• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keragaman Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) pada Sapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Keragaman Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) pada Sapi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

YOVITA SARI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

KERAGAMAN NUKLEOTIDA RUAS EKSON 4

GEN BRANCHED CHAIN KETOACID DEHYDROGENASE E1-

α

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keragaman Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) pada Sapi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

YOVITA SARI. Keragaman Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) pada Sapi. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan DYAH PERWITASARI. Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase (BCKD) merupakan kompleks enzim yang berperan dalam mengubah asam amino bercabang (leusin, isoleusin, dan valin) menjadi α-keto agar dapat masuk ke siklus Krebs. Defisiensi dari kompleks enzim BCKD akan menyebabkan penyakit Maple Syrup Urine Disease (MSUD). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keragaman nukleotida ruas ekson 4 dari gen BCKDHA pada sapi. Analisis varian gen BCKDHA dilakukan terhadap lima sampel DNA sapi madura, tiga sampel DNA sapi sumba ongole (so), dan tiga sampel DNA sapi peranakan ongole (po) dan perunutan nukleotida dilakukan terhadap produk PCR dengan menggunakan metode sampel DNA pooling. Varian yang ditemukan pada ekson 4, yaitu G36T pada sapi po. Varian ini termasuk substitusi transversi yang mengubah asam glutamat (GAA) menjadi stop kodon (TAA). Varian berikutnya G144C ditemukan pada intron 4 pada sapi madura dan sapi so.

Kata kunci: BCKDHA, ekson 4, varian, DNA pooling, MSUD.

YOVITA SARI. Variability of Exon 4 Nucleotides of Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) Gene on Cattle. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and DYAH PERWITASARI.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

KERAGAMAN NUKLEOTIDA RUAS EKSON 4

GEN BRANCHED CHAIN KETOACID DEHYDROGENASE E1-

α

POLYPEPTIDE (BCKDHA) PADA SAPI

YOVITA SARI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Keragaman Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) pada Sapi

Nama : Yovita Sari NIM : G34090028

Disetujui oleh

Dr Achmad Farajallah Pembimbing I

Dr Dyah Perwitasari Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari-Juni 2013 ini ialah keragaman, dengan judul Keragaman Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) pada Sapi. Penelitian dilaksanakan di laboratorium molekuler, bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Achmad Farajallah dan Ibu Dr Dyah Perwitasari selaku dosen pembimbing, serta Dr Ir Utut Widyastuti, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada keluarga besar zoologi (Mbak Tini, Mbak Ani, Pak Adi, Ibu Maria Ulfah, Kak Wildan, Kak Yanti, Kak Esa, Kak Lora, Kak Vendi, Mbak Kanthi, Kak Bulan, Kak Lili, Kak Rendi, dan Kak Made) yang telah berbagi ilmu dan bimbingan selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya, kepada sahabat seperjuangan (Della Yuniar Windi, Muhamad Abduh, dan Ria Maria Bakrie) atas segala bantuan, nasehat, dan dukungan yang telah diberikan selama penelitian ini, kepada teman-teman Pondok Unyu (Resty, Chipy, Sandra, Ika, Imas, dan Novi), Zuhad Syafril Huda, keluarga besar PSM IPB Agria Swara (khususnya Nadia, Dini, Stefy, Firdha, Esa, Adhit, Wengki, dan Annisa), dan teman-teman biologi angkatan 46 (Nurifah, Dheasinta, dan Surya), angkatan 47, dan 48 yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita semua. Saran dan kritik penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

METODE 2

Sampel 2

Ekstraksi dan Isolasi DNA 2

Amplifikasi gen BCKDHA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) 2

Perunutan Nukleotida Gen BCKDHA 3

Analisis Runutan DNA 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Hasil 3

Pembahasan 5

SIMPULAN 6

DAFTAR PUSTAKA 6

LAMPIRAN 8

(10)

DAFTAR TABEL

1 Hasil pensejajaran nukleotida ekson dan intron 4 gen BCKDHA dari sampel sapi madura, sapi so, dan sapi po terhadap nukleotida gen

BCKDHA Bos taurus (NW1493616) 4

2 Ringkasan hasil translasi protein 5

DAFTAR GAMBAR

1 Hasil amplifikasi ekson dan intron 4 gen BCKDHA dari sampel sapi madura (m), sapi sumba ongole (so), dan sapi peranakan ongole (po) dalam PAGE 6% dengan pewarnaan sensitif perak 3 2 Varian pada ekson 4 yang terjadi pada sampel sapi po dan varian pada

intron 4 yang terjadi pada sapi madura dan sapi so 4

DAFTAR LAMPIRAN

1 Gambar sapi madura (A), sapi sumba ongole (B), dan sapi peranakan

ongole (C) 8

2 Posisi penempelan primer AF320 dan AF321 pada ruas ekson dan

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu hewan ternak dari famili Bovidae. Bangsa sapi lokal di Indonesia antara lain sapi bali, sapi madura, sapi aceh, sapi pesisir, dan sapi peranakan ongole. Ongole murni pertama kali dibawa ke Pulau Sumba yang kemudian dikenal dengan sebutan sumba ongole (so) dan selanjutnya dibawa ke wilayah lain di Indonesia untuk disebarkan. Sapi ongole yang masuk ke pulau Jawa disilangkan dengan sapi lokal jawa membentuk sapi peranakan ongole (po), sedangkan sapi ongole yang masuk ke pulau Madura disilangkan dengan banteng (Bos javanicus) membentuk sapi madura. Sapi madura mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dan toleran terhadap iklim panas/tropik. Ternak sapi madura yang berada di pulau Madura dikelola dengan baik dalam jangka waktu yang panjang (Mohamad et al. 2009) (Lampiran 1).

Mitokondria merupakan organel yang berperan sebagai pusat pembangkitan energi dan pusat metabolisme. Reaksi metabolisme intermediet merupakan fungsi vital organel mitokondria. Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase (BCKD) merupakan kompleks enzim yang berperan dalam metabolisme intermediet siklus Krebs, yaitu mengubah asam amino bercabang (leusin, isoleusin, dan valin) menjadi α-keto agar dapat masuk ke siklus Krebs. Defisiensi dari kompleks enzim BCKD akan menyebabkan penyakit Maple Syrup Urine Disease (MSUD) (Skvorak 2009). Defisiensi dari BCKD ditandai dengan bau sirup maple pada urin dan selaput lendir (di telinga, anus, dan rongga mulut) akibat meningkatnya konsentrasi asam amino bercabang di dalam plasma. Ada tiga penyebab defisiensi dari BCKD yang dilaporkan pada manusia. Penyebab pertama adalah autoantigen dan penyebab kedua anti-mitochondrial antibodies (Friedrich et al. 2012). Peluang terbesar dari dua penyebab pertama adalah akibat akumulasi limbah radikal bebas dari reaksi reduksi-oksidasi sistem pembangkitan energi mitokondria dan dari polutan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa munculnya gejala klinis MSUD berkaitan dengan penuaan (ageing). Penyebab ketiga adalah mutasi genetik (Zhang et al. 1990, Friedrich et al. 2012). Selain itu, mutasi pada gen Branched Chain Ketoacid Dehydrogenase E1-α Polypeptide (BCKDHA) dapat mengubah efisiensi kompleks enzim BCKD menjadi lebih efisien ataupun sebaliknya. Mutasi yang menyebabkan penyakit MSUD adalah perubahan basa C menjadi T pada daerah 5’ ekson 2 dari subunit E1-α gen BCKDHA (Healy 1996). Titik-titik mutasi di luar ekson 2 gen BCKDHA pada sapi belum pernah dilaporkan (Zhang et al. 1990), termasuk mutasi pada ekson 4 dari gen ini.

(12)

2

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman nukleotida ruas ekson 4 dari gen BCKDHA pada sapi.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2013 di Laboratorium Molekuler, Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB).

Sampel

Sampel yang digunakan berjumlah 11, terdiri atas lima sampel darah dan enam sampel DNA sapi. Sampel darah yang digunakan merupakan koleksi Dr Dyah Perwitasari. Sampel darah diperoleh dari lima ekor sapi madura dari Kabupaten Sumenep, Madura yang diperuntukkan sebagai sapi sonok (sapi jinak dan penurut). Sampel DNA terdiri atas tiga sampel DNA sapi sumba ongole (so) dan tiga sampel DNA sapi peranakan ongole (po) yang merupakan koleksi dari Dr Jakaria, Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak, Fakultas Peternakan.

Ekstraksi dan Isolasi DNA

Ekstraksi dan isolasi DNA dilakukan dari koleksi sel-sel darah sapi madura yang disimpan dalam alkohol menggunakan Genomic DNA Mini Kit for Fresh Blood (Geneaid) dengan sedikit modifikasi. Modifikasi yang dilakukan berkenaan dengan penghilangan alkohol dari sampel darah agar tidak menggangu proses ekstraksi selanjutnya.

Amplifikasi gen BCKDHAdengan Polymerase Chain Reaction (PCR)

Amplifikasi nukleotida ruas ekson dan intron 4 gen BCKDHA dilakukan terhadap masing-masing pooled sampel, yaitu lima sampel sapi madura, tiga sampel sapi so, dan tiga sampel sapi po menggunakan primer forward AF320 (5’ -AGGGCCGCATATCCTTCTAC) dan primer reverse AF321 (5’

-CTAATGTAGACCTCGCCTTCTGA) dengan panjang amplikon 224 pb (Lampiran 2).

Reaksi PCR menggunakan taq KAPA2G Fast DNA polymerase beserta bufernya yang mengandung MgCl2 (1,5 mM), campuran dNTP (dATP, dGTP, dCTP, dan dTTP,

(13)

3 Perunutan Nukleotida Gen BCKDHA

Perunutan nukeotida dilakukan terhadap amplikon yang menunjukkan pita tunggal dan tebal di atas gel poliakrilamid. Untuk itu, amplikon dari lima sampel DNA sapi madura, tiga sampel DNA sapi so, dan tiga sampel DNA sapi po masing-masing disatukan (DNA pooling) dan dijadikan cetakan dalam reaksi perunutan nukleotida menggunakan primer yang sama dengan amplifikasi awal. Reaksi perunutan menggunakan metode sequencing big dye terminator yang dilakukan oleh Lembaga Komersial jasa sequencing First Base.

Analisis Runutan DNA

Hasil perunutan dari arah forward dan reverse diedit berdasarkan kromatogram yang dihasilkan oleh mesin elektroforesis sequencing menggunakan program BioEdit versi 7.1.11. Kemudian, keduanya digabung menjadi satu runutan nukleotida. Pengeditan runutan lebih lanjut dilakukan secara manual berdasarkan penyandian menjadi polipeptida. Setelah diedit, runutan nukleotida dari masing-masing sampel sapi tersebut saling disejajarkan menggunakan MEGA versi 5.0.5 (Moleculer Evolutionary Genetics Analysis).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Amplifikasi dan Visualisasi Fragmen DNA

Ekson dan intron 4 gen BCKDHA dari sampel sapi madura, sapi so, dan sapi po berhasil teramplifikasi menggunakan pasangan primer AF320 dan AF321 dalam mesin thermocycler dan terdeteksi dengan PAGE 6% dengan ukuran amplikon sekitar 224 pb yang sesuai dengan desain primer (Gambar 1).

Gambar 1 Hasil amplifikasi ekson dan intron 4 gen BCKDHA dari sampel sapi madura (m), sapi sumba ongole (so), dan sapi peranakan ongole (po) dalam PAGE 6% dengan pewarnaan sensitif perak. Keterangan p= penanda 100 pb.

Analisis Varian Nukleotida Ruas Ekson 4 Gen BCKDHA

(14)

4

forward dan reverse. Hasil perunutan gen BCKDHA, yaitu sepanjang 220 nukleotida, terdiri atas 111 nukleotida ruas ekson 4 dan 109 nukleotida ruas intron 4. Hasil pensejajaran nukleotida ruas ekson 4 dari sampel sapi madura, sapi so, dan sapi po terhadap Bos taurus dengan nomor akses GeneBank NW1493616 menunjukkan bahwa B. taurus, sapi madura, dan sapi so memiliki basa G pada posisi nukleotida ke 36, sedangkan sapi po memiliki varian nukleotida, yaitu basa G dan T. Varian nukleotida berikutnya ditemukan pada intron 4, yaitu basa G dan C pada posisi nukleotida ke 144 pada sampel sapi madura dan sapi so, berbeda dengan B. taurus yang memiliki basa G dan sapi po yang memiliki basa C (Tabel 1).

A B C

Gambar 2 Varian pada ekson 4 yang terjadi pada sampel sapi po (A) dan varian pada intron 4 yang terjadi pada sapi madura (B) dan sapi so (C).

Tabel 1 Hasil pensejajaran nukleotida ekson dan intron 4 gen BCKDHA dari sampel sapi madura, so, dan po terhadap nukleotida gen BCKDHA Bos Taurus (NW1493616) Keterangan: Nomor posisi nukleotida dibaca secara vertikal di tiga baris pertama.

Bagian yang dicetak tebal menunjukkan adanya varian. Translasi Protein

(15)

5

Tabel 2 Ringkasan hasil translasi protein

Keterangan: Nomor posisi asam amino dibaca secara vertikal di tiga baris pertama. Bagian yang dicetak tebal menunjukkan adanya mutasi.

Pembahasan

Amplifikasi dan visualisasi ekson dan intron 4 gen BCKDHA menghasilkan pita yang tebal dan beberapa pita tambahan yang samar-samar. Pita tambahan tersebut merupakan pengotor yang terdeteksi pada gel poliakrilamid setelah pewarnaan perak dan tidak menggangu runutan amplikon. Hal tersebut didukung dengan puncak kromatogram yang jelas dengan jarak antar puncak yang sebagian besar sama. Pewarnaan sensitif perak yang digunakan untuk mendeteksi pita-pita DNA dalam gel poliakrilamid sangat sesuai dengan volume dan konsentrasi sampel yang sangat kecil, yaitu 2 µl [10 ng] (Avise 1994). Hal ini dikarenakan pewarnaan sensitif perak merupakan metode dengan sensitifitas yang sangat tinggi dan cepat dalam mendeteksi pita-pita DNA yang sangat kecil dengan konsentrasi berkisar 10 ng (Byun et al. 2009).

Adanya dua puncak pada kromatogram yang saling tumpang tindih merupakan sebuah data kualitatif yang diharapkan, karena menunjukkan adanya varian pada ekson dan intron 4. Puncak-puncak tersebut merupakan hasil dari pembacaan mesin perunutan PCR dan elektroforesis terhadap sampel yang dijadikan dalam satu tabung (DNA pooling). Secara umum, teknik DNA pooling untuk perunutan merupakan teknik dalam mendeteksi delesi, insersi, dan substitusi nukleotida dikenal sebagai Single Nucleotide Polymorphisms (SNPs). Teknik DNA pooling yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik yang dapat mendeteksi varian pada suatu lokus namun varian tersebut tidak dapat diketahui terjadi pada sampel yang mana. Hal ini karena sampel-sampel tersebut dijadikan dalam satu tabung (pooling) sehingga teknik ini sangat hemat sebagai penanda molekuler dan proses screening pada sampel dapat terjadi secara tepat.

(16)

6

perubahan suatu asam amino menjadi stop kodon prematur, yaitu asam glutamat menjadi stop kodon (Elrod dan Stansfield 2002).

Stop kodon prematur adalah mutasi yang mengakibatkan sel berhenti membaca instruksi genetika pada proses sintesis protein sehingga rantai protein yang dihasilkan tidak sempurna (Elrod dan Stansfield 2002). Ketidaksempurnaan rantai protein yang dihasilkan dapat mempengaruhi pembentukan suatu protein yang fungsional, seperti enzim, sedangkan enzim mempunyai peranan penting dalam kegiatan metabolisme. Defisiensi dan tidak terbentuknya suatu enzim dapat menghambat kegiatan metabolisme, bahkan dapat menyebabkan suatu penyakit, seperti penyakit MSUD.

Titik-titik mutasi di luar ekson 2 gen BCKDHA pada sapi belum pernah dilaporkan (Zhang et al. 1990), termasuk mutasi pada ekson 4 dari gen ini. Healy (1996) melaporkan adanya mutasi pada ekson 2 subunit E1-α gen BCKDHA pada sapi Polled Shothorn dengan metode PCR. Mutasi yang menyebabkan penyakit MSUD adalah perubahan basa C menjadi T pada daerah 5’ ekson 2 dari subunit E1-α gen BCKDHA. Kelainan pada gen BCKDHA penyebab MSUD ditemukan pada individu homozigot resesif karena MSUD termasuk penyakit resesif autosomal (King 2013). Walaupun terjadi mutasi pada ekson 4, namun sapi po dalam penelitian ini belum tentu mengalami kelainan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan kondisi heterozigot pada gen BCKDHA. Penyakit resesif autosomal muncul saat individu memiliki dua kopi gen mutan (homozigot).

SIMPULAN

Perunutan nukleotida ruas ekson dan intron 4 gen BCKDHA pada sapi madura, sapi so, dan sapi po dengan teknik sampel DNA pooling menunjukkan bahwa ekson 4 memiliki varian G36T pada sapi po. Varian berikutnya, yaitu G144C ditemukan pada intron 4 pada sapi madura dan sapi so. Analisis varian menunjukkan bahwa varian G36T menyebabkan perubahan asam amino dari asam glutamat (GAA) menjadi stop kodon (TAA). Perubahan tersebut termasuk mutasi substitusi transversi dan bersifat nonsense.

DAFTAR PUSTAKA

Avise JC. 1994. Molecular Markers, Natural History and Evolution. New York (USA): Chapman & Hall.

Bunik V, Fernie AR. 2009. Metabolic control exerted by the 2-oxoglutarate dehydrogenase reaction: a cross-kingdom comparison of the crossroad between energy production and nitrogen assimilation. Journal Biochemistry. 422:405-421.

Byun SO, Fang Q, Zhou H, Hickford JGH. 2009. An effective method for silver staining DNA in large numbers of polyacrylamide gels. Analytical Biochemistry. 385:174-175.

(17)

7 Friedrich T, Lambert AM, Masino MA, Downes GB. 2012. Mutations of zebrafish dihydrolipoamide branched-chain transacylase E2 results in motor dysfunction and models maple syrup urine disease. Disease Model and Mechanism. 5:248-258.

Healy PJ. 1996. Testing for Undesirable Traits in Cattle: An Australian Perspective. Journal Animal Sciences. 74:917-922.

King MW. 2013. Introduction to Maple Syrup Urine Disease: MSUD. [terhubung berkala] http://themedicalbiochemistrypage.org/msud.php diakses 2013 Agustus 18.

Mohamad K, Olsson M, van Tol HTA, Mikko S, Vlamings BH, Andersson G, Martinez HR, Purwantara B, Paling RW, Colenbrader B et al. 2009. On the origin of Indonesian cattle. PLos ONE. 4:3-4.

Skvorak KJ. 2009. Animal models of maple syrup urine disease. Journal Inheritance Metabolism Disease. 32:8-9.

(18)

8

Lampiran 1 Gambar sapi madura (A), sapi sumba ongole (B), dan sapi peranakan ongole (C)

A

B

C

(19)

9 Lampiran 2 Posisi penempelan primer AF 320 dan AF321 pada ruas ekson dan

intron 4 gen BCKDHA Bos taurus (NW1493616)

1 agggccgcat atccttctac atgaccaact atggcgaaga ggggacacac 51 gtggggagcg cagcagccct ggacgacaca gacctggtgt ttggccagta 101 ccgggaggca ggtacgtcgg aggtcagcca ggccctatga agtggggccc 151 tggatttgtg gtctccgtgg agacaggtca ggctcagtcc cgcctgctca 201 gaaggcgagg tctacattag

(20)

10

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 1992. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bambang Sartono dan Masita Damanik

Penulis lulus dari SMAN 2 Ciputat (SMAN 4 Kota Tangerang Selatan) pada tahun 2009 dan melanjutkan pendidikan di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama masa studi di IPB penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun 2010 sebagai ketua divisi kesejahteraan UKM PSM IPB Agria Swara dan sekretaris divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia (PSDM) Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) IPB, tahun 2011 sebagai bendahara divisi kesejahteraan UKM PSM IPB Agria Swara dan anggota divisi Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) IPB, tahun 2012 sebagai sekretaris sekaligus delegasi Institut Pertanian Bogor dalam Festival Luar Negeri “The 4th International Mission in Art and Culture” di Finlandia, tahun 2013 sebagai ketua divisi sponsorship sekaligus delegasi Institut Pertanian Bogor dalam Festival Luar Negeri “The 5th International Mission in Art and

Culture” serta terlibat dalam beberapa kepanitiaan kegiatan kampus seperti Konser Tahunan 2011 PSM IPB Agria Swara “Harmony and Cacaphony”, Grand Biodiversity, Masa Orientasi dan Informasi Biologi (MORFOLOGI) Angkatan 47, Pesta Sains Nasional 2011, Konser Tahunan 2012 PSM IPB Agria Swara “Chantelier Charms II”, dan Konser Tahunan 2013 PSM IPB Agria Swara “Vocamorphosa”. Penulis pernah meraih penghargaan juara II lomba Paduan Suara Lagu Perjuangan di Universitas Tarumanegara bersama PSM IPB Agria Swara tahun 2010 dan 2011, juara III dan juara favorit lomba akustik SPIRIT FMIPA 2011, juara 3 lomba akustik “The 3rd FORTEX 2011”, Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan IPB, juara III lomba lari esrafet putri SPIRIT FMIPA 2012, juara I lomba akustik “The 4th FORTEX 2012” Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan IPB. Penulis pernah menjadi pengisi acara di beberapa kegiatan kampus dan luar kampus, baik bersama PSM IPB Agria Swara maupun Akustik Biologi 46 (Accoulogy).

Referensi

Dokumen terkait

Keragaman yang dipelajari dalam penelitian ini adalah keragaman ruas ekson 2 – 3 gen BCKDHA terkait pengaruhnya terhadap kendali fungsi pengikatan antar subunit dan