• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

SISTEM PENGAWASAN KREDIT MITRA BINAAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

YESSI TESITIA 062101026

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Akhir ini tepat pada waktunya walaupun banyak rintangan yang

dihadapi.

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini

diberi judul : “Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada PT. Perkebunan

Nusantara III medan”.

Pada proses pengerjaan tugas akhir ini penulis telah menerima bimbingan,

bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itui penulis dengan tulus

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, MS selaku Ketua Jurusan Program Studi

Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M. Si selaku Sekretaris Jurusan dan sebagi Dosen

Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan menyumbangkan

fikiran kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini

4. Pimpinan dan staf pegawai PT. Perkebunan Nusantara III Medan

5. Bapak R. Sinulingga besarta staf pegawai lainnya yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan saat penulis melaksanakan

(4)

6. Teristimewa untuk Ibunda saya tercinta Ibu Suriyani yang telah memberikan

segala kasih sayang, pengorbanan, doa, didikan dan dukungannya kepada saya

baik moril maupun materil. Begitu juga dengan kakak saya, mbak Cici

Wilian, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

7. Teristimewa juga untuk Mas Kuat Sokhibi (My Soulmate) yang telah

memberikan segala dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

8. Teman-Teman di Jurusan Keuangan terutama grup A (Arini, Isty, Hotma,

Jujuk, Mega, Nita, Rama, Ari, Yuli, Lia, Faical) dan teman-teman lainnya

baik satu jurusan maupun lain jurusan yang banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas Akhir ini jauh

dari sempurna, baik dari segi isi maupun bahan yang digunakan. Maka penulis

dengan senang hati dan ikhlas untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak.

Akhirnya penulis menyerahkan kepada Allah SWT atas kebaikan, bantuan

dan bimbinga serta pengorbanan yang diberikan kepada penulis. Penulis berharap,

semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2009

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... .vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian . ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7

B. Jenis Usaha / Kegiatan ... 9

C. Struktur Organisai Perusahaan ... 11

D. Job Description ... s13 E. Kinerja Usaha ... 17

BAB III PEMBAHASAN A. Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan .... 21

(6)

C. Prosedur Kontrak Penyaluran Dana Program Kemitraan

Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan ... 25

D. Monitoring/Pengawasan kegiatan Usaha Mitra Binaan

Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan ... 29

E. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan

Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah ... 33

F. Masalah yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ... 37

B. SARAN ... 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Realisasi Anggaran Mitra Binaan Tahun 2008 ... 19 Tabel 2.2 : Realisaai Penyaluran Dana Per Provinsi s/d

Triwulan III Tahun 2008 ... 20 Tabel 2.3 : Piutang Pinjaman Mitra Binaan Per 31 Maret 2008 ... 20 Tabel 3.1 : Tingkat Bunga Pinjaman Yang Dikenakan Kepada

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997 mengakibatkan

perekonomian indonesia mengalami krisis diberbagai sektor. Hal ini dapat kita lihat

dengan tingginya tingkat inflasi, tingkat pengangguran yang meningkat, pertumbuhan

ekonomi yang negatif, dan tinggkat kemiskinan yang terus bertambah, kemudian

masalah dalam dunia perbankan, pembayaran utang luar negeri yang sangat besar dan

sudah jatuh tempo serta kurs rupiah yang tidak stabil menyebabkan dunia usaha

banyak yang mengalami kebangkrutan.

Permasalahan tersebut harus segera dipecahkan untuk dapat keluar dari dari

krisis yang berkepanjangan. Menurut Nasution, dkk (1997:5) usaha kecil

berwirausaha) adalah salah satu solusi terbaik dalam pemecahan masalah

pengangguran, karena menciptakan lapangan kerja yang akhirnya dapat mengatasi

masalah pengangguran.

Usaha kecil mampu bertahan disaat krisis, dimana selalu ada pasar bagi

produksi barang dan jasa yang dihasilkannya. Usah kecil merupakan penghasil barang

dan jasa dengan harga yang terjangkau bagi hampir semua lapisan masyarakat, mulai

(10)

Usaha kecil mampu bertahan di tengah krisis ekonomi dikarenakan modal

usaha sebagian besar adalah modal sendiri yang tidak bergantung pada utang. Akan

tetapi modal usaha yang begitu kecil dan hanya mengandalkan modal sendiri

membuat usaha kecil sulit untuk berkembang. Usaha kecil sangat sulit memperoleh

kredit dari perbankan, karena banyaknya persyaratan-persyaratan dalam meminjam

kredit yang sulit dipenuhi oleh pengusaha.

Ada dua masalah utama dalam aspek finansial para usaha kecil yaitu

mobilisasi modal awal danakses ke modal kerja dan finansial jangka panjang

(Tambunan, 2002 : 74). Modal awal biasanya bersumber dari tabungan pribadi para

pengusaha, sedangkan modal kerja dan finansial jangka panjang diperoleh dari

peminjaman kredit.

Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap perekonomian

Indonesia sangatlah besar. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan berbagai

undang-undang dan keputusan-keputusan yang mengatur tentang pengembangan

usaha kecil, diantaranya keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :

316/KMK.016/1994 Tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui

pemanfaatan dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk

memperjelas keputusan sebelumnya maka dikeluarkan lagi keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor : 60/KMK.016/1996 Tentang Pedoman

Pembinaan Usah kecil dan koperasi melalui pemanfaatan dana dari Bagian laba badan

Usaha Milik Negara (BUMN) dimana perlu penyesuaian terhadap besarnya bagian

(11)

Sektor usaha kecil menengah, usaha mikro dan koperasi menjadi prioritas

pembangunan yang diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian terdapat

dalam undang-undang Nomor : 25 Tahun 2000 mengenai program Pembanguna

Nasional (Propenas). Pada tanggal 17 Juni 2003 pemerintah melalui kementrian

BUMN menerbitkan Keputusan Mnteri BUMN Nomor . Kep-236/MBU/2003/

tentang Program Kemitraan dan bina Lingkungan ( PKBL) yang mengatur kemitraan

BUMN dengan usah kecil dan pelaksanaan Bina Lingnkungan yang lebih

komprehensif dan sesuai dengan perkembangan ekonomi dan kondisi lingkungan

sosial masyarakat sekitar BUMN.

Program-program PKBL terdiri dari Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Kemitraan adalah untuk meningkaykan kemampuan usaha kecil agar menjadi

tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari 1% hingga 3% laba perusahaan,

sedangkan Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi masyarakat yang

berada di sekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari perusahaan setelah pajak

maksimal sebesar 1% sesuai dengan keputusan Menteri BUMN No.

KEP-236/MBU/2003.

Program kemitraan memiliki sasaran yaitu usaha kecil dan koperasi

disekitar lokasi perusahaan, yang telah melakukan kegiatan usaha dan mempumyai

prospek untuk di kembangkan. Dengan prioritas utamanya adalah usaha kecil

perorangan/ badan usaha dan koperasi yang belum bankable atau tidak mempunyai

jaminan yang cukup untuk memperoleh kredit bank dan memiliki omset di bawah

(12)

PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang selanjutnya disingkat

dengan PTPN III bergerak dalam bidang perkebunan mempunyai komitmen untuk

mengembangkan usahanya dengan maksimal. PTPN III (Persero) Medan mendirikan

PKBL (Program kemitraan dan Bina Lingkungan). PKBL ini membina usaha-usaha

kecil yang ada di Sumatera Utara. PKBL ini menyalurkan kredit kepada usaha kecil

dengan harapan dapat mengembangkan usaha kecil yang menjadi mitrabinaannya.

Selain memberikan kredit, PTPN III juga memberikan pembinaan seperti pelatihan,

monitoring dan lain-lain.

Usaha kecil sulit berkembang karen keterbatasan modal yang dimiliki oleh

pengusaha yang hanya besumber dari keangan pribadi dalam upaya pengembangan

usaha kecil ini perlu adanya pemberian pinjaman oleh PKBL PTPN III Medan. Pihak

PKBL dalam menyalurkan kredit menerapkan prinsip 5C yaitu: Character,Capacity,

capital,Colateral,And Condition. Usaha kecil yang memenuhi kriteria tersebut akan

memperoleh kredit dalam pengembangan usahanya.

Kinerja perekonomian Indonesia masih menunjukkan kemunduran hampir

disemua sektor. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi. Faktor dominan yang

mempengaruhi kondisi ini adalah masih melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap

Dolar AS. Runtuhnya perekonomian Indonesia juga akibat krisis kepercayaan dari

investor terhadap kestabilan pemerintahan.

Kredit berarti suatu kepercayaan yang diberikan kreditur kepada debitur

dengan masa yang telah disepakati, dan pada saat itu terdapat suatu masa yang

(13)

diberikan akan dikembalikan, debitur tepat waktu mengembalikannya, kreditur dan

debitur merasakan keuntungan dengan memberi dan menerima dana tersebut. Karena

itulah kredit memerlukan satu penanganan dan pengelolaan yang terpadu dan baik

dalam sistem serta pengawasan kredit yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan

ataupun kredit macet. Karena itulah penulis tertarik untuk membahas masalah

pengawasan kredit pada Mitrabinaan PT.Perkebunan Nusantara III Medan.

B. Rumusan Masalah

Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan dari kemitraan,yang

diberikan pada masyarakat atau usaha kecil untuk menjadi tangguh dan mandiri

Untuk itu setiap badan usaha mempunyai metode tertentu agar kredit yang

diberikan dapt diterima masyarakat dan juga pihak perusahaan itu

sendiri.Kebijaksanaan pengawasan kredit haruslah diperhatikan dengan seksama agar

terciptanya suatu keseimbangan antara kepentingan masyarakat dengan perusahaan

sendiri. Adapun perumusan masalah yang hendak penulis kemukakan adalah

“Bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit dalam perkreditannya pada mitrabinaan

PT. Perkebunan Nusantara III Medan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan program Studi Diploma

(14)

2. penulis ingin mengetahui pengawasan kredit yang dilaksanakan oleh mitrabinaan

PT. Perkebunan Nusantara III Medan

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1.Bagi pihak perusahaan

Bagi pihak perusahaan, penulisan tugas akhir ini sekiranya dapat menjadi suatu bahan

pertimbangan dalam pengambilan lankah-langkah pemberian kredit bagi nasabah

dimasa yang akan datang sehingga diharapkan dapat terus berkembang

2.Bagi Pembaca

Bagi pembaca, penulisan tugas akhir ini juga diharapkan bermanfaat. Bagi pembaca

yang ingin merambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang perkreditan

khususnya mitrabinaan.

3.Bagi Penulis

Bagi penulis, penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan pada program DIII Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan dalam

(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Pembentukan Perseroan ini mempunyai

lintasan sejarah yang diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan

perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh Pemerintah RI yang dikenal sebagai

proses “Nasionalisasi” perusahaan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara

(PPN). Embrio yang turut membentuk perseroan berasal dari NV Rubber Cultur

Mij’de Oskut (CMO) yang merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang

beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial pada masa pemerintahan Hindia

Belanda.

Langkah awal Perseroan dimulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan

Perkebunan Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami

beberapa kali perubahan bentuk/status badan hukum sejalan dengan Undang-Undang

(UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada. Pada tahun 1968 PPN tersebut

diorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

yang selanjutnya pada tahun 1994 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT

Perkebunan (Persero). Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun

(16)

Perkebunan IV (Persero) disatukan oleh Direksi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero). Selanjutnya melalui Peraturan pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 11

Februari 1996 ketiga Perseroan tersebut yang wilayah kerjanya berada di Provinsi

Sumatera Utara digabungkan menjadi satu Perseroan dengan nama “PT Perkebunan

Nusantara III (Persero)” didirikan dengan akta notaris Harum Kamil, SH, No. 36

tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2.8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8

Agustus 1996 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81

tanggal 18 Oktober 1996, tambahan No. 8674/1996. Sebagai BUMN, pengurusan dan

pengawasan Perseroan mengacu kepada Peraturan Pemerintah yang berlaku. Adapun

dasar pengangkatan dan pemberhentian manajemen perseroan ditetapkan oleh Surat

Keputusan dari Pemerintah selaku pemegang saham melalui Menteri Keuangan.

Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi Perusahaan PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. 240/KMK.05/2001 tanggal 30 April 2001.

Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perkebunan Nusantara III

yang bergerak pada Core Business tanaman perkebunan di wilayah Sumatera Utara

juga bertugas sebagai pelaksana Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan (PKBL) sebagaimana yang diamanatkan pemerintah

selaku Pemegang Saham melalui Kementrian BUMN. Upaya tersebut bersifat

pembinaan yang dilakukan melalui Program Kemitraan dan Program Bina

(17)

1. DASAR HUKUM

Program Kemitraan serta Program Bina Lingkungan dilaksanakan berdasarkan:

- Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor :

KEP-100/MBU/2002 Tanggal 4 Juni 2002

- Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:

KEP-236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003

- Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE.433/MBU/2003 Tanggal 16

September 2003

- Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April

2007

B. Jenis Usaha / kegiatan

Perseroan bergerak dalam bidang usaha Perkebunan dengan komoditi utama

kelapa sawit, karet dan kakao. Perseroan memiliki lahan perkebunan yang didukung

dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi tersebut. Selain itu

Perseroan juga memiliki fasilitas pengolahan industri hilir karet. Lahan Perkebunan

Perseroan tersebut di 5 (lima) Daerah Tingkat II Provinsi Sumatera Utara yaitu

kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu dan

Tapanuli Selatan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 1998, luas lahan dikelola

Perseroan mencapai 161.238 ha yang terdiri dari 141.684 ha kebun sendiri, kebun

(18)

Perseroan juga melakukan pemasaran komoditi dan produk yang dihasilkannya di

dalam dan di luar negeri berupa:

Uraian Jenis Produk

Komoditi Kelapa Sawit Minyak sawit (CPO) dan Inti Sawit

Komoditi Karet Lateks Pusingan,Crumb rubber dan

Sheet

Komoditi Kakao Biji Kakao Kering

Produk Industri Hilir karet Rubber Threads, Rubber Gloves, Rubber

Articles, Rubber Commats, Rubber

band, Conveyor Belt, dan Resin.

Selain kegiatan utama di bidang Perkebunan, Perseroan juga memiliki 5

(lima) unit usaha lainnya yaitu 1 (satu) unit instalasi pemompaan di Belawan dan 4

(empat) unit Rumah Sakit. Selain itu, Perseroan juga memiliki 9 (sembilan) anak

perusahaan di dalam dan di luar negeri untuk mendukung pemasaran, komoditi dan

produk Perseroan dan untuk memperoleh tambahan pendapatan Perseroan melalui

deviden.

Perusahan memiliki 11 pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan

kapasitas pengolahan terpakai sebesar 313 ton dengan kapasitas pengolahan terpasang

sebesar 510 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam. Kapasitas pengolahan kakao

tersebar di 6 (enam) lokasi kebun dengan jumlah kapasitas 2.6 ton Biji Kakao kering

per hari. Perusahaan memiliki pabrik Industri Karet (PIK) sebagai industri hilir untuk

(19)

menghasilkan produk jadi yang di golongkan menjadi karet artikel (karet gelang dan

suku cadang lainnya), sarung tangan dan benang karet. PIK mempunyai kapasitas

produksi terpasang 8 ton per hari untuk karet gelang, 490 kg per hari untuk suku

cadang karet lainnya, 3 ton per hari untuk sarung tangan dan 20 ton per hari untuk

benang karet. Pabrik Resiprene menghasilkan resin yang berasal dari olahan karet

alam berkedudukan di Kebun Rambutan, Tebing Tinggi, Sumatera Utara dengan

kapasitas produksi 2 ton per hari.

C. Struktur Organisasi

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki struktur organisasi yang

sangat kompleks. Untuk itu dalam penulisan tugas akhir ini, Penulis menampilkan

(20)

D. Job Description

Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan

(21)

Wewenang:

1) Menetapkan draf RKAP dan RKA untuk disetujui Direksi

2) Menetapakan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan untuk disetujui Direksi dan disampaikan ke Kementerian BUMN

3) Menetapkan rencana alokasi dana perwilayah kerja PTPN III

4) Menetpakan Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang akan dibantu melalui dana PKBL

5) Menetapkan draf persetujuan penggunaan dana PKBL kepada Direksi

6) Menetapkan kebijakan untuk menanamkan pelaksanaan tugas maupun untuk keperluan lainnya

7) Menetapkan teguran I, II, III kepada Mitra Binaan yang tidak memenuhi ketentuan yang diatur dalam surat prrjanjian pinjaman

Tugas pokok:

1) Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKU dan RKA bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan Kebun/Unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali

2) Mengevaluasi laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan dengan cara mempedomani Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja

3) Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan cara mempedomani Peraturan Menteri Nomor : PER-05/MBU/2007 agar tepat sasaran

4) Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang

5) Mengawasi penyusunan Standard Operating Procedur (SOP) dengan cara melakukan koordianasi dengan bagian dan Kebun/Unit untuk mendapat persetujuan dari Direksi

6) Berupaya mengurangi resiko kemacetan dengan cara menyerahkan agunan dan mengasuransikan Mitra Binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu

7) Melakukan pemantauan, monitoring dan pembinaan terhadap Mitra Binaan dengan cara memberikan surat teguran kepada Mitra Binaan agar dapat dilakukan rescheduling/reconditioning.

2. Kaur Administrasi Keuangan dan Umum

Wewenang :

1) Menetapkan draf RKAP dan RKA untuk diteruskan ke Kepala Bagian

2) Menetapkan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan untuk diteruskan ke Kepala Bagian

(22)

4) Menetapkan draf besaran bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan untuk diteruskan ke Kepala Bagian

Tugas Pokok :

1) Mengkordinir pembuatan draf RKAP dan RKA tahunan dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan

2) Mengkordinir dan memeriksa pembuatan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semester dan tahunan dengan cara memenuhi Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-433/MBU/2003

3) Mengkordinir pembuatan draf alokasi dana per wilayah kerja PTPN III dengan cara berkoordinasi dengan Kebun/Unit dan bagian terkait untuk menetapkan besaran alokasi dana per wilayah kerja

4) Melakukan analisa keuangan terhadap proposal CMB dengan cara membobot agar dapat menentukan besar pinjaman yang layak.

5) Mengkoordinir pembuatan draf surat perjanjian dengan cara melegalisasikan ke Notaris untuk terjaminnya aspek hukum

6) Mengusulkan surat teguran I, II, III dengan cara menganalisis pembayaran angasuran agar angsuran tertagih lancar

7) Mengusulkan Mitra Binaan yang akan di rescheduling/reconditioning dengan cara menganalisis kemampuan membayar angsuran agar piutang tertagih

8) Mengevaluasi calon peserta pameran dengan cara menseleksi Mitra Binaan untuk mendapatkan produk yang layak untuk dipamerkan

3. Kaur Perencanaan dan Pembinaan

Wewenang :

1) Mengusulkan kepada Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang layak mendapat bantuan sesuai hasil analisa Distrik Manager/General Manager

2) Menentukan tim analisa yang turun ke lapangan untuk melakukan survey terhadap usaha Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan

3) Menetapkan jumlah bantuan Fisik Objek Bina Lingkungan sesuai kondisi di lapangan dan mengusulkannya kepada Kepala Bagian

4) Melakukan monitoring terhadap Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan tentang perkembangan kemajuan pelaksanaan program

5) Mengusulkan kepada Kepala Bagian segala sesuatu yang dipandang perlu demi kemajuan Usaha Kecil dan Koperasi yang menjadi Mitra Binaan PTPN III

(23)

1) Menerima dan menindaklanjuti proposal Kemitraan dan Bina Lingkungan setelah didisposisi oleh Kepala Bagian dan meneruskannya ke masing-masing Staf Urusan

2) Melakukan analisa terhadap proposal Calon Mitra Binaan yang memenuhi kriteria dan mempunyai prospek untuk menjadi Mitra Binaan

3) Menyusun laporan hasil analisa kelayakan usaha Calon Mitra Binaan dan mempersiakan daftar usulan untuk menjadi Mitra Binaan PTPN III

4) Merencanakan, mempersiapkan dan mengkoordinir segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pelatihan Mitra Binaan

5) Melaksanakan analisa pasar terhadap peluang usaha dari Mitra Binaan dan melakukan upaya demi terciptanya hubungan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara Mitra Binaan dengan Mitra Binaan, Usaha Menengah, Usaha Besar (termasuk PTPN III)

6) Merencanakan pembinaan terhadap Mitra Binaan baik melalui pelaksanaan pelatihan, pemagangan, pameran dan promosi yang bersumber dari dana hibah yang telah dianggarkan

4. Staf Administrasi Keuangan dan Umum

Wewenang :

1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan

2) Mempersiapkan draf laporan pelaksanaan PKBL triwulan, semster dan tahuan untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan

3) Mempersiapkan draf jumlah alokasi dan per wilayah kerja PTPN III untuk diteruskan ke Kaur Administrasi Keuangan

4) Mempersiapkan draf bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan untuk diteruskan ke Kaur Adm Keuangan

5) Mempersiapkan draf surat perjanjian pinjaman, validasi jaminan, asuransi jiwa dan meneruskannya ke Kaur Administrasi Keuangan

6) Mempersiapkn draf surat teguran I, II, III untuk diteruskan ke Administrasi Keuangan

7) Mempersiapkan Mitra Binaan yang akan diusulkan untuk rescheduling/reconditioning dan diajukan ke Kepala Bagian

Tugas Pokok :

1) Mengerjakan draf RKA dan RKAP tahunan dengan cara melakukan koordinasi antara urusan dan bagian terkait agar RKAP dan RKA yang dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan

(24)

3) Mengerjakan alokasi dana per wilayah kerja PTPN III dengan cara berkoordinasi dengan Kebun/Unit

4) Mengerjakan draf usulan besarnya bantuan yang diberikan kpd Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan dengan cara membandingkan hasil analisis dengan pengajuan proposal untuk kewajaran pemberian bantuan

5) Mengerjakan draf surat perjanjian dengan cara melegalisasikan ke Notaris untuk terjaminnya aspek hukum

6) Membuat surat teguran I, II, III dengan cara menganalisis pembayaran angsuran agar angsuran tertagih lancar

7) Membuat surat usulan Mitra Binaan yang akan di rescheduling/reconditioning dengan cara menganalisis kemampuan membayar angsuran agar piutang tertagih

4. Staf Urusan Perencanaan

Wewenang :

1) Mempersiapkan draf RKAP dan RKA urusan perencanaan untuk diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

2) Mempersiapkan draf wilayah penyaluran PKBL dan meneruskannya ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

3) Mempersiapkan draf alokasi dana per wilayah

4) Mempersiapkan draf Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang layak untuk dianalisa dan diteruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

Tugas Pokok :

1) Mengerjakan draf RKAP, RKA dan RKU dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP, RKA dan RKU yang dibuat sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan perusahaan

2) Mengerjakan draf wilayah kerja Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan cara melakuknn koordinsi antar Bagian Kebun/Unit agar bantuan yang disalurkan tepat guna

3) Mengerjakan draf Calon Mitra Binaan/Objek Bina Lingkungan yang akan dianalisis dengan cara mengevaluasi hasil analisis Distrik Manager/General Manager agar pelaksanaan analisa tepat waktu dan tepat sasaran

5. Staf Urusan Pembinaan

Wewenang :

(25)

2) Mempersiapkan draf wilayah pembinaan Mitra Binaan dan meneruskan ke Kaur Perencanaan dan Pembinaan

3) Menetapkan draf pembinaan terhadap Mitra Binaan dan meneruskan ke Kepala Bagian

Tugas Pokok :

1) Mengerjakan draf RKAP, RKA, RKU dengan cara melakukan koordinasi antar urusan dan bagian terkait agar RKAP, RKA, RKU dibuat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan perusahaan

2) Mengerjakan jadwal pelaksanaan pembinaan terhadap Mitra Binaan dengan cara mengadakan pelatihan, pemagangan, pameran agar SDM Mitra Binaan meningkat

3) Melaksanakan Monitoring kepada Mitra Binaan dengan menyusun beberapa draf pertanyaan agar dapat diketahui kendala yang dihadapi Mitra Binaan agar diketahui solusinya

E. Kinerja Usaha

Kinerja usaha PT Perkebunan Nusantara III meliputi:

1) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

responsibility) yang juga merupakan salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip

Good Corporate Governance (GCG), PT Perkebunan Nusantara III juga

mengembangkan program yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dilingkungan sekitar Kebun. Program ini mencakup:

a) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bertujuan memberdayakan

dan mengembangkan potensi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan

lingkungan sekitarnya dengan memanfaatkan Program Kemitraan dan Bina

(26)

adalah Rp.10.8750.000.000 dan Rp.20.639.109.655 untuk bina lingkungan.

Dana yang telah disalurkan untuk bina lingkungan adalah berupa: Bantuan

pendidikan dan atau pelatihan (37.50%), sarana ibadah (30.17%), sarana

kesehatan (17.97%)dan prasarana umum (14.36%).

b) Program Sosial Lainnya

Selain program diatas, perusahaan juga mengembangkan program

sosial lainnya berupa pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat

sekitar di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan diluar

perusahaan untuk karyawan yang membutuhkan penanganan khusus dan

pengembangan rumah ibadah di Kebun/Unit

2) Kebijakan Lingkungan

Disamping program tanggung jawab sosial diatas, sebagai Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) berbasis perkebunan memiliki komoditi tanaman kelapa sawit,

karet, industri hilir dan sarana penunjang rumah sakit, Perseroan menempuh

kebijakan yang berwawasan lingkungan dimana perlindungan lingkungan adalah

sebagai bagian dari setiap langkah kegiatan perusahaan. Kebijakan lingkungan ini

meliputi penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efisien, pencegahan

pencemaran lingkungan, pengolahan limbah pabrik dan limbah klinis rumah sakit

secara optimal, pemanfaatan limbah kegiatan pabrik dan tanaman secara optimal,

pemeliharaan estetika, pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan

lingkungan yang berlaku. Kebijakan lingkungan Perseroan ini didukung dengan

(27)

Kebijakan lingkungan ini mencakup ketentuan mengenai pengendalian limbah

padat, pengelolaan limbah B3, penggunaan pupuk dan bahan kimia tanaman,

pengelolaan dan penggunaan BBM dan pelumas, penggunaan bahan kimia

pengolahan, pengelolaan dan pengendalian air limbah, pengelolaan dan penggunaan

air, pengelolaan barang/bahan produk, engelolaan limbah klinis.

Perseroan juga mewajibkan para rekanan agar barang dan bahan yang dipasok

adalah barang dan bahan yang ramah lingkungan serta pengadaan barang dan jasa

sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja. Audit sistem manajemen lingkungan

(SML) untuk tahun 2008 juga telah dilaksanakan diseluruh PTPN III dan telah

ditindak lanjuti.

3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Implementasi prosedur pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja telah

dilaksanakan dengan baik dan setiap terjadinya kecelakaan kerja dibuat laporan. Pada

setiap kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya, penyakit dan kecelakaan kerja

telah dipasang rambu-rambu serta tanda peringatan. Dan pekerja yang melakukan

kegitan yang berpotensi menimbulkan bahaya , penyakit dan kecelakaan kerja telah

menggunakan alat pelindung diri sesuai prosedur. Setiap periode tertentu telah

dilakukan pengujian dan pemeriksaan hyperkes dan keselamatan kerja.

Kinerja Program Kemitraan

(28)

Realisasi penyaluran dana kemitraan bulan Januari s/d September tahun 2008

berjumlah Rp. 7.890.000.000 bila dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp.

7.900.000.000 berarti dibawah anggaran sebesar Rp. 10.000.000 (0,1%).

Total dana yang disalurkan sejak digulirkan Program Kemitraan berjumlah Rp.

51.480.319.238,-

Tabel 2.1

Realisasi Anggaran Mirta Binaan tahun 2008

Bentuk Usaha

Anggaran Triw. III 2008 Realisasi Triw. III 2008

%tase

Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKBL PTPN III

Realisasi Penyaluran Dana per Provinsi

Tabel 2.2

Realisasi Penyaluran Dana per Provinsi s/d Triwulan III tahun 2008

Wilayah Provinsi

s/d Tahun 2007 Realisasi Triw. III 2008 s/d Triw. III 2008 Mitra

Sumber :laporan Penyaluran Dana Kemitraan Triwulan 1 tahun 2008 PTPN III

* Saldo pinjaman Mitra Binaan di NAD per 30 November 2005sebesar

Rp.31.713.710 telah dialihkan pengelolaannya ke PTPN 1 pada bulan Desember

(29)

Piutang Pinjaman Mitra Binaan

Jumlah piutang pinjaman Mitra Binaan per 31 Maret 2008 adalah sebesar RP.

18.548.656.280,- jumlah tersebut merupakan besarnya pokok pinjaman yang belum

dilunasi oleh Mitra Binaan tidak termasuk bunga pinjaman.

Tabel 2.3

Jumlah Piutang Pinjaman Mitra Binaan Per 31 Maret 2008 Keterangan Triwulan I 2008

Rp

31/12/2007 Rp Piutang / Tagihan

Lancar

6.981.576.552 7.258.374

Kurang Lancar 581.071.710 641.491.785

Macet 8.977.286.942

18.548.656.280

9.178.108.777 19.551.272.311

Piutang Bermasalah 1.042.679.s315 1.042.679.315

Sumber : Laporan Penyaluran Dana Kemitraan Triwulan 1 Tahun 2008

(30)

BAB III

PEMBAHASAN

A Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan

Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai

berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah)

3) Milik Warga Negara Indonesia

4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung

ataupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Besar

5) Membentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai

potensi dan prospek untuk dikembangkan.

(31)

8) Usaha Kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki

kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan ke arah

terwujudnya keterkaitan usaha.

1. Dana Program Kemitraan yang disalurkan berupa:

1.1. Pinjaman untuk modal Kerja atau pembelian barang-barang modal (Aktiva Tetap

produktif) seperti: mesin dan alat bantu produksi, dan lain sebagaimana yang dapat

meningkatkan produksi dan penjualan produk Mitra Binaan.

1.2. Pinjaman khusus

a. Untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan

yang bersifat jangka pendek dengan waktu maksimal 1 tahun dengan nilai

pinjaman yang cukup material dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan

Mitra Binaan.

b. Perjanjian pinjaman dilaksanakan antara 3 pihak yaitu; PTPN 3, Mitra Binaan

dan rekanan usaha Mitra Binaan dengan komisi yang ditetapkan oleh PTPN 3

1.3. Tingkat bunga pinjaman dikenakan kepada Mitra Binaan bersifat regresif

proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula tingkat

bunga yang dikenakan dengan batasan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tingkat Bunga Pinjaman yang dikenakan kepada Mitra Binaan

No Jumlah Pinjaman yang diberikan Tingkat Bunga 1 s/d 10.000.000,- 6% 2 > Rp 10.000.000 s/d Rp 30.000.000 8% 3 > Rp 30.000.000 s/d Rp 50.000.000 10% 4 diatas Rp 50.000.000,- 12%

(32)

.1.4. Penetapan bungan pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif atau dapat

juga dihitung dengan system flat atau system bagi hasil sepanjang nilainya setara

dengan bunga efektif.

1.5. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk Mitra Binaan adalah selama 36 bulan

atau dapat dilakukan terus menerus atau sampai Mitra Binaan tersebut menjadi

tangguh, mandiri, Bankable sepanjang tetap memenuhi ketentuan dan persyaratan.

2. Hibah

1.1. Pengertian Hibah

Pembinaan Mitra Binaan untuk meningkatkan usahanya, terutama di bidang, proses

produksi, pemasaran hasil produksi, keuangan/pembukuan serta manajemen

sederhana dan sebagainya, Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan dapat

melaksanakan berbagai pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain

yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta pengkajian/penelitian

dengan biaya dari dana kemitraan yang tidak dikembalikan namun berupa hibah.

1.2. Hibah dalam Bentuk :

a. Bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan Mitra Binaan dalam

rangka :

- Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik

produksi/pengolahan.

- Meningkatkan pengendalian mutu produksi

- Meningkatkan pemenuhan standardisasi teknologi

(33)

b. Bantuan pemasaran produksi Mitra Binaan dalam bentuk :

- Membantu penjualan produk Mitra Binaan

- Membantu mempromosikan produk Mitra Binaan melalui kegiatan

pameran maupun penyediaan ruang pamer (showroom)

1.3. Bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk Mitra Binaan dapat

dilakukan sendiri oleh PTPN III atau menyediakan tenaga penyuluh yang berasal dari

Lembaga Pendidikan/Pelatihan Swasta Profesional maupun Perguruan Tinggi.

B.Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan pada PKBL PTPN III (Persero) Medan

Setiap Usaha Kecil dan Koperasi (UKK) yang mengajukan permohonan untuk

menjadi Mitra Binaan (MB) mengirimkan proposal kepada Kebun./Unit sesuai

dengan wilayah kerjanya masing-masing.

1. Permohonan proposal harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi yang

tdd:

Nama dan alamat unit usaha Calon Mitra Binaan (CMB)

Nama dan alamat Pemilik/Pengurus unit usaha

Surat Keterangan Kepala Desa tentang keberadaan dan domosili Usaha

/Koperasi dan KUD yang bersangkutan.

Surat Izin Tempat Usaha (SITU), jika ada

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), jika ada

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika ada

(34)

Tanda Daftr Industri , jika ada

Akta Pendirian Usaha, jika ada

Surat Keterangan dari Kantor Dinas Kesehatan (jika produk usaha ini

berbentuk makanan)

Photo Copy rekening/tabungan di Bank

Susunan Pengurus (khusus untuk Kopersai)

Bidang usaha

Photo lokasi usaha

Pas Photo CMB 4x6 ( suami/istri)

Photo Chopy Kartu Keluarga CMB

Photo Copy KTP suami/istri

Photo Copy jaminan yang diagunkan

Pas Photo Ketua, Sekretaris dan Bendahara (khusus Koperasi /KUD)

2. Permohonan proposal harus berisikan :

Penjelasan singkat tentang kegiatan usaha yang bersangkutan

Penjelasan singkat tentang pembiayaan dan keuangan dari usaha yang

bersangkutan

Penjelasan singkat tentang hasil usaha serta penyerapan tenaga kerja di

unit usahanya

Penjelasan singkat tentang jumlah anggota (khusus Koperasi/KUD)

(35)

C. Prosedur Kontrak Penyaluran Dana Kemitraan

1. Tahap Pertama

Bagian Kemitraan dan Bina lingkungan akan memberitahukan kepada Distrik

Manager bahwa proporsi CMB yang diajukan telah dilakukan proses

analisa/evaluasi dan telah disetujui oleh Direksi selanjutnya Distrik Manager

menghubungi CMB melalui Kebun/Unit.

2. Tahap Kedua

Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan menyiapkan kontrak penyaluran dan

bantuan kemitraan yang akan ditandatangani oleh Direksi sebagai pihak pertama

dan CMB sebagai pihak kedua (masing-masing diatas materai secukupnya),

kontrak akan disertai dokumen berupa:

- Surat pengakuan hutang oleh pihak kedua

- Tanda terima uang, pinjamna oleh pihak kedua

- Jadwal angsuran pinjaman (modal kerja dan investasi)

3. Tahap Ketiga

Calon Mitra Binaan akan menyiapkan jaminan berupa :

- Hak Atas Tanah baik berupa Sertifikat Asli atau akta jual beli (di depan

Notaris atau Camat) maupun surat-surat berharga lainnya seperti : Surat

Kendaraan Bermotor (BPKB) dan lain-lain untuk pinjaman jangka

panjang dengan jumlah pinjaman relatif kecil.

- Hak Atas Tanah (Sertifikat Asli ) yang akan di Akta Pemberi Hak

(36)

diberikan untuk pinjaman jangka panjang dengan jumlah pinjaman cukup

besar dan jaminan ini akan dipegang oleh Bagian Kemitraan dan Bina

Lingkungan :

b. Jika jaminan tersebut berupa Hak Atas Tanah Hak Milik (Sertifikat

Asli), Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan akan meninjau lokasi

keberadaan dari jaminan tersebut, untuk menentukan kebenarannya

serta jumlah/harga taksiran dari Hak Atas Tanah yang dijaminkan.

Nilai jaminan ini sekurang-kurangnya sama dengan pinjaman yang

akan diberikan, jaminan ini akan lebih baik nilainya mencapai 125%

dari nilai pinjaman.

c. Jika pinjaman tersebut berupa hak Atas Tanah yang bukan Hak Milik

(Sertifikat Asli) Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan akan

memintakan Surat Kuasa dari Pemilik sah atas tanah tersebut kepada

CMB yang disahkan oleh Notaris serta meninjau lokasi keberadaan

dari jaminan tersebut untuk menentukan kebenarannnya serta

jumlah/harga taksiran dari Hak Atas Tanah yang dijaminkan. Nilai

jaminan ini sekurang-kurangnya sama dengan nilai pinjaman yang kan

diberikan dan akan lebih baik nilainya mencapai 125 % dari nilai

pinjaman .

- Surety Bond yaitu jaminan yang diberikan oleh Perusahaan Asuransi

kepada Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan atas pinjaman Mitra

(37)

dengan jumlah pinjaman yang cukup besar. Dimana jumlah nominalnya

sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman yang akan diberikan.

4. Tahap Keempat

Setelah penandatanganan surat perjanjian atau kontrak dan penyerahan jaminan

oleh CMB dilakukan pendistribusian sebagai berikut :

- Surat Perjanjian/Kontrak didistribusikan kepada Bagian Kemitraan dan

Bina Lingkungan sebagai pihak pertama dan CMB sebagai pihak kedua

- Seluruh dokumen baik yang berada di Distrik Manager Kebun/Unit dan

Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan agar difile dan disimpan dengan

rapi untuk mempermudah proses evaluasi dan monitoring Mitra Binaan.

5. Tahap Kelima

Penyaluran Dana Kemitraan

Penyaluran dana kemitraan dilakukan oleh masing-masing Distrik Manager/

General Manager dan disaksikan oleh Manager Kebun/Unit penerima proposal

setelah didahului perikatan perjanjian dengan ketentuan :

a. CMB harus hadir (suami/istri) di kantor Distrik Manager/General

Manager untuk mendapatkan penjelasan tentang bunyi pasal demi pasal

yang tercantum dalam surat perjanjian.

b. Setelah CMB mengerti dan menyatakan sanggup mentaati bunyi pasal

demi pasal yang ada dalam surat perjanjian, maka dilakukan perikatan

perjanjian antara PTPN III sebagai pihak pertama dan CMB sebagi

(38)

c. Penyaluran dana kemitraan harus didukung dengan berita acara

penyerahan yang berisikan tentang:

- waktu penyerahan, nomor dan tanggal bilyet yang diserahkan

- jumlah dana yang tercantum dalam bilyet giro yang diserahkan

Penyaluran dana kemitraan tidak dilakukan secara ceremonial, namun

penyalurannya terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Bagian Kemitraan dan

Bina Lingkungan.

6. Tahap Keenam

Pengembalian kredit

- Pembayaran cicilan kredit dapat silakukan melialui

• Transfer Bank langsung ke rekening PTPN III/dan PUKK AC Nomor:

0053-01-000-179-30-9 pada BRI Cabang Medan Putri Hijau

• Kebun/Unit terdekat

- Pembayaran dapat dilakukan dari mulai tanggal 1 s/d 10 setiap bulannya.

D. Monitoring/Pengawasan Kegiatan Usaha Mitra Binaan

Tata cara pelaksanaan monitoring / pengawasan terhadap mitra binaan, antara

lain:

1. Dilakukan monitoring terhadp realisasi penggunaan pinjaman, perkembangan

asset (usaha dan administrasi), pelaksanaan administrasi keuangan dan

(39)

2. Sebelum monitoring, harus disiapkan dahulu surat tugas yang ditandatangani oleh

Kepala PKBL dan menunjuk dua orang petugas dalam satu tim monitoring, serta

menyiapkan formulir monitoring dan laporan monitoring dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi penilaian yang objektif dan realistis. Waktu pwelaksanaan

monitoring maksimal dua hari kerja, dimana pada hari pertama untuk wawancara,

pemeriksaan administrasi dan kemudian pada hari kedua untuk peninjauan lokasi

penyusunan laporan monitoring.

3. Pelaksanaan monotoring dapat dilakukan dengan wawancara, peninjauan lokasi

kegiatan usaha dan pemeriksaan administrasi

4. Petugas yang ditunjuk melaksanakan monitoring, wawancara, peninjauan

lapangan dan pemeriksaan administrasi, berkewajiban memberikan pengarahan

dan saran perbaikan demi kemajuan ysaha kecil dan koperasi yang dimonitorinya.

5. Petugas yang ditunjuk melakukan monioring,dapat ditugasi untuk menerima

angsuran pinjaman dengan membuat bukti tanda terima rangkap dua yang

ditandatanganin oleh kedua belah pihak (pembayar dan penerima), kemudian

paling lambat satu hari setelah diterima harus sudah disetor / ditrasfer ke

rekening PKBL yang bersangkutan.

6. Untuk mengetahui pengguaan pinjaman yang sesuai dengan perjanjian, petugas

PKBL melakukan wawancara secukupnya dan meminta bukti yang dapat

mendukung keterangan dari mitra binaan, lalu petugas mencatatnya dalam

(40)

7. Untuk mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman, petugas

menanyakan rata-rata penerimaan dan pengeluaran tunai tiap bulan. Ini

dibuktikan dari catatan administrasi keuangan ( buku harian kas ). Kemudian

petugas mencatat hasilnya dalam formulir monitoring yang disimpulkan dalam

laporan monitoring.

8. Untuk mengetahui perkembangan / pertumbuhan omset penjualan, petugas PKBL

menanyakan tentang kapasitas produksi rata-rata perbulan, rata-rata stok barang

perbulan dan penjualan rata-rata perbulan. Ini dibuktikan dari catatan administrasi

penjualan dan buku persediaannya. Bila perlu mengecek ke lokasi produksi dan

penjualannya, kemudian mengevaluasi pertumbuhannya.

9. Untuk mengetahui perkembangan administrasi, petugas menanyakan buku catatan

yang digunakan untuk administrasi keuangan maupun administrasi umum

lainnya, baik sebelum memperileh binaan maupun sesudah memperoleh binaan.

Kemudian petugas PKBL mengamati perbedaanya dan mencatat hasilnya.

10.Untuk mengetahui perkembangan pemasaran, petugas menanyakan sampai

dimana pelaksanaan pemasaran dilakukan ( lokal, luar kota, luar propinsi, luar

pulau atau ekspor ). Ini dibuktikan dengan cara mengambil bukti pengiriman

produk / barang untuk beberap bulan sehingga dapat diketahui oerkembangannya,

kemudian mencatat hasilnya.

11.Untuk mengetahui perkembangn tenaga kerja, petugas pkbl menanyakan berapa

jumlah tenaga kerja yang lalu membandingkan dengan data yang ada dalam

(41)

yang ada. Petugas PKBL juga mencari informasi dari beberap pekerja mengenai

peningkatan keterampilan yang mereka peroleh selamamasa kerja tersebut dan

mencatat hasilnya.

12.Untuk mengetahui perkembangan jenis usaha, petugas PKBL menanyaka apakah

ada produk-produk baru ( tidak sejenis ) yang dihasilakan sudah dipasarkan,

selam telah meneriam bantuan kredit. Kemudian mengecek fisik produk dan

mencatat hasilnya.

13.Untuk mengetahu perkembangan asset, petugas menanyakan buku catatan yang

digunakan untuk mencatat kejkayaan badan usaha, antar lain buku kas/bank, buku

piutang, buku persediaan barang, buku aktiva tetap ( peralatan yang dimiliki ).

Kemudian mencatat hasilnya.

14.Laporan monitoring harus ditandatangani kedua belah pihak yaitu petugas

monitoring dan pimpinan / pengurus / pemilik usaha yang bertalian (mitra

binaan). Laporan dibuat rangkap tiga, diman yang asli dan duplikat disimpan

dalam PKBL untuk diproses lebih lanjut, sedangkan triplikanya untuk usaha kecil

yang bersangkutan.

15.Berdasarkan kesimpulan dari Laporan monitoring serta evaluasi yang mendalam,

maka mitra binaan dapat dikelompokkan berxdasarkan kondisi yang ada, yaitu

mitra binaan yang berhasil baik dan mitar binaan baru. Untuk mira binaan yang

berhasil dan bermasah, baik didasarkan pada kinerja pembayaran angsuran

pinjaman, perkembangan aset dan administrasi dalam satu periode pembinaan.

(42)

angsuran pinjaman, perkembangan aset administrasi juga didasarkan pada

perkembangan omset penjualannya setelah satu periode pembinaan.

16.Petugas monitoring harus bertindak adi dan objektif dalam memberikan penilaian

ataupun kesimpulan akhir,agar tidak menyesatkan dan merugikan dikemudian

hari bagi mitra binaan.

17.Apabila tata cara monitoring tersebut dirasakan hasilnya masih kurang

memberikan informasi yang meyaknkan bagi petugas, maka petugas

monitoringdapat menambah cara yang lainnya, sehingga tujuan untuk

memberikan penilaian objektif dan realistis dapat tercapai.

E. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan Terhadap Mitra Binaan yang Bermasalah

1. Penggolongan Kualitas Pinjaman

a. Lancar ; adalah pembayaran angsuran pokok dan atau bunga pinjaman tepat

waktu.

b. Kurang Lancar ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

dan atau bunga yang telah melampaui 1 (satu) hari dan belum melampaui 180

(seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo, pembayaran angsuran,

sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

c. Ragu-ragu ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan

(43)

melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo

pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

d. Macet ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran dan atau bunga yang telah

melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo

pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

Mitra Binaan dikategorikan bermasalah apabila pengembalian pinjaman pokok dan

atau bunga telah mencapai kualitas ragu-ragu dan macet, tindakan selanjutnya adalah

Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan secara bersama-sama dengan Distrik

Manager/General Manager masing-masing wilayah binaan melakukan peninjauan ke

lapangan terhadap Mitra Binaan tersebut untuk mengetahui dan mengevaluasi

permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan tersebut.

2. Penanganan Terhadap Mitra Binaan Bermasalah

a. Distrik Manager/General Manager atau Bagian Kemitraan dan Bina

Lingkungan agar memberikan surat teguran terhadap Mitra Binaan wilayah

binaan yang telah mencapai kualitas ragu-ragu setelah mengetahui

permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan tersebut.

Dan bila surat teguran 1 tidak diindahkan Mitra Binaan, agar dilanjutkan

dengan surat teguran 2, surat teguran hanya dapat dikeluarkan 2 kali.

Surat teguran berisikan kondisi usaha Mitra Binaan dan tunggakan terhadap

(44)

b. Surat Peringatan I, II, dan III

Surat peringatan diberikan oleh Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan yang

ditandatangani Direksi kepada Mitra Binaan yang kualitas pengembaliannya

telah mencapai tingkat macet dan atau pinjaman telah jatuh tempo tetapi

belum melunasi hutang pokok dan atau bunganya..

Surat peringatan berisikan teguran keras yang mengacu kepada surat

perjanjian yang telah ditandatangani antara pihak pertama (PTPN III) dan

pihak ke dua (Mitra Binaan) dihadapan notaris pada saat pemberian pinjaman.

c. Eksekusi Jaminan

Pengeksekusian jaminan Mitra Binaan dapat dilaksanakan setelah diadakan

sapat tim antara Distrik Manager/General Manager, Kebun/Unit dan Bagian

Kemitraan dan Bina Lingkungan, kemudian memberitahukan secara tertulis

kepada Direksi tentang rencana pengeksekusian tersebut setelah mendapat

persetujuan direksi membuat surat pemberitahuan tertulis kepada Pengadilan

Negeri setempat di mana saat penandatanganan surat perjanjian tersebut

ditandatangani, pengeksekusian jaminan harus sejalan dengan isi surat

perjanjian.

F. Masalah yang Dihadapi dan Upaya-Upaya Mengatasinya

1.1. Masalah yang dihadapi

a. Masih terdapatnya itikad yang kurang baik dari para Mitra Binaan untuk

(45)

b. Masih belum membudayanya di kalangan Mitra Binaan untuk membayar

angsuran melalui transfer Bank.

c. Letak usaha dari Mitra Binaan yang terpencil mengakibatkan tingginya biaya

operasional, baik di saat analisa apalagi saat melakukan

monitoring/penagihan.

d. Masih ada Mitra Binaan yang bersifat tertutup, sehingga pembinaan sulit

dilakukan secara optimal.

e. Mitra Binaan sulit memasarkan produknya.

1.2. Upaya Mengatasi Masalah yang dihadapi

a. Melakukan deregulasi dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan dengan mengikutsertakan Distrik dan kebun/unit-unit usaha yang

ada di dalam wilayah binaan PTPN III dalam melaksanakan analisa.

b. Sebelum penyerahan dana kemitraan, Calon Mitra Binaan terlebih dahulu

diberikan Pelatihan Management dasar bagi Usaha kecil.

c. Dalam hal penyusunan pembukuan dan pelaporan Usaha Kecil dilakukan

monitoring dan pembinaan langsung secara berkala Triwulan dan tahunan

baik lintas sektoral maupun BUMN.

d. Mengikutsertakan para Mitra Binaan (khususnya Mitra Binaan Unggulan)

melalui kegiatan pameran dan promosi baik Dalam Negeri maupun Luar

(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya maka

pada bab ini dapat ditarik kesimpulan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

1. Program-program PKBL pada PTPN III (Persero) medan terdiri dari

Kemitraan dan Bina Lingkungan. Kemitraan adalah untuj meningkatkan

kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui

pemanfaatan dana dari 1% hingga 3% laba perusahaan. Sedangkan Bina

Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi masyarakat yang berada

disekitar perusahaan, melalui pemanfaatan dana dari perusahaan setelah pajak

maksimal 1% sesuai dengan keputusan menteri BUMN.

2. Monitoring / pengawasan kredit yang di lakukan PKBL PTPN III (Persero)

Medan sudah cukup baik dimana dalam proses pengawasan kredit bukan saja

dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon mitrabinaan tetapi proses

pengawasan kredit sudah dilakukan sejak calon mitrabinaan mengajukan

(47)

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. PKBL PTPN III ( Persero ) Medan dalam usaha perkreditannya kepada usaha

kecil, koperasi dan lembaga yang membutuhkan hendaknya benar-benar

mempertimbangkan calon mitra binaan. Disamping itu hendaknya dilakukan

pengecekan terhadap kebenaran jaminan untuk mencegah terjadinya kredit

macet dan harus dapat mengambil keputusan yang tegas terhadap mitra binaan

yang tidak mau membayar kredit yang dipinjamnya agar resiko kredit

bermasalah dapat diperkecil.

2. Melihat tugas terberat adalah menjalankan fungsi serta proses pengawasan /

monitoring kredit maka hendaknya petugas yang ditunjuk dibekali dengan

pengetahuan, kreatifitas, keterampilan dan keahlian serta semakin

meningkatka usaha pengawasan terhadap kredit agar usaha dapat berjalan

dengan lancar sehingga mitra binaan termotifasi untuk selalu berusaha

mencapai hasil yang lebih baik lagi.

3. Diharapkan kepada pihak PKBL PTPN III (Persero) Medan agar lebih dapat

meningkatkan lagi pelayanan dan keramah-tamahan terhadap mitra binaan

maupun orang ( pelajar, mahasiswa, pekerja dan lainnya), lembaga, atau

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan PT. Raja Grapindo Persada : Jakarta

Pedoman Pelaksana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III

Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007

Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003

Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE-433/MBU/2003 Tanggal 16 September 2003

Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 Tanggal 4 Juni 2002

(49)

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

BAGIAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (KBL)

MONITORING REPORT

I. DATA CALON MITRA BINAAN

1. Nama Usaha : ………. ...

2. Alamat : ….………...

3. Bidang Usaha : ………...………...

4. Penanggung jawab : ……….(t.t.………..)

5. Waktu Kunjungan : a.Tgl./Bln./Thn………...…..……....

b. Pukul………...……….

6. Petugas Kemitraan dan Bina Lingkungan :

………..………..…(……….………...)

7. Pembinaan Mulai : Tgl./Bln/Thn………..………..

8. Jumlah Pinjaman : a. Modal Kerja : Rp………...…..

b. Investasi : Rp………...………

9. Petugas KEMITRAAN dan BINA LINGKUNGAN :

(50)

II. INFORMASI KUNJUNGAN

1. Perkembangan Usaha

a. Produksi

………...………..

……….

………..

b. Pemasaran

……….………

……….………

……….………

2. Permasalahan yang dihadapi :

a. Produksi

………...………

……….

……….………

b. Pemasaran

……….………

……….………

……….………

c. Lain-lain

……….

(51)

………...………..

3. Angsuran Pinjaman

a. Lancar s/d ke : ………Tgl./Bln./Thn………...……

b. Macet mulai dari : ……….Tgl./Bln./Thn………..

III.PENDAPAT / SARAN

1. Mitra Binaan

………...………

………...………

………...……….

2. Petugas Kemitraan dan Bina Lingkungan

………...………...…

………...…

………...…

3. Lain-lain

………..……….…

…………...………

………...…

(52)

Gambar

Tabel 2.1 Realisasi Anggaran Mirta Binaan tahun 2008
Tabel 2.3 Jumlah Piutang Pinjaman Mitra Binaan Per 31 Maret 2008
Tabel 3.1 Tingkat Bunga Pinjaman yang dikenakan kepada Mitra Binaan

Referensi

Dokumen terkait

Previous work by Davies and Colvin in 2000 combined these two datasets, using ground-level image photogrammetry and the historic United States Geological Survey (USGS)

Untuk keperluan tersebut Penyedia diharapkan membawa berkas Penawaran Asli dan Copy beserta dokumen pendukungnya. Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan

Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa semakin besar laju permintaan, akan menyebabkan waktu antar pemesanan menjadi semakin singkat dan jumlah barang yang dipesanpun

Dalam rangka melakukan upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga dan menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk turut serta dalam pencegahan di Jawa Barat, maka lembaga

The conformance checking for multiple events with the same timestamp, as later called by sequence matching analysis, needs to consider several relevant attributes

Keputusan moral yang diajukan oleh Kompas.Com dan Detik.Com adalah bahwa Alasan caleg perempuan menjadi anggota legislatif peneliti kelompokkan menjadi alasan ekonomis karena ingin

[r]

Ini berarti bahwa perusahaan dengan tipe high profile akan membuat pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih luas dari perusahaan. low