1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal manusia, misalnya dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang vertebra toraks yang khas tuberkulosis dari kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu juga penemuan yang berasal dari mumi dan ukiran dinding piramid di Mesir kuno pada tahun 2000-4000 SM.
2
Penyakit tuberkulosis sebagian besar menyerang kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah, dan berpendidikan rendah (GEDURNAS TB, 2005). Data penyebaran umur dan jenis kelamin, kelompok umur spesifik yang terkena wabah tuberkulosis rata-rata terjadi pada usia 15-54 tahun (WHO Indonesia, 2009).
Dari hasil pengumpulan data penderita tuberkulosis paru yang putus berobat (drop out) di BP4 Kebumen, sebagian besar adalah laki-laki 80 (60,2%) dengan kelompok umur terbanyak diatas 31 tahun 75 (54,4%) dengan tingkat pendidikan terbanyak tidak tamat Sekolah Dasar 51 (38,3%). Jarak rumah reseponden yan putus berobat (drop out)paling banyak berjarak lebih dari 10 KM atau di katagorikan jauh 81 (39,1). Pendapatan paling banyak reseponden sebagaian besar berpenghasilan rendah 122 (91,7%), dengan tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis paru cukup baik 95(71,4%), sika penderita terhadap penyakit tuberkulosis paru adalah baik 99 (74,4%) dan pratek penderita yang putus berobat (drop out) adalah kurang 53 (39,8%). Dari 33 jumlah penderita yang putus berobat (drop out) yang didampingi oleh Pegawas Menelan Obat (PMO) adalah hanya 18 orang (Anas, 2005).
3
diketahui bahwa dari 100.000 penduduk ditemukan 110 orang menderita tuberkulosis (Hasanah, 2008).
Dengan strategi DOTS, maka tujuan pengobatan yang sesungguhnya dapat dipenuhi yaitu menyembuhkan, mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau timbulnya resistensi terhadap OAT dan memutuskan rantai penularan. (Susilo, 2008). Bagaimanapun baiknya OAT yang akan diberikan, bila tidak sampai ke tangan penderita dan diminum secara benar, maka tujuan pengobatan akan masih jauh dicapai. Sebagai treatment observer atau dalam program nasional dikenal sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) bisa petugas kesehatan, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau anggota keluarga sendiri. Diminum tidaknya obat-obat tersebut penting karena ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya masalah resistensi. Karena semua tatalaksana yang telah dilakukan dengan baik akan menjadi sia-sia, bila tanpa disertai dengan sistem evaluasi yang baik pula. Oleh karena itu peranan pendidikan mengenai penyakit dan keteraturan berobat sangat penting (Indonesian Nutrision Network, 2004).
4
Di Indonesia, pasien sering tidak berobat hingga tuntas karena jenuh, efek samping obat seperti mual, merasa lebih baik setelah dua bulan pertama. Penyebab lain yaitu faktor ekonomi dan hambatan transportasi (Rachmawati, 2009).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi putus berobat (drop out ) pada pengobatan tuberkulosis paru di Puskesmas Kota Malang sebagai peran serta dalam upaya mengurangi angka morbiditas, mortalitas, dan mencegah terjadinya resistensi pada Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
1.2 Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi putus berobat (drop out)pada pengobatan tuberkulosis paru di Puskesmas Kota Malang?
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi putus berobat (drop out) pada pengobatan tuberkulosis paru di Puskesmas Kota Malang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui angka kejadian (prevalensi) putus berobat pada pengobatan tuberkulosis paru dengan obat anti tuberkulosis (OAT) di Puskesmas Kota Malang.
5
3. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh yang menjadi penyebab putus berobat (drop out)di Puskesmas Kota Malang.
1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Klinis
1. Mengurangi angka morbiditas dan mortalitas penderita tuberkulosis.
2. Sebagai tambahan masukan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan perhatian dalam menangani dan menanggulangi kasus tuberkulosis.
1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas di Kota Malang
1. Sebagai tambahan masukan kepada petugas kesehatan di puskesmas Kota Malang untuk meningkatkan perhatian dalam menangani dan menanggulangi kasus tuberkulosis.
2. Sebagai sarana untuk dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat di wilayah puskesmas Kota Malang akan pentingnya pengobatan tuberkulosis sesuai anjuran WHO dan DEPKES RI.
3. Sebagai penyuluhan kesehatan. 1.4.3 Manfaat Akademis
1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik awal dan sumber untuk penelitian selanjutnya.
2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang penelitian kesehatan terutama tentang tuberkulosis paru.
6
1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tuberkolusis.
KARYA TULIS AKHIR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUS BEROBAT (DROP OUT) PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU DI SELURUH
PUSKESMAS KOTA MALANG
Oleh: Retno Ayu Larasati
03020039
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
HASIL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUS BEROBAT (DROP
OUT) PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU DI SELURUH
PUSKESMAS KOTA MALANG
KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menylesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh: Retno Ayu Larasati
03020039
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal : 2 September 2010
Pembimbing I
dr. Djaka Handaya, MPH
Pembimbing II
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Retno Ayu Larasati ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 2 September 2010
Tim Penguji
dr. Djaka Handaya, MPH , Ketua
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK , Anggota
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah...
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Putus Berobat (Drop Out) Pada Pengobatan Tuberkulosis Paru Di Seluruh Puskesmas Kota Malang”.
Dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi putus berobat (drop out) pada pengobatan tuberkulosis paru dan penulis menyadari dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, masih terdapat kekurangtepatan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, September 2010
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu
Alhamdulillahhirrabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT. atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Putus Berobat (Drop Out) Pada Pengobatan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Kota Malang”. Pada penulisan tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. dr. Irma Suswati Mkes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
2. dr. Djaka Handaya, MPH, selaku pembimbing I, atas kesabaran, saran dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
3. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK., selaku pembimbing II, atas saran, ide dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
4. dr. Rahayu, Sp.S selaku penguji, atas kesediaannya memberikan saran dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
5. Karyawan TU dan Laboran yang dengan sabar membantu hingga terselesainya tugas akhir ini.
6. Papaku tercinta Drs. H. Tadjuddin Noor dan ibuku tercinta Dra. Hj. Lilik Nurhayati yang selalu memberikan kasih sayang, selalu berdoa, dan memberikan dukungan untuk kesuksesan dan keberhasilan penulis.
7. Kakakku tersayang Rara Astari Wulan Ayu, SE, MM. dan suamiku tercinta Trias Ardhi Yudana, S.AB yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayangnya.
8. Adikku Ali Rosyadi, S.T yang selalu membantuku dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat untuk keberhasilanku.
10.Sahabatku yang selalu ada di saat suka dan duka Aryani Rustiningrum, Erik Hidajaya Putra, Fachriza Effendi, Linda Hapsari, Alfian Yuniarta, Sun Fatayati, dan Sri Indriawati.
11.Dan akhirnya semua pihak yang turut serta membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik dari pembaca sekalian.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PENGUJI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian... 4
1.3.1 Tujuan Umum... 4
1.3.2 Tujuan Khusus... 4
1.4 Manfaat... 5
1.4.1 Manfaat Klinis ... 5
1.43.2 Manfat Bagi Puskesmas Kota Malang... 5
1.4.3 Manfaat Akademis... 5
1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Tuberkulosis Paru... 7
2.1.1 Definisi Tuberkulosis Paru... 7
2.1.2 Kuman Tuberkulosis... 7
2.1.3 Cara Penularan... 9
2.1.4 Resiko Penularan... 10
2.1.5 Resiko Menjadi Sakit Tuberkulosis... 11
2.1.6 Patogenesis Tuberkulosis... ... 12
2.1.6.1 Infeksi Primer... 12
2.1.6.2 Tuberkulosis Pasca Primer... ... 14
2.1.8 Gejala Tuberkulosis Paru... ... 15
2.1.8.1 Gajala Utama... ... 15
2.1.8.2 Gejala Tambahan... 15
2.1.9 Diagnosis Tuberkulosis... 16
2.1.9.1 Diagnosis Tuberkulosis Paru ... 16
2.1.9.2 Diagnosis Tuberkulosis Ekstra Paru... 18
2.1.10 Tipe Penderita Tuberkulosis... 18
2.2 Program Pengobatan... 22
2.2.1 Tujuan Pengobatan... 22
2.2.2 Jenis, Sifat, dan Dosis OAT... 23
2.2.3 Prinsip Pengobatan... 25
2.2.4 Paduan OAT di Indonesia... 26
2.2.5 Hasil Pengobatan Tuberkulosis... 29
2.2.6 Tuberkulosis Yang Resisten Obat... 31
2.2.7 Efek Samping OAT... 32
2.2.8 Permasalahan Pengobatan Tuberkulosis Paru... 35
2.2.9 Faktor Penyebab Kegagalan Pengobatan... . 36
2.2.10 Vaksin BCG... 37
2.3 Konsep Faktor Pengaruh Dropout... 38
2.3.1 Pengetahuan... 38
2.3.2 Karakteristik Sosial Ekonomi... 40
2.3.2.1 Tingkat Pendidikan... 40
2.3.2.2 Pekerjaan... 41
2.3.2.3 Penghasilan Keluarga... 41
2.3.3 Minum Obat Tidak Sesuai Petunjuk ... 42
2.3.4 Merasa Sudah Sembuh... 43
2.3.5 Merasa Tidak Ada Perubahan... 43
2.3.6 Malas Berobat atau kurang Motivasi ... 43
2.3.7 Efek Samping Obat... 44
2.3.8 Ketaatan Berobat... 44
2.3.9 Hubungan Tuberkulosis dengan Ketaatan Berobat... 45
2.4 Konsep Puskesmas... 51
2.4.1 Definisi... 51
2.4.2 Visi Puskesmas... 52
2.4.3 Misi Puskesmas... 52
2.4.4 Program Puskesmas... 53
2.4.4.1 Program Dasar... 53
2.4.4.2 Program Pengembangan... 54
2.4.5 Menejemen PuskesmasJenis Penelitian... 54
BAB 3 KERANGKA KONSEP... 55
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 56
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 56
4.3 Populasi dan Sampel ... 56
4.3.1 Populasi ... 56
4.3.2 Sampel ... 56
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 57
4.3.4 Definisi Operasional... 57
4.4 Alat dan Bahan Penelitian... 59
4.5 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data... 60
4.6 Alur Penelitian... 60
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 61
5.1 Gambaran Umum Tuberkulosis di Seluruh Puskesmas Kota Malang ... 61
5.2 Deskripsi Sampel... 61
5.3 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi ... 61
5.3.1 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Jenis Kelamin... 62
5.3.2 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Status Perkawinan ... 62
5.3.3 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Pekerjaan... 63
5.3.4 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 64
5.3.5 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Penghasilan... 64
5.4 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Pengetahuan... ... 66
5.5 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Ketaatan Berobat... 67
5.6 Faktor Yang Paling Berpengaruh Yang Menyebabkan Putus Berobat (Drop Out). 68 BAB 6 PEMBAHASAN ... 70
6.1 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 70 6.2 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru
Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 71
6.3 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Penghasilan Keluarga... 71
6.4 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Pengetahuan... 72
6.5 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Ketaatan... 73
6.6 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Jenis pekerjaan & Penghasilan.... 74
6.7 Deskripsi Penderita Tuberkulosis Paru Yang Putus Berobat (Drop Out) Berdasarkan Tingkat Pendidikan & Pengetahuan 76 6.8 Faktor Yang Paling Berpengaruh Yang Menyebabkan Putus Berobat (Drop Out). 77 BAB 7 PENUTUP ... 78
7.1 Kesimpulan ... 78
7.2 Saran... 78
DAFTAR PUSTAKA... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kuman Tuberkulosis ... 8 Gambar 2.2 Penyebaran Bakteri Tuberkulosis ... 9 Gambar 2.3 Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa .... 17 Gambar 2.4 Obat Fase Intensif... 28 Gambar 2.5 Obat Fase Lanjutan... 28 Gambar 5.1 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis
Kelamin ... 62 Gambar 5.2 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Status
Perkawinan ... 63 Gambar 5.3 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis
Pekerjaan ... 64 Gambar 5.4 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ... 65 Gambar 5.5 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat
Penghasilan ... 66 Gambar 5.6 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan ... 67 Gambar 5.7 Diagram Batang Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis, Sifat, dan Dosis OAT ... 23
Tabel 2.2 Berbagai Paduan Pengobatan Alternatif untuk Setiap Kategori Pengobatan... 29
Tabel 2.3 Efek Samping Ringan OAT ... 33
Tabel 2.4 Efek Samping Berat OAT ... 33
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62
Tabel 5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Status Perkawinan ... 63
Tabel 5.3 Karakteristik Sampel Bedasarkan Jenis Pekerjaan ... 64
Tabel 5.4 Karakteristik Sampel Bedasarkan Tingkat Pendidikan ... 65
Tabel 5.5 Karakteristik Sampel Bedasarkan Tingkat Penghasilan ... 66
Tabel 5.6 Karakteristik Sampel Bedasarkan Tingkat Pengetahuan ... 67
Tabel 5.7 Karakteristik Sampel Bedasarkan Tingkat Ketaatan Berobat . 68 Tabel 5.8 KMO and Bartlett’s Test ... 69
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immune Deficiency Virus ARTI : Annual Risk of Tuberculosis Infection BCG : Bacille Calmette-Guérin
BP4 : Balai Pengobatan dan Pemberantasan Penyakit Paru BTA : Basil Tahan Asam
CIDA : Canadian International Development Agency DEPKES RI : Depertemen Kesehatan Republik Indonesia DFID : Department for International Development DOT :Directly Obsereved Therapy
DOTS :Directly Obsereved Treatment Short-course DST : Drug Sensitivity Testing
GBHN : Garis-garis Besar Haluan Negara
GF ATM : The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria GI : Gastrointestinal
HIV : Human Immunodeficiency Virus INH : Isoniazid
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
IUATLD : International Union Against Tuberculosis and lung Disease JPKM : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MDR : Multi Drug Resistant
MIC : Minimal Inhibitory Concentration OAT : Obat Anti Tuberkulosis
OAT KDT : Obat Anti Tuberkulosis Kombinasi Tetap PMO : Pengawas Minum Obat
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RS : Rumah Sakit
SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu TB : Tuberkulosis
UPK : Unit Pelayanan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Aditama TY, 1990, Pola Gejala Dan Kecenderungan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru, Malang, cermin Dunia Kedokteran.
Amin Zulkifli, Bahar Asril, 2005, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Halaman: 999.
Azwar A, Prihartono J, (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binnarupa Aksara
Brainard D, 1997, Long Term Outcome of Inpatient With Tuberculosis Assigned to Outpatient Teraphy at A Local Clinic in New Orleans, J Investing Med.
Center for Disease Control and Prevention, 2008, TB Elimination, Tuberculosis: General Information, Departement of Health and Human Services USA, viewed May.1.2009, http://cdc.gov/TB/pubs/tbfactsheets/tb.pdf. Page: 2.
Crofton, Horne, Miller, 2002, Tuberkulosis Klinis, Edisi 2, Widya Medika, Jakarta, Halaman: 172.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan ke-9, Jakarta, Halaman: 10-11.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Ketika Obat Tak Mampu Lagi Melawan TB, viewed 16 April 2009, http://www. depkes.go.id/index.php. Halaman: 1.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi ke-2, Cetakan Pertama, Jakarta, Halaman: 4-6,25-30.
Departemen Teknilogi dan Informasi RSI Sultan Agung, 2009, Gejala Dan Tanda TBC, RSI Sultan Agung Semarang, viewed 7 April 2009, http://www.rsisultanagung. co.id/v1.1/. Halaman: 1.
Dinas Kesehatan Kota Malang, 2007,Laporan Triwulan Penemuan Kasus Baru Dan Kambuh Per UPK Periode Juni 2006 – Juli 2007.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2009, Mengenal TBC, viewed 7 April 2009, fkuisu.ac.id/index2.php?option=com-content&do-pdf=1&id=15– Halaman: 1.
Fauzi, Anas, 2005, Gambaran Ksrskteristik Penderita TB Paru Yang Drop Out di BP4 Kebumen Tahun 2003, viewed Desember 9 2009, http://www.undip.ac.id
Hasan Hamid, 2004, Tuberculosis, viewed 14 Juli 2009, http://www. lampungpost.com/cetak/ cetak.php?id=20040426 06062676
Hasanah, Mien H, 2008, Tiga Hal Penting Tentang TBC, Portal Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, viewed 7 April 2009, portalkomunikasi.jabarprov.go.id/index2.php?option=com_ content &do_pdf=1&id=194 – Halaman: 1.
Hidayat D, 2005, Lingkungan Penentu Status Kesehatan Warga Garut, viewed 14 Juli 2009, http://www.garutkab.go.id/ pub/article/ plain/24-lingkunganpenentu-status-kesehatan-warga-garut.html, Halaman: 1.
Hiswani, 2004, Tuberkolusis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, viewed March.29.2009, http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name =Downloads
&file=index&req=getit&lid=1242. Page: 3.
Indonesian Nutrision Network, 2004, Pengobatan Tuberkulosis Paru Masih Menjadi Masalah, viewed 16 April 2009mailto:gklinis@gizi.net. Halaman:1.
Itqiyah, Nurul H, 2006, Tuberkulosis (TB), viewed 7 April 2009http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guide ID =11#judul. Halaman: 1.
Manginte, Johanis, 2000, Pengobatan Rasional Tuberkulosis Resisten Multi Obat, Majalah Medika No.8 Tahun XXVI.
Melamed, Siegel, 1980, Behavior Medcine: Practical Application In Health Care, New York, Spinger Publishing.
Misnadiarly, AS, 2006, Tuberkulosis Dan Mikobakterium Atipik, Cetakan Pertama, Dian Rakyat, Jakarta. Halaman: 81.
Muttaqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan, Salemba Medika, Jakarta. Halaman: 73-74.
New York State Departement of Health, 2007, Tuberculosis, viewed May.5.2009http://www.health.state.ny.us/diseases/communicable/ tuberculosis/docs/factsheet.pdf. Page: 1.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Oswari S, 2006, Penyakit Dan Penanggulangannya, Cetakan Ke-6, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Halaman: 260. Permatasari, Amira, 2005, Pemberantasan Penyakit TB Paru dan Strategi DOTS,
Bagian Paru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, viewed 14 Juli 2009, http://library.usu.ac.id/download/fk/paru-amira.pdf. Halaman: 2-3.
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, Halaman: 844. Price, Sylvia A, Standridge, Mary P, 2006, Patofisiologi Konsep Klinis
Prihatini, Sri B, 1999, Pedoman Penatalaksanaan TB Paru Dan DOTS, Balai Pengobatan Dan Pemberantasan Penyakit Paru, Surabaya.
Purwadarminto, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Rachmawati, Evy, 2009, Waspadai Batuk Berdahak, viewed 14 Juli 2009
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/04/03/03271987/ waspadai.
batuk. berdahak,http://
www.garutkab.go.id/pub/article/plain/24-lingkungan-penentu-status-kesehatan-warga-garut.html.
Silva, Almeida da Pedro, Aínsa, José A, 2007, Drugs And Drug Interactions,
Tuberculosis 2007 From Basic Science To Patients Care.
Tuberculosis Text Book, Institute of Tropical Medicine Antwerp. First Edition, Page: 593. Viewed May.1.2009.
Siswanto, 1998, Upaya Menurunkan Angka Putus Berobat Pada Penderita
Tuberkulosis Dengan Menggunakan Kartu Berobat TBC (Studi
Eksperimental Lapangan di Rumah Sakit dan Puskesmas Malang),
Majalah Kedokteran, 106-15
Soedarsono, 2002, TB UPDATE 2002 Global Management of Tuberculosis to Reach an Indonesian Health for All in The Year 2010, Lab-SMF Penyakit Paru FK Unair RSUD DR. Soetomo Surabaya.
Soeparman, Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
content&view=article&id=208:masalah-disiplintbc - 32k – Halaman: 1.
Sysinfokes Kota Balikpapan, 2008, Tuberkulosis, viewed 7 April 2009, www.dkk-bpp.com/index2. php?option=com_content&do_ pdf= 1&id
=176– Halaman: 2.
Taufan, 2008, Pengobatan Tuberkulosis Paru Masih Menjadi Masalah. Viewed 20 Juni 2009, www//http: gizi.net.
World Health Organization, 2009, Tuberculosis And HIV, Viewed May.1.2009, http://www.who.int/ hiv/topics/tb/en/index.html. Page: 1.
World Health Organization Indonesia, 2009, Tuberculosis, Viewed May.6.2009, http://www.ino.searo. who.int /EN/Section4/ Section21.htm. Page: 1. World Health Organization Indonesia, 2009, Country Situation, Viewed