• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Kampanye Bahaya Seks Bebas Bagi Kalangan Remaja Di Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Kampanye Bahaya Seks Bebas Bagi Kalangan Remaja Di Kota Bandung"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE BAHAYA SEKS

BEBAS BAGI KALANGAN REMAJA DI KOTA

BANDUNG

DK 26313/Tugas Akhir Semester I 2011/2012

Oleh :

Rudi Angga Permana NIM :

52108057

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

Abstrak

Perilaku seks bebas merupkan hubungan seksual atau sexual intercourse antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan tanpa adanya pernikahan yang sah. Sek bebas merupakan sebuah aib dan

masalah besar karena merupakan perilaku menyimpang dan bertentangan

dengan aturan norma maupun harapan-harapan lingkungan sosial yang

bersangkutan. Namun perilaku tersebut cenderung disukai oleh sebagian

anak-anak muda khususnya dalam penelitian ini adalah remaja SMA kota

Bandung. Padahal remaja tersebut merupakan generasi intelektual yang

seharusnya berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mendorong remaja melakukan perilaku seks bebas dan

bagaimana akibatnya terhadap pelaku seks bebas tersebut. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Tehnik pengumpulan data dilakukan memakai

teknik wawancara mendalam (dept interview), penyebaran angket, observasi dan studi kepustakaan. Dalam proses pengumpulan datanya dilakukan

dengan snowboll sampling yakni tekik pengumpulan data dimana informan awal dipilih berdasarkan kriteria penelitian, kemudian mereka diminta untuk

memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga diperoleh

informan tambahan. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang informan.

(5)

remaja di luar sekolahan di kota Bandung dan 2 orang dari remaja yang

nongkrong sekitaran Dago.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

pergeseran nilai keperawanan (virginitas) bagi kalangan pelaku seks bebas,

kurang pentingnya penghargaan keperawanan bagi pelaku terhadap nilai

keperawanan (virginitas), pelaku seks bebas menjadi manusia yang rentan terhadap perilaku seks, makna hubungan pacaran pelaku seks lebih

mengarah ke orientasi seks bukan kearah pengenalan, perilaku seks bebas tersebut mempengaruhi nilai norma sebagai remaja yang berpendidikan.

Kecenderungan diatas dipicu oleh dorongan nafsu seks, kekurangan

terhadap ajaran agama, tekanan dari pasangan, terpengaruh teman,

lemahnya kontrol sosial baik teman ataupun lingkungan keluarga,

pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar. Kebebasan ruang untuk

penyaluran hasrat, akses pornografi yang sangat mudah dan orientasi materi

juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pelaku melakukan seks

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR GAMBAR ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...2

1.3 Fokus Masalah ...3

1.4 Tujuan Penelitian ...3

BAB II PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE BAHAYA SEKS BEBAS BAGI REMAJA SMA DI KOTA BANDUNG 2.1 Perancangan ...4

2.2 Media Kampanye ...4

2.3 Bahaya Seks Bebas ...5

2.4 Remaja SMA ...9

2.5 Kota Bandung ...10

2.6 Analisa Masalah ...11

2.7 Target Audiens ...12

(7)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan ...16

3.2 Konsep Visual ...24

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Teknis Produksi ...29

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini fenomena perilaku negatif remaja selalu menjadi topik

pembicaraan yang marak di bahas. Mulai dari penggunaan narkoba, geng

motor, kekerasan remaja, dan beberapa prilaku khas remaja lainnya. Prilaku

seks bebas merupakan salah satu prilaku negatif lain dari remaja.

Perkembangan seks bebas di kalangan remaja pada saat ini sudah cukup

tinggi. Di kalangan siswa sekolah menengah atas, seks bebas banyak terjadi

pada remaja usia 17 sampai 22 tahun.

Bandung merupakan kota yang memiliki populasi remaja cukup tinggi.

Selain itu, Bandung juga ditunjang dengan banyaknya fasilitas untuk

pergaulan remaja seperti Mall, Cafe, Diskotik,Taman Kota dan lainnya. Pada

waktu-waktu tertentu seperti malam minggu atau hari libur sudut-sudut kota

Bandung selalu dipadati oleh remaja bersama pasangannya. Dari

penelusuran penulis nampak ada beberapa kalangan remaja yang

melakukan tindakan yang tidak wajar dengan pasangannya, seperti halnya

bermesraan di sudut-sudut tempat yang sepi, berpegangan tangan,

berpelukan. Bahkan di antara mereka ada yang berani melakukan tindakan

itu terbuka di muka umum.

Di sisi yang lain, tidak bisa dipungkiri jika kota Bandung mendapat

sorotan yang negatif dari berbagai pihak atau daerah lain terkait maraknya

(9)

beberapa video porno yang dilakukan oleh pelajar yang masih duduk di

bangku sekolah di kota Bandung.

Seks bebas seolah telah menjadi gaya hidup di sebagian pelajar yang

ada di kota Bandung. Mereka tidak berfikir panjang akan resiko dari tindakan

yang dilakukannya. Pada akhirnya meningkatlah angka aborsi seiring

tingginya nilai seks bebas. Selain itu prilaku seks bebas di kalangan remaja

dapat menimbulkan penyakit kelamin dan akibat lainnya.

Kurangnya pendidikan yang baik mengenai seks bebas dan

dampaknya merupakan salah satu permasalahan sehingga menimbulkan

angka yang semakin tinggi.

Pendidikan seks bebas merupakan hal yang wajib di ketahui oleh para

remaja untuk mencegah perkembangan seks bebas. Maka ini perlu menjadi

suatu perhatian masyarakat khususnya keluarga dan sekolahan di kota

Bandung, agar dapat meningkatkan nilai norma dan agama terhadap remaja.

Sehingga mampu mencegah peningkatan angka seks bebas terhadap

remaja dan mampu memberikan contoh yang baik bagi generasi yang akan

datang khususnya di kota Bandung dan daerah lainnya

1.2 Identifikasi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di

identifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Tingginya angka seks bebas terhadap remaja, sehingga berdampak

(10)

2. Minimnya pendidikan norma dan agama yang baik di dalam

lingkungan sekolah dan keluarga, sehingga berpengaruh terhadap

seks bebas di kalangan remaja.

1.3 Fokus Masalah

Fokus permasalahan pada tugas akhir ini yaitu fenomena mengenai

seks bebas dan dampaknya pada remaja khususnya di kota Bandung. Serta

minimnya pendidikan yang baik mengenai seks bebas di kalangan remaja,

karena selalu di anggap negatif berlebihan untuk di ketahui oleh remaja yang

masih duduk di bangku sma. Penelitian juga akan di arahkan pada pencarian

solusi mengenai permasalahan seks bebas di kalangan remaja di kota

Bandung.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengurangi tingkat seks bebas di kalangan remaja kota Bandung,

sehingga dampak negatifnya dapat berkurang.

2. Meningkatkan atau melengkapi informasi dan pengetahuan yang baik

(11)

BAB II

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE BAHAYA SEKS BEBAS

BAGI KALANGAN REMAJA SMA DI KOTA BANDUNG

2.1 Perancangan

Bateman (2006) menjelaskan “perancangan adalah proses pembuatan

keputusan secara sistematik untuk mencapai tujuan mengenai suatu

permasalahan”(h.114)

Secara umum perancangan ialah cara yang di gunakan untuk

merangkai suatu masalah agar dapat berjalan dengan baik dan tersusun

lengkap.

Dalam sebuah penelitian ilmiah, perancangan sangat penting guna

untuk mendukung kelancaran dalam menyusun suatu rencana yang akan di

buat, sehingga menghasilkan yang terbaik.

2.2 Media Kampanye

Ibrahim (2012) mengatakan “media ialah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim menuju penerima”

Media ialah suatu alat komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan infomasi terhadap audiens secara visual. Verbal, kreatif, dan

persuasif

Kampanye pada prinsipnya suatu proses kegiatan komunikasi individu

atau kelompok yang di lakukan secara terorganisasi dan bertujuan untuk

(12)

Media kampanye ialah suatu alat komunikasi yang di tujukan melalui

suatu media cetak dan yang lainnya, untuk mencapai sebuah tujuan yang

dapat menghasilkan dampak perubahan yang positif.

2.3 Bahaya Seks Bebas

(Seperti dikutip Ari Benjamin, 2010 di berita kesehatan)

2.3.1 Pengertian Seks

Dimensi Biologis yang berkaitan dengan alat reproduksi. Di

dalamnya termasuk pengetahuan mengenai hormon-hormon,

menstruasi, masa subur, gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan

dan gangguan seperti PMS (penyakit menular seksual), dan

bagaimana memfungsikannya secara optimal secara biologis.

Dimensi Faal mencakup pengetahuan mengenai proses pembuahan, bagaimana ovum bertemu dengan sperma dan

membentuk zigot dan seterusnya.

Dimensi Psikologis Seksualitas berkaitan dengan bagaimana

kita menjalankan fungsi kita sebagai mahluk seksual dan identitas

peran jenis.

Dimensi Medis adalah pengetahuan mengenai penyakit yang di

oleh hubungan seks, terjadinya impotensi, nyeri, keputihan dan lain

sebagainya.

Dimensi Sosial Seksualitas berkaitan dengan hubungan

(13)

laki-laki dan perempuan. Hal ini dipepgaruhi oleb faktor budaya dan

idola asuh yang lebih memprioritaskan posisi laki-laki. Anggapan

tersebut harus diluruskan. karena jenis kelamin tidak menentukan

mana yang lebih baik atau berkualitas

2.3.2 Arti Seks Bebas

Melakukan aktivitas seks tanpa diikat tali pernikahan

(perkawinan).

2.3.3 Penyebab seks bebas

• Pengaruh tontonan berbau pornografi atau pornoaksi

• Kurangnya pedidikan agama

• Kurangnya perhatian atau pengawasan keluarga

• Bergaul di lingkungan bebas

2.3.4 Akibat Seks Bebas

• Kehamilan di luar nikah

• Aborsi yang tidak aman

• Infeksi saluran produksi

(14)

2.3.5 8 Penyakit Akibat Seks Bebas Sifilis (Penyakit Raja Singa)

Juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya mirip dengan gejala-gejala-gejala-gejala sejumlah penyakit

lain. Sifilis sering dimulai dengan lecet yang tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam

tiga tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun. Secara

umum, penyakit ini dapat membuat orang yang telah berumur

sangat menderita, karena dapat mengundang penyakit jantung,

kerusakan otak, dan kebutaan. Apabila tidak diobati, penyakit

ini juga dapat menyebabkan kematian. Kira-kira 120.000 orang

di Amerika Serikat tertular sifilis tiap tahun. • Gonore (Kencing Nanah)

Penyakit ini telah dikenal sejak dahulu, menyerang

sekitar 1,5 juta orang Amerika, baik pria maupun wanita, setiap

tahun. Meskipun sering tanpa gejala, infeksi bakteri ini dapat

menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan

nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak diobati,

penyakit ini dapat berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada jantung atau otak. Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika.

Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)

Di Amerika, kasus kutil pada alat kelamin ini mencapai

(15)

ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil

yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar,

atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat

datang kembali.

Hepatitis B

Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang dilaporkan mencapai 200.000,

walaupun ini satu-satunya STD (Sexually Transmitted

Diseases).

Dalam bahasa Indonesianya adalah "Penyakit-penyakit yang dtularkan dari hubungan kelamin" yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

Kanker Prosta

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin

Rosenblatt dari University of Illinois, diketahui bahwa dari 753

pria yang disurvei, terdapat hubungan antara kanker prostat

dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang.

Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita

berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.

Kanker Serviks (leher rahim)

Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh

(16)

leher rahim. Virus ini bisa menular melalui hubungan seksual,

dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini.

HIV/AIDS

Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah

penyakit penyebab kematian ke-6 di dunia, baik bagi wanita

maupun pria. Virus yang menyerang kekebalan tubuh ini bisa

menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan

seksual. Hingga kini vaksinnya masih dikembangkan namun

belum terbukti ampuh mencegah penularannya.

Trichomoniasis

Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi

berbuih atau berbusa. Ada juga yang tidak mengalami gejala

apapun. Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir prematur

jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil.

2.4 Remaja SMA

Thomas Kristo M (2010) menjelaskan ”jika kita bicara tentang remaja,

maka kita akan berbicara sekelompok manusia yang berada di koridor

tertentu”. Penulis mencoba mendefinisikan masa remaja adalah masa

diantara koridor usia 12 hingga 18 tahun. Biasanya usia di antara siswa SMP

kelas 1 hingga masuk pada usia mahasiswa tingkat 2, selebihnya penulis

(17)

Masa remaja adalah masa perubahan secara fisik dan mental. Karena

pada masa inilah banyak hal yang samar untuk dimasukan kedalam

pemikiran orang dewasa. Boleh dikatakan masa remaja adalah masa yang

sangat sulit untuk menebak prilaku, kemauan, serta identitas dirinya

Gambar II.1 Remaja SMA Perkotaan di Bandung

Sumber : Dokumen Pribadi

2.5 Kota Bandung

Bandung merupakan salah satu kota metropolitan yang mempunyai

berbagai fasilitas seperti mall, cafe, diskotik, taman kota. Salah satunya

Dago merupakan ikon kota Bandung. Daerah Dago merupakan bagian yang

(18)

sehingga merupakan daerah yang paling nyaman untuk nongkrong atau

berwisata. Jalan Dago mempunyai keindahan yang jarang di milki oleh jalan

lain. Kawasan ini memiliki banyak fasilitas yang mendukung seperti cafe,

mini market, tempat nongkrong lainnya, dan jalanan yang tertata rapih

dengan penghijauan yang cukup. Hampir setiap malam daerah Dago di

penuhi oleh kaum remaja yang hanya sekedar nongkrong atau ngopi

bersama teman-temannya. Namun pada hari-hari tertentu seperti hari libur

dan malam minggu, kawasan ini sangat di padati oleh kaum remaja bahkan

sampai banyak pihak swasta yang mengadakan acara demi meramaikan

kota Bandung di malam itu.

2.6 Analisa Masalah

Berdasarkan permasalahan yang timbul di atas, permasalahan seks

bebas ternyata dipicu oleh sebuah pergaulan negatif remaja, yang telah

dijadikan hal biasa. Minimnya pendidikan yang baik mengenai bahaya seks

bebas terhadap remaja SMA khususnya di kota Bandung menyababkan seks

semakin meluas.

Di samping itu fasilitas hiburan remaja yang marak di kota Bandung,

seperti diskotik dan tempat hiburan di malam hari sangat menunjang para

remaja melakukan seks bebas.

2.6.1. Studi Lapangan

Dalam studi lapangan ini penulis melakukan sebuah riset yang

(19)

yang berupa angket. Studi lapangan di lakukan terhadap remaja yang

masih duduk di bangku sekolah dari kelas satu hingga kelas tiga di

kota Bandung. Studi lapangan ini dilakukan karena suatu kebutuhan

untuk menambahkan sebuah data yang lebih akurat untuk penulisan

karya ilmiah yang baik dan benar.

Berdasarkan hasil riset yang di lakukan langsung tanya jawab

menghasilkan data tentang perkembangan remaja dan pengetahuan

yang minim terhadap seks bebas.

Hasil riset lapangan melalui angket pertanyaan menyatakan

bahwa 30 % diantara 100 siswa pernah melakukan seks bebas dan

hal ini dinyatakan dengan beberapa pertanyaan yang di ajukan

melalui penyebaran angket secara efisian. Dan hingga 90 % remaja

sekolah pernah melakukan ciuman dengan lawan jenisnya.

Ungkapan seorang siswa SMA di kota Bandung “seks bebas dalam

percintaan untuk saat ini sudah bukan menjadi hal yang aneh, bahkan

telah menjadi sebuah budaya yang di anggapnya gaya hidup yang

modern, gaul, dan tidak ketinggalan jaman”

2.6.2 Studi Pustaka

Srtudi pustaka ini di lakukan terhadap remaja perkotaan yang

rentang usianya masih duduk di bangku SMA dari kelas satu hingga

kelas tiga. Selain itu banyak hal yang dilakukan dengan mempelajari

beberapa permasalahan yang sejenis dan buku yang berkaitan

(20)

1. Studi Lapangan

• Remaja rentang usia 16 - 20 tahun di kota Bandung

• Beberapa sekolah SMA, SMK, di kota Bandung

2. Studi Buku

• Berita kesehatan (Bahaya seks bebas)

• Motivator terbaik bagi remaja

• Analisis tanda dan makna pada karya desain komunikasi

visual

• Perilaku remaja

3. Studi indikator

• Apakah anda tahu tempat - tempat hiburan malam

• Apakah anda tahu tempat - tempat prostitusi

• Apakah anda tahu seks bebas

• Apakah anda tahu bahaya seks bebas

• Apakah anda pernah berpacaran

• Apakan pada saat berpacaran anda berpegangan tangan

• Apakah pada saat berpacaran anda berpelukan

• Apakah dalam berpacaran anda pernah melakukan

ciuman

• Apakah anda melakukannya hanya dengan pacar

(21)

• Apakah anda melakukannya pada malam hari saja

• Apakah anda pernah melakukan hubungan bada

(22)

2.7 Target Audiens Demografis

Usia : Remaja usia 16 - 20 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Pendidikan : SMA dan Setara

Agama/Ras : Semua agama/ras

Ekonomi : Menengah ke atas

Psikografis

Disini target audiens berdasarkan psikografis di ambil menurut

rentang usia remaja yang sering bergaul dan mengelompokan

dirinya. Dan yang hidup di perkotaan dengan gaya hidup yang

lebih mewah dan banyak hiburan malam.

Geografis

Remaja perkotaan khususnya Bandung yang masuk dalam

kelompok menengah ke atas yang memiliki ekonomi yang

(23)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

3.1.1 Pendekatan Komunikasi Visual

Komunikasi visual adalah sebuah rangkaian proses

penyampaian informasi atau maksud tertentu kepada pihak lain

dengan menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh

indera penglihatan. Dalam komunikasi visual sering

mengkombinasikan antara seni, lambang, gambar, font, desain grafis,

ilustrasi, dan warna.

Strategi komunikasi visual akan menggunakan pendekatan

komunikasi dengan menampilkan gaya remaja yang informatif,

inovatif, persuasif, dan gaya remaja yang gaul. Seiring perubahan

remaja yang semakin modern dan lebih kreatif, maka media informasi

ini akan dibuat seefisien mungkin dan mudah di terima oleh target

audiens.

3.1.2 Pendekatan Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang di

sampaikan berupa tulisan yang memiliki peranan penting dalam

sebuah media komunikasi, agar informasi yang di sampaikan dapat di

(24)

Gaya bahasa yang akan digunakan dalam penyampaian

informasi ini, merupakan gaya bahasa yang di sesuaikan dengan

karakter remaja pada saat ini, dengan gaya bahasa yang tegas

namun santai dan tetap bernuansa gaul. Agar remaja mampu

menyerap informasi dengan baik.

3.1.3 Strategi Kreatif Tahap Awal

Pada tahap ini, pendekatan kreatif yang dilakukan oleh penulis

dalam kampanye ini adalah dengan cara mengemas pesan

melalui bentuk visual dan teks untuk menarik perhatian

audiens.

Tahap Informasi

Selanjutnya memberikan informasi tentang bahaya seks bebas

melalui penyuluhan yang bekerja sama dengan pihak sekolah

di kota Bandung, dan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Untuk

selanjutnya diadakan penyuluhan-penyuluhan kepada setiap

sekolahan.

Tahap akhir

Pada tahap terakhir dilakukan sebuah acara lomba kesehatan

dan kreatifitas guna untuk meningkatkan daya berfikir remaja

(25)

3.1.4 Strategi Media

Pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara

mengemas materi pesan kedalam media dengan mensosialisasikan

pesan dan mengaplikasikannya pada media pendukung. Adapun

media yang digunakan dalam kampanye ini antara lain:

1. Media Utama

Media utama yang digunakan adalah poster. Dikarenakan

poster memiliki jangkauan sasaran lebih banyak dan tingkat

keterlihatan dan keterbacaan yang tinggi. Poster yang

ditampilkan adalah, poster dengan gaya remaja yang lebih

kreatif dan gaul.

(26)

2. Media Pendukung

Media pendukung untuk membantu menyampaikan pesan

dalam tahapan kampanye ini meliputi media pendukung

berupa cetak dan gimmick. Yang disesuaikan dengan ruang lingkup dari target audience kampanye. Meliputi:

Pin

Guna untuk melengkapi penyampaian tagline melalui media pin, yang sering di gunakan di pakaian ataupun

tas.

Gambar III.2 Rancangan Pin

Stiker

Stiker sebagai media yang mudah di tempel di mana

saja seperti kendaraan kaca lemari dan benda lainnya,

melalui stiker lebih memudahkan untuk menyamnpaikan

(27)

Gambar III.3 Rancangan Stiker

Gelang

Gelang merupakan aksesoris yang sering di gunakan

oleh remaja khususnya kota Bandung.

(28)

Jam Weker

Jam beker biasa di gunakan oleh remaja sebagai

pengingat waktu di area kamar. Hal ini dapat membantu

dalam penyampaian pesan tagline yang ada di dalam jam.

Gambar III.5 Rancangan Jam Weker

T-Shirt

(29)

Gambar III.6 Rancangan T-Shirt

X-Banner

X-Banner adalah salah satu media pendukung yang dibuat sebagai media kampanye yang akan ditempatkan

(30)

Gambar III.7 Rancangan X-Banner

3.1.5 Strategi Distribusi

Pada tahap pertama poster akan di tempel di tempat - tempat

strategis yang memungkinkan terlihat oleh target audiens seperti

(31)

Tahap kedua akan dilakukan penyebaran media pendukung

stiker, pin, gelang guna untuk menarik perhatian target audiens

terhadap kampanye yang akan di sampaikan.

Berikut tabel penyebaran media periode 4 Maret – 20 Agustus 2012 :

MEDIA WAKTU TEMPAT Poster 4 Maret – 4 Mei 2012 Sekolahan

Baju sosialisasi sekolahan

Jam sosialisasi sekolahan

Stiker sosialisasi sekolahan

Gelang sosialisasi sekolahan

Pin sosialisasi sekolahan

X-Banner Sosialisasi sekolahan

3.2 Konsep Visual 3.2.1 Format Desain

Format yang digunakan pada media poster tahap informasi ini

adalah portrait. Ukuran yang digunakan memakai ukuran A3 (29.7

cm x 42 cm). Pertimbangan memakai ukuran ini adalah bagaimana

poster bisa mudah terlihat oleh target audiens, sehingga pesannya

(32)

Gambar III.8 Format Media Utama Poster

3.2.1 Layout

Visual dari kampanye ini menggunakan gaya remaja yang

ceria, gaul, kreatif, dan inovatif. Dengan pertimbangan pada

keterlihatan yang jelas serta mempertimbangkan pada daya ingat dari

target audiens. Objek visual yang digunakan dalam kampanye ini

(33)

Gambar III.9 Rancangan Layout

3.2.2 Warna

Konsep warna biru dipilih dari seragam sekolah SMA yang

identik dengan warna biru. Dan menimbulkan kesan yang ceria.

Warna merah merupakan warna yang di ambil sesuai dengan gambar

hati yang memiliki warna merah.

Contoh Warna :

C : 15 Y : 90

M :100 K : 10

C : 0 Y : 100

(34)

C : 85 Y : 0

M :50 K : 0

C : 70 Y : 0

M :15 K : 0

3.2.3 Tagline

Tagline berfungsi sebagai salah satu alat berkomunikasi dan material kreatif dalam mengkomunikasikan tujuan dari kampanye.

Tagline dari kampanye ini adalah “Say No To Free Sex”. Konsep dari

tagline ini adalah selain membuat tagline yang mudah diingat, serta mengandung unsur persuasif dan menyadari bahwa keindahan hidup

adalah apabila remaja dalam keadaan positif. Karena itu, menjaga diri

agar tetap positif adalah sebuah prioritas. Dengan langkah awal

kesadaran untuk berpola pikir positif, yang sebenarnya tidak sulit.

3.2.4 Font

Pemilihan huruf untuk media informasi ini adalah jenis huruf

Hobo Standar Medium. Dengan tujuan keterbacaan dan tingkat daya

ingat serta pemilihan huruf yang khas remaja yang gaul dan kreatif.

(35)

ABCDEFGHIJ

KLMNOPQRST

UVWXYZ

abcdefghij

klmnopqrat

uvwxyz

1234567890

!?#%$&()

48 poin

“SaY No to fRee SeX”

20 poin “SaY No to fRee SeX”

12 poin “SaY No to fRee SeX”

Font ukuran 48point digunakan di media utama dan X-banner

(36)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

1. Poster

• Ukuran A3 (29.7cm x 42cm)

• Material kertas Art paper 140gram

• Teknis produksi di print menggunakan printer laser

• Waktu pengerjaan 15 menit

(37)

2. Gelang

• Ukuran diameter 6 cm

• Material karet lunak

• Teknis produksi di cetak menggunakan cetakan mal

• Waktu pengerjaan 1 hari

Gambar IV.4 Media Gelang

3. T-shirt

• Ukuran T-shirt all size

• Ukuran gambar A4 (21cm x 29.7cm)

• Material T-shirt bahan cotton combed

• Teknis produksi di print dengan mesin khusus tinta T-shirt

(38)
(39)

5. Pin

printer biaasa lalu di pasang

• Waktu peengerjaan 1 hari

printer biassa

(40)

7. X-banner

• Ukuran 60cm x 160cm

• Material bahan flexi

• Teknis produksi di print

• Waktu pengerjaan 30 menit

(41)

DAFTAR PUSTAKA

• Benjamin, Ari. (2010) Bahaya Seks Bebas. Berita Kesehatan. Jakarta: Grasindo

• Kristo, M. Thomas. (2010) Andalan Para Orang Tua Motivator Terbaik Bagi Remaja. Jakarta: Elex Media Komputindo

• Kusrianto, Adi. (2010) Pengantar Tipografi. Jakarta: Elex Media Komputindo

• Marwadi, Dodi. (2009) Cara Mudah Menulis Buku. Jakarta: Niaga Swadaya

• Nasrudin, Aizzat. (2006) Pengantar Pengurusan. Jakarta: Gramedia • Nugroho, Eko. (2008) Pengenalan Teori Warna. Jakarta: Andi

Publisher

• Rusmawan, Uus. (2007) Latihan Konsep Dan Visual Basic.Jakarta: Elex Media Komputindo

(42)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rudi Angga Permana Usia : 23 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 4 Maret 1988 Agama : Islam

Bangsa : Indonesia No telp : 089655448800

Tempat Tinggal : JL. Terusan awi bitung no.23 rt 06 rw 10 cicadas Bandung.

 

PENDIDIKAN

1. SDN, CICADA XXII, BANDUNG 2. SMP, SUMATERA 40, BANDUNG 3. SMA, SUMATERA 40, BANDUNG

4. PERGURUAN TINGGI, UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA, BANDUNG

Gambar

Gambar  II.1 Remaja SMA Perkotaan di Bandung
Gambar III.1 Rancangan Media Utama
Gambar III.6 Rancangan T-Shirt
Gambar III.8 Format Media Utama Poster
+5

Referensi

Dokumen terkait

mengimplementasikan kurikulum 2013. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya mengapa ada integrasi dua kurikulum berbeda di SMP Al Izzah Batu adalah untuk bisa mencapai target

penelitian dengan judul “ Skim Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada. Siswa Kelas X SMA Negeri 2

Langkah yang dilakukan pada gambar diatas bertujuan untuk .... Untuk mengatur DNS MikroTik routerOS terletak pada

Neuman (1976) juga pernah berpendapat bahwa banyak penonton televisi yang tidak begitu serius memperhatikan siaran.. Bahkan hanya sekitar 6 persen dari berita yang dicakupnya. Banyak

Dalam kondisi inilah maka esensi perayaan Idul Qurban yang sesungguhnya perlu kita aktualisasikan dengan pembelaan kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi, pembelaan

Budaya merupakan suatu komponen yang sangat berarti bagi suatu bangsa karena budaya merupakan perekat bangsa dan menjadi ciri khas dari suatu negara.Dengan adanya kebudayaan maka

Bila Anda ingin mengganti jawaban , coret tanda silang sebelumnya dengan dua garis (=) dan berikan tanda silang (X) pada kolom yang lebih menggambarkan keadaan kelas Anda... No

Unit Pengurusan Ilmu juga berkomunikasi secara formal dan tidak formal dengan fakulti dan akademia dalam usaha memohon maklumat penyelidikan dan menyakinkan akademia untuk