• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

i

DALAM MENGELOLA KELAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 8 SEMARANG

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Afrilia Purwaningrum NIM 7101411088

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 17 September 2015

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Pembimbing

Dr. Ade Rustiana M.Si. Drs. Subowo, M.Si

(3)

iii Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 11 November 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Drs Fachrurrozie M.Si NIP.196206231989011001

Sandy Arief S.Pd., M.Sc NIP.198307052005011002

Drs. Subowo M.Si.

NIP.195504161984031003

Mengetahui, Dekan

Dr.Wahyono, M.M

(4)

iv

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2015

Afrilia Purwaningrum

(5)

v MOTTO

 “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:153)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Untuk Ibuku Dwi Pudjianingsih dan Bapakku Alm.Lilik Jhony Ispurwanto yang menjadi penyemangat dalam setiap langkah, atas segala kasih sayang dan doa yang selalu mengiringi.

2. Untuk Akid Tyadhuha Edrus, yang senantiasa memberi semangat.

3. Teman-temanku Pendidikan Akuntansi A dan sahabat di kos griya putri yang selalu memberikan dukungan.

(6)

vi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas, Motivas Belajar, dan Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”.

Penyusun menyadari skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Akuntansi.

2. Dr.Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan melakukan penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

(7)

vii

6. Sandy Arief, S.Pd, M.Sc, selaku Dosen Penguji yang senantiasa memberi saran dan bimbingan sehingga Drs Fachrurrozie M.Si

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah mengajar, mendidik, dan melatih selama ini.

8. Ibu Dra. Hj. Enny Ratnaningtyas, selaku guru pengampu mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 8 Semarang yang memberikan bantuannnya dalam penyelesaian skripsi ini

9. Segenap guru dan staf SMA Negeri 8 Semarang yang mendukung terlaksananya penelitian ini

10. Mahasiswa dan Mahasiswi Pendidikan Akuntansi angkatan 2011 yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian hingga selesai

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pennyelesaian skripsi ini.

Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Semarang, September 2015

(8)

viii

Pendidikan Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs.Subowo, M.Si

Kata Kunci : Hasil Belajar, Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas, Motivasi Belajar, dan Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah motivasi belajar, lingkungan belajar, dan cara belajar.Ketrampilan guru dalam mengelola kelas sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kegiatan belajar yang kondusif. Selain itu, motivasi dari siswa juga menentukan hasil belajar yang baik. Sumber belajar yang mendukung akan sangat membantu dalam belajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas, motivasi belajar, dan penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2014/2015 secara simultan maupun parsial.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 8 Semarang dengan sampel sebanyak 94 siswa. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel terikat yaitu hasil belajar (Y) dan variabel bebas yaitu persepsi siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas (X1), motivasi belajar (X2), dan penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi (X3). Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Pengolahan data menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 17.

Hasil uji hipotesis simultan diketahui nilai Fhitung sebesar 44, 357 dengan signifikansi sebesar 0, 000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara persepsi siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas, motivasi belajar, dan penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi secara simultan atau Ha diterima. Sedangkan secara parsial hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara persepsi siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar sebesar 6, 40%, ada pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 4, 84%, dan ada pengaruh positif antara penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar sebesar 8, 94%.

(9)

ix

Learning Achievement of Eleventh Grade IPS of SMAN 8 Semarang In The Academic Year Of 2014/2015. A Final Project. Economy Education Departement Semarang State University. Advisor Drs.Subowo, M.Si

Keyword : Teachers Classroom Management Skills, Study Motivation, Use of Internet As Learning Resources, Student Learning Outcomes

Factors that influence learning outcomes include learning motivation, learning environment, and how to learn. Teacher skills in managing in classroom management is needed to create a conducive learning activities. Moreover, the motivation of the students also determine a good learning outcome. Learning resources that support will be very helpful in learning.

The purpose of this study was to determine the effect on the students' perception of teacher skills in managing the classroom, motivation to learn, and use of the Internet as a source of economic subjects learning on learning outcomes of students of class XI IPS SMAN 8 Semarang academic year 2014/2015 simultaneously or partially.

Population of this study was eleventh grade of IPS in SMAN 8 Semarang with a total sample of 94 students. The variables in this study include the dependent variable is the result of learning (Y) and the independent variables are student perceptions regarding teacher skills in managing the classroom (X1), motivation to learn (X2), and use of the Internet as a learning resource economic subjects (X3).The instrument used in this study was questionnaires and documentation. Data prcocessed by using IBM SPSS Statistics 17.

Based on the testing simultaneous hypotheses, Fvalue was 44.357 with a significance level of 0.000. It can be concluded that there is influence between students' perception of the skills of teachers in classroom management, motivation to learn, and learn to use the Internet as a source of economic subjects simultaneously or Ha accepted. Meanwhile, partially, the result showed that there is a positive influence between perceptions of students regarding classroom teacher skills in managing the learning outcomes of 6.40%, there is a positive influence between learning motivation to the learning outcomes of 4.84%, and there is a positive influence between the use of the Internet as a economic subjects learning resources on learning outcomes by 8.94%.

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ... Latar Belakang ... 1

1.2 ... Rumusan Masalah ... 7

1.3 ... Tuju an Penelitian ... 8

(11)

xi

2.1.1 ... Defin isi Belajar ... 10 2.1.2 ... Unsu

r-Unsur Belajar ... 11 2.1.3 ... Teori

-Teori Belajar ... 12 2.1.4 ... Defin

isi Hasil Belajar ... 15 2.1.5 ... Fakto

r-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa ... 16 2.2 ... Mata

Pelajaran Ekonomi ... 18 2.3 ... Perse

psi Siswa ... 18 2.3.1 ... Defin

isi Persepsi ... 18 2.3.2 ... Prins

ip-Prinsip Persepsi ... 19 2.3.3 ... Defin

(12)

xii

ponen-Komponen Ketrampilan Pengelolaan Kelas ... 22 2.4 ... Moti

vasi ... 25 2.4.1 ... Defin

isi Motivasi ... 25 2.4.2 ... Sum

ber Motivasi Peserta Didik ... 26 2.4.3 ... Teori Motivasi ... 27 2.4.4 ... Fung

si Motivasi dalam Belajar ... 30 2.5 ... Pema

nfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi . 31 2.5.1 ... Defin

isi Sumber Belajar ... 31 2.5.2 ... Jenis

-jenis Sumber Belajar ... 32 2.5.3 ... Defin

(13)

xiii

gunaan Internet sebagai Sumber Belajar ... 37 2.6 ... Penel

itian Terdahulu ... 42 2.7 ... Kera

ngka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ... 44 2.7.1 ... Kera

ngka Pemikiran Teoritis ... 44 2.7.2 ... Hipot

esis ... 49 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 ... Jenis Penelitian ... 50 3.2 ... Popu

lasi dan Sampel ... 50 3.2.1 ... Popu

lasi ... 50 3.2.2 ... Samp

el ... 51 3.3 ... Varia

(14)

xiv

bel Bebas atau Variabel Independen (Y) ... 52 3.4 ... Sum

ber Data ... 54 3.5 ... Meto

de Pengumpulan Data ... 55 3.5.1 ... Kues

ioner ... 55 3.5.2 ... Doku

mentasi ... 56 3.5.3 ... Renc

ana Penyusunan Angket ... 56 3.5.4 ... Uji

Coba Angket ... 57 3.5.4.1 Uji Validitas Angket ... 57 3.5.4.2 Uji Reliabilitas Angket ... 60 3.6 ... Meto

de Analisis Data ... 62 3.6.1 ... Anali

(15)

xv

busi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa Mengenai

Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas (X1)... 64 3.6.1.3 ... Distri

busi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar (X2) ... 65 3.6.1.4 ... Distri

busi Frekuensi Variabel Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi (X3) ... 65 3.6.2 ... Anali

sis Statistik Inferensial ... 66 3.6.2.1 ... Uji

Prasyarat Analisis Regresi Berganda ... 66 3.6.2.1.1.1 ... Uji

Normalitas ... 67 3.6.2.1.1.2 ... Uji

Linearitas ... 67 3.6.3 ... Uji

Asumsi Klasik ... 68 3.6.3.1 ... Uji

(16)

xvi

sis Regresi Berganda ... 68 3.6.5 ... Uji

Hipotesis Penelitian ... 69 3.6.5.1 ... Uji F

atau Uji Simultan ... 69 3.6.5.2 ... Koefi

sien Determinasi Simultan ... 70 3.6.5.3 ... Koefi

sien Determinasi Parsial ... 71 3.6.5.4 ... Uji

Parsial (uji t) ... 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 ... Hasil Penelitian ... 73 4. 1.1 ... Anali

sis Deskriptif ... 73 4.1.2 ... Anali

sis Statistik Inferensial ... 100 4.1.3 ... Uji

(17)

xvii

Hipotesis Penelitian ... 105 4. 2 ... Pemb

ahasan ... 109 4.2.1 ... Peng

aruh Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas, Motivasi Belajar, dan Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 109 4.2.2 ... Peng

aruh Positif Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 112 4.2.3 ... Peng

aruh Positif Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 116 4.2.4 ... Peng

aruh Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 120

BAB V PENUTUP

(18)
(19)

xix

Tabel 1.1. Daftar nilai siswa kelas XI IPS ... 2

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu... 42

Tabel 3.1. Data populasi siswa ... 50

Tabel 3.2. Daftar sampel penelitian ... 52

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 56

Tabel 3.4. Uji Validitas Soal variabel persepsi siswa mengenai ketrampilan guru dalam mengelola kelas ... 58

Tabel 3.5 Uji validitas soal variabel motivasi belajar ... 59

Tabel 3.6. Uji validitas soal variabel penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi ... 60

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliablitas ... 61

Tabel 3.8 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Variabel Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru Dalam Mengelola Kelas ... 63

Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Variabel Motivasi Belajar . ... 64

Tabel 3.10 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase Variable Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar ... 64

Tabel 3.11 Skor Interval Variabel Hasil Belajar (Y) ... .64

Tabel 3.12 Skor Interval Variabel Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas ... 65

Tabel 3.13 Skor Interval Distribusi Variabel Motivasi Belajar ... 66

(20)

xx

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Indikator Membagi Perhatian ... 75

Tabel 4.5 Distribusi Indikator Membagi Perhatian ... 76

Tabel 4.6 Deskripsi Statistik Indikator Memusatkan Perhatian Kelompok ... 77

Tabel 4.7 Distribusi Indikator Memusatkan Perhatian Kelompok ... 77

Tabel 4.8Deskripsi Statistik Indikator Memberikan Petunjuk dengan Jelas .. ... 78

Tabel 4.9 Distribusi Indikator Memberikan Petunjuk dengan Jelas ... 78

Tabel 4.10 Deskripsi Statistik Indikator Menegur dan Memberi Penguatan ... ... 79

Tabel 4.11 Distribusi Indikator Menegur dan Memberi Penguatan ... 79

Tabel 4.12 Deskripsi Statistik Indikator Modifikasi Tingkah Laku ... 80

Tabel 4.13 Distribusi Indikator Modifikasi Tingkah Laku ... 81

Tabel 4.14 Deskripsi Statistik Indikator Pengelolaan Kelompok ... 81

Tabel 4.15 Distribusi Indikator Pengelolaan Kelompok ... 82

Tabel 4.16 Deskripsi Statistik Indikator Menemukan, Memecahkan Tingkah Laku Bermasalah ... 83

Tabel 4.17 Distribusi Indikator Menemukan, Memecahkan Tingkah Laku Bermasalah ... 83

(21)

xxi

Guru dalam Mengelola Kelas ... 85

Tabel 4.21 Deskripsi Statistik Indikator Tekun Menghadapi Tugas ... 86

Tabel 4.22 Deskripsi Indikator Tekun Menghadapi Tugas ... 86

Tabel 4.23 Deskripsi Statistik Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ... 87

Tabel 4.24 Deskripsi Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ... 87

Tabel 4.25 Deskripsi Statistik Indikator Senang Bekerja Mandiri ... 88

Tabel 4.26 Deskripsi Indikator Senang Bekerja Mandiri... 88

Tabel 4.27 Deskripsi Statistik Indikator Dapat Mempertahankan Pendapatnya ... 89

Tabel 4.28 Deskripsi Indikator Dapat Mempertahankan Pendapat ... 89

Tabel 4.29 Deskripsi Statistik Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Soal ... 90

Tabel 4.30 Deskripsi Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Soal ... 90

Tabel 4.31 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar ... 91

Tabel 4.32 Deskripsi Statistik Variabel Motivasi Belajar ... 92

Tabel 4.33 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar ... 92

Tabel 4.34 Deskripsi Statistik Indikator Pemahaman Serta Sikap Siswa Terhadap Konsep Internet Sebagai Sumber Belajar ... 93

(22)

xxii

Belajar ... 94

Tabel 4.38 Deskripsi Statistik Ketepatan Fungsi Internet Sebagai Sumber Belajar ... 95

Tabel 4.39 Analisis Deskriptif Indikator Ketepatan Fungsi Internet Sebagai Sumber Belajar ... 95

Tabel 4.40 Deskripsi Statistik Fasilitas yang Seringkali Digunakan di Internet ... 96 Tabel 4.41 Deskripsi Persentase Fasilitas-Fasilitas yang Seringkali Digunakan di

Internet ... 96

Tabel 4.42 Deskripsi Statistik Intensitas Siswa dalam Mengakses Internet Sebagai Sumber Belajar ... 97

Tabel 4.43 Deskripsi Persentase Intensitas Siswa dalam Mengakses Internet Sebagai Sumber Belajar ... 98

Tabel 4.44 Analisis Deskripsi Statistik Variabel Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar ... 98

Tabel 4.45 Deskriptif Variabel Penggunaan Internet sebagai Sumber

Belajar ... 99

Tabel 4.46 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar ... 99

(23)

xxiii

(24)

xxiv

(25)

xxv

Lampiran 1 Daftar Nilai Siswa ... 131 Lampiran 2 Daftar Nama Responden Observasi Awal ... 135 Lampiran 3 Angket Observasi Awal ... 136 Lampiran 4 Tabulasi Angket Data Observasi Awal Variabel Persepsi Siswa

Mengenai Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kelas ... 138 Lampiran 5 Tabulasi Angket Data Observasi Awal Variabel Motivasi

Belajar ... 139 Lampiran 6 Tabulasi Angket Data Observasi Awal Variabel Penggunaan Internet

sebagai Sumber Belajar ... 140 Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Uji Coba Penelitian ... 141 Lampiran 8 Angket Uji Coba Penelitian ... 142 Lampiran 9 Daftar Nama Responden Uji Coba ... 146 Lampiran 10 Tabulasi Angket Uji Coba ... 147 Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Ketrampilan

Guru dalam Mengelola Kelas ... 150 Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 152 Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Variabel Penggunaan Internet Sebagai Sumber

(26)

xxvi

Lampiran 21 Rekap Skor Hasil Penelitian Motivasi Belajar ... 183 Lampiran 22 Perhitungan Analisis Deskriptif Penelitian Motivasi Belajar ... 186 Lampiran 23 Rekap Skor Hasil Penelitian Penggunaan Internet sebagai Sumber

Belajar ... 189 Lampiran 24 Perhitungan Analisis Deskriptif Penggunaan Internet sebagai

(27)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, tak hanya sebagai pendidik namun juga sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, model dan teladan, dan lain-lain.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan peserta didik, diperlukan penilaian yang berkesinambungan (Syah, 2003: 195). Evaluasi dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 191). Evaluasi dapat dilakukan melalui ulangan harian dan ulangan tengah semester, ataupun ulangan akhir semester. Pengukuran tersebut lebih dikenal dengan penilaian hasil belajar siswa. Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2005: 102). Hasil belajar siswa digunakan sebagai tolok ukur dalam mengetahui kemampuan siswa.

(28)

kita bedakan menjadi 3 macam, yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa dan faktor pendekatan pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 8 Semarang, diketahui data hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2014/2015 dengan batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sebesar 75 memiliki tingkat ketuntasan klasikal sebesar 38, 15%. Berdasarkan nilai rata- rata ulangan harian, nilai tengah semester, dan nilai ulangan akhir semester mata pelajaran ekonomi/akuntansi kelas XI IPS SMAN 8 Semarang tahun ajaran 2014/2015 secara terperinci pada lampiran 1, setelah diolah tampak pada tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS SMA N 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Jumlah

(29)

ketuntasan minimal yang telah ditentukan sekolah tersebut, hanya 59 siswa yang telah mampu tuntas atau mendapat nilai ≥75 atau sebesar 47, 97%.

(30)

penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. (Djamarah, 2002:200). Pemanfaatan sumber belajar yang variatif juga diperlukan agar siswa lebih termotivasi untuk mempelajari mata pelajaran ekonomi ini yang nantinya juga turut meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu dari Ria dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan pengelolaan kelas terhadap hasil belajar yang ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 5, 192. Penelitian yang terkait dengan bahasan ini dilakukan oleh Thomas dan Mubarokah (2009) tentang persepsi siswa atas pengaruh keterampilan mengajar guru dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hasil belajar yang baik tentu akan menujang karier seseorang serta sebagai indikator keberhasilan pembelajaran di kelas. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang cukup dipelajari.

(31)

mengenai hasil belajar siswa melalui persepsi siswa mengenai keterampilan guru dalam mengelola kelas.

Salah satu faktor dalam diri peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi. Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. (Sardiman, 2008: 75). Siswa dengan tingkat motivasi belajar yang baik akan lebih mudah untuk mencapai hasil yang maksimal dibanding dengan siswa yang kurang termotivasi untuk belajar. Peran motivasi belajar pada siswa akan mendorong ketertarikannya untuk mempelajari materi pembelajaran lebih dalam. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, guru dapat memberikan apresiasi pada siswa yang mengikuti pelajaran dengan baik agar terwujud keseimbangan dan memicu siswa untuk lebih giat dalam belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Inayah dkk (2013) terkait motivasi belajar menunjukkan adanya pengaruh langsung positif terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi sebesar 39, 3%. Kondisi di SMA Negeri 8 Semarang menunjukkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dari peran siswa yang yang mengikuti pembelajaran sudah baik (lampiran 5), namun hasil yang diperoleh juga belum memuaskan. Adanya gap antara kondisi di lapangan dengan hasil penelitian terdahulu menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.

(32)

pula yang disebut internet. Internet merupakan sebuah koleksi global dari ribuan jaringan yang dikelola secara bebas. Internet menjadi popular karena merupakan media yang tepat untuk memperoleh informasi terkini dengan berbagai variasinya secara cepat dan mudah. Internet sangat popular khususnya di kalangan muda. Manfaat yang dapat dipetik dari jaringan internet ini banyak sekali. Hampir semua bidang dapat menikmati manfaat, khususnya bidang pendidikan.(Oetomo, 2007: 11).

Di internet, semua orang dapat mencari apa yang ia butuhkan dalam waktu singkat dan biaya yang relatif murah. Demikian pula dengan peserta didik. Peserta didik dapat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Tak hanya buku teks yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, namun informasi dari internet pun dapat menjadi sumber belajar yang baik jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik pula. Penggunaan internet dalam dunia pendidikan kian berkembang, dengan terwujudnya e-library, e-dictionary, e-book, e-learning, dan lainnya. Hal yang umumnya tersedia secara fisik kini mulai beralih menjadi sistem elektronik.

(33)

Semarang menunjukkan bahwa penggunaan internet sebagai sumber belajar sudah cukup baik namun hasil belajar yang mereka peroleh belum maksimal.

Dari adanya kesenjangan antara hasil penelitian terdahulu dengan kondisi di lapangan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas,

Motivasi Belajar Dan Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut, berikut rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi siswa mengenai keterampilan guru dalam mengelola kelas, motivasi belajar dan penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang?

2. Apakah ada pengaruh positif persepsi siswa mengenai keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang?

3. Apakah ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang ?

(34)

1.3Tujuan

Tujuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai keterampilan guru dalam mengelola kelas, motivasi belajar dan penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh positif persepsi siswa mengenai keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang.

4. Untuk mengetahui pengaruh positif penggunaan internet sebagai sumber belajar mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang.

1.4Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat : 1. Manfaat Teoritis

(35)

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan mampu membantu siswa untuk mendapatkan pelayanan yang optimal dari guru sebagai subyek pendidikan dan mampu memanfaatkan sumber belajar dengan baik.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi profesional guru dalam mengelola kelas agar siswa dapat lebih termotivasi untuk mengembangkan diri.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber referensi sekolah melalui kepala sekolah dalam kaitannya pengambilan keputusan.

4. Bagi pemerintah

(36)
(37)

11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori tentang Belajar

2.1.1 Definisi Belajar

Belajar merupakan proses yang pasti dialami setiap orang dalam kehidupannya. Belajar tidak harus selalu dikaitkan dengan sekolah. Karena belajar dapat terjadi dimana pun seseorang itu berada dengan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010: 2). Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “The Conditions of Learning”( dalam Purwanto, 2010: 84) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalam situasi yang tadi.

Howard L.Kingsley (Baharuddin dalam Karwati, 2014: 163) menyatakan bahwa : “Learning is process by with behaviour (in the broader sense) is

originated or changed through practice or training”. Belajar adalah proses ketika

(38)

merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.

Dari berbagai definisi yang disampaikan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil reaksi dengan lingkungan sekitar melalui proses latihan maupun praktik. Bentuk dari perubahan perilaku tersebut dapat dilihat dari peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Perubahan tingkah laku inilah yang menjadi tolok ukur dalam keberhasilan proses belajar yang dialami oleh peserta didik.

2.1.2 Unsur-Unsur Belajar

Kegiatan belajar mempunyai unsur-unsur yang saling berkaitan. Berikut unsur-unsur belajar yang dimaksud (Rifa’i dan Anni, 2011 : 84-85) :

1. Peserta didik

Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar.

2. Rangsangan (stimulus)

Peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik disebut stimulus. 3. Memori

(39)

4. Respon

Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. 2.1.3 Teori-Teori Belajar

Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 106-144) ada beberapa teori belajar, diantaranya:

1. Teori Belajar Behavioristik

Aspek penting yang yang dikemukakan oleh aliran behavioristik dalam belajar adalah bahwa hasil belajar (perubahan perilaku) itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia (insight), tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respons. Oleh karenanya diperlukan strategi untuk menciptakan stimulus agar siswa mudah untuk meresponnya. Yang termasuk dalam teori belajar behavioristik adalah :

a . Teori belajar classical conditioning

b . Teori belajar koneksionisme c . Teori belajar operant conditioning

d . Teori belajar conditioning

e . Teori belajar modeling dan observational learning

f . Teori belajar modifikasi perilaku kognitif 2. Teori Belajar Kognitif

(40)

ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi.

3. Teori Belajar Humanistik

(41)

kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.

3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri

(42)

5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.

6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. 7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya 8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

2.1.4.Definisi Hasil Belajar

(43)

dkk (Sudijono, 2009:49) menyatakan bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan harus mengacu pada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu ranah proses berpikir (cognitif domain), ranah nilai atau sikap (affective domain), dan ranah ketrampilan (psycomotor domain). Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru, karena ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan penguasaan bahan pelajaran. Penilain bertujuan untuk mengukur hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa macam alat untuk menilai hasil belajar, yaitu tes dan non tes. Tes lebih banyak digunakan untuk menilai hasil belajar ekonomi. Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 64 ayat 1 yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 63 ayat 1 butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan.

Jadi, hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang berupa pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan intelektual. Hasil belajar dapat diukur melalui alat tes maupun nontes.

2.1.5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

(44)

1. Faktor-faktor intern, yang meliputi :

a. Faktor jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c. Faktor kelelahan, berupa kelelahan jasmani dan rohani. 2. Faktor-faktor ekstern, meliputi :

a. Faktor keluarga, yang dapat dilihat dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

(45)

learning) yang mencakup strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.2 Mata Pelajaran Ekonomi

Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa yang mengambil jurusan IPS. Dalam pelajaran ekonomi di kelas XI, terdapat lima pokok bahasan pada semester satu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, ketenagakerjaan, pendapatan nasional, APBN dan APBD, serta perpajakan. Masing-masing bahasan ini begitu dekat dengan kondisi yang ada di sekitar. Diharapkan dari adanya pelajaran ekonomi ini, siswa dapat menjadi manusia yang lebih peka dengan kondisi perekonomian di sekitar.

2.3 Persepsi Siswa 2.3.1 Definisi Persepsi

Persepsi menurut Slameto (2010: 102) adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, indera pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Sedangkan menurut Walgito (2004: 88) persepsi merupakan pengorganisasian, penginterprestasikan terhadap stimulus yang diinderakan sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang integrated

(46)

Dari beberapa definisi menurut ahli di atas , persepsi dapat di definisikan sebagai proses penyampaian pesan kepada seseorang menurut pemahamannya sendiri yang dibangun dari interaksinya dengan lingkungan.

2.3.2 Prinsip-Prinsip Persepsi

Pada dasarnya, persepsi memiliki beberapa prinsip-prinsip yang menyatakan sifat dari persepsi itu sendiri, yaitu :

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut

Berdasarkan kenyataan bahwa persepsi itu relatif, seorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki oleh siswa dari pelajaran sebelumnya.

2. Persepsi itu selektif

Berdasarkan prinsip ini, dalam memberikan pelajaran seorang guru harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar mendapat perhatian dari siswa dan sementara itu, harus dapat menentukan bagian pelajaran yang tidak penting sehingga dapat dihilangkan agar perhatian siswa tidak terikat pada bagian yang tidak penting ini.

3. Persepsi itu mempunyai tatanan

Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukkan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik. Jika butir-butir pelajaran tidak tersusun baik, siswa akan hasilnya adalah salah interpretasi atau salah pengertian.

(47)

Jika pada hari pertama guru mengajak berdoa sebelum pelajaran dimulai, maka dipastikan bahwa pada hari-hari berikutnya siswa akan menanti guru untuk memulai dengan doa sebelum pelajaran mulai.

5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama (Slameto, 2010: 103).

2.3.3 Definisi Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran (Mulyasa, 2011: 91). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 194) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif.

2.3.4 Prinsip Penggunaan Pengelolaan Kelas

Prisnsip-prinsip manajemen kelas yang dikembangkan oleh Djamarah (2002: 207) terdiri dari :

a. Hangat dan antusias

(48)

atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

b. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan minat siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. c. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian peserta didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

d. Keluwesan

Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan peserta didik, tidak adanya perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.

e. Penekanan hal yang positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif.

f. Penanaman kedisiplinan

(49)

disiplin dalam segala hal bila ingin peserta didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

2.3.5 Komponen - Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Komponen-komponen keterampilan manajemen kelas atau pengelolaan kelas umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Berikut penjabaran dari masing-masing komponen tersebut :

1. Keterampilan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar a. Menunjukkan sikap tanggap

Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku yang muncul dari peserta didik dan memberikan berbagai tanggapan secara proporsional terhadap perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan kondisi peserta didik, perasaan tertekan, dan muncul perilaku susulan yang kurang baik.

b. Membagi perhatian

Kelas diisi oleh peserta didik yang bervariasi, akan tetapi sejumlah peserta didik memiliki keterbatasan tertentu yang membutuhkan perhatian khusus dari guru. Namun demikian, perhatian guru tidak hanya terfokus pada satu peserta didik atau satu kelompok tertentu saja yang dapat menimbulkan kecemburuan, perhatian guru harus terbagi dengan merata kepada setiap peserta didik yang ada dalam kelas.

(50)

Munculnya kelompok informal di kelas atau pengelompokan karena disengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan. d. Memberikan petunjuk dengan jelas

Untuk mengarahkan kelompok ke dalam pusat perhatian seperti dijelaskan sebelumnya, serta untuk memudahkan peserta didik menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya, maka tugas guru adalah menyampaikan setiap pelaksanaan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan peserta didik secara bertahap dan jelas.

e. Menegur

Permasalahan bisa terjadi dalam hubungan yang terbangun, baik antar peserta didik maupun antara guru dengan peserta didik. Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas hatus mampu memberikan teguran yang sesuai dengan beban permasalahan yang terjadi serta menyesuaikan dengan tugas dan perkembangan peserta didik. Teguran yang disampaikan guru kepada peserta didik tidak memberikan efek didik, namun memberikan kesadaran kepada peserta didik tentang masalah yang terjadi.

f. Memberikan penguatan

(51)

yang dimaksudkan dapat berupa pemberian hadiah (reward) yang bersifat moril maupun materiil namun tidak berlebihan.

2. Keterampilan pengendalian kondisi belajar a. Modifikasi tingkah laku

Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku ke dalam tuntutan kegiatan pembelajaran sehingga tidak muncul prototype

pada diri peserta didik tentang peniruan perilaku yang kurang baik. b. Pengelolaan kelompok

Kelompok belajar di kelas merupakan bagian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang diterapkan oleh guru. Kelompok juga bisa muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lainnya. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran, maka kelompok yang ada di kelas itu harus dikelola dengan baik oleh guru.

(52)

2.4 Motivasi

2.4.1 Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan, daya

penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan (Karwati dan Priansa, 2014: 165-166). Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu.

Dikemukakan juga oleh Mc.Donald, bahwa dari definisi motivasi mengandung tiga elemen, yaitu :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau ”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari aksi, yakni tujuan.

(53)

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar. Sedangkan motivasi belajar sendiri dapat diartikan sebagai faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar (Sardiman, 2008: 73-74). Menurut Karwati dan Priansa, motivasi belajar merupakan proses yang menunjukkan intensitas peserta didik dalam mencapai arah dan tujuan proses belajar yang dialaminya (2014: 167). Sedang menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 80), berpendapat bahwa “motivasi timbul karena adanya kebutuhan, dorongan, dan tujuan”.

Dari beberapa pengertian terkait motivasi belajar, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan dalam diri seseorang yang mendorong dam mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan belajar dari proses belajar yang dialaminya.

2.4.2 Sumber Motivasi Peserta Didik

Teori motivasi yang lazim digunakan untuk menjelaskan sumber motivasi peserta didik setidasknya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Motivasi intrinsik (rangsangan dari dalam diri peserta didik)

(54)

2. Motivasi ekstrinsik (rangsangan dari luar peserta didik)

Motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jenis motivasi ekstrinsik ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain, sehingga dengan keadaan demikian maka peserta didik mau melakukan sesuatu, misal belajar.(Karwati dan Priansa, 2014: 167-168)

2.4.3 Teori Motivasi

Terdapat berbagai macam teori motivasi yang disampaikan oleh para ahli, berikut uraian beberapa teori motivasi :

1. Menurut Morgan (dalam Sardiman, 2008: 78), manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan, yaitu :

a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas

Hal ini sangat penting bagi anak, yang karena perbuatannya sendiri akan menimbulkan kesenangan. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil jika disertai dengan rasa gembira.

b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain.

c. Kebutuhan untuk mencapai hasil

(55)

d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu.

2. Teori hirarki kebutuhan Maslow

Teori motivasi yang disampaikan oleh Abraham Maslow dikenal dengan “A

Theory of human motivation”. Terdapat lima tingkatan dalam teoi ini, yaitu:

a. Kebutuhan fisologis (Physiological Needs)

Merupakan kebutuhan paling dasar, seperti kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, dan seksual.

b. Kebutuhan rasa aman (Safety Needs)

Kebutuhan keamanan dari ancaman, bahaya, pertentangan tidak hanya arti fisik saja tetapi juga secara mental, psikologikal, dan intelektual.

c. Kebutuhan sosial (Social Needs)

Kebutuhan untuk merasa memiliki yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri atau pengakuan (Esteem Needs)

Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self-Actualization Needs)

(56)

3. Teori Psikoanalitik

Teori ini menekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Setiap tindakan manusia terjadi karena unsur pribadi yaitu id dan

ego. Untuk mempertegas karakteristik motivasi itu sendiri, berikut beberapa ciri dari motivasi :

1. Tekun menghadapi tugas

Siswa yang tekun dalam menghadapi tugas, menunjukkan siswa mampu memotivasi dirinya untuk memperdalam materi pelajaran yang sedang dipelajari.

2. Ulet menghadapi kesulitan

Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswa biasanya menemui kesulitan dalam menyelesaikannya. Sikap ulet, atau pantang menyerah diperlukan agar tugas tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan mampu memacu dirinya untuk memperkaya pengetahuannya.

3. Lebih senang bekerja mandiri

(57)

4. Dapat mempertahankan pendapatnya

Motivasi belajar yang baik pada siswa dapat diindikasikan dari kemampuannya dalam mempertahankan pendapat. Hal ini dilandasi dari proses yang dialami dalam belajar sehingga siswa dapat berpendapat tetapi bukan asal berpendapat.

5. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Siswa dengan motivasi yang baik, akan lebih mamcu dirinya untuk melakukan pengayaan materi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencari tambahan referensi secara mandiri bukan hanya bergantung dari tugas guru (Sardiman, 2008: 83).

2.4.4 Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Agar kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan motivasi belajar yang baik pula. Semakin baik motivasi belajar yang dimiliki siswa, maka diharapkan hasil yang diperoleh juga akan baik. Sejalan dengan hal itu, terdapat tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan peserta didik untuk mencapai tujuan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

(58)

Jika siswa telah mampu menggerakkan dirinya untuk belajar, maka dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa tersebut sudah termasuk baik. Oleh karena itu, fungsi motivasi di atas sesuai dengan penelitian yang dikaji ini, yaitu dorongan siswa dalam berbuat dan menyeleksi perbuatannya dengan menggunakan internet sebagai sumber belajarnya.

2.5 Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

2.5.1 Definisi Sumber Belajar

Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala daya yang dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung disebut sebagai sumber belajar (Rohani, 2014: 161). Segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

(59)

2.5.2 Jenis-Jenis Sumber Belajar

Menurut Mulyasa (2011:177) dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin didayagunakan dalam pembelajaran sedikitnya dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Manusia (people), yaitu orang yang menyampaikan pesan pengajaran secara langsung: seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara khusus yang disengaja untuk kepentingan belajar (by design).

2. Bahan (material), yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajara; baik yang diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket, dan sebagainya yang biasa disebut media pengajaran (instruksional media), maupun bahan yang bersifat umum; seperti film dokumentasi.

3. Lingkungan (setting), yaitu ruang dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi dengan peserta didik.

4. Alat dan peralatan (tools and aquipment), yaitu sumber belajar untuk produksi dan memainkan sumber-sumber lain.

5. Aktivitas (activities), yaitu sumber yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan (facilitates) belajar. 2.5.3 Definisi Internet

(60)

internet sebagai media pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar secara

mandiri. Seperti pernyataan Cobine yang menyebutkan bahwa ”Through

independent study, students become doers, as well as thinkers”. Maksudnya, dengan pembelajaran yang mandiri siswa akan menjadi siswa yang berperan sebagai pelaku serta pemikir. Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistika (Gordin dalam Sanjaya, 2011: 222).

International Network (Internet) merupakan jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia (Oetomo, 2007: 52). Sedangkan menurut tim edukom (2009: 1) yang mendefinisikan internet merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan komputer-komputer di seluruh dunia sehingga dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Internet menggunakan protokol standar TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang berfungsi untuk menghubungkan semua jenis, tipe, dan sistem komputer yang ada di seluruh dunia agar dapat saling berkomunikasi satu sama lain.

(61)

Perkembangan zaman yang kian pesat membuat orang terpacu pula untuk mengikuti perkembangan tersebut, salah satunya adalah akses internet. Akses internet ini dapat digunakan untuk kepentingan bisnis bahkan pendidikan. Untuk penggunanya sendiri sudah tak pandang usia, baik muda maupun tua sama-sama dapat mengakses internet. Kemudahan yang ditawarkan internet membuatnya menjadi sebuah kebutuhan di masa ini.

Penggunaan internet hendaknya ditekankan pula pada aspek pencapaian akademik siswa agar hasil belajar siswa juga akan baik. Jenis layanan pada jaringan internet mengalami perkembangan yang sangat pesat pada beberapa tahun terakhir. Konsekuensinya, makin banyak sumber informasi yang dapat diakses secara online sehingga pencarian informasi menjadi sukar jika tanpa program bantu tertentu. Pada dasarnya, internet memberikan layanan yang meliputi electronic mail (email), USENET, news group, file transfer protocol

(FTP), telnet, buletin board service (BBS), WWW, Internet Telephony, dan

Internet Fax (Oetomo, 2007: 54).

(62)

kemudahan yang ditawarkan internet, yang bila dimanfaatkan dengan baik dan benar oleh siswa akan menunjang hasil belajarnya.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa internet sesuai dengan fungsinya sebagai sumber belajar. Jaringan internet untuk siswa membantu siswa untuk memperkaya informasi mengenai perkembangan ekonomi sebagai sumber belajar dari fasilitas yang tersedia.

2.5.4 Fungsi Internet

Internet adalah salah satu wujud dari perkembangan zaman yang dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi yang lebih luas terkait mata pelajaran di sekolah. Kemudahan akses internet membuatnya menjadi sarana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Selain siswa menjadi lebih mudah memperoleh informasi, di internet pun siswa dapat menyebarluaskan karyanya untuk dinikmati siapapun. Segala hasil penelitian dan jurnal-jurnal nasional maupun internasional sudaha dapat diakses dengan mudah. Hampir semua instatansi, baik pendidikan maupun non-pendidikan telah melibatkan diri dalam internet untuk menyebarkan informasi yang lebih luas kepada masyarakat umum. Sehingga pengguna internet tak terbatas pada kalangan pendidikan saja. Internet membuat jarak dan waktu tak lagi menjadi penghalang untuk saling membagi informasi. Oleh karena itu, internet sangat cocok untuk digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang baru bagi siswa dalam memenuhi kebutuhan informasinya terkait pelajaran.

(63)

membuat adanya internet menjadi penolong bagi siswa. Tersedianya e-book dirasa sangat bermafaat untuk siswa. Keterbatasan buku di perpustakaan sekolah nyatanya telah ditunjang dengan akses internet yang baik oleh sekolah. Sekolah telah menyediakan sambungan Wi-fi yang dapat diakses siswa selama ada di sekolah. Dan lab komputer pun terbuka untuk siswa saat jam istirahat.

Jika digambarkan, internet seperti perpustakaan yang dapat dikunjungi kapanpun dan dimanapun dengan kelengkapan buku dan sumber informasi yang tak terbatas. Internet sudah sangat popular untuk masyarakat dewasa ini. Tak hanya yang muda yang dapat mengaksesnya, tapi kalangan dewasa juga. Beragam kemudahan yang ditawarkan internet membuatnya begitu melekat dengan kehidupan dewasa ini. Dengan internet, siswa dapat berhemat dalam mengakses informasi pendidikan. Selain mudah digunakan, kecepatan yang ditawarkan juga menarik berbagai kalangan untuk menikmatinya. Dapat dikatakan, saat ini semua bidang dapat menikmati manfaat internet. Di bidang pendidikan misalnya, penerapan internet dapat diwujudkan dalam bentuk e-Education, e-Campus, bahkan e-Learning.

(64)

membentuk dan melangsungkan diskusi kelompok (News Group) sehingga akan mendorong peningkatan intensitas kajian Iptek, 3) Melalui Web pendidikan, proses belajar dapat dapat dilakukan secara dinamis, tak bergantung ruang pertemuan dan waktu, semua informasi dapat dengan mudah diakses dari situs-situs pendidikan yang tersedia. Dengan demikian, biaya pendidikan dapat ditekan serendah mungkin, 4) Melalui e-mail, konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antar peserta didik dan pendidik ataupun rekan lainnya (Oetomo, 2007: 11-12).

E-Learning merupakan salah satu istilah yang digunakan pada pembelajaran elektronik yang diakses melalui internet. Tak hanya e-Learning,

wujud lain dari penerapan internet adalah e-education, book, library, e-dictionary, dan lain-lain. Salah satu implementasi dari e-education adalah IBU teledukasi (www.ibuteledukasi.com) yang sejak pertengahan Desember 2001 telah mulai menawarkan konsep belajar jarak jauh dengan media internet. IBU teledukasi bekerja sama dengan Universitas Tun Abdul Razak di Malaysia yang sudah lebih daulu menyelenggarakan kuliah on-line. IBU teledukasi menawarkan empat jenjang gelar akademis mulai dari diploma hingga doktoral lewat perkuliahan via internet. Gelar kesarjanaannya dapat memilih ijazah Universitas Tun Abdul Razak atau ijazah lokal (Oetomo, 2007: 92-93).

2.5.5 Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar

(65)

dunia pendidikan. Bukan hanya buku teks saja yang dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar. Internet kini mulai dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok untuk memperoleh informasi yang baru dan lengkap. Telah banyak situs pendidikan yang tersaji di internet, yang menyediakan informasi keilmuan, artikel, dan buku virtual, informasi sekolah, beasiswa, dan bahkan perguruan tinggi virtual.

Menurut Sadiman (2001:94) menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan yang berlaku dengan cepat, memerlukan penyediaan sumber belajar yang aktual, kaya informasi, dan mudah terjangkau. Adanya internet dalam dunia pendidikan memberikan landasan yang kuat bagi terwujudnya lingkungan belajar yang kaya dan luwes, serta mampu memenuhi pendidikan dan latihan. Bagi para pendidik dan peserta didik, internet merupakan sumber ilmu pengetahuan yang baru. Banyak artikel dan bahasan menarik yang dapat dijumpai di dalamnya. Artikel-artikel itu lebih up-to-date dibanding dengan buku-buku atau majalah yang dijual di pasaran. Disamping harganya lebih murah, cara mendapatkannya juga sangat mudah (Oetomo, 2007 : 153).

(66)

samar-samar, merupakan kumpulan informasi yang perlu diperdebatkan dan diperbincangkan.

Untuk dunia pendidikan, internet dapat digolongkan menjadi sumber belajar. Hal ini senada dengan pendapat Tjiptono (dalam Nafisah 2001: 22) yang menyatakan bahwa manfaat internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui beberapa keunggulan, yaitu :

1. Konektivitas dan jangkauan global, internet memungkinkan peneliti yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses informasi dari database dan perpustakaan di seluruh dunia.

2. Akses internet 24 jam, yang memungkinkan informasi dapat diakses kapanpun.

3. Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara elektronik melalui mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu.

4. Kemudahan akses semakin banyak dengan berkembangnya warung-warung internet dan fasilitas Wi-fi di tempat umum.

5. Biaya relatif murah, penelusuran melalui internet jauh lebih murah dibanding dengan membeli majalah/buku asli. Pengguna dapat dengan mudah men-download data yang diperlukan.

6. Interaktivitas dan fleksibilitas, suatu topik dapat didiskusikan melalui sarana

Mailing List atau Chatting.

(67)

sumber belajar sangat membantu siswa dalam kegiatan belajar. Salah satu program yang telah diwujudkan dan diterapkan di SMA Negeri 8 Semarang adalah e-learning yang dapat diakses melalui http://sman8-smg.fresto.co/ . Melalui laman tersebut, siswa dapat mengakses informasi untuk semua mata pelajaran di sekolah. Di laman tersebut, tersedia pula soal-soal latihan terkait materi yang telah diakses oleh para siswa. Dari soal latihan tersebut dapat diketahui siswa yang benar-benar mengaksesnya dan mempelajari informasi yang tersedia dan yang hanya sekadar membuka laman tersebut.

Sebagai sumber belajar, ada hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu 1) Discovery (Penemuan), ini meliputi browsing dan pencarian informasi-informasi tertentu 2) Communication (Komunikasi), internet menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai dari pesan-pesan yang berupa buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat komples antar atau inter organisasi 3) Collaboration (Kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya komunikasi dan kolaborasi antar media elektronik, baik itu antar individu maupun antar kelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan modern pun digunakan mulai dari screen sharing sampai dengan teleconferencing

(Rusman, 2014 : 343). Indikator yang digunakan untuk mengukur penggunaan internet sebagai sumber belajar adalah :

a. Pemahaman serta sikap siswa terhadap konsep internet sebagai sumber belajar

(68)

mencari informasi yang mungkin belum diperoleh saat proses pembelajaran berlangsung. Namun, dalam penggunaanya diperlukan pemahaman yang benar agar penggunaan internet sebagai sumber belajar tidak disalah artikan. b. Ketersediaan internet sebagai sumber belajar

Sekolah merupakan fasilitator dalam penyediaan sumber belajar. Salah satunya adalah internet. Dengan adanya internet yang tersedia di sekolah secara gratis, dapat membuat siswa secara mudah mengakses materi pelajaran.

c. Ketepatan fungsi internet sebagai sumber belajar

Kemudahan yang ditawarkan internet seringkali membuat siswa menjadi lengah dalam belajar. Siswa harus dapat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar agar mendapat manfaat yang maksimal.

d. Intensitas siswa mengakses informasi dari internet

Informasi yang dapat dikses melalui internet sangatlah luas. Banyaknya frekuensi siswa dalam mengakses internet hendaknya lebih mengacu pada materi pelajaran di sekolah agar penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat tepat guna.

e. Fasilitas-fasilitas yang seringkali digunakan di internet

(69)

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Hasil Penelitian

1. Risma Asfi Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015

Terdapat pengaruh signifikan secara bersama internet sebagai sumber belajar dan minat belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 signifikan secara bersama motivasi belajar dan media Prestasi Belajar

Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015

pembelajaran dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Boyolali

(70)

Sosiologi Siswa Kelas

XI SMA Negeri

Kebakramat Tahun Pelajaran 2014/2015

Negeri Kebakramat tahun pelajaran 2014/2015. Guru Dalam Mengelola Kelas Dengan Motivasi Belajar Siswa

Terdapat hubungan yang signifikan antara ketrampilan guru dalam mengelola kelas Motivasi Dan Disiplin Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 1 Pracimantoro Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan disiplin belajar dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar.

Terdapat pengaruh antara manajemen kelas terhadap hasil belajar siswa untuk mata Guru, Motivasi Belajar, Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi

Terdapat pengaruh positif antara kompetensi guru, motivasi belajar, dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mapel ekonomi pada Terhadap Hasil Belajar

Programmable Logic

Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makasar

Gambar

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1. Skema Kerangka Berpikir
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa variabel persepsi siswa mengenai
Tabel 3.13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, variabel-variabel eksogen (independen) dalam model permintaan impor yang dibangun yaitu harga lada dunia yang dideflasi dengan indeks harga

Puji syukur penulis kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Skrining Efektivitas Ekstrak : Sambiloto

Limbah cair industri tapioka dihasilkan dari proses pembuatan, baik dari pencucian bahan baku sampai pada proses pemisahan pati dari airnya atau proses

prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. tertentu (Suryabrata,

membuat, dan menguji mesin perajang dan pengupas singkong dengan tenaga. motor listrik yang sederhana

Kadar Abu Berdasarkan Jenis Tanah Tempat Tumbuh Kalakai Kadar abu pada kalakai segar tertinggi terdapat pada kalakai yang berasal dari tanah bergambut 1 yaitu 9.26%

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

a. Nilai pre-test direkrut dari nilai tugas peserta didik yang sudah dinilai oleh guru. Pembelajaran pada pelaksanaan pre-test menggunakan model pembelajaran