UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
SISTEM PENGAWASAN KREDIT MITRA BINAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh
YESSI TESITIA 062101026
DIPLOMA III KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Akhir ini tepat pada waktunya walaupun banyak rintangan yang
dihadapi.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini
diberi judul : “Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada PT. Perkebunan
Nusantara III medan”.
Pada proses pengerjaan tugas akhir ini penulis telah menerima bimbingan,
bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itui penulis dengan tulus
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, MS selaku Ketua Jurusan Program Studi
Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M. Si selaku Sekretaris Jurusan dan sebagi Dosen
Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan menyumbangkan
fikiran kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini
4. Pimpinan dan staf pegawai PT. Perkebunan Nusantara III Medan
5. Bapak R. Sinulingga besarta staf pegawai lainnya yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan saat penulis melaksanakan
6. Teristimewa untuk Ibunda saya tercinta Ibu Suriyani yang telah memberikan
segala kasih sayang, pengorbanan, doa, didikan dan dukungannya kepada saya
baik moril maupun materil. Begitu juga dengan kakak saya, mbak Cici
Wilian, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.
7. Teristimewa juga untuk Mas Kuat Sokhibi (My Soulmate) yang telah
memberikan segala dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
8. Teman-Teman di Jurusan Keuangan terutama grup A (Arini, Isty, Hotma,
Jujuk, Mega, Nita, Rama, Ari, Yuli, Lia, Faical) dan teman-teman lainnya
baik satu jurusan maupun lain jurusan yang banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas Akhir ini jauh
dari sempurna, baik dari segi isi maupun bahan yang digunakan. Maka penulis
dengan senang hati dan ikhlas untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak.
Akhirnya penulis menyerahkan kepada Allah SWT atas kebaikan, bantuan
dan bimbinga serta pengorbanan yang diberikan kepada penulis. Penulis berharap,
semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... .vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian . ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7
B. Jenis Usaha / Kegiatan ... 9
C. Struktur Organisai Perusahaan ... 11
D. Job Description ... s13 E. Kinerja Usaha ... 17
BAB III PEMBAHASAN A. Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan .... 21
C. Prosedur Kontrak Penyaluran Dana Program Kemitraan
Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan ... 25
D. Monitoring/Pengawasan kegiatan Usaha Mitra Binaan
Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan ... 29
E. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan
Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah ... 33
F. Masalah yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya ... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ... 37
B. SARAN ... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Realisasi Anggaran Mitra Binaan Tahun 2008 ... 19 Tabel 2.2 : Realisaai Penyaluran Dana Per Provinsi s/d
Triwulan III Tahun 2008 ... 20 Tabel 2.3 : Piutang Pinjaman Mitra Binaan Per 31 Maret 2008 ... 20 Tabel 3.1 : Tingkat Bunga Pinjaman Yang Dikenakan Kepada
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 mengakibatkan
perekonomian indonesia mengalami krisis diberbagai sektor. Hal ini dapat kita lihat
dengan tingginya tingkat inflasi, tingkat pengangguran yang meningkat, pertumbuhan
ekonomi yang negatif, dan tinggkat kemiskinan yang terus bertambah, kemudian
masalah dalam dunia perbankan, pembayaran utang luar negeri yang sangat besar dan
sudah jatuh tempo serta kurs rupiah yang tidak stabil menyebabkan dunia usaha
banyak yang mengalami kebangkrutan.
Permasalahan tersebut harus segera dipecahkan untuk dapat keluar dari dari
krisis yang berkepanjangan. Menurut Nasution, dkk (1997:5) usaha kecil
berwirausaha) adalah salah satu solusi terbaik dalam pemecahan masalah
pengangguran, karena menciptakan lapangan kerja yang akhirnya dapat mengatasi
masalah pengangguran.
Usaha kecil mampu bertahan disaat krisis, dimana selalu ada pasar bagi
produksi barang dan jasa yang dihasilkannya. Usah kecil merupakan penghasil barang
dan jasa dengan harga yang terjangkau bagi hampir semua lapisan masyarakat, mulai
Usaha kecil mampu bertahan di tengah krisis ekonomi dikarenakan modal
usaha sebagian besar adalah modal sendiri yang tidak bergantung pada utang. Akan
tetapi modal usaha yang begitu kecil dan hanya mengandalkan modal sendiri
membuat usaha kecil sulit untuk berkembang. Usaha kecil sangat sulit memperoleh
kredit dari perbankan, karena banyaknya persyaratan-persyaratan dalam meminjam
kredit yang sulit dipenuhi oleh pengusaha.
Ada dua masalah utama dalam aspek finansial para usaha kecil yaitu
mobilisasi modal awal danakses ke modal kerja dan finansial jangka panjang
(Tambunan, 2002 : 74). Modal awal biasanya bersumber dari tabungan pribadi para
pengusaha, sedangkan modal kerja dan finansial jangka panjang diperoleh dari
peminjaman kredit.
Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap perekonomian
Indonesia sangatlah besar. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan berbagai
undang-undang dan keputusan-keputusan yang mengatur tentang pengembangan
usaha kecil, diantaranya keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
316/KMK.016/1994 Tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui
pemanfaatan dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk
memperjelas keputusan sebelumnya maka dikeluarkan lagi keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor : 60/KMK.016/1996 Tentang Pedoman
Pembinaan Usah kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari Bagian laba badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dimana perlu penyesuaian terhadap besarnya bagian
Sektor usaha kecil menengah, usaha mikro dan koperasi menjadi prioritas
pembangunan yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian terdapat
dalam undang-undang Nomor : 25 Tahun 2000 mengenai program Pembanguna
Nasional (Propenas). Pada tanggal 17 Juni 2003 pemerintah melalui kementrian
BUMN menerbitkan Keputusan Mnteri BUMN Nomor . Kep-236/MBU/2003/
tentang Program Kemitraan dan bina Lingkungan ( PKBL) yang mengatur kemitraan
BUMN dengan usah kecil dan pelaksanaan Bina Lingnkungan yang lebih
komprehensif dan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kondisi lingkungan
sosial masyarakat sekitar BUMN.
Program-program PKBL terdiri dari Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Kemitraan adalah untuk meningkaykan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari 1% hingga 3% laba perusahaan,
sedangkan Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari perusahaan setelah pajak
maksimal sebesar 1% sesuai dengan keputusan Menteri BUMN No.
KEP-236/MBU/2003.
Program kemitraan memiliki sasaran yaitu usaha kecil dan koperasi
disekitar lokasi perusahaan, yang telah melakukan kegiatan usaha dan mempumyai
prospek untuk di kembangkan. Dengan prioritas utamanya adalah usaha kecil
perorangan/ badan usaha dan koperasi yang belum bankable atau tidak mempunyai
jaminan yang cukup untuk memperoleh kredit bank dan memiliki omset di bawah
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang selanjutnya disingkat
dengan PTPN III bergerak dalam bidang perkebunan mempunyai komitmen untuk
mengembangkan usahanya dengan maksimal. PTPN III (Persero) Medan mendirikan
PKBL (Program kemitraan dan Bina Lingkungan). PKBL ini membina usaha-usaha
kecil yang ada di Sumatera Utara. PKBL ini menyalurkan kredit kepada usaha kecil
dengan harapan dapat mengembangkan usaha kecil yang menjadi mitrabinaannya.
Selain memberikan kredit, PTPN III juga memberikan pembinaan seperti pelatihan,
monitoring dan lain-lain.
Usaha kecil sulit berkembang karen keterbatasan modal yang dimiliki oleh
pengusaha yang hanya besumber dari keangan pribadi dalam upaya pengembangan
usaha kecil ini perlu adanya pemberian pinjaman oleh PKBL PTPN III Medan. Pihak
PKBL dalam menyalurkan kredit menerapkan prinsip 5C yaitu: Character,Capacity,
capital,Colateral,And Condition. Usaha kecil yang memenuhi kriteria tersebut akan
memperoleh kredit dalam pengembangan usahanya.
Kinerja perekonomian Indonesia masih menunjukkan kemunduran hampir
disemua sektor. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi. Faktor dominan yang
mempengaruhi kondisi ini adalah masih melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap
Dolar AS. Runtuhnya perekonomian Indonesia juga akibat krisis kepercayaan dari
investor terhadap kestabilan pemerintahan.
Kredit berarti suatu kepercayaan yang diberikan kreditur kepada debitur
dengan masa yang telah disepakati, dan pada saat itu terdapat suatu masa yang
diberikan akan dikembalikan, debitur tepat waktu mengembalikannya, kreditur dan
debitur merasakan keuntungan dengan memberi dan menerima dana tersebut. Karena
itulah kredit memerlukan satu penanganan dan pengelolaan yang terpadu dan baik
dalam sistem serta pengawasan kredit yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan
ataupun kredit macet. Karena itulah penulis tertarik untuk membahas masalah
pengawasan kredit pada Mitrabinaan PT.Perkebunan Nusantara III Medan.
B. Rumusan Masalah
Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan dari kemitraan,yang
diberikan pada masyarakat atau usaha kecil untuk menjadi tangguh dan mandiri
Untuk itu setiap badan usaha mempunyai metode tertentu agar kredit yang
diberikan dapt diterima masyarakat dan juga pihak perusahaan itu
sendiri.Kebijaksanaan pengawasan kredit haruslah diperhatikan dengan seksama agar
terciptanya suatu keseimbangan antara kepentingan masyarakat dengan perusahaan
sendiri. Adapun perumusan masalah yang hendak penulis kemukakan adalah
“Bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit dalam perkreditannya pada mitrabinaan
PT. Perkebunan Nusantara III Medan.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan program Studi Diploma
2. penulis ingin mengetahui pengawasan kredit yang dilaksanakan oleh mitrabinaan
PT. Perkebunan Nusantara III Medan
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1.Bagi pihak perusahaan
Bagi pihak perusahaan, penulisan tugas akhir ini sekiranya dapat menjadi suatu bahan
pertimbangan dalam pengambilan lankah-langkah pemberian kredit bagi nasabah
dimasa yang akan datang sehingga diharapkan dapat terus berkembang
2.Bagi Pembaca
Bagi pembaca, penulisan tugas akhir ini juga diharapkan bermanfaat. Bagi pembaca
yang ingin merambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang perkreditan
khususnya mitrabinaan.
3.Bagi Penulis
Bagi penulis, penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada program DIII Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan dalam
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Pembentukan Perseroan ini mempunyai
lintasan sejarah yang diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan
perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh Pemerintah RI yang dikenal sebagai
proses “Nasionalisasi” perusahaan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara
(PPN). Embrio yang turut membentuk perseroan berasal dari NV Rubber Cultur
Mij’de Oskut (CMO) yang merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang
beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial pada masa pemerintahan Hindia
Belanda.
Langkah awal Perseroan dimulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan
Perkebunan Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami
beberapa kali perubahan bentuk/status badan hukum sejalan dengan Undang-Undang
(UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada. Pada tahun 1968 PPN tersebut
diorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)
yang selanjutnya pada tahun 1994 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT
Perkebunan (Persero). Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun
Perkebunan IV (Persero) disatukan oleh Direksi PT Perkebunan Nusantara III
(Persero). Selanjutnya melalui Peraturan pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 11
Februari 1996 ketiga Perseroan tersebut yang wilayah kerjanya berada di Provinsi
Sumatera Utara digabungkan menjadi satu Perseroan dengan nama “PT Perkebunan
Nusantara III (Persero)” didirikan dengan akta notaris Harum Kamil, SH, No. 36
tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2.8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8
Agustus 1996 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81
tanggal 18 Oktober 1996, tambahan No. 8674/1996. Sebagai BUMN, pengurusan dan
pengawasan Perseroan mengacu kepada Peraturan Pemerintah yang berlaku. Adapun
dasar pengangkatan dan pemberhentian manajemen perseroan ditetapkan oleh Surat
Keputusan dari Pemerintah selaku pemegang saham melalui Menteri Keuangan.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi Perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 240/KMK.05/2001 tanggal 30 April 2001.
Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perkebunan Nusantara III
yang bergerak pada Core Business tanaman perkebunan di wilayah Sumatera Utara
juga bertugas sebagai pelaksana Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan (PKBL) sebagaimana yang diamanatkan pemerintah
selaku Pemegang Saham melalui Kementrian BUMN. Upaya tersebut bersifat
pembinaan yang dilakukan melalui Program Kemitraan dan Program Bina
1. DASAR HUKUM
Program Kemitraan serta Program Bina Lingkungan dilaksanakan berdasarkan:
- Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor :
KEP-100/MBU/2002 Tanggal 4 Juni 2002
- Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003
- Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE.433/MBU/2003 Tanggal 16
September 2003
- Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April
2007
B. Jenis Usaha / kegiatan
Perseroan bergerak dalam bidang usaha Perkebunan dengan komoditi utama
kelapa sawit, karet dan kakao. Perseroan memiliki lahan perkebunan yang didukung
dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi tersebut. Selain itu
Perseroan juga memiliki fasilitas pengolahan industri hilir karet. Lahan Perkebunan
Perseroan tersebut di 5 (lima) Daerah Tingkat II Provinsi Sumatera Utara yaitu
kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu dan
Tapanuli Selatan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 1998, luas lahan dikelola
Perseroan mencapai 161.238 ha yang terdiri dari 141.684 ha kebun sendiri, kebun
Perseroan juga melakukan pemasaran komoditi dan produk yang dihasilkannya di
dalam dan di luar negeri berupa:
Uraian Jenis Produk
Komoditi Kelapa Sawit Minyak sawit (CPO) dan Inti Sawit
Komoditi Karet Lateks Pusingan,Crumb rubber dan
Sheet
Komoditi Kakao Biji Kakao Kering
Produk Industri Hilir karet Rubber Threads, Rubber Gloves, Rubber
Articles, Rubber Commats, Rubber
band, Conveyor Belt, dan Resin.
Selain kegiatan utama di bidang Perkebunan, Perseroan juga memiliki 5
(lima) unit usaha lainnya yaitu 1 (satu) unit instalasi pemompaan di Belawan dan 4
(empat) unit Rumah Sakit. Selain itu, Perseroan juga memiliki 9 (sembilan) anak
perusahaan di dalam dan di luar negeri untuk mendukung pemasaran, komoditi dan
produk Perseroan dan untuk memperoleh tambahan pendapatan Perseroan melalui
deviden.
Perusahan memiliki 11 pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan
kapasitas pengolahan terpakai sebesar 313 ton dengan kapasitas pengolahan terpasang
sebesar 510 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam. Kapasitas pengolahan kakao
tersebar di 6 (enam) lokasi kebun dengan jumlah kapasitas 2.6 ton Biji Kakao kering
per hari. Perusahaan memiliki pabrik Industri Karet (PIK) sebagai industri hilir untuk
menghasilkan produk jadi yang di golongkan menjadi karet artikel (karet gelang dan
suku cadang lainnya), sarung tangan dan benang karet. PIK mempunyai kapasitas
produksi terpasang 8 ton per hari untuk karet gelang, 490 kg per hari untuk suku
cadang karet lainnya, 3 ton per hari untuk sarung tangan dan 20 ton per hari untuk
benang karet. Pabrik Resiprene menghasilkan resin yang berasal dari olahan karet
alam berkedudukan di Kebun Rambutan, Tebing Tinggi, Sumatera Utara dengan
kapasitas produksi 2 ton per hari.
C. Struktur Organisasi
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki struktur organisasi yang
sangat kompleks. Untuk itu dalam penulisan tugas akhir ini, Penulis menampilkan
D. Job Description
Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan
Wewenang:
1) Menetapkan draf RKAP dan RKA untuk disetujui Direksi
2) Menetapakan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan untuk disetujui Direksi dan disampaikan ke Kementerian BUMN
3) Menetapkan rencana alokasi dana perwilayah kerja PTPN III
4) Menetpakan Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang akan dibantu melalui dana PKBL
5) Menetapkan draf persetujuan penggunaan dana PKBL kepada Direksi
6) Menetapkan kebijakan untuk menanamkan pelaksanaan tugas maupun untuk keperluan lainnya
7) Menetapkan teguran I, II, III kepada Mitra Binaan yang tidak memenuhi ketentuan yang diatur dalam surat prrjanjian pinjaman
Tugas pokok:
1) Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKU dan RKA bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan Kebun/Unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali
2) Mengevaluasi laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan dengan cara mempedomani Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja
3) Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan cara mempedomani Peraturan Menteri Nomor : PER-05/MBU/2007 agar tepat sasaran
4) Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang
5) Mengawasi penyusunan Standard Operating Procedur (SOP) dengan cara melakukan koordianasi dengan bagian dan Kebun/Unit untuk mendapat persetujuan dari Direksi
6) Berupaya mengurangi resiko kemacetan dengan cara menyerahkan agunan dan mengasuransikan Mitra Binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu
7) Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan terhadap Mitra Binaan dengan cara memberikan surat teguran kepada Mitra Binaan agar dapat dilakukan rescheduling/reconditioning.
2. Kaur Administrasi Keuangan dan Umum
Wewenang :
1) Menetapkan draf RKAP dan RKA untuk diteruskan ke Kepala Bagian
2) Menetapkan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan untuk diteruskan ke Kepala Bagian
4) Menetapkan draf besaran bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan untuk diteruskan ke Kepala Bagian
Tugas Pokok :
1) Mengkordinir pembuatan draf RKAP dan RKA tahunan dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan
2) Mengkordinir dan memeriksa pembuatan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan dengan cara memenuhi Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003
3) Mengkordinir pembuatan draf alokasi dana per wilayah kerja PTPN III dengan cara berkoordinasi dengan Kebun/Unit dan bagian terkait untuk menetapkan besaran alokasi dana per wilayah kerja
4) Melakukan analisa keuangan terhadap proposal CMB dengan cara membobot agar dapat menentukan besar pinjaman yang layak.
5) Mengkoordinir pembuatan draf surat perjanjian dengan cara melegalisasikan ke Notaris untuk terjaminnya aspek hukum
6) Mengusulkan surat teguran I, II, III dengan cara menganalisis pembayaran angasuran agar angsuran tertagih lancar
7) Mengusulkan Mitra Binaan yang akan di rescheduling/reconditioning dengan cara menganalisis kemampuan membayar angsuran agar piutang tertagih
8) Mengevaluasi calon peserta pameran dengan cara menseleksi Mitra Binaan untuk mendapatkan produk yang layak untuk dipamerkan
3. Kaur Perencanaan dan Pembinaan
Wewenang :
1) Mengusulkan kepada Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang layak mendapat bantuan sesuai hasil analisa Distrik Manager/General Manager
2) Menentukan tim analisa yang turun ke lapangan untuk melakukan survey terhadap usaha Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan
3) Menetapkan jumlah bantuan Fisik Objek Bina Lingkungan sesuai kondisi di lapangan dan mengusulkannya kepada Kepala Bagian
4) Melakukan monitoring terhadap Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan tentang perkembangan kemajuan pelaksanaan program
5) Mengusulkan kepada Kepala Bagian segala sesuatu yang dipandang perlu demi kemajuan Usaha Kecil dan Koperasi yang menjadi Mitra Binaan PTPN III
1) Menerima dan menindaklanjuti proposal Kemitraan dan Bina Lingkungan setelah didisposisi oleh Kepala Bagian dan meneruskannya ke masing-masing Staf Urusan
2) Melakukan analisa terhadap proposal Calon Mitra Binaan yang memenuhi kriteria dan mempunyai prospek untuk menjadi Mitra Binaan
3) Menyusun laporan hasil analisa kelayakan usaha Calon Mitra Binaan dan mempersiakan daftar usulan untuk menjadi Mitra Binaan PTPN III
4) Merencanakan, mempersiapkan dan mengkoordinir segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pelatihan Mitra Binaan
5) Melaksanakan analisa pasar terhadap peluang usaha dari Mitra Binaan dan melakukan upaya demi terciptanya hubungan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara Mitra Binaan dengan Mitra Binaan, Usaha Menengah, Usaha Besar (termasuk PTPN III)
6) Merencanakan pembinaan terhadap Mitra Binaan baik melalui pelaksanaan pelatihan, pemagangan, pameran dan promosi yang bersumber dari dana hibah yang telah dianggarkan
4. Staf Administrasi Keuangan dan Umum
Wewenang :
1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan
2) Mempersiapkan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semster dan tahuan untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan
3) Mempersiapkan draf jumlah alokasi dan per wilayah kerja PTPN III untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan
4) Mempersiapkan draf bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan untuk diteruskan ke Kaur Adm Keuangan
5) Mempersiapkan draf surat perjanjian pinjaman, validasi jaminan, asuransi jiwa dan meneruskannya ke Kaur Administrasi Keuangan
6) Mempersiapkn draf surat teguran I, II, III untuk diteruskan ke Administrasi Keuangan
7) Mempersiapkan Mitra Binaan yang akan diusulkan untuk rescheduling/reconditioning dan diajukan ke Kepala Bagian
Tugas Pokok :
1) Mengerjakan draf RKA dan RKAP tahunan dengan cara melakukan koordinasi antara urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan
3) Mengerjakan alokasi dana per wilayah kerja PTPN III dengan cara berkoordinasi dengan Kebun/Unit
4) Mengerjakan draf usulan besarnya bantuan yang diberikan kpd Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan dengan cara membandingkan hasil analisis dengan pengajuan proposal untuk kewajaran pemberian bantuan
5) Mengerjakan draf surat perjanjian dengan cara melegalisasikan ke Notaris untuk terjaminnya aspek hukum
6) Membuat surat teguran I, II, III dengan cara menganalisis pembayaran angsuran agar angsuran tertagih lancar
7) Membuat surat usulan Mitra Binaan yang akan di rescheduling/reconditioning dengan cara menganalisis kemampuan membayar angsuran agar piutang tertagih
4. Staf Urusan Perencanaan
Wewenang :
1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA urusan perencanaan untuk diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan
2) Mempersiapkan draf wilayah penyaluran PKBL dan meneruskannya ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan
3) Mempersiapkan draf alokasi dana per wilayah
4) Mempersiapkan draf Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang layak untuk dianalisa dan diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan
Tugas Pokok :
1) Mengerjakan draf RKAP, RKA dan RKU dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP, RKA dan RKU yang dibuat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan perusahaan
2) Mengerjakan draf wilayah kerja Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan cara melakuknn koordinsi antar Bagian Kebun/Unit agar bantuan yang disalurkan tepat guna
3) Mengerjakan draf Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang akan dianalisis dengan cara mengevaluasi hasil analisis Distrik Manager/General Manager agar pelaksanaan analisa tepat waktu dan tepat sasaran
5. Staf Urusan Pembinaan
Wewenang :
2) Mempersiapkan draf wilayah pembinaan Mitra Binaan dan meneruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan
3) Menetapkan draf pembinaan terhadap Mitra Binaan dan meneruskan ke Kepala Bagian
Tugas Pokok :
1) Mengerjakan draf RKAP, RKA, RKU dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP, RKA, RKU dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan
2) Mengerjakan jadwal pelaksanaan pembinaan terhadap Mitra Binaan dengan cara mengadakan pelatihan, pemagangan, pameran agar SDM Mitra Binaan meningkat
3) Melaksanakan Monitoring kepada Mitra Binaan dengan menyusun beberapa draf pertanyaan agar dapat diketahui kendala yang dihadapi Mitra Binaan agar diketahui solusinya
E. Kinerja Usaha
Kinerja usaha PT Perkebunan Nusantara III meliputi:
1) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) yang juga merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG), PT Perkebunan Nusantara III juga
mengembangkan program yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dilingkungan sekitar Kebun. Program ini mencakup:
a) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bertujuan memberdayakan
dan mengembangkan potensi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan
lingkungan sekitarnya dengan memanfaatkan Program Kemitraan dan Bina
adalah Rp.10.8750.000.000 dan Rp.20.639.109.655 untuk bina lingkungan.
Dana yang telah disalurkan untuk bina lingkungan adalah berupa: Bantuan
pendidikan dan atau pelatihan (37.50%), sarana ibadah (30.17%), sarana
kesehatan (17.97%)dan prasarana umum (14.36%).
b) Program Sosial Lainnya
Selain program diatas, perusahaan juga mengembangkan program
sosial lainnya berupa pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat
sekitar di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan diluar
perusahaan untuk karyawan yang membutuhkan penanganan khusus dan
pengembangan rumah ibadah di Kebun/Unit
2) Kebijakan Lingkungan
Disamping program tanggung jawab sosial diatas, sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) berbasis perkebunan memiliki komoditi tanaman kelapa sawit,
karet, industri hilir dan sarana penunjang rumah sakit, Perseroan menempuh
kebijakan yang berwawasan lingkungan dimana perlindungan lingkungan adalah
sebagai bagian dari setiap langkah kegiatan perusahaan. Kebijakan lingkungan ini
meliputi penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efisien, pencegahan
pencemaran lingkungan, pengolahan limbah pabrik dan limbah klinis rumah sakit
secara optimal, pemanfaatan limbah kegiatan pabrik dan tanaman secara optimal,
pemeliharaan estetika, pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan
lingkungan yang berlaku. Kebijakan lingkungan Perseroan ini didukung dengan
Kebijakan lingkungan ini mencakup ketentuan mengenai pengendalian limbah
padat, pengelolaan limbah B3, penggunaan pupuk dan bahan kimia tanaman,
pengelolaan dan penggunaan BBM dan pelumas, penggunaan bahan kimia
pengolahan, pengelolaan dan pengendalian air limbah, pengelolaan dan penggunaan
air, pengelolaan barang/bahan produk, engelolaan limbah klinis.
Perseroan juga mewajibkan para rekanan agar barang dan bahan yang dipasok
adalah barang dan bahan yang ramah lingkungan serta pengadaan barang dan jasa
sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja. Audit sistem manajemen lingkungan
(SML) untuk tahun 2008 juga telah dilaksanakan diseluruh PTPN III dan telah
ditindak lanjuti.
3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Implementasi prosedur pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja telah
dilaksanakan dengan baik dan setiap terjadinya kecelakaan kerja dibuat laporan. Pada
setiap kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya, penyakit dan kecelakaan kerja
telah dipasang rambu-rambu serta tanda peringatan. Dan pekerja yang melakukan
kegitan yang berpotensi menimbulkan bahaya , penyakit dan kecelakaan kerja telah
menggunakan alat pelindung diri sesuai prosedur. Setiap periode tertentu telah
dilakukan pengujian dan pemeriksaan hyperkes dan keselamatan kerja.
Kinerja Program Kemitraan
Realisasi penyaluran dana kemitraan bulan Januari s/d September tahun 2008
berjumlah Rp. 7.890.000.000 bila dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp.
7.900.000.000 berarti dibawah anggaran sebesar Rp. 10.000.000 (0,1%).
Total dana yang disalurkan sejak digulirkan Program Kemitraan berjumlah Rp.
51.480.319.238,-
Tabel 2.1
Realisasi Anggaran Mirta Binaan tahun 2008
Bentuk Usaha
Anggaran Triw. III 2008 Realisasi Triw. III 2008
%tase
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKBL PTPN III
Realisasi Penyaluran Dana per Provinsi
Tabel 2.2
Realisasi Penyaluran Dana per Provinsi s/d Triwulan III tahun 2008
Wilayah Provinsi
s/d Tahun 2007 Realisasi Triw. III 2008 s/d Triw. III 2008 Mitra
Sumber :laporan Penyaluran Dana Kemitraan Triwulan 1 tahun 2008 PTPN III
* Saldo pinjaman Mitra Binaan di NAD per 30 November 2005sebesar
Rp.31.713.710 telah dialihkan pengelolaannya ke PTPN 1 pada bulan Desember
Piutang Pinjaman Mitra Binaan
Jumlah piutang pinjaman Mitra Binaan per 31 Maret 2008 adalah sebesar RP.
18.548.656.280,- jumlah tersebut merupakan besarnya pokok pinjaman yang belum
dilunasi oleh Mitra Binaan tidak termasuk bunga pinjaman.
Tabel 2.3
Jumlah Piutang Pinjaman Mitra Binaan Per 31 Maret 2008 Keterangan Triwulan I 2008
Rp
31/12/2007 Rp Piutang / Tagihan
Lancar
6.981.576.552 7.258.374
Kurang Lancar 581.071.710 641.491.785
Macet 8.977.286.942
18.548.656.280
9.178.108.777 19.551.272.311
Piutang Bermasalah 1.042.679.s315 1.042.679.315
Sumber : Laporan Penyaluran Dana Kemitraan Triwulan 1 Tahun 2008
BAB III
PEMBAHASAN
A Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan
Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai
berikut:
1) Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah)
3) Milik Warga Negara Indonesia
4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung
ataupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Besar
5) Membentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai
potensi dan prospek untuk dikembangkan.
8) Usaha Kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki
kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan ke arah
terwujudnya keterkaitan usaha.
1. Dana Program Kemitraan yang disalurkan berupa:
1.1. Pinjaman untuk modal Kerja atau pembelian barang-barang modal (Aktiva Tetap
produktif) seperti: mesin dan alat bantu produksi, dan lain sebagaimana yang dapat
meningkatkan produksi dan penjualan produk Mitra Binaan.
1.2. Pinjaman khusus
a. Untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan
yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimal 1 tahun dengan nilai
pinjaman yang cukup material dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan
Mitra Binaan.
b. Perjanjian pinjaman dilaksanakan antara 3 pihak yaitu; PTPN 3, Mitra Binaan
dan rekanan usaha Mitra Binaan dengan komisi yang ditetapkan oleh PTPN 3
1.3. Tingkat bunga pinjaman dikenakan kepada Mitra Binaan bersifat regresif
proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula tingkat
bunga yang dikenakan dengan batasan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tingkat Bunga Pinjaman yang dikenakan kepada Mitra Binaan
No Jumlah Pinjaman yang diberikan Tingkat Bunga 1 s/d 10.000.000,- 6% 2 > Rp 10.000.000 s/d Rp 30.000.000 8% 3 > Rp 30.000.000 s/d Rp 50.000.000 10% 4 diatas Rp 50.000.000,- 12%
.1.4. Penetapan bungan pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif atau dapat
juga dihitung dengan system flat atau system bagi hasil sepanjang nilainya setara
dengan bunga efektif.
1.5. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk Mitra Binaan adalah selama 36 bulan
atau dapat dilakukan terus menerus atau sampai Mitra Binaan tersebut menjadi
tangguh, mandiri, Bankable sepanjang tetap memenuhi ketentuan dan persyaratan.
2. Hibah
1.1. Pengertian Hibah
Pembinaan Mitra Binaan untuk meningkatkan usahanya, terutama di bidang, proses
produksi, pemasaran hasil produksi, keuangan/pembukuan serta manajemen
sederhana dan sebagainya, Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan dapat
melaksanakan berbagai pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain
yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta pengkajian/penelitian
dengan biaya dari dana kemitraan yang tidak dikembalikan namun berupa hibah.
1.2. Hibah dalam Bentuk :
a. Bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan Mitra Binaan dalam
rangka :
- Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik
produksi/pengolahan.
- Meningkatkan pengendalian mutu produksi
- Meningkatkan pemenuhan standardisasi teknologi
b. Bantuan pemasaran produksi Mitra Binaan dalam bentuk :
- Membantu penjualan produk Mitra Binaan
- Membantu mempromosikan produk Mitra Binaan melalui kegiatan
pameran maupun penyediaan ruang pamer (showroom)
1.3. Bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk Mitra Binaan dapat
dilakukan sendiri oleh PTPN III atau menyediakan tenaga penyuluh yang berasal dari
Lembaga Pendidikan/Pelatihan Swasta Profesional maupun Perguruan Tinggi.
B.Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan pada PKBL PTPN III (Persero) Medan
Setiap Usaha Kecil dan Koperasi (UKK) yang mengajukan permohonan untuk
menjadi Mitra Binaan (MB) mengirimkan proposal kepada Kebun./Unit sesuai
dengan wilayah kerjanya masing-masing.
1. Permohonan proposal harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi yang
tdd:
Nama dan alamat unit usaha Calon Mitra Binaan (CMB)
Nama dan alamat Pemilik/Pengurus unit usaha
Surat Keterangan Kepala Desa tentang keberadaan dan domosili Usaha
/Koperasi dan KUD yang bersangkutan.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU), jika ada
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), jika ada
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika ada
Tanda Daftr Industri , jika ada
Akta Pendirian Usaha, jika ada
Surat Keterangan dari Kantor Dinas Kesehatan (jika produk usaha ini
berbentuk makanan)
Photo Copy rekening/tabungan di Bank
Susunan Pengurus (khusus untuk Kopersai)
Bidang usaha
Photo lokasi usaha
Pas Photo CMB 4x6 ( suami/istri)
Photo Chopy Kartu Keluarga CMB
Photo Copy KTP suami/istri
Photo Copy jaminan yang diagunkan
Pas Photo Ketua, Sekretaris dan Bendahara (khusus Koperasi /KUD)
2. Permohonan proposal harus berisikan :
Penjelasan singkat tentang kegiatan usaha yang bersangkutan
Penjelasan singkat tentang pembiayaan dan keuangan dari usaha yang
bersangkutan
Penjelasan singkat tentang hasil usaha serta penyerapan tenaga kerja di
unit usahanya
Penjelasan singkat tentang jumlah anggota (khusus Koperasi/KUD)
C. Prosedur Kontrak Penyaluran Dana Kemitraan
1. Tahap Pertama
Bagian Kemitraan dan Bina lingkungan akan memberitahukan kepada Distrik
Manager bahwa proporsi CMB yang diajukan telah dilakukan proses
analisa/evaluasi dan telah disetujui oleh Direksi selanjutnya Distrik Manager
menghubungi CMB melalui Kebun/Unit.
2. Tahap Kedua
Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan menyiapkan kontrak penyaluran dan
bantuan kemitraan yang akan ditandatangani oleh Direksi sebagai pihak pertama
dan CMB sebagai pihak kedua (masing-masing diatas materai secukupnya),
kontrak akan disertai dokumen berupa:
- Surat pengakuan hutang oleh pihak kedua
- Tanda terima uang, pinjamna oleh pihak kedua
- Jadwal angsuran pinjaman (modal kerja dan investasi)
3. Tahap Ketiga
Calon Mitra Binaan akan menyiapkan jaminan berupa :
- Hak Atas Tanah baik berupa Sertifikat Asli atau akta jual beli (di depan
Notaris atau Camat) maupun surat-surat berharga lainnya seperti : Surat
Kendaraan Bermotor (BPKB) dan lain-lain untuk pinjaman jangka
panjang dengan jumlah pinjaman relatif kecil.
- Hak Atas Tanah (Sertifikat Asli ) yang akan di Akta Pemberi Hak
diberikan untuk pinjaman jangka panjang dengan jumlah pinjaman cukup
besar dan jaminan ini akan dipegang oleh Bagian Kemitraan dan Bina
Lingkungan :
b. Jika jaminan tersebut berupa Hak Atas Tanah Hak Milik (Sertifikat
Asli), Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan akan meninjau lokasi
keberadaan dari jaminan tersebut, untuk menentukan kebenarannya
serta jumlah/harga taksiran dari Hak Atas Tanah yang dijaminkan.
Nilai jaminan ini sekurang-kurangnya sama dengan pinjaman yang
akan diberikan, jaminan ini akan lebih baik nilainya mencapai 125%
dari nilai pinjaman.
c. Jika pinjaman tersebut berupa hak Atas Tanah yang bukan Hak Milik
(Sertifikat Asli) Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan akan
memintakan Surat Kuasa dari Pemilik sah atas tanah tersebut kepada
CMB yang disahkan oleh Notaris serta meninjau lokasi keberadaan
dari jaminan tersebut untuk menentukan kebenarannnya serta
jumlah/harga taksiran dari Hak Atas Tanah yang dijaminkan. Nilai
jaminan ini sekurang-kurangnya sama dengan nilai pinjaman yang kan
diberikan dan akan lebih baik nilainya mencapai 125 % dari nilai
pinjaman .
- Surety Bond yaitu jaminan yang diberikan oleh Perusahaan Asuransi
kepada Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan atas pinjaman Mitra
dengan jumlah pinjaman yang cukup besar. Dimana jumlah nominalnya
sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman yang akan diberikan.
4. Tahap Keempat
Setelah penandatanganan surat perjanjian atau kontrak dan penyerahan jaminan
oleh CMB dilakukan pendistribusian sebagai berikut :
- Surat Perjanjian/Kontrak didistribusikan kepada Bagian Kemitraan dan
Bina Lingkungan sebagai pihak pertama dan CMB sebagai pihak kedua
- Seluruh dokumen baik yang berada di Distrik Manager Kebun/Unit dan
Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan agar difile dan disimpan dengan
rapi untuk mempermudah proses evaluasi dan monitoring Mitra Binaan.
5. Tahap Kelima
Penyaluran Dana Kemitraan
Penyaluran dana kemitraan dilakukan oleh masing-masing Distrik Manager/
General Manager dan disaksikan oleh Manager Kebun/Unit penerima proposal
setelah didahului perikatan perjanjian dengan ketentuan :
a. CMB harus hadir (suami/istri) di kantor Distrik Manager/General
Manager untuk mendapatkan penjelasan tentang bunyi pasal demi pasal
yang tercantum dalam surat perjanjian.
b. Setelah CMB mengerti dan menyatakan sanggup mentaati bunyi pasal
demi pasal yang ada dalam surat perjanjian, maka dilakukan perikatan
perjanjian antara PTPN III sebagai pihak pertama dan CMB sebagi
c. Penyaluran dana kemitraan harus didukung dengan berita acara
penyerahan yang berisikan tentang:
- waktu penyerahan, nomor dan tanggal bilyet yang diserahkan
- jumlah dana yang tercantum dalam bilyet giro yang diserahkan
Penyaluran dana kemitraan tidak dilakukan secara ceremonial, namun
penyalurannya terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Bagian Kemitraan dan
Bina Lingkungan.
6. Tahap Keenam
Pengembalian kredit
- Pembayaran cicilan kredit dapat silakukan melialui
• Transfer Bank langsung ke rekening PTPN III/dan PUKK AC Nomor:
0053-01-000-179-30-9 pada BRI Cabang Medan Putri Hijau
• Kebun/Unit terdekat
- Pembayaran dapat dilakukan dari mulai tanggal 1 s/d 10 setiap bulannya.
D. Monitoring/Pengawasan Kegiatan Usaha Mitra Binaan
Tata cara pelaksanaan monitoring / pengawasan terhadap mitra binaan, antara
lain:
1. Dilakukan monitoring terhadp realisasi penggunaan pinjaman, perkembangan
asset (usaha dan administrasi), pelaksanaan administrasi keuangan dan
2. Sebelum monitoring, harus disiapkan dahulu surat tugas yang ditandatangani oleh
Kepala PKBL dan menunjuk dua orang petugas dalam satu tim monitoring, serta
menyiapkan formulir monitoring dan laporan monitoring dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi penilaian yang objektif dan realistis. Waktu pwelaksanaan
monitoring maksimal dua hari kerja, dimana pada hari pertama untuk wawancara,
pemeriksaan administrasi dan kemudian pada hari kedua untuk peninjauan lokasi
penyusunan laporan monitoring.
3. Pelaksanaan monotoring dapat dilakukan dengan wawancara, peninjauan lokasi
kegiatan usaha dan pemeriksaan administrasi
4. Petugas yang ditunjuk melaksanakan monitoring, wawancara, peninjauan
lapangan dan pemeriksaan administrasi, berkewajiban memberikan pengarahan
dan saran perbaikan demi kemajuan ysaha kecil dan koperasi yang dimonitorinya.
5. Petugas yang ditunjuk melakukan monioring,dapat ditugasi untuk menerima
angsuran pinjaman dengan membuat bukti tanda terima rangkap dua yang
ditandatanganin oleh kedua belah pihak (pembayar dan penerima), kemudian
paling lambat satu hari setelah diterima harus sudah disetor / ditrasfer ke
rekening PKBL yang bersangkutan.
6. Untuk mengetahui pengguaan pinjaman yang sesuai dengan perjanjian, petugas
PKBL melakukan wawancara secukupnya dan meminta bukti yang dapat
mendukung keterangan dari mitra binaan, lalu petugas mencatatnya dalam
7. Untuk mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman, petugas
menanyakan rata-rata penerimaan dan pengeluaran tunai tiap bulan. Ini
dibuktikan dari catatan administrasi keuangan ( buku harian kas ). Kemudian
petugas mencatat hasilnya dalam formulir monitoring yang disimpulkan dalam
laporan monitoring.
8. Untuk mengetahui perkembangan / pertumbuhan omset penjualan, petugas PKBL
menanyakan tentang kapasitas produksi rata-rata perbulan, rata-rata stok barang
perbulan dan penjualan rata-rata perbulan. Ini dibuktikan dari catatan administrasi
penjualan dan buku persediaannya. Bila perlu mengecek ke lokasi produksi dan
penjualannya, kemudian mengevaluasi pertumbuhannya.
9. Untuk mengetahui perkembangan administrasi, petugas menanyakan buku catatan
yang digunakan untuk administrasi keuangan maupun administrasi umum
lainnya, baik sebelum memperileh binaan maupun sesudah memperoleh binaan.
Kemudian petugas PKBL mengamati perbedaanya dan mencatat hasilnya.
10.Untuk mengetahui perkembangan pemasaran, petugas menanyakan sampai
dimana pelaksanaan pemasaran dilakukan ( lokal, luar kota, luar propinsi, luar
pulau atau ekspor ). Ini dibuktikan dengan cara mengambil bukti pengiriman
produk / barang untuk beberap bulan sehingga dapat diketahui oerkembangannya,
kemudian mencatat hasilnya.
11.Untuk mengetahui perkembangn tenaga kerja, petugas pkbl menanyakan berapa
jumlah tenaga kerja yang lalu membandingkan dengan data yang ada dalam
yang ada. Petugas PKBL juga mencari informasi dari beberap pekerja mengenai
peningkatan keterampilan yang mereka peroleh selamamasa kerja tersebut dan
mencatat hasilnya.
12.Untuk mengetahui perkembangan jenis usaha, petugas PKBL menanyaka apakah
ada produk-produk baru ( tidak sejenis ) yang dihasilakan sudah dipasarkan,
selam telah meneriam bantuan kredit. Kemudian mengecek fisik produk dan
mencatat hasilnya.
13.Untuk mengetahu perkembangan asset, petugas menanyakan buku catatan yang
digunakan untuk mencatat kejkayaan badan usaha, antar lain buku kas/bank, buku
piutang, buku persediaan barang, buku aktiva tetap ( peralatan yang dimiliki ).
Kemudian mencatat hasilnya.
14.Laporan monitoring harus ditandatangani kedua belah pihak yaitu petugas
monitoring dan pimpinan / pengurus / pemilik usaha yang bertalian (mitra
binaan). Laporan dibuat rangkap tiga, diman yang asli dan duplikat disimpan
dalam PKBL untuk diproses lebih lanjut, sedangkan triplikanya untuk usaha kecil
yang bersangkutan.
15.Berdasarkan kesimpulan dari Laporan monitoring serta evaluasi yang mendalam,
maka mitra binaan dapat dikelompokkan berxdasarkan kondisi yang ada, yaitu
mitra binaan yang berhasil baik dan mitar binaan baru. Untuk mira binaan yang
berhasil dan bermasah, baik didasarkan pada kinerja pembayaran angsuran
pinjaman, perkembangan aset dan administrasi dalam satu periode pembinaan.
angsuran pinjaman, perkembangan aset administrasi juga didasarkan pada
perkembangan omset penjualannya setelah satu periode pembinaan.
16.Petugas monitoring harus bertindak adi dan objektif dalam memberikan penilaian
ataupun kesimpulan akhir,agar tidak menyesatkan dan merugikan dikemudian
hari bagi mitra binaan.
17.Apabila tata cara monitoring tersebut dirasakan hasilnya masih kurang
memberikan informasi yang meyaknkan bagi petugas, maka petugas
monitoringdapat menambah cara yang lainnya, sehingga tujuan untuk
memberikan penilaian objektif dan realistis dapat tercapai.
E. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah
1. Penggolongan Kualitas Pinjaman
a. Lancar ; adalah pembayaran angsuran pokok dan atau bunga pinjaman tepat
waktu.
b. Kurang Lancar ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok
dan atau bunga yang telah melampaui 1 (satu) hari dan belum melampaui 180
(seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo, pembayaran angsuran,
sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
c. Ragu-ragu ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan
melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
d. Macet ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran dan atau bunga yang telah
melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.
Mitra Binaan dikategorikan bermasalah apabila pengembalian pinjaman pokok dan
atau bunga telah mencapai kualitas ragu-ragu dan macet, tindakan selanjutnya adalah
Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan secara bersama-sama dengan Distrik
Manager/General Manager masing-masing wilayah binaan melakukan peninjauan ke
lapangan terhadap Mitra Binaan tersebut untuk mengetahui dan mengevaluasi
permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan tersebut.
2. Penanganan Terhadap Mitra Binaan Bermasalah
a. Distrik Manager/General Manager atau Bagian Kemitraan dan Bina
Lingkungan agar memberikan surat teguran terhadap Mitra Binaan wilayah
binaan yang telah mencapai kualitas ragu-ragu setelah mengetahui
permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan tersebut.
Dan bila surat teguran 1 tidak diindahkan Mitra Binaan, agar dilanjutkan
dengan surat teguran 2, surat teguran hanya dapat dikeluarkan 2 kali.
Surat teguran berisikan kondisi usaha Mitra Binaan dan tunggakan terhadap
b. Surat Peringatan I, II, dan III
Surat peringatan diberikan oleh Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan yang
ditandatangani Direksi kepada Mitra Binaan yang kualitas pengembaliannya
telah mencapai tingkat macet dan atau pinjaman telah jatuh tempo tetapi
belum melunasi hutang pokok dan atau bunganya..
Surat peringatan berisikan teguran keras yang mengacu kepada surat
perjanjian yang telah ditandatangani antara pihak pertama (PTPN III) dan
pihak ke dua (Mitra Binaan) dihadapan notaris pada saat pemberian pinjaman.
c. Eksekusi Jaminan
Pengeksekusian jaminan Mitra Binaan dapat dilaksanakan setelah diadakan
sapat tim antara Distrik Manager/General Manager, Kebun/Unit dan Bagian
Kemitraan dan Bina Lingkungan, kemudian memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi tentang rencana pengeksekusian tersebut setelah mendapat
persetujuan direksi membuat surat pemberitahuan tertulis kepada Pengadilan
Negeri setempat di mana saat penandatanganan surat perjanjian tersebut
ditandatangani, pengeksekusian jaminan harus sejalan dengan isi surat
perjanjian.
F. Masalah yang Dihadapi dan Upaya-Upaya Mengatasinya
1.1. Masalah yang dihadapi
a. Masih terdapatnya itikad yang kurang baik dari para Mitra Binaan untuk
b. Masih belum membudayanya di kalangan Mitra Binaan untuk membayar
angsuran melalui transfer Bank.
c. Letak usaha dari Mitra Binaan yang terpencil mengakibatkan tingginya biaya
operasional, baik di saat analisa apalagi saat melakukan
monitoring/penagihan.
d. Masih ada Mitra Binaan yang bersifat tertutup, sehingga pembinaan sulit
dilakukan secara optimal.
e. Mitra Binaan sulit memasarkan produknya.
1.2. Upaya Mengatasi Masalah yang dihadapi
a. Melakukan deregulasi dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan dengan mengikutsertakan Distrik dan kebun/unit-unit usaha yang
ada di dalam wilayah binaan PTPN III dalam melaksanakan analisa.
b. Sebelum penyerahan dana kemitraan, Calon Mitra Binaan terlebih dahulu
diberikan Pelatihan Management dasar bagi Usaha kecil.
c. Dalam hal penyusunan pembukuan dan pelaporan Usaha Kecil dilakukan
monitoring dan pembinaan langsung secara berkala Triwulan dan tahunan
baik lintas sektoral maupun BUMN.
d. Mengikutsertakan para Mitra Binaan (khususnya Mitra Binaan Unggulan)
melalui kegiatan pameran dan promosi baik Dalam Negeri maupun Luar
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya maka
pada bab ini dapat ditarik kesimpulan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1. Program-program PKBL pada PTPN III (Persero) medan terdiri dari
Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kemitraan adalah untuj meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui
pemanfaatan dana dari 1% hingga 3% laba perusahaan. Sedangkan Bina
Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi masyarakat yang berada
disekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari perusahaan setelah pajak
maksimal 1% sesuai dengan keputusan menteri BUMN.
2. Monitoring / pengawasan kredit yang di lakukan PKBL PTPN III (Persero)
Medan sudah cukup baik dimana dalam proses pengawasan kredit bukan saja
dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon mitrabinaan tetapi proses
pengawasan kredit sudah dilakukan sejak calon mitrabinaan mengajukan
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. PKBL PTPN III ( Persero ) Medan dalam usaha perkreditannya kepada usaha
kecil, koperasi dan lembaga yang membutuhkan hendaknya benar-benar
mempertimbangkan calon mitra binaan. Disamping itu hendaknya dilakukan
pengecekan terhadap kebenaran jaminan untuk mencegah terjadinya kredit
macet dan harus dapat mengambil keputusan yang tegas terhadap mitra binaan
yang tidak mau membayar kredit yang dipinjamnya agar resiko kredit
bermasalah dapat diperkecil.
2. Melihat tugas terberat adalah menjalankan fungsi serta proses pengawasan /
monitoring kredit maka hendaknya petugas yang ditunjuk dibekali dengan
pengetahuan, kreatifitas, keterampilan dan keahlian serta semakin
meningkatka usaha pengawasan terhadap kredit agar usaha dapat berjalan
dengan lancar sehingga mitra binaan termotifasi untuk selalu berusaha
mencapai hasil yang lebih baik lagi.
3. Diharapkan kepada pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan agar lebih dapat
meningkatkan lagi pelayanan dan keramah-tamahan terhadap mitra binaan
maupun orang ( pelajar, mahasiswa, pekerja dan lainnya), lembaga, atau
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan PT. Raja Grapindo Persada : Jakarta
Pedoman Pelaksana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003
Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE-433/MBU/2003 Tanggal 16 September 2003
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal 4 Juni 2002
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
BAGIAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (KBL)
MONITORING REPORT
I. DATA CALON MITRA BINAAN
1. Nama Usaha : ………. ...
2. Alamat : ….………...
3. Bidang Usaha : ………...………...
4. Penanggung jawab : ……….(t.t.………..)
5. Waktu Kunjungan : a.Tgl./Bln./Thn………...…..……....
b. Pukul………...……….
6. Petugas Kemitraan dan Bina Lingkungan :
………..………..…(……….………...)
7. Pembinaan Mulai : Tgl./Bln/Thn………..………..
8. Jumlah Pinjaman : a. Modal Kerja : Rp………...…..
b. Investasi : Rp………...………
9. Petugas KEMITRAAN dan BINA LINGKUNGAN :
II. INFORMASI KUNJUNGAN
1. Perkembangan Usaha
a. Produksi
………...………..
……….
………..
b. Pemasaran
……….………
……….………
……….………
2. Permasalahan yang dihadapi :
a. Produksi
………...………
……….
……….………
b. Pemasaran
……….………
……….………
……….………
c. Lain-lain
……….
………...………..
3. Angsuran Pinjaman
a. Lancar s/d ke : ………Tgl./Bln./Thn………...……
b. Macet mulai dari : ……….Tgl./Bln./Thn………..
III.PENDAPAT / SARAN
1. Mitra Binaan
………...………
………...………
………...……….
2. Petugas Kemitraan dan Bina Lingkungan
………...………...…
………...…
………...…
3. Lain-lain
………..……….…
…………...………
………...…