• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Dadap, PTPN III, Asahan, Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Dadap, PTPN III, Asahan, Sumatera Utara"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.)

DI KEBUN SEI DADAP PTPN III ASAHAN SUMATERA UTARA

BINA MANASEH SIANIPAR

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Dadap PTPN III, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

BINA MANASEH SIANIPAR. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Dadap, PTPN III, Asahan, Sumatera Utara. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Dadap, PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III), Asahan, Sumatera Utara mulai dari tanggal 11 Februari 2013 sampai dengan tanggal 10 Juni 2013. Kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari teknis pengelolaan panen kelapa sawit, memahami faktor yang mempengaruhi pemanenan kelapa sawit, serta menambah pengalaman dan keterampilan kerja di bidang produksi kelapa sawit. Tenaga panen menjadi sangat menentukan bagi produksi kelapa sawit. Tingkat kedisiplinan tenaga panen yang masih tergolong rendah sebagaimana terlihat pada mutu hanca menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan untuk lebih meningkatkan kualitas produksi perusahaan. Kebun Sei Dadap secara umum telah mengalami peningkatan produksi selama tiga tahun dari 2008 hingga 2010, namun mulai terjadi penurunan dalam dua tahun terakhir, sejak tahun 2011, walaupun luasan pertanaman kelapa sawit tidak mengalami perubahan.

Kata kunci: kelapa sawit, panen, produksi, Sei Dadap

ABSTRACT

BINA MANASEH SIANIPAR. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Kebun Sei Dadap, PTPN III, Asahan, North Sumatera. Supervised by SUDIRMAN YAHYA.

The internship program was conducted at Kebun Sei Dadap, PTPN III, Asahan, North Sumatera from February 11th to June 10th 2013. This internship program was held to fulfill the purpose for studying the oil palm cultivation technique, understanding the factors related to oil palm harvesting process, and gaining experience and hard skill on oil palm production. The need of harvesters have become very decisive for oil palm production. Harvesters disciplinary level was still low as it was shown in areal harvest quality and became a problem that needed to be solved to increase more the plantation production quality. Kebun Sei Dadap had generally increased their production for three years in a row since 2008 to 2010, but then decreasing slightly for the last two years, since 2011, eventough the size of plantation areal has not significantly changed.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.)

DI KEBUN SEI DADAP PTPN III ASAHAN SUMATERA UTARA

BINA MANASEH SIANIPAR

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Dadap, PTPN III, Asahan, Sumatera Utara

Nama : Bina Manaseh Sianipar NIM : A24090012

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai Juni 2013 ini adalah pemanenan kelapa sawit, dengan judul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Dadap PTPN III, Asahan, Sumatera Utara.

Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan pengarahan selama menempuh kuliah di Departemen Agronomi dan Hortikultura dan selama penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi, dan Dr Ir Heni Purnamawati, MSc.Agr, selaku dosen penguji. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ir H Halamsyah, selaku Manajer Kebun Sei Dadap PTPN III, kepada Oshutri Anwar, SP dan Bapak Jhonny H Sinaga, masing-masing selaku Asisten Kepala Rayon A dan Rayon B Kebun Sei Dadap, yang telah memberikan kesempatan, fasilitas, dan arahan dalam melaksanakan kegiatan magang, juga kepada Albiden Rajagukguk, SP selaku pembimbing lapang di afdeling III, serta segenap karyawan pelaksana di afdeling III Kebun Sei Dadap. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak, mama, kakak, dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung selama perkuliahan, kepada Mongkuz saudara-saudara terbaik yang pernah ada, kepada Safitri, Husein, dan teman-teman Socrates 46, dan kepada Jessica Maretta yang telah banyak membantu serta mendukung selama penulisan skripsi ini.

Penulis sekali lagi ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan dan pelaksanaan magang, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang bernilai bagi para pembaca. Tuhan memberkati.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PRAKATA vi

DAFTAR ISI vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Magang 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Kelapa Sawit 2

Pemanenan Kelapa Sawit 3

METODE 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 4

Analisis Data dan Informasi 5

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 5

Lokasi Kebun 5

Keadaan Tanah dan Iklim 5

Luas Areal dan Tata Guna Lahan 6

Keadaan Tanaman dan Produksi 6

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 7

Aspek Teknis 7

Aspek Manajerial 15

HASIL DAN PEMBAHASAN 16

Kapasitas Panen 16

Mutu Panen 18

Tenaga Panen 19

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN 21

Kesimpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

RIWAYAT HIDUP 35

DAFTAR TABEL

1 Fraksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit 11

2 Penilaian pemeriksaan panen di hanca 14

3 Penilaian pemeriksaan panen di TPH 14

4 Klasifikasi kelas pemanen 15

5 Prestasi kerja pemanen di Afdeling III Kebun Sei Dadap 17

6 Pemeriksaan mutu panen buah di Blok 131 18

7 Luas areal dan jumlah pemanen di Afdeling III 19 8 Produksi dan produktivitas per tahun tanam Afdeling III 20

DAFTAR GAMBAR

1 Pengendalian gulma kimiawi 8

2 Penunasan tanaman menghasilkan (TM) 2006 8

3 Penaburan pupuk ke dalam lubang 10

4 Pemanenan kelapa sawit 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan sebagai karyawan harian 23 2 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping mandor 24 3 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping asisten afdeling 25

4 Peta Kebun Sei Dadap 27

5 Peta Afdeling III Kebun Sei Dadap 28

6 Data curah hujan di Kebun Sei Dadap 29

(12)
(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman penghasil minyak terbesar dan telah dibudidayakan sejak lama. Peranan kelapa sawit dalam menghasilkan minyak dan meningkatkan devisa negara melalui ekspor telah menjadikannya sebagai primadona di dunia perkebunan (Amirudin 1997). Hasil produksi minyak yang tinggi diperoleh dari daging buah sawit dan inti sawit. Hasil yang diperoleh, yaitu crude palm oil (CPO) dan kernel palm oil (KPO) (Naibaho 1990).

Minyak sawit secara umum diolah dan diekspor sebagai bahan baku industri (bahan setengah jadi), salah satunya sebagai bahan baku produksi minyak goreng. Minyak sawit juga digunakan untuk pembuatan bermacam-macam barang kebutuhan sehari-hari, seperti: margarin, sabun, kosmetik, dan tekstil (Yahya 1990). Kebutuhan industri yang besar tersebut harus selalu terpenuhi sehingga diperlukan upaya peningkatan produksi, efisiensi, dan mutu hasil produksi kelapa sawit.

Pemanenan merupakan salah satu aspek yang menentukan dalam budidaya kelapa sawit, khususnya terkait mutu hasil produksi (Amirudin 1997). Pemanenan bertujuan untuk mendapatkan jumlah dan mutu yang baik. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat umur mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Buah yang siap untuk dipanen adalah buah yang masak, bukan buah yang muda maupun buah yang lewat masak. Ciri-ciri buah yang masak ditandai dengan sejumlah brondolan yang lepas dari tandannya.

Proses pasca panen juga sangat berpengaruh pada kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Kehilangan minyak pada tahap ini cukup besar. Beberapa hal yang menyebabkan kehilangan minyak pada tahap pasca panen, antara lain: brondolan yang tidak terbawa, transportasi yang buruk, dan kandungan asam lemak bebas (ALB). Kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat pada saat buah mulai masak. Buah akan lepas (brondol) dari tandannya setelah kadar minyaknya maksimal. Asam lemak bebas (ALB) dalam buah akan terus meningkat sehingga dalam transportasinya pun harus cepat agar kandungan ALB tidak terlalu tinggi (Sastrosayono 2006).

Penanganan tandan buah segar (TBS) merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan dari memetik buah sampai dengan pengolahan di pabrik kelapa sawit (PKS). Tujuan penanganan ini adalah untuk menjaga mutu TBS sehingga minyak yang dihasilkan memiliki mutu yang bagus. Penanganan TBS sangat dipengaruhi oleh kegiatan sistem potong buah yang dilakukan, seperti persiapan panen dan organisasi potong buah (PPKS 2007).

(15)

2

Tujuan Magang

Kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari teknis pengelolaan panen kelapa sawit, memahami faktor yang mempengaruhi pemanenan kelapa sawit, serta menambah pengalaman dan keterampilan kerja di bidang agribisnis kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah jenis tanaman yang dibudidayakan di daerah tropis. Lubis (1992), kelapa sawit memiliki taksonomi sebagai berikut,

Famil : Palmae Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Kelapa sawit pertama kali diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, tepatnya Brazil. Kenyataannya kelapa sawit justru berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Bibit kelapa sawit yang masuk ke Indonesia pada tahun 1848 hanya berjumlah empat pokok dan berasal dari Bourbon (Mauritius) dan Amsterdam. Keempat pokok bibit kelapa sawit tersebut kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Risza 1994).

Tanaman kelapa sawit bersifat monoecious atau berumah satu. Bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman, namun tandan bunga jantan terpisah dengan tandan bunga betina dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang, betina terlihat lebih besar apalagi saat sedang mekar. Penyerbukan buatan pada tanaman kelapa sawit dapat dilakukan dengan menyemprotkan/menaburkan serbuk sari yang diambil secara sengaja dari bunga jantan pada bunga betina yang sedang mekar atau fertil (Sianturi 1993).

Buah kelapa sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Buah inilah yang kemudian akan menghasilkan minyak. Kandungan minyak dalam buah bertambah sesuai dengan kematangan buah. Buah kemudian akan rontok dengan sendirinya setelah melewati fase matang karena peningkatan kandungan asam lemak bebas (free fatty acid) (Fauzi et al. 2002).

(16)

3 Pemanenan Kelapa Sawit

Kiswanto et al. (2008), tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah setelah berumur 2.5 tahun dan masak dalam waktu 5.5 bulan setelah penyerbukan. Buah kelapa sawit baru dapat dipanen pada tanaman yang telah berumur 31 bulan atau sedikitnya 60% buah telah matang. Cara visual lainnya yaitu apabila dari lima pohon terdapat satu tandan buah matang panen.

Ciri tandan buah yang matang panen adalah sedikitnya ada 5 butir buah yang telah lepas (brondol) dari tandan yang bobotnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 butir buah yang lepas dari tandan yang bobotnya 10 kg atau lebih. Kriteria lain dari tandan buah yang dapat dipanen pada tanaman yang berumur kurang dari 10 tahun yaitu jumlah brondolan yang jatuh kurang dari 10 butir, dan jika tanaman berumur lebih dari 10 tahun jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15–20 butir. Produktivitas kelapa sawit sendiri dapat mencapai 20–25 ton TBS ha-1 per tahun atau sekitar 4–5 ton minyak sawit.

Kegiatan pemanenan atau potong buah merupakan kegiatan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak sawit dan inti kelapa sawit. Pahan (2007), aspek yang paling menentukan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi adalah pusingan potong buah. Pusingan potong buah sangat berhubungan erat dengan kualitas buah dan mempengaruhi mekanisme kerja pemanenan. Pusingan potong buah harus dijaga tetap normal, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, dengan memantau daftar pusingan potong buah yang terdapat di kantor afdeling, selain melalui informasi umur tanaman, kerapatan buah, jumlah tenaga potong buah, serta persentase kapasitas borong.

Kegiatan potong buah diawali dengan melakukan persiapan panen. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan potong buah adalah persiapan kondisi areal panen, penyediaan tenaga potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan peralatan kerja. Aspek lain yang harus diperhatikan adalah organisasi potong buah. Organisasi potong buah penting dalam penyusunan seksi potong buah sehingga blok/kapel yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi. Organisasi potong buah bertujuan untuk mempermudah kontrol pekerjaan, meningkatkan output tenaga potong buah dan efisiensi transportasi buah, serta memudahkan pengaturan keamanan produksi. Salah satu bentuk dari organisasi potong buah adalah sistem hanca pemanen. Sistem hanca diberlakukan dengan mempertimbangkan kondisi areal setempat dan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hanca tetap, hanca giring murni, dan hanca giring tetap per mandoran (Pahan 2007).

(17)

4

(TPH), serta menyusun pelepah yang telah dipotong pada gawangan mati. Kualitas pengawasan dan pemeriksaan ditentukan oleh personil yang bertugas mengawasi mulai dari asisten afdeling, mandor panen, dan kerani buah.

METODE

Metode pelaksanaan magang adalah dengan melakukan seluruh pekerjaan di lapangan produksi dengan berbagai tingkat jabatan. Pekerjaan yang dilakukan yaitu mengikuti kegiatan pemeliharaan dan pemanenan oleh tenaga harian ataupun karyawan kebun selama satu bulan pertama, menjadi pendamping kerja mandor panen pada satu bulan berikutnya, dan terakhir menjadi pendamping kerja asisten afdeling selama dua bulan terakhir. Kegiatan magang secara khusus lebih diarahkan pada aspek pemanenan kelapa sawit. Semua kegiatan yang dilaksanakan selama berada di kebun sesuai dengan bidang kerja setiap tingkat jabatan dan instruksi yang diberikan dari penanggung jawab jabatan.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan dua metode, yaitu metode langsung untuk data primer dan metode tidak langsung untuk data sekunder. Pengumpulan data dengan metode langsung dilakukan melalui bekerja dan mengamati langsung semua kegiatan di lapangan. Pengumpulan data dengan metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data dari laporan manajerial yang merupakan arsip di kantor kebun. Metode tidak langsung juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi melalui studi pustaka.

(18)

5 Data sekunder yang dikumpulkan berupa kondisi umum dan data manajerial perusahaan. Data kondisi umum perusahaan meliputi letak geografis, kondisi tanah, topografi lahan, curah hujan, serta luas areal dan tata guna lahan. Data sekunder manajerial perusahaan yang dikumpulkan berupa produktivitas kebun serta struktur organisasi dan manajemen. Data sekunder didapat dari kantor kebun dan wawancara terhadap pemanen, mandor maupun asisten.

Analisis Data dan Informasi

Analisis yang dilakukan untuk mengolah data pemanenan adalah dengan analisis secara kuantitatif dan deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan dengan mencari nilai rata-rata dari data yang diperoleh yang hasilnya dideskripsikan dengan pembanding norma baku dan standar yang berlaku di perusahaan serta studi pustaka.

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Lokasi Kebun

Kebun Sei Dadap PT Perkebunan Nusantara III secara administratif terletak di Desa Sei Dadap, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Lokasi kebun berjarak kurang lebih 167 km dari pusat kota Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara, dan sekitar 7 km dari pusat kota Kisaran sebagai ibukota kabupaten Asahan. Areal Kebun Sei Dadap termasuk ke dalam Kecamatan Sei Dadap dan berada pada koordinat 02°57’13” LU dan 99°40’06” BT secara astronomis. Kebun Sei Dadap secara geografis berbatasan dengan Kecamatan Kisaran Timur di sebelah utara, Kecamatan Simpang Empat di sebelah timur, Kecamatan Air Batu di sebelah selatan, serta PTPN IV Kebun Air Batu di sebelah barat (Lampiran 4).

Keadaan Tanah dan Iklim

(19)

6

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Kebun Sei Dadap PTPN III Kabupaten Asahan didirikan pada areal seluas 5 174.73 ha dan memiliki izin Hak Guna Usaha (HGU) berupa Sertifikat HGU No. 93/HGU/BPN-RI/2009 untuk areal seluas 2 869.62 ha dan Sertifikat HGU No. 52/HGU/BPN-RI/2009 untuk areal seluas 1 755.71 ha. Areal kebun terbagi ke dalam enam afdeling dengan komoditi utama berupa tanaman kelapa sawit seluas 3 660.75 ha untuk tanaman yang sudah menghasilkan (TM), 315.60 ha untuk tanaman yang belum menghasilkan (TBM), dan tanaman karet seluas 571.83 ha. Penggunaan untuk areal lain-lain berupa kantor, perumahan, pabrik, rumah sakit, kolam limbah, waduk, seluas 87.08 ha, jaringan jalan kebun seluas 96.25 ha, areal cadangan 55.50 ha, areal bukit dan garapan masyarakat seluas 381.72 ha, dan areal yang dilepas untuk pemerintah daerah (pemda) seluas 6 ha (Lampiran 7).

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit di Kebun Sei Dadap secara umum merupakan tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1993 sampai 2006, sedangkan untuk tanaman yang belum menghasilkan (TBM) terdiri dari tanaman dengan tahun tanam 2010, 2011, dan 2012. Varietas seluruh tanaman kelapa sawit yang terlihat pada tahun 2011 yakni hanya dihasilkan 84.17 juta kg TBS dan pada tahun 2012 hanya 82.03 juta kg TBS. Produktivitas Kebun Sei Dadap (Lampiran 9), mengalami peningkatan dari tahun 2008 (20.968 ton ha-1), 2009 (22.798 ton ha-1), hingga tahun 2010 (22.882 ton ha-1). Penurunan mulai terjadi pada tahun 2011 yang hanya mencapai 22.325 ton ha-1 diikuti oleh tahun 2012 sebesar 21.757 ton ha-1.

Stuktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Kebun Sei Dadap dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di kebun. Manajer kebun membawahi dua orang asisten kepala, enam orang asisten afdeling, satu orang asisten tata usaha (ATU), satu orang asisten personalia kebun (APK), satu orang asisten teknik, dan satu orang kepala pengamanan kebun (PAPAM). Manajer kebun memiliki wilayah kerja mulai dari kantor besar kebun dan seluruh areal kebun (Lampiran 10).

(20)

7 Asisten kepala bertugas memimpin sebuah rayon di mana masing-masing rayon terdiri dari tiga afdeling. Kebun Sei Dadap dibagi menjadi dua rayon, yaitu rayon A yang terdiri dari afdeling I, II, dan III, serta rayon B yang terdiri dari Afdeling IV, V, VI, masing-masing dikepalai oleh seorang asisten kepala. Asisten kepala bertugas untuk memimpin, mengarahkan, serta melakukan evaluasi terhadap setiap asisten afdeling yang dipimpinnya. Asisten kepala bertanggung jawab langsung kepada manajer kebun.

Asisten afdeling bertugas memimpin sebuah afdeling dan bertanggung jawab atas semua kegiatan teknis budidaya tanaman yang ada di masing-masing afdeling. Asisten afdeling berkewajiban membuat program kerja afdeling dan mengoordinasikan setiap pekerjaan kepada mandor-mandor, mulai dari mandor I, mandor panen, mandor pemeliharaan, dan kerani-kerani afdeling. Asisten afdeling dibantu oleh seorang mandor I dalam pelaksanaan kegiatan di kebun, dan seorang kerani afdeling dalam pelaksanaan administrasi afdeling. Asisten afdeling bertanggung jawab kepada asisten kepala dan manajer kebun.

Asisten tata usaha bertugas dalam perencanaan segala biaya kegiatan kebun dan mengatur keuangan kebun. Asisten personalia bertugas mengurusi bidang ketenagakerjaan di kebun. Asisten teknik bertugas mengurusi bagian permesinan pabrik dan alat berat kebun, serta alat-alat traksi dan transportasi. Kepala pengamanan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kebun.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Pelaksanaan kegiatan magang di Kebun Sei Dadap mengikuti setiap teknis pekerjaan yang dilakukan di kebun setiap harinya yang meliputi pemeliharaan tanaman menghasilkan dan sarana pendukung, serta pemanenan tandan matang. Kegiatan magang juga sebagai sarana untuk mempelajari aspek manajerial yang di kebun sesuai tingkat jabatan yang dijalani selama magang.

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukan selama magang adalah bekerja sebagai karyawan harian dan berlokasi di afdeling III Kebun Sei Dadap. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan pertama. Pekerjaan yang dilakukan pada umumnya adalah pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) mulai dari pemeliharaan jalan, pengendalian gulma manual dan kimiawi, penunasan, pemupukan, pengendalian hama penyakit, hingga pemanenan tandan buah matang, namun yang menjadi perhatian utama adalah pengendalian gulma kimiawi, penunasan, pemupukan, dan pemanenan. Pekerjaan dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB setiap hari dan diawasi oleh mandor-mandor setiap kegiatan, yaitu mandor pemeliharaan dan mandor panen.

Pengendalian Gulma Kimiawi

(21)

8

pengamatan dan klasifikasi lalang di lapangan yang kemudian dipetakan. Lalang kategori sporadis ringan (1 m2 terdapat 1–10 batang) masih dapat dilakukan wipping 1 ₓ 2 bulan. Lalang kategori sporadis berat, yaitu lalang yang tumbuh secara berkelompok tetapi jarang-jarang (dalam 1 m2 terdapat ≤ 50 batang), disemprot dengan knapsack sprayer. Dosis gliphosat untuk lalang sporadis ringan 15–20 ml ha-1, sedangkan untuk lalang sporadis berat 25–35 ml ha-1. Satu bulan setelah pemberantasan lalang sporadis berat harus dilakukan wipping dengan rotasi kegiatan 1 ₓ 1 bulan menggunakan herbisida berbahan aktif gliphosat dengan konsentrasi 1% selama 3 bulan, dan selanjutnya dengan rotasi 1 ₓ 2 bulan.

Pengendalian gulma secara kimia lainnya menggunakan knapsack sprayer diperuntukkan bagi gulma berjenis daun lebar, rumput, dan teki-tekian, seperti Nephrolepis bisserata, Paspalum conjugatum, Borreria alata, Mikania micrantha, dan gulma jenis keladi yang banyak ditemukan berkoloni di dalam kebun. Herbisida yang digunakan adalah yang berbahan aktif gliphosat 480 AS dengan dosis 0.5 liter ha-1 dan ditambahkan Metyl metsulfuron 20% untuk meningkatkan efektivitas pemakaian herbisida. Kapasitas knapsack sprayer yang digunakan adalah 13 liter. Norma kerja untuk kegiatan pengendalian secara kimia adalah 1.2 HK ha-1 untuk piringan pokok, dan 0.5 HK ha-1 untuk jalan pikul. Prestasi penulis sewaktu melakukan kegiatan pengendalian gulma secara kimia di piringan pokok hanya mencapai 0.14 ha per HK, jauh di bawah prestasi yang dihasilkan oleh karyawan harian kebun.

Penunasan

Penunasan pokok bertujuan untuk menjaga sanitasi dan produktivitas tanaman dengan melakukan pemotongan pada pelepah yang tidak lagi produktif, hanya meninggalkan pelepah yang masih hijau. Penunasan juga penting dilakukan untuk mempermudah kegiatan potong buah atau panen dan memperkecil kehilangan produksi akibat brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah.

Gambar 1 Pengendalian gulma kimiawi

(22)

9 Kegiatan penunasan dibedakan menjadi tunas selektif dan tunas umum. Tunas selektif dilakukan pada tanaman berumur ± 3 tahun dan pelepah yang ditunas adalah pelepah yang tidak berfungsi, yaitu pelepah yang telah rata dengan tanah dan menguning (kering), dengan jumlah pelepah yang dipertahankan sebanyak 56–64 pelepah. Rotasi pekerjaan tunas selektif adalah dua kali setahun. Tunas umum dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM) > 4 tahun, dengan membuang sejumlah pelepah yang telah melebihi standar dan menyisakan 56–64 pelepah dengan sistem songgo tiga untuk TM 4–8 tahun, sedangkan pada TM > 8 tahun jumlah pelepah yang disisakan di pokok sebanyak 48–56 pelepah, dan menerapkan sistem songgo dua. Pelepah dipotong rapat ke pangkal dan bidang potong berbentuk tapak kuda miring ke luar membentuk sudut 15° hingga 30° terhadap bidang datar, dan bekas tunasan yang menempel pada pokok harus kurang dari 5 cm. Pelepah kemudian dipotong menjadi tiga bagian dan dirumpuk sejajar pada barisan tanaman dengan posisi melintang. Rotasi penunasan rutin dilakukan selama sembilan bulan. Norma kegiatan penunasan tanaman muda yang ditetapkan kebun adalah 4 HK ha-1 atau 0.25 ha per HK. Prestasi penulis sewaktu melakukan kegiatan penunasan pada beberapa kesempatan mencapai hampir 0.1 ha per HK, masih di bawah norma yang ditetapkan kebun.

Pemupukan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan di Kebun Sei Dadap PTPN III adalah pemupukan anorganik dengan menggunakan pupuk jenis NPK. Pemupukan dilakukan dengan berpedoman pada 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat letak, dan tepat ukuran. Pemupukan menggunakan sistem blok per blok pada tanaman yang sudah menghasilkan (TM), dimulai dari blok tanaman berumur paling muda sampai yang paling tua. Tujuan dari sistem pemupukan blok per blok ini adalah agar pekerjaan lebih terkonsentrasi dengan sasaran mutu yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi, dan pengawasan yang lebih terjangkau. Organisasi pemupukan berdasarkan norma yang berlaku di PTPN III meliputi tukang pikul (dropper), 1 orang kepala grup, dan 5 orang penabur. Satu orang penabur membawa 10 kg pupuk dari satu titik ecer (supply point) untuk diaplikasikan sampai ke titik ecer berikutnya. Pemupukan dimulai dari kegiatan angkut dan muat ke dalam truk (di gudang), pelangsiran ke blok yang akan dipupuk, pengeceran ke titik ecer, dan penaburan ke tiap pokok tanaman.

Pengangkutan dan pelangsiran. Permintaan pengangkutan dan kebutuhan pupuk harian dilakukan minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pemupukan. Permintaan ini perlu disampaikan sesegera mungkin kepada bagian transport dan gudang agar truk pengangkutan dan jumlah pupuk yang dibutuhkan dapat dipersiapkan terlebih dahulu. Pupuk harus dimuat dan dilangsir dengan cepat dari gudang ke dalam truk agar dapat langsung diantarkan ke blok tanaman yang akan dipupuk. Pupuk disusun secara bertingkat di dalam truk. Jumlah pupuk yang diangkut disesuaikan dengan kebutuhan afdeling berdasarkan dosis dan luas areal yang akan dipupuk.

(23)

10

ujung awal blok dan 4 baris dari SPB berikutnya, dan demikian seterusnya. Pupuk selanjutnya diecer ke dalam pasar pikul oleh tenaga dropper atau pengecer menggunakan sepeda motor menuju supply point kecil (SPK) atau titik ecer kecil. Titik ecer kecil disesuaikan dengan jenis pupuk dan dosisnya.

Penaburan. Satu zak pupuk NPK ukuran 50 kg dapat mencukupi kebutuhan 16 pokok tanaman (dosis 3.12 kg per pokok), sehingga apabila digunakan 4 orang penabur per kelompok, maka dapat mencukupi kebutuhan 4 pokok tanaman per baris untuk 4 baris tanaman yang dipupuk oleh satu kelompok. Kebutuhan pupuk untuk areal 1 ha (populasi 143 pokok) adalah sekitar 447 kg. Jumlah pupuk disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pokok di lapangan. Sistem pemupukan yang digunakan adalah menabur pupuk di dalam lubang (pocket) yang dibuat di empat sisi tanaman dengan radius 1–1.5 meter. Prestasi penulis sewaktu melakukan kegiatan pemupukan tergolong rendah, yaitu hanya mencapai 100 kg per HK, jauh di bawah prestasi yang dihasilkan karyawan harian kebun yang mencapai lebih dari 300 kg per HK.

Pemanenan

Pemanenan kelapa sawit merupakan kegiatan utama dari budidaya tanaman kelapa sawit di Kebun Sei Dadap PTPN III. Pemanenan kelapa sawit adalah kegiatan mengutip hasil produksi dari tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan, berupa buah kelapa sawit atau tandan buah segar (TBS), yang telah matang sesuai kriteria matang panen agar diperoleh produksi minyak kelapa sawit dan inti sawit yang optimal. Kegiatan pemanenan kelapa sawit didahului oleh beberapa kegiatan lainnya, seperti taksasi produksi, penentuan kriteria matang panen, sistem rotasi dan hanca panen, hingga organisasi panen.

Perencanaan Produksi. Perencanaan produksi di Kebun Sei Dadap disusun berdasarkan tahun tanam tanaman, dengan mempertimbangkan inventaris pokok ha-1, potensi produksi kelapa sawit yang dikeluarkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan (sesuai dengan kelas kesesuaian lahan dan asal bibit), realisasi produksi selama lima tahun terakhir, trend produksi berdasarkan umur tanaman, pelaksanaan pemupukan, serangan hama dan penyakit, topografi areal, dan kondisi iklim dalam dua tahun terakhir.

Kegiatan perencanaan produksi kelapa sawit selanjutnya diikuti oleh kegiatan estimasi produksi per semester. Kegiatan estimasi dilaksanakan berdasarkan hasil sensus produksi atau perhitungan bunga dan buah yang tersedia di pokok tanaman yang telah dihitung sebelumnya. Perhitungan bunga dan buah dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni (15–30 Juni) untuk

(24)

11 estimasi produksi semester II tahun berjalan, dan pada bulan Desember (15–30 Desember) untuk estimasi produksi semester I tahun berikutnya.

Kriteria Matang Panen. Kriteria matang panen adalah persyaratan yang dibuat untuk menentukan tandan buah segar (TBS) sudah siap dipanen atau belum. Tandan buah segar layak dipanen apabila telah dijumpai 5–10 butir brondolan luar buah telah lepas dari tandan dan jatuh secara alami di sekitar piringan pokok, namun untuk memperoleh produksi yang optimal pemanenan buah harus tetap memperhatikan fraksi tandan yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Tabel 1).

Tabel 1 Fraksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit

Fraksi Keterangan Persentase (%) brondolan Persyaratan

00 Sangat mentah - Tidak boleh ada

0 Buah mentah 12.50% Maksimal 3%

1 Kurang matang >12.5%–25% Maksimal 20% 2 Buah matang I >25%–50% Maksimal 6 % 3 Buah matang II >50%–75% Maksimal 65% 4 Lewat matang >75%–100% Maksimal 10% 5 Sangat matang Brondolan dalam lepas Maksimal 2% Sumber: Data Kantor Afdeling III Kebun Sei Dadap

Rotasi Panen. Rotasi panen adalah lamanya panen antara yang satu dengan panen berikutnya dalam satu hanca panen. Rotasi panen dibagi menjadi dua, yaitu rotasi untuk semester I dan rotasi untuk semester II. Rotasi panen untuk semester I adalah 5/7, yang berarti panen dilaksanakan selama lima hari dalam seminggu, dan rotasi panen untuk semester II adalah 6/7, yang berarti panen dilakukan selama enam hari dalam seminggu. Pemanenan di setiap afdeling kemudian dibagi menjadi beberapa bagian areal panen yang harus diselesaikan dalam satu hari kerja berdasarkan rotasi panen yang ditetapkan. Pembagian areal panen per hari dalam afdeling inilah yang disebut dengan kapel panen, di mana pada semester I terdapat lima kapel panen, dan pada semester II terdapat enam kapel panen, masing-masing sesuai dengan rotasi panennya.

Sistem hanca untuk pemanenan kelapa sawit di Kebun Sei Dadap adalah sistem hanca tetap mandoran. Sistem hanca tetap mandoran berarti semua pemanen pada setiap mandoran sudah memiliki hanca tetap per kapel panen setiap harinya untuk dikerjakan. Perubahan hanca sewaktu-waktu dapat terjadi antar pemanen sesuai kondisi yang terjadi di lapangan, seperti ketersediaan buah dan kondisi areal panen.

Penghitungan Angka Kerapatan Panen (AKP). Angka kerapatan panen adalah angka yang menunjukkan potensi rata-rata buah matang panen per pokok yang terdapat dalam suatu luasan areal panen yang diamati. Setiap areal yang akan dipanen (kapel) harus terlebih dahulu dihitung angka kerapatan panennya untuk memperkirakan jumlah produksi buah beserta tonasenya pada kapel tersebut, kebutuhan pemanen, dan jumlah alat pengangkutan (traksi).

(25)

12

baris sampel diperiksa dan dicatat jumlah tandan yang matang panen. Kegiatan terakhir adalah menghitung AKP menggunakan rumus :

AKP = (Jumlah pokok sampel : Tandan buah matang)/1 Contoh perhitungan: Blok 170

Jumlah pokok sampel = 141 Jumlah tandan matang panen = 22 AKP = (141 : 22)/1

= 6.4 :1

Angka kerapatan panen 6.4 : 1 berarti pada setiap 6.4 pokok kelapa sawit di areal pengamatan terdapat satu tandan buah yang matang panen. Angka kerapatan panen tersebut kemudian akan dikalikan dengan jumlah pokok yang terdapat dalam kapel yang akan dipanen keesokan harinya, dan harus disesuaikan tahun tanam pokok per blok untuk mendapatkan perkiraan jumlah produksi yang akurat. Penghitungan angka kerapatan panen dilakukan oleh satu petugas khusus AKP untuk setiap afdeling. Hasil perhitungan selanjutnya diserahkan kepada kerani produksi afdeling untuk dilakukan rekapitulasi.

Peralatan Panen. Peralatan kerja yang digunakan untuk pemanenan disediakan oleh pihak kebun berdasarkan kebutuhan satu tahun untuk setiap pemanen sesuai dengan ketentuan yang ada dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yang telah disusun. Dodos dan egrek diberikan sebanyak dua buah untuk setiap pemanen per tahun, gancu dan kapak dua buah per tahun, angkong satu buah untuk setiap pemanen, alloy stick setengah set per tahun, pensil kopi empat buah per tahun, serta alat-alat lainnya seperti goni, ember, keranjang pikul, dan alat perlindungan diri (APD). Penggunaan dodos atau egrek dalam pemanenan dibedakan berdasarkan usia tanaman yang akan dipanen. Dodos digunakan pada areal tanaman yang berusia muda, yaitu kurang dari delapan tahun (≤ 8 tahun), sedangkan egrek dan gagang aluminium (alloy stick) digunakan pada areal tanaman berusia tua, yaitu lebih dari delapan tahun (> 8 tahun).

Pelaksanaan Panen. Pelaksanaan panen terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu memotong tandan buah matang, mengumpulkan tandan buah segar (TBS) yang telah dipotong beserta brondolannya, dan mengangkut TBS dan brondolan ke dalam truk untuk selanjutnya dikirim ke pabrik dan diolah menjadi minyak sawit berkualitas baik dengan rendemen tinggi dan kadar asam lemak bebas (ALB) yang rendah. Pelaksanaan panen harus mengikuti instruksi kerja yang telah ditetapkan PTPN III.

(26)

13 beserta brondolannya diangkut ke tempat pengumpulan hasil (TPH) menggunakan angkong. Karyawan pemanen yang menurunkan tandan buah lewat matang atau busuk harus merontokkan (membrondolkan) tandan dan memasukkan brondolan ke dalam karung goni, tandan kosongnya diletakkan di pinggir TPH.

Tandan buah segar kemudian disusun di TPH dengan kelipatan lima setiap barisnya dengan gagangnya menghadap ke jalan, sedangkan brondolan dimasukkan ke dalam goni dan diletakkan di belakang susunan TBS. Susunan TBS dan brondolan harus bersih dari sampah. Semua TBS harus diberi kode mandor dan nomor pemanen pada gagangnya dengan menggunakan pensil kopi, contohnya: G7; huruf “G” merupakan kode mandor dan angka “7” merupakan nomor pemanen.Tanggal panen dan jumlah TBS per TPH juga harus dituliskan di bekas potongan tandan dan ditempatkan di atas susunan TBS, contoh: 13/25; angka “13” merupakan tanggal panen dan angka “25” menunjukkan jumlah TBS per TPH. Seluruh TBS kemudian akan disortasi oleh kerani cek sawit dan diangkut ke dalam truk untuk dikirim ke PKS. Buah dengan fraksi 00 (sangat mentah) dan fraksi 0 (mentah) tidak dibenarkan diangkut ke dalam truk. Norma yang ditetapkan oleh kebun untuk kegiatan pemanenan adalah 4 ha per HK, sedangkan prestasi yang dicapai oleh penulis sewaktu melakukan kegiatan pemanenan tergolong rendah, yaitu hanya sekitar 0.1 ha per HK.

Pengangkutan Hasil Produksi. Pengangkutan hasil produksi kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas minyak sawit yang akan dihasilkan nantinya. Tandan buah matang yang telah dipanen harus segera diangkut dan dikirim ke PKS untuk diolah. Keterlambatan (restan) dalam pengangkutan hasil ini akan mempengaruhi proses pengolahan di PKS, kapasitas olah yang berkurang, dan mutu akhir produk (minyak sawit) yang kurang baik. Buah matang yang terlambat diangkut ke PKS akan mengalami penurunan kadar minyak (rendemen) akibat penguapan dan sebaliknya mengalami peningkatan asam lemak bebas (ALB) yang menurunkan kualitas minyak sawit. Pengangkutan hasil harus dilakukan sesuai instruksi kerja yang telah ditetapkan perusahaan untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas produksi.

Seluruh tandan buah segar yang telah tersusun di TPH harus dicatat jumlahnya oleh kerani cek sawit, demikian juga tandan hasil setiap pemanen harus dicatat. Seluruh tandan beserta brondolan kemudian dimasukkan ke dalam truk

(27)

14

jenis colt diesel, disusun bertingkat (ditender), diikat menggunakan jaring atau tali pengaman, dan segera diangkut ke PKS, paling lambat 12 jam dari waktu panen.

Pengawasan dan Pemeriksaan Panen. Pengawasan dan pemeriksaan panen bertujuan untuk mengawasi jalannya kegiatan panen yang dilakukan oleh pemanen agar berjalan dengan baik dan juga untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemanen sesuai norma yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian didasarkan pada kualitas kerja pemanen dalam melakukan proses pemanenan, baik di dalam hanca maupun di tempat pengumpulan hasil (TPH). Pemeriksaan panen diperlukan untuk meningkatkan disiplin pemanen sehingga menghasilkan produksi dengan mutu optimal. Personil yang bertugas melakukan kegiatan ini adalah kerani pemeriksa panen (kap inspeksi), mandor panen, mandor I, dan juga asisten afdeling. Kerani kap inspeksi berkewajiban memeriksa sebanyak 70% dari total pemanen, mandor I sebanyak 20%, dan asisten afdeling sebanyak 10%, sedangkan semua mandor panen wajib mengawasi dan memeriksa seluruh pemanen di masing-masing mandoran.

Tabel 2 Penilaian pemeriksaan panen di hanca

Nomor Aspek pemeriksaan Nilai kesalahana

1 Tandan matang tidak dipanen 5

2 Tandan dipanen tidak diangkut ke TPH 5 3 Brondolan tidak dikutip 0.5

4 Pelepah tidak dipotong dua atau tiga dan

tidak disusun 1

5 Tidak menurunkan pelepah yang

seharusnya diturunkan (curi buah) 1 Jumlah nilai kesalahan 12.5 a

Nilai kesalahan dikalikan sesuai dengan jumlah kesalahan untuk setiap aspek pemeriksaan.

Tabel 3 Penilaian pemeriksaan panen di TPH

Nomor Aspek pemeriksaan Nilai kesalahana

1 Buah mentah dipanen 5

2 Buah busuk dipanen 5

3 Gagang tandan panjang (> 2.5 cm) 1

4 Tumpukan brondolan kotor 2

5 Tidak menuliskan kode mandor dan nomor

pemanen di gagang tandan 0.5 Jumlah nilai kesalahan 13.5 a

Nilai kesalahan dikalikan sesuai dengan jumlah kesalahan untuk setiap aspek pemeriksaan.

(28)

15 Hasil penilaian dari kinerja setiap pemanen yang telah dilakukan oleh kerani kap inspeksi, mandor I, dan asisten afdeling selanjutnya akan diakumulasi untuk setiap hari kerja dan akan digunakan untuk menentukan kelas pemanen pada hari tersebut.

Tabel 4 Klasifikasi kelas pemanen

Klasifikasi Nilai pemeriksaan panen

Kelas pemanen dapat berubah setiap harinya tergantung pada hasil pemeriksaan panen harian. Kelas pemanen merupakan salah satu faktor yang digunakan perusahaan untuk menentukan premi pemanen yang akan diterima pada setiap hari kerja. Premi akan diakumulasikan selama satu bulan dan dibagikan pada saat pembayaran gaji bulanan. Penulis bertugas mengawasi dan memeriksa kegiatan pemanenan pada beberapa kesempatan bersama dengan petugas pemeriksa panen ataupun mandor panen.

Aspek Manajerial

Manajemen tingkat karyawan pelaksana (non staf) adalah karyawan-karyawan yang bertugas membantu melaksanakan segala kegiatan yang ada di kebun, baik kegiatan di lapang maupun kegiatan administratif di kantor. Kegiatan di tingkat karyawan pelaksana yang diikuti oleh penulis meliputi kegiatan oleh mandor pemeliharaan, mandor panen, dan mandor I. Kegiatan di tingkat karyawan pimpinan (staf) yang diikuti penulis adalah menjadi pendamping asisten afdeling. Kegiatan-kegiatan dari masing-masing jabatan kerja telah diikuti dan dilakukan oleh penulis selama menjalani magang.

Mandor Pemeliharaan

Mandor pemeliharaan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemeliharaan dan budidaya (non panen) yang ada di kebun. Mandor pemeliharaan bertugas untuk menyusun rencana kerja pemeliharaan harian, menentukan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan dan luasan pekerjaan, serta mempersiapkan peralatan kerja. Mandor pemeliharaan bertanggung jawab langsung kepada asisten afdeling. Penulis pernah beberapa kali bertugas menjadi pendamping mandor pemeliharaan untuk mengawasi kegiatan pemupukan, pengendalian gulma kimiawi, dan wipping lalang.

Mandor Panen

(29)

16

meningkatkan prestasi kerja. Mandor panen bertanggung jawab langsung kepada asisten afdeling. Penulis pernah beberapa kali bertugas menjadi pendamping mandor panen untuk mengawasi kegiatan pemanenan dan melakukan pemeriksaan hanca panen.

Mandor I

Mandor I bertugas untuk membantu asisten afdeling dalam pelaksanaan setiap kegiatan sehari-hari di lapangan. Mandor I berperan mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh mandor pemeliharaan, mandor panen, dan karyawan agar tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang ditargetkan afdeling. Mandor I juga dapat memberikan teguran langsung kepada mandor ataupun karyawan apabila kegiatan yang dikerjakan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Mandor I bertanggung jawab langsung kepada asisten afdeling. Penulis menjadi pendamping mandor I selama beberapa minggu dan bertugas dalam mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan di afdeling, serta mengorganisir rencana kegiatan harian di sewaktu antrian pagi.

Asisten Afdeling

Asisten afdeling bertugas mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang ada di afdeling. Asisten afdeling memulai kegiatan dengan memimpin antrian mandor dan kerani pada pukul 06.00 WIB di halaman kantor afdeling. Asisten afdeling melakukan evaluasi terhadap kegiatan hari sebelumnya dan memberikan instruksi untuk kegiatan yang akan dikerjakan pada hari tersebut. Asisten afdeling juga melakukan pemeriksaan administrasi kantor afdeling untuk memastikan semua kegiatan tercatat dengan rapi. Asisten afdeling kemudian akan melakukan pemeriksaan kegiatan yang sedang berlangsung dan akan melakukan pengawasan terhadap mandor dan karyawan. Penulis menjadi pendamping asisten afdeling pada dua bulan terakhir dan bertugas dalam mengawasi dan mengorganisir semua kegiatan yang ada di afdeling, serta memimpin antrian pagi mandor dan kerani pada beberapa kesempatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kapasitas Panen

Pemanenan tandan buah matang merupakan kegiatan terpenting dalam sebuah perkebunan kelapa sawit. Pemanenan yang optimal akan memberikan hasil yang tinggi demi memenuhi target yang dicanangkan perusahaan. Salah satu aspek yang tentunya sangat mempengaruhi proses pemanenan adalah tenaga pemanen. Pemanen memiliki peran penting dalam suatu perkebunan kelapa sawit dan menjadi tulang punggung dalam menghasilkan jumlah produksi yang optimal sesuai yang ditargetkan perusahaan.

(30)

17 sampai dengan 3 Mei 2013. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian prestasi pemanen terhadap basis panen semester I yang ditetapkan perkebunan sesuai tahun tanam masing-masing tanaman, dengan melakukan perbandingan antara jumlah produksi setiap tahun tanam dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan selama masa pengamatan .

Tabel 5 Kapasitas pemanen di Afdeling III Kebun Sei Dadap

Tahun

Hasil diperoleh dari pengamatan selama 4 minggu b

Standar diperoleh dari Instruksi Kerja PTPN III

Hasil pengamatan prestasi kerja pemanen (Tabel 5) menunjukkan hasil rata-rata prestasi pemanen telah melampaui prestasi normal dan basis panen yang ditetapkan oleh perkebunan untuk setiap tahun tanam kelapa sawit. Rata-rata prestasi tertinggi diperoleh pada tanaman menghasilkan (TM) 1997 dengan prestasi sebesar 1 846.55 kg HK-1, jauh melampaui prestasi normal kebun sebesar 1 200 kg HK-1 dan basis panen yang hanya sebesar 756 kg, sementara rata-rata prestasi terendah terdapat pada TM 2002 dengan nilai sebesar 1 322.43 kg HK-1, hanya sedikit melebihi prestasi normal kebun, sebesar 1 300 kg HK-1, dan basis panen sebesar 819 kg. Tinggi rendahnya prestasi panen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia tanaman, topografi areal, dan ketersediaan buah (Lubis 2008). Kemampuan pemanen dan bobot tandan rata-rata yang berbeda untuk setiap tahun tanam, yakni tanaman berusia tua memiliki bobot rata-rata yang lebih tinggi, juga mempengaruhi prestasi panen.

(31)

18

Mutu Panen

Mutu panen yang tinggi merupakan sesuatu yang diharapkan perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk menghasilkan produk yang baik dengan proses produksi yang memenuhi standar. Pemeriksaan terhadap mutu panen (kap inspeksi) dilakukan setiap hari panen, baik di hanca panen maupun di tempat pengumpulan hasil. Setiap kesalahan yang terjadi, seperti buah matang yang tidak dipanen, brondolan tertinggal, adanya buah mentah dan buah lewat matang (busuk), akan dicatat oleh petugas kap inspeksi dan dilaporkan ke kantor kebun.

Tabel 6 Pemeriksaan mutu panen buah di Blok 131

Minggu

Buah matang Brondolan Buah Buah

tidak dipanen tertinggal mentah lewat matang

Jumlah

Pengamatan dilakukan selama 4 minggu terhadap 2 orang pemanen b

Setiap buah tertinggal atau kesalahan lainnya dikalikan 5 poin kesalahan dan setiap brondolan tertinggal dikalikan 0.5 poin kesalahan.

Hasil pengamatan mutu panen (Tabel 6) menunjukkan masih terdapat buah matang yang tidak dipanen di Blok 131 pada pengamatan minggu pertama dan keempat. Jumlah buah yang tertinggal pada minggu pertama sebanyak 4 tandan dan pada minggu keempat sebanyak 1 tandan, dengan rata-rata buah tertinggal sebesar 1.25 buah. Pengamatan lain pada brondolan menunjukkan masih sering terdapat brondolan tertinggal di blok panen yang terjadi di setiap minggu pengamatan, dengan rata-rata sebesar 31.5 buah brondolan tertinggal setiap minggu di Blok 131.

(32)

19 mengabaikannya karena akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkannya.

Tenaga Panen

Tenaga panen atau karyawan pemanen merupakan faktor terpenting dalam pemanenan kelapa sawit di perkebunan. Kekurangan jumlah pemanen dapat menyebabkan kegiatan panen terganggu karena jumlah tenaga tidak akan mencukupi luasan panen yang ditargetkan perusahaan, sedangkan kelebihan tenaga akan menurunkan efisiensi kerja. Penghitungan dan penetapan jumlah pemanen yang ideal dalam satu afdeling kebun dapat dilakukan dengan menghitung perbandingan antara luas areal afdeling dengan perkalian jumlah kapel (rotasi panen) dan norma panen perusahaan.

Kebutuhan pemanen Afdeling III = 759.48 ha : (5 kapel x 4 ha HK-1) = 37.97 ≈ 38 orang

Hasil penghitungan jumlah pemanen menunjukkan bahwa jumlah pemanen ideal yang harus dimiliki oleh Afdeling III Kebun Sei Dadap dengan areal seluas 759.48 ha dan rotasi panen 5/7 adalah sebanyak 38 orang. Hasil penghitungan ini sudah mendekati jumlah pemanen yang dimiliki oleh Afdeling III, yaitu sebanyak 37 orang, dengan distribusi seperti yang terdapat pada tabel berikut.

Tabel 7 Luas areal dan jumlah pemanen di Afdeling III Mandoran Luas areal

Sumber: Data Kantor Afdeling III Kebun Sei Dadap

(33)

20

sesuai dengan perhitungan rotasi. Masalah lain yang sering terjadi adalah pemanen yang tidak disiplin dalam bekerja, seperti meninggalkan buah matang pada pokok dan brondolan di hanca panen, meninggalkan hanca panen sebelum waktu yang ditentukan tanpa sepengetahuan mandor, dan, serta tidak melakukan instruksi panen lainnya dengan baik. Permasalahan-permasalahan seperti ini biasanya diatasi dengan memanggil pemanen yang melakukan pelanggaran dan diberikan sanksi berupa surat teguran ataupun surat peringatan (SP) untuk pelanggaran yang cukup berat dan tidak dapat ditolerir lagi.

Produksi dan Produktivitas Tanaman

Produksi dan produktivitas yang tinggi merupakan tujuan utama dalam perkebunan kelapa sawit. Produksi dan produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis varietas bahan tanam, kesesuaian lahan dan lingkungan, kultur teknis, dan serangan hama dan penyakit (PPKS 2005). Produksi dan produktivitas tanaman akan mencapai hasil yang optimal apabila ditanam di tanah mineral yang subur (Sunarko 2007). Usia tanaman juga mempengaruhi produksi yang dihasilkan, yakni semakin tinggi usia tanaman, maka semakin tinggi pula produksi yang dapat dihasilkan. Usia produksi optimum bagi tanaman kelapa sawit adalah usia 15 hingga 20 tahun (PPKS 2005).

Pengamatan produksi dan produktivitas dilakukan selama 4 minggu pengamatan terhadap setiap tahun tanam yang ada di Afdeling III Kebun Sei Dadap. Pengamatan dilakukan mulai dari tanggal 8 April hingga 3 Mei 2013, dengan mengumpulkan data produksi setiap tahun tanam per minggu. Pengamatan bertujuan untuk melihat potensi produksi terkini dan meramalkan jumlah produksi dan produktivitas dalam setahun.

Tabel 8 Produksi dan produktivitas per tahun tanam Afdeling III Tahun

(34)

21 tinggi, yakni sebesar 189.51 kg ha-1, lebih tinggi daripada TM 2006 yang hanya memiliki produktivitas sebesar 135.27 kg ha-1 dan TM 1998 yang memiliki nilai paling rendah, yakni 109 kg ha-1. Potensi produktivitas dalam setahun (asumsi 52 minggu panen) pun tidak menunjukkan hasil yang tinggi, dengan TM 2005 hanya mencapai 9 854.52 kg ha-1 per tahun, dan TM 2006 yang memiliki areal paling luas hanya sebesar 7 034.04 kg ha-1 per tahun, namun ramalan potensi produktivitas ini diharapkan dapat meningkat seiring berjalannya tahun, tergantung pada kondisi iklim dan tingkat pengelolaan kebun yang mempengaruhi keadaan tanaman dan fluktuasi produksi buah di lapangan.

Produktivitas tanaman yang rendah di Afdeling III pada umumnya disebabkan oleh angka kerapatan panen yang rendah akibat persediaan buah matang yang sedikit pada bulan April hingga Mei 2013 yang lalu, dengan rata-rata jumlah hari hujan yang rendah pada bulan April dan Mei (Lampiran 6). Faktor lain yang dapat menjadi penyebab rendahnya produktivitas adalah tingginya jumlah pokok yang tumbang dan mati akibat terserang penyakit busuk pangkal Ganoderma.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kebun Sei Dadap secara umum telah melaksanakan pengelolaan tanaman kelapa sawit yang baik dalam setiap kegiatan yang dikerjakan, sesuai dengan instruksi kerja yang diterbitkan oleh kantor direksi PTPN III. Kemampuan pemanen yang dimiliki oleh Kebun Sei Dadap secara keseluruhan cukup merata dan telah melebihi standar prestasi normal kebun secara kuantitas, namun basis panen yang ditentukan dinilai masih terlalu rendah. Tingkat kedisiplinan karyawan pemanen masih cukup rendah, terlihat dari mutu panen yang belum sesuai instruksi kerja perkebunan, seperti meninggalkan buah matang di pokok dan brondolan di hanca panen, sering meninggalkan hanca panen sebelum waktunya, serta beberapa pelanggaran lainnya. Produksi dan produktivitas tanaman juga masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan areal tanaman yang luas, akibat tingginya angka pokok tumbang dan mati karena terserang penyakit busuk pangkal Ganoderma.

Saran

(35)

22

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin I. 1997. Kegiatan Pemanenan Kelapa Sawit di PT Kallista Alam Aceh Barat. [Laporan Praktik Magang]. Jurusan Budidaya Pertanian. Faperta-IPB. Bogor (ID).

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Daerah Kecamatan Kisaran Timur. Asahan (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan.

Fauzi Y, Yustina FW, Imam S, Rudi H. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisa Usaha dari Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Kiswanto JH, Purwanta, B Wijayanto. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Edisi Pertama. Lampung (ID): Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Lubis AU. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia Edisi 2. Sumatera Selatan (ID): Pusat Penelitian Perkebunan Marihat.

Naibaho PM. 1990. Diversifikasi minyak sawit dan inti sawit dalam upaya peningkatan daya saing dengan minyak nabati lainnya. Bul. Perkebunan. 21 (2): 107-124.

Pahan I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2005. Panen pada Tanaman Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Risza S. 1994. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Sastrosayono S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Tangerang (ID): Agromedia Pustaka.

Sianturi HSD. 1993. Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): Fakultas Pertanian USU.

Soehardiyono L. 1998. Tanaman Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Kanisius.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

(36)

Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan sebagai karyawan harian

Tanggal Kegiatan Prestasi kerja Lokasi

Mahasiswa Karyawan Standar

11 Februari 2013 Pengarahan dasar manajemen panen - - - Kantor Afd III

12 Februari 2013 Inventarisasi pokok tidak produktif - - - Blok 142

13 Februari 2013 Administrasi panen - - - Kantor Afd III

14 Februari 2013 Administrasi panen - - - Kantor Afd III

14 Februari 2013 Pengecekan mutu panen - - - Blok 131, 141

15 Februari 2013 Inventarisasi pokok tidak produktif - - - Blok 201, 211

16 Februari 2013 Penunasan tanaman muda 0.07 Ha/HK 0.61 Ha/HK 4 HK/Ha Blok 121

18 Februari 2013 Pengendalian gulma kimiawi 0.14 Ha/HK 0.8 Ha/HK 0.8 Ha/HK Blok 140

19 Februari 2013 Pemupukan NPK 25 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 162

20 Februari 2013 Pemanenan 0.1 Ha/HK 4 Ha/HK 4 Ha/HK Blok 180

21 Februari 2013 Pemanenan 0.13 Ha/HK 4 Ha/HK 4 Ha/HK Blok 131

22 Februari 2013 Pemeriksaan hanca panen 0.92 Ha/HK - - Blok 150, 151

23 Februari 2013 Penunasan tanaman muda 0.1 Ha/HK 0.61 Ha/HK 4 HK/Ha Blok 162

25 Februari 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 325 kg/HK 150 kg/HK Blok 142

26 Februari 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 481 kg/HK 150 kg/HK Blok 142, 132

27 Februari 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 132

28 Februari 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 141

28 Februari 2013 Pembuatan lubang pupuk 0.14 Ha/HK 1.32 Ha/HK - Blok 151

1 Maret 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 131, 141

2 Maret 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 350 kg/HK 150 kg/HK Blok 131, 132

2 Maret 2013 Penunasan tanaman muda 0.1 Ha/HK 0.61 Ha/HK 4 HK/Ha Blok 162

4 Maret 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 121

4 Maret 2013 Penunasan tanaman muda 0.1 Ha/HK 0.61 Ha/HK 4 HK/Ha Blok 162

5 Maret 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 120, 121, 130

6 Maret 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 140

8 Maret 2013 Pemupukan NPK 100 kg/HK 300 kg/HK 150 kg/HK Blok 140, 150, 151

(37)

24

Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping mandor

Tanggal Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi KH yang diawasi Luas areal Lama kegiatan

11 Maret 2013 Pemanenan 1 orang 3.6 Ha 5 jam Blok 251

13 Maret 2013 Penghitungan AKP - 2.88 Ha 3 jam Blok 162, 152, 142, 132

14 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 202

15 Maret 2013 Pemeriksaan hanca panen - 2.16 Ha 3 jam Blok 160

16 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 211, 221

18 Maret 2013 Penghitungan bunga buah - 2.88 Ha 5 jam Blok 162, 152, 142, 132

19 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 221

20 Maret 2013

Pengukuran areal kebun untuk konversi ke karet - - 4 jam Blok 172, 182, 192, 202, 212, 222

21 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 160

21 Maret 2013 Wipping lalang 6 orang 15.60 Ha 1 jam Blok 231

22 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 170, 180

22 Maret 2013 Wipping lalang 6 orang 15.60 Ha 1 jam Blok 231

25 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 170, 180

25 Maret 2013 Wipping lalang 5 orang 13 Ha 2 jam Blok 201

26 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 241

27 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 240, 241, 251

28 Maret 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 220

1 April 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 230

2 April 2013 Pemupukan NPK 4 orang 3.6 Ha 3 jam Blok 230, 240

3 April 2013 Pemanenan 3 orang 7.2 Ha 5 jam Blok 160

4 April 2013 Pemupukan pokok sisipan 3 orang 16 Ha 1 jam Blok 201

4 April 2013 Pemeriksaan hanca panen - - 5 jam Kapveld II

5 April 2013 Pemanenan 4 orang 9.6 Ha 5 jam Blok 152, 162

(38)

25

Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping asisten afdeling

Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi

Mandor yang diawasi Luas areal Lama kegiatan

8 April 2013 Pemeriksaan hanca panen 3 orang 148.70 Ha 4 jam Kapveld I

9 April 2013 Pemanenan 1 orang 48 Ha 5 jam Blok 201

10 April 2013 Administrasi panen - - 7 jam Kantor Afd III

11 April 2013 Pemeliharaan jalan utama 1 orang 0.3 Ha 3 jam Blok 201

11 April 2013 Pemanenan 1 orang 50.76 Ha 3 Jam Blok 121, 131

12 April 2013 Pemasangan patok kayu - 0.6 Ha 3 jam Blok 192

13 April 2013 Telling hama 1 orang 32 Ha 3 jam Blok 201, 211

15 April 2013 Pengendalian gulma kimiawi 1 orang 18.3 Ha 5 jam Blok 241, 251

16 April 2013 Pemanenan 1 orang 48 Ha 3 jam Blok 201, 211

17 April 2013 Pengendalian hama 1 orang 16 Ha 2 jam Blok 211

18 April 2013 Administrasi panen - - 7 jam Kantor Afd III

19 April 2013 Pemanenan 1 orang 26.07 Ha 3 jam Blok 162

20 April 2013 Penghitungan bunga buah - 38.95 Ha 3 jam Blok 140, 130, 120

22 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 26.07 Ha 3 jam Blok 162

22 April 2013 Pemanenan 1 orang 33.20 Ha 2 jam Blok 220

23 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 34.25 Ha 3 jam Blok 152

23 April 2013 Pemanenan 1 orang 32 Ha 2 jam Blok 201

24 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 34.50 Ha 4 jam Blok 142

25 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 27.75 Ha 3 jam Blok 132

26 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 18.81 Ha 3 jam Blok 121

27 April 2013 Wipping lalang 8 orang 38.33 Ha 2 jam Blok 131-132

27 April 2013 Penunasan 3 orang 32 Ha 2 jam Blok 201

29 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 30.55 Ha 3 jam Blok 151

29 April 2013 Wipping lalang 2 orang 10 Ha 2 jam Blok 131

30 April 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 31 Ha 3 jam Blok 151, 141

1 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 31.95 Ha 3 jam Blok 130, 131

2 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 20.2 Ha 3 jam Blok 120, 130

3 Mei 2013 Pemanenan 1 orang 23 Ha 1 jam Blok 142

4 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 18.75 Ha 3 jam Blok 151, 140

6 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 32.65 Ha 3 jam Blok 160, 170

7 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 32.6 Ha 3 jam Blok 170, 180

8 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 32 Ha 3 jam Blok 201

10 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 32 Ha 1 jam Blok 211

(39)

26

Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan sebagai pendamping asisten afdeling (lanjutan)

Tanggal Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi

Mandor yang diawasi Luas areal Lama kegiatan

13 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 36 Ha 3 jam Blok 231

14 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 41 Ha 3 jam Blok 241, 251

15 Mei 2013 Pemeriksaan hanca panen 1 orang 16 Ha 1.5 jam Blok 212

15 Mei 2013 Pemupukan dolomite 2 orang 37 Ha 3 jam Blok 220, 230

16 Mei 2013 Supervisi dosen

(40)

27

(41)

28

(42)

29

Lampiran 6 Data curah hujan di Kebun Sei Dadap

Bulan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata

HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH

Januari 12 97 4 275 10 151 10 219 12 125 5 242 8.83 184.83

Februari 4 113 5 18 2 93 4 28 3 22 4 36 3.67 51.67

Maret 3 97 13 8 15 183 10 251 9 106 9 237 9.83 147.00

April 11 217 8 110 13 120 7 149 5 130 10 118 9.00 140.67

Mei 12 226 9 159 5 146 11 93 7 222 6 183 8.33 171.50

Juni 12 193 10 192 4 81 14 75 7 261 5 73 8.67 145.83

Juli 10 127 13 281 7 149 17 190 4 197 6 86 9.50 171.67

Agustus 15 116 11 228 18 228 15 137 12 213 8 409 13.17 221.83

September 12 165 9 342 12 203 15 183 12 282 9 258 11.50 238.83

Oktober 16 419 15 207 13 225 11 182 19 169 10 317 14.00 253.17

November 11 202 12 139 11 140 20 162 15 278 7 250 12.67 195.17

Desember 14 192 12 191 10 186 8 105 6 122 11 121 10.17 152.83

Total 132 2 164 121 2 150 120 1 905 142 1 774 111 2 127 90 2 330 119.00 2 075

Bulan Basah 10 10 10 9 11 9 11

Bulan Lembab 2 0 2 2 0 2 0

Bulan Kering 0 2 0 1 1 1 1

(43)

30

(44)

31

Lampiran 8 Data produksi Kebun Sei Dadap lima tahun terakhir

Tahun tanam

Luas Tahun

(ha) 2008 2009 2010 2011 2012

………..(kg)………

1988 - 1 412 700 1 227 810 611 290 - -

1993 1 090.6 25 380 050 26 125 260 23 776 350 23 395 020 23 200 030

1994 719.7 17 669 870 17 481 500 16 002 840 15 908 360 14 557 900

1996 158.6 4 217 850 4 168 280 3 901 730 4 006 140 3 948 710

1997 173.1 3 617 510 3 650 270 3 709 390 3 617 250 3 169 930

1998 399.94 8 000 530 7 824 040 7 706 650 7 263 400 6 282 670

2000 4.6 135 720 138 370 138 220 139 840 141 410

2001 63.35 1 626 840 1 554 240 1 556 490 1 485 170 1 510 000

2002 226.43 6 074 110 5 839 750 5 378 780 5 527 710 5 655 090

2003 70.95 1 761 740 1 822 200 1 694 610 1 526 960 1 620 380

2004 398.77 8 316 420 10 519 300 10 819 840 9 865 470 9 853 780

2005 155.65 775 700 2 809 690 3 750 930 3 675 970 4 237 590

2006 308.53 64 610 2 791 370 7 224 760 7 759 460 7 851 730

(45)

32

Lampiran 9 Data produktivitas Kebun Sei Dadap lima tahun terakhir

Tahun tanam Luas Tahun

(ha) 2008 2009 2010 2011 2012

………(kg ha-1)………..………....

1988 - 14 771 12 838 6 392 - -

1993 1 090.6 23 272 23 955 21 801 21 452 21 273

1994 719.7 24 552 24 290 22 235 22 104 20 228

1996 158.6 26 594 26 282 24 601 25 259 24 897

1997 173.1 20 898 21 088 21 429 20 897 18 313

1998 399.94 20 004 19 563 19 270 18 161 15 709

2000 4.6 29 504 30 080 30 048 30 400 30 741

2001 63.35 25 680 24 534 24 570 23 444 23 836

2002 226.43 26 826 25 791 23 755 24 412 24 975

2003 70.95 24 831 25 683 23 885 21 522 22 838

2004 398.77 20 855 26 379 27 133 24 740 24 710

2005 155.65 4 984 18 051 24 098 23 617 27 225

2006 308.53 209 9 047 23 417 25 150 25 449

(46)

33

(47)
(48)

35

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada tanggal 7 Juni 1991 dari Bapak Walden Brimhot Sianipar dan Ibu Rosdiana Simanjuntak. Penulis adalah putra kedua dari dua bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tebing Tinggi pada tahun 2009 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Gambar

Tabel 1  Fraksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
Tabel 5  Kapasitas pemanen di Afdeling III Kebun Sei Dadap
Tabel 6  Pemeriksaan mutu panen buah di Blok 131
Tabel 7  Luas areal dan jumlah pemanen di Afdeling III
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemanenan dilakukan satu kali seminggu dengan rotasi antar blok yang rutin (Sunarko 2009). Sistem panen kelapa sawit dapat menghasilkan minyak sawit bermutu baik jika sistem

Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur tanaman terhadap produksi TBS (Tandan Buah Segar) perkebunan kelapa sawit rakyat di

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur tanaman terhadap produksi TBS (Tandan Buah Segar) perkebunan kelapa sawit rakyat di

Adapun tujuan utama dari pemanenan tandan kelapa sawit untuk memperoleh kadar minyak yang tinggi dan kadar asam lemak bebas yang rendah, karna setelah pemanenan masih akan

Persentase berat buah berondolan dan berat tandan pada rotasi panen 4 pada berbagai fraksi kematangan buah dan ketinggian tandan kelapa sawit. Perlakuan Ulangan Total

Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh agen kecil adalah pembelian kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) dari petani kemudian dijual ke agen besar dan menjual

Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah padat sebagai hasil sampingan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi CPO yang dapat digunakan sebagai