BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai hak dan
kewajiban ikut serta membangun negara dan bangsa Indonesia. Anak adalah
aset bangsa yang akan menentukan nasib bangsa di masa depan. Karena itu,
kualitas mereka sangat ditentukan oleh proses dan bentuk perlakuan terhadap
mereka di masa kini. Anak Indonesia adalah manusia Indonesia yang harus
dibesarkan dan dikembangkan sebagai manusia seutuhnya, sehingga
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara yang rasional, bertanggung jawab dan bermanfaat.
Memang disadari bahwa hak-hak anak dijamin dan dipenuhi, terutama
menyangkut kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan
partisipasi mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Namun dalam kehidupan
masyarakat, kompleksitas permasalahan menyertai kehidupan anak, baik aspek
pendidikan, kesehatan, maupun perlakuan yang tidak adil dipandang dari segi
hukum, agama maupun moralitas kemanusiaan. Anak sebagai anak bangsa
sebagian besar mempunyai kemampuan dalam mengembangkan dirinya untuk
dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang
bertanggung jawab dan bermanfaat untuk sesama manusia. Kondisi fisik dan
mental seorang anak yang masih lemah seringkali memungkinkan dirinya
Kondisi buruk bagi anak ini, dapat berkembang terus dan
mempengaruhi hidupnya lebih lanjut dalam bernegara dan bermasyarakat.
Situasi seperti ini dapat membahayakan negara, padahal maju atau mundurnya
suatu bangsa sangat tergantung bagaimana bangsa itu memperlakukan dan
mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu, perlindungan anak perlu mendapat
perhatian khusus di dalam pembangunan bangsa.
Saat ini banyak dijumpai anak-anak yang berperilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang anak ini, jelas tampak kini di tengah-tengah masyarakat.
Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa perilaku mereka sudah sangat
mengkhawatirkan dan merupakan masalah yang berbahaya. Hal ini dapat
dilihat dengan kasus-kasus yang terjadi di Wilayah Hukum Polres Jombang
tahun 2013 ini. Seorang anak berumur 17 tahun (Affandi) yang masih berstatus
pelajar yang tertangkap karena mencuri uang, kemudian pencurian burung
yang dilakukan oleh anak berumur 15 tahun (Kurniawan). Selain itu kasus
pencurian terhadap peralatan pertanian di sawah yang dilakukan anak berusia
13 tahun (Dody), serta pencurian stick dan Play Station yang dilakukan anak
umur 11 tahun (Rizal Teguh).1
Kenyataan-kenyataan ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
adanya dampak negatif dari arus globalisasi dan komunikasi serta informasi,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan gaya hidup sebagai
orang tua, telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan
masyarakat, terlebih kepada perilaku anak.
Salah satu persoalan yang sering muncul ke permukaan dalam
kehidupan masyarakat ialah tentang kejahatan berupa pencurian. Masalah
kejahatan merupakan masalah abadi dalam kehidupan umat manusia, karena ia
berkembang sejalan dengan perkembangan tingkat peradaban umat manusia.
Sejarah perkembangan manusia sampai saat ini telah ditandai oleh berbagai
usaha manusia untuk mempertahankan kehidupannya, dimana kekerasan
sebagai suatu fenomena dalam usaha mencapai tujuan suatu kelompok tertentu
dalam masyarakat atau tujuan yang bersifat perorangan, berkaitan dengan
masalah kejahatan, maka kekerasan sering merupakan pelengkap dari bentuk
kejahatan itu sendiri, bahkan ia telah membentuk suatu ciri tersendiri dalam
khasanah studi tentang kejahatan berupa pencurian dalam masyarakat.
Ironisnya karena terjadi delik pencurian yang dilakukan oleh anak yang
merupakan generasi penerus bangsa di masa datang kelak.
Perbuatan anak yang nyata-nyata bersifat “melawan hukum”, dirasakan
sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Akibatnya, kehidupan masyarakat
menjadi resah, perasaan tidak aman bahkan menjadi ancaman bagi usaha
mereka. Oleh karena itu perlunya perhatian terhadap usaha penanggulangan
dan penanganannya, khususnya di bidang hukum pidana beserta hukum
acaranya. Hal ini erat hubungannya dengan perlakuan khusus terhadap pelaku
tindak pidana yang masih muda usianya, sebab adalah hak setiap anak untuk
diperlakukan secara manusiawi, walaupun ia terlibat tindak pidana. Selama ini
dikatakan hampir sama dengan penanganan yang tersangkanya adalah orang
dewasa.
Menurut Kusumah,2 bahwa:
“Di lapangan hukum pidana, anak-anak diperlakukan sebagai “orang
dewasa kecil”, sehingga seluruh proses perkaranya dilakukan sama
dengan perkara orang dewasa. Keadaan dan kepentingan anak kadang-kadang sedemikian rupa diabaikan tanpa ada perlakuan-perlakuan yang khusus”.
Hal yang paling transparan dalam pemeriksaan, apabila tersangka anak
ini dilakukan penahanan, dari segi waktu tidak berbeda dengan waktu
penahanan yang diberlakukan bagi orang dewasa. Begitu pula petugas
pemeriksa dalam memeriksa tersangka anak-anak dilakukan dengan cara yang
sama dengan orang dewasa. Selain itu, karena kamar tahanan tidak mencukupi,
terpaksa dicampur dengan pelaku tindak pidana dewasa. Tindakan
pencampuran ini kurang bijaksana, karena anak-anak tersebut dapat menimba
modus operandinya.
Jika hal ini terjadi, tentunya akan mempengaruhi sikap mentalnya, ia
akan merasa sangat ketakutan, mengalami tekanan kejiwaan. Hal ini sangat
merugikan kepentingan anak, jangan sampai nantinya setelah menjalani masa
hukuman, anak menjadi bertambah kenakalannya. Oleh karena itu dalam
menangani perkara anak terutama bagi petugas hukum diperlukan perhatian
yang khusus, pemeriksaannya atau perlakuannya tidak dapat disamaratakan
dengan orang dewasa. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintah
bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membentuk suatu undang-undang
yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Dengan lahirnya Undang-Undang Pengadilan Anak tersebut, tampak
bahwa sesungguhnya pemerintah telah bertekad untuk mewujudkan suatu
peradilan anak yang baik. Dengan demikian diharapkan anak yang terkena
kasus pelanggaran hukum tidak dirugikan secara fisik maupun mental. Dalam
hal ini Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak dalam proses
acara pidananya. Selain itu Undang-Undang Pengadilan Anak ternyata telah
mencabut ketentuan Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 KUHP, yang selama ini
digunakan dalam menangani perkara anak, sehingga sekarang
ketentuan-ketentuan tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
tentang Pengadilan Anak, maka diharapkan penanganan perkara anak sudah
dibedakan dengan perkara orang dewasa demi perkembangan psikologis anak.
Karena selama ini dalam praktek pelaksanaannya belum dijalankan secara
maksimal, khususnya mengenai proses penyidikan dan penuntut terhadap anak.
Hal-hal inilah yang memotivasi penulis melakukan penelitian yang sistematis
dan mendasar. Mengingat masalah ini sangat penting, karena mereka adalah
bagian dari generasi muda yang apabila diabaikan dan tidak dilindungi akan
merugikan diri kita sendiri dan bahkan dapat merugikan masa depan bangsa
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana penanganan kasus tindak pidana pencurian yang dilakukan anak
di wilayah hukum Polres Jombang?
2. Apa hambatan pihak kepolisian dalam penanganan kasus tindak pidana
pencurian yang dilakukan oleh anak di wilayah hukum Polres Jombang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penanganan kasus tindak pidana pencurian yang
dilakukan anak di wilayah hukum Polres Jombang.
2. Untuk mengetahui hambatan pihak kepolisian dalam penanganan kasus
tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di wilayah hukum Polres
Jombang.
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukan kepada semua pihak yang terkait dalam rangka
mengambil langkah-langkah preventif terhadap adanya kecenderungan
terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh anak.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi aparat (polisi, jaksa, dan hakim),
dalam menangani perkara anak khususnya dalam usaha memberikan
perlindungan pada anak.
2. Kegunaan Penelitian
Untuk menambah penelaahan ilmiah yang dapat dipergunakan dan
diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan hukum pidana
anak.
E. Metode Penelitian
Untuk memperoleh suatu yang valid terhadap permasalahan yang
dikemukakan maka diperlukan suatu penelitian, meliputi:
1. Metode Pendekatan
Dalam penulisan skripsi ini metode pendekatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Metode yuridis sosiologis
yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap kenyataan yang ada di
masyarakat dengan tujuan untuk menemukan fakta, kemudian menuju
kepada identifikasi masalah dan akhirnya manuju penyelesaian masalah.3
Adapun pendekatan yuridis adalah suatu pendekatan dari aspek hukum
dalam hal ini setiap tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak yang
didasarkan pada ketentuan Undang-undang yang berlaku. Sedangkan
pendekatan sosiologis adalah suatu pendekatan sosial tentang penanganan
kasus pencurian yang dilakukan oleh anak serta upaya yang dilakukan oleh
Polres Jombang.
2. Lokasi Penelitian
Penulis memilih lokasi penelitian di Polres Jombang, hal ini terkait
dengan teknik penanganan terhadap kasus pencurian yang dilakukan oleh
anak untuk menemukan dan mengumpulkan barang bukti dalam
mengungkap kasus pencurian di Wilayah Hukum Polres Jombang. Adapun
alasan yang menjadi dasar bagi penulis untuk melakukanya di Polres
Jombang karena seringnya terjadi tindak pidana pencurian yang dilakukan
oleh anak di Wilayah Hukum Polres Jombang.
3. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua jenis data, yaitu data
primer dan sekunder:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung, diamati, dicatat untuk
pertama kalinya. Dalam hal ini data yang diperoleh langsung dari subyek
yang diminta data atau keterangan di lokasi penelitian dalam hal ini
adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang sedang
diteliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang ada didalam penelitian ini merupakan
cakupan dari hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
tersier. Bahan hukum primer terdiri dari norma dasar peraturan dan
perundang-undangan terkait, serta peraturan-peraturan yang lain.
Sedangkan bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan
penjelasan bahan hukum primer. Dengan demikian penulis
mengumpulkan data sekunder dengan jalan mengumpulkan sejumlah
pengamanan dan pengolahan tempat kejadian perkara dalam tindak
pidana pencurian yang dilakukan oleh anak.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara
Data penelitiaan ini menggunakan teknik wawancara merupakan cara
yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara
terhadap responden yang ada dalam jajaran Polres Jombang, terutama
bagian Reskrim yang terkait dengan masalah penelitian ini, yaitu:
1) AKP Doni Setiawan Handakha (Kasat Treskrim)
2) IPDA Dwi Reto Suharti, SH (Kanit UPPA)
3) AIPTU Handoko (Anggota UPPA)
4) Briptu Anggaeng
b. Studi Kepustakaan dan Dukumentasi
Studi kepustakaan dan dokumentasi yaitu dengan mencari data yang
pernah ditulis oleh peneliti sebelumnya dan literatur serta berkas atau
dokumen, dimana ada hubunganya dengan penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh disusun secara sistematis untuk mendapatkan
gambaran umum yang jelas mengenai obyek penelitian. Disini digunakan
metode analisis deskriptif, dengan cara memaparkan data yang diperoleh di
lapangan berupa apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun
dijabarkan serta dianalisa untuk memperoleh jawaban maupun kesimpulan
atas masalah yang diajukan secara logis serta dapat memberikan suatu
pemecahan terhadap persoalan yang menyangkut obyek penelitian.
Dengan demikian analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
deskripstif kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.4 Di pihak lain, Analisis Data
Kualitatif, prosesnya berjalan sebagai berikut:
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
membuat temuan-temuan umum.
Selanjutnya menurut Moleong, tahapan analisis data kualitatif adalah
sebagai berikut:5
a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang
ada dalam data.
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dari data.
c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.
d. Koding yang telah dilakukan.
Dari definisi-definisi tersebut dapatlah kita pahami bahwa ada yang
mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang
komponen-komponen yang perlu ada dalam sesuatu analisis data. Adapun analisis data
yang digunakan adalah metode data deskriptif kualitatif dari Matthew B.
Miles dan Michael Huberman, meliputi empat komponen, diantaranya:6
1) Pengumpulan data, yaitu data pertama atau data mentah yang
dikumpulkan dalam suatu penelitian.
2) Reduksi data, adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan
mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
dilakukan. Reduksi data berlangsung selama penelitian berlangsung.
3) Penyajian data, adalah menyusun informasi dengan cara tertentu
sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan atau pengambilan data
ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah
pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.
4) Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah sebagai langkah terakhir
yang meliputi pemberian makna data yang telah disederhanakan dan
disajikan kedalam penyajian data dengan cara logis dan metodologi
konfigurasi yang memungkinkan untuk diprediksi hubungan sebab akibat
melalui hukum empiris.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan membagi dalam 4 bab
dan masing-masing bab terdiri sub bab, adapun bab-bab sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
matode penelitian, dan sestematika penulisan
BAB II TINJUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian dan masalah yang berkaitan dengan proses
penanganan tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak, kendala yuridis
dan sosiologis aparat kepolisian dalam melakukan penanganan tindak pidana
pencurian yang dilakukan oleh anak. Teori-teori sebab kejahatan yang
mencakup ketiadaan norma atau ketegangan, penyimpangan budaya dan
kontrol sosial.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab III ini berisi tentang penanganan kasus tindak pidana pencurian yang
dilakukan anak di wilayah hukum Polres Jombang. Hambatan-hambatan pihak
kepolisian dalam penanganan kasus tindak pidana pencurian yang dilakukan
oleh anak di wilayah hukum Polres Jombang.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah diteliti dari
PENULISAN HUKUM
Oleh :
Surya Dwi Novriyanto 08400199
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM
PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Di Wilayah Hukum Polres Jombang)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan
dalam bidang Ilmu Hukum
Oleh :
Surya Dwi Novriyanto 08400199
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Surya Dwi Novriyanto
Nim : 08400199
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1. Tugas Akhir Penulisan Hukum dengan judul : TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS PENANGANAN KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Di Wilayah Hukum Polres Jombang) adalah hasil karya saya, dan dalam naskah Tugas Akhir Penulisan Hukum ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir Penulisan Hukum ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 20 Januari 2015
Yang menyatakan
kepada penulis serta tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “Tinjauan yuridis
sosiologis penanganan kasus tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di
wilayah hukum Polres Jombang”.
Penulisan hukum ini membahas mengenai penanganan kasus tindak pidana
pencurian yang dilakukan oleh anak di wilayah hukum Polres Jombang khususnya
yang ditangani oleh pihak Polres Jombang. Dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
materiil maupun imateriil sehingga penulisan hukum ini dapat terselesaikan, terima
kasih penulis ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu membimbing dan tidak henti-hentinya
mendoakan penulis serta memberikan segala perhatian baik moral maupun
material.
2. Bapak Dr. Sulardi, SH.M.Si., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
UMM yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan hukum ini.
3. Ibu Catur Wido Warumi, SH, M.Si, M.Hum., selaku Pembimbing I yang
telah banyak membantu memberikan pengarahan, bimbingan, serta saran
dari awal hingga akhir penulisan hukum ini.
4. Bapak Haris Tofly, S.H, M.Hum., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan bagi tersusunnya skripsi ini hingga
selesai.
5. Bapak Dr. Sulardi, SH.M.Si dan Ibu Cekli Setya Pratiwi, SH., LL.M. selaku
penguji terimakasi atas saran dan kritikan dalam perbaikan penulisan
semoga dapat penulis amalkan dalam kehidupan masa depan penulis.
7. Kepala Kepolisian Jombang dan Kepala Satuan Reserse Kriminal yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan dorongan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya bagi penulis dalam menyusun penulisan hukum ini
baik secara moril maupun materiil.
Dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat memperbaiki semua kekurangan yang ada dalam
penulisan hukum ini. Semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Malang, November 2014
Penulis
Surya Dwi Novriyanto
Lembar Pernyataan... iv
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tindak Pidana.. ... 13
1. Pengertian Tindak Pidana ... 13
2. Macam-Macam Tindak Pidana ... 14
3. Unsur-Unsur Tindak Pidana ... 15
B. Tinjauan tentang Tindak Pidana Pencurian ... 17
1. Pengertian Pencurian ... 17
2. Unsur–unsur Pencurian ... 18
3. Jenis-jenis Pencurian ... 19
C. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Anak ... 30
1. Pengertian anak ... 30
2. Sanksi Pidana Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana ... 33
D. Tinjauan Umum tentang Pemidanaan ... 38
yang Dilakukan oleh Anak ... 67
D. Pembahasan ... 68
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran... 79
2. Lampiran 2, Surat izin penelitian dari Fakultas
3. Lampiran 3, Surat keterangan dari lokasi penelitian Tugas Akhir
Barda Nawawi Arief, 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra Aditya Bakti, Bandung
Chawasi Adami, 2006, Pelajaran Hukum Pidana I, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Djoko Prakoso. 1988. Alat Bukti Dan Kekuatan Pembuktian Dalam Proses Pidana. Yogyakarta: Liberty
Hermien Hadiati Koeswadji, 1984. Kejahatan Terhadap Nyawa, Asas-Asas, Kasus, dan. Permasalahannya, PT. Sinar Wijaya, Surabaya
Kansil dan Christine S.T.Kansil, 2004, Pokok-Pokok Hukum Pidana, cetakan ke-1, Pradnya Paramita, Jakarta
Kansil, 1986, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Cetakan ke tujuh
Lamintang dan Djisman Samosir. 1995. Delik-Delik Khusus, Tarsito, Bandung
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. (translator: Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI-Press
Moeljatno, 1998, Azas-Azas Hukum Pidana, Bina Aksara
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. remaja Rosdakarya
M.Sudrajat Bassar. Tindak-tindak pidana tertentu di dalam KUHP, Bandung: Remaja
Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1998. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung
Mulyana W. Kusumah, 1986. Kejahatan dan Penyimpangan Suatu Perspektif
Kriminologi, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta
Patroli Indosiar, 2013. Program berita tindak kejahatan yang terjadi di sekitar kita. Jam Tayang: 11:30 WIB
Soemitro Hanitijo Ronny, 1990. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta : Ghalia Indonesia
Sudarto, 1982, Pemidanaan Pidana dan Tindakan, BPHN, Jakarta
Supramono, Gatot, 2007, Hukum Acara Pengadilan Anak, Jakarta: Djambatan
Tongat, 2002. Hukum Pidana Materiil, UMM Press, Malang