• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS

TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA

PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

SKRIPSI

OLEH :

YENNI ANDRIANI S 040521164

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

ABSTRAK

Yenny Andriani (2009), Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,Tbk, di bawah bimbingan Isfenti Sadalia, Msi. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I; Drs. Syahyunan, Msi. Dosen Penguji II; Dra. Lucy Anna, MSi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rasio aktivitas yang terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan dengan return on investment

(ROI) pada PT. Unilever Indonesia,Tbk. Rasio Aktivitas yang dimaksud adalah

aktivitas perusahaan dalam mengelola manajemen aktiva yang dimiliki, dalam melaksanakan kegiatannya, dan efektifitas struktur pendanaan aktiva tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Pearson, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian signifikansi dengan menggunakan t–test. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan PT. Unilever Indonesia,Tbk. periode 2002-2006.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan koefisien Korelasi Pearson rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang bergerak positif dengan return on investment (ROI), rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif dengan return on investment (ROI).

(3)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas berkat Tuhan yang telah banyak melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis, terutama dalam proses penulisan serta

penyusunan skripsi ini.

Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk menganalisa

hubungan rasio aktivitas dengan return on investment (ROI) pada PT. Unilever

Indonesia, Tbk. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang membangun dari semua pihak agar menjadikan skripsi ini lebih baik

lagi. Bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun material menjadi

dorongan serta memberikan andil yang sangat besar kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini. Penulis tidak dapat

membalas semua bantuan tersebut, namun dalam kesempatan ini penulis

memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak

yang telah membantu selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga segala

bantuan yang telah dilimpahkan tersebut dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Penulis mengharapkan bahwa semua yang tercantum disini telah dapat

mewakili pihak-pihak yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Bagi pihak-pihak yang terlewatkan dalam penyebutan ucapan terima

kasih di lembaran ini penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan tidak

(4)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Adapun pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan serta

penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha Fatimah Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nisrul Irawati, SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Isfenti Sadalia, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan

ilmu pengetahun, saran dan masukan kepada penulis dalam proses penulisan

serta penyusunan Skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahyunan, MSi selaku Dosen Penguji I yang banyak memberikan

masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lucy Anna, MSi selaku Dosen Penguji II yang banyak memberikan

masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah

berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan serta

mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna selama perkuliahan.

8. Seluruh Staff dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan

(5)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

9. Untuk ibuku S.Sitepu, yang telah memberikan doa, nasehat, dukungan, serta

bantuan baik moril maupun material kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini sepenuhnya penulis persembahkan buat

keluarga penulis.

10.Keluargaku yang sangat kusayangi: adik-adikku Rany dan Roy, terima kasih

banyak atas doa dan dukungannya.

11.Seluruh teman teman yang sangat kusayangi, terima kasih buat doa dan

dukungannya.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan melimpahkan kasih

dan karunia kepada kita semua. Amin.

Medan, September 2009

Penulis

(6)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL . ... DAFTAR GAMBAR . ... BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Perumusan Masalah ...

C. Kerangka Konseptual . ...

D. Hipotesis...

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...

F. Metode Penelitian ...

a. Batasan Penelitian ...

b. Definisi Operasional ...

c. Tempat dan Waktu Penelitian ...

d. Jenis Data ...

e. Teknik Pengumpulan Data ...

(7)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

BAB II. URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu ...

B. Rasio Aktivitas ...

C. Return on Investment ...

D. Laporan Keuangan ...

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT.Unilever Indonesia, Tbk ...

B. Misi PT.Unilever Indonesia, Tbk ...

C. Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia, Tbk ...

D. Data Keuangan PT.Unilever Indonesia, Tbk ...

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis Deskriptif ...

B. Analisis Statistik ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

(8)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Perkembangan Penjualan , Persediaan, Piutang, Jumlah Aktiva Tetap,

Total Aktiva dan Laba Bersih PT. Unilever Indonesia, Tbk ...

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas dan Return on Investment (ROI)

PT. Unilever Indonesia, Tbk ...

Tabel 4.1 Rasio Aktivitas dan ROI PT. Unilever Indonesia, Tbk selama periode

(9)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Gambar fluktuasi Rasio Aktivitas dan Return on Investment ...

Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ...

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia, Tbk ...

Gambar 4.1 Fluktuasi Rasio Perputaran Total Aktiva dan ROI pada

PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2002 - 2006 ...

Gambar 4.2 Fluktuasi Rasio Perputaran Aktiva Tetap dan ROI pada

PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2002 - 2006 ...

Gambar 4.3 Fluktuasi Rasio Perputaran Piutang dan ROI pada

PT.Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2002 – 2006 ...

Gambar 4.4 Fluktuasi Rasio Perputaran Persediaan dan ROI pada

(10)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang ekonomi merupakan penggerak untuk

pembangunan bidang lainnya. Hal ini menyebabkan perkembangan di bidang

perekonomian mengalami kemajuan sehingga muncul perusahaan-perusahaan

baru yang menambah persaingan dalam dunia usaha.

Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melakukan kegiatan

operasionalnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimum, selain untuk

mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang lainnya. Dengan adanya laba yang cukup

tinggi dan didukung oleh nilai perusahaan yang semakin baik maka kredibilitas

dan kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan serta perusahaan dapat tumbuh

terus dan melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Oleh karena itu perusahaan

dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien dan efektif

sehingga akan meningkatkan pendapatan yang akan diterima.

Pendapatan yang maksimal hanya diperoleh dari pemanfaatan sumber

daya yang efisien dan efektif. Unsur-unsur aktiva seperti persediaan, piutang,

aktiva tetap dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat

laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan

efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya keuangan tersebut akan terlihat dari

tingkat penjualan yang tinggi tentu saja akan mendukung pencapaian laba yang

(11)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur keefektifan

manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki dalam melaksanakan

kegiatannya adalah dengan menggunakan rasio aktivitas.

Analisis rasio aktivitas operasional perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu: rasio perputaran total aktiva (total

asset turn over ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover ratio),

rasio perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over), rasio perputaran persediaan

(inventory turnover ratio), periode perputaran persediaan (inventory period), dan

jangka waktu pengumpulan piutang (average collection periode). Rasio-rasio ini

akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui apakah

perusahaannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah

beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk

memperoleh laba juga semakin besar.

PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan dagang, dimana

bidang usahanya yaitu penjualan produk-produk kepada konsumen. Misi Unilever

Indonesia, Tbk adalah menambah vitalitas dalam kehidupan dengan memenuhi

kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan

produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan

lebih menikmati hidup. Keberhasilan jangka panjang PT. Unilever Indonesia, Tbk

menuntut komitmen menyeluruh terhadap standar kinerja dan produktivitas yang

sangat tinggi, terhadap kerjasama yang efektif dan kesediaan untuk menyerap

(12)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Berdasarkan fenomena atau gambaran umum perusahaan lewat penelitian

pendahuluan yang dilakukan, terdapat kecenderungan penurunan tingkat Return

on Investment (ROI) dalam dua tahun terakhir penelitian (seperti terlihat pada

Gambar1.1), setelah mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2004

sementara perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, perputaran piutang,

perputaran persediaan serta rata-rata pengumpulan piutang mengalami fluktuasi

kenaikan dan penurunan.

Gambar Fluktuasi Rasio Aktivitas dan ROI pada PT.Unilever Indonesia,Tbk

FATO TATO ARTO ITO ROI

2002 2003 2004 2005 2006

Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk diolah

Gambar 1.1 : Grafik fluktuasi Rasio Aktivitas dan Return on Investment

Berdasarkan Gambar 1.1, penulis tertarik untuk meneliti apakah naik

turunnya ROI berhubungan dengan bertambah atau berkurangnya aktiva

perusahaan yang dalam hal ini diukur dari aktivitas perusahaan. Sehingga untuk

melihat fenomena yang terjadi di perusahaan ini, penulis mengadakan penelitian

yang berjudul: “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap

(13)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan pada PT Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002 sampai 2006?”.

C. Kerangka Konseptual

Rasio aktivitas berguna untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas terdiri dari rasio perputaran

persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap dan rasio

perputaran total aktiva. Semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif

perusahaan dalam mendayagunakan sumber dananya (Warsono, 2003:35).

Return On Invesment (ROI) merupakan perbandingan dari laba bersih

dengan total aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Besarnya laba

bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.

Semakin cepat perputaran dana perusahaan maka semakin efektif penggunaan

dana tersebut, dan laba perusahaan semakin besar (Kuswadi 2004:191).

ROI sering juga disebut Return On Asset (ROA), merupakan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik

(14)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Berikut ini adalah gambaran model kerangka konseptual yang akan

mengkaji hubungan rasio aktivitas dengan ROI:

Sumber : Kuswadi (2004:191), diolah peneliti Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis yang dikemukakan

adalah:

1. Rasio perputaran aktiva tetap mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,

Tbk.

2. Rasio total aktiva memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap

tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

3. Rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang positif dan signifikan

terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

4. Rasio perputaran persediaan memiliki hubungan yang positif dan

signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PT. Unilever Indonesia,

Tbk.

RASIO AKTIVITAS

Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio Perputaran Piutang Rasio Perputaran Persediaan

(15)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis hubungan dari rasio aktivitas dengan kemampuan

memperoleh laba pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002

sampai dengan tahun 2006.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi PT. Unilever Indonesia, Tbk

Sebagai bahan masukan tambahan bagi pihak perusahaan mengenai

kondisi rentabilitas perusahaan khususnya ROI dalam hubungannya

dengan efektifitas penggunaan sumber daya/aktiva dalam perusahaan,

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan

keputusan dimasa depan yang lebih efektif yang akan mendukung

peningkatan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referansi yang dapat memberikan perbandingan dalam

melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai penilaian

kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu ROI dalam

hubungannya dengan Rasio Aktivitas.

c. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang

telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis

dalam bidang keuangan khususnya dalam penilaian rentabilitas

(16)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional berguna untuk menghindari ketidakfokusan dalam

membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka

penulis membatasi penelitian ini pada pembahasan tentang hubungan rasio

aktivitas perusahaan, yaitu: rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran

total aktiva, rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan

piutang dengan kemampuan memperoleh laba yang diukur dengan Return

on Investment perusahaan.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dan pengukuran variabel penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Kemampuan Memperoleh Laba (ROI), sebagai variabel terikat dalam

penelitian diukur dengan salah satu rasio rentabilitas, yaitu dengan

menggunakan ROI yang berguna untuk menilai kesuksesan atau

prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum

didefinisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi. Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut :

Return on Investment = x100%

Aktiva Total

Pajak Sesudah Bersih

Laba

b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap / Fixed Asset Turnover Ratio

merupakan variabel bebas pertama yang menunjukkan seberapa cepat

perputaran aktiva tetap dalam siklus produksi normal. Perumusan rasio

(17)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Rasio Perputaran Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva Total

Penjualan

c. Rasio Perputaran Total Aktiva/Total Asset Turnover Ratio merupakan

variabel bebas kedua yang menunjukkan perputaran total aktiva diukur

dari volume penjualan atau dengan kata lain seberapa jauh kemampuan

seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan. Perumusan rasio ini

ditunjukkan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Total Aktiva =

Aktiva Total

Penjualan

d. Rasio Perputaran Piutang / Account Receivable Turnover Ratio

merupakan variabel bebas ketiga yang menunjukkan kemampuan dari

dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode

tertentu. Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Piutang =

g Piu Penjualan

tan

e. Rasio Perputaran Persediaan / Inventory Turnover Ratio merupakan

variable bebas keempat yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam

mengelola dan menjual persediannya. Perumusan rasio ini dapat

ditunjukkan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Persediaan =

(18)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Berdasarkan jenis data yang digunakan, penulis tidak datang langsung ke

perusahaan, melainkan dengan mengunjungi situs-situs internet yang

menyajikan data yang dibutuhkan

penelitian adalah mulai bulan November 2008 sampai Mei 2009).

4. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang

diperoleh secara tidak langsung yang diberikan pihak lain atau berupa

suatu dokumen. Data sekunder yang digunakan berupa laporan neraca

periode tahun 2002 – 2006, laporan laba rugi periode 2002 – 2006.

Data-data yang diperoleh dengan memanfaatkan situs internet

misalnya hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan literature lainnya yang

diperoleh berkaitan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan studi

dokumentasi, yang dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan

bahan tulisan dari webside perusahaan serta sumber-sumber lain yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian baik dari media internet

(19)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

6. Metode Analisis data

Penganalisaan masalah yang dihadapi sebagai objek pembahasan ini,

penulis menggunakan:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan, dan

menginterpretasikan data penelitian sehingga diperoleh gambaran

yang jelas mengenai keadaan keuangan perusahaan yang sedang

diteliti.

b. Metode Analisis Korelasi Product Moment Pearson

Suharyadi dan Purwanto(2004:285), Korelasi Pearson digunakan

untuk mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan

dari populasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan ini

mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan

berdistribusi normal. Metode korelasi Pearson banyak digunakan untuk

mengukur korelasi data rasio dan penulis menganalisis korelasi

Pearson menggunakan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi

12.00.

Arti Angka Korelasi

a. Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi berkisar pada 0

(tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna).

b. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada

(20)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

berlawanan, sedangkan tanda (+) positif menunjukkan arah yang

sama.

Signifikansi Hasil Korelasi

Setelah angka korelasi didapat, maka diuji apakah angka korelasi yang

didapat benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk

menjelaskan hubungan dua variabel.

Hipotesis:

H0 : rs = 0 , artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

H1 : rs≠ 0 , artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y).

Pengambilan Keputusan

a. Berdasarkan Probabilitas

Jika probabilitas < 0,05 = H0 diterima

Jika probabilitas > 0,05 = H0 ditolak

b. Berdasarkan tanda ** yang diberikan SPSS.

Signifikan tidaknya korelasi dua variabel dapat dilihat dari adanya

tanda ** pada pasangan data yang dikorelasikan. Maka variabel

yang bertanda ** menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara

signifikan dan yang tidak bertanda ** menunjukkan kedua variabel

(21)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Sitanggang (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampuan Memperoleh Laba pada PD.

Aneka Industri dan Jasa Medan”. Dalam penelitian Sitanggang (2006) perumusan

masalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas

terhadap kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa

Medan?”. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan dan

penelitian kepustakaan dan analisis data dengan metode analisis deskriptif dan

analisis Korelasi Rank Spearman menjelaskan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara rasio perputaran persediaan dengan kemampuan memperoleh

laba dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2004.

Siahaan (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan

Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan pada PT. Putra Lika Perkasa Medan”.

Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari rasio

perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva, periode

perputaran persediaan, periode perputaran piutang, dan sebagai penentu ROI

dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rasio total

aktiva mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan ROI sedangkan

periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang mempunyai hubungan

(22)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Nainggolan (2007) melalukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Rasio

Aktivitas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT Hutan Barumun Perkasa

Medan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan

menggunakan account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset

turnover, dan total asset turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat return on investment (ROI) pada perusahaan hanya dipengaruhi secara signifikan

oleh empat variabel rasio aktivitas yaitu account receivable turnover, working

capital turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on investment (ROI).

Silitonga (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan

Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh Laba pada PT. Aerowisata

Catering Service Medan”. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan

menggunakan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, rasio

perputaran total aktiva, dan rasio perputaran modal kerja dan sebagai penentu ROI

dalam perusahaan. Hasil peneiltian menunjukkan bahwa variabel rasio total aktiva

dan rasio perputaran modal kerja mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada sedangkan rasio

perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aerowisata

(23)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Napitupulu (2008) melakukan penelitian berjudul “Hubungan Rasio

Aktivitas dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi

Tbk ”. Rasio yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan rasio

perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva tetap, dan

rasio perputaran total aktiva. Hasil penelitian menunjukkan variable rasio

perputaran persediaan dan rasio perputaran piutang mempunyai hubungan yang

kuat dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.

Rasio peputaran aktiva tetap tidak mempunya hubungan dengan Return on

Investment (ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan rasio perputaran

total aktiva tetap mempunyai hubungan yang rendah dengan Return on Investment

(ROI) pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.

B. Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.

Analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur yang sering digunakan adalah

rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan, yaitu data keuangan

yang satu dengan yang lain.

Harahap (2004:297) mengatakan analisis rasio keuangan adalah analisis

angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan

keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan

signifikan. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah

membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan

dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka

(24)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Analisis rasio keuangan harus dilakukan secara cermat dan terstruktur.

Rumusan tentang penghitungan rasio-rasio keuangan dapat kita temukan pada

berbagai literatur keuangan. Sebagai landasan teoritis dalam penelitian ini,

penulis menghimpun berbagai sumber tersebut dengan maksud agar

rumusan-rumusan itu dapat saling melengkapi sebagai kerangka acuan.

Sawir (2004:297) menuliskan secara umum ada lima jenis rasio keuangan:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang

umum digunakan:

a. Current Ratio b. Quick Ratio c. Cash ratio

d. Net Working Capital.

2. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh hutangnya atau dengan kata lain bahwa rasio ini dapat pula

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan

perusahaannya, apakah lebih banyak hutang atau ekuitas. Rasio yang umum

digunakan adalah :

a. Debt Ratio

(25)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

c. Time Interest Earned Ratio d. Fixed Charge Coverage Ratio e. Debt Service Coverage.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui efektivitas manajemen

perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk melaksanakan

kegiatan perusahaan. Rasio yang umum digunakan adalah :

a. Inventory Turnover

b. Account Receivable Turnover c. Fixed Asset Turnover

d. Total Asset Turnover.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba. Rasio yang umum digunakan:

a. Gross Profit Margin b. Operating Profit Margin c. Net Profit Margin d. Return On Investment e. Return On Equit (ROE).

5. Rasio Penilaian Pasar (Valuation Ratio)

Rasio penilaian pasar menunjukkan bagian dari laba perusahaan, deviden,

dan model yang dibagikan pada setiap saham. Rumus yang digunakan:

(26)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

c. Deviden Per Share d. Deviden yield e. Pay-Out Ratio

f. Book Value Per Share g. Prece To Book Value.

Sehubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini,

maka penulis hanya akan menggunakan ataupun membahas rasio aktivitas yang

diukur dengan rasio ROI.

C. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas (aktivity ratio) atau dikenal juga dengan analisis aktivitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam

menggunakan aktivitasnya. Analisis ini menganggap perlunya suatu

keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan,

piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari

investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya.

Brigham Dan Houston (2001:81), menyatakan bahwa rasio aktivitas

digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan menggunakan aktivanya

dibandingkan dengan penjualan yang diproyeksikan dalam laporan keuangan.

Menurut Martono dan Harjito (2001:56-58): Aktivity Ratio mengukur

sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan mengelola asset-asetnya. Artinya

dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam

(27)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Jumlah aktiva yang besar, yang dimiliki oleh perusahaan merupakan

kekuatan dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki aktiva

dengan jumlah besar belum tentu dapat menciptakan profitabilitas yang sudah

direncanakan, atau dengan kata lain bahwa perusahaan tersebut belum tentu dapat

menghasilkan laba yang maksimum. Kemampuan dalam menghasilkan laba yang

maksimum baru terwujud, apabila seluruh dana yang ada dalam perusahaan

dioperasikan secara efektif. Dengan demikian maka keefektifan dapat diketahui

setelah melihat persentase perputaran seluruh aktiva yang ada. Untuk

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengukur penggunaan aktiva

yang ada, digunakan rasio aktivitas.

Rasio aktivitas yang biasa digunakan perusahaan dan yang dipakai dalam

penelitian ini (Hanafi, 2004:27):

1. Inventory Turnover

Inventory turnover adalah untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan

persediaan, sehingga besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi

perputaran rasio ini maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu

rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi

penjualan. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau

penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim

manajemen persediaan maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh.

Walaupun demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi juga dapat

memberikan indikasi tentang kekurangan stock persediaan, yang karenanya

(28)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

secara berlebihan terikat pada persediaan, maka perputaran persediaan akan

menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami

kesulitan arus kas dan modal kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak

berhasil didalam pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan

dari penjualan rendah, juga persediaan biaya jadinya meningkat. Rumus

inventory turnover:

Persediaan Penjualan Turnover

Inventory =

2. Account Receivable Turnover

Account receivable turnover adalah untuk mengukur perputaran piutang

selama satu periode tertentu (biasanya setahun) dan hasilnya merupakan

gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah

piutang menjadi uang tunai. Piutang timbul karena penjualan kredit.

Penjualan secara kredit dapat dilakukan dengan tunai dan juga dilakukan

dengan pembayaran kemudiaan untuk mempertinggi volume penjualan.

Semakin tinggi rasio perputaran piutang akan semakin baik, karena semakin

singkat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari

penjualan tersebut. Rumus account receivable turnover yang digunakan:

ang

3. Fixed Asset Turnover

Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur aktiva tetap bersih yang

(29)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus fixed asset

turnover yang digunakan:

Tetap Aktiva Jumlah

Penjualan Turnover

Asset

Fixed =

4. Total Asset Turnover

Total asser turnover digunakan untuk mengukur kemampuan semua aktiva

dalam menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan antara

penjualan dengan jumlah aktiva (yang terdiri dari aktiva tetap dan aktiva

lancar). Dimana apabila semakin tingi rasio ini maka akan semakin baik

bagi perusahaan untuk manghasilakan laba. Rumus total asset turnover yang

digunakan:

Aktiva Total

Penjualan Turnover

Asset

Total =

D. Return On Investment (ROI)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba maka penulis menggunakan salah satu rasio

profitabilitas yaitu: Return on investment yang merupakan salah satu alat yang

biasa dipergunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara

keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan

(30)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Munawir (2002:89) : menyatakan bahwa besar ROI dipengaruhi oleh 2

faktor:

1. Turnover dan operating asset (tingkat perputaran aktiva yang digunakan

untuk operasi).

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam

persentasi dari jumlah penjualan bersih. Profit margin mengukur tingkat

keuntungan yang dapat di capai oleh perusahaan di hubungkan dengan

penjualannya.

Rasio return on investment dapat dihitung dengan rumus:

%

Return on investment dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik

buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan perusahaan baik dalam

kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Bersarnya laba bersih operasi yang

diterima perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.

Kelebihan yang dimiliki ROI, sehingga dipergunakan sebagai alat

pengukur prestasi kinerja manajer dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada keterkaitan dengan hubungan

(relationship) antara penjualan (sales), biaya (expenses) dan investasi

(investment) khususnya untuk manajer pusat investasi.

b. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada efisiensi biaya.

(31)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Kelemahan ROI menurut Abdullah (2005:59) yaitu sebagai berikut:

a. sulit membandingkan rate atau return suatu perusahaan dengan perusahaan

lain karena perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan

b. dengan menggunakan analisa ROI saja tidak dapat dipakai untuk

membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil

yang memuaskan.

ROI dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara yaitu:

a. Meningkatkan penjualan

Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual

produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya

tetap. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil

daripada persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan

juga meningkatkan perputaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan

proporsial dalam aktiva.

b. Pemangkasan beban

Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan

manajer manakala menghadapi kemerosotan penjualan. Hal ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun

program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner, dan

(32)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

2. Mencari cara-cara untuk membuat karyawan bekerja secara lebih efisien

dengan membuang duplikasi waktu bukan nilai tambah, atau waktu

perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan.

c. Mengurangi Asset

Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perputaran aktiva dan juga

terhadap ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap

memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak

produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.

E. Laporan Keuangan

Keadaan keuangan perusahan harus diketahui, sehingga pengelolaan

keuangan perusahaan dapat dilakukan. Keadaan keuangan perusahaan dapat

diketahui dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

Syahyunan (2004:22) memberikan definisi mengenai laporan keuangan

yaitu laporan yang menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat

tertentu. Kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna

laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan

yang bersangkutan dengan perusahaan.

Pembuatan laporan keuangan dalam siklus kehidupan perusahaan tidak

dapat diabaikan. Hal ini mutlak dilakukan karena dalam laporan keuangan

terhimpun informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat

(33)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

untuk mengambil keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan.

Keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan dapat berupa keputusan

investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan

perusahaan untuk meningkatkan efektivitas operasinya. Melalui laporan keuangan

juga dapat dilihat bagaimana suatu pihak manajemen dalam perusahaan mengelola

sumber daya yang dimilikinya.

Munawir (2002:12) mengatakan, laporan keuangan dapat menjadi bahan

sarana informasi (screen) bagi seseorang untuk menganalisis kondisi suatu

perusahaan sehingga akan dapat dinilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu

perusahaan. Mengenal laporan keuangan berarti kita mempunyai arah, mengetahui

apa yang akan dicapai, mengetahui berapa banyaknya rekening yang harus

disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui informasi yang harus disediakan

(yang paling tidak harus sama dengan banyaknya rincian pos dalam laporan

keuangan), dan akhirnya akan dapat membayangkan hubungan antara tempat

mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan informasi yang harus

disajikan dalam laporan keuangan.

Martono & Harjito (2001:52), mengatakan bahwa laporan keuangan yang

baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna dalam:

1. Pengambilan keputusan akuntansi

2. Keputusan pemberian kredit

3. Penilaian aliran kas

(34)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana

6. Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana

7. Menganalisis penggunaan dana.

Pada umumnya manfaat laporan keuangan dari perusahaan diperlukan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu:

1. Investor

2. Karyawan

3. Pemberi pinjaman

4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

5. Pelanggan

6. Pemerintah

7. Masyarakat.

Keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan (Kuswandi, 2004:17):

1. Laporan keuangan bersifat historis, berisi laporan atas kejadian yang telah

lewat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya informasi dalam

pengambilan keputusan.

2. Bersifat umum, belum dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak

tertentu.

3. Adanya angka-angka yang merupakan taksiran dan berbagai pertimbangan

(35)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

4. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, diasumsikan pemakai

laporan keuangan memahami istilah-istilah tersebut.

5. Adanya alternatif untuk menggunakan metode-metode perhitungan sehingga

menimbulkan berbagai variasi, misalnya dalam perhitungan laba rugi,

metode penyusutan, penilaian persediaan, dan sebagainya.

(36)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah PT. Unilever indonesia, Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933

sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.

van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van

Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,

terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22

Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari

1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi

tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.

Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30

Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini

disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.

C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita

Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan

mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal

(37)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para

pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai

nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini

dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih

Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533

HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan

minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam

Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan

dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal

14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi

jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan

Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan

keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian

dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT

Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,

pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang

Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan

(38)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan

Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT

Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor

barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7

November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli

saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut

Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia

Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember

2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya

untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas

Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal

penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever

Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli

2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan

dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham

(pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima

penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan

hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004

(39)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah

menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &

Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri

minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke

Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan

transaksi pada bulan Januari 2008.

Kronologi

1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers

1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta

1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta

1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya

1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)

1965-66 Di bawah kendali pemerintah

1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing

1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya

1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya

1990 Terjun di bisnis teh

1992 Membuka pabrik es krim

1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi

1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut

1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang

2000 Terjun ke bisnis kecap

2001 Membuka pabrik teh – Cikarang

(40)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar

2004 Terjun ke bisnis makanan ringan

2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang

2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah

Prinsip Bisnis PT. Unilever Indonesia,Tbk

Prinsip Bisnis Unilever memberi pengarahan dan panduan mengenai

pendekatan terhadap permasalahan etika yang penting bagi semua karyawan. Hal

ini meliputi perilaku dengan sesama karyawan, diskriminasi, kekerasan di tempat

kerja, bagaimana melakukan bisnis secara umum dengan para pelanggan dan

konsumen, masalah suap-menyuap, lingkungan, dan lain-lain.

Merupakan kewajiban bagi semua karyawan UnileverIndonesia untuk

membaca, memahami dan menandatangani pernyataan pemahaman Prinsip Bisnis

tersebut setiap tahun. Tahun ini perusahaan mengadakan program penyegaran

Prinsip Bisnis bagi para karyawan. Tujuannya adalah memperbaharui kasus-kasus

yang terjadi untuk disosialisasikan kepada semua karyawan kami.

Unilever telah membuat proses bagi para karyawan agar melaporkan

adanya kemungkinan pelanggaran terhadap prinsip tersebut. Sebagai karyawan,

kami semua mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan kepedulian bilamana

kami merasa ada bagian dari prinsip yang mungkin dilanggar. Proses untuk

menghadapi pelanggaran ini adalah berbicara dengan atasan atau manajer

personalia. Orang yang mengungkapkan sebuah permasalahan dijamin

kerahasiaannya. Kalau karyawan tersebut merasa tidak nyaman untuk berbicara

dengan atasan atau manajer personalia, maka dia dapat menggunakan layanan

(41)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

tersebut dikelola oleh badan independen yang dengan ketat menjamin kerahasiaan

identitas pelapor.

Berikut merupakan elemen prinsip bisnis Unilever:

i. Standar Perilaku

Dalam melaksanakan segala kegiatan, kami melakukannya dengan penuh

kejujuran, integritas dan keterbukaan dengan tetap menghormati hak asasi

manusia, menjaga kepentingan para karyawan kami dan menghormati

kepentingan sah relasikami.

ii. Mematuhi Hukum

Semua perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi

ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka

melaksanakan usahanya.

iii. Karyawan

Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja

yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana

semua memiliki rasa tanggungjawab atas kinerja dan reputasi perusahaan.

Kami merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya

atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang

harus dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja

yang aman dan sehat. Kami tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun

(42)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

sama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan

dan kemampuan setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu

untuk kebebasan bergabung dalam suatu asosiasi. Kami akan memelihara

terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi

dari perusahaan dan proses konsultasi.

iv. Konsumen

Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan

pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan

kualitas serta aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan

pelayanan-pelayanan kami akan diberi label, disampaikan melalui iklan-iklan dan

dikomunikasikan secara tepat dan semestinya.

v. Pemegang Saham

Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi

atas kegiatan kami, struktur dan situasi finansial serta kinerja kepada

pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.

vi. Mitra Usaha

Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling

bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam jalinan

bisnis, kami mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis

(43)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

vii. Keterlibatan Pada Masyarakat

Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai

bagian integral dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap

masyarakat dan komunitas setempat.

viii. Kegiatan Umum

Perusahaaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan membela

kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan instansi

pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun melalui

asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan peraturan

lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak

mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat membiayai

kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan mendukung

kepentingan partai.

ix. Lingkungan

Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan

dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka

panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang berdaya tahan. Unilever

akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan

kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan

dan menyebarluaskan budaya karya yang baik.

(44)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan

konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan

masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar ilmu yang tepat, dan menerapkan

standar keamanan produk secara ketat.

xi. Persaingan

Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung

pengembangan perundang-undangan tentang persaingan yang sesuai.

Perusahaan Unilever beserta karyawannya akan melakukan kegiatan yang

sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan mengikuti semua peraturan yang

berlaku.

xii. Integritas Bisnis

Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau tidak

langsung, suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan

bisnis atau finansial. Tidak satupun karyawan yang boleh menawarkan,

memberi ataupun menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau

dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap

harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen. Catatan akuntansi

Unilever berikut dokumen pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan

mencerminkan kondisi transaksinya. Tidak ada transaksi dana atau aset yang

disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat serta dibukukan.

(45)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Semua karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan

pribadi dan kepentingan finansial yang dapat bertentangan dengan tanggung

jawab mereka terhadap Perseroan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan

mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain melalui

penyalahgunaan kedudukan mereka.

xiv. Kepatuhan, pemantauan, pelaporan

Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsurutama dalam meraih

keberhasilan bisnis kami. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip ini

dikomunikasikan kepada, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan.

Tanggung jawab harian didelegasikan kepada semua manajemen senior dan

Perseroan di kawasan masing-masing. Mereka bertanggung jawab

menerapkan prinsip ini, bila perlu melalui pengarahan yang lebih rinci, yang

disesuaikan dengan keperluan setempat. Jaminan kepatuhan diberi dan

dipantau setiap tahun. Kepatuhan terhadap prinsip bisnis ini terikat pada

peninjauan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang didukung oleh Komite

Audit beserta Tim Pengendalian Risiko Perseroan. Pelanggaran prinsip

apapun harus dilaporkan sesuai dengan prosedur yang digariskan oleh

Unilever. Direksi Unilever tidak akan menyalahkan manajemen atas

kehilangan bisnis akibat kepatuhan terhadap prinsip ini dan terhadap

kebijakan serta instruksi wajib lainnya. Direksi Unilever mengharap agar para

karyawan melaporkan kepada mereka, atau kepada manajemen senior, tentang

adanya pelanggaran atau dugaan pelanggaran atas prinsip ini. Telah tersedia

sarana agar para karyawan dapat melaporkan secara rahasia dan tidak satu pun

(46)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

B. Misi PT. Unilever Indonesia, Tbk

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi

kebutuhan dan aspirasi konsumen

2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.

3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan

memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada

masyarakat dan lingkungan hidup.

C. Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk DEWAN KOMISARIS

1. Komisari Presiden

2. Komisari

DEWAN DIREKSI 1. Direksi Presiden

2. Direksi

KOMISI AUDIT

SEKRETARIS CORPORATE

(47)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia,Tbk.

E. Rasio Aktivitas dan Return on Investment (ROI)

PRESIDEN DIREKTUR

Chief Financial

Officer

Director Home & Personal Care

Director Food

Director Ice Cream

Business System & IT

Competitive & Coorporate Strategy Internal Audit Investor Relation Legal Service Merger &

Acquisition

Commercial HPC

Marketing HPC - Home Care - Personal Care

Commercial

Commercial Ice Cream

(48)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Rasio aktivitas terdiri dari rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran

aktiva tetap, rasio perputaran piutang, rasio peputaran persediaan terhadap Return

on Investment (ROI).

Perhitungan rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran aktiva tetap,

rasio perputaran piutang, rasio peputaran persediaan dan Return on Investment

(ROI) dari tahun 2002 sampai dengan 2006 dapat di hitung sebagai berikut:

1. Rasio perputaran total aktiva atau Total Asset Turn Over (TATO)

Rasio Perputaran Total Aktiva =

Aktiva

2. Rasio perputaran aktiva tetap atau Fixed Asset Turn Over (FATO)

Rasio Perputaran Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva Total

(49)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia,

3. Rasio perputaran piutang atau Account Receivable Turn Over (ARTO)

Rasio Perputaran Piutang =

Piutang

4. Rasio perputaran persediaan atau Inventory Turn Over (ITO)

Rasio Perputaran Persediaan =

(50)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia,

5. Return on Investment (ROI)

ROI =

E. Data Keuangan PT Unilever Indonesia,Tbk

Berdasarkan data keuangan maka perkembangan penjualan, persediaan,

piutang, jumlah aktiva tetap, total aktiva dan laba bersih PT Unilever Indonesia,

Tbk dari tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Tabel 3.1:

(51)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Perkembangan Penjualan, Persediaan, Piutang, Jumlah Aktiva Tetap, Total Aktiva dan Laba Bersih PT Unilever Indonesia, Tbk

Periode 2002-2006

2002 7.015.181 383.902 206.771 962.423 3.091853 978.249

2003 8.123.625 517.459 423.701 1.220.312 3.416.262 1.296.711

2004 8.984.822 628.826 453.869 1.670263 3.663.709 1.468.445

2005 9.992.135 766.081 415.446 1.664.329 3.842.351 1.440.485

2006 11.335.241 763.398 615.939 1.811.989 4.626.000 1.721595

Sumber: Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk

Tabel 3.1 menunjukkan data keuangan selama kurun waktu lima tahun yang

digunakan untuk menghitung rasio aktivitas yang terdiri dari rasio perputaran total

aktiva (TATO), rasio perputaran aktiva tetap (TATO), rasio perputaran piutang

(ARTO), rasio perputaran persediaan (ITO) dan return on investment (ROI) pada

PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2002-2006 dilihat pada Tabel 3.2:

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas dan Return On Investment (ROI) PT. Unilever Indonesia, Tbk

Periode 2002-2006

(52)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Pada tabel 3.2 menunjukkan hasil perhitungan Rasio Aktivitas

PT.Unilever Indonesia,Tbk yang mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan

dari beberapa rasio aktivitas. Pada Fixed Asset Turn Over pada tahun 2003

mengalami penurunan, tahun 2006 mengalami kenaikan yang sangat kecil dari

tahun 2005. Untuk Total Assets Turn Over pada tahun 2005 mengalami kenaikan

yang tinggi dan penurunan kembali pada tahun 2006. Account Receivable Turn

Over pada tahun 2003 mengalami penurunan yang sangat besar dan mengalami

kenaikan pada tahun 2005. Inventory Turn Over pada tahun 2003 mengalami

penurunan dan kenaikan yang sangat kecil di tahun 2006. Sementara untuk

Return on Investment dari tahun 2002 sampai tahun 2004 mengalami kenaikan

(53)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis Deskripsi

Rasio Aktivitas (aktivity ratio) atau dikenal juga dengan analisis aktivitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam

menggunakan aktivitasnya. Analisis ini menganggap perlunya suatu

keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan,

piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari

investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu

Rasio Aktivitas yang meliputi Rasio Perputaran Total Aktiva, Rasio Perputaran

Aktiva Tetap, Rasio Perputaran Piutang, dan Rasio Perputaran Persediaan serta

variabel terikat yaitu Return on Investment.

Data-data yang digunakan untuk menghitung seluruh rasio dan nilai dari

setiap variable bebas dan variable terikat tersebut adalah data-data dalam bentuk

skala rasio, dimana data tersebut bersumber dari laporan keuangan yaitu neraca

dan laporan laba rugi PT.Unilever Indonesia,Tbk dalam periode tahun 2002

(54)

Yenni Andrianis : Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, 2010.

Tabel 4.1

Rasio Aktivitas dan ROI PT. Unilever Indonesia,Tbk Selama Periode 2002 – 2006

(dalam persen (%))

Variabel 2002 2003 2004 2005 2006

Rasio Perputaran Total Aktiva (x)

Rasio Perputaran Aktiva Tetap (x)

Rasio Perputaran Piutang (x)

Rasio Perputaran Persediaan (x)

Return On Investment (%)

2,26

Sumber: Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk

1. Analisis Deskriptif Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio Perputaran Total Aktiva adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas pengunaan dana yang tertanam pada keseluruhan aktiva

dalam menghasilkan penjualan atau kemampuan seluruh akiva untuk menciptakan

penjualan. Rasio Perputaran Total Aktiva dihasilkan dengan cara membagi

penjualan dengan total aktiva.

Rasio Perputaran Total Aktiva PT.Unilever Indonesia, Tbk mengalami

fluktuasi dari tahun ke tahun. Meningkatnya Rasio perputaran total aktiva

disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan jumlah aktiva. Sedangkan

peningkatan ROI sampai dengan tahun 2004 disebabkan karena laba bersih

meningkat diiukuti dengan meningkatnya total aktiva, dan penurunan ROI di

tahun 2005 disebabkan peningkatan laba bersih tidak sebanding dengan

Gambar

Tabel 4.1 Rasio Aktivitas dan ROI PT. Unilever Indonesia, Tbk selama periode
Gambar Fluktuasi Rasio Aktivitas dan ROI pada PT.Unilever Indonesia,Tbk
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT.Unilever Indonesia,Tbk.
Tabel 3.1 menunjukkan data keuangan selama kurun waktu lima tahun yang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas dengan variabel perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva terhadap profitabilitas

Berdasarkan rasio perputaran aktiva tetap selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap untuk menghasilkan

1) Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwasanya pada tahun 2015 rasio perputaran aktiva sebesar 37 kali yang berarti perusahaan mampu menghasilkan

Rasio perputaran total aktiva atau Total Asset Turnover Ratio adalah rasio aktivitas (rasio efisiensi) yang mengukur kemampuan perusahaan dengan membandingkan

Return On Investment yaitu Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil

Berdasarkan hasil analisis ROI (Return On Investment) menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menjadi laba bervariatif pada tahun 2012 ke tahun 2013 angka rasio

Hasil dari perhitungan rasio di atas menunjukkan angka yang tidak terlalu besar yaitu dibawah 10 kali, hal ini menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan oleh Unilever

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa return on investment adalah rasio yang mengukur laba bersih yang diperoleh perusahaan atas jumlah aktiva