• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Desain Taman Lingkungan Di Perumahan Jakarta Garden City (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Desain Taman Lingkungan Di Perumahan Jakarta Garden City (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)"

Copied!
285
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES DESAIN TAMAN LINGKUNGAN

DI PERUMAHAN JAKARTA

GARDEN CITY

(Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

VIRZA MER MILLANDINA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam skripsi saya yang berjudul:

PROSES DESAIN TAMAN LINGKUNGAN DI PERUMAHAN JAKARTA GARDEN CITY (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

Merupakan gagasan saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun, dengan bimbingan Dosen Pembimbing, kecuali yang dengan jelas rujukannya. Semua data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan telah dinyatakan secara jelas dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka Skripsi ini.

Bogor, Juni 2012

(3)

Design Process of Community Park at Jakarta Garden City Residence (Internship at Oemardi_Zain Landscape Consultant)

Urban development has played a big role in the growth of human needs. It is a well-known fact that urbanization tends to maximize the structure, minimize the open space, and eliminate the nature. These normally develop in the absence of adequate foresight, control, and organization. Such condition would implicate human living and human needs of natural landscape such as an open area of greeneries. A qualified green open space can be created only by making use of a good design and utilizing the right process. This open green area concept would be a definite need especially in a residential area such as Jakarta Garden City (JGC). JGC, as one of the big residential complex in Jakarta, consists of not only houses but also other public facilities such as food market, shopping arcade, hospital, school, golf country club, office area, hotel, and community park. The objective of the project is to create a design of a community park in the middle of urban area that integrates well with the surrounding, especially with the residential area. This community park would serve as a response of open space degradation. Through this internship, the student would have the opportunity to enhance his/her practical knowledge and experience, as well as to improve his/her design process ability and skills in order to create an attitude of professionalism in landscape architecture field. In a more specific details, this internship is also intended to analyze JGC community park design process; to analyze the work culture/ management at Oemardi_Zain Landscape Consultancy; and to identify the endorsers and inhibitors of JGC community park design process. By doing internship at Oemardi_Zain Landscape Consultancy, a consultant with good portfolios and years of experiences, the student would be able to learn much about landscape design process, especially by working on a project design in Jakarta Garden City community park. The internship involves active participation, interview with employees, direct observations on site, and literature study. In this case, the student has completed a landscape design process in designing a qualified open space to fulfill human needs in natural landscape.

(4)

RINGKASAN

VIRZA MER MILLANDINA. Proses Desain Taman Lingkungan di Perumahan Jakarta Garden City (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain). Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR dan FITRIYAH NURUL H. UTAMI.

Kawasan perkotaan seperti Kota Jakarta, terus mengalami perkembangan pembangunan perumahan dari tahun ke tahun. Salah satu wilayah di Kota Jakarta yang mengalami perkembangan ini adalah kawasan perumahan Jakarta Garden City (JGC) yang terletak di Cakung, Jakarta Timur. Kawasan ini memiliki konsep

an ideal township to live, work, play and learn. Selain itu, kawasan ini juga mengusung hunian modern yang berpadu dengan hijaunya alam. Kesan alami terasa dengan adanya ruang terbuka hijau yang mengambil porsi 40% dari luas total area. Perumahan JGC menyediakan fasilitas taman yang berfungsi untuk kebutuhan warga perumahan dan juga masyarakat umum Kota Jakarta Timur. Pembuatan taman lingkungan sebagai respon terhadap degradasi lingkungan kota dan sebagai salah satu bentuk penghijauan kota.

Taman Lingkungan di Perumahan JGC merupakan salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh Konsultan Lanskap Oemardi_Zain (OZ). Konsultan OZ merupakan konsultan yang bergerak dalam desain dan perencanaan lanskap di Indonesia yang telah menangani sejumlah proyek mulai dari resort, perumahan, pemerintahan, serta taman-taman mulai dari skala ketetanggaan hingga kota.

Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan soft skill dan keterampilan kerja dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada desain lanskap. Tujuan khusus dari kegiatan magang, meliputi: (1) menganalisis proses desain Taman Lingkungan JGC sesuai mekanisme kerja yang diterapkan OZ; (2) menganalisis manajemen kerja OZ, khususnya selama proses desain Taman Lingkungan JGC, dan; (3) mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses desain Taman Lingkungan JGC. Kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, pengalaman nyata terutama bekerja dalam sebuah team work, dan keterampilan praktis pekerjaan lanskap di studio. Selain itu, kegiatan magang ini dapat menjadi media pertukaran informasi, ilmu, dan teknologi dalam arsitektur lanskap serta membangun hubungan baik antara perusahaan dan Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.

Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor. Kegiatan magang berlangsung selama 14 minggu yaitu mulai tanggal 7 Maret 2011 sampai tanggal 17 Juni 2011. Jadwal harian kegiatan magang berlangsung pada hari Senin-Jumat. Proyek magang berlokasi di Kompleks Jakarta Garden City, Kecamatan Cakung, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur. Metode yang digunakan berupa partisipasi aktif dalam lingkup kegiatan studio yang berlangsung di OZ, wawancara, pengamatan di lapang, serta studi pustaka. Tahapan pekerjaan kegiatan magang terdiri dari orientasi, kegiatan studio, dan analisis data.

(5)

konsep desain dan tahap pengembangan desain. Pemisahan dilakukan untuk memudahkan pembayaran. Proses desain Taman Lingkungan JGC terdiri dari tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep, pengembangan desain, dan gambar konstruksi. Proyek JGC diperoleh melalui penunjukan langsung merupakan bukti dari reputasi yang baik dari OZ. Tahap analisis dilakukan pada aspek yang paling berpengaruh dan dalam waktu yang cukup singkat. Konsep Taman Lingkungan JGC mengusung tema hutan kota mini dengan fungsi konservasi, rekreasi, dan edukasi. Studi konsep desain hutan kota mini di sebuah taman lingkungan dipelajari melalui pengamatan dan wawancara. Pada tahap pengembangan desain menghasilkan produk gambar landscape plan, material and

dimension plan, planting plan, dan section. Pada tahap gambar konstruksi

menghasilkan produk gambar detail plaza, circulation path dan jogging track, reflexiology path, signage, perimeter fence, dan bench. Praktek studio magang melalui proses desain Taman Lingkungan JGC dimulai pada tahap pengembangan desain dan gambar konstruksi. Ketelitian dan kematangan rancangan tercapai melalui kerja tim yang baik dan pemahaman terhadap keinginan klien.

Konsep umum dari proyek Taman Lingkungan JGC adalah mewujudkan hutan kota mini yang nyaman dan fungsional. Konsep ini dipilih atas keinginan klien sebagai wujud dari salah satu program Corporate Social Responsibility

terhadap masyarakat Kecamatan Cakung dan juga disesuaikan dari tema Kompleks JGC yaitu hunian alam yang berpadu dengan hijaunya alam. Konsep ini juga diawali dari dasar pemikiran desain taman sebagai wadah untuk konservasi, rekreasi, dan edukasi.

Manajemen kerja difokuskan pada lembaga lokasi magang khususnya selama proses desain Taman Lingkungan JGC. Manajemen kerja terdiri dari struktur organisasi, sistem kerja, manajemen studio, dan manajemen proyek. Struktur organisasi yang terpusat memudahkan dalam pengambilan keputusan karena direktur terlibat langsung pada setiap proyek. Sistem kerja secara tim didukung oleh staf dari multi disiplin ilmu serta fasilitas yang memadai. Manajemen studio ditunjang dengan pengelolaan data yang terstruktur dan sistem kelengkapan gambar yang memuat informasi cukup baik. Manajemen proyek ditinjau dari parameter kualitas, biaya dan jadwal. Kualitas produk gambar sebagai hasil dari kegiatan proyek disesuaikan dengan spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Pembayaran biaya dilakukan per tahapan untuk menghindari kegagalan pembayaran. Pengalokasian waktu (jadwal) dalam penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya teamwork. Proyek dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.

Selama proses desain, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung meliputi sistem kerja secara teamwork, spesifikasi kerja, tahapan kerja yang sistematis, referensi desain, fasilitas kerja, dan manajemen kerja yang baik. Faktor penghambat berupa perubahan waktu proyek menjadi lebih lama dan diselesaikan melalui pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek. Kesuksesan desain lanskap dapat diwujudkan melalui kerjasama yang baik antara semua pihak yang terlibat.

Kata kunci: proses desain lanskap, taman lingkungan, hutan kota mini, Jakarta

(6)

® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

(7)

PROSES DESAIN TAMAN LINGKUNGAN DI PERUMAHAN JAKARTA GARDEN CITY (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

VIRZA MER MILLANDINA A44070043

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Proses Desain Taman Lingkungan Di Perumahan Jakarta Garden City (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

Nama : Virza Mer Millandina NRP : A44070043

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Aris Munandar MS. F. Nurul H.Utami, ST, MT. NIP 19561228 198303 1 003 NIP 19770424 200604 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP 19480912 197412 2 001

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jayapura tanggal 29 September 1989 dari ayah Rizal Bustami dan ibu Dem Vi Sara. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis mengawali jenjang pendidikan di TK IKAL II Bulog Jakarta, kemudian dilanjutkan di SDN Grogol Selatan 01 Pagi, SD Adhyaksa 1 Jambi, SMP 7 Jambi, SMP 1 Padang, SMA 1 Padang. Pada tahun 2007, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Arsitektur Lanskap.

(10)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis haturkan kepada Allah SWT atas Anugerah dan Kebesaran-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Proses Desain Taman Lingkungan Di Perumahan Jakarta Garden City (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Aris Munandar, MS. dan Ibu Fitriyah Nurul Hidayati Utami, ST, MT. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan masukan serta saran yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi ini, Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, MAgr. Sc. selaku dosen penguji, serta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Departemen Arsitektur Lanskap.

Terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Ir. Umar Zain selaku direktur utama Konsultan Lanskap Oemardi_Zain yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses magang, staf Oemardi_Zain (Mas Hardian, Bang Yudi, Mas Beni, Mas Nanang, Mbak Citra, Mbak Dini, Didin) atas segala bantuan dan kerjasamanya selama proses magang, teman-teman arsitektur lanskap 44 (Tia, Rini, Gita, Diyah, Iis, Mega, Latifa), junior, senior, dan sahabat terdekat, atas memberikan sumbangsihnya yang tidak ternilai. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah keilmuan Arsitektur Lanskap di masa mendatang.

Bogor, Juni 2012

(11)

DAFTAR ISI

2.5 Taman Lingkungan dan Taman Ketetanggaan ...8

2.6 Konsultan Lanskap ...10

2.7 Manajemen Proyek ...11

III. BAHAN DAN METODE ... 12

3.1 Lokasi dan Waktu Magang ...12

3.2 Metode Magang ...14

3.3 Data Magang ...14

3.4 Tahapan Pekerjaan Magang ...15

3.5 Batasan Magang ...16

IV. KONDISI UMUM ... 17

4.1 Kondisi Umum Konsultan Oemardi_Zain ...17

4.1.1 Sejarah Umum Konsultan ...17

(12)

4.2 Kondisi Umum Proyek Jakarta Garden City ...24

4.2.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Timur ...24

4.2.2 Gambaran Umum Kecamatan Cakung ...25

4.2.3 Gambaran Umum Jakarta Garden City ...25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

5.1 Deskripsi Umum ...30

5.2 Hasil ...31

5.2.1 Penerimaan Proyek ...31

5.2.2 Riset dan Analisis ...31

5.2.3 Konsep ...34

5.2.4 Pengembangan Desain ...42

5.2.5 Gambar Konstruksi ...51

5.3 Proses Desain ...54

5.3.1 Penerimaan Proyek ...57

5.3.2 Riset dan Analisis ...57

5.3.3 Konsep ...60

5.3.4 Pengembangan Desain ...65

5.3.5 Gambar Konstruksi ...75

5.4 Manajemen Kerja ...79

5.4.1 Struktur Organisasi ...79

5.4.2 Sistem Kerja ...80

5.4.3 Manajemen Studio ...82

5.4.4 Manajemen Proyek ...82

5.5 Faktor Pendukung dan Penghambat ...84

5.5.1 Faktor Pendukung ...84

5.5.2 Faktor Penghambat ...85

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 86

6.1 Simpulan ...86

6.2 Saran ...87

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Jadwal Kegiatan Magang ...13

2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ...15

3. Fasilitas Software yang Digunakan ...20

4. Fasilitas Hardware yang Digunakan ...20

5. Inventarisasi Taman Lingkungan JGC ...32

6. Jenis Pohon yang Diajukan pada Planting Strategy ...39

7. Tahap Pembayaran Proyek Taman Lingkungan JGC ...55

8. Ruang, Fasilitas, dan Aktivitas pada Taman Lingkungan JGC ...63

9. Hubungan Antar Ruang pada Taman Lingkungan JGC ...63

10. Kriteria Taman Ketetanggaandan Taman Lingkungan ...64

11. Spesifikasi Pohon pada Taman Lingkungan JGC ...70

12. Karakteristik Pohon Taman Lingkungan JGC ...71

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Bagan Perencanaan Proyek ...11

2. Peta Lokasi Magang (Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, Bogor) ...12

3. Peta Lokasi Proyek (Perumahan Jakarta Garden City, Jakarta) ...13

4. Tahapan Pekerjaan Magang ...16

5. Struktur Organisasi OZ ...18

6. Contoh layout L-101 Planting Trees – Planting Pallete ...23

7. Peta Lokasi Jakarta Garden City ...28

8. Lokasi Taman Lingkungan JGC ...29

9. Proses Desain Taman Lingkungan JGC ...30

10. Batas Tapak Taman Lingkungan JGC ...32

11. Foto Udara Tapak ...33

12. Foto Kondisi Eksisting Tapak ...33

13. Konsep Desain Taman Lingkungan JGC ...36

14. Konsep Ruang Taman Lingkungan JGC ...37

15. Planting Strategy - Trees ...38

16. Planting Strategy - Shrubs ...39

17. Material Strategy ...40

18. Landscape Plan Taman Lingkungan JGC pada Tahap Konsep ...41

19. 3D Illustrative Landscape Plan pada Tahap Konsep ...41

20. Landscape Plan Taman JGC pada Tahap Pengembangan Desain ...43

21. Landscape Plan Revisi Taman JGC pada Tahap Pengembangan Desain ...43

22.3D Illustrative Landscape Plan Taman Lingkungan JGC ...43

23. 3D Illustrative Landscape Plan Taman Lingkungan JGC ...44

24. Sirkulasi pada Taman Lingkungan JGC ...45

25. Planting Plan - Trees ...49

26. Planting Plan – Shrubs and Groundcover ...49

27. Gambar Potongan Taman Lingkungan JGC ...50

28. Gambar Potongan Taman Lingkungan JGC ...51

29. Alternatif Bangku Taman...53

(15)

31. Perbandingan Alur Proses Desain Booth dengan ...56

32. Vegetasi Sebagai Pengendali Iklim Mikro...59

33. Pembagian Kategori Pohon Taman Lingkungan JGC ...72

34. Bentuk Arsitektural Tajuk Pohon ...73

35. Skema Warna Analog Hedges dan Special Shrubs ...74

36. Skema Warna Komplementer Border Shrubs ...74

37. Detail Plaza pada Taman Lingkungan JGC ...76

38. Dimensi Perbandingan Riser dan Tread ...77

39. Detail Tangga pada Taman Lingkungan JGC ...77

40. Rekomendasi Kemiringan Ramp ...78

41. Gambar Detail Ramp pada Taman Lingkungan JGC ...79

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Proposal ...93

2. Surat Perintah Kerja ...97

3. Surat Undangan Pertemuan ...100

4. Landscape Plan- Overall ...101

5. Landscape Plan- Segment 1 ...102

6. Landscape Plan- Segment 2 ...103

7. Material and Dimension Plan- Overall ...104

8. Material and Dimension Plan- Segment 1 ...105

9. Material and Dimension Plan- Segment 2 ...106

10. Planting Plan Trees- Overall ...107

11. Planting Plan Trees- Segment 1 ...108

12. Planting Plan Trees- Segment 2 ...109

13. Planting Pallete Trees-(1) ...110

14. Planting Pallete Trees (2) ...111

15. Planting Plan Shrubs-Overall ...112

16. Planting Plan Shrubs-Segment 1 ...113

17. Planting Plan Shrubs-Segment 2 ...114

18. Planting Pallete Shrubs ...115

19. Detail Plaza-1 ...116

20. Detail Plaza-2 ...117

21. Detail Plaza-3 ...118

22. Detail Plaza-4 ...119

23. Detail Plaza-5 ...120

24. Detail Jogging Track dan Circulation Path ...121

25. Detail Reflexiology Path - 1 ...122

26. Detail Reflexiology Path - 2 ...123

27. Detail Signage-1 ...124

28. Detail Signage-2 ...125

29. Detail Signage-3 ...126

(17)

31. Detail Bench -1 ...128

32. Detail Bench -2 ...129

33. Detail Bench -3 ...130

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota adalah pusat aktivitas ekonomi, sosial dan politik yang besar dan padat, serta mempunyai posisi geografis dan pemerintahan yang berpengaruh. Hal tersebut membuat kota menjadi pusat dari kehidupan masyarakat (Simonds dan Starke 2006). Sebagai konsentrasi permukiman dan kegiatan manusia, kota tidak luput mengalami permasalahan. Branch (1995) menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk, serta beban pembangunan wilayah termasuk di dalamnya tumbuh dan berkembangnya permukiman, industri, dan pusat-pusat kegiatan kota, cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat perkotaan itu sendiri, akibat semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan.

Menurut Branch (1995) wilayah Kota Jakarta, dicirikan oleh tiga kriteria, yaitu: (a) terdegradasinya wilayah daratan dalam bentuk zona wilayah intrusi air laut, wilayah pengendapan, dan wilayah kikisan; (b) meningkatnya kutub-kutub panas kota; dan (c) semakin terdesaknya kawasan hijau akibat lajunya pertumbuhan perkotaan. Nazaruddin (1994) menyatakan bahwa di kota besar seperti Jakarta, ketersediaan ruang terbuka hijau sudah semakin sempit. Bahkan keberadaannya menyebar secara tidak merata. Demikian pula yang dinyatakan oleh Hakim dan Utomo (2008), bahwa banyak lahan di perkotaan bahkan permukaan air (sungai, rawa, dan pantai) semakin tertutup dan berubah fungsi. Andalan pada kemampuan ilmu dan teknologi modern dalam pemikiran pembangunan kota, kadangkala mengabaikan faktor ekologi kota. Bahkan terasa adanya gejala untuk mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem buatan.

Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang merupakan ruang terbuka hijau sudah banyak berubah fungsi menjadi kawasan permukiman. Perubahan fungsi ini memberikan pengaruh terhadap kehidupan warga kota. Ruang terbuka hijau yang sesungguhnya produktif dan dapat memberikan penghidupan dengan hasil pertaniannya menjadi berkurang. Demikian juga dengan padatnya area permukiman dan industri yang berdampak kepada meningkatnya pencemaran kota dan munculnya efek heat island.

(19)

warga kota. Dua komponen ekosistem ini akan selalu berinteraksi selama proses berkembangnya kota (Hakim dan Utomo, 2008). Sebagai konsentrasi permukiman dan kegiatan manusia, di dalam sebuah kota idealnya tersedia RTH dan juga fasilitas yang mendukung kegiatan manusia. Simonds dan Starke (2006) mengidentifikasi permukiman terdiri dari kelompok-kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka hijau secara bersama-sama serta merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan keluarga dalam suatu aktivitas, tetapi cukup besar untuk menampung semua fasilitas umum seperti tempat belanja, lapangan bermain, serta daerah penyangga. Tempat tinggal yang ideal harus dapat memenuhi kebutuhan untuk tempat berteduh, berlindung, dan beraktivitas, memberikan rasa nyaman, privasi, keleluasaan, dan menunjukkan apresiasi terhadap alam. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 4 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 4, satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.

Kawasan perkotaan seperti Kota Jakarta, terus mengalami perkembangan pembangunan kawasan perumahan dari tahun ke tahun. Salah satu wilayah yang mengalami perkembangan ini adalah kawasan perumahan Jakarta Garden City

(JGC) yang terletak di Cakung, Jakarta Timur. Kawasan ini memiliki konsep “an ideal township to live, work, play and learn. Selain itu, kawasan ini juga mengusung hunian modern yang berpadu dengan hijaunya alam. Kesan alami terasa dengan adanya ruang terbuka hijau yang mengambil porsi 40% dari luas total area. JGC menyediakan fasilitas taman yang berfungsi untuk kebutuhan warga perumahan dan juga masyarakat umum Kota Jakarta Timur. Pembuatan taman lingkungan sebagai respon terhadap degradasi lingkungan kota dan sebagai salah satu bentuk penghijauan kota.

(20)

ketetanggaan hingga kota sehingga kredibilitas dan profesionalisme OZ dalam penanganan berbagai proyek lanskap telah terpercaya. Oleh karena itu, melalui kegiatan magang di Konsultan Lanskap OZ dalam proyek taman lingkungan di Perumahan JGC, mahasiswa dapat menjadi bagian integral dalam sistem kerja langsung di suatu lembaga di luar kampus. Selain itu, melalui kegiatan magang, mahasiswa dapat memperoleh dan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, kompetensi, dan keahlian dalam bidang teknik, dan aplikasi teknis tentang desain lanskap.

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan soft skill dan keterampilan kerja dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap yang berfokus pada desain lanskap.

Tujuan khusus dari kegiatan magang, meliputi:

1. menganalisis proses desain lanskap Taman Lingkungan Jakarta Garden City

sesuai mekanisme kerja Konsultan Lanskap Oemardi_Zain,

2. menganalisis manajemen kerja Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, khususnya selama proses desain Taman Lingkungan Jakarta Garden City, dan

3. mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses desain Taman Lingkungan Jakarta Garden City.

1.3 Manfaat Magang

Kegiatan magang dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan wawasan, pengalaman nyata terutama bekerja dalam sebuah

team work, dan keterampilan praktis pekerjaan lanskap terutama di studio.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desain Tapak

Menurut Simonds dan Starke (2006), desain merupakan proses pemberian bentuk adalah kreasi dari tempat, ruang, atau segala sesuatu yang dibuat manusia untuk mewujudkan tujuan awal yang ingin dicapai. Desain dimulai dengan tujuan konseptual dari ruang atau objek alam. Menurut Winarwan, Umbu, dan Gunawan (2010), desain memiliki dua sisi komplementer. Di satu sisi, desain merupakan sebuah ide yang utuh, lengkap dan logis dan dapat berdiri sendiri. Di sisi yang lain, desain hanyalah suatu keadaan potensial yang tak lengkap, yang hanya bisa mencapai kepenuhannya melalui konstruksi dalam ruang dan waktu.

Ingels (2004) menyatakan bahwa pedoman desain adalah prinsip desain. Prinsip menjadi standar sebuah desain untuk dibuat, diukur, didiskusikan, dan dievaluasi. Keenam prinsip dasar tersebut adalah balance, focalization of interest, simplicity, rhythm and line, proportion dan unity.

(22)

2.2 Proses Desain Tapak

Menurut Hakim dan Utomo (2008), proses desain yang sistematik pada garis besarnya terbagi menjadi dua bagian, yakni tahapan Programming dan tahapan Design. Pada tahapan program lebih ditekankan pada menganalisis segala aspek yang terkait pada rancangan hingga menghasilkan suatu konsep skematik yang nantinya menjadi landasan pada tahapan Design Development. Desain detail lanskap adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaaan komponen/elemen, material/bahan lanskap, tanaman, kombinasi pemecahan detail berbagai elemen taman seperti: pedestrian, plaza, air mancur, kolam, bollard, dan sebagainya. Kesemuanya merupakan pemecahan yang spesifik dan berkualitas dari diagram/program ruang dan area dari sebuah rencana rinci tapak.

Menurut Booth (1983), proses desain umumnya memiliki tahap-tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, desain, dan gambar konstruksi. Tahap penerimaan proyek (project acceptance) adalah penerimaan proposal proyek dan penyetujuan oleh kedua pihak yaitu arsitek lanskap dan klien. Klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap, kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Selanjutnya arsitek lanskap mempersiapkan proposal yang mencakup pelayanan, produk, dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak.

Tahap kedua adalah riset dan analisis (research and analysis). Pada tahap ini dilakukan persiapan rencana dasar, inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi), wawancara dengan pemilik (client) serta pembentukan program. Kunjungan langsung ke tapak juga termasuk bagian dari tahap ini. Tahap ketiga adalah desain (design), yang terdiri dari:

a. diagram fungsi ideal (ideal functional diagram), yaitu tahap awal pembuatan grafis suatu desain untuk mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan utama dengan ruang desain/desain,

(23)

c. rencana konsep (concept plan), yaitu perkembangan dari diagram keterhubungan fungsi tapak dengan membagi area ke dalam penggunaan yang lebih spesifik,

d. studi tentang komposisi bentuk (form composition study), yaitu pertimbangan praktis dari fungsi dan lokasi serta persetujuan dari desainer,

e. desain awal (preliminary master plan), yaitu penggabungan/penyatuan semua elemen desain dengan gaya grafis semi komplit. Semua elemen desain dipertimbangkan sebagai komponen yang berhubungan dalam keseluruhan lingkungan,

f. rencana induk (master plan), yaitu perbaikan desain awal,

g. desain skematik (schematic design), yaitu pembuatan desain gambar lebih dalam dan detail pada proyek dengan skala yang besar dengan tata guna lahan yang banyak. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park,

rencana induk dan rencana skematik dianggap sama, dan

h. pengembangan desain (design development), yaitu pembuatan desain gambar dengan konsentrasi lebih detail terhadap penampilan dan kesatuan dari material.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan gambar konstruksi (construction drawings). Gambar-gambar tersebut meliputi layout plan, grading plan, rencana penanaman, dan detail konstruksi serta spesifikasinya. Semua gambar tersebut dipersiapkan sebagai komunikasi pada tahap pembangunan/implementasi semua elemen dalam proyek.

Lebih jauh lagi Booth (1983) mengungkapkan bahwa urutan tahap tersebut merepresentasikan sebuah urutan yang ideal pada proses desain, namun beberapa tahapan dapat mengalami overlap atau dilakukan sekaligus secara bersamaan. Meskipun demikian, tidak ada satupun tahapan dari proses desain yang muncul secara terpisah dari lainnya.

2.3 Perumahan dan Permukiman

(24)

permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan; ayat (6) menjelaskan tentang sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain, berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan, sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek sosial budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman, dan pertamanan.

2.4 Ruang Terbuka

Menurut Hariyono (2010), ruang terbuka publik ialah suatu tempat yang dapat menunjukkan peletakkan sebuah objek. Tempat ini dapat diakses secara fisik maupun visual oleh masyarakat umum, dapat berupa jalan, trotoar, taman, lapangan, dan lain-lain. Menurut Simonds dan Starke (2006), ruang terbuka adalah suatu tempat tak beraspal dan lahan terbuka yang tidak dibangun. Pada daerah metropolitan, ruang terbuka dapat berupa taman, tempat rekreasi atau taman disepanjang sungai alami dan saluran drainase. Ruang terbuka diasumsikan sebagai bagian dari karakter arsitektural dan termasuk ke dalam elemen bangunan. Ruang terbuka biasa disebut sebagai perluasan dari bangunan, melengkapi bangunan itu sendiri, dan tidak bisa dipisahkan. Dalam skala kota, ruang terbuka bisa diartikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Keseimbangan antara masa bangunan dan RTH sangat perlu dilakukan.

(25)

park), taman lingkungan (community park), dan taman raya kota (city park). Masing-masing tipe taman tersebut memiliki standar dan pedoman yang berbeda.

2.5 Taman Lingkungan dan Taman Ketetanggaan

Menurut Simonds dan Starke (2006), taman lingkungan merupakan fasilitas bagi sebuah community, serta memiliki segi-segi lingkungan yang diinginkan keluarga seperti: akses mobil, tempat parkir, akses berjalan kaki, terlindung dari lalu lintas, udara segar, privacy, ruang yang cukup terlindungi, gabungan antara indoor dan outdoor living, serta kontak dengan alam. Fungsi taman lingkungan bagi pemakainya sebagai tempat rekreasi aktif maupun pasif yang mencakup tempat beristirahat atau tempat menghirup udara segar, untuk meningkatkan perasaan bertetangga (sosialisasi) dan merupakan sarana fisik untuk memecahkan kehidupan sehari-hari yang monoton dan menjemukan. Untuk menjadikan taman lingkungan tersebut dapat dinikmati oleh para pengunjung, maka taman dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang termasuk dalam elemen lanskap di dalam taman tersebut. Beberapa elemen lanskap yang dimaksud antara lain: site furniture, penataan vegetasi, permainan air, dan ruang-ruang yang terbentuk dalam taman tersebut, seperti area duduk (seating area) dan area bermain (playground).

Menurut Laurie (1986), neighborhood park merupakan unit terkecil dari segi skala taman. Neighborhood park dapat berupa lapangan bermain, atau blok halaman bermain untuk dipakai anak-anak usia pra-sekolah, dan sebaiknya berada dalam jarak tempuh berjalan kaki dari perumahan, bertempat di bagian dalam sebuah blok kota. Ukurannya sebaiknya diantara 0.05 hektar sampai 0.1 hektar dan terutama penting untuk daerah berkepadatan tinggi.

(26)

menganjurkan bahwa sebaiknya terdapat 0.4 hektar taman lingkungan setempat bagi wilayah berpenduduk 800 orang. Fasilitas dan taman raya tersebut harus mencerminkan budaya penduduk setempat.

Menurut Dahl dan Molnar (2003), neighborhood park memiliki luas antara 0,8 – 2 hektar dengan fasilitas yang termasuk di dalamnya diantaranya: open lawn, pepohonan, semak, walks, kursi taman, titik vokal seperti ornamen kolam atau air mancur, sandbox, play apparatus, dan table-game area. Community

playfield memiliki luas antara 6-10 hektar dengan fasilitas yang mencakup

lapangan olahraga yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan; lapangan untuk permainan tenis, berkuda, shuffleboard dan lapangan untuk permainan lainnya;

lawn area untuk croquet, archery, dan lawn untuk olahragalainnya; kolam renang

outdoor, band shell, area piknik keluarga, tempat bermain anak-anak, tempat berkemah, dan area parkir.

Menurut Arifin et al (2008), taman ketetanggaan adalah taman umum pada skala Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) dengan fasilitas sederhana sebagai sarana rekreasi, sosialisasi, dan olah raga RT/RW setempat. Ukuran taman ini berkisar 250-2500 m². Fasilitas pada taman ini disesuaikan dengan keinginan warga, seperti area bermain anak, area duduk/sosialisasi, lapangan olahraga, jogging track, area refleksi, tempat cuci tangan, dan lain-lain.

(27)

2.6 Konsultan Lanskap

Menurut Morrow (1988), konsultan lanskap adalah individu kunci atau organisasi yang bertanggung jawab untuk memberikan saran dan mendesain sebuah proyek. Di dalam sebuah konsultan lanskap, terdapat kontrak, yaitu persetujuan diantara pemilik dan desainer dalam menetapkan tanggung jawab untuk mendesain sebuah proyek.

Dahl dan Molnar (2003) menyatakan bahwa arsitek lanskap atau desainer taman adalah seseorang atau tim yang memiliki kemampuan desain dan mengoordinasikan proses desain. Ketika orang tersebut bekerja dalam sebuah organisasi, tanggung jawabnya adalah mendesain taman yang tepat dan kreatif sesuai dengan keinginan pengguna tapak.

Ingels (2004) menyatakan bahwa arsitek lanskap adalah profesional yang mengonsepkan ruang luar. Mereka mencari keseimbangan yang sempurna antara keinginan klien, kapabilitas sebuah tapak, dan hal yang menarik dari lingkungan. Demikian juga yang dinyatakan oleh Sharky (1994) bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian teknis yang dipertukarkan dengan harga atau biaya.

Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi, atau ide. Sebagai pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara kedua pihak berdasarkan spesifikasi dan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana pelaksanaan proyek. Contoh servis yang diberikan oleh konsultan lanskap meliputi:

1. merekomendasikan material penanaman yang sesuai dengan kondisi tapak, 2. memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis,

3. mempersiapkan program pemeliharaan lanskap, 4. memberikan pendapat dari seorang ahli,

(28)

2.7Manajemen Proyek

Menurut Robbins dan Coulter (2003), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses manajemen mencakup empat fungsi utama, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling).

Soeharto (1995) mengemukakan bahwa kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Artinya, proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan, produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan.

Menurut Cleland dan Ireland (2002), manajemen proyek merupakan hal terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek memiliki dua komponen utama, yaitu strategi dan implementasi. Manajemen ini didukung oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan berkelanjutan. Perencanaan proyek merupakan penentuan rasional untuk memulai, mempertahankan dan menghentikan proyek. Konsep dasar perencanaan dan rencana pemantauan pengembangan proyek dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan utilitas yang tersedia (Gambar 1).

(29)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Kegiatan magang berlangsung selama 14 minggu yaitu mulai tanggal 7 Maret 2011 sampai tanggal 17 Juni 2011 (Tabel 1). Jadwal harian kegiatan magang berlangsung pada hari Senin-Jumat. Proyek magang berlokasi di Kompleks Jakarta Garden City, Kecamatan Cakung, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur (Gambar 3).

Keterangan: Tanpa Skala

Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, Bogor) (sumber: www.kotabogor.go.id, 2011)

U

Peta Kota Bogor

(30)

Keterangan: Tanpa Skala Gambar 3. Peta Lokasi Proyek (Perumahan Jakarta Garden City, Jakarta)

(sumber: www.jakartagardencity.com, 2010) Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

No Jenis Pekerjaan Bulan Ke-1 (Maret 2011)

Bulan Ke-2 (April 2011)

Bulan Ke-3 (Mei 2011)

Bulan Ke-4 (Juni 2011)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Orientasi 2 Kegiatan

Administrasi 3 Kegiatan Desain a.Konsep b.Pengembangan

Desain c.Gambar Kerja

Peta DKI Jakarta

Kelurahan Cakung Timur

U

(31)

3.2 Metode Magang

Metode magang untuk kegiatan desain di konsultan Oemardi_Zain (OZ) dilakukan dengan cara:

1. partisipasi aktif dalam lingkup kegiatan studio yang berlangsung di OZ. a. Partisipasi aktif dalam proyek utama yaitu proses desain taman Jakarta

Garden City (JGC). Proyek ini dijadikan bahan studi karena porsi

pekerjaan, intensitas dan fokus perhatian yang lebih banyak daripada proyek lainnya.

b. Partisipasi aktif dalam desain lanskap di proyek lainnya selama mengikuti proses kegiatan magang. Proyek-proyek tersebut antara lain:

Taman Atap Rumah Sakit Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, Taman Atap Kantor Mc-Kinsey, Taman Kantor Mulia Industri, Taman Industri Sinar Mas, Taman SCBD, Taman Perumahan Camden House, Taman Perumahan Puri Botanical Residence

2. wawancara dengan direktur perusahaan, project manager, arsitek lanskap, drafter, pihak-pihak yang terkait dengan proyek tersebut, serta ikut serta dalam pengamatan di lapang.

3. studi pustaka baik melalui buku maupun website yang terkait untuk membantu pengumpulan data proses desain lanskap yang sedang berlangsung.

3.3 Data Magang

(32)

Tabel 2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data

Tahapan pekerjaan kegiatan magang ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. orientasi

Orientasi merupakan kegiatan awal dalam pengenalan mahasiswa terhadap sistem kerja dan staf kerja, proyek yang sedang dikerjakan, sistem komputerisasi dan pengarsipan.

2. kegiatan studio

Kegiatan studio merupakan kegiatan yang utama dan dominan dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan studio merupakan kegiatan inti dari proses desain dalam pembuatan gambar lanskap dengan arahan dari pembimbing magang.

Pada tahap ini, selain berpartisipasi pada proses desain Taman Lingkungan JGC, mahasiswa juga berpartisipasi dalam beberapa proyek lain.

3. analisis data

(33)

data dengan cara membandingkan hasil data dengan teori. Kegiatan ini juga berkaitan dengan penambahan referensi studi pustaka dalam penulisan skripsi.

Tahapan pekerjaan magang yang diikuti di konsultan lanskap Oemardi_Zain disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Tahapan Pekerjaan Magang 3.5 Batasan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pengamatan dan mengikuti kegiatan proses desain lanskap sesuai mekanisme kerja di konsultan Oemardi_Zain. Kegiatan magang difokuskan pada desain Taman Lingkungan Jakarta Garden City dibawah bimbingan direktur OZ, project manager, dan tim pendukung lainnya. Kegiatan studio yang dikerjakan berupa kegiatan drafting

gambar meliputi gambar material and dimension plan, planting plan-trees, dan beberapa gambar detail konstruksi hardscape.

PROSES MAGANG  Mempelajari sistem kerja yang

(34)

IV. KONDISI UMUM

4.1 Kondisi Umum Konsultan Oemardi_Zain 4.1.1 Sejarah Umum Konsultan

Konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Afrianti. Direktur utama sekaligus pendiri konsultan, Ir. Umar Zain, merupakan alumnus Institut Pertanian Bogor tahun 1994 yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang studi Arsitektur Lanskap.

Konsultan OZ memiliki cakupan kerja yang cukup luas dengan pengalaman dalam pengerjaan proyek-proyek lanskap yang tersebar di Indonesia. Pengembangan terus dilakukan agar terus dapat menghasilkan karya yang lebih variatif dan bersaing dengan konsultan lanskap lainnya. Sampai saat ini, konsultan masih berupa studio dan belum menjadi badan hukum untuk pelaksanaan proyek.

4.1.2 Tujuan Konsultan

Konsultan Oemardi_Zain bertujuan untuk ‘create market’ yakni mengarahkan klien untuk mendapatkan detail lanskap yang tepat dan kontekstual. Selain itu, tujuan lainnya adalah berkontribusi terhadap penciptaan atau penataan ruang luar menjadi lebih estetis dan fungsional. Lingkup ilmu pengetahuan Arsitektur Lanskap digunakan sebagai solusi dan mengedukasi kepada klien tentang desain yang baik.

4.1.3 Struktur Organisasi Konsultan

Struktur organisasi memegang peranan penting dalam kinerja suatu perusahaan. Struktur organisasi di OZ terdiri dari direktur yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan, manajer kantor, manajer teknis, manajer administrasi dan keuangan, serta tim desain (arsitek lanskap, arsitek dan drafter). Struktur organisasi Oemardi_Zain disajikan dalam Gambar 5.

(35)

Gambar 5. Struktur Organisasi OZ (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Direktur dibantu oleh manajer dalam menjalankan perusahaannya. Manajer kantor bertugas sebagai pengawas dan bertanggung jawab terhadap segala hal yang berkaitan dengan operasional kantor. Manajer teknis bertanggung jawab untuk mengatur dan menjaga hal-hal yang berkaitan dengan aset perusahaan, seperti komputer, printer, dan scanner. Manajer administrasi dan keuangan bertanggung jawab dalam pembukuan keuangan dan dokumen lainnya. Arsitek lanskap dan arsitek bertanggung jawab dalam mendesain serta menjadi

project manager dalam proyek. Drafter bertanggung jawab membantu kinerja

arsitek lanskap.

4.1.4 Sistem Kerja

Setiap proyek yang diterima dikerjakan dengan mengikutsertakan staf. Meskipun sistem kerja dilakukan secara team work, namun pada setiap proyek tetap memiliki satu penanggung jawab (project manager) yang mengetahui seluruh alur pekerjaan dan mengatur pelaksanaan proses working drawing dalam tim. Penentuan project manager ditunjuk oleh direktur utama. Project manager

Tim Desain

(36)

berhak mengoordinir kinerja anggota tim lainnya agar pekerjaan proyek dapat selesai sesuai target atau tenggat waktu yang telah ditentukan (deadline).

Pendelegasian tugas sesuai dengan kompetensi dapat mempercepat proses penyelesaian pekerjaan proyek.

Komunikasi dilakukan rutin setiap minggunya melalui rapat seluruh pegawai dengan direktur utama. Pertemuan tersebut membahas perkembangan proyek yang sedang dikerjakan sehingga seluruh staf OZ dapat mengetahui dan dapat memberikan saran tentang permasalahan dan perkembangan proyek tersebut. Selain pertemuan rutin, juga dilakukan rapat internal antara direktur dengan project manager sesuai dengan topik proyek yang dikerjakan.

Bentuk komunikasi di OZ terjadi secara vertikal dan horizontal. Komunikasi vertikal terjadi antara direktur dengan staf. Komunikasi horizontal terjadi diantara para staf saat pendiskusian proyek, pembagian kerja di studio, maupun penyelesaian kendala yang terjadi. Selain itu, komunikasi internal perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi vokal dan non-vokal. Komunikasi vokal merupakan jenis komunikasi lisan. Di OZ, komunikasi vokal dilakukan secara langsung dan dua arah melalui diskusi tatap muka atau menggunakan media telepon dan jaringan internet (chat). Komunikasi non-vokal merupakan jenis komunikasi secara tertulis atau non-lisan. Di OZ, komunikasi non-vokal dilakukan melalui papan informasi. Papan informasi tersebut menginformasikan tentang absensi staf, proyek yang sedang berjalan,

project manager yang memegang kontrol proyek tersebut, maupun kemajuan

proyek yang sedang dikerjakan.

Aplikasi teknologi berupa software juga digunakan untuk mendukung proses dan sistem kerja. Aplikasi komputer yang paling sering digunakan dalam proses desain adalah aplikasi AutoCAD. Selain CAD, terdapat beberapa software

pendukung baik yang berhubungan dengan proses desain maupun aplikasi lain sebagai penunjang kinerja (Tabel 3). Pembuatan grafis, gambar ilustrasi dan

image editing menggunakan aplikasi grafis Adobe Photoshop. Aplikasi teknologi

(37)

Tabel 3. Fasilitas Software yang Digunakan

No. Fasilitas Kegunaan

1. AutoCAD 2004 CAD drawing

2. 3D Studio Max 3D Rendering dan animation

3. Google Sketch Up 3D Rendering

4. Google Earth Map searching

5. Adobe Photoshop 7.0 dan CS 3 Rendering dan image editing

6. Adobe Acrobat Dokumentasi dan publikasi

7. MS. Office 2003 dan 2007 Dokumentasi

8. Yahoo Messenger dan Digsby Komunikasi internal dan eksternal

(sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Tabel 4. Fasilitas Hardware yang Digunakan

No. Hardware Jumlah

1. Server 1

2. Work station (Personal Computer) 9

3. Laptop 1

Fasilitas yang dimiliki OZ sangat membantu dalam setiap kegiatan desain dan komunikasi. Keefektifan kinerja di OZ didukung oleh spesifikasi fasilitas yang dimiliki. Fasilitas scanner memudahkan dalam mendapatkan referensi dari buku secara mudah dengan proses scanning. Jaringan server internet berperan dalam kelancaran komunikasi dan pengiriman data proyek sehingga pengiriman kepada klien dapat lebih efisien. Upaya penambahan dan perbaikan fasilitas OZ terus dilakukan. Upaya yang dilakukan diutamakan untuk peningkatan kinerja komputer dengan spesifikasi yang lebih baik dan menambah kapasitas harddisk

untuk keberlanjutan backup data di setiap proyek melalui pengecekan secara berkala setiap minggunya oleh teknisi ahli.

4.1.5 Manajemen Studio

(38)

bentuk softcopy. Data kerja disimpan pada komputer dan dapat diakses oleh semua staf melalui jaringan server internet.

Data tersebut disusun dalam folder-folder. File C merupakan berkas

library, sedangkan File D merupakan berkas pekerjaan. File C terdiri dari folder

library sketch up, folder library cad, dan folder library photoshop.File D terdiri dari beberapa folder, yakni Project A, Project B, Project C, Review, Proposal, dan

Archive. Folder Project A berisi proyek yang sedang berlangsung. Folder Project

B berisi proyek yang menjadi prioritas. Folder Project C berisi proyek yang sudah selesai dikerjakan. Folder Review berisi proyek yang masih dalam tahap revisi ulang. Folder Proposal berisi proyek-proyek dalam tahap pengajuan. Folder

Archive berisi proyek-proyek yang telah dituntaskan namun masih memiliki

kemungkinan untuk dilanjutkan kembali.

Di setiap folder Project A, Project B, Project C, Review, Proposal, dan

Archive terdiri dari beberapa folder lagi, yaitu folder Data, Dokumentasi,

Drawing, Image, Foto, Reference, dan Submission. Folder Data berisi bahan inventarisasi yang berasal dari klien. Folder Dokumentasi berisi bahan inventarisasi yang berasal dari OZ seperti RAB dan SPK. Folder Drawing berisi data hasil kerja OZ dalam bentuk ekstensi .dwg, seperti landscape plan, section, pelengkap, dan detail gambar (site furniture, signage, water feature, gate, children

playground, promenade). Penyimpanan folder drawing disusun berdasarkan

tanggal pembuatan (diurutkan dari bulan, tanggal, dan tahun). Penyimpanan folder dalam bentuk tanggal memudahkan dalam memberikan hasil gambar yang telah dibuat OZ kepada klien dan menjadi sebuah bukti atau arsip jika terjadi keluhan atau complaint.

(39)

Pada layout gambar hasil komputerisasi terutama pada aplikasi program AutoCAD, Oemardi_Zain memiliki sistem kelengkapan gambar kerja yang memuat informasi tertentu (Gambar 6). Secara umum, informasi yang disampaikan meliputi:

1. Landscape Architects

Menginformasikan penanggung jawab konsultan lanskap yang mengerjakan tugas, dalam hal ini adalah Oemardi_Zain, beserta alamat lengkap, sebagai contoh:

Menginformasikan pemilik atau badan perusahaan pemberi tugas dari proyek yang dikerjakan, berisi keterangan nama perusahaan beserta alamat lengkap, nomor telepon dan website perusahaan tersebut, sebagai contoh:

Jakarta Garden City PT MITRA SINDO SUKSES

Rukan Italian Walk Blok B30-33 Kelapa Gading Square Jl. Boulevard Barat Raya, Jakarta 142140 Indonesia Tel (62 21) 4586 9883, Fax (62 21) 4586 9881 www.jakartagardencity.com

3. Date, Scale, Drawn, Designed, dan Checked

Menginformasikan tanggal penyelesaian pembuatan gambar, keterangan skala gambar yang dibuat, nama pembuat gambar, desainer dan pemeriksa hasil gambar tersebut. Informasi nama tersebut berupa inisial tulisan dua huruf alfabet.

4. Drawing Title dan Project Name

Menginformasikan judul gambar yang terdapat dalam gambar tersebut, dan judul proyek yang dikerjakan.

5. Drawing Number, Page Number dan Revision

(40)

pertama merupakan penomoran sub judul gambar, sedangkan angka kedua dan ketiga merupakan urutan nomor gambar. Pemberian nomor revisi disertakan pada gambar yang mengalami perubahan besar.

Gambar 6. Contoh layout L-101 Planting Plan Trees – Planting Pallete

(sumber: Oemardi_Zain, 2011) 4.1.6 Tahapan Proses Desain

OZ memiliki standar dan pedoman tertentu dalam mengerjakan proses desain proyek lanskap. Tahapan setiap proyek bisa berbeda sesuai dengan kesepakatan dengan klien, kondisi proyek yang dikerjakan, kendala dari pihak dalam maupun luar perusahaan. Tahapan standar proses desain di OZ meliputi; a. tahap persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan penyusunan proposal yang meliputi tujuan, penawaran konsep yang akan diterapkan di tapak, program kerja, serta informasi lainnya yang dibutuhkan.

b. tahap riset dan analisis

Tahap ini merupakan kegiatan inventarisasi atau pengumpulan data melalui wawancara, studi pustaka ataupun pengamatan di lapang, serta menganalisis untuk mempelajari potensi dan kendala yang ada.

c. tahap konsep desain

Tahap ini merupakan kegiatan pembuatan konsep, meliputi konsep dasar dan pengembangan, landscape strategy yang terdiri dari planting strategy dan

material strategy, landscape plan serta gambar ilustrasi.

1 2

(41)

d. tahap pengembangan desain

Tahap ini merupakan kegiatan pembuatan gambar landscape plan, gambar potongan, gambar rencana detail material dan tanaman.

e. tahap pembuatan gambar kerja

Tahap ini merupakan kegiatan pembuatan gambar detail konstruksi dan spesifikasi tanaman, serta informasi lainnya yang mendukung sebagai acuan dalam pelaksanaan.

4.1.7 Cakupan dan Lingkup Proyek Perusahaan

Beberapa proyek yang pernah dikerjakan oleh Oemardi_Zain dibagi menjadi empat kategori, yakni: (1) Hotel, clubs, and resort, contohnya Country Club, Graha Raya Sport Center, Emeralda Clubhouse; (2) Residential, contohnya

Private Residence, Modern Garden, Citra 6, Puri Botanical Residence, Paramount

Serenade Lake, The Green, The Serenity at Kemang, Cluster Celesta; (3) Civic, commercial, and parks, contohnya Bale Pare, Kota Baru Parahyangan, Nagoya Terrace, Al Azhar International School, Rasuna Epicentrum, Deltamas CBD, Deltamas Edutainment Park, Universitas Tarumanegara, Tropic Cafe, Toyota Astra Motor, Mega Kuningan; (4) Competition meliputi berbagai macam prestasi penghargaan yang diperoleh sejak awal berdirinya konsultan. Penghargaan-penghargaan tersebut diantaranya sebagai partisipan dan pemenang dalam berbagai kompetisi, seperti: Jatinegara Gateway, Taman Rakyat Cimahi, dan Taman Topi.

4.2 Kondisi Umum Proyek Jakarta Garden City 4.2.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Timur

Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan bagian wilayah Provinsi DKI

Jakarta yang terletak antara 1060 49‟35” Bujur Timur dan 060 10‟35” Lintang

Selatan dengan luas wilayah 187,75 km². Luas wilayah ini merupakan 28,37 persen dari wilayah Provinsi DKI Jakarta yang luasnya 661,62 km², terdiri atas 10 kecamatan dan 65 kelurahan.

(42)

dengan Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah Selatan dengan Bogor (Provinsi Jawa Barat), dan sebelah Barat dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Wilayah Jakarta Timur terdiri 95 % daratan dan selebihnya rawa atau persawahan dengan ketinggian rata-rata 50 m dari permukaan air laut sehingga wilayah ini termasuk dalam daratan rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai. Ada lima sungai yang mengaliri kota administrasi Jakarta Timur. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Sungai Malang, Sungai Cipinang dan Cakung Drain di bagian utara wilayah ini. Sungai-sungai tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir.

4.2.2 Gambaran Umum Kecamatan Cakung

Secara geografis, Kecamatan Cakung terletak antara 1060 49‟ 35" Bujur

Timur dan 060 10‟ 37" Lintang Selatan dengan luas wilayah 42,47 km². Kecamatan ini dilalui oleh beberapa aliran sungai, yaitu Kali Cakung, Kali Buara, dan dibatasi oleh Cakung Nadeco di sebelah timur. Kecamatan Cakung ini cukup strategis karena terletak di pintu gerbang masuk Jakarta dari arah timur, yaitu Provinsi Jawa Barat (Bekasi). Kecamatan Cakung ini juga dilintasi oleh jalan tol Cakung – Cilincing (Cacing).

Dari sisi perekonomian, Kecamatan Cakung merupakan kawasan khusus industri karena kegiatan di sektor industri sangat dominan. Di kecamatan ini terdapat pabrik-pabrik besar (berat) maupun kecil (ringan dan industri rumah tangga) yang menghasilkan berbagai macam produk. Tingkat pertumbuhan penduduk Kecamatan Cakung 2,63% per tahun. Persentase penggunaan lahan di Kecamatan Cakung yang terbesar berupa perumahan seluas 45,27% dari total wilayah serta daerah terkecil penggunaan industri seluas 24,33% dari total wilayah. Secara administrasi, Kecamatan Cakung terdiri atas tujuh kelurahan yang masing-masing kelurahan mempunyai luas yang bervariasi.

4.2.3 Gambaran Umum Jakarta Garden City

Jakarta Garden City (JGC) adalah nama sebuah kawasan perumahan yang mengusung konsep „an ideal township’ yang menyatukan tempat tinggal, tempat

(43)

Perumahan Jakarta Garden City (JGC) bukan merupakan proses mendesain Kota Jakarta sebagai kota kebun seperti konsep yang dicetuskan pertama kali oleh Ebenezer Howard pada tahun 1898 mengenai kota kebun (Garden City). Melalui konsep tersebut, Ebenezer Howard mengingatkan manusia agar kembali hidup bersahabat dengan tumbuh-tumbuhan.

Perumahan JGC dibangun di atas lahan seluas 270 hektar di kawasan Cakung, Jakarta Timur (Gambar 7). Selain terhubung dengan jalan tol lingkar luar (outer ring road) dan Jalan Bekasi Raya, Perumahan JGC memiliki akses yang mudah ke berbagai lokasi penting di Jakarta, seperti ke kawasan bisnis utama (central business district), ke Cilandak Town Square, dan kePondok Indah Mal.

Pengembang perumahan JGC adalah PT Mitra Sindo Sukses, yang merupakan joint venture antara perusahaan Keppel Land Singapura dan PT Modern Land Realty Tbk. Keppel Land Singapura merupakan salah satu grup perusahaan multinasional dan telah memiliki berbagai pengalaman mengembangkan real-estate di Asia, terutama di Singapura, China, India, Vietnam, dan Indonesia.

Perumahan JGC direncanakan untuk menjadi kawasan permukiman ideal yang mampu menyediakan sarana dan fasilitas penunjang bagi penghuninya. Perumahan JGC akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti shopping mall,

hypermarket, pasar modern, shopping arcade, club house, international medical center, hotel resort, internasional school, serta sport centre. Selain itu, perumahan JGC juga dilengkapi dengan infrastruktur yang terencana, seperti penerangan yang baik, kabel dan pipa bawah tanah, koneksi broadband, pengelolaan air bersih, sistem keamanan yang dilengkapi dengan CCTV, sistem drainase dan pengaturan banjir, sistem transportasi yang lebih teratur, sistem sanitasi yang higienis, serta manajemen yang profesional.

(44)

Sesuai dengan namanya dan visi Keppel Land, yaitu keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan, Perumahan JGC menawarkan sebuah konsep hunian modern yang berpadu dengan hijaunya alam. Kawasan ini dirancang dengan mengusung semangat go green. Kesan alami terasa dengan adanya ruang terbuka hijau dengan porsi 40% dari luas total area. Di samping itu, untuk menjaga kawasan agar tetap bebas banjir, permukaan tanahnya ditinggikan sekitar 1,5 meter dan sebagai informasi, area JGC memiliki ketinggian 5-7 meter di atas permukaan air laut.

Pengembangan konsep ini juga mendorong pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan JGC untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya. Salah satu bentuknya yaitu menghijaukan wilayah Cakung yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan industri yang kumuh dan rawan kriminalitas. Prinsipnya, JGC tak hanya menyediakan tempat tinggal, namun juga mendidik masyarakat untuk menjaga lingkungan dan membangun kehidupan yang lebih baik. Komitmen ini telah mengantarkan JGC memenangkan penghargaan dari ajang FIABCI Indonesia - BNI Prix D'Excellence Awards 2009 untuk kategori "Perumahan Menengah Terbaik".

Perumahan Jakarta Garden City mengembangkan sebuah taman lingkungan yang dapat digunakan bagi warga perumahan pada khususnya dan warga Jakarta Timur pada umumnya. Taman ini terletak di dalam perumahan JGC dengan luas 6.964 m² atau 0,6 hektar (Gambar 8). Taman ini berdekatan dengan gerbang utama dan dilalui oleh jalur jalan utama sehingga tergolong strategis. Taman ini dirancang dengan konsep hutan kota dan dilengkapi berbagai fasilitas, diantaranya fasilitas jogging track, circulationpath, lawn, dan visitor centre.

(45)

Keterangan: Tanpa Skala

Gambar 7. Peta Lokasi Jakarta Garden City

(sumber : www.jakartagardencity.com, 2010) DKI Jakarta

Kelurahan Cakung Timur

Lokasi Jakarta Garden City

(46)

Keterangan: Tanpa Skala

Gambar 8. Lokasi Taman Lingkungan JGC

(sumber: www.jakartagardencity.com (2010), dan Oemardi_Zain (2011)) Lokasi Taman Lingkungan

(47)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Umum

Perumahan JGC dilengkapi berbagai fasilitas seperti shopping mall,

hypermarket, pasar modern, shopping arcade, club house, international medical center, hotel dan resort, internasional school, sport centre, serta residential area.

Pembuatan taman lingkungan di Perumahan JGC bertujuan tidak hanya sebagai salah satu fasilitas umum warga perumahan JGC saja, melainkan juga sebagai bagian ruang terbuka kota yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Jakarta Timur. Desain taman telah memasuki tahap konsepsaat proses magang dimulai.

Proyek Taman Lingkungan di Perumahan Jakarta Garden City merupakan proyek penunjukan langsung melalui rekomendasi rekanan kontraktor. Waktu yang dibutuhkan dalam proyek ini sesuai dengan surat perintah kerja adalah delapan minggu kalender, dimulai dari 21 Februari sampai 20 April 2011. Namun, adanya beberapa perubahan teknis dari pihak klien, maka waktu pengerjaan menjadi bertambah beberapa minggu.

(48)

5.2 Hasil

5.2.1 Penerimaan Proyek

Tahap awal dari proses desain adalah penerimaan proposal proyek baik dari arsitek lanskap maupun klien. Pada pertemuan pertama antara kedua pihak, klien menyampaikan keinginan dan persyaratan general/umum dan arsitek lanskap menyampaikan proposal tertulis yang lebih detail tentang servis, produk, dan biaya servis (Lampiran 1).

Pada proyek Taman Lingkungan JGC, klien menyampaikan visi dan misi JGC serta keinginan desain Taman Lingkungan JGC yang mencakup nursery, area parkir, dan hutan mini. Arsitek lanskap menyampaikan lingkup pekerjaan area desain dan tahap pekerjaan. Area tersebut meliputi: (1) area entry dan visitor centre, (2) pedestrian, jogging track, bicycle track, (3) area koleksi tanaman dan lapangan rumput, (4) area permainan dan sarana untuk beraktivitas lainnya, (5) area kegiatan pasif dan amenities, dan (6) area pendukung taman seperti fasilitas parkir dan kuliner. Tahap pekerjaan perencanaan lanskap meliputi kegiatan studio dan koordinasi dengan berbagai pihak.

5.2.2 Riset dan Analisis

(49)

Tabel 5. Inventarisasi Taman Lingkungan JGC

Aspek Hasil Inventarisasi Produk

Fisik Aksesibilitas Dekat gerbang utama Peta lokasi dan

baseplan JGC Sosial

Pengguna tapak Warga JGC dan masyarakat umum Deskripsi (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Taman Lingkungan JGC seluas 6.964 m² atau 0,6 hektar terletak di Kompleks Jakarta Garden City, Kecamatan Cakung, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur. Kondisi tapak saat proses inventarisasi dalam keadaan kosong, hanya berupa hamparan tanah (Gambar 10, 11 dan 12). Permukaan tanah merupakan tanah urugan yang ditinggikan sekitar 1,5 meter dan sebagai informasi tambahan, keseluruhan area JGC memiliki ketinggian 5-7 meter di atas permukaan air laut.

[

(50)

Gambar 11. Foto Udara Tapak (sumber: Oemardi_Zain, 2011)

Gambar 12. Foto Kondisi Eksisting Tapak (sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011)

Keadaan iklim diambil melalui data sekunder, yakni berdasarkan informasi dari keadaan iklim Jakarta Timur berupa kelembaban udara, arah angin, suhu udara, dan curah hujan rata-rata. Kelembaban udara rata-rata 77.67 persen. Arah angin pada bulan Januari-Maret ke arah utara, April-September ke arah timur laut dan Oktober-Desember ke arah Barat. Beriklim panas dengan suhu rata-rata sepanjang tahun sekitar 27° C. Curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun sampai dengan maksimum bulan Januari.

1

2

3

4 5

6

(51)

Kelembaban di lokasi Taman Lingkungan JGC cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman, maka desain taman akan didominasi oleh pepohonan yang disesuaikan konsep vegetasi pada Taman Lingkungan JGC. Penempatan tanaman penghalang juga mempertimbangkan terhadap lokasi tapak yang bersebelahan dengan jalur jalan agar dapat mengurangi suara bising kendaraan. Selain itu, penempatan pohon peneduh juga memperhatikan arah matahari agar dapat memberikan efek pencahayaan dan bayangan yang cukup untuk menaungi pengunjung di dalam tapak. Pertimbangan arah matahari juga digunakan dalam peletakkan fasilitas

entertainment area seperti sarana olahraga basketball 3on3 court agar tidak berhadapan langsung dengan arah sinar matahari.

Lahan yang digunakan untuk kawasan perumahan JGC awalnya adalah area permukiman dan area terbuka yang meliputi lahan kosong, lahan persawahan serta lahan perkebunan. Tata guna lahan di sekitar Taman Lingkungan JGC sebagian besar dijadikan sebagai kawasan perumahan.

Lokasi Taman Lingkungan JGC berdekatan dengan gerbang utama dan dilalui oleh jalur jalan utama sehingga aksesibilitas Taman Lingkungan JGC tergolong strategis. Umumnya masyarakat kompleks JGC menggunakan sarana kendaraan pribadi sehingga pada taman disediakan area parkir kendaraan, baik untuk sepeda, motor, maupun mobil. Kemudahan akses didukung dengan pembagian sirkulasi dalam tapak. Sirkulasi dalam tapak dirancang menjadi tiga bagian, yaitu sirkulasi driveway, jogging track, dan circulation path.

Pengguna tapak dapat berasal dari warga perumahan JGC dan masyarakat umum. Pengguna tapak juga dapat berasal dari berbagai golongan dan usia sehingga taman dirancang untuk dapat menarik minat masyarakat dengan mengakomodasi keinginan dan harapan dari penggunanya.

5.2.3 Konsep

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari analisis dan sintesis. Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengeksplorasi ide-ide desain yang akan dibuat. Konsep awal desain Taman Lingkungan JGC dibuat oleh direktur OZ sebagai konseptor utama kemudian dikembangkan dan diterjemahkan bersama oleh

Gambar

Gambar 3. Peta Lokasi Proyek (Perumahan Jakarta Garden City, Jakarta)
Gambar Jakarta Garden City Gambar
Gambar 4. Tahapan Pekerjaan Magang
Gambar 5. Struktur Organisasi OZ
+7

Referensi

Dokumen terkait