ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD MURABAHAH, PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD ISTISHNA DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Azka Amany NIM. 1113081000104
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD MURABAHAH, PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD ISTISHNA DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Azka Amany NIM : 1113081000104
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 9 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
Mahasiswa :
1. Nama : Azka Amany 2. NIM : 1113081000104 3. Jurusan : Manajemen/ MIPS
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 23 September 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Azka Amany 2. NIM : 1113081000104 3. Jurusan : Manajemen/ MIPS
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Azka Amany
NIM : 1113081000104
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen/ MIPS
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Azka Amany
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 April 1995
Alamat Rumah : Kp. Rawa Indah RT.03/03 No. 155 Kelurahan
Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading,
Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta.
Ayah : Drs. H. Amir Mahmud, M.Pd.I.
Ibu : Hj. Suhanih. S.Pd.I.
Telepon : 021 4483 4117/ 089 9668 9570
Email : Amanyazka19@yahoo.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
2000 – 2006 MI. Nur Attaqwa Kelapa Gading
2006 – 2009 MTs Darunnajah Ulujami
2009 – 2012 SMA Darunnajah Ulujami
2012 – 2014 Program Profesional TI Perbankan Syariah
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2013 – 2016 Program Sarjana S1 Manajemen
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Latihan Kader (LK) 1 HMI Komisariat Fakultas Ekonomi
dan Bisnis (KAFEIS)
2013
Pelatihan Sharia Banking 2015
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Ketua Muhadharah Darunnajah 2010/2011.
Sekretaris Bagian Pengajaran OSDN 2011/2012.
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of independent variables, housing loans murabaha contract system, housing loans system istishna contract and non-performing financing on profitability in the Baank Tabungan Negara (BTN) Syariah period March 2008 until June 2016. In this study found three independent variables that housing loans system murabaha, housing loans system istishna and non-performing financing. and one dependent variable is the level of profitability. This study using purposive sampling method for sample collection. Sample companies used were 34 financial data BTN Syariah period March 2008 to June 2016. The method of analysis used multiple regression analysis with the help of Eviews 9.0 program. These results indicate that our model fit for use because it has met the classical assumptions. Based Test coefficient of determination, that the magnitude of the predictive capability of the three independent variables on profitability amounted to 33.27%. Based on F test showed that the model fit for use because it has a value significantly less than 5% significance level. Based on t test showed that, housing loans system murabahah positive and significant impact on profitability, housing loans agreement istishna system and no significant negative effect on profitability and non-performing financing a significant negative effect on profitability.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah,
pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing
terhadap profitabilitaspada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah periode Maret 2008- Juni 2016. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel bebas (independent variable) yaitu pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing. dan 1 variabel terikat (dependent variable) yaitu tingkat profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 34 data keuangan BTN Syariah periode Maret 2008 sampai Juni 2016. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 9.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya kemampuan prediksi dari ketiga variabel independen terhadap profitabilitas sebesar 33,27%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji t menunjukan bahwa, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
istishna berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas dan non performing financing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam
keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah berjihad
untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia,
dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya
dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga
mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua makhluk yang indah, penuh kasih cinta dan kasih saying, yang telah
menjadi motivasi hidup buat anak-anaknya, mendidik anak-anaknya dengan
penuh kesabaran, keihlasan, jujur dan setia untuk dapat memetik buah yang
telah ditanam dan dirawatnya. Bapak tercinta, Drs. H. Amir Mahmud. M.Pd.I.
dan Mamah tercinta, Hj. Suhanih. S.Pd.I. Semoga keridhoan keduanya bersama
penulis.
2. Teruntuk Bani Amir, adik-adik tercinta, Akmal Fauzan, Aini Nabila Zahra dan
Septia Alfira Azzahra, semoga kita dapat selalu menjadi anak yang
membanggakan Bapak dan Mamah.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta
jajarannya.
4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang
begitu besar pada penulis.
5. Bapak Ade Ananto Terminanto, MM. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang
begitu besar pada penulis.
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
9. Sahabat terbaikku, Nur Anisha yang telah banyak membantu penulis dari awal
perkuliahan sampai sekarang, yang tidak pernah lelah memberi motivasi,
semangat bimbingan dan serta masukan-masukan kepada penulis.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
12. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas
dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan
langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam Konjoy, Achmad Rinaldy, Khairul
Anwar, Muhammad Khoirullah, Fahmi Fikri, Rahmat Hidayatulloh, Rizki
Abdullah, Ahmad Samsudin atas motivasi dan dukungan kalian semua.
14. Sahabat-sahabat perjuanganku dalam MIPS, Teddy Azhari, Aryo Andrian,
Aditya Putra, Afief Amrullah, Razi Nur, Rizki Ramadhan, Najwa, Laila,
Angel, Sarah, Citra, Dika, Icha, Ayu Maulidini, Annisa Maudya dan sahabat
lainnya atas motivasi dan dukungan kalian semua.
15. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Ekonomi dan Bisnis
yang telah memberikan pengalaman berharga bagi penulis untuk selalu
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak orang.
Jakarta, 23 September 2016
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 15
C. Tujuan Penelitian ... 17
D. Manfaat Penelitian ... 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19
A. Landasan Teori... 19
1. Pembiayaan Pemilikan Rumah ... 19
2. Pembiayaan ... 22
3. Pembiayaan Bermasalah ... 32
4. Rasio Keuangan Bank ... 35
B. Keterkaitan Antar Variabel ... 38
1. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas. ... 38
2. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah sistim Akad Istishna terhadap Profitabilitas. ... 39
C. Penelitian Terdahulu ... 40
D. Kerangka Pemikiran... 43
E. Hipotesis ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian... 47
B. Metode Penentuan Sampel ... 47
C. Metode Pengumpulan Data ... 48
D. Metode Analisis Data ... 49
E. Operasional Variabel Penelitian ... 54
BAB IV PEMBAHASAN ... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57
1. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara Syariah ... 57
2. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara Syariah ... 59
B. Analisis Deskriptif ... 60
C. Hasil dan Pembahasan ... 62
1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik... 62
2. Analisis Regresi Linear ... 68
3. Pengujian Hipotesis ... 70
D. Interprestasi ... 75
1. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas ... 75
2. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna terhadap Profitabilitas ... 76
3. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas ... 76
BAB V PENUTUP ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
Tabel 1.1: Perkembangan Jumlah Pembiayaan di Bank Tabungan Negara... 7
Tabel 1.2: Penyaluran Pembiayaan Bank Tabungan Negara Syariah ... 8
Tabel 1.3: Rasio Keuangan di Bank Tabungan Negara ... 9
Tabel 1.4: Perkembangan NPF Bank Tabungan Negara Syariah ... 11
Tabel 1.5: Ringkasan Research Gap ... 14
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu ... 40
Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian ... 55
Tabel 4.1: Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 61
Tabel 4.2: Hasil Uji Multikolonieritas 1 ... 64
Tabel 4.3: Hasil Uji Multikolonieritas 2 ... 66
Tabel 4.4: Hasil Uji Autokorelasi ... 66
Tabel 4.5: Hasil Uji Heteroskedastikitas ... 68
Tabel 4.6: Hasil Uji Regresi Linier ... 69
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
Gambar 1.1: Pembiayaan Properti. ... 3
Gambar 2.1: Skema Pembiayaan Murabahah ... 26
Gambar 2.2: Skema Pembiayaan Istishna ... 30
Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
Lampiran 1: Data Penelitian... 84
Lampiran 2: Deskriptif Statistik ... 85
Lampiran 3: Hasil Uji Asumsi Klasik ... 85
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ukuran dari kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan
perekonominya. Sementara itu, yang menjadi salah satu faktor dari kemajuan
ekonomi adalah dunia bisnis. Adapun permasalahan yang sering dihadapi oleh
perusahaan sebagai pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang usaha apapun
tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya.
Sampai dengan saat ini, perbankan memiliki peranan penting bagi
perekonomian Indonesia. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan (Kasmir, 2011:13). Eksistensi perbankan syariah di Indonesia secara
yuridis mulai diatur dalam undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang
perbankan dimana sistem bagi hasil mulai diakomodasi. Inilah pelopor
awalnya kemunculan bank yang berdasarkan prinsip syariah di Indonesia.
Namun dengan berbagai kelemahan dan kekurangan dalam undang-undang
tersebut, pada tahun 1998 disahkan UU No.10 Tahun 1998 tentang revisi UU
sebelumnya. Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai suatu
lembaga keuangan, bank mempunyai kegiataan baik funding maupun financing
undang-undang tentang perbankan syariah kembali di revisi, yaitu dengan disahkannya
UU No.21 Tahun 2008 sebagai penyempurna UU sebelumnya. Jadi, sebagai
lembaga perantara (intermediary), bank berperan menjadi perantara antara
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Melalui bank
kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang
memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. (Zainul,
2006:46). Jenis-jenis bank memiliki beberapa jenis, yaitu berdasarkan
fungsinya, berdasarkan kepemilikannya dan berdasarkan operasional. Jenis
bank berdasarkan kegiatan operasionalnya dibedakan menjadi dua, yaitu bank
konvensional dan bank syariah.
Sebagai lembaga perantara (intermediary), bank syariah harus
mengelolah dananya secara optimal dengan mengalokassikan dana yang
dihimpun ke beberapa jenis aktiva produktif salah satunya adalah pembiayaan.
Dalam kegiatannya, pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank
syariah dalam menyalurkan dana yang berhasil dihimpunya dari pihak yang
kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana. Untuk itu bank syariah
dalam menyalurkan pembiayaannya harus berdasarkan dua prinsip perbankan
syariah yang mendasar (Imam, 2014:3). Pertama, prinsip keadilan, yaitu
pembiayaan harus saling menguntungkan baik bagi pihak pengguna dana
maupun pihak penyedia dana. Kedua, prinsip kepercayaan, yang merupakan
landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan yang akan diberikan.
Menurut statistik perbankan syariah, sektor properti menjadi salah satu
13,3%. Pembiayaan ke sektor properti meningkat Rp.8,1 triliun atau 70,2%
year on year (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pembiayaan perbankan
syariah pada tahun 2012. Seperti yang terdapat pada gambar 1.1 berikut ini :
Gambar 1.1: Pembiayaan Properti.
(Sumber : Laporan Bank Indonesia 2012)
Alokasi penyaluran pembiayaan terjadi baik dalam bentuk pembiayaan
sektor-sektor seperti sektor usaha, produksi dan sektor properti. Pada tahun
2012 sektor properti pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tercatat
meningkat Rp.8,1 triliun, pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi
pembiayaan kepemilikan rumah yang mencapai Rp.6,8 triliun atau 83,9% dan
sisanya oleh pembiayaan kepada developer real estat sebesar Rp1,1 triliun atau
13,5% serta pembiayaan konstruksi sebesar Rp 2 miliar atau 2,4% dari sektor
pembiayaan properti. Kebijakan pembatasan loan to value kredit kepemilikan
rumah diperkirakan turut mendukung pertumbuhan tersebut, mengingat
ekspansi pembiayaan properti BUS dan UUS yang dalam periode laporan
banyak dialokasikan pada tipe rumah diatas 70 m2 dan atau pengembangan
Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok oleh
manusia dalam kehidupannya. Rumah adalah surga bagi keluarga, selain itu
rumah juga dapat berfungsi sebagai tempat berkumpul dan berkomunikasi bagi
setiap anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Kemampuan dan
kecukupan akan ekonomi bagi setiap keluarga merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan dalam membangun sebuah rumah/hunian, jika mereka
mempunyai cukup atau lebih uang maka mereka bisa membeli rumah secara
tunai atau lunas. Mayoritas masyarakat saat ini membeli rumah dengan cara
diangsur atau dicicil karena tidak sedikit masyarakat yang mampu membeli
rumah secara tunai.
Sebagai lembaga perantara dalam menghimpun dan mengalokasikan
dana dari dan ke masyarakat. Bank memiliki pendapatan dan keuntungan yang
sering disebut margin.
Pembiayaan pemilikan rumah termasuk dalam satu jenis pembiayaan
konsumtif, dimana pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang
digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang akan
memberi kepuasan secara langsung terhadap kebutuhan manusia (konsumen),
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan kredit yang diajukan debitur/
konsumen kepada pihak bank dimana kredit tersebut akan dipergunakan untuk
membangun, merenovasi, membeli atau memperluas tanah dengan cara
pembayaran angsuran setiap bulan sesuai dengan waktu tertentu yang telah
disepakati kedua belah pihak dan dengan tujuan untuk konsumsi pribadi,
Kebutuhan kepemilikan rumah yang meringankan masyarakat tentu saja
memberikan peluang tersendiri kepada bank sebagai penyedia dana (funding).
Sesuai dengan prinsip utama dari suatu bank yang telah diuraikan sebelumnya
dimana bank merupakan lembaga penghimpun dan penyaluran dana. Dana
yang telah dihimpun dari berbagai sumber, akan dialokasikan kepada
usaha-usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan (produktif) sehingga bank
akan memperoleh keuntungan. Salah satu usaha untuk memperoleh
keuntungan bagi bank adalah memberikan pembiayaan, dalam hal ini memberi
pembiayaan kredit kepemilikan rumah. Diharapkan dengan adanya kredit
kepemilikan rumah ini, keinginan kedua belah pihak akan terpenuhi dimana
masyarakat dapat memilih rumah dengan cara dicicil/ diangsur yang
disesuaikan dengan kemampuan finansial mereka. Pihak bank juga akan
mendapatkan keuntungan margin/ bagi hasil atas pembiayaan tersebut.
Dalam menjalankan pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR), bank
syari’ah memadukan dan menggali skim-skim transaksi yang dibolehkan
dalam Islam dengan operasional kredit kepemilikan rumah (KPR) perbankan
konvensional. Adapun skim yang banyak digunakan oleh perbankan syari’ah
di Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan kredit kepemilikan rumah
(KPR) adalah skim murabahah, istishna’ dan ijarah.
Pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah merupakan salah
satu produk bank yang dapat memberikan keuntungan pada Bank Syariah.
Akad Murabahah biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha
lain-lain) maupun kebutuhan pribadi (misalnya pembelian kendaraan bermotor,
pembelian rumah, dan lain-lain). Sedangkan pembiayaan dengan akad Istishna
merupakan akad penjualan antara almustashni (pembeli) dan al-shani
(produsen) yang juga bertindak sebagai penjual. Berdasarkan akad tersebut,
pembeli memberi tugas kepada produsen untuk membuat atau mengadakan
al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang diisyaratkan pembeli dan
menjualnya dengan harga yang disepakati. Pembiayaan istishna disajikan
sebesar tagihan termin kepada pembeli akhir dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, merupakan bank yang fokus
pada pembiayaan perumahan kepada masyarakat dan saat ini juga juga sudah
memiliki strategic business unit (SBU) dengan prinsip syariah. PT. Bank
Tabungan Negara (BTN) Syariah menawarkan produk pembiayaan
perumahaman dengan skema akad murabahah dan akad istishna. Selama masa
pembiayaan dengan skema akad murabahah dan akad istishna, besarnya
angsuran tetap dan tidak berubah sampai lunas, Bank Tabungan Negara (BTN)
Syariah diberikan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/ cicilan
dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan.
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah sejak didirikan pada 15
Desember 2004 dan mulai beroperasi pada tanggal 14 februari 2005 hingga
sampai sekarang mengalami kinerja yang mengalami peningkatan. Hal ini
Syariah, yaitu 4th Best Overall Performance Bank Tabungan Negara (BTN)
Syariah oleh Infobank dan MRI pada 4 Juni 2015 serta Brand KPR oleh
Infobank pada 26 Maret 2015. Perkembangan pembiayaan perumahan di Bank
Tabungan Negara (BTN) yang terjadi peningkatan setiap tahunnya seperti dari
2015 terhadap 2014 yang meningkat sampai 22,8% year on year (y.o.y).
Perkembangan tersebut dapat terlihat pada tabel 1.1 yang mengalami
peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai 2015.
Tabel 1.1: Perkembangan Jumlah Pembiayaan di Bank Tabungan Negara
(dalam miliyar rupiah)
Jenis Kredit
Tahun y.o.y.
(2015 terhadap 2014) 2011 2012 2013 2014 2015
Kredit Perumahan
18.789 28.041 33.955 34.029 41.812 22,8%
KPR Subsidi 5.896 4.213 6.506 7.960 12.771 60,43%
KPR
Non-Subsidi
5.340 12.479 14.286 12.629 13.404 6,13%
Kredit Perumahan Lainnya
1.540 2.659 2.500 2.416 2.418 0,08%
Kredit Konstruksi
6.013 8.690 10.663 11.023 13.219 19,92%
Kredit Non-Perumahan
6.384 9.679 10.338 7.569 9.434 24,64%
Kredit Konsumer
900 1.809 2.389 2.564 4.268 66,47%
Kredit Komersial
5.484 7.870 7.949 5.005 5.166 3,22%
Total Kredit 25.173 37.720 44.293 41.598 51.246 23,19% (Sumber : Laporan Bank Tabungan Negara Tahun 2015)
Tabel 1.1 terlihat perkembangan pembiayaan pada pembiayaan
pemilikan rumah di Bank Tabungan Negara (BTN) yang mengalami
peningkatan secara signifikan year on year (y.o.y). pada tahun 2011 terdapat
menjadi Rp.28.04 miliyar pembiayaan pemilikan rumah, pada tahun 2013
meningkat menjadi Rp.33.955 miliyar pembiayaan pemilikan rumah, pada
tahun 2014 meningkat menjadi Rp.34.029 miliyar pembiayaan pemilikan
rumah, pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.41.812 miliyar pembiayaan
pemilikan rumah. Jadi data mengungkapkan perkembangan pembiayaan
pemilikan rumah di Bank Tabungan Negara (BTN) yang terjadi peningkatan
setiap tahunnya seperti dari 2015 terhadap 2014 yang meningkat sampai 22,8%
year on year (y.o.y).
Pembiayaan yang disalurkan pada periode laporan tercatat meningkat
Rp. 1.579.122 atau 85% year on year (y.o.y). Pertumbuhan pembiayaan
tersebut ditopang dari pembiayaan murabahah yang mencapai 59,1% atau Rp.
6.634.592. dan pembiayaan isitishna mencapai 0,5% atau Rp.563.720 dari
keseluruhan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp.11.223.646. Seperti tabel
di bawah ini :
Tabel 1.2: Penyaluran Pembiayaan Bank Tabungan Negara Syariah
(dalam jutaan rupiah)
Pembiayaan 2015 2014
Piutang Murabahah 6.634.592 5.177.394
Pembiayaan Mudharabah 1.243.282 1.579.366
Pembiayaan Musyarakah 2.510.012 2.143.268
Piutang Istishna 563.720 428.780
Pinjaman Qardh 272.040 315.716
Total 11.223.646 9.644.524
Berdasarkan tabel 1.2, pembiayaan terbesar proporsinya yang disalurkan
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah adalah pembiayaan dengan akad
murabahah yaitu sebesar 59% di banding dengan pembiayaan lainnya seperti
tersebut menunjukan bahwa pembiayaan murabahah akan sangat menentukan
perkembangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah dan berpengaruh
terhadap keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, salah satunya
terhadap profitabilitas Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah.
Pencapaian profitabilitas bank syariah dalam hal ini Bank Tabungan
Negara (BTN) Syariah perlu mengelola aset dengan baik agar memperoleh
keuntungan yang maksimal. Komponen penyusunan aset terbesar pada Bank
Tabungan Negara (BTN) Syariah adalah pembiayaan yang didominasi oleh
pembiayaan jual beli rumah dengan akad murabahah dan akad istishna. Serta
risiko yang hadapi dalam penyaluran pembiayaan perumahan yang dilakukan
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah dan dampaknya terhadap profitabilitas
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah.
Keuntungan yang diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh berapa
banyak pembiayaan yang disalurkan. Dengan harapan semakin banyak
pembiayaan yang disalurkan semakin meningkat pula profitabilitas bank
syariah yang tercermin dari meningkatnya laba. Dimana keuntungan dapat
dilihat dari tingkat profitabilitas bank dapat diukur menggunakan rasio
keuangan. Dimana rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimilikinya
menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Berikut perkembangan rasio
keuangan pada bank Bank Tabungan Negara (BTN).
Tabel 1.3: Rasio Keuangan di Bank Tabungan Negara
Rasio Keuangan 2011 2012 2013 2014 2015
(Sumber : Laporan Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Tahun 2015)
Berdasarkan Tabel 1.3 perkembangan rasio Return On Asset (ROA)
Bank Tabungan Negara (BTN) yang berfluktuatif. Pada tahun 2015 ROA BTN
Syariah sebesar 1,61%, meningkat dari tahun 2014 sebesar 1,14%. Namun
menurun dibanding tahun 2011-2013 sebesar 2,03%, 1,94%, 1,79%. Secara
teori, peningkatan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah akan
meningkatkan tingkat profitabilitas nya karena semakin banyak jumlah
pembiayaan yang disalurkan margin (keuntungan bank) akan semakin banyak.
Namun peningkatan jumlah pembiayaan BTN Syariah setiap tahun tidak
diikuti oleh tingkat profitabilitas BTN Syariah yang meningkat pula terlihat
pada tabel 1.1.
Pada tahun 2013 nilai presentase sebesar 1,79% nilai ini menurun
dibanding dengan tahun 2012 yang sebesar 1,94%. Hal ini tidak berbanding
lurus dengan jumlah pembiayaan yang telah dikeluarkan Bank Tabungan
Negara (BTN) yang mengalami peningkatan setiap tahunnya terlihat pada tabel
1.1.
Sebagai salah satu entitas bisnis keuangan yang mempunyai fungsi
intermediasi, bank syariah dihadapkan dengan berbagai risiko. Salah satu risiko
yang dihadapi bank syariah atas penyaluran pembiayaan yaitu pembiayaan non
lancar mulai dari kurang lancar hingga macet yang dialami oleh nasabah atau
disebut dengan Non Performing Financing (Djamil, 2012:66). Dimana hal ini
juga akan mempengaruhi kinerja bank syariah. Oleh karena itu, pihak
pengelolaan risiko yang dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada
masyarakat.
Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) adalah salah satu
keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh
kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Pembiayaan di
bank syariah dapat mengalami masalah walaupun telah dilakukan berbagai
analisis secara seksama (Kuncoro, 2002:462). Berikut perkembangan Non
Performing Financing (NPF) pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah :
Tabel 1.4: Perkembangan NPF Bank Tabungan Negara Syariah
Non Performing Financing 2011 2012 2013 2014 2015
Non Performing Financing 3,42% 2,38% 1,16% 2,06% 1,66%
Tabel 1.4 terlihat perkembangan Non Performing Financing pada Bank
Tabungan Negara (BTN) Syariah. Pada tahun 2015 nilai presentasenya sebesar
1,66%, presentase ini mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2014
yang presentasenya mencapai 2,06%. Nilai presentase pada tahun 2013 sebesar
1,16%, nilai ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar
2,38%. Dapat disimpulkan bahwa nilai presentase Non Performing Financing
mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Hal ini tidak berbanding lurus dengan
jumlah pembiayaan yang dikeluarkan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah
yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pembiayaan bermasalah merupakan rasio keuangan yang menunjukan
total pembiayaan bermasalah dalam suatu bank syariah. Tingkat pembiayaan
bermasalah yang tinggi pada suatu bank syariah menunjukan kualitas suatu
dalam menilai tingkat kesehatan bank adalah profitabilitas. Profitabilitas
merupakan suatu angka yang menunjukan kemampuan suatu entitas usaha
untuk menghasilkan laba (Fauzan, 2012:2).
Sementara itu, pengelolaan pembiayaan jual beli yang merupakan salah
satu komponen penyusun aset terbesar pada perbankan syariah akan
menghasilkan pendapatan berupa margin. Dengan diperolehnya pendapatan
margin tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang di peroleh bank
syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan laba bank
syariah (Yesi Oktriani, 2011:4).
Sufyan Bariqi (2015:86) penelitian ini mengukur pengaruh pembiayaan
jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio non performing financing (NPF)
terhadap profitabilitas. Hasil pengujian parsial menunjukan bahwa pembiayaan
jual beli berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank umum
syariah serta NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank umum
syariah. Dengan demikian, kenaikan pembiayaan dengan akad jual beli dapat
mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah serta kenaikan NPF tidak
akan meningkatkan atau menurunkan profitabilitas bank umum syariah.
Zaim Nur Arif dan Imron Mawardi (2014:14) penelitian ini mengukur
pengaruh pembiayaan murabahah terhadap laba melalui variabel intervening
pembiayaan bermasalah. Hasil pengujian parsial menunjukan bahwa
pembiayaan murabahah memiliki pengaruh positif terhadap laba bank syariah,
laba bank. Dengan demikian, setiap kenaikan jumlah pembiayaan bermasalah
sebesar satu-satuan maka tidak akan meningkatkan atau menurunkan nilai laba.
Anne Wambui Karanja (2013:55) penelitian ini mengukur pengaruh dari
mortgage financing and profitability of commercial bamks in Kenya. Hasil
parsial menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara pembiayaan
perumahan dan profitabilitas bank komersil di Kenya. Dengan demikian setiap
pembiayaan perumahan yang dilakukan bank komersil di Kenya dapat
meningkatkan profitabilitas bank komersil di Kenya.
Widyawati Ibrahim (2014:58) penelitian ini mengukur pengaruh
pembiayaan hunian syariah terhadap profitabilitas PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Hasil pengujian parsial menunjukan bahwa pembiayaan hunian
syariah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan
laba Bank Muamalat Cabang Gorontalo. Hal ini dikarenakan semakin banyak
pembiayaan yang dilakukan PT Bank Muamalat maka laba Bank akan
meningkat seiring dengan pembiayaan yang meningkat.
Berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh variabel
independen terhadap dependen, yang hasilnya juga menimbulkan inkonsistensi
hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk lebih jelas, secara ringkas research gap
Tabel 1.5: Ringkasan Research Gap No Hubungan
Variabel
Hasil Penelitian Peneliti
1 Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah terhadap profitabilitas
Pembiayaan murabahah
berpengaruh positif signifikan terhadap laba Bank Umum Syariah
Zaim Nur Afif dan Imron Mawardi (2014)
Pembiayaan dengan akad
murabahah berpengaruh
negatif signifikan terhadap
return on asset
Reinissa (2015)
Pembiayaan pemilikan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
Samuel Kariuki Wachira (2014)
2
Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
istishna terhadap profitabilitas
Pembiayaan perumahan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan pada Bank Komersil di Kenya
Anne Wambui Karanja (2013)
Pembiayaan hunian syariah berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan laba Bank Muamalat
Widyawati Ibrahim (2014)
Pembiayaan dengan akad jual beli (istishna) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
Sufyan Bariqi (2015)
3
Non performing financing terhadap profitabilitas
Non Performing Financing
(NPF) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
Aulia Fuad R
dan Ridha
Rochmanika (2015) Pembiayaan bermasalah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
Mahmudah Maftuhatul (2015)
Pembiayaan bermasalah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
Yuyun Agustina (2014)
(Sumber : Data Penelitian Sebelumnya)
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah
berdasar pada adanya research gap dan adanya suatu pengembangan model
dari penelitian terdahulu.
Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian dan data-data diatas yang
memberikan hasil yang berbeda atas penelitian yang satu dengan yang lainnya
(research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut dan mendalam, maka penelitian ini mengangkat judul
“Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad
Murabahah, Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa tampak
adanya permasalahan yaitu adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang
tersaji pada Tabel research gap, seperti perbedaan hasil penelitian terdahulu
terkait pengaruh pembiayaan pemilikan rumah dengan akad murabahah
terhadap Profitabilitas. Zaim Nur Arif dan Imron Mawardi (2014:15)
menemukan bahwa pembiayaan murabahah mempunyai pengaruh positif
signifikan profitabilitas, yang didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
Samuel Kariuki Wachira (2014:37), Anne Wambui Karanja (2013:56). Namun
dalam penelitian lainnya memberikan hasil yang berbeda yaitu penelitian yang
dengan akad murabahah mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas penelitian yang dilakukan oleh Reinissa (2015:16).
Berdasarkan pada permasalahan diatas yang bersumber pada hasil-hasil
penelitian-penelitian sebelumnya (research gap) dan fenomena bisnis yang ada
pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah (2008-2016) maka masalah
penelitian (research problem)yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Profitabilitas dipengaruhi oleh pembiayaan pemilikan
rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008 – Juni 2016”.
Berdasarkan pada problem statement dan research problem di atas, maka
pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
murabahah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank
Tabungan Negara Syariah ?
2. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
istishna secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan
Negara Syariah ?
3. Apakah terdapat pengaruh non performing financing secara parsial
4. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non
performing financing secara simultan terhadap tingkat profitabilitas pada
Bank Tabungan Negara Syariah ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Menganalisa pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
murabahah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank
Tabungan Negara Syariah.
2. Menganalisa pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara
Syariah.
3. Menganalisa pengaruh non performing financing secara parsial terhadap
tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah.
4. Menganalisa pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non
performing financing secara simultan terhadap tingkat profitabilitas pada
Bank Tabungan Negara Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai
1. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis yang di mana
sangat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis
tentang praktek manajemen perbankan syariah khususnya tentang masalah
yang berkaitan dengan profitabilitas, pembiayaan pemilikan rumah dan
non performing financing.
2. Bagi Perbankan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membantu pihak
manajemen bank terhadap pengaruh pembiayaan dalam meningkatkan
profitabilitas sebagai pengukuran keberhasilan operasional bank.
3. Bagi Akademis
Penelitian ini akan menambah kepusatakaan di bidang manajemen
perbankan syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk
menambah wawasan pengetahuan tentang pembiayaan pada perbankan
syariah terhadap profitabilitas dan non performing financing. Penelian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembiayaan Pemilikan Rumah
Kata kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang artinya
percaya. Sedangkan kredit menurut UUP 1967 pasal 1C adalah penyediaan
uang atau tagihan-tagihan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak meminjam
berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga yang telah ditetapkan. Arti kredit adalah semua jenis
pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai perjanjian yang telah disepakati. (Melayu, 2002:87).
Kredit memiliki dua unsur pihak, yaitu kreditur (Bank) dan debitur
(Nasabah) yang melakukan hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan. Di dalam perkreditan terdapat unsur-unsur yang harus
ada, yaitu: kepercayaan, persetujuan, penyerahan barang, jasa atau uang,
jangka waktu, unsur resiko dan unsur keuntungan (bunga). Pemberian
kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan menyebabkan kerugian pada
pihak bank (Kashmir, 2003:101).
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah produk yang
ditawarkan bank kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan tempat
kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan
yang akan membeli atau memperbaiki rumah.
Dalam Islam, pembiayaan untuk membantu masyarakat dalam
rangka memenuhi kebutuhan akan rumah pun bisa menjadi prioritas dalam
mewujudkan keadilan. Sehingga target pasarnya pun tidak hanya
orang-orang yang memenuhi kriteria bank. Tidak hanya orang-orang yang mampu saja
yang berhak mendapatkan pinjaman, tetapi juga masyarakat yang tidak
mampu pun berhak untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan.
Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR: (http://www.bi.go.id)
a. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka
memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah
dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa :Subsidi
meringankan kredit dan subsidi menambah dan pembangunan atau
perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh
Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan
kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang
ditetapkan oleh Pemerintah dalam memberikan subsidi adalah
penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.
b. KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh
masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga
penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai
Keuntungan dari KPR Syariah adalah:
1) Nasabah tidak harus menyediakan dana secara tunai untuk membeli
rumah. Nasabah cukup menyediakan uang muka.
2) Karena KPR memiliki jangka waktu yang panjang, angsuran yang
dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan penghasilan.
3) Skim pembiayaan adalah jual beli (Murabahah), adalah akad jual
beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh Bank dan Nasabah (fixed margin)
Cicilan tetap dan meringankan selama jangka waktu, serta tidak ada
unsur spekulatif bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo.
KPR Syariah adalah pembiayaan yang digunakan untuk pembelian
rumah secara kredit. KPR Syariah umum menggunakan akad murabahah
sebagai skema transaksinya, yaitu perjanjian jual beli antara bank dan
nasabah, dimana bank membeli rumah yang diperlukan nasabah dan
kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah dengan
margin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. Yang kini
telah banyak dikembangkan oleh lembaga intermediasi keuangan yang
berbasis syari’ah.
KPR syariah memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan KPR
konvensional. Sistem yang digunakan oleh Syariah Islam jauh lebih
unggul dan lebih aman, bebas riba serta tidak ada pihak yang dirugikan.
Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan syariah terletak
suku bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR Syariah
bisa dilakukan dengan beberapa pilihan akad alternatif sesuai dengan
kebutuhan nasabah, di antaranya KPR iB Jual Beli (skema murabahah),
KPR iB sewa (skema ijarah), KPR iB Sewa Beli (skema Ijarah Muntahia
Bittamlik-IMBT), dan KPR iB Kepemilikan Bertahap (skema musyarakah
mutanaqisah).
Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani
perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh
tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan
yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan
dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga
bergejolak. Nasabah juga diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran
sebelum masa kontrak berakhir, karena bank syariah tidak akan
mengenakan pinalti.
2. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu
pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit (Antonio, 2001:160).
Dalam penyaluran dana yang terkumpul pada Perbankan Syariah,
Istilah Pembiayaan (Financing) lebih umum digunakan. Penggunaan
istilah pembiayaan ditunjukan untuk mendefinisikan kegiataan perbankan
syariah dalam hal: penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.
b. Transaksi Jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, salam,
Istishna.
c. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa-beli dalam
bentuk Ijarah Muntahia Bitamlik.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk Qardh.
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi
multijasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Umum
Syariah (BUS) serta/atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan/ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh satu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang sudah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. (Veitzhal dan Arviyan, 2010:
681).
Berdasarkan sifat penggunaannya, tujuan pembiayaan dibedakan
menjadi dua hal: (Antonio, 2001:160).
a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, yang
likuid (cash financing), piutang dagang (receivable financing) dan
persediaan (inventory financing); bahan baku, barang dalam proses
dan barang jadi. Maupun pembiayaan investasi untuk keperluan
penambahan modal guna rehabilitasi, perluasaan usaha atau pendirian
proyek baru.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumtif, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang mencakup kebutuhan primer atau
kebutuhan sekunder.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok baik berupa barang
(seperti: makanan, minuman, pakaian dan temapat tinggal), maupun jasa
(seperti: pendidikan dan pengobatan). Kebutuhan sekunder adalah
kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif atau kualitatif lebih
tinggi/mewah dari kebutuhan primer seperti : kendaraan, pelayanan
kesehatan, pariwisata, hiburan dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh
bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dalam
menjalankan sebuah usaha dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan
a. Akad Murabahah
Akad murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan
nasabah, yang mana bank syariah membeli barang yang diperlukan
oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin atau
keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. (Ifham,
2010:532).
Secara fikih, murabahah adalah akad jual beli atas barang
tertentu, dengan penjual menyebutkan dengan jelas barang yang di
perjual belikan, termasuk harga pembelian barang kepada pembeli
kemudian ia mensyaratkan atasnya laba/ keuntungan dalam jumlah
tertentu.
Beberapa syarat akad murabahah yang harus dipenuhi : (Veithzal
& Permata, 2008 : 145).
1) Harga awal haruslah jelas bagi pembeli ke-dua.
2) Keuntungan harus jelas karena keuntungan itu adalah bagian dari
harga.
3) Harga awal harus termasuk harta yang memilki pendanaan, yaitu
ia memilki harta yang serupa keadaannya seperti emas, perak atau
gandum.
4) Harga awal hendaklah bukan merupakan kompensasi dari jenis
yang sama yang termasuk harta riba, karena tambahan keuntungn
5) Akad pertama haruslah sah. Jika akad pertama fasad maka tidak
boleh dijual secara murabahah, karena murabahah adalah
menjual dengan harga awal disertai dengan tambahan. Adapun
jual-beli yang fasad, meskipun memberikan faedah kepemilikan
setelah serah terima, hendaknya dinilai dengan nilai barang yang
[image:42.595.158.461.243.488.2]dijual itu atau yang semisalnya bukan berdasarkan harga.
Gambar 2.1: Skema Pembiayaan Murabahah
Dari gambar skema murabahah diatas dapat dijelaskan proses
pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut :
1) Negoisasi dan Persyaratan, pada tahap ini melakukan negoisasi
dengan pihak bank yang berhubungan dengan spesifik produk
yang diinginkan oleh nasabah, harga beli dan harga jual, jangka
waktu pembayaran atau pelunasan, serta persyaratan-persyaratan
lainnya yang harus dipenuhi oleh nasabah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada bank syariah.
2) Bank membeli produk/ barang yang sudah disepakati dengan
3) Akad jual beli, setelah Bank membeli produk sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan nasabah, maka selanjutnya Bank
menjualnya kepada nasabah, disertai dengan pendatanganan akad
jual beli antara bank dan nasabah, pada akad tersebut dijelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan jual-beli murabahah. Rukun
dan syarat-syaratnya harus terpenuhi.
4) Supplier mengirim produk/barang yang dibeli oleh bank ke
alamat nasabah, atau sesuai dengan akad perjanjian yang telah
disepakati antara Bank dan nasabah sebelumnya.
5) Tanda terima barang dan dokumen, ketika barang sudah sampai
ke alamat nasabah, maka nasabah harus menandatangani surat
tanda terima barang, dan mengecek kembali kelengkapan
dokumen-dokumen produk/barang tersebut.
6) Proses selanjutnya adalah nasabah membayar harga
produk/barang yang dibelinya dari bank, biasanya pembayaran
dilakukan secara angsuran/cicilan dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati sebelumnya.
Landasan syariah atas akad murabahah bersumber dari
ayat-ayat al-qur’an dan hadits beriku ini :
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapatkan peringatan dari
Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya
dahulu menjadi miliknya dan urusannya terserah kepada Allah.
Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka
sama suka”(QS. An-Nisa :29).
2) Al-Hadits
“Rasulullah s.a.w. bersabda : ‘Sesungguhnya jual beli itu hanya
boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah
pihak)’” (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dan dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban).
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
b. Akad Istishna
Istishna’ berdasarkan makna Bahasa berarti ‘minta dibuatkan’.
(produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) oleh
mustshni’ (pemesan). Menurut jumhur ulama, Istishna sama dengan
akad Salam, yaitu dari sisi objek pesannya, harus dibuat atau dipesan
terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya dalam
pembayarannya yaitu, salam dibayar sebelum barang diterima,
sedangkan istishna bisa diawal, ditengah atau diakhir pesanan.
(Ifhaml, 2010:359)
Akad istishna ini merupakan akad jual beli yang berbeda dengan
murabahah yang penyerahan barangnya dilakukan diawal pada saat
kontrak dilakukan, sementara pada akad istishna, penyerahan barang
dilakukan pada akhir dilakukan pada akhir periode pembiayaan. Hal
ini dikarenakan rumah yang dipesan belum dibangun. Sehingga pada
saat kontrak, bentuk rumah beserta komponennya perlu disetujui
dengan sangat rinci, agar dibangun sesuai harga yang disepakati.
Akad istishna ini, sangat mungkin dilakukan apabila rumah yang
akan dibangun masih berada dibawah wewenang developer. Skema
berikut ini adalah suatu skema yang dapat menjelaskan suatu proses
[image:46.595.169.454.607.720.2]bagaimana akad istishna ini dilakukan.
Tahapan dari skema yang digambarkan diatas adalah sebagai
berikut:
1) Konsumen melakukan identifikasi serta memilih lokasi tanah dan
menentukan desain bangunan rumah yang diinginkan.
2) Bank melakukan pemesananan untuk membangun rumah kepada
developer dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai
rumah selesai dibangun.
3) Bank menjual jasa pembangunan rumah dengan mengambil
keuntungan dari harga beli kepada developer.
4) Konsumen melakukan pemesanan untuk membangun rumah
kepada bank dengan cara melakukan pembayaran bertahap
sampai rumah selesai dibangun.
Landasan syariah atas akad istishna bersumber dari ayat-ayat
al-qur’an dan hadits beriku ini :
1) Al-Qur’an
Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba
(QS. Al-Baqarah : 275).
Berdasarkan ayat ini dan lainnya para ulama’ menyatakan
bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah halal, kecuali yang
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang beriman”. (QS. Al-Baqarah : 278)
2) As Sunah
“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW hendak menuliskan surat
kepada raja non-Arab, lalu dikabarkan kepada beliau bahwa
raja-raja non-Arab tidak sudi menerima surat yang tidak
distempel. Maka beliau pun memesan agar ia dibuatkan cincin
stempel dari bahan perak. Anas mengisahkan: seakan-akan
sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan
beliau“(HR. Muslim).
Perbuatan ini menjadi bukti nyata bahwa akad istishna
adalah akad yang dibolehkan.
3. Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah merupakan pinjaman yang mengalami
faktor eksternal dari luar kendali calon debitur, pembiayaan bermasalah
dapat diukur dari kolektibilitasnya yaitu merupakan gambaran kondisi
pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta kemungkinan diterimanya
kembali dana yang ditanamkan (Siamat, 2004:174).
Penilaian atau penggolongan suatu pembiayaan ke dalam tingkat
kolektivitas pembiayaan tertentu didasarkan pada kriteria kuantitatif dan
kualitatif. Kriteria penilaian kolektivitas secara kuantitatif didasarkan pada
keadaan pembayaran oleh nasabah yang tercermin dalam catatan
pembukuan bank, yaitu mencakup ketepatan pembayaran/angsuran pokok,
dan kewajiban lainnya (Kuncoro, 2002:253).
Penilaian tersebut berdasarkan data historis dari masing-masing
rekening pinjaman. Kriteria penilaian kolektivitas secara kualitatif
didasarkan pada prospek usaha debitur dan kondisi keuangan usaha
debitur. Dalam menentukan penilaian terhadap usaha debitur yang dinilai
adalah kemampuan debitur membayar kembali pinjaman dari hasil
usahanya sesuai perjanjian kreditnya yang dapat dideteksi dari proyeksi
cash flow usahanya (Kuncoro, 2002:253).
a. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena
kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Penyebab
kesulitan keuangan perusahaan nasabah dapat kita bagi dalam faktor
internal dan faktor eksternal (Arifin, 2005:206).
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam perusahaan
sendiri, dan faktor yang paling dominan adalah faktor
manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan
perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat
dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan
pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan
pengeluaran, kebijakan utang piutang yang kurang tepat,
penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, permodalan
yang tidak cukup.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar
kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam,
peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan
perdagangan, perubahan-perubahan teknologi, dll. (Machmud,
2010:117) mengemukakan ada beberapa faktor penyebab
pembiayaan bermasalah (non performing financing), yaitu :
a) Kualitas Cash Flow
Analisis cash flow yang tidak mendalam dan
komprehensif, cenderung “over optimistic”, serta tidak
tajam di dalam melakukan sensivitas sehingga dalam waktu
singkat telah menjadi pembiayaan bermasalah (NPF).
Kurangnya fungsi pengawasan dan pemantauan
nasabah oleh pejabat bank syariah terkait. Kondisi ini
menciptakan peluang bagi nasabah untuk melakukan
sejumlah moral hazard seperti penyimpangan penggunaan
dana dan atau/kelebihan likuiditas. Salah satu penyebab
lemahnya pengawasan dan pemantauan kredit adalah
jumlah account yang dikelola oleh seorang account
manager tergolong banyak (rata-rata 20 sampai 30
account).
4. Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah
tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income
statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma
industri: kita harus membandingkan dengan industri sejenis. Perlu
diperhatikan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan lain,
apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni & Ali, 2014:24).
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat
laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik.
Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode
tersebut. (Kasmir, 2012:310).
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data
macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya
dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil
perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai
tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi,
2006:155).
1. Rasio Profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai faktor
pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam
jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang
cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya.
Kerugian yang terus-menerus akan segera memperburuk aspek
solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas
usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera
akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas
perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan pembiayaan dari luar. (Rodoni & Herni Ali, 2014:192)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal
saham. Ada beberapa rasio yang sering dibicarakan, yaitu return on
Return On Total Asset (ROA), Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA juga sering disebut
juga sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa
dihitung sebagai berikut :
ROA = � � � �ℎ �� �� �
2. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah
Laba bersih suatu bank dipengaruhi oleh dua faktor yang tidak
selalu muncul dalam kegiatan bisnis (Nurkhosidah, 2009:31), yaitu:
1) Faktor perubahan sistem akuntansi dan biaya restrukturisasi
2) Faktor lainnya yang terdiri dari faktorintern dan faktor ekstern.
Faktor intern meliputi adanya perbedaan aset dan liability baik
dari jangka waktu, volume maupun jumlah. Faktor ekstern
meliputi pengaruh globalisasi yang mengakibatkan perubahan
suku bunga dan nilai tukar rupiah
Sedangkan menurut Pramuka (2010:12) profitabilitas/laba bank
syariah dipengaruhi oleh dua faktor yang terdiri dari:
1) Volume Pembiayaan
Volume pembiayaan merupakan jumlah pendanaan yang
dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan selama waktu tertentu dari hasil
pembiayaan ini diukur dengan rasio Financing to Deposit Ratio
(FDR).
2) Resiko Pembiayaan
Resiko pembiayaan merupakan resiko yang diakibatkan
oleh ketidak mampuan nasabah untuk mengembalikan sejumlah
pinjaman yang diberikan oleh bank syariah beserta imbalannya
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Variabel resiko pembiayaan diukur dengan rasio Non
Performing Financing (NPF).
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas.
Pembiayaan dengan sistim akad murabahah yang disalurkan akan
memberikan keuntungan dan pendapatan. Keuntungan dan pendapatan
ini akan mempengaruhi profitabilitas bank. Semakin tinggi pembiayaan
murabahah yang disalurkan maka bertambah tingkat profitabilitas.
Sehingga dapat dikatakan pembiayaan pemilikan rumah sistim akad
murabahah berpengaruh pos