Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
MUHAMMAD SUBHI
106054102080PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Diajukan Kepada Fakulta Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
MUHAMMAD SUBHI
NIM. 106054102080Di Bawah Bimbingan
Ahmad Zaky M.Si NIP.150411158
KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Jakarta, 16 Maret 2010
i
Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT Pertamina (Persero)
Indonesia berada dalam kondisi yang timpang bila dilihat melalui kacamata ekonomi. Kesejahteraan telah didistribusikan dengan tidak adil. Dalam dunia dimana tujuan badan usaha yang seolah hanya semata-mata mencapai laba, dan dalam kondisi dimana banyak negara membutuhkan investasi dalam rangka pertumbuhan ekonomi, maka tercipta peluang dimana praktek bisnis mengakibatkan kualitas hidup masyarakat digadaikan demi pencapaian laba.
Perusahaan didalam menjalankan tugasnya yaitu memproduksi barang atau jasa untuk disajikannya kepada masyarakat atau konsumen, tidaklah jarang terjadi adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dengan kepentingan perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik terhadap perusahaan besar, menengah, ataupun perusahaan kecil.
Seiring berjalannya waktu, wacana maupun berbagai kajian praktis dan teoritis tanggung jawab sosial perusahaan atau sekarang lebih dikenal dengan
Corporate Social Responsibility CSR menjadi tema aktual yang marak dibahas oleh publik ataupun oleh para akademisi. Disisi lain perusahaan mempunyai tuntutan dan kebutuhan agar perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, tetapi mempunyai sikap lebih arif dan bermoral, serta memperhatikan aspek sosial lingkungan sekitarnya.
Melihat tanggung jawab sosial perusahaan menurut penulis sangat penting untuk diteliti, penelitian dalam skripsi ini melihat bagaimana sebuah perusahaan memberikan implementasi terhadap masalah sosial yang ditimbulkan perusahaan, oleh karena itu skripsi ini mengambil judul “Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT Pertamina (Persero)”. Metodelogi yang digunakan adalah kualitatif yang memungkinkan untuk mengumpulkan informasi mengenai implementasi CSR PT Pertamina (Persero) dan data-data yang diperoleh dianalisis kembali untuk lebih dikembangkan. Dalam menganalisis peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan bagaimana proses implementasi, implementasi yang seperti apa dan faktor pendukung dan penghambatnya.
Alhamdulillah, pujian setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi ini penuh dengan tanda-tanda kebesaranNnya, penguasa kehidupan dan penentu kematian atas segala anugrah, nikmat, dan petunjuk yang dikaruniakanNya sehingga penulis bisa memikirkan, merefleksikan dan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan ini. Shalawat dan salam semoga selalu disampaikan untuk junjungan nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Suatu kenikmatan yang laur biasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kausa kata setelah rampungnya skripsi ini. Harus diakui, dengan serba keterbatasan yang ada sangatlah berat menyelesaikan skripsi ini, akan tetapi motivasi dalam diri penulis mendongkrak semangat dan memecah hambatan-hambatan yang ada.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Corporate Social Responsibility CSR PT Pertamina (Persero)”. Judul ini lahir dari munculnya kekaguman penulis terhadap pekerja sosial industri lalu keingintahuan melihat bagaimana Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilakukan. kekaguman ini berlanjut pada keinginan untuk meneliti proses implementasi serta pola pengimplementasian dan bentuk implementasinya.
Perlu penulis sampaikan, banyak sekali orang yang berjasa dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis, berkat doa dan wejangan-wejangan mereka sehingga penulis mampu menangkap sari-sari pengalaman dan memecah kebuntuan dalam menghadapi permasalahan. Kepada nenek yang selalu mendoakan penulis. kepada adik-adiku yang bahu-membahu mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini dan keponakan Aku Kayasan yang selalu membawa semangat serta keceriaan di hari-hari Ku. Dukungan moril dan materil ini memberikan sumbangsih besar dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah Swt membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan dengan balasan yang berlipat. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas wejangannya.
2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas arahannya.
motivasinya
5. Ahmad Zaky, M.Si. selaku pembimbing yang dengan tulus memberikan pengarahan, petunjuk dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Siti Nafsiyah, MSW ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas arahannya.
7. Dosen-dosen Jurusan Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah mendidik dan memberikan dispensasi waktunya terhadap skripsi ini.
8. Kepada teman-teman, Jurusan Kesejahteraan Sosial periode 2006-2007, BEM Fakultas Dakwah periode 2010-2011, KOMFAKDA periode 2008-2009, AIC (Aula Insan Cita) era 2008-2008-2009, kosan (Cak May, Dani, Adit, Fauzan, Noni, Alfi dan Angel) dan cak-cak yang lain atas perjuangannya.
Akhirnya, segala kebenaran hanya milik-Nya, semoga Allah membalas jasa kebaikan mereka dengan balasan yang setimpal. Dan mudah-mudahan skripsi ini membawa angin segar terhadap berbagai permasalahan sosial yang berkembang di masyarakat.
ABSTRAK ... i
KATA PENGATAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 8
1. Pembatasan Masalah ... 8
2. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 8
1. Tujuan Penelitian ... 8
2. Manfaat Penelitian ... 8
D. Metodologi Penelitian ... 9
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 10
3. Teknik Pengumpulan Data ... 10
4. Teknik Analisis Data ... 11
5. Keabsahan Data ... 11
6. Teknik Analisis Data ... 13
7. Keabsahan Data ... 13
E. Pedoman Penulisan Skripsi ... 14
F. Tinjauan Pustaka ... 14
G. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II LANDASAN TEORI A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 16
1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 17
2. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 20
B. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/CSR ... 22
1. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/CSR ... 22
2. Pemangku Kepentingan / Stakeholders Perusahan ... 29
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Proses Implementasi CSR PT Pertamina (Persero) ... 42
B. Implementasi Program-program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamoina (Persero) ... 46
1. Identifikasi Model Corporate Soicial ResponsibilityCSR PT Pertamina (Persero) ... 46
a. Model Implementasi Kerjasama Program ... 47
b. Model Implementasi Secara Langsung ... 54
2. Implementasi Program ... 61
a. Bidang Pendidikan ... 61
b. Bidang Konservasi Lingkungan ... 68
c. Bidang Kesehatan ... 71
d. Bidang Infrastruktur dan Bencana ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Saran-saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA
1 A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan sosial yang banyak berkembang di dalam masyarakat
memerlukan perhatian untuk diatasi, masalah yang paling kontras terutama
masalah kemiskinan, masalah ini telah menjadi salah satu masalah paling serius
di belahan dunia manapun, di negara maju dan apalagi di negara berkembang.
Menurut data statistik, kemiskinan di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak
13,33% dari 237,56 juta jiwa, walaupun ada penurunan jumlah penduduk miskin
dari tahun 2009 yang berjumlah 14,15% namun hal ini masih menjadi
permasalahan yang paling mendesak yang harus ditangani oleh pemerintah.1
Dewasa ini, di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengalami
permasalahan sosial, muncul pula pembangunan gedung-gedung tinggi dan
pabrik-pabrik, hal ini bukan menjadi penyelesaian bagi kesejahteraan masyarakat,
tetapi malah menimbulkan masalah sosial baru, bahkan perusahaan sering sekali
menjadi kontroversi dari masyarakat.
Indonesia berada dalam kondisi yang timpang bila dilihat melalui
kacamata ekonomi. Kesejahteraan telah didistribusikan dengan tidak adil. Dalam
dunia dimana tujuan badan usaha yang seolah hanya semata-mata mencapai laba,
dan dalam kondisi dimana banyak negara membutuhkan investasi dalam rangka
1
pertumbuhan ekonomi, maka tercipta peluang dimana praktek bisnis
mengakibatkan kualitas hidup masyarakat digadaikan demi pencapaian laba.2
Perusahaan didalam menjalankan tugasnya yaitu memproduksi barang atau
jasa untuk disajikannya kepada masyarakat atau konsumen, tidaklah jarang terjadi
adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dengan
kepentingan perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik
terhadap perusahaan besar, menengah, ataupun perusahaan kecil.3
Bentrok kepentingan sering terjadi terutama dalam hal yang timbul karena
faktor yang mempengaruhi masyarakat oleh perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya. Dalam menjaga moralitas, perusahaan bertanggung jawab kepada
banyak pihak yang berkepentingan karena hal ini merupakan “hal yang harus
dilakukan” terutama berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan atau beberapa tanda
moral yang diyakini atau tindakan dinilai berdasarkan pada apa yang dianggap
baik oleh masyarakat secara umum.4
Keyakinan bahwa perusahaan sebaiknya dioperasikan dengan cara-cara
responsif secara sosial untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan adalah
keyakinan bahwa perusahaan akan berprilaku secara etis.5 Dewasa ini dalam dunia
bisnis, para pebisnis memprioritaskan peningkatan laba, seperti apa yang banyak
dikatakan para pembisnis “Busines of the Busines is Busines” pandangan ini
seperti dikatakan oleh Milton Friedman dan ekonom neoklasik lainnya. Sebagian
berpendapat bahwa dengan meningkatnya kemakmuran perusahaan maka akan
2
Jimi Tanaya, Tanggung Jawab Sosial Korporasi (corporate social responsibility)-Sebuah Pengantar, The Business Watch Indonesia, (Surakarta Juni 2004) Cet-Pertama, h.11
3
Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, April 2001), Cet-Pertama, h. 165
4
J. David Hunger & Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, (Andi Yogyakarta, 2001, 2003), Edisi II, h.79
5
secara otomatis membawa kemakmuran bagi masyarakat banyak karena produk
yang lebih efisien maupun murah. Akan tetapi fakta membuktikan bahwa - seperti
yang digariskan Kofi Annan - kekayaan memang meningkat drastis, namun hanya
pada sekelompok orang sementara jurang kekayaan antara miskin kaya semakin
melebar akibat distribusi kekayaan yang tidak merata.6
Dampak negatif dari para pelaku bisnis dari aspek dan sudut pandang
apapun baik dari produksi di hilir hingga ke hulu, baik dari perlakuan kepada
buruh, keluarga buruh, maupun yang membentang dari masyarakat sekitar
perusahaan, konsumen, pemerintah, dan yang paling penting terhadap lingkungan
sekitar serta lingkungan yang dipengaruhi oleh produk yang banyak dihasilkan.
Seiring berjalannya waktu, wacana maupun berbagai kajian praktis dan
teoritis tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tema aktual yang marak
dibahas oleh publik ataupun oleh para akademisi. Disisi lain perusahaan
mempunyai tuntutan dan kebutuhan agar perusahaan tidak hanya mencari
keuntungan, tetapi mempunyai sikap lebih arif dan bermoral, serta memperhatikan
aspek sosial lingkungan sekitarnya.
Fenomena tanggung jawab sosial perusahaan baru muncul 30 tahun
terakhir. Kemajuan industri setelah Perang Dunia II dan munculnya negara
sebagai aktor dalam peningkatan kualitas hidup menimbulkan berbagai macam isu
yang justru merusak kualitas sosial.7
Terjadi perubahan sikap para ahli dan mengambil keputusan terhadap
peran bisnis dan unit pemerintah dalam kaitannya dengan efek sosial yang
6
Jimmy Tanaya, “Tanggung Jawab Sosial Korporasi Corporate Social Responsibility Sebuah Pengantar, h.43
7
ditimbulkannya, sejalan dengan kemunculan itu perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial yang didorong oleh fenomena alamiah, kesadaran sosial, kesadaran
pimpinan, dan tuntutan masyarakat.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebuah konsep yang hidup
karena desakan masyarakat atas prilaku perusahaan yang mengabaikan tanggung
jawab sosial seperti perusakan lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, dan
penindasan yang dilakukan kepada buruh.
Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007, disebutkan
bahwa Perseroan Terbatas yang menjalankan usaha di bidang dan/atau
bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial
dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Tetapi dalam pasal ini belum disebutkan secara
rinci dana yang harus dikeluarkan oleh perusahan untuk CSR (corporate social
responsibility) serta sangsi bagi yang melanggar8
Dalam pandangan Islam sudah selayaknya manusia sebagai salah satu
penghuni muka bumi ini untuk senantiasa merawat, melestarikan serta menjaga
lingkungan/bumi dari hal-hal negatif yang dapat merusak alam semesta. Paling
tidak mengurangi terjadinya bencana yang disebabkan oleh ulah tangan-tangan
manusia dan kelalian-kelalainya yang berakibat fatal.9
Persepsi tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Indonesia
terkesan kurang serius - terlihat dalam hasil survey 226 perusahaan di 10 kota
yang dilakukan oleh PIRAC mulai dari bulan Juli hingga oktober 2002 -
perusahaan lebih dominan bagaimana perusahaan memperoleh laba/keuntungan
yang sebesar-besarnya. Meski secara normatif, lebih dari separuh perusahaan yang
8
Edi Suharto, CSR corporate sosial responsibility, Audit, 2008. 9
menjadi responden mengakui adanya tanggung jawab sosial yang harus diemban
perusahaan, namun di sisilain ada pemahaman yang kurang sempurna dikalangan
dunia usaha mengenai tanggung jawab sosial.10
Seharusnya perusahaan harus mengkaji dan merespon pemasalahan yang
sedang dihadapi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di daerah operasi
perusahaan. Hal ini yang akan memicu hubungan harmonis antara lingkungan,
masyarakat dan membantu mensinegriskan program-program pemerintah.
Hal ini dikarnakan fungsi struktur sosial dalam kehidupan masyrakat,
maka secara psikologis anggota masyarakat merasa ada batas-batas tertentu dalam
setiap melakukan aktifitasnya. Dalam keadaan demikian norma-norma dan
nilai-nilai kemasyarakatan paling tidak dapat berfungsi sebagi pembatas dalam
berprilaku agar tidak melanggar batas-batas hak dari anggota masyarakat lain.11
Ada beberapa hal, bagaimana fungsi tanggung jawab sosial perusahaan
yaitu bagaimana memperkuat dan memelihara integritas sosial (kepercayaan dan
penerimaan sosial) melalui dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap dunia
usaha, sehingga dunia usaha mampu sustainable (berkelanjutan). Bagaimana
perusahaan juga dapat mencegah, mengurangi dan mengendalikan dampak sosial
atas pendirian dunia usaha dilingkungan masyarakat dan lingkungan alam.
Kepedulian dunia usaha juga harus berbasis lingkungan serta memperkuat
10
Zaim Saidi dan Hamid Abidin sumbangan sosial perusahaan (PIRAMEDIA, Juni 2003), Cet- Pertama, h.3-5
11
masyarakat peduli di kalangan dunia usaha yang menjamin kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah sosial di lingkungan eksternal.12
Ide tanggung jawab sosial ini dimaksudkan bahwa perusahaan tidak hanya
punya tanggung jawab ekonomi dan hukum, tetapi juga tanggung jawab tertentu
terhadap sosial diluar kewajiban utamanya. Perusahaan harus punya perhatian
terhadap politik, dalam kesejahteraan masyarakatnya, dalam memperbaiki
pendidikan, dalam mensejahterakan karyawan, dan hal lain yang bersangkut paut
dengan itu.13
Dari apa di jelaskan di atas bagai mana perusahaan harus memiliki
tanggungjawab sosial perusahaannya, hal ini dipicu adanya dampak yang di
tumbulkan perusahaan kepada masyarakat. Dalam hal ini CSR sebagai model
kelembagaan yang didirikan langsung oleh perusahaan yang menjalankan
program dalam menyalurkan dana sosial .perusahaan memiliki prisip atas
tanggung jawab sosial dunia usaha.
Sebagai suatu organisasi ekonomi perusahaan berada dan ada di tengah
masyarakat, perusahaan tumbuh berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat.
Mengingat peran perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memperoleh
keuntungan, namun disatu sisi perusahaan juga harus menjalin hubungan
harmonis dengan masyarakat, maka fungsi prinsip tanggungjawab sosial
perusahaan menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan diimplementasikan.14
12
Buletin tanggung jawab sosial dunia usaha, Direktorat Peningkatan Peran Kelembagaan Sosial Masyarakat dan Kemitraan Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Departemen Sosial, h.9
13
Sofyan Syafri Harapan, Manajemen konteporer, h.325 14
implementasi tanggung jawab sosial dunia usaha ini adalah bagaimana
satu perusahaan bisa menjalankann tanggung jawab sosial perusahaannya serta
apa saja yang telah dilakukannya.
Pengalaman menunjukan bahwa telah banyak dunia usaha yang
melaksanakan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan, meskipun dengan
pola yang berbeda-beda. Kegiatan tersebut sering dilakukan dengan cara-cara
karikatif, tradisional dan konvensional. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana
mengembangkan tanggung jawab sosial dunia usaha menjadi professional dan
berkelanjutan, sehingga menghasilkan suatu kemitraan yang saling
menguntungkan.
Dari apa yang telah diuraikan diatas penulis bermaksud mengadakann
penelitian ilmiah yang akan dilaksanakan di CSR PT Pertamina (Persero) karena
PT Pertamina adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang eksploitasi
minyak dan gas dimana setiap Perusahaan Terbuka PT seperti dijelaskan diatas
dalam Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007, - dewsa ini CSR
adalah trend sebuah bagian yang didirikan perusahaan untuk menjalankan
tanggung jawab sosial perusahaan- yang akan dituangkan dalam skripsi yang
berjudul :
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian
yang berfokus pada implementasi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR
PT. Pertamina Persero.
2.Perumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah yang
memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulis akan
merumuskan dalam permasalahan diantaranya :
a. Bagaimana CSR PT Pertamina Persero Mengimplementasikan
program-programnya dan apa saja Implementasinya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui proses CSR dalam mengimplementasikan
tanggung jawab sosial perusahaannya.
b. Untuk mengetahui program yang telah diimplementasikan oleh
CSR.
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
1) Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis, berkaitan
dengan konsep dan metodologinya
2) penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
3) Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat menjadi
dokumen perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi
rujukan bagi masyarakat yang konsenterasi pada studi
sosial dalam dimensi Corporate Social Responsibility
(CSR)
b. Segi Praktis
1) Bahan masukan bagi instansi atau perusahaan yang
menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR).
D. Metodologi Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengembil lokasi di Corporate Social Responsibility
(CSR) PT Pertamina (Persero), yang beralamat di Jalan Merdeka Timur,
Kel. Gambir, No. 1A, Jakarta Pusat 10110. Pemilihan lokasi tersebut
didasari oleh pertimbangan:
a. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.
b. Adanya keingintahuan penulis terhadap bagaimana perusahaan
menjalankan prinsip tanggung jawab sosial perusahaannya, dan juga
sebagai penambahan pemahaman dan wawasan penulis dalam kajian
tanggung jawab sosial perusahaan.
c. Waktu penelitian dimulai tanggal 10 Januari s/d 03 Maret 2011
ditambah dengan waktu penelitian praktikum II pada tanggal 2
2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatifteknik pemilihan
responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling15 yang
memeberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi responden
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Yang penting disini bukan jumlah
respondennya melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan
pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yag dipelajari.
Tipologi Responden CSR PT Pertamina Persero
No Nama Pertanyaan Jumlah
1. Julian Iskandar
Div. Inverioment
Dampak Corporate Social Responsibility
CSR dan Strategi 1 org
2. Iwan
Staff. CSR
Latarbelakan Didirikan Corporate Social
Responsibility PT Pertamina (Persero),
dan Konsep CSR
1org
3. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tahapan proses
implementasi yang dilaksanakan oleh CSR PT Pertamina (Persero).
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini memakai pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa
pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak terlalu
rinci, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi
kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang
15
lebih mendasar, menarik dan unik bermakna di lapangan.16 Data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti
lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi.17
Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat
menggambarkan dan menganalisis bagaimana CSR PT Pertamina
(Persero) mengimplementasikan program-programnya. Karena itulah, jenis
penelitian ini sendiri mempunyai misi yaitu meleihat program dan proses
pengimplementasiannya.
4. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,
maka peneliti menggunakan penelitian lapangan (field reaserch). Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subyek
penelitian, yaitu dari 2 orang struktural yang berada di CSR PT
Pertamina (Persero),
b. Data Sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh baik berupa dokumen,
arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau
benda peninggalan yang berkaitan dengan penelitian.18 Data sekunder
ini penulis peroleh dari laporan tahunan PT Pertamina (Persero)
2009-2010, media masa, jurnal buku-buku dan lain-lain.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data dengan Wawancara (Skunder)
16
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta PT Grafindo Persada, 2003), Cet.ke-2, h. 39.
17
Heribertus B. Sutopo, metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya(Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h. 36.
18
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi ini dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Seperti ditegaskan oleh Lincon dan Guba antara lain,
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan yang dialami masalalu.19
Peneliti melakukan wawancara jenis baku terbuka, jenis
wawancara ini adalah jenis wawancara yang menggunakan
seperangkat pertnyaan baku. Urutan pertanyaannya, kata-katanya, dan
penyajiannyapun sama untuk setiap responden.20
Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu
untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara
seorang yang wawancarai dengan yang yang lainnya.
b. Pengumpulan Data dengan Observasi
Observasi adalah pengamatan dari sumber data, dalam hal ini
peneliti datang ketempat yang diamati, tetapi tidak ikut dalam
kegiatan tersebut, tetapi melakukan pengamatan langsung bagaimana
perusahaan menjalankan tanggunggung jawab sosial perusahaannya.
c. Studi Dokumen (Primer)
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Maksud
pengumpulan dokumen ialah untuk memperoleh kejadian nyata
19
Leksi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif h. 135. 20
tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek
penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan subjek penelitian Prinsip Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, maka hal tersebut akan dikemukakan disini bahwa, analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah, data yang diperoleh data yang telah teruji
dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data di ujikan lewat
diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat
realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena
itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data yang
relevan. Selain itu teknik untuk keabsahan data ada beberapa cara:
a. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama.21Sebagai gambaran atas data
yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara
perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis
21
melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain,
dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.
E. Pedoman Penulisan Skripsi
Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam
skripsi ini merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang
ditertbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2008.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi
yang berjudul “Pendayagunaan Dana CSR PT. Bank Negara Indonesia
(Persero)Tbk Melalui Program Mitra Binaan, yang disusun oleh Khilada
Kholishoh mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah 2004 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sebagai
Basis Pengembangan Masyarakat (Kasus Community Development Center
Telkom)” yang di susun oleh Misbahul anwar Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam 2008 UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Melakukan tinjauan
pustaka pada skripsi tersebut merupakan ketertarikan penulis dalam studi
Pendayagunaan dana CSR. Apa yang dilakukan penelitian skripsi ini tentu
menjadi bahan perbandingan terhadap skripsi tersebut.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, yang terdiri dari pertama pengertian
CSR/tentang tanggung jawab sosial perusahaan, kedua
implementasi CSR ketiga kemitraan serta berkelanjutan keempat
stakeholder / Pemangku Kepentingan.
BAB III Gambaran Umum Corporate Social Responsibility CSR PT
Pertamina Persero, meliputi latar belakang berdirinya CSR
Pertamina. Visi dan Misi CSR, Struktur Organisasi, fungsi dan
divisi yang bergerak di CSR PT Pertamina.
BAB IV Hasil Penelitian, merupakan bentuk analisa tentang Implementasi
tanggung jawab sosial yang dijalankan PT Pertamina Persero dan
hasil dari implementasi tanggung jawab sosial PT Pertamina
Persero.
BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan dari
pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai bentuk hasil dari
[image:25.612.131.538.81.454.2]16 A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab menurut bahasa adalah “keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, diperkarakan,
dipersalahkan dan sebagainya)”. Tanggung Jawab Sosial dalam konteks makro
adalah untuk menenetukan proses sejalan dan sistematis dengan usaha-usaha
masyarakat, konsumen dan pemerintah. Pemerintah bisa membantu agar distribusi
lebih universal dan seimbang, dengan cara menghilangkan batasan-batasan
terhadap aliran gagasan, mengurangi kebingungan masyarakat dan mendukung
debat publik serta memberikan aturan hukum atas pelanggaran yang dilakukan.1
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR adalah suatu konsep bahwa
organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana
ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial
dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.2
1
http://ekawenats.blogspot.com/2007/01/teori-tanggung-jawab-sosial.html.( diakses pada hari kamis tannggal 20 januari 2011)
2
1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan corporate
sosial responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam
interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan
atau bahkan sering diidentikkan dengan CSR ini antara lain Pemberian/Amal
Perusahaan (Corporate Giving/Charity), Kedermawanan Perusahaan (Corporate
philanthropy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community/Public
Relations), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). Keempat
nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks
Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Investment/Investing) yang
didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga
“pemberdayaan”3
Pengertian lain juga dikemukakan oleh Schermerhorn (1993) memberi
definisi tanggung jawab sosial perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi
bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani
kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.4 Bambang Ruditio
mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai nilai dan standar yang
dilakukan berkaitan dengan beroperasinya perusahaan.5
3
Being Bedjo Tanudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia (E-Book), h.93
4
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri memperkuat tanggung jawab sosial perusahaan, (Bandung: Refika Aditama 2007), h.102
5
The International Organization of Employers (IOE) mendefinisikan CSR
sebagai, "initiatives by companies voluntarily integrating social and
environmental concerns in their business operations and in their interaction with
their stakeholders. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pertama "CSR
merupakan tindakan perusahaan yang bersifat sukarela dan melampaui kewajiban
hukum terhadap peraturan perundang-undangan negara. Kedua, definisi tersebut
memandang CSR sebagai aspek inti dari aktifitas bisnis di suatu perusahaan dan
melihatnya sebagai suatu alat untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan.6
Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis CSR adalah
definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu
bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk
berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi
sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi
komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya. Dari definisi ini kita melihat
pentingnya ‘sustainability’ (berkesinambungan / berkelanjutan), yaitu dilakukan
secara terusmenerus untuk efek jangka panjang dan bukan hanya dilakukan
sekali-sekali saja.
Konsep CSR dengan demikian memiliki arti bahwa selain memiliki
tanggung jawab untuk mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham dan
untuk menjalankan bisnisnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku, suatu
perusahaan juga memiliki tanggung jawab moral, etika, dan filantropik.
Pandangan tradisional mengenai perusahaan melihat bahwa tanggung jawab
6
utama (jika bukan satu-satunya) perusahaan adalah semata-mata terhadap
pemiliknya, atau para pemegang saham.7
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai
tanggung jawab terhadap lingkungan atau para pemangku kepentingan
perusahaan, model tanggung jawab sosial dilakukan oleh perusahan dengan model
dan cara-cara tersendiri.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial
atau lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung
jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian
beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum. Dana sosial ini paling tidak diberikan kepada masyarakat yang berada di
luar perusahaan.
Sumbangan perusahaan merupakan pernyataan palsafah manajemen yang
memberikan keuntungan pertama kepada manusia dalam melaksanakan suatu
bisnis. Falsafah ini menyadari bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab
sosial guna meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, serta kehidupan
kemasyarakatan dan kebudayaan mereka yang bekerja untuk, membeli dari,
menanamkan modal di, menyediakan dan mendistribusaikan untuk itu.8
7
Holy K. M. Kalangit, SH, Konsep Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan Pelaksanaannya di Indonesia. (2 February 2009)
8
2. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
Menurut Archie B. Carrol secara konseptual, tanggung jawab sosial
perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple
bottom lines yaitu 3P:9
Gambar 1. Triple Bottom Lines
a. Profit. Perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
terhadap manusia, beberapa perusahaan mengembangkan program tanggung
jawab sosial perusahaan, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar
perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas
ekonomi local, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema
perlindungan sosial bagi warga setempat
c. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan
keragaman hayati. Beberapa program tanggung jawab sosial perusahaan yang
berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup,
9
penyediaan sarana air bersih perbaikan permukiman, dan pengembangan
pariwisata (ekoturisme).
Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol memberi
justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR
bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, CSR adalah puncak
piramida yang erat terkait, dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis.
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif
utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi
perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai
prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat
hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar
kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan
praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu
menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be
ethical.
4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat
hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi
kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a
tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang
kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility. (Saidi, 2004:59-60).10
B. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
1. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan / CSR
Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada standar atau praktek-praktek
tertentu yang dianggap terbaik, Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan
situasi yang unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang
tanggung jawab sosial. Setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam
hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal
yang telah dilakukan dalam hal mengimplementasikan pendekatan CSR.11
Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat
bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil resiko, serta kondisi
operasional masing-masing perusahaan. Banyak perusahaan yang telah
melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan,
karyawan, komunitas, dan lingkungan sekitar, yang merupakan titik awal yang
sangat baik menuju pendekatan CSR yang lebih luas. Pelaksanaan CSR dapat
dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas CSR perlu diintegrasikan dengan
pengambilan keputusan inti, strategi, aktivitas, dan proses manajemen perusahaan.
Meskipun tidak terdapat standar atau praktek-praktek tertentu yang
dianggap terbaik dalam pelaksanaan aktivitas CSR, namun kerangka kerja
10
Being Bedjo Tanudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia, (Nirmala Vol 8, No.2 Juli 2008) hal.95
11
(framework) yang luas dalam pengimplementasian CSR masih dapat dirumuskan,
yang didasarkan pada pengalaman dan juga pengetahuan dalam bidang-bidang
seperti manajemen lingkungan. Kerangka kerja ini mengikuti model “plan, do,
check, and improve” dan bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan
kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan.12
Ada beberapa hal penting pula yang dapat mempengaruhi pada
implementasi CSR, menurut Prince of Wales Fondation ada lima hal penting yang
dapat mempengaruhi Implementasi CSR, Pertama, menyangkut (Human Kapital)
Pemberdayaan Manusia. Kedua, (Environments) yang berbicara tentang
lingkungan. Ketiga, adalah Good Corporate Governance. Keempat, Social
Kohesion. Artinya, dalam melaksanakan CSR jangan menimbulkan kecemburuan
sosial. Kelima, adalah Economic Strength atau memberdayakan lingkungan
menuju kemandirian di bidang ekonomi.13
a. Pemberdayaan Manusia
1) Bidang Pendidikan
Untuk mengetahui potensi yang ada dalam diri dan luar dirinya diperlukan
kemampuan pengetahuan dan teknikal (skills). Semakin tinggi pengetahuan dan
terampilan seseorang, semakin tinggi pula kualitas sumberdaya manusia (SDM)
yang dimilikinya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan seringkali
menjadi ukuran untuk menilai kualitas SDM seseorang: dan untuk mencapai
tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan tersebut bisanya dilakukan
12
Repository.unand.ac.id/818/1/ARTIKEL_DIPA_ANDA_LUSIA_2009.doc. (diakses pada 20 january jam.11:04)
13
melalui pendidikan dalam berbagai bentuk baik pendidikan formal maupun non
formal melalui berbagai pelatihan.14
2) Bidang Kesehatan
Kesehatan menjadi faktor pendukung dalam melaksanakan peningkatan
SDM. Tanpa ada dukungan dari kekuatan fisik maka kualitas SDM pun akan
melemah. Dalam berbagai kesempatan, perusahaan juga menaruh perhatian atas
berbagai masalah kesehatan masyarakat. Hal ini mengingat kondisi kesehatan
masyarakat yang juga masih relatif buruk. Dampak dari krisis ekonomi telah
memperlambat laju peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.
Khusus pada perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah remote area,
bidang pendidikan dan kesehatan merupakan isu penting. Hal ini mengingat
kondisi masyarakat disekitar tambang yang biasanya masih terbelakang.
Penerapan CSR tidak hanya ditunjukan secara secara langsng kepada
masyarakat disekitar perusahaan, tetapi juga harus berdampak pada kinerja
karyawan. Dengan demikian, pengembangan kualitas sumberdaya manusia di
lingkungan internal perusahaan menjadi bagian dari penerapan prinsip CSR.15
b. Memberdayakan Lingkungan Menuju Kemandirian di Bidang Ekonomi.
Kinerja ekonomi perusahaan mencerminkan sejauh mana status ekonomi
para pemangku kepentingan mengalami perubahan sebagai akibat dari kegiatan
perusahaan/organisasi, jadi bukan hanya berdasarkan prestasi keuangan. Dampak
dari kinerja ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan akan meluas menjadi
dampak terhadap aspek social dan lingkugan. Misalnya, jika perusahaan telah
14
Fajar Nur Sahid, CSR bidang kesehatan dan pendidikan, (Indonesia Business Link, juni 2008), hal.3-4
15
berhasil meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat sekitar, berarti telah
meningkatkan kesejahteraannya.16
c. Good Corporate Governance
Istilah Corporate Governance berasal dari suatu analogi antara pemerintah
suatu negara atau kota dengan pemerintah dalam suatu perusahaan. Sebagai mana
halnya pemerintahan Negara yang melibatkan berbagai investor. Corporate
Governance juga menyangkut rekonsiliasi berbagai kepentingan yang
berbeda-beda dari para pemangku kepentingan. Hal tersebut berarti bahwa tanpa adanya
Corporate Governance yang baik akan terjadi konflik kepentingan yang bisa
memberi dampak buruk bagi kinerja perusahaan.
Definisi Corporate Governance dikemukakan oleh Organization for
Economic Coorporation and Development (OECD) sebagi berikut: Corporate
Governance merupakan suatu sistem utuk mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Struktur Corporate Governance menetapkan distribusi hak dan
kewajiban diantara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti
dewan direksi, para manajer, para pemegang saham, dan pemangku kepentingan
lainnya.17
d. Kerekatan Sosial / Social Kohesiom
Hubungan sosial yang guyub, atau disebut juga sebagai kerekatan sosial /
(social cohesion) merupakan salah satu aspek dari modal sosial. Secara utuh,
16
Mariya R. Ninditya Radyati, CSR untuk pemberdayaan ekonomi local, (Indonesia Busines Link, juni 2008), hal.13
17
modal sosial merupakan hal penting yang diperlukan sebuah masyarakat untuk
maju, menyelesaikan berbagai persoalanya, dan mencapai tingkat sosial, ekonomi,
polotik yang lebih baik dan stabil. Ini merupakan kondisi yang diinginkan oleh
semua pihak termasuk dunia usaha.
1) Modal Sosial
Ada banyak sumber tentang pengertian modal sosial tetapi ada beberapa
sumber yang penulis dapat dan ini cukup mewakili pengertian dari modal sosial.
Francis Fukuyama, seorang ahli sosial ekonomi, menjelaskan modal sosial
sebagai nilai atau norma yang diakui bersama oleh anggota-anggota suatu
kelompok atau masyarakat, yang memungkinkan terjadinya kesepahaman dan
kerjasama diantara mereka. Menurut Bank Dunia, modal sosial merujuk pada
berbagai norma dan jejaring yang memungkinkan terjadinya tindakan bersama.18
Modal sosial dapat diartikan sebagai sumber (resource) yang timbul dari
adanya interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian,
pengukuran modal sosial jarang melibatkan pengukuran terhadap interaksi itu
sendiri. Melainkan, hasil interaksi tersebut, seperti terciptanya atau terpeliharanya
kepercayaan antar warga masyarakat. Sebuah interaksi dapat terjadi dalam skala
individu atau institusional . secara individu, interaksi terjadi manakala relasi intim
antara individu terjalin satu sama lain sehingga terbentuk ikatan emosional. Setiap
masyarakat memiliki sumber daya tertentu yang dapat dikembangkan untuk
mengatasi masalah bersama.19
18
Mulya Amri dan Wicaksono Sarosa, CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial, (Jakarta: Indonesia Busines Link, 2008), hal.5
19
2) Lingkungan
Menurut Herman Daly pengarang For the Common Good menyatakan
dengan sangat luas bahwa tidak ada sebuah bangsa yang sejahtera ketika
lingkungannya bermutu buruk.20 Menurut dua pemikir Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terkemuka Elkinton dan Burke, hanya bisnis yang ramah pada
lingkungan yang akan selamat hingga masa depan, karena keberlanjutan bisnis
merupakan fungsi dari keberlanjutan lingkungan yang dikelola oleh bisnis itu.21
Mengacu pada praktik normal seluruh perusahaan yang wajib menjalankan
operasinya sesuai dengan regulasi mengenai ambang batas dampak limbah operasi
terhadap lingkungan serta berbagai aspek lingkungan lainnya sesuai dengan
peraturan pemerintah. Praktik ini dapat dikategorikan sebagai kontribusi awal
perusahaan dalam CSR, yaitu mengurangi dampak negatif industri terhadap
lingkungan hidup.
Praktik lain adalah industri melebihi kewajiban yang telah digariskan.
Selain mentaati kewajiban sesuai regulasi yang ada, perusahaan juga berinovasi
dengan berbagai pendekatan untuk menambah nilai kontribusi mereka terhadap
lingkungan dan sekaligus terhadap bisnis mereka.22
e. Pola Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Secara umum dari hasil penelitian yang dilakukan PIRAC pada tahun 2001
terhadap aktifitas sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia, terhadap 4 pola
kecendrungan model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:
20
Edi Suharto Dkk. Majalah Bisnis & CSR, Indonesia Green Awards, Untuk keberlanjutan Manusia dan Alam. (Jakarta: 2010), h.30-31
21
Ibid, h.41 22
1) Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah
satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair
manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan
mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya.
Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di
perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat
digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan
yang didirikan perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca Cola
Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan
Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.
3) Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR
melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah
(NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik
dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah
Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB,
IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).
4) Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan
turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga
sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan
dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian
hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak
konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh
perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari
mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama (Saidi,
2004:64-65).23
2. Pemangku Kepentingan / Stakeholders Perusahaan
Pengenalan terhadap konsep lingkungan organisasi perusahaan yang
berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan system dalam
menajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen
terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu organisasi perusahaan
dapat mencapai tujuannya secara efektif. Melalui pengakuan terhadap berbagai
elemen dilingkungan luar perusahaan yang akan berpengaruh terhadap efektivitas
23
pencapaian tujuan, para peneliti di Standford Reaserch Institute (SRI)
memperkenalkan konsep pemangku kepentingan pada tahun 1963 (Friedman dan
Reid, 1983) yang mula-mula merujuk kepada pengertian “berbagai kelompok
tertentu yang tanpa dukungan mereka maka perusahaan akan berhenti”.
Freeman (1984: 46) mendefinisikan pemangku kepentingan sebagai
“setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
pencapaian tujuan perusahaan”. Pada awalnya yang dimaksud para pemangku
kepentingan mencangkup para pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,
pemberi pinjaman, dan masyarakat luas.24
Ansoff menekankan pentingnya pengelola perusahaan untuk
menyeimbangkan berbagai kleim yang bertentangan dari para pemangku
kepentingan terhadap aktifitas yang dilakukan perusahaan. Sedangkan Dill
(Freeman dan Reid, 1983) menekankan pentingnya memperhitungkan peran yang
dapat dilakukan pemangku kepentingan dalam mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh manajer perusahaan. Dalam kaitan ini Dill menyatakan:
Selama ini kita menganggap bahwa berbagai pandangan maupun inisiatif para pemangku kepentingan dapat diperlakukan sebagai suatu yang berada di luar perusahaan (eksternalitas) bagi perencanaan strategi dan proses manajemen. Misalnya para pemangku kepentingan hanya diperlakukan sebagai data yang membantu manajemen merumuskan keputusan, atau sebagai kendala hokum dan sosialm yang akan membatasi keputusan manajer. Kita masih enggan untuk menerima pemikiran yang menyatakan bahwa para pemangku kepentingan di luar perusahaan (outside stakeholders) bisa saja berperan aktif dalam pembuatan keputusan manajemen. Sudah saatnya kita mengubah cara pandang dari pengaruh pemangku kepentingan menjadi partisipasi pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan.
24
Menyadari adanya realitas baru hubungan antar perusahaan koperasi
dengan pemangku kepentingan, Freeman dan Reed mengajukan dua rumusan
pemangku kepentingan, yakni: pemangku kepentingan dalam arti luas dan
pemangku kepentingan dalam pengertian sempit.
a. Pemangku Kepentingan Dalam Arti Luas
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemangku kepentingan adalah
kelompok maupun individu-individu yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan mereka atau pencapaian perusahaan yang
dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan pada saat perusahaan mengejar
tujuannya. Yang termasuk dalam pemangku kepentingan dalam
pengertian ini mencangkup: kelompok kepentingan publik, kelompok
yang melakukan aktivitas protes, pegawai pemerintah, asosiasi
perdagangan, pesaing, serikat pekerja dan juga karyawan, pelanggan
pada segmen tertentu, serta pemegang saham.
b. Pemangku Kepentingan Dalam Arti Sempit
Perusahaan memiliki ketergantungan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya kepada pemangku kepentingan ini yang terdiri
atas kelompok-kelompok maupun beberapa individu tertentu.
Pemangku kepentingan pada kategori ini adalah karyawan, pelanggan
pada segmen tertentu, pemasok tertentu, pegawai kunci di
pemerintahan, kreditur tertentu, dan pemegang saham25
25
32 A. Profil PT Pertamina (Persero)
PT Pertamina (Persero) yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Timur,
No. 1A, Jakarta. Adalah perusahaan minyak dan gas bumi ini awalnya didirikan
pertama kali pada tanggal 10 Desember 1957. Namun di tahun berdirinya ini,
perusahaan minyak dan gas bumi ini belum bernama PT Pertamina (Persero)
melainkan PT PERMINA (Perusahaan Minyak Nasional). Negara memiliki 3
perusahaan minyak dan gas bumi pada tahun 1961 diantaranya, PN PERMINA
(ex PT PERMINA), PN PERTAMIN, dan PN PERMIGAN. tetapi pada tahun
1966, PN PERMIGAN dilikuidasi. Akhirnya pada tahun 1968, PN PERTAMINA
terbentuk atas bergabungnya PN PERMINA dan PN PERTAMIN. Berdasarkan
Undang-Undang MIGAS No. 22 tahun 1971PN PERTAMINA berubah menjadi
PT Pertamina (Persero). Pertamina mulai memiliki logo baru pada tanggal 10
Desember 2005. Berikut ini adalah transformasi logo Pertamina:
[image:42.612.165.393.500.661.2]
Sebelum Undang-Undang No. 22 tahun 2001, Pertamina mempunyai
status khusus sebagai regulator migas berdasarkan undang-undang. Pertamina
memonopoli pengelolaan migas Indonesia di sektor hilir sebagai operator tunggal
dan di sektor hulu yang melakukan kontrak dengan perusahaan lain melalui
kontrak bagi hasil (Production Sharing). Pertamina berperan sebagai pengelola
sumber daya alam untuk mengambil nilai ekonomis (rents) dari sumber migas
sebagai representasi dari pemerintah.
Setelah undang-undang No. 22 tahun 2001, kebijakan umum untuk
industri ditetapkan oleh Ditjen Migas. Pengaturan dan pengawasan berbagai
entitas bisnis dilakukan oleh badan-badan pelaksana yang bertanggung jawab
untuk mengelolanya. Untuk sektor hilir ditangani oleh BPH Migas dan untuk
sektor hulu ditangani oleh BP Migas. Hal ini berarti Pertamina telah berubeh
menjadi pemain biasa dimana sektor hilir kini terbuka bagi operator manapun
yang memperoleh lisensi dari pemerintah dan sektor hulu kini terbuka bagi
berbagai operator yang memperoleh kontrak dengan pemerintah. Begitu juga
dengan peran sebagai pengelola sumber daya yang kini dialihkan ke badan-badan
pelaksana.
Sektor hulu:
1. Produser minyak mentah dan gas bumi (dalam dan luar negeri)
2. Pemasok energi/listrik (panas bumi)
Sektor hilir:
2. Bisnis BBM (minyak tanah, solar/diesel/MFO, dll) untuk Marine &
Industry
3. Bisnis BBK (PertaminaDex, Pertamax/Pertamax Plus, Bio Pertamax)
untuk retail
4. Bisnis Aviasi
5. Bisnis Pelumas
6. Bisnis LPG
7. Bisnis Petrokimia
8. Pengemban Public Service Obligation (PSO): BBM bersubsidi: minyak
tanah, premium, solar
9. Pelaksana Konversi Minyak Tanah ke LPG
Anak perusahaan/joint venture dalam bisnis Pertamina (terkait core bisnis & non
core bisnis:
1. Core bisnis: PT Pertamina EP, PT Pertamina Gas, PT Pertamina Hulu Energi,
PT Pertamina Drilling Service, PT Pertamina Geothermal Energi, PT Elnusa,
Tbk., PT Usayana, PT Patra Niaga, Petral, PT Pertamina Retail, PT Badak
LNG, PT Arun LNG, PT Pertamina Cepu, PT Geodipa, EP Technology
Center, dll.
2. Non Core: PT Patra Jasa, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Tongkang, PT
Pertamina Bina Medika (RSPP), PT Tugu Mandiri, dll.
Pertamina merupakan perusahaan migas terintegrasi yang mencangkup
usaha eksplorasi dan produksi, pengelolaan hingga pemasaran dan niaga (dari
Hulu sampai Hilir).
Ketiga sektor merupakan industri yang memiliki karakteristik yang
alam); sektor pengelolaan merupakan industri manufaktur; sedangkan sektor Hilir
adalah industri jasa.
Persamaan dari ketiga sektor tersebut adalah semua memerlukan dukungan
modal yang besar untuk investasi maupun modal kerja dengan pola terintegrasi
sektor hulu sampai hilir dapat saling menunjang kebutuhan investasi atau modal
kerja tersebut.
Mengingat karakteristik yang berbeda, setiap sektor memerlukan
pemimpin yang memiliki Visi, pemahaman, dan otoritas yang memadai untuk
mengelola bidang tugasnya.
Visi, Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia
Misi, menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Untuk menjaga integritas yang tinggi dalam setiap penyelenggaraan
kegiatan perusahaan, direksi menetapkan komitmen berikut untuk digunakan
sebagai pedoman oleh seluruh jajaran perusahaan.
a. Bertindak jujur
Bertindak jujur dalam berinteraksi dengan sesama pekerja maupun
dengan pihak eksternal serta selalu bertindak berdasarkan niat
baik.
b. Dapat dipercaya
Tidak menyalahgunakan wewenang, informasi dan rahasia
perusahaan untuk kepentingan pribadi, pihak lain atau kegiatan
c. Menghindari konflik kepentingan
Tidak terlibat atau melakukan tindakan yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
d. Tidak mentolerir suap
Tidak menerima suap dalam setiap penyelenggaraan kegiatan
perusahaan.1
Dewan Direksi Organisasi Pertamina Priode 2009
Direktur Utama : Karen Agustiawan
Wakil Direktur Utama : Omar Sjawaldi Anwar
Direktur Hulu : Karen Agustiawan
Direktur Pengolahan : Rukmi Hadihartini
Direktur Pemasaran & Niaga : Achmad Faisal
Direktur Umum & SDM : Waluyo
Direktur Keuangan : Ferederick ST Siahaan
1
8
[image:47.612.110.543.67.658.2]Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero)
Gambar 3. Struktura organisasi PT Pertamina (Persero)
Gambar 4. Struktura organisasi PT Pertamina (Persero) Sekretaris
Perseroan
Public Relation
Div.
Lingkungan
Div. Kesehatan
Div.
Infrastruktur dan Bencana Alam
Corporate Social Responsibility (CSR)
Div. Kesehatan Div.
B. CSR PT Pertamina (Persero)
Pertamina bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan
yang harmonis dengan lingkungan di sekitar daerah operasinya serta bekerja
sama dengan Pemerintah untuk memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat. Pertamina memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung
jawab Perusahaan di bidang sosial serta lingkungan sesuai dengan prinsip
pengembangan lingkungan yang berkelanjutan. Di PT Pertamina, semua
kegiatan dilaksanakan secara bertanggung jawab baik secara ekonomi, sosial
maupun lingkungan.
MISI
• Mengimplementasikan komitmen perusahaan terhadap CSR untuk
memberikan nilai tambah bagi stakeholders dalam upaya mendukung
kemajuan perusahaan.
• Mewujudkan kepedulian sosial PT Pertamina (Persero) dan kontribusi
perusahaan terhadap pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.
TUJUAN
• Membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang
kondusif untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
• Memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan sosial.
• Meningkatkan nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi dengan
• Bagian dari upaya membangun citra dan reputasi perusahaan.
KRITERIA
1. Kebutuhan masyarakat: program disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas.
2. Inovasi dan spesifik: program ditujukan sesuai dengan isu sosial yang spesifik
dan dilakukan dengan pendekatan yang inovatif.
3. Potensial: dalam jangka panjang, secara potensial akan dapat mengatasi isu-isu
sosial.
4. Strategi: program secara strategis ditujukan untuk mengantisipasi masalah
sosial dan akan mempertegas pencapaian tujuan.
5. Kemitraan: perencanaan program serta implementasinya dapat bermitra dengan
pemerintah, LSM, dan perguruan tinggi.
1. Sejarah CSR PT Pertamina (Persero)
Pertamina melaksanakan program Community Development yang menjadi
tanggung jawab sosial seiring berdirinya perusahaan (1957) pada waktu itu
perusahaan sudah melakukan tanggung jawab sosial perusahaannya, tetapi hanya
bersifat amal saja. UU PT No.40 terbit pada tahun 2007. Dengan demikian jauh
sebelum UU terkait tanggung jawab sosial diberlakukan Pertamina telah
melaksanakan CSR di sekitar wilayah operasi di Indonesia
Dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pertamina sejak lama telah
Social Responsibility (CSR). Hal ini dilakukan untuk memberikan nilai tambahan
bagi stakeholders (Pemangku Kepentingan) dalam upaya mendukung kemajuan
serta mewujudkan kepedulian sosial perusahaan dengan berkontribusi terhadap
pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.
Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis diharapkan dapat
menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan serta
meningkatkan nilai dan budaya yang terintegrasi dalam strategi bisnis, sehingga
dapat menjadi bagian dalam upaya membangun reputasi dan citra perusahaan.
Perusahaan telah mmenetapkan beberapa kriteria program kerja CSR
Pertamina yaitu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, potensial dan kemitraan.
Dengan kriteria ini diharapkan kegiatan CSR Pertamina dapat memberikan
manfaat yang luas sehingga dalam jangka panjang secara potensial dapat
mengatasi isu-isu sosial yang ada lewat kemitraan bersama pemerintah, LSM, dan
Perguruan Tinggi.
Selaras dengan kebijakan CSR Pertamina. Program CSR diarahkan dan
diprioritaskan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui
pemberdayaan di berbagaibidang seperti Pendidikan, Kesehatan, Konservasi
Lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang akan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
2. Program-program CSR PT Pertamina (Persero)
Kegiatan CSR dalam bidang pendidikan dengan tema “Cerdas bersama
Pertamina” memiliki 2 pilar utama yaitu peningkatan mutu dan akses
pendidikan.
b. Bidang Konserfasi Lingkungan
Kepedulian perusahaan terhadap kelestarian lingkungan merupakan wujud
harmoni oprasional perusahaan dengan kelestarian lingkungan di seluruh
kawasan Indonesia.
c. Bidang Kesehatan
CSR dalam bidang kesehatan melingkupi peningkatan mutu pelayanan dan
akses kesehatan yang diimplementasikan pada kegiatan
d. Infrastruktur dan Bencana Alam
Dalam membantu masyarakat dalam membangun infrast