• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan MODA Transportasi Kereta Api Rute Medan-Kisaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan MODA Transportasi Kereta Api Rute Medan-Kisaran"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI KERETA API RUTE

MEDAN-KISARAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

HERNITA SIAHAAN

080501050

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan

(2)

ABSTRAK

Dalam pembangunan suatu bangsa sangat diperlukan sistem transportasi yang memadai. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan urat nadi perekonomian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan metode yang digunakan adalah Judgment Sampling. Data yang diperoleh berasal dari pembagian kuisioner terhadap penumpang kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah seberapa kuat atau seberapa besar pengaruh dari pendapatan, tarif dan kenyamanan dalam mempengaruhi penggunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran. Metode analisis data yang digunakan adalah rank spearman test dengan alat bantu SPSS 17.

Penghitungan dilakukan dengan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi penggunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran adalah tarif yaitu sebesar 0,620, yang kedua adalah kenyamanan yaitu sebesar 0,439 dan yang ketiga adalah pendapatan 0,427.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana dari Program Strata I Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi universitas Sumatera Utara. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah: “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Kereta Api Rute Medan-Kisaran”.

Skripsi ini saya persembahkan khusus buat orang tua tercinta (Marudut Siahaan dan Risma Pasaribu). Terima kasih atas doa dan dukungan yang selama ini selalu menyertai saya.

Penulis menyadari terdapat keterbatasan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Bapak M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. Bapak Kasyful Mahali, SE, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skrispsi ini.

5. Bapak Drs. Coki. A. Syahwier, M.P sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si sebagai Dosen Penguji II yang telah

memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. 7. Seluruh staff dan karyawan PT. Kereta Api Indonesia yang telah

memberikan data-data yang terkait dengan penelitian skripsi ini.

8. Seluruh Staff Pengajar dan staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

(5)

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan damai sejahtera bagi kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, April 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Transportasi... 10

2.1.2 Klasifikasi Transportasi... 12

2.2 Klasifikasi Sistem Transportasi... 15

2.3 Manfaat Transportasi... 17

2.3.1 Manfaat Ekonomi... 17

2.3.2 Manfaat Sosial... 17

2.3.3 Manfaat Politis... 17

2.3.4 ManfaatKewilayahaan... 18

2.4 Faktor Penentu Pengembangan Transportsi... 19

2.4.1 Ekonomi... 19

2.4.7 Pertahanan dan Keamanan... 20

2.5 Peran Transportasi... 20

2.5.1 Tersedianya Barang... 20

2.5.2 Stabilitas dan Penyamaan Harga... 21

2.5.3 Meningkatnya Nilai Tambah... 21

2.5.4 Terjadinya Spesialisasi Antar Wilayah... 21

2.5.5 Berkembangnya Usaha Skala Besar... 21

2.5.6 Terjadinya Urbanisasi dan Konsentrasi Penduduk... 22

2.6 Permintaan... 26

2.7 Permintaan Tranportasi... 26

(7)

2.9 Model Pemilihan Moda Angkutan... 30

2.10 Tarif Aangkutan yang Berlaku di Indonesia... 32

2.10.1 Tarif Angkutan Darat... 32

2.10.2 Tarif Angkutan Kereta Api... 32

2.10.3 Tarif Angkutan Laut... 33

2.10.4 Tarif Angkutan Udara... 34

2.11 Atribut Pelayanan Jasa Angkutan... 35

2.12 Kereta api... 36

2.12.1 Pengertian Kereta Api... 36

2.12.2 Sifat-sifat Usaha Angkutam Kereta Api... 37

2.13 Penelitian Terdahulu... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian... 41

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data... 41

3.3 Jenis dan Sumber Data... 42

3.6 Desfenisi Operasional... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah dan Gambaran Umum... 47

4.2 Visi dan Misi... 49

4.2.1 Visi... 49

4.2.2 Misi... 50

4.3 Struktur Oganisasi... 51

4.4 Karakteristik Responden... 52

4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 52

4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 52

4.4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.5 Hasil Pengolahan Data... 52

4.5.1 Uji Validitas dan Realiabilitas... 52

4.5.2 Hasil Metode Analisis Data... 53

4.5.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian... 53

4.5.3 Pengolahan Data... 61

4.5.3.1 Korelasi Antara Penggunaan Kereta Api Terhadap Pendapatan Penumpang... 64

4.3.5.2 Korelasi Antara Tarif Terhadap Penggunaan Kereta Api... 66

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 70 5.2 Saran... 70

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Pendapatan Domestik Bruto sektor Pengangkutan

dan Komunikasi ( Milyar rupiah)... 2 1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2011... 7 4.1 Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi

Rute Medan-Kisaran... 48 4.2 Karakteristik Pesponden Berdasrakan Usia ….………. 53 4.3 Karakteristik Pesponden Berdasrakan Pekerjaan………. 53 4.4 Karakteristik Pesponden Berdasrakan Jenis Kelamin … 53 4.5 Variabel Penggunaan Moda Transportasi

Kereta Api (Y)... 55 4.6 Variabel Pendapatan Penumpang

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

Dalam pembangunan suatu bangsa sangat diperlukan sistem transportasi yang memadai. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan urat nadi perekonomian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan metode yang digunakan adalah Judgment Sampling. Data yang diperoleh berasal dari pembagian kuisioner terhadap penumpang kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah seberapa kuat atau seberapa besar pengaruh dari pendapatan, tarif dan kenyamanan dalam mempengaruhi penggunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran. Metode analisis data yang digunakan adalah rank spearman test dengan alat bantu SPSS 17.

Penghitungan dilakukan dengan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi penggunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran adalah tarif yaitu sebesar 0,620, yang kedua adalah kenyamanan yaitu sebesar 0,439 dan yang ketiga adalah pendapatan 0,427.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi pengertian transportasi secara sederhana adalah mengangkut atau membawa ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, transportasi dapat diartikan sebagai usaha mengangkut atau membawa barang dan/ atau penumpang dari suatu tempat ketempat lain. (Rustian Kamaluddin 2003:13).

Sejak dahulu dan sampai saat ini transportasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Dan bahkan semakin dibutuhkan dalam kehidupan modern sekarang ini. Terutama dalam proses pembangunan, transportasi memegang peranan yang penting.

(13)

Tabel 1.1

Pendapatan Domestik Bruto sektor Pengangkutan dan Komunikasi ( Milyar rupiah)

Sektor 2006 2007 2008 2009 2010

Pengangkutan dan Komunikasi

231,523.5 264,263.3 312,190.2 352,407.2 423,200.0 a.Pengangkutan 142,770.0 149,973.5 171,246.8 181,616.4 225.200.0 b. Komunikasi 88,753.5 114,289.8 140,943.4 170,790.8 197.488 Sumber: Badan Pusat Statistik

Pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

Sejalan dengan tujuan-tujuan ekonomi adapula tujuan-tujuan yang bersifat nonekonomis, yaitu mempertinggi integritas bangsa, meningkatkan ketahanan dan pertahanan nasional. Jelas bahwa tujuan ekonomis dan nonekonomis tidak selalu berjalan seirama dalam arah yang sama. Misalnya, kebijakan transportasi bertujuan untuk meningkatkan pertahanan nasional bisa berbeda dengan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi. Kenyataan bahwa adakalanya tujuan-tujuan transportasi berbeda, sukar diukur, kadang sulit dikaitkan, maka untuk menyusun suatu sistem transportasi optimal memerlukan pemikiran-pemikiran mendalam. (Abdul Kadir : 2006)

(14)

dan merata agar semua kegiatan pembangunan dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan harapan yaitu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transportasi yang baik akan menjamin tersedianya faktor-faktor produksi dan barang konsumsi akhir melalui meningkatnya kelancaran arus barang dalam perekonomian. Selain itu transportasi juga diperlukan dalam memperluas pasar, dimana dengan adanya alat-alat trasnportasi dapat mencapai wilayah-wilayah pemasaran yang jauh. Adanya hubungan yang erat antara tingkat perkembangan perekonomian suatau negara dengan kondisi transportasinya dapat dilihat dari tinggi rendahnya faktor mobilitas di negara tersebut. Dengan semakin baik sistem transportasi maka akan bertambah pula mobilitas unsur-unsur perekonomian dan akan bertambah tinggi pula produktivitas yang dapat dicapai oleh sektor-sektor ekonomi yang ada.

(15)

Ada 3 jenis transportasi yaitu transportasi darat, laut dan udara. Dari ketiga jenis jasa transportasi ini transportasi darat merupakan jasa transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dan memiliki alat transportasi yang banyak,seperti: motor, mobil, bus, becak, kereta api dan lain-lain. Dalam sistem transportasi darat masalah yang sering dihadapi terutama di daerah perkotaan adalah kemacetan.

Sehingga dewasa ini berbagai jenis transportasi massal dikembangkan oleh setiap negara, yang dianggap dan diharapkan dapat memecahkan masalah transportasi seperti kemacetan dan mengurangi polusi. Terutama untuk daerah perkotaan yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi transportasi massal di harapkan menjadi solusi untuk pemecahan masalah tersebut.

Melihat negara kita merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar untuk itu dalam penyediakan alat transportasi terutama transportasi darat yang paling tepat adalah alat transporatsi massal. Transportasi massal sangat diperlukan untuk mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak. Tetapi yang tak kalah penting adalah dengan biaya ongkos yang lebih murah, terutama melihat bahwa masyarakat kita masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan jenis transportasi massal yang paling ideal untuk kondisi seperti itu adalah kereta api. Karena dapat menagangkut jumlah penumpang dan barang dalam jumlah yang banyak dan juga ongkos yang lebih murah.

(16)

kereta api merupakan jenis transportasi yang sangat dikembangkan. Fungsi kereta api digunakan secara optimal diberbagai negara, seperti China, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Belanda, dan beberapa negara lainnya.

Di Indonesia kereta api merupakan sarana transportasi umum yang cukup tua, didirikan tahun 1864 oleh pemerintah Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Mastshappij (NIS), yang merupakan cikal bakal dari perkembangan industri perkeretapian di Indonesia saat ini, sehingga kereta api sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat.

Industri perkeretaapian saat ini dikelola sepenuhnya oleh negara sebagai sebuah perusahaan layanan publik dengan nama PT. Kereta Api Indonesia yang disingkat dengan PT. KAI (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian Bab 3 Pasal 4). Sehingga PT. KAI memiliki tanggung jawab melayani kebutuhan transportasi seluruh lapisan masyarakat dengan produk, layanan dan biaya yang terjangkau.

Bukan hanya dari segi biaya saja angkutan kereta api lebih unggul jika dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Keunggulan kereta api lainnya tersebut yaitu: (M.N Nasution, 2008:132)

1. Mampu mengangkat barang dan penumpang secara massal.

2. Tingkat keselamatan tinggi, hal ini dimungkinkan karena kereta api mempunyai jalur (rel) tersendiri.

3. Hemat energi karna dapat menggunakan energi sekunder.

(17)

kontruksinya lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan dengan kendaraan bermotor.

5. Sangat efektif untuk transportasi darat yang memiliki jarak tempuh menengah dan jauh.

6. Gangguan cuaca tidak terlalu berpengaruh terhadap pengoperasian kereta api.

(18)

Tabel 1.2

Jumlah Penumpang Kereta Api Tahun 2011

Bulan Wilayah Volume Total Volume

Januari I 166.374 231.996

(19)

menuangkan dalam karya ilmiah dengan judul “Analisis Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Transportasi Kereta Api Rute

Medan-Kisaran”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap penggunaan moda transportasi kereta api oleh masyarakat?

2. Bagaimana pengaruh tarif/ongkos terhadap penggunaan moda transportasi kereta api oleh masyarakat?

3. Bagaimana pengaruh pertimbangan kenyamanan terhadap penggunaan moda transportasi kereta api oleh masyarakat?

I.3Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka hipotesis yang dibuat penulis pada penelitian ini adalah:

1. Pendapatan berpengaruh negatif terhadap penggunaan moda transportasi kereta api, ceteris paribus.

2. Tarif/ongkos berpengaruh negatif terhadap penggunaan moda transportasi kereta api, ceteris paribus.

(20)

I.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap penggunaan transportasi kereta api.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tarif/ongkos mempunyai pengaruh yang negatif penggunaan transportasi kereta api.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenyamanan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penggunaan transportasi kereta api.

I.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya di bidang

ekonomi transportasi.

2. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangan transportasi massal.

3. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi

2.1.1 Pengertian Transportasi

Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi (Agus Imam Rifusa, 2010)

(22)

Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang.

(23)

penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut.

Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.

2.1.2 Klasifikasi Transportasi

Klasifikasi transportasi dapat ditinjau dari empat unsur transportasi, yaitu jalan, alat angkut, tenaga penggerak, dan terminal. Sebelum mengklasifikasikan menurut cara dengan unsur-unsur ini, terlebih dahulu dijelaskan pengertian masing-masing unsur transportasi tersebut.

1. Jalan

Jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Tanpa adanya jalan tidak mungkin disediakan jasa transportasi bagi penggunanya. Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari tempat asal ke tempat tujuan. Unsur jalan dapat berupa jalan raya,jalan kereta api, jalan air dan jalan udara.

2. Alat angkutan

(24)

merupakan dua unsur yang saling memerlukan atau saling berkaitan dengan yang lain.

Alat angkutan ini dapat dibagi dalam jenis-jenis alat angkutan jalan darat,alat angkutan jalan air dan alat angkutan jalan udara. Alat angkutan jalan darat berupa gerobak, pedati, sepeda, sepeda motor, mobil, bus. Truk, kereta api dan lain-lain. 3. Tenaga Penggerak

Yang dimaksud dengan tenaga penggerak adalah tenaga atau energi yang digunakan untuk menggerakkan alat angkutan tersebut. Untuk keperluan ini dapat digunakan tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, batubara, BBM, tenaga diesel, tenaga listrik.

4. Terminal

Terminal adalah tempat dimana suatu perjalanan transportasi dimulai maupun berhenti atau berakhir sebai tempat tujuannya. Karena itu di terminal disediakan fasilitas pelayanan penumpang, bongkar muat dan penyimpanan barang. Terlebih lagi untuk terminal yang dibuat seperti stasiun kereta api, stasiun bus, bandara udara, dan pelabuhan.

Sehubungan dengan keempat unsur transportasi tersebut, maka transportasi dapat diklasifikasikan dari sudut jalan atau permukaan jalan yang digunakan, alat angkutan yang dipakai dan tenaga penggerak yang digunakan. Klasifikasi transportasi ini adalah sebagaimana dikemukakan berikut ini :

1. Transportasi Darat

(25)

a. Transportasi Jalan Raya

Dalam transportasi jalan raya ini meliputi transportasi yang menggunakan alat angkutan berupa manusia, binatang, pedati sepeda, sepeda motor, becak, bus, truk, dan kendaraan bermotor lainnya.

b. Transportasi Jalan Rel

Di dalam transportasi jalan rel ini digunakan alat angkutan berupa kereta api, yang terdiri atas lokomotif, gerbong, tangki, boks khusus, trailer dan kereta penumpang. Jalan yang digunakan berupa rel baja, baik dua rel maupun mono rel.

2. Tranportasi Melalui Air

Tranportasi melalui air dapat dibagi antara lain : a. Transportasi air pedalaman

Transportasi air pedalaman adalah yang menggunakan alat angkutan berupa sampan, kano, motor boat dan kapal.

b. Transportasi Laut

Transportasi laut adalah yang menggunakan alat angkutan perahu, kapal uap, kapal mesin.

3. Transportasi Udara

(26)

2.2 Karakteristik Sistem Transportasi

Faktor perbedaan karakteristik sistem transportasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan moda diantara berbagai jenis moda angkutan umum. Faktor karakteristik menurut Bruton (1975) dalam Agus Imam Rifusa (2010) meliputi: waktu perjalanan relatif, biaya perjalanan relatif, dan tingkat pelayanan relatif.

1. Waktu perjalanan relatif

Dalam pengembangan model pmilihan moda saat ini waktu perjalanan relatif antara transportasi yang ada berpengaruh dalam pemilihan moda angkutan. Waktu perjalanan relatif dapat di ekspresikan sebagai suatu rasio waktu perjalan dari pintu ke pintu di antara moda yang satu dengan moda yang lainnya. Waktu perjalanan dari pintu ke pintu untuk angkutan umum meliputi waktu berjalan dan menunggu di tempat asal, waktu dalam kendaraan, waktu berpindahmoda, dan waktu berjalan ke tempat tujuan. Pelayanan relatif yang disediakan oleh dua moda diukur dengan rasio aksesibilitas masing-masing moda tersebut. Ukuran relatif waktu perjalanan antara moda yang berkompetisi adalah perbandingan waktu perjalanan absolut antara satu moda dengan moda lainnya.Ukuran ini memiliki efek relative yang cukup besar dalam suatu perjalanan yang pendek. (Bruton, 1975 dalam Agus Imam Rifusa 2010).

2. Biaya perjalanan relatif

(27)

biaya yang di perlukan berkaitan dengan masalah jarak, waktu, dan jumlah uang. Elemen biaya terebut generalized cost dari suatu perjalanan. Persamaan generalized cost adalah sebagai berikut :

Cij = a1 tvj + a2 twj + a3 ttj + a4 Fij + a5 Ѳj + δ Dengan :

Cij = generalized cost perjalan antara i dan j

tvj = waktu perjalanan dalam kendaraan antara i dan j twj = waktu perjalanan menuju perhentian

ttj = waktu menunggu pada perhentian Fij = biaya yang cukup amtara i dan j Ѳj = biaya terminal (khususnya parkir)

δ = model penalty, suatu parameter yang mempresentasikan atribut lain selain yang tertera di atas seperti ; keamanan, kenyamanan, dan hal-hal yang memberikan kesenangan

3. Tingkat pelayanan relatif

Menurut Bruton (1975) dalam Agus Imam Rifusa (2010) tingkat pelayanan relatif yang di tawarkan oleh masingmasing moda angkutan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut kebanyakan adalah hal yang subyektif dan sulit dikuantifikasikan, misalnya: kecocokan (comfort), kenyamanan (convenience), dan kemudahan perpindahan moda.

Berdasarkan posisi pada model peramalan permintaan secara bertahap, model pemilihan moda dapat dikategorikan dalam 2 (dua) kerangka utama, yaitu :

(28)

tujuan perjalanan, karena itu pemlihan tempat perjalanan tidak mempunyai pengaruh dalam pemilihan moda.

b. Trip interchange modal split model yaitu model yang memberikan pembagian perpindahan perjalanan yang dihasilkan dari proses distribusi perjalanan kedalam moda transportasi yang ada. Model ini disebut juga post distributionmodel.

2.3 Manfaat Transportasi

2.3.1 Manfaat Ekonomi

Dalam Ikhsantono (2009) Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga menimbulkan adanya transaksi.

2.3.2 Manfaat Sosial

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, di antaranya: a.Pelayanan untuk perorangan atau kelompok,

b.Pertukaran atau penyampaian informasi, c.Perjalanan untuk bersantai,

d.Memendekkan jarak, e.Memencarkan penduduk

2.3.3 Manfaat Politis

(29)

b. Pengangkutan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau diperluas dengan merata pada setiap bagian wilayah suatu negara.

c. Keamanan negara terhadap serangan dari luar negeri yang tidak dikehendaki mungkin sekali tergantung pada pengangkutan yang efisien yang memudahkan mobilitas segala daya (kemampuan dan ketahanan) nasional, serta serta memungkinkan perpindahanpasukan-pasukan perang selama masa perang.

d. Sistem pengangkutan yang mungkin efisien memungkinkan negara memindahkan dan mengangkut pendududk dari daerah yang mengalami bencana ke tempat yang lebih aman.

2.3.4 Manfaat Kewilayahaan

(30)

2.4 Faktor Penentu Pengembangan Transportasi

2.4.1 Ekonomi

Dalam Ikhsantono (2010) alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya sistem transportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjamin pasar yang lebih luas.

2.4.2 Geografi

Alasan dikembangkannya transportasi pada awalnya adalah untuk mengatasi keadaan setempat dan kemudian berkembang dengan upaya untuk mendekatkan sumber daya dengan pusat produksi dan pasar. Transportasi juga dapat dikembangkan secara spesifik dengan menyesuaikan kondisi geografi disekitarnya.

2.4.3 Teknologi

Adanya penemuan teknologi baru akan mendorong kemajuan diseluruh sistem transportasi. Pengembangan teknologi dapat memeperpendek jarak, mengurangi waktu, memudahkan distribusi, dan sebagainya.

2.4.4 Politik

(31)

2.4.5 Urbanisasi

Adanya peningkatan urbanisasi, maka mendorong pertumbuhan kota-kota, sehingga dengan demikian secara otomatis akan mendorong kebutuhan atas transportasi untuk menampung pergerakan dan mobilitas masyarakat.

2.4.6 Kompetisi

Adanya persaingan antar penyedia jasa moda transportasi akan memicu peningkatan pelayanan dan material secara tidak langsung terhadap perkembangan transportasi untuk memberikan pilihan terbaik.

2.4.7 Pertahanan dan Keamanan

Alasan dikembangkannya transportasi dari segi pertahanan dan keamanan adalah untuk keperluan pembelaan diri dan menjamin terselenggaranya pergerakan dan akses cepat ke tempat-tempat strategis, misalnya daerah perbatasan negara, pusat pemerintahan dan instalasi penting lainnya.

2.5 Peran Transportasi

2.5.1 Tersedianya barang

Efek yang sangat nyata dari adanya transportasi yang baik dan murah adalah penyediaan pada masyarakat barang-barang yang dihasilkan di tempat lain yang tidak dapat dihasilkan ditempat itu.

2.5.2 Stabilitas dan penyamaan harga

(32)

Misalnya, kekeurangan produk pada suatu daerah karena kegagalan panen atau kemerosotan produksi yang bersangkutan sehingga harga di sana menjadi mahal dan sebaliknya. Dengan mengalirnya barang dari suatu daerah yang kekeurangan ataupun kelebihan dengan transportasi yang lancar dan murah akan mengatasi masalah gejolak harga dan akan terjadi kecenderungan penyamaan harga antardaerah.

2.5.3 Meningkatnya nilai tanah

Banyak lahan pertanian yang tidak menguntungkan (unprofitable) dan tidak layak (unfeasible) untuk ditanam bagi usaha pertanian karena hasilnya tidak dapat dijual ke pasar karena lokasinya jauh dan ongkos transportnya mahal.

Dengan adanya transportasi yang mudah dan murah pada tanah atau wilayah yang potensial untuk mengembangkan pertanian tersebut, akan dapat dihasilkan produksi pertanian yang menguntungkan sebab hasil produksinya akan diangkut dan dilempar ke pasar dengan kalkulasi onkos-harga yang menguntungkan. Dengan demikian, maka tanah atau wilayah yang terpencil dan jauh tempatnya dari pasar tersebut akan naik nilainya dibanding dengan kondisi sebelumnya.

2.5.4 Terjadinya spesialisasi antarwilayah

(33)

lain. Dengan adanya spesialisasi antarwilayah tersebut akan terjadi hasil surplus produksi.

Surplus barang yang dispesialisasikan itu harus diangkut dan dikirimkan ke daerah lain yang memerlukan sebagai penukaran atas barang tertentu yang tidak bisa dihasilkan di daerah tersebut atau jika dapatpun diproduksi harganya lebih mahal.

Dengan demikian, pertukaran barang-barang antardaerah tersebut (melalui pasar) hanya dapat berjalan dengan baik dan lancar, jika tersedia transportasi yang murah dan efisien, sehingga akan dapat mendorong dan mendukung pembagian kerja dan spesialisasi antardaerah tersebut.

2.5.5 Berkembangnya usaha skala besar

Kegiatan produksi skala besar biasanya memerlukan sumber produksi dan bahan mentah yang berasal dari daerah luar untuk didatangkan ke lokasi pabriknya. Adalah suatu hal yang menguntungkan secara ekonomis jika pada pabrik yang bersangkutan dilaksanakan proses produksinya dengan menggunakan mesin skala besar, khususnya yang bersifat menghemat tenaga kerja dan memiliki tingkat spesialisasi kerja yang tinggi. Namun, usaha skala besar ini tidak akan terlaksana dan tidak menguntungkan, jika tidak mencukupi pasar bagi hasil produk yang akan dijual.

2.5.6 Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk

(34)

antardaerah. Hal ini akan mendorong bertumbuh dan berkembangnya serta terkonsentrasinya industri dan perdagangan dalam skala besar dan menengah.

Kegiatan dan usaha ekonomi tersebut akan selalu menimbulkan aktivitas yang menyertainya, seperti storing, processing, packing, advertising, financing, merchandising, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dan ditunjang oleh tersedianya fasilitas dan kemajuan transportasi yang bersangkutan.

Kesemuanya itu cenderung dilaksanakan di pusat-pusat kota (urban centers). Jadi, dengan demikian akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kota-kota besar disetai dengan urbanisasi penduduk ke wilayah kota-kota industri dan perdagangan yang berkembang tersebut untuk mencari kerja dan penghidupannya.

(35)

2.6 Permintaan

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu dan diikuti dengan daya beli. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah dan jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan terhadap barang berkurang.

2. Harga Barang Lain yang Terkait

Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat subtitusi dan bersifat komplementer. Suatu barang disebut barang bersifat subtitusi bila kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain meningkat dan penurunan harga suatu barang menyebabkan penurunan permintaan barang substitusinya. Sedangkan suatu barang disebut barang bersifat komplementer bila kenaikan harga salah satu barang mengakibatkan penurunan permintaan akan barang yang lain dan sebaliknya.

3. Tingkat Pendapatan per Kapita

(36)

rendah. Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

4. Selera atau Kebiasaan

Kombinasi barang-barang yang mampu dibeli oleh individu ditentukan/dibatasi oleh berbagai faktor seperti harga barang, pendapatan dan lain-lain. Namun dalam keterbatasan tersebut, individu hingga batas tertentu bebas untuk memilih apa yang harus dibeli. Pilihan akhir individu tergantung pada seleranya. Jadi selera juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang.

5. Jumlah Penduduk

Ketika jumlah penduduk meningkat, permintaan terhadap barang makin banyak. Sebagai contoh, beras sebagai makanan pokok rakyat Indonesia maka permintaan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk.

6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila harga suatu barang diperkirakan akan naik, akan lebih baik membeli barang tersebut saat ini, sehingga orang cenderung membeli lebih banyak untuk menghemat belanja di masa mendatang. Dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap barang tersebut meningkat pada saat ini.

7. Distribusi Pendapatan

(37)

8. Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Pada perekonomian modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam memengaruhi masyarakat. Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Sementara untuk barangbarang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli.

2.7 Permintaan Transportasi

Transportasi orang atau barang dilakukan, bukan karena orang atau barang tersebut menginginkan angkutan, tetapi untuk mencapai tujuan lain (Morlok, 2000). Karenanya permintaan angkutan ini disebut sebagai permintaan yang diturunkan (derived demand) dari suatu kebutuhan manusia akan barang dan jasa lain sebagai akibat terjadinya perkembangan aktivitas sosio ekonomi masyarakat. Salah satu bentuk perkembangan aktivitas sosio ekonomi masyarakat yang paling kuat dalam menimbulkan permintaan potensil akan jasa angkutan adalah adanya perubahan tata ruang kota yang membawa akibat kepada timbulnya jarak geografis antara suatu zona dengan zona yang lainnya. Dua zona yang berjarak ini hanya dapat dipertemukan dengan sarana angkutan sebagai suatu sistem.

(38)

Untuk mengetahui berapa jumlah permintaan akan jasa angkutan sebenarnya (actual demand) perlu di analisis permintaan akan jasa-jasa transportasi sebagai berikut:

1. Pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk satu daerah, provinsi dari suatu negara akan membawa pengaruh terhadap jumlah jasa angkutan yang dibutuhkan (perdagangan, pertanian, perindustrian dan sebagainya). 2. Pembangunan Wilayah dan Daerah. Saat ini negara kita dalam proses

tahap tinggal landas (take off). Dalam rangka pemerataan pembangunan dan penyebaran penduduk di seluruh pelosok Indonesia, transportasi sebagai sarana dan prasarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan harus dibarengi sejalan dengan program pembangunan guna memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Perdangan ekspor dan impor merupakan suatu segi yang menentukan berapa jumlah jasa transportasi yang diperlukan untuk perdagangan tersebut, misalnya jumlah tonnage kapal yang harus disediakan untuk setiapa tahunnya (DWT/ton).

4. Industrialisasi. Proses industrialisasi di segala sektor ekonomi dewasa ini merupakan program pemerintah untuk pemerataan pembangunan, berdampak terhadap jasa-jasa transportasi yang diperlukan. Permasalahannya sampai seberapa jauh penyediaan jasa-jasa angkutantersebut dapat dipenuhi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti:

(39)

b. Masalah teknis alat angkutan yang digunakan c. Jumlah alat angkutan yang tersedia

d. Masalah pengelolaan pengangkutan (segi manajemen operasioal) e. Jasa-jasa angkutan merupakan jasa slow yielding (hasilnya lambat)

sedangkankan biaya investasi dan biaya pemeliharaan besar.

5. Transmigrasi dan penyebaran penduduk. Transmigrasi dan penyebaran penduduk keseluruh daerah di Indonesia salah satu faktor demand yang menentukan banyaknya jasa-jasa angkutan yang harus disediakan oleh perusahaan angkutan. Selain daripada jasa-jasa angkutan yang disediakan, harus diperhatikan pula keamanan, ketepatan, keteraturan, kenyamanan dan kecepatan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa transportasi.

6. Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi. Sehubungan denagan faktor-faktor tersebut diatas, untuk memenuhi permintaan akan jasa-jasa transportasi, perlu diadakan perencanaan transportasi yang mantap dan terarah, agar dapat memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan yang diperlukan oleh masyarakat pengguna jasa. Peralatan analisis dan proyeksi, untuk mengetahui berapa permintaan (demand analysis) yang dibutuhkan (Rustian Kamaluddin 2003).

2.8 Sifat-Sifat Permintaan Jasa Angkutan

(40)

a. Derived Demand. Permintaan akan jasa pengangkutan merupakan suatu permintaan turunan, saduran atau dalam istilah ekonomi, lazim disebut derived demand. Dengan demikian, permintaan akan jasa transportasi baru akan ada apabila ada faktor-faktor yang mendorongnya. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi di balik kepentingan yang lain. Misalnya, keinginan untuk rekreasi, keinginan untuk sekolah atau untuk berbelanja dan sebagainya.

b. Permintaan akan jasa transportasi pada dasarnya adalah seketika/ tidak mudah untuk digeser atau ditunda dan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu yang dapat bersifat harian, mingguan, bulanan atau tahunan.

c. Permintaan akan jasa transportasi sangat dipengaruhi oleh elastisitas pendapatan. Perilaku hukum Engel berlaku disini. Dimana Engle mengatakan bahwa apila pendapatan dari seseorang naik, maka orang tersebut akan secara sebanding mengurangi pengeluaran untuk memeperoleh barang-barang kebutuhan sehari-hari dan menggantikannya dengan barang-barang lebih mewah atau sekunder.

d. Pada hakikatnya tidak tanggap atau perasa terhadap perbedaan tingkat biaya transportasi untuk pengangkutan penumpang, tetapi sangat perasa / tanggap terhadap pengangkutan barang. Ini berarti permintaan penumpang bersifat inelastis, sedangkan permintaan pengangkutan barang bersifat elastis.

(41)

dilandasi oleh keinginan untuk memindahkan suatu dari suatu tempat ke tempat lain tetapi banyak variabel lain yang memepengaruhi keinginan untuk memindahkan barang tersebut, seperti kecepatan, keamanan, keselamatan, ketepatan, kenyamanan, keterandalan dan sebagainya.

2.9 Model Pemilihan Moda Angkutan

Ortuzar (1994) menyatakan bahwa pemilihan moda transportasi merupakan bagian yang sangat penting dari model perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena pemilihan moda menjadi kunci yang memainkan peranan angkutan umum dalam pembuatan kebijakan transportasi. Faktor utama yang mempengaruhi pelayanan angkutan umum menurut Morlok (1988) berkaitan dengan waktu perjalanan atau kecepatan perjalanan, sedangkan faktor-faktor kualitas lain dapat diabaikan. Pada dasarnya kualitas layanan kereta api dapat dibedakan menjadi:

1. Elemen layanan yang mempengaruhi penumpang seperti: kecepatan perjalanan, keandalan, dan keselamatan.

2. Service Quality terdiri dari aspek-aspek kualitatif seperti: kenyamanan dan kemudahan menggunakan sistem angkutan, kenyamanan perjalanan, estetika, kebersihan, dan tarif yang harus dibayar. Model pemilihan moda (modal split) menurut Bruton (1975) dapat didefinisikan sebagai komposisi penggunaan berbagai moda transportasi dari total perjalanan. 3. Modal split dapat direprentasikan secara numerik sebagai rasio atau

(42)

Setelah mengetahui peranan model pemilihan moda dalam proses perencanaan transportasi, hal penting yang perlu diketahui adalah bagaimana membuat dan menggunakan model pemilihan moda yang sensitif terhadap atribut-atribut perjalanan yang mempengaruhi pemilihan moda angkutan oleh pelaku perjalanan. Semua prosedur model pemilihan moda didasarkan pada asumsi bahwa proporsi permintaan transportasi dengan menggunakan bus, kereta api, atau mobil pribadi akan tergantung pada keberadaan masing-masing moda transportasi dalam kaitannya dengan persaingannya.

Pada umumnya pemilihan moda transportasi menurut Bruton (1975) dalam Agus imam Rifusa (2010) dibedakan atas 3 faktor, yaitu:

1. Karakteristik perjalanan yang meliputi: jarak perjalanan (journey length),waktu perjalanan, dan maksud perjalanan.

2. Karakeristik pelaku perjalanan meliputi: tingkat pendapatan, kepemilikankendaraan, dan status sosial.

3. Karakteristik sistem transportasi yang meliputi: biaya perjalanan relatif, waktuperjalanan relatif, dan tingkat pelayanan relatif.

(43)

zona atau antarzona, dan disebut model disagregat jika menggunakan data rumah tangga atau individual.

2.10 Tarif Angkutan yang Berlaku di Indonesia

Tarif transportasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Tarif menurut kelas (class rate) klasifikasi menurut kelas digunakan khusus untuk muatan dan penumpang. Dalam kelompok tarif ini diberlakukan tarif yang berbeda-beda atas dasar kelas muatan dan penumpang. Tarif yang diberlakukan terhadap muatan khusus disebut tarif muatan.

2. Selain tarif menurut kelas ada tarif lain yang tarifnya lebih rendah daripada class rate, tarif ini dinamakan tarif pengecualian.

3. Tarif perjanjian/kontrak.

Tarif perjanjian atau kontrak berlaku untuk angkutan jalan raya dan kapal laut, dan tidak berlaku untuk penagngkutan lainnya.

2.10.1 Tarif Angkutan Darat

Tarif angkutan darat dibedakan atas tarif angkutan dalam kota dan tarif angkutan dalam kota. Tarif angkutan dalam kota antara lain adalah tarif bis kota yang beroperasi di beberapa kota di Indonesia dan tarif angkutan barang.jika tarif angkutan dalam kota sama untuk jarak yang berbeda, maka tarif angkutan antarkota berubah mengikuti jarak angkutan tersebut.

2.10.2 Tarif Angkutan Kereta Api

(44)

api. Walaupun tingkat tarif angkutan yang ditetapkan umumnya berada di atas LRVC, tetapi tarif beberapa jenis barang lebih rendah dari LRVC, khususnya untuk barang-barang kebutuhan pokok.

2.10.3 Tarif Angkutan Laut

Tarif angkutan laut berlaku untuk pengiriman barang di Indonesia, meliputi tarif yang terdiri dari:

a. Tarif Pelayanan Nusantara

Tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan pelayaran atas jasa yang diberikan untuk melakukan pengangkutan barang melalui laut dikenal dengan nama tarif uang tambang nusantara. Tarif angkutan laut ini ditetapkan berdasarkan komponen biaya, yaitu (1) biaya pelayaran yang dinyatakan dalam biaya rupiah per ton mile pelayaran kapal, (2) biaya kapal di pelabuahan yang dihitung menurut besarnya biaya pengeluaran kapal di pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar dan (3) golongan barang.

b. Tarif OPP/OPT (onkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuha tujuan) yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery di pelabuhan pemuatan dan di pelabuhan tujuan.

(45)

2. Tarif “cargodoring” dikenakan atas jasa mengeluarkan muatan dari jaringan di atas dermaga, mengangkat ke gudang, menyusun di dalam gudang dan sebaliknya.

3. Traif “receiving/delivery” dikenakan atas pekerjaan mengambil muatan dari gudang tempat penumpukan dan penyerahan sampai ke atas kendaraan yang merapat ke gudang darat dan sebaliknya. Tinggi tarif tergantung pada golongan dan jenis barang.

c. Tarif Pemakaian Fasilitas Pelabuhan, terdiri dari sewa gudang dan sewa tempat penumpukan dan fasilitas pelabuhan.

d. Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), meliputi balasan jasa atas pekerjaan inklaring dan uitklaring.tarif EMKL ini dihitung berdasarkan berat/ton barang, dimana pengurusan dokumenya dilakukan oleh perusahaan EMKL.

2.10.4 Tarif Angkuta Udara

Tarif angkutan udara dalam negeri di Indonesia terdiri dari tarif angkutan udara komersial berjadwal, tarif angkutan udara perintis, dan tarif angkutan penerbangan lainnyatarif angkutan komersial berlaku untuk seluruh penerbangan domestik dan tarif angkutan udara perintis berlaku bagi penerbangan perintis. Tarif angkutan udara terdiri dari tarif penumpang dan tarif barang.

(46)

Tarif angkutan udara perintis lebih mahal daripada tarif angkutan udara komersial berjadwal. Penerbangan perintis dioperasikan pesawat udara kecil yang biaya operasinya lebih tinggi daripada pesawat udara yang beroperasi pada jalur komersil.

2.11 Atribut Pelayanan Jasa Angkutan

Manheim (l999), membagi atribut untuk pelayanan jasa angkutan menjadi 5 bagian yaitu :

1. Waktu

a. Waktu perjalanan total

b. Waktu yang dihabiskan pada tempat perpindahan c. Frekwensi pelayanan

d. Penjadwalan waktu (keberangkatan/kedatangan) 2. Ongkos untuk pengguna

a. Ongkos transportasi langsung seperti tarif, ongkos peralatan, ongkos bahan bakar dan ongkos parkir.

b. Ongkos operasi langsung seperti : ongkos muat dan dokumentasi. c. Ongkos tidak langsung seperti: ongkos perawatan, ansuransi,

pergudangan dan bunga. 3. Keselamatan keamanan

a. Probabilitas kerusakan pada barang b. Probabilitas kecelakaan

(47)

a. Jarak berjalan kaki

b. Jumlah pertukaran kendaraan

c. Kenyamanan fisik (suhu, kelembaban, kebersihan, kualitas pengendara, cuaca)

d. Kenyamanan psikologis (status, kebebasan)

e. Kenyamanan yang lain (penanganan bagasi, tiket, pelayanan, makanan)

f. Kesenangan perjalanan 5. Pelayanan pengiriman

a. Pembagian dan penanganan istimewa b. Asuransi

2.12 Kereta Api

2.12.1 Pengertian Kereta Api

Kereta api adalah penyediaan jasa-jasa transportasi di atas rel untuk membawa barang dan penumpang dan memberikan pelayanan keselamatan, nyaman dan cepat (Salim Abbas 2002).

Kereta api adalah moda transportasi yang memiliki karakteristik transportasi massal, murah dan memiliki tingkat keselamatan tinggi, sangat cocok untuk keperluan jasa transportasi jarak menengah dan jauh terhadap barang atau komoditi dalam jumlah besar maupun bersifat massal (Siregar 1995)

(48)

yang besar terus ditingkatkan secara optimal dan dimodernisasiakn dengan memanfaatkan teknologi yang lebih canggih, dengan jalur kereta api yang tepat dan kemungkinan perluasannya terutama jalur ganda pada lintasan padat. Penyempurnaan manajemen dan mutu pelayanan semakin ditingkatkan agar kereta api dapat dijadikan sebagai transportasi yang ekonois, aman dan handal.

2.12.2 Sifat-Sifat Usaha Angkutan Kereta Api

Usaha angkutan kereta api pada umumnya berbentuk monopoli persaingan dalam jenis usaha angkutan umum ini tidak fleksibel dan selalu memperhatikan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan segi-segi efisiensi, kesatuan usaha dan sosial politis. Sifat monopoliini tejadi baik karena memang telah tercipta sejak mulai berdirinya maupun karena usaha itu dibentuk atas dasar hak monopoli (Rustian Kamaluddin, 2003).

Menurut Siregar (1995), sifat tertentu lainnya dari ankutan kereta api adalah bahwa usahanya bersifat besar-besaran (large scale undertaking) sifat large scale ini tercermin dalam besarnya investasi modal, pemakaian tenaga kerja,organisasi perusahaan, pengeluaran biaya operasi.

Berbeda dengan jenis alat angkutan umum lainnya, angkutan kereta api memiliki peralatan dasar sendiri, jalur sendiri dan ini merupakan keuntungan yang tidak dapat diberikan oleh moda lain yang terletak pada dua faktor yaitu unit angkutan barang dari kendaraan bermotor tidak terbatas pada jalannya sendiri yang tetap.

(49)

ini mengingat jasa angkutan kereta api barang dapat menawarkan berbagai macam bentuk dibanding dengan alat angkutan yang lain. (dikutip dari Skripsi Egi Dana tahun 2009)

2.13 Penelitian Terdahulu

(50)

memiliki slope yang positif dan signifikan terhadap permintaan jasa transportasi udara Medan- Jakarta.berdasarkan koefisien regresi PDRB perkapita memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap permintaan jasa transportasi udara Medan-Jakarta.

2. Penelitian Suhailah Mahdi Dalimunthe pada tahun 2009, tentang “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Penerbangan Pada Rute PT. Garuda Indonesia” studi kasus PT. Garuda Indonesia Pusat. Menggunakan teknik pengumpulan data primer dan menggunakan metode analisis data regresi linear. Yang menjadi faktor-faktor yang memepengaruhi permintaan jasa penerbanagn PT Garuda Indonesia adalah tarif, pendapatan dan kualitas pelayanan. Berdasarkan model regresi linear berganda yang dipakai dalam penelitian ini bahwa variabel bebas yaitu tarif yang dihitung dalam satuan rupiah per penumpang mempunyai pengaruh negatif sebesar -2,5160 terhadap permintaan jasa penerbangan, pendapatan yang di hitung dalam satuan rupiah mempunyai pengaruh sebesar -1,7990 terhadap permintaan penerbangan dan kualitas pelayanan yang di hitung berdasarkan skor manfaat total mempunyai pengaruh yang positif sebesar 6, 0466 terhadap permintaan penerbangan.

(51)

yaitu pengiriman minyak kelapa sawit yang dinyatakan dalam satuan ton, dan variabel bebas yaitu pertama tarif angkutan kereta api yang dihitung dalam satuan rupiah/kg mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pengiriman minyak kelapa sawit, kedua produksi minyak kelapa sawit yang di hitung dalam satuan ton berpengaruh positif terhadap pengiriman minyak kelapa sawit dan ketiga tenaga kerja yang dinyatakan dalam jumlah tenaga kerja (orang) berpengaruh yang positif terhadap pengiriman minyak kelapa sawit.

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di rute kereta api Medan-Kisaran. Dengan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi kereta api rute Medan-Kisaran oleh penumpang kereta api.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pemilihan sampel yang digunakan peneliti adalah Purposive Sampling. Hal ini karena populasi sampel yang akan diteliti bersifat homogen. Purposive Sampling yang digunakan adalah Judgment Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.

Pengumpulan data dilakukan penulis dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-partanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yaitu penumpang kereta api rute Medan-Kisaran.

b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan. c. Direct Interview, melakukan wawancara atau tanya jawab langsung

(53)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang didapat dari sunber pertama maupun kelompok, yaitu kuisioner yang diberikan kepada penumpang kereta api rute Medan-Kisaran dengan jumlah responden 50 orang penumpang.

3.4 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS 16.

3.5 Analisis Data

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1

(54)

informasi tentang pemilihan moda transportasi kereta api rute Medan-Kisaran. (Tesis Proposal, 2007)

3.5.1 Uji Validitas danReliabilitas

Uji validitas dan uji reabilitas merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk kuesioner yang menggunakan skala Likert.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk menyatakan data itu valid (Sugioyono, 2005: 109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Rumus :

r : Koefisien validitas item yang dicari N : Jumlah Subyek

(55)

Kriteria pengambilan keputusan adalah : 1. Jika rhitung > rtabel

2. Jika r

, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

hitung < rtabel,

b. Uji Reliabilitas

maka pertanyaan tersebut tidak dinyatakan valid

Uji reabilitas merupakan uji untuk mengukur tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali dengan waktu yang berbeda mempunyai hasil yang konsisten. Butir pertanyaan yang dinyatakan valid akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rpositif > rtabel

2. Jika r

, maka pertanyaan reliabel

negatif atau < rtabel

Dalam penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach sebagai berikut:

, maka pertanyaan tidak reliabel

α = 

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total

3.5.2 Rank Spearman Test

Metode yang dipakai dalam menganalisis data penelitian bersifat korelasi (hubungan) maka dapat di analisa dengan analisa non parametrik menggunakan Rank Spearman Test, yaitu sebuah ukuran hubungan antara dua variabel.

(56)

-Dimana :

d = perbedaan antara rangking n = jumlah sampel

Uji hipotesis :

ρ

ρ

= 0 tidak ada hubungan antara X dan Y

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat derajat atau derajat keeratan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi sesuai pendapat Sugiyono (2008:257).

> 0 ada hubungan antara X dan Y

Pedoman untuk memberikan intrepretasi Koefisien Kolerasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

1. Pemilihan moda transportasi kereta api terhadap layanan jasa rute Medan-Kisaran adalah ketertarikan atau minat masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi kereta api tujuan Medan-Kisaran dalam satuan data ordinal.

(57)

3. Tarif/ ongkos kereta api adalah harga yang dibebankan oleh pihak PT. KAI terhadap penumpang rute Medan-Kisaran sebesar Rp 14.000 yang di hitung dalam satuan skala likert.

(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah dan Gambaran Umum Kereta Api Medan

Kereta api sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut, baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya, seperti angkutan perkotaan. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, kondisi perkeretaapian nasional yang masih bersifat monopoli dihadapkan pada berbagai masalah, antara lain kontribusi perkeretaapian terhadap transportasi nasional masih rendah, prasarana dan sarana belum memadai, jaringan masih terbatas, kemampuan pembiayaan terbatas, tingkat kecelakaan masih tinggi, dan tingkat pelayanan masih jauh dari harapan.

(59)

Arsitektur Stasiun Medan telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. Hal yang tersisa dari kompleks bangunan stasiun lama adalah adanya menara jam di bagian muka stasiun, keberadaan dipo lokomotif yang masih berarsitektur Belanda, bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3, serta jembatan gantung di ujung sebelah selatan stasiun. Rel yang terdapat di Stasiun Medan membujur dari utara ke selatan. Rel yang mengarah ke selatan merupakan rel dengan arah perjalanan ke Tebing Tinggi, Kisaran, Tanjung Balai, Siantar dan Rantau Prapat, sedangkan rel yang mengarah ke utara merupakan arah perjalanan ke Belawan, Binjai dan Besitang, yang bercabang sekitar 850 m di utara stasiun. Dari Stasiun Medan dahulunya terdapat percabangan rel ke Pancur Batu dan Batu.

Dewasa ini kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran semakin diminati masyarakat selain harganya yang sangat terjangkau yaitu sebesar Rp 14.000 pelayanan pihak kereta apipun semakin ditingkatkan, hal ini terlihat dari adanaya cleaning service yang selalu membersihkan kereta api, adanya POLSUS (Polisi Khusus) KA yang selalu ada di dalam kereta api sepanjang perjalanan, diterapkannya peraturan yang di buat oleh PT KAI Medan bahwa tidak ada penumpang yang berdiri dan penertiban terhadap pedagang yanga ada di dalam kereta api supaya tidak mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang.

(60)

Kisaran. Jumlah penumpang kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran selalu mengalami fluktuasi, kadang meningkat dan kadang menurun. Peningkatan terjadi pada saat libur sekolah dan hari besar.

Tabel 4.1

Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Rute Medan-Kisaran

Tahun 2011

No Bulan Jumlah Penumpang

1 Januari 15.427

Visi, misi, dan komitmen PT KAI Medan dalam memberikan pelayanan terhadap penumpang kereta api adalah anda merupakan prioritas kami. Dalam pelayanannya terhadap masyarakat terkhusus penumpang PT KAI memiliki visi dan misi, yaitu:

4.2.1 Visi

(61)

4.2.2 Misi

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

4.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT Kereta Api (Persero) di tingkat Pusat terdapat Board of Directors terdiri dari seorang Direktur Utama dan 5 Direktur lainnya, yang mengepalai Direktorat. Dimana setiap Direktorat dibantu oleh beberapa Kepala Sub Direktorat atau Kepala Bidang.

Selain itu, juga terdapat dua Pusat, yaitu Pusat Keselamatan & Manajemen Resiko dan Pusat Perencanaan & Pengembangan, serta tiga Divisi Tingkat Pusat, yaitu Divisi Sarana, Divisi Pelatihan dan Divisi Properti.

(62)

Sumber : PT. KAI Board of Directors Direktur Utama

President Director

Centre of Planning and

Divisi Properti

Property division Pusat keselamatan dan

manajemen resiko

Centre of Safety And Risks

Satuan Pengawas Intern

Internal Audit

Divisi Regional (1-3) di Sumatera Regional

Division Of Sumatera (1-3)

Daerah Operasi (I-IX) di Jawa

(63)

4.4 Karakteristik Responden

4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian 50 penumpang kereta api rute Medan- Kisaran yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang usia responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Umur (Tahun) Jumlah

Sumber : Hasil Olahan (2012)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa penumpang kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran lebih banyak adalah yang berusia 21-31 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kereta api merupakan alat transportasi yang diminati oleh semua usia sehingga sangat cocok dikembangkan.

4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

(64)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (orang)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa penggunakan kereta api yang lebih banyak adalah penumpang yang bekerja sebagai buruh. Ini menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki pendapatan yang rendah sangat terbantu dengan adanya kereta api kelas ekonomi yang dapat mereka jangkau dengan pendapatan mereka yang rendah.

4.4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian 50 penumpang kereta api rute Medan- Kisaran yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 19 38

2 Perempuan 31 62

Jumlah 50 100 %

Sumber : Hasil Olahan (2012)

(65)

bahwa dengan menggunakankereta api para penumpang secara khusus penumpang perempuan lebih merasa nyaman dengan menggunakan kereta api.

4.5 Hasil Pengolahan Data

4.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan pengujian validitas dengan metode Product Moment, didapat bahwa semua variabel yang diteliti menghasilkan korelasi lebih besar daripada nilai r tabel pada α = 5 % dan N= 30 yakni 0,361 , yang memiliki arti bahwa instrument tersebut dapat dikatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua faktor yang mempegaruhi penggunaan kereta api menghasilkan koefisien Alpha Cronbach’s≥ 0,6 atau nilai r hitungnya lebih kecil dari nilai r tabel (r hitung ≤ 0,897). Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran terhadap variabel penelitian ini telah reliabel dan dapat memberikan hasil yang konsisten, apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.

4.5.2 Hasil Metode Analisis Data

4.5.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian

(66)

1. Deskriptif Variabel Penggunaan Moda Transportasi Kereta Api (Y)

Tabel 4.5

Variabel Penggunaan Moda Transportasi Kereta Api (Y)

No Atribut

Kinerja

Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Kereta api merupakan alat transportasi yang sangat menyenangkan.

Sangat Setuju 23 46

Setuju 25 50

Netral 2 4

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

2 Dengan menggunakan kereta api dapat membawa barang yang lebih banyak.

3 Dengan menggunakan kereta api perjalanan lebih menyenangkan

Sangat Setuju 5 10

Setuju 41 82

Netral 4 8

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

4 Keselamatan menggunakan kereta api lebih tinggi daripada menggunakan bus.

Sumber : Hasil Olahan (2012)

Dari pertanyaan yang terkait terhadap variabel Penggunaan kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran dapat ditarik kesimpulan :

(67)

dapat disimpulkan bahwa kereta api merupakan jenis transportasi yang diminati masyarakat. Hal ini disebabkan kereta api merupakan jenis transportasi yang lebih santai dan tingkat kekhawatiran penumpang lebih rendah daripada dengan menggunakan bus.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 18% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 80% menjawab setuju dan 2% menjawab netral. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api setuju bahwa dengan menggunakan kereta api dapat membawa barang dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan menggunakan kereta api penumpang lebih leluasa membawa barang dalam jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan menggunakan bus kelas ekonomi dengan rute yang sama.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 10% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 82% menjawab setuju dan 8% menjawab netral. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api setuju bahwa perjalanan dengan menggunakan kereta api lebih menyenangkan. Hal ini didukung dengan apabila kita menggunakan kereta api yang akan kita lalui adalah perkampungan dan pinggiran kota yang dapat kita nikmati pemandangannya sehingga perjalanan akan tersa menyenangkan.

(68)

Medan-Kisaran tingkat kecelakaan menggunakan bus lebih tinggi daripada kereta api.

2. Deskriftif variabel pendapatan penumpang kereta api (X1)

Tabel 4.6

Variabel Pendapatan Penumpang Kereta Api (X1)

No Atribut

Kinerja

Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Menggunakan kereta api karna alasan penghasilan

Sangat Setuju 21 42

Setuju 24 48

Netral 5 10

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

2 Kereta api merupakan transportasi yang dapat dijangkau oleh setiap lapisan ekonomi masyarakat

3 Dengan menggunakan kereta api dapat lebih menghemat biaya perjalanan.

Sangat Setuju 17 34

Setuju 33 66

Netral -

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

4 Pendapatan atau penghasilan anda perbulan

< Rp.1.000.000 11 22

Rp.1.000.000-Rp. 1.500.000 31 62

Rp.1.500.000-Rp. 2.000.000 2 4

Rp.2.000.000-Rp. 2.500.000 2 4

> Rp 2.500.000 4 8

Sumber : Hasil Olahan (2012)

(69)

1. Dari pertanyaan no 1 sebanyak 42% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 48% menjawab sangat setuju dan 10% menjawab netral. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden menjawab setuju bahwa mereka menggunakan kereta api karena alasan pendapatan mereka.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 46% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 54% menjawab sangat setuju. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden menjawab setuju bahwa kereta api kelas ekonomi dapat dijangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Kereta api kelas ekonomi merupakan transportasi yang paling murah sehingga di harapkan semua lapisan masyarakat dapat menikmati alat transportasi ini.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 34% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 66% menjawab sangat setuju. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden menjawab dengan menggunakan kereta api dapat lebih menghemat biaya. Dengan tarif sebesar Rp. 14.000 jika dibandingkan dengan ongkos bus kelas ekonomi sebesar Rp 20.0000 maka penumpang hemat sebesar Rp. 6000.

(70)
(71)

1. Deskriftif variabel Tarif/ Ongkos (X2)

Tabel 4.7

Variabel Tarif/ Ongkos (X2)

No Atribut

Kinerja

Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Tarif/ongkos kereta api ini sangat murah

Sangat Setuju 31 62

Setuju 19 38

Netral -

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

2 Tarif kereta api sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang

Sangat Setuju 7 14

Setuju 43 86

Netral - -

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

3 Memilih kereta api karna ongkosnya yang lebih murah

Sangat Setuju 3 6

Setuju 47 94

Netral - -

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

4 Tarif dengan jarak yang ditempuh sudah sesuai

Sangat Setuju 19 38

Setuju 30 60

Netral 1 2

Tidak Setuju - -

Sangat Tidak Setuju - -

Sumber : Hasil Olahan (2012)

Dari pertanyaan yang terkait terhadap variabel Tarif (X2) kereta api kelas ekonomi rute Medan-Kisaran dapat ditarik kesimpulan :

(72)

apabila menggunakan bus yaitu sebesar Rp. 20.000 , tarif kereta api kelas eksekutif sebesar Rp. 50.000 sementara harga tiket/tarif kereta api kelas ekonomi hanya Rp. 14.000.

2. Dari pertanyaan no 2 sebanyak 14% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 86% menjawab setuju. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna kereta api sangat setuju bahwa tarif sudah sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang ada. Fasilitas yang ada maksudnya seperti memiliki toilet, sementara jika menggunakan bus rute Medan-Kisaran tidak ada yang memiliki toilet.

3. Dari pertanyaan no 3 sebanyak 6% responden menjawab sangat setuju, sebanyak 94% menjawab setuju. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden setuju mereka memilih kereta api karna tarifnya yang murah. Faktor yang paling banyak mempengaruhi responden memilih menggunakan kereta api kelas ekonomi karna alasan harga tarif/tiketnya lebih murah dibandingkan dengan ongkos bus dan tarif kereta api kelas eksekutif

Gambar

Tabel 1.1 Pendapatan Domestik Bruto sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Tabel 1.2 Jumlah Penumpang Kereta Api
Tabel 4.1 Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Riama Ratna Sagala : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemintaan Jasa Pengangkutan Kereta Api..., 2000... Riama Ratna Sagala : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM, Andhika Alif Kurniawan, NPM: 08 02 13042, Tahun 2014, Bidang Keahlian Transportasi,

Berdasarkan uraian dan penjelasan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, Kereta Api Sancaka (Yogyakarta – Surabaya) saat ini memiliki kelas eksekutif dan

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam hal penentuan atribut, karena disesuaikan dengan objek yang diteliti yaitu Kereta Api

“PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP UPAYA PENINGKATAN JUMLAH PENGGUNA JASA KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI MELALUI STASIUN KERETA

Adanya perbedaan karakteristik antara ketiga moda transportasi yaitu bus, kereta api, dan taxi dengan rute Medan-Rantau Prapat memberikan suatu pertanyaan faktor apa yang

Dengan banyaknya yang mengantri maka masyarakat dapat memilih menggunakan moda transportasi darat yang ada disana yaitu moda bus dan kereta api untuk melakukan perjalanan..

Mengkaji banyaknya perpindahan penumpang Terminal 1 Bandar Udara Soekarno-Hatta yang menggunakan moda transportasi jalan berpindah ke moda transportasi kereta api