• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH MASAM, PRODUKSI,

DAN SERAPAN P TANAMAN KACANG TANAH (

Arachis

hypogaea

) DENGAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT ALAM

ARTIKA SOLEHA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2013

Artika Soleha

(4)
(5)

ABSTRAK

ARTIKA SOLEHA. Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam. Dibimbing oleh LILIK TRI INDRIYATI dan SRI DJUNIWATI.

Potensi sumberdaya lahan Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki wilayah lahan kering seluas 148 juta ha. Variasi iklim, terutama curah hujan yang relatif tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat pencucian basa-basa di dalam tanah cukup intensif sehingga kandungan basa-basa rendah, tanah menjadi masam, dan kekurangan berbagai unsur hara. Sekitar 102.8 juta ha atau 69.5% dari total lahan kering di Indonesia merupakan lahan kering masam. Dalam pemanfaatan tanah masam untuk usaha pertanian dihadapkan beberapa kendala, antara lain kahat P. Hal ini dikarenakan ion P dijerap oleh berbagai komponen tanah, seperti ion-ion Fe dan Al, dan hidro oksida Fe dan Al. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan fosfat alam pada tanah masam. Keuntungan penggunaan fosfat alam sebagai pupuk P karena kelarutan fosfat alam yang tinggi pada tanah masam. Oleh karena itu, fosfat alam sesuai digunakan sebagai sumber pupuk P pada tanah masam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk fosfat alam dalam memperbaiki sifat kimia tanah, produksi, dan serapan P tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) pada Latosol (Oxyc dytropept) Darmaga. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan faktor tunggal, yaitu dosis pupuk P. Sumber pupuk P pada penelitian ini yaitu fosfat alam dan SP-36. Perlakuan dosis Pupuk P yang diberikan yaitu 0% (perlakuan kontrol), Std 100%, Std 50% + P 50%, Std 25% + P 75%, P 100%, P 125%, dan P 150%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk fosfat alam meningkatkan pH, Ca-dd tanah, serta kadar Ca dan serapan P tanaman kacang tanah. Pengaruh pupuk P (SP-36 dan fosfat alam) tidak berbeda nyata dalam meningkatkan pertumbuhan kacang tanah, bobot polong kacang tanah, bobot biji kacang tanah, dan persentase polong kacang penuh. Namun perlakuan pupuk P dari fosfat alam menghasilkan persentase polong kacang penuh (87.76%-90.01%) lebih tinggi daripada perlakuan standar (86.51%).

(6)
(7)

ABSTRACT

ARTIKA SOLEHA. Improvements of Soil Chemistry Characteristic of Acid Soil, Yield, and P-uptake of Groundnut Plant (Arachis hypogaea) by adding Rock Phosphate Fertilizer. Supervised by LILIK TRI INDRIYATI and SRI DJUNIWATI.

Potential of land resources in Indonesia is very large. Indonesia has 148 million ha of upland. Climate variation, specifically precipitation in most areas of Indonesia is relatively high therefore leaching of bases in the soil mostly high. It causes the low content of bases in soil, and then the soil become acid and have nutrients deficiency. About 102.8 million ha or 69.5 % of the total upland in Indonesia have acid soil. The utilization of acid soil for agriculture have several problems such as P-deficiency. It is due to the phosphate ions is adsorbed by the various component in the soil, such as Fe and Al ions, and Fe and or Al hydrous oxide. One of the efforts to overcome the P-deficiency is to apply rock phosphate into acid soil. The use of rock phosphate as fertilizer because highly soluble in the acid soil condition. Therefore, rock phosphate is appropriate as a source of P fertilizer in acid soil. The objectives of this research were to study the effect of rock phosphate fertilizer on the improvement acid soil quality, on groundnut yield, and P uptake of groundnut plant (Arachis hypogaea) in Latosol (Oxyc dytropept) Darmaga, Bogor. The experimental design was used is a randomized complete block design with one factor, that is dosage of phosphate fertilizers. Phosphate Fertilizer used in this experiment were rock phosphate and SP-36. Phosphate fertilizer dosages were: 0% (as a control treatment), Std 100%, Std 50% + P 50%, Std 25% + P 75%, P 100%, P 125%, and P 150%. The results of the study showed that rock phosphate fertilizer significantly increased the soil pH, exchangeable Ca, the uptake of Ca and P of groundnut plant. The phosphate fertilizer treatments were not increase significantly different in the growth, weight of pod, weight of seed, and percentage of full pod. However, the rock phosphate treatments resulted the percentage of full pod (87.76%-90.01%) was higher than standard fertilizer treatment (86.51%).

(8)
(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH MASAM, PRODUKSI,

DAN SERAPAN P TANAMAN KACANG TANAH (

Arachis

hypogaea

) DENGAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT ALAM

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

(10)
(11)

Judul Skripsi : Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam

Nama : Artika Soleha NIM : A14080043

Disetujui oleh

Dr Ir Lilik Tri Indriyati, MSc Pembimbing I

Dr Ir Sri Djuniwati, MSc Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Syaiful Anwar, MSc Ketua Departemen

(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr Ir Lilik Tri Indriyati, MSc dan Dr Ir Sri Djuniwati, MSc, atas teladan, bimbingan, ide, kritik, saran, kesabaran, motivasi dan ilmu yang diajarkan selama penulis menempuh pendidikan.

2. Dr Ir Budi Nugroho, MSi, sebagai Penguji atas kritik dan sarannya.

3. Bapak dan Mamah atas perhatian, kasih sayang, kesabaran, motivasi, pengorbanan dan doa yang tidak pernah putus.

4. Kakak dan adik tersayang atas segala dukungannya.

5. Yudhi Castio yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada penulis.

6. Rekan-rekan MSL’45, Dini, Hasty, Aida, Anjar dan teman-teman seperjuangan lainnya untuk kebersamaan dan dukungannya.

7. Staf tata usaha dan laboratorium yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi ilmu pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.

Bogor, Februari 2013

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Karakteristik Fosfat Alam 2

Bentuk Fosfor di Dalam Tanah 3

Peranan Fosfor di Dalam Tanaman 3

Karakteristik Latosol 4

Karakteristik Tanaman Kacang Tanah 5

BAHAN DAN METODE 6

Waktu dan Tempat 6

Bahan dan Alat 6

Rancangan Percobaan 6

Pelaksanaan Percobaan 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Karakteristik Latosol (Oxic Distrupept) Darmaga 9

Karakteristik Pupuk Fosfat Alam 9

Pengaruh Pupuk Fosfat Alam terhadap Sifat Kimia Tanah 10 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Kacang Tanah 14

Pengaruh Pupuk Fosfat Alam terhadap Kandungan Unsur Hara dan

Serapan P Tanaman Kacang Tanah 16

SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

1 Dosis Pupuk yang Diberikan 7

2 Analisis Awal Latosol Darmaga 9

3 Hasil Analisis Pupuk Fosfat Alam 10

4 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Tinggi Tanaman

Kacang Tanah 15

5 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Produksi Tanaman

Kacang Tanah 15

6 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan P, Mg, Ca,

dan Serapan P dalam Tanaman Kacang Tanah 17

DAFTAR GAMBAR

1 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada pH Tanah 10 2 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Al-dd Tanah 11 3 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada P-tersedia Tanah 12 4 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan N-total (a) dan

K-dd (b) dalam Tanah 13

5 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan Ca-dd (a) dan

Mg-dd (b) dalam Tanah 14

6 Perbandingan Polong dan Biji Kacang Tanah 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Deskripsi Kacang Tanah Varietas Singa 22

2 Kriteria Penilaian Analisis Tanah 23

3 Spesifikasi Persyaratan Mutu Fosfat Alam untuk Pertanian 24 5 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Al-dd

dalam Tanah 25

6 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada P-tersedia

dalam Tanah 25

7 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada N-total

(18)
(19)

8 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan

Basa-Basa dalam Tanah 26

9 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Tinggi

Tanaman Kacang Tanah 27

10 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada

Bobot Polong Tanaman Kacang Tanah 28

11 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada

Bobot Biji Tanaman Kacang Tanah 28

12 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada

BKM Berangkasan 28

13 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada

Persentase Bobot Polong Penuh Tanaman Kacang Tanah 28 14 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kadar P

Tanaman Kacang Tanah 29

15 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kadar

Mg Tanaman Kacang Tanah 29

16 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kadar Ca

Tanaman Kacang Tanah 29

17 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Serapan

P Tanaman Kacang Tanah 29

18 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada pH, Al-dd, P-tersedia, dan

N-total dalam Tanah 30

19 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Basa-Basa dalam Tanah 31 20 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Tinggi Tanaman Kacang Tanah 32 21 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Produksi Tanaman 33 22 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan Unsur Hara dalam

Tanaman Kacang Tanah 34

23 Gambar Tinggi Tanaman pada Umur 12 MST 35

(20)
(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi sumberdaya lahan Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki wilayah daratan sekitar 188.2 juta ha, terdiri atas 148 juta ha lahan kering dan sisanya berupa lahan basah termasuk lahan rawa (gambut, pasang surut, lebak) dan lahan yang sudah menjadi sawah permanen (Rochayati et al. 2009).

Variasi iklim terutama curah hujan yang relatif tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat pencucian basa-basa di dalam tanah cukup intensif, sehingga kandungan basa-basa rendah, tanah menjadi masam, dan kekurangan berbagai unsur hara. Rochayati (2009) menyatakan bahwa seluas 102.8 juta ha atau sekitar 69.5% dari total lahan kering di Indonesia, merupakan lahan kering masam.

Dalam pemanfaatan lahan kering masam untuk usaha pertanian dihadapkan beberapa kendala. Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini dikarenakan pada tanah masam sebagian besar ion P dijerap oleh berbagai komponen tanah, seperti ion-ion Fe dan Al, dan oksida/hidroksida Fe dan Al. Ada beberapa usaha untuk memecahkan masalah kahat unsur P pada tanah masam. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan fosfat alam pada tanah masam. Fosfat alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk beberapa jenis batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup signifikan, atau nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur kimianya.

Fosfat alam mempunyai tingkat kelarutan tinggi pada kondisi masam. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004), kelarutan fosfat alam akan meningkat dengan meningkatnya kemasaman tanah, dan efektif digunakan pada tanah dengan retensi serta fiksasi P yang tinggi. Oleh karena itu fosfat alam sesuai apabila digunakan sebagai sumber pupuk P pada tanah masam.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tuherkih dan Dariah (2009) menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam meningkatkan pH dan P-tersedia tanah. Selain itu, hasil penelitian Danso et al. (2010) menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam dapat meningkatkan kandungan basa-basa dalam tanah, serta produksi tanaman kelapa sawit. Fosfat alam mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan sumber P yang mudah larut seperti SP-36 sehingga penggunaan fosfat alam sebagai sumber pupuk P dapat meningkatkan efisiensi pupuk pada tanah masam.

Tujuan Penelitian

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Fosfat Alam

Fosfat alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk beberapa jenis batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup signifikan, atau nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur kimianya. Banyak jenis batuan mempunyai komponen yang mengandung fosfat, akan tetapi batuan yang mengandung sejumlah fosfat yang mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan tambang atau bijih tambang tidak banyak dijumpai (Rochayati et al. 2009).

Definisi fosfat alam menurut American Geological Institute adalah batuan sedimen yang tersusun terutama oleh mineral fosfat (Hill 2003). Berdasarkan proses-proses pembentukannya fosfat alam dapat dibedakan atas tiga:

1. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit. Apatit dapat dibedakan atas

Chlorapatite (Ca3(PO4)2)3∙CaCl2) dan Fluor apatite (Ca3(PO4)2)3∙CaF2).

2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan lingkungan yang tenang. Fosfat alam terbentuk di laut dalam bentuk calcium phosphate yang disebut

phosphorit. Bahan endapan ini dapat diketemukan dalam endapan yang berlapislapis hingga ribuan milpersegi. Elemen P berasal dari pelarutan batuan, sebagian P diserap oleh tanaman dan sebagian lagi terbawa oleh aliran ke laut dalam.

3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping akibat pengaruh air hujan dan air tanah.

Di alam terdapat sekitar 150 jenis mineral fosfat dengan kandungan P sekitar 1-38% P2O5, sebagian fosfat alam ditemukan dalam bentuk apatit. Pada

umumnya deposit fosfat alam berasal dari batuan sedimen dalam bentuk karbonat fluoroapatit yang disebut francolite (Ca10-x-yNaxMgy(PO4)6-z(CO3)zF0,4zF2),

sedangkan deposit berasal dari batuan beku dan metamorfik biasanya dalam bentuk fluorapatit (Ca10(PO4)6F2) dan hidroksi apatit (Ca10(PO4)6(OH)2). Adapun

deposit yang berasal dari ekskresi burung dan kelelawar (guano) umumnya ditemukan dalam bentuk karbonat hidroksi apatit (Ca10(PO4,CO3)6(OH)2). Mineral

lain seperti kuarsa, kalsit, dan dolomit umumnya juga ditemukan dalam mineral apatit sebagai secondary mineral.

Selain fosfat dan karbonat, di dalam batuan fosfat alam terkandung berbagai unsur seperti Ca, Mg, Al, Fe, Si, Na, Mn, Cu, Zn, Mo, dan B. Unsur utama di dalam fosfat alam antara lain P, Al, Fe, dan Ca. Secara kimia, fosfat alam dapat dikatagorikan menjadi fosfat alam dengan dominasi Ca-P atau Al-P dan Fe-P sedangkan unsur lain merupakan unsur ikutan yang bermanfaat dan sebagian lain kurang bermanfaat bagi tanaman.

(23)

3

et al. 2001).

Fosfat alam mempunyai tingkat kelarutan tinggi pada kondisi masam, oleh karena itu sangat sesuai apabila digunakan sebagai sumber pupuk P pada lahan kering masam seperti Ultisol, Oxisol dan sebagian Inceptisol, dan kurang sesuai digunakan pada tanah bereaksi netral dan alkalin. Kelarutan fosfat alam akan meningkat dengan meningkatnya kemasaman tanah, dan pada tanah dengan fiksasi P tinggi (Leiwakabessy dan Sutandi 2004).

Fosfat alam mempunyai efek residu jangka panjang karena mempunyai sifat slow release, oleh karena itu pemberian fosfat alam dapat diberikan sekaligus pada saat tanam dan dapat digunakan hingga beberapa musim berikutnya ion dari asam fosfat terikat dengan ikatan ester (ester linked) sedangkan sisa dari ion hidrogen, seluruhnya atau sebagian digantikan oleh ion logam. Kedua bentuk fosfor ini merupakan sumber P yang penting untuk tanaman.

Fosfor organik tanah dijumpai dalam bentuk asam nukleat, inositol fosfat, dan fosfolipid. Sedangkan fosfat anorganik dibedakan menjadi empat kelompok utama yaitu kalsium fosfat (Ca-P), aluminium fosfat (Al-P), besi fosfat (Fe-P), dan reductant soluble P (RS-P) atau P larut dalam keadaan tereduksi.

Sumber utama P-anorganik tanah ialah mineral apatit. Mineral ini mengandung 95 % P dan dapat ditemukan pada batuan beku, batuan metamorf dan terutama pada batu kapur. Mineral ini akan semakin berkurang dengan semakin lanjut tingkat pelapukan tanah (Leiwakabessy et al. 2003).

Penyebaran fosfat anorganik tanah dapat digunakan untuk mengukur tingkat pelapukan kimia. Urutan penyebarannya sesuai dengan tingkat hancuran iklim dari tanah yang berumur muda hingga lanjut adalah Ca-P > Al-P > Fe-P > P terselubung. Pada tanah-tanah yang telah mengalami hancuran iklim agak lanjut, sebagian besar P berada dalam bentuk Al-P, kemudian Fe-P, sedangkan Ca-P relatif sedikit. Samadi (2006) berpendapat bahwa bentuk Al-P merupakan bentuk P yang paling penting disamping bentuk P larut dalam air bagi tanaman pada tanah masam. Bentuk Al-P yang mempunyai ketersediaan P yang cukup tinggi tersebut merupakan bentuk Al-P yang baru diendapkan dan mempunyai derajat kristalisasi yang masih rendah.

Peranan Fosfor di Dalam Tanaman

(24)

4

larutan tanah. Bentuk anorganik P yang membentuk ikatan dengan Ca, Fe, Al, dan F, sedangkan bentuk organik berupa senyawa-senyawa yang berasal dari tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid dan fitin. Bentuk-bentuk organik di dalam tanah hampir sama dengan Bentuk-bentuk-Bentuk-bentuk yang ada dalam tanaman. Bentuk anorganik hampir seluruhnya dalam bentuk Al-P dan Fe-P pada tanah masam, serta Ca-P untuk tanah alkali (Leiwakabessy dan Sutandi 2004)

Fosfor merupakan komponen esensial dari sumber genetik dalam nukleus pada sel. Dalam nukleus sel terdapat senyawa asam nukleat kaya energi, yaitu deoksiribo asam nukleat (deoxyribo nucleic acid atau DNA ) dan ribo asam nukleat (ribonucleic acid atau RNA ). Fosfor digunakan untuk menyimpan dan transfer energi melalui senyawa kaya energi adenosin trifosfat (ATP), adenosin difosfat (ADP), dan fosfor organik (Lavelle dan Spain 2003). Unsur P adalah hara utama tanaman yang penting untuk perkembangan akar, anakan, pembungaan, dan pematangan. Fosfor mobil dalam tanaman, tetapi relatif tidak mobil dalam tanah (Leiwakabessy et al. 2003).

Fosfor merupakan unsur yang mobil di dalam tanaman. Apabila terjadi kekurangan fosfat maka fosfat di dalam jaringan yang tua diangkat ke bagian-bagian meristem yang sedang aktif. Gejala kekurangan fosfor antara lain pertumbuhan terhambat karena pembelahan sel terganggu dan daun-daun menjadi ungu mulai dari ujung daun (Hardjowigeno 2007).

Karakteristik Latosol

Latosol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan tufa masam di bawah curah hujan dan suhu yang tinggi. Latosol merupakan tanah dengan pelapukan tingkat lanjut, sangat tercuci dengan batas-batas horizon baur, pH rendah 4.5-5.5, kandungan bahan organik rendah, kejenuhan basa rendah sampai sedang, daya adsorpsi rendah sampai sedang, kandungan unsur hara sedang sampai rendah, konsistensi gembur, struktur remah, stabilitas agregat tinggi, terdapat akumulasi seskuioksida akibat pencucian silika (Hardjowigeno 1993). Menurut Tan (2008), topografi yang menunjang pembentukan tanah ini ialah bergelombang, berombak, berbukit dan bergunung 10-1000 m dpl, horisonnya berselubung, warna tanah merah-kuning, tekstur liat, struktur remah, konsistensi gembur (tetap dari atas ke bawah).

Latosol terbentuk dari proses laterisasi yaitu pencucian basa dan silika yang meningkatnya seskwioksida secara relatif pada horizon penciri B. Tanah ini didominasi mineral liat kelompok kaolinit. Tanah ini terbentuk pada ketinggian 220 meter diatas permukaan laut dengan curah hujan 3552 mm/tahun (Yogaswara 1977).

(25)

5 Karakteristik Tanaman Kacang Tanah

Menurut Rukmana (1998) berdasarkan klasifikasi tumbuhan, kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Devisi : Spermathophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rosales

Suku : Papilionaceae Marga : Arachis Spesies : Arachis hipogeae L.

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah “peanut” atau “groundnut”.

Penyakit yang menyerang tanaman ini adalah penyakit layu, penyakit sapu setan, penyakit bercak daun, penyakit mozaik, penyakit gapong, penyakit scleretum dan penyakit karat. Hama yang menyerang tanaman ini adalah uret, ulat, sikada, dan kumbang daun (Adisarwanto 2005).

(26)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan April sampai Oktober 2012. Percobaan lapang dilakukan di Kebun Percobaan University Farm, Institut Pertanian Bogor. Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: fosfat alam, pupuk kandang, urea, SP-36 dan KCl, benih kacang tanah (Arachis hypogaea) varietas Singa, serta bahan-bahan untuk analisis pupuk, analisis tanah dan analisis tanaman.

Alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, tali rafia, kored, tugal, karung, plastik, timbangan, meteran, dan lain-lainnya yang diperlukan di lapang. Selain itu digunakan alat laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan faktor tunggal, yaitu dosis pupuk P. Model matematika rancangan tersebut adalah sebagai berikut :

Yij= μ + Ti + Pj + Eij

Keterangan :

Yij = respons produksi tanaman kacang tanah akibat pengaruh ke-i dan

P ke-j μ = rataan

Ti = pengaruh kelompok/ ulangan ke-i

Pj = pengaruh perlakuan ke-j

Eij = galat

(27)

7 Tabel 1 Dosis Pupuk yang Diberikan

No. Perlakuan Dosis (gram/petak)

Bahan Organik SP-36 P-alam Urea KCl

Data hasil percobaan selanjutnya dianalisis statistik menggunakan ANOVA (program SAS). Apabila perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata pada parameter yang diamati, selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau uji wilayah Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Pelaksanaan Percobaan Penanaman

Penanaman benih kacang tanah dilakukan pada jarak tanam 30 cm x 20 cm. Lubang tanam dibuat dengan tugal dari kayu. Setiap lubang tanam diisi sebanyak satu biji kacang tanah dan sedikit furadan. Bila terdapat benih yang tidak tumbuh, penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam.

Pemupukan

Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada alur tanam seminggu sebelum tanam. Pupuk fosfat alam diberikan satu minggu sebelum tanam, sedangkan pupuk Urea, KCl dan SP-36 diberikan pada saat tanam. Pupuk-pupuk tersebut diberikan dengan cara dimasukkan ke dalam alur yang dibuat disamping kiri dan kanan dari baris tanam.

Dosis pupuk Fosfat alam dan SP-36 yang diberikan setara dengan 40 kg P2O5/ha, sedangkan pupuk urea, KCl, dan pupuk kandang masing-masing setara

dengan 27 kg N/ha, 25 kg K2O/ha, dan 1000 kg/ha.

Pemeliharaan dan Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah

(28)

8

Pemanenan

Tanaman kacang tanah dipanen setelah tanaman mencapai masak fisiologis pada umur 13 MST atau sekitar 85-90 hari. Produksi tanaman yang diamati meliputi bobot kering tanaman, bobot polong bernas, persentase polong penuh, serta bobot biji kacang tanah. Setelah itu, bobot kering brangkasan per tanaman contoh ditimbang. Kemudian dihitung jumlah dan bobot seluruh polong dari seluruh tanaman dalam ubinan. Bobot polong ditimbang setelah dijemur 4-5 hari di bawah sinar matahari.

Analisis Tanah dan Tanaman

Pengambilan contoh tanah dari setiap perlakuan setelah panen dilakukan secara komposit sampai kedalaman 20 cm. Analisis tanah yang dilakukan meliputi N-total (metode Kjeldahl), P-tersedia (Bray I), K-dd, Na-dd, Ca-dd dan Mg-dd (metode NH4OAc pH 7), Al-dd, dan pH. Analisis tanaman yang dilakukan

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga

Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut PPT (1983) (Lampiran 2), karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga (Tabel 2) termasuk masam dengan kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, Na-dd, KTK, dan KB yang rendah.

Tabel 2 Analisis Awal Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga

Unsur Kimia Satuan Nilai Kriteria

pH (H2O)1:1 4.80 Masam

C-organik % 2.39 Rendah

N-total (Kjeldhal) % 0.20 Rendah

P- tersedia (Bray 1) Ppm 4.50 Sangat rendah

Ca-dd me/100g 3.23 Rendah

Mg-dd me/100g 0.77 Rendah

K-dd me/100g 0.22 Rendah

Na-dd me/100g 0.35 Rendah

KTK me/100g 16.95 Rendah

KB % 26.96 Rendah

Kejenuhan Al % 13.86 Rendah

Rendahnya kandungan unsur hara dalam Latosol berhubungan dengan karakteristik Latosol. Menurut Soepardi (1983), Latosol terbentuk dari proses latosolisasi, proses ini berlangsung begitu intensif dan pencucian yang terjadi sempurna sehingga oksida-oksida liat yang terbentuk mempunyai jumlah basa yang dapat dipertukarkan sangat sedikit.

Kandungan P-tersedia dalam Latosol yang tergolong rendah diduga karena adanya retensi P oleh ion-ion Al dan Fe maupun fiksasi P oleh oksida/hidroksida Al dan Fe yang umum terdapat pada Latosol. Menurut Ahmed et al. (2008), pada tanah masam sebagian besar unsur P dalam tanah dijerap oleh ion-ion Al dan Fe serta oksida-oksida Fe dan Al.

Karakteristik Pupuk Fosfat Alam

Berdasarkan SNI 02–3776–2005 mengenai Spesifikasi Persyaratan Mutu Fosfat Alam untuk Pertanian (BSN 2005) (Lampiran 3), karakteristik fosfat alam yang digunakan termasuk fosfat alam dengan mutu A dengan kadar unsur hara fosfor sebagai P2O5 total sebesar 27.32% dan P2O5 larut dalam asam sitrat 2%

(30)

10

Tabel 3 Hasil Analisis Pupuk Fosfat Alam

No. Uraian Satuan Kadar

Pengaruh Pupuk Fosfat Alam terhadap Sifat Kimia Tanah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat alam berpengaruh nyata terhadap pH tanah (Lampiran 4). Rataan dan uji lanjut hasil pengukuran pH tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Gambar 1.

(31)

11 dapat menetralkan ion H+ dalam larutan tanah, sehingga dapat menurunkan kemasaman tanah dan keracunan Al pada tanah-tanah masam (liming effect).

Dalam proses pelarutan, fosfat alam akan melepaskan anion-anion seperti HCO3-. Anion tersebut kemudian akan mengikat kation H+ sehingga jumlah H+

Ion Ca2+ yang dihasilkan dari proses pelarutan fosfat alam dapat melepaskan ion H+ dari kompleks jerapan. Selanjutnya anion HCO3- akan bereaksi dengan H+

melalui reaksi sebagai berikut (Coto et al. 2012):

HCO3- + H+ CO2 + H2O

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan Al-dd tanah (Lampiran 5). Rataan hasil pengukuran kandungan Al-dd tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Al-dd Tanah Gambar 2 menunjukkan bahwa penurunan Al-dd sebesar 10% terjadi pada perlakuan standar namun relatif sama sampai perlakuan P 125%, kemudian menurun kembali sebesar 30% pada pada perlakuan P 150%. Kecenderungan penurunan kandungan Al-dd tanah pada petak dengan perlakuan standar maupun pemberian fosfat alam berhubungan dengan peningkatan pH tanah (Tabel 2).

(32)

12

Semakin tinggi nilai pH tanah, maka semakin rendah kandungan Al-dd dalam tanah. Peningkatan pH tanah mengakibatkan ion Al3+ menjadi tidak aktif karena membentuk Al(OH)3 yang bersifat sukar larut. Menurut Brown et al.(2008)

meningkatnya nilai pH tanah akan menurunkan kelarutan ion Al3+. Hasil penelitian Noor (2008) menunjukkan bahwa kelarutan Al dalam tanah berhubungan dengan pH tanah, pemberian fosfat alam yang meningkatkan pH tanah dari 5.09 menjadi 5.23 dapat menurunkan kelarutan Al dalam tanah sebesar 9.9%.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan P-tersedia dalam tanah (Lampiran 6). Rataan hasil pengukuran kandungan P-tersedia dalam tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada P-tersedia Tanah Gambar 3 menunjukkan bahwa meskipun secara statistik tidak berpengaruh nyata namun P-tersedia tanah cenderung meningkat dengan meningkatnya dosis pupuk fosfat alam. Hal ini disebabkan oleh sumbangan P dari fosfat alam yang terlarut di dalam tanah. Selain itu, peningkatan P-tersedia ini disebabkan oleh pengaruh tidak langsung dari peningkatan pH tanah dan penurunan kandungan Al-dd tanah akibat pemberian fosfat alam (Gambar 1 dan 2). Dengan meningkatnya pH tanah maka kelarutan ion-ion Al dan Fe akan menurun, sehingga jumlah fosfor yang dapat diretensi menurun dan P-tersedia dalam tanah meningkat. Meningkatnya P-tersedia dalam penelitian ini akibat perlakuan fosfat alam juga didukung oleh hasil penelitian Djuniwati et al. (2007) yang menunjukkan bahwa peningkatan dosis fosfat alam sebesar 20 ppm P mampu meningkatkan P-tersedia tanah sebesar 3.27 ppm P.

(33)

13 memiliki kelarutan lebih tinggi dibandingkan pupuk fosfat alam sehingga kandungan P-tersedia dari perlakuan Std 100% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang diberikan pupuk fosfat alam. Menurut Kasno et al. (2010), fosfat alam bersifat slow release atau lambat menyediakan P untuk tanah dibandingkan pupuk TSP.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan N-total (Lampiran 7) dan K-dd (Lampiran 8) dalam tanah. Rataan hasil pengukuran kandungan N-total dan K-dd dalam tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Gambar 4.

(a) (b)

Gambar 4 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan N-total (a) dan K-dd (b) dalam Tanah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat alam berpengaruh nyata terhadap kandungan Ca-dd dalam tanah, namun tidak berpengaruh nyata pada kandungan Mg-dd dalam tanah (Lampiran 8). Rataan hasil pengukuran kandungan Ca-dd dan Mg-dd dalam tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa petak perlakuan dengan pemberian fosfat alam memiliki kandungan Ca-dd lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol. Kandungan Ca-dd tertinggi terjadi pada perlakuan Std 25% + P 75% dan terendah pada perlakuan kontrol. Gambar 5 menunjukkan pula bahwa antar petak dengan perlakuan pemberian fosfat alam, kandungan Ca-dd semakin meningkat seiring meningkatnya dosis pupuk fosfat alam yang diberikan. Selain itu, Gambar 5 menunjukkan bahwa petak dengan perlakuan pemberian fosfat alam cenderung memiliki kandungan Mg-dd lebih tinggi dibandingkan dengan petak perlakuan kontrol. Kandungan Mg-dd tertinggi terjadi pada perlakuan Std 25% + P 75% dan terendah pada perlakuan kontrol.

(34)

14

(a) (b)

Gambar 5 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan Ca-dd (a), dan Mg-dd (b) dalam Tanah

Peningkatan kandungan Ca-dd pada petak dengan perlakuan pemberian fosfat alam dibandingkan perlakuan kontrol diduga disebabkan oleh sumbangan Ca dalam fosfat alam yang larut dan dijerap oleh koloid tanah. Proses pelarutan fosfat alam akan melepaskan kation-kation seperti Ca2+ sehingga semakin tinggi dosis pupuk fosfat alam yang diberikan, kandungan Ca-dd dalam tanah semakin meningkat. Menurut Danso et al. (2010) fosfat alam sesuai digunakan pada tanah dengan pH masam (pH <6), hal ini dikarenakan pupuk fosfat alam memiliki kandungan Ca yang cukup tinggi (sekitar 24-33%).

Pengaruh Pupuk Fosfat Alam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah

(35)

15 Tabel 4 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap produksi (bobot biji, BKM berangkasan, dan persetase polong penuh) tanaman kacang tanah (Lampiran 10, 11, 12, dan 13). Rataan hasil pengukuran produksi (bobot biji, BKM berangkasan, dan persetase polong penuh) tanaman kacang tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Tabel 5.

(36)

16

Gambar 6 Gambar Perbandingan Polong dan Biji Kacang Tanah

Peningkatan persentase polong penuh tanaman kacang tanah pada petak dengan perlakuan pemberian fosfat alam diduga disebabkan oleh meningkatnya kandungan P-tersedia (Gambar 3) dan Ca-dd tanah (Gambar 5). Hasil ini didukung oleh peningkatan kadar dan serapan P serta Ca-tanaman (Tabel 6). Menurut Adisarwanto (2000), unsur P dan Ca merupakan hara yang paling menentukan tingkat pembentukan biji dan kebernasan polong kacang tanah. Oleh karena itu, meningkatnya kandungan P-tersedia dan Ca-dd tanah, meningkatkan pula persentase polong penuh tanaman kacang tanah.

Selain itu, meningkatnya pertumbuhan dan persentase polong penuh tanaman kacang tanah pada petak dengan perlakuan pemberian fosfat alam dikarenakan membaiknya keadaan sifat kimia tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti meningkatnya pH, menurunnya kadar Al-dd, dan meningkatnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah (Gambar 1, 2, dan 3) sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Menurut Hardjowigeno (2007), membaiknya faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan meningkatkan pertumbuhan akar tanaman sehingga pertumbuhan tanamanpun meningkat. Semakin tinggi dosisi pupuk fosfat alam yang diberikan, semakin tinggi pula serapan P oleh tanaman (Tabel 6). Menurut Leiwakabessy et al. (2003), P terlarut diserap tanaman dan mendorong pertumbuhan akar tanaman yang menyebabkkan volume jaringan tanaman menjadi lebih lebar (Leiwakabessy et al.

2003). Pendapat inipun didukung oleh Gonggo dan Yuni (2006), meningkatnya ketersediaan P dalam tanah dapat merangsang pertumbuhan perakaran tanaman, berat bahan kering, berat biji, mempercepat kematangan serta meningkatkan daya tahan terhadap serangan oleh cendawan.

Pengaruh Pupuk Fosfat Alam terhadap Kandungan Unsur Hara dan Serapan P dalam Tanaman Kacang Tanah

(37)

17 kacang tanah (Lampiran 17), namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar P (Lampiran 14) dan Mg tanaman kacang tanah (Lampiran 15). Rataan hasil pengukuran kadar P, Mg, Ca, dan serapan P tanaman kacang tanah dari perlakuan pupuk fosfat alam disajikan pada Tabel 6.

Meskipun secara statistik pemberian pupuk fosfat alam tidak berpengaruh nyata terhadap kadar Mg tanaman kacang tanah, namun Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan Std 50% + P 50% memiliki kadar Mg paling tinggi diantara perlakuan lainnya. Rendahnya kadar Mg dalam tanaman kacang tanah diduga karena rendahnya kandungan Mg dalam tanah (Gambar 5). Selain itu, meskipun pemberian pupuk fosfat alam tidak nyata meningkatkan kadar P tanaman kacang tanah, namun Tabel 6 menunjukkan bahwa kadar P tanaman kacang tanah semakin meningkat seiring meningkatnya dosis pupuk fosfat alam yang diberikan. Tabel 6 Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan P, Mg, Ca dan

Serapan P dalam Tanaman Kacang Tanah

Perlakuan P Mg Ca Serapan P

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

(38)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pupuk fosfat alam berpengaruh nyata pada peningkatan pHdan kandungan Ca-dd Latosol Darmaga, serta kadar Ca dan serapan P tanaman kacang tanah.

2. Pengaruh pupuk P baik fosfat alam maupun SP-36 tidak berbeda nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah, namun pertumbuhan dan persentase polong penuh tanaman kacang tanah yang diberi pupuk fosfat alam (87.76%-90.01%) cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan standar (86.51%) dan kontrol (84.86%).

Saran

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2005. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ahmed MF, Kennedy IR, Choudhury ATMA, Kecskes ML, and Deaker R. 2008. Phosphorus adsorption in some Australian soils and influence of bacteria on the desorption of phosphorus. Communications in Soil Science and Plant Analysis. 39:1269-1294.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2005. Pupuk Fosfat Alam untuk Pertanian. Jakarta: BPS.

Brown TT, Koening RT, Huggins DR, Harsh JB, and Rossi RE. 2008. Lime effects on soil acidity, crop yield, and aluminum chemistry in direct-seeded cropping systems. Soil Fertility and Plant Nutrition. 72(3):634-640.

Chien SH. 1992. Reactions of phosphate rock with acid soils of the humid tropics. Proc. Phosphate Sources for Acid Soil in the Humid Tropics of Asia.

Workshop; 1990 Nov 6-7; Kuala Lumpur, Malaysia. hlm 18-29.

Coto B, Martos C, Pena JL, Rodriguez R, and Pastor G. 2012. Effects in the solubility of CaCO3: experimental study and model description. Fluid

Phase Equilibria. 324:1-7.

Danso I, Nuertey BN, and Asamoah TEO. 2010. The effect of rock phosphate on soil nutrient dynamics, growth, development and yield of oil palm in the semi deciduous forest zone of Ghana. Journal of Science and Technology. 30(1):30-44.

Djuniwati S, Pulunggono HB, dan Suwarno. 2007. Pengaruh pemberian bahan organik (Centrosema pubescens) dan fosfat alam terhadap aktivitas fosfatase dan fraksi P tanah Latosol di Darmaga, Bogor. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 9(1):10-15.

Gonggo H dan Yuni I. 2006. Peran pupuk N dan P terhadap serapan N, efisiensi N dan hasil tanaman jahe di bawah tegakan tanaman karet. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8(1):61-68.

Hardjowigeno S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo.

_______________. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hill M. 2003. Dictionary of Geology and Mineralogy Second Edition. New York: The McGraw-Hill Companies Inc.

Kasno A. 2006. Prospek pengembangan kacang tanah di lahan kering masam dan lahan pasang surut. Buletin Palawija. No 11.

Kasno A, Sudirman, dan Sutriadi MT. Efektivitas beberapa deposit fosfat alam Indonesia sebagai pupuk sumber fosfor terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tanah Ultisols. Jurnal Littri. 16(4):165-171.

(40)

20

Publisher.

Leiwakabessy FM dan Sutandi A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Leiwakabessy FM, Wahjudin, dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Noor A. 2008. Perbaikan sifat kimia tanah lahan kering dengan fosfat alam, bakteri pelarut fosfat dan pupuk kandang untuk meningkatkan hasil kedelai.

Jurnal Tanah Tropika. 13(1):49-58

[PPT] Pusat Penelitian Tanah. 1983. Jenis dan macam tanah di Indonesia untuk keperluan survey dan pemetaan tanah daerah transmigrasi. Bogor: Pusat Penelitian Tanah.

Rochayati S, Teddy M, dan Kasno A. 2009. Pemanfaatan fosfat alam untuk lahan kering masam. Di dalam: Fosfat Alam: Pemanfaatan Pupuk Fosfat Alam Sebagai Sumber Pupuk P. 2009. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian.

Rukmana R. 1998. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Sahrawat KL, Abekoe MK, and Diatta S. 2001. Application of inorganic phosphorus fertilizer. Soil Science Society of America. 58:225-246.

Samadi A. 2006. Contribution of inorganic phosphorus fractions to plant nutriton in alkaline calcareous soils. Journal of Agriculture Science and Technology. 8:77-89.

Sediyarso. 1999. Fosfat Alam sebagai Bahan Baku dan Pupuk Fosfat. Bogor: Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tan KH. 2008. Soils in the Humid Tropics and Monsoon Region of Indonesia. New York: CRC Press.

_________. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. H.G. Didiek, penerjemah; Bostang R, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari:

Principles of Soil Chemistry.

Tuherkih E dan A Dariah. 2009. Pemupukan fosfat alam terhadap tanaman jagung pada Inceptisols. Makalah pada Seminar dan Lokakarya Nasional Inovasi Sumberdaya Lahan, 24-25 November 2009. Bogor.

(41)
(42)

22

Lampiran 1 Deskripsi Kacang Tanah Varietas Singa (Adisarwanto 2005) Dilepas tahun : 4 Nopember 1998

SK. Mentan : 876/Kpts/TP. 240/11/98

Nomor induk : 1227

Nomor galur : GH 1697

Asal : Seleksi massa + dari varietas

lokal asal Peru, introduksi dari ICRISAT, India dengan nama ICG 1697.

Daya hasil : 1.0–4.5 t/ha polong kering Hasil rata-rata : 2.60 t/ha polong kering Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau

Warna bunga : Kuning

Warna ginofor : Hijau

Warna biji : Rose (merah muda)

Bentuk polong : Tidak berpinggang Lukisan jaring (kulit) : Jelas

Bentuk tanaman : Tegak

Bentuk biji : Persegi

Jumlah polong/tanaman : 15–20 buah Jumlah biji/polong : 3–4 biji Umur berbunga : 28–31 hari Umur panen : 90–95 hari Bobot 100 biji : 35–40 g Kadar protein : 21.5%

Kadar lemak : 43.0%

Ketahanan thd penyakit : - Toleran penyakit layu

- Tahan karat daun dan agak tahan bercak daun Keterangan : Toleran kekeringan,

(43)

23 Lampiran 2 Kriteria Penilaian Analisis Tanah (PPT 1983)

Sangat masam Masam Agak masam Netral Agak alkalis Alkalis pH H2O <4.5 4.5-5.5 5.5-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 >8.5

Sifat Tanah Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat Tinggi

C-Organik (%) < 1.00 1.00 - 2.00 2.01- 3.00 3.01 - 5.00 > 5.00 Nitrogen (%) < 0.10 0.10 - 0.20 0.21 -0.50 0.51 - 0.75 > 0.75

C/N < 5 5 – 10 11 – 15 16 – 25 > 25

P2O5 HCl

(mg/100g) < 10 10 – 20 21 – 40 41 – 60 > 60

P2O5 Bray-1 (ppm) < 10 10 – 15 16 – 25 26 – 35 > 35

P2O5 Olsen (ppm) < 10 10 – 25 26 – 45 46 – 60 > 60

K2O HCl 25%

(mg/100g) < 10 10 – 20 21 – 40 41 – 60 > 60

KTK (me/100g) < 5 5 – 16 17 – 24 25 – 40 > 40

Susunan Kation :

K (me/100g) < 0.1 0.1 - 0.2 0.3 - 0.5 0.6 - 1.0 > 1.0

Na (me/100g) < 0.1 0.1 - 0.3 0.4 - 0.7 0.8 - 1.0 > 1.0

Mg (me/100g) < 0.4 0.4 -1.0 1.1 - 2.0 2.1 - 8.0 > 8.0

Ca (me/100g) < 0.2 2 – 5 6 -10 > 20

Kejenuhan Basa

(%) < 20 20 – 35 36 – 50 51 – 70 > 70

(44)

24

Lampiran 3 Spesifikasi Persyaratan Mutu Fosfat Alam untuk Pertanian Berdasarkan SNI 02–3776–2005 (BSN 2005)

No. Uraian Satuan Persyaratan

Mutu A Mutu B Mutu C Mutu D

1. Kadar unsur hara fosfor sebagai P2O5

Total %b/b Min 28% Min 24% Min 14% Min 10%

Larut dalam asam sitrat 2% %b/b Min 7% Min 6% Min 3.5% Min 2.5%

2. Kadar air %b/b Maks 5% Maks 5% Maks 5% Maks 5%

3. Kehalusan

Kehalusan lolos 80 mesh Tyler %b/b Min 50% Min 50% Min 50% Min 50%

Kehalusan lolos 25 mesh Tyler %b/b Min 80% Min 80% Min 80% Min 80%

4. Cemaran Logam:

Cadmium (Cd) ppm Maks 100 Maks 100 Maks 100 Maks 100

Timbal (Pb) ppm Maks 500 Maks 500 Maks 500 Maks 500

Raksa (Hg) ppm Maks 10 Maks 10 Maks 10 Maks 10

5. Cemaran Arsen (As) ppm Maks 100 Maks 100 Maks 100 Maks 100

(45)

25 Lampiran 4 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk fosfat Alam pada pH Tanah Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.017 0.006 1.560 0.234 tn

Dosis 6 0.523 0.087 23.430 <0.0001**

Galat 18 7.392 0.411

Total 27 7.932

Lampiran 5 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Al dapat dipertukarkan dalam Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.240 0.080 1.200 0.338 tn

Dosis 6 0.194 0.324 0.490 0.810 tn

Galat 18 1.200 0.067

Total 27 1.634

Lampiran 6 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada P-tersedia dalam Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 2.497 0.832 2.030 0.146 tn

Dosis 6 2.902 0.484 1.180 0.361tn

Galat 18 7.392 0.411

Total 27 13

Lampiran 7 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada N-total dalam Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.001 0.000 0.430 0.736 tn

Dosis 6 0.002 0.000 0.600 0.728 tn

Galat 18 0.012 0.001

(46)

26

Lampiran 8 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan Basa-Basa dalam Tanah

Kandungan K-dd dalam Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.001 0.0004 1.15 0.357 tn

Dosis 6 0.001 0.0002 0.59 0.731 tn

Galat 18 0.008 0.0004

Total 27 0.01

Kandungan Ca-dd dalam Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.138 0.046 0.32 0.813 tn

Dosis 6 1.368 0.228 1.57 0.214 tn

Galat 18 2.62 0.398

Total 27 4.126

Kandungan Mg-dd dalam Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 4.155 1.385 3.48 0.038*

Dosis 6 1.327 0.221 0.56 0.759 tn

Galat 18 7.161 0.398

(47)

27 Lampiran 9 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Tinggi

Tanaman Kacang Tanah

Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada 4 MST

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.688 0.229 0.22 0.881 tn

Dosis 6 7.529 1.255 1.2 0.349 tn

Galat 18 18.762 1.042

Total 27 26.979

Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada 6 MST

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 18.553 6.184 1 0.417 tn

Dosis 6 24.58 4.096 0.66 0.683 tn

Galat 18 111.725 6.207

Total 27 154.858

Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada 8 MST

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 44.448 14.816 2.52 0.091 tn

Dosis 6 16.664 2.777 0.47 0.820 tn

Galat 18 1106 5.889

Total 27 1167.11

Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada 10 MST

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 1593.69 531.229 32.12 <0.0001*

Dosis 6 46.107 7.684 0.46 0.825 tn

Galat 18 297.742 16.541

Total 27 1937.54

Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada 12 MST

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 61.625 20.542 1.07 0.388 tn

Dosis 6 64.889 10.815 0.56 0.756 tn

Galat 18 347.075 19.282

(48)

28

Lampiran 10 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Bobot Polong Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 2857.143 952.381 0.350 0.793 tn

Dosis 6 16785.714 2797.619 1.010 0.447 tn

Galat 18 49642.857 2757.937

Total 27 69285.714

Lampiran 11 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Bobot Biji Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 2730.691 910.230 1.100 0.376 tn

Dosis 6 3862.070 643.678 0.780 0.599 tn

Galat 18 14927.228 829.290

Total 27 21519.989

Lampiran 12 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada BKM Berangkasan

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 203.483 67.828 0.400 0.752 tn

Dosis 6 1563.215 260.536 1.550 0.218 tn

Galat 18 3017.186 167.621

Total 27 4783.883

Lampiran 13 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Alam pada Persentase Bobot Polong Penuh Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 50.696 16.898 1.270 0.316 tn

Dosis 6 65.121 10.853 0.810 0.574 tn

Galat 18 240.310 167.621

(49)

29 Lampiran 14 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kadar P

Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.0008 0.0003 0.810 0.506 tn

Dosis 6 0.0023 0.0004 1.210 0.345 tn

Galat 18 0.006 0.0003

Total 27 0.009

Lampiran 15 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kadar Mg Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.064 0.021 2.790 0.071 tn

Dosis 6 0.044 0.007 0.960 0.482 tn

Galat 18 0.139 0.008

Total 27 0.247

Lampiran 16 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kadar Ca Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 0.167 0.056 1.790 0.184 tn

Dosis 6 0.282 0.047 1.510 0.230 tn

Galat 18 0.559 0.031

Total 27 1.007

Lampiran 17 Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Serapan P Tanaman Kacang Tanah

Sumber Derajat Jumlah Derajat F-Hitung Pr>F

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah

Ulangan 3 3.684 1.228 2.050 0.142 tn

Dosis 6 8.457 1.409 2.360 0.074 tn

Galat 18 10.766 0.598

(50)

30

(51)

31 Lampiran 19 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Basa-Basa dalam Tanah

(52)

32

Lampiran 20 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Perlakuan Ulangan Tinggi Tanaman (cm)

(53)

33 Lampiran 21 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Produksi Tanaman

Perlakuan Ulangan Bobot Polong Kacang

(g/tanaman) (g/tanaman) (g/tanaman) (%)

(54)

34

Lampiran 22 Pengaruh Pupuk Fosfat Alam pada Kandungan Unsur Hara dalam Tanaman Kacang Tanah

Perlakuan Ulangan P Ca Mg Serapan P

(55)

35 Lampiran 23 Gambar Tinggi Tanaman pada Umur 12 MST

Kontrol Standar 100% Std 50% + P 50%

Standar 25% + P 75% P 100% P 125%

(56)

36

Lampiran 24 Gambar Berangkasan Tanaman Kacang Tanah

(57)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 4 September 1990 dari pasangan Solehuddin dan Nia Kurnia. Penulis adalah putri kedua dari lima bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 6 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.

(58)

ABSTRAK

ARTIKA SOLEHA. Perbaikan Sifat Kimia Tanah Masam, Produksi, dan Serapan P Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) dengan Pemberian Pupuk Fosfat Alam. Dibimbing oleh LILIK TRI INDRIYATI dan SRI DJUNIWATI.

Potensi sumberdaya lahan Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki wilayah lahan kering seluas 148 juta ha. Variasi iklim, terutama curah hujan yang relatif tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat pencucian basa-basa di dalam tanah cukup intensif sehingga kandungan basa-basa rendah, tanah menjadi masam, dan kekurangan berbagai unsur hara. Sekitar 102.8 juta ha atau 69.5% dari total lahan kering di Indonesia merupakan lahan kering masam. Dalam pemanfaatan tanah masam untuk usaha pertanian dihadapkan beberapa kendala, antara lain kahat P. Hal ini dikarenakan ion P dijerap oleh berbagai komponen tanah, seperti ion-ion Fe dan Al, dan hidro oksida Fe dan Al. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan fosfat alam pada tanah masam. Keuntungan penggunaan fosfat alam sebagai pupuk P karena kelarutan fosfat alam yang tinggi pada tanah masam. Oleh karena itu, fosfat alam sesuai digunakan sebagai sumber pupuk P pada tanah masam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk fosfat alam dalam memperbaiki sifat kimia tanah, produksi, dan serapan P tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) pada Latosol (Oxyc dytropept) Darmaga. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan faktor tunggal, yaitu dosis pupuk P. Sumber pupuk P pada penelitian ini yaitu fosfat alam dan SP-36. Perlakuan dosis Pupuk P yang diberikan yaitu 0% (perlakuan kontrol), Std 100%, Std 50% + P 50%, Std 25% + P 75%, P 100%, P 125%, dan P 150%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk fosfat alam meningkatkan pH, Ca-dd tanah, serta kadar Ca dan serapan P tanaman kacang tanah. Pengaruh pupuk P (SP-36 dan fosfat alam) tidak berbeda nyata dalam meningkatkan pertumbuhan kacang tanah, bobot polong kacang tanah, bobot biji kacang tanah, dan persentase polong kacang penuh. Namun perlakuan pupuk P dari fosfat alam menghasilkan persentase polong kacang penuh (87.76%-90.01%) lebih tinggi daripada perlakuan standar (86.51%).

(59)
(60)

ABSTRACT

ARTIKA SOLEHA. Improvements of Soil Chemistry Characteristic of Acid Soil, Yield, and P-uptake of Groundnut Plant (Arachis hypogaea) by adding Rock Phosphate Fertilizer. Supervised by LILIK TRI INDRIYATI and SRI DJUNIWATI.

Potential of land resources in Indonesia is very large. Indonesia has 148 million ha of upland. Climate variation, specifically precipitation in most areas of Indonesia is relatively high therefore leaching of bases in the soil mostly high. It causes the low content of bases in soil, and then the soil become acid and have nutrients deficiency. About 102.8 million ha or 69.5 % of the total upland in Indonesia have acid soil. The utilization of acid soil for agriculture have several problems such as P-deficiency. It is due to the phosphate ions is adsorbed by the various component in the soil, such as Fe and Al ions, and Fe and or Al hydrous oxide. One of the efforts to overcome the P-deficiency is to apply rock phosphate into acid soil. The use of rock phosphate as fertilizer because highly soluble in the acid soil condition. Therefore, rock phosphate is appropriate as a source of P fertilizer in acid soil. The objectives of this research were to study the effect of rock phosphate fertilizer on the improvement acid soil quality, on groundnut yield, and P uptake of groundnut plant (Arachis hypogaea) in Latosol (Oxyc dytropept) Darmaga, Bogor. The experimental design was used is a randomized complete block design with one factor, that is dosage of phosphate fertilizers. Phosphate Fertilizer used in this experiment were rock phosphate and SP-36. Phosphate fertilizer dosages were: 0% (as a control treatment), Std 100%, Std 50% + P 50%, Std 25% + P 75%, P 100%, P 125%, and P 150%. The results of the study showed that rock phosphate fertilizer significantly increased the soil pH, exchangeable Ca, the uptake of Ca and P of groundnut plant. The phosphate fertilizer treatments were not increase significantly different in the growth, weight of pod, weight of seed, and percentage of full pod. However, the rock phosphate treatments resulted the percentage of full pod (87.76%-90.01%) was higher than standard fertilizer treatment (86.51%).

(61)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi sumberdaya lahan Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki wilayah daratan sekitar 188.2 juta ha, terdiri atas 148 juta ha lahan kering dan sisanya berupa lahan basah termasuk lahan rawa (gambut, pasang surut, lebak) dan lahan yang sudah menjadi sawah permanen (Rochayati et al. 2009).

Variasi iklim terutama curah hujan yang relatif tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat pencucian basa-basa di dalam tanah cukup intensif, sehingga kandungan basa-basa rendah, tanah menjadi masam, dan kekurangan berbagai unsur hara. Rochayati (2009) menyatakan bahwa seluas 102.8 juta ha atau sekitar 69.5% dari total lahan kering di Indonesia, merupakan lahan kering masam.

Dalam pemanfaatan lahan kering masam untuk usaha pertanian dihadapkan beberapa kendala. Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Hal ini dikarenakan pada tanah masam sebagian besar ion P dijerap oleh berbagai komponen tanah, seperti ion-ion Fe dan Al, dan oksida/hidroksida Fe dan Al. Ada beberapa usaha untuk memecahkan masalah kahat unsur P pada tanah masam. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan fosfat alam pada tanah masam. Fosfat alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk beberapa jenis batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup signifikan, atau nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur kimianya.

Fosfat alam mempunyai tingkat kelarutan tinggi pada kondisi masam. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004), kelarutan fosfat alam akan meningkat dengan meningkatnya kemasaman tanah, dan efektif digunakan pada tanah dengan retensi serta fiksasi P yang tinggi. Oleh karena itu fosfat alam sesuai apabila digunakan sebagai sumber pupuk P pada tanah masam.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tuherkih dan Dariah (2009) menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam meningkatkan pH dan P-tersedia tanah. Selain itu, hasil penelitian Danso et al. (2010) menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam dapat meningkatkan kandungan basa-basa dalam tanah, serta produksi tanaman kelapa sawit. Fosfat alam mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan sumber P yang mudah larut seperti SP-36 sehingga penggunaan fosfat alam sebagai sumber pupuk P dapat meningkatkan efisiensi pupuk pada tanah masam.

Tujuan Penelitian

(62)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Fosfat Alam

Fosfat alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk beberapa jenis batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup signifikan, atau nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur kimianya. Banyak jenis batuan mempunyai komponen yang mengandung fosfat, akan tetapi batuan yang mengandung sejumlah fosfat yang mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan tambang atau bijih tambang tidak banyak dijumpai (Rochayati et al. 2009).

Definisi fosfat alam menurut American Geological Institute adalah batuan sedimen yang tersusun terutama oleh mineral fosfat (Hill 2003). Berdasarkan proses-proses pembentukannya fosfat alam dapat dibedakan atas tiga:

1. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit. Apatit dapat dibedakan atas

Chlorapatite (Ca3(PO4)2)3∙CaCl2) dan Fluor apatite (Ca3(PO4)2)3∙CaF2).

2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan lingkungan yang tenang. Fosfat alam terbentuk di laut dalam bentuk calcium phosphate yang disebut

phosphorit. Bahan endapan ini dapat diketemukan dalam endapan yang berlapislapis hingga ribuan milpersegi. Elemen P berasal dari pelarutan batuan, sebagian P diserap oleh tanaman dan sebagian lagi terbawa oleh aliran ke laut dalam.

3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping akibat pengaruh air hujan dan air tanah.

Di alam terdapat sekitar 150 jenis mineral fosfat dengan kandungan P sekitar 1-38% P2O5, sebagian fosfat alam ditemukan dalam bentuk apatit. Pada

umumnya deposit fosfat alam berasal dari batuan sedimen dalam bentuk karbonat fluoroapatit yang disebut francolite (Ca10-x-yNaxMgy(PO4)6-z(CO3)zF0,4zF2),

sedangkan deposit berasal dari batuan beku dan metamorfik biasanya dalam bentuk fluorapatit (Ca10(PO4)6F2) dan hidroksi apatit (Ca10(PO4)6(OH)2). Adapun

deposit yang berasal dari ekskresi burung dan kelelawar (guano) umumnya ditemukan dalam bentuk karbonat hidroksi apatit (Ca10(PO4,CO3)6(OH)2). Mineral

lain seperti kuarsa, kalsit, dan dolomit umumnya juga ditemukan dalam mineral apatit sebagai secondary mineral.

Selain fosfat dan karbonat, di dalam batuan fosfat alam terkandung berbagai unsur seperti Ca, Mg, Al, Fe, Si, Na, Mn, Cu, Zn, Mo, dan B. Unsur utama di dalam fosfat alam antara lain P, Al, Fe, dan Ca. Secara kimia, fosfat alam dapat dikatagorikan menjadi fosfat alam dengan dominasi Ca-P atau Al-P dan Fe-P sedangkan unsur lain merupakan unsur ikutan yang bermanfaat dan sebagian lain kurang bermanfaat bagi tanaman.

(63)

3

et al. 2001).

Fosfat alam mempunyai tingkat kelarutan tinggi pada kondisi masam, oleh karena itu sangat sesuai apabila digunakan sebagai sumber pupuk P pada lahan kering masam seperti Ultisol, Oxisol dan sebagian Inceptisol, dan kurang sesuai digunakan pada tanah bereaksi netral dan alkalin. Kelarutan fosfat alam akan meningkat dengan meningkatnya kemasaman tanah, dan pada tanah dengan fiksasi P tinggi (Leiwakabessy dan Sutandi 2004).

Fosfat alam mempunyai efek residu jangka panjang karena mempunyai sifat slow release, oleh karena itu pemberian fosfat alam dapat diberikan sekaligus pada saat tanam dan dapat digunakan hingga beberapa musim berikutnya ion dari asam fosfat terikat dengan ikatan ester (ester linked) sedangkan sisa dari ion hidrogen, seluruhnya atau sebagian digantikan oleh ion logam. Kedua bentuk fosfor ini merupakan sumber P yang penting untuk tanaman.

Fosfor organik tanah dijumpai dalam bentuk asam nukleat, inositol fosfat, dan fosfolipid. Sedangkan fosfat anorganik dibedakan menjadi empat kelompok utama yaitu kalsium fosfat (Ca-P), aluminium fosfat (Al-P), besi fosfat (Fe-P), dan reductant soluble P (RS-P) atau P larut dalam keadaan tereduksi.

Sumber utama P-anorganik tanah ialah mineral apatit. Mineral ini mengandung 95 % P dan dapat ditemukan pada batuan beku, batuan metamorf dan terutama pada batu kapur. Mineral ini akan semakin berkurang dengan semakin lanjut tingkat pelapukan tanah (Leiwakabessy et al. 2003).

Penyebaran fosfat anorganik tanah dapat digunakan untuk mengukur tingkat pelapukan kimia. Urutan penyebarannya sesuai dengan tingkat hancuran iklim dari tanah yang berumur muda hingga lanjut adalah Ca-P > Al-P > Fe-P > P terselubung. Pada tanah-tanah yang telah mengalami hancuran iklim agak lanjut, sebagian besar P berada dalam bentuk Al-P, kemudian Fe-P, sedangkan Ca-P relatif sedikit. Samadi (2006) berpendapat bahwa bentuk Al-P merupakan bentuk P yang paling penting disamping bentuk P larut dalam air bagi tanaman pada tanah masam. Bentuk Al-P yang mempunyai ketersediaan P yang cukup tinggi tersebut merupakan bentuk Al-P yang baru diendapkan dan mempunyai derajat kristalisasi yang masih rendah.

Peranan Fosfor di Dalam Tanaman

Gambar

Tabel 2  Analisis Awal Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga
Tabel 3  Hasil Analisis Pupuk Fosfat Alam
Gambar 2 menunjukkan bahwa penurunan Al-dd sebesar 10% terjadi pada  perlakuan standar namun relatif sama sampai perlakuan P 125%, kemudian menurun kembali sebesar 30% pada  pada perlakuan P 150%
Gambar 3 menunjukkan bahwa meskipun secara statistik tidak berpengaruh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Staf ahli terdiri dari tenaga ahli yang bertugas membantu direksi dalam menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknik maupun administrasi. Staf ahli

Diversiikasi Energi melalui kebijakan/regulasi, kegiatan, dan/ atau produk nyata secara isik sebagai hasil inovasi dan pengem - bangan teknologi baru yang berdampak besar

Inti dari pengalaman subjektif istri yang menikah dengan proses taaruf pada penelitian ini adalah adanya sikap religiusitas yang dimiliki oleh ketiga

Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis, yang selanjutnya disebut dengan Tunjangan Dokter Pendidik Klinis adalah tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada

Based on our IT experience and expertise since 1987 by becoming an IBM business partner, we have earned a strong reputation in the banking and inancial industry through our

Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah. Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa,

Di sisi lain kemampuan untuk menerapkan strategi bisnis terhadap risiko kredit untuk menghasilkan pendapatan juga terhambat oleh strategi yang telah usang, misalnya proses

Pemberian tunjangan Fisioterapis, Refraksionis Optisien, Terapis Wicara, Okupasi Terapis, Ortotis Prostetis, Teknisi Transfusi Darah dan Teknisi Gigi dihentikan apabila Pegawai