• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kontras Hasil Radiografi Periapikal Dengan Dan Tanpa Penambahan Plat Aluminium Pada Film Periapikal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kontras Hasil Radiografi Periapikal Dengan Dan Tanpa Penambahan Plat Aluminium Pada Film Periapikal"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Zanthorrhiza T. Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 25 November 1988 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jl. Seroja 3 no.151 P.Helvetia

Telepon/HP : 085262076895

Email : Tamps_riza@yahoo.com

PENDIDIKAN

1994-2000 : SD St.Thomas 1, Medan 2000-2003 : SMP Negeri 7, Medan 2003-2006 : SMA Negeri 12, Medan

2006-sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Medan, 26 Januari 2013

(2)

LAMPIRAN 3

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

Difference Lower Upper Gray Scale Equal variances

assumed

.539 .466 -2.509 48 .016 -12.83760 5.11597 -23.12394 -2.55126 Equal variances not

assumed

(3)

Maksila

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Gray_Scale Filter 5 117.0180 10.53874 4.71307

Tanpa Filter 5 112.4120 10.42025 4.66008

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper Gray_Scale Equal variances

assumed

.297 .600 .695 8 .507 4.60600 6.62792 -10.67801 19.89001

Equal variances not assumed

(4)

Mandibula

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Gray Scale Filter 20 98.5525 16.67148 3.72786

Tanpa Filter 20 83.6570 16.01506 3.58108

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper Gray Scale Equal variances

assumed

.004 .952 2.882 38 .006 14.89550 5.16924 4.43092 25.36008 Equal variances

not assumed

(5)

LAMPIRAN 4

Daftar Anggaran Penelitian

1. Bahan dan Alat :

- Masker Rp 40.000,-

- Sarung Tangan Rp 40.000,-

2. Biaya Penyiapan Proposal Rp 200.000,- (ketikan, fotokopi, penelusuran literatur)

3. Biaya alat tulis, kertas, printer, tinta printer Rp 350.000,- 4. Biaya film dan proses pencucian (50 sampel)

@ Rp 25.000,00 Rp 1.250.000,-

5. Biaya dokumentasi Rp 250.000,-

6. Biaya penjilidan dan penggandaan skripsi Rp 300.000,- 7. Biaya seminar proposal dan sidang akhir Rp 700.000,-

8. Lain-lain Rp 370.000,-

Total Rp 3.500.000,-

( Tiga juta lima ratus ribu rupiah)

Medan, 15 Januari 2013

Peneliti

Zanthorrhiza T.

(6)

LAMPIRAN 5

(7)
(8)
(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

1. White SC. Oral radiology : principles and interpretation. 6th ed. St.Louis. Mosby Inc. 2009; 4-13; 58-61; 65-72; 77; 84-89; 109-112; 153-156.

2. Frommer HH. Radiology for dental auxiliaries. 7th ed. St.Louis. Mosby Inc. 2001; 12-55; 101-112; 164-175; 266-269; 312-320.

3. Iannucci JM, Howerton LJ. Dental radiography : principles and techniques. 3rd ed. Elsevier Inc. 2006; 15-22; 29-34; 42-6; 67-71; 79-81; 90-97; 101-112; 116-123; 369; 388-391; 395-403.

4. Suryantoro R. Perbedaan detil gambaran radiografis obyek interdental pada model gigi menggunakan film instan dengan dan tanpa filter. 2007. Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

5. Trijoko S, Budiantori CT. Pengaruh filter aluminium pada tegangan puncak (kVp) dan dosis sinar x diagnostik dari pesawat tanka RTO-125. PSPKR

BATAN, Pasar Jumat. Jakarta. 56-8.

6. Goncalves A, et al. Effects of aluminium-copper alloy filtration of photon spectra, air kerma rate and image contrast. Braz dent J, 2004; 15(3): 214-219.

7. Boel T. Dental radiografi : Prinsip dan teknik. USU Press. 2009; 3-6; 20-26; 42-43; 46-48.

8. Whaites E, Cawson RA. Essentials of dental radiography and radiology. 4th ed. Elsevier. 2007; 16-20; 83-88; 111-115; 265-275.

9. Whaites E, Slater M. Radiography and radiology for dental care professionals. 2nd ed. Elsevier Inc. 2009; 16-49; 83-108; 223-227.

10. Langland OE, Langlais RP, Preece JW. Principles of dental imaging. Maple press. 2002; 22-8; 36-45; 52-57; 139-149; 333-5.

11. Smith NJD. Dental radiography. 2nd ed. Oxford London. 1988; 4-16; 23-29; 48-50.

(11)

13. Anonymous. Proses peleburan aluminium dalam tungku reduksi pada PT.

Inalum Kuala Tanjung Batubara. http://repository.usu.

ac.id/bitstream/123456789/20050/3/Chapter%20II.pdf(3 Desember 2012).

14. Winarno G. Optimasi citra radiografi dan entrance surface dose (ESD) menggunakan system fuji computed radiography (FCR). 2012. Fakultas

Matematika dn Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. 15. Daliemunthe SH. Periodonsia. USU Press. 2008; 8-32.

16. Anonymous. The anatomy of a tooth.

17. Hussain S. Imaging findings or procedure details. http://www.abstracts online.com/EPosterViewer/MediaPreView.html (September 24.2012).

18. Setiawan E. Perbedaan kontras obyek interdental pada radiograf periapikal yang menggunakan filter aluminium, dengan perbedaan waktu pencucian

didalam larutan developer. 2007. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Indonesia.

19. Moore WS. Kodak dental radiography series : Succesful intraoral radiography. The academy of dental therapeutics and stomatology.

20. Annonymus.

(12)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian adalah penelitian deskriptif analitik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratotium Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami karies gigi yang datang berobat ke RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah semua pasien mengalami karies gigi pada gigi posterior pada maksila dan mandibula yang berumur > 15 tahun yang membutuhkan pemeriksaan radiografi periapikal sebagai pemeriksaan penunjang.

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

(13)

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Pasien yang mengalami karies gigi pada gigi posterior namun menolak mengikuti penelitian dan responden yang mengalami karies pada gigi posterior dengan kehilangan seluruh mahkota gigi (sisa akar).

3.4 Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus kuantitas sebagai berikut :

2σ [ Zα + Zβ]2 n =

(μ0-μ1)2

Dimana :

n = besar sampel minimum

σ = standard deviasi populasi dari hasil penelitian yang sudah ada6, σ = 0,19 Zα =deviat baku alpa, untuk α= 0,05 > Zα = 1,96

Zβ = deviat baku beta, untuk β = 0,10 > Zβ = 1,282

μ0= prakiraan harga mean populasi dari hasil penelitian pertama μ1= prakiraan harga mean populasi dari hasil penelitian kedua μ0-μ1 = 40%

2 x 0.19 [ 1.96+ 1.282]2 n =

(0.4)2 = 24.9

(14)

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas : hasil radiografi dengan penambahan plat aluminium pada film periapikal dan tanpa plat aluminium.

b. Variabel Terikat : gigi yang mengalami karies pada gigi posterior. c. Variabel Kendali : umur

3.5.2 Defenisi Operasional

1. Plat aluminium merupakan bahan logam tambahan yang sudah ditempah menyerupai bentuk film periapikal dengan tebal 1 mm, panjang 3,9 mm, lebar 3 mm.

2. Radiograf periapikal merupakan film periapikal yang telah terpapar sinar-x dan melalui pemrosesan film, menghasilkan gambaran dari korona sampai apeks memperlihatkan secara utuh beserta jaringan sekitarnya.

3.6 Alat dan Bahan Alat Penelitian :

1. Aluminium tempahan

2. Pesawat X-ray merk Plamenca

Maksila : Molar : 66 kVp, 8 mA, 0.100 s ; Premolar : 63 kVp, 8 mA, 0.080 s Mandibula : Molar : 66 kVp, 8 mA, 0.080 s ; Premolar: 63 kVp, 8 mA, 0.064s

3. Komputer Bahan Penelitian :

1. Film E-speed Kodak Insight

2. Bahan prosesing film (larutan developer, fixer, air) 3. Ember plastik

(15)

3.7 Metode Pengumpulan Data

3.7.1 Tahap Persiapan

a. Lakukan pemeriksaan rongga mulut terhadap pasien untuk melihat ada atau tidaknya karies pada gigi posterior.

b. Pembuatan larutan developer dan larutan fixer sesuai petunjuk pabrik c. Mempersiapkan 50 film merek Kodak© insight

d. Mempersiapkan pasien

3.7.2 Tahap Pelaksanaan

Teknik pengambilan radiograf pada film dengan plat aluminium :

1. Pasien didudukkan pada unit x-ray dengan posisi kepala untuk maksila sejajar dengan garis imajiner yaitu dari sudut hidung ke tragus sejajar dengan lantai sedangkan pada mandibula sejajar dari sudut mulut ke tragus.

2. Masukkan film pada plat aluminium seukuran film intraoral periapikal. 3. Masukkan film pada rongga mulut pasien

4. Posisikan ibu jari (maksila) atau telunjuk (mandibula) pasien untuk menahan film agar tidak bergeser dari posisi yang sudah diatur.

5. Posisikan cone sejajar dengan PCID (Position Cone Indicating Device) 6. Tekan tombol penyinaran.

7. Keluarkan film yang sudah disinari sinar-x dari rongga mulut. 8. Lakukan pemrosesan film pada kamar gelap.

9. Film dikeringkan dan di-mounting.

3.7.3 Tahap Pengambilan Data

Pada tahap ini dilakukan pengambilan data dengan cara mengukur rerata derajat kekontrasan RoI dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS dalam satuan gray scale.

1. Seluruh radiograf yang telah dibuat di scan kedalam komputer.

(16)

3. Atur kontras agar radiograf dapat diinterpretasikan dengan baik dengan cara mengklik image, kemudian adjustment, pilih levels. Pada input levels masukkan angka 0-1,67-65. Atur kontras yang seperti ini yang dianggap oleh peneliti sebagai yang terbaik.6

4. Blok pada RoI kemudian buka image, histogram. Pada histogram tampak nilai mean dari nilai gray scale daerah tersebut.

5. Lakukan no.4 pada semua radiograf.

3.8 Analisis Data

Data akan dianalisis secara statistik menggunakan uji-T dengan nilai probabilitas p<0,05.

3.9 Etika Penelitian

(17)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini, sampel yang dibuat berjumlah 25 orang dengan total hasil radiograf periapikal sebanyak 25 film dengan aluminium dan 25 film tanpa menggunakan aluminium. Radiogafi dilakukan terhadap pasien yang datang ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang membutuhkan radiografi intraoral dengan terlebih dahulu sudah mengisi informed consent.

4.1 Kekontrasan pada Film Secara Keseluruhan

Penelitian menunjukkan rerata kekontrasan rata-rata pada film yang tidak menggunakan aluminium menurut hasil statistik adalah 89,40 grayscale sedangkan pada film yang menggunakan aluminium adalah 102,24 grayscale.

Tabel 2 . Rerata kekontrasan pada film secara keseluruhan

No A (grayscale) B (grayscale) No A (grayscale) B (grayscale)

(18)

4.2 Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk menunjukkan data normal karena p>0,05 dengan nilai p = 0,827 pada kelompok A dan p= 0,599 pada kelompok B (Tabel 4.2).

Tabel 3. Uji normalitas film dengan dan tanpa plat aluminium

Kelompok Shapiro-Wilk

Dari hasil uji-T nilai probabilitas pada penelitian ini adalah sebesar 0,016. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak karena P<0,05 sehingga disimpulkan ada perbedaan kekontrasan yang berarti antara film yang menggunakan aluminium dan tidak menggunakan aluminium.

Tabel 4.Uji-T

Variabel yang diuji T-test (sig.2-tailed) Gray scale A dan B 0,016

4.4 Kekontrasan Berdasarkan Maksila Dan Mandibula

Tabel 5. menerangkan bahwa penggunaan aluminium dapat menyebabkan peningkatan kekontrasan baik pada maksila dan mandibula. Pada maksila nilai rerata kekontrasan adalah 112,412 grayscale (tanpa aluminium) meningkat menjadi 117,018 grayscale (dengan aluminium). Pada mandibula nilai rerata kekontrasan adalah

(19)

Tabel 5. Perbedaan rata-rata kekontrasan maksila dan mandibula

Maksila Mandibula

Dengan aluminium Tanpa aluminium Dengan aluminium Tanpa aluminium

117,018 112,412 98,552 83,657

Pada hasil Uji-T maksila nilai probabilitas pada penelitian ini adalah 0,507. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima karena P>0,05 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara film yang menggunakan aluminium dan tidak menggunakan aluminium pada maksila. Sedangkan pada hasil Uji-T mandibula nilai probabilitas pada penelitian ini adalah 0,006. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak karena P<0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara film yang menggunakan aluminium dan tidak menggunakan aluminium pada mandibula.

Tabel 6. Uji-T pada maksila dan mandibula

Maksila Mandibula

(20)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil radiograf harus memiliki gambaran yang baik agar dapat dilakukan interpretasi sehingga kesalahan diagnosis dapat dihindari. Radiograf yang berkualitas baik memiliki kontras optimal, detil baik, dan ketajaman batas dari setiap unsur anatomis, gradien warna hitam dan putih terlihat jelas sehingga dapat memperlihatkan gigi geligi dan struktur anatomi lainnya secara akurat, tanpa distorsi atau pembesaran.1,2

Pada penelitian ini, dilakukan pengambilan sampel terhadap pasien yang mengalami karies gigi pada gigi posterior maksila dan mandibula yang datang untuk berobat ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sampel berjumlah 25 orang dengan 2 kali foto periapikal pada gigi yang mengalami karies yaitu film yang didampingi aluminium dan tanpa aluminium. Setelah itu dilakukan pemrosesan film di ruang gelap. Kemudian hasil radiografi di-mounting. Film yang telah diproses kemudian di scan dan dianalisa menggunakan softwareAdobe PhotoshopCS3 untuk mendapatkan nilai grayscale-nya. Nilai grayscale tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara film yang menggunakan aluminium dan tanpa aluminium dengan rata-rata kekontrasan 89,40 grayscale (tanpa aluminium) dan 102,24 grayscale (dengan aluminium). Pada maksila nilai rerata kekontrasan adalah 112,412 grayscale (tanpa aluminium) meningkat menjadi 117,018 grayscale (dengan aluminium). Pada mandibula nilai rerata kekontrasan adalah 83,657 grayscale (tanpa aluminium) meningkat menjadi 98,552 grayscale (dengan aluminium).

(21)

seharusnya semua sampel yang menggunakan aluminium menghasilkan gambaran radiografi dengan kontras yang lebih baik sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Evan Setiawan (2007) yang menyatakan nilai grayscale yang lebih tinggi berarti bahwa foto tersebut memiliki kekontrasan yang lebih baik.18

Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan hasil radiograf periapikal pada penelitian ini diduga adalah kekurangan pada pemrosesan film yaitu pemrosesan film secara manual. Perbedaan suhu, lama pemakaian larutan developer, dan waktu pencucian dapat menyebabkan perbedaan hasil foto roentgen. Temperatur atau waktu yang terlalu rendah dapat menyebabkan hasil film terlalu terang sedangkan temperatur atau waktu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan film gelap. Kontaminasi atau developer yang sudah digunakan cukup lama dapat menyebabkan film terlalu terang.19

Penggunaan aluminium dapat menambah besar sinar-x yang ditangkap objek sampai ke film sehingga nilai grayscale meningkat. Adanya peningkatan grayscale akan menghasilkan gambar dengan kontras yang lebih baik. Bagian yang menangkap sinar-x seperti ini akan menyebabkan film lebih radiopak. Aluminium ini tidak mengubah besarnya energi foton maksimum, yang berubah hanyalah besarnya intensitas radiasi sesuai dengan penelitian yang dilakukan Susetyo Trijoko dan C.Tuti Budiantari.5

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontras adalah: (1) relatifitas transparansi sinar-x terhadap beberapa struktur pada radiograf. (2) tipe film yang digunakan, (3) pemrosesan film yang digunakan, (4) intensfying screen, (5) kilovoltase dan (6) pemecahan sinar radiasi. Kilovoltase yang lebih rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan kilovoltase yang lebih tinggi menghasilkan kontras yang rendah.20

(22)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Perbedaan rerata kekontasan antara film yang menggunakan aluminium dan yang tidak menggunakan aluminium adalah signifikan dengan rata-rata 89,40 grayscale (tanpa aluminium) dan 120,24 grayscale (dengan aluminium). Dan hasil

penelitian ini pada maksila tidak menunjukkan perbedaan antara film yang menggunakan aluminium dan tanpa menggunakan aluminium sedangkan pada mandibula menunjukkan perbedaan dengan rerata kekontrasan pada maksila sebesar 112,41 grayscale (tanpa aluminium) dan 117,01 grayscale (dengan aluminium) dan pada mandibula 83,65 grayscale (tanpa aluminium) dan 98,55 grayscale (dengan aluminium). Penggunaan plat aluminium dapat menaikkan kontras hasil radiografi. Hal ini berguna untuk keperluan diagnosis klinis yang lebih baik terhadap penyakit jaringan periodonsium dan sekitarnya yang memerlukan pemeriksaan radiografi.

6.2 Saran

a) Disarankan untuk menguji efek plat aluminium dengan ketebalan yang berbeda terhadap hasil radiografi intraoral dengan memperhatikan waktu pencucian serta pemrosesan film.

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah elektron, beta, alpha, photon, dan neutron.7

Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi alamiah contohnya radiasi sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangkan sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar-x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta, radiasi sinar gamma.7

2.1 Sinar-X

Sinar-x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar frekuensinya maka energi yang diberikan lebih banyak. Penggunaan sinar-x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada diagnostic imaging system. Kemampuan sinar-x menghasilkan gambar mengindikasikan sinar-x dapat

menembus kulit, jaringan, dan tulang.3,7

2.1.1 Pembentukan Sinar-X

(24)

pelepasan elektron. Pada keadaan demikian, jika antara anoda dan katoda diberi beda potensial yang tinggi, maka elektron-elektron yang terlepas tadi akan bergerak dari katoda ke anoda dengan kecepatan tinggi.1-3,7,8,10

Sinar-x yang dihasilkan bergerak ke segala arah di dalam tabung, sebagian besar sinar-x yang dibentuk tersebut dipusatkan pada daerah kecil (focal spot) di permukaan anoda dengan cara menetapkan sebuah cawan kecil yang terbuat dari molybdenum yang mengelilingi filamen. Cawan tersebut bermuatan positif untuk membatasi elektron sehingga menyatu dan hanya sebagian kecil sinar-x yang dihasilkan melewati lubang keluar. Sinar-x yang terlepas ini melewati filter yang akan menyerap sinar-x yang tidak berguna yaitu sinar-x dengan energi yang rendah. Selanjutnya sinar-x melewati collimator yang terbuat dari timah yang mana akan membatasi penyebaran sinar. Kemudian, sinar-x akan melewati cone mengarah film dengan melewati obyek.1,5,7,8

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mengontrol Pancaran Sinar-X

Kualitas dan kuantitas sinar-x yang keluar dari tabung sinar-x pada saat meningkatkan waktu penyinaran dengan nilai mA dan kVp konstan. Faktor-faktor yang mengontrol pancaran sinar-x adalah waktu penyinaran (timer), tube current (mA), beda potensial (kVp), dan filtrasi.1,2,8

a. Waktu Penyinaran

Perubahan pengaturan durasi waktu dari penyinaran dapat merubah intensitas radiasi yang dihasilkan. Oleh karena itu dengan mengubah waktu akan mengubah kuantitas foton.1

(25)

Gambar 1. menunjukkan intensitas radiasi berbanding lurus terhadap waktu penyinaran sedangkan energi foton (daya tembus sinar-x) yang dihasilkan tidak berubah (tetap). Pada saat waktu penyinaran ditingkatkan dua kali lipat, jumlah foton yang dihasilkan juga naik dua kali lipat, tapi jarak dari energi foton yang dihasilkan tidak berubah.

b. Tube Current (mA)

Tube current mempengaruhi jumlah radiasi sinar-x yang dihasilkan selama

penyinaran berlangsung. Tube current tidak mempengaruhi kualitas sinar-x karena panjang gelombang tidak ikut berubah seiring dengan berubahnya nilai mA.1

Gambar 2. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai mA1

Gambar 2.menunjukkan intensitas radiasi berbanding lurus terhadap tube current, sedangkan energi foton tidak mengalami perubahan. Dengan kata lain jika

nilai mA mengalami peningkatan dua kali maka intensitas radiasi juga mengalami peningkatan dua kali sedangkan energi foton tidak berubah.

c. Beda Potensial (kVp)

(26)

Gambar 3. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai kVp1

Kemampuan foton untuk menembus benda tergantung pada energinya. Foton sinar-x berenergi tinggi mempunyai kemampuan menembus benda padat lebih tinggi daripada foton sinar-x yang berenergi rendah. Oleh karena itu, semakin tinggi kVp dan energi rerata pancaran sinar (intensitas radiasi), semakin tinggi kemampuan penetrasi sinar terhadap benda padat. 1

d. Filtrasi

(27)

Gambar 4. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai filtrasi1

Pada gambar diatas menunjukkan intensitas radiasi pada film yang tidak menggunakan filter lebih besar dibandingkan yang menggunakan filter, sedangkan energi foton yang dihasilkan tetap.

Ada dua filtrasi yang digunakan pada tabung sinar-x yaitu filtrasi utama (inherent filtration) dan filtrasi tambahan (added filtration). Filtrasi yang utama pada tabung sinar-x adalah material yang terletak di jalan foton sinar-x dari focal spot (target) untuk membentuk pancaran yang dikeluarkan dari tabung. Filtrasi utama terdiri dari dinding kaca dari tabung sinar-x, minyak penyekat (insulating oil), dan material penghambat minyak tadi untuk keluar dari tabung. Filtrasi tambahan (added filtration) adalah peletakan cakram aluminium di tempat jalannya sinar-x antara

(28)

2.2 Pembentukan Gambaran Radiografik

2.2.1 Pembentukan Gambaran Laten

Keadaan fisik dari emulsi pada film adalah kandungannya yang berupa kristal fotosensitif yang bahan utamanya adalah AgBr (argentum bromida) dan beberapa bagian kecil dari perak iodida. Ion iodida membentuk ketidakteraturan dari bentuk kristal karena bentuknya yang besar. Ikatan Ag-halida yang ditahan oleh bahan vehikulum tersebut dilapisi oleh plastik transparan di dasarnya. Kristal ini mengandung sedikit ion perak bebas diantara jarak atom-atom yang membentuk kristal. Terdapat pula senyawa sulfur yang terletak pada bagian kristal yang tidak teratur. Senyawa ini nantinya akan membentuk daerah sensitif yaitu daerah di dalam Kristal yang sensitif yang nantinya akan menangkap elektron yang dilepaskan saat emulsi terkena radiasi. Adanya radiasi yang dihasilkan oleh sinar-x akan mengubah kristal Ag-halida menjadi gambaran laten, tidak kasat mata, yang nantinya menjadi gambaran yang kasat mata setelah melalui proses dalam larutan developer dan fixer.1,2

(29)

Gambar 5. Proses pembentukan gambaran laten1

2.2.2 Pembentukan Gambaran Kasat Mata

Film yang terpancar oleh sinar-x kemudian diproses di dalam larutan developer. Larutan ini mengubah atom perak netral yang membentuk gambaran laten

menjadi butiran logam perak padat yang berwarna hitam. Butiran inilah yang akan menghambat cahaya sehingga gambaran obyek akan kasat mata. Fixer akan menghilangkan kristal AgBr yang tidak menangkap sinar-x atau yang tidak mempunyai gambaran laten. Oleh karena itu, gambaran radiograf mengandung daerah terang (radiopaque), hanya sedikit foton yang bertumbukan dengan film, dan daerah gelap (radiolucent), banyak foton yang bertumbukan dengan film.1

2.2.3 Pemrosesan Film

(30)

dibilas dengan air mengalir; (c) Film dicelupkan di dalam larutan fixer; (d) Film dicuci dengan air mengalir; (e) Film dikeringkan dan di-mounting.1-3,8-11

a. Larutan Developer

Larutan developer mereduksi semua ion perak pada kristal yang terpancar sinar-x menjadi logam perak yang berwarna kehitaman. Proses ini hanya terjadi pada kristal yang sudah terpapar sinar-x saja untuk membuat gambaran diagnostik.1,2,8,9 Daerah pada film yang terdapat banyak kristal yang terpapar sinar-x akan berwarna gelap karena banyaknya butiran logam perak setelah pencucian. Jika proses developing berlangsung lama maka terjadi kontak antara larutan dengan kristal AgBr

yang tidak mengandung gambaran laten, kemudian pelan-pelan larutan developer akan bereaksi dengan kristal tersebut, sehingga terjadi overdevelopment.1,9

Pada Gambar 6. tampak secara singkat perubahan emulsi selama proses pencucian film. Mula-mula emulsi berisi kristal-kristal yang belum terpapar sinar-x. Lalu kristal-kristal yang terpapar sinar-x membentuk daerah sensitif yang merupakan gambaran sementara. Di dalam larutan developer, kristal yang mengandung gambaran sementara tersebut direduksi sehingga menjadi logam perak yang berwana kehitaman. Di dalam larutan fixer, kristal yang tidak menangkap sinar-x akan dibersihkan dari film.1

(31)

Pada saat film direndam di larutan developer, awalnya tidak terdapat efek apa-apa sampai akhirnya terjadi peningkatan densitas secara cepat lalu melambat. Pada saat semua kristal yang terpapar sinar-x tadi selesai bereaksi (menjadi butiran perak berwarna hitam) maka larutan developer memulai reaksi dengan kristal yang tidak terpapar. 1

b. Pencucian (Rinsing)

Setelah film dimasukkan ke larutan developer film mengalami emulsi dan menjadi basah oleh developer. Pada saat ini film harus dibilas dengan air selama 30 detik tanpa berhenti,sebelum film dimasukan ke larutan fixer. Pembersihkan larutan developer memperlambat proses development. Proses ini juga menghilangkan alkali

activator, yang dapat menjadikan netralisasi dari keasaman larutan fixer. Proses

pembersihan ini merupakan proses pencucian film secara manual pada umumnya tetapi hal ini tidak digunakan pada proses pencucian film secara otomatis.1

c. Larutan Fixer

Fungsi utama dari larutan fixer adalah untuk memecah dan melarutkan kristal perak halida yang underdeveloped. Keberadaan kristal yang tidak menangkap sinar-x membuat film menjadi opak. Jika kristal-kristal ini tidak dihilangkan maka hasil akhir dari radiograf akan tampak gelap dan tidak bisa didiagnosis. Fungsi lain dari larutan fixer adalah memperkeras gelatin dalam emulsi film. Larutan fixer terdiri dari 4

(32)

d. Pembersihan (Washing)

Pencucian di dalam larutan developer memegang peranan yang penting dalam menentukan hasil radiograf. Lamanya waktu pencucian didalam larutan developer ditentukan berdasarkan : 1) metode visual dan 2) metode waktu dan suhu.1

Lamanya waktu pencucian dengan metode visual bergantung pada keterampilan dan pengalaman operator dalam menentukan kekontrasan radiograf yang dihasilkan. Sedangkan bila menggunakan metode waktu dan suhu, waktu pencucian bergantung pada suhu larutan developer saat pencucian berlangsung sesuai dengan aturan pabrik.1

Waktu developing yang direkomendasikan sesuai dengan suhu tertentu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekomendasi waktu developing

Suhu Developer (dalam F) Waktu Developing (menit) 68°F

Waktu developing yang berlebih akan mengakibatkan radiograf menjadi lebih gelap (kontras meningkat) sedangkan waktu developing yang terlalu cepat mengakibatkan radiograf tampak lebih putih (kontras menurun).1,3,7,11

e. Drying dan Mounting

Film dapat dikeringkan dengan menggunakan kertas kemudian hair dryer dengan kekutan rendah. Setelah itu film di-mounting. Hal ini berguna agar letak film sesuai dengan pengorderan dan tidak terjadi kesalahan interpretasi.

2.3 Kesalahan dalam Pemrosesan Film

(33)

kurang kontras (terang), dimungkinkan karena waktu developing yang kurang lama, suhu larutan developer terlalu rendah, atau larutan developer sudah terkontaminasi atau perlu dilakukan replenishment. 2) radiograf tampak terlalu gelap, dimungkinkan karena waktu developing yang terlalu lama, suhu larutan developer yang terlalu tinggi, atau larutan developer terlalu pekat.3,12

2.4 Bahan Aluminium

Aluminium diambil dari bahasa Latin: alumen, alum. Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Aluminium ditemukan pada tahun 1825 oleh Hans Christian Oersted. Baru diakui secara pasti oleh F. Wohler pada tahun 1827. Sumber

unsur ini tidak terdapat bebas, bijih utamanya adalah bauksit. Penggunaan Aluminium antara lain untuk pembuatan kabel, kerangka kapal terbang, mobil dan berbagai produk peralatan rumah tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat, penjernih air, fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata sintesis.13

Aluminium (Al) merupakan bahan yang biasa dipilih untuk filter tambahan dalam radiologi diagnostik. Aluminium ini akan menyerap foton berenergi rendah yang dapat mengaburkan hasil diagnostik radiograf dan melindungi jaringan permukaan kulit dari dosis yang cukup besar sehingga hanya foton yang berenergi tinggi yang diteruskan. Aluminium juga dapat meningkatkan kontras dan menaikkan nilai grayscale.5,6,14

2.5 Struktur Jaringan Periodonsium

(34)

Gambar 7. Struktur jaringan periodonsium16

Fungsi jaringan periodonsium adalah memberikan seal pada sekeliling bagian servikal gigi; memegang/menahan jaringan terhadap gigi pada saat mastikasi; menahan dan menjaga gigi agar tetap pada socket-nya; melindungi dentin yang ada dibawahnya; mengelilingi dan mendukung akar gigi.15

a. Gingiva

Gingiva adalah bagian mukosa mastikatori yang membalut prosesus alveolaris dari tulang rahang dan mengelilingi leher gigi. Fungsi dari gingiva adalah memberikan seal disekeliling bagian servikal gigi dan menutupi prosessus alveolar. Bagian anatomis dari gingiva antara lain free gingiva, sulkus gingiva,attached gingiva, dan gingiva interdental.15

b. Ligamen Periodontal

(35)

dalam 4 kelompok yaitu : (1) alveolar crestal group, meluas dari daerah serviks akar sampai ke puncak alveolar; (2) horizontal group, berjalan tegak lurus dari gigi ke tulang alveolar; (3) oblique group, sekelompok serat arahnya miring, berjalan dari sementum ke bagian puncak alveolar; (4) apical group, menyebar di bagian dari tulang ke gigi.15

c. Sementum

Sementum adalah lapisan tipis jaringan yang tereliminasi dan menutupi permukaan akar gigi. Karakteristik sementum adalah berwarna kuning terang; menutupi dan melekat pada dentin bagian akar gigi; merupakan jaringan seperti tulang yang lebih resisten terhadap resorpsi dibandingkan dengan tulang; tidak memiliki vaskularisasi sendiri; karena sementum mendapatkan nutrisi dari ligamen periodontal; tidak memiliki saraf dan tidak sensitif terhadap rasa sakit.15

d. Tulang Alveolar

Tulang alveolar adalah penonjolan tulang yang mengelilingi, mendukung, dan melindungi akar gigi. Keberadaan tulang alveolar tergantung pada ada atau tidaknya gigi. Jika gigi di ekstraksi maka tulang alveolar akan mengalami resorpsi, dan jika gigi tidak erupsi maka tulang alveolar tidak akan terbentuk. Tulang alveolar ini terdiri dari : (1) tulang kortikal; (2) tulang kanselus; (3) alveolus; (4) alveolar bone proper; (5) periosteum. Bagian-bagian dari tulang alveolar adalah alveolar crest, tulang interproksimal, dan tulang interadikular.15

2.6 Gambaran Normal Radiografi Periapikal

Gambaran radiografi jaringan periodontal dapat bervariasi pada setiap orang, namun ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :1-3,7-8,10,17

1. Enamel, merupakan bagian gigi terpadat, mahkota gigi yang terlihat radiopak yang berakhir pada batas cementoenamel junction;

(36)

3. Sementum, merupakan struktur yang tipis, kalsifikasi pada permukaan akar gigi. Sulit membedakan antara sementum dari dentin karena struktur ini begitu tipis dan densitasnya tidak jauh berbeda dari dentin. Hasil foto roentgen terbaik sementum ketika mengalami patologi yaitu hipersementosis (pertumbuhan sementum yang berlebihan);

4. Pulpa, berada di tengah mahkota dan akar gigi dan radiolusen. Seiring pertambahan umur maka kamar pulpa akan semakin mengecil bahkan dalam beberapa kasus hilang tertutup dentin sekunder;

5. Ligamen periodontal, digambarkan sebagai garis radiolusen tipis yang mengitari akar gigi bersebelahan tulang alveolar;

6. Lamina dura, berupa garis radiopak dan berjalan tanpa putus;

7. Tulang alveolar, terlihat seperti garis-garis radiopak yang gunanya sebagai pendukung atau penahan gigi. Terdiri dari tulang kanselus dan kortikal-compact bone (padat).

8. Tulang kortikal, terlihat radiopak yang berada pada maksila, buccal and lingual plates, bagian depan mandibula, lamina dura dan alveolar crest.

(37)

2.7 Kerangka Konsep

Radiografi Intraoral

Dengan Aluminium

Radiografi dengan kontras lebih baik

Tanpa Aluminium

(38)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap hasil radiograf harus memiliki mutu yang baik agar dapat dilakukan interpretasi sehingga kesalahan diagnosis dapat dihindari. Radiograf yang berkualitas baik memiliki kontras optimal, ketajaman batas dari setiap unsur anatomis, dan gradien warna hitam dan putih terlihat jelas sehingga dapat memperlihatkan gigi geligi dan struktur anatomi lainnya secara akurat, tanpa distorsi atau pembesaran. Radiograf yang baik juga memiliki karakteristik visual, yaitu densitas dan kontras yang optimal. Semuanya ini dibutuhkan untuk memaksimalkan informasi diagnostik.1,2 Agar dihasilkan radiograf yang berkualitas maka perlu diperhatikan dua tahap dalam pembuatan suatu radiograf, yaitu teknik pembuatan radiograf dan teknik pemrosesannya.

(39)

40%, dan dosis masuk pasien (fantom) turun sampai 17% dengan penambahan waktu sekitar 25%.5

Tujuan dari penggunaan bahan aluminium adalah untuk menyerap seluruh foton energi rendah dan meneruskan semua foton berenergi tinggi. Aluminium merupakan bahan yang biasa dipilih untuk plat tambahan dalam radiologi diagnostik. Aluminium merupakan bahan yang mudah didapat dan sangat baik untuk filter sinar-x diagnostik tegangan rendah. Interaksi sinar-sinar-x dengan aluminium menimbulkan sinar-x karakteristik dengan energi hanya sekitar 1,5 keV yang dengan mudah akan terserap oleh udara.5,6 Namun pada penelitian ini alumimium digunakan sebagai plat yang berguna untuk menaikkan kontras dan menaikkan nilai grayscale (derajat keabuan).4 Dengan demikian peneliti ingin membuat perangkat tambahan menyerupai film holder yang terbuat dari aluminium yang digunakan sebagai plat tambahan pada

radiografi periapikal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka timbul permasalahan: Apakah terdapat perbedaan kontras hasil radiografi periapikal dengan penambahan plat aluminium pada film periapikal dan tanpa plat aluminium.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau melihat adanya perbedaan kontras hasil radiografi periapikal dengan penambahan plat aluminium pada film periapikal dan tanpa plat aluminium.

1.4 Hipotesis

(40)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat informatif pemakaian plat aluminium yaitu untuk melihat kontras hasil radiografi periapikal dengan menggunakan plat lebih baik dibandingkan tanpa plat;

(41)

PERBEDAAN KONTRAS HASIL RADIOGRAFI

DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN PLAT

ALUMINIUM PADA FILM PERIAPIKAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

ZANTHORRHIZA T. NIM : 060600024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Tahun 2013

Zanthorrhiza T.

Perbedaan Kontras Hasil Radiografi Periapikal dengan dan tanpa Penambahan Plat Aluminium pada Film Periapikal

x+31 halaman

Radiograf periapikal dibutuhkan untuk pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosa penyakit gigi dan mulut. Salah satu bahan yang bisa meninggikan kontras dan menaikkan nilai grayscale adalah plat aluminium. Plat inilah yang akan digunakan sebagai pendamping film holder untuk menghasilkan radiograf yang baik.

Penelitian ini merupakan deskriptif analitik. Dilakukan terhadap pasien yang mengalami karies pada gigi posterior maksila dan mandibula yang datang ke RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pasien berjumlah 25 orang. Penelitian diawali pemeriksaan rongga mulut yaitu ada tidaknya karies kemudian dilakukan radiografi periapikal dan radiograf di scan untuk memperoleh data.

Hasil penelitian pada maksila tidak menunjukkan perbedaan antara film yang menggunakan plat dan tanpa menggunakan plat sedangkan pada mandibula menunjukkan perbedaan dengan rerata kekontrasan pada maksila sebesar 112,41 grayscale (tanpa plat) dan 117,01 grayscale (dengan plat) dan pada mandibula 83,65

grayscale (tanpa plat) dan 98,55 grayscale (dengan plat).

(43)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 26Januari 2013

Pembimbing Tanda tangan

1. Dr. Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) ………. NIP. 19650214 199203 2 004

2. H. Amrin Thahir,drg ……….

(44)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 26 Januari 2013

TIM PENGUJI KETUA : Dr. Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) ANGGOTA : 1. H. Amrin Thahir, drg

(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmatnya kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih terdalam kepada Ayahanda, Drs.Jasmen Tampubolon,M.Si dan Ibunda, Marisi br.Panjaitan yang memberi kasih sayang, didikan, dan dukungan secara moral dan materiil kepada penulis. Dan kakak tersayang Orchida Tampubolon.SP beserta adik-adik Grace, Tina, dan Jason atas doa dan semangat yang diberikan selama ini. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, Dr.Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) dan H. Amrin Thahir, drg yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan kesabaran dalam membimbing penulis selama penyelesaian skripsi ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Prof.Nazruddin,drg.,C.Ort.,Ph.D.,Sp.Ort selaku Dekan fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr.Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) selaku Ketua Departemen Radiologi Kedokteran Gigi dan tim penguji atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

(46)

4. Cek Dara Manja,drg, Dewi Kartika,drg dan Maria Sitanggang,drg selaku staf pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi dan tim penguji atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

5. Kak Rani yang telah membantu saya selama penelitian berlangsung dan banyak memberikan saran membangun.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. Terima kasih yang tiada habisnya khusus kepada abangda Albert MH Rumahorbo dan keluarga atas dukungan, tenaga, doa, dan senantiasa mengingatkan untuk selalu semangat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada semua sahabat-sahabatku Imme, Eva, Lysa, Mely, Uchy, Tria, Cory dan yang lainnya yang telah meluangkan waktu, pikiran, masukan, dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman stambuk 2006 yang selalu memberikan dukungan.

Akhirnya dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, Januari 2013 Penulis

(47)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL………

HALAMAN PERSETUJUAN……….…… HALAMAN TIM PENGUJI………

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 2

1.3 Tujuan Masalah………... 2

1.4 Hipotesis………. 2

1.5 Manfaat Penelitian……….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinar-x………. 4

2.1.1 Pembentukan Sinar-X……… 4

2.1.2 Faktor-faktor yang Mengontrol Pancaran Sinar-X…………... 5

2.2 Pembentukan Gambaran Radiografik………. 8

2.2.1 Pembentukan Gambaran Laten……… 8

2.2.2 Pembentukan Gambaran Kasat Mata………... 10

2.2.3 Pemrosesan Film………... 10

2.3 Kesalahan dalam Pemrosesan Film………. 13

2.4 Bahan Aluminium………... 14

2.5 Struktur Jaringan Periodonsium……….. 14

2.6 Gambaran Normal Radiografi Periapikal……….... 16

(48)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian………...………. 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…….……….. 19

3.3 Populasi dan Sampel……….………... 19

3.3.1Populasi…...………... 19

3.3.2 Sampel………..………. 19

3.3.2.1 Kriteria Inklusi………. 19

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi………..……. 20

3.4 Besar Sampel………. 20

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional……...………... 21

3.5.1 Variabel Penelitian………. 21

3.5.2 Defenisi Operasional………... 21

3.6 Alat dan Bahan………..………... 21

3.7 Metode Pengumpulan Data…….………. 22

3.7.1 Tahap Persiapan………. 22

3.7.2 Tahap Pelaksanaan………. 22

3.7.3 Tahap Pengambilan Data………... 22

3.8 Analisis Data………. 23

3.9 Etik Penelitian……… 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Kekontrasan pada Film Secara Keseluruhan………... 24

4.2 Uji Normalitas………... 25

4.3 Uji-T………... 25

4.4 Kekontrasan berdasarkan maksila dan mandibula………. 25

` BAB 5 PEMBAHASAN……….. 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………... 33

6.1 Kesimpulan………. 33

6.2 Saran……..………. 33

DAFTAR PUSTAKA………... 34

(49)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik spektrum energi foton berdasarkan waktu……… 5

2. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai mA……… 6

3. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai kVp………... 7

4. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai filtrasi……… 8

5. Proses pembentukan gambaran laten……… 10

6. Perubahan emulsi selama proses pencucian film……….. 11

7. Struktur jaringan periodonsium………. 15

8. Gambar jaringan periodonsium normal……….. 17

(50)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekomendasi waktu developing……… 13

2. Rerata kekontrasan pada film secara keseluruhan………. 24

3. Uji normalitas film dengan dan tanpa plat aluminium………... 25

4. Uji-T………. 25

5. Perbedaan rata-rata kekontrasan maksila dan mandibula……… 26

(51)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Curiculum Vitae

2. Surat Persetujuan Komisi Etik 3. Hasil Perhitungan Statistik 4. RincianBiaya

Gambar

Tabel 2 . Rerata kekontrasan pada film secara keseluruhan
Tabel 5. menerangkan bahwa penggunaan aluminium dapat menyebabkan
Gambar 1. Grafik spektrum energi foton berdasarkan waktu1
Gambar 2. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai mA1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapatan kajian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan di antara profil personaliti guru cemerlang dengan prestasi kerja

Hal in i dapat disimpulkan bahwa uji h ipotesis statistik pada penelitian tentang harga daging ayam broile r, harga daging ayam buras, pendapatan konsumen dan

[r]

Dalam mendapatkan informasi, ada hal yang ditukar dalam interaksi manusia dan computer, dan itu merupakan interaksi antara peran kognitif dan pengalaman empiris

Dampak dari program yang dirasakan oleh petani diantaranya terdapat perubahan tingkat kognitif dan psikomotorik petani terkait pembuatan pestisida alami, pupuk

Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan, Penyelenggaraan Pelayanan Rujukan, Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan

Karena penulis melihat masyarakat awam yang belum begitu mengenal Komputer mengenai hardware khususnya motherboard, tetapi susah untuk mendapatkan informasi, untuk mendapatkan

Sebelum membuat penilaian atas kasus ini, Dewan Pers telah m e m p e r l a j a r i a r g u m e n d a n dokumen yang disampaikan kedua pihak, di antaranya, data hasil