• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU

PT MADU PRAMUKA CIBUBUR

JAKARTA TIMUR

SKRIPSI FARIDA HANUM

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

RINGKASAN

FARIDA HANUM. D34102074. 2007. Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Asi H. Napitupulu, MSc. Pembimbing Anggota : Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi.

Madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga kesehatan, pengobatan, industri farmasi dan pangan. Kebutuhan madu adalah peluang pasar bagi PT Madu Pramuka yang memproduksi berbagai jenis produk lebah madu. Peluang pasar dapat dimanfaatkan dengan baik jika didukung pemasaran yang tepat, sehingga harapan perusahaan untuk memenuhi keinginan konsumen agar tercipta kepuasan dapat terwujud.

Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui saluran pemasaran, 2) mengetahui mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar PT Madu Pramuka dan lembaga pemasaran yang terlibat, 3) menganalisis marjin

pemasaran dan producer’s share yang diterima PT Madu Pramuka, dan 4) menganalisis efisiensi pemasaran PT Madu Pramuka berdasarkan biaya

pemasaran, producer’s share dan marjin pemasaran.

Penelitian berlangsung bulan September sampai November 2006 di PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur dan lembaga pemasaran wilayah DKI Jakarta. Lembaga pemasaran yang terlibat adalah pengecer dengan sampel 30 orang/lembaga yang dipilih secara sengaja. Penelitian didisain sebagai penelitian survei dengan data primer dan sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Pola saluran pemasaran produk lebah madu untuk madu botol, bee pollen dan

royal jelly terdiri dari dua saluran sedangkan madu curah satu saluran. Fungsi pemasaran yang dilakukan produsen dan pengecer adalah: 1) fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian, penjualan, penetapan harga, 2) fungsi fisik yaitu transportasi, standardisasi dan grading, penyimpanan, penanganan (pengecer hanya melakukan fungsi penyimpanan dan penanganan) 3) fungsi fasilitas yaitu penanggungan resiko dan pembiayaan (pengecer hanya melakukan fungsi pembiayaan). Struktur pasar yang dihadapi produsen adalah persaingan monopolistik. Struktur pasar yang dihadapi pengecer mendekati pasar persaingan sempurna.

Saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan biaya pemasaran, marjin pemasaran dan producer’s share untuk madu botol adalah saluran I karena pada saluran I biaya pemasaran dan marjin pemasaran rendah serta producer’s share yang tinggi per satu satuan output. Jika dilihat dari total seluruh produk yang dipasarkan maka saluran yang paling efisien adalah saluran I karena total volume penjualan lebih tinggi. Analisis tingkat keterpaduan pasar menunjukkan bahwa transfer harga dari pengecer ke produsen tidak berlangsung dengan baik. Apabila harga di tingkat pengecer naik maka kenaikan harga di tingkat pengecer sedikit ditransfer pada harga di tingkat produsen, walaupun nilainya semakin kecil kalau madu botol itu semakin spesifik.

(3)

ABSTRACT

Analysis The Marketing System of Honey Bee Products in PT Madu Pramuka Cibubur East Jakarta

Hanum F., A.H. Napitupulu, and H.C.H. Siregar

The Madu Pramuka Company (PT Madu Pramuka) is one of the company which produce various honey bee products i.e. bottled honey, unbottled honey, bee pollen and royal jelly. The aims of this research were: 1) to know the marketing channel of PT Madu Pramuka, 2) to know the marketing function’s mechanism, market structure, conduct, and performance of PT Madu Pramuka and marketing institutes which involved in honey bee products sales, 3) to analyze the marketing margin and producer’s share which received by PT Madu Pramuka, and 4) to analyze marketing efficiency of PT Madu Pramuka based on marketing cost, producer’s share and marketing margin. This research was conducted from September until November 2006 in PT Madu Pramuka, Cibubur; East Jakarta and marketing institutes in Jakarta area. Marketing institutes which involved in honey bee product marketing were retailers. The retailer samples were 30 persons/institutes which were chosen by purposive sampling method. The data in this research consisted of primary and secondary data which were analyzed qualitatively and quantitatively. The unbottled honey has one marketing channel while the bottled honey, bee pollen and royal jelly has two marketing channel. The marketing functions between PT Madu Pramuka and retailers were: 1) exchange, 2) physical (transportation, handling, storage and standardization), and 3) facilitating function. The market structure at producer level was monopolistic competition and retailers were perfect competition. The most efficient of marketing channel in each honey bee product was the first channel that is producer to consumer because the producer’s share was the highest. The degree of the integration between retailer market and the producer’s market for all of honey in general and honey in specific were inelastic or least integrated. But honey in general were more elastic compare to honey in specific.

(4)

ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU

PT MADU PRAMUKA CIBUBUR

JAKARTA TIMUR

FARIDA HANUM D34102074

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(5)

ANALISIS SISTEM PEMASARAN PRODUK LEBAH MADU

PT MADU PRAMUKA CIBUBUR

JAKARTA TIMUR

Oleh FARIDA HANUM

D34102074

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 5 Februari 2007

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Asi H. Napitupulu, MSc Ir. Hotnida C.H. Siregar, MSi

NIP. 130 256 389 NIP. 131 881 141

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober 1984. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara yaitu Lina Nurmalawati dan Fida Rizki Khairunnisa dari pasangan Bapak H. D. Isyanto, S.H. dan Ibu Hikmah Lis Setyawati.

Riwayat pendidikan Penulis berawal dari TK Islam Hubaya (1989-1990) kemudian pendidikan dasar di MI YPKP Ciracas (1990-1996). Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 147 Cibubur (1996-1999) dan pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 39 Cijantung (1999-2002).

Penulis meneruskan pendidikannya di Bogor sebagai mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Minat studi yang dipilih adalah Manajemen Agribisnis Peternakan yang diperoleh melalui jalur SPMB pada tahun 2002.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabillalamin, segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur”. Shalawat serta salam Penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga kesehatan, pengobatan, serta diperlukan juga bagi industri farmasi dan pangan. Kebutuhan madu tersebut adalah peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dengan baik jika didukung pemasaran yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar perusahaan dan lembaga pemasarannya, marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima perusahaan, serta efisiensi pemasaran berdasarkan biaya pemasaran, producer’s share dan marjin pemasaran.

Skripsi ini ditulis dengan semua kekurangan dan kelebihan karena Penulis meyakini bahwa semua kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin yaa robbal `aalamin.

Bogor, Februari 2007

(8)

DAFTAR ISI

Analisis Struktur, Perilaku, dan Keragaan Pasar ... 19

(9)

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 22

Karakteristik Lembaga Perusahaan ... 26

Madu Botol ... 27

Fungsi-fungsi Pemasaran di Tingkat Produsen dan Pengecer ... 31

Produsen/PT Madu Pramuka ... 32

Pedagang Pengecer ... 34

Analisis Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan Pasar ... 35

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta

dan Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka ... 17 2. Jenis Produk Lebah Madu yang Dijual pada Setiap Pengecer

Selama Bulan Juli 2006 ... 26 3. Karakteristik Lembaga Pemasaran yang Terlibat dalam Sistem

Pemasaran Madu Botol PT Madu Pramuka di Wilayah Jakarta ... 27 4. Penjualan Madu Curah Selama Bulan Juli 2006 ... 28 5. Persentase Pembelian Bahan Baku Produk Lebah Madu

PT Madu Pramuka pada Tahun 2005 ... 33 6. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran Madu Botol

pada PT Madu Pramuka dan Lembaga Pemasaran di Wilayah

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Kerangka Pemikiran Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu

PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur ... 5

2. Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran ... 12

3. Saluran Pemasaran Madu Botol Selama Bulan Juli 2006 ... 30

4. Saluran Pemasaran Madu Curah Selama Bulan Juli 2006 ... 30

5. Saluran Pemasaran Bee Pollen Selama Bulan Juli 2006 ... 31

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Kuesioner untuk PT Madu Pramuka ... 48 2. Kuesioner untuk Pengecer ... 51

3. Volume Penjualan Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka

Selama Bulan Juli 2006 ... 54 4. Persamaan Harga Jual di Tingkat Produsen dan Pengecer Serta

Elastisitas Transfer yang Dihitung untuk Semua Jenis Madu dan

(13)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia memiliki kondisi alam yang sangat mendukung perkembangan budidaya lebah madu. Kondisi tanah yang cukup subur memungkinkan pertumbuhan berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah. Iklim tropis dan keanekaragaman jenis tumbuhan sangat memungkinkan ketersediaan bunga untuk pakan lebah sepanjang tahun. Produk yang dihasilkan lebah madu dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi tiap individu dalam menjaga kesehatan, pengobatan, serta diperlukan juga bagi industri farmasi dan pangan.

Peluang pasar produk lebah madu dapat dimanfaatkan dengan baik jika didukung pemasaran yang efisien. Pemasaran yang efisien ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan produsen, peningkatan keuntungan lembaga pemasaran, dan peningkatan kepuasan konsumen. Pemasaran merupakan indikator keberhasilan dari produk yang dihasilkan sehingga pemasaran tidak dapat dipisahkan dengan produksi. Produksi lebah madu selalu mengalami fluktuasi karena tergantung dengan musim bunga dari tanaman sumber pakan lebah. Bagian produksi dapat mengatasi ketidakstabilan produksi tersebut dengan melakukan koordinasi pada bagian pemasaran untuk menentukan sasaran pasar. Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran melalui produk yang dihasilkannya. Upaya dari perusahaan yaitu menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen akhir dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang. Harapan perusahaan pada umumnya yaitu memenuhi keinginan konsumen agar tercipta kepuasan sehingga dapat menjamin keberlangsungan usaha dan dapat mengembangkan usaha ke arah yang lebih baik.

(14)

Perusahaan PT Madu Pramuka memproduksi berbagai jenis produk lebah madu, diantaranya adalah madu botol, madu curah, bee pollen, dan royal jelly. Pengembangan terhadap produk-produk yang dihasilkan dilakukan oleh PT Madu Pramuka agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat mengarah kepada sasaran pasar yang dituju. Perencanaan kegiatan pemasaran produk dilakukan sebelum produk madu dihasilkan sampai produk tersebut dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir.

Perumusan Masalah

Pengembangan produk lebah madu di Indonesia masih menghadapi beberapa masalah dalam hal pemasaran antara lain kurangnya promosi produk lebah madu dan usaha lebah madu. Hal tersebut menyebabkan produk lebah madu yang dihasilkan di Indonesia kurang memasyarakat.

Selain masalah penyebaran produk, dalam pemasaran sering terjadi pertentangan kepentingan dari tiga pihak yaitu produsen yang menghendaki hasil dan penghasilan yang baik, konsumen akhir yang menghendaki harga barang yang relatif murah dengan kualitas baik dan unit pemasaran yang menginginkan keuntungan yang tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi penyebaran produk lebah madu adalah memperbaiki sistem pemasaran yang selama ini dijalankan agar dapat mencapai pemasaran yang efektif dan efisien.

Melihat kondisi ini, permasalahan yang ingin diangkat adalah :

1. Bagaimana saluran pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur? 2. Bagaimana mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan

keragaan pasar PT Madu Pramuka Cibubur dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan produk lebah madu?

3. Berapa besar marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima oleh PT Madu Pramuka Cibubur?

(15)

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui saluran pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur 2. Mengetahui mekanisme fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar, dan

keragaan pasar PT Madu Pramuka Cibubur dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan produk lebah madu

3. Menganalisis besarnya marjin pemasaran dan producer’s share yang diterima oleh PT Madu Pramuka Cibubur

4. Menganalisis efisiensi pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur berdasarkan biaya pemasaran , producer’s share dan marjin pemasaran

Kegunaan Penelitian

1. Bagi PT Madu Pramuka sebagai bahan masukan dan informasi tentang sistem pemasaran produk lebah madu

(16)

KERANGKA PEMIKIRAN

Sistem pemasaran merupakan suatu urutan lembaga pemasaran yang melakukan fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk dari produsen ke tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen dalam suatu sistem komoditas. Perusahaan PT Madu Pramuka merupakan produsen yang mengolah produk lebah madu dari hasil panen peternakan PT Madu Pramuka dan peternak binaan PT Madu Pramuka. Kantor pusat PT Madu Pramuka berada di Cibubur, Jakarta Timur.

(17)

Kerangka pemikiran sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka Cibubur dapat dilihat pada Gambar 1.

Keterangan:

Ruang lingkup penelitian Aliran madu curah

Aliran madu botol, bee pollen, dan royal jelly

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sistem Pemasaran Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur

Peternakan

(a) Efisiensi Operasional/ Teknis (Marjin Pemasaran)

(b) Efisiensi Harga

(Indeks Keterpaduan Pasar)

Sistem Pemasaran yang Ideal/ Efisiensi Pemasaran Saluran Pemasaran

(18)

TINJAUAN PUSTAKA Lebah Madu

Lebah madu adalah insekta sosial yang selalu hidup dalam suatu keluarga besar, yang disebut koloni lebah. Setiap sarang dihuni oleh satu koloni. Dalam satu koloni terdapat hanya satu ratu (queen), beberapa ratus lebah jantan (droves), beberapa puluh ribu lebah pekerja (worker bees), ditambah penghuni dalam bentuk telur, larva dan pupa. Bahan makanan pokok lebah madu adalah polen (tepung sari bunga), nektar dan air. Nektar merupakan sumber energi yang dibutuhkan lebah madu sedangkan polen sebagai sumber protein dan lemak. Lebah madu yang mencari nektar, polen dan air adalah lebah pekerja (Sihombing, 1997). Lebah harus mengumpulkan 120.000-150.000 tetes nektar atau 3-4 kg nektar untuk menghasilkan satu kg madu dengan menempuh jarak 360.000-450.000 km. Setiap satu kg madu yang dihasilkan, lebah harus mengadakan perjalanan 90.000-180.000 kali dan harus mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang (Sarwono, 2003).

Lebah madu yang telah dibudidayakan yaitu dari jenis Apis mellifera dan A. cerana. Lebah madu yang belum dapat dibudidayakan diantaranya dari jenis A. dorsata, A. koschevn ikovi, A. andreniformis, A. florea, dan A. laboriosa. Setiap jenis lebah menghasilkan madu berbeda-beda. Ada jenis lebah yang produksi madunya sedikit, ada pula yang potensial dikembangkan karena produksinya banyak (PT Madu Pramuka, 2004). Lebah madu yang diimpor pada tahun 1971 dan dikembangkan oleh Apiari adalah A. mellifera. Jenis lebah ini dipilih karena mempunyai produktivitas yang tinggi, yaitu mampu menghasilkan madu sekitar 45 kg per koloni per tahun (Sarwono, 2003).

(19)

Produk-produk Lebah Madu Madu

Madu adalah bahan makanan sumber energi yang mengandung gula-gula sederhana sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh tubuh. Bahan yang dikumpulkan sewaktu lebah pekerja mengumpulkan nektar dari bunga, masih mengandung air tinggi (80%) dan juga gula sukrosa tinggi. Lebah mengubah nektar menjadi madu dengan kandungan air rendah dan mengubah sukrosa menjadi fruktosa (gula buah; levulosa) dan glukosa (dekstrosa). Lebah pekerja meminum madu dan memuntahkannya kembali sambil menambah enzim yang disebut enzim invertase. Enzim ini akan mengubah sukrosa menjadi dekstrosa dan levulosa. Madu yang telah masak mengandung rendah air (17%) dan tinggi gula buah fruktosa (Sihombing, 1997). Ciri-ciri madu rasa, aroma dan warna tergantung daripada tanaman asal, daerah asal dan perkembangan teknologi. Kualitas madu biasanya juga ditentukan oleh warna, rasa, dan aromanya. warna dan rasa adalah yang paling penting dalam pemasaran madu. Warna dan rasa dapat rusak selama pengolahan madu sehingga perlakuannya harus tepat agar tidak merusak madu (Sumoprastowo dan Suprapto, 1980). Banyak sedikitnya hasil panen madu sangat tergantung dari pengelolaan dan jumlah tumbuhan yang bunganya banyak mengandung madu di sekitar pusat peternakan lebah. Peternakan lebah di daerah yang memiliki tumbuh-tumbuhan yang berbunga secara bergiliran, sangat potensial sebagai daerah penghasil madu yang berlangsung terus-menerus sepanjang tahun (Sarwono, 2003).

Sihombing (1997) menyatakan bahwa selain dari madu, ada beberapa hasil lebah madu yang lain yang dapat menjadi penambah hasil perlebahan yakni malam atau lilin lebah, susu madu atau royal jelly, dan bee pollen.

Malam Lebah (Lilin Lebah, Wax)

(20)

alkohol monoester, kolesterol, dan mineral tertentu dalam jumlah sedikit. Manfaat lilin lebah adalah untuk bahan membatik, lilin penerang, industri kosmetik, dan industri farmasi (Sarwono, 2003).

Royal Jelly

Royal jelly (susu ratu) adalah cairan putih seperti susu, agak masam, dan berbau agak tajam. Royal jelly dihasilkan oleh lebah pekerja muda umur 4-7 hari.

Royal jelly adalah pakan sehari-hari lebah ratu dan juga diberikan kepada lebah yang baru lahir selama satu hari pertama. Kandungan gizi royal jelly berupa protein 45%, lemak 13%, gula 20%, garam mineral, aneka vitamin (B-kompleks, H, dan E). Setiap orang cukup menggunakan satu gram royal jelly setiap hari. Khasiatnya untuk menjaga kesehatan badan, menjaga agar pertumbuhan badan normal, menambah tenaga berpikir, menghilangkan sakit pada tulang, menggiatkan fungsi bagian tubuh yang tidak bekerja lagi dan membunuh bakteri (Sarwono, 2003).

Bee Pollen

Polen adalah alat reproduksi jantan pada tumbuhan, yang berprotein tinggi dan bagi lebah merupakan bahan pembentuk, pertumbuhan dan pengganti sel-sel usang. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan polen yakni dengan menggunakan mulut, lidah, dan hampir semua bagian luar tubuh. Polen dibawa dalam bentuk pelet ke sarang dengan menggunakan sebuah keranjang khusus yang disebut corbicula atau pollen basket, di kaki belakang. Kandungan protein tergantung dari jenis tumbuhan sumber polen. Polen digunakan untuk berbagai tujuan antara lain untuk diberi kembali kepada lebah saat polen langka di lapangan dan kemungkinan pasar terbesar di masa akan datang adalah untuk makanan berprotein tinggi (Sihombing, 1997).

(21)

Penurunan penjualan cukup besar pada akhir tahun yaitu bulan November-Desember yang banyak terdapat perayaan hari besar keagamaan serta perayaan tahun baru sehingga konsumen cenderung mengkonsumsi dan menyediakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perayaan hari raya.

Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran diartikan juga sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu atau organisasi (Kotler, 1997).

Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri, 2002). Menurut Napitupulu (1989) pemasaran merupakan suatu konsep sistem pertukaran yang mengkoordinasikan apa yang diproduksi dengan apa yang diminta di tingkat konsumen. Dharmmesta dan Handoko (2000) menjelaskan bahwa pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Kotler (1997) mendefinisikan pemasaran sesuai dengan konsep inti yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan calon pembeli. Hal yang pertama dilakukan para pemasar dalam melaksanakan proses pemasaran adalah mengidentifikasikan produk apa yang dibutuhkan oleh pasar/ konsumen kemudian mengembangkan penawaran pasar dengan menyediakan produk yang dibutuhkan. Selanjutnya pemasar mengkoordinasikan semua sumberdaya yang dimilikinya untuk menyediakan kepuasan bagi para pelanggannya, sehingga sasaran organisasi pemasaran dapat terwujud.

(22)

Pendekatan tersebut antara lain adalah pendekatan fungsional, kelembagaan, sistem, produk dan manajerial. Pendekatan fungsional digunakan untuk menganalisis kegiatan fungsional yang akan dilakukan oleh setiap pelaku pemasaran. Pendekatan lembaga digunakan untuk menjawab mengenai siapa yang akan melakukan fungsi pemasaran dalam proses pemasaran suatu produk secara efektif dan efisien. Pendekatan sistem melibatkan perubahan pada lingkungan sistem pemasaran yang mungkin terjadi sehingga dapat memprediksi adanya perubahan fungsi atau lembaga yang terlibat pada proses pemasaran dalam jangka panjang. Pendekatan produk memfokuskan bagaimana produk menjadi mudah dan murah untuk diterima dan digunakan oleh konsumen. Pendekatan manajerial memfokuskan pada kerangka analisis berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yakni perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi (Said dan Intan, 2001).

Sistem Pemasaran

Sistem pemasaran merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan memperlancar aliran uang (nilai produk) yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran memiliki peranan yang penting dalam upaya memaksimumkan tingkat konsumsi, pilihan konsumen, kepuasan konsumen dan mutu hidup masyarakat (Said dan Intan, 2001). Menurut Radiosunu (1982) sistem pemasaran ialah kumpulan lembaga-lembaga yang secara langsung atau tidak langsung terlibat didalam kegiatan pemasaran barang dan jasa, yang saling mempengaruhi dengan tujuan mengalokasikan sumber daya langka secara efisien guna memenuhi kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya. Dharmmesta dan Irawan (1997) menjelaskan bahwa faktor dalam sistem pemasaran yang saling tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain terdiri dari:

1. Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran 2. Sesuatu (barang, jasa, ide) yang sedang dipasarkan 3. Pasar yang dituju

(23)

5. Faktor-faktor lingkungan, seperti faktor demografi, kondisi perekonomian, teknologi dan persaingan.

Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh kinerja seluruh kegiatan fungsional sistem. Fungsi-fungsi kegiatan pemasaran perlu diketahui untuk mempelajari sistem pemasaran suatu komoditi. Menurut Napitupulu (1989) fungsi pemasaran meliputi (1) fungsi pertukaran (penjualan, pembelian dan penetapan harga); (2) fungsi fisik (transportasi dan penanganan, penyimpanan, pengolahan dan pengepakan, grading dan standardisasi); dan (3) fungsi fasilitas (pembiayaan dan penanggungan resiko, informasi pasar, pengembangan pasar dan penelitian pasar). Assauri (2002) menyatakan bahwa fungsi pertukaran adalah aliran atau rangkaian kegiatan transaksi mulai dari produsen sampai konsumen akhir. Fungsi fisik adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengalirnya produk dari produsen sampai ke konsumen. Fungsi fasilitas adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu kelancaran arus kegiatan transaksi dan arus barang.

Biaya dan Marjin Pemasaran

Biaya pemasaran adalah pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk menyalurkan komoditi dari daerah produsen ke daerah konsumen. Secara umum pengeluaran yang merupakan biaya pemasaran adalah pengangkutan, penyimpanan, tenaga kerja, standardisasi, pengepakan, pengolahan, resiko, kredit, informasi pasar dan pajak. Sedangkan berdasarkan proses pemasaran maka biaya pemasaran terdiri dari biaya pemindahan dari produsen ke konsumen, biaya pengumpulan dan biaya penyebaran di daerah konsumen. Besar kecilnya biaya pemasaran tergantung kepada besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses penyaluran barang tersebut (Atmakusuma, 1984). Irwan (1999) melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Pengusahaan Lebah Madu di Pusat PT Madu Pramuka Cibubur. PT Madu Pramuka bertindak sebagai penetap harga (price maker) yang menentukan harga jual madu berdasarkan harga pokok ditambah tingkat keuntungan yang ingin dicapai. Biaya pemasaran terdiri dari biaya sewa kedai, transportasi dan survei ke kedai-kedai sebelum madu didrop, transportasi antar madu dan biaya promosi.

(24)

diartikan sebagai nilai harga yang diterima oleh jasa-jasa pelaksanaan pasar untuk menjembatani adanya permintaan dan penawaran. Marjin pemasaran pada setiap tingkat lembaga pemasaran merupakan penjumlahan biaya pemasaran dengan laba. Marjin pemasaran diturunkan dari permintaan pertama pada tingkat volume yang sama. Permintaan pertama diartikan sebagai permintaan bersama dari semua input yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir tersebut. Besar kecilnya marjin pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk penilaian efisiensi pasar. Nilai marjin pemasaran adalah selisih harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat pengecer dikali dengan jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan pengecer (Napitupulu, 1989). Gambaran mengenai marjin dan nilai pemasaran dapat dilihat pada Gambar 2.

Pr- Pp : Marjin tataniaga suatu komoditi per satuan atau per unit Q r,p : Jumlah keseimbangan di tingkat produsen dan pengecer

Gambar 2. Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran

Fungsi penting lain dalam pemasaran ialah sistem harga dan mekanisme pembentukan harga yang banyak ditentukan oleh faktor waktu, tempat, dan pasar yang mempengaruhi keadaan penawaran dan permintaan. Pembentukan harga pada suatu komoditas pada setiap tingkat pasar tergantung pada struktur pasar.

Producer’s share adalah persentase harga di tingkat produsen terhadap harga ditingkat konsumen. Producer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut.

(25)

Keterangan :

PS : Producer’s share

Pp : Harga di tingkat produsen

Pc : Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir

Lembaga dan Saluran Pemasaran

Produsen bekerjasama dengan lembaga pemasaran untuk membawa produk mereka kepasar (Kotler, 1997). Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen keperantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Saluran distribusi juga merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan. Saluran melibatkan sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu (Dharmmesta dan Irawan, 1997).

Pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka dilakukan melalui dua cara. Cara pertama dengan menyediakan kedai dan cara kedua pemasaran dilakukan melalui agen-agen resmi. Pada penyaluran melalui agen, harga ditingkat agen ditentukan oleh PT Madu Pramuka, sedangkan harga ditingkat konsumen ditentukan oleh agen (Irwan, 1999).

Efisiensi Pemasaran

Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sistem pemasaran. Efisiensi sistem pemasaran adalah mekanisme koordinasi antara produksi dan permintaan konsumen (Napitupulu, 1989). Selanjutnya menurut Napitupulu (1988), untuk melihat efisiensi pemasaran dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:

(26)

(teknis) dan efisiensi harga (ekonomis). Efisiensi teknis merupakan usaha-usaha peningkatan teknologi yang dibutuhkan. Efisiensi operasional terjadi apabila sistem pemasaran dapat memberikan variasi bentuk pelaksanaan teknologi pada setiap tingkatan aktivitas kemudian memadukannya kedalam sistem pemasaran secara totalitas. Efisiensi harga merupakan suatu konsep yang saling berhubungan dengan konsep efisiensi teknis. Efisiensi harga harus dievaluasi dalam konteks sistem pemasaran secara keseluruhan.

2. Pendekatan model: S (Struktur), C (Conduct), P (Performance)

Konsep ini pada dasarnya merupakan hubungan proyeksi dari semua komponen dalam model. Analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar (market structure), tingkah laku pasar (market conduct) dan pelaksanaan pasar (market performance). Struktur pasar terdiri dari konsentrasi pembeli, batas-batas masuk pasar, dan tingkat diferensiasi produk. Perilaku pasar mencerminkan tingkah laku dan kegiatan program dari perusahaan pada kondisi struktur pasar yang ada. Analisis terhadap perilaku pasar dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga, persaingan yang tidak didasarkan oleh harga, pengeluaran untuk advertensi, dan kegiatan yang mengarah pada usaha untuk memperbesar pengaruh di pasar. Pelaksanaan pasar merupakan keadaan sebagai akibat dari struktur pasar dan perilaku pasar dalam kenyataannya yang ditunjukan dengan biaya dan volume produksi yang pada akhirnya akan memberikan penilaian baik atau tidaknya suatu sistem pemasaran. Pelaksanaan pasar dapat dianalisis melalui tingkat harga, bentuk-bentuk harga, persaingan, profit marjin, investasi dan menginvestasikan kembali keuntungan yang telah diperoleh, penelitian dan diferensiasi produk.

Qurniati (2002) menghitung keragaan pasar menggunakan marjin pemasaran serta indeks keterpaduan pasar yaitu koefisien korelasi harga dan elastisitas transmisi harga. Analisis efisiensi pemasaran untuk keempat komoditi yang tidak tersedia data sekundernya, dilakukan melalui analisis saluran pemasaran dan marjin pemasaran.

(27)

yang hasilnya memuaskan. Produk yang dihasilkan PT Madu Pramuka yaitu buku-buku tentang perlebahan, bibit lebah, peralatan ternak lebah, pengobatan sengat lebah, madu berbagai rasa, madu polen (madu+tepung sari bunga), royal jelly, madu

(28)

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk tersebut sampai ke tangan konsumen akhir. Ruang lingkup penelitian meliputi pemasaran wilayah DKI Jakarta dan kedai PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) karena PT Madu Pramuka Cibubur merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam agribisnis produk lebah madu yang masih eksis dan terus berkembang sampai saat ini. Penelitian dilakukan pada awal September 2006 sampai akhir November 2006.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan individu/lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka yaitu sebanyak 340 pengecer terdiri dari empat kelompok pengecer yaitu 1) apotek/toko jamu/toko obat, 2) koperasi, 3) minimarket/swalayan/toko kelontong/warung, dan 4) individu. Pengecer terdapat di DKI Jakarta yang terdiri dari lima kota yaitu Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive (secara sengaja) yang berimbang terhadap setiap jenis pengecer dan kota di DKI Jakarta dengan jumlah sampel seluruhnya 30 orang/lembaga yang menjual madu ukuran 350 ml dan bersedia menjadi responden.

(29)

Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta dan Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka

Jenis Pengecer Populasi *) Sampel

(Unit) (Unit) 1 Jakarta Timur

Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 62 6

Koperasi 46 4

Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung 34 3

Individu 34 3

Total (1) 176 16

2 Jakarta Selatan

Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 30 3

Koperasi 42 4

Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung 23 2

Individu 14 1

Total (2) 109 10

3 Jakarta Pusat

Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 3 0

Koperasi 9 1

Minimarket/Swalayan/ Toko/Warung 1 0

Individu 13 1

Total (3) 26 2

4 Jakarta Barat

Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 3 0

Koperasi 6 1

Individu 5 0

Total (4) 14 1

5 Jakarta Utara

Apotek/Toko Jamu/Toko Obat 1 0

Koperasi 10 1

Individu 4 0

Total (5) 15 1

Total (1)+(2)+(3)+(4)+(5) 340 30

*) Sumber : Bagian Pemasaran PT Madu Pramuka, 2006

(30)

madu didominasi oleh apotik dan koperasi karena citra madu di masyarakat adalah sebagai obat, bukan minuman sehat.

Desain Penelitian

Penelitian didesain sebagai suatu penelitian survei yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan keadaan perusahaan serta bagaimana PT Madu Pramuka Cibubur menjalankan sistem pemasarannya. Sistem pemasaran produk lebah madu secara kuantitatif dianalisis dengan menggunakan marjin pemasaran, producer’s share dan indeks keterpaduan pasar.

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui survei lapangan. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan kepala seksi pemasaran dan sampel lembaga pemasaran yang terlibat dengan menggunakan kuesioner yang dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian ini. Data primer antara lain meliputi harga beli dan harga jual selama bulan September sampai November di lembaga pemasaran yang terlibat, struktur dan besarnya biaya pemasaran serta fungsi-fungsi pemasaran pada lembaga pemasaran yang terlibat.

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan dan studi kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder pada perusahaan meliputi biaya pemasaran PT Madu Pramuka Juli 2006 serta volume penjualan produk lebah madu PT Madu Pramuka Juli 2006.

Pengumpulan Data

(31)

Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi saluran dan fungsi-fungsi pemasaran, perilaku pasar, struktur pasar dan keragaan pasar. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Analisis kuantitatif yaitu menghitung producer’s share, marjin pemasaran dan tingkat keterpaduan pasar. Tingkat keterpaduan pasar dihitung dengan menggunakan SPSS 11.5 for Windows.

Analisis Saluran dan Fungsi Pemasaran

Saluran dan fungsi pemasaran dalam penelitian ini akan dianalisis dengan: 1. Analisis saluran pemasaran dilakukan dengan mengamati jalur yang dilalui

produk lebah madu dari produsen sampai ke konsumen.

2. Analisis fungsi pemasaran dilakukan dengan melihat fungsi pertukaran (pembelian, penjualan, penetapan harga), fungsi fisik (transportasi dan penanganan, penyimpanan, pengolahan dan pengepakan, grading dan standardisasi) dan fungsi fasilitas (pembiayaan dan penanggungan resiko, informasi pasar, pengembangan pasar, penelitian pasar) dari lembaga pemasaran yang terlibat.

Analisis Struktur, Perilaku dan Keragaan Pasar

Struktur, perilaku, dan keragaan pasar dalam penelitian ini dianalisis dengan: 1. Analisis struktur pasar dilakukan berdasarkan konsentrasi pasar yang dapat

dilihat dari jumlah lembaga pemasaran yang menjual produk PT Madu Pramuka, hambatan keluar masuk pasar dan diferensiasi produk.

2. Analisis perilaku pasar dilakukan dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian, sistem penentuan harga, sistem pembayaran dan kerjasama antar lembaga pemasaran.

3. Analisis keragaan pasar dilakukan dengan melihat bagian harga yang diterima produsen, marjin pemasaran dan tingkat keterpaduan pasar. Marjin pemasaran yaitu selisih antara harga jual dan harga beli. Ada dua komponen dalam marjin pemasaran yaitu komponen biaya dan komponen keuntungan sehingga rumusnya sebagai berikut:

(32)

Keterangan:

Producer’s share adalah bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen akhir. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

PS =

Pc : Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Rupiah)

Tingkat keterpaduan pasar dapat dihitung dengan analisis regresi linier dan elastisitas transfer . Fungsi tersebut dapat ditulis secara matematis yaitu: a) Analisis Regresi Linier

Pp : Harga jual rata-rata di tingkat produsen (Rp/satuan) Pr : Harga jual rata-rata di tingkat pengecer (Rp/satuan)

dPr : Perubahan harga jual di tingkat pengecer

(33)

Definisi Istilah

1. Pemasaran adalah pemasaran produk lebah madu dari PT Madu Pramuka Cibubur sampai ke konsumen akhir.

2. Pemasaran outdoor adalah pemasaran di luar kedai yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka dengan cara pegawai pemasaran outdoor PT Madu Pramuka mengantarkan madu ke tujuan.

3. Pemasaran indoor adalah pemasaran yang dilakukan di kedai PT Madu Pramuka dengan cara pegawai pemasaran indoor melayani pembeli yang datang. 4. Produsen adalah PT Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur.

5. Madu botol adalah madu berukuran 350 ml berbagai jenis yang dijual oleh 30 sampel pedagang pengecer.

6. Madu curah adalah madu yang disimpan dalam drum ukuran 25 kg/drum. 7. Bee pollen adalah produk lebah madu yang berasal dari alat jantan reproduktif

tumbuhan berbentuk butiran/granular yang dikemas dalam ples 150 gr dan bubuk yang dikemas dalam ples 100 gr.

8. Royal jelly adalah produk lebah madu yang merupakan makanan ratu lebah,

berbentuk jelly dan berwarna kuning yang dihasilkan oleh kelenjar hipofarink lebah pekerja berumur 3-13 hari yang dikemas dalam ples berukuran 25 gr.

9. Lembaga pemasaran adalah orang/perusahaan/lembaga yang terlibat dalam penyaluran produk madu dari PT Madu Pramuka Cibubur sampai ke konsumen akhir.

10.Pengecer adalah lembaga pemasaran yang tercatat pada data yang dimiliki PT Madu Pramuka sebagai penjual produk lebah madu PT Madu Pramuka sampai ke tangan konsumen akhir.

11.Konsumen akhir adalah orang/lembaga yang membeli produk lebah madu untuk dikonsumsi sendiri.

12.Saluran pemasaran adalah jalur-jalur yang dilalui sehingga produk lebah madu sampai ke tangan konsumen akhir.

(34)

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Lokasi Perusahaan

Kantor pusat PT Madu Pramuka beralamat di Komplek Wiladatika Cibubur RT 001 RW 005 Kelurahan Pondok Rangon Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Batas wilayah sebelah Barat yaitu Jalan Tol Jagorawi, sebelah Timur dengan kawasan Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, sebelah Selatan dengan pintu masuk Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur dan sebelah Utara dengan pintu keluar Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur.

Sejarah Perusahaan

Pusat Perlebahan Apiari Pramuka didirikan atas gagasan dari Sekjen Kwartir Nasional (Kwarnas) yang ingin menerapkan kegiatan peternakan lebah secara modern di Indonesia pada tahun 1970. Gagasan tersebut diungkapkan dalam

workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1970. Salah satu hasil dari workshop tersebut ialah pembentukan suatu badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan Gerakan Pramuka. Sehingga, terbentuklah unit usaha Pramuka yang disebut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka.

(35)

Perluasan usaha PT Madu Pramuka pernah dilakukan dengan membuka kedai sebagai cabang usaha di Bali, Serang, Bandung Timur, Tangerang, Sukabumi dan Yogyakarta. Kedai yang sampai saat ini masih tetap ada yaitu kedai Tangerang dan Sukabumi. Kedai Bali, Serang, Bandung Timur, dan Yogyakarta sudah tutup karena daya beli masyarakat sekitar terhadap produk lebah madu masih rendah sehingga operasional kedai tidak mencapai keuntungan yang ditargetkan.

Misi, Landasan dan Semboyan Kerja Perusahaan

Perusahaan PT Madu Pramuka memiliki misi kerja yaitu 1) bekerja untuk

Kwarnas (membantu dana gerakan Pramuka), 2) bekerja untuk kantor (membangun kantor), 3) bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan) dan

4) bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat)

Landasan kerja yang digunakan PT Madu Pramuka adalah selalu berdoa kepada Allah SWT (memohon perlindunganNya) dan menjaga silaturahmi (internal dan eksternal). Semboyan kerja yang dipegang PT Madu Pramuka adalah kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas serta tulus, serius dan terus menerus.

Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan PT Madu Pramuka dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab terhadap kwarnas selaku Komisaris. Direktur dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Staf Ahli dan Sekretaris.

Direktur sebagai pimpinan perusahaan membawahi lima bagian dalam perusahaan yaitu Bagian Produksi yang terdiri dari Seksi Produksi dan Seksi Gudang; Bagian Marketing yang terdiri dari Seksi Pemasaran Indoor, Seksi Pemasaran Outdoor dan Seksi Aphiterapy (Sengatan); Bagian Pelatihan yang terdiri dari Seksi Pelatihan dan Seksi Research and Development (R&D); Bagian Keuangan/Accounting yang terdiri dari Seksi Keuangan dan Seksi Accounting; serta Bagian Umum/Personalia yang terdiri dari Seksi umum, Seksi Personalia dan Seksi Keamanan. Bagian Keuangan/Accounting dalam mengurus pajak dibantu oleh Bapak Suhardiman Akbar sebagai Konsultan Pajak.

Seksi Pemasaran Bagian outdoor terdiri dari Pemasaran Wilayah Jakarta, Pemasaran Wilayah Jawa Barat dan Pemasaran Wilayah Banten. Seksi Pemasaran

(36)

Tenaga Kerja

Perusahaan PT Madu Pramuka mempunyai 78 orang karyawan yang ditempatkan dikantor pusat dan cabang perusahaan. Penempatan karyawan terdiri dari 50 karyawan berada di kantor pusat PT Madu Pramuka, 25 karyawan di Kantor Cabang Grinsing, dua karyawan di outlet Cabang Sukabumi dan seorang karyawan di outlet Tangerang.

Kantor Pusat PT Madu Pramuka menempatkan karyawan dalam lima bagian yaitu Bagian Produksi yang memiliki seorang kasi dan enam staf, Bagian Marketing

yang memiliki lima kasi dan 19 staf, Bagian Pelatihan yang memiliki seorang kasi dan seorang staf, Bagian Keuangan/Accounting yang memiliki dua kasi, dua staf dan seorang Konsultan Pajak serta Bagian Umum/Personalia yang memiliki tiga kasi dan 10 staf.

Hari kerja PT Madu Pramuka yaitu hari Senin sampai dengan Sabtu. Jam kerja pada hari Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan hari Sabtu pukul 08.00-13.00 WIB. Hari Minggu kantor PT Madu Pramuka tutup tetapi staf pemasaran indoor tetap masuk menjaga kedai/cafe untuk melayani konsumen. Jam kerja staf pemasaran indoor terdiri dari 2 shift. Shift pertama hari Senin sampai Jumat dan Minggu/libur pukul 07.00-15.00 WIB serta hari Sabtu pukul 07.00-13.00 WIB. Shift kedua hari Senin sampai Jumat dan Minggu/libur pukul 12.00-20.00 WIB serta hari Sabtu pukul 13.00-20.00 WIB. Pergantian shift dilakukan secara bergiliran dan dapat ditukar menurut kesepakatan staf pemasaran indoor yang lain.

Lingkup Usaha Perusahaan

Produk yang dijual PT Madu Pramuka berupa barang dan jasa yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang berupa barang yaitu 1) madu murni yang dihasilkan dari berbagai sumber nektar, diantaranya madu kapuk randu, madu karet, madu bunga kopi, madu bunga klengkeng, madu sonokeling, madu bunga durian, madu bunga rambutan, madu bunga apel, madu bunga mangga, madu bunga kaliandra, madu multiflora, madu hutan, madu bunga mahoni dan madu jambu mete, 2) madu pollen (madu + tepung sari bunga/ bee pollen), 3) madu royal jelly (madu + royal jelly), 4) madu super (madu + tepung sari + royal jelly), 5) bee pollen

(37)

Beternak Lebah, Cara Beternak dan Pemanfaatannya, 12) peralatan lebah, diantaranya stup, ekstraktor, topi dan masker, smoker, pollen trap, alat grifting, sarung tangan.

(38)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran yang terlibat yaitu apotek/toko jamu/toko obat, koperasi, minimarket/swalayan/toko kelontong dan individu. Apotek/toko jamu/toko obat adalah kedai berupa bangunan permanen tempat menjual obat-obatan, vitamin, jamu dan madu dengan target konsumen spesifik, yaitu orang yang membutuhkan kesehatan. Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan termasuk madu dengan target konsumen spesifik, yaitu orang yang berada dalam ruang lingkup suatu badan/kegiatan/organisasi. Minimarket/swalayan/toko kelontong adalah kedai berupa bangunan permanen tempat menjual berbagai kebutuhan sehari-hari termasuk madu dengan target konsumen luas, yaitu siapa saja yang berkunjung ke lokasi penjualan. Individu adalah perorangan yang menjual madu dengan target konsumen orang terdekat yaitu tetangga, kerabat, dan langganan yang sudah terbiasa membeli madu pada penjual perorangan tersebut. Jenis produk lebah madu yang dijual pada setiap pengecer selama bulan Juli 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

(39)

Tabel 2 menunjukkan bahwa madu yang umumnya dijual oleh empat jenis pengecer adalah madu super, rambutan, kapuk, multiflora, karet dan madu polen. Madu jenis tersebut banyak diminati oleh konsumen dan persediaan di gudang mencukupi untuk permintaan konsumen.

Madu Botol

Lembaga Pemasaran yang terlibat dalam pemasaran madu botol PT Madu Pramuka wilayah Jakarta adalah sebanyak 30 responden. Karakteristik lembaga pemasaran berdasarkan pada jenis kelamin, usia dan pengalaman usaha dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Lembaga Pemasaran yang Terlibat dalam Sistem Pemasaran Madu Botol PT Madu Pramuka di Wilayah Jakarta

No Karakteristik Lembaga Pemasaran Jumlah Responden

(orang) (%)

Sumber : Data Primer (diolah), 2006

Tabel 3. menunjukkan jenis kelamin responden 70% adalah wanita dan sisanya (30%) adalah pria. Usia responden (100%) digolongkan pada usia produktif

(40)

Madu Curah

Perusahaan menjual produk madu curah secara langsung kepada konsumen, sehingga tidak ada lembaga pemasaran yang terlibat. Tabel 4 menunjukkan penjualan madu curah selama bulan Juli 2006 seluruhnya (100%) ditujukan untuk konsumen lembaga yaitu perusahaan. Penjualan madu curah selama bulan Juli dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penjualan Madu Curah Selama Bulan Juli 2006

Tujuan Penjualan Jumlah Penjualan

(Kg) (%)

PT Mecosin Jakarta 1300 78,79

PT Khong Guan Jakarta 350 21,21

Total 1650 100,00

Sumber : Data sekunder, 2006

Tabel 4 menunjukkan bahwa perusahaan yang membeli madu curah pada PT Madu Pramuka adalah PT Mecosin Jakarta yaitu perusahaan obat-obatan dan PT Khong Guan Jakarta yaitu perusahaan kue. Madu curah pada perusahaan digunakan sebagai bahan tambahan produk perusahaan. Perusahaan PT Mecosin Jakarta menggunakan sebagai bahan tambahan untuk obat batuk dan PT Khong Guan menggunakan madu sebagai bahan tambahan untuk kue kering.

Bee Pollen

Responden 30 pengecer yang dijadikan sampel oleh peneliti tidak ada yang menjual bee pollen. Bee pollen lebih banyak dijual oleh indoor. Dilihat dari data penjualan selama bulan Juli terdapat dua individu yang masing-masing membeli 12 dan satu ples bee pollen serta satu apotek dengan pembelian satu ples bee pollen

dengan memesan melalui outdoor. Individu yang melakukan pembelian bee pollen

(41)

jamu/toko obat dan individu karena persepsi bahwa bee pollen bermanfaat sebagai obat sehingga hanya sedikit konsumen yang sehat yang membeli bee pollen.

Royal Jelly

Responden 30 pengecer yang dijadikan sampel oleh peneliti tidak ada yang menjual royal jelly. Dilihat dari data penjualan bulan Juli terdapat dua individu yang masing-masing membeli dua ples dan satu ples royal jelly. Royal jelly hanya dijual oleh pengecer individu karena cara penyimpanan royal jelly sangat khusus dan pengetahuan masyarakat akan manfaat royal jelly masih kurang. Royal jelly harus disimpan di freezer karena mengandung protein tinggi yang merupakan sumber pakan bakteri. Bakteri akan non aktif jika ada dalam suhu freezer yaitu 4-15 ˚C. Jika disimpan dalam suhu diatas 15 ˚C maka royal jelly akan mudah busuk oleh bakteri.

Analisis Saluran Pemasaran

Pola saluran pemasaran yang diteliti adalah madu botol ukuran 350 ml, madu curah, bee pollen, dan royal jelly. Saluran pemasaran disajikan secara terpisah pada masing-masing produk. Persentase tiap saluran pemasaran diperoleh dengan menghitung volume penjualan bulan Juli 2006 pada masing-masing produk.

Madu Botol

(42)

Gambar 3. Saluran Pemasaran Madu Botol Selama Bulan Juli 2006

Volume penjualan pada pemasaran langsung jauh lebih tinggi dari pada melalau pengecer, tetapi PT Madu Pramuka tetap membutuhkan pengecer. Perusahaan PT Madu Pramuka menggunakan lembaga pemasaran untuk menjangkau konsumen yang berada di luar jangkauan pemasaran mereka selain itu pengecer juga sebagai salah satu media promosi untuk menjelaskan produk madu yang dihasilkan PT Madu Pramuka.

Madu Curah

Gambar 4 menunjukkan bahwa madu curah hanya menggunakan satu saluran pemasaran yaitu pemasaran langsung. Pemasaran langsung madu curah dilakukan oleh pemasaran outdoor. Sebanyak 100% atau 1650 kg madu curah dibeli oleh konsumen lembaga yaitu perusahaan. Saluran pemasaran madu curah dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Saluran Pemasaran Madu Curah Selama Bulan Juli 2006

Seluruh penjualan madu curah ditujukan untuk konsumen lembaga karena konsumen akhir lebih memilih madu yang telah dibotolkan karena lebih praktis.

Bee Pollen

Gambar 5 menunjukkan bahwa saluran I sebanyak 80% atau 55 ples menggunakan saluran pemasaran langsung yaitu pemasaran yang dilakukan oleh pemasaran indoor di kedai PT Madu Pramuka. Saluran II sebanyak 20% atau 14 ples melalui lembaga pemasaran yaitu pengecer. Pengecer produk lebah madu umumnya hanya menjual madu botol bermacam-macam jenis dan ukuran. Sedangkan bee

PT Madu Pramuka

Pengecer

Konsumen Akhir (I) 85%

(II) 15% 15%

(43)

pollen hanya apabila ada pesanan dari konsumen akhir. Pengenalan terhadap produk lebah madu selain madu perlu dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Kurangnya konsumen yang membeli produk bee pollen juga salah satunya dikarenakan kurangnya pengetahuan konsumen akan manfaat produk lebah madu lain selain madu. Konsumen yang membeli bee pollen di kedai PT Madu Pramuka umumnya adalah konsumen yang sudah berlangganan dan mengetahui manfaat bee pollen.

Saluran pemasaran bee pollen dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Saluran Pemasaran Bee Pollen Selama Bulan Juli 2006

Perusahaan PT Madu Pramuka menggunakan lembaga pemasaran untuk menjangkau konsumen yang berada di luar jangkauan pemasaran mereka selain itu pengecer juga sebagai salah satu media promosi untuk menjelaskan produk lebah madu yang dihasilkan PT Madu Pramuka. Walaupun dengan pemasaran langsung volume penjualannya tinggi, tetapi PT Madu Pramuka tetap membutuhkan pengecer.

Pengecer yang melakukan pembelian bee pollen walaupun dalam jumlah sedikit adalah pengecer individu. Hal tersebut dapat dipastikan karena pihak yang dapat melakukan pemesanan melalui outdoor dengan jumlah sedikit adalah pengecer yang sudah berlangganan dan sering melakukan pembelian pada PT Madu Pramuka.

Bee pollen bubuk hanya dijual oleh pengecer apotek/toko jamu/toko obat dan individu karena persepsi bahwa bee pollen bermanfaat sebagai obat sehingga hanya sedikit konsumen yang sehat yang membeli bee pollen.

Royal Jelly

Gambar 6 menunjukkan saluran I sebanyak 99% atau 336 ples royal jelly

mengunakan saluran pemasaran indoor yaitu saluran pemasaran langsung ke konsumen akhir dengan cara membuka kedai dilingkungan sekitar PT Madu Pramuka. Saluran II sebanyak 1% atau tiga ples royal jelly melalui pengecer. Royal

PT Madu Pramuka

Pengecer

Konsumen Akhir (I) 80%

(44)

jelly harus disimpan di freezer. Penjualan royal jelly melalui pengecer jarang sekali terjadi hanya jika ada pesanan dari konsumen maka PT Madu Pramuka akan mengantar ke pengecer. Saluran pemasaran royal jelly dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Saluran Pemasaran Royal Jelly Selama Bulan Juli 2006

Gambar 6. menunjukkan bahwa pengecer yang menjual royal jelly hanya satu persen dari total penjualan royal jelly pada bulan Juli. Royal jelly jarang di jual di luar, karena cara penyimpanan royal jelly sangat khusus dan pengetahuan masyarakat akan manfaat royal jelly masih kurang.

Fungsi-Fungsi Pemasaran di Tingkat Produsen dan Pengecer

Fungsi pemasaran pada sistem pemasaran produk lebah madu PT Madu Pramuka dilakukan oleh produsen yaitu PT Madu Pramuka dan pengecer sebagai lembaga pemasaran yang menjadi penyalur produk lebah madu untuk sampai ke konsumen. Fungsi pemasaran yang dilakukan meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas.

Produsen/ PT Madu Pramuka

Fungsi Pertukaran. Pengiriman madu dilakukan PT Madu Pramuka yang berada di Grinsing. Madu yang didapat dari peternak binaan dan peternakan sendiri milik Apiari Pramuka ditampung dalam gudang di Grinsing. Pembelian madu dilakukan Apiari Pramuka dari peternak yang sudah memiliki stup-stup siap panen. Peternak yang sudah memiliki stup siap panen membawa madunya ke peternakan Apiari Pramuka lalu menjualnya dengan harga pasaran. Harga yang ditetapkan adalah harga pasaran melalui tawar-menawar. Apabila panen banyak dilakukan oleh peternak madu binaan maka harga yang ditetapkan adalah harga standar, sedangkan apabila panen madu hanya sedikit maka harga madu bisa lebih mahal dari harga standar. Apabila volume pembelian dari peternak banyak maka PT Madu Pramuka membayar

PT Madu Pramuka

Pengecer

Konsumen Akhir (I) 99%

(45)

secara kredit (diangsur) sedangkan apabila volumenya sedikit maka pembayaran dilakukan secara tunai. Persentase pembelian bahan baku produk lebah madu PT Madu Pramuka dapat dilihat pada Tabel 5.

Penjualan produk lebah madu dilakukan secara langsung dan melalui lembaga pemasaran yaitu pengecer. Tidak ada syarat bagi pengecer yang ingin menjual produk lebah madu PT Madu Pramuka. Jangka waktu pengecer membeli madu botol setiap kali pesan rata-rata tiga bulan. Hal tersebut sudah sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran sistem konsinyasi yang dilakukan oleh PT Madu Pramuka pada setiap pengecer.

Tabel 5. Persentase Pembelian Bahan Baku Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka pada Tahun 2005

Fungsi Fisik. Pengiriman madu dari Grinsing ke PT Madu Pramuka Cibubur dilakukan dengan menggunakan truk sewaan dengan kapasitas muat berat lima ton (± 35 drum berkapasitas 143 kg). Setiap satu drum dapat diisi dengan madu sekitar 160-210 kg atau bee pollen sekitar 79 kg. Pengiriman madu dilakukan setiap 3-4 kali per bulan. Pengemasan dilakukan setiap hari yang dilakukan oleh enam orang staf gudang. Pembotolan dikerjakan secara manual dan peralatan yang digunakan masih sederhana. Alat-alat yang digunakan yaitu kain saring, corong, gayung, timbangan, staples dan alat segel, sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu botol dalam berbagai ukuran, stiker, plastik segel, tutup botol, plastik pembungkus dan kardus.

(46)

cooler dan freezer sehingga kemungkinan madu untuk terrfermentasi dan menyebabkan botol pecah dapat di tekan.

Pedagang Pengecer

Fungsi Pertukaran. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah fungsi pembelian, fungsi penjualan dan fungsi penetapan harga. Pedagang pengecer membeli madu Pramuka dengan cara dikirim dari PT Madu Pramuka. Apabila stock madu sudah habis dan PT Madu Pramuka belum mengirim maka pedagang pengecer menghubungi bagian pemasaran untuk segera mengirimkan madu yang stock nya sudah habis. Umumnya pembelian dilakukan dengan sistem pembayaran konsinyasi dengan cara tukar faktur. Jika madu yang dibeli sudah laku terjual maka pembayaran baru dapat dilakukan dengan menambah kembali stock madu yang sudah habis. Faktur berwarna merah diberikan kepada pengecer yang belum membayar. Apabila waktu pembayaran sudah jatuh tempo maka bagian pemasaran outdoor PT Madu Pramuka akan melakukan penagihan dan mengganti faktur merah dengan faktur putih apabila sudah laku terjual. Penjualan dilakukan pengecer jenis apotek, swalayan dan koperasi dengan membuka kedai/toko yang tidak hanya menjual madu tetapi juga menjual berbagai jenis barang. Berbeda dengan pengecer individu yang menjual madu hanya dengan promosi dari mulut ke mulut bahwa orang tersebut menjual madu tanpa membuka kedai/toko. Fungsi penetapan harga dilakukan oleh pengecer dengan menetapkan harga beli dengan ditambah untung yang ingin didapat. Pihak PT Madu Pramuka memberi informasi harga jual di kedai PT Madu Pramuka dan memberi saran untuk menjual sesuai dengan harga yang tertera. Namun ada beberapa penjual yang menetapkan harga melebihi harga jual di kedai untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

(47)

transportasi dilakukan oleh PT Madu Pramuka yang mengantarkan madu sampai ke pengecer dan konsumen datang sendiri ke tempat pengecer menjual madu pramuka.

Fungsi Fasilitasi. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pengecer adalah fungsi pembiayaan yaitu biaya sewa kios dan biaya tenaga kerja. Pengecer tidak melakukan fungsi penanggungan resiko karena semua resiko ditanggung oleh PT Madu Pramuka sebagai pengecer. Fungsi informasi pasar, pengembangan pasar, dan penelitian pasar tidak dilakukan oleh pengecer karena pengecer hanya bertindak sebagai penjual dan hanya menunggu konsumen datang untuk membeli madu pramuka. karena pihak PT Madu Pramuka selama ini tidak bertanya mengenai keluhan konsumen melalui pengecer. Pihak PT Madu Pramuka dapat melakukan umpan balik dengan menyebarkan angket pada pengecer mengenai semua keluhan konsumen sebagai informasi pasar untuk PT Madu Pramuka. Tujuannya agar semua keluhan konsumen dapat sampai ke PT Madu Pramuka sehingga PT Madu Pramuka dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya.

Analisis Struktur Pasar, Perilaku Pasar dan Keragaan Pasar

Analisis sistem pemasaran yang dilakukan menggunakan pendekatan model S(struktur), C(conduct), P(performance).

Struktur Pasar

Struktur pasar pada PT Madu Pramuka dianalisis dengan mengamati (1) jumlah lembaga pemasaran yang menjual produk PT Madu Pramuka, (2) diferensiasi produk, dan (3) hambatan keluar masuk pasar.

(48)

membeli madu yang dihasilkan perusahaan satu dan madu yang dihasilkan perusahaan lainnya dengan harga yang berbeda. Konsumen percaya pada produk PT Madu Pramuka karena PT Madu Pramuka sudah lama dikenal di masyarakat karena sudah bergerak dibidang perlebahan mulai tahun 1970-an. Pada tingkat pengecer, struktur pasar yang terjadi cenderung mendekati pasar persaingan sempurna dengan jumlah pengecer dan konsumen cukup banyak dalam suatu pasar.

Diferensiasi Produk. Keadaan produk yang diperjualbelikan bersifat heterogen. Perusahaan lain yang memproduksi madu sudah banyak bermunculan tetapi PT Madu Pramuka menawarkan jenis dan ukuran yang bervariasi serta kelengkapan produk yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang diperjualbelikan dibedakan berdasarkan beberapa kriteria. Madu botol dibedakan berdasarkan jenis madu yaitu madu kapuk, karet, klengkeng, rambutan, kopi, kaliandra, multiflora, hutan, jambu mete, cengkeh, apel, mahoni, pollen, royal jelly dan super. Selain itu dibedakan juga berdasarkan ukuran (volume) yaitu ukuran 100 ml, 350 ml, 600 ml, 650 ml, dan tiga kg. Madu curah dibedakan berdasarkan jenisnya. Jenis madu curah sama dengan jenis madu botol hanya bedanya madu botol sudah mengalami proses pengemasan dan pelabelan. Madu curah hanya disimpan dalam jirigen dengan kapasitas 25 kg. Bee pollen dibedakan berdasarkan tekstur dan ukuran kemasannya.

Bee pollen yang masih berbentuk butiran /granular dan bee pollen yang sudah mengalami penggilingan sehingga berbentuk bubuk dan di kemas dalam ukuran yaitu 100 gr, 150 gr dan satu kg. Royal jelly dibedakan berdasarkan ukuran yaitu 25 gr, 75 gr, 250 gr dan satu kg. Gambar masing-masing produk dapat dilihat pada Lampiran 5.

(49)

besar untuk menjadi pengecer madu Pramuka. Jika ingin menjadi pengecer seseorang/organisasi/usaha bisa menawarkan diri untuk menjadi pelanggan yang secara rutin memesan produk lebah madu. Perusahaan sebenarnya jangan hanya mencari pengecer baru tetapi juga perlu mempertahankan pengecer yang sudah ada dengan cara lebih memperhatikan keinginan dan kebutuhan pengecer. Kebutuhan pengecer berhubungan dengan fasilitas pendukung penjualan produk lebah madu seperti alat pendingin (cooler) atau freezer. Hal tersebut dapat mengikat kerjasama antara produsen dengan pengecer.

Perilaku Pasar

Perilaku pasar dilakukan dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian yang sudah dijelaskan pada fungsi pemasaran, sistem penentuan harga, sistem pembayaran dan kerjasama antar lembaga pemasaran.

Sistem Penentuan Harga. Penentuan harga oleh PT Madu Pramuka berdasarkan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan. Produsen akan meningkatkan harga apabila biaya produksi untuk menghasilkan produk lebah madu dan pengemasan produk mengalami kenaikan. Pembelian dengan volume besar dan kontinu (terus-menerus) akan mendapatkan diskon sekitar 10-20% untuk madu botol dan 25% untuk madu curah. Pengecer mengikuti harga yang sudah ditetapkan PT Madu Pramuka. Beberapa pengecer menambahkan harga diatas harga yang sudah ditetapkan PT Madu Pramuka sesuai dengan keuntungan yang ingin dicapai oleh pengecer tersebut. Penambahan harga yang diamati dari hasil wawancara dengan responden yaitu sekitar Rp 2500 – Rp 6000. Hal ini berani lakukan karena dalam pasar produk lebah madu terjadi persaingan non harga yaitu kepercayaan akan merek madu pramuka.

(50)

pembayaran pada produk yang sudah dikirimnya sekitar tiga bulan. Apabila sudah jatuh tempo pembayaran tidak dilakukan yang berarti madu belum laku terjual PT Madu Pramuka tidak menarik madu tetapi menambah tempo pembayaran. Hanya saja dikemudian hari PT Madu Pramuka akan mengurangi volume pengiriman barang. Apabila setelah dikurangi volume pengiriman produk yang dikirim masih tetap lama terjualnya maka pengiriman akan diberhentikan oleh PT Madu Pramuka sehingga tidak mengecerkan madu Pramuka lagi. Sistem pembayaran pengecer kepada konsumen untuk jenis pengecer apotek adalah tunai, swalayan tunai, individu tunai, sedangkan koperasi banyak dengan sistem kredit kepada anggotanya dibayarkan dengan cara potong gaji.

Kerjasama Diantara Lembaga Pemasaran. Kerjasama antara PT Madu Pramuka dan pengecer adalah kerjasama yang tidak mengikat dan tidak ada peraturan yang mendasarinya. Hal ini dilakukan karena pengecer dengan mudah keluar dan masuk pasar. Persaingan yang terjadi antar sesama pengecer tidak merugikan pengecer lain karena pengecer menganggap persaingan tersebut hanyalah persaingan biasa.

Keragaan Pasar

Analisa keragaan pasar dapat dilakukan dengan melihat bagian harga yang diterima produsen dari bagian yang dibayarkan konsumen (producer’s share), besarnya marjin pemasaran di setiap tingkat lembaga pemasaran dan indeks keterpaduan pasar. Bagian yang diterima produsen untuk produk madu botol pada saluran I yaitu sebesar 100%, artinya produsen menerima seluruh bagian harga yang dibayarkan konsumen. Bagian yang diterima produsen pada saluran II yaitu sebesar 79%, artinya bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen adalah sebesar 79% dan sisanya (21%) dinikmati oleh lembaga pemasaran.

(51)

konsumen. Producer’s share pada saluran II yaitu sebesar 85%, artinya bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen adalah sebesar 85% dan sisanya (15%) dinikmati oleh lembaga pemasaran. Producer’s share pada royal jelly

untuk saluran I yaitu sebesar 100%, artinya produsen menerima seluruh bagian harga yang dibayarkan konsumen. Producer’s share pada saluran II yaitu sebesar 85%, artinya bagian yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan konsumen adalah sebesar 85% dan sisanya (15%) dinikmati oleh lembaga pemasaran. Market share yang diterima oleh lembaga pemasaran bee pollen dan royal jelly sama yaitu 15% karena keuntungan yang didapat oleh lembaga pemasaran hanya senilai 15% dari harga produk yang diberikan oleh PT Madu Pramuka.

Marjin pemasaran yang dihitung adalah marjin pemasaran madu botol.

Produk madu curah tidak dihitung marjin pemasarannya karena madu curah hanya menggunakan saluran pemasaran langsung. Bee pollen dan royal jelly tidak dihitung karena peneliti tidak dapat menelusuri biaya pemasaran pada pedagang pengecer.

Analisis Marjin Pemasaran Madu Botol

Struktur biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran produk madu botol adalah biaya tenaga kerja, sewa kios dan plastik pembungkus. Tabel 6 menunjukkan biaya transportasi dan operasional kendaraan serta biaya bonus target penjualan

outdoor tidak dibebankan pada saluran I karena biaya tersebut dikeluarkan dalam proses penjualan barang melalui pengecer yaitu pada saluran II.

Komponen biaya pemasaran terbesar yang dikeluarkan oleh PT Madu Pramuka untuk saluran I adalah biaya tenaga kerja tetap yaitu sebesar Rp 868,29/btl 350 ml atau 64,43% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada saluran I karena saluran I adalah saluran pemasaran langsung ke konsumen akhir sehingga membutuhkan karyawan tetap lebih banyak. Untuk mencapai efisiensi teknis pada saluran I, maka biaya pemasaran untuk karyawan tetap sebaiknya diminimalkan. Karyawan yang dapat dijadikan karyawan tetap adalah karyawan yang masa kerjanya sudah lama (berpengalaman).

(52)

sebesar 430,36/btl 350 ml atau 31,94% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada saluran I. Untuk saluran II adalah biaya tenaga kerja karyawan kontrak sebesar Rp 408,71/btl 350 ml atau 23,69% dari total biaya pemasaran yang dikeluarkan pada saluran II. Pada saluran II biaya tenaga kerja lebih banyak dikeluarkan untuk karyawan kontrak karena karyawan yang bertugas mengantar barang untuk sampai ke konsumen adalah karyawan muda yang statusnya masih kontrak. Efisiensi teknis pada saluran II dapat dicapai dengan meminimalkan biaya transportasi dan tenaga kerja karyawan kontrak yaitu dengan memaksimalkan fungsi tenaga kerja karyawan tetap pada saluran II.

Tabel 6. Struktur Biaya, Besar Biaya dan Marjin Pemasaran Madu Botol pada PT Madu Pramuka dan Lembaga Pemasaran di Wilayah Jakarta Selama Bulan Juli 2006

Saluran Pemasaran

1. Harga Pokok Penjualan (HPP) 15.301,49

55,64 15.301,49 50,99

2. Biaya pemasaran

a) Biaya transportasi dan

operasional kendaraan 335,98 1,12

b) Biaya bonus target

penjualan outdoor 119,18 0,40

c) Biaya promosi 14,88 0,05 105,70 0,35 d) Biaya pembuatan brosur,

kartu nama, dan faktur 430,36 1,56 430,36 1,43

3. Marjin keuntungan 4.091,50 13,64

4. Marjin Pemasaran 6.280,51 20,93

Gambar

Gambar 1.  Kerangka  Pemikiran  Sistem  Pemasaran   Produk   Lebah  Madu  PT  Madu Pramuka Cibubur, Jakarta Timur
Gambar 2.  Hubungan antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan terhadap
Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel untuk Setiap Kota di DKI Jakarta dan Jenis Pengecer Produk Lebah Madu PT Madu Pramuka
Tabel 2.  Jenis Produk Lebah Madu yang Dijual pada Setiap Pengecer Selama Bulan Juli 2006
+7

Referensi

Dokumen terkait

an Produk Lebah Madu (Studi Kasus pada Unit Usaha Apiari Pramuka di

PT Madu Pramuka sangat mengutamakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk karena jika konsumen puas dengan produk Madu Pramuka maka perusahaan dapat menghemat

Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh Produsen dan Lembaga Pemasaran Asam Glugur di daerah Penelitian, 2014. No Fungsi Pemasaran Produsen Pedagang

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk dari produsen sampai ke konsumen. Proses penyaluran produk sampai ke tangan

Pola saluran pemasaran pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan lembaga pemasaran. Peranan

Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga pengguna akhir

Metode penentuan responden untuk Lembaga Pemasaran dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu penelusuran saluran pemasaran produk madu yang ada di Kecamatan

Biaya pemasaran ini diperlukan untuk melakukan fungsi – fungsi pemasaran oleh lembaga – lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dari produsen kepada konsumen