STRATEGI PENGENDALIAN MUTU
PRODUK PLASTIC INJECTION MENGGUNAKAN METODE SEVEN
TOOLS PADA PT. HONORIS INDUSTRY, CIAWI
EDWIN TRI JANUARSYAH
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Strategi Pengendalian Mutu Produk Plastic Injection Menggunakan Metode Seven Tools pada PT. Honoris Industry, Ciawi” Adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Edwin Tri Januarsyah
ABSTRAK
EDWIN TRI JANUARSYAH. Strategi Pengendalian Mutu Produk Plastic Injection Menggunakan Metode Seven Tools pada PT. Honoris Industry, Ciawi. Dibimbing oleh MUHAMMAD SYAMSUN dan NUR HADI WIJAYA.
Upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan dilakukan dengan peningkatan pelayanan dan penjaminan untuk menjaga kepercayaan konsumen. Tujuan dari pengendalian dan penjaminan mutu adalah agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Sejak pertengahan tahun 1980 konsep mutu telah berkembang menjadi staretegi perluasan perusahaan. Total Quality Management
membuat organisasi berfokus pada kualitas. Untuk melihat apakah PT. Honoris Industry telah menerapkan sistem pengendalian mutu untuk mengetahui telah terkendali atau tidak terkendali serta mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produksi. Maka dilakukan langkah analisis dalam melihat faktor dan pengendaliannya. Dalam menganalisisnya digunakan alat analisis yaitu histogram, grafik kendali, diagram sebab akibat dan diagram pareto. Setelah melakukan kajian dan identifikasi dapat terlihat untuk komplain pelanggan dan produktivitas masih tidak terkendali walaupun memiliki tren positif sebagai data yang menunjukan terjadi perbaikan produksi. Dengan digram pareto bisa dilihat bahwa short mould adalah cacat produksi yang paling sering muncul pada produksi sehingga penyebab dari cacat tersebut bisa diidentifikasi dngan diagram sebab akibat. Setelah dilakukan pendekatan terlihat faktor penyebabnya adalah Man (fisik, mental, skill) Material ( kesesuaian), Method (pergantian shift) Machine (perbaikan dan perawatan) Measurement dan environment (suhu, sirkulasi).
Kata kunci : kepuasan pelanggan, pengendalian mutu, produksi, seven tools ABSTRACT
EDWIN TRI JANUARSYAH . Strategy of Quality Control Products Plastic Injection Based Seven Tools Method in PT . Honoris Industry,Ciawi. Supervised by MUHAMMAD SYAMSUN and NURHADI WIJAYA.
STRATEGI PENGENDALIAN MUTU
PRODUK PLASTIC INJECTION MENGGUNAKAN METODE SEVEN
TOOLS PADA PT. HONORIS INDUSTRY, CIAWI
EDWIN TRI JANUARSYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini adalah Strategi Pengendalian Mutu Produk Plastic Injection Menggunakan Metode Seven Tools
pada PT. Honoris Industry, Ciawi. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Bapak Nurhadi Wijaya, S.TP, M.M selaku pembimbing dan juga Bapak Nugroho yang membimbing saya di tempat penelitian. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan pada Ayah, Ibu, Sri Indah Aprianti, Syamsu Harso, Erwin Tri Januarsyah yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta dukungan dari sahabat terdekat Liseu, Nadya, Ali Fahir, Shofiatu Rahmah Sugis dan keluarga besar Manajemen FEM IPB. Dan juga dukungan dari rekan-rekan Bipolar Care Indonesia khususnya Kanita Miliana dan Tania Khaerunnisa yang mendukung saya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
PerumusanMasalah 4
TujuanPenelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
METODE 10
Kerangka Pemikiran 10
Lokasi dan Waktu Penelitian 11
Pengumpulan Data 11
Pengolahan Data 11
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
Sejarah Perusahaan 13
Hasil Produksi Perusahaan 13
Analisis dengan Seven tools 14
Implikasi Manajerial 25
SIMPULAN DAN SARAN 26
DAFTAR PUSTAKA 28
DAFTAR TABEL
1 Tabel penelitian terdahulu yang relevan 9
2 Pola diagram kendali 11
3 Tabel sample size 17
4 Tabel langkah-langkah saat ditemukan cacat produksi 24
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram komplain konsumen 2
2 Grafik LOT produksi 2
3 Grafik LOT produksi 3
4 Contoh produk plastic injection 3
5 Kerangka pemikiran
10
6 Struktur perusahaan PT. Honoris Industry 14
7 Diagram alir pengendalian mutu PT. Honoris Industry 15
8 Flowchart proses produksi plastic injection. 16
9 Diagram kendali komplain pelanggan 18 10 Diagram kendali inventory material 18 11 Diagram kendali inventory part 19
12 Diagram kendali produktivitas 19
13 Data produktivitas divisi Plastic Injection 20
14 Diagram deliveri kepada konsumen 20
15 Diagram pareto dari ketidaksesuaian produksi (No goods) 21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lot pass Target 2012 29
2 Lot pass Target 2013 30
3 Resume 2013 31
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, bisnis dituntut kompetitif telah dirasakan oleh para pelaku bisnis di dunia ini. Persaingan semakin ketat setelah adanya kebijakan pasar bebas yang disepakati oleh pemerintah dengan negara lain. .
ASEAN-Cina Free Trade Area (AC-FTA) serta adanya kebijakan ASEAN Economy Community yang akan mulai bergulir tahun 2015 mendatang maka persaingan bisnis menjadi semakin ketat.
Dengan kondisi tersebut para pelaku merancang kembali strategi bisnis agar bisa bertahan dan dapat meningkatkan pangsa pasar. Umumnya pelaku usaha memfokuskan diri untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan dilakukan dengan peningkatan pelayanan dan penjaminan untuk menjaga kepercayaan konsumen. Tujuan dari pengendalian dan penjaminan mutu adalah agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing, sehingga perusahaan mampu bertahan pada persaingan pasar.
Sejak pertengahan tahun 1980 konsep mutu telah berkembang menjadi staretegi perluasan perusahaan. Total Quality Management membuat organisasi berfokus pada kualitas, menggabungkan pengembangan kualitas yang berorientasi budaya perusahaan. Dengan intensif dalam sisi manajerial dan perhitungan statistik pada desain dan penyaluran produk yang berkualitas pada konsumen. Jadi Total Quality Management adalah program yang berfokus pada seluruh aktivitas organisasi dalam peningkatan kualitas untuk konsumen melalui pengalihan kepada budaya organisasi, implementasi manajemen dan perhitungan statistik (Melynk dan Denzler 1996).
Fungsi dari pemasaran pada organisasi harus bisa menjadi acuan dalam menetapkan permintaan yang tepat mengenai barang atau jasa. Pemasaran juga membutuhkan tinjauan kebutuhan pasar dalam menetapkan permintaan konsumen.. Pemasaran harus bisa menetapkan sektor pasar dan permintaan untuk menetapkan produk atau jasa dari segi kelas, harga, kualitas, waktu dan lain lain. Komunikasi yang baik antara konsumen dengan supplier adalah kunci pada kualitas, itu akan menghilangkan persyaratan yang membingungkan dari sudut pandang konsumen yang mana melekat pada banyak organisasi.Timbal balik dibutuhkan untuk mengetauhi mana yang tidak memuaskan dalam permasalahan yang dihadapi konsumen dan supplier ( Oakland 1993).
Tabel 1. Pertumbuhan Industri Manufaktur DKI Jakarta tahun 2010-2013 Sumber: www.jakarta.go.id
Gambar 1. Diagram komplain konsumen PT. Honoris Industry Tahun 2012-2013 Gambar nomor 1 adalah data dari komplain bulanan yang didapat dari konsumen mengenai ketiaksesuaian dari barang yang diproduksi. Kecendrungan yang terjadi dalam 24 bulan terakhir yaitu pada tahun 2012 dan 2013 menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah komplain tiap bulannya secara linier. Tujuan dari pengendalian mutu salah satunya mengurangi atau menghilangkan komplain pelanggan dan peningkatan kualitas kepada pelanggan.
Gambar 2. Grafik LOT produksi Januari 2014.
0
kawai Yemi Yagi pmI PRICOL ASTRA EPSON HOGI PIGEON
Gambar 3. Data LOT Produksi Januari 2014
Histogram pada Gambar 2 dan Gambar 3 memperlihatkan jumlah LOT produksi pada beberapa konsumen Honoris Industry pada Bulan Januari 2014 dimana terjadi peningkatan produksi dari minggu ke minggu jika dilihat secara rata rata dari dimana rata rata LOT nya pada minggu pertama itu 109,6667 Lot, minggu kedua 138,56 LOT, minggu ketiga 149,4 LOT dan minggu keempat 318,4 LOT. Honoris merupakan pemain pada industri manufaktur dalam menyuplai komponen bagi perusahaan manufaktur yang lain dimana konsumennya adalah ASTRA, PRICOL, KAWAI, PMI, Yagi Antena, EPSON, HOGI, Pigeon. PT. Honoris Industry telah mendapat sertifikasi ISO 9001 serta ISO 9000 yang telah disertifikasi sejak tahun 1992.
Gambar 4. Contoh produk plastic injection 211
kawai Yemi Yagi pmI PRICOL ASTRA EPSON HOGI PIGEON
Gambar 4 merupakan salah satu contoh produk dari hasil produksi divisi
plastic injection dimana produknya merupakan part untuk perusahaan manufaktur yang memesan kepada PT.Honoris Industry.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana PT.Honoris Industry mengendalikan sstem pengendalian mutu pada produksi komponennya yaitu plastic injection?
2. Seberapa pentingnya pengendalian mutu bagi kekuatan perusahaan? 3. Apa proses yang paling mempengaruhi produksi plastic injection?
4. Apakah pengendalian mutu pada proses produksi plastic injection
terkendali atau tidak terkendali?
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi mutu pada proses produksi plastic injection di PT. Honoris Industry
2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi komplain pelanggan PT Honoris Industry.
3. Menganalisis pengendalian mutu pada proses produksi plastic injection
dalam rangka mengurangi komplain pelanggan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada kajian proses produksi komponen elektronik pada pabrik Honoris yang berlokasi di Ciawi dengan pengendalian mutu yang diterapkan oleh divisi produksi pada fokus quality control. PT Honoris Industry.
TINJAUAN PUSTAKA
Manufaktur
Proses Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru, sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dapat mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai, jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah mencukupi. Salah satu yang dilakukan dalam proses produksi adalah menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam kegiatan menambah nilai guna barang atau jasa ini, dikenal 5 (lima) jenis kegunaan, yaitu guna bentuk, guna jasa, guna tempat, guna waktu dan guna milik. Sistem produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan. Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen atau unsur fungsional terdiri dari penyelia, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses
assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 1986). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi silih berganti (Intermittent processes). Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus, apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 1986).
Mutu
Mutu adalah faktor pada performa yang merepresentasikan seberapa baik produk dalam memenuhi ekspektasi konsumen. Untuk penetapan Total Quality Management secara sukses ada istilah quality trilogy sebagai aktivitas utama, yaitu quality planning, quality controls dan quality improvements. Pengendalian mutu menekankan tujuan penting manajemen operasi pada pengendalian yang berkelanjuitan dan menjamin hasil yang terprediksi, memfasilitasi rutinitas manajemen dan untuk menyediakan dasar yang stabil upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas (Juran dalam Melnyk dan Denzler tahun 1996).
dimiliki produk. Sedangkan definisi taguchi kehilangan yang ditanamkan terhadap lingkungan dari waktu produk dikirimkan (Farnum 1994)
Pengendalian Mutu
Definisi pengendalian mutu adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki mutu produk bila diperlukan, mempertahankan mutu yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Pengendalian mutu merupakan upaya mengurangi kerugian-kerugian akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap (Handoko, 2000).
Pengendalian mutu merupakan alat penting bagi manajemen produksi pengemasan produk untuk menjaga, memelihara, memperbaiki dan mempertahankan mutu produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian mutu harus dapat mengarahkan beberapa tujuan terpadu, sehingga konsumen puas menggunakan produk, baik barang atau jasa perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produksi menurut Handoko (2000), secara langsung dipengaruhi oleh sembilan bidang dasar yang dikenal sebagai “9M”, yaitu market (pasar), money (uang) management (manajemen),
man (manusia), motivation (motivasi), material (bahan), machines and mechanization (mesin dan mekanisme), modern information method (metode informasi mesin) dan mounting product requirements (persyaratan proses produk).
Mutu produksi agar sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu diperhatikan standar berikut (Prawirosentono tahun 2004 menyatakan bahwa):
1. Bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor yang perlu ditentukan standarnya. Penetapan standar bahan baku ini dapat digunakan sebagai pedoman atas petunjuk bagi karyawan mesin yang langsung memproses bahan baku. Jadi mutu bahan baku akan sangat baik, apabila lebih dulu ditentukan standarnya. Mutu baik mempunyai hubungan kuat dengan proses dan mutu produk akhir perusahaan. 2. Tenaga kerja
Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses produksi, karena menentukan tercapai tidaknya standar mutu produk yang telah ditetapkan. Perlu ditentukan atau diperhatikan mengenai standar jam kerja dan standar upah.
3. Peralatan
pemakaian maksimal dari masing-masing mesin akan menimbulkan berbagai macam kesulitan, yang pada akhirnya menyebabkan produk akhir perusahaan tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 4. Proses
Proses produksi dapat mempengaruhi produk dan produktivitas perusahaan, maka perlu adanya standar proses produksi. Lama waktu proses dapat direncanakan dan perusahaan dapat memperkirakan waktu penyelesaian proses dengan baik.
Ada empat langkah dalam melakukan quality control (QC),yaitu (Ariani, 2002) 1. Menetapkan standar mutu produk yang akan dibuat. Sebelum produk bermutu
dibuat oleh perusahaan dan ada baiknya ditetapkan standar yang jelas batasannya untuk mempermudah pengendalian.
2. Menilai kesesuaian mutu yang dibuat dengan standar yang ditetapkan. Sebelum produk bermutu dibuat oleh perusahaan dan sebaiknya ditetapkan standar yang jelas batasannya untuk mempermudah pengendalian.
3. Mengambil tindakan korektif terhadap masalah dan penyebab yang terjadi, dimana hal itu mempengaruhi mutu produksi.
4. Merencanakan perbaikan untuk meningkatkan mutu, bila perusahaan ingin produknya berada dalam posisi pasar yang sangat menguntungkan, maka perlu diadakan perencanaan perbaikan.
Alat dan Teknik Pengendalian Mutu
Ariani (2002) menyatakan bahwa teknik dan alat tersebut dapat berwujud (2) jenis, yaitu menggunakan data verbal atau kualitatif dan yang menggunakan data numerik atau kuantitatif. Teknik yang menggunakan data kualitatif adalah
Flow chart, Brainstorming, Diagram sebab akibat, Affinity diagram dan Diagram pohon. Sedangkan yang menggunakan data kuantitatif, adalah Lembar periksa,
Diagram Pareto, Histogram, Scatter diagram, Grafik kendali dan Run chart.
Flow Chart
Flow chart skematik atau diagram skematik adalah yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses. Dalam diagram ini ditunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Flow chart digambarkan dengan simbol-simbol dan setiap orang yang bertanggungjawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut.
Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)
mengidentifikasi kategori dan sub kategori sebab-sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu.
Diagram Pareto (Pareto Diagram)
Diagram ini digunakan untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar.
Histogram
Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses. Berbeda dengan Pareto chart yang penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar kekiri hingga proporsi terkecil, maka histogram dalam penyusunannya tidak menggunakan urutan apapun.
Grafik Kendali
Grafik kendali adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out control. Batas pengendalian yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapat menggambarkan performansi yang diharapkan
Statistical Quality Control
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 1.Penelitian terdahulu yang relevan
Nama Tahun Judul Hasil
Risiana 2007 Analisis pengendalian Mutu Pada Proses Produksi
Pressure Tank PH 100 (Studi Kasus di CV Saga Multi Industri, Sukabumi), dengan menggunakan data
SQC dan Analytical
Hierarchy Process (AHP)
mendapatkan hasil tentang proses produksi dan pelaksanaan manajemen mutu, mengidentifikasi penyebab kesalahan produksi
Admiraldi 2011 berjudul Kajian Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Proses Pengemasan PT Pupuk Kujang dengan menggunakan teknik SQC
mendapatkan proses produksi serta factor pada penyebab terkendalinya mutu. Proses yang direkomendasikan dalam perbaikan selanjutnya bagi perusahaan.
Batarfie 2006 Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) SBQUA. Studi Kasus di PT Sinar Bogor QUA, Pajajaran, Bogor
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut. Begitu pula dengan PT. Honoris Industry yang memproduksi barang berupa berbagai jenis capital goods untuk perusahaan manufaktur besar yang menjadi konsumennya.
Gambar 5 kerangka pemikiran.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di pabrik Honoris Industry yang berada di Jalan Ciawi Gadog Kabupaten Bogor dan waktu penelitian direncakan pada tanggal 1 april hingga 30 April.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan sebagai data primer dan pencarian gambaran umum perusahaan,
PT. Honoris Industry
Proses Pengendalian mutu
Mempertahankan grade Faktor kesalahan mutu
Diagram pareto Proses Produksi
Diagram kendali Diagram sebab
akibat
Terkendali atau tidak terkendali
Penyebab Masalah
deskripsi perusahaan data divisi produksi serta data sertifikasi perusahaan sebagai data sekunder.
Pengolahan Data
Pengolahan data dengan grafik kendali
Suatu pola dikatakan tidak terkendali menurut Montgomery (1996) jika data terdapat beberapa faktor seperti berikut ini :
1. Satu atau beberapa titik diluar batas pengendali.
2. Suatu giliran dengan paling sedikit tujuh (7) atau delapan (8), dengan macam giliran dapat berbentuk giliran naik atau turun, giliran di atas atau di bawah garis tengah atau giliran di atas atau dibawah median. 3. Dua (2) atau tiga (3) titik yang berturutan di luar batas peringatan
2sigma, tetapi masih dalam batas pengendali.
4. Empat (4) atau lima (5) titik yang berturutan di luar batas 1-sigma. 5. Pola tidak biasa atau tidak acak dalam data.
6. Satu (1) atau beberapa titik dekat satu batas peringatan.
Tabel 2 Pola diagram kendali
No Pola Keterangan
1 Perubahan mendadak Satu titik berada diluar kontrol secara mendadak.
2 Siklis atau periodisitas Adanya titik-titik yang menunjukan pola perubahan yang sama sepanjang interval sama.
3 Campuran atau merangkul batas kendali
Adanya titik-titik yang mendekati garis batas kendali.
4 Stratifikasi atau merangkul garis pusat Adanya titik-titik yang mendekati garis pusat.
Lanjutan Tabel 2
Sumber : Trisyulianti, dkk (2003)
Diagram Sebab-Akibat
Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan. Dalam penelitian ini diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produksi dapat dilihat dari faktor “9M”.
a. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah.
b. Temukan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide- ide yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.
c. Gambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama, seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, pengukuran dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulangtulang besar dari ikan). Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan.
d. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkannya pada cabang yang sesuai.
e. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan “mengapa” untuk menemukan akar penyebab, kemudian tulislah akar-akar penyebab itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya “mengapa” sampai lima (5) kali. f. Interpretasi atas diagram sebab akibat itu adalah dengan melihat
penyebab-penyebab yang muncul secara berulang kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus.
No Pola Keterangan
6 Tren Adanya kenaikan atau
penurunan secara kontinu, tepatnya 6 (enam) titik menurun atau meningkat
7 Pelarian Adanya titik yang cendrung
g. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil- hasil.
Diagram Pareto (Pareto Diagram)
Diagram Pareto sebagai alat yang digunakan untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut (Ariani 2002). Rincian pelaksanaan sebagai berikut:
a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik-karakteristik tersebut.
c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari terbesar hingga terkecil.
e. Menghitung frekuensi atau persentase kumulatif yang digunakan. f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan
relatif masing-masing masalah, dengan cara mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian
Perhitungan dan pengurutan kesalahan dapat menggunakan grafik histogram terlebih dulu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SEJARAH PERUSAHAAN
PT. Honoris Industry berdiri dibawah modern group didirikan pada tahun 1971 yang lokasi awalnya di kawasan industri Cakung. Saat ini plant produksi utamanya berada di jalan raya Ciawi Sukabumi.
Hasil Produk
Gambar 6. Struktur perusahaan PT. Honoris Industry
Analisis dengan Seven Tools
Sesuai dengan teori maka beberapa hasil dari proses produksi dari tempat penelitian menggunakan beberapa alat seven tools diantaranya dengan menggunakan analisis histogram, diagram pareto , grafik kendali serta diagram ishikawa.dengan menggunakan nilai nilai pada grafik bisa terlihat mana yang menjadi kendala dan faktor yang mempengaruhi kualitas mutu pada perusahaan sehingga kekurangan yang terjadi bisa ditingkatkan. Standar telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya mengadakan FGD untuk penetapan standar.
Company Head
Operational Division Head
Product Development
div Head
Sales & Marekting
Project head
FAD departement
Head
Production departeme nt Head
HRD departement
Head Company
Proses Pengendalian Mutu
= Proses inspeksi
Gambar 7. Diagram alir pengendalian muitu PT. Honoris Industry
Langkah Langkah yang diambil oleh PT. Honoris Industry dalam upaya mengendalikan mutu proses produksinya adalah sebagai berikut :
1. Material Input adalah proses dimana material atau part yang dibutuhkan untuk proses produksi datang dari supplier dan ditempatkan di gudang sebagai persediaan.
2. Pada saat barang masuk gudang petugas Quality Control melakukan inspeksi tahap pertama yang disebut incoming quality control. Pada tahap ini yang dinilai adalah kesesuaian jenis material yang diminta kepada supplier serta kuantitas dari material yang masuk. Apabila barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan maka petugas menyiapkan surat
noncorformance report kepada yang diserahkan ke kepala seksi untuk ditindaklanjuti atau menghubungi pihak dari supplier.
3. Pada tahap produksi perusahaan memproduksi barang yang dipesan konsumen. Pada tahap inilah fokus utama proses produksi. Mesin yang digunakan berjumlah lebih dari 40 unit yang terbagi pada dua gedung. Tahap produksi inspeksi yang dilakukan adalah in process quality control.
Metode inspeksi yang dilakukan adalah tipa dua jam sekali artinya pada satu shift petugas melakukan monitoring 4 kali. Monitoring yang dilihat
Shippment Material Input /Warehousing
Incoming Quality Control
Proses Produksi
In Process Quality control
Barang cacat Barang sesuai standar
Perbaikan
Barang Jadi
Pengemasan
adalah mengambil sampel produk yang baru keluar dari mesin injeksi. Bagian yang diukur adalah dimensi luar dan dimensi ukuran. Pada dimensi luar sample yang diambil adalah 2 cetakan sedangkan untuk pengukuran
appereance sample yang diambil 8 cetakan.
4. Produk yang telah lolos tahap In process quality control selanjutnya masuk pada tahap pengemasan.
5. Pada tahap pengemasan, barang di uji lagi apakah sesuai dengan standar dan apakah masih ada cacat produksi pada barang. Jika ada barang yang masih cacat maka perbaikan dilakukan oleh divisi support.
6. Barang yang telah melewati outcoming quality control maka barang siap dikirimkan kepada konsumen PT. Honoris Industry.
Proses Produksi Plastic Injection
Gambar 8. Flowchart proses produksi plastic injection.
Proses dari bijih plastik hingga menjadi part adalah sebagai berikut: 1. Material Input
Memasukan bahan baku berupa resin/bijih plastik kedalam tanki penampungan.
2. Mixing Material
Proses pencampuran material murni abs dan material daur ulang/regrind.
3. Dryer
Mengeringkan material sebelum dikirim ke mesin injection, karena jika material mengandung air maka part-nya akan cacat.
4. Injection
Material yang sudah dikeringkan di dryer akan dikirim untuk ditampung di mini hopper untuk selanjutnya material bijih plastik akan dirubah ke bentuk cairan oleh heater, setelah berubah menjadi bentuk cair,material akan di dorong oleh screw hingga mengisi celah2 didalam
Material Input
mold yang memang di desain sesuai bentuk part dengan tekanan tinggi setelah jadi bentuk part, mold akan membuka kemudian ejector akan mendorong part yang menempel di core side mold hingga akhirnya part di ambil oleh robot.
5. Finishing
Setelah part di ambil oleh robot ,part akan diletakan di conveyor hingga akhirnya part akan di check oleh operator dan dilakukan pemotongan runner.
6. Crusher
Penghancuran part hasil produksi yang tergolong cacat, akan dimasukan kedalam mesin penghacur hingga part akan menjadi serbuk plastik kasar yang disebut regrind yang nantinya akan di campurkan dengan material murni.
Pada tiap lini IQC,IPQC dan OQC sampling yang digunakan menggunakan sampling yang ada pada tabel sampling.
Tabel 3.Tabel standar penetuan jumlah sampling PT. Honoris Industry
Lot of inspection size
Special inspection Levels General Inspection Levels
s-1 s-2 s-3 s-4 I II III
2-8 A A A A A A B
9-15 A A A A A B C
16-25 A A B B B C D
26-50 A B B C C D E
51-90 B B C C C E F
91-150 B B C D D F G
151-280 B C D E E G H
281-500 B C D E F H J
501-1200 C C E F G J K
1201-3200 C D E G H K L
3201-10000 C D F G J L M
10001-35000 C D F H K M N
35001-150000 D E G J L N P
150001-500000 D E G J M P Q
Diagram Kendali
Gambar 9. Diagram kendali komplain pelanggan PT. Honoris Industri tahun 2012-2013
Grafik diatas adalah tabulasi keterkendalian komplain pelanggan terhadap kesesuaian produk. Dari grafik diatas angka komplain selama dua tahun produksi masih terkendali dimana individual value tidak ada diluar batas kendali namun secara moving range ada satu titik batas paling atas.
Gambar 10 Diagram kendali inventory material PT. Honoris Industry tahun 2012-2013
Gambar 11. Diagram kendali inventory part PT. Honoris Industry tahun 2012-2013.
Gambar diatas adalah statistik lama penyimpanan part. Jika melihat rataaan individual maka inevntori part tidak terkendali, namun jika dilihat dari grafik deviasi moving range inventori telah terkendali. Yang diukur adalah lamanya penyimpanan part di gudang dimana target nya adalah 20 hari dan rataannya sebesar 20,73 hari.
Gambar 12. Diagram kendali produktivitas PT. Honoris Industry tahun 2012-2013
Gambar 13 data produktivitas divisi Plastic Injection PT. Honoris Industry tahun 2012-2013
Data diatas memperlihatkan walaupun pada produktivitas masih tidak terkendali namun perusahaan memiliki tren meningkat dalam produktivitas dalam 24 bulan terakhir. Berarti perusahaan mampu meningkatkan output yang dihasilkan. Dengan tren yang meningkat ini berarti kualitas produksi, perencanaan dan penyimpanan berhasil diperbaiki.
Gambar 14. Diagram deliveri PT. Honoris Industry kepada konsumen tahun 2012-2013
Untuk produktivitas mengalami anomali dimana target produktivitas sebesar 90% hanya dapat dicapai targetnya hanya 3 bulan dari 12 bulan laporan kinerja produksi. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2013 walaupun perusahaan
mampu memenuhi semua pesanan dimana terlihat bahwa dari data diatas pesanan yang menacapai pelanggan adalah 100%. Namun jika target disamakan dengan tahun 2012 dimana target produktivitas nya 88,8% maka kinerja tahun 2013 tidak begitu dibawah target. Produktivitas memang bukan dari penentu keberhasilan proses dan sistem, namun secara nilai ini akan meningkatkan profit dan nilai perusahaan jika dilihat dari efisiensi biaya.
Gambar 15. Diagram pareto dari ketidaksesuaian produksi PT. Honoris Industry tahun 2013
Diagram pareto diatas menunjukan komplain paling tinggi yang didapat dari konsumen adalah Shot mould. Komplain yang terjadi biasanya hampir sama walaupun berbeda pelanggan karena jenis ketidaksesuaiannya bisa dikatakan sama sama produk plastik cetak. Dari data tersebut bisa dilihat langkah antisipasinya bagaimana meningkatkan kualitas dengan menekan ketidaksesuaian dalam proses produksi. Dengan mengidentifikasi apa saja yang menjadi komplain pelanggan merupakan solusi dari penyelesaian masalah dan langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Identifikasi masalah dilakukan dengan dua arah karena kerusakan bisa karena faktor internal pada produksi, dan eksternal saat pengiriman sehingga pemecahan masalah bisa sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Shout mould : Terdapat kelebihan injeksi pada sisi produk Bari : Terdapat luka goresan pada cetakan
Bending : Perbedaan permukaan baik warna maupun teksturnya Broken : Produk rusak dan cacat
Diagram Sebab Akibat
Gambar 16. Diagram sebab akibat yang dibuat PT.Honoris Industry tahun 2013
Berdasarkan diagram Ishikawa di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 6 (enam) faktor utama dalam permasalahan proses produksi yang berakibat komplain dari pelanggan.
1. Man
Skill
Skill atau kemampuan, baik dasar maupun yang sudah dipelajari terlebih dahulu melalui pendidikan atau pelatihan, sangat berpengaruh bagi proses produksi. Pendidikan terakhir pekerja mempengaruhi pola pikir dan pemahaman situasional yang dihadapi di tempat kerja. Pola piir juga akan menentukan bagaimana produk tidak hanya jadi namun juga berkualitas.
Konsentrasi
Konsentrasi pekerja di tempat kerja sangat diperlukan, mengingat proses produksi dilakukan secara terus menerus selama 24 jam lamanya. Pekerja bagian produksi memiliki waktu bekerja 8 (delapan) jam per shift, sehingga hal ini membutuhkan konsentrasi mengingat jika terjadi kelalaian maka akan berdampak negatif terhadap proses produksi.
Faktor Internal
Kondisi Fisik
Kondisi fisik pekerja, meliputi umur, tenaga dan kualitas kesehatan pekerja itu sendiri. Kondisi inilah yang dapat dilihat secara langsung, untuk itu para supervisor dituntut lebih jeli dalam memilih pekerjanya. 2. Machine atau mesin yang dipengaruhi oleh Maintenence dan kerusakan
Maintenence adalah mesin dimana sedang diperbaiki dan dipelihara sehingga tidak diproduksi dahulu serta turun mould dan naik mould membutuhkan waktu bagi engineer melakukannya
Kerusakan Molud berpengaruh pada produksi karena jika mould rusak maka produksi akan cacat dan produksi pada mesin yang mengalami kerusakan mould tidak dapat mengerjakan proyek tersebut.
3. Method atau metode yang mempengaruhi proses tersebut melibatkan 3(tiga) atribut, yaitu:
a. Shift
Shift yang diberlakukan untuk para pekerja pengemasan langsung (pekerja dan supervisor) selama 8 (delapan) jam per hari dengan waktu pengerjaan 24 jam terbilang bagus. Namun perlu beberapa perhatian dimana operator produksi seringkali tidak memperhatikan faktor produksi seperti pengaturan suhu atau posisi restart mesin.
b. Kesalahan SOP
Sering terjadi kesalahan SOP baik karyawan dari produksi maupun divisi quality control dimana ada barang yang bisa lolos.
4. Materials atau bahan baku yang mempengaruhi proses tersebut melibatkan 2 elemen yang berpengaruh pada proses produksi
Ketidaksesuaian.
Ketidaksesuaian disini biasanya menggunakan bahan yang tidak 100% murni atau telah tercampur dengan plastic recycle sehingga tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan
5. Measurment
Kesalahan terjadi pada pengukuran dan parameter dan juga kesalahan penilaian sehingga barang mampu lolos walaupun mengalami cacat produksi.
6. Environment
Tabel 4 Langkah –langkah tindakan saat terjadi komplain
Nama Kerusak
an
Langkah Preventif Langkah korektif
Shout Mould
1.Perbaikkan sirkulasi Packing Material dari Pricol ke Honoris melakukan pengambilan packing mat setiap hari dengan
pengiriman barang
3. Efektifkan SOP start mesin
4. Tambah Coution Point short mould pada posisi kuping kanan-kiri
5. Beri marking ( check mark ) pada posisi kuping kanan-kiri sebagai garansi OK (tidak short mold )
6. Polish Hole Gate
Check ulang stock di Priocol dan HI
Bending Preventive Action :
- Meminta bantuan epson untuk bantu kontrol sirkulasi packing material ( Tray )
- Penambahan order Tray, untuk memenuhi Kebutuhan
Check ulang stock Part di Epson TC : 1125 pcs , OK pcs : 1033, NG : 92 pcs
==> 15-01.2013 Check ulang stock Part HI : 0 ( tidak ada )
Overcut Prevenitvw Action :
1. Revisi WI untuk memperjelas cara finishing flashes ( 17/04/13)
2. Sosialisasi/pelatihan cara finishing ( 18/04/13 )
3. Sosialisasi kepada Inspector tentang adanya step finishing flashes pada case KWWM dan A-800 ( 17/04/13 ) 4. Buat sample hasil Finishing ( 17/04/13 ) 5. Mengusulkan repair/modif mould kepada PT. Pricol
Corective Action : check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013) Total check : 16.200 pcs OK : 16.200 pcs 1. Ganti Spring Slider
2. Perbaiki insert slider yang cacat /kempot ===> Welding & polish dan setting slider dengan bagian cavity ( Re-Matching )
Crazing Preventive Action :
- Buat Sample NG Kotor/Crazing ==> 2.08.2013
- Refresh & Briefing level Standard NG Kotor/crazing ===> 2,3,5-08-2013
Temporary Action :
- Cleaning Mould menggunakan mold cleaner (Resin Remover)
- Hasil check ulang setelah " Levelisasi standard" NG kotor crazing diberi garansi dengan OK sebanyak3 lot
delivery mulai delivery 20.07.2013
Gambar 17. Grafik DPMO PT. Honoris Industry tahun 2012-2013. Diatas adalah histogram Defect per Million object dimana dengan produksi diangka juta unit maka sesuai dengan standar industri manufaktur saat ini target DPMO (deffect per million opportuniti) nya adalah 320 NG. Jika dilihat DPMO tiap bulan ada beberapa bulan yang tidak memenuhi target pada saat sebelum distribusi ke pelanggan dan ini merupakan bisa menurunkan angka produktivitas karena proses banyak terjadi di produksi dimana barang direcycle atau direject. Namun secara rataan dalam 2 tahun telah bisa memenuhi target DPMO dimana secara rata rata DPMOnya perbulan adalah 237,931 dibawah nilai batas maksimal 320. Nilai DPMO diambil dari referensi perusahaan manufaktur EPSON. Dan juga jikad dilihat trennya terjadi penurunan DPMO reject dimana kualitas bisa ditngkatkan.
Implikasi Manajerial
Dari hasil penelitian, bisa dilihat bahwa komplain pelanggan , produktivitas, serta inventory masih tidak terkendali jika dilihat dalam rentang waktu 24 bulan. Namun jika dilihat secara statistik komplain dan produktivitas mengalami tren peningkatan jika diukur dalam rentang 2 tahun. Terjadinya peningkatan produktivitas berarti telah menunjukan perbaikan produktivitas produksi. Perbaikan dari inventory dan perencanaan serta pengenadlian mutu pada saat produksi mampu menekan jumlah input yang dibutuhkan. Perbaikan dan pengendalian mutu yang dilakukan mampu memenuhi pesanan dari pelanggan dimana ketercapaian barang yang didistribusikan ke pelanggan selalu sesuai pesanan (100%). Walaupun ada beberapa target yang tidak terpenuhi ekspektasinya, namun perusahaan bisa memenuhi ekspektasi dari konsumen.
Divisi produksi dan QC karena merupakan salah satu divisi yang langsung berpengaruh dalam pengadaan output produk perusahaan. Untuk itu, manajemen produksi dan pengendalian mutu harus mengenali tugas, peran dan tanggungjawab yang diberikan perusahaan, sehingga dapat mengetahui implementasi yang dapat diterapkan untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dengan tingkat reject relatif kecil. Dalam hal ini, perusahaan sebaiknya mengimplementasikan kegiatan
QC dengan cara pemantauan kinerja pabrik dan dilakukan inspeksi atau pemeriksaan secara berkala agar continuous improvement dapat dikembangkan sampai titik optimal. Untuk itu, diperlukan komunikasi antar setiap pekerja, supervisor, manajer dan setiap orang yang terlibat dalam proses produksi tentang harus jelas mengenai visi, misi dan target perusahaan yang ada di divisi QC.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Langkah- langkah pengendalian mutu yang dijalankan PT. Honoris industry dilakukan dari barang masuk dimana pengendaliannya di bagi dengan tiga tahap yaitu Incoming quality control, In process quality control dan outcoming quality control. Setiap langkah memiliki conformance report
sehingga barang yang tidak sesuai tidak akan berlanjut pada proses selanjutnya.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi komplain pelanggan bisa dilihat dari diagram pareto dimana short mould adalah kerusakan yang paling sering muncul dan menjadi komplain pelanggan. Dengan adanya nilai kumulatif komplain maka bisa dilakukan langkah preventif pada proses produksi berikutnya. Dan bisa dilihat selain itu mana kerusakan yang peluang terjadinya yang lebih tinggi.
Saran
Saran Teknis
Perlu diperhatikan dalam menekan cacat produk yang paling tinggi sebagai prioritas perbaikan dalam sistem agar kedepannya, nilai no goods bisa semakin ditekan. Perbaikan ini diperlukan agar bagian Quality Control dan Produksi mampu meningkatkan efisiensi produksi sehingga angka produktivitas bisa memenuhi target yang telah ditetapkan. Dan identifikasi dengan metode sebab akibat dapat digunakan untuk memetakan perbaikan mana yang menjadi prioritas.
Saran Akademis
DAFTAR PUSTAKA
Admiraldi Y. 2011. Kajian Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Proses Pengemasan Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang, [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Ahyari A. 1986. Manajemen Produksi 1 PPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada
Ariani DW. 2002. Manajemen Kualitas, Pendekatan Sisi Kualitatif. Depdiknas, Jakarta (ID). Departemen Pendidikan Nasional.
Assauri S. 2002. Manajemen Produksi. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Batarfie MU. A. 2006. Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum dalam Kemasan. Studi Kasus di PT Sinar Bogor QUA, Pajajaran, Bogor.[skripsi].Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor
Farnum NR. 1994. Modern statistical Quality Control and Improvement.
California (US): Duxbury Press
Handoko TH. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta (ID).
Melynk dan Denzler. 1996. Operations Management a Value Drive Approach.
Michigan State University dan San Jose State University (US).
Montgomery DC. 1996. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. (ID): Universitas Gajah Mada
Oakland J. S. 1993. Total Quality Management The Route To Improving Performance. Oxford(UK): Butterworth Heinemann.
Prawirosentono S. 2004. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu, Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus Dan Analisis Kiat Membangun Bisnis Kompetitif Bernuansa"Market Leader".Jakarta (ID): Bumi Aksara Prawirosentono S. 2007. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Jakarta
(ID): Bumi Aksara.
Risiana Y. 2007. Analisis Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Pressure Tank PH 100 (Studi Kasus di CV Saga Multi Industri, Sukabumi), [skripsi]. Bogor (ID). Institut pertanian Bogor.
Trihendardi C. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab. Andi, Yogyakarta. Trisyulianti, Hardjomidjojo, Yandra Arkeman, Saefudin. 2005. Desain Sistem
Lampiran 4. Cara menanggapi komplain dan penyebab komplain
Complain & Root Cause Description Action
1 Date : 8 Januari 2013
Customer : Pricol
Nama Product : Pointer FG XC-281
Q'ty NG : 7/13 pcs
Isi Complain : Flashes / Bari
Root Cause : Djugement error, inpector hanya memverifikasi
kondisi sinkmark, hasil adjust injection
parameter ==> menambah kepadatan, tanpa
melihat / mempertimbangkan effect lain yaitu
flashes pada cav.2
Corrective Action :
Sortir stock yang ada di HI.
Total check : 4000 pcs, OK : 2970, NG : 1030
1.Repair Mould ( Welding 7 Polish) 19-01.2013
2. Trial Injection + Adjust Parameter 30-01- 2013
===> Hasil masih NG Flashes masih ada
Lakukan perbaikkan ulang
1. Repair Mould 31-01-2013 2. Trial Injection + Adjust Parameter 30-01-2013 01-02-2013
===> Hasilnya OK, Flashes tidak ada
2 Date : 10 Januari 2013
Customer : Kawai Indonesia Plant.3
Nama Product
Root Cause Injection kondisi terlalu padat, akibat dari
tindakan perbaikkan terhadap NG :
Sinkmark, Weldline & Cloudy
tidak ada item check dimensi ataupun fitting
hanya check visual.
Corrective Action :
Finishing Bari pada Hole Stock Part yang ada di HI
Preventive Action :
- Adjust kondisi di M/C. E1/FS.160 yang sebelumnya di M/C.E3/FS.160 ==> tgl.21.01.2013
- Tambah item check dimensi 1.7 ± 0.1
- Tambah item Fitting dengan Key Top - Revisi IPQC Inpection Plant pada Hole yang NG bari
3 Date : 14 Januari 2013
Customer : Epson
Nama Product : Button Info Wifi
Q'ty NG : 180
Isi Complain : Bending
Root Cause : -Part berubah bantuk
-part tergencet part atau dinding tray packing
tray lebih sempit dari tray standard
- Act : tray T1 Standard T2 ==> pada waktu MP
tidak ada standard T2
-Sirkulasi Tray.2 tdk lancar dari Epson
Corrective Action :
Check ulang stock Part di Epson
- TC : 1125 pcs , OK pcs : 1033, NG : 92 pcs ==> 15-01.2013 Check ulang
stock Part HI : 0 ( tidak ada )
Preventive Action :
- Meminta bantuan epson untuk bantu kontrol sirkulasi packing material ( Tray ) - Penambahan order Tray, untuk memenuhi kebutuhan
Isi Complain : Short Mould
Temporary Action :
check ulang stock di Priocol dan HI - Stock Pricol : TC: 6480 Pcs, OK : 6479 Pcs , NG : 1 Pce
Root Cause : Pelaksanaan SOP Start Mesin, tidak Baik
Check part oleh operator Mesin maupun Inspeksi
OQC tidak efektif sehingga berakibat lolos
1.Mesin sering terjadi start stop karena packing
1.Perbaikkan sirkulasi Packing Material dari Pricol ke Honoris melakukan pengambilan packing mat setiap hari dengan pengiriman barang
3. Efektifkan SOP start mesin
4. Tambah Coution Point short mould pada posisi kuping kanan-kiri
5. Beri marking ( check mark ) pada posisi kuping kanan-kiri sebagai garansi OK (tidak short mold )
6. Polish Hole Gate
5 Date : 19 Februari 2013
Customer : Pricol
Nama Product : Pointer Speedo XC-281
Q'ty NG : 4/32
Isi Complain : Flashes
Root Cause Level standard Appearance flashes tidak sama
antara Honoris dengan Pricol
Actual kondisi Flashes tidak melebihi bibir
Grovve pada part, sehingga Honoris berpendi-
rian flashes tdk mengganggu fungsi part dan
di djugement OK
Dari Pricol tdk ada info : apakah flashes mengga
nggu fungsi part atau tdk hanya menyatakan
bahwa flashes NG, karena tinggi nya melebihi
std 0.10 mm actual 0.25 mm, meskipun tdk sampai keluar dari groove pada part
penyebab :
1. Terdapat Gap/celah antara ejector Pin dengan
hole pada Core Block sehingga material bisa
masuk kedlm gap/celah tsb ketika proses inj
penyebab terjadinya Gap/Celah adl karena
pengausan, karena ejector pin selalu bergesekan
dgn Hole Core Block ketika Step Proses Inj
1. Check ulang stcok di Honoris 2. Finishing Flashes stock Honoris & Part Return dari Pricol
Preventive Action :
1.Repair Tooling ==> Hilangkan Gap/Celah pada Tooling dengan cara => Ganti Ejector Pin dgn yang baru=> Perbaiki Hole Core Block disesuaikan dgn ejector pin yang Baru
Note : Pada action repair Tooling langkah- langkah yang harus di lakukan
1. Menyampaikan usulan dan meminta persetujuan repair Tooling ke PT. Pricol.
=> Bila desetujui lanjutkan proses repair => Bila tidk disetujui melakukan finishing flashes, dgn biaya ditanggung PT. Pricol
2. Menyampikan lama waktu pengerjaan dan langkah
3. Menyampaikan Quotation biaya repair Tooling
4. Menanggung PO Repair
5. Setelah PO repair Tooling ada membuat detail schedule repair Tooling
6. Melaksanakan repair Tooling sesuai schedule No.5
6 Date : 13 Februari 2013
Customer : Patco Electronik Teknologi
Nama Product : Guide Flap Reverse
Corective Action :
check ulang total check stock Honoris
Q'ty NG : 3/100
Isi Complain : Bending
Root Cause Part terjadi Bending karena dilakukan penumpu
kan di dalam Box, ketika part keluar dari Mesin
sehingga terjadi bending pada beberap pcs
Rubah cara handling produk setelah keluar dari Mesin, ditampung terlebih dahulu di conveyor, agar menjadi dingin dan stabil terlebih dahulu, setelah itu baru ditampung ke dalam Box ===.> Rencana MP Tgl 22 Maret 2013
OQC Lakukan check Total untuk item Warpage selama 5 lot untuk hasil perubahan perbaikan handling Produk setelah keluar mesin 7 Date : 25 Maret 2013
Customer : Patco Electronik Teknologi
Nama Product : Pressing Paper EJ
Q'ty NG : 3/100
Isi Complain : Short Mold
Root Cause M/C Sering terjadi Alrm ==> Supply material
terganggu ==> tidak lancar
Material dari Hopper tidak bisa turun ke leher
Barrel karena terdapat hasil crusher yang
bentuknya lebih besar dari pelet material
(Material regerind 25 %)
OQC tidak bisa deteksi karena check nya
Random
Corective Action :
check ulang total check stock Honoris
Total check : 23.050 pcs
OK : 23049 pcs
NG : 1 pcs
Preventive Action :
Perbaikkan M/C Crusher ganti / perkecil lubang saringan dari diameter lubang saringan 12 mm menjadi 5 mm ( 11/4/13 )
Root Cause 1. Mesin sering start-stop berakibat terjadi
short mould pada shot awal
2. Hole Gate pada tooling kasar, berakibat hasil
potong gate ada sisa dan menutupi hole gate
3. Pelaksanaan SOP Start-Stop M/C oleh opr
tidak baik/efektif ==> Lolos
4. Inspeksi/Pengecheckan oleh Opr OQC tidak
teliti ==> Lolos
Corective Action :
check ulang total check stock Pricol & HI
Stock Pricol Stock HI
Total check : 4752 pcs Total Check :10368 pcs
OK : 4752 pcs OK : 10368 pcs
NG : 0 NG : 0
Prevenitvw Action :
1. Perbaiki sirkulasi packing material dari Pricol ke HI
==> melakukan pengambilan packing material setiap hari
bersamaan dgn pengiriman produk / barang ( 22/2/13) 2. Efektifkan SOP Start-Stop Mesin ( Training ulang ) ( 13/3/13) 3. Buat Coution Point pada posisi kuping kanan & kiri ( 22/2/13 )
Product : Guide Rail Left Cassette FN45 Q'ty NG : 1-2-1
Isi
Complain : Short Mold
Corective Action :
check ulang total HI
Total check : 23920 pcs
OK : 23912 pcs
NG : 8 ( 0.03 % )
Root
Cause 1. Volume material kurang
2. Supply material dari Hopper dryer tidak lancar
3. Material tertahan di leher Hopper Dryer
1. Ganti saringan yang diameter lubangnya lebih kecil 12 mm menjadi 5 mm ( 11 April 2013 )
10 Date : 12-Apr-13
Customer : Pricol
Nama Product : Case Honda KWWM
Q'ty NG :
Isi Complain : Bending
Root Cause Kemungkinan NG terjadi setelah OQC
tidak / belum diketahui pada proses Handling
dimana part tergencet / terjatuh dll.
Corective Action :
check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013)
Total check : 16.200 pcs OK : 16.200 pcs
( part OK diberi indikasi label CR/AS/F ) NG : Nil
Monitor disetiap step inspeksi untuk mengetahui / mendeteksi
tempat terjadinya NG Bending / Broken, tempat
1. Inspeksi di Mesin ( Honoris )
2. Inspeksi di OQC ( Honoris )
3. Inspeksi di IQC Pricol
4. Inspeksi di Line Assy Pricol
11 Date : 13-Apr-13
Customer : Pricol
Nama Product : Case Honda A-800
Q'ty NG :
Isi Complain : Broken
Root Cause Kemungkinan NG terjadi setelah OQC
tidak / belum diketahui pada proses Handling
dimana part tergencet / terjatuh dll.
Corective Action :
check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013)
Total check : 10.368 pcs OK : 10.368 pcs
( part OK diberi indikasi label CR ) NG : Nil
Prevenitvw Action :
Monitor disetiap step inspeksi untuk mengetahui / mendeteksi
tempat terjadinya NG Bending / Broken, tempat
1. Inspeksi di Mesin ( Honoris )
2. Inspeksi di OQC ( Honoris )
3. Inspeksi di IQC Pricol
4. Inspeksi di Line Assy Pricol
12 Date : 16-Apr-13
Customer : Pricol
Nama Product : Case Honda KWWM
Q'ty NG :
Isi Complain : Over Cut
Corective Action :
check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013)
Total check : 16.200 pcs OK : 16.200 pcs
Root
Cause 1. Cara Finishing Flashes salah ==> Operator
tidak / kurang mengerti cara finishing yg
3. Sosialisasi adanya penambahan step Finishing
kurang menyeluruh sehingga Inspector
ada yang tahu, ada yang tidak tahu
4. Standarisasi hasil Finishing tidak tervisualisasi
dengan baik sehingga pemahaman standard
1. Revisi WI untuk memperjelas cara finishing flashes ( 17/04/13) 2. Sosialisasi/pelatihan cara finishing ( 18/04/13 )
3. Sosialisasi kepada Inspector tentang adanya step finishing flashes pada case KWWM dan A-800 ( 17/04/13 )
4. Buat sample hasil Finishing ( 17/04/13 ) 5. Mengusulkan repair/modif mould kepada PT. Pricol
13 Date : 22-Apr-13
Customer : Epson
Nama Product : Cover Holder
Q'ty NG :
Isi Complain : White Stress
Root Cause 1. Karena tertekan antar part
2. Kondisi packing yang kurang tidak safety/ aman
3. Design packing kurang baik
4. terjadi NG setelah transportasi
Corective Action :
Check & Packaging ulang Stock di HI ( 27 April 2013 ) Customer : PAVCJM - Malaysia
Nama Product : Opu Drive Gear
Qty NG : Stock ==> 15 K
Isi Complain : Bari Prod Bulan Oktober 2012
Root Cause Trial tgl 18-05-13 : ok, flashes pada gear Y
( yang besar ) Bari hilang.
Problem lain : NG Flashes pada Gear X ( yg kecil ) cav.1 nempel di posisi Cavity Trial tgl 20-05-13 : Flashes di gera X mengecil
Problrm : Nempel diposisi Cavity kadang-kadang
masih terjadi
Kesimpulan :
Flashes yang dikeluhkan PJM & PMI, posisi Gear
Y ==> OK
Flashes pada posisi Gear X, masih ada lebih kecil
dari sample awal ==> OK
masih terjadi nempel di posisi Cavity
Action : Repair Tooling
( grinding, polishing & Rematching ) posisi core & cavity
15 Date : 11 Mei 2013 Customer : Epson
Nama Product : Guide Flap Reverse
Qty NG : 4/100
Isi Complain : Short Mold
Root Cause Dari hasil review thd laporan dari bagian produksi
Temporary Action :
Check ulang stock Honoris
Total check : 25.340
OK : 25.340
NG : Nil
QC dan Eng ; tidak ada pelaporan masalah selama
MP sehingga tdk / belum bisa diketahui
penyebab pasti dari NG Shortmould ini
Tetapi diperkirakan shortmould terjadi karena :
Penanganan produk saat restart setelah terhenti
beberapa saat, tidak sesuai dengan SOP
Penanganan produk setelah mesin Stop
==> Short-shot awal harus dibuang terlebih dahulu
setelah hasil prod stabil OK baru dilakukan
pengambilan / packaging
Preventive Action :
1.Briefing Operator tentang pelaksanaan SOP penanganan produk setelah mesin stop PIC. Dominicus WW & Teguh W 14 ~ 17/05/13 2. Buat Sample NG Shortmould ( dari part Return dari Patco ) Pic. Suswiyanto 21/5/13
16 Date : 13 Mei 2013
Customer : KWH Line Assembling
Nama Product : Base Terminal
Qty NG : 13/1500
Isi Complain : Base Terminal Bending posisi kaki ( Gate )
Root Cause Base Terminal Bending posisi kaki karena :
- kaki gate tertahan oleh gate yang nempel
- Gate Runner Nempel di sprue bush
- Terdapat kasar / keropos pda sprue bush
- Ckecking point kurang
Preventive Action :
1. Pemberian grease secara periodik di posisi sprue Bush selama MP 2. Buat Caution Point tentang problem gate Runner nempel pemberian grease dan scrap part bila terjadi gate Runner nempel .Pic ==> Bp. Teguh/Domi 12/6/2013
3. Tambah Item check bending posisi kaki- gate di OQC Pic ==> Suswiyanto 12/06/2013
4. Polishing sprue bush untuk menghilangkan unde cut Pic. -==> Pak Iim 14/06/2013
17 Date : 15 Mei 2013 Customer : Muramoto
Nama Product : Paper Guide Upper
Qty NG : 24/125
Isi Complain : Broken
Root
Cause Broken terjadi karena :
1. Bagian part patah dan tertinggal di mould saat
Injection ( tidak ada informasi dari epson tetntang
critical spec. produk pada saat yg terjadi broken )
2. OQC Check Random
3. Terjadi Under cut
4. Bagian mould yang undercut terdapat kasar
5. Proses pembuatan mould tidak sempurna
Temporary Action :
check ulang stock di HI check ulang Part Return
- Polishing mould pada posisi Undercut - Buat Caution Point untuk Inspeksi part pada item NG Broken dan
Shortmould.
- OQC Check 100% untuk lot baru, bertujuan untuk memonitor thd hasil tindakan perbaikkan ==> Polishing monitor 5 lot
18 Date : 23 Mei 2013 Customer : AOP
Nama Product : Cover switch Hole CO
Qty NG : Isi Complain
: Part diketemukan Mixpart tercampur dengan type BO
Root Cause 1. lokasi simpan part CO & BO tidak terpisah
lokasi yang sudah disiapkan berubah karena
adanya Re-leyout
2. Operator 2nd proses tidak mengerti perbedaan
part CO dan BO
3. Marking part tidak dilakukan langsung di MC
( Proses marking di WIP/ditunda )
1. Buat area simpan part CO & BO dengan ter-segresi dan identitas type part ( Pic. Pak Teguh 30.5.13 ) 2. Breifing operator 2nd proses untuk menjelaskan perbedaan part CO & BO dengan menggunakan Caution Point yang telah
( Pic. Pak Teguh 31.5.13 )
4. Actualisasi penggunaan label WIP bila terdapat proses yg ditunda ( tidak diselesaikan di MC )
==> Label warna kuning
19 Date : 28 Mei 2013 Customer : Muramoto
Nama Product : Paper Guide Upper
Qty NG : 3/125
Isi Complain : Hook Bending
Root Cause 1. Bagian part patah dan tertinggal di mould saat
Injection ( tidak ada informasi dari epson tetntang
critical spec. produk pada saat yg terjadi broken )
2. OQC Check Random
3. Terjadi Under cut
4. Bagian mould yang undercut terdapat kasar
5. Proses pembuatan mould tidak sempurna
Temporary Action :
check ulang stock di HI check ulang Part Return
- Polishing mould pada posisi Undercut ( Pak Iim 30.5. s/d 3.6 13 )
- Buat Caution Point untuk Inspeksi part pada item NG
hasil tindakan perbaikkan ==> Polishing monitor 5 lot
20 Date : 08 Juni 2013
Customer : Patco
Nama Product : Lever Stopper Ej
Qty NG : 5/100
Isi Complain : Flashes
Root Cause Flashes disebabkan oleh insert slider cacat/kempot
terjadinya cacat/kempot pada insert slider karena
produksi terclamping
Terclamping karena produk terjepit slider,
sehingga saat ejection tidak jatuh
Produk terjepit slider, karena " zero position "
saat open mould
slider tidak zero position saat open mould
karena spring patah
sebab spring patah karena pengausan
Temporary Action :
1. Ganti Spring Slider
2. Perbaiki insert slider yang cacat /kempot ===> Welding & polish dan setting slider dengan bagian cavity ( Re-Matching )
21 Date : 12 Juni 2013
Customer : Kawai Indonesia Plant.3
Nama Product : Key Cover Holder
Qty NG : 42/7300
Isi Complain : Crack ==> Weldline tidak menyatu (shortmould)