• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Doger Kontrak Kesenian Tradisional Subang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Doger Kontrak Kesenian Tradisional Subang"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Esa Apri Maulana Barkah

Tempat Tanggal Lahir : Subang, 1 April 1993

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Pendidikan :

- SDN 1 Cisampih, Subang - SMPN 3 Kalijati, Subang - SMAN 2 Subang

Alamat : Kp. Cisampih RT/RW 09/06 Desa Cisampih

Kec. Dawuan Kab. Subang

Email : esamaulana41@yahoo.com

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI DOGER KONTRAK KESENIAN TRADISIONAL SUBANG

DK 38315/TUGAS AKHIR SEMESTER II 2015/2016

oleh:

Esa Apri Maulana Barkah NIM. 51912309

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini yang berjudul Perancangan Media Informasi Kesenian Tradisional Doger Kontrak Asal Subang. Laporan ini meneliti tentang pertunjukan kesenian doger kontrak dan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam kesenian tradisional doger kontrak. Laporan ini di susun dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah tugas akhir.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak untuk dosen pembimbing yang telah membimbing serta mengoreksi makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada berbagai pihak untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, memberi pengalaman kepada penulis sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi, dan diharapkan pesan dari penelitian ini sampai kepada pembaca.

Bandung, 15 Agustus 2016 Penulis,

(7)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH II.1 Definisi Seni Tari Tradisional ... 5

II.2 Pengertian Seni Tradisional Doger Kontrak... 6

II.2.1Sejarah Kesenian Tradisional Doger Kontrak ... 6

II.2.2 Pertunjukan Kesenian Tradisional Doger Kontrak ... 8

II.2.3 Busana Pertunjukan Kesenian Doger Kontrak... ... 9

II.2.4 Alat Musik... ... 10

II.2.5 Makna Dan Gerakan Dalam Doger Kontrak... 13

II.3 Analisa... ... 16

II.4 Khalayak... ... .17

(8)

iv

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 19

III.1 Strategi Perancangan... ... 19

III.1.1 Tujuan Komunikasi……….. ... 19

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 19

Pendekatan Visual ..……….. ... 20

Pendekatan Verbal………...……… ... 20

III.1.3 Materi Pesan………... ... 20

III.1.4 Gaya Bahasa ... 21

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan... 21

(9)

iv

BAB IV. TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 34

IV.1.1 Media... ... 34

IV.1.2 Teknis Produksi Media……….. ... 34

IV.2 Media Pendukung ……….. ... 35

IV.2.1 Poster……….. ... 35

IV.2.1.1 Teknis Produksi……….. ... 35

I.2.2 X-Banner……….. ... 36

IV.2.2.1 Teknis Produksi……….. ... 36

IV.2.3 Stiker……….. ... 37

IV.2.3.1 Teknis Produksi……….. ... 37

IV.2.4 Gantungan Kunci ... 38

IV.2.4.1 Teknis Produksi ... 38

IV.2.5 Flyer ... 38

IV.2.5.1 Teknis Produksi ... 38

IV.2.6 Pembatas Buku ... 39

IV.2.6.1 Teknis Produksi ... 39

IV.2.7 T-Shirt ... 40

IV.2.7.1 Teknik Produksi ... 41

IV.2.8 Goodie Bag ... 41

IV.2.8.1 Teknis Produksi ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(10)

42 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Atmadibrata, 1978 . Budaya jaya perngertian seni tari

Lestari, 2009 Buku seni budaya LKS SMP VIII, Erlangga

Nugraha, Onong, 1983. Tata busana tari sunda. Jilid 1. Bandung, ASTI Bandung.

Soedarsono, 1972 Djawa dan Bali : Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia Yogyakarta : Gajah Mada University press.

Soedarsono, “Perempuan Dan Ronggeng di Tatar Sunda, jilid 28:29.

Sumber Artikel Internet

Brewster (17 Juni 2016 ) Teori warna, Tersedia di :

lynarsyila.wordpress.com/2012/07/24/teori-brewster-teori-tentang-warna/

Blos (17 Juni 2016 ) Definisi remaja, Tersedia di :

http://www.psychoshare.com/file-104/psikologi-remaja/definisi-remaja.html

Lukmanul Hakim (17 Juni 2016) Tata letak layout, Tersedia di :

https://loekmanulkim.wordpress.com/2012/03/19/tata-letak-layout/

Sumber Wawancara Pakar

Nanu, Munajah Dahlan “Kesenian Doger Kontrak” Pikiran Rakyat, 2013.

“Kesenian Doger Kontrak” Wawancara, Maret 2016.

“Proses Rekonstruksi Doger” Wawancara, Maret 2016 “Makna Doger Konytak” Wawancara, Maret 2016

(11)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kesenian tradisional merupakan seni yang tumbuh serta berkembang pada suatu daerah atau lokalitas tertentu, serta pada umumnya dapat tetap hidup pada daerah yang memiliki kecenderungan terisolir atau tidak terkena pengaruh dari masyarakat luar. Tradisional adalah sikap dan cara berpikir maupun bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun.

Kayam dalam bukunya Seni, Tradisional, Masyarakat (1981) berpendapat bahwa seni tradisional dapat dikategorikan dalam lima cabang, yaitu: Seni Rupa, meliputi seni ukir, seni lukis, seni tatah. Seni Tari meliputi, wayang kulit, jatilah reog, dan doger. Seni Sastra, meliputi puisi dan porsa. Seni Teater Drama, meliputi ketoprak. Seni Musik, tembang sunda.

Setiap kesenian pasti menghasilkan sebuah karya seni, kesenian tersebut bisa

dinikmati setelah seni diwujudkan menjadi suatu karya kongkret, macam-macam seni yang hasilkan oleh masyarakat melalui kebudayaan antara lain seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater, dan seni kerajinan tangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini akan mengangkat kesenian tradisional doger kontrak yang berasal dari kabupaten Subang provinsi Jawa Barat. Doger merupakan salah satu kesenian tradisional yang termasuk dalam kategori seni tari.

Di era modern seperti sekarang ini kesenian tradisional sedikit demi sedikit mulai menghilang, banyak masyarakat yang tidak mengenal kesenian tradisional salah satunya doger kontrak. Pertunjukan doger kontrak sendiri sudah sangat jarang digelar di kota Subang, pagelaran doger kontrak pada saat ini masih rutin diadakan dalam festival wilayah yang meliputi kabupaten Subang, Purwakarta, Karawang, dan bekasi.

(12)

2 rakyat, upacara sebelum penanaman padi, dan ritual doa untuk suatu daerah, yang berlangsungsebelum kedatangan Inggris tahun 1812.

Dalam kesenian doger kontrak terdapat ronggeng (penari) Profesi ini menuntut banyak keterampilan, selain menari dan menyanyi, juga masih melayani para laki-laki yang mencari hiburan. Perempuan-perempuan yang tergabung dalam bentuk ronggeng diantaranya, para gadis-gadis desa, serta buruh yang ingin mencari penghasilan tambahan. Mereka menyanyi dan menari ditempat selamatan para petani, dan hajatan kaum ningrat (Boomgard, 282,283), para petinggi daerah, masyarakat atau pada acara lainnya. Mereka disanjung oleh para penduduk, tidak jarang pula karena penampilan yang sangat memukau diantara ronggeng ada ada yang dipersunting oleh kepala rendahan. Hal ini merupakan nasib baik bagi si ronggeng (Raffles, 1965:342).

Doger dan perkebunan di Priangan pada masa lalu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Para kuli merasa senang bekerja diperkebunan karena salah satunya terdapat hiburan doger sedangkan doger juga betah menghibur

diperkebunan karena sawerannya yang menjanjikan. Kelompok doger ngamen saat pekerja perkebunan usai mendapat upah diakhir pekan, kegiatan ini berlangsung hingga tahun 1944. Sejak saat itu kesenian yang ada di Kabupaten Subang mulai jarang digelar karena terjadi peperangan sebelum Indonesia merdeka, termasuk kesenian tradisional doger. Pada tahun 1970 muncul kesenian baru yaitu kesenian Jaipongan mulai berkembang karena dianggap lebih menarik dan kesenian dogerpun sudah tidak pernah digelar lagi.

(13)

3 yang baik penting untuk mengenal dan melestarikan kesenian tradisional yang merupakan warisan budaya dari bangsa Indonesia terdahulu.

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah latar belakang dipaparkan, terdapat beberapa masalah yang muncul, antara lain:

 Keberadaan pertunjukan doger kontrak di Kabupaten Subang sudah jarang dijumpai.

 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesenian

doger kontrak.

 kesenian tradisional doger kontrak memiliki unsur dan nilai–nilai

kebudayaan yang belum diketahui masyarakat..

I.3 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah diatas diketahui, maka terdapat rumusan dari masalah tersebut, yaitu:

 Bagaimana memberi informasi kepada masyarakat tentang kesenian

tradisional doger kontrak agar masyarakat bisa mengetahui tentang kesenian tradisional tersebut.

I.4 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi kepada bagaimana menyampaikan informasi tentang sejarah pertunjukan kesenian tradisional doger kontrak dan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam kesenian doger kontrak. Target audience media informasi ini ditujukan kepada remaja.

1.5 Tujuan Perancangan

 Memberi informasi terhadap masyarakat agar masyarakat dapat mengenal kesenian tradisional doger kontrak.

 Memberi informasi terhadap masyarakat makna yang terdapat pada

(14)

4

 Setelah mendapatkan informasi tentang kesenian tradisional doger kontrak

masyarakat bisa menjadi lebih peduli terhadap kesenian tradisional doger kontrak, bahkan bisa ikut serta untuk melestarikannya.

Manfaat Perancangan :

Setelah mendapatkan informasi tentang kesenian tradisional doger kontrak masyarakat mengenal kesenian doger kontrak bahkan bisa sampai ikut serta melestarikannya.

(15)

5 BAB II. SENI TARI TRADISIONAL

II.1 Definisi Seni Tari Tradisional

Atmadibrata dalam Budaya Jaya (1978) menjelaskan bahwa, pengertian seni tari bukan hanya gerak fisik yang indah berirama, yang tampil dipentas serta dilakukan oleh sekelompok pelaku, dan ditangkap oleh sekelompok yang disebut penonton. Tari tumbuh karena kebutuhan manusia dalam rangka menemukan keserasian dengan lingkungan guna mempertahankan kesinambungan hidupnya (Atmadibrata:1978).

M. Jazuli mengemukakan bahwa tari adalah gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Soeryobrongto:1987, 12-34).

Pengertian tari tradisional adalah suatu tarian yang pada dasarnya berkembang di suatu daerah tertentu yang berpedoman luas dan berpijak pada adaptasi kebiasaan secara turun temurun yang dipeluk/dianut oleh masyarakat yang memiliki tari tersebut. Di buku lain mengatakan bahwa tari tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari masyarakat daerah tersebut yang sudah turun temurun dan menjadi

budaya masyarakat tersebut (Lestari:2009).

(16)

6 Kesenian Tradisional Doger Kontrak

II.2 Pengertian Seni Tradisional Doger Kontrak

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pakar seni tari tradisional Nanu munajah dahlan, doger merupakan Kesenian asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang cukup unik. Berfungsi sebagai seni pergaulan, upacara adat, dan hiburan seperti: hiburan rakyat, upacara sebelum penanaman padi, dan ritual doa untuk suatu daerah yang sudah berlangsung sebelum kedatangan inggris tahun 1812. Doger kontrak sendiri merupakan kesenian tradisional hasil rekonstruksi dari kesenian doger yang sangat populer di Subang pada jaman penjajahan. Rekonstruksi dilakukan selama lima tahun oleh beberapa dosen Akademi Seni Tari Bandung, di antaranya Iyus Rusliana, Nanu Munajah dahlan, serta Dindin Rasidin pada tahun 1980-1985. Akhirnya kesenian doger berhasil direkonstruksi, dan ditampilkan kembali sebagai seni pertunjukan. Kesenian tradisional doger kontrak sempat ditampilkan pada berbagai misi kebudayaan dan festival tari di Malaysia, Jepang, Thailand, India, Italia, Perancis dan Amerika Serikat.

II.2.1 Sejarah Perkembangan Kesenian Tradisional Doger Kontrak

Sebelum kedatangan Inggris sekitar tahun 1812 kesenian tradisional doger sudah dikenal masyarakat Subang. Doger awalnya berfungsi sebagai tarian adat, keagamaan, dan ritual saat penanaman padi maupun pada saat panen tiba. Selain itu biasanya kelompok tari ini berjalan dari kampung ke kampung, membawa penari dalam jumlah ganjil: tiga, lima, tujuh, atau sembilan penari. Satu diantara mereka adalah penari bangbarep atau penari primadona.

Pada awalnya, pemain musik dan penari menggunakan busana sunda seperti kemeja kampret dan kebaya. Tetapi, sejak masuknya Inggris ke Kabupaten Subang, mereka mengubah penampilan busana penari perempuan berupa longdress alias rok terusan yang mengembang seperti perempuan Eropa.

(17)

7

hanya tampil dilapangan dan berkeliling kampunng untuk menghibur masyarakat, tetapi doger juga mendatangi perkebunan yang dipimpin oleh pemerintahan Hindia-Belanda untuk menghibur para pekerja. Biasanya mereka mengamen saat pekerja perkebunan usai mendapat upah diakhir pekan, kegiatan ini berlangsung hingga tahun 1944. Pada saat itu kesenian yang ada di Kabupaten Subang mulai jarang digelar karena terjadi peperangan sebelum Indonesia merdeka, termasuk kesenian tradisional doger kontrak. Setelah Indonesia dan para penjajah pada saat itu sebagai pemilik utama perkebunan sudah terusir dari kabupaten Subang, hal ini sangat berpengaruh pada aktifitas kesenian doger yang semakin menghilang. Pada tahun 1970 muncul kesenian baru yaitu kesenian Jaipongan mulai berkembang karena dianggap lebih menarik dan kesenian dogerpun sudah tidak pernah digelar lagi. Lahirnya jaipongan mengispirasi para seniman akademisi untuk mengangkat kembali kesenian doger yang tidak pernah terdengar lagi. Diawali dengan pencarian nara sumber terutama pelaku dan saksi hidup salah satunya Jahim sebagai orang yang pernah memimpin kelompok doger, maka dimulailah revitalisasi doger dilakukan. Proses revitalisasi terhadap seni doger

yang dilakukan para akademisi seni yaitu oleh beberapa dosen Akademi Seni Tari Bandung, di antaranya Iyus Rusliana, Nanu Munajah dahlan, serta Dindin Rasidin. Kepedulian terhadap kesenian ini untuk di angkat menjadi objek pengkajian dan garapan muncul setelah lahirnya Jaipongan yang tahun 1980-an mulai populer. Rekonstruksi dilakukan dengan metode wawancara dan melakukan penelitian terhadap gerak yang dilakukan oleh ronggeng serta meniru alunan musik yang digunakan untuk mengiringi tarian tersebut. Setelah upaya – upaya yang dilakukan dalam waktu yang cukup panjang dengan rasa syukur akhirnya dapat terwujud dengan baik hasil rekonstruksi doger.

(18)

8

saat ini doger kontrak menjadi salah satu materi ujian di Institut Seni Budaya Indonesia (Nanu: desember 2015, wawancara).

II.2.2 Pertunjukan Kesenian Tradisional Doger Kontrak

(19)

9 II.2.3 Busana Pertunjukan Kesenian Doger Kontrak

Pertunjukan doger kontrak memiliki busana yang sangat khas dikenakan oleh ronggeng (penari) yakni kain yang didesain menyerupai rok. Desain busana ini mengadopsi pada gaun yang biasa dikenakan Bangsa Eropa yang berbentuk bulat menyerupai rok. Pakaian dalam ronggeng pada saat zaman penjajahan menggunakan tiga sampai enam lapis hal ini bertujuan untuk menjga kehormatan ronggeng terhadap para bajidor yang berprilaku tidak sopan.

Untuk bagian atas menggunakan pakaian menyrupai tangtop atau yang dikenal masyarakat jawa barat kutang nini dan bisa disebut juga apok, dan pada bagian dada ronggeng juga menjejali dadanya dengan menggunakan kain yang bertujuan untuk menjaga bagian dada supaya tidak terjadi kontak langsung dengan bajidor yang mencoba memegang bagian dada ronggeng. Menggunakan selendang biasa disebut juga sampur, selendang ini merupakan hiasan dan untuk memberi kesan anggun terhadap rongeng. Pada awalnya selendang berfungsi sebagai senjata dan daya tarik ronggeng, sehingga bisa membuat para bajidor yang menjadi sekutu penjajah tertarik terhadap ronggeng, setelah ronggeng berhasil membuat bajidor tertarik ronggeng mengajak bajidor ketempat yang sepi dan menerkamnya dengan menggunakan selendang tersebut. Selain selendang ronggeng juga menggunakan tusuk konde yang mereka pakai sebagai senjata untuk menusuk bajidor. selain itu ronggeng juga mengenakan kacamata hitam untuk menjadi daya tarik dan membedakan dengan doger yang sebelumnya tidak mengenakan kaca mata hitam, kacamata hitam ini juga mengambarkan bahwa dengan mata yang tertutup manusia tetap bisa melihat dan merasakan sesuatu dengan hati. Busana bagian bawah ronggeng mengenakan rok menyerupai gaun yang biasa dikenakan oleh Bangsa Eropa terdahulu serta memakai kaos kaki. Busana yang digunakan saat pertunjukan doger kontrak, rata-rata mengadopsi pada pakaian orang asing saat zaman penjajahan. (Waway: april 2016, wawancara)

(20)

10 II.1 Busana Doger Kontrak

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) II.2.4 Alat Musik

Alat musik yang digunakan saat pertunjukan doger kontrak antara lain:

 Genjring

Genjring merupakan alat yang berfungsi sebagai patokan nada awal untuk alat musik pengiring yang lain. Bunyi yang dihasilkan genjring biasanya bunyi pong, pang, ping dan bunyi pak bum. Untuk menghasilkan bunyi

pong dengan cara menepak bagian pinggir genjring menggunakan

beberapa ujung jari tangan dan menepuknya dilepas. Bunyi pang

dihasilkan dengan cara menepuk bagian pinggir genjring (lebih ketengah

sedikit dari cara membunyikan pong) menggunakan sebagian telapak

tangan dan menepuknya dilepas. Bunyi ping dihasilkan dengan cara

menepuk bibir genjring menggunakan beberapa ujung jari tangan

menepuknya dirapatkan (Nanu : April, 2016).

II.2 genjring

(21)

11  Belentuk Ngapung

Belentuk ngapung merupakan alat musik yang penting dalam kesenian tradisional doger kontrak, alat musik ini berjumblah tiga buah yang memiliki bunyi khas seperti kodok terbang atau benlentuk ngapung biasa dibilang masyarakat sunda. Selain itu alat musik ini juga memiliki makna tri tangtu yang berarti tiga ketentuan manusia yang melambangkan dunia bawah, dunia tengah, dan dunia atas atau menunjukan sang pencipta (Waway: April 2016, wawancara).

II.3 Belentuk ngapung

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

 Kecrek

Kecrek merupakan alat musik yang tidak bernada, terbuat dari lembaran besi berukuran 10 cm memiliki 3 mm. Kecrek menghasilkan bunyi crek crek sepeti nama alat musiknya sendiri kecrek. Dalam kesenian doger kontrak kecrek hanya digunakan sebagai pelengkap untuk mengiringi alat musik yang lain (Nanu: April 2016, wawancara).

II.4 kecrek

(22)

12  Kendang

Kendang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu nangka, kelapa, atau campedak dan ujungnya dibalut dengan kulit kambing atau kerbau. Kendang digunakan dalam pertunjukan doger kontrak sebagai salah satu alat musik yang penting karena hampir semua kesenian tradisional di indonesia menggunakan kendang sebagai alat pengiringnya, kendang juga merupakan alat musik tradisional yang khas dan selalu ada dalam pertunjukan seni tradisional di Indonesia termasuk doger kontrak

(Nanu : April 2016, wawancara).

II.5 Kendang

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

 Torompet

Torompet merupakan alat musik tradisional yang berasal dari jawa barat. Torompet terbuat dari kayu yang memanjang dengan lubang untuk menghasilkan bunyi dan pada bagian atas terdapat batok yang berfungsi sebagai dudukan untuk meniup torompet. Dalam pertunjukan doger kontrak torompet digunakan sebagai alat musik pengganti sinden karena pertunjukan doger kontrak tidak menggunakan sinden sebagai penyanyi (Nanu : April 2016, wawancara).

II.6 Torompet

(23)

13  Gong

Fungsi alat musik gong adalah dimainkan sebagai bagian dari upacara

keluarga, masyarakat, kerajaan, dan keagamaan. Selain dikenal sebagai

alat musik, gong dianggap sebagai harta , mas kawin, pusaka, lambang

status pemilik, perangkat upacara, dan lainnya. Jumlah gong sering kali

lebih penting dari nadagong (gong sebagai simbol/ritual), gong sebagai

alat komunikasi antarwarga. Gong dalam kesenian tradisional doger

kontrak diguakan sebagai tanda perpindahan lagu dari lagu satu ke

lainnya.(Nanu: April 2016, wawancara)

II.7 Gong

Sumber: http://www.tradisikita.my.id/ (14 Juni 2016)

II.2.5 Makna Dan Gerakan Dalam Doger Kontrak

Dari hasil wawancara terhadap Nanu Munajah Dahlan, gerakan awal dalam kesenian doger kontrak cenderung lebih lambat biasa disebut lalamba, dan semakin lama semakin cepat. Selain itu doger kontrak memiliki ciri khas tersendiri dibanding seni tari lainya, dengan menggunakan torompet yang memiliki suara khas dan unik untuk mengganti sebuah nyanyian yang biasa dibawakan oleh sinden.

Keseluruhan gerak pada doger kontrak disebut penca yang terdiri dari gabungan antara gerak mincid, godeg, pinggul, capangan, dan galeong.

(24)

14

yakni arang-arang dan lagu ageng gerakan ronggeng lebih lambat dan hati-hati gerakan awal ini melambangkan para petani menanam padi yang harus dilakukan secara rapih dan hati-hati. Setelah masuk irama ke tiga sampai akhir yaitu irama dumanini, ewag, laras konda, dan gaplek gerakan serta musik yang dimainkan lebih cepat, ini melambangkan rasa syukur dan gembira pada saat masa panen tiba. Doger kontrak juga merupakan sebuah tuntunan dan tontonan bagi masyarakat, tuntunan untuk selalu bersyukur terhadap Tuhan, selalu menjaga alam dan melestarikan alam yang masyarakat gunakan untuk perkebunan, dan selalu peduli terhadap sesama manusia saling berbagi saat mendapat hasil panen dari perkebunan, dan merupakan tontonan yang telah dikemas menjadi seni pertunjukan.

II.8 Gerakan pembuka dalam doger kontrak Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

(25)

15

II.9 Gerakan memasuki irama cepat Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Gambar diatas mulai masuk pada irama dumanini sampai lagu gaplek, musik dan gerak yang dimainkan lebih cepat dari gerakan sebelumnya.

II.10 Gerakan penutup

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

(26)

16 II.3 Analisa

II.1 Diagram : Pengetahuan masyarakat terhadap doger kontrak. Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Berdasarkan hasil kuesioner kepada 50 masyarakat didaerah Kabupaten Subang, tepatnya di SMK 1 Dawuan dan Perpustakaan Kabupaten Subang mayoritas dari masyarakat tidak mengetahui tentang kesenian tradisional doger kontrak. 26% (13 orang) mengetahui, 68% (34 orang) tidak mengetahui, dan 6% (3 orang) tidak memberi tanggapan. Hasil analisa ini jelas menunjukan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesenian tradisional doger kontrak.

26%

68% 6%

Pengetahuan Masyarakat Terhadap

Doger Kontrak

(27)

17

II. 2 Diagram : Dukungan masyarakat terhadap pelestarian doger kontrak. Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Berdasarkan hasil kuesioner kepada 50 masyarakat didaerah Kabupaten Subang, tepatnya di SMK 1 Dawuan dan Perpustakaan Subang data menunjukan bahwa 78% (39 orang) mendukung pelestarian, 6% (3 orang) tidak mendukung, dan 16% (8 orang) tidak menjawab. Pada umumnya masyarakat sadar akan pentingnya kelestarian seni tradisional dan mendukung pelestarian kesenian tradisional doger kontrak, dengan alasan kesenian doger kontrak ini merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia khususnya Kabupaten Subang yang merupakan tempat lahir dan berkembang kesenian tradisional doger kontrak.

II.4 Khalayak

Secara umum masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui kesenian tradisional doger kontrak, padahal sangat penting kesenian doger kontrak untuk dilestarikan karena mengandung makna dan nilai kebudayaan dalam kesenian tradisional doger kontrak. Menurut tayangan yang dipublikasikan oleh TV One gerakan dalam doger kontrak berdampak positif kepada sang penari. Karena dalam setiap gerakan tari akan membuat seorang penari merasakan kebebasan, bebas berekspresi, merasa beban dalam hidupnya karena hanyut dalam alunan musik dan gerakan tari yang sedang dimainkan.

78% 6%

16%

Dukungan Masyarakat Terhadap

Pelestarian Doger Kontrak

(28)

18 II.5 Resume Perancangan

Perancangan ini bertujuan untuk memberikan sebuah informasi terkait dengan kesenian tradisional doger kontrak asal Subang. Setelah dilakukan kuesioner kepada masyarakat, pada umumnya masyarakat Subang sendiri tidak mengetahui tentang kesenian doger kontrak.

(29)

19 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi dan perancangan, dari dua kata tersebut memiliki arti masing – masing. Strategi adalah sebuah cara atau teknik yang telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan perancangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan imajinasi, fakta, sketsa yang dapat merubah sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lebih baik untuk mencapai tujuan.

Dengan menggunakan buku ilustrasi adalah strategi perancangannya, menggunakan teknik perancangan awal dengan membuat sketsa gambar yang simpel sehingga bisa dengan mudah dimengerti, setelah itu diberi sentuhan warna yang disesuaikan dengan cerita dalam buku tersebut. Kelebihan yang dimiliki oleh media ini adalah adanya ilustrasi untuk menunjukan gambaran objek yang akan di informasikan serta dilengkapi dengan penjelasan berupa teks sehingga bisa lebih mudah untuk dimengerti. Dengan perancangan buku ilustrasi tentang kesenian

tradisional doger kontrak asal subang ini dapat memberi informasi terhadap audience yang dituju, maka dibutuhkan strategi perancangan yang terkonsep dengan baik.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan dari perancangan media informasi kesenian tradisional doger kontrak sebagai berikut :

Memberi informasi terhadap masyarakat sehingga dapat mengenal dan mengetahui tentang kesenian tradisional doger kontrak, dengan demikian masyarakat bisa peduli terhadap kesenian tradisional tersebut.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

(30)

20 masyarakat agar tertarik dengan buku ilustrasi tentang kesenian tradisional doger kontrak, antara lain :

 Dengan ada buku ilustrasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk

menerima informasi tentang kesenian tradisional doger kontrak.

 Infomasi ini dapat dimengerti dengan baik oleh masyarakat dengan membaca

dan memahami isi dari buku ilustrasi kesenian tradisional doger kontrak yang mengenalkan sejarah, busana pertunjukan, dan alat musik yang dipakai dengan menggunakan ilustrasi serta dilengkapi dengan penjelasan berupa teks sehingga bisa dengan mudah dimengerti.

 Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang digunakan dalam buku ilustrasi ini berupa gambar, warna dan teks yang menginformasikan tentang sejarah, busana yang digunakan, dan jenis alat musik yang digunakan.

Tampilan visual layout buku ilustrasi ini dilakukan pendekatan dengan gambar, ilustrasi suasana dan warna, agar dapat menampilkan kesan dan suasana yang diinformasikan dalam buku ilustrasi ini terasa, dengan desain yang tidak terlalu rumit agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami buku ilustrasi tersebut.

 Pendekatan Verbal

Penyampaian informasi dalam media buku ilustrasi ini dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai penjelasan dan informasi agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target sasaran sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

III.1.3 Materi Pesan

(31)

21 III.1.4 Gaya Bahasa

Menggunakan bahasa formal Indonesia agar terkesan lebih serius serta sesuai dengan target audiens.

- Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan - Status ekonomi : Semua kalangan

- Pendidikan : Sekolah menengah pertama hingga mahasiswa - Pekerjaan : Siswa dan siswi

Geografis

Masyarakat yang berada di wilayah Indonesia khususnya wilayah perkotaan. Lebih spesifik lagi adalah di Kabupaten Subang.

Psikografis

Dipilih remaja karena menurut Makmun (28,2003) pada usia tersebut tingkah laku dan pola hidup mereka masih belum konsisten untuk memilih apa yang terbaik dan menarik untuk dipelajari, kehidupan mereka masih bersifat keingintahuan dan mengenal.

Blos menyatakan bahwa perkembangan hakikatnya adalah penyesuaian diri dalam rangka untuk mengatasi stress. Dalam penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu:

(32)

22 Remaja tengah, 15 - 18 tahun pada tahap ini remaja cenderung lebih membutuhkan teman. Ada kecenderungan mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang memiliki sifat yang sama dengan dirinya. Remaja pada fase ini sering mengalami kebingungan dalam menentukan sikapnya pada orang lain.

Remaja akhir, 18 - 22 tahun tahap ini adalah masa konsolidasi menuju masa dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu:

 minat yang makin mantap terhadap fungsi intelektual

 egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan

dalam pengalaman baru.

 Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

 Egosentrisme diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri

dan orang lain.

 Tumbuh dinding yang memisahkan antara diri pribadinya dengan

masyrakat.

2. Consumer Insight

Remaja – dewasa, laki-laki dan perempuan untuk remaja yang bersekolah tingkat sekolah menengah pertama hingga mahasiswa dengan status sosial semua kalangan bawah hingga atas.

3. Consumer Journey

(33)

23 Tabel III.1 Consumer Journey

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

III.1.6 Strategi Kreatif

Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) strategi kreatif adalah cara memodifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.Untuk mendapat

Waktu Aktivitas Remaja Tempat Point Of Contact

05.00-07.00

(34)

24 hasil tersebut maka harus dilakukan penetapan target audience, perencanaan media, perencanaan pesan dan perencanaan eksekusi. Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan, maka penyampaian informasi harus dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif adalah informasi yang disampaikan dalam bentuk pesan dalam isi buku harus menarik dan memiliki strategi visual yang berbeda tetapi mudah dimengerti, dengan pola seperti itu pembaca bisa memahami isi dari pesan yang disampaikan khususnya target sasaran yang dituju.

Copywriting

Headline : Kesenian tradisional doger kontrak asal subang

Storyline

Halaman 1 : Sejarah

Halaman 2 : Ilustrasi pagelaran doger saat masa panen Halaman 3-4 : Ilustrasi kelompok doger ngamen diperkebunan Halaman 5 : Ilustrasi ronggeng menarik perhatian sekutu penjajah Halaman 6 : Ilustrasi ronggeng menikam sekutu penjajah

Halaman 7 : Kelompok doger menghilangkan jejak penikaman Halaman 8 : Alasan ronggeng menikap sekutu penjajah

Halaman 9-10 : Ilustrasi penyebab doger jarang ditampilkan Halaman 11 : Rekonstruksi Kesenian Doger

Halaman 12 : Ilustrasi hasil rekonstruksi kesenian doger Halaman 13-14 : Ilustrasi hasil rekonstruksi kesenian doger Halaman 15 : Busana

(35)

25

 Sketsa

Gambar III.1 Sketsa karakter Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

(36)

26 III.1.7 Strategi Media

Media Utama

Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan danpengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang perasaan,perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, 2002:6)

Media utama yang akan digunakan dalam penyampaian pesan yang terkandung dalam kesenian tradisional doger kontrak ini adalah buku

ilustrasi, buku dipilih karena belum ada buku yang menjelaskan secara khusus tentang kesenian tradisional doger kontrak, selain itu buku mudah untuk digunakan dan dapat dibawa kemana saja, media buku dapat dengan mudah ditemukan karena banyak toko buku hingga perpustakaan yang dapat dijumpai.

Media Pendukung

Media pendukung dapat membantu meningkatkan minat audiens untuk membeli buku ilustrasi tentang kesenian tradisional doger kontrak. Media pendukung utama yang digunakan adalah x-banner sebagai media promosi utama untuk memperkenalkan buku ilustrasi kesenian doger kontrak kepada audiens. Sedangkan untuk media promosi yang akan dikemas satu paket dalam buku ilustrasinya sebagai bonus adalah sticker, poster, gantungan kunci, dan t-shirt, khusus untuk t-shirt setiap pembelian buku pada saat launching akan mendapat paket murah buku, t-shirt dan gratis media

pendukung lain. Dengan pendukung ini secara tidak langsung dapat mengenalkan kesenian doger kontrak karena fungsi dari media pendukung ini sebagai aksesoris yang bisa digunakan dalam beraktivitas sehari hari.

III.1.8 Strategi Distribusi

(37)

27 potensi untuk menerbitkan buku yang menceritakan tentang kebudayaan tradisional. Toko-toko seperti gramedia, graha media, toga mas, perpustakaan dari tiap-tiap sekolah, dan dinas terkait tentang kebudayaan akan menjadi target utama pendistribusian buku ini. Buku ilustrasi ini akan didistribusikan pada hari jadi Kabupaten Subang dalam acara tersebut berbagai macam kesenian tradisional Subang akan dipertunjukan termasuk doger kontrak. Berikut tabel distribusi buku ilustrasi kesenian tradisional doger kontrak.

Tabel : III.1 Distribusi

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

III.2 Konsep Visual

Konsep visual dari perancangan media informasi tentang kesenian tradisional doger kontrak adalah menampilkan visual yang menggambarkan suasana jaman dahulu hingga saat ini dengan menggunakan warna-warna yang mendukung dan tetap memperlihatkan kesan kehidupan masyarakat agraris pada saat itu. Penyampaian pesan secara informatif tanpa menggunakan ilustrasi dan layout yang disesuaikan dengan kehidupan masyarakat subang pada saat itu. Sehingga dapat menjelaskan dan mempersentasikan kebudayaan tersebut.

(38)

28 III.2.1 Format Desain

Aplikasi mengenai buku ilustrasi ini berukuran 14.8x21cm (A5), ukuran tersebut adalah ukuran yang sesuai dengan standar pocket book. Isi dari aplikasi ini adalah menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan, serta dijelaskan juga busana dan alat musik yang dipakai saat pagelaran kesenian tradisional doger kontrak.

14.8 cm

21. cm

Gambar III.3 Format Desain Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) III.2.2 layout

Menurut Lukmanul hakim layout dalam bahasa memiliki arti tata letak. Layout memiliki lima prinsip yaitu kesederhanaan, kontras, keseimbangan, keharmonisan,

dan keselarasan. Ke lima prinsip tersebut menjadi pertimbangan dalam merancang buku ilustrasi tentang kesenian tradisional ini. Pada bagian cover menggunakan tipografi yang besar dan dilengkapi icon-icon seperti alat musik dan busana yang digunakan dalam doger kontrak. Dengan tujuan masyarakat bisa tertarik dan memahami tentang buku ilustrasi tersebut.

(39)

29 Gambar III.4 Layout Buku ilustrasi kesenian doger kontrak

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) III.2.3 Huruf

 Tipografi

Covington

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 123456789{!@#$%^&*()_+|,.?:”}

The quick brown fox jumps over the lazy dog

Font covington digunakan dalam penulisan judul karena font memiliki bentuk tegas tetapi memiliki lengkungan, hal ini cocok dengan tarian doger kontrak yang gemulai tetapi tetap menegaskan identitas masyarakat Subang.

Helvetica LT CondensedBlack

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

123456789{!@#$%^&*()_+|,.?:”}

(40)

30

Helvetica LT Light

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

123456789{!@#$%^&*()_+|,.?:”}

Font heveltica lt light digunakan dalam penjelasan setiap halaman yang

ada dalam buku ilustrasi kesenian tradisional doger kontrak, font ini digunakan karena memiliki bentuk huruf yang jelas sehingga dapat mudah dimengerti oleh pembaca.

III.2.4 Ilustrasi

Wojirsch berpendapat, ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat menielaskan makna Yang terkandung didalam pesan tersembunyi (1995). Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan buku ini dengan cara membuat sketsa manual, setelah itu diberi pewarnaan dengan menggunakan teknik digital menggunakan aplikasi photoshop. Teknik manual dilakukan karena agar lebih mudah menggambarkan suasana jaman dulu dikarenakan tidak ada sumber foto pada saat itu. Teknik pewarnaan digital digunakan supaya bisa menimbulkan kesan dan suasana saat jaman dulu hingga sekarang, dan teknik ini tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses pengerjaan.

Referensi

(41)

31 Gambar III.7 Ilustrasi doger ngamen diperkebunan

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Gambar III.8 Ilustrasi rekonstruksi doger Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

(42)

32 III.2.5 Warna

 Warna

Teori Brewster pertama kali dinyatakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster menjelaskan teori komplementer, split komplementer, triad, dan tetrad.

Warna primer, merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.

Warna sekunder, merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

Warna tersier, merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.

Warna netral, warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

(43)

33

RGB CMYK RGB CMYK 209191117 2020650 55357 55678371

RGB CMYK RGB CMYK 1054710 3679100 17220798 371800

RGB CMYK RGB CMYK RGB CMYK 25500 0991000 186234239 25070 238218174 612350

(44)

34 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Buku Ilustrasi Doger Kontrak Kesenian Tradisional Subang IV.1.1 Media Utama

Media utama buku ilustrasi berukuran 14.8x21cm (A5), potrait yaitu. Jenis kertas yang digunakan adalah jenis art paper tebal 260 gram, sedangkan untuk covernya menggunakan hard cover dari bahan art paper tebal 260 gram dan dilapisi kertas duplek.

IV.1.2 Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan awal dengan cara membuat sketsa manual pada kertas setelah itu dipertegas garisnya dengan menggunakan ballpoint, stelah sketsa selesai gambar discan dan akan masuk pada diberi pewarnaan.

Gambar IV.1 Proses sketsa

Gambar IV.1

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

(45)

35 karena lebih mudah dalam tahap pewarnaan dan tidak menghabiskan waktu yang terlalu lama berbeda tengan pewarnaan manual yang lebih rumit dan lama.

Gambar IV.2 Proses pewarnaan Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Setelah proses perancangan selesai buku ilustrasi ini akan doproduksi dengan cara dicetak menggunakan print laser dengan ukuran dan jenis kertas yang telah ditentukan.

IV.2 Media Pendukung IV.2.1 Poster

Untuk media pendukung poster digunakan sebagai media informasi berhubungan dengan terbitnya buku ilustrasi tentang kesenian tradisional doger kontrak.

IV.2.1.1 Teknis Produksi

(46)

36 29,7 cm

42 cm

Gambar IV.3 Poster Sumber : Dokumentasi pribadi IV.2.2 X-Banner

Media pendukung x-banner digunakan saat launcing buku ilustrasi, x-banner ini

berfungsi sebagai sarana memberi informasi terhadam masyarakat. Dengan menggunakan media pendukung x-banner informasi tentang launching buku pada saat itu bisa lebih luas karena ukuran cukup jelas untuk dilihat oleh masyarat yang berada dilokasi launcing buku ilustrasi tersebut.

IV.2.2.1 Teknis Produksi

(47)

37

Gambar IV. 4 X-banner Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

IV.2.3 Stiker

Sticker difungsikan sebagai media pengingat dan sebagai bonus dari pembelian buku ilustrasi, desain stiker menggunakan macam – macam alat musik yang digunakan dalam kesenian doger kontrak.

IV.2.3.1 Teknis Produksi

Bahan yang digunakan dalam pembuatan stiker yaitu dengan kertas vinyl (semacam plastik yang tahan air) stiker ini memiliki ukuran 6cm x 8cm ukuran ini pas jika ditempel dimanapun karena memiliki ukuran tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

8cm

6cm

Gambar IV.5 Stiker

(48)

38 IV.2.4 Gantungan Kunci

Gantungan kunci berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja oleh semua kalangan.

IV.2.4.1 Teknis Produksi

Ukuran gantungan kunci yang digunakan adalah berdiameter 45mm diprint dalam kertas inkjet dan di press.

Gambar IV.6 Gantungan kunci Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

IV.2.5 Flyer

Flyer difungsikan sebagai media informasi berhubungan akan adanya launching buku ilustrasi tentang kesenian tradisional doger kontrak pada saat hari jadi kota subang. Media ini akan disebar sebelum acara launching dimulai.

IV.2.5.1 Teknis Produksi

(49)

39 14,8cm

21cm

Gambar IV.7 Flyer

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

IV.2.6 Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

IV.2.6.1 Teknis Produksi

(50)

40 2cm

14cm

Gambar IV Pembatas buku Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) IV.2.7 T-Shirt

Media pendukung t-shirt digunakan pada saat launching buku ilustrasi tersebut agar bisa menunjukan identitas dari doger kontrak itu sendiri, setiap penjualan buku ilustrasi doger kontrak pada saat launching buku akan mendapatkan t-shirt yang sudah termasuk didalamnya.

Gambar IV.9 T-shirt

(51)

41 IV.2.7.1 Teknis Produksi

T-shirt yang di produksi menggunakan bahan gildan karena memiliki kualitas yang bagus selain itu gildan juga tidak ada jaitan dibagian pinggir t-shirt, ukuran yang disediakan lengkap S, M, L, XL. T-shirt tersebut diproduksi dikonveksi yang menyediakan jasa pembuatan t-shirt.

IV.2.8 Goodie Bag

Media pendukung goodie bag digunakan sebagai tempat buku untuk mempermudah membawa buku ilustrasi tersebut yang didalamnya terdapat buku, stiker,gantungan kunci, pembatas buku, dan t-shirt.

8cm

30cm

27cm

Gambar IV.10 Goodie bag Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

IV.2.8.1 Teknis Produksi

Gambar

Gambar diatas merupakan gerakan pembuka dalam tarian doger kontrak.
Gambar diatas mulai masuk pada irama dumanini sampai lagu gaplek,
Tabel III.1 Consumer Journey
Gambar III.1 Sketsa karakter Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media informasi yang dipilih adalah video dokumenter dikarenakan agar target audience mengetahui realita tentang rumah tradisional di Kampung Naga, perancangan video

Proyek desain interior yang akan dirancang adalah desain interior gedung kesenian musik dan tari tradisional Jawa Barat yang menggunakan konsep hybrid yang mengacu pada

Hadirnya gedung pertunjukan kesenian tradisional di kawasan wisata Senggigi diharapkan menjadi sarana yang tepat sebagai pusat pertunjukan, pameran,

Materi pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan media ini berupa menerangkan tentang sejarah dan bentuk gambaran pertunjukan dari berbagai jenis kesenian khas

sasaran dapat mengatahui prosesi acara kesenian Reak serta nilai-nilai hidup yang. terkandung dalam kesenian

Perencanaan dan perancangan bangunan Padepokan Kesenian Tradisional Pencak Silat yang mampu mengakomodasikan masyarakat dengan fasilitas tambahan yang dapat menunjang

Perancangan buku etnofotografi kesenian Tari Kiprah Glipang, bertujuan sebagai dokumentasi visual yang lengkap tentang proses akulturasi kebudayaan Jawa dan Madura

Oleh karena itu, perlu adanya suatu perancangan yang dapat mewadahi kesenian tradisional dan kuliner dari daerah Trenggalek supaya lebih mudah untuk diperkenalkan