• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI (Dengan Kontrol Valsartan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI (Dengan Kontrol Valsartan)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ILHAM NIAWAN SAPUTRA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK

TEMULAWAK (

Curcuma xanthorrhiza Roxb

)

TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG

MENCIT JANTAN (

Mus musculus

) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI

(Dengan Kontrol Valsartan)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

Lembar Pengesahan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(

Curcuma xanthorrhiza Roxb

) TERHADAP HISTOPATOLOGI

JANTUNG MENCIT JANTAN (

Mus musculus

) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI

(Dengan Kontrol Valsartan)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2015

Oleh:

ILHAM NIAWAN SAPUTRA

201110410311156

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(

Curcuma xanthorrhiza Roxb

) TERHADAP HISTOPATOLOGI

JANTUNG MENCIT JANTAN (

Mus musculus

) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI

(Dengan Kontrol Valsartan)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 29 Juli 2015

Oleh:

ILHAM NIAWAN SAPUTRA

201110410311156

Tim Penguji:

Penguji I Penguji II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS dr. Dian Yuliarta Lestari, Sp.PA NIP 11407040450 NIP 11308090462

Penguji III Penguji IV

Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma

xanthorrizha Roxb.) Terhadap Histopatologi Jantung Mencit Jantan (Mus

musculus) Yang Diinduksi Hipertensi (Dengan Kontrol Valsartan)”.

Pada kesempatan yang berharga ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo,S.Kep, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Naylis Syifa’, S.Farm, M.Sc, Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS selaku dosen pembimbing I dan

Ibu dr. Dian Yuliarta Lestari, Sp.PA selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Ibu Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. selaku penguji I dan IbuHidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS selaku penguji II atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik. 5. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm,Apt selaku Kepala Laboratorium

Program Studi Farmasi yang memberikan arahan dan memudahkan segala urusan penelitian skripsi.

6. Laboratorium Farmakologi dan Biomedik Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya Pak Joko dan Mas Miftah dan Laboratorium Patologi Klinik Universitas Brawijaya, khususnya Mas Mijan yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan tempat agar penulis dapat melaksanakan penelitiannya dengan baik.

(5)

v

dorongan serta kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan baik.

8. Yang tersayang sahabat-sahabat, Yeti Rohmatul, Forindha, Dhika, Dhiyaul, Brian, Rendra, Andin yang selalu mendukung dan mendengar keluh kesah penulis, yang selalu memberi solusi yang terbaik, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman kelompok skripsi kurkumin : kak Wawan, kak Mutia, Putri, Ega, Tanjung, dan teman seperjuangan lainya. Terimakasih atas kerjasama, support serta bantuannya dalam penelitian ini.

10.Semua teman-teman Farmasi 2011 kelas A,B,D.E dan banyak terimakasih untuk kelas C : Irvan, Riski, Khilmi, Mahiru, Resti, Arin, Fina, Afnan, Adis, Wanda, Della, Luluk, Cahya, Dila, Anggi, Adel, Lili, dan teman-teman lainya yang telah menjadi saudara dan berjuang bersama selama 4 tahun, terimakasih atas dukungan dan suka duka yang sudah kita jalani selama kuliah.

11.Orang-orang baik hati yang banyak membantu penulis, terimakasih atas segala masukannya, serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Malang, 29 Juli 2015 Penyusun

(6)

vi

RINGKASAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(

Curcuma xanthorrhiza Roxb

) TERHADAP HISTOPATOLOGI

JANTUNG MENCIT JANTAN (

Mus musculus

) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI (Dengan Kontrol Valsartan)

Hipertensi menurut WHO adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg. Saat ini prevalensi hipertensi sendiri masih menjadi permasalahan dunia yang dapat menyebabkan

cardiovascular disease (CVD) (WHO, 2013). Jantung menjadi bagian yang sering terkena pengaruh oleh adanya penyakit hipertensi. Pengaruh hipertensi terhadap faal jantung melibatkan fungsi RAAS (Renin Angiotensin Aldosteron System). Saat aktivitas RAAS semakin tinggi tidak hanya membuat tekanan darah meningkat tetapi juga dapat menimbulkan terjadinya Hypertension Heart Disease (HHD) (Putri, 2013). HHD adalah istilah yang digunakan secara umum untuk penyakit jantung, seperti LVH (Left Ventricle Hypertrophy) (Frohlich, 2009).

LVH adalah penyakit yang membuat jantung menjadi sulit untuk memompa darah. Sehingga membuat otot jantung yang bekerja secara keras akan tumbuh dan menebal. LVH ditandai oleh peningkatan massa otot ventrikel kiri dan penyempitan ruang ventrikel kiri (Robbins dan Kumar, 2007). Beberapa terapi dapat diberikan untuk mengatasi penyakit ini, salah satunya adalah dengan terapi valsartan yang merupakan antihipertensi golongan ARB dengan efek farmakologi yang optimal terhadap resiko kejadian kardiovaskular akibat hipertensi (Verdecchia, 2010). Selain menggunakan obat kimia, juga terdapat terapi obat tradisional. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tumbuhan dengan kandungan utama kurkumin yang dapat menghambat perkembangan hipertensi yang disertai komplikasi pada jantung (Sunagawa et al, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap histopatologi jantung mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.

(7)

vii

kelompok temulawak. Dari uji korelasi antara kedua variabel didapatkan nilai sig. (2-tailed) = 0,002 < p(0,01) dengan nilai correlation = 0,713 yang menunjukkan korelasi bermakna dengan arah hubungan positif yang artinya semakin meningkat ketebalan otot ventrikel kiri jantung menyebabkan massa otot jantung semakin besar.

(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(

Curcuma xanthorrhiza Roxb

) TERHADAP HISTOPATOLOGI

JANTUNG MENCIT JANTAN (

Mus musculus

) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI (Dengan Kontrol Valsartan)

Latar Belakang: Hipertensi masih menjadi penyebab cardiovascular disease

(CVD). Left Ventricle Hypertrophy (LVH) adalah bagian dari CVD yang disebabkan oleh hipertensi. LVH adalah penyakit yang membuat jantung sulit memompa darah. LVH ditandai peningkatan massa otot jantung dan penyempitan ruang ventrikel kiri. Valsartan memiliki pengaruh terhadap resiko kejadian kardiovaskular akibat hipertensi. Ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat menghambat perkembangan hipertensi disertai komplikasi jantung.

Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap histopatologi jantung mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode post test group design dengan 20 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kontrol normal (Aquadest), kontrol negatif (L-Name 1,75 mg/25gBB), kontrol positif (L-Name + Valsartan 0,312 mg/30gBB), dan kelompok temulawak (L-Name + Ekstrak Temulawak 31,25 mg/30gBB). Setelah itu dilakukan pembuatan preparat histopatologi jantung, untuk selanjutnya dilakukan pengamatan histopatologi jantung. Pengamatan dilakukan dengan penimbangan massa otot jantung dan pengukuran ketebalan otot ventrikel kiri jantung.

Hasil dan Kesimpulan: Hasil analisis uji One Way ANOVA pada kelompok temulawak menunjukkan tidak adanya pengaruh yang bermakna pada massa otot jantung (p>0,05), sedangkan pada ketebalan otot ventrikel kiri jantung menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna (p<0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan dosis 31,25 mg/30gBB memberikan pengaruh terhadap histopatologi jantung mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.

(9)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF CURCUMA EXTRACT (

Curcuma

xanthorrhiza

Roxb

.

) AGAINST HISTOPATHOLOGY OF

HEART ON MALE MICE (

Mus musculus

) INDUCED

HYPERTENSION (Control Valsartan)

Background: Hypertension is cause of cardiovascular disease (CVD). Left Ventricle Hypertrophy (LVH) is part of CVD which is affected by the presence of hypertension. LVH is a disease that makes it difficult for the heart to pump blood. LVH marked increase in muscle mass of the heart and a narrowing of the left ventricle. Valsartan has influence on the risk of cardiovascular disease due of hypertension. Curcuma extracts (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) can inhibit development of hypertension with heart complications.

Aim: To determine the effect of curcuma extracts (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) on histopathology of heart male mice (Mus musculus) induced hypertension.

Methods: This study used post test group design methode with 20 male mices which were divided into 4 groups: control normal (Aquadest), negative control (L-Name 1.75 mg/25gBB), positive control (L-(L-Name + Valsartan 0.312 mg/30gBB),

and temulawak’s group (L-Name + extract of curcuma 31.25 mg/30gBB). After that, made preparations for histopathology of heart. The observations consist of weighing heart muscle mass and measuring thickness of left ventricle heart muscle.

Results and Conclusion: Results of One Way ANOVA test analysis on curcuma group did not show any significant effect on heart muscle mass (p>0.05), while on thickness of heart muscle of left ventricle showed a significant effect (p<0.05). In this study can be concluded that extract of curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) with a dose 31.25 mg/30gBB give effect against histopathology of heart male mice (Mus musculus) induced hypertension.

(10)

x

DAFTAR ISI

Tabel Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Hipertensi ... 5

2.1.1 Definisi Hipertensi ... 5

2.1.2 Epidemiologi Hipertensi ... 5

2.1.3 Klasifikasi Hipertensi ... 5

2.1.4 Etiologi Hipertensi ... 6

2.1.5 Gejala Hipertensi ... 6

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi ... 7

2.1.7 Komplikasi Hipertensi ... 8

2.2 Tinjauan tentang Jantung ... 9

2.2.1 Struktur dan Anatomi Jantung ... 9

(11)

xi

2.3 Tinjauan Hubungan Hipertensi dengan Histopatologi Jantung ... 10

2.3.1 Patofisiologi Hipertrofi Jantung ... 11

2.3.2 Histologi Hipertrofi Jantung ... 12

2.3.3 Terapi Hipertensi terkait Histopatologi Jantung ... 14

2.3.3.1 Terapi non Farmakologis ... 14

2.3.3.2 Terapi Farmakologi... 15

2.3.4 Tinjauan Valsartan ... 19

2.4 Tinjauan Temulawak ... 21

2.4.1 Klasifikasi Temulawak ... 21

2.4.2 Morfologi Temulawak ... 22

2.4.3 Kandungan Kimia Temulawak ... 22

2.5 Penelitian Khasiat Kurkumin ... 23

2.6 Ekstraksi Kurkumin ... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 26

3.1 Kerangka Konseptual ... 26

3.2 Hipotesis ... 28

BAB 4 METODE PENELITIAN... 29

4.1 Rancangan Penelitian ... 29

4.1.1 Jumlah Sampel ... 30

4.1.2 Identifikasi Variabel ... 30

4.1.3 Definisi Operasional Variabel ... 30

4.2 Subyek Penelitian ... 32

4.2.1 Kriteria Inklusi ... 32

4.2.2 Kriteria Eksklusi ... 32

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

4.3.1 Tempat Penelitian... 33

4.3.2 Waktu Penelitian ... 33

4.4 Alat dan Bahan ... 33

4.4.1 Alat ... 33

4.4.2 Bahan ... 33

4.5 Prosedur Penelitian... 34

(12)

xii

4.5.2 Penentuan Dosis ... 36

4.5.3 Uji Aktivitas Antihipertensi Ekstrak Temulawak ... 37

4.5.4 Pembuatan Preparat Histopatologi Organ Jantung ... 37

4.5.5 Pemeriksaan Histopatologi Jantung ... 38

4.6 Alur Penelitian ... 39

4.7 Analisis Data ... 40

BAB 5 HASIL ... 41

5.1 Hasil Penelitian ... 41

5.1.1 Penimbangan Massa Otot Jantung ... 41

5.1.2 Pengukuran Ketebalan Otot Ventrikel Kiri Jantung ... 42

5.2 Analisis Data ... 44

5.2.1 Uji Normalitas ... 44

5.2.2 Uji Homogenitas ... 45

5.2.3 Uji One Way ANOVA ... 45

5.2.4 Uji LSD ... 45

5.2.5 Uji T Berpasangan... 46

BAB 6 PEMBAHASAN ... 47

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

7.1 Kesimpulan ... 52

7.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 60

PERHITUNGAN PEMBERIAN DOSIS ... 61

SURAT DETERMINASI TEMULAWAK ... 63

SURAT KETERANGAN PEMBACAAN PATOLOGI ANATOMI ... 64

SURAT KETERANGAN KELAIKAN ETIK ... 65

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... 66

ANALISIS STATISTIK ... 67

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi tekanan darah menurut ESH-2007 ... 6

II.2 Komplikasi Hipertensi ... .. 8

II.3 Terapi Non Farmakologis Hipertensi Disertai Gagal Jantung... 14

II.4 Pengobatan Hipertensi ... ... 15

II.5 Sifat Fisikokimia Kurkuminoid... ... 23

V.1 Hasil Penimbangan Jantung Mencit Jantan ... 41

V.2 Hasil Ketebalan Otot Ventrikel Kiri Jantung Mencit Jantan ... 42

V.3 Uji Normalitas Shapiro Wilk ... 44

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Patofisiologi Hipertensi ... 7

2.2 Jantung dan Bagian-Bagianya ... 9

2.3 Pengaturan Efek RAAS terhadap cardiac hypertrophy ... 11

2.4 Irisan Jantung ... 12

2.5 Ketebalan Otot Jantung Bagian Ventrikel Kiri ... 13

2.6 Terapi Hipertensi dengan Komplikasi pada Jantung ... 18

2.7 Struktur Valsartan ... 19

2.8 Segmen C-Terminal pada Struktur Valsartan ... 20

2.9 Tanaman Temulawak ... 21

2.10 Struktur Kurkuminoid... 22

2.11 Kurkumin dalam Menghambat Aktivitas p300 HAT ... 24

3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian ... 26

4.1 Diagram Alir Ekstraksi Kurkumin Dengan Metode Remaserasi ... 35

4.2 Alur Skema Penelitian ... 39

5.1 Perbandingan Massa Otot jantung ... 42

5.2 Gambar Mikroskopis Otot Ventrikel Kiri Jantung ... 43

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 60

2. Perhitungan Pemberian Dosis ... 61

3. Surat Determinasi Temulawak ... 63

4. Surat Keterangan Pembacaan Patologi Anatomi... 64

5. Surat Keterangan Kelaikan Etik ... 65

6. Surat Pernyataan... 66

7. Analisis Statistik ... 67

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ACE = Angiotensin Converting Enzim

ACEI = Angiotensin Converting Enzim Inhibitor

ANOVA = Analysis of Variance

APCSC = Pacific Customer Service Consortium

ARB = Angiotensin Renin Blocker

AT1-R = Angiotensin II Receptor Type 1

cAMP = Cyclic Adenosine Monophosphate

CCB = Calcium Channel Blocker

CHD = Coronary Heart Disease

CHF = Congestive Heart Failure

CVD = Cardiovarcular Disease

Depkes = Departemen Kesehatan

ESH = European Society of Hypertension

HAT = Histone Asetyltransferase

HE = Hematoxylin Eosin

HHD = Hypertension Heart Disease

IGF = Insulin Growth Factor

JNC = Joint National Comittee

L-Name = Nω-nitro-L-arginine methyl ester

LSD = Least Significant Difference

LVH = Left Ventricle Hypertrophy

LVM = Left Ventricle Miokard

NO = Nitric Oxide

NSAID = Non-steroidal anti-inflammatory drug

PJK = Penyakit Jantung Koroner

RAAS = Renin-Angiotensin Aldosterone System

SVR = Systemic Vascular Resisten

TDD = Tekanan Darah Diastolik TDS = Tekanan Darah Sistolik

TGF = Transforming Growth Factor

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Aini S., 2013. Ekstraksi Senyawa Kurkumin Dari Rimpang Temulawak Dengan Metode Maserasi. Skripsi Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alvarino, 2012. Pengaruh Valsartan Terhadap Fibrosis Ginjal pada Obstruksi Ureter. Jurnal Kesehatan Andalas.

Anand P., Thomas S.G., Sundaram C., Harikumar K.B., Sung B., Priyadarsini I.K., Aggarwal B.B., 2008. Biological Activities Of Curcumin And Its Analogues (Congeners) Made By Man And Mother Nature. Biochemical Pharmacology.

Bisping E., Wakula P., Poteser M., Heinzel R. F., 2014. Targeting Cardiac Hypertrophy: Toward a Causal Heart Failure Therapy. Journal Cardivasc Pharmacol.

Barrett K., Brooks H., Boitano S., Barman., 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology. 23rd Edition, United State : Mc Graw Hill.

Battegay E.J., Lip G.Y.H., Bakris G.L., 2005. Hypertension : Principles and Practice. Taylor & Francis Group.

Corwin, E.G., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 4, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Darmadi, 2013. Patofisiologi dan Tata Laksana Remodeling Kardiak. CDK, Vol. 40, No.9.

Departemen Kesehatan RI, 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Republik Indonesia.

Devaraj S., Ismail S., Ramanathan S., Yam MF., 2013. In vivo toxicological investigations of standardized ethanolic extract of curcuma xanthorrhiza roxb. rhizome. Scholars Research Library, Vol. 3 : 67-73.

Dharmeizar, 2012. Hipertensi. Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application, Vol. 25, No.1 P.3-8.

(18)

xviii

Dickstein K., Filippatos G., Ponikowski P., Veldhuisen D.J., Keren A., Mebazaa A., Nieminen M., Priori S.G., Swedberg K., 2008. ESC Guideline for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart Failure 2008.

European Journal of Heart Failure.

Dunlap M.E. and Peterson R.C., 2002. ACE inhibitors vs ARBs: Is One Class Better for Heart Failure?. Cleveland Clinic Journal Of Medicine, Vol.69, No.5. Effendi, D., 2003. Korelasi Dispersi Qt Dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri Pada

Penderita Hipertensi. USU digital library.

Epstein, B.J., 2010. Aliskiren and Valsartan Combination Therapy for the Management of Hypertension. Vascular Health and Risk Management. European Society of Hypertension and The European Society of Cardiology, 2007.

Guidelines for The Management of Arterial Hypertension. European Heart Journal, Vol.28.

Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Frohlich D. E., 2009. An Update Concept for Left Ventricular Hypertrophy Risk in Hypertension. The Ochsner Journal.

Fitriani, D.T., 2013. Efektivitas dalam menurunkan tekanan darah pada lansia di UPT Panti sosial tresna werdha mulia dharma kabupaten kubu raya. Artikel Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura.

Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific Book Agency, Calcutta, p. 85.

Ghonimi, W., Ahmad A.A., Mohamed H.B., and Ahmad B., 2014.

Left

Ventricles of the Mature Camel Heart (Camelus

dromedaries) with Special References to the Structure and

Distribution

of

the

Purkinje

Cardiomyocytes:

Microanatomy.

Veterinary Science & Technology.

Gonzalez A., Lopez B., Diez., 2004. Fibrosis in Hipertensive Heart Disease : Role of the Renin-Angiotensin-Aldosteron System. National Institute of Health. Guyton A.C., Hall J.E., 2006. Textbook of Medical Physology. Philadelphia :

Elsevier.

(19)

xix

Handanu, C., 2006. Pengaruh Pemberian Suplemen Kalsium Sebelum dan Sesudah Makan Terhadap Kadar Kalsium Urin. Tesis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Jiang X., Oscar A., Edward G., Rhaleb N., James J., Michael B., and Xiao P., 2008. The Kinin B1 Receptor Contributes to the Cardioprotective Effect of Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors and Angiotensin Receptor Blocker in Mice. Experimental Physiology, Research Paper, page 322-329. Katanasaka Y., Sunagawa Y., Hasegawa K., Morimoto T., 2013. Aplications of Curcumin to Heart Failure Therapy by Targeting Transcriptional Pathway in Cardiomyocites. Biol Pharm., Vol. 36(1) 13-17.

Kucukler N., Kurt I.H., Topaloglu C., Gurbuz S., and Yalcin F., 2012. The effect of valsartan on left ventricular myocardial functions in hypertensive patients with left ventricular hypertrophy. Journal of Cardiovascular Medicine. Liang Li-Hong et al, 2008. Curcumin Prevents and reverses murine cardiac

hypertrophy. The Journal of Clinical Investigation, Vol. 118 No.3, pp 879-893.

Mangunwardoyo W., Deasywaty, Usia T., 2012. Antimicrobial and Identification of Active Compound. International Journal of Basic & Applied Science Vol: 12 No: 01.

Martin J, 2008. Hypertension Guidelines: Revisiting the JNC 7 Recommendations.

The Journal of Lancaster General Hospital, Vol. 3, No. 3.

Morimoto T., Sunagawa Y., Kawamura T., Takaya T., Wada H., Nagasawa A., Komeda M., Fujita M., Shimatsu A., Kita T., and Hasegawa K., 2008. The dietary compound curcumin inhibits p300 histone acetyltransferase activity and prevents heart failure in rats. The Journal of Clinical Investigation, Vol. 118, No.3.

Morimoto T., Wada H., Sunagawa Y., Fujita M., Kakeya H., Sasaki H., Kambara H., Doi O., Shiomi H., Kimura T., Shimatsu A., Hasegawa K., 2012. Effects of Highly Absorptive Curcumin on Systolic and Diastolic Function in Hypertensive Patients with Left Ventricular Hypertrophy. American Heart Association.

Nakmareong S., Kukongviriyapan U., Pakdeechote P., Donpunha W., Kukongviriyapan V., Sompamit K., Phisalaphong C., 2011. Antioxidant and vascular protective effects of curcumin and tetrahydrocurcumin in rats with L-NAME –induced hypertension. Naunyn-Schmied Arch Pharmacol. Nishikawa K., Mikoto Y., Masatoshi K., Norio I., Kikuo I., Kohji M., and Fumitaka

(20)

xx

Novartis, 2001. Diovan (Valsartan) Congestive Heart Failure. Advisory Committee Briefing Document, Page 1, Vol. 489, valsartan-CHF.

Nuarima, A., 2012. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Jurnal Media Medika Muda.

Piascik, M. T., 2007. The Pharmacology of Diuretic Drugs. University of Kentucky Chandler Medical Center.

Potamitis C., Chatzigeorgiou P., Siapi E., Viras K., Mavromoustakos T., Hodzic A., Pabst G., Laggner P., Rappolt M., 2011. Interactions of the AT1 antagonist valsartan with dipalmitoyl-phosphatidylcholine bilayers. Biochimica et Biophysica Acta.

Prasetyorini H.T., and Prawesti D., 2012. Stress Pada Penyakit terhadap kejadian komplikasi hipertesi pada pasien hipertensi. Jurnal Stikes, Vol. 5, No.1. Purba B.A., 2013. Fisiologi Kardiovaskuler. Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Jambi.

Putri, S., 2013. Aliskiren (Inhibitor Renin) Sebagai Modalitas Antihipertensi Terbaru. Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Riaz K., 2013. Hypertensive Heart Disease. Boonshoft School of Medicine.

Riska P.O., 2010. Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Pada Berbagai Teknik Pengeringan dan Proporsi Pelarutan. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Robbins S.L., Kumar V., 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7 : Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Rohilla A., Kumar P., Rohilla S., Kushnoor A., 2012. Cardiac Hypertrophy: A Review on Pathogenesis and Treatment. International Journal of.

Sciarretta S., Palano F., Tocci G., Baldini R., Volpe R., 2011. Antihypertensive Treatment and Development of Heart Failure in Hypertension. Arch Intern Med, Vol.171, No.5 : 384-394.

Sean C.S., 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Sixth Edition. London and Chicago : Pharmaceutical Press

(21)

xxi

Siddiqui N., Husain A., Chaudhry L., Alam M.S., Mitra M., and Bhasin P.S., 2011. Pharmacological and Pharmaceutical Profile of Valsartan. Journal of Applied Pharmaceutical Science.

Sina M. Y., 2013. Sejuta Khasiat Temulawak. Jakarta : Diandra Primamitra Spriggs B. B., 2012. Hypertensive Heart Disease. Medically Reviewed

Srivastava A., 2010. Modulation of Gi Proteins in Hypertension: Role of Angiotensin II and Oxidative Stress. Bentham Science.

Sunagawa Y., Morimoto T., Kawamura T., Takaya T., Wada H., Uemura K., Shimatsu A., 2009. Curcumin Prevents the Development of Hypertension-induced Left Ventricular Hypertrophy in Rats. American Heart Association. Supranto, J., 2007. Teknik sampling untuk survei dan eksperimen. Jakarta :

Rineka Cipta.

Swamy A., Gulliaya S., Thippeswamy A., Koti B., Manjula D., 2012. Cardioprotective effect of curcumin against doxorubicin-induced myocardial toxicity in albino rats. Indian Journal of Pharmacology.

The Seventh Report of the Joint National Committee, 2004. Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institutes of Health, No. 04-5230 p.25-32.

UAB, 2014. Hypertrophy. Pathology Education Intructional Resource.

Ueshima H., Sekikawa A., Miura K., Takashima N., Kita Y., Okuda N., Kadowaki T., Nakamura T., Okamura T., 2008. Cardiovascular Disease and Risk Factors in Asia. American Heart Association.

Vareed S., Kakarala M., Ruffin M.T., Crowell J.A., Normolle D.P., Djuric Z., and Brenner D.E., 2008. Pharmacokinetics of Curcumin Conjugate Metabolites in Healthy Human Subjects. American Association for Cancer Research. Verdecchia, P., Angeli F., Mazzotta G., Ambrosio G., and Reboldi G., 2010.

Angiotensin receptor blockers in hypertension New insights from Japan. The Japanese Society of Hypertension.

Weber M.A., Schiffrin E.L., White W.B., Mann S., Lindholm L.H., Kenerson J.G., Flack J.M., Carter B.L., Materson B.J., Venkata C., Cohen D.L., Sica D., Harrap S.B., 2014. Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension in the Community. The Journal of the American Society of Hypertension.

(22)

xxii

World Health Organization. 2013. Q&As on hypertension. Geneva.

World Health Organization. 2013. Raised blood pressure : situation and trends. Geneva.

Wiryana, M., 2008. Managemen Perioperatif pada Hipertensi. Jurnal Penyakit Dalam, Volume 9, No. 2.

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana ketika tekanan darah sistolik (jantung berdetak) 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik (jantung berelaksasi) 90 mmHg. Sedangkan tekanan darah orang dewasa normal adalah ketika tekanan darah sistolik 120 mmHg dan tekanan darah diastolik 80 mmHg (WHO, 2013).

Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai penyebab. Beberapa penelitian telah membuktikan berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi sebelumnya menyebutkan faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti konsumsi lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik (Nuarima, 2012).

Penyakit hipertensi memang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang baik, mengingat prevalensinya yang tinggi. Berdasarkan data WHO (2013) prevalensi hipertensi pada orang dewasa sekitar 40% dari seluruh penduduk dunia pada tahun 2008. Angka tersebut terjadi peningkatan dari 600 juta penderita pada tahun 1980 menjadi hampir 1 miliar penderita pada tahun 2008. Saat ini prevalensi hipertensi sendiri masih menjadi permasalahan dunia yang dapat menyebabkan

cardiovascular disease (CVD). The APCSC (Asia Pacific Customer Service

Consortium) melaporkan bahwa jumlah penderita hipertensi yang menyebabkan CVD

sebesar 60% di negara-negara Asia (Ueshima et al, 2008).

(24)

2

Secara umum hipertensi selalu dihubungkan dengan ketidaknormalan peningkatan aktivitas simpatis. Pola perkembangan terjadinya hipertensi, yaitu awalnya CO (Cardiac Output) meningkat, tetapi SVR (Systemic Vascular Resisten) dalam batas-batas normal. Ketika hipertensi semakin progresif, CO kembali normal tetapi SVR meningkat menjadi tidak normal. Afterload jantung yang meningkat secara kronis menghasilkan LVH (Left Ventricle Hypertrophy) dan merubah fungsi diastolik (Wiryana, 2008).

Jantung menjadi bagian yang sering terkena pengaruh oleh adanya penyakit hipertensi. Pengaruh hipertensi terhadap faal jantung melibatkan fungsi RAAS (Renin

Angiotensin Aldosteron System). Komponen utama RAAS adalah renin, yang bekerja

secara enzimatik pada angiotensinogen untuk melepaskan angiotensin I. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II, oleh ACE dalam endotel paru. Angiotensin II lalu berikatan pada reseptor angiotensin tipe I (AT-1). Ikatan antara angitensin II dan AT-1 menyebabkan terjadinya vasokonstriksi yang membuat tekanan darah meningkat (Putri, 2013). Saat aktivitas RAAS tinggi tidak hanya membuat tekanan darah meningkat tetapi juga dapat menimbulkan terjadinya

Hypertension Heart Disease (HHD).

HHD adalah istilah yang digunakan secara umum untuk penyakit jantung, seperti LVH (Left Ventricle Hypertrophy), CHD (Coronary Heart Disease) dan CHF (Congestive Heart Failure) (Frohlich, 2009). LVH adalah penyakit yang terjadi saat tekanan darah tinggi yang membuat jantung menjadi sulit untuk memompa darah. Sehingga membuat otot jantung yang bekerja secara keras akan tumbuh dan menebal, hal ini akan mengubah fungsi jantung pada ventrikel kiri. LVH ditandai oleh peningkatan massa otot ventrikel kiri dan penyempitan ruang ventrikel kiri (Robbins dan Kumar, 2007).

(25)

3

dikenal yaitu, Diuretik, ACE Inhibitor, Angiotensin Reseptor Bloker (ARB), Canal Calsium Bloker (CCB), dan Beta Bloker (JNC 7, 2003). Angiotensin Receptor Blockers II (ARB) sering digunakan oleh penderita hipertensi dan gagal jantung. The

European Society of Hypertension menyatakan bahwa ARB merupakan pilihan terapi

hipertensi lini pertama. ARB terbukti efektif untuk memperlambat atau memblokir perkembangan penyakit kardiovaskular, terutama pada penyakit gagal jantung dan disfungsi ventrikel kiri. Valsartan merupakan salah satu contoh ARB yang memiliki efek farmakologi yang optimal terhadap resiko kejadian kardiovaskular akibat hipertensi(Verdecchia et al, 2010).

Selain menggunakan obat kimia, terapi hipertensi juga dapat menggunakan obat tradisional. Diantara sekian banyak tumbuhan yang terdapat di Indonesia, temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan tumbuhan yang banyak digunakan untuk obat atau bahan obat. Didalam rimpang temulawak mengandung senyawa kurkumin yang memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah menurunkan tekanan darah tinggi (Fitriani, 2013). Menurut Sunagawa et al (2009), senyawa alami kurkumin dapat menghambat perkembangan hipertensi yang diinduksi oleh LVH. Dengan demikian, senyawa dapat digunakan untuk pasien dengan penyakit hipertensi yang disertai komplikasi pada jantung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutha Devaraj (2013), menunjukkan bahwa ekstrak temulawak tidak beracun dan memberikan tingkat keamanan yang tinggi jika digunakan oleh manusia.

Dari berbagai penelitian telah terbukti bahwa kurkumin memiliki peran dalam mengobati kerusakan jantung akibat hipertensi. Sehingga akan dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap histopatologi jantung mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.

1.2. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu apakah pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

(26)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap histopatologi jantung mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

JUMLAH PEGAWAI TENAGA KERJA ASING TENAGA KERJA ASING TENAGA KERJA ASING TENAGA KERJA ASING 3 KOMISARIS. KOMISARIS KOMISARIS

oortiana sebagai imunomodulator ditandai dengan peningkatan bobot relatif bursa Fabricius pada kelompok ayam yang diberi ekstrak benalu teh tanpa infeksi dan bobot relatif timus

Prestasi Belajar Matematika pada Operasi Hitung Bilangan Bulat adalah keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah melalui suatu proses belajar matematika

 Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai cara perancangan dan penentuan visi misi organisasi baik perusahaan profit maupun non profit, tujuan dan pentingnya berbagai

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan feoforbid a dan turunannya dalam berikatan dengan reseptor HSA dan PBR

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

Siregar, SpPD-KGEH, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas

Penetapan Kepsesmen Paraf Draft Kepsesmen Usulan Kepmen PPN tembusan Usulan Kepmen PPN Koordinasi Penyiapan Keputusan Menteri tembusan. substansi