RISET
UNGGULAN TERPAI}U (RUT)
TAHUN
ANGGARAN
2OO3
LAPORAN
KEMAJUAN TAHAP
T(PERTODE
r
FEBRUARr
2003
S.D.
30
MEr
2003)
PE MB E
RDAYMN
WANITADALAM
PEM BANGU NAN PE RTAN IANBERKELANJUTAN UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI
DAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA
PENELITI
UTAMA:
SlTl
SUGIAH M.MUGNIESYAH,lr.
MSLEMBAGA PENANGGUNGJAWAB
: PUSATSTUDIWANITA
LEMBAGA
PENELITIAN IPBKEMENTRIAN
RISET DAN
TEKNOLOGI
DAI\
LAPORAN KEMAJUAN
RUT
VIIT
TAHUN ANGGARAN
2OO2
TAHAP
I
1.
JUDULPENELITIAN
: Pemberdayaanwanita
dalamPembangunan Pertanian
Berkel anl utan Untuk Meningkatkan
Ekonomi dan Ketahanan Pangan Rumahtangga
2"
BiDANG
PENELITAN
: DiNAMiKA SOSiAI, EKONOMi dAN'
Budaya3. TOPIK
PENELITIAN
4
PROGRAM5.
PENELITI
UTAMA
.
NAMA
LENGKAP
.
JENISKELAMIN
.
NIP
: IPD/IPT/TEK
(GENERIK)
:
ir.
Siti
SugiahM.
Mugruesyah, MS:
Perempuan'.
t30 779 5046.
LEMBAGA
PENANGGUNGJAWAB
: Pusat StudiWanita-Lembaga Penelitian iPB
7.
TAHUN
DIMULAINYA
PENELITIAN
:
20018.
TAHUN
BERAKHIRNYA
PENELiTIAN
.. 2OA39. NOMOR
DAN
TANGGAL
SIIRAT
:
14-21/SK/RUT12A03PEF.JANJIAN
28 Januan 2oo3IO-
JUMLAH
BIAYA PENELITIAN
: Rp.288.621.000,-11.
BIAYA
YANG
DiTERiMA
DALAM
:
Rp.
95.000LAPORAN KEMAJUAN
RUT
VIIT
TAHUN ANGGARAN
2OO2
TAHAP
I
1.
JUDULPENELITIAN
: Pemberdayaanwanita
dalamPembangunan Pertanian
Berkel anj utan Untuk Meningkatkan
Ekonomi dan Ketahanan Pangan Rumahtangga
2.
BiDANG
PENELITAN
: DiNAMiKA SOSiAI, EKONOMi dAN'
Budaya3. TOPIK
PENELITIAN
4. PROGRAM
5.
PENELITI
UTAMA
o
NAMA
LENGKAP
.
JENISKELAMIN
.
NIP
: IPD/IPT/TEK
(GENERIK)
:
ir.
Siti
SugiahM. Muguesyah,
MS:
Perempuan'.
t30 779 5046.
LEMBAGA
PENANGGLINGJAWAB
: Pusat StudiWanita-Lembaga Penelitian IPB
7.
TAHUNDIMULAINYAPENELITIAN :
2OO18.
TAHUN BE,RAKHIRNYA
PENELiTIAN
.. 2OA39. NOMOR
DAN
TANGGAL
SURAT
:
14.21/SK/RUT12003PER-JANJIAN
28 Januan 2oo3IO JUMLAH
BIAYA PENELITIAN
: Rp.288.621.000,-11.
BIAYA
YANG
DITERiMA
DALAM
:
Rp.
95.00012.
TENAGA PENELITIAN
No Narna dan Keahlian
Gelar Kesarjanaan (so,sl,s2,s3) Tugas Dalam Penelitian Pria,{Manita Alokasi Wakfu
Unit Kerja
Lernbaga
1 a) Siti Sugiah M.
Mugniesyah
Sosiologi
Pedesaan dan
Ahli Gender
b)
a) Master
of
Science
S2
b)
Psneliti Utama
a)
Wanitab)
30jam/minggu
a) Pusat Studi
Wanita b) Lembaga
Penelitian IPB
2. a) Herien
Puspitawati Manajemen Sumberdaya Keluarga: b)
a) Master
of
Science S2 b) Anggota Peneliti
4
b) Wanitai5 Jam/
minggu
a) Jurusan Gizi
Masy. dan
SD
Keluarga FakultasPertarrian
IPB
b)
J.
a)
Henny WindartiPenyuluhan Pertanian dan
Komunikasi Pembangunan a) Magister Sains S2 b) Anggota Peneliti a) b) Wanita
15 jam/
minggu
a)
LembagaSD Informasi
(LSD
b) rPB
13.
TENAGA
TEKMSI
N
o
Nama dan
Keahlian Gelar Kesarjanaan (s0,s1,s2,s3) Tugas Dalam Penelitian PriarWanita Alokasi Waktu Unit Kerja Lembaga
I
a)
Rokhani, SPb)
Komunikasidan Penyuluhan Pertanian a) Sarjana Pertanian s-1 b)
b)
FasilitatorPRA
c)
Surveid)
Pendampingan kelompok
a)
Wanitab)
2A jarn/minggu
a) Pusat Studi
Wanita- LP IPB
PSW-LP
IPB b)
2 a) Fitria
Maulida M.,STP Manajemen SDM Teknologi Industri b) a) Sarjana Teknologi Pertanian s-1 b)
Pengolahan data
a)
b)
Wafta
20 jarn/
minggu
a) Pusat Studi
Wanita- LP IPB
PSW-LP IPB
b)
J a) Cecep
Santika
Budidaya Pertanian b)
a)
Agronomib)
D-3a) Penyiluhan
dan pelatihan
kelompok
usaha tani Fasilitator
dalam
Demplot
b)
a)
Pria14.
LOKAST PENELITTAN
15.
Perkembangan Penyelenggaraan PenelitianSebagaimana dikemukakan dalam Kerangka Acuan
RUT
Tahun2003,
PenelitianRUT
VIII
Tahun 2003 telah
menyelesaikan beberapa kegiatan seperti pengurusanizin
penelitian, pelaksanaan pendampingan pembentukan kelompok wanita
tani
yang berasalhdari
kelompok
UsahaKulawargi
Mandiri.
Sepertitelah dilaporkan
di
Desa
Caringin dibentuk 2 "kelompok"
{.lKM,
masing-masing
beranggotakan 29 anggotayang
terbagihabis ke dalam 3 Kelompok Rembug Pusat, yaitu Rembug Pusat Berkah, Amanah, Waiuya
Kelompok
tersebutkini
memasuki masa perguliran TahunKe-2,
pada kelompok rembugpusat ini
jumlah
kredit sudah meningkat dari Rp. 250 000,- per anggota (pada tahun 2002)menjadi
Rp.
300 000,- per
anggota (tahun2003).
Kelompok hasil
difusi
UKM
adalahkelompok
UKM
yangterdiri
dai
2 kelompok Rembug Pusat,Kelompok
UKM
Sejahteradan
Walagri, total
anggotanya sebanyak 16 orangdan
menerimakredit
sebesarRp.
250000,-.
peranggota.
Adapun di desa Desa Kemang, KabupatenCianjw,
terdapatUKM
yang
terdiri
atas2l
orang anggota , dandi
Desa Cisarua KabupatenSukabumi terdiri
atas15 orang yang
juga
menerima kredit bergulir sebesar Rp. 250000
peranggota.
Dengandemikian, semua partisipan
di
tiga desa kasus seluruhnya sebanyak 83 orang, danjumlah
dana
yang
dialokasikan sebesarRp. 21.
700000 (Dua puluh
satujuta tujuh
raftrsribu
rupiah). Dengan perkataan lain, dana yang dialokasikan melebihi pagu yang diusuikan.
Sebagaimana pengalaman tahun lalu, dalam perjalanannya selalu ada anggotayang
tidak
dapat
membayartepat
walctu.
Terdapat beberapa alasanyang
menyebabkanterjadinya
nya,
diantaranya kemarau panjang menyebabkanhasil
usahatanitidak terlalu
produktif,
kenaikan harga-harga , terutama karena kenaikan bahan bakardan listrik
sertakeperluan sekolah dan biaya sakit anggota
keluarga.
Namundemikian,
tanggung-jawabanggota sudah sedemikian
tinggr,
sehingga tunggakan tersebut biasanyadibayar
dobelatau lebih tergantung tunggakkannya.
Dalam
penyelengg araandemplot
terdapat hambatan.
Musim
kemarau
yangpanjang, menyebabkan ketersedraan air
di
masing-masing usahatani anggotaUKM
yangjuga
calon embrio
kelompok wanitatani
mengalamipenurunan. Demikian pula
halnyadengan
kondisi untuk
lahan demplot.
Di
sampingitu,
karena dana yang tersedia padatahun
lalu
yang dialokasikan kepada peartisipan Usaha KulawargiMandiri
melebihi paguyang telah ditetapkan rnaka demplot akan dimulai pada musim tanam berikutnya.
NO. LokasilLaboratorium Alamat Pemilik/Pengelola
Kampung Beber dan
Cikupa
Desa Kemang Kec. Bojong
Picung Kab. Cianjur
-
JawaBarat
Tim
Peneliti danmasyarakat kecil
2. Kampung Cisarua Desa Cisarua Kec. Sukaraja
Kab. Sukabumi
-
Jawa BaratTim
Peneliti danmasvarakat kecil
n
)-
Kampung Curug Dendeng dan SelawiDesa Caringin Kec. Caringin
Kab. Bosor
-
Jawa BaratTim
Peneliti danPada tahun
terakhir
ini
peneliti
memperdalam temuan-temuan dengan penelitianlebih lanjut, khususnya
untuk menguji
beberapa fenomena yang berhubungan denganmasalah ketahanan pangan
dan
pertanian berkelanjutan yang berperpektif gender.16.
Hasil
Tim
peneliti
tengah menulis beberapaartikel
untuk diseminarkandi
lingkungan PSWIPB pada tahun
ini
dan kemudian setelah memperoleh masukkan dari pakar diharapkanakan diperbaiki dan dimuat dalam
jurnal
ilmiah pada tingkat nasional.Adapun
judul-judul
yang tengah dalam
proses pengolahan
dan
penulisan
danrencananya akan diseminarkan dalam Seminar PSW IPB sebagai
berikut
.L.
Ceramah
denganMakalah
:Catatan
.
Setelah seminar diharapkan tulisandi
atas akan diajukan kejurnal
nasional.L7.
Lain-lain
:Studi
ini
direncanakan dapat menghasilkanbuku
yang memuat
keseluruhanaspek yang berkenaan dengan penerapan pendektan
metodologi studi
genderdalam pembangunan pertanian berkelanjutan, sehingga pada tahun
ini
penelitiakan
iebih
mengembangkanstudi
untuk
memperdalam
aspek-aspek yangdiperlukan untuk mendukung hal tersebut .
No.
.Iudul
Makalah
PenvelenggaraKeterangan
Lemtrasa
Tanssal
Temnat
I
2
3
Relasi
Gender
dan
AksesTerhadap
Lahan
(KasusRumahtangga
Petani
LahanKering
di
Tiga Desa Kasusdi
Jawa Barat)
Pemberdayaan
KeluargaPetani
Melalui
PeningkatanAkses
Perempuan
TerhadapSkim Kredit Bergulir
UsahaKulawargi
Mandiri
(UKM)
Hubungan antara
Karakteristik
Kader
PKK
Dengan
Perilaku
DalamManajemen
SumberdayaKeluarga
PSW
PSW
PSW
Minggu
ke4
Juni2403
Minggu
ke-4 Juni
2003
Minggu
ke4
Juni 2003PSW IPB
PSW IPB
PSW IPB
Terlampir
Terlampir
Dalam
18.
Pertanggungiawaban Keuangan
:
Terlampir
Bogor,
L0Juni 2fi)3
Peneliti
Utama
W
Lampiran
1.
Rekapitulasi Pertanggungjawaban Keuangan RUTPERTANGGI]NGJAWABAN KEUANGAN RUT
TAHAP
:
I
(Satu)
LEMBAR
A: REKAPITULASI
PE,RTANGGUNGJAWABAN
JENIS
PENGELUARAN
PAGU
DALAM
KERANGKA
ACUAN
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
SISA
DANA
RP S/d Tahap
Lalu (Rp) Tahap
Ini
(Rp)S/d Tahap
Ini
(Rp)
.
Gaji
dan UpahRp
43.860.000Rp
12.240.000Rp
12.240.000Rp
31.620.000. Bahan
Rp
8.170.000Rp
1.T12.250Rp
T.172.250Rp
6.997.7s0, Perjalanan
Rp
37.970.040Rp
11 .422.000Rp
11 .422.000Rp
26.548.000,
Lain-lain
Rp
5.000.000R.p
1.405.000Rp
1.405.000Rp
3.445.000fumlah
Rp
95.000.000Rp
26.239.250Rp
26.239.250Rp
68.760.750Jumlah
yangditerima
tahapini
Rp
28.500.000Iumlah
yangdipertanggungiawabkan tahap
ini
Rp
26.239.2s0Iumlah
yangbelum dipertanggungiawabkan
Rp
2.260.750Bogor, 10 Juni 2003
Peneliti Utama
Lampiran
2.
Rincian Pertanggungjawaban Keuangan RUTRINCIAN PERTANGGUI{GJAWABAN KEUANGAN RUT
TAHAP
:
I
(Satu)
LE,MBAR
B
:RINCIAN
PERTANGGUNGJAWABANNo. JENIS PENGELUARAN DAN
PENERIMA
TANGGAL PENGELUARA\
No. Bukti
PENGE.LUARAN JUMLAH (RP)
I Gaii dan Uoah
Rn
12.240.000. a/n Siti Sueiah M. Mugniesyah 04 Juni 2003. Kwitansi No. 34
Ro
3.960.000a./n Herien Puspitawatr 04 Juni 2003 Kwitansi No.
35
'l
Rp
1.980.000a./n Henny Windarti 04 Juni 2003 ' Kwtansi No.
36
"/
Rp
1.980.000a/n Rokhani 04 Juni 2003 ' Kwtansi No.
37
v
Ro
1.440.000, a/n Fitria Maulida 04 Juni 2003 Kwitansi No. 38 V
Rp
1.440.000,a./n Ceceo Santika 04 Juni 2003 Kwitansi No.
39
\i
Rp
1.440.0001 Bahan
Rr
1.1,72.2,50Bahan Habis Pakai
' a/n Toko Adiiava 17 Februari 2003 Kwitansi No.
1A
qRn
546.250, a./n Toko Adiiaya 05 Juni 2003 Kwitansi No.
40 \/
Rn
626.0003. Perialanan (ner diem Penelitian
Rn
11.422.000a) Per Diem
, a/n Siti Sugiah M. Mugniesyah 17102;10/03;
7/04-2003
Rp
2.970.000, a/n Herien Puspitawati 17102;10/03;
7104-2003 Kwitansi No.
3,
14,24{
Rp
1.6s0.000,a/n Henny Windarti 17102;10/03;7t04-2003 Kwitansi No.
4,
15-25{
Rp
1.650.000. a/n Rokhani t7102; 10103;
7104-2003 Kwitansi No. 5, 16, 26
\J
Rp
990.000. a/n Fitria Maulida 17102;10/03;7104-2003 KwitansiNo.6,
17,27 v
Rp
990.000aln Cecep Santika 17102 7t04-204310/03; Kwitansi No. 7,
18,28
\zRp
990.000b) fransportasi
, a/n Siti Sueiah M. Mueniesvah
17102; 10/03;
7104-2003 Kwitansi No.
l.
13,23,/
Ro
291.000a/n Herien Puspitawati
17102; 10/03;
7t04-2043 Kwitansi No. 3. 14-24
v
Rp
297.000. a/n Hennv Windarti
17102; 10/03;
7t04-2003 r.witansi No.
l.
15.25
\i
Rp
297 400. a/n Rokhani
t7t02,10/03:
7 t04-2003
Rp
297.000i. aln Fitria Maulida
17102;10/03;
7 t04-2003 KwitansiNo.6.
17,27
V
Rp
297.000I
]. a/r, Ce"ep Sa:rtika
17102:10/03:
Larnpiran
2.
Rincian Pertanggungiawaban Keuangan RUT (lanjutan)RINCIAN PERTANGGUNGJAWABAN
KB
UAI\GAN RUT
TAHAP
:
t
(Satu)
LEMBAR B
:RINCIAN
PE.RTANGGLINGJAWABANBogor, 10 Juni 2003
':
;.(Dr.
Ir. Aunuddin. MSp.)
MP
130354141
i
-'t-''..
NiP
130 779 504rIo. JENIS PENGELUARAN DAN
PENERIMA
TANGGAL
PENGELUARAN
No. Bukti
PENGELUARAN JUMLAH (RP)
c) Pensurusan Izin
Per Diem
,a/n Siti Sueiah M. Mugniesyah 22
Apil2003
KwitansiNo.29
\/
Ro
300.000Iransportasi
. a/n Siti Sueiah M. Musriesyah 22
Aoil2003
Kwitansi No.29
N
Rp
100.0004.
Lain-lain
Ro
1.405.000a) Administrasi
a/n Sri Arbani 17102; 5/05-20035103,3104;Kwitansi No78, 12,22,I
)J \/
Rp
400.000b) Publikasi
l.
Pens.eandaan Kerangka Acuan, a/n Triiava Photocopy 09 Juni 2003 (witansi No.
18
..Ro
13-5002. Penggandaan Laporan Kemaiuan
.
alnTiiavaPhotocopv 09 Juni 2003 KwitansiNo.41
V
Rp
54.000, alnTiiavaPhotocopy 09 Juni 2003 Kwitansi No. 42
Ro
37.500c) Soerasional FGD,Pertemuan
altIr.a (Desa Caringin, Bogor) 201A2;20103; dan
24t04 - 2A03 Kwitansi No.
9,
t9,30'/
Rp
300.000a/n Etry (Desa Kemang, Cianjur
2l/02;2IlA3;
dan25t04 - 2004 Kwitansi No. 10, 20, 31
\
Rp
300.000.
alnYayah (Desa CisaruaSukabumi)
21102;2t103, dan
2s/04 - 200s Kwitansi No- 11,
2I,32\
Rp
300.000Lampiran
3"
Artikel
"Relasi Gender dan Akses Terhadap Lahan"RELASI GENI}BR
DAN AKSES
TBRHADAP
LAHAN
(Kasus
Rumahtangga
Petani Lahan Kering
Di
Tiga
Desa Kasus
Di
Jawa
Barat)
Oleh:
Siti
SugiahM.Mugniesyah, Herien Puspitawati
danllenny Windarti
ABSTRAK
Relasi
genderdalam kehidupan
anggota
rumahtangga
petani lahan
kering
padamasyarakat Sunda
di
Jawa Barat berbasis pada sistim kekerabatanbileniat.
Dalam sistimkekerabatan
bilerual
tersebut
masyarakat petani lahan keringdi
tiga
desa kasusdi
JawaBarat
menjunjungtinggi
sistimnilai
sanok atau anakyang
mendudukkan posisi anaklaki-laki
dan anak perempuan samadi
hadapan orang tua, oleh karenanya mereka mempunyaihal-hak yang sama
atas
aset yangdimiliki
orangtua, termasuk lahan usahatanibaik
sawahmaupun lahan
kering,
Namundemikian, kondisi
sumberdaya alam atau ekosistem, sertamasuknya ekonomi kapitalis
turut
mewarnai relasi gender dan akses perempuan terhadaplahan.
Relasi gender yang berbasiskeadilan
gender membawa pada kesetaraan genderdalam
akses terhadaplahan,
itu
sebabnyaselian
akses terhadapwarisan
dan
hibah,perempuan pada rumahtangga petani
juga
akses pada lahan melalui tepung kaya atau hartagono gini.
Kata Kunci
:
Reiasi gender, bilenial, keadilan gender, nilai sanak, kesetaraan genderPendahuluan
Latar
BelakangStudi mengenai relasi gender dan akses terhadap lahan secara umum belum banyak
dilakukan.
Hal
ini
dimungkinkan karena beberapa hal,terutama
karena selamaini
studimengenai
perilaku ekonomi
masyarakat
petani,
termasuk
dalam
Sensus Pertanian,menggunakan
unit
analisis
rumahtangga,karena
asumsibahwa ekonomi
rumahtanggapetani
itu
berbasrskeluarga/rumahtangga.
Selain
itu,
dalam konteks budaya
petani,dijumpai masih kuatnya
ideologi
gender yang mempengaruhi anggapanbahwa
secara deyure
kepala rumahtanggapetani
adalahlaki-laki,
dan
dianggap sebagaipemilik
danpengelola
utama aset produksi pertlnian,
sementaraperempuan dianggap
berstatusdibayar. Itu
sebabnyadalam
kebanyakanstudi
tentang masyarakatpetani,
termasuksosiologi
agrariaseperti yang dilakukan para peneliti -antaralain
White danWiradi
( 1989)dan Tjondronegoro (1984), representasi petani perempuan dalam konteks akses terhadap
lahan
belum
banyak
ditemukan.
Demikian pula halnya, studi-studiwanita
atau genderdalam
rumahtanggapetani
,
baik
itu di
tingkat
mikro
maupunmakro,
belum
banyakmenyentuh mengenai relasi gender dan hubungannya dengan akses terhadap lahan.
Keluarga atau rumahtailgga adalah
unit terkecil dari
masyarakat yangterdiri
darilaki-laki
dan perempuan, sehingga perilaku rumahtangga petani,
yang terepresentasikandalam relasi
perempuan
dan laki-laki,
sangat dipengaruhi
konteks budaya
dimanakeluarga/rumahtangga
tersebut
menjadi
anggotanya.Dalam
kaitannya
dengan
aksesterhadap lahan, sistem kekerabatan yang berhubungan dengan pola pewansan sumberdaya,
khususnya
lahan
pertanian
turut
menentukan. Dalam
konteks
sistim
pewarisanKoentjaraningrat (1958)
mengemukakan adanya3
sistim
kekerabatan,yaitu
patrilineal,matrilineal
danbilenial.
Pada patrilineal, sistim pewarisanmengikuti
garis keturunanlaki-laki,
sebaliknya pada matrilineal. Adapun pada sistimbilenial,
sistim pewarisan mengikutigaris
laki-laki
dan perempuan.Dalam
konteks sistem kekerabatanbilenial,
khususnya pada masyarakat Sundadi
Jawa Barat, sebagaimana dikemukakan oleh Soepomo (1982), perempuan
(isteri)
danlaki-laki
(suami) mempunyaihak
yang sama dalam perkawinan,baik itu
terhadap anak-anakmereka maupun harta
rnereka.
Namundemikian-
studi tersebut mengemukakankasus-kasus
di
depan pengadilan pada masakolonial.
Di
pihak lain, Ekadjati (1993) menyatakanbahwa
sistem pewarisan masyarakat Sunda, dilandasi suatusistim
nilai
melalui
konsepyang
dikenal
sebagai
"lalaki
nanggung-awewenyuhun" atau
laki-laki
memikul,perempuan membawa beban
di
kepalanya.Makna
sistimnilai
ini
adalah bahwalaki-laki
membawa sesuatuibeban
-
karena beratnya-- di bahunya , sementata perempuanMembawa
sesuatu/beban-karena
ringannya-di
ataskepalanya.
Konsep
ini
menurutEkadjati
membawa kepadahak
laki-laki
untuk
memperoleh warisan harta sebanyak duakali
lipat
dibandingperempuan. Hal
terakhir
ini
terutama berhubungan dengan sistimpewarisan
menurut Islam,
diperempuan.
Studi terdahulu tentang akses perempuan terhadap lahan pada
sistim
kekerabatanbilenial
belum
banyakdilakukan, terlebih
pada masyarakatpetani lahan
kering.
StudiHard.iono (1937) dilakukan pada salah satu desa dengan
sistim irigasi
teknis yangbaik
--komunitas padi
sawah-,
di
Bandung, JawaBarat.
Sehubungan denganitu,
penelitianini
dimaksudkan
untuk
memperoleh gambaran mengenai
akses
perempuan
dalamrumahtangga petani lahan kering dalam kondisi dewasa
ini,
untuk memperoleh pengertianterhadap
relasi
gender dalam konteks akses terhadap lahanpertanian
sertafakor-faktor
yang berhubungan dengannya.
Metodologi
Kerctngka Konseptual
Teknik
analisis
gerrder diartikan
sebagaipengujian
secara sistematis terhadapperanan-peranan, hubungan-hubungan dan proses-proses
yang
memusatkan perhatiannyapada ketidakseimbangan kekuasaan, kesejahteraan dan beban
kerja
antarapria
dan wanitadi
semua
masyarakat.
Salah
satu
aspek penting
dalam
analisis gender
adalahmengidentifrkasi ada tidaknya kesenjangan gender, adalah
faktor
akses, yang digunakanuntuk
menganalisis sejauhmana
perempuan danlaki-laki
memperoleh akses yang samaterhadap sumber-sumber daya, termasuk lahan. Konsep akses oleh Moser (1993) diartikan
sebagai suatu peluang
untuk
menggunakan sumberdaya,sementara
menurttt
Agarwal(i994),
konsep
akses
bisa
berhubungan dengan
sistim
kepemilikan
dan
cara-carapenguasaan
lainnya
(sewa, garap)yang
diakui masyarakatnya.
Akses
terhadap lahantersebut diduga berhubungan dengan
nilai-nilai
keadilan
genderdan
kesetaraan gender yang ada dalam rnasyarakatpetani.
Keadilan
gender {genderequity) diartikan
sebagaikeadilan perlakuan
bagi
taki-laki
dan perempuan berdasar pada kebutuhan-kebutuhanmereka, mencakup perlakuan setara atau perlakuan yang berbeda akan tetapi dalam
koridor
pertimbangan kesamaan dalam hak-halq kewajiban, kesempatan-kesempatan dan manfaat.
Adapun kesetaraan gender (gender equatityt) adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa
laki-iaki dan
perempuan keduanya
memiliki
kebebasan
untuk
mengembangkankemampuan personal
mereka dan
membuatpilihan-pilihan
tanpa
pembatasan olehseperangkat stereotipi, prasangka dan pbranan gender yang kaku (ILO,2000).
Dimensi gender
dan
akses terhadap lahan
juga
rnenggambarkan interaksisumberdaya manusia dengan
lingkungan
alamnya.
Dalam kaitan
itu,
Rambo
(1993)mengemukakan pendekatan
ekologi
manusia,yang
di
dalamnya
menjelaskan adanyainteraksi antara manusia dengan ekosistemnya. Secara umum ekosistem juga berhubungan
dengan perilaku interaksi manusia dalam beragam konteks kehidupan, sehingga diduga ada
keragaman perilaku karena ekosistem yang berbeda, dan bersifat dinamis.
I' endekatan di Lapangan.
Studi
ini
dilakukandi
3
(tiga)
desa kasusdi
Jawa Barat,yaitu
Desa
Kemang,Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten
Cianjur, Desa
Cisarua, Kecamatan
Sukaraja,Kabupaten
Sukabumi
dan
Desa
Caringin,
KecamatanCaringin,
Kabupaten Bogor.pemilihan lokasi
ditentukan secarapurposif
atas pertimbangan bahwa desa-desa tersebutmewakili
desa-desa lahan kering dengan kondisi ekosistem yangberbeda.
Desa Caringinmewakili
desa lahankering
yangrelatif
rendatr,yakni
sekitar
300
-
400
meterdi
ataspermukaan
laut;
Desa Kemang
ada pada ketinggiansekitar
500-
700 meter
di
ataspermukaan
laut,
sementaraDesa
Cisarua berada sekitar
800
-
1200 meter
di
ataspermukaan laut.
Data yang
digunakan adalah
data
primer
yang
dik-umpulkanmelalui
sensusrumahtangga atau pencacahan
lengkap
dan diskusi kelompok terarah. Sensus dilakukandi
kampung
terpilih di
masing-masing desa kasus yang menurut informanlokal
representatifmasyarakat
petani
lahan
kering
di
desa
kasus.
Sensuskecil
tersebut
berturut-turutmencakup
165 rumahtangga.di
Desa Kemang,Cianjur,
174 rumahtanggadi
Desa Cisarua,Sukaburni
dan
116
rumahtanggadi
Desa Caringin,
KabupatenBogor.
Penelitian
ini
dilaksanakan sebagai bagian
dari
penelitianRiset
Unggulan Terpadu(RUT
VIII)
Tahun2001.
Adapun
pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan programMicro
Excel
disertai analisis
deskriptif
mengacupada konsep
dan
pendekatan yangdigunakan dalam kerangka pemikiran.
Hasil
Penelitian
Kondisi Lahan di Tiga
Desa KasusDesa Kemang
merupakansalah
satu
desadi
KecamatanBojongpicung
yangtergolong desa lahan kering.
Dari
wilayah desaini
yang seluas2
529 Ha, sekitar 1040 Hadiantaranya atau seluas
43
persen terdiri
atas ahan hutanmiiik
PerumPerhutani
yangletaknya
mengelilingi
desa"
Lahan Perhutani tersebutterdiri
atas 135Ha
lahan HutanKonservasi dan sisanya lahan
produksi.
Lahan yangdimiliki
penduduk seluas 963Ha,
terdiri
atas 87,8Ha
lahan sawahberirigasi
sangat sederhana dan 878,6Ha
lahan keringyang disebut masyarakat desa Kemang sebagai
"pasir"'
Berbeda
dari
dua
desa
lainnya,
Desa
Cisarua
dikenal
merupakan tipikal
masyarakat
perkebunan.
Dari
wilayah Desa Cisarua yangseluas767,448Ha,
sekitar307 Haadalah lahan kenng
milik
masyarakat desa yang menjadi area tanamanhortikultur,
45,
6
Ha lahan perkebunanteh
rakyat dan hanya sekitar 30 ha sawah beririgasi setengahteknis.
Terdapatsekitar
127,692 Ha merupakan lahan perkebunanteh
milik
negara atauPTP
Goal Para.Adapun luas desa Desa Caringin, setelah mengalami pemekaran, dewasa
ini
hanyaseluas 136
Ha.
Sebagian besarwilayah
Desa Caringin sudah menjadi pemukiman padat(41,2
persen)dan lahan guntai, dalam
arti
dimiliki/dikuasai oleh
pendudukluar
desa,termasuk Jakarta
baik untuk
pemilikan
perorangan, perusahaan, yayasandan
lainnya'Dewasa
ini,
terdapat sekitar 29,4persen
sawah beririgasi setengah teknis, namun karenamenuflrnnya ketersediaan pengairan
bagi
lahan sawah mereka, antaralain
karena irigasisederhana berada
di
lokasi lahan guntai, menjadikan sebagian besar iahan sawah penduduktelah beralih fungsi menjadi kebun yang ditanami
tanamanhortikultur
(menjadi
lahandarat).
Dengandemikian,
berdasarkondisi
sumberdayaalamnya,
Desa Kemang yangrelatif terisolir
itu
menunjukkan potensi yang tertinggt dalamhal
sumberdaya alam yangmenjadi bagian penting dalam kehidupan petani lahan kenng'
Kondisi
EkosistemEkosistem lingkungan
di
Desa Kemang
Kabupaten
Cianjur dicirikan
olehsumberdaya alam lahan kering
(istilah
setempat disebutpasir)
dimana masyarakat petanimembudidayakan lahan dengan mengikuti pola
suksesi
lahan denganpola
berupa siklus"rarahan-huma-
jami-reumu
ngora-reumo kolot-kebon
campuran-talun"
atau
sistemagroforestry, mericakup usahatani padi huma, pisang daun -pohon pisang batu atau pisang
manggala
,istilah
lokal-,
pisang buah, buah-buah,dan pohon kayu-kayuan seperti albasia(sengon atau
jenglen) danjati di
Desa Sukaraja, KabupatenSukabumi komoditi
utamayang
dibudidayakan petani
pada usahatanilahan
kering
terutama tanamanhortikultur
dataran
tinggi
berupa tomat, kubis, sampo atau sawi putih, buncir, pakcoy,
daun bawang,dan cabe merah, serta stoberi
(strnwberry).
Adapundi
DesaCaringin,
Kabupaten Bogor,dominan
komoditi hortikultura
dataranrendah seperti
sayur-sayurankacang
panjang,caisim (sawi hijau), oyong atau gambas, paria, pepaya, bengkuang dan pisang buah.
Selain keragaman
komoditi
pertanian yang diusahakan rumahtanggapetani,
ketigadesa kasus
juga
merepresentasikan karakteristik masyarakat yang berbeda, terutama dalamhubungannya dengan
lokasi desa.
Masyarakatdi
Desa Kemang, Kabupaten
Cianjur, karenaletak
desanya sangatterisolir
dan kondisi
jalan sulit di
jangkau,
menyebabkanmobilitas sehari-hari
penduduk menunjukkan terendah dibanding dua desa kasus lainnya,sementara Desa Sukaraja, Kabupaten Sukabumi karena terletak di daerah Perkebunan Goal
Para, masy arakatnya diwarnai oleh masyarakat perkebunan yang
mobilitas
penduduknyarelatif
tidak
sedinamis
masyarakat Desa Caringin, KabupatenBogor
yang mobilitasnya tertinggi dibanding dua desa lainnya.Nilai
Keadilan Gender
dan
Alokasi
Lahan Dalam
Rumahtangga Petani
Lahan
Kering
Akses
terhadaplahan
usahatani, khususnyakepemilikan
sawahdan atau
lahankering di kalangan anggota rumahtangga petani umumnya diperoleh mereka melalui sistem
hibah,
pewarisandan
membeli
setelahmereka
menikah.
Namun
demikian,
menurutpenuturan responden, terdapat perbedaan antara responden yang sudah
tua
dengan yanglebih
muda-
Mayoritas
respondenyang lebih tua
umumnya memperoleh lahan
dariorangtua mereka rnelalui sistem pewarisan
dan
membeli sendiri setelah mereka menikah,sementara yang
lebih
muda memperolehnya melalui sistim hibah(bagi
yang orangtuanyamampu) dan membeli setelah
menikah.
Dengandemikian
kepemilikan
lahan usahataniumumnya dapat dikategorikan ke dalam
milik
isteri atau suami danmilik
bersamasuami-isteri atau yang dikenal dengan tepung kaya atauharta gono-gini.
Terdapat
perbedaansistim
nilai
keadilan gender
dalam
hubungannya denganalokasi lahan dalam
rumahtanggapetani
lahankering
di
tiga
desa kasus dibandingkandengan pendapat
Ekadjati.
Seperti diketahui semwr rumahtangga petanidi
masing-masingdesa kasus
bersukubangsaSunda
dan
beragamaIslam. Namun
demikian,
sesuaipengakuan responden,
secara
umum
penerapan
sistim alokasi lahan
dalamkeluarga/rumahtangga mereka, baik sistim itu melalui hibah maupun pewarisan, mayoritas
tidak menerapkan sistim hukum pewarisan atau hibah menurut Islam.
Hal
ini
dimungkinkan
karena mereka menjunjungtinggi
nilai
keadilan
genderdalam sistim pewarisan yang mereka sebut dengan
nilai
sanakatau anak.
Menurut sistimnilai
ini,
baik
anaklaki-laki
maupun anak perempuan, keduanya sama-sama anak dari orangtua (pasangan suami-isteri),oleh
karenanya status mereka samadi
mata
orangtua,sehingga orangtua
tidak
perlu
membeda-bedakan pemberianlahan
terhadap anak-anaklaki-laki
maupun
perempuan.
"Kanyaah
sepuhka
putra
istri
sareng pameget
sami,kumargi
sami-samianek"
(Kasih
sayang oranglua kepada anaklaki-laki
dan perempuansamq karena sama-sama
anak).
Yang cukup unik adalah bahrvadi
DesaKemang,
khususoleh
warga yang dikenal masyarakat sebagai tergolong taat melaksanakan syariat Isiam,maka ditempuh dua
tahap; pertamatahap
dimana pewarisandilakukan
dengan sistimFaro'id, yakni
melaksanakan hukum Islam, namun kemudiandiikuti
dengan tahap kedua,dimana anak
laki-laki
mengikrarkan kesepakatan untuk mengalokasikan lahan yang sudahditerimanya
itu
kepada saudara perempuannya (kakakdan
atau adiknya), sehingga bagianmereka sama iuasnya atau
hampir
samaluas,
sehingga
ada kecenderungan kesetaraan gender dalam hal alokasi lahan.Dengan
demikian,
ditemukan
beberapavariasi
opsi sistim
hrbah
dan
sistimpewarisan, diantaranya
:
(1)
anaklaki-laki
dan
anak perempuanmenerima hibah
ataumervarisi sawah dan atau lahan
kering
dengan luasan yang sama ataunilai
rupiah
yangsama,
(2)
anak
laki-laki
dan anak
perempuan menerima warisandan
atauhibah
lahan dalam luasan yang sama dimana bagianlaki-laki
sedikit lebih
tinggi
kelas lahannya, (3)anak perempuan menerima warisan dan atau hibah lahan dalam luasan yang
lebih
rendahsedikit
namun
lokasinyadekat
ke
pemukiman
mereka. Hal
yang
terakhir
ini
banyakdrlumpai di Desa Kemang, Cianjur.
Kondisi
tersebut.di
atas
juga
berhubrurgandengan adanya
perubahan sosialkhususnya
dalam
hal
nilai
anak
di
kalanganorangtua.
Menurut
responden, dahulu orangtuatebih
mengandalkananak
laki-lakinya
sebagaitempat
untuk
menitipkan
diri
setelah mereka
tua
dantidak
mampu memperoleh pendapatan sendiri, sementara dewasaini
penilaian orangtua terhadap kesediaan anaklaki-laki
untuk bertanggung-jawab padaorangtua sudah memudar. Pertama, karena sebagian besar responden mengakui bahwa
anak
laki-laki
merekajuga
direpotkan dengan kebutuhan keluarganya masing-masing dankedua adalah bahwa isteri mereka kadang cukup dominan, sehingga menjadikan anak
laki-laki
mereka kurang bertanggung-jawab mengurusorangtua.
Sebaliknya, mereka menilai bahwa anak perempuanjauh
lebih
bisa diandalkan, katena hubungan mereka dekat sertaanak perempuan mereka yang mempunyai akses pada
pekerjaan
memungkinkan merekasecara bebas membantu
oranglua, tanpa
tergantungsuami.
Sebagaicontoh,
di
DesaKemang didapati responden yang anak perempuannya, baik lajang maupun sudah menikah
bekerja selaku
TKI
Migran
di
daerahTimur
Tengah,yang
membantu keuangan bukanhanya orangtua
juga
saudaralaki-laki
mereka.Distribusi
Kepemilikan
Lahan
pada
Tabel 1
disajikan
datatotal
lahanyang
dimiliki
rumahtanggapetani
lahankering di tiga desa kasus. Berdasar
Tabei
1, diketahui bahwa dari 3 desa kasus,total
lahansawah dan lahan
kering yang
dimiliki
rumahtanggadi
duakampung
di
Desa Kemangmenunjukkan
jumlah tertinggi,
sekrtarhampir
3,5kali lipat
dibanding rumahtangga yangdisensus
di
Desa Cisarua Kabupaten Sukabumi dan hampirlebih
dan 20kali
lipatnya luaslahan
total
,vangdimiliki
rumahtangga petanrdi
DesaCaringin.
Dibandingkan luas lahansawah
dan lahan kering
di
masing-masing desa kasus,
lahan
sarvahyang
dikuasairumahtangga petani
di
dua kampungdi
Desa Kemangmemiiiki
lahansawah
14,1 Ha atau16 persen
dari
total
sawah pendudukdi
desa, sementarauntuk
lahankering sekitar
8,8persen
total
lahan kering yang ada.
Di
desaCaringin
total
sawahmilik di
desa tercatatseluas
40
Ha,
dengandemikian yang
dimiliki
rumahtanggayang
disensus
sekitar
6persen
saja, sementarauntuk
lahankering sekitar
17persen.
Adapundi
Desa Cisarua,kondisinya
lebihtinggi
dibandingdi
Desa Caringin, khususnya untuk lahan sawah sekitar15 persen
dari
total
sawah desa,sebaliknya
untuk
lahankering
lebih
rendahsekitar
7persen saja. Perbedaan tersebut selain karena perbedaan
jumlah
rumahtanggadi
masing-masing desa kasus, juga karena berhubungan dengan ekosistem di tiga desa kasus tersebut.
Tabel
1.
Total
Lahan Yangdimiliki
Rumahtangga Petani Lahan Keringdi
TigaDesa Kasus di Jarva Barat, Menurut Jenis Lahan , Desa dan Kategori
da L-tar
Seperti diketahui, Desa Kemang
letaknyayatgterisolir,
kondisi lahan yangrelatif
berbukit-bukit serta buruknya
prasaranajalan
menuju desa
menjadikan
rendahnyapermintaan atas lahan
dari
orangiuar
desa. Kebalikannyadi
dua desa lainnya, terlebihdi
Caringin,
Bogor.
Dari
diskusi kelompok terarah, mereka mengakui bahwa sebagian besarlahan usahatani mereka telah berpindahtangan
dari
tangan oranglua mereka atau merekasendiri
karenadijual
kepada perorangan dan atau sebuah yayasan(YK)
yang
waktu itu
milik
saiah seorangmenteri
Era
Orde
Baru.
Menurut
penuturan tnereka, mereka relarnenjuai
rvaku itu
karenadiinformasikan
bahwa nantinya lahan yang merekabeii
akanmenjadi pusat pelatihan pertanian yang akan mereka
nilanati
dan akan menyerap tenagakerja
lokal.
Pada hal, kemudianhal
itu
dringkari olehyayasan.
Adapundi
Desa Cisarua,menurut penuturan mereka,
kondisi
lahan yang subur dan datarantinggi
memungkinkan Pemrltk'I'ahun 20UI (dalam heJenis Lahan
Suami Isteri Suami
&
Isteri TotalDesa Caringiq Kabupaten Bogor
N:
116 rumahtanggaSawah* 0.812 0-315 1.395 2 522
Lahan Kerins 0,390 0,017 1.3 10 1.717
Sawah dan Lahan Kering 1,202 0.332 2.705 4,239
Desa Cisarua-, Kabupaten Sukabumi
(N:
174 rumahtangga)Sawah 0 940 r_290
) )q)
4.522Lahan Kerine 2.098 0.214 t9.073 21.38s
Sawah dan Lahan
Kffine
3.038 1.504 21.365 25.907Desa Kemang, Kabupaten Cianjur
[N:
165 rumahtangga)Sawah
28
2.9 8,4 14,lLahan Kerine 23.1 Ls.2 38.8 77.1
Sawah dan Lahan Kerine 2s.9 18.1 47.2 9t.2
*)
Sebagian besar menjadi lahan kering, akrena tidak ada sistim pengairan yang cukup [image:19.612.85.535.220.487.2]investor luar
desamasuk untuk
mengembangkanindustri
pertanian hortikultura,
baiksayuran
,
starwberry maupun bungapotong.
ltu
sebabnya, peralihan lahanke
investorcukup
tinggi.
Diakui,
bahwa seperti halnyadi
Caringin, pejabatdi
zaman Orde Baru pulayang menguasai lahan
cukup
luas.Distritrusi
PolaKepemilikan
danRata-rata Pemilikan Lahan
Secara umum
di
tiga desa kasus, proporsi rumahtangga petani yangtidak
berlahan3auh lebih
tinggi
ketimbang yangmemiliki
lahanusahatani.
Sementaraitu, di
semua desakasus kecenderungannya menunjukkan bahwa proporsi rumahtangga y?ng
tidak
berlahanpada
kategori
lahan yangdimiliki
suamilebih
tinggi
dibanding yangdimiliki
isteri
saja,kecuali
di
desaCaringin.
Sementara persentase rumahtangga yangmemiliki
lahangono-gini
lebih
tinggi
dibanding yangdimiliki
isteri
atau suamisaja.
Dengan perkataan lain, diantara mereka yang berlahan, aksesmelalui
gono-ginijauh
lebih
tinggi
ketimbang dua iainnya.Namun demikian, dengan membanding 3 desa kasus terdapat keragaman daiam hal
pola
kepemilikan
lahanmenurut
relasi
gender.
PadaLampiran 1
dapatdilihat
bahwasecara umum atau
mayoritas
kepemilikan lahan pada rumahtangga petanibaik
itu
untuklahan sawah maupun lahan kering adalah lahan tepung kaya atau gono-gini. Namun dalam
hal yang
dimiliki
masing-masing suami atau isteri menunjukkan keragaman menurut tipe ataujenis lahannya.
Dalam
hal
lahan
sawah,Di
DesaCisarua,
menunjukkan bahrvaproporsi dimana lahan yang
dimiliki
isteri sedikit lebihtinggi
dibanding suami, sementaradalam
hal
lahan kering prporsi yang
dimiliki
isteri
jauh lebih
rendah
dibanding yangdimiliki
suami
dan
gono-gini.
Kndisi
ini
juga dijumpai
di
Desa
Caringin.
Denganperkataan
lain,
di
desa-desa dimana masuknya investor luar atau ekonomi kapitalis sangattinggi, kepemilikan
lahan
oleh
perempuansendiri
cenderunglebih
rendah
dibandingkepemilikan oleh
suamisaja. Ini
membutuhkan elaborasr lebihjauh,
dalamarti
apakahmemang hanya faktor luar saja yang mempengaruhi hai tersebut, atau ada faktor dari dalam
(intemal)
yangjuga
berhubungan.Namun
demikian, perempuandi
Desa Cisarua aksesterhadap lahan
kering
dansawah
melalui pola
kepemiiikangono-gini
yang proporsinyaPada Larnpiran
2
dapat
dilihat
menurut
rata-rata
luas
lahan yang dimiliki
rumahtangga petani
.
Membanding 3 desa kasus, kecenderungan dalam hal rata-rata luaslahan
juga
menunjukkan adanya persamaan danperbedaan.
Persamaannya adalah bahwarata-rata luas lahan yang
dimiliki
dengan pola gono-ginilebih
luas dibanding lahan yangdimiliki
suami
atal
isteri
saja, hanya saja
rata-rata
luas lahan
di
Desa
Kemangmenunjukkan luasan yang lebih besar dibanding dua desa lainnya , termasuk untuk lahan
yang
dimiliki
suami atau isteri saja.Jika membanding tipe atau jenis lahannya, juga menunjukkan keragaman.
Di
DesaCisatu4
ternyata rata-rata luas sawah yangdimiliki
olehisteri
sajalebih
luas dibanding yang suami saja. Selan3utnya,di
Desa Kemang rata-rata luasannya cenderung sama antarayang suami dan isteri saja, sementara di Desa caringin rata-rata luasan sawah yang
dimiliki
isteri
sajajauh
lebih rendah dibanding suamisaja.
Khusus untuk lahan kering, kondisinya sedikitberbeda.
Di
semua desa kasus, rata-rata luaslahan
kering olehisteri
saja sedikitlebih
rendah dibanding yangdimiliki
suami saja, hanya saja sarat-rata luas lahandi
DesaKemang
jauh lebih
besar dibandingdua
desa lainnya, dan rata-ratapemilikan
di
DesaCaringin menunj ukkan terendah.
Lebih
lanjut,
jika
dilihat
menurut luas kepemilikan
lahannya
(Lampiran
3)ditemukan
fakta
yang menarik,yakni
di
DesaCaringin
secaraumum
luas lahan yangdimiliki
rumahtanggapetani
khusunya iahan yanglebih
luas
ada padalahan
dengankategori
gono-gini.
Namundi
Desa Cisarua dan DesaKemang,
hal
tersebut cenderungmerata atau
dijumpai
untuk
semuakategori
kepemilikan,
hanyasaja
terdapat sedikitvariasi.
Di
Kemang
persentase rumahtangga petani yang kategori lahannyamilik
isterisedikit lebih
tinggi
dibanding lahanmilik
suami pada lahansarvah.
Dengan demikian,data tersebut
memperkuatbahwa pada
masyarakat Sunda dengansistim
kekerabatanbilenial, pemilikan
lahan usahatani dimungkinkan akses perempuan lebihtinggi
dibandinglaki-laki.
ini
berarti
ada kemungkinan bahwa yang secara de 1,ure selamaini
suamu lahyang menjadi
KK
karena dianggap dia yangrnemiliki
lahan, sekarang dengan dataini
bisaterladi
sebenamya
pada
rumahtangga
petani lahan kering,
tegaknya
ekonomirumahtagangga
itu
ats dasar aset produksi yangdirniiiki
isteri.Kesimpulan
pada
rumahtanggapetani lahan kering,
anggota rumahtangga
iaki-laki
danperempuan akses terhadap lahan usahatani
baik
itu
sawah dan lahan keringmelalui
sistimpewarisan dan hibah yang dilandasi
oleh
nilai
yang berkeadilangender.
Kearifan lokal
sangat dominan mewarnai
sistim hibah
dan pewarisan lahankering,
dimananilai
sanakatau
anak
dominan mendasari alokasiidistribusi lahan dalam rumahtanggapetani.
Aksesterhadap lahan
oleh
anggota rumahtangga petani bersistim kekerabatanbilenial
ini
juga
memungkir,kan lahan sawah maupun
lahan
kering
yang
dimiliki
anggota rumahtanggabervariasi,
yakni milik
suami,milik
isteridan
tepung kaya ataugono-gini. Di
Tiga
desakasus kepemilikan lahan
gono-gini
atau tepung kaya dominan pada semua rumahtanggapetani,
baik
rurtuk lahan sawah maupun lahankering,
namunlebih
rendahnya peluangmasuk ekonomi kapitalis ke Desa Kemang menjadikan kepemilikan lahan
baik
padalaki-laki maupun perempuan jauh lebih baik dibanding dua desa lainnya, Ct'sarua dan Caringin.
Ilaftar
Pustaka
Agarwal,
B.,lgg4. A
Fietd
of
One's
Own
:
Genderand
Land
Rights
in
South Asict.Cambridge,
UK.
CambridgeUniversity
PressAnonymous, 1996.
Tlw
Implementation
of
The
Conventionof
TheElimination
o.fAll
Fornts of
Discrimination Against
WornenDuring
1985-
1995.
TheOffice of
TheMinister
of
Statefor
The Role of Women, Republic of Indonesia.Anonymous, 2000.
Monografi
Desa Kemang,
KecamatanBojong
Picung.
KabupatenCanjur
Anonymous, 2000. Monografi Desa Canngin, Kecamatan Caringin. Kabupaten Bogor.
Anonvmous, 2000. Monografi Desa Cisarua, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Sukabumi.
Ekadjati,
E.S.
1993. KebudayaanSunda (Sttatu
PendekatanSeiarah).
Pustaka Jaira, Jakarta.Hardjono,
J.1987.
Lctncl ,Labour
antl LiveliltoctclJn
A
LYestJava
l/illage.
Gadiah MadaUniversity Press.
Intemational Labour Organization,
2000. ABC
o.f Women Workers' Rightsand
(jenderIlqualiN.
international LabourOffice,
Geneva.Koentiaraningrat, 1958. Skema
dari
Pengertian-pengertianBaru
untuk
MenelaahSistem Kekerabatan. Laporan Kongres
Ilmu
PengetahuanNasional,
Yogyakarta.Moser,
C.
1986. GenderPlanning
in
the Third
World
MeetingPractical
and
StrategicGender Needs
in
World Developmenf. Pergamon Press, Vol-17.Mugniesyah,
S.M. and
P.
Fadhilah,
2001.
Pengarustutomaan
Gender
dalamPentbungunan
Pertanian.
Buku
V.
(Gender Mainstreaming
in
Agricultural
Development-Book
V)-
Women
Support Program
Phase
II.
BadanPerencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
RI dan CIDA.
Jakarta.Rambo,
A. T.,
1983.
Conceptual Approctcltesto
Human
Ecologt
Research ReportNo.
14. East-West Environment and Policy Institute, Hawaii.Soepomo, 1982. Hukum
Perdata
Adat JcrwaBarat.
PenerbitIKAPI,
Jakarta.Tjondronegoro
dan
G. Wiradi,
1984.
Dua
Abad
PenguasaanTanah.
PT.
Gramedia, Jakarta.White, B"
and G.Wiradi,
1979.
Pola-pola PenguasaanAtas
Tanahdi
DAS
Cimanuk.Dahulu dan Sekarang : BeberapaCatatan Sementara. Rural Dlmamics Series No.8. Bogor,
White,
B.
andG.Wiradi,
1989.
Agarian
and Nonagrarian Basesof
Inequality
in
NineJavaneses
Villages.
In
Hart,
G.
A.
Turton
andB.
White with B.
Fecan andL.T.Ghee
(Ed.). Agrarian
Transformations.
Local
Processesand
the
State
in
Southeast
Asia.
University of California Press, Berkeley LosAngeles,
California.Lampiran 1. Diagram BalokKepemilikan Lahan Pada RumahtanggaPetani Menurut Jenis Lahan, Kategori Pemilikdan Lokasi (dalam Persen)
Gambar 1. Kepemilikan Lahan Sawah Pada Rumahtangga Petani Lahan Kering di Tiga Desa Kasus MenuM Pemilik
(dalam Persen) Tahun 200't
1cfrO t' -//
.
sool';'.;
ao.ol'7':
700
l rti tf il 60,0ril:l:l:ri np)';(:,;l
naN:";:,1:(.
lo,o.1
20,O l.:.',|,:;.-:'il 10 o trli. :,;l
00
Desa Cisarua Dee Kemang
CranJur
inSuami Elsiri GSuamiA lskil
Gambar 3. Kepemilikan Lahan Kering Pada Rumahtangga Petani Lahan Kering di Tiga Desa Kasus Menurut Pemilik
(dalam Persen) Tahun 2001
1m,0 $,0 80,0 70,0 60,0 50,0 4CO 30,0 mo 10,0 oo
Desa Cisarua Des Kemang CLanjur
tr Suami El lstn E Suami & Istn I
Desa Caringin
A@cr
Gambar 5. Kepemilikan Sawah dan Lahan Kering Pada Rumahtangga Peiani Lahan Kering
di Tiga Desa Kasus Menurut Pemilik (dalam Persen) Tahun 200'1
100.0 90.0 40,0 70.0 600 5C,0 40.0 30,0 2A.A 1C,0 to ..:,,::..:i
i I t?':::t::/
:a ::n|:.::
\;L:l ::;:,iri:
i.,*lJ..i l-..':,t.L'
tr,i r 74 il
|':, ,7:::ii:
i :|:i. .:;/::::
!,'i t.i#1:
D6a Cisarua Des: (emang
a antur i-a 3.gcrCaringin
Lampiran 2. Diagram Balok Rata-Rata Kepemilikan Lahan Pada Rumahtangga Petani Menurut Jenis Lahan, Kategori Pemilik
dan Lokasi (dalam heKar)
Gambar 2. Rata-Rata Kepemilikan Lahan Sawah Pada Rumahtangga Petani Lahan Kering
0,06
0.05
0,04
0,03
0,02
0,01
0,m
D6a Cisarua Sukabumi
I I I
l
l
I
i!
l
Oes Kemang
Cianjur
ios*ierrtri asri.iai@
Desa Caring n
Boqor
di Tiga Desa Kasus Menurut Pemilik (dalam Hektar) Tahun 2001
Gambar 4- Rata-Rata Kepemilikan Lahan Kering Pada Rumahtangga Petani Lahan Kering di
Tiga Desa Kasus Menurut Pemilik (dalam Hektar) Tahun 2001
Oes Cisarua Desa Kemang
Cianiur
iofiffir*i ns**i&ffifl
Gambar6. Rata-Rata Kepemilikan Lahan Kering Pada Rumahtangga Petani Lahan Kering di
Tiga Desa Kasus Menurut Pemilik (dalam Hektar) Tahun 2001
Desa Cisarua
Sukabum:
Desa Kemang
cianiur
[image:25.604.11.590.13.812.2]Lampiran
3.
Distribusi
Kepemilikan LahanDi
Tiga Desa Kasus MenurutKategori
LuasKepemilikan,
KategonPemilik, Lokasi
danTipe
Lahan
Tahun 2001Luas (Ha) Suami Istri Suami & Istri
Cisarua Kemang Caringin Cisarua Kemane Carinsin Cisarua Kemans Carinein
Sawah
=0 98.3 €3.0 905 97.1 76.4 95.7 97,7 81,2 o1 1
0,01 - 0,09 0,0 8,5 0,0 00 20.0 0,0 0,0 7.9 0,0
0.10 - 0,24
I.t
8,5 9.51l
'lo
4,JI.l
55 6,00,25 - 0,49 0,0 0,0 0.0
I.l
0,6 0,0 0,6 1,8 0,90,-s0 - 1,00 0,6 0,0 0.0 0.6 00 0.0
I.l
2,4 0,9> 1.00 0,0 0,0 0.0 0.0 0.0 0.0 0,0 1,2 0,0
Lahan Kering
:0
97.1 77,0 95.7 96.6 80.0 qRl 92.s 77,6 86,20,01 - 0,09 0.6 0,0 00 0.6 0,0 0.9 0,6 0,0 1.7
a,10 - 0.24
I.l
0,0 4,3,o
0.0 0.9 ?q 0,0 10,30.25 - 0.49 0,0 10,3 00 0.0 97 0.0 0,6 4,8 1,7
0,50 - 1,00 0,0 7q 0.0 0,0 7A 0,0 1.1 8,s 0.0
> 1,00
l.l
4,8 0.0 0,0 L.+ 0.0 /,t 9,1 0,0Sawah & Lahan Kering
:0
96,0 69,1 87 I 94,3 64.8 s40 90,8 68,5 83,60,0i - 0,09 0,6
<(
00 0.6 13.j
oq 0.0 6,1 1.70.10 - 0,24 1,7
1t
12.9 J-+ 1,8 (? 4.0 2,4tl,2
0,25 - 0,49 0,0 97 0.0 1.t 9,1 0.0 1.1 4,8 1.,7
0,50 - 1,00 0.6 8,5 0.0 06 8,5 0,0 1.1 7.9 1,7
> 1,00 1.1 4,8 00 0.0 ai 0,0 ?q 10,3 0.0
a $ s &
fi
f;i
*
E
i
E
5
ai
:i
i
i
'r
!
:J :j
:
Lampiran
4.
Artikel
"Pemberdayaan Keluarga Petani"Pemberdayaan
Keluarga
Petanimelalui Peningkatan
Akses PerempuanTerhadap Skim
Kredit Bergulir
UsahaKulawargi
Mandiri
(UKM)
Oleh
Henny
Windarti,
Siti
SugiahM.Mugniesyah
danHerien Puspitawati
Pendahuluan
Skim kredit
"UsahaKulawargi
Mandiri"
atauUKM
merupakan sebuah modelskim kredit
yang
diambil
sebagai strategibagi
pemberdayaan perempuan petani,khususnya
komunitas lahan
kering yang
bernrjuan
untuk
membantu
permodalankegiatan usaha baru
maupun
untuk
menambahmodal
usaha yangtelah
dikerjakan.Seperti
yang telah
kita
ketahui,modal
merupakan salah satu masalah besar yangdihadapi
oleh
masyarakatpetani
khususnya
kelompok kaum miskin..
Sistemperbankan
dan
lembaga keuanganformal
yang
adatelah
menetapkan syarat yangtidak
memungkinkan semuap€tani
terlebih
lagi
kaum miskin untuk
memperolehmodal dari
lembaga keuangan tersebut. Ketersediaan agunan (yang tentunya sangatsulit
dipenuhi), keharusan mendatangi lembaga keuangan (yang tentunya berimplikasikepada biaya transportasi), dan keengganan petani dan kelompok kaum
miskin
untukmasuk
ke
kantor lembagaformal
merupakanfaktor-faktor yang
menjauhkan kaummiskin
dari lembaga keuangan. Pendekatankredit
bagi masyarakat perempuan petammerupakan salah satu
upaya .dalam
pemberdayaan
usaha
produktif
keluargaperempuan
petani
serta pengentasan kemiskinan karenadengan
tersedianya modalusaha
akan
dapat mengembangkanketrampilan
yang ada
serta
mengembangkanbudaya menabung (capital
formation),
dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatandan mengembangkan kemandirian usaha.
Skim kredit
"fJsaha
Kulawargi
Mandiri"
adalah suatu bentuk
lembagakeuangan
mikro yang
melayani
aktivitas
simpan
piryam
berskala
mikro
denganmenggunakan pendekatzn Grameen
Bank,
denganmengikuti
setiap tahapan yangtelah
digariskanoleh
GranteenBank'
dengan melakukan berbagaimodifikasi
yangdisesuaikan dengan karakteristik daerah sasaran atau kearifan lokal.
Pendekatan
Skim
Kredit UKM
Dengan mengacu pada
syukur (1992),
skim
pinjaman
Grameen
Bankmencakup
prinsipprinsip,
tahap-tahap pelaksanaandan
prosedur perolehan
danpengembalian
pinjaman.
Dinyatakanbahwa
terdapat3
prinsip
KUM,
yaitu
:
(l)
tidak
memerlukan
jaminan
dan
penjamin,
(2)
pemiryam
dikenakan
biayaadministrasi, dan
(3)
apabila peminjam meninggal dunia, makatidak
ada kewajibanahli
waris untuk
membayar sisa pinjaman (peminjaman dibebaskandari
kewajibanmembayar
hutang).
Ketiga prinsip
ini
mempunyai "kekuatan"yang
sangat besaruntuk
digrmakan sebagai
salah satu
usaha
untuk
membuka akses
masyarakatberpendapatan rendah kepada pelayanan kredit.
Adapun tahaptahap
pelaksanaanprogram
kredit Skim
KUM
terlihat
padaDiagram
1. Adapun rincian
kegiatan pada setiap tahapan tersebutdi
atas sebagaiberikut:
(1)
Pertemuan umumpertemuan
ini
diadakanuntuk
memberikaninfomrasi
tentang
adznyaprogram
KIJM.
Diusahakan semaksimal mungkin agar semwl aparat pemerintahsetempat, tokoh masyarakat dan penduduk yang tergolong
miskin
(berdasarkankondisi
rumah)hadir
pada pertemuantersebut. Materi
yang dijelaskan
padaacataini adaiah tujuan umurn, sasaran dan syarat-syarat keanggotaan bagi calon
peserta
KUM.
(2)
Idi
kelayakanUji
kelayakan adaiah semacam kegiatanuntuk
"memotret"kondisi
sosialekonomi caion
peserta, yangmeliputi
keadaan rumah, anggota rumahtangga,pekerjaan dan
pendapatan. Informasi
ini
dijanng melaiui hasii fokus goup
disoussion
(FGD)
tentangkriteria miskin
(ukuranlokal)
disusul survey denganmenggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner).
Kegratanini
dimaksudkan untukmenjamin bahwa calon peserta adalah benar-benar termasuk
kategori
sasaran KLIN4.(3)
PembentukankumPulanKumpulan
adalah kelompok
yang
terdiri dari
5
orang
anggota
yangmemiliki
karakteristik sosial ekonomi yang
reiatif
sama.
Diusahakan agaranggota kumpulan mempunyai
tingkat
pendidikan danumur
yangtidak
terlaluberbeda jauh, bertempat tinggal berdekatan dan tidak berasal
dari
keluargainti
(misalnya bapak-anak,
adik-kakak).
Hal ini
didasarkan atas pemikiran bahwadengan syarat-syarat
ini
akan dihasilkan kumpulan yang kokoh, saling percayadan kontrol antar anggota akart lebih baik.
(4)
Latihan Wajib Kumpulan(LWK)
Latihan
Wajib
Kumpulan(LWK)
adalah salah satu tahapan kegiatan yangwajib diikuti
oleh
setiapcalon
anggotaKUM.
Setelah anggota membentuk kumpulan. merekawajib
mengikutiLWK yang
berlangsung selama5
hari
(1jamlhan)
dan
diakhiri
denganUjian
PengesahanKumpulan
(UPK).
DalamLWK
dijelaskan:
(1)
semua persyaratan dan tata-caraSKIM
pinjamanKUM;
(2) memilih
Ketua dan Sekretaris Kumpulan; (3) menentukan duaanggotayang
berhak memperoleh pinjaman lebih dahulu; (4) menentukan nama kumpulan.
Secara keseluruhan
LWK
bertujuanunfuk memupuk
rasa kebersamaansesama anggota,
disiplin
dan tanggungjawab.
Setelah mereka dinyatakan lulusLWK,
rnaka kumpulan berhak untuk membentuk Rembug Pusat(RP).
Apabila
dalam
UPK
beberapa anggota masih belum paham tentang materiLWK,
makaLWK
akan diperpanjang waktunya sehingga semua calon anggota mengerti danmemahami semua materi
LWK.
(5)
Rembug Pusat (RP)Rembug Pusat adalah gabungan beberapa kumpulan,
minimai
terdiri
dari2
kumpulan(10
anggota) dan maksimai6
kumpulan(30 anggota).
RembugPusat mengadakan pertemuan satu
kali
seminggu.
Pada pertemuanRP inilah
semua kegratan
KUM
dilaksanakan, yaitu pengajuan dan penyerahan pinjaman,pembayaran angsuran
dan
menabung.Untuk
memperoleh pirgaman
SKIM
KtlM
calon anggota harus membentuk Rembug Pusat (RP) yangminimal terdiri
da1-
2
kumpulan, masing-masingkumpulan
beranggota5 orang.
Ini
berarti sebelum membentukRP maka
anggota harus membentukkumpuian terlebih
dahulu.
Sebelum anggota membentukkumpulan calon
anggotaharus
teiahdinyatakan luius
Uji
Kelayakan.Meskipun
anggota harus membentuk kumpulan,tetapi
pada prinsipnyapinjaman
dari
KUM
digunakan
secaraperofangan.
Pengajuan
pinjaman dilakukandi
pertemuan Rembug Pusat yangwajib dihadiri
oleh semua anggotakumpulan.
Apabila
ada satu airggota kumpulanyang
mengajukan pinjaman, maka4
(empat) anggota lainnya harus menyetujui dengan cara membubuhkantanda tangan pada borang
(formulir)
pengajuanpinjaman-
Dengan demikiandiharapkan anggota
ini
akanikut
mengontrol dan bagi anggota yang meminjamakan
merasadikontrol
oleh
anggotalain.
Adapun
pengembalian pinjamandilakukan dengan cara mengangsur setiap minggu selama
50 minggu
atau 50kali angsuran dengan masa tenggang (grace
period)
2 minggu.PENGUMPULAN
DATA
Kondisi EkonomiLembagakeuangan
Pertemuan umum
Identifikasi Keluarga
Miskin
danUji
Kelayakan
Pembentukan Kumpulan
Latihan
Wajib
KumpulPembentukan Rembug Pusat
Alokasi Kredit/?inj aman
Monitoring
dan Evaluasi1.
Kinerja
SkinnKredit Bergulir
UKM
Penyaluran
dan PengembalianKredit
Kegiatan penyaluran
dan"pengembalian
kredit
UKM
bagi
keluargaperempuan
petani lahan kering
pertama
kali
dilakukan
di
desa
Caringinkecamatan Caringin Kabupaten Bogor sejak November tahun 2001. Hingga saat
ini
telah
terbentuk5
(lima)
kelompok Rembug
Pusat,yaitu
Rembug PusatBerkah, Amanah,
Waluya,
Sejahteradan Walagri
denganjurniah
anggotasebanyak
45
orang anggota.Total kredit
yangtelah disaltrkan
hingga saatini
berjumlah
Rp.
19.950.000,- , disalurkan bagl 45 orang anggota yang tersebar di5
(lima)
Rembug
Pusat. Dari 45
orang
anggota
yang
menerima
kredit,didalamnya terdapat
29
oranganggota yang telah menerima kredit tahap kedua'Besaran
kredit yang diterima
anggotaadalah Rp
250.000,- dan
Rp. 300.000,-bagi pinjaman
tahap kedua.Karena
tata
cara pengembalian kredit dilakukan secara mingguan, makanilai
ini
diangsur selama50
kali
angsuran,dengan
jumlah
angsufan sebesarRp
5000,-/minggrr/orangbagi
peminjam barudan
Rp.
6.000,-/mingg,r.r/oranguntuk
pinjaman tahap kedua.
Setiap anggotaUKM
yang menerima pinjamankredit
dikenakan pembayaraninfak
Besarnyainfak
ditetapkan secara musyawarah oleh semua anggota didalarn rembug pusatsesuai dengan kemampuan dan
keikhlasan
anggota.infak
yang disepakati olehanggota pada setiap pembayaran angsuran adalah sebesar
Rp
500,- per anggotaper minggu bagi peminjam baru dan
Rp.
600,-per
anggota per minggu untuk pinjaman tahapkedua.
Dengandemikian
setiap anggotarvajib
mengangsursebesar
Rp
5.500,-langgotaper minggu
bagi
peminjam baru
danRp.
6.600,-untuk peminjam tahap kedua.
Pembayaran
Angsuran
Perjalanan implernentasi skim
UKM
selama kurang lebihdari
18 bulandi
desa
Caringin
menunjukkan kinerja yang menggembirakan. yang dapatdiiihat
pada Tabel 1.
Dari Tabel
1 dapatdiiihat
bahwa hingga pertengahan bulanMei
2003
total
angsuranpokok
yang
terkumpul
adalah sebesarRp
11.911.000,-')
Selama
periode
tersebuttelah terkumpul
infak
sebesarRp
1'192.300,-
atausebesar 10%
dari
total
kredit
yangtelah
dibayar. Danainfak
yang terkumpuldimaksudkan
untuk
menambahbiaya
operasioanl penagihan.Selain
itu
luga
dapat
ditunjukkan bahwa kewajiban membayar
infak,
yang
dibayarkan bersamaan dengan angsuranpokok,
juga
menunjukkan
kinerja yang
baik.Artinya,
setiap
pembayaran angsuranpokok selalu
diikuti
oleh
kewajibanmembayar infak.
Hal
ini
dituryukkan olehnilai
totalinfak
sebesarl\Yo
dari totalnilai
angsuran.Tabel 1 . Besar Kredit, Angsuran Pokok dan Infak
Kredit
Bergulir UsahaKaluwargt r1 Cll n
N
o
REMBUG
PUSATTOTAL
KREDIT
(Rp.)
TOTAL
ANGSURAN
POKOK
Ro.)
INFAK
(Rp.)1
BERKAH
8.250.000 _s.579.000 538.5002
AMANAH
3.300.0002
130 000 213_6003
WALUYA
4.400.000 2.727.0A0 272.7004 SEJAHTERA 2.500.000 625.000 62.500
5
WALITYA
4.000.000i
0s0.000 105.000JUMLAH
19.950.000 11 192.300 1.192.300i
Mandiri
di Desa Carinsin Kab. Bo 15Mei
2003Dilihat dari
ketepatanwaktu
pembayaranangsuran, dari
sebanyak 29anggota
lama yang telah
memperoleh
2 kali
pinjaman,
pada
kinerja
pengembalian angsuran pinjaman pertama terdapat25
anggota(86%)
dari
29anggota yang dapat memenuhi kewajiban membayar angsuran tepat
waktu
(on-time
repayment). Sisanya,yaitu
4
anggotabelum
dapat membayar angsurantepat waktu. Besarnya
jumlah
angsuran yang melewati batas pembayaran tepatwaktu untuk
4
orang anggota tersebut adalah sebesarRp.
54.000,-atau
0.8%nilai total
pembayaran yang seharusnyadilakukan oleh
seluruh anggotaUKM
pada
akhir
September 2002..Meskipun
terdapat4
anggotayang
tidak
dapatmelunasi batas
pembayarantepat rvaktu
sesuaijadual, tetapi
kedisiplinanmereka dalam
membayar
angsuranmasih tergolong
baik.
Hal
ini
dapatditunjukkan bahu.a
rata-ratamereka
telah
mengangsurlebih
dari
40
kaliangsuran.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
masyarakat
kurang mampu
(miskin)
memiliki
kemampuan
dan disiplin
yang
tinggr
serta dapat
memegangkepercayaan (trust) dalam masalah perkreditan.
[image:32.604.135.524.252.404.2]3.
Tunggakan
Pada
Tabel
2
dapat dikemukakanbahwa dari
pinjaman
pertama yangmempunyai masa jatuh tempo hingga akhir September 2002 terdapat 25 anggota
telah
mengangsurpokok pinjaman
tepatwaktu,
hal
ini
bukan berarti
seluruhanggota tersebut
tidak
pernah menunggak selama periode pinjaman.Dan
29anggota
UKM
hanya terdapat6
anggota atau 20,69o/o yang dapat membayarangsuran tepat walctu selama
periode
11bulan
sejak Nopember2002
atau 45kali
angsuran. Anggota yang
mempunyaitunggakan sebanyak
i
-
3
kali
mencapai 4s.28%. Dan
sisanyasebanyak
20,69yodan
10,
34o/o anggotamasing-masing pemah menunggak sebanyak 4 - 6
kali
dan > 6kali
tunggakan'Banyak
faktor
yang menjadi penyebabtidak
tepatnya angsuran anggota,bai