• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Keragaan Jaringan serta Penentuan Waktu dan Jumlah Pemberian Air pada Sistem Irigasi Mikro Spray di PT Intidaya Agrolestari, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Keragaan Jaringan serta Penentuan Waktu dan Jumlah Pemberian Air pada Sistem Irigasi Mikro Spray di PT Intidaya Agrolestari, Bogor"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KERAGAAN JARINGAN

SERTA PENENTUAN WAKTU DAN JUMLAH PEMBERIAN AIR

PADA SISTEM IRIGASI MIKRO SPRAY

Dl PT INTIDAYA AGROLESTARI, BOGOR

Oleh

Sri Ovie Mutiaresmi

F 29.0354

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

S e g e n a p rasa syukurku u n t u k

Allah

SVUT

y a n g t e l a h

m e m b e r i k a n p e t u n j u k

d a n

r a h m a t

d9ersern6ahkan untuk Fa ah, Namali,

2

Tka,

dni,

Aa, Den<

an %aka

yang seGaGu mern6erikan cinta

(3)

SRI OVlE MUTlARESMl F 29.0354. Kajian Keragaan Jaringan serta Penentuan Waktu dan Jumlah Pemberian Air pada Sistem lrigasi Mikro Spray di PT lntidaya Agrolestari, Bogor. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H. Soedodo Hardjoamidjojo, MSc dan lr. Prastowo, M.Eng.

Untuk menanam tanaman buah-buahan seperti tanaman durian, rambutan dan manggis yang umurnya tahunan, maka iklim dari daerah yang ditumbuhinya itu harus sesuai, terutama curah hujannya. Tanaman durian, rambutan dan manggis akan tumbuh baik bila tidak kekurangan atau kelebihan air, terutama pada masa awal tanam sampai berurnur lima tahun. Pada periode pertumbuhan tersebut, suatu jaringan irigasi diperlukan untuk memberikan tambahan air pada musim kering.

Masalah khusus ini bertujuan untuk menentukan koefisien keseragaman penyebaran (emission uniformity, EU) dan efisiensi irigasi serta rnenentukan waktu dan jumlah pemberian air irigasi pada sistem irigasi mikro spray di PT lntidaya Agrolestari.

Efisiensi irigasi dapat diartikan sebagai persentase air yang benar-benar bermanfaat untuk tanaman terhadap air yang disediakan atau dialirkan. Efisiensi pemakaian komsumtif dapat ditingkatkan dengan penjadwalan irigasi yang tepat. Efisiensi distribusi air pada irigasi tetes dapat diukur berdasarkan nilai keseragaman penyebaran (EU). Hubungan antara nilai efisiensi distribusi irigasi (Es) dan nilai keseragaman penyebaran (EU) dipengaruhi oleh perkolasi yang tak terhindarkan dan kebutuhan pencucian (leaching).

(4)

Penelitian masalah khusus ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama,

mendapatkan data primer dari lokasi penelitian berupa sifat fisik tanah, laju infiltrasi

dan debit. Tahap kedua, mendapatkan data sekunder berupa data curah hujan dan

data iklirn dari stasiun klimatologi Darmaga, penentuan data karakteristik tanaman dari

literatur yang mencakup faktor koefisien tanaman (Kc), faktor respon tanaman

terhadap air (Ky), kedalaman perakaran dan faktor p. Tahap ketiga yaitu menganalisis

data-data yang telah didapat dengan program IRSlS dan secara manual.

Pengoperasian sistem irigasi tetes yang mencakup pengaturan jumlah air dan

selang pemberian air irigasi ditentukan berdasarkan nilai total air tersedia (TAW), air

yang siap digunakan oleh tanaman (RAW), curah hujan efektif, dan evapotranspirasi

tanaman yang berubah menurut masa tanam dan umur tanaman. Berdasarkan

perubahan parameter tersebut dapat diketahui volume air yang harus diberikan

(kebutuhan air irigasi) dan selang pemberian air. RAW dan TAW diperoleh dengan

melalui analisis sifat fisik tanah. Sifat fisik tanah lain yang dikaji yaitu laju infiltrasi

. .

sebagai acuan penentuan laju penyiraman maksimum yang diizinkan. Untuk

menentukan nilai efisiensi distribusi irigasi tetes, terlebih dahulu diukur koefisien

keseragaman penyebaran (EU) yang dipengaruhi oleh debit mikro spray.

Tekstur tanah di lokasi penelitian adalah liat, dengan kadar air tersedia sebesar

9.2% volume untuk blok 1, 8.5% volume untuk blok 11, 6.7% untuk blok Ill dan untuk blok IV sebesar 11.4%. Evapotranspirasi tanaman berkisar antara 2.2 mmlhari hingga 4.5 mmlhari sedangkan curah hujan efektif berkisar antara 64.4 mmlbulan sampai 190.7

mmlbulan.

Hasil analisis dengan menggunakan program IRSlS menghasilkan dua alternatif

jadwal irigasi, yaitu alternatif A (selang pemberian air tetap dan jumlah air irigasi tetap) dan alternatif D (selang pemberian air berubah dengan jumlah air berubah). Jadwal

irigasi alternatif A mendapatkan nilai optimum pada selang waktu antara 1

-

4 hari
(5)

nilai optimum pada selang waktu antara 1

-

365 hari dengan jumlah air antara 1.7

-

34.5 mm.

Penerapan jadwal irigasi alternatif A menghasilkan jaminan pertumbuhan tanaman yang baik YaNm

=

100% dengan efisiensi pemakaian komsumtif berkisar antara 52.8% dan 99.4%. Alternatif A paling mudah dioperasikan tetapi dengan kosekuensi efisiensi pemakaian komsumtif yang relatif rendah. Alternatif D menghasilkan jaminan pertumbuhan tanaman yang baik dan efisiensi pemakaian komsumtif yang tinggi, karena air irigasi diberikan pada waktu dan jumlah yang tepat sesuai dengan ketersediaan air dalam tanah. Penerapan jadwal irigasi alternatif D

merupakan jadwal irigasi yang paling sulit dioperasikan.

Hasil analisis penentuan waktu dan jumlah pemberian air irigasi secara manual menunjukkan bahwa apabila terjadi curah hujan harian lebih dari atau sama dengan 5 mm pada periode pertumbuhan tertentu, maka tidak perlu dilakukan pemberian air irigasi. Periode tersebut adalah dari bulan Oktober sampai Mei.

~ e b u t u h i n pencucian (leaching, LR) di lokasi penelitian sebesar 14.41%, nilai variasi penetes (qvar) sebesar 31.75 %, nilai koefisien variasi penetes (v) sebesar 0.12 dan nilai koefisien penyebaran (EU) sebesar 70.87% dan efisiensi irigasi tetes untuk tanaman durian, rambutan dan manggis di lokasi penelitian sebesar 70.87%.

(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

KAJIAN KERAGAAN JARINGAN

SERTA PENENTUAN WAKTU DAN JUMLAH PEMBERIAN AIR

PADA SISTEM IRlGASl MlKRO SPRAY

Dl PT INTIDAYA AGROLESTARI, BOGOR

SKRlPSl

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada JURUSAN MEKANlSASl PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh

Sri Ovie Mutiaresmi

F

29.0354

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

KAJIAN KERAGAAN JARINGAN

SERTA PENENTUAN WAKTU DAN JUMLAH PEMBERIAN AIR

PADA SISTEM IRlGASl MlKRO SPRAY

Dl PT INTIDAYA AGROLESTARI, BOGOR

SKRlPSl

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada JURUSAN MEKANlSASl PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh

Sri Ovie Mutiaresmi

F

29.0354

Bogor,

Pebruari 1997

f u -

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)

Referensi

Dokumen terkait

Anodizing adalah teknik yang banyak digunakan untuk menghasilkan lapisan anorganik pelindung dari beberapa bahan rekayasa seperti aluminium, magnesium, titanium dan

Pada penelitian preferensi pakan juga dilakukan identifikasi spesies tumbuhan yang menjadi makanan orangutan sumatera di Batang Toru.. Identifikasi spesies tumbuhan ini

Contoh: Ada 2 dari 3 observasi yang berkaitan dengan status « sedang menunggu sinkronisasi » di zona Denah Instalasi (semua lapisan tercampur).. MELAKUKAN

Rp.350.000.000 ,- (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah

Sedangkan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan untuk 5 tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala

Kista radikuler merupakan salah satu kista rahang yang paling sering ditemukan pada maksila yang memiliki dinding epitel dan berisi cairan yang timbul dari sisa- sisa

Penentuan danger score pada setiap kapal dapat dilakukan dengan menggabungkan informasi data yang diperoleh dari AIS receiver , GIS dan Shipping Database

Berdasarkan hasil dan pembahan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan