NILAH.COM, Jakarta - Setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah di tahun 2013 dinilai bernuansa politik. Sebab, 2013 sebagai dinilai sebagai tahun politik.
Penilaian itu disampaikan Ketua DPP Bidang Politik dan Kebudayaan Partai NasDem, S Sonny Soeharso. Menurutnya, penerapan kurikulum 2013 yang terkesan terburu-buru itu bernuansa politik.
"Kalau dari pengalaman, perubahan kurikulum sangat dipengaruhi 'political heavy'. Kita tahu tahun ini merupakan tahun politik. Perubahan anggaran begitu drastis dan dilakukan terlalu terburu-buru," kata Sonny, usai Focus Group Discussion Bidang Pendidikan Politik dan Kebudayaan, di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (20/3/2013).
Untuk itu, dia meminta agar pemerintah lebih berhati-hati dalam memutuskan penerapan kurikulum pendidikan 2013. Khususnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta
menunda penerapan kurikulum tersebut.
"Harus dilihat untung dan ruginya penerapan kurikulum itu. Harus dievaluasi lagi sistemnya," tegasnya.
Sementara, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI), Retno Listyarti, mengatakan, penerapan kurikulum 2013 itu akan memperburuk kualitas pendidikan di tanah air.
Selain itu, kualitas pengajar pun akan menjadi buruk. Sebab, guru diperbolehkan untuk mengajar
dibeberapa sekolah yang berbeda.
"Guru mengajar di dua atau tiga sekolah demi mengejar kekurangan jam agar memperoleh tunjangan sertifikasi. Kadang jarak antarsekolah tempatnya mengajar sangat jauh sehingga para guru sudah kelelahan dan tidak lagi memiliki waktu untuk belajar seperti membaca dan
Selain itu, lanjut Retno, waktu pelatihan guru untuk kurikulum pendidikan yang hanya 52 jam
perlu ditambah.
"Bagaimana bisa materi kurikulum pendidikan 2013 yang sangat kompleks hanya diajarkan
dalam waktu 52 jam?" kata Retno.
Penyakit utama dunia pendidikan Indonesia, kata dia, berada pada kualitas guru, namun pemerintah tidak pernah memberikan pelatihan yang sungguh-sungguh.
"Jika guru tidak berkualitas, maka siswanya juga tidak akan berkualitas," katanya. [gus]
Rekomendasi Untuk Anda
Cedera Lagi, Rooney Absen di Piala FA
Ditawari Gaji Fantastis, CR7 Hengkang ke PSG?
Program Studi PPKn kembali menyelenggarakan kegiatan akademik dalam bentuk Kuliah Umum. Hadir sebagai pembicara Dr. Samsuri, S.Pd.,M.Ag, Ketua Jurusan PKnH Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan yang mengambil tema “Paradigma Baru PKn Kurikulum 2013″ itu dilaksanakan hari Ahad, 15 September 2013 di Ruang Auditorium Kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan.
Civic and Citizenship Studies (ICCS) pada tahun 2009 yang dapat dijadikan landasan perubahan kurikulum. Namun sayang, pengembang kurikulum 2013 terutama berkaitan dengan kecakapan hidup kewarganegaraan sama sekali tidak mempertimbangkan hasil ICCS tersebut. Disamping itu, pembicara menyoroti adanya inkonsistensi penggunaan nomenklatur antara Pendidikan Kewarganegaraan di dalam PP RI No. 32 Tahun 2013 dan Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi dengan implementasi kerangka kurikulum 2013 yang menggunakan nama mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.