• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT DAN METANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.)SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN Microsporum sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT DAN METANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga L.)SECARA IN VITRO TERHADAP PERTUMBUHAN Microsporum sp."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PRISCA YUNIAR MAYASARI

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR FRAKSI n-HEKSANA,

ETIL ASETAT DAN METANOL RIMPANG LENGKUAS

(

Alpinia galanga

L.)SECARA IN VITRO TERHADAP

PERTUMBUHAN

Microsporum

sp.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrobbilalamin. Segala puji syukurpenulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Uji Aktivitas Antijamur Fraksi n-Heksana, Etil Asetat dan Metanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga

L.) Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Microsporum sp.”

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

1. Drs. Herra Studiawan, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing Iatas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

2. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen pembimbing IIatas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

3. Siti Rofida, S.Si., Apt. selaku dosen penguji I atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Dian Ermawati, S.Farm., Apt. selaku dosen penguji II atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Tri Lestari H., M.Kep., Sp.Mat selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan. 6. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku ketua Program Studi

Farmasi.

7. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium Program Studi Farmasi.

(5)

9. Ucapan terima kasih penulis kepada sesamakelompok bahan alam atas kerjasama dan kekompakan yang terjalin.

10.Serta ucapan terima kasih penulis kepada semua sahabat yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan serta motivasi sehingga skripsiini dapat terselesaikan.I can’t do anything without you, buddy.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Malang, 7Juli 2012

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………...….. i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ………...……… x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ………....………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ………...……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………..……… 3

1.2 Rumusan Masalah ………..………. 4

1.3 Tujuan Penelitian………... 4

1.4 Hipotesis……… 4

1.5 Manfaat Penelitian ……… 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……… 6

2.1 Tinjauan Lengkuas ……….………. 6

2.1.1 Taksonomi……… 6

2.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaatnya ………. 7

2.1.3 Khasiat Lengkuas………. 8

2.1 Tinjauan Fungi ...………....……….. 9

2.2.1 Definisi ……… 9

2.2.2 Fisiologi Fungi ……… 10

2.2.3 Microsporum sp.………... 12

2.3 Tinjauan Pelarut……… 18

2.3.1 n-Heksana………. 18

(7)

2.3.3 Metanol ……… 20

2.4 Tinjauan Tentang Ekstrak……….. 20

2.4.1 Definisi………. 20

2.4.2 Metode Ekstraksi……….. 21

2.5 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ……….. 21

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ………. 24

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian……… 24

3.2 Uraian Kerangka Konseptual……… 25

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 27

4.1 Rancangan Penelitian……… 27

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 27

4.3 Sampel Penelitian ... 27

4.3.1 Sampel lengkuas ……….… 27

4.3.2 Sampel Fungi……… 27

4.4 Variabel Penelitian……… 27

4.4.1 Variabel Bebas……….. 27

4.4.2 Variabel Tergantung………. 28

4.5 Sterilisasi Alat ... 28

4.5.1 Sterilisasi Kering……….. 28

4.5.2 Sterilisasi Basah……… 28

4.6 Definisi Operasional ………. 28

4.7 Alat dan Bahan ……….……… 29

4.7.1 Alat………... 29

4.7.2 Bahan……… 29

4.8 ProsedurPenelitian ………...………. 30

4.8.1 Fraksinasi Serbuk Rimpang Lengkuas ... 30

4.8.2 Pembuatan Media dan Larutan Tween 1% ...… 31

4.8.3 Penyiapan Mikroba Uji ………..…………. 31

4.8.4Prosedur Uji Antijamur …...……… 31

4.9 Skrining Fitokimia …...………. 33

4.9.1 Senyawa Golongan Alkaloid……… 33

(8)

4.9.3 Senyawa Golongan Terpenoid………. 35

4.9.4 Senyawa Golongan Polifenol………... 35

4.9.5 Senyawa Golongan Glikosida Saponin ... 36

4.9.6 Senyawa Golongan Antrakinon ... 37

4.10 Kerangka Operasional………... 38

4.10.1 Pembuatan Fraksi Lengkuas ………..… 39

4.10.2 Persiapan Mikroba Uji ………...… 39

4.10.3 Prosedur Uji Aktivitas Antijamur …………...……. 40

4.11 Analisis Data………... 41

BAB 5 HASIL PENELITIAN... 42

5.1 Hasil Ekstraksi ... 42

5.2 Hasil Pengamatan Metode Dilusi ... 43

5.2.1 Fraksi n-Heksana ... 43

5.5.2 Fraksi Etil Asetat ... 44

5.2.3 Fraksi Metanol ... 46

5.3 Skrining Fitokimia ... 48

5.3.1 Hasil Skrining ... 48

5.3.2 Hasil Uji KLT Senyawa Terpenoid Fraksi n-Heksana.. 49

5.3.3Hasil Uji KLT Senyawa Flavonoid Fraksi n-Heksana , Etil Asetat, dan Metanol ... 50

5.3.4 Hasil Uji KLT Senyawa Polifenol Fraksi n-Heksana dan Metanol ... 50

5.4 Analisis Data ... 51

BAB 6 PEMBAHASAN ... 52

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 54

7.1 Kesimpulan ... 54

7.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 58

2 Surat Pernyataan ... 59

3 Surat Keterangan Determinasi ... 60

(10)

DAFTAR SINGKATAN

SDA : Saboraund Dextrose Agar

SDB : Saboraund Dextrose Broth

BI : Baku Induk

KK : Kontrol Kuman

KHM : Kadar Hambat Minimum

MIC : Minimum Inhibitor Concentration

KBM : Kadar Bunuh Minimum

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, P., Ali, M., Sharma, M. P., Farooqi H., Mir S.R., Yusuf M., and Khan H. N. 2010. Development of quality standards of Alpinia galangal (Linn.) Willd. Rhizome. Vol. 1 (1), pp. 04-09.

Ameen, Mahreen. 2010. Epidemiology of superficial fungal infections. Clinics in Dermatology. Vol. 28, pp 197-201.

Aref, S., Chaumont,. Fekih,. Aouni and Said K., 2010. In Vitro Antimicrobial Activity Of Four Ficus Carica Latex Fractions Against Resistant Human Pathogens (Antimicrobial Activity Of Ficus Carica Latex). http://www.76.162.69.21/cd-pjps-23-1/paper-9.pdf . Di akses tanggal 05 Desember 2011.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia.

Anonim. 2011. N-Hexane Chemical Backgrounder. http://www.nsc.org/ehc/chemical/N-Hexane. Di akses tanggal 05 Desember 2011.

Bermejo, P., Abad, M. J., and Ansuategui, M. 2007. Active Antifungal

Substances From Natural Sources. pp 116-145.

Budimulja, U. 2006. Dermatomikois Superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal: 1-5.

Caffara, M., and A. Scagliarini. 1999. Study of diseases of the grey squirrel (Sciurus carolinensis) in Italy. First isolation of the dermatophyte Microsporum cookei. Med Mycol, Vol. 37, pp 75-77.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

De Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara and R.H.M.J Lemmens. 1999. Plant research of South - East Asia : Medicinal and Poisonous Plants I. Prosea. Vol. 12 No.1.

Dutia, Pankaj. 2004. Ethyl Acetate: A Techno-Commercial Profile. http://www.chemicalweekly.com/Profiles/Ethyl_Acetate.pdf. Di akses tanggal 05 Desember 2011.

Ellis, David. 2005. Microsporum sp. http://www.mycology.adelaide.edu.au. Diakses tanggal 05 Juni 2012.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobioloi Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Graser, Y., A. F. A. Kuijpers, M. El Fari, W. Presber, and G. S. De Hoog. 2000.

(12)

56

Hainer BL. 2003. Dermatophyte infections. Am Fam Physician, Vol. 67, pp 101-108.

Handajani, N. S. dan Setyaningsih, R. 2006. Identifikasi Jamur dan Deteksi Aflatoksin B1 Terhadap Petis Udang Komersial. Biodiversitas, Vol. 7

(3), pp 212-215.

Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seria Agrisehat Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya.

Heinrich. 2009. Fundamentals of phamacognosy and phytotherapy. Oxford, United Kingdom: Elsevier Limited.

Hernani, Marwati, T., dan Winarti, C. 2007. Pemilihan Pelarut Pada Pemurnian Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga) Secara Ekstraksi. Jurnal Pascapanen, Vol. 4 (1), pp 1-8.

Hemabarathy, Budin, S. B., and Feizal, V., 2009. Paracetamol Hepatotoxicity in Rats Treated With Crude Extract of Alpinia galangal. Journal of Biological Sciences,Vol. 9, p. 57.

Jirovetz L., Buchbauer G., Shafi M. P., and Leela N.K., 2003. Analysis of the essential oils of the leaves, stems, rhizomes and roots of the medicinal plant Alpinia galanga from southern India. Acta Pharm, Vol. 53, pp 73-81.

Jaju, S.B., Indurwade, N.H., Sakarkar, D.M., Fuloria, N.K., Ali, M.D., Das, S. and Basu, S.P. 2009. Galangoflavonoid Isolated from Rhizome of Alpinia galanga (L) Sw (Zingiberaceae). Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 8 (6): 545-550

Jawetz, E dan Adelberg, E.A. 2001, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan (Review of Medical Microbiology) Edisi 16. Jakarta: EGC.

Kelly, B.P. 2012. Pediatrics in Review. http://pedsinreview.aappublications.org. Diakses tanggal 7 Juni 2012.

Koksal, F., Er, E., and Samasti, M. 2009. Causative Agents of Superficial Mycoses in Istanbul, Turkey: Retrospective Study. Mycopathologia, Vol 168, (3), pp 117-123.

Kordali S., Cakir A., Mavi A., Kilic H., and Yildirim A., 2005. Screening of chemical composition and antifungal and antioxidant activities of the essential oils from three Turkish artemisia species. Journal of Agricultural of Food Chemistry,Vol.53, 1408-16

Kusumaningtyas, E., Sukmawati, L., dan Astuti, E. 2008. Penentuan Golongan Bercak Senyawa aktif Ekstrak n-heksan Alpinia alanga terhadap Candida albicans dengan Bioautografi dan Kromatografi Lapis Tipis.

JITV, Vol. 13 (4).

Matsuda, H., Pongpiriyadacha Y., Morikawa T., Ochi M., and Yoshikawa M., 2003. Gastroprotective effects of phenylpropanoids from the rhizomes of Alpinia galanga in rats: structural requirements and mode of action.

(13)

57

Permadi, Adi. 2008. Membuat kebun tanaman obat. Jakarta: Pustaka Bunda. Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta. Penerbit Erlangga

Medical Series.

Rasul, E.S. and Sen, S.S. Dermatophytosis in Assam. Indian Journal of Medical Microbiology, Vol. 24, (1) p 78.

Rios, J. J., Recio, M. C. dan Villae, A. 1998. Screening Method for Natural Products with Antimicrobial Activity: A Review of The Literature.

Journal of Etnopharmacology. Vol. 23, Elsivier Scientific Publisher Ireland Ltd.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition. USA: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. Hal: 253-254.

Saxena, D. K., Sharma S. K., and Sambi S. S. 2011. Comparative Extraction Of Cottonseed Oil By N-Hexane and Ethanol. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 6 No. 1.

Sundari, D. dan Winarno, M.W. 2000. Informasi tumbuhan obat sebagai anti jamur. Jakarta: Puslitbang-Balitbangkes Depkes RI.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complete Drug Refference, Edisi ke-36. USA: Pharmaceutical Press.

Waluyo, Lud. 2010. Teknik metode dasar mikrobiologi. Malang. UMM Press WHO. 2004. WHO guidelines on safety monitoring of herbal medicines in

pharmacovigilance systems World Health Organization Geneva.

http://apps.who.int/medicinedocs. Diakses tanggal 14 Nopember 2011. WHO. 2008. Traditional medicine. http://www.who.int/medicines. Diakses

tanggal 14 Nopember 2011.

Widyawati. 2006. Uji Banding Efektivitas Laos (Alpinia galanga) 2% dengan Ketokonazol 2% Terhadap Pertumbuhan Malassezia furfur pada Pitiriasis versikolor secara In Vitro. Semarang: Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Wong, L. F., Lim, Y.Y., and Omar, M., 2009. Antioxidant And Antimicrobial Activities Of Some Alpina Species. Journal of Food Biochemistry, Vol. 33, pp 835–851.

Yuharmen, Y., Y. Eryanti, dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal Nature Indonesia, 4 (2): 178-183.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Superficial mycoses merupakan hal yang lazim terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan pernyataan para ilmuan St. John's Institute of

Dermatology London, memperkirakan bahwa mereka akan mempengaruhi

20% sampai 25% populasi di dunia dan insiden tersebut akan terus meningkat. Beberapa spesies yang tersebar di seluruh dunia diantaranya

Microsporum sp (Ameen, 2010).

Microsporum sp merupakan bentuk spesies makronidia dan

mikronidia pada short conidiophores (Ellis, 2005). Microsporum sp merupakan jamur yang paling sering sebagai penyebab tinea capitis pada beberapa belahan dunia diantaranya Brazil, Eropa tengah dan timur, Asia, Afrika, dan Australia (Kelly, 2012).

Pertumbuhan Microsporum sp lebih mudah berkembang utamanya pada negara-negara tropis. Ini dikarenakan faktor seperti panas dan lembab. Indonesia merupakan negara yang memiliki curah hujan tinggi dan memiliki tingkat kelembaban yang tinggi pula, yang menyebabkan pertumbuhan dermatophytes berlimpah (Rasul et al., 2006).

(15)

2

Medical Center, Istanbul, Turki menyimpulkan bahwa jamur patogen ditemukan pada 5.722 pasien. Dengan sebaran 4.218 (74%) dermatophytes, 1.196 (21%) Candida sp., 170 (3%) Malassezia furfur, dan 138 (2%)

dermatophytes diantaranya Trichophyton sp penyebab terbanyak diikuti

Epidermophyton floccosum dan Microsporum sp(Koksal et al., 2009). Banyak usaha yang dilakukan masyarakat untuk mengobati infeksi

dermatophytes dengan berbagai obat-obatan ataupun menggunakan

pengobatan herbal. Obat-obatan antifungi saat ini relatif mahal harganya dan memiliki efek samping yang cukup besar bila dipakai dalam jangka panjang. Disisi lain, pengobatan herbal dalam pharmacovigilance systems

perkembangannya sangat meningkat pada penggunaan produk herbal dan obat herbal secara global (WHO, 2004).

Banyak alasan terjadinya peningkatan penggunaan herbal. Alasan

tersebut berkisar dari daya tarik produk dari „alam‟ dan persepsi bahwa produk tersebut „aman‟ (atau paling tidak lebih aman dari pada obat

konvensional). Persepsi obat herbal akan mempengaruhi sikap terhadap produk-produk tersebut. Hal ini dibuktikan oleh aspek-aspek perilaku konsumen yang menunjukkan kepercayaan bahwa obat herbal aman secara turun temurun (Heinrich, 2009)

Menurut survey di Amerika Serikat, sebanyak US$ 17 milyar dihabiskan oleh lebih 158 juta masyarakat Amerika sejak tahun 2000 untuk belanja obat herbal dan terus meningkat sampai sekarang. Sedangkan di Jerman, lebih dari 70% masyarakatnya menggunakan

(16)

3

Berdasarkan survey di Eropa Barat mencapai US$ 5 Milyar pada tahun 2003-2004. Di China, penjual obat atau produk herbal mencapai total keuntungan US$ 14 Milyar pada tahun 2005. Sedangkan di Brazil mencapai US$ 160 milyar pada tahun 2007 (WHO, 2008).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah dan sangat potensi untuk perkembangan obat herbal, bahan herbal tersebut relatif lebih murah dan mudah didapat di Indonesia. Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi Microsporum sp adalah lengkuas (Alpinia Galanga Linn.).

Tanaman lengkuas merupakan tanaman obat yang dapat bermanfaat sebagai antifungi, yang memiliki kandungan 1% minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20%-30%, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, ä -pinen, galangin, dan lain-lain. Eugenol yang terdapat pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga

Linn.) dikenal memiliki efek sebagai antifungi. Salah satu efek obat dari

eugenol adalah sebagai antiseptik lokal, sedangkan derivat dari eugenol

dapat bekerja sebagai biocide dan antiseptik. Senyawa lain yang juga memiliki efek sebagai antijamur adalah diterpene. Senyawa ini berhasil diisolasi dari biji lengkuas (Alpinia galanga Linn.) dan diidentifikasi sebagai (E)-8 beta, 17 epoxylabd-12-ene-15, 16-dial (Jirovetz et al., 2003). Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa diterpene bekerja dengan cara mengubah lipid membran dari Microsporum sp yang berakibat pada perubahan permeabilitas membrannya.

Untuk mendapatkan zat aktif dalam rimpang lengkuas, dapat dilakukan dengan cara ekstraksi (De Padua et al., 1999). Untuk mendapatkan bahan aktif pada lengkuas dapat dilakukan dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol.

(17)

4

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat aktivitas antifungi antara fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga Linn.) secara

in vitro terhadap Microsporum sp?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga Linn.) secara in vitro terhadap Microsporum sp.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) aktivitas fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga Linn.) secara in vitro terhadap

Microsporum sp.

2. Untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) aktivitas fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga Linn.) secara in vitro terhadap

Microsporum sp.

1.4 Hipotesis Penelitian

Terdapat aktivitas antifungi antara fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga Linn.) secara in vitro

terhadap Microsporum sp.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Profesi Farmasi

1. Memberikan alternatif pengobatan pada pasien dengan infeksi

Microsporum sp.

(18)

5

obat sehingga dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

1.5.2 Masyarakat

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga Linn.) dalam kesehatan 2. memberikan peluang baru bagi masyarakat maupun

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Single-line text input controls are created using an <input> element whose type attribute has a value of text. Here is a basic example of a single-line text input used for

Karena penentuan beyond use date dengan pendekatan menggunakan t 90 dari senyawa yang memiliki t 90 lebih singkat tidak dapat dilakukan maka penentuan beyond use date

Dan kegiatan perkuliahannya diakhiri dengan melakukan penelitian yang dijadikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Jumlah Lapisan pada Proses Pelapisan Aluminium

Kegiatan aksi pembibitan sebagai langkah untuk meningkatkan jumlah kerbau bibit yang memiliki kualitas genetik unggul untuk perbaikan produktivitas populasi kerbau

Merlina Toding dan Made Gede Wirakusuma (2013), Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi KAP yang berpengaruh terhadap

Media internal memang sangat penting sekali untuk membangun pencitraan suatu perusahaan dikalangan para karyawan, media internal yang sering sekali saya gunakan adalah

[r]

Tujuan dalam penanganan induk yang matang telur adalah untuk. menghasilkan telur yang berkualitas dengan harapan laju daya tetas telur