• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN PERILAKU PERUSAHAAN DENGAN KINERJA USAHA PADA INDUSTRI JASA KURSUS BAHASA INGGRIS DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN PERILAKU PERUSAHAAN DENGAN KINERJA USAHA PADA INDUSTRI JASA KURSUS BAHASA INGGRIS DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh

MONICA SYAMSURYA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(2)

ANALISIS HUBUNGAN PERILAKU PERUSAHAAN DENGAN KINERJA USAHA PADA INDUSTRI JASA KURSUS BAHASA INGGRIS

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Monica Syamsurya

Penentu keberhasilan perusahaan pada industri jasa kursus Bahasa Inggris adalah

jumlah konsumen pada jasa perusahaan, semakin banyak jumlah konsumen maka

semakin banyak berkembang sebuah perusahaan. Jumlah konsumen jasa kursus

Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung pada Tahun 2012 berjumlah 5105 siswa

dengan pangsa pasar tertinggi sebesar 31 persen dimiliki Perusahaan/Lembaga

Kursus LIA.

Ketika Kursus – kursus membuka tawaran dan mampu menggaransi mutu, pilihan

– pilihan masyarakat akan makin banyak. Kesadaran mereka membayar biaya tidak

lagi ditentukan oleh berapa besar yang harus disetor, melainkan berapa baik mutu

produk dan variasi kebutuhan masyarakat. Perusahaan – perusahan pada industri

jasa kursus Bahasa Inggris harus tampil secara diferensiatif, dalam makna mampu

(3)

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: ”Apakah kualitas perilaku

perusahaan dan hubungannya dengan kinerja usaha pada industri jasa kursus

Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung”. Tujuan penulisan, ingin mengetahui

hubungan perilaku perusahaan terhadap kinerja usaha pada industri jasa kursus

Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung. Alat analisis yang digunakan adalah

Analisis korelasi parsial antara variabel perilaku dan variabel kinerja menggunakan

Korelasi Pearson (Product Moment)

Korelasi antara Variabel Perilaku dengan Kinerja Industri menggunakan rumus

koefisien korelasi product moment diperoleh r = 0, 961, angka ini menggambarkan

hubungan variabel perilaku dengan variabel kinerja pada industri jasa kursus

Bahasa Inggris sangat kuat. Untuk mengetahui signifikansi nilai koefisien korelasi

tersebut, dilakukan pengujian dengan uji t dimana thitung 7,78 > ttabel2,571 yang

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR TABEL... i

DAFTAR LAMPIRAN... ii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .. 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan... 7

D. Kegunaan Penulisan ... 8

E. Kerangka Pemikiran... 8

F. Hipotesis... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Arti dan Pengertian Manajemen Pemasaran ... 13

B. Pengertian Industri ... 18

C. Jasa ... 19

1. Karakterisitik Jasa ... 19

2. Kualitas Jasa... 21

D. Pendidikan... 23

a. Jasa Pendidikan ... 24

b. Pendidikan Luar Sekolah ... 25

E. Struktur Pasar Industri ... 26

a. Persaingan Sempurna ... 28

b. Oligopoli ... 28

c. Monopoli ... 30

d. Monopolistik ... 31

E. Perilaku Perusahaan ... 31

1. Penetapan Harga... 32

2. Promosi ... 32

3. Kebijakan Promosi ... 33

F. Kinerja Perusahaan... 34

G. Hubungan Perilaku terhadap Kinerja Usaha ... 38

(8)

D. Alat Analisis... 41

1. Pengukuran Variabel Perilaku... 41

2. Pengukuran Variabel Kinerja... 42

3. Pengukuran Hubungan Antara Variabel Perilaku dan Variabel Kinerja ... 42

IV. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perhitungan ... 46

1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 46

1.1. Uji Validitas ... 46

1.2. Uji Reliabilitas ... 47

2. Pencapaian Kondisi Ideal Aspek Perilaku Perusahaan ... 47

3. Pencapaian Kondisi Ideal Kinerja Perusahaan... 51

4. Hubungan Variabel Perilaku Terhadap Kinerja Perusahaan... 52

B. Pembahasan Perilaku dan Kinerja Industri ... 53

1. Kebijakkan Pelayanan... 54

2. Kebijakkan Promosi ... 54

3. Penetapan Harga... 55

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran... 58

(9)

Tabel Halaman

1. Nama Perusahaan Jasa Kursus Bahasa Inggris dan

Jumlah Kantor Agen di Bandar Lampung Tahun 2012 ... 3

2. Jumlah Konsumen Kursus Bahasa Inggris... 4

3. Jenis Struktur Pasar Industri ... 27

4. Matrik Evaluasi Perilaku Jasa ... 41

5. Matrik Evaluasi Kinerja ... 42

6. Interpretasi Nilai r ... 43

7. Persentase Fase Pencapaian Kondisi Ideal Perilaku Pelayanan... 47

8. Persentase Fase Pencapaian Kondisi Ideal Perilaku Promosi ... 49

9. Persentase Fase Pencapaian Kondisi Ideal Perilaku Tarif ... 50

10. Persentase Fase Pencapaian Kondisi Ideal Kinerja... 51

(10)

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan

Lampiran 2 Program dan Tarif Imdustri Jasa Kursus Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung

Lampiran 3 Skor dan Validitas Item Pertanyaan Lampiran 4 Realibilitas Item Pertanyaan

Lampiran 5 Matrik Evaluasi Variabel Perilaku Pelayanan Lampiran 6 Matrik Evaluasi Variabel Perilaku Promosi Lampiran 7 Matrik Evaluasi Variabel Kinerja

Lampiran 8 Hasil Perhitungan

Lampiran 9 Tabel t- Distribution Values

(11)

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas

manusia, Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu

menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi

dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Dalam masyarakat

dengan ekonomi industri saat ini, peningkatan kualitas angkatan kerja secara terus

menerus merupakan suatu keharusan. Ini tidak mungkin dilakukan hanya dengan

mengandalkan sistem pendidikan formal saja.

Pendidikan non formal diharapkan berfungsi baik sebagai transisi dari dunia

sekolah ke dunia kerja (transition from school to work) maupun sebagai bentuk

pendidikan sepanjang hayat dan diarahkan terutama untuk meningkatkan

kecakapan hidup dan pembinaan profesionalisme serta kompetensi masyarakat

secara luas. Perkembangan informasi dan teknologi yang demikian pesat

memaksa perubahan dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan,

diantaranya pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sejak tahun

2004. Tujuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia dengan mendorong siswa bukan hanya menghapal,

(12)

Misalnya belajar Bahasa Inggris, siswa diharapkan sungguh menjadi kompeten

untuk dapat berbicara dan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.

Menyadari pentingnya fungsi Bahasa Inggris ini, maka pemerintah telah

menjadikan pendidikan Bahasa Inggris menjadi salah satu kurikulum wajib dalam

setiap jenjang pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003

Sistem Pendidikan Nasional Bab XV mengenai Peran Serta Masyarakat Dalam

Pendidikan, untuk membantu program pemerintah maka dunia pendidikan swasta

sebagai salah satu pendukung Sistem Pendidikan Nasional, menyelenggarakan

pendidikan non formal dalam bentuk pendidikan Bahasa Inggris. Industri jasa

kursus Bahasa Inggris ini ditujukan untuk menambah pengetahuan serta

kemampuan berbahasa Inggris kepada masyarakat dengan berbagai program

kursus jasa yang ditawarkan.

Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang sangat

menentukan dalam memperoleh lapangan kerja akhir-akhir ini. Fenomena inilah

yang mendasari munculnya berbagai macam kursus Bahasa Inggris di seluruh

wilayah Indonesia, tak terkecuali di Propinsi Lampung khususnya Kota Bandar

Lampung. Menjamurnya kursus-kursus Bahasa Inggris ini tak terjadi bila hasil

pengajaran Bahasa Inggris di sekolah ternyata memuaskan. Jika demikian halnya,

maka kursus Bahasa Inggris yang ada hanyalah yang ditujukan untuk

kepentingan-kepentingan khusus seperti untuk memperoleh sertifikat TOEFL

(Test of English as a Foreign Language) dan lain-lain serta bukan yang ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

(13)

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam kehidupan

sehari-hari, bukan untuk tujuan-tujuan lain.

Tabel 1. Nama Perusahaan Jasa Kursus Bahasa Inggris dan Jumlah Kantor Agen di Bandar Lampung Tahun 2012

No Kursus Bahasa Inggris Kantor Agen

1 IEC (Intensive English Course) 2

2 Standard Gandhi 2

3 Language Exchange 1

4 PIA (Philippines Indonesia America) 1

5 English First 1

6 Delima Pratama 1

7 LIA (Lembaga Indonesia – Amerika) 2

Jumlah 10

Sumber : Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Bandar Lampung, 2013

Industri jasa kursus Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung terdiri dari tujuh

perusahaan pada tahun 2012. Sebagaian besar perusahaan kursus Bahasa Inggris

tersebut berada di pusat kota. Selain mudah dijangkau, juga berdekatan dengan

sekolah-sekolah yang merupakan pangsa pasar dari perusahaan kursus Bahasa

Inggris. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa, perusahaan-perusahaan pada

industri jasa kursus Bahasa Inggris membuka kantor agen di berbagai lokasi di

Kota Bandar Lampung. Kantor agen ini bertanggung jawab di bawah kantor

cabang utama. Pada Tabel 1 terdapat 10 kantor agen di Kota Bandar Lampung.

Ada tiga perusahaan kursus Bahasa Inggris yang mempunyai kantor agen

sebanyak dua buah. Yaitu, LIA, Standard Gandhi dan IEC yang juga mempunyai

(14)

Ada beberapa hal yang mendorong usaha jasa kursus Bahasa Inggris membuka

agen di wilayah Bandar Lampung, antara lain :

1. Bandar Lampung merupakan salah satu daerah yang mempunyai kedudukan

penting diantara daerah lainnya, karena merupakan pusat pemerintahan

Propinsi Lampung. Dengan demikian mempunyai keadaan yang relatif lebih

maju, kepadatan penduduk yang tinggi, sarana dan prasarana pendidikan yang

lebih lengkap dan keanekaragaman kegiatan yang lebih banyak.

2. Majunya perekonomian masyarakat Bandar Lampung sehingga pelayanan

jasa pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam meningkatkan Sumber

Daya Manusia.

Tabel 2 berikut ini menyajikan jumlah konsumen dan pangsa pasar perusahaan

pada tahun 2012 pada industri jasa kursus Bahasa Inggris di Bandar Lampung.

Tabel 2. Jumlah Konsumen Industri Jasa Kursus Bahasa Inggris di Bandar Lampung Tahun 2012

No Perusahaan Konsumen (Siswa) Pangsa Pasar (%)

1 LIA 1580 31

2 IEC 975 19

3 Language Excahange 858 17

4 English First 623 12

5 Standard Gandhi 575 11

6 Delima Pratama 283 6

7 PIA 211 4

Jumlah 5105 100

(15)

Penentu keberhasilan perusahaan pada industri jasa kursus Bahasa Inggris adalah

jumlah konsumen pada jasa perusahaan, semakin banyak jumlah konsumen maka

semakin banyak berkembang usaha jasa kursus Bahasa Inggris.

Jumlah konsumen jasa kursus Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung pada

Tahun 2012berjumlah 5105 siswa. Lembaga kursus LIA mempunyai pangsa pasar

tertinggi yaitu 31%, selanjutnya pangsa pasar tertinggi kedua perusahaan IEC

sebanyak 19%. Pangsa pasar terkecil sebesar 4% yaitu perusahaan PIA, hal ini

terjadi karena PIA baru berdiri selama setahun. Pada industri ini pasar didominasi

oleh LIA, IEC, Language Exchange dan English First yang mengusai pasar

sebesar 79%. Penggabungan empat perusahaan terbesar yang memiliki lebih dari

60% - 100% pangsa pasar berarti struktur pasarnya tergolong oligopoli ketat.

Dalam kondisi struktur ini keputusan perilaku perusahaan satu akan memiliki

pengaruh pada keputusan perilaku perusahaan lain dalam satu industri.

Tarif jasa kursus Bahasa Inggris yang ditawarkan pada pasar sangat berpengaruh

pada kuantitas penjualan jasa kursus Bahasa Inggris, sehingga tarif jasa kursus

Bahasa Inggris antara perusahaan satu dengan perusahaan lain berbeda. Penetapan

tarif perusahaan-perusahaan pada industri ini bervariasi, sebagian perusahaan

memiliki tarif yang lebih tinggi dari perusahaan lain.

English First memiliki rata – rata tarif berbagai program yang ditawarkan lebih

tinggi dibandingkan tarif perusahaan lainnya, selanjutnya LIA memiliki rata – rata

tarif tertinggi kedua. Ditinjau dari pangsa pasar English First dan LIA termasuk

(16)

Hal ini memperlihatkan ketidaksesuaian dengan hukum permintaan yang

menerangkan sifat permintaan pembeli keatas barang atau jasa, bahwa semakin

tinggi harga maka kuantitas barang yang diminta semakin menurun dengan

asumsi cateris paribus. Dalam industri ini kemungkinan motivasi konsumen

menggunakan jasa ini tidak hanya didasarkan pada faktor ekonomis saja, tetapi

juga dari sudut pandang lain seperti kualitas dan pandangan masyarakat tentang

perusahaan tersebut. Ketika Kursus – kursus membuka tawaran dan mampu

menggaransi mutu, pilihan – pilihan masyarakat akan makin banyak.

Kesadaran mereka membayar biaya tidak lagi ditentukan oleh berapa besar yang

harus disetor, melainkan berapa baik mutu produk dan variasi kebutuhan

masyarakat. Perusahaan – perusahan pada industri jasa kursus Bahasa Inggris

harus tampil secara diferensiatif, dalam makna mampu berbeda dan unggul

dibanding perusahaan sejenis.

Keunggulan – keunggulan dimaksud menyangkut satu atau beberapa bidang,

seperti akademis, tenaga pengajar, bangunan fisik, beasiswa dan sebagainya.

Tiap-tiap perusahaan memiliki berbagai program kursus yang ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, namun pada dasarnya

program-program yang ditawarkan satu sama lain tidak jauh berbeda.

Untuk menarik sejumlah peminat, maka perusahaan harus mampu memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada industri jasa kursus Bahasa Inggris

jumlah produk yang terjual sama dengan jumlah konsumen yang membeli produk

(17)

mengenal berbagai macam perilaku sebagai strategi dalam pengelolaan usahanya

yang antara lain adalah strategi tarif, pelayanan dan promosi.

1.2 Perumusan Masalah

Strategi pelaku usaha dalam meningkatkan pangsa pasar tergantung pada perilaku

dan kinerja usaha yang dilakukan pelaku usaha dalam mengelola usaha sesuai

dengan struktur pasar yang dihadapi. Pada struktur pasar oligopoli tindakan satu

perusahaan akan mempunyai pengaruh penting bagi perusahaan lainnya, sehingga

perubahan perilaku satu perusahaan lembaga pendidikan Bahasa Inggris akan

mempunyai akibat bagi perusahaan lain.

Perilaku perusahaan kursus Bahasa Inggris yang menyangkut strategi usaha dalam

merebut pangsa pasar yang dilakukan antara lain adalah perilaku pelayanan,

perilaku tarif dan promosi. Perilaku strategi tersebut merupakan upaya perusahaan

dalam meningkatkan kinerja usaha.

Berdasarkan latar belakang dan penjelasan tersebut di atas, maka permasalahan

pada tulisan skripsi ini adalah “Apakah perilaku perusahaan mempunyai

hubungan dengan kinerja usaha pada industri jasa kursus Bahasa Inggris di Kota

Bandar Lampung”.

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian masalah diatas maka tujuan dari penulisan ini adalah:

Ingin mengetahui hubungan perilaku perusahaan terhadap kinerja usaha pada

(18)

1.4 Kegunaan Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola usaha jasa kursus

Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung, terutama dalam mengembangkan

kegiatan pemasaran.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam teori ekonomi, industri dapat diartikan dalam berbagai arti. Menurut

Hasibuan (2004:12) secara makro industri adalah segala kegiatan ekonomi yang

dapat menghasilkan nilai tambah. Sedangkan secara mikro industri didefinisikan

sebagai kumpulan perusahaan yang memproduksi produk homogen atau

kumpulan perusahaan yang memproduksi barang substitusi dekat (close

substitutes).

Ada tiga aspek yang menjadi kajian dalam ekonomi industri, yaitu struktur pasar

(market structure), perilaku perusahaan (conduct) dalam industri dan kinerja

(performance) industri (Hasibuan, 2004:3). Struktur pasar adalah suatu

karakteristik pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di pasar.

Struktur pasar merupakan dasar yang membantu prilaku perusahaan yang

selanjutnya perilaku perusahaan akan menentukan tingkat kinerja yang dicapai

perusahaan dalam industri tersebut.

Suatu industri melakukan penyesuaian dan memberikan tanggapan dalam pasar

untuk mencapai tujuannya. Pola tanggapan dan penyesuaian inilah yang

(19)

perusahaan adalah berupa kebijaksanaan harga yaitu bagaimana perusahaan

menetapkan harga, apakah secara independen atau dengan cara berkolusi dengan

perusahaan lain dalam industri tersebut.

Tujuan perusahaan dalam teori klasik adalah memaksimumkan keuntungan.

Dalam teori-teori keluwesan manajerial bahwa perusahaan mempunyai tujuan lain

yang antara lain: optimalisasi staf, optimalisasi penjualan dan optimalisasi

pertumbuhan. Tujuan perusahaan merupakan sasaran yang diinginkan perusahaan.

Seberapa besar tujuan perusahaan ini tercapai dapat dinilai melalui kinerja usaha.

Kinerja merupakan prestasi atau hasil tujuan yang dicapai, meliputi :

profitabilitas, pertumbuhan aset usaha, efisiensi, kualitas produk dan

keseimbangan dalam pendistribusian.

Setiap perilaku perusahaan akan berpengaruh pada tingkat kinerja yang dicapai

oleh perusahaan tersebut, termasuk perilakunya dalam menetapkan harga, perilaku

pelayanan dan perilaku promosi, ketiga perilaku tersebut memperlihatkan

interaksi strategis diantara perusahaan – perusahaan yang ada dalam industri.

Perilaku pelayanan sebagai strategi pada industri jasa ini meliputi strategi

perusahaan dalam meningkatkan mutu pelayanan yang antara lain : pelayanan

belajar, pelayanan sarana fisik, kualifikasi pengajar, serta strategi eksternal

perusahaan dalam menghadapi perusahaan saingannya. Perilaku pelayanan

tersebut merupakan upaya perusahaan dalam mencapai tujuan usahanya.

Perilakupromosisebagaistrategi pada industrimeliputiduasifatpromosi, antara

(20)

Promosiinformasiinformasionalyaknimemberikaninformasitentangprodukbarang

dan jasa untukmenambahpengetahuankonsumententangapa saja yang tersedia dan

kegunaannya,

sedangkanpromosipersuasifyaknidenganberusahamengubahprefensikonsumenden

ganmempromosikankeunggulanproduknyadariprodukperusahaanpesaingnya.

Perilakupromosisebagaistrategi yang dilakukan pada industri jasa

kursusBahasaInggris antara lainmengkomunikasikan jasa melalui media

promosiseperti : media televisi, radio, media massa, melakukanevent – event dan

kunjungankesekolah – sekolah.

Strategipromosimerupakanupayaperusahaandalammencapaitujuannya.

Perilakutarifsebagaistrategi pada industri jasa kursusinimeliputipenetapantarif

yang didasarkan pada persainganusahayaitupenetapantarif yang

dapatmemotivasikonsumenuntukmembeli jasa dan strategipenetapantarif yang

didasarkan atas biaya.

MenurutVaizeydalamMadePidarta (2007), dalammenentukanbiaya pada

setiapkegiatankhususnyabidangpendidikanharuslahmemperhatikan:

1. Perubahan harga di pasar.

2. Perubahan jumlah barang yang diperlukan.

3. Pertambahan jumlah siswa.

4. Peningkatan standar pendidikan.

(21)

Dengan demikian biaya ini harus ditinjau setiap tahun. Sehingga

biaya-biaya ini mungkin tetap nilainya, bertambah besar atau semakin kecil.

Kinerja merupakan suatu penilaian seberapa jauh perusahaan menyimpang dari

tujuan utamanya. Kinerja inilah yang dijadikan sebagai dasar penilaian atas baik

buruknya suatu industri. Berdasarkan uraian tersebut, maka terlihat gambar

kerangka pemikiran sebagai berikut.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

1. Jasa Layanan Pendidikan

2. Tanggapan tentang Promosi Kinerja Usaha

(22)

1.6 Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan latar belakang, permasalahan dan

kerangka pemikiran di atas adalah sebagai berikut:

Perilaku perusahaan jasa lembaga pendidikan Bahasa Inggris mempunyai

hubungan yang sangat kuat dengan kinerja usaha pada industri jasa kursus

(23)

2.1 Arti dan Pentingnya Manajemen Pemasaran

Pengertian pemasaran secara bebas adalah pemasaran atau perniagaan. Pengertian

pemasaran disini merupakan pedoman dan batasan untuk dapat menghindari

timbulnya kemungkinan perbedaan pangkal bertolak, sebab definisi didalam ilmu

sosial biasanya tidak berlaku mutlak, tetapi selalu tunduk kepada situasi dam

kondisi daripada penggunaan definisi tersebut. Hal ini disebabkan oleh perubahan

kehidupan masyarakat banyak dimana kebiasaan, kebutuhan, keadaan sosial, pola

hidup dan sebagainya selalu berubah, sehingga untuk menemukan suatu

perumusan yang tepat seorang haruslah mengalami hal-hal yang nyata dahulu,

baru kemudian definisi tersebut dapat dirumuskan.

Berikut ini disajikan beberapa pengertian pemasaran yang dikemukakan bebarapa

ahli yaitu :

Alex S. Nitisemito (2001: 12).

(24)

Winardi (2000: 45).

Pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas benda-benda dan jasa-jasa yang akan menimbulkan

distribusi fisik mereka.

Philip Kotler (2007: 7).

Pemasaran dalah serangkaian kegiatan manusia yang ditujukan untuk memperlancar serta mempermudah pertukaran

Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Pemasaran dilakukan oleh manusia atau organisasi

b. Tujuan pemasaran adalah memeberikan kemungkinan untuk

memudahakan dan mendorong adanya pertukaran

c. Tujuan pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

manusia

d. Pemasaran dilakukan oleh penjual dan pembeli

Menurut Basu Swasta, DH, dan Irawan (2002: 26), proses pemasaran itu dimulai

sejak sebelum barang diproduksi, tidak dimulai pada saat produksi selesai, juga

tidak berakhir dengan penjualan. Semua keputuasan yang diambil dalam bidang

pemasaran yang harus ditujukan untuk menentukan produk dan pasarnya, harga

dan promosinya. Dengan demikian definisi pemasaran dalam arti luas menurut

William J. Stanton, yang dikutip Basu Swasta DH dan Irawan (2002: 12), adalah

sebagai berikut.

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mendistribusikan dan

(25)

Dari definisi tersebut, terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang terkandung dalam

pemasaran yaitu :

1. People(orang)

Orang yang menggunakan barang atau jasa, serta mereka yang

memerlukan barang atau jasa tersebut.

2. Goods (barang)

Barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau

keinginan daripada orang yang akan dimaksud

3. Functions(kegunaan)

Tindakan atau fungsi-fungsi tertentu yang dilaksanakan dalam

menggerakan barang atau jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhan.

Jadi walaupun para ahli mengemukakan definisi yang bebeda antara satu dengan

yang lainnya, tetapi semuanya tidak terlepas dari ketiga unsur pokok tersebut.

Tanpa salah satu unsur tersebut, maka tidak mungkin akan tercipta adanya

pemasaran.

Behubung karena luasnya pasar dimana perusahaan harus dapat melayani

kebutuhan pembeli dan pada tingkat heteoginitas yang berbeda, ada pasar yang

terdiri dari keinginan pembeli yang sama (homogen), dan ada pula pasaar yang

hederogen. (Basu Swasta DHdan Irawan, 2002: 83)

1. Undifferentiated Pemasaran

Pada bagian ini perusahaan berusaha meninjau pasar secara keseluruhan,

(26)

pada segmen pasar yang berbeda-beda. Perusahaan mengembangkan produk

tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, jadi satu macam produk

ditujukkan kepada semua macam konsumen.

2. Differentiated Pemasaran

Dalam strategi ini, perusahaan mencoba untuk mengelompokkan konsumen

tertentu (segmen pasar), dengan membagi pasar kedalam dua kelompok atau

lebih. Disamping itu perusaahaan membuat produk atau program pemasaran

yang berberda-beda pada tiap segmen pasar, hal ini bertujuan

untukmeningkatkan penjualan dan mendapatkan kedudukan yang kuat pada

tiap segmennya,. Karena perusahaan lebih mengarahkan usahanya pada

keinginan konsumen, maka dapat diharapkan dapat memperoleh loyalitas atau

pembelian ulang. Hal ini dapat diketahui dengan adanaya berbagai produk

berbagai macam saluran distribusi yang dipakai oleh perusahaan.

3. Consentrated Pemasaran

Pada strategi ini perusahaan hanya memusatkan usaha pemasaran hanya pada

satu atau beberapa kelompok pembeli saja (segmen) tetentu. Biasanya hal ini

dilakukan oleh perusahaan yang tidak dapat melayani banyak kelompok

pembeli yang paling menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya

sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Adapun tujuan ditempuhnya

stategi ini :

 Untuk memeperoleh kedudukan yang kuat dalam suatu segmen

(27)

 Untuk melakukan penghematan dalam operasinya karena adanya

spesialisasi dalam produk, distribusi dan promosi.

 Untuk memeperoleh laba yang tinggi, karena hal ini akan terjadi bila mana

segmen pasarnya dipilih dengan tepat.

Sebelum membahas lebih lanjut segmentasi pasar ini terlebih dahulu penulis

mengutarakan pengertian segmentasi pasar menurut Wendall R Smith (Yo

Widjdjakusuma, (2001: 2) :

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar didasarkan perkembangan dari

segi permintaan pasar dan mewakili suatu yang rasional dan penyesuaian yang

lebih tepat dari suatu produk dan usaha usaha pemasaran kearah keperluan

konsumen atau sipemakai.

Moezamil Zahamsari, (2001;70), membagi segmentasi pasar kedalam

variabel-variabel sebagai berikut:

1. Geographic Segmentation.

Pengelompokkan pasar berdasarkan daerah yang berarti penjual membedakan

daerah mana yang memberikan keuntungan yang lebih besar, pengecer

kecilpun dapat pula membedakan daerah mana yang memberikan keuntungan

yang bebeda.

2. Demographic Segmention

Pengelompokkan pasar berdasarkan perbedaan berbagai macam keadaan

seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, pendidikan,

(28)

3. Psychographic Segmention.

Pengelompokkan pasar didasarkan atas atas sipat dan watak pembeli, cara

hidup, motip pembelian, pengetahuan dan tentang produk dan penggunannya

Sedangkan manfaat segmentasi pasar tersebut bagi perusahaan menurut Basu

Swasta, DH. dan Irawan, (2002: 65), adalah :

 Dapat menyalurkan uang dan usaha kepasar potensial yang paling

menguntungkan.

 Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.

 Menentukan cara promosi yang paling efektif.

 Memilih media promosi yang baik dan bagaimana mengalokasikan

anggaran secara lebih baik keberbagai macam media promosi.

 Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha melakuakan kegiatan

promosi.

2.2 Pengertian Industri

Secara mikro industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang

mempunyai sifat saling menganti yang saling erat. Namun, jika secara makro,

industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah(Hasibuan,

2004 :12)

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 37

Tahun 2006 Tentang Pengembangan Jasa Konsultansi Industri Kecil Dan

(29)

mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan Industri.

Sektor industri dapat dibagi dua, yaitu industri jasa dan industri yang

menghasilkan barang-barang. Sektor industri yang menghasilkan barang-barang

adalah pertanian, pertambangan, industri pengolahan, dan air gas serta listrik.

Untuk industri jasa, yaitu perdagangan, angkutan, pemerintahan, perbankan dan

asuransi, persewaan dan lain-lain. Namun, secara umum sektor-sektor industri

tersebut dibagi atas sektor primer, sekunder, dan tersier (Hasibuan, 2004 :12).

2.3 Jasa

Jasa menurut Kotler (2007:229) adalah tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak pada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud

dan tidak mengakibatkan kepemilikkan apapun. Produknya dapat dikaitkan atau

tidak dikaitkan dengan produk fisik.

Jasa merupakan suatu kinerja pelayanan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih

dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif

dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

1. Karakteristik jasa

(30)

1. Intangibility (tidak berwujud). Jasa adalah tidak nyata. Suatu jasa mempunyai

sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh

konsumen.

2. Inseparibility (tidak dapat dipisahkan). Jasa – jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak berlaku

pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan,

didistribusikan, dan akhirnya dikonsumsi. Pada umumnya jasa yang

diproduksi dan dirasakan oleh seorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya,

maka dia akan tetap merupakan bagian jasa tersebut.

3. Variability(keragaman). Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut

diberikan.

4. Perishability(tidak tahan lama). Jasa-jasa tidak dapat disimpan. Daya tahan suatu jasa tergantung pada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

Menurut Tjiptono (2005:24), pada harga jasa karakteristiknya antara lain :

1. Jasa tidak menghasilkan transfer kepemilikan fisik. Pada industri jasa tidak

mudah untuk menghitung biaya finansial berkaitan dengan proses penciptaan

kinerja.

2. variabilitis input dan output, unit konsumsi layanan jasa tidak selalu mudah

diidentifikasi. Ini memunculkan persoalan dalam hal menentukan basis

penetapan harga jasa.

3. Heterogenitas jasa membatasi pengetahuan konsumen tentang harga jasa,

(31)

permutasi layanan yang relatif tidak terhingga sehingga struktur penetapan

harga menjadi sangat kompleks dan rumit.

2. Kualitas Jasa

Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa

berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Terdapat tiga langkah

pengendalian mutu yang dapat dilakukan oleh perusahaan jasa. Pertama, adalah

melakukan investasi dalam seleksi dan latihan yang baik. Perusahaan jasa

lembaga pendidikan Bahasa Inggris melakukan seleksi yang ketat dalam merekrut

pengajar dengan memberikan syarat minimal lulusan sarjana.Kedua,

menstandarisasikan proses kinerja jasa diseluruh organisasi perusahaan tersebut.

Ketiga, memonitor kepuasan konsumen melalui sistem kesan dan pesan, survei konsumen, dan perbandingan belanja, sehingga pelayanan yang buruk dapat

dideteksi dan diperbaiki.

Menurut Kotler (2007: 240) terdapat lima determinan kualitas jasa yang dapat

dirincikan sebagai berikut :

1. Keandalan (reliability). Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan

dengan tepat dan terpercaya.

2. Keresponsifan (responsivenees). Kemauan untuk membantu pelanggan dan

memberikan jasa dengan cepat dan ketanggapan.

3. Keyakinan (confidence). Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta

(32)

4. Empati (emphaty). Syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi kepada

pelanggan.

5. Berwujud (tangible). Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media

komunikasi.

Kotler (2007: 239) bahwa ada lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan

penyampaian jasa, yaitu :

1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi produsen, produsen tidak

selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan pelanggan.

2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa,

manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak

menetapkan suatu standar kinerja spesifik.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para

personil mungkin kurang terlatih atau tidak mampu atau tidak memenuhi

standar.

4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi internal. Harapan

konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat pengusaha dan iklan

perusahaan.

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Kesenjangan

terjadi bila memiliki persepsi yang keliru tentang kualitas jasa tersebut.

Kualitas pelayanan juga merupakan senjata yang ampuh dalam keunggulan

(33)

perusahaan melakukan perilaku strategi kualitas layanan untuk menciptakan

keunggulan tersebut.

Kualitas adalah sebuah kata yag bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus

dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk

atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih

keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun

sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah

tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut,

apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan.

2.4. Pendidikan

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie

diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain

agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih

tinggi.

Pendidikan adalah inkulturasi (Pidarta, 2007:161), pendidikan adalah suatu proses

membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berperilaku mengikuti

budaya yang memasuki dirinya. Inkulturasi ini terjadi dimana – mana, disetiap

tempat hidup seseorang dan setiap waktu. Dari sinilah muncul pengertian

kurikulum yang sangat luas, yaitu semua lingkungan tempat hidup manusia.

Sebab dimanapun orang berada disitulah terjadi proses pendidikan, di situ terjadi

(34)

Dunia pendidikan saat ini menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama,

sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat

mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua,

untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan

sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja

global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan

perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat

mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan

keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong

peningkatan partisipasi masyarakat.

1. Jasa Pendidikan

Jasa pendidikan adalah tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak pada pihak lain yang berupa pelayanan intelektual. Jasa pendidikan

merupakan sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa siswa, mahasiswa

maupun masyarakat umum. Jasa pendidikan pada hakekatnya bertujuan

memberikan pelayanan. Layanan ini dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai

dari layanan dalam bentuk fisik bangunan, layanan berbagai fasilitas dan layanan

pengajar yang bermutu.

Pendidikan adalah jasa yang berupa proses pembudayaan. Pengertian ini

berimplikasi pada adanya masukan (input) dan keluaran (output). Inputnya adalah

peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan. Outputnya adalah lulusan.

Produk yang diberikan adalah jasa pelayanan. Mutu jasa pelayanan pendidikan

(35)

pendidikan dengan harapan tinggi untuk dicapai. Mutu ini sangat tergantung pada

sikap pemberi layanan dan sikap serta harapan pemakai jasa pendidikan. Hal ini

berarti jasa pendidikan tidak berwujud benda (intangiblesecara langsung). Jika

kualitas dapat dikelola, maka mutu juga harus dapat diukur (measurable). Dalam

industri ini pendidikan adalah hasil yaitu prestasi yang dapat diukur.

2. Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan non formal memusatkan perhatiannya pada usaha pembelajaran

dibidang ketrampilan lokal dengan berbagai program pembelajaran baik secara

sendiri-sendiri maupun terintegrasi, dalam arti meingkatkan daya usaha warga

masyarakat untuk mampu mengoptimalkan apa yang telah mereka miliki sebagai

sumber kehidupannya selama ini, sehingga dapat bekerja lebih produktif dan

efisien.

Lembaga pendidikan yang dalam istilah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989

disebut dengan jalur pendidikan luar sekolah ini, bersifat fungsional dan praktis

yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan kerja peserta

didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidupnya.

Undang-undang sistem pendidikan nasional mengakui peran lembaga kursus

sebagai solusi mewujudkan manusia yang terampil dan berkepribadian

profesional. Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 19 tahun 2005

Tentang Standar nasional pendidikan Pasal 1 ayat 3 Pendidikan non formal adalah

jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

(36)

2.5. Struktur Pasar Industri

Struktur pasar menggambarkan pangsa pasar dari perusahaan – perusahaan. Dan

untuk memperluas pangsa pasar, suatu perusahaan menghadapi sejumlah

rintangan. Setiap struktur pasar berada di antara monopoli dan persaingan murni.

Struktur pasar merupakan kunci penting dari pola konsep konvensional dalam

bidang ekonomi industri. Setiap perusahaan memiliki suatu struktur pada masing

– masing keadaan tertentu dan stuktur ini biasanya mempengaruhi perilaku dari

perusahaan. Sebagai contoh dalam suatu oligopoli ketat, perusahaan – perusahaan

yang menjadi pemimpin dapat bertindak seenaknya, menetapkan harga bersama –

sama.

Peranan struktur pasar sangat penting dalam menguji suatu hipotesis ekonomi dan

dalam menciptakan atau memberlakukan suatu tindakan kebijaksanaan publik dan

dengan mengetahui struktur pasar dapat berguna dalam mengambil suatu

keputusan mengenai model mana yang akan diterapkan perusahaan dalam

berbagai situasi. Selain itu struktur pasar menjadi ukuran penting dalam

mengamati variasi perilaku dan kinerja industri, karena secara strategis dapat

mempengaruhi kondisi persaingan serta tingkat harga barang dan jasa.

Nurimansjah (2004:16).

Struktur pasar menunjukan atribut pasar yang mempengaruhi sifat proses

persaingan. Unsur – unsur struktur pasar meliputi : konsentrasi, diferensiasi

produk, hambatan masuk ke pasar, struktur biaya dan tingkat pengaturan

pemerintah. Para pakar ekonomi mengklasifikasi pasar dengan menfokuskan

(37)

struktur pasar menentukan perilaku perusahaan yang kemudian menentukan

kinerja industri. (Kirana Jaya,2004:4)

Joe S Bain dalam Nurimasjah Hasibuan mendefinisikan struktur pasar sebagai

karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga

didalam pasar. Dalam mikro ekonomi, struktur pasar paling sederhana biasanya

terfokus pada kompetisi dan monopoli. Berikut adalah tabel struktur pasar yang

umumnya terjadi.

Tabel 3. Jenis Struktur Pasar Industri

Jenis Pasar Kondisi Utama

Monopoli Murni

Satu perusahaan menguasai 100 persen pasar

Perusahaan dominan

Satu perusahaan menguasai 50-100 persen pasar dan tidak ada saingan dekat

Oligopoli penuh Empat perusahan yang utama jika digabungkan menguasai 60-100 persen pasar; mudah dilakukan kolusi antar

perusahaan untuk menentukan harga

Oligopoli parsial

Empat perusahaan utama jika digabungkan menguasai 40 persen pasar atau kurang, kolusi diantara mereka untuk menentukan harga dapat dikatakan tidak mungkin

Kompetisi monopolistik

Ada banyak pesaing yang efektif, tetapi tidak ada yang menguasai lebih dari 10 persen pasar

Kompetisi murni

Ada lebihdari 50 pesaing, semuanyadengan pasar yang kecil

Sumber : William G, StepherddalamWihanaKiranaJaya (2004:7)

Namun pada dasarnyadidalamkehidupannyata, bentuk pasar monopoli dan pasar

(38)

namunsangatbergunauntukmenganalisiskeadaan yang sebenarnya.

Jadihanyasebagaimodel,

sebabdenganmenggunakantipe-tipeteoritisiniakanlebihmudahmenjelaskannya.

1. Persaingan Sempurna

Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena sistem

pasar ini dianggap struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan

memproduksi barang atau jasa yang tinggi efisiensinya. Pasar persaingan

sempurna adalah struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan

pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan

di pasar (Sadono Sukirno, 2004:227).

Dalam pasar persaingan sempurna, tidak ada batas persaingan dalam perusahaan

namun perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga di pasar. Sehingga dapat

dikatakan bahwa permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan tersebut

adalah elastis, artinya produsen dapat menjual produk sebanyak-banyaknya pada

tingkat harga yang berlaku.

2. Oligopoli

Dalam Kirana Jaya (2004 : 118), konsep dasar oligopoli adalah interdependensi

(saling ketergantungan) antara pesaing yang satu dengan yang lain. Bentuk

oligopoli dapat dibedakan menjadi dua yaitu oligopoli nonkolusi artinya suatu

perusahaan akan mencari cara untuk mengalahkan pesaingnya untuk meraih

keuntungan yang maksimum. Sedangkan oligopoli yang kolusi artinya seluruh

perusahaan dalam industri bekerjasama, sehingga akan bisa memaksimumkan

(39)

kesempatan untuk bekerjasama sehingga bisa memaksimumkan keuntungan

bersama. Tetapi jika dilihat dari penguasaan pasar dapat juga dua, yakni oligopoli

penuh (ketat) dan parsial (longgar)

Pada pengertiannya, oligopoli terkandung makna sedikit penjual, namun pada

kenyataannya dapat juga dikatakan banyak penjual, misalnya 100 penjual, tetapi

strukturnya masih menunjukkan pasar oligopoli. Beberapa jenis oligopoli dapat

dilihat setelah diukur konsentrasi industri.

Menurut Sadono Sukirno (2004:316) pasar oligopoli mempunyai beberapa ciri

khas antara lain :

a. Menghasilkan Barang Standar Maupun Barang Berbeda Corak

Adakalanya perusahaan dalam industri oligopoli menghasilkan barang standar

(standardized product). Industri dalam pasar oligopoli yang demikian sifatnya

banyak dijumpai dalam industri yang memghasilkan barang mentah seperti

produsen bensin, industri baja dan aluminium. Di samping itu banyak pula pasar

oligopoli yang terdiri dari perusahaan – perusahaan yang menghasilkan barang

berbeda corak (differentiated produst). Barang seperti itu pada umumnya adalah

barang akhir. Contohnya industri mobil, industri rokok, industri sabun dan

lainnya.

b. Kekuasaan Menentukan Harga Adakalanya Lemah Dan Adakalanya Sangat

Tangguh

Dari dua kemungkinan ini, yang mana yang akan wujud tergantung kepada bentuk

kerjasama di antara perusahaan – perusahaan dalam pasar oligopoli. Tanpa ada

(40)

perusahaan menurunkan harga, dalam waktu yang singkat ia akan menarik banyak

pembeli. Perusahaan yang akan kehilangan pembeli akan melakukan tindakan

balasan dengan mengurangi harga yang lebih besar lagi sehingga akhirnya

perusahaan yang mula – mula menurunkan harga kehilangan langganan. Tetapi

kalau perusahaan dalam pasar oligopoli bekerja sama dalam menentukan harga,

maka harga dapat stabilkan pada tingkat yang mereka hendaki. Dalam hal ini

kekuasaan mereka untuk menetukan harga adalah sangat besar, yaitu sama seperti

dalam monopoli.

c. Pada Umumnya Perusahaan Oligopoli Perlu Melakukan Promosi Secara Iklan.

Iklan secara terus menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang

menghasilkan barang yang berbeda corak. Pengeluaran untuk iklan biasanya besar

sekali untuk perusahaan – perusahaan yang seperti itu. Iklan tersebut terutama

memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

3. Monopoli

Secara klasik, struktur monopoli dapat dikatakan sebagai struktur pasar dimana

hanya ada satu produsen atau penjual barang atau jasa di pasar. Namun

berdasarkan perkembangannya, jumlah satu kurang relevan dalam kenyataannya,

karena dapat juga industri yang terdiri lebih dari satu perusahaan mempunyai

perilaku seperti monopoli. Hal inilah yang memunculkan istilah derajat monopoli

yang pengertiannya berdekatan dengan oligopoli penuh hanya saja tingkat

konsentrasinya lebih tinggi lagi.

Kekuatan monopoli membatasi perusahaan lain untuk masuk dalam industri

(41)

produk yang dipasarkan dapat menimbulkan kenaikan harga barang atau jasa,

dengan kata lain munculnya perlakuan harga yang tidak wajar.

4. Monopolistik

Pasar yang dibayangkan dalam persaingan monopolistik ini lebih mirip dengan

persaingan sempurna karena dalam pasar tersebut terdapat banyak perusahaan

dengan entry dan exit yang relatif mudah. Setiap perusahaan, sedikit banyak

mampu mempengaruhi harga karena masing-masing menjual produk yang

mempunyai perbedaan yang signifikan dengan produk para saingannya. Misalnya

saja, sabun pada perusahaan satu mungkin serupa dengan sabun perusahaan

lainnya, tetapi berbeda dalam komposisi kimianya, warna, wangi, kelembutan,

merk, reputasi dan banyak ciri-ciri lainnya yang penting bagi pelanggan.

2.6. Perilaku Perusahaan

Yuhilza Hanum (2004:1) dalam disertasinya mengatakan, perilaku berarti aksi

perusahaan-perusahaan pada suatu pasar yaitu keputusan yang mereka ambil dan

cara keputusan itu diambil. Perilaku memfokuskan pada bagaimana perusahaan

menentukan harga, apakah secara independen atau dengan kolusi dengan

perusahaan lain pada industri tersebut. Bagaimana perusahaan menetapkan

anggaran untuk iklan dan risetnya, dan berapa pengeluaran yang dikhususkan

untuk kegiatan ini juga menjadi pertimbangan. Perilaku perusahaan tidak penting

pada kompetisi murni, karena setiap perusahaan harus menjual produknya pada

harga pasar. Dalam hal ini, perusahaan tidak memiliki insentif untuk

mengiklankan diri, untuk bereaksi terhadap apa yang dilakukan pesaing atau

(42)

Menurut Nurimansjah (2004:16) perilaku industri adalah pola tanggapan dan

penyesuaian suatu industri di dalam pasar untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya

ada tiga ukuran untuk mengukur perilaku industri yaitu: penetapan harga,

promosi, kebijaksanaan produk

1. Penetapan Harga

Defenisi harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari produk dan pelayanan. Dari sudut pandang perusahaan, harga

merupakan unsur terpenting dalam pemasaran yang menghasilkan aliran

pemasukan bagi kas perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan

harus dapat memenuhi semua biaya produksi, bahkan lebih dari itu melalui harga

yang ditetapkan perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal serta

mempengaruhi konsumen agar tidak berpindah membeli pada pesaing. Dalam

konteks pemasaran jasa harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang

mengandung kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga antara lain : keadaan perekonomian,

permintaan dan penawaran, elastisitas permintaan, persaingan, biaya yang

dikeluarkan, tujuan perusahaan.

2. Promosi

Promosi menurut Kotler (2007: 330)adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk

mengkonsumsikan produknya pada pasar sasarannya. Pengertian promosi tersebut

memperlihatkan bahwa peranan promosi sangat penting untuk mempengaruhi

konsumen dalam meningkatkan volume pembelian terhadap produk yang

(43)

dilakukan perusahaan antara lain adalah besarnya dana yang tersedia untuk

melakukan promosi, sifat pasar, jenis produk dan tahap-tahap siklus hidup produk.

Cara-cara promosi yang dilakukanadalah :periklanan, personal selling,

promosipenjualan, publisitas dan hubunganmasyarakat.

Perilaku promosi sebagai strategi pada industria meliputi dua sifat promosi, antara

lain promosi informasional dan promosi persuasif. Promosi informasi

informasional yakni memberikan informasi tentang produk barang dan jasa untuk

menambah pengetahuan konsumen tentang apa saja yang tersedia dan

kegunaannya, sedangkan promosi persuasif yakni dengan berusaha mengubah

preferensi konsumen dengan mempromosikan keunggulan produknya dari produk

perusahaan pesaingnya. Perilaku promosi sebagai strategi yang dilakukan pada

industri jasa kursus Bahasa Inggris antara lain mengkomunikasikan jasa melalui

media promosiseperti : media televisi, radio, media massa, melakukan event –

event dan kunjungan ke sekolah – sekolah.

3. Kebijakan Produk

Produk menurut Kotler (2007:194) adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke

pasar untuk diperhatikan, dimiliki atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan. Setiap perusahaan dalam meningkatkan volumen

penjualannya dan bagian pasar sasaran, perlu mengadakan usaha penyempurnaan

dan perubahan produk kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya

tarik, keunikkan, dayaguna dan tingkat kepuasan yang lebih kepada konsumen.

Strategi produk perlu untuk menciptakan dan menyediakan produk yang tepat

(44)

dituju, manfaat yang ditawarkan, cara dan waktu penggunaan, bentuk kemasan,

merek dan lain-lain.

Dalam industria lembaga pendidikan Bahasa Inggris strategi dalam memilih

tenaga pengajar dan tenaga administrasi yang berkualifikasi baik dan

berpengalaman adalah upaya pengelolaan dalam mengadakan penyempurnaan dan

perubahan pelayanan kearah yang lebih baik. Bila variasi mutu pelayanan

digunakan untuk meningkatkan bagian perusahaan dalam pasar, maka perusahaan

saingan tidak tinggal diam sementara pasar mereka diambil alih oleh perusahaan

lain. Tindakan balasan dari pihak saingan akan dilakukan dengan menciptakan

inovasi dan kreatifitas dalam meningkatkan pelayanan jasanya.

2.6. KinerjaPerusahaan

Kinerja menunjukkan prestasi atau hasil – hasil yang telah dicapai oleh orang

maupun lembaga pada waktu periode tertentu. Sedangkan kinerja perusahaan

menunjukkan prestasi yang telah dicapai manajemen pada periode waktu tertentu

dalam mengelola sumber daya – sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh

pemberidana. Jadi pengukuran kinerja perusahaan adalah suatu upaya mengetahui

dan mengukur sejauh mana keberhasilan suatu organisasi perusahaan dalam

operasinya untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan.

Hasibuan (2004:17) menjelaskan bahwa kinerja industria adalah hasil kerja yang

dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. Kinerja yang baik biasanya

didorong oleh struktur dan perilaku yang kompetitif. Ketika perusahaan saling

bersaing, hal ini akan memaksa perusahaan untuk efisien dan merangsang inovasi.

(45)

sosial berupa inefisiensi, terhalangnya inovasi serta ketidakadilan dalam

pendapatan dan kekayaan (Jaya, 2004:4).

Gambar 2. Logika Dasar Organisasi Industri.

Sumber : William G, Shepherd dalam Yuhilza Hanum (2004:14)

Kinerja usaha ekonomi berkaitan dengan jalannya proses produksi dalam suatu

industri. Kinerja industri ini dipengaruhi oleh tingkat keuntungan, pertumbuhan

industri, pemerataan pendapatan dan kemajuan teknologi. Untuk pertumbuhan

industri tergantung pada pertumbuhan apa yang diamati, sepeti tingkat BEHAVIOR

Collusion with rivals

Strategies against rivals STRUCTURE

Size Distribution of Firms

-Market Share

-Concentration

DETERMINANT

Demand Conditions Supply Conditions

-Elasticity of Demand -Scale Economies

PERFORMANCE

Price Cost and Profit Patterns Technological Progess

(46)

petumbuhan laba, tingkat pertumbuhan perusahaan atau pertumbuhan jumlah

tenaga kerja dan sebagainya (Hasibuan ,2004:17). Pada industri jasa kursus

Bahasa Inggris ini perkembangan usahanya dapat diketahui dengan melihat

jumlah kantor agen masing – masing perusahaan jasa kursus Bahasa Inggris.

Gambar 2. Model Analisis Organisasi Industri.

Sumber : Scherer dalam Hasibuan (2004:8)

Secara umum kinerja usaha kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai penampilan

kegiatan dari suatu usaha ekonomi yang dilakukan pada suatu periode waktu

tertentu, sehingga dengan hal tersebut dapat dianalisis mengenai prestasi dari Struktur Pasar

Jumlah pembeli Jumlah penjual

Skala pembeli Kondisi ongkos

Diferensiasi produk Integrasi vertikal

Perilaku

Strategi harga Paksaan

Strategi produk Taktik legal

Strategi promosi Advertensi

Penelitian dan inovasi

Kinerja

Efisiensi alokatif Kemajuan teknologi

Efisiensi teknis Kualitas produk

Efek inflasi Kesempatan kerja

(47)

kegiatan tersebut. Kinerja yang baik terutama mencakup harga yang rendah,

efisiensi, inovasi dan keadilan dalam distribusi (Wihana Kirana Jaya, 2004:8).

Melalui pengukuran dan analisis kinerja perusahaan maka akan dapat diketahui

kondisi perusahaan dimasa lalu, saat ini dan berbagai kemungkinan dimasa

datang. Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan mula –

mula harus ditetapkan ukuran yang akan digunakan untuk menilai kinerja.

Ada tiga ukuran kinerja menurut Mulyadi (2007: 124), yaitu :

a. Ukuran Kinerja Tunggal (Single Criterium), Ukuran yang hanya

menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja suatu perusahaan.

b. Ukuran Kinerja Beragam (Multiple Criterium), Ukuran kinerja yang

menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja perusahaan.

c. UkuranKinerjaGabungan, Ukurankinerja yang

menggunakanberbagaimacamukuran, memperhitungkanbobotmasing –

masingukuran dan menghitung rata –

ratanyasebagaiukuranmenyeluruhkinerja.

Kinerjadalamkaitannyadenganekonomimemilikibanyakaspek, namun para

ekonombiasanyamemusatkanhanya pada tigaaspekpokokyaitu :

1. Efisiensi dalam pengalokasian sumber daya.

a. Efisiensi internal. Perusahaan yang dikelola dengan baik, menggambarkan

usaha yang maksimum dari para pekerja dan menghindari kejenuhan

(48)

b. Alokasi yang efisien. Sumber daya ekonomi dialokasikan sedemikan rupa

sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam berproduksi yang dapat

menaikkan nilai dari output. Di semua perusahaan, harga ditentukan sama

dengan biaya marginal dan biaya rata-rata jangka panjang.

2. Kemajuan Teknologi. Kemajuan teknologi dan penggunaannya dalam praktik

adalah secepat mungkin.

3. Keseimbangan dalam distribusi. Terdapat distribusi yang wajar terhadap

kesejahteraan, pendapatan dan kesempatan.

4. Dimensi lainya. Yang termasuk dalam pengertian ini antara lain adalah

kebebasan individu dalam memilih, keamanan dari bahaya yang mengancam

dan keanekaragaman budaya yang ada.

2.7 Hubungan Perilaku Terhadap Kinerja Usaha

Perilaku perusahaan terhadap kinerja usaha berkaitan erat, dalam kinerja

perusahaan adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku

perusahaan. Dalam hubungan kerja, perilaku perusahaan dalam pola kerja internal

perusahaan harus dioptimalkan sehingga kekuatan yang terbaik mampu

menghadapi pasar. Apabila internal perusahaan sudah mampu optimal

menjalankan tugasnya maka tidak diragukan untuk menghadapi dunia kerja luar,

yaitu dunia industri jasa Bahasa Inggris maupun dunia industri lainnya. Dengan

kata lain untuk menunjang perilaku industri jasa lembaga pendidikan Bahasa

Inggris berjalan dengan baik. Seorang pemimpin usaha harus mampu menetapkan

kebijakkan atau strategi yang tepat agar jasa yang ditawarkan dapat dinikmati oleh

(49)

3.1 Daerah Penelitian

Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan jasa kursus Bahasa Inggris yang

ada di Kota Bandar Lampung.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :

1. Data primer diperoleh dari penyebaran kuosioner kepada perusahaan jasa

kursus Bahasa Inggris di Bandar Lampung. Penentuan jumlah sampel tidak

dilakukan karena jumlah yang ada yaitu tujuh perusahaan seluruhnya

dijadikan responden (sensus).

2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari

perusahaan – perusahaan kursus Bahasa Inggris dan data jumlah perusahaan

pada industri jasa kursus Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung yang

diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung.

3.3 Batasan Peubah

Peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian ini diberikan batasan dan

(50)

1. Industri jasa kursus Bahasa Inggris adalah kumpulan perusahaan yang

mempunyai pelayanan jasa kursus Bahasa Inggris di Kota Bandar Lampung.

2. Variabel perilaku industri pada industri jasa kursus Bahasa Inggris di Kota

Bandar Lampung, yaitu :

a) Strategi Produk yang terdiri dari aspek pelayanan belajar, pelayanan

sarana fisik, kualifikasi pengajar dan persaingan pelayanan.

b) Strategi Promosi yang terdiri dari promosi informasional dan promosi

persuasif.

c) Perilaku Tarif yang terdiri dari tarif berdasarkan biaya dan persaingan

tarif.

3. Variabel Kinerja industri pada industri jasa kursus Bahasa Inggris di Kota

Bandar Lampung, yaitu :

a) Pola Pendistribusian, saluran distribusi merupakan penghubung antara

produsen dan konsumen di dalam melaksanakan pemindahan produk, agar

produk tersebut dapat diperoleh konsumen dengan mudah. Selain itu pola

distribusi dapat juga sebagai ukuran perkembangan usaha industri ini.

b) Pola Keuntungan, dalam teori klasik bahwa tujuan perusahaan adalah

memaksimalkan laba. Tujuan tersebut merupakan landasan bagi tujuan –

tujuan lainnya.

c) Kualitas Produk, dalam industri ini kualitas produk dapat dilihat dari

siswa.

4. General English adalah program yang ditawarkan perusahaan Bahasa Inggris

untuk melatih siswa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris untuk keperluan

(51)

3.4 Alat Analisis

1. Pengukuran Variabel Perilaku

Cara pengukuran perilaku perusahaan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari

variabel pelayanan jasa, variabel promosi dan variabel penetapan tarif. Cara

perhitungan menggunakan skala Likert dengan menggunakan lima jenjang

pengukuran antara lain :

Skor :

1. Sangat setuju (kondisi yang sangat diharapkan) 5

2. Setuju (kondisi yang diharapkan/baik) 4

3. Ragu-ragu (kondisi yang kurang diharapkan) 3

4. Tidak setuju (kondisi yang tidak diharapkan) 2

5. Sangat tidak setuju (kondisi yang sangat tidak diharapkan) 1

Tabel 4. Matrik Evaluasi Perilaku Jasa

No Aspek Penilaian Perilaku Jasa

1.1 Pelayanan Belajar 4 140

1.2 Pelayanan Sarana 10 350

1.3 Kualifikasi Pengajar 3 105

1.4 Persaingan Pelayanan 2 70

2. Perilaku Promosi 2.1 Promosi

Informasional

6 210

2.2 Promosi Persuasif 1 35

3. Perilaku Tarif

3.1 Tarif Berdasarkan Baya

6 210

3.2 Persaingan Tarif 3 105

Jumlah 35 1225

(52)

2. Pengukuran Variabel Kinerja

Cara pengukuran variabel kinerja usaha setiap perusahaan menggunakan skala

ordinal yang terdiri dari variabel kualitas jasa, variabel profitabilitas dan variabel

produk. Perhitungan menggunakan skala Likert dengan menggunakan lima

jenjang pengukuran antara lain :

Skor :

1. Sangat setuju (kondisi yang sangat diharapkan) 5

2. Setuju (kondisi yang diharapkan/baik) 4

3. Ragu-ragu (kondisi yang kurang diharapkan) 3

4. Tidak setuju (kondisi yang tidak diharapakan) 2

5. Sangat tidak setuju (kondisi yang sangat tidak diharapkan) 1

Tabel 5. Matrik Evaluasi Kinerja

No Aspek Penilaian Kinerja

1. Pendistribusian 2 70

2. Pola Keuntungan 2 70

3. Kualitas Produk 2 70

Jumlah 6 210

Sumber: Hasibuan, 2004

3. Pengukuran Hubungan antara Variabel Perilaku dan Variabel Kinerja

Analisis korelasi parsial antara variabel perilaku dan variabel kinerja

(53)

r =

 

r = Koefisien Korelasi Product Moment

N = Jumlah Pengamatan

X = Variabel Perilaku

Y = Variabel Kinerja

Korelasi Pearson dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih

dari angka (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilair = -1 artinya korelasi negatif tertinggi ; r = 0

artinya tidak ada korelasi ; dan r = 1 berarti korelasi positif tertinggi.

Tabel 6. Interpretasi nilai r sebagai berikut :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,00

Untuk menguji signifikan korelasi antara variabel perilaku terhadap variabel

kinerja menggunakan uji – t dengan rumus :

(54)

Keterangan :

thitung = nilai t

r = Koefisien korelasi hasil perhitungan

n = Jumlah Pengamatan

Dengan kriteria pengujian adalah apabila diperoleh thitungpositif, maka berlaku

thitung≤ ttabel= Ho diterima, Haditolak (korelasi tidak signifikan)

thitung≥ ttabel= Ho ditolak, Haditerima (korelasi signifikan)

Untuk mengukur Reliabilitas menggunakan metode Alpha dengan rumus sebagai

berikut :

Dimana : r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah Varians Skor Tiap – tiap item

St = Varians Total

k = Jumlah item

Menghitung varians skor tiap – tiap item dengan rumus sebagai berikut :

(55)

(∑X)2 = Jumlah item Xidikuadratkan

N = Jumlah responden

Menghitung varians total dengan rumus sebagai berikut :

N N

X X

S

t t

t

2

2

Dimana : St = Varians total

∑Xt2 = Jumlah kuadrat X total

(∑Xt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

(Riduwan, 2002:125)

Dengan kaidah keputusan :

r11> rtabelberarti Reliabel

(56)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Hanum, Yuhilza. 2004. Analisis Ekonomi Industri Farmasi Indonesia. Disertasi Universitas Gunadarma. Jakarta.

Hasibuan, Nurimansjah, 2004. Ekonomi Industri. LP3ES. Jakarta.

Kirana Jaya, Wihana, 2004. Pengantar Ekonomi Industri: Pendekatan Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar. BPFE. Yogyakarta.

Kotler, Phillip. 2007. Mananjemen Pemasaran. LP FE Universitas Indonesia. Jakarta.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nicholson, Walter. 2001. Teori Ekonomi Mikro. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Riduwan. 2004. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabet. Bandung.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2005. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Sudarsono. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi. Rajawali Pers. Jakarta. Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Bayu Media. Jakarta.

(57)

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap perusahaan jasa kursus Bahasa Inggris di

Bandar Lampung maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perilaku perusahaan jasa kursus Bahasa Inggris di Bandar Lampung dominan

pada strategi pelayanan jasa, terkait dengan perilaku konsumen maka dapat

diketahui bahwa motivasi konsumen dalam menggunakan jasa ini tidak hanya

didasarkan pada pertimbangan harga tetapi lebih fokus pada pelayanan dan

reputasi perusahaan jasa kursus Bahasa Inggris. Dalam industria ini perusahaan

menghadapi persaingan pasar, akan tetapi reaksi perusahaan saingan terhadap

keputusan harga kurang diperhatikan sedangkan strategi promosi sebagai aspek

perilaku terpenting pada struktur pasar oligopli mempunyai peranan penting

dalam upaya perusahaan meningkatkan kinerja usaha, Namun dalam industria

ini strategi promosi kurang dimaksimalkan.

2. Variabel perilaku perusahaan berupa aspek pelayanan jasa, aspekpromosi dan

aspek penetapan tarif mempunyai hubungan yang sangat kuat dan signifikan

positif dengan variabel kinerja usaha. Hal ini berarti variabel perilaku

perusahaan sejalan dengan variabel kinerja dimana bila perilaku perusahaan

(58)

5.2 . Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukan,

penelitimemberisaransebagaiberikut :

1. Pelaksanaan kebijakan perusahaan dalam industri jasa kurus Bahasa Inggris

yang terdiri dari aspek perilaku pelayanan, aspek promosi dan aspek

penetapan tarif lebih ditingkatkan, khususnya dalam hal aspek promosi

yang bersifat informasional yaitu memberikan informasi tentang produk

atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

2. Perilaku penetapan tarif sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan

kinerja usaha hendaknya lebih ditingkatkan oleh perusahaan dengan lebih

memperhatikan tarif pesaingnya agar tidak terjadi persaingan tarif yang

tidak sehat. Jika perusahaan dalam industria ini menetapkan harga tanpa

mempertimbangan tarif pesaing, perusahaan tersebut harus lebih fokus pada

strategi pelayanan dan strategi promosi.

3. Konsumen sebagai penentu keberhasilan perusahaan dalam industri jasa

kursus Bahasa Inggris ini hendaknya dalam menggunakan jasa ini tidak

hanya mempertimbangkan faktor harga saja tetapi juga pelayanan yang

Gambar

Tabel 1. Nama Perusahaan Jasa Kursus Bahasa Inggris dan Jumlah Kantor
Tabel 2. Jumlah Konsumen Industri Jasa Kursus Bahasa Inggris di Bandar Lampung Tahun 2012
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Jenis Struktur Pasar Industri
+6

Referensi

Dokumen terkait

Seorang transgender yang memu-tuskan mempergunakan hak politiknya yaitu hak untuk dipilih maka dalam pelaksanaan hak tersebut tidak boleh terdapat perlakuan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Mengetahui kesiapan siswa dalam menggunakan media pembelajaran berbasis blog , (2) Mengetahui minat siswa dalam

Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi untuk dibangun MCK

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang alternatif bahan baku sosis yang berasal dari bahan nabati seperti jamur tiram putih dengan

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara mendapatkan data melalui kuesioner adalah dengan menyebarkan kuesioner tersebut kepada sampel dan hasilnya kemudian

Hasil ini sama dengan penelitian yang di lakukan oleh Jundi (2014), skripsi dengan judul" Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Provinsi- Provinsi di

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembuatan

Heksana merupakan senyawa organik yang bersifat nonpolar, saat dicampurkan dengan methanol dan etanol, campuran tersebut tidak dapat larut dikarenakan perbedaan sifat