Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE BAHAYA SEKS
BEBAS BAGI KALANGAN REMAJA DI KOTA
BANDUNG
DK 26313/Tugas Akhir Semester I 2011/2012
Oleh :
Rudi Angga Permana NIM :
52108057
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Abstrak
Perilaku seks bebas merupkan hubungan seksual atau sexual intercourse antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan tanpa adanya pernikahan yang sah. Sek bebas merupakan sebuah aib dan
masalah besar karena merupakan perilaku menyimpang dan bertentangan
dengan aturan norma maupun harapan-harapan lingkungan sosial yang
bersangkutan. Namun perilaku tersebut cenderung disukai oleh sebagian
anak-anak muda khususnya dalam penelitian ini adalah remaja SMA kota
Bandung. Padahal remaja tersebut merupakan generasi intelektual yang
seharusnya berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mendorong remaja melakukan perilaku seks bebas dan
bagaimana akibatnya terhadap pelaku seks bebas tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Tehnik pengumpulan data dilakukan memakai
teknik wawancara mendalam (dept interview), penyebaran angket, observasi dan studi kepustakaan. Dalam proses pengumpulan datanya dilakukan
dengan snowboll sampling yakni tekik pengumpulan data dimana informan awal dipilih berdasarkan kriteria penelitian, kemudian mereka diminta untuk
memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga diperoleh
informan tambahan. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan.
remaja di luar sekolahan di kota Bandung dan 2 orang dari remaja yang
nongkrong sekitaran Dago.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
pergeseran nilai keperawanan (virginitas) bagi kalangan pelaku seks bebas,
kurang pentingnya penghargaan keperawanan bagi pelaku terhadap nilai
keperawanan (virginitas), pelaku seks bebas menjadi manusia yang rentan terhadap perilaku seks, makna hubungan pacaran pelaku seks lebih
mengarah ke orientasi seks bukan kearah pengenalan, perilaku seks bebas tersebut mempengaruhi nilai norma sebagai remaja yang berpendidikan.
Kecenderungan diatas dipicu oleh dorongan nafsu seks, kekurangan
terhadap ajaran agama, tekanan dari pasangan, terpengaruh teman,
lemahnya kontrol sosial baik teman ataupun lingkungan keluarga,
pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar. Kebebasan ruang untuk
penyaluran hasrat, akses pornografi yang sangat mudah dan orientasi materi
juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pelaku melakukan seks
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR GAMBAR ...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Fokus Masalah ...3
1.4 Tujuan Penelitian ...3
BAB II PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE BAHAYA SEKS BEBAS BAGI REMAJA SMA DI KOTA BANDUNG 2.1 Perancangan ...4
2.2 Media Kampanye ...4
2.3 Bahaya Seks Bebas ...5
2.4 Remaja SMA ...9
2.5 Kota Bandung ...10
2.6 Analisa Masalah ...11
2.7 Target Audiens ...12
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan ...16
3.2 Konsep Visual ...24
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1 Teknis Produksi ...29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini fenomena perilaku negatif remaja selalu menjadi topik
pembicaraan yang marak di bahas. Mulai dari penggunaan narkoba, geng
motor, kekerasan remaja, dan beberapa prilaku khas remaja lainnya. Prilaku
seks bebas merupakan salah satu prilaku negatif lain dari remaja.
Perkembangan seks bebas di kalangan remaja pada saat ini sudah cukup
tinggi. Di kalangan siswa sekolah menengah atas, seks bebas banyak terjadi
pada remaja usia 17 sampai 22 tahun.
Bandung merupakan kota yang memiliki populasi remaja cukup tinggi.
Selain itu, Bandung juga ditunjang dengan banyaknya fasilitas untuk
pergaulan remaja seperti Mall, Cafe, Diskotik,Taman Kota dan lainnya. Pada
waktu-waktu tertentu seperti malam minggu atau hari libur sudut-sudut kota
Bandung selalu dipadati oleh remaja bersama pasangannya. Dari
penelusuran penulis nampak ada beberapa kalangan remaja yang
melakukan tindakan yang tidak wajar dengan pasangannya, seperti halnya
bermesraan di sudut-sudut tempat yang sepi, berpegangan tangan,
berpelukan. Bahkan di antara mereka ada yang berani melakukan tindakan
itu terbuka di muka umum.
Di sisi yang lain, tidak bisa dipungkiri jika kota Bandung mendapat
sorotan yang negatif dari berbagai pihak atau daerah lain terkait maraknya
beberapa video porno yang dilakukan oleh pelajar yang masih duduk di
bangku sekolah di kota Bandung.
Seks bebas seolah telah menjadi gaya hidup di sebagian pelajar yang
ada di kota Bandung. Mereka tidak berfikir panjang akan resiko dari tindakan
yang dilakukannya. Pada akhirnya meningkatlah angka aborsi seiring
tingginya nilai seks bebas. Selain itu prilaku seks bebas di kalangan remaja
dapat menimbulkan penyakit kelamin dan akibat lainnya.
Kurangnya pendidikan yang baik mengenai seks bebas dan
dampaknya merupakan salah satu permasalahan sehingga menimbulkan
angka yang semakin tinggi.
Pendidikan seks bebas merupakan hal yang wajib di ketahui oleh para
remaja untuk mencegah perkembangan seks bebas. Maka ini perlu menjadi
suatu perhatian masyarakat khususnya keluarga dan sekolahan di kota
Bandung, agar dapat meningkatkan nilai norma dan agama terhadap remaja.
Sehingga mampu mencegah peningkatan angka seks bebas terhadap
remaja dan mampu memberikan contoh yang baik bagi generasi yang akan
datang khususnya di kota Bandung dan daerah lainnya
1.2 Identifikasi
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah yaitu :
1. Tingginya angka seks bebas terhadap remaja, sehingga berdampak
2. Minimnya pendidikan norma dan agama yang baik di dalam
lingkungan sekolah dan keluarga, sehingga berpengaruh terhadap
seks bebas di kalangan remaja.
1.3 Fokus Masalah
Fokus permasalahan pada tugas akhir ini yaitu fenomena mengenai
seks bebas dan dampaknya pada remaja khususnya di kota Bandung. Serta
minimnya pendidikan yang baik mengenai seks bebas di kalangan remaja,
karena selalu di anggap negatif berlebihan untuk di ketahui oleh remaja yang
masih duduk di bangku sma. Penelitian juga akan di arahkan pada pencarian
solusi mengenai permasalahan seks bebas di kalangan remaja di kota
Bandung.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengurangi tingkat seks bebas di kalangan remaja kota Bandung,
sehingga dampak negatifnya dapat berkurang.
2. Meningkatkan atau melengkapi informasi dan pengetahuan yang baik
BAB II
PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE BAHAYA SEKS BEBAS
BAGI KALANGAN REMAJA SMA DI KOTA BANDUNG
2.1 Perancangan
Bateman (2006) menjelaskan “perancangan adalah proses pembuatan
keputusan secara sistematik untuk mencapai tujuan mengenai suatu
permasalahan”(h.114)
Secara umum perancangan ialah cara yang di gunakan untuk
merangkai suatu masalah agar dapat berjalan dengan baik dan tersusun
lengkap.
Dalam sebuah penelitian ilmiah, perancangan sangat penting guna
untuk mendukung kelancaran dalam menyusun suatu rencana yang akan di
buat, sehingga menghasilkan yang terbaik.
2.2 Media Kampanye
Ibrahim (2012) mengatakan “media ialah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim menuju penerima”
Media ialah suatu alat komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan infomasi terhadap audiens secara visual. Verbal, kreatif, dan
persuasif
Kampanye pada prinsipnya suatu proses kegiatan komunikasi individu
atau kelompok yang di lakukan secara terorganisasi dan bertujuan untuk
Media kampanye ialah suatu alat komunikasi yang di tujukan melalui
suatu media cetak dan yang lainnya, untuk mencapai sebuah tujuan yang
dapat menghasilkan dampak perubahan yang positif.
2.3 Bahaya Seks Bebas
(Seperti dikutip Ari Benjamin, 2010 di berita kesehatan)
2.3.1 Pengertian Seks
Dimensi Biologis yang berkaitan dengan alat reproduksi. Di
dalamnya termasuk pengetahuan mengenai hormon-hormon,
menstruasi, masa subur, gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan
dan gangguan seperti PMS (penyakit menular seksual), dan
bagaimana memfungsikannya secara optimal secara biologis.
Dimensi Faal mencakup pengetahuan mengenai proses pembuahan, bagaimana ovum bertemu dengan sperma dan
membentuk zigot dan seterusnya.
Dimensi Psikologis Seksualitas berkaitan dengan bagaimana
kita menjalankan fungsi kita sebagai mahluk seksual dan identitas
peran jenis.
Dimensi Medis adalah pengetahuan mengenai penyakit yang di
oleh hubungan seks, terjadinya impotensi, nyeri, keputihan dan lain
sebagainya.
Dimensi Sosial Seksualitas berkaitan dengan hubungan
laki-laki dan perempuan. Hal ini dipepgaruhi oleb faktor budaya dan
idola asuh yang lebih memprioritaskan posisi laki-laki. Anggapan
tersebut harus diluruskan. karena jenis kelamin tidak menentukan
mana yang lebih baik atau berkualitas
2.3.2 Arti Seks Bebas
Melakukan aktivitas seks tanpa diikat tali pernikahan
(perkawinan).
2.3.3 Penyebab seks bebas
• Pengaruh tontonan berbau pornografi atau pornoaksi
• Kurangnya pedidikan agama
• Kurangnya perhatian atau pengawasan keluarga
• Bergaul di lingkungan bebas
2.3.4 Akibat Seks Bebas
• Kehamilan di luar nikah
• Aborsi yang tidak aman
• Infeksi saluran produksi
2.3.5 8 Penyakit Akibat Seks Bebas • Sifilis (Penyakit Raja Singa)
Juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya mirip dengan gejala-gejala-gejala-gejala sejumlah penyakit
lain. Sifilis sering dimulai dengan lecet yang tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam
tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun. Secara
umum, penyakit ini dapat membuat orang yang telah berumur
sangat menderita, karena dapat mengundang penyakit jantung,
kerusakan otak, dan kebutaan. Apabila tidak diobati, penyakit
ini juga dapat menyebabkan kematian. Kira-kira 120.000 orang
di Amerika Serikat tertular sifilis tiap tahun. • Gonore (Kencing Nanah)
Penyakit ini telah dikenal sejak dahulu, menyerang
sekitar 1,5 juta orang Amerika, baik pria maupun wanita, setiap
tahun. Meskipun sering tanpa gejala, infeksi bakteri ini dapat
menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan
nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak diobati,
penyakit ini dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada jantung atau otak. Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika.
• Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)
Di Amerika, kasus kutil pada alat kelamin ini mencapai
ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil
yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar,
atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat
datang kembali.
• Hepatitis B
Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang dilaporkan mencapai 200.000,
walaupun ini satu-satunya STD (Sexually Transmitted
Diseases).
Dalam bahasa Indonesianya adalah "Penyakit-penyakit yang dtularkan dari hubungan kelamin" yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
• Kanker Prosta
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin
Rosenblatt dari University of Illinois, diketahui bahwa dari 753
pria yang disurvei, terdapat hubungan antara kanker prostat
dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang.
Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita
berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.
• Kanker Serviks (leher rahim)
Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh
leher rahim. Virus ini bisa menular melalui hubungan seksual,
dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.
• HIV/AIDS
Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah
penyakit penyebab kematian ke-6 di dunia, baik bagi wanita
maupun pria. Virus yang menyerang kekebalan tubuh ini bisa
menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan
seksual. Hingga kini vaksinnya masih dikembangkan namun
belum terbukti ampuh mencegah penularannya.
• Trichomoniasis
Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi
berbuih atau berbusa. Ada juga yang tidak mengalami gejala
apapun. Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir prematur
jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil.
2.4 Remaja SMA
Thomas Kristo M (2010) menjelaskan ”jika kita bicara tentang remaja,
maka kita akan berbicara sekelompok manusia yang berada di koridor
tertentu”. Penulis mencoba mendefinisikan masa remaja adalah masa
diantara koridor usia 12 hingga 18 tahun. Biasanya usia di antara siswa SMP
kelas 1 hingga masuk pada usia mahasiswa tingkat 2, selebihnya penulis
Masa remaja adalah masa perubahan secara fisik dan mental. Karena
pada masa inilah banyak hal yang samar untuk dimasukan kedalam
pemikiran orang dewasa. Boleh dikatakan masa remaja adalah masa yang
sangat sulit untuk menebak prilaku, kemauan, serta identitas dirinya
Gambar II.1 Remaja SMA Perkotaan di Bandung
Sumber : Dokumen Pribadi
2.5 Kota Bandung
Bandung merupakan salah satu kota metropolitan yang mempunyai
berbagai fasilitas seperti mall, cafe, diskotik, taman kota. Salah satunya
Dago merupakan ikon kota Bandung. Daerah Dago merupakan bagian yang
sehingga merupakan daerah yang paling nyaman untuk nongkrong atau
berwisata. Jalan Dago mempunyai keindahan yang jarang di milki oleh jalan
lain. Kawasan ini memiliki banyak fasilitas yang mendukung seperti cafe,
mini market, tempat nongkrong lainnya, dan jalanan yang tertata rapih
dengan penghijauan yang cukup. Hampir setiap malam daerah Dago di
penuhi oleh kaum remaja yang hanya sekedar nongkrong atau ngopi
bersama teman-temannya. Namun pada hari-hari tertentu seperti hari libur
dan malam minggu, kawasan ini sangat di padati oleh kaum remaja bahkan
sampai banyak pihak swasta yang mengadakan acara demi meramaikan
kota Bandung di malam itu.
2.6 Analisa Masalah
Berdasarkan permasalahan yang timbul di atas, permasalahan seks
bebas ternyata dipicu oleh sebuah pergaulan negatif remaja, yang telah
dijadikan hal biasa. Minimnya pendidikan yang baik mengenai bahaya seks
bebas terhadap remaja SMA khususnya di kota Bandung menyababkan seks
semakin meluas.
Di samping itu fasilitas hiburan remaja yang marak di kota Bandung,
seperti diskotik dan tempat hiburan di malam hari sangat menunjang para
remaja melakukan seks bebas.
2.6.1. Studi Lapangan
Dalam studi lapangan ini penulis melakukan sebuah riset yang
yang berupa angket. Studi lapangan di lakukan terhadap remaja yang
masih duduk di bangku sekolah dari kelas satu hingga kelas tiga di
kota Bandung. Studi lapangan ini dilakukan karena suatu kebutuhan
untuk menambahkan sebuah data yang lebih akurat untuk penulisan
karya ilmiah yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil riset yang di lakukan langsung tanya jawab
menghasilkan data tentang perkembangan remaja dan pengetahuan
yang minim terhadap seks bebas.
Hasil riset lapangan melalui angket pertanyaan menyatakan
bahwa 30 % diantara 100 siswa pernah melakukan seks bebas dan
hal ini dinyatakan dengan beberapa pertanyaan yang di ajukan
melalui penyebaran angket secara efisian. Dan hingga 90 % remaja
sekolah pernah melakukan ciuman dengan lawan jenisnya.
Ungkapan seorang siswa SMA di kota Bandung “seks bebas dalam
percintaan untuk saat ini sudah bukan menjadi hal yang aneh, bahkan
telah menjadi sebuah budaya yang di anggapnya gaya hidup yang
modern, gaul, dan tidak ketinggalan jaman”
2.6.2 Studi Pustaka
Srtudi pustaka ini di lakukan terhadap remaja perkotaan yang
rentang usianya masih duduk di bangku SMA dari kelas satu hingga
kelas tiga. Selain itu banyak hal yang dilakukan dengan mempelajari
beberapa permasalahan yang sejenis dan buku yang berkaitan
1. Studi Lapangan
• Remaja rentang usia 16 - 20 tahun di kota Bandung
• Beberapa sekolah SMA, SMK, di kota Bandung
2. Studi Buku
• Berita kesehatan (Bahaya seks bebas)
• Motivator terbaik bagi remaja
• Analisis tanda dan makna pada karya desain komunikasi
visual
• Perilaku remaja
3. Studi indikator
• Apakah anda tahu tempat - tempat hiburan malam
• Apakah anda tahu tempat - tempat prostitusi
• Apakah anda tahu seks bebas
• Apakah anda tahu bahaya seks bebas
• Apakah anda pernah berpacaran
• Apakan pada saat berpacaran anda berpegangan tangan
• Apakah pada saat berpacaran anda berpelukan
• Apakah dalam berpacaran anda pernah melakukan
ciuman
• Apakah anda melakukannya hanya dengan pacar
• Apakah anda melakukannya pada malam hari saja
• Apakah anda pernah melakukan hubungan bada
2.7 Target Audiens • Demografis
Usia : Remaja usia 16 - 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
Pendidikan : SMA dan Setara
Agama/Ras : Semua agama/ras
Ekonomi : Menengah ke atas
• Psikografis
Disini target audiens berdasarkan psikografis di ambil menurut
rentang usia remaja yang sering bergaul dan mengelompokan
dirinya. Dan yang hidup di perkotaan dengan gaya hidup yang
lebih mewah dan banyak hiburan malam.
• Geografis
Remaja perkotaan khususnya Bandung yang masuk dalam
kelompok menengah ke atas yang memiliki ekonomi yang
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
3.1.1 Pendekatan Komunikasi Visual
Komunikasi visual adalah sebuah rangkaian proses
penyampaian informasi atau maksud tertentu kepada pihak lain
dengan menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh
indera penglihatan. Dalam komunikasi visual sering
mengkombinasikan antara seni, lambang, gambar, font, desain grafis,
ilustrasi, dan warna.
Strategi komunikasi visual akan menggunakan pendekatan
komunikasi dengan menampilkan gaya remaja yang informatif,
inovatif, persuasif, dan gaya remaja yang gaul. Seiring perubahan
remaja yang semakin modern dan lebih kreatif, maka media informasi
ini akan dibuat seefisien mungkin dan mudah di terima oleh target
audiens.
3.1.2 Pendekatan Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang di
sampaikan berupa tulisan yang memiliki peranan penting dalam
sebuah media komunikasi, agar informasi yang di sampaikan dapat di
Gaya bahasa yang akan digunakan dalam penyampaian
informasi ini, merupakan gaya bahasa yang di sesuaikan dengan
karakter remaja pada saat ini, dengan gaya bahasa yang tegas
namun santai dan tetap bernuansa gaul. Agar remaja mampu
menyerap informasi dengan baik.
3.1.3 Strategi Kreatif • Tahap Awal
Pada tahap ini, pendekatan kreatif yang dilakukan oleh penulis
dalam kampanye ini adalah dengan cara mengemas pesan
melalui bentuk visual dan teks untuk menarik perhatian
audiens.
• Tahap Informasi
Selanjutnya memberikan informasi tentang bahaya seks bebas
melalui penyuluhan yang bekerja sama dengan pihak sekolah
di kota Bandung, dan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Untuk
selanjutnya diadakan penyuluhan-penyuluhan kepada setiap
sekolahan.
• Tahap akhir
Pada tahap terakhir dilakukan sebuah acara lomba kesehatan
dan kreatifitas guna untuk meningkatkan daya berfikir remaja
3.1.4 Strategi Media
Pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara
mengemas materi pesan kedalam media dengan mensosialisasikan
pesan dan mengaplikasikannya pada media pendukung. Adapun
media yang digunakan dalam kampanye ini antara lain:
1. Media Utama
Media utama yang digunakan adalah poster. Dikarenakan
poster memiliki jangkauan sasaran lebih banyak dan tingkat
keterlihatan dan keterbacaan yang tinggi. Poster yang
ditampilkan adalah, poster dengan gaya remaja yang lebih
kreatif dan gaul.
2. Media Pendukung
Media pendukung untuk membantu menyampaikan pesan
dalam tahapan kampanye ini meliputi media pendukung
berupa cetak dan gimmick. Yang disesuaikan dengan ruang lingkup dari target audience kampanye. Meliputi:
• Pin
Guna untuk melengkapi penyampaian tagline melalui media pin, yang sering di gunakan di pakaian ataupun
tas.
Gambar III.2 Rancangan Pin
• Stiker
Stiker sebagai media yang mudah di tempel di mana
saja seperti kendaraan kaca lemari dan benda lainnya,
melalui stiker lebih memudahkan untuk menyamnpaikan
Gambar III.3 Rancangan Stiker
• Gelang
Gelang merupakan aksesoris yang sering di gunakan
oleh remaja khususnya kota Bandung.
• Jam Weker
Jam beker biasa di gunakan oleh remaja sebagai
pengingat waktu di area kamar. Hal ini dapat membantu
dalam penyampaian pesan tagline yang ada di dalam jam.
Gambar III.5 Rancangan Jam Weker
• T-Shirt
Gambar III.6 Rancangan T-Shirt
• X-Banner
X-Banner adalah salah satu media pendukung yang dibuat sebagai media kampanye yang akan ditempatkan
Gambar III.7 Rancangan X-Banner
3.1.5 Strategi Distribusi
Pada tahap pertama poster akan di tempel di tempat - tempat
strategis yang memungkinkan terlihat oleh target audiens seperti
Tahap kedua akan dilakukan penyebaran media pendukung
stiker, pin, gelang guna untuk menarik perhatian target audiens
terhadap kampanye yang akan di sampaikan.
Berikut tabel penyebaran media periode 4 Maret – 20 Agustus 2012 :
MEDIA WAKTU TEMPAT Poster 4 Maret – 4 Mei 2012 Sekolahan
Baju sosialisasi sekolahan
Jam sosialisasi sekolahan
Stiker sosialisasi sekolahan
Gelang sosialisasi sekolahan
Pin sosialisasi sekolahan
X-Banner Sosialisasi sekolahan
3.2 Konsep Visual 3.2.1 Format Desain
Format yang digunakan pada media poster tahap informasi ini
adalah portrait. Ukuran yang digunakan memakai ukuran A3 (29.7
cm x 42 cm). Pertimbangan memakai ukuran ini adalah bagaimana
poster bisa mudah terlihat oleh target audiens, sehingga pesannya
Gambar III.8 Format Media Utama Poster
3.2.1 Layout
Visual dari kampanye ini menggunakan gaya remaja yang
ceria, gaul, kreatif, dan inovatif. Dengan pertimbangan pada
keterlihatan yang jelas serta mempertimbangkan pada daya ingat dari
target audiens. Objek visual yang digunakan dalam kampanye ini
Gambar III.9 Rancangan Layout
3.2.2 Warna
Konsep warna biru dipilih dari seragam sekolah SMA yang
identik dengan warna biru. Dan menimbulkan kesan yang ceria.
Warna merah merupakan warna yang di ambil sesuai dengan gambar
hati yang memiliki warna merah.
Contoh Warna :
C : 15 Y : 90
M :100 K : 10
C : 0 Y : 100
C : 85 Y : 0
M :50 K : 0
C : 70 Y : 0
M :15 K : 0
3.2.3 Tagline
Tagline berfungsi sebagai salah satu alat berkomunikasi dan material kreatif dalam mengkomunikasikan tujuan dari kampanye.
Tagline dari kampanye ini adalah “Say No To Free Sex”. Konsep dari
tagline ini adalah selain membuat tagline yang mudah diingat, serta mengandung unsur persuasif dan menyadari bahwa keindahan hidup
adalah apabila remaja dalam keadaan positif. Karena itu, menjaga diri
agar tetap positif adalah sebuah prioritas. Dengan langkah awal
kesadaran untuk berpola pikir positif, yang sebenarnya tidak sulit.
3.2.4 Font
Pemilihan huruf untuk media informasi ini adalah jenis huruf
Hobo Standar Medium. Dengan tujuan keterbacaan dan tingkat daya
ingat serta pemilihan huruf yang khas remaja yang gaul dan kreatif.
ABCDEFGHIJ
KLMNOPQRST
UVWXYZ
abcdefghij
klmnopqrat
uvwxyz
1234567890
!?#%$&()
48 poin
“SaY No to fRee SeX”
20 poin “SaY No to fRee SeX”
12 poin “SaY No to fRee SeX”
Font ukuran 48point digunakan di media utama dan X-banner
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
1. Poster
• Ukuran A3 (29.7cm x 42cm)
• Material kertas Art paper 140gram
• Teknis produksi di print menggunakan printer laser
• Waktu pengerjaan 15 menit
2. Gelang
• Ukuran diameter 6 cm
• Material karet lunak
• Teknis produksi di cetak menggunakan cetakan mal
• Waktu pengerjaan 1 hari
Gambar IV.4 Media Gelang
3. T-shirt
• Ukuran T-shirt all size
• Ukuran gambar A4 (21cm x 29.7cm)
• Material T-shirt bahan cotton combed
• Teknis produksi di print dengan mesin khusus tinta T-shirt
5. Pin
printer biaasa lalu di pasang
• Waktu peengerjaan 1 hari
printer biassa
7. X-banner
• Ukuran 60cm x 160cm
• Material bahan flexi
• Teknis produksi di print
• Waktu pengerjaan 30 menit
DAFTAR PUSTAKA
• Benjamin, Ari. (2010) Bahaya Seks Bebas. Berita Kesehatan. Jakarta: Grasindo
• Kristo, M. Thomas. (2010) Andalan Para Orang Tua Motivator Terbaik Bagi Remaja. Jakarta: Elex Media Komputindo
• Kusrianto, Adi. (2010) Pengantar Tipografi. Jakarta: Elex Media Komputindo
• Marwadi, Dodi. (2009) Cara Mudah Menulis Buku. Jakarta: Niaga Swadaya
• Nasrudin, Aizzat. (2006) Pengantar Pengurusan. Jakarta: Gramedia • Nugroho, Eko. (2008) Pengenalan Teori Warna. Jakarta: Andi
Publisher
• Rusmawan, Uus. (2007) Latihan Konsep Dan Visual Basic.Jakarta: Elex Media Komputindo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rudi Angga Permana Usia : 23 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 4 Maret 1988 Agama : Islam
Bangsa : Indonesia No telp : 089655448800
Tempat Tinggal : JL. Terusan awi bitung no.23 rt 06 rw 10 cicadas Bandung.
PENDIDIKAN
1. SDN, CICADA XXII, BANDUNG 2. SMP, SUMATERA 40, BANDUNG 3. SMA, SUMATERA 40, BANDUNG
4. PERGURUAN TINGGI, UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, BANDUNG