Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS
TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA
PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk
SKRIPSI
OLEH :
YENNI ANDRIANI S 040521164
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
ABSTRAK
Yenny Andriani (2009), Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,Tbk, di bawah bimbingan Isfenti Sadalia, Msi. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I; Drs. Syahyunan, Msi. Dosen Penguji II; Dra. Lucy Anna, MSi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rasio aktivitas yang terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan dengan return on investment
(ROI) pada PT. Unilever Indonesia,Tbk. Rasio Aktivitas yang dimaksud adalah
aktivitas perusahaan dalam mengelola manajemen aktiva yang dimiliki, dalam melaksanakan kegiatannya, dan efektifitas struktur pendanaan aktiva tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Pearson, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian signifikansi dengan menggunakan t–test. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan PT. Unilever Indonesia,Tbk. periode 2002-2006.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan koefisien Korelasi Pearson rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang bergerak positif dengan return on investment (ROI), rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif dengan return on investment (ROI).
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas berkat Tuhan yang telah banyak melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, terutama dalam proses penulisan serta
penyusunan skripsi ini.
Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk menganalisa
hubungan rasio aktivitas dengan return on investment (ROI) pada PT. Unilever
Indonesia, Tbk. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun dari semua pihak agar menjadikan skripsi ini lebih baik
lagi. Bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun material menjadi
dorongan serta memberikan andil yang sangat besar kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini. Penulis tidak dapat
membalas semua bantuan tersebut, namun dalam kesempatan ini penulis
memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak
yang telah membantu selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga segala
bantuan yang telah dilimpahkan tersebut dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis mengharapkan bahwa semua yang tercantum disini telah dapat
mewakili pihak-pihak yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Bagi pihak-pihak yang terlewatkan dalam penyebutan ucapan terima
kasih di lembaran ini penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan tidak
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Adapun pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan serta
penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Nisrul Irawati, SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Isfenti Sadalia, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan
ilmu pengetahun, saran dan masukan kepada penulis dalam proses penulisan
serta penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahyunan, MSi selaku Dosen Penguji I yang banyak memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Lucy Anna, MSi selaku Dosen Penguji II yang banyak memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah
berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan serta
mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna selama perkuliahan.
8. Seluruh Staff dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
9. Untuk ibuku S.Sitepu, yang telah memberikan doa, nasehat, dukungan, serta
bantuan baik moril maupun material kepada penulis selama proses
penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini sepenuhnya penulis persembahkan buat
keluarga penulis.
10.Keluargaku yang sangat kusayangi: adik-adikku Rany dan Roy, terima kasih
banyak atas doa dan dukungannya.
11.Seluruh teman teman yang sangat kusayangi, terima kasih buat doa dan
dukungannya.
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan melimpahkan kasih
dan karunia kepada kita semua. Amin.
Medan, September 2009
Penulis
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL . ... DAFTAR GAMBAR . ... BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Perumusan Masalah ...
C. Kerangka Konseptual . ...
D. Hipotesis...
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
F. Metode Penelitian ...
a. Batasan Penelitian ...
b. Definisi Operasional ...
c. Tempat dan Waktu Penelitian ...
d. Jenis Data ...
e. Teknik Pengumpulan Data ...
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
BAB II. URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu ...
B. Rasio Aktivitas ...
C. Return on Investment ...
D. Laporan Keuangan ...
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PT.Unilever Indonesia, Tbk ...
B. Misi PT.Unilever Indonesia, Tbk ...
C. Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia, Tbk ...
D. Data Keuangan PT.Unilever Indonesia, Tbk ...
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Deskriptif ...
B. Analisis Statistik ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perkembangan Penjualan , Persediaan, Piutang, Jumlah Aktiva Tetap,
Total Aktiva dan Laba Bersih PT. Unilever Indonesia, Tbk ...
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas dan Return on Investment (ROI)
PT. Unilever Indonesia, Tbk ...
Tabel 4.1 Rasio Aktivitas dan ROI PT. Unilever Indonesia, Tbk selama periode
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Gambar fluktuasi Rasio Aktivitas dan Return on Investment ...
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ...
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia, Tbk ...
Gambar 4.1 Fluktuasi Rasio Perputaran Total Aktiva dan ROI pada
PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2002 - 2006 ...
Gambar 4.2 Fluktuasi Rasio Perputaran Aktiva Tetap dan ROI pada
PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2002 - 2006 ...
Gambar 4.3 Fluktuasi Rasio Perputaran Piutang dan ROI pada
PT.Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2002 – 2006 ...
Gambar 4.4 Fluktuasi Rasio Perputaran Persediaan dan ROI pada
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang ekonomi merupakan penggerak untuk
pembangunan bidang lainnya. Hal ini menyebabkan perkembangan di bidang
perekonomian mengalami kemajuan sehingga muncul perusahaan-perusahaan
baru yang menambah persaingan dalam dunia usaha.
Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melakukan kegiatan
operasionalnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimum, selain untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang lainnya. Dengan adanya laba yang cukup
tinggi dan didukung oleh nilai perusahaan yang semakin baik maka kredibilitas
dan kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan serta perusahaan dapat tumbuh
terus dan melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Oleh karena itu perusahaan
dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien dan efektif
sehingga akan meningkatkan pendapatan yang akan diterima.
Pendapatan yang maksimal hanya diperoleh dari pemanfaatan sumber
daya yang efisien dan efektif. Unsur-unsur aktiva seperti persediaan, piutang,
aktiva tetap dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat
laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan
efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya keuangan tersebut akan terlihat dari
tingkat penjualan yang tinggi tentu saja akan mendukung pencapaian laba yang
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur keefektifan
manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki dalam melaksanakan
kegiatannya adalah dengan menggunakan rasio aktivitas.
Analisis rasio aktivitas operasional perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu: rasio perputaran total aktiva (total
asset turn over ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover ratio),
rasio perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over), rasio perputaran persediaan
(inventory turnover ratio), periode perputaran persediaan (inventory period), dan
jangka waktu pengumpulan piutang (average collection periode). Rasio-rasio ini
akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui apakah
perusahaannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah
beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk
memperoleh laba juga semakin besar.
PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan dagang, dimana
bidang usahanya yaitu penjualan produk-produk kepada konsumen. Misi Unilever
Indonesia, Tbk adalah menambah vitalitas dalam kehidupan dengan memenuhi
kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan
produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan
lebih menikmati hidup. Keberhasilan jangka panjang PT. Unilever Indonesia, Tbk
menuntut komitmen menyeluruh terhadap standar kinerja dan produktivitas yang
sangat tinggi, terhadap kerjasama yang efektif dan kesediaan untuk menyerap
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Berdasarkan fenomena atau gambaran umum perusahaan lewat penelitian
pendahuluan yang dilakukan, terdapat kecenderungan penurunan tingkat Return
on Investment (ROI) dalam dua tahun terakhir penelitian (seperti terlihat pada
Gambar1.1), setelah mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2004
sementara perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, perputaran piutang,
perputaran persediaan serta rata-rata pengumpulan piutang mengalami fluktuasi
kenaikan dan penurunan.
Gambar Fluktuasi Rasio Aktivitas dan ROI pada PT.Unilever Indonesia,Tbk
FATO TATO ARTO ITO ROI
2002 2003 2004 2005 2006
Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk diolah
Gambar 1.1 : Grafik fluktuasi Rasio Aktivitas dan Return on Investment
Berdasarkan Gambar 1.1, penulis tertarik untuk meneliti apakah naik
turunnya ROI berhubungan dengan bertambah atau berkurangnya aktiva
perusahaan yang dalam hal ini diukur dari aktivitas perusahaan. Sehingga untuk
melihat fenomena yang terjadi di perusahaan ini, penulis mengadakan penelitian
yang berjudul: “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan pada PT Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002 sampai 2006?”.
C. Kerangka Konseptual
Rasio aktivitas berguna untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas terdiri dari rasio perputaran
persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap dan rasio
perputaran total aktiva. Semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif
perusahaan dalam mendayagunakan sumber dananya (Warsono, 2003:35).
Return On Invesment (ROI) merupakan perbandingan dari laba bersih
dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Besarnya laba
bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.
Semakin cepat perputaran dana perusahaan maka semakin efektif penggunaan
dana tersebut, dan laba perusahaan semakin besar (Kuswadi 2004:191).
ROI sering juga disebut Return On Asset (ROA), merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Berikut ini adalah gambaran model kerangka konseptual yang akan
mengkaji hubungan rasio aktivitas dengan ROI:
Sumber : Kuswadi (2004:191), diolah peneliti Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis yang dikemukakan
adalah:
1. Rasio perputaran aktiva tetap mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,
Tbk.
2. Rasio total aktiva memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap
tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.
3. Rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.
4. Rasio perputaran persediaan memiliki hubungan yang positif dan
signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,
Tbk.
RASIO AKTIVITAS
Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio Perputaran Piutang Rasio Perputaran Persediaan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis hubungan dari rasio aktivitas dengan kemampuan
memperoleh laba pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002
sampai dengan tahun 2006.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi PT. Unilever Indonesia, Tbk
Sebagai bahan masukan tambahan bagi pihak perusahaan mengenai
kondisi rentabilitas perusahaan khususnya ROI dalam hubungannya
dengan efektifitas penggunaan sumber daya/aktiva dalam perusahaan,
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan
keputusan dimasa depan yang lebih efektif yang akan mendukung
peningkatan kemampuan perusahaan memperoleh laba.
b. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referansi yang dapat memberikan perbandingan dalam
melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai penilaian
kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu ROI dalam
hubungannya dengan Rasio Aktivitas.
c. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang
telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis
dalam bidang keuangan khususnya dalam penilaian rentabilitas
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Batasan operasional berguna untuk menghindari ketidakfokusan dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka
penulis membatasi penelitian ini pada pembahasan tentang hubungan rasio
aktivitas perusahaan, yaitu: rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran
total aktiva, rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan
piutang dengan kemampuan memperoleh laba yang diukur dengan Return
on Investment perusahaan.
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional dan pengukuran variabel penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Kemampuan Memperoleh Laba (ROI), sebagai variabel terikat dalam
penelitian diukur dengan salah satu rasio rentabilitas, yaitu dengan
menggunakan ROI yang berguna untuk menilai kesuksesan atau
prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum
didefinisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi. Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut :
Return on Investment = x100%
Aktiva Total
Pajak Sesudah Bersih
Laba
b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap / Fixed Asset Turnover Ratio
merupakan variabel bebas pertama yang menunjukkan seberapa cepat
perputaran aktiva tetap dalam siklus produksi normal. Perumusan rasio
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Tetap Aktiva Total
Penjualan
c. Rasio Perputaran Total Aktiva/Total Asset Turnover Ratio merupakan
variabel bebas kedua yang menunjukkan perputaran total aktiva diukur
dari volume penjualan atau dengan kata lain seberapa jauh kemampuan
seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan. Perumusan rasio ini
ditunjukkan sebagai berikut:
Rasio Perputaran Total Aktiva =
Aktiva Total
Penjualan
d. Rasio Perputaran Piutang / Account Receivable Turnover Ratio
merupakan variabel bebas ketiga yang menunjukkan kemampuan dari
dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode
tertentu. Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut:
Rasio Perputaran Piutang =
g Piu Penjualan
tan
e. Rasio Perputaran Persediaan / Inventory Turnover Ratio merupakan
variable bebas keempat yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam
mengelola dan menjual persediannya. Perumusan rasio ini dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
Rasio Perputaran Persediaan =
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Berdasarkan jenis data yang digunakan, penulis tidak datang langsung ke
perusahaan, melainkan dengan mengunjungi situs-situs internet yang
menyajikan data yang dibutuhkan
penelitian adalah mulai bulan November 2008 sampai Mei 2009).
4. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung yang diberikan pihak lain atau berupa
suatu dokumen. Data sekunder yang digunakan berupa laporan neraca
periode tahun 2002 – 2006, laporan laba rugi periode 2002 – 2006.
Data-data yang diperoleh dengan memanfaatkan situs internet
misalnya hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan literature lainnya yang
diperoleh berkaitan dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan studi
dokumentasi, yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan
bahan tulisan dari webside perusahaan serta sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian baik dari media internet
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
6. Metode Analisis data
Penganalisaan masalah yang dihadapi sebagai objek pembahasan ini,
penulis menggunakan:
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan
menginterpretasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran
yang jelas mengenai keadaan keuangan perusahaan yang sedang
diteliti.
b. Metode Analisis Korelasi Product Moment Pearson
Suharyadi dan Purwanto(2004:285), Korelasi Pearson digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan
dari populasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan ini
mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan
berdistribusi normal. Metode korelasi Pearson banyak digunakan untuk
mengukur korelasi data rasio dan penulis menganalisis korelasi
Pearson menggunakan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi
12.00.
Arti Angka Korelasi
a. Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi berkisar pada 0
(tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna).
b. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
berlawanan, sedangkan tanda (+) positif menunjukkan arah yang
sama.
Signifikansi Hasil Korelasi
Setelah angka korelasi didapat, maka diuji apakah angka korelasi yang
didapat benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan dua variabel.
Hipotesis:
H0 : rs = 0 , artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel
bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).
H1 : rs≠ 0 , artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).
Pengambilan Keputusan
a. Berdasarkan Probabilitas
Jika probabilitas < 0,05 = H0 diterima
Jika probabilitas > 0,05 = H0 ditolak
b. Berdasarkan tanda ** yang diberikan SPSS.
Signifikan tidaknya korelasi dua variabel dapat dilihat dari adanya
tanda ** pada pasangan data yang dikorelasikan. Maka variabel
yang bertanda ** menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara
signifikan dan yang tidak bertanda ** menunjukkan kedua variabel
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Sitanggang (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampuan Memperoleh Laba pada PD.
Aneka Industri dan Jasa Medan”. Dalam penelitian Sitanggang (2006) perumusan
masalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas
terhadap kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa
Medan?”. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan dan
penelitian kepustakaan dan analisis data dengan metode analisis deskriptif dan
analisis Korelasi Rank Spearman menjelaskan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara rasio perputaran persediaan dengan kemampuan memperoleh
laba dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2004.
Siahaan (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan
Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan pada PT. Putra Lika Perkasa Medan”.
Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari rasio
perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva, periode
perputaran persediaan, periode perputaran piutang, dan sebagai penentu ROI
dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rasio total
aktiva mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan ROI sedangkan
periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang mempunyai hubungan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Nainggolan (2007) melalukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Rasio
Aktivitas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT Hutan Barumun Perkasa
Medan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset
turnover, dan total asset turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat return on investment (ROI) pada perusahaan hanya dipengaruhi secara signifikan
oleh empat variabel rasio aktivitas yaitu account receivable turnover, working
capital turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on investment (ROI).
Silitonga (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan
Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh Laba pada PT. Aerowisata
Catering Service Medan”. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, rasio
perputaran total aktiva, dan rasio perputaran modal kerja dan sebagai penentu ROI
dalam perusahaan. Hasil peneiltian menunjukkan bahwa variabel rasio total aktiva
dan rasio perputaran modal kerja mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada sedangkan rasio
perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aerowisata
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Napitupulu (2008) melakukan penelitian berjudul “Hubungan Rasio
Aktivitas dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi
Tbk ”. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan rasio
perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap, dan
rasio perputaran total aktiva. Hasil penelitian menunjukkan variable rasio
perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang mempunyai hubungan yang
kuat dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Rasio peputaran aktiva tetap tidak mempunya hubungan dengan Return on
Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan rasio perputaran
total aktiva tetap mempunyai hubungan yang rendah dengan Return on Investment
(ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
B. Rasio Keuangan
Rasio Keuangan adalah menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.
Analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur yang sering digunakan adalah
rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan, yaitu data keuangan
yang satu dengan yang lain.
Harahap (2004:297) mengatakan analisis rasio keuangan adalah analisis
angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah
membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan
dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Analisis rasio keuangan harus dilakukan secara cermat dan terstruktur.
Rumusan tentang penghitungan rasio-rasio keuangan dapat kita temukan pada
berbagai literatur keuangan. Sebagai landasan teoritis dalam penelitian ini,
penulis menghimpun berbagai sumber tersebut dengan maksud agar
rumusan-rumusan itu dapat saling melengkapi sebagai kerangka acuan.
Sawir (2004:297) menuliskan secara umum ada lima jenis rasio keuangan:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang
umum digunakan:
a. Current Ratio b. Quick Ratio c. Cash ratio
d. Net Working Capital.
2. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh hutangnya atau dengan kata lain bahwa rasio ini dapat pula
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan
perusahaannya, apakah lebih banyak hutang atau ekuitas. Rasio yang umum
digunakan adalah :
a. Debt Ratio
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
c. Time Interest Earned Ratio d. Fixed Charge Coverage Ratio e. Debt Service Coverage.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui efektivitas manajemen
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan. Rasio yang umum digunakan adalah :
a. Inventory Turnover
b. Account Receivable Turnover c. Fixed Asset Turnover
d. Total Asset Turnover.
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Rasio yang umum digunakan:
a. Gross Profit Margin b. Operating Profit Margin c. Net Profit Margin d. Return On Investment e. Return On Equit (ROE).
5. Rasio Penilaian Pasar (Valuation Ratio)
Rasio penilaian pasar menunjukkan bagian dari laba perusahaan, deviden,
dan model yang dibagikan pada setiap saham. Rumus yang digunakan:
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
c. Deviden Per Share d. Deviden yield e. Pay-Out Ratio
f. Book Value Per Share g. Prece To Book Value.
Sehubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini,
maka penulis hanya akan menggunakan ataupun membahas rasio aktivitas yang
diukur dengan rasio ROI.
C. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas (aktivity ratio) atau dikenal juga dengan analisis aktivitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam
menggunakan aktivitasnya. Analisis ini menganggap perlunya suatu
keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan,
piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari
investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya.
Brigham Dan Houston (2001:81), menyatakan bahwa rasio aktivitas
digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan menggunakan aktivanya
dibandingkan dengan penjualan yang diproyeksikan dalam laporan keuangan.
Menurut Martono dan Harjito (2001:56-58): Aktivity Ratio mengukur
sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan mengelola asset-asetnya. Artinya
dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Jumlah aktiva yang besar, yang dimiliki oleh perusahaan merupakan
kekuatan dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki aktiva
dengan jumlah besar belum tentu dapat menciptakan profitabilitas yang sudah
direncanakan, atau dengan kata lain bahwa perusahaan tersebut belum tentu dapat
menghasilkan laba yang maksimum. Kemampuan dalam menghasilkan laba yang
maksimum baru terwujud, apabila seluruh dana yang ada dalam perusahaan
dioperasikan secara efektif. Dengan demikian maka keefektifan dapat diketahui
setelah melihat persentase perputaran seluruh aktiva yang ada. Untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengukur penggunaan aktiva
yang ada, digunakan rasio aktivitas.
Rasio aktivitas yang biasa digunakan perusahaan dan yang dipakai dalam
penelitian ini (Hanafi, 2004:27):
1. Inventory Turnover
Inventory turnover adalah untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan
persediaan, sehingga besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi
perputaran rasio ini maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu
rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi
penjualan. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau
penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim
manajemen persediaan maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh.
Walaupun demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi juga dapat
memberikan indikasi tentang kekurangan stock persediaan, yang karenanya
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
secara berlebihan terikat pada persediaan, maka perputaran persediaan akan
menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami
kesulitan arus kas dan modal kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak
berhasil didalam pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan
dari penjualan rendah, juga persediaan biaya jadinya meningkat. Rumus
inventory turnover:
Persediaan Penjualan Turnover
Inventory =
2. Account Receivable Turnover
Account receivable turnover adalah untuk mengukur perputaran piutang
selama satu periode tertentu (biasanya setahun) dan hasilnya merupakan
gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah
piutang menjadi uang tunai. Piutang timbul karena penjualan kredit.
Penjualan secara kredit dapat dilakukan dengan tunai dan juga dilakukan
dengan pembayaran kemudiaan untuk mempertinggi volume penjualan.
Semakin tinggi rasio perputaran piutang akan semakin baik, karena semakin
singkat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari
penjualan tersebut. Rumus account receivable turnover yang digunakan:
ang
3. Fixed Asset Turnover
Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur aktiva tetap bersih yang
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus fixed asset
turnover yang digunakan:
Tetap Aktiva Jumlah
Penjualan Turnover
Asset
Fixed =
4. Total Asset Turnover
Total asser turnover digunakan untuk mengukur kemampuan semua aktiva
dalam menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan antara
penjualan dengan jumlah aktiva (yang terdiri dari aktiva tetap dan aktiva
lancar). Dimana apabila semakin tingi rasio ini maka akan semakin baik
bagi perusahaan untuk manghasilakan laba. Rumus total asset turnover yang
digunakan:
Aktiva Total
Penjualan Turnover
Asset
Total =
D. Return On Investment (ROI)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba maka penulis menggunakan salah satu rasio
profitabilitas yaitu: Return on investment yang merupakan salah satu alat yang
biasa dipergunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara
keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Munawir (2002:89) : menyatakan bahwa besar ROI dipengaruhi oleh 2
faktor:
1. Turnover dan operating asset (tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk operasi).
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
persentasi dari jumlah penjualan bersih. Profit margin mengukur tingkat
keuntungan yang dapat di capai oleh perusahaan di hubungkan dengan
penjualannya.
Rasio return on investment dapat dihitung dengan rumus:
%
Return on investment dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik
buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan perusahaan baik dalam
kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Bersarnya laba bersih operasi yang
diterima perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.
Kelebihan yang dimiliki ROI, sehingga dipergunakan sebagai alat
pengukur prestasi kinerja manajer dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada keterkaitan dengan hubungan
(relationship) antara penjualan (sales), biaya (expenses) dan investasi
(investment) khususnya untuk manajer pusat investasi.
b. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada efisiensi biaya.
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Kelemahan ROI menurut Abdullah (2005:59) yaitu sebagai berikut:
a. sulit membandingkan rate atau return suatu perusahaan dengan perusahaan
lain karena perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan
b. dengan menggunakan analisa ROI saja tidak dapat dipakai untuk
membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil
yang memuaskan.
ROI dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu:
a. Meningkatkan penjualan
Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual
produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya
tetap. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil
daripada persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan
juga meningkatkan perputaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan
proporsial dalam aktiva.
b. Pemangkasan beban
Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan
manajer manakala menghadapi kemerosotan penjualan. Hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun
program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner, dan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
2. Mencari cara-cara untuk membuat karyawan bekerja secara lebih efisien
dengan membuang duplikasi waktu bukan nilai tambah, atau waktu
perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan.
c. Mengurangi Asset
Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perputaran aktiva dan juga
terhadap ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap
memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak
produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.
E. Laporan Keuangan
Keadaan keuangan perusahan harus diketahui, sehingga pengelolaan
keuangan perusahaan dapat dilakukan. Keadaan keuangan perusahaan dapat
diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
Syahyunan (2004:22) memberikan definisi mengenai laporan keuangan
yaitu laporan yang menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat
tertentu. Kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna
laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan
yang bersangkutan dengan perusahaan.
Pembuatan laporan keuangan dalam siklus kehidupan perusahaan tidak
dapat diabaikan. Hal ini mutlak dilakukan karena dalam laporan keuangan
terhimpun informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
untuk mengambil keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan.
Keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan dapat berupa keputusan
investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan
perusahaan untuk meningkatkan efektivitas operasinya. Melalui laporan keuangan
juga dapat dilihat bagaimana suatu pihak manajemen dalam perusahaan mengelola
sumber daya yang dimilikinya.
Munawir (2002:12) mengatakan, laporan keuangan dapat menjadi bahan
sarana informasi (screen) bagi seseorang untuk menganalisis kondisi suatu
perusahaan sehingga akan dapat dinilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan. Mengenal laporan keuangan berarti kita mempunyai arah, mengetahui
apa yang akan dicapai, mengetahui berapa banyaknya rekening yang harus
disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui informasi yang harus disediakan
(yang paling tidak harus sama dengan banyaknya rincian pos dalam laporan
keuangan), dan akhirnya akan dapat membayangkan hubungan antara tempat
mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan informasi yang harus
disajikan dalam laporan keuangan.
Martono & Harjito (2001:52), mengatakan bahwa laporan keuangan yang
baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna dalam:
1. Pengambilan keputusan akuntansi
2. Keputusan pemberian kredit
3. Penilaian aliran kas
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana
6. Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana
7. Menganalisis penggunaan dana.
Pada umumnya manfaat laporan keuangan dari perusahaan diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu:
1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi pinjaman
4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat.
Keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan (Kuswandi, 2004:17):
1. Laporan keuangan bersifat historis, berisi laporan atas kejadian yang telah
lewat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya informasi dalam
pengambilan keputusan.
2. Bersifat umum, belum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak
tertentu.
3. Adanya angka-angka yang merupakan taksiran dan berbagai pertimbangan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
4. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, diasumsikan pemakai
laporan keuangan memahami istilah-istilah tersebut.
5. Adanya alternatif untuk menggunakan metode-metode perhitungan sehingga
menimbulkan berbagai variasi, misalnya dalam perhitungan laba rugi,
metode penyusutan, penilaian persediaan, dan sebagainya.
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah PT. Unilever indonesia, Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.
C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan
mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam
Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan
dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal
14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi
jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan
keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian
dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor
barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7
November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia
Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember
2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya
untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas
Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli
2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham
(pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima
penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan
hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan
transaksi pada bulan Januari 2008.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
Prinsip Bisnis PT. Unilever Indonesia,Tbk
Prinsip Bisnis Unilever memberi pengarahan dan panduan mengenai
pendekatan terhadap permasalahan etika yang penting bagi semua karyawan. Hal
ini meliputi perilaku dengan sesama karyawan, diskriminasi, kekerasan di tempat
kerja, bagaimana melakukan bisnis secara umum dengan para pelanggan dan
konsumen, masalah suap-menyuap, lingkungan, dan lain-lain.
Merupakan kewajiban bagi semua karyawan UnileverIndonesia untuk
membaca, memahami dan menandatangani pernyataan pemahaman Prinsip Bisnis
tersebut setiap tahun. Tahun ini perusahaan mengadakan program penyegaran
Prinsip Bisnis bagi para karyawan. Tujuannya adalah memperbaharui kasus-kasus
yang terjadi untuk disosialisasikan kepada semua karyawan kami.
Unilever telah membuat proses bagi para karyawan agar melaporkan
adanya kemungkinan pelanggaran terhadap prinsip tersebut. Sebagai karyawan,
kami semua mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan kepedulian bilamana
kami merasa ada bagian dari prinsip yang mungkin dilanggar. Proses untuk
menghadapi pelanggaran ini adalah berbicara dengan atasan atau manajer
personalia. Orang yang mengungkapkan sebuah permasalahan dijamin
kerahasiaannya. Kalau karyawan tersebut merasa tidak nyaman untuk berbicara
dengan atasan atau manajer personalia, maka dia dapat menggunakan layanan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
tersebut dikelola oleh badan independen yang dengan ketat menjamin kerahasiaan
identitas pelapor.
Berikut merupakan elemen prinsip bisnis Unilever:
i. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan segala kegiatan, kami melakukannya dengan penuh
kejujuran, integritas dan keterbukaan dengan tetap menghormati hak asasi
manusia, menjaga kepentingan para karyawan kami dan menghormati
kepentingan sah relasikami.
ii. Mematuhi Hukum
Semua perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka
melaksanakan usahanya.
iii. Karyawan
Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja
yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana
semua memiliki rasa tanggungjawab atas kinerja dan reputasi perusahaan.
Kami merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya
atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang
harus dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja
yang aman dan sehat. Kami tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
sama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan
dan kemampuan setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu
untuk kebebasan bergabung dalam suatu asosiasi. Kami akan memelihara
terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi
dari perusahaan dan proses konsultasi.
iv. Konsumen
Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan
pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan
kualitas serta aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan
pelayanan-pelayanan kami akan diberi label, disampaikan melalui iklan-iklan dan
dikomunikasikan secara tepat dan semestinya.
v. Pemegang Saham
Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi
atas kegiatan kami, struktur dan situasi finansial serta kinerja kepada
pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.
vi. Mitra Usaha
Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling
bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam jalinan
bisnis, kami mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
vii. Keterlibatan Pada Masyarakat
Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai
bagian integral dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap
masyarakat dan komunitas setempat.
viii. Kegiatan Umum
Perusahaaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan membela
kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan instansi
pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun melalui
asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan peraturan
lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak
mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat membiayai
kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan mendukung
kepentingan partai.
ix. Lingkungan
Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan
dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka
panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang berdaya tahan. Unilever
akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan
kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan
dan menyebarluaskan budaya karya yang baik.
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan
konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan
masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan
standar keamanan produk secara ketat.
xi. Persaingan
Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung
pengembangan perundang-undangan tentang persaingan yang sesuai.
Perusahaan Unilever beserta karyawannya akan melakukan kegiatan yang
sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan mengikuti semua peraturan yang
berlaku.
xii. Integritas Bisnis
Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau tidak
langsung, suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan
bisnis atau finansial. Tidak satupun karyawan yang boleh menawarkan,
memberi ataupun menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau
dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap
harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen. Catatan akuntansi
Unilever berikut dokumen pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan
mencerminkan kondisi transaksinya. Tidak ada transaksi dana atau aset yang
disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat serta dibukukan.
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Semua karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan
pribadi dan kepentingan finansial yang dapat bertentangan dengan tanggung
jawab mereka terhadap Perseroan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan
mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain melalui
penyalahgunaan kedudukan mereka.
xiv. Kepatuhan, pemantauan, pelaporan
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsurutama dalam meraih
keberhasilan bisnis kami. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip ini
dikomunikasikan kepada, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan.
Tanggung jawab harian didelegasikan kepada semua manajemen senior dan
Perseroan di kawasan masing-masing. Mereka bertanggung jawab
menerapkan prinsip ini, bila perlu melalui pengarahan yang lebih rinci, yang
disesuaikan dengan keperluan setempat. Jaminan kepatuhan diberi dan
dipantau setiap tahun. Kepatuhan terhadap prinsip bisnis ini terikat pada
peninjauan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang didukung oleh Komite
Audit beserta Tim Pengendalian Risiko Perseroan. Pelanggaran prinsip
apapun harus dilaporkan sesuai dengan prosedur yang digariskan oleh
Unilever. Direksi Unilever tidak akan menyalahkan manajemen atas
kehilangan bisnis akibat kepatuhan terhadap prinsip ini dan terhadap
kebijakan serta instruksi wajib lainnya. Direksi Unilever mengharap agar para
karyawan melaporkan kepada mereka, atau kepada manajemen senior, tentang
adanya pelanggaran atau dugaan pelanggaran atas prinsip ini. Telah tersedia
sarana agar para karyawan dapat melaporkan secara rahasia dan tidak satu pun
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
B. Misi PT. Unilever Indonesia, Tbk
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
C. Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk DEWAN KOMISARIS
1. Komisari Presiden
2. Komisari
DEWAN DIREKSI 1. Direksi Presiden
2. Direksi
KOMISI AUDIT
SEKRETARIS CORPORATE
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia,Tbk.
E. Rasio Aktivitas dan Return on Investment (ROI)
PRESIDEN DIREKTUR
Chief Financial
Officer
Director Home & Personal Care
Director Food
Director Ice Cream
• Business System & IT
• Competitive & Coorporate Strategy • Internal Audit • Investor Relation • Legal Service • Merger &
Acquisition
• Commercial HPC
• Marketing HPC - Home Care - Personal Care
• Commercial
• Commercial Ice Cream
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Rasio aktivitas terdiri dari rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran
aktiva tetap, rasio perputaran piutang, rasio peputaran persediaan terhadap Return
on Investment (ROI).
Perhitungan rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran aktiva tetap,
rasio perputaran piutang, rasio peputaran persediaan dan Return on Investment
(ROI) dari tahun 2002 sampai dengan 2006 dapat di hitung sebagai berikut:
1. Rasio perputaran total aktiva atau Total Asset Turn Over (TATO)
Rasio Perputaran Total Aktiva =
Aktiva
2. Rasio perputaran aktiva tetap atau Fixed Asset Turn Over (FATO)
Rasio Perputaran Aktiva Tetap =
Tetap Aktiva Total
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia,
3. Rasio perputaran piutang atau Account Receivable Turn Over (ARTO)
Rasio Perputaran Piutang =
Piutang
4. Rasio perputaran persediaan atau Inventory Turn Over (ITO)
Rasio Perputaran Persediaan =
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia,
5. Return on Investment (ROI)
ROI =
E. Data Keuangan PT Unilever Indonesia,Tbk
Berdasarkan data keuangan maka perkembangan penjualan, persediaan,
piutang, jumlah aktiva tetap, total aktiva dan laba bersih PT Unilever Indonesia,
Tbk dari tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Tabel 3.1:
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Perkembangan Penjualan, Persediaan, Piutang, Jumlah Aktiva Tetap, Total Aktiva dan Laba Bersih PT Unilever Indonesia, Tbk
Periode 2002-2006
2002 7.015.181 383.902 206.771 962.423 3.091853 978.249
2003 8.123.625 517.459 423.701 1.220.312 3.416.262 1.296.711
2004 8.984.822 628.826 453.869 1.670263 3.663.709 1.468.445
2005 9.992.135 766.081 415.446 1.664.329 3.842.351 1.440.485
2006 11.335.241 763.398 615.939 1.811.989 4.626.000 1.721595
Sumber: Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk
Tabel 3.1 menunjukkan data keuangan selama kurun waktu lima tahun yang
digunakan untuk menghitung rasio aktivitas yang terdiri dari rasio perputaran total
aktiva (TATO), rasio perputaran aktiva tetap (TATO), rasio perputaran piutang
(ARTO), rasio perputaran persediaan (ITO) dan return on investment (ROI) pada
PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002-2006 dilihat pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas dan Return On Investment (ROI) PT. Unilever Indonesia, Tbk
Periode 2002-2006
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Pada tabel 3.2 menunjukkan hasil perhitungan Rasio Aktivitas
PT.Unilever Indonesia,Tbk yang mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan
dari beberapa rasio aktivitas. Pada Fixed Asset Turn Over pada tahun 2003
mengalami penurunan, tahun 2006 mengalami kenaikan yang sangat kecil dari
tahun 2005. Untuk Total Assets Turn Over pada tahun 2005 mengalami kenaikan
yang tinggi dan penurunan kembali pada tahun 2006. Account Receivable Turn
Over pada tahun 2003 mengalami penurunan yang sangat besar dan mengalami
kenaikan pada tahun 2005. Inventory Turn Over pada tahun 2003 mengalami
penurunan dan kenaikan yang sangat kecil di tahun 2006. Sementara untuk
Return on Investment dari tahun 2002 sampai tahun 2004 mengalami kenaikan
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Deskripsi
Rasio Aktivitas (aktivity ratio) atau dikenal juga dengan analisis aktivitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam
menggunakan aktivitasnya. Analisis ini menganggap perlunya suatu
keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan,
piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari
investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu
Rasio Aktivitas yang meliputi Rasio Perputaran Total Aktiva, Rasio Perputaran
Aktiva Tetap, Rasio Perputaran Piutang, dan Rasio Perputaran Persediaan serta
variabel terikat yaitu Return on Investment.
Data-data yang digunakan untuk menghitung seluruh rasio dan nilai dari
setiap variable bebas dan variable terikat tersebut adalah data-data dalam bentuk
skala rasio, dimana data tersebut bersumber dari laporan keuangan yaitu neraca
dan laporan laba rugi PT.Unilever Indonesia,Tbk dalam periode tahun 2002
Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.
Tabel 4.1
Rasio Aktivitas dan ROI PT. Unilever Indonesia,Tbk Selama Periode 2002 – 2006
(dalam persen (%))
Variabel 2002 2003 2004 2005 2006
Rasio Perputaran Total Aktiva (x)
Rasio Perputaran Aktiva Tetap (x)
Rasio Perputaran Piutang (x)
Rasio Perputaran Persediaan (x)
Return On Investment (%)
2,26
Sumber: Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk
1. Analisis Deskriptif Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio Perputaran Total Aktiva adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas pengunaan dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva
dalam menghasilkan penjualan atau kemampuan seluruh akiva untuk menciptakan
penjualan. Rasio Perputaran Total Aktiva dihasilkan dengan cara membagi
penjualan dengan total aktiva.
Rasio Perputaran Total Aktiva PT.Unilever Indonesia, Tbk mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun. Meningkatnya Rasio perputaran total aktiva
disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan jumlah aktiva. Sedangkan
peningkatan ROI sampai dengan tahun 2004 disebabkan karena laba bersih
meningkat diiukuti dengan meningkatnya total aktiva, dan penurunan ROI di
tahun 2005 disebabkan peningkatan laba bersih tidak sebanding dengan