• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P 2015/2016."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR

MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS X

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI

DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM

T.P 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

SUSAN KARTIKA

5113121044

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Susan Kartika (5113121044) : Perbedaan Model Pembelajaran Problem Posing

Dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Produksi Di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Menggambar Teknik dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem posing dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas 1 program keahlian teknik produksi SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X program keahlian teknik produksi SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X program keahlian teknik produksi SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 73 orang. Kedua kelas digunakan sebagai sampel. Kelas X TP A diterapkan model pembelajaran Problem Posing sedangkan X TP C diterapkan model pembelajaran Konvensional, yang tiap kelas terdiri dari 37 dan 36 orang siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Teknik pengumpulan data dijaring dengan menggunakan test objektif. Untuk menguji normalitas data digunakan uji Liliefors pada taraf kepercayaan (α) sebesar 0,05. Pada model pembelajaran Problem Posing diperoleh Lhitung= 0,1603 dan Ltabel = 0,161 , maka diperoleh Lhitung(0,0890) < Ltabel(0,161) pada kategori normal, dan pada model pembelajaran Konvensional Lhitung = 0,1498 dan Ltabel = 0,161 maka diperoleh Lhitung(0,0783) <

Ltabel(0,161) pada kategori normal. Untuk menguji homogenitas antara pembelajaran

kontekstual dan konvensional digunakan uji Barlett pada taraf kepercayaan (α) 0,05 diperoleh Fhitung = 1,051 dan Ftabel = 1,881, maka Fhitung(1,004) < Ftabel (1,881) dan disimpulkan bahwa varians sampel adalah homogen. Dengan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan α =0,05 untuk menguji hipotesis penelitian diperoleh, thitung = 4,614 dan ttabel = 1,671 sehingga thitung > ttabel dan diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar menggunakan model Pembelajaran Problem Posing dengan pembelajaran Konvensional. Dengan hasil belajar rata-rata kelas eksperimen = 81,4 dan hasil belajar rata-rata kelas control = 73.

(6)

ABSTRACT

Susan Kartika (5113121044) : Differences in Learning Model Problem Posing

And Against Conventional Learning Outcomes Drawing Techniques In Class X Production Engineering Program at SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016. Thesis, Faculty of Engineering, State University of Medan. 2016

This study aims to determine differences in learning outcomes of students Drawing Techniques taught by learning model problem posing with conventional learning models in grade 1 program production engineering expertise SMK Negeri 1 Lubukpakam. This research was conducted in class X program production engineering expertise SMK Negeri 1 Lubukpakam T.P 2015/2016. The study population was the students of class X program production engineering expertise SMK Negeri 1 Lubukpakam consisting of two classes totaling 73 people. The second class is used as a sample. Class X TP A Problem Posing applied learning models while X TP C Conventional applied learning models, which each class is made up of 37 and 36 students. The method used in this study is a quasi-experimental research. Data collection techniques captured using an objective test. To test the normality of the data used in the test Liliefors confidence level (α) of 0.05. Problem Posing on a learning model obtained Lhitung = 0.1603 and Ltabel = 0.161, the obtained Lhitung (0.0890) <Ltabel (0.161) in the category of normal, and the learning model Conventional Lhitung = 0.1498 and Ltabel = 0.161 then obtained Lhitung (0.0783) <Ltabel (0.161) in the normal category. To test the homogeneity between the conventional use of contextual learning and Barlett test at level (α) of 0.05 was obtained F count = 1,051 and F table = 1.881, then Fhitung (1.004) <F table (1.881) and it was concluded that the sample variance is homogeneous. By using t-test at the level of α = 0.05 to test the hypothesis of the research, t = 4.614 and 1.671 that thitung table => ttable and conclude that there are differences in learning outcomes Drawing Techniques students taught using learning models Problem Posing with learning conventional. With an average of learning outcomes experimental class = 81.4 and learning outcomes of the average grade control = 73.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karuniaNya, sehingga sampai saat ini penulis diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaikan dan penyusunan proposal penelitian ini.

Proposal penelitian ini berjudul ”Perbandingan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem Posing Dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Produksi Di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016”.

Dalam penulisan proposal ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Saut Purba, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini dari awal sampai dengan selesainya penulisan proposal penelitian ini. 2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan di Fakultas Teknik

UNIMED.

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik di Fakultas Teknik UNIMED.

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, Ketua Jurusan Teknik Mesin UNIMED.

(8)

6. Bapak Janter P Simanjuntak, ST.MT.Ph.D, sekaku ketua program studi Pendidikan Teknik Mesin UNIMED.

7. Terkhusus ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, doa dan materi. 8. Sahabat saya, Ganda, Fendi, Andreanes dan Herman yang telah memberikan saya

semangat, ide pemikiran dan masukan dalam penyelesaian proposal penelitian ini. 9. Teman dekat saya, Zebulon Manalu yang selalu mendukung dan membantu dalam

penyelesaian proposal penelitian ini.

10. Serta rekan-rekan yang telah memberikan arahan dan semangat dalam penysunan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisannya, baik dalam segi isi maupun bahasa yang digunakan. dengan demikian penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan dikemudian hari.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan baru yang diperoleh jika kita berhenti bertanya dan mencari jawabnya.

Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca. Amin.

Medan, Februari 2016

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

(10)

Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Afektif 31

d. Gambaran Konkret Pelaksanaan Pengajaran dengan Model Pembelajaran Problem Posing Secara Berkelompok 35

e. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Posing 37

3. Model Pembelajaran Konvensional 38

1. Teknik Analisis Data Untuk Tes Hasil Belajar Uji Coba Instrumen 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 67

1. Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen 67

2. Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol 69

(11)

4. Data Posttest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Konvensional 74

B. Uji Persyaratan Analisis 76

1. Uji Normalitas 76

2. Uji Homogenitas 77

3. Uji Hipotesis 78

C. Pembahasan 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 85

1. Kesimpulan 85

2. Saran 85

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Tingkat Pertanyaan 31

Gambar 2. Jenis-jenis garis 43

Gambar 3. Garis sumbu 45

Gambar 4. jarak antara garis-garis 47 Gambar 5. Garis sejajar yang saling berpotongan 48 Gambar 6. Garis yang memotong pada sebuh titik. 48 Gambar 7. Garis gores dan garis bertitik. 49 Gambar 8. Garis-garis yang berimpit 50 Gambar 9. Histogram Hasil Pretest Siswa pada kelas Eksperimen 69 Gambar 10. Histogram Hasil Pretest Siswa pada kelas kontrol 61 Gambar 11. Histogram Hasil Posttest Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Problem Posing 74 Gambar 12. Histogram Hasil Posttest Siswa Yang Diajar Dengan Model

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahapan pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan

konvensional 42

Tabel 2. Macam-macam garis dan penggunaannya 46 Tabel 3. Tabel Spesifikasi Materi pokok pengenalan bentuk dan fungsi garis gamb 56 Tabel 4. Desain Penelitian 58 Tabel 5. Ringkasan Data Pretest Siswa Pada Kelas Eksperimen 67 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas

Eksperimen 68

Tabel 7. Ringkasan Data Pretest Siswa Pada Kelas Kontrol 69 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontol 70 Tabel 9. Ringkasan Data Posttest Siswa Pada Kelas Eksperimen 72 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Posttest Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Posing 72 Tabel 11. Ringkasan Data Posttest Siswa Pada Kelas kontrol 74 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Posttest Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Instrumen 89

Lampiran 2 Perhitungan validitas tes 90 Lampiran 3 Perhitungan reabilitas tes 92 Lampiran 4 Indeks kesukaran butir soal tes 93 Lampiran 5 Perhitungan indeks beda Tes 95

Lampiran 6 Tes hasil belajar 97

Lampiran 7 Sebaran data soal pretest 101 Lampiran 8 Sebaran data soal posttest 102

Lampiran 9 Tabel data pretest 103

Lampiran 10 Tabel data posttest 105 Lampiran 11 Perhitungan harga rata-rata, simpangan baku dan distribusi

frekuensi kelas penelitian 107

Lampiran 12 Uji Normalitas 113

Lampiran 13 Uji Homogenitas 115

Lampiran 14 Uji Hipotesis 118

Lampiran 15 Silabus dan RPP 121

(15)

DAFTAR ISI

(16)

Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Afektif 31

d. Gambaran Konkret Pelaksanaan Pengajaran dengan Model Pembelajaran Problem Posing Secara Berkelompok 35

e. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Posing 37

3. Model Pembelajaran Konvensional 38

1. Teknik Analisis Data Untuk Tes Hasil Belajar Uji Coba Instrumen 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 67

1. Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen 67

2. Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol 69

(17)

4. Data Posttest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol Yang Diajar

Dengan Model Pembelajaran Konvensional 74

B. Uji Persyaratan Analisis 76

1. Uji Normalitas 76

2. Uji Homogenitas 77

3. Uji Hipotesis 78

C. Pembahasan 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 85

1. Kesimpulan 85

2. Saran 85

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Tingkat Pertanyaan 31

Gambar 2. Jenis-jenis garis 43

Gambar 3. Garis sumbu 45

Gambar 4. jarak antara garis-garis 47 Gambar 5. Garis sejajar yang saling berpotongan 48 Gambar 6. Garis yang memotong pada sebuh titik. 48 Gambar 7. Garis gores dan garis bertitik. 49 Gambar 8. Garis-garis yang berimpit 50 Gambar 9. Histogram Hasil Pretest Siswa pada kelas Eksperimen 69 Gambar 10. Histogram Hasil Pretest Siswa pada kelas kontrol 61 Gambar 11. Histogram Hasil Posttest Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Problem Posing 74 Gambar 12. Histogram Hasil Posttest Siswa Yang Diajar Dengan Model

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahapan pembelajaran dengan pendekatan problem posing dan

konvensional 42

Tabel 2. Macam-macam garis dan penggunaannya 46 Tabel 3. Tabel Spesifikasi Materi pokok pengenalan bentuk dan fungsi garis gamb 56 Tabel 4. Desain Penelitian 58 Tabel 5. Ringkasan Data Pretest Siswa Pada Kelas Eksperimen 67 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas

Eksperimen 68

Tabel 7. Ringkasan Data Pretest Siswa Pada Kelas Kontrol 69 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Pretest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontol 70 Tabel 9. Ringkasan Data Posttest Siswa Pada Kelas Eksperimen 72 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Posttest Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Posing 72 Tabel 11. Ringkasan Data Posttest Siswa Pada Kelas kontrol 74 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Posttest Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Instrumen 89

Lampiran 2 Perhitungan validitas tes 90 Lampiran 3 Perhitungan reabilitas tes 92 Lampiran 4 Indeks kesukaran butir soal tes 93 Lampiran 5 Perhitungan indeks beda Tes 95

Lampiran 6 Tes hasil belajar 97

Lampiran 7 Sebaran data soal pretest 101 Lampiran 8 Sebaran data soal posttest 102

Lampiran 9 Tabel data pretest 103

Lampiran 10 Tabel data posttest 105 Lampiran 11 Perhitungan harga rata-rata, simpangan baku dan distribusi

frekuensi kelas penelitian 107

Lampiran 12 Uji Normalitas 113

Lampiran 13 Uji Homogenitas 115

Lampiran 14 Uji Hipotesis 118

Lampiran 15 Silabus dan RPP 121

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah investasi masa depan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Keberhasilan membangun disektor pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap pembangunan disektor lain. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola dengan cara semaksimal mungkin baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Disamping itu pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam sehari-hari, sikap dan perilaku yang positif terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitarnya.

(22)

2

sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang optimal diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Menurut (Arsyad Azhar :15) dalam proses belajar mengajar dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pendidikan. Kedua aspek ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai meskipun masih ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media pengajaran antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan dalam belajar yang ditata dan diciptakan guru.

(23)

3

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi secara langsung di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam dengan guru bidang studi menggambar teknik mengatakan bahwa salah satu mata pelajaran yang nilainya banyak tidak tuntas adalah gambar teknik. Menurut beliau hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya memahami gambar teknik. Itu terlihat dari adanya tugas gambar yang dikerjakan tidak optimal bahkan banyak tugas gambar yang dikerjakan orang lain.

Pernyataan tentang masih banyaknya nilai Gambar Teknik yang tidak tuntas diperkuat dengan adanya bukti nilai yang diberikan oleh pihak sekolah. Dari data nilai tugas dan hasil ujian harian hampir 60 % nilai siswa dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari data tugas harian pertama mata pelajaran menggambar teknik misalnya (hanya 15 orang dari 37 orang yang nilainya diatas 70. Hal tersebut yang menjadi faktor pendorong penulis ingin melakukan penelitian dengan mengambil objek mata pelajaran Gambar Teknik. Mengingat gambar teknik merupakan suatu mata pelajaran yang sangat penting dipahami siswa dalam meningkatkan kemampuan praktik permesinan.

(24)

4

selanjutnya. Oleh karena itu, sangat perlu penanaman kemampuan belajar yang lebih keras oleh pihak sekolah dan pihak keluarga.

Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat dilakukan adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep yang diajarkan. Dengan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat membuat pelajaran gambar teknik menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat dari metode dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan, minat, mempermudah siswa dalam memahami gambar teknik dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar gambar teknik siswa.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat atau yang sesuai untuk setiap materi pelajaran gambar teknik akan dapat membuat tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan akan tercapai secara optimal. Salah satu model pembelajaran dan media yang diangkat penulis adalah pembelajaran problem posing. Model pembelajaran problem posing adalah salah satu model pembelajaran yang inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif bagi siswa. Hal ini karena problem

posing adalah salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

(25)

5

pembelajaran yang memecahkan masalah sampai sesederhana mungkin agar siswa lebih mudah memahaminya. Model pembelajaran problem posing ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam memecahkan masalah serta dengan mudah siswa mengingat pengetahuan konsep-konsep yang penting.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Elsa (2008) dalam pemahaman siswa dengan menggunakan pembelajaran Tipe STAD dengan bantuan Problem Posing, bahwa kemampuan siswa dalam memahami masalah fungsi kuadrat adalah sedang, dengan presentase 73%, 75% dan 75,7% di Kelas X SMA Parulian dan terdapat enam jenis kesalahan yaitu ketidakmampuan siswa dalam memaknai soal dengan benar, kecerobohan, kesalahan melakukan operasi, kurangnya penguasaan kemampuan prasyarat, dan kesalahan prinsip.

Dari hasil penelitian Nurfitria G Lubis (2006) menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran problem posing berbantuan media flash adalah sebesar 24,55% dibandingkan hasil belajar dengan tanpa menggunakan problem posing pada pokok bahasan struktur atom dikelas X SMA Cerdas Murni.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Model Pembelajaran problem posing Dan Konvensional Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada

Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Produksi Di SMK Negeri 1 Lubuk

(26)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar siswa untuk pelajaran gambar teknik masih rendah. 2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

3. Pemanfaatan media pembelajaran yang kurang maksimal. 4. Kurangnya pengetahuan siswa dalam penguasaan materi.

5. Kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya memahami gambar teknik. 6. Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang

kurang mendukung.

C. Batasan Masalah

(27)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa di kelas X T.P A dan T.P C semester I SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menerapkan pembelajaran problem posing lebih tinggi dibandingkan menggunakan konvensional ?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem posing dan konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hasil belajar siswa kelas X T.P A dan T.P C semester I SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menerapkan model problem posing.

(28)

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi guru khususnya guru gambar teknik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuuan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran gambar teknik pada khususnya.

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata – rata kelas didapat bahwa hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Posing lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajan Konvensional pada materi pokok Bentuk Dan Fungsi Garis Gmbar di kelas X Program Keahlian Teknik Produksi SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini adapun beberapa saran sebagai berikut :

(30)

2. Melihat keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut dengan sasaran hasil belajar teori dan praktik serta ruang lingkup yang lebih luas dan bervariasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi. Karena pada dasarnya setiap pembahasan dalam proses pembelajaran tidaklah sama perlakuannya atau model pembelajarannya.

(31)

87

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Bharata Hanida. 2002. Pembelajaran Problem posing dibandingkan dengan

Pembelajaran Biasa Terhadap Hasil Belajar Aritmatika. Bandung: Tesis tidak dipublikasikan. Fakultas PascaSarjana.Universitas Pendidikan Indonesia.

Dimiyati dan Mudjiono. (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Dhar Ratna Wilis. 1996. Teori – Teori Belajar. Gelora Aksara Pratama; Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta; Jakarta.

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. (2009), Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FT Unimed; Medan.

Gulo,W. (2002) Strategi Belajar- Mengajar, PT Grasindo; Jakarta.

Hajar. Nurul. (2008) http//www. h4j4r.multiply.com/journal/item. ( Agustus 2010) Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara; Jakarta.

Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, Bumi Aksara; Bandung.

Sadirman, A. M. (2009) Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada; Jakarta.

Sanjaya, Wina. (2008) Strategi Pembelajaran, Kencana; Jakarta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.

(32)

88

Suryanto. (1998). Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dalam Seminar Nasional. Malang: PPS IKIP Malang.

Suryosubroto. (2002, 2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT Rineka Cipta; Jakarta.

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT Rineka Cipta; Jakarta.

Gambar

Tabel data pretest

Referensi

Dokumen terkait

Halaman 3 dari 15 o jika kasus uji tersebut memenuhi batasan subsoal ke-i, maka karakter ke-i berisi

Judul skripsi : Peningkatan Keterampilan Memainkan Alat Musik Melodis Melalui Penerapan Model Quantum pada Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) Siswa Kelas IV SD

Situs-situs ini adalah situs yang peduli terhadap pendidikan yang telah membuat sebuah program pembelajaran jarak jauh bagi pembelajar bahasa Prancis sebagai bahasa

Salah satu terobosan penanaman tebu yang saat ini berkembang adalah metode Budchips, yaitu metode penanaman dengan lahan minimalis menggunakan bagian mata tunas

Tujuan penyusunan KTSP adalah agar sekolah (para guru) mampu dan berani menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan mata ajar yang menjadi tanggungjawabnya di sekolah,

PENGUMPULAN DATA &amp; INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

PENGARUH IMAGE MERK, MANFAAT MERK DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MERK.. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Analisis statistik yang digunakan adalah metode Kruskal Wallis yang menyatakan bahwa pelilinan terhadap perubahan total organoleptik pada buah sawo selama