• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Peningkatan Skala, Proses Pencampuran pada Pemekatan Karotenoid Minyak Sawit Kasar secara Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Peningkatan Skala, Proses Pencampuran pada Pemekatan Karotenoid Minyak Sawit Kasar secara Kimia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Kumpulan Abstrak Kelompok Farmasetikal dan Nutiasetikal

Masyarakat Perketapa-Sawiian Indonesia

Kajian Peningkatan Skala, Proses Pencampuran pada Pemekatan

Karotenold Minyak Sawit Kasar secara Kimia

Bathara Sanjaya

Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK

Minyak sawit kasar yang dikenal dengan sebutan Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak yang diperoleh dari mesokarp buah sawit (Elaeis guineensis Jacq). Minyak sawit mengandung pigmen karotenoid dengan kadar β-karolen sekitar 60 000 (ig atau 600 - 1.000 ppm (Tim penulis PS, 1992) yang dapat digunakan sebagai sumber vitamin A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan proses pemekatan karotenoid minyak sawit kasar dengan texnik Kimia yaitu l'ansesterifikasi. saponifikasi dan kombinasinya, dan dilanjutkan dengan pengkajian peningkatan skala terhadap proses yang terpilih.

Proses transeterifikasi adalah proses pengubahan asam-asam lemak trigliserida menjadi metilester dengan bentuan katalis, sedangkan proses saponifikasi bertujuan untuk mengubah komponen-komponen asam-asam lemak trigliserida, lilin, senyawa lipid dan asam lemak bebas menjadi bentuk sabun dengan menggunakan katalis senyawa alkali Peningkatan skala adalah suatu studi yang mengolah dan menggunakan data hasil percobaan laboratorium atau dari skala pilot plant untuk merancang proses dan alai ,' mesin yang akan digunakan pada skala produksi.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap, dalam tahap pertama dilakukan optimasi kimia terhadap proses transesterifikasi. saponifikasi dan kombinasinya untuk menghasilkan total karotenoid tertinggi Dari hasil oplimasi terpilih proses saponifikasi sebagai proses yang optimum yaitu pada perbandingan molar KOH terhadap minyak sawit 5,78 1 dengan volume pelarut metanol sebanyak 6 kali berat minyak sawit kasar Untuk memisahkan komponen tak tersabunkan dan fase sabun, pelarut dengan kombinasi volume air sebanyak 2:1 dan heksan 6:1 terhadap berat minyak sawit kasar merupakan kombinasi yang optimum, asam asetat 5 % dengan volume sebanyak 6 kali berat minyak sawil kasar merupakan kondisi optimum untuk menetralisasi KOH yang larut ke dalam fase heksan, kondisi ini dapat memekatkan total karotenoid dan p-karoten sebesar 22 kali dari minyak sawit kasar. Penelitian utama dilakukan pada skala laboratorium (100 gr minyak sawit untuk mengoptimasi kondisi fisik proses saponifikasi yang terdiri dari unit-unit proses yaitu pelarutan KOH dalam metanol, saponifiksi, ekstraksi, sentrifus untuk memisahkan fase heksan dan sabun, netralisasi, sentrifus untuk memisahkan fase heksan dan asetat dan evaporasi untuk mendapatkan pekatan karotenoid.

Dan hasil optimasi fisik skala laboratorium didapatkan kondisi optimum masing-masing unit proses yaitu untuk proses pelarutan KOH dalam metanol pada kondisi pencampuran dengan kecepatan impeller 272,6 rpm selama 5 menit pada suhu 50 °C, saponifikasi minyak sawit pada kecepatan impeller 206,2 rpm selama 30 menit pada suhu 60 "C, ekstraksi komponen tak tersabunkan dengan kecepatan impeller 272,6 rpm selama 10 menit, sentrifus untuk mempercepat pemisahan fase heksan dan sabun dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit, netralisasi dengan kondisi pencampuran pada kecepatan impeller 410 rpm selama 5 menit, sentrifus untuk menyempurnakan pemisahan fase heksan dan asetat pada kecepatan 500 selama 10 menit, dan evaporasi pelarut heksan dengan kecepatan putar rotavapor 70 rpm pada suhu boiling 40 "C selama 40 menit, sehingga dari kondisi optimum ini dapat memekatkan total karotenoid sebesar 54,31 kali dari minyak sawit kasar.

(4)

Kumpulan Abstrak Kelompok Farmasetikal dan Nutiasetikal

Masyarakat Perketapa-Sawiian Indonesia optimum yang didapatkan dari penelitian pendahuluan dan utama dijadikan dasar dalam pengkajian parameter proses yang berubah dan tetap menurut skala, dimana faktor kimia dijaga konstan, sedangkan faktor fisik sangat dipengaruhi ukuran skala Pada pencampuran KOH dalam metanol dengan minyak sawit kasar (unit saponifikasi) berdasarkan kondisi optimum yang didapatkan pada skala laboratorium, jika dilakukan pada skala produksi yaitu 3000 liter minyak sawit kasar, menurut kemiripan geometri maka kecepatan impeller akan menjadi 38,73 rpm dan waktu pencampuran menjadi 232,17 menit

Referensi

Dokumen terkait

upaya untuk mendorong Kesatuan Republik isu global yang dibahas di Swedia clan Latvia Indonesia, sebagai negara berbagai forum internasional; senantiasa meningkatkan

Pada Jurnal Penelitian ini, penulis membuat sebuah sistem informasi antrian yang memiliki sebuah metode integrasi bizkit CMS .Dalam penelitian ini, teknik Bizkit CMS yang

Dalam lapangan industri pembinaan, Malaysia merupakan salah sebuah negara yang mengalami pertumbuhan yang memberangsangkan. Ini dapat dilihat melalui key economic indicator

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, indeks Dominansi dan kepadatan makrozoobentos di sekitar pantai desa kartika jaya

Semesta Alam, yang tiada tandingannya satupun Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NyA kepada penulis, sehingga Skripsi yang berjudul “ Studi Yuridis

Organisasi adalah suatu unit social yang terdiri dari dua orang atau lebih, di.. koordinasikan secara sadar dan berfungsi dalam suatu dasar yang

Pada jalan dengan lebar lima meter atau lebih tidak akan mempengaruhi kecepatan, tetapi untuk lebar jalan kurang dan lima meter akan mengurangi.. kecepatan yang

adalah melakukan pembedahan plastik boleh dikira sebagai satu pembaziran kerana bagi satu pembedahan plastik bagi hidung contohnya memakan wang sebanyak RM 2000.. rawatan