmen tertentu antara lain adalah keteladanan

pihak manajemen khususnya manajemen puncak dalam berkomitmen di berbagai

aspek organisasi.

2.2.4. Motif yang Mendasari Komitmen

Menurut Munandar (2004: 79) ada dua motif yang mendasari seseorang

untuk berkomitmen pada organisasi atau unit kerjanya antara lain:

a. Side-best orientation

Hal ini memfokuskan pada akumulasi dari kerugian yang dialami atas segala

sesuatu yang telah diberikan oleh individu kepada organsasi apabila

meninggalkan organisasi tersebut. Dasar pemikiran ini adalah bahwa

meninggalkan organisasi akan merugikan karena takut kehilangan hasil kerja

(34)

b. Goal-congruance orientation

Hal ini memfokuskan pada tingkat kesesuaian antara tujuan personal individu

dan organisasi sebagai hal yang menentukan komitmen pada organisasi.

Pendekatan ini menyatakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi dengan

goal-congruance orientation akan menghasilkan karyawan yang memiliki

penerimaan atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan untuk membantu

organisasi, keinginan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan, serta

hasrat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

2.3 Kinerja Karyawan

2.3.1. Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui

perencanaan strategis suatu organisasi (Moeheriono,2009: 60). Kinerja dapat

diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai

kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun

kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing,

dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

(35)

Menurut Gomes (2003: 39) menyatakan kinerja karyawan sebagai catatan

hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik atau aktivitas selama periode

waktu tertentu. Sehingga kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang diraih oleh

pegawai dalam melakukan seuatu aktivitas kerja dengan merujuk pada tugas yang

harus dilakukan. Selanjutnya Mangkunegara (2009: 9) menyatakan bahwa kinerja

karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepada karyawan tersebut. Kinerja individual merupakan

hubungan dari ketiga faktor antara lain kemampuan (ability), usaha (effort), dan

dukungan (support).

Kinerja atau Prestasi kerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target

atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati

bersama (Rivai, 2006:14).

Menurut Rivai (2006:14), kata kinerja merupakan terjemahan dari kata

performance yang berasal dari kata to perform dengan beberapa entries yaitu:

1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute)

2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to

discharge of fulfil; as vow)

3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or

(36)

4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang atau mesin (to do what

is expected of a person machine).

Sedangkan Robbins (2008:61) menyatakan bahwa kinerja merupakan fungsi

interaksi antara kemampuan (ability), motivasi (motivation), dan kesempatan

(opportunity). Artinya bahwa kinerja merupakan fungsi dari kemampuan,

motivasi, dan kesempatan. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri

sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan nilai-nilai inti yang dianut di dalam

organisasi, kepuasan kerja karyawan dan tingkat besaran imbalan yang diberikan,

serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu.

2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan baik itu secara

individual ataupun kemampuan maupun usaha yang dicurahkan juga dukungan

yang diterima karyawan. Menurut Manthis dan Jackson (2006:115) ada tiga faktor

utama yang mempengaruhi bagaimana seseorang bekerja antara lain:

a. Kemampuan individual, komponen kemampuan individual terdiri dari

bakat, minat, dan faktor kepribadian individu.

b. Usaha yang dicurahkan, komponen usaha yang dicurahkan terdiri dari

motivasi, etika kerja, komitmen, kehadiran dan rancangan tugas.

c. Dukungan organisasional, komponen dukungan organisasional terdiri

dari pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, iklim

(37)

Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat di mana ketiga komponen

tersebut ada di dalam diri karyawan. Akan tetapi kinerja akan berkurang apabila

salah satu faktor tersebut dikurangi atau tidak ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor

kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) (Mangkunegara, 2009:13):

a. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya karyawan yang

memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

b. Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) karyawan terhadap situasi kerja

(situasion) dilingkungan organisasinya. Motivasi merupakan kondisi

yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan

kerja.

2.3.3 Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Rivai (2006: 324), dalam menilai kinerja seorang pegawai, maka

diperlukan berbagai aspek penilaian antara lain pengetahuan tentang pekerjaan,

kepemimpinan inisiatif, kualitas pekerjaan, kerjasama, pengambilan keputusan,

kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi (kecerdasan),

(38)

Selanjutnya, dari aspek-aspek penilaian kinerja yang dinilai tersebut selanjutnya

dikelompokkan menjadi :

1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,

metode, teknik, dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tugas

serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas

perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke

bidang operasional perusahaan secara menyeluruh. Pada intinya setiap

individu atau karyawan pada setiap perusahaan memahami tugas, fungsi

serta tanggung jwabnya sebagai seorang karyawan.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemapuan untuk

bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan

negosiasi, dan lain-lain.

2.3.4. Sasaran Penilaian/Evaluasi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009:11) Sasaran-sasaran penilaian dalam

mengevaliasi kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

a. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan

dan periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.

b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit

keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan

kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat

(39)

c. Menentukan sasaran kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung

jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas

apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus

dicapai, sarana dan pra sarana yang diperlukan untuk meningkatkan

kinerja karyawan.

d. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan

kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu

untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan

sistem promosi lainnya seperti imbalan.

2.3.5. Kriteria Kinerja Karyawan

Menurut Gomes (2003:45) mengemukakan beberapa tipe kinerja karyawan

sebagai berikut:

a. Quantity of work, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam suatu

periode waktu yang ditentukan.

b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

e. Cooperative, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

(40)

f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian kerja.

g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramah tamahan, dan integritas pribadi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Nursyahfitri (2010), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Budaya

Kerja Karyawan dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada

Divisi Produksi PT. Marumitsu Indonesia, Medan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh budaya kerja dan komitmen karyawan yang

terjadi pada Divisi Produksi PT. Marumitsu Indonesia, Medan terhadap kinerja

karyawannya. Berdasarkan pengujian hipotesis, budaya kerja karyawan dan

komitmen karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Dan berdasarkan uji-t dapat terlihat ada pengaruh antara komitmen

karyawan terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT. Marumitsu Indonesia.

Akbar (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara Cabang Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh Iklim Organisasi (X) Terhadap Kinerja (Y) Pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Variabel Iklim Organisasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

(41)

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka di ambil

kesimpulan bahwa Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang

Medan.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau merupakan sintesa tentang hubungan beberapa

variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.

(Sugiyono 2005:49).

Menurut Lussier (2005:486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah

persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara

relatif dirasakan oleh anggota organisasi yang kemudian akan mempengaruhi

perilaku mereka berikutnya. Lingkungan internal suatu organisasi yang

dipersepsikan dan dirasakan oleh para karyawan yang mempunyai hubungan

dengan organisasi mengenai apa yang terjadi di dalam lingkungan suatu

organisasi secara rutin yang dapat memotivasi karyawan yang nantinya

mempengaruhi sikap dan prilaku serta kinerja anggota yang akan menentukan

kinerja organisasi.

Iklim organisasi yang dirasakan individu secara positif (menyenangkan)

akan memberikan tampilan kerja yang baik dan efektif yang akan mempengaruhi

pada keberhasilan organisasi. Iklim organisasi terjadi disetiap organisasi dan akan

mempengaruhi perilaku organisasi dan diukur melalui persepsi setiap anggota

(42)

Menurut Robbins (2008:99) komitmen karyawan terhadap organisasi

organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan

dalam organisasi tertentu. Dalam mencapai kinerja yang baik setiap karyawan

dalam suatu organisasi harus memiliki perilaku yang melibatkan rasa loyalitas

kepada organisasi tersebut.

Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mepengaruhi kinerja seseorang

dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu organisasi, karena

dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan bersikap profesional dan

menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam organisasi,

yang fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan.

Gomes (2003: 39) menyatakan bahwa kinerja karyawan merupaka catatan

hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik atau aktivitas selama periode

waktu tertentu.

Sumber : Lussier (2005), Robbins (2008), Gomes (2003) Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Iklim Organisasi (X1)

Komitmen Karyawan (X2)

(43)

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang menerangkan fakta-fakta

atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian

selanjutnya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Iklim Organisasi

dan Komitmen Karyawan dipengaruhi secara signifikan terhadap Kinerja

Karyawan Bagian Umum pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif dimana penelitian bertujuan

untuk mempelajari dan mendeskripsikan karakteristik responden melalui

kuesioner terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Serta diukur dengan bantuan proses perhitungan secara statistik dengan hasil data

yang numerik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto no.2 Medan. Penelitian ini akan

dilakukan selama 3 bulan mulai dari Agustus 2011 sampai bulan November

2011.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independen (X) yaitu iklim organisasi (X1) dan komitmen

karyawan (X2).

2. Variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan

3.4. Defenisi Operasional Variabel

a. Iklim Organisasi (X1)

Iklim organisasi adalah persepsi karyawan mengenai kualitas lingkungan

internal organisasi yang secara relatif dirasakan oleh anggota organisasi

(45)

mengukur pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja karyawan peneliti

menggunakan dimensi yaitu : Structure, Responsibility, Reward, Warm,

Support.

b. Komitmen Karyawan (X2)

Komitmen organisasi dapat diartikan sebagai sampai tingkat mana

karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,

serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tertentu. Untuk

mengukur pengaruh komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan

peneliti menggunakan dimensi yaitu : komitmen afektif, komitmen

normatif dan komitmen berkelanjutan.

c. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah catatan hasil produksi pada fungsi pekerjaan

karyawan yang spesifik atau aktivitas selama periode waktu tertentu.

Untuk mengukur variabel kinerja karyawan peneliti menggunakan dimensi

yaitu kuantitas kerja dan kualitas kerja. Quantity of work, Quality of work,

(46)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi

operasional Dimensi Indikator

Skala

(47)

Variabel Defenisi

operasional Dimensi Indikator

Skala

(48)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui

masing-masing variabel yaitu variabel X1 (Iklim Kerja), X2 (Komitmen Karyawan) dan

variabel Y (kinerja) adalah Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2005:86).

Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka setiap pertanyaan

akan diberi skala sangat baik sampai buruk sekali dimana skala tersebut

mempunyai poin, seperti contoh di bawah ini:

Tabel 3.2

3.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:74) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh

karyawan bagian umum di PTPN IV (Persero) Medan yang berjumlah 42

(49)

2.Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang ada yang

penarikannya adalah diambil secara sensus yakni 100% dari jumlah populasi

(Sugiyono, 2007:74). Alasan dilakukannya penarikan sampel secara sensus

adalah karena kecilnya jumlah populasi yang ada ditempat dimana diadakan

pengujian.

3.7. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden tepilih

pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan (Kuesioner) kepada karyawan bagian umum pada PTPN IV

(Persero) Medan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah

berupa dokumen perusahaan atau organisasi dan publikasi yang

dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Data sekunder dalam penelitian

ini meliputi profil perusahaan, struktur organisasi dan data yang diperoleh

dari hasil pengolahan buku, teori-teori dan literature yang berhubungan

(50)

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Adalah tanya jawab langsung kepada karyawan bagian umum.

Penulis dalam melakukan penelitian / wawancara menggunakan daftar

pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu (berstruktur) oleh

peneliti yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

data yang diperluka n oleh peneliti.

b. Angket (Quistionaire)

Yaitu dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk angket

yang ditunjukkan kepada responden di objek penelitian yaitu

karyawan bagian umum pada PTPN IV (Persero) Medan.

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari

data dari PTPN IV (Persero) Medan berupa data primer dan data

sekunder, dan buku-buku pendukung yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Untuk memperoleh data yang baik dalam suatu penelitian, maka angket

yang akan dijadikan sebagai sumber data yang pokok harus terlebih dahulu diuji

(51)

a. Uji Validitas Data

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2007:109). Uji

validitas dan realibilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah

kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya

data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.

b. Uji Reliabilitas Data

Pengujian reliabilitas data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

suatu pengukur dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir

pertanyaan. Untuk menguji reliabilitas data digunakan pengukur

Cronbach Alpha. Menurut Sugiyono (2007:111) bahwa, “Cronbach

Alpha merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering

digunakan”. Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki nilai

Cronbach Alpha minimal 0,60.

Pengujian validitas dan reliabilitas data dilakukan pada 30 orang diluar

sampel yaitu pada bagian Umum PTPN II (Persero) Medan dengan menggunakan

perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 16.0

dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas data

(52)

3.10 Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data

primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden

penelitian sehingga mendapat gambaran umum mengenai karakteristik dan

kriteria responden yang akan diteliti.

b. Analisis Statistik

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang

tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada

beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a). Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%

maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%

artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,dkk

2008:95).

b). Uji Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai

varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Model regresi

(53)

Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser jika

variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya

heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah

adanya heteroskedastisitas (Situmorang, dkk 2008: 98).

c). Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan

yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan

secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance

mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai

adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi

multikolinearitas (Situmorang,dkk 2008:129).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis

adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan

bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for Windows. Adapun model

persamaan yang digunakan adalah:

(54)

Dimana:

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1

X1 = Iklim Organisasi

b2 = Koefisien Regresi X2

X2 = Komitmen Karyawan

e = Standart Error

3. Uji Hipotesis

a) Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )

Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh iklim

organisasi dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan secara

serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas yaitu iklim organisasi (X1) dan

komitmen karyawan (X2) secara serentak tidak ada pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).

Ha: b1 b2 0, artinya variabel bebas yaitu iklim organisasi (X1) dan

komitmen karyawan (X2) secara serentak terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).

Kriteria Kinerja Karyawan:

Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5%

(55)

b) Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )

Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai

pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan

hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas yaitu iklim organisasi (X1) dan

komitmen karyawan (X2) secara parsial tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).

Ha: b1, b2 0, artinya variabel bebas yaitu iklim organisasi (X1) dan

komitmen karyawan (X2) secara parsial mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).

Kriteria Kinerja Karyawan:

Ho diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabelpada α = 5%

4. Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel

bebas yaitu iklim organisasi (X1) dan komitmen karyawan (X2) terhadap

varians naik turunnya variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y) secara

bersama-sama dimana : 0 < R2 <1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil

(mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan salah satu

Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang perkebunan dan

berkedudukan di Sumatera Utara. PT Perkebunan Nusantara IV (Persero),

disingkat PTPN IV (persero), dibentuk berdasarkan PP No. 9 Tahun 1996, tanggal

14 Pebruari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) ini merupakan penggabungan kebun-kebun di Wilayah Sumatera Utara

dari eks PTP VI, PTP VII dan PTP VIII.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki Visi yaitu “Membangun PTP

Nusantara IV (Persero) menjadi perusahaan agri bisnis perkebunan yang

tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di tingkat nasional

dan regional”.

Sedangkan Misi dari PTPN IV (persero) adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan usaha agri bisnis perkebunan di bidang perkebunan kelapa sawit,

kakao, dan teh, serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, biji kakao

kering, teh jadi, serta produk turunannya yang berkualitas untuk memberikan

kepuasan bagi pelanggan.

Gambar

Tabel 1.1 Laporan Tingkat Kehadiran Karyawan Bagian Umum
Gambar 2.1           Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2      Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diberit ahukan bahwa set el ah diadakan penel it ian ol eh Kel ompok Kerj a (Pokj a) Lel ang Fisik Pembangunan Gedung Area St udent Cent er di MAN Insan Cendekia Jambi menurut ket

Pelaksanaan kegiatan ilmiah khususnya riset yang harus dilakukan guru wajib dilakukan, untuk itu pelatihan tentang penelitian dengan metode kualitatif

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian

Dana yang telah diterima untuk penyelenggaraan Bantuan Program Pelatihan dari Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan

Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah

Teori relasi objek memandang kepribadian manusia sebagai produk dari hubungan awal antara ibu dan anaknya yang berusia empat hingga enam bulan pertama yang merupakan masa paling

Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Pada Kualitas Audit Dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta