• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inplementasi corporate social responsibility PT Pertamina (persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inplementasi corporate social responsibility PT Pertamina (persero)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

MUHAMMAD SUBHI

106054102080

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Diajukan Kepada Fakulta Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

MUHAMMAD SUBHI

NIM. 106054102080

Di Bawah Bimbingan

Ahmad Zaky M.Si NIP.150411158

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Jakarta, 16 Maret 2010

(4)

i

Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT Pertamina (Persero)

Indonesia berada dalam kondisi yang timpang bila dilihat melalui kacamata ekonomi. Kesejahteraan telah didistribusikan dengan tidak adil. Dalam dunia dimana tujuan badan usaha yang seolah hanya semata-mata mencapai laba, dan dalam kondisi dimana banyak negara membutuhkan investasi dalam rangka pertumbuhan ekonomi, maka tercipta peluang dimana praktek bisnis mengakibatkan kualitas hidup masyarakat digadaikan demi pencapaian laba.

Perusahaan didalam menjalankan tugasnya yaitu memproduksi barang atau jasa untuk disajikannya kepada masyarakat atau konsumen, tidaklah jarang terjadi adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dengan kepentingan perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik terhadap perusahaan besar, menengah, ataupun perusahaan kecil.

Seiring berjalannya waktu, wacana maupun berbagai kajian praktis dan teoritis tanggung jawab sosial perusahaan atau sekarang lebih dikenal dengan

Corporate Social Responsibility CSR menjadi tema aktual yang marak dibahas oleh publik ataupun oleh para akademisi. Disisi lain perusahaan mempunyai tuntutan dan kebutuhan agar perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, tetapi mempunyai sikap lebih arif dan bermoral, serta memperhatikan aspek sosial lingkungan sekitarnya.

Melihat tanggung jawab sosial perusahaan menurut penulis sangat penting untuk diteliti, penelitian dalam skripsi ini melihat bagaimana sebuah perusahaan memberikan implementasi terhadap masalah sosial yang ditimbulkan perusahaan, oleh karena itu skripsi ini mengambil judul “Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT Pertamina (Persero)”. Metodelogi yang digunakan adalah kualitatif yang memungkinkan untuk mengumpulkan informasi mengenai implementasi CSR PT Pertamina (Persero) dan data-data yang diperoleh dianalisis kembali untuk lebih dikembangkan. Dalam menganalisis peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan bagaimana proses implementasi, implementasi yang seperti apa dan faktor pendukung dan penghambatnya.

(5)

Alhamdulillah, pujian setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi ini penuh dengan tanda-tanda kebesaranNnya, penguasa kehidupan dan penentu kematian atas segala anugrah, nikmat, dan petunjuk yang dikaruniakanNya sehingga penulis bisa memikirkan, merefleksikan dan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan ini. Shalawat dan salam semoga selalu disampaikan untuk junjungan nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Suatu kenikmatan yang laur biasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kausa kata setelah rampungnya skripsi ini. Harus diakui, dengan serba keterbatasan yang ada sangatlah berat menyelesaikan skripsi ini, akan tetapi motivasi dalam diri penulis mendongkrak semangat dan memecah hambatan-hambatan yang ada.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT Pertamina (Persero)”. Judul ini lahir dari munculnya kekaguman penulis terhadap pekerja sosial industri lalu keingintahuan melihat bagaimana Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilakukan. kekaguman ini berlanjut pada keinginan untuk meneliti proses implementasi serta pola pengimplementasian dan bentuk implementasinya.

(6)

Perlu penulis sampaikan, banyak sekali orang yang berjasa dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis, berkat doa dan wejangan-wejangan mereka sehingga penulis mampu menangkap sari-sari pengalaman dan memecah kebuntuan dalam menghadapi permasalahan. Kepada nenek yang selalu mendoakan penulis. kepada adik-adiku yang bahu-membahu mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini dan keponakan Aku Kayasan yang selalu membawa semangat serta keceriaan di hari-hari Ku. Dukungan moril dan materil ini memberikan sumbangsih besar dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah Swt membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan dengan balasan yang berlipat. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas wejangannya.

2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas arahannya.

(7)

motivasinya

5. Ahmad Zaky, M.Si. selaku pembimbing yang dengan tulus memberikan pengarahan, petunjuk dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Siti Nafsiyah, MSW ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas arahannya.

7. Dosen-dosen Jurusan Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah mendidik dan memberikan dispensasi waktunya terhadap skripsi ini.

8. Kepada teman-teman, Jurusan Kesejahteraan Sosial periode 2006-2007, BEM Fakultas Dakwah periode 2010-2011, KOMFAKDA periode 2008-2009, AIC (Aula Insan Cita) era 2008-2008-2009, kosan (Cak May, Dani, Adit, Fauzan, Noni, Alfi dan Angel) dan cak-cak yang lain atas perjuangannya.

Akhirnya, segala kebenaran hanya milik-Nya, semoga Allah membalas jasa kebaikan mereka dengan balasan yang setimpal. Dan mudah-mudahan skripsi ini membawa angin segar terhadap berbagai permasalahan sosial yang berkembang di masyarakat.

(8)

ABSTRAK ... i

KATA PENGATAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 8

1. Pembatasan Masalah ... 8

2. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 10

3. Teknik Pengumpulan Data ... 10

4. Teknik Analisis Data ... 11

5. Keabsahan Data ... 11

6. Teknik Analisis Data ... 13

7. Keabsahan Data ... 13

E. Pedoman Penulisan Skripsi ... 14

F. Tinjauan Pustaka ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 16

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 17

2. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 20

B. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/CSR ... 22

1. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/CSR ... 22

2. Pemangku Kepentingan / Stakeholders Perusahan ... 29

(9)

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Proses Implementasi CSR PT Pertamina (Persero) ... 42

B. Implementasi Program-program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamoina (Persero) ... 46

1. Identifikasi Model Corporate Soicial ResponsibilityCSR PT Pertamina (Persero) ... 46

a. Model Implementasi Kerjasama Program ... 47

b. Model Implementasi Secara Langsung ... 54

2. Implementasi Program ... 61

a. Bidang Pendidikan ... 61

b. Bidang Konservasi Lingkungan ... 68

c. Bidang Kesehatan ... 71

d. Bidang Infrastruktur dan Bencana ... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran-saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

(10)
(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan sosial yang banyak berkembang di dalam masyarakat

memerlukan perhatian untuk diatasi, masalah yang paling kontras terutama

masalah kemiskinan, masalah ini telah menjadi salah satu masalah paling serius

di belahan dunia manapun, di negara maju dan apalagi di negara berkembang.

Menurut data statistik, kemiskinan di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak

13,33% dari 237,56 juta jiwa, walaupun ada penurunan jumlah penduduk miskin

dari tahun 2009 yang berjumlah 14,15% namun hal ini masih menjadi

permasalahan yang paling mendesak yang harus ditangani oleh pemerintah.1

Dewasa ini, di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengalami

permasalahan sosial, muncul pula pembangunan gedung-gedung tinggi dan

pabrik-pabrik, hal ini bukan menjadi penyelesaian bagi kesejahteraan masyarakat,

tetapi malah menimbulkan masalah sosial baru, bahkan perusahaan sering sekali

menjadi kontroversi dari masyarakat.

Indonesia berada dalam kondisi yang timpang bila dilihat melalui

kacamata ekonomi. Kesejahteraan telah didistribusikan dengan tidak adil. Dalam

dunia dimana tujuan badan usaha yang seolah hanya semata-mata mencapai laba,

dan dalam kondisi dimana banyak negara membutuhkan investasi dalam rangka

1

(12)

pertumbuhan ekonomi, maka tercipta peluang dimana praktek bisnis

mengakibatkan kualitas hidup masyarakat digadaikan demi pencapaian laba.2

Perusahaan didalam menjalankan tugasnya yaitu memproduksi barang atau

jasa untuk disajikannya kepada masyarakat atau konsumen, tidaklah jarang terjadi

adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dengan

kepentingan perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik

terhadap perusahaan besar, menengah, ataupun perusahaan kecil.3

Bentrok kepentingan sering terjadi terutama dalam hal yang timbul karena

faktor yang mempengaruhi masyarakat oleh perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya. Dalam menjaga moralitas, perusahaan bertanggung jawab kepada

banyak pihak yang berkepentingan karena hal ini merupakan “hal yang harus

dilakukan” terutama berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan atau beberapa tanda

moral yang diyakini atau tindakan dinilai berdasarkan pada apa yang dianggap

baik oleh masyarakat secara umum.4

Keyakinan bahwa perusahaan sebaiknya dioperasikan dengan cara-cara

responsif secara sosial untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan adalah

keyakinan bahwa perusahaan akan berprilaku secara etis.5 Dewasa ini dalam dunia

bisnis, para pebisnis memprioritaskan peningkatan laba, seperti apa yang banyak

dikatakan para pembisnis “Busines of the Busines is Busines” pandangan ini

seperti dikatakan oleh Milton Friedman dan ekonom neoklasik lainnya. Sebagian

berpendapat bahwa dengan meningkatnya kemakmuran perusahaan maka akan

2

Jimi Tanaya, Tanggung Jawab Sosial Korporasi (corporate social responsibility)-Sebuah Pengantar, The Business Watch Indonesia, (Surakarta Juni 2004) Cet-Pertama, h.11

3

Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, April 2001), Cet-Pertama, h. 165

4

J. David Hunger & Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, (Andi Yogyakarta, 2001, 2003), Edisi II, h.79

5

(13)

secara otomatis membawa kemakmuran bagi masyarakat banyak karena produk

yang lebih efisien maupun murah. Akan tetapi fakta membuktikan bahwa - seperti

yang digariskan Kofi Annan - kekayaan memang meningkat drastis, namun hanya

pada sekelompok orang sementara jurang kekayaan antara miskin kaya semakin

melebar akibat distribusi kekayaan yang tidak merata.6

Dampak negatif dari para pelaku bisnis dari aspek dan sudut pandang

apapun baik dari produksi di hilir hingga ke hulu, baik dari perlakuan kepada

buruh, keluarga buruh, maupun yang membentang dari masyarakat sekitar

perusahaan, konsumen, pemerintah, dan yang paling penting terhadap lingkungan

sekitar serta lingkungan yang dipengaruhi oleh produk yang banyak dihasilkan.

Seiring berjalannya waktu, wacana maupun berbagai kajian praktis dan

teoritis tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tema aktual yang marak

dibahas oleh publik ataupun oleh para akademisi. Disisi lain perusahaan

mempunyai tuntutan dan kebutuhan agar perusahaan tidak hanya mencari

keuntungan, tetapi mempunyai sikap lebih arif dan bermoral, serta memperhatikan

aspek sosial lingkungan sekitarnya.

Fenomena tanggung jawab sosial perusahaan baru muncul 30 tahun

terakhir. Kemajuan industri setelah Perang Dunia II dan munculnya negara

sebagai aktor dalam peningkatan kualitas hidup menimbulkan berbagai macam isu

yang justru merusak kualitas sosial.7

Terjadi perubahan sikap para ahli dan mengambil keputusan terhadap

peran bisnis dan unit pemerintah dalam kaitannya dengan efek sosial yang

6

Jimmy Tanaya, “Tanggung Jawab Sosial Korporasi Corporate Social Responsibility Sebuah Pengantar, h.43

7

(14)

ditimbulkannya, sejalan dengan kemunculan itu perusahaan memiliki tanggung

jawab sosial yang didorong oleh fenomena alamiah, kesadaran sosial, kesadaran

pimpinan, dan tuntutan masyarakat.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebuah konsep yang hidup

karena desakan masyarakat atas prilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung

jawab sosial seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, dan

penindasan yang dilakukan kepada buruh.

Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007, disebutkan

bahwa Perseroan Terbatas yang menjalankan usaha di bidang dan/atau

bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial

dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Tetapi dalam pasal ini belum disebutkan secara

rinci dana yang harus dikeluarkan oleh perusahan untuk CSR (corporate social

responsibility) serta sangsi bagi yang melanggar8

Dalam pandangan Islam sudah selayaknya manusia sebagai salah satu

penghuni muka bumi ini untuk senantiasa merawat, melestarikan serta menjaga

lingkungan/bumi dari hal-hal negatif yang dapat merusak alam semesta. Paling

tidak mengurangi terjadinya bencana yang disebabkan oleh ulah tangan-tangan

manusia dan kelalian-kelalainya yang berakibat fatal.9

Persepsi tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Indonesia

terkesan kurang serius - terlihat dalam hasil survey 226 perusahaan di 10 kota

yang dilakukan oleh PIRAC mulai dari bulan Juli hingga oktober 2002 -

perusahaan lebih dominan bagaimana perusahaan memperoleh laba/keuntungan

yang sebesar-besarnya. Meski secara normatif, lebih dari separuh perusahaan yang

8

Edi Suharto, CSR corporate sosial responsibility, Audit, 2008. 9

(15)

menjadi responden mengakui adanya tanggung jawab sosial yang harus diemban

perusahaan, namun di sisilain ada pemahaman yang kurang sempurna dikalangan

dunia usaha mengenai tanggung jawab sosial.10

Seharusnya perusahaan harus mengkaji dan merespon pemasalahan yang

sedang dihadapi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di daerah operasi

perusahaan. Hal ini yang akan memicu hubungan harmonis antara lingkungan,

masyarakat dan membantu mensinegriskan program-program pemerintah.

Hal ini dikarnakan fungsi struktur sosial dalam kehidupan masyrakat,

maka secara psikologis anggota masyarakat merasa ada batas-batas tertentu dalam

setiap melakukan aktifitasnya. Dalam keadaan demikian norma-norma dan

nilai-nilai kemasyarakatan paling tidak dapat berfungsi sebagi pembatas dalam

berprilaku agar tidak melanggar batas-batas hak dari anggota masyarakat lain.11

Ada beberapa hal, bagaimana fungsi tanggung jawab sosial perusahaan

yaitu bagaimana memperkuat dan memelihara integritas sosial (kepercayaan dan

penerimaan sosial) melalui dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap dunia

usaha, sehingga dunia usaha mampu sustainable (berkelanjutan). Bagaimana

perusahaan juga dapat mencegah, mengurangi dan mengendalikan dampak sosial

atas pendirian dunia usaha dilingkungan masyarakat dan lingkungan alam.

Kepedulian dunia usaha juga harus berbasis lingkungan serta memperkuat

10

Zaim Saidi dan Hamid Abidin sumbangan sosial perusahaan (PIRAMEDIA, Juni 2003), Cet- Pertama, h.3-5

11

(16)

masyarakat peduli di kalangan dunia usaha yang menjamin kemampuannya untuk

menyelesaikan masalah sosial di lingkungan eksternal.12

Ide tanggung jawab sosial ini dimaksudkan bahwa perusahaan tidak hanya

punya tanggung jawab ekonomi dan hukum, tetapi juga tanggung jawab tertentu

terhadap sosial diluar kewajiban utamanya. Perusahaan harus punya perhatian

terhadap politik, dalam kesejahteraan masyarakatnya, dalam memperbaiki

pendidikan, dalam mensejahterakan karyawan, dan hal lain yang bersangkut paut

dengan itu.13

Dari apa di jelaskan di atas bagai mana perusahaan harus memiliki

tanggungjawab sosial perusahaannya, hal ini dipicu adanya dampak yang di

tumbulkan perusahaan kepada masyarakat. Dalam hal ini CSR sebagai model

kelembagaan yang didirikan langsung oleh perusahaan yang menjalankan

program dalam menyalurkan dana sosial .perusahaan memiliki prisip atas

tanggung jawab sosial dunia usaha.

Sebagai suatu organisasi ekonomi perusahaan berada dan ada di tengah

masyarakat, perusahaan tumbuh berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat.

Mengingat peran perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh

keuntungan, namun disatu sisi perusahaan juga harus menjalin hubungan

harmonis dengan masyarakat, maka fungsi prinsip tanggungjawab sosial

perusahaan menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan diimplementasikan.14

12

Buletin tanggung jawab sosial dunia usaha, Direktorat Peningkatan Peran Kelembagaan Sosial Masyarakat dan Kemitraan Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Departemen Sosial, h.9

13

Sofyan Syafri Harapan, Manajemen konteporer, h.325 14

(17)

implementasi tanggung jawab sosial dunia usaha ini adalah bagaimana

satu perusahaan bisa menjalankann tanggung jawab sosial perusahaannya serta

apa saja yang telah dilakukannya.

Pengalaman menunjukan bahwa telah banyak dunia usaha yang

melaksanakan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan, meskipun dengan

pola yang berbeda-beda. Kegiatan tersebut sering dilakukan dengan cara-cara

karikatif, tradisional dan konvensional. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana

mengembangkan tanggung jawab sosial dunia usaha menjadi professional dan

berkelanjutan, sehingga menghasilkan suatu kemitraan yang saling

menguntungkan.

Dari apa yang telah diuraikan diatas penulis bermaksud mengadakann

penelitian ilmiah yang akan dilaksanakan di CSR PT Pertamina (Persero) karena

PT Pertamina adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang eksploitasi

minyak dan gas dimana setiap Perusahaan Terbuka PT seperti dijelaskan diatas

dalam Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007, - dewsa ini CSR

adalah trend sebuah bagian yang didirikan perusahaan untuk menjalankan

tanggung jawab sosial perusahaan- yang akan dituangkan dalam skripsi yang

berjudul :

(18)

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian

yang berfokus pada implementasi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR

PT. Pertamina Persero.

2.Perumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah yang

memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulis akan

merumuskan dalam permasalahan diantaranya :

a. Bagaimana CSR PT Pertamina Persero Mengimplementasikan

program-programnya dan apa saja Implementasinya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui proses CSR dalam mengimplementasikan

tanggung jawab sosial perusahaannya.

b. Untuk mengetahui program yang telah diimplementasikan oleh

CSR.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

1) Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis, berkaitan

dengan konsep dan metodologinya

2) penelitian ini dapat memberikan masukan bagi

(19)

3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi

dokumen perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi

rujukan bagi masyarakat yang konsenterasi pada studi

sosial dalam dimensi Corporate Social Responsibility

(CSR)

b. Segi Praktis

1) Bahan masukan bagi instansi atau perusahaan yang

menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR).

D. Metodologi Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengembil lokasi di Corporate Social Responsibility

(CSR) PT Pertamina (Persero), yang beralamat di Jalan Merdeka Timur,

Kel. Gambir, No. 1A, Jakarta Pusat 10110. Pemilihan lokasi tersebut

didasari oleh pertimbangan:

a. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

b. Adanya keingintahuan penulis terhadap bagaimana perusahaan

menjalankan prinsip tanggung jawab sosial perusahaannya, dan juga

sebagai penambahan pemahaman dan wawasan penulis dalam kajian

tanggung jawab sosial perusahaan.

c. Waktu penelitian dimulai tanggal 10 Januari s/d 03 Maret 2011

ditambah dengan waktu penelitian praktikum II pada tanggal 2

(20)

2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatifteknik pemilihan

responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling15 yang

memeberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi responden

yang sesuai dengan tujuan penelitian. Yang penting disini bukan jumlah

respondennya melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan

pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yag dipelajari.

Tipologi Responden CSR PT Pertamina Persero

No Nama Pertanyaan Jumlah

1. Julian Iskandar

Div. Inverioment

Dampak Corporate Social Responsibility

CSR dan Strategi 1 org

2. Iwan

Staff. CSR

Latarbelakan Didirikan Corporate Social

Responsibility PT Pertamina (Persero),

dan Konsep CSR

1org

3. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tahapan proses

implementasi yang dilaksanakan oleh CSR PT Pertamina (Persero).

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini memakai pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa

pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak terlalu

rinci, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang

15

(21)

lebih mendasar, menarik dan unik bermakna di lapangan.16 Data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti

lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi.17

Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat

menggambarkan dan menganalisis bagaimana CSR PT Pertamina

(Persero) mengimplementasikan program-programnya. Karena itulah, jenis

penelitian ini sendiri mempunyai misi yaitu meleihat program dan proses

pengimplementasiannya.

4. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,

maka peneliti menggunakan penelitian lapangan (field reaserch). Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek

penelitian, yaitu dari 2 orang struktural yang berada di CSR PT

Pertamina (Persero),

b. Data Sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh baik berupa dokumen,

arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau

benda peninggalan yang berkaitan dengan penelitian.18 Data sekunder

ini penulis peroleh dari laporan tahunan PT Pertamina (Persero)

2009-2010, media masa, jurnal buku-buku dan lain-lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data dengan Wawancara (Skunder)

16

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Grafindo Persada, 2003), Cet.ke-2, h. 39.

17

Heribertus B. Sutopo, metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya(Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h. 36.

18

(22)

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi ini dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Seperti ditegaskan oleh Lincon dan Guba antara lain,

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan yang dialami masalalu.19

Peneliti melakukan wawancara jenis baku terbuka, jenis

wawancara ini adalah jenis wawancara yang menggunakan

seperangkat pertnyaan baku. Urutan pertanyaannya, kata-katanya, dan

penyajiannyapun sama untuk setiap responden.20

Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu

untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara

seorang yang wawancarai dengan yang yang lainnya.

b. Pengumpulan Data dengan Observasi

Observasi adalah pengamatan dari sumber data, dalam hal ini

peneliti datang ketempat yang diamati, tetapi tidak ikut dalam

kegiatan tersebut, tetapi melakukan pengamatan langsung bagaimana

perusahaan menjalankan tanggunggung jawab sosial perusahaannya.

c. Studi Dokumen (Primer)

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Maksud

pengumpulan dokumen ialah untuk memperoleh kejadian nyata

19

Leksi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif h. 135. 20

(23)

tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek

penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan subjek penelitian Prinsip Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan, maka hal tersebut akan dikemukakan disini bahwa, analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan

kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

7. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah, data yang diperoleh data yang telah teruji

dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data di ujikan lewat

diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat

realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena

itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data yang

relevan. Selain itu teknik untuk keabsahan data ada beberapa cara:

a. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan teknik yang sama.21Sebagai gambaran atas data

yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara

perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis

21

(24)

melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain,

dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam

skripsi ini merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang

ditertbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2008.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi

yang berjudul “Pendayagunaan Dana CSR PT. Bank Negara Indonesia

(Persero)Tbk Melalui Program Mitra Binaan, yang disusun oleh Khilada

Kholishoh mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah 2004 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sebagai

Basis Pengembangan Masyarakat (Kasus Community Development Center

Telkom)” yang di susun oleh Misbahul anwar Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam 2008 UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Melakukan tinjauan

pustaka pada skripsi tersebut merupakan ketertarikan penulis dalam studi

Pendayagunaan dana CSR. Apa yang dilakukan penelitian skripsi ini tentu

menjadi bahan perbandingan terhadap skripsi tersebut.

G. Sistematika Penulisan

(25)

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, yang terdiri dari pertama pengertian

CSR/tentang tanggung jawab sosial perusahaan, kedua

implementasi CSR ketiga kemitraan serta berkelanjutan keempat

stakeholder / Pemangku Kepentingan.

BAB III Gambaran Umum Corporate Social Responsibility CSR PT

Pertamina Persero, meliputi latar belakang berdirinya CSR

Pertamina. Visi dan Misi CSR, Struktur Organisasi, fungsi dan

divisi yang bergerak di CSR PT Pertamina.

BAB IV Hasil Penelitian, merupakan bentuk analisa tentang Implementasi

tanggung jawab sosial yang dijalankan PT Pertamina Persero dan

hasil dari implementasi tanggung jawab sosial PT Pertamina

Persero.

BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan dari

pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai bentuk hasil dari

[image:25.612.131.538.81.454.2]
(26)

16 A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab menurut bahasa adalah “keadaan wajib menanggung

segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, diperkarakan,

dipersalahkan dan sebagainya)”. Tanggung Jawab Sosial dalam konteks makro

adalah untuk menenetukan proses sejalan dan sistematis dengan usaha-usaha

masyarakat, konsumen dan pemerintah. Pemerintah bisa membantu agar distribusi

lebih universal dan seimbang, dengan cara menghilangkan batasan-batasan

terhadap aliran gagasan, mengurangi kebingungan masyarakat dan mendukung

debat publik serta memberikan aturan hukum atas pelanggaran yang dilakukan.1

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR adalah suatu konsep bahwa

organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab

terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan

dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana

ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus

mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya

keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial

dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.2

1

http://ekawenats.blogspot.com/2007/01/teori-tanggung-jawab-sosial.html.( diakses pada hari kamis tannggal 20 januari 2011)

2

(27)

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan corporate

sosial responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan

mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam

interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan

prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan

atau bahkan sering diidentikkan dengan CSR ini antara lain Pemberian/Amal

Perusahaan (Corporate Giving/Charity), Kedermawanan Perusahaan (Corporate

philanthropy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community/Public

Relations), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). Keempat

nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks

Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Investment/Investing) yang

didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga

“pemberdayaan”3

Pengertian lain juga dikemukakan oleh Schermerhorn (1993) memberi

definisi tanggung jawab sosial perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi

bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani

kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.4 Bambang Ruditio

mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai nilai dan standar yang

dilakukan berkaitan dengan beroperasinya perusahaan.5

3

Being Bedjo Tanudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia (E-Book), h.93

4

Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan, (Bandung: Refika Aditama 2007), h.102

5

(28)

The International Organization of Employers (IOE) mendefinisikan CSR

sebagai, "initiatives by companies voluntarily integrating social and

environmental concerns in their business operations and in their interaction with

their stakeholders. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pertama "CSR

merupakan tindakan perusahaan yang bersifat sukarela dan melampaui kewajiban

hukum terhadap peraturan perundang-undangan negara. Kedua, definisi tersebut

memandang CSR sebagai aspek inti dari aktifitas bisnis di suatu perusahaan dan

melihatnya sebagai suatu alat untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan.6

Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis CSR adalah

definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu

bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk

berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi

sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi

komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya. Dari definisi ini kita melihat

pentingnya ‘sustainability’ (berkesinambungan / berkelanjutan), yaitu dilakukan

secara terusmenerus untuk efek jangka panjang dan bukan hanya dilakukan

sekali-sekali saja.

Konsep CSR dengan demikian memiliki arti bahwa selain memiliki

tanggung jawab untuk mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham dan

untuk menjalankan bisnisnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku, suatu

perusahaan juga memiliki tanggung jawab moral, etika, dan filantropik.

Pandangan tradisional mengenai perusahaan melihat bahwa tanggung jawab

6

(29)

utama (jika bukan satu-satunya) perusahaan adalah semata-mata terhadap

pemiliknya, atau para pemegang saham.7

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai

tanggung jawab terhadap lingkungan atau para pemangku kepentingan

perusahaan, model tanggung jawab sosial dilakukan oleh perusahan dengan model

dan cara-cara tersendiri.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang

dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial

atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung

jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian

beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas

umum. Dana sosial ini paling tidak diberikan kepada masyarakat yang berada di

luar perusahaan.

Sumbangan perusahaan merupakan pernyataan palsafah manajemen yang

memberikan keuntungan pertama kepada manusia dalam melaksanakan suatu

bisnis. Falsafah ini menyadari bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab

sosial guna meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, serta kehidupan

kemasyarakatan dan kebudayaan mereka yang bekerja untuk, membeli dari,

menanamkan modal di, menyediakan dan mendistribusaikan untuk itu.8

7

Holy K. M. Kalangit, SH, Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan Pelaksanaannya di Indonesia. (2 February 2009)

8

(30)

2. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR

Menurut Archie B. Carrol secara konseptual, tanggung jawab sosial

perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple

bottom lines yaitu 3P:9

Gambar 1. Triple Bottom Lines

a. Profit. Perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan

ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan

terhadap manusia, beberapa perusahaan mengembangkan program tanggung

jawab sosial perusahaan, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar

perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas

ekonomi local, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema

perlindungan sosial bagi warga setempat

c. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan

keragaman hayati. Beberapa program tanggung jawab sosial perusahaan yang

berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup,

9

(31)

penyediaan sarana air bersih perbaikan permukiman, dan pengembangan

pariwisata (ekoturisme).

Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol memberi

justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR

bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, CSR adalah puncak

piramida yang erat terkait, dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis.

1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif

utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi

perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai

prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.

2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat

hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar

kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.

3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan

praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu

menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be

ethical.

4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat

hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi

kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya

adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a

(32)

tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang

kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility. (Saidi, 2004:59-60).10

B. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR

1. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR

Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standar atau praktek-praktek

tertentu yang dianggap terbaik, Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan

situasi yang unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang

tanggung jawab sosial. Setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam

hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal

yang telah dilakukan dalam hal mengimplementasikan pendekatan CSR.11

Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat

bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil resiko, serta kondisi

operasional masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang telah

melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan,

karyawan, komunitas, dan lingkungan sekitar, yang merupakan titik awal yang

sangat baik menuju pendekatan CSR yang lebih luas. Pelaksanaan CSR dapat

dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas CSR perlu diintegrasikan dengan

pengambilan keputusan inti, strategi, aktivitas, dan proses manajemen perusahaan.

Meskipun tidak terdapat standar atau praktek-praktek tertentu yang

dianggap terbaik dalam pelaksanaan aktivitas CSR, namun kerangka kerja

10

Being Bedjo Tanudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia, (Nirmala Vol 8, No.2 Juli 2008) hal.95

11

(33)

(framework) yang luas dalam pengimplementasian CSR masih dapat dirumuskan,

yang didasarkan pada pengalaman dan juga pengetahuan dalam bidang-bidang

seperti manajemen lingkungan. Kerangka kerja ini mengikuti model “plan, do,

check, and improve” dan bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan

kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan.12

Ada beberapa hal penting pula yang dapat mempengaruhi pada

implementasi CSR, menurut Prince of Wales Fondation ada lima hal penting yang

dapat mempengaruhi Implementasi CSR, Pertama, menyangkut (Human Kapital)

Pemberdayaan Manusia. Kedua, (Environments) yang berbicara tentang

lingkungan. Ketiga, adalah Good Corporate Governance. Keempat, Social

Kohesion. Artinya, dalam melaksanakan CSR jangan menimbulkan kecemburuan

sosial. Kelima, adalah Economic Strength atau memberdayakan lingkungan

menuju kemandirian di bidang ekonomi.13

a. Pemberdayaan Manusia

1) Bidang Pendidikan

Untuk mengetahui potensi yang ada dalam diri dan luar dirinya diperlukan

kemampuan pengetahuan dan teknikal (skills). Semakin tinggi pengetahuan dan

terampilan seseorang, semakin tinggi pula kualitas sumberdaya manusia (SDM)

yang dimilikinya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan seringkali

menjadi ukuran untuk menilai kualitas SDM seseorang: dan untuk mencapai

tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tersebut bisanya dilakukan

12

Repository.unand.ac.id/818/1/ARTIKEL_DIPA_ANDA_LUSIA_2009.doc. (diakses pada 20 january jam.11:04)

13

(34)

melalui pendidikan dalam berbagai bentuk baik pendidikan formal maupun non

formal melalui berbagai pelatihan.14

2) Bidang Kesehatan

Kesehatan menjadi faktor pendukung dalam melaksanakan peningkatan

SDM. Tanpa ada dukungan dari kekuatan fisik maka kualitas SDM pun akan

melemah. Dalam berbagai kesempatan, perusahaan juga menaruh perhatian atas

berbagai masalah kesehatan masyarakat. Hal ini mengingat kondisi kesehatan

masyarakat yang juga masih relatif buruk. Dampak dari krisis ekonomi telah

memperlambat laju peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.

Khusus pada perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah remote area,

bidang pendidikan dan kesehatan merupakan isu penting. Hal ini mengingat

kondisi masyarakat disekitar tambang yang biasanya masih terbelakang.

Penerapan CSR tidak hanya ditunjukan secara secara langsng kepada

masyarakat disekitar perusahaan, tetapi juga harus berdampak pada kinerja

karyawan. Dengan demikian, pengembangan kualitas sumberdaya manusia di

lingkungan internal perusahaan menjadi bagian dari penerapan prinsip CSR.15

b. Memberdayakan Lingkungan Menuju Kemandirian di Bidang Ekonomi.

Kinerja ekonomi perusahaan mencerminkan sejauh mana status ekonomi

para pemangku kepentingan mengalami perubahan sebagai akibat dari kegiatan

perusahaan/organisasi, jadi bukan hanya berdasarkan prestasi keuangan. Dampak

dari kinerja ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan akan meluas menjadi

dampak terhadap aspek social dan lingkugan. Misalnya, jika perusahaan telah

14

Fajar Nur Sahid, CSR bidang kesehatan dan pendidikan, (Indonesia Business Link, juni 2008), hal.3-4

15

(35)

berhasil meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat sekitar, berarti telah

meningkatkan kesejahteraannya.16

c. Good Corporate Governance

Istilah Corporate Governance berasal dari suatu analogi antara pemerintah

suatu negara atau kota dengan pemerintah dalam suatu perusahaan. Sebagai mana

halnya pemerintahan Negara yang melibatkan berbagai investor. Corporate

Governance juga menyangkut rekonsiliasi berbagai kepentingan yang

berbeda-beda dari para pemangku kepentingan. Hal tersebut berarti bahwa tanpa adanya

Corporate Governance yang baik akan terjadi konflik kepentingan yang bisa

memberi dampak buruk bagi kinerja perusahaan.

Definisi Corporate Governance dikemukakan oleh Organization for

Economic Coorporation and Development (OECD) sebagi berikut: Corporate

Governance merupakan suatu sistem utuk mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan. Struktur Corporate Governance menetapkan distribusi hak dan

kewajiban diantara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti

dewan direksi, para manajer, para pemegang saham, dan pemangku kepentingan

lainnya.17

d. Kerekatan Sosial / Social Kohesiom

Hubungan sosial yang guyub, atau disebut juga sebagai kerekatan sosial /

(social cohesion) merupakan salah satu aspek dari modal sosial. Secara utuh,

16

Mariya R. Ninditya Radyati, CSR untuk pemberdayaan ekonomi local, (Indonesia Busines Link, juni 2008), hal.13

17

(36)

modal sosial merupakan hal penting yang diperlukan sebuah masyarakat untuk

maju, menyelesaikan berbagai persoalanya, dan mencapai tingkat sosial, ekonomi,

polotik yang lebih baik dan stabil. Ini merupakan kondisi yang diinginkan oleh

semua pihak termasuk dunia usaha.

1) Modal Sosial

Ada banyak sumber tentang pengertian modal sosial tetapi ada beberapa

sumber yang penulis dapat dan ini cukup mewakili pengertian dari modal sosial.

Francis Fukuyama, seorang ahli sosial ekonomi, menjelaskan modal sosial

sebagai nilai atau norma yang diakui bersama oleh anggota-anggota suatu

kelompok atau masyarakat, yang memungkinkan terjadinya kesepahaman dan

kerjasama diantara mereka. Menurut Bank Dunia, modal sosial merujuk pada

berbagai norma dan jejaring yang memungkinkan terjadinya tindakan bersama.18

Modal sosial dapat diartikan sebagai sumber (resource) yang timbul dari

adanya interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian,

pengukuran modal sosial jarang melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu

sendiri. Melainkan, hasil interaksi tersebut, seperti terciptanya atau terpeliharanya

kepercayaan antar warga masyarakat. Sebuah interaksi dapat terjadi dalam skala

individu atau institusional . secara individu, interaksi terjadi manakala relasi intim

antara individu terjalin satu sama lain sehingga terbentuk ikatan emosional. Setiap

masyarakat memiliki sumber daya tertentu yang dapat dikembangkan untuk

mengatasi masalah bersama.19

18

Mulya Amri dan Wicaksono Sarosa, CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial, (Jakarta: Indonesia Busines Link, 2008), hal.5

19

(37)

2) Lingkungan

Menurut Herman Daly pengarang For the Common Good menyatakan

dengan sangat luas bahwa tidak ada sebuah bangsa yang sejahtera ketika

lingkungannya bermutu buruk.20 Menurut dua pemikir Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan terkemuka Elkinton dan Burke, hanya bisnis yang ramah pada

lingkungan yang akan selamat hingga masa depan, karena keberlanjutan bisnis

merupakan fungsi dari keberlanjutan lingkungan yang dikelola oleh bisnis itu.21

Mengacu pada praktik normal seluruh perusahaan yang wajib menjalankan

operasinya sesuai dengan regulasi mengenai ambang batas dampak limbah operasi

terhadap lingkungan serta berbagai aspek lingkungan lainnya sesuai dengan

peraturan pemerintah. Praktik ini dapat dikategorikan sebagai kontribusi awal

perusahaan dalam CSR, yaitu mengurangi dampak negatif industri terhadap

lingkungan hidup.

Praktik lain adalah industri melebihi kewajiban yang telah digariskan.

Selain mentaati kewajiban sesuai regulasi yang ada, perusahaan juga berinovasi

dengan berbagai pendekatan untuk menambah nilai kontribusi mereka terhadap

lingkungan dan sekaligus terhadap bisnis mereka.22

e. Pola Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Secara umum dari hasil penelitian yang dilakukan PIRAC pada tahun 2001

terhadap aktifitas sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia, terhadap 4 pola

kecendrungan model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:

20

Edi Suharto Dkk. Majalah Bisnis & CSR, Indonesia Green Awards, Untuk keberlanjutan Manusia dan Alam. (Jakarta: 2010), h.30-31

21

Ibid, h.41 22

(38)

1) Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara

langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau

menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah

satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair

manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan

mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya.

Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di

perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan

menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat

digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan

yang didirikan perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca Cola

Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan

Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.

3) Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR

melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah

(NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik

dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan

sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan

perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah

(39)

Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB,

IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

4) Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan

turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga

sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan

dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian

hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak

konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh

perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari

mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian

mengembangkan program yang disepakati bersama (Saidi,

2004:64-65).23

2. Pemangku Kepentingan / Stakeholders Perusahaan

Pengenalan terhadap konsep lingkungan organisasi perusahaan yang

berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan system dalam

menajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen

terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu organisasi perusahaan

dapat mencapai tujuannya secara efektif. Melalui pengakuan terhadap berbagai

elemen dilingkungan luar perusahaan yang akan berpengaruh terhadap efektivitas

23

(40)

pencapaian tujuan, para peneliti di Standford Reaserch Institute (SRI)

memperkenalkan konsep pemangku kepentingan pada tahun 1963 (Friedman dan

Reid, 1983) yang mula-mula merujuk kepada pengertian “berbagai kelompok

tertentu yang tanpa dukungan mereka maka perusahaan akan berhenti”.

Freeman (1984: 46) mendefinisikan pemangku kepentingan sebagai

“setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh

pencapaian tujuan perusahaan”. Pada awalnya yang dimaksud para pemangku

kepentingan mencangkup para pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,

pemberi pinjaman, dan masyarakat luas.24

Ansoff menekankan pentingnya pengelola perusahaan untuk

menyeimbangkan berbagai kleim yang bertentangan dari para pemangku

kepentingan terhadap aktifitas yang dilakukan perusahaan. Sedangkan Dill

(Freeman dan Reid, 1983) menekankan pentingnya memperhitungkan peran yang

dapat dilakukan pemangku kepentingan dalam mempengaruhi keputusan yang

dibuat oleh manajer perusahaan. Dalam kaitan ini Dill menyatakan:

Selama ini kita menganggap bahwa berbagai pandangan maupun inisiatif para pemangku kepentingan dapat diperlakukan sebagai suatu yang berada di luar perusahaan (eksternalitas) bagi perencanaan strategi dan proses manajemen. Misalnya para pemangku kepentingan hanya diperlakukan sebagai data yang membantu manajemen merumuskan keputusan, atau sebagai kendala hokum dan sosialm yang akan membatasi keputusan manajer. Kita masih enggan untuk menerima pemikiran yang menyatakan bahwa para pemangku kepentingan di luar perusahaan (outside stakeholders) bisa saja berperan aktif dalam pembuatan keputusan manajemen. Sudah saatnya kita mengubah cara pandang dari pengaruh pemangku kepentingan menjadi partisipasi pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan.

24

(41)

Menyadari adanya realitas baru hubungan antar perusahaan koperasi

dengan pemangku kepentingan, Freeman dan Reed mengajukan dua rumusan

pemangku kepentingan, yakni: pemangku kepentingan dalam arti luas dan

pemangku kepentingan dalam pengertian sempit.

a. Pemangku Kepentingan Dalam Arti Luas

Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemangku kepentingan adalah

kelompok maupun individu-individu yang dapat mempengaruhi

pencapaian tujuan mereka atau pencapaian perusahaan yang

dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan pada saat perusahaan mengejar

tujuannya. Yang termasuk dalam pemangku kepentingan dalam

pengertian ini mencangkup: kelompok kepentingan publik, kelompok

yang melakukan aktivitas protes, pegawai pemerintah, asosiasi

perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga karyawan, pelanggan

pada segmen tertentu, serta pemegang saham.

b. Pemangku Kepentingan Dalam Arti Sempit

Perusahaan memiliki ketergantungan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya kepada pemangku kepentingan ini yang terdiri

atas kelompok-kelompok maupun beberapa individu tertentu.

Pemangku kepentingan pada kategori ini adalah karyawan, pelanggan

pada segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci di

pemerintahan, kreditur tertentu, dan pemegang saham25

25

(42)

32 A. Profil PT Pertamina (Persero)

PT Pertamina (Persero) yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Timur,

No. 1A, Jakarta. Adalah perusahaan minyak dan gas bumi ini awalnya didirikan

pertama kali pada tanggal 10 Desember 1957. Namun di tahun berdirinya ini,

perusahaan minyak dan gas bumi ini belum bernama PT Pertamina (Persero)

melainkan PT PERMINA (Perusahaan Minyak Nasional). Negara memiliki 3

perusahaan minyak dan gas bumi pada tahun 1961 diantaranya, PN PERMINA

(ex PT PERMINA), PN PERTAMIN, dan PN PERMIGAN. tetapi pada tahun

1966, PN PERMIGAN dilikuidasi. Akhirnya pada tahun 1968, PN PERTAMINA

terbentuk atas bergabungnya PN PERMINA dan PN PERTAMIN. Berdasarkan

Undang-Undang MIGAS No. 22 tahun 1971PN PERTAMINA berubah menjadi

PT Pertamina (Persero). Pertamina mulai memiliki logo baru pada tanggal 10

Desember 2005. Berikut ini adalah transformasi logo Pertamina:

[image:42.612.165.393.500.661.2]

(43)

Sebelum Undang-Undang No. 22 tahun 2001, Pertamina mempunyai

status khusus sebagai regulator migas berdasarkan undang-undang. Pertamina

memonopoli pengelolaan migas Indonesia di sektor hilir sebagai operator tunggal

dan di sektor hulu yang melakukan kontrak dengan perusahaan lain melalui

kontrak bagi hasil (Production Sharing). Pertamina berperan sebagai pengelola

sumber daya alam untuk mengambil nilai ekonomis (rents) dari sumber migas

sebagai representasi dari pemerintah.

Setelah undang-undang No. 22 tahun 2001, kebijakan umum untuk

industri ditetapkan oleh Ditjen Migas. Pengaturan dan pengawasan berbagai

entitas bisnis dilakukan oleh badan-badan pelaksana yang bertanggung jawab

untuk mengelolanya. Untuk sektor hilir ditangani oleh BPH Migas dan untuk

sektor hulu ditangani oleh BP Migas. Hal ini berarti Pertamina telah berubeh

menjadi pemain biasa dimana sektor hilir kini terbuka bagi operator manapun

yang memperoleh lisensi dari pemerintah dan sektor hulu kini terbuka bagi

berbagai operator yang memperoleh kontrak dengan pemerintah. Begitu juga

dengan peran sebagai pengelola sumber daya yang kini dialihkan ke badan-badan

pelaksana.

Sektor hulu:

1. Produser minyak mentah dan gas bumi (dalam dan luar negeri)

2. Pemasok energi/listrik (panas bumi)

Sektor hilir:

(44)

2. Bisnis BBM (minyak tanah, solar/diesel/MFO, dll) untuk Marine &

Industry

3. Bisnis BBK (PertaminaDex, Pertamax/Pertamax Plus, Bio Pertamax)

untuk retail

4. Bisnis Aviasi

5. Bisnis Pelumas

6. Bisnis LPG

7. Bisnis Petrokimia

8. Pengemban Public Service Obligation (PSO): BBM bersubsidi: minyak

tanah, premium, solar

9. Pelaksana Konversi Minyak Tanah ke LPG

Anak perusahaan/joint venture dalam bisnis Pertamina (terkait core bisnis & non

core bisnis:

1. Core bisnis: PT Pertamina EP, PT Pertamina Gas, PT Pertamina Hulu Energi,

PT Pertamina Drilling Service, PT Pertamina Geothermal Energi, PT Elnusa,

Tbk., PT Usayana, PT Patra Niaga, Petral, PT Pertamina Retail, PT Badak

LNG, PT Arun LNG, PT Pertamina Cepu, PT Geodipa, EP Technology

Center, dll.

2. Non Core: PT Patra Jasa, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Tongkang, PT

Pertamina Bina Medika (RSPP), PT Tugu Mandiri, dll.

Pertamina merupakan perusahaan migas terintegrasi yang mencangkup

usaha eksplorasi dan produksi, pengelolaan hingga pemasaran dan niaga (dari

Hulu sampai Hilir).

Ketiga sektor merupakan industri yang memiliki karakteristik yang

(45)

alam); sektor pengelolaan merupakan industri manufaktur; sedangkan sektor Hilir

adalah industri jasa.

Persamaan dari ketiga sektor tersebut adalah semua memerlukan dukungan

modal yang besar untuk investasi maupun modal kerja dengan pola terintegrasi

sektor hulu sampai hilir dapat saling menunjang kebutuhan investasi atau modal

kerja tersebut.

Mengingat karakteristik yang berbeda, setiap sektor memerlukan

pemimpin yang memiliki Visi, pemahaman, dan otoritas yang memadai untuk

mengelola bidang tugasnya.

Visi, Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia

Misi, menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara

terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Untuk menjaga integritas yang tinggi dalam setiap penyelenggaraan

kegiatan perusahaan, direksi menetapkan komitmen berikut untuk digunakan

sebagai pedoman oleh seluruh jajaran perusahaan.

a. Bertindak jujur

Bertindak jujur dalam berinteraksi dengan sesama pekerja maupun

dengan pihak eksternal serta selalu bertindak berdasarkan niat

baik.

b. Dapat dipercaya

Tidak menyalahgunakan wewenang, informasi dan rahasia

perusahaan untuk kepentingan pribadi, pihak lain atau kegiatan

(46)

c. Menghindari konflik kepentingan

Tidak terlibat atau melakukan tindakan yang dapat menimbulkan

konflik kepentingan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

d. Tidak mentolerir suap

Tidak menerima suap dalam setiap penyelenggaraan kegiatan

perusahaan.1

Dewan Direksi Organisasi Pertamina Priode 2009

Direktur Utama : Karen Agustiawan

Wakil Direktur Utama : Omar Sjawaldi Anwar

Direktur Hulu : Karen Agustiawan

Direktur Pengolahan : Rukmi Hadihartini

Direktur Pemasaran & Niaga : Achmad Faisal

Direktur Umum & SDM : Waluyo

Direktur Keuangan : Ferederick ST Siahaan

1

(47)

8

[image:47.612.110.543.67.658.2]

Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero)

Gambar 3. Struktura organisasi PT Pertamina (Persero)

Gambar 4. Struktura organisasi PT Pertamina (Persero) Sekretaris

Perseroan

Public Relation

Div.

Lingkungan

Div. Kesehatan

Div.

Infrastruktur dan Bencana Alam

Corporate Social Responsibility (CSR)

Div. Kesehatan Div.

(48)

B. CSR PT Pertamina (Persero)

Pertamina bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan

yang harmonis dengan lingkungan di sekitar daerah operasinya serta bekerja

sama dengan Pemerintah untuk memberikan manfaat yang besar bagi

masyarakat. Pertamina memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung

jawab Perusahaan di bidang sosial serta lingkungan sesuai dengan prinsip

pengembangan lingkungan yang berkelanjutan. Di PT Pertamina, semua

kegiatan dilaksanakan secara bertanggung jawab baik secara ekonomi, sosial

maupun lingkungan.

MISI

• Mengimplementasikan komitmen perusahaan terhadap CSR untuk

memberikan nilai tambah bagi stakeholders dalam upaya mendukung

kemajuan perusahaan.

• Mewujudkan kepedulian sosial PT Pertamina (Persero) dan kontribusi

perusahaan terhadap pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

TUJUAN

• Membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang

kondusif untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

• Memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan sosial.

• Meningkatkan nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi dengan

(49)

• Bagian dari upaya membangun citra dan reputasi perusahaan.

KRITERIA

1. Kebutuhan masyarakat: program disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas.

2. Inovasi dan spesifik: program ditujukan sesuai dengan isu sosial yang spesifik

dan dilakukan dengan pendekatan yang inovatif.

3. Potensial: dalam jangka panjang, secara potensial akan dapat mengatasi isu-isu

sosial.

4. Strategi: program secara strategis ditujukan untuk mengantisipasi masalah

sosial dan akan mempertegas pencapaian tujuan.

5. Kemitraan: perencanaan program serta implementasinya dapat bermitra dengan

pemerintah, LSM, dan perguruan tinggi.

1. Sejarah CSR PT Pertamina (Persero)

Pertamina melaksanakan program Community Development yang menjadi

tanggung jawab sosial seiring berdirinya perusahaan (1957) pada waktu itu

perusahaan sudah melakukan tanggung jawab sosial perusahaannya, tetapi hanya

bersifat amal saja. UU PT No.40 terbit pada tahun 2007. Dengan demikian jauh

sebelum UU terkait tanggung jawab sosial diberlakukan Pertamina telah

melaksanakan CSR di sekitar wilayah operasi di Indonesia

Dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pertamina sejak lama telah

(50)

Social Responsibility (CSR). Hal ini dilakukan untuk memberikan nilai tambahan

bagi stakeholders (Pemangku Kepentingan) dalam upaya mendukung kemajuan

serta mewujudkan kepedulian sosial perusahaan dengan berkontribusi terhadap

pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis diharapkan dapat

menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan serta

meningkatkan nilai dan budaya yang terintegrasi dalam strategi bisnis, sehingga

dapat menjadi bagian dalam upaya membangun reputasi dan citra perusahaan.

Perusahaan telah mmenetapkan beberapa kriteria program kerja CSR

Pertamina yaitu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, potensial dan kemitraan.

Dengan kriteria ini diharapkan kegiatan CSR Pertamina dapat memberikan

manfaat yang luas sehingga dalam jangka panjang secara potensial dapat

mengatasi isu-isu sosial yang ada lewat kemitraan bersama pemerintah, LSM, dan

Perguruan Tinggi.

Selaras dengan kebijakan CSR Pertamina. Program CSR diarahkan dan

diprioritaskan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui

pemberdayaan di berbagaibidang seperti Pendidikan, Kesehatan, Konservasi

Lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang akan meningkatkan

kualitas hidup masyarakat.

2. Program-program CSR PT Pertamina (Persero)

(51)

Kegiatan CSR dalam bidang pendidikan dengan tema “Cerdas bersama

Pertamina” memiliki 2 pilar utama yaitu peningkatan mutu dan akses

pendidikan.

b. Bidang Konserfasi Lingkungan

Kepedulian perusahaan terhadap kelestarian lingkungan merupakan wujud

harmoni oprasional perusahaan dengan kelestarian lingkungan di seluruh

kawasan Indonesia.

c. Bidang Kesehatan

CSR dalam bidang kesehatan melingkupi peningkatan mutu pelayanan dan

akses kesehatan yang diimplementasikan pada kegiatan

d. Infrastruktur dan Bencana Alam

Dalam membantu masyarakat dalam membangun infrast

Gambar

Gambaran Umum Corporate Social Responsibility CSR PT
Gambar 2. Logo Pertamina (Persero) dari Masa Ke Masa
Gambar 3. Struktura organisasi PT Pertamina (Persero)
grafik sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Pressure) terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate

Corporate Socal Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan, karena di negara Indonesia ada Undang-undang yang

Corporate Sosial Responsibility (CSR), sebagai suatu tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat, Dalam Implementasi Corporate Sosial Responsibility sudah

Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan.. tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Belum Efektif, Hal ini disebabkan dengan masih adanya sisa dana tanggung jawab sosial perusahaan/corporate social responsibility

Perusahaan sebagai entitas bisnis yang hidup dan berkembang ditengah masyarakat, tidak bisa lepas dari tanggung jawab sosial kepada masyarakat.. Filosofi pelaksanaan tanggung jawab

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah bukan sekedar trend sosial, namun merupakan sinergi

Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan