LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) TENTANG
UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
MELALUI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET
DAERAH KABUPATEN KARO D
I S U S U N OLEH :
NAMA : BOBBY FALENTINA BR.GINTING NIM : 062600094
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
SYALOOM…
Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan Syukur kehadirat
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan penyertaannya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Upaya
Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Karo”.
Menyusun Tugas Akhir ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Muda Jurusan Adm.Perpajakan. Seperti kata pepatah, Tak Ada Gading yang
Tidak Retak. Dalam penulisan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
kurangnya pengalaman penulis.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang bersifat membangun penulisan Tugas Akhir yang lebih
baik lagi. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai wacana
untuk memperluas cakrawala dan ilmu pengetahuan.
Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis berdasarkan Riset Praktek Kerja
Lapangan Mandiri pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
dan pengharapan yang tulus kepada :
1. Kedua Orangtua saya, Ayahanda S Ginting dan Ibunda R Br. Sembiring yang
selama ini telah mencurahkan kasih sayangnya dan telah membiayai
pendidikan saya dan memberikan dorongan semangat serta doa, baik selama
kuliah maupun dalam menyelesaikan Tugas akhir. Luv U Dad n Mom…!
2. Ibu Dra. Nurlela Ketaren MSP selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu, membimbing serta berkenan meluangkan waktu hingga Tugas
akhir ini selesai.
3. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, MSi, selaku Ketua jurusan Program
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
5. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan
berpikir penulis selama pekuliahan.
6. Bapak Drs. Kampung Sitepu, selaku Kepala Bidang Pasar pada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang
telah banyak membatu penulis selama pelaksanaan Praktik Lapangan Kerja
7. Seluruh pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Karo.
8. Kakak dan Abang ipar_Q (Netty Herawati Br.Ginting & Dolat Purba), (Ratna
Sri Dewi & Dedi Abadi Sembiring Maha) yang turut mendoakan dan selalu
mendukung serta memberikan dorongan untuk selalu bersemangat.
9. Buat tiga keponakan_Q (Dani Efraim, Alberio Jonathan, Marshya Federica)
Xan harus berikan yang lebih baik dari B’ Uda.
10.K’Cita Than’x buat semuanya ya. . .
11.Makasi banyak buat sobat-sobat_Q Florida, Helen, Ryan Stevani, Ruben,
Prima Ginting, Palabob, Muza dukungan dan nasehat yang kalian berikan
sangat membantu.
12.Petr@ Than’x ya buat perhatiannya, Maaf coz selama ne Q dah bikin km
capek!
13.Teman-teman Tax ‘06’ Terkhusus Nany, Imey, Toe2r, Frizka semoga kita
bisa saling mengingat satu sama lain ‘Keep Fight’.
14.Buat Uel jangan marah-marah terus sama aku dunkz pal, kan semuanya udah
kelar (Seluruh Dunia) he…2
15.Buat Keluarga Besar “Ginting” yang telah banyak mendukung dalam
Perkuliahan.
16.Kepada teman-teman imka “EGUANINTA” Than’x buat pengalaman
17.Tommy Than’x yo, coz selalu ingatin Q buat selalu jaga kesehatan, tetap
semangat ya…
18.Teman-teman di Administrasi Perpajakan FISIP USU yang tidak dapat satu
persatu disebutkan oleh penulis.
19.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis.
Kiranya Jesus Christ dapat membalas semua budi baik yang telah saudara dan
saudari berikan kepada penulis. God Bless..,
Medan, juni 2009
Penulis
Bobby Falentina Br. Ginting
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….. i
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… . v
DAFTAR ISI... ……….. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1
B. Tujuan dan Manfaat ……… 5
C. Ruang Lingkup ……… 7
D. Metode Praktik Kerja Lapangan……….. 8
E. Metode Pengumpulan Data ……… 9
F. Sistematika Penulisan Laporan ……….. 9
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo………... 11
B. Struktur Organisasi ………. 13
BAB III GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Tinjauan Teori ………. 37
B. Gambaran Data Retribusi Pelayanan Pasar……...………….. 45
1. Ketentuan Umum
2. Ketentuan Pasar
3. Objek dan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar
4. Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif
5. Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar
6. Ketentuan Larangan dan Ketentuan Pidana
7. Penyidikan
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Dasar Penetapan Target Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pada
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah... 57
B. Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan
Pasar………..………. 58
C. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui
Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar …… ……….. 60
D. Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Retribusi Pelayanan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 65
B. Saran ……….. 66
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Tarif Retribusi berdasarkan Jenis Fasilitas ……….…… 51
Tabel 1.2 : Tarif Retribusi berdasarkan Jenis Barang ………... 52
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang
luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya memerlukan kesiapsediaan semua
pihak, terlebih di Era Globalisasi sekarang ini dibutuhkan orang-orang yang memiliki
kemampuan dalam menghadapi dan mengantisipasi kemajuan tersebut. Unsur yang
benar-benar harus disiapkan adalah Sumber Daya Manusia. Selain itu pada dasarnya
peranan pemerintah dalam negeri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
menyukseskan Pembangunan Nasional yang sesuai dengan cita-cita Pancasila.
Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa Pembangunan Nasional akan terus
meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian dan tidak akan berhasil tanpa
adanya sumber Penerimaan Negara. Yang dimaksud dengan Pembangunan Nasional
adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dengan membutuhkan dana
yang cukup besar. Perolehan dana tersebut berasal dari Penerimaan Dalam Negeri
dan Pinjaman Luar Negeri. Salah satu penerimaan dalam negeri bersumber dari
sektor “Pajak”.
Pajak adalah iuran kepada Negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali,
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara yang
menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo, 2002 : Halaman 4)
Pajak dijadikan sumber utama penerimaan Negara daripada sumber-sumber
penerimaan Negara lainnya. Dimana penerimaan yang berasal dari pajak memberikan
kontribusi yang besar dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari
Anggaran Pendapatan dari tahun ketahun yang menempatkan pajak diurutan teratas.
Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Otonomi Daerah
diartikan sebagai :
“Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.”.
Sedangkan Daerah Otonom diartikan sebagai :
“ Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia”. (Suandy, Erly, 2005 : Halaman 232)
Dalam Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan
bahwa Daerah mempunyai hak, yaitu :
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
b. Memilih pimpinan daerah.
c. Mengelola aparatur daerah.
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah.
f. Mendapatkan bagi hasil dan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang berada didaerah.
g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.
h. Mendapatkan hak lainnya diatur dalam peraturan Perundang-undangan.
Sebagian besar daerah Indonesia, dalam hal ini termasuk daerah Kabupaten
Karo memperoleh sumber Pendapatan Asli Daerahnya dari sektor Retribusi Daerah.
Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari sektor Retribusi Daerah
merupakan salah satu sumber yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
penerimaan keuangan daerah.
Adapun faktor ekstern pendukung tersebut antara lain adalah makin tingginya
mobilisasi masyarakat atas pemanfaatan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah
daerah. Sedangkan faktor intern pendukungnya berupa semakin membaiknya
efektifitas dan efisiensi atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah
daerah.
Retribusi Daerah pada prinsipnya terbagi dalam beberapa jenis objek. Salah
satu objek yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam Penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Retribusi Pelayanan Pasar.
“Retribusi Pelayanan Pasar yaitu pungutan yang dikenakan kepada pedagang
oleh pemerintah daerah sebagai pembayaran atas pemakaian tempat-tempat berupa
toko/kios, counter/los, dasaran dan halaman pasar yang disediakan didalam pasar
daerah sebagai pasar sementara atau pedagang lain yang berada disekitar pasar daerah
lainnya yang berada disekitar pasar daerah sampai dengan radius 200 m dari pasar
tersebut”. (Kurniawan, Panca, 2004 : Halaman 160)
Dengan kata lain, Retribusi Pelayanan Pasar ini merupakan kontraprestasi
langsung atas jasa pasar yang dipakai oleh masyarakat. Seperti daerah-daerah lain,
maka daerah Kabupaten Karo juga menyelenggarakan pasar guna menampung para
pedagang, baik itu pedagang asli daerah maupun pedagang yang berasal dari luar
daerah Kabupaten Karo.
Dengan penyelenggaraan dan pelayanan pasar, maka Pemerintah Daearah
berhak memungut Retribusi Pelayanan Pasar sebagai balas jasa serta berkewajiban
untuk menjaga stabilitas penerimaan dari sektor ini agar terus meningkat dan dapat
mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemerintah daerah dalam hal ini juga dituntut untuk berupaya mengatasi
segala faktor-faktor yang menjadi penghambat penerimaan Retribusi Pelayanan
Pasar.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk menjadikannya
sebagai acuan didalam membuat proposal pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dengan harapan nantinya akan mampu
memberikan pemahaman yang mendalam bagi penulis mengenai “Upaya Pemerintah
Daerah Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi
Pelayanan Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
akhir sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dasar penetapan target penerimaan Retribusi Pelayanan
Pasar pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Karo.
2. Untuk mengetahui besarnya Jumlah target dan realisasi penerimaan Retribusi
Pelayanan Pasar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Penerimaan Retribusi
Pelayanan Pasar.
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah melalui Retribusi Pelayanan Pasar.
Sedangkan manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKLM) ini adalah :
a) Diharapkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dapat
dijadikan sumber inspirasi/pengembangan ilmu dan memperluas
wawasan penulis mengenai Retribusi Pelayanan Pasar.
b) Agar dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
c) Merupakan bahan perbandingan antara teori dan praktik yang didapat
selama perkuliahan dengan praktik yang terjadi dilapangan.
d) Melatih disiplin, kerapian dan kejujuran untuk mempersiapkan diri
sebagai Sumber Daya Manusia yang cerdas, terampil, dan
berkpribadian.
e) Mengembangkan kemampuan diri dalam menjalin hubungan dengan
dunia kerja.
2. Bagi Instansi
Diharapkan dapat memanfaatkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam membuat keputusan
atau kebijakan demi kelancaran kegiatan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Karo.
3. Bagi Universitas
a) Diharapkan dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini
kerjasama dan interaksi antara pihak Prodip III Adm. Perpajakan FISIP USU,
dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
b) Sumber masukan untuk mempersiapkan para alumni sebagai tenaga kerja yang
ahli dan profesional dalam bidangnya.
c) Memperbaiki citra (image) masyarakat terhadap sumber daya manusia yang
dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera
Utara.
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan hasil Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dapat
memenuhi informasi dan menambah pengetahuan masyarakat dalam memenuhi hak
dan kewajiban sebagai warga Negara yang baik mengenai Retribusi Pelayanan Pasar
Kabupaten Karo.
C. RUANG LINGKUP
Adapun yang menjadi ruang lingkup pembahasan masalah dalam penulisan
laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :
a) Dasar penetapan target penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.
b) Target dan realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Karo.
c) Faktor-faktor penghambat penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten
Karo.
d) Upaya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Retribusi
D. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
Adapun metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :
a) Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan berebagai persiapan dimulai dari
penentuan tempat praktik, mencari bahan untuk pembuatan proposal hingga
konsultasi dengan pihak dosen.
b) Studi Literatur
Penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, majalah maupun
peraturan perundang-undangan.
c) Observasi Lapangan
Penulis melakukan observasi lapangan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo. Dalam observasi penulisan
memberikan Surat Pengantar untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM) dan melakukan pengamatan terhadap data yang diperlukan.
d) Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis menggunakan beberapa metode untuk dapat
mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan objek praktik.
e) Analisa Data dan Evaluasi
Penulis melakukan analisa dan evaluasi sesuai dengan fakta-fakta yang ada
Pelayanan Pasar pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Karo.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Penulis melakukan pengumpulan data melalui :
a) Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada
pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
b) Observasi
Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan
yang dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi
penelitian.
c) Dokumentasi
Dalam metode ini penulis berusaha mengumpulkan dokumen-dokumen
resmi atau arsip-arsip yang dianggap sah mengenai Retribusi Pelayanan
Pasar sebagai bukti yang otentik.
F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Adapun yang menjadi sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang
masalah yang menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan judul
laporan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM), metode penelitian serta
sistematika penulisan laporan.
BAB II DESKRIPSI UMUM LOKASI PKLM
Dalam bab ini dibahas gambaran secara umum lokasi Praktik
Kerja Lapangan Mandiri yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabuaten Karo, sejarah singkat
instansi,visi dan misi beserta dengan struktur organisasi.
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK
Dalam bab ini penulis menguraikan secara sistematis mengenai
gambaran umum objek retribusi yang menjadi pokok bahasan
utama dalam penulisan laporan ini.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa serta
mengevaluasi data-data yang telah diperoleh selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan
saran, yaitu menguraikan secara garis besar mengenai objek
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KANTOR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO
a. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
Kota Kabanjahe sebagai Daerah otonom yang mempunyai wewenang
Otonomi Daerah diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah yang luas dan menyeluruh, pemerintah daerah memandang perlu
untuk membentuk suatu badan atau lembaga daerah untuk melaksanakan seluruh
kegiatan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah. Oleh karena itu Pemerintah
Daerah Kabupaten Karo dalam hal ini, Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah
Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah merasa perlu untuk membentuk
susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah yang disesuaikan dengan
kewenangan yangdimiliki, karakteristik, potensi, kebutuhan, kemampuan Keuangan
Daerah dan tersedianya Sumber Daya Aparatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok dan Fungsi. Hal ini merupakan sesuai dengan kewenangan yang
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
terletak dijalan Jamin Ginting No.17 Kabanjahe, merupakan salah satu Lembaga
Daerah Kabupaten Karo yang bertujuan untuk melakukan tugas penyelenggaraan
pemerintahan. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Karo mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
dibidang Pendapatan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagai lembaga yang bertujuan dalam bidang
Pendapatan Daerah dan Pelayanan Pasar, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah mempunyai fungsi :
a Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.
b Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Pengelolaan
Pendapatan daerah, Keuangan Daerah dan Pengelolaan Asset Daerah
serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.
c Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Pendapatan
Daerah, Keuangan Daerah, dan Pengelolaan Asset Daerah sesuai
dengan lingkup tugasnya.
d Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya. (Peraturan Daerah Pasal 94, Kedudukan,
b. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
Suatu struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai
pembagian pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang
dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan setiap bagian dari organisasi itu
dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai
mekanisme formal dengan organisasi dikelola. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daaerah Kabupaten Karo dibuat berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Karo Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan
Fungsi.
1. Susunan Organisasi
Untuk mengelola potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta
pengelolaan Pasar di Kabupaten Karo secara optimal. Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang membawahi 1 orang Sekretariat, 2 orang Kasubag, 4 orang Kabid, dan 11 orang
Ka. Seksi, 1 Unit Pelaksana Teknis, Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional
dengan total jumlah 108 orang. Berikut ini penulis akan menguraikan struktur
Adapun susunan dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
1. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
daerah terdiri dari :
A. Kepala Dinas
B. Sekretariat
C. Sub Bagian
D. Bidang
E. Seksi
F. Unit Pelaksana Teknis
G. Tata Usaha
H. Kelompok Jabatan Fungsional
2. Sekretariat
a. Sub Bagian Keuangan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah terdiri dari :
a. Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain
b. Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain
4. Bidang Pasar terdiri dari :
a. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar
5. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan terdiri dari :
a. Seksi Anggaran dan Belanja
b. Seksi Penatausahaan Keuangan
6. Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah terdiri dari :
a. Seksi Akuntansi Keuangan
b. Seksi Pengelolaan Asset Daerah
7. Bidang Perencanaan terdiri atas :
a. Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian
b. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan
8. Unit pelaksana Teknis (UPT) Dinas dibentuk sebanyak 13 UPT yaitu :
a. Kecamatan Kabanjahe
b. Kecamatan Berastagi
c. Kecamatan Tigapanah
d. Kecamatan Barusjahe
e. Kecamatan Merek
f. Kecamatan Simpangempat
g. Kecamatan Payung
h. Kecamatan Kutabuluh
i. Kecamatan Munte
j. Kecamatan Juhar
k. Kecamatan Laubaleng
m. Kecamatan Tigabinanga
9. Kelompok Jabatan Fungsional
2. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dalam
lingkup Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan
horizontal.
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap laporan yang diterima oleh
pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada
waktunya kepada atasannya sesuai bidang tugasnya untuk selanjutnya disampaikan
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
pejabat-pejabat/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Karo diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan
Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo.
Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo SEKRETARIAT BIDANG PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SUB BAGIAN KEUANGAN KEUANGAN BIDANG PASAR BIDANG ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN BIDANG AKUNTANSI & PENG. ASSET DAERAH SEKSI PAJAK DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI SARANA DAN PRASARANA PASAR SEKSI ANGGARAN DAN BELANJA SEKSI AKUNTANSI KEUANGAN SEKSI RETRIBUSI DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI PEMBERDAYAA N DAN PEMBINAAN PEDAGANG SEKSI PENATAUASAHAA N KEUANGAN SEKSI PENGELOLAAN ASSET DAEAH
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PERENCANAAN SEKSI PENGUMPULA N DATA, PENGOLAHAN DAN PELAPORAN SEKSI PERENCANAA N PROGRAM & PENGENDALIA N SEKSI PENDATAAN DAN VERIFIKASI TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah unsur
pelaksana Pemerintah Kabupaten Karo dalam bidang Pendapatan Daerah dan
Pelayanan Pasar yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. (Peraturan Daerah No.42,
Kedudukan, Tugas dan Fungsi)
Tugas Pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
adalah melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pendapatan berdasarkan
asas otonomi dan pembantuan.
Adapun tugas dan fungsi dari pejabat atau pegawai dilingkungan Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo antara lain :
a. Kepala Dinas
Kepala dinas merupakan pejabat yang memimpin Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang dalam melaksanakan
tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 95, Tugas Pokok dan Fungsi)
Kepala Dinas mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1. Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan perencanaan
program maupun urusan pemerintahan dalam bidang administrasi
Daerah, Anggaran Daerah, Pendapatan dan Investasi Daerah (Pajak dan
Rertribusi Daerah, Investasi dan Asset Daerah, Badan Usaha Milik Daerah
status PT atau lembaga keuangan mikro, Pinjaman Daerah), Dana
Perimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi
Hasil), Pelaksanaan, Penatausahaan, Akuntansi dan pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD sesuai dengan standar Pelayanan Minimal.
2. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan
misi Daerah.
3. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah berkoordinasi
dengan instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan
Daerah.
4. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam
rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan
kebijakan Pemerintahan Kabupaten Karo.
5. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing.
6. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Dinas
termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja dinas kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
7. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Bagian Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam
melaksanakan tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bagian Sekretariat adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan
keuangan, umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD
maupun kepegawaian.
b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan
program kerja Dinas berdasarkan program dan kegiatan masing-masing
bidang, Seksi dan Sub Bagian.
c. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas-tugas bidang.
d. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Sekretaris
kepada Kepala Dinas.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretariat.
Uraian Tugas dan Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan.
b. Menyusun laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
berkoordinasi dengan Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (PPTK-SKPD).
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Sekretariat. (Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah
sebagai berikut :
a. Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya
sesuai dengan kebutuhan Dinas.
b. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas.
c. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian penyiapan administrasi
perjalanan Dinas Pegawai.
d. Mempersiapkan dokumen terhadap pengusulan pegawai yang akan
pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan.
e. Mempersiapkan dokumen kenaikan pangkat, DP3, DUK, Sumpah/Janji
f. Mempersiapkan administrasi pegawai untuk mengikuti
pendidikan/pelatihan dan ujian dinas maupun tugas belajar.
g Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.
4. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah
Bidang Pajak dan Retribusi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang akan melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pajak dan Retribusi Daerah adalah sebagai
berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan pengelolaan pemungutan Pajak Retribusi
dan Pendapatan lain-lain dan pendataan serta Verifikasi.
b. Bertindak selaku Pejabat Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya
setelah ditetapkan yang berwenang.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
5. Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain
Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Bidang Pajak dan Retribusi Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain adalah
sebagai berikut :
a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur Pajak
Daerah dan Pendapatan lain-lain.
b. Melakukan Penagihan Pajak dan Pendapatan lain-lain kepada wajib
pajak.
c. Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Pajak dan Pendapatan
lain-lain dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.
d. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas-tugas
seksi kepada Kepala Bidang.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
6. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain
Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas
Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain adalah
sebagai berikut :
a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur
Retribusi Daerah dan Pendapatan lain-lain.
b. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi Retribusi Daerah dan
c. Melakukan Penagihan Retribusi dan Pendapatan lain-lain kepada Wajib
Pajak.
d. Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Retribusi dan Pendapatan
lain-lain dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
7. Seksi Pendataan dan Verifikasi
Seksi Pendataan dan Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok
dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pendataan dan Verifikasi adalah sebagai
berikut :
a. Melaksanakan pendataan dan verifikasi terhadap Subjek Pajak.
b. Melakukan pengujian pemerikasaan lapangan terhadap objek pajak dan
retribusi daerah sesuai dengan permohonan keberatan pajak dan retribusi
daerah.
c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi Program
Kerja untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.
8. Bidang Pasar
Bidang Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pasar adalah Sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan penataan dan pengembangan Sarana dan
Prasarana Pasar serta Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dinas berdasarkan realisasi Program
Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
D. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
9. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar
Seksi Sarana dan Prasarana Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pasar. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan lokasi Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Detail Tata
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pemberian Izin Usaha
Pengelolaan Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUP2T)
untuk Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan(IUPP) untuk
pertokoan, Mall, Plasa dan Pusat Perdagangan, Izin Usaha Toko Modern
(IUTM) untuk Hypermarket.
c. Menginventarisasi keberadaan sarana dan prasarana pasar.
d. Menyiapkan bahan kajian kelayakan keberadaan sarana dan prasarana
pasar dalam pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pasar.
e. Memantau ketentuan perpasaran dan pemberian sanksi administratif
secara bertahap berupa peringatan tertulis, pembekuan dan pencabutan
izin usaha bagi pelanggar ketentuan perpasaran.
F. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
10. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas
Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
adalah Sebagai berikut :
a. Menghimpun, menganalisa data dan informasi dibidang pemberdayaan
b. Menyiapkan bahan untuk peningkatan kompetensi pedagang dan
mengelola Pasar Tradisional.
c. Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang
Pasar Tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau
relokasi Pasar Tradisional.
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan
kebersihan dan kenyamanan pedagang.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
11. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
Bidang Anggaran dan Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Anggaran dan Perbendaharaan adalah
sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan Anggaran Belanja dan Penatausahaan
Keuangan.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi
Program Kerja untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
12. Seksi Anggaran dan Belanja
Seksi Anggaran dan Belanja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Bidang Anggaran dan Perbendaharaan. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan
Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi seksi Anggaran dan Belanja adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah.
b. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan perubahan
APBD.
c. Melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa.
d. Melaksanakan pengelolaan pinjaman dan obligasi daerah, BLU serta
melakukan pengawasan pinjaman dan obligasi daerah.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
13. Seksi Penatausahaan Keuangan
Seksi penatausahaan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dapat melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Penatausahaan Keuangan adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis tata cara pengelolaan
perbendaharaan.
b. Memberikan pelayanan konsultasi kepada para bendahara pada
masing-masing SKPD Kabupaten Karo guna kelancaran penatausahaan
pengelolaan keuangan.
c. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban pendapatan dan
belanja daerah.
d. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban penerimaan dan
pengeluaran daerah.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
14. Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah
Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok
dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah
adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dinas berdasarkan realisasi Program
Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
15. Seksi Akuntansi Keuangan
Seksi Akuntansi Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Asset Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 100,
Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan perumusan penetapan kebijakan tentang sistem dan
prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa.
b. Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan realisasi APBD dari
pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.
c. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan pendanaan urusan pemerintahan yang
menjadi tanggung jawab bersama.
16. Seksi Pengelolaan Asset Daerah
Seksi Pengelolaan asset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Seksi Akuntansi Keuangan. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengelolaan Asset Daerah adalah sebagai
berikut :
a. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan
inventaris dan asset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pengawasan pengelolaan
inventaris dan asset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi
pengelolaan asset daerah pemekaran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
17. Bidang Perencanaan
Bidang perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan tugas perencanaan, penyusunan program
kerja, penyusunan rencana kerja, penyusunan anggaran, memverifikasi
usulan rencana kerja anggaran, pemantauan, pengendalian, evaluasi,
pengolahan data, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah.
b. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
18. Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian
Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Perencanaan. (Peraturan Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan
Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan program kerja dan rencana kerja, kegiatan tahunan
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah, Rencana strategis Dinas.
b. Mempersiapkan bahan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas bidang dan mengumpulkan, mengolah dan
melaporkan pelaksanaan Dinas.
c. Menyusun bahan rencana pemantauan, pengendalian dan evaluasi
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
19. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan
Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian. (Peraturan
Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan
Pelaporan adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas
pelaksanaan program kerja.
b. Mengolah data dan bahan penyusunan laporan atas pelaksanaan program
kerja.
c. Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur,
mekanisme, dan sistem kerja, pencapaian program, dan kegiatan serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah sesuai dengan program.
d. Mempersiapkan penyajian data dan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan tugas untuk tujuan pelaporan dan bahan rapat koordinasi.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
20. Unit Pelaksanaan Teknis 21. Tata Usaha
Tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan
22. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari
sejumlah tenaga dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok
sesuai dengan keahliannya, dimana setiap kelompok dipimpin seorang tenaga
fungsional senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan
kebutuhan daerah. (Peraturan Daerah, Tugas Pokok dan Fungsi)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kabupaten Karo 1. Manfaat Perencanaan Strategis
Dengan adanya Perencanaan Strategis maka dalam rangka mewujudkan visi
dan misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten
Karo dapat tercapai melalui pelaksanaan bidang strategis yang telah ditetapkan.
Perencanaan Strategis adalah suatu proses yang berkelanjutan dan sistematis
yang memberikan arah bagi suatu organisasi untuk menentukan keputusan tentang
masa depan organisasi, mengembangkan prosedur yang diperlukan, operasionalisasi
dalam mencapai masa depan serta bagaiman keberhasilan organisasi dapat diukur.
Manfaat Rencana Strategis adalah :
1. Para Pimpinan akan lebih mampu memberi arah dan tujuan organisasi.
3. Membantu merumuskan rencana dan aktivitas kearah keberhasilan
organisasi.
2. Visi, Misi dan Faktor Keberhasilan a. Visi
Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaiman instansi Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo harus dibawa
dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Visi juga merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.
Adapun Visi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
“MENINGKATNYA PENDAPATAN ASLI DAERAH” b. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik pada waktu yang akan datang. Agar tercapai visi Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo sebagai citra
konseptual tentang masa depan yang diinginkan, maka haruslah dirumuskan lebih
lanjut dalam misi yang lebih terukur objektif dan spesifik. Oleh karenanya, misi
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
haruslah merupakan tonggak dari Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Untuk maksud tersebut, dirumuskan misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan Asset Daerah Kabupaten Karo sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sarana dan Prasarana Pasar.
2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Wajib Pajak dan Retribusi.
3. Meningkatkan Kuantitas Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan.
BAB III
GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Tinjauan Teori
Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan Tahun 2007, Pajak
Diartikan sebagai :
“Kontribusi wajib negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi kemakmuran rakyat.
1. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu :
a. Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. (Waluyo, 2002 : Halaman 8)
Contoh : Pajak dimasukkan dalam APBN sebagai penerimaan Negara.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial ekonomi. (Waluyo, 2002 : Halaman 9)
Contoh :
a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah
untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
2. Sumber Pendapatan Asli Daerah
Otonomi daerah menghendaki daerah untuk mencari sumber penerimaan yang
dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan.
Pada hakekatnya pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah pasti
memerlukan dana yang cukup besar karena semakin banyak pula kemungkinan
kegiatan yang akan dilakukan. .
Pengelolaan keuangan yang baik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah dipacu
untuk dapat mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan
pengeluaran daerah tersebut. Kondisi keuangan kas daerah merupakan masalah dan
faktor penentu berjalan tidaknya roda pemerintahan daerah. Agar pertumbuhan
ekonomi daerah mengalami peningkatan maka kita juga harus meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa Pemerintah Daerah sangat
membutuhkan sumber-sumber keuangan pengisi kas daerah yang mana dalam hal ini
daerah dituntut untuk berusaha mencari dan menggali segala potensi dan kekayaan
daerahnya untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan.
(Yani, Ahmad, 2008 : Halaman 51)
Sesuai dengan Undang-Undang Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2004
Pasal 1 ayat (18) Pendapatan Asli Daerah bersumber dari :
1. Hasil Pajak Daerah
Sesuai dengan ketentuan umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dijelaskan bahwa Pajak Daerah
adalah :
“Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah”.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan
Retribusi Daerah tepatnya dalam pasal 2, jenis-jenis Pajak Daerah yaitu :
1. Pajak Provinsi, dibagi atas empat yaitu :
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di
Atas Air (KAA).
2. Bea Balik Nama kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan
Kendaraan di Atas Air (KAA).
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan. ( Siahaan, P. Marihot, 2005 :
Halaman 43)
2. Pajak Kabupaten /Kota, dibagi tujuh yaitu :
a. Pajak Hotel.
b. Pajak Restoran.
c. Pajak Hiburan.
d. Pajak Reklame.
e. Pajak Penerangan Jalan.
f. Pajak Pengambilan bahan galian golongan C
g. Pajak Parkir. ( Siahaan, P. Marihot, 2005 : Halaman 43)
2. Hasil Retribusi Daerah
Sesuai dengan ketentuan umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah
yang selanjutnya disebut Retribusi adalah :
“Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau perizinan tertentu yang
khusus disediakan dan diberikan oleh Peraturan Daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan”.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan
Retribusi Daerah, jenis-jenis pungutan Retribusi Daerah yang dipungut oleh daerah
digolongkan atas :
Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan umum dan kemanfaatan umum
serta dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Dengan Objek adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan umum dan kemanfaatan umum serta dinikmati oleh
orang pribadi atau badan
Sedangkan yang menjadi Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang atau
badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
(Siahaan, P, Marihot, 2005 : Halaman 437 )
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah sebagai berikut :
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan.
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte
Catatan Sipil.
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
f. Retribusi Pelayanan Pasar.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
B) Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta.
Dengan Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.
Sedangkan Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. (Siahaan, P,
Marihot, 2005 : Halaman 441)
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah :
a Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
b Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan.
c Retribusi Tempat Pelelangan.
d Retribusi Terminal.
e Retribusi Tempat Khusus Parkir.
f Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa.
g Retribusi Penyedotan Kakus.
h Retribusi Rumah Potong Hewan.
i Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal.
j Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga.
k Retribusi Penyebrangan di Atas Air.
m Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
C) Reribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan. Sedangkan yang menjadi Subjek Retribusi Perizinan Tertentu
adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah
Daerah. (Siahaan, P, Marihot, 2005 : Halaman 445)
Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah :
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
b. Retribusi Izin Tempat Gangguan.
c. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan.
Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) selanjutnya adalah hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan atau dengan kata lain adalah laba
perusahaan-perusahaan milik daerah yang kontribusinya diharapkan dapat mengisi keuangan
daerah. (Yani, Ahmad, 2008 : Halaman 73)
Adapun perusahaan-perusahaan milik daerah yang berdomisili dilingkungan
Pemerintahan Kabupaten Karo adalah:
a. PT. Bank Sumut
b. PDAM Tirtanadi
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Dalam sektor ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah merupakan usaha
daerah yang dapat dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah yang dalam kegiatannya
menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat dipergunakan oleh masyarakat
dengan suatu ganti rugi yang seimbang. Sebagaimana sifatnya yang insidentil dan
berbeda dengan pajak maupun retribusi daerah yang bersifat terus-menerus. (Yani,
Ahmad, 2008 : Halaman 74)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah, yang terdapat
dilingkungan Kabupaten Karo adalah :
a. Setoran Denda dari Dinas Perhubungan
B. Gambaran Data Retribusi Pelayanan Pasar
Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Pasal 2
ayat 2, tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar adalah:
“Fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran dan losd yang dikelola oleh
pemerintah daerah khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola
oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Peraturan Pemerintah Kabupaten Karo Nomor 09 Tahun 2006 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar ditentukan beberapa ketentuan antara lain :
a. Ketentuan Umum
1. Daerah adalah Kabupaten Karo.
2. Pemerintah daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah
Otonomi yang lain sebagi unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Karo.
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Karo.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo.
6. Dinas adalah Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Karo.
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri dari halaman
dan pelataran, bangunan berbentuk losd dan kios ataupun bentuk
disediakan untuk tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
barang-barang maupun jasa.
9. Pasar Swasta adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
barang-barang maupun jasa yang disediakan oleh swasta.
10. Pasar Penampungan Sementara adalah Pasar yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Karo sebagai tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli barang-barang maupun jasa, akibat adanya rencana
Pemerintah Pembangunan.
11. Pos Pegawai Hasil Bumi dan Ternak adalah tempat pemeriksaan dan
atau mencek surat tanda membayar retribusi dari lokasi pasar di
Kabupaten dan sekaligus tempat pembayaran retribusi pasar bagi
setiap pengusaha atau perorangan, badan usaha yang tidak dapat
menunjukan tanda bukti pembayaran retribusi pasar dan atau
kekurangan pembayaran retribusi pasar atas barang yang dibawa.
12.Losd adalah bangunan tetap didalam lingkungan pasar berbentuk
bangunan memanjang tanpa dilengkapi dinding.
13.Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu
dengan yang lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai
dengan langit-langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan.
14.Tempat Pemberhentian Kendaraan adalah suatu tempat yang
disediakan atau tempat khusus untuk dapat pemberhentian kendaraan
15.Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atau jasa yang disediakan atau
diberikan oleh pemerintah Kabupaten untuk tujuan kepentingan dan
pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan.
16.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi.
17.Perhitungan Retribusi Daerah adalah rincian besarnya Retribusi yang
harus dibayar oleh wajib retribusi baik pokok Retribusi, Bunga,
Kekurangan Pembayaran Retribusi, Kelebihan Pembayaran Retribusi
maupun Sanksi Administrasi.
18.Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus
dibayar oleh wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke kas
daerah atau ketempat lain yang ditunjukn dengan batas waktu yang
telah ditentukan.
19.Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi
yang terutang.
20.Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi
21.Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
dengan SKDKB adalah surta keputusan yang menentukan besarnya
jumlah retribusi terutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan
pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah
yang masih harus dibayar.
22.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang
selanjutnya disingkat dengan SKRDKBT adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.
23.Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
SSRD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas
daerah atau tempat lain yang ditentukan oleh Bupati.
24.Badan Usaha Milik Negara atau Daerah adalah bentuk persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang
sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan
usaha lainnya. (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 1)
Dasar Hukum Yang Mengatur Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar
Dasar hukum yang mengatur Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar adalah :
1. Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang
2. Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1999 jo Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
3. Undang-Undang (UU) Nomor18 Tahun 2004 jo Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sedangkan peraturan-peraturan yang mengatur mengenai Pemungutan
Retribusi Pelayanan Pasar adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi
Daerah.
2. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 09 Tahun 2006 Tentang Retribusi
Pelayanan Pasar.
b. Ketentuan Pasar
Pasar disediakan untuk kepentingan umum tempat pertemuan antara penjual
dengan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli hasil pertanian, non hasil
pertanian, ternak dan barang dagangan lainnya serta tempat mengadakan usaha lain
yang diizinkan Bupati.
Pasar terdiri dari Losd, Kios, stand atau lapangan terbuka seperti :
1) Losd :
a Losd kelas I dipergunakan sebagai tempat pemasaran
vanili, coklat, kapulaga, asparagus, tembakau iris,
kacang-kacangan yang telah dikupas, kemiri kupas dan
b Losd kelas II dipergunakan sebagai tempat pemasaran
kacang-kacangan yang belum di kupas, cengkeh, kopi,
kemiri yang belum di kupas, tembakau daun, gula aren,
bawang dan sejenisnya.
c Losd kelas III dipergunakan sebagai tempat pemasaran
kain, barang kelontong dan sejenisnya.
d Losd kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran
padi, sayur-mayur, buah-buahan dan bunga-bungaan
secara eceran.
2) Lapangan Terbuka dipergunakan sebagai tempat pemasaran
sayur-mayur, buah-buahan, bunga-bungaan, ternak, hasil kerajinan rakyat,
kayu api, keranjang kulit hewan kering, ijuk, hasil hutan dan hasil
pertanian lainnya.
3) Kios atau stand dipergunakan sebagai tempat pemasaran daging,
ternak ayam, barang kelontong, buah-buahan, bunga-bungaan, kain
atau pakaian jadi, barang kerajinan tangan, kebutuhan Sembilan Bahan
Pokok lainnya serta berjualan makanan dan minuman. (Peraturan
Daerah, Retribusi Pasar Pasal 3)
c. Objek dan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar
Adapun yang menjadi Objek Retribusi menurut Peraturan Daerah Kabupaten
penyediaan fasilitas pasar berupa Losd, Kios, atau Stand maupun Lapangan Terbuka
yang disediakan untuk pedagang.
Sedangkan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar menurut Peraturan Daerah
(Perda) diatas adalah orang pribadi atau badan hukum yang menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas pasar. (Peraturan Daerah, Retribusi Pasar Pasal 5)
d. Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur besarnya tarif Retribusi Pasar
didasarkan kepada tujuan untuk biaya penyelenggaraan penyediaan pelayanan,
penyediaan fasilitas pasar, biaya operasional, pengawasan dan biaya penyusutan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempat, kelas pasar
yang digunakan, struktur besarnya tarif retribusi di ukur berdasarkan jenis fasilitas,
luas dan lama pemakaian fasilitas pasar.
Besarnya tarif retribusi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kabupaten Karo
No. 09 Tahun 2006, Pasal 12 ditetapkan sebagai berikut :
No Jenis Fasilitas Tarif Retribusi
1 Losd Kelas I Rp. 3.500/m²/bulan
2 Losd Kelas II Rp. 2.500/m²/bulan
3 Losd Kelas III Rp. 1.000/m²/bulan
4 Losd Kelas IV Rp. 500/m²/bulan
5 Lapangan terbuka yang di batui Rp. 1.500/m²/bulan
6 Lapangan terbuka lantai tanah Rp. 1.000/m²/bulan
8 Kios dan stand diluar Kota Kabanjahe dan Berastagi Rp. 2.000/m²/bulan
Tempat pemberhentian kenderaan (parkir) pada lokasi Pasar
:
- Mobil barang jenis truk
Rp.2.000.-/sekali parkir
- Mobil barang jenis pick up, bus umum,
Rp.1.000.-/sekali parkir
mobil penumpang umum, jeep, sedan/taxi
- Kereta Lembu/Kerbau dan Sado
Rp. 500.-/sekali parkir 9
- Beca barang/kereta sorong dan kenderaan roda 2 Rp. 500.-/sekali parkir
Pengoperasian Timbangan dilokasi Pasar :
- Sayur-mayur dan buah :
- Pasar Berastagi, Kabanjahe dan Tigapanah
Rp. 4.000/hari/buah 10
- Diluar Pasar Kabanjahe, Berastagi dan Tigapanah
Rp. 2.000/hari/buah
11 Untuk hasil bumi seperti Air Mineral Dalam Kemasan yang tidak diperjual belikan di pasar dan dibawa keluar daerah
dikenakan retribusi Rp. 0,15 / liter air
Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo
Besarnya Retribusi sebagaiman dimaksud pada Pasal 11 Peratur