O!eh:
DWI FAJAR YUU ASTUT! NIM: 1020700,260
Skripsi ini diajukan memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
FAKULTAS PSIKOLOC;I
UN!VERSITAS !SLAM NEGERi SYARIF HIDAYATULLAH
GAMBARAN
perilaセ\jj@
.t1GIRESIF
ANAK KORBAN
kekerasAセin@
(C;Hf LD ABIJSE)
Skripsi
[Jiajukan keoada Fakultas Psikologi untuk mcmenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjanc1 Ps l<ologi
Pembimbing I,
'
Olel1
Dwi Fa1ar Yuli Astuti NIM: 1020/0026035
Di Bawah B1mbinga11
Pernbirnbin9 11
Ora. Z ·hr ott Nihayah, M. Si Yunit21 Fae\a Nisa. M. Psi. Psi. NifJ 150368748
NIP 15023 173
FAKUL TAS PSIKOLOC:il
llf\!IVERSITAS !SLAM NEGERI SYAF::F HID,L\YATULLA.H
JAKARTA
KEKERASAN (CHILD ABUSE) telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultao Psikologi Universitas Islam Negeri Syari· Hidayatullah Jakarta pada
エ。ョァセᄋRj@ 28 Mei 2007. Skripsi ini telah diterima :>ebagai salah satu syarat un'.uk memperoleh gelar sariana psikolog1.
Jakarta. ;;3 Mei 200 !
Ketua l\J.< ra gkap Anggota.
dイ。セ「leャエエケ@ _ _grtati. M. Si NIP. 1602 rg33
Sidang Munaqosyah
Skretaris Me_r(Jkap ?,nggota
MyaセL@
r 7 ' ,• 4-/, ' ,_..-- •
dイ。セ]MYd⦅[⦅⦅qセエェAjNスjQ@
ahjyj,,J:?JNIP 150238773 '
Anggota
Pemt>imhing II
セセ@
i'IoUo:
l-Ce1nenangan L:ila yang paling hesar hul:ca111lal1
l.:arena l;cita ticlalz pe1·na'1 jatuli, niel!ainlzan
lzarena lzita hanglzit setiap lzali
jab_1J1
(F) Fenomena kekerasan orang tua terhadap anaknya senng teqad1 al<.h1r-akhir ini. Anak-anak yang menjadi korban bertambah setiap tahunnya hingga ada korban yang meningga! Pelaku terbesar diketahui adalah orang terdekat dari korban yang seharusnya melindungi dan menjaga korban, rnisalnya orang tua korban sendiri. Kekerasan yang dilakukan orang tua dapai diamati dan dipelajari sehingga anak meniru dan
berperilaku agresif pada situasi te1ientu.
Peneiitian ini berupaya menjawab tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut
Apakah yang melatar-belakangi kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya?
Bagaimana gambaran kekerasan terhadap anak yang diiakukan oieh orang tuanya?
Bagairnana gambaran perilaku agresrf pada korban kekerasan terhadap anak (Child Abuse)?
Penelitian ini rnenggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada tiga responden dengan Jen1s kelamin laki-lal<i yang bertempat tinggal di Pasar Minggu. Pengarnbilan responden penelitian menggunakan teknik snow ball.
Sebab-sebab terjadinya kekerasan terhadap anak adalah adanya masalah dalam keluarga yang timbul misalnya, ka1·ena adanya faktor kemiskinan dan pendisiplinan yang keliru, sehingga terjadi kekerasan, Kekerasan yang diterima responden adalah berupa kel<erasan verbal misalnya orang tua selalu mernarahi anak, mernbentak, memaki dan rnengancarn, Di sarnping itu juga responden rnenerirna kekerasan fisik seperti pernukulan, cakaran, dan penendangan serta adanya usaha mempekerjakan anak dibawah urnur. Kejadian-kejadian tersebut mengakibatkan responden merasa takut, sedih, trauma, frustras1 dan menimbulkan perilal<u agresL
Perilaku agresif dilakukan karena adanya unsur peniruan dari orang tua atau keluarga yang telah melakukan kekerasan, Perilaku tersebut dilakukan karena adanya faktor yang menekan sehingga kejaclian tersebut tidak dapat dil1indari untuk menyelesaikan masalah, misalnya
RC dengan me!awan orang yang mengganggunya clan rnerusak benda yang ada clisekitarnya, begitu juga yang clilakukan oleh FB. AP lebih rnelakukan perilaku agresif pada orang yang m<:mtmanggunya. intensitas perilaku agresi RC lebih tinggi, kemuclian AP, clan paling rendah pacla FB karena rasa trauma lebih mendorninasi pacla dirinya Beberapa ha! yang clapat disarankan berkaitan clengan hasil penelitian ini aclalah perlunya penelitian mendalam tentang clampak kekerasan yang dipemleh anak dalam bentuk yang lain seperti emotional abuse
clan sexual abuse.
yang telah menganugerahkan hari-hari indah. Sholawat dan salam penulis lafalkan buat Nabi Muhammad SAW. Sungguh ini merupakan hal ケ。ョセQ@
sangat menggembirakan bagi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Karena penulis harus berjuang dengan keras untuk mengerjakan skripsi ini.
Tentunya terselesaikannya tugas ini tidaklah semata-mata karena
"ketangguhan" penulis, tetapi merupakan bantuan berba11ai pihak yang pada bagian ini tak lupa penulis haturkan terima kasih, diantaranya:
Terima kasihku buat keluarga di rumah; Bapak, lbu (Almh), Mama, Mbah yang selalu membuat semangat penulis untuk selalu berjuang, dalam
menyelesaikan tugas akhir ini tentunya dan "aku akan selalu bangga memiliki kalian". Juga tidak lupa buat saudara-saudaraku semua Edty, Asif, Lala, Sendhy, dan Chasky, thanks a lot!.
kepada Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Netty Hartati dan Kabid Psikologi Sosial Bapak Prof. Yasun. Terima kasih tak terhingga kepada para
pembimbing yang telah bersedia menjadi pembimbing pemulis; lbu Zahrotun Nihayah dan lbu Yunita, terima kasih banyak atas bantuannya.
Pemberdayaan Masyarakat) dan pak Direktur "terima kasih atas sumbangan ide, saran-sarannya, pinjeman komputer dan ngeprint". Terima kasih juga buat teman-teman angkatan 2002, kelas D, teman-teman KKL dan praktikum, "bersama kalian akan tercipta kenangan yang selalu membuatku tersenyum".
To my beloved Doe/, thanks for your Jove and your support.
Buat Adik-adik responden terima kasih atas bantuan kalian, tanpa kalian penelitian ini tidak akan teiwujud, semoga kalian menjadi anak-anak yang selalu sabar yang nantinya membuahkan kenikmatan untuk masa depan. Terima kasih banyak pada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikan kalian dibalas oleh-Nya. Amin
Dedikasi Abstrak
Kata Pengantar Daftar lsi
Daftar Tabel Dafiar Gambar
1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah .. 1. 2. ldentifikasi Masalah .
1. 3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... . 1. 3. 1. Pembaiasan Masalal1 ... .
v VI viii
x
xii XIII 1-10 1 4 5 51. 3. 2. Perumusan masalah . .. 7
1 4. Tujuan dan Manfaai Penelitian 7
1. 4. 1. Tujuan Penelitian ... 7 1. 4. 2. Manfaat Penelitian ... .
·1. 5 Sistematika Penulisan .
2 KAJIAN
2. 1. Pengertian Perilaku Agresif ... . 2. ·1 1. Macam-macam Peri!aku Agresif..
2. 1. 2. Teori-teori tentang Perilak1J Agresif .
2. 1. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Periiaku )l.,gresif ... . 2. 2. Anak Korban Kekerasan .
2. 1. Pengeriian Anak Karban Kekerasan ..
2. 2. 2. Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Anak .. ... 35 2. 3. Undang-undang Perlindungan A.nak ...
2. 3. Kekerasan Terhadap Anak clan Pengaruhnya Pada Perilaku Agresif Anak
3 METODOLOGI PENELIT!AN 3. 1. Pendekatan Penelitian
3 2. Metode Penelitian .
3. 3. Subyek Penelitian ... . 3. 4. Metode Pengumpulan Data ... . 3. 5. lnstrumen Pengumpulan Data .
3. 6. Tehnik Analisa Data ...
3. l. Prosedur Penelitian ... ..
1. Garnbarnn u111urr1 Responden Penelitian 4.2. Presentasi dan Analisis Kasus
1. Masing-masing Kasus ... .. 2. 1. 1. Kasus RC ...
4. 2. 1. 2. Kasus FB .. 4. 2. 1. 3. Kasus AP .. 4. 2. Analisis Antar Kasus
5. 1. Kesimpulan ... .. 5. Diskusi. ... . 5. 3. Saran ..
r
rn
r
Bagan Proses Terjadinya Perilaku Agresif Pada 66
Bagan Proses Terjadinya Perilaku Agresif Pada FB... 73 Bagan Proses Terjadinya Perilaku Agresif Pada AP... 80
dukungan dan kearnanan. tetapi ada sebagian anak-anak yang memperoleh tindak kekerasan dari keluarganya maupun orang lain.
Seperti kisah yang dialami oleh seorang anak yang bemama Lintang. Lintang adalah gadis kecil yang berumur 3 tahun yang meninggal dunia setelah sembilan hari berjuang menahan rasa sakit di sekujur tutluhnya. lbu
kandungnya mengaku kesal karena adanya tekanan ekonomi keluarga se1-ta kebiasaan suarninya yang suka rnabuk-mabukan. Dia kernudian
melampiaskan kekecewaannya dengan menyiramkan minyak tanah pada tubuh kedua anak kandungnya yaitu Lintang dan lndah. 13eruntung lndah berhasil selamat setelah melewati masa kritis. (Rosalina. 2006).
Kasus yang terjadi pacla Lintang juga clialami oleh Eka yang berumur 9 tahun. Eka meninggal clunia setelah clicekik oleh ibu tirinya. Pencleritaan yang
memperkosa bahkan mensodominya. Eka tidak berani bercerita pada
bapaknya lantaran bapaknya suka mabuk dan memukul 1bu tinnya. Sebelum rneningga!, Eka disodomi oleh paman tirinya. Tangisan Eka yang merasa sakii setelah disodomi mengganggu tidur ibu tirinya. Kurnpulan masalah ekonomi dan dendam lama terhadap bapak Eka yang sering menyiksanya rnembuat ibL1 tiri tersebut rnenghabisi nyawa anaknya (JalL1, 2006).
2
Selain kisah tersebut di atas, rnasih banyak kisah-kisah lainnya yang serupa.
Anak yang rnasih !email akan cenderung menjadi sasaran bagi orang yang di dekatnya. Contoh-contoh korban perlakuan kekerasan terhadap anak di atas diduga mernpunyai latar belakang faktor kemiskinan dan tekanan h1dup yang semakin meningkat, diikuti dengan kemarahan atau rasa kecewa pada
ayahnya sebagai kepala keluarga karena ketidak-mampuan dalam n1engatasi rnasalah ekonorni. Hal ini rnernbuat orang tua sangat rnudah meluapkan emosi, kekecewaan, kemarahan kepada orang terdekat yaitu anak sebagai makhluk yang lemah, yang tidak berdaya dan rnasih ber9antung kepadanya sehingga paling rnudah untuk menjadi sasarannya.
perlakuan seksual, 233 kasus kekerasan secara fisik, 176 kekerasan psikis, dan 130 kasus penelantaran anak. lronisnya, kasus kekerasan anak banyak dilakukan oleh orang terdekatnya antara lain ibu, bapak, parnan, kakek, dan keiuarga yang lain. Kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat, jika diprosentasekan sebanyak 69%, sedangkan kekerasan yang dilakukan oleh orang yang ticlak dikenal sebanyak 31%. Hingga bulan Maret tahun 2006, terjadi kasus kekerasan sebanyak 236 yang berada cli wilayal1 Jakarta
(Rosalina, 2006 ).
Tindakan kekerasan anak yang terjadi selama ini 、ゥ。ョAセァ。ー@ sebagai pernbelajaran bagi anak-anak yang dianggap bandel clan nakal clengan alasan untuk rnenjerakan anak agar tidak melakukan kesalahan. Hal tersebut rnalah akan rnenjadi pernbelajaran anak untuk bersikap agresif dalam
rnenghadapi rnasalah. Anak rnerupakan makhluk ケ。ョセQ@ masih polos, sehingga apa yang rnereka lihat, rnereka dengar, clan mereka rasakan baik posiM maupun negatif dapat rnengisi alam bawah sadarnya, sahingga anak akan rneniru perilaku tersebut Anak-anak akan berperilaku same apabila
rnengalami hal serupa. Kalau itu terjadi, maka llanya akan rnenjadi rnata rantai yang tak terputus, sehingga akan tercipta generas1 yang agresif untuk merespon kondisi yang dapat menekannya. Bila ini terjadi, sikap 。Qセイ・ウゥヲ@
4
l<enyataan yang harus dihadapi oleh anak yang menjadi korban kekerasan ini akan mengganggu psikisnya. Anak akan menyirnpan s.emua peristiwa yang diingatnya dalarn alarn bawah sadarnya hingga terbawa saat dewasa. Anak
yang mendapat perlakuan kejarn dan orang tuanya akan menjadi sangat agresif dan setalal1 dewasa nanti da!arn perannya masino-masing akan timbcil keagres1fitasannya yang diluapkan pada anak-anaknya (Pelzer Dave,
2005). Hal ini senada dengan penciapat Seto Mulyadi seorang psikolog dan ketua dari l<omnas PA Menurutnya, di masa mendatang akan tirnbi.il
generasi yang l1ersifat agresif. Hal itu sebagai darnpal< dari peristiwa masa
sliarn. sebab para anak merekarn sernua peristiwa kekerasan baik yang rnenirnpa dirinya ataupun lingkungan sekitarnya (Menyongsong Hari Anak-anak Nasional. 2006 ).
Perilal<u agresif anak yang menjadi korban kekerasan mungl<in mempunyai perbedaan dalam bentuk dan intensitasnya karena latar belakang kel<erasan yang diterimanya pun i)erbeda. Untuk mendapat gambaran tentang perilaku agresif anak korban kekerasan (Child Abuse), maka prenelitian ini dilakukan.
'I.
ldentifikasi l\llasalah
• Apakah yang dirnaksud de11ga11 perilaku agresif?
• Bagairnana perilaku agresif pada korban kekerasan dalam pergaulan sehari-hari?
• Bagairnanakah bentuk perilaku agresif pada anak-anak yang pemah rnengalami tindak kekerasan?
• Jl,pakah perilaku agresif anak korban kekerasan frekuensinya sangat tinggi atau sebaliknya?
• Nセー。ォ。ィ@ yang menyebabkan anak mengalarni tinclak kel\erasan?
" f<ekerasan seperti apakah yang sering cliterima oleh korban kekerasan anak?
dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pokok rnasalal1 penelitian, skripsi ini mengungkapkan dan menjelaskan bagaimana perilaku agresif korban kekerasan tei-hadap anak, yang diu1-aikan sebagai berikut
1. 3. 1. Pernbatasan Masalah
• Agresi yaitu reaksi primitif dalam bentuk kemarahan hebat dan ledakan emosi tanpa terkendali, serangan, kekerasan, tingkahlaku kegila-gilaan dan sadistis. Kemarahan hebat tersebut sering mengganggu inteligensi dan kepnbadian anak, sehingga kalut batinnya, lalu melakukan
perkelahian, kekerasan, teror terhadap lingkungan dan tindak agresi lamnya (Kartono, 2003). Perilaku agresit menurut Geen (1990) terbagi alas dua tipe agresi instrumental dan agresi hostile.
6
• Kekerasan terhadap anak atau yang disebut dengEm Child Abuse dapat dideflnisikan setiagai peristiwa kelukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan olel1 orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, yang sernuanya cliindil1asikan clengan kerugian clan ancaman terhaclap kesehatan clan kesejahteraan anak. Pacla penelitian ini hanya dibatasi pada korban kekerasan yang dilakukan oleh ornng tua, keluarga rnaupun orang lain pada anak-anak sehingga berakibat pada penerimaan kekerasan fisik clan kekei-asan secarn verbal. Menurut Terry E. Lawson (daiam Zainuddin. 2002). kekerasan terhadap anak dibagi menjacli empat bagian yaitu menjadi empat bagian yaitu
emotional abuse, verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse.
1.
Pen1musan Masa!ah
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah.
• Apakah yang melatarbelakangi kekerasan yang diiakukan orang tua terhadap anak?
* Bagaimanakah gambaran kekerasan yang diterima anak?
e Bagairnanakah garnbaran perilaku agresif pada anak yang telah
menjadi korban kekerasan (Child Abuse)?
1.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan clan manfaat penelitian tei-sebut adalal1 sebagai berikut
1.
1. Tujuan Penelitian
[image:19.595.34.427.160.469.2]Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetal1ui latar belakang orang tua yang melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya, bagairnana
gambaran kekerasan yang cliterima anak, dan bagairnana garnbaran perilaku agresif pada anak yang telah rnenjadi korban kekerasan oleh tuanya (Child
1. 4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diarnbil dalarn penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritik penelitian ini rnempunyai rnanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam penelitian bidang Psikologi Sosial, dan sebagai wacana sosiai tentang perilaku agresif yang terdapat pacla anak yang
mengalami kekerasan.
8
2. Secara praktis penelitian ini untuk menambah pengetahuan para orang tua clan masyarakat akan bahayanya pengaruh kekerasan yang dilakukan pada anak-anak, pengaruh yang cliclapatkan banyak merugikan perkembangan bagi jiwa anak.
1. 5. Sisternatika Penulisa11
Bahasa yang digunakan da!arn penelitian ini adalah B<ihasa Indonesia yang i)aik dan benar, yang berdasarkan alas kaidah bahasa Indonesia sesuai
dengan Ejaan Yang Disernpurnakan (EYD). Adapun sistematika penLilisan ini rnenggunakan acuan /lPA Style (American Psychological ,4,ssociation), dan
juga rnengacu pada Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Negeri Syarif Hidayatuila!1
Jakarta.
Bab I Pendahuluan, rnenjelaskan tentang latar belakang rnasalah, identifikasi rnasalah, peml)a\asan cJan perumusan masalah, tujuan pemelitian, serta sistematika penu!isan.
Bab II Kajian Pustaka, rnen1elaskan variabel penelitian secara teoritik yang rnencakup. penge1iian perilaku agresif, rnacarn-macam perilaku agi-esif, teori-teori tentang perilakLI agresif, l1al-hai yang
rnempengaruhi perilaku agresif, faktor-faktor yang mempengaruhi peri!aku agresif dan; penge1iia11 korban kekerasan terhadap anak,
bentuk-bentuk kekernsan terhadap anak, jenis kekerasan anak yang diatur undang-undang dan kerangka berpikir.
populasi dan sampel, teknik pengambi!an sampel, pengumpulan data, metode instrurnen. analisis data dan prosecll1r penelitian. Bab IV Presentasi Data dan Analisis Data, menguraikan garnbaran urnurn
subyek penelitian, presentasi data, dan pembal1asan l1asil.
Bab V Kesimpulan, kesimpcilan dari hasil penelitian yang tela11 di!akukan secara singkat, diskusi dan saran.
Pada bab ini, akan diuraikan lanclasan teoritik cla!am penelitian ini, yang
clibagi ke clalarn 3 subbab, subbab pertarna rnernballas tentang perilaku agresif clan kekerasan pacla anak. Pada subbab perilaku agresif akan dipaparkan tentang definisi, rnacam-macam perilaku agresif, teori tentang perilaku agresif, clan faktor-faktor yang mempengarulli terjaclinya perilaku agresif Seclangkan pada subbab kedua membahas tent21ng korban kekerasan anak (child abuse), climulai clengan menjelaskan tentang
pengertian korl)an kekerasan anak, bentL1k-bentuk kekerasan terhadap anak, clan Undang-Unclang perlindungan anak. Bab ini clitutup dengan kerangka berpikir penelitian.
1. Pengertian Perilaku Agresif
Perilaku agresif rnerupakan suatu tinclakan yang bersifat memusuhi, rnenghancurkan clan menyakiti suatu obyek te1ientu baik yang dianggap
Perilaku adalah komponen dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau
merupakan keoenderungan untuk bertindak terhadap obyek. Perilaku berkaitan dengan sikap, karena sikap digambarkan sebagai kesiapan yang selalu menanggapi dengan oara tertentu dan rnenekankan irnplikasi
perilakunya (David, et al, 1985).
12
Agresi dalam bahasa umum sehari-hari lebih dikenal dengan arti perlawanan, dalarn karnus psikologi Chaplin, agresi berarti agression yang mernpunyai arti suatu penyerangan atau perbuatan; tindakan perrnusuhan clitunjukkan pacla seseorang atau bencla.
/\gresi aclalah rnekanisme mempertahankan cliri yang clipicu ketika terjacli konflik clan cenderung rnernicu respon yang agresif. Hal ini rnenyebabkan konf!ik rnernanas. Agresi berhubungan erat dengan arnarah (Pickerling,
2001 ).
,11,gresi yaitu reaksi prirnitif dalarn bentuk kernarahan hebat dan ledakan emosi
tanpa terkendali, serangan. kekerasan, tingkah laku kegila-gilaan dm1 sadistis. Kemarahan hebat tersebut sering menggangfiu intelegensi dan kepribadian anak. sehingga kalut batinnya, lalu rnelakukan perkelahian, kekerasan, kekejaman, teror terhadap lingkungan dan tindak agresi lainnya (Kartono, 2003).
Sementara Murray mendefinisikan agresi sebagai suatu cara untuk melawan clengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau
mengilukum orang lain. Atau secara singkatnya agres1 adalall tindakan yang dimaksudkan untuk rnelukai orang lain atau merusak milik orang lain
(Zainuddin, 2002).
2. 1. 1. Macarn-rnacarn Perilaku Agresif
Menurut Geen (1990) perilaku agresif ada dua tipe yail:u Instrumental aggression dan Hostile aggression (Frenzoi, 2003).
14
instrumental aggression yaitu perilaku agresif yang memiliki tujuan lain selain rnenyakiti korban juga dimaksudkan sebagai upaya mempertahankan
kekuasaan, dominasi atau status sosial seseorang individu.
Hostile aggression merupakan suatu ー・QᄋゥQ。ャセオ@ agresi untuk mencapai suatu tujuan, atau dengan kata lain agresi hostile adalah agresi emosional, yaitu agresi yang terjadi saat seseorang merasa terganggu dan ia berusaha menjadi orang lain.
Berkowitz (1995) menambahkan ciri-ciri dari agresi hostile dan agresi instrumental (Fuadhi, 2006) sebagai berikut:
1. Penjelasan insting, dengan asumsi agresi merupakan kebutuhan yang telah ditentukan secara biologis.
Penjelasan pembe\ajaran sosial berasumsi kita belajar bagaimana dan kapan se1·ta pada siapa yang harus bersikap agresi'f rnelalui
3. Penjelasan rangsangan permusuhan rnengisyaratkan i)ailwa agresi terjadi kelika suatu rnngsangan yang tidak menyenangkan
mengakibatkan kerugian psikologis
Sedangkan ag1·esi instrumental rneliputi beberapa hal sebagai berikut
1. Coercion agresi dilakukan hanya sebagai hukurnan agar terjadi perubal1an pada orang lain.
Power and dominance adalah agresi yang sering di tujukan untuk rnenjaga atau rnenguatkan kekuasaan atau dominasi perilaku atas orang lain.
3. Impression management adalah agresi yang mengusahakan rnernbuat suatu kesan tentang dirinya di mata orang lain. Hal ini didorong adanya keinginan untuk dihargai oleh sesarnanya. 4. Agresi yang clapat clilakukan untuk menclapatk;;:n sesuatu yang
berguna bagi dirinya, misalnya mendapatkan mah;;ri, mendapatkan dukungan dan sebagainya.
Menucut Sears (1985) perilaku agresif juga clibeclakan dalam beberapa jenis l1erdasarka11 proses terjadinya agresi. antara lain.
b. Agresi tidak !angsung, agresi ini melibatkan aksi yang tidak langsung ditujukan pada target sasarannya ケ。ョセj@ mernunculkan amarah tanpa menjalin target rnelainkan secara frontaL
c. Agresi yang dialihkan, rnelibatkan aksi agresif yang diakhiri pada sesuatu atau seseorang yang ticlak ada hubungannya clengan target yang
rnernuncu!kan perasaan marah tersebut .
16
l\t1enurut Sears (1985) suatu perilaku clapat clikatakan setlagai perilaku yang rnengarah pada tindakan ag1·esif apabila mernpunyai makna atau niat オョエオャセ@
melakukannya, yaitu melakukan tinclakan yang mengha::;ilkan kekerasan, perilaku yang menyakitkan dan juga mengaclakan perlawanan pada suatu obyek te1ientu. Berdasarkan maksud seseorang melakukan agresi, agresi dapat cligo!ongkan sebagai berikut
a. Agresi anti sosial aclalah tinclakan k1·iminal yang ticlak beralasan untuk melukai orang lain, seperti penyerangan clengan kekerasan, pembunullan clan pemuklilan o!eh sekelompok orang, yang jelas melanggar norma sosial. b. Agresi pi-ososia\ ac!alal1 tinc!akan agresif yang sesuai clengan llukum, misalnya clisiplin yang cliterapkan orang tua, atau kepatul1an terhaclap peme1-intah, clan sebagainya.
tersebut tidak melanggar standar norma yang diterima. Contoh dari agresi macam ini seperti seorang wanita yang akan diperkosa melakukan
perlawanan dengan memukul pelaku.
Agresi mempunyai banyak bantuk dan rnacam-macamnya narnun pada
dasanwa perilaku agresif bisa terjadi dengan berbagai alasan karena adanya maksud pada diri seseorang untuk melakukannya. Seseorang merasakan rasa teiiekan akan menimbulkan pedawanan pada dirinya sehingga tak jarang berperilaku agresif Mtuk melindungi dirinya.
·L
Teori-teori Tenrang Perilaku Agresif
Teori-teori yang mendasari tentang adanya perilaku agresif akan diuraikan sebagai berikut:
1 T eori Biologi
Teori ini menjelasl<an tentang adanya faktor biologis yan\l dapat memicu terjadinya agresif pada seseorang. Faktor biologi tersebut adalah berupa gen yang turunkan orang tua terhadap anaknya. Gen berpe119aruh pada
n""mh,'1£hl&.11<·::in sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi. Sistem otak
18
Faktor lainnya yaitu kimia darah yang berupa liormon seks (testosteron dan estmgen) ysmg berpengaruh pada perilaku agresi Hormon testosteron meningkat dapat mengakibatkan perilaku agresif pada laki-laki sedangkan hormon estrogen yang menui-un menyebabkan perilaku agresif pada wanita.
2 Teori Frustrasi-agresi
Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang berarti seseorang
mengalami frustrasi apabila rnaksud-rnaksud dan kein[Jinan-keinginan yang diperjuangkan dengan intensif rnengalarni hambatan atau kegagalan.
Sebagai akibat dari frustrasi itL1 mungkin timbul perasaan jengkel dan
perasaan-perasaan agresif. Perasaan tersebut dituangkan dalarn bertingkah !aku yang agresif pula
4. Teori Kognisi
Teori ini mempunyai inti bahwa proses yang terjadi pada kesadaran da!am membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi),
5. Teori "lnsting-Agresil"
Telah sejak lama bal1wa rnanusia di!ahirkan dengan insting agresif yang berbeda-becla pacla setiap individu (Hobl)es-Freud). MenurLit Freud, terclapat suaiu energi (libido) yang membuat seseorang mencari pengalaman yang menyenangkan dan menentang. Pandangan ini dapai dilihat pada orang-orang yang pergi berperang. Konrad Lorens berpendapat bahwa tindakan agresif be1iungsi dalam mempertahankan eksistensi suatu spesies dan
insting ini sedikit dipengarui1i oleh lingkungan.
6. Teori "Tinclakan Agresif Merupakan Proses Pembelajaran"
Teori ini rnerupakan perkernbangan dari teori "frustrasi agresif' dimana bila dilakukan anaiisis yang mendalam interaksi antar subyek dengan
lingkungannya sehingga didapatkan bahwa t1ndakan agrnsif merupakan proses pembelajaran. Teori !)elajar sosial memandang pmilaku agresi sebagai suatu penekanan perasaan model dalam mentransmisikan perilaku spesifik atau 1·espon emosi oral, ha\ tersebut diungkapkan oleh Freud. Bandura menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari perilaku agresif dipelajari cialam model yang dapat dilihat dari keluarga, !ingkungan
sekitan1ya, kebudayaan climana seseorang tinggal, dan juga melalui media
perkembangan dari teori ini be1·guna dalam suatu tindakan preventif dan kuratif (Sarwono, 1999)
Pada permulaan perkembangan teori ini ditemukan hubungan antara
pemberian penghargaan -hukuman terhadap perilaku seseorang dapat clilihat apabila perilaku seseon,1ng diberikan suatu pengilargaan maka perilaku tersebut semakin menguat, sedangkan apabila perilaku seseorang diberi
l1ukuman maka perilaku tersebut akan semakin melemail.
Perilaku seseorang tidak hanya dipelajari bila terdapat penghargaan-hukuman tetapi juga didapat 「・イ、。ウ。イャセ。ョ@ hasil observasi dan tindakan peniruan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Bandura, 1961. Pada suatu keadaan dimana seorang anak menonton film, pada film tersebut terdapat adegan yang memperlihatkan orang clewasa memukuli boneka, maka tinclakan tersebut akan ditiru oleh seorang anak (Frenzoi, 2003). Berbecla tindakan yang akan terjadi pada anak yang tidak pernah menonton film ini. Terdapat 3 faktor panting yang l;erperan dalam proses pembelajaran ini yaitu.
ヲ。ャセエッイ@ besarnya penerimaan seseorang, faktor provokasi (rnenclukung), clan
faktor yang rnempertahankan perilaku ini.
rnelakukan tindaka11-ti11daka11 agresif sampai akhirnya 'i.indakan anak tei-sebut
begitu rnengganggu kemudian orang tuanya akan memberikan perrnintaan anak. Di sini anak akan belajar bila rnenginginkan sesuatu maka hanya perlu rnelakukan tindakan agresif secai-a terus menerus sampai akhirnya orang tuanya akan mengabulkan permintaannya. Faktor lingkungan sosial
seseorang juga banyak berpengaruh clalam proses pembelajaran ini sehingga bila faktor lingkungan sosial ini dapat dikenali rnaka dapat mengontrol tindakan agresif clengan merubah lingkungan sosial yang diinginkan.
1.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
t\セイェ。、ゥョケ。@Perilaku
Ag
1. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi pe1·iiaku agresi (Davidoff, 199'1 ):
a) Gen mempunyai berpengaruh pada pernbentukan sistem neural otak yang rnengatur perilaku agresi Dari penelitian yang dilakukan terhadap binatang, rnulai dari yang sulit sarnpai yang paling rnudall dipancing arnarahnya, faktor keturunan tampaknya membuat hewan jantan yang berasai dari berbagai Jenis lebih mudah marah dibandingkan betinanya. Hampir sama dengan manusia yang mernpunyai sifat penurunan dari gen orang tuanya sehingga ada sebagian sifat orang tuanya yang rnenurun pada anaknya hingga keturunannya.
b) Sistern otak yang tidak ter!ibat da!arn agresi ternyata cl a pat
rnernperkuat atau rnengharnbat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Pada hewan sederhana marah clapat clihambat atau clitingkatkan clengan merangsang sistem limbik (daerah yang menimbulkan
kenikmatan pada manusia) sehingga muncul hubun9a11 timba! balik antara kenikmatan dan kekejaman. Prescott (Davidoff, 1991)
c) Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian clitentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalarn suatu eksperirnen ilrnuwan rnenyuntikkan hormon teslosteron pada tikus clan beberapa hewan lain (testosteron merupakan hom1on androgen utama yang rnernberikan ciri i<elamin jantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi sernakin sering den lebih kuat. Sewaktu testosteron dikurangi llewan tersebut menjedi lembut. f<enyetaan menunjukkan bahwa anak banteng jantan yang sud ah dikebiri ( clipotong a lat kelaminnya) akan menjadi jinak.
Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaen yeitu estrogen den progresteron menurun
jurnlahnya. Hal ini mengakibatkan banyak wanita mudail tersinggung, gelisail, tegang dan bermusuilan.
2. F aktor Emosi
24
mungkin juga tidak (Davidoff, 1991). Pada saat marai1, ada perasaan ingin menyerang, meninju, rnenghancurkan atau rnelempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut disalurl<an maka terjadilah
perilaku agresi. Sebenarnya agresi adalah sualu respon terhadap marah. Kel<ecewaan, sakit fisik, penghinaan, atau ancaman sering memancing arnarah dan akhirnya rnernancing agresi. Ejekan, hinaan 1jan ancarnan merupakan pancingan yang jitu terhaclap arnarah yang akan mengarah pada
agresi
Suatu misal, adanya dua orang yang saling mengejek, lama kelamaan ejekan yang dilakukan sernakin panjang clan terus-111enerus denf;an intensitas
ketegangan yang sernakin tinggi bahkan seringkali disertai kata-kata kotor dan cabul. Ejekan ini sernakin larna-semakin seru ka1·ena rekan-rekan yang menjadi penonton 1uga ikut-ikutan men1anasi situasi yang berdarnpak pada tindakan kekerasan seperti rnernukul clan sebagainya.
3. Faktor Lingkungan
a) Kemiskinan
!arnpu merah (Traffic Light) atau didalarn kendaraan umurn dapat ditemui pengamen atau peminta-rninta yang jurniahnya lebih clari satu orang yang berdatangan silih berganti. Apabila terdapat penurnpang rnernberi uang pada pengarnen atau pengernis, rnaka pengarnen dan pengemis yang lain akan menyerbu kendaraan umu1T1 tersebut untuk meminla pada penumpang, apabila tidak rnendapatkan uang seperti yang didapatkan temannya tersebut pengamen akan IYH.1rah, memaki, atau bahkan memukul.
Contoh lain, pernabuk yang memukuli istrinya karena tidak memberi uang untuk beli minurnan, rnaka pada saat itu anal,-anak dengan rnudah dapat melihat mode! agresi secara langsung. Model agresi ini seringkali diadopsi anak-anak sebagai model pertahanan diri dalam
26
b) Anonimitas
Kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya den kola besar lainnya menyajikan berbagai suara, cahaya dan bermacarn informasi yang besamya sangat luar biasa. Orang secara otomatis cenderung berusaha
untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang ber!ebihan ternebut.
Terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat clunia menjacli sangat impersonal, artinya antara satu orang clengan orang lain tidak !agi saling mengenal atau mengetahui secara baik. Lebih jauh iagi, setiap inclividu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Bila seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakai dan kurang bersimpati pada orang lain.
c) Suhu udara yang panas
Bila diperhatikan dengan seksarna tawuran yang terjadi di Jakarta seringka!i terjadi pacla siang hari cli terik panas matahari, tapi bila musim ilujan relatif ticlak acla peristiwa tersebut Begitu juga dengan 。ォウゥセ。ォウゥ@
Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang
tinggi rnemiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas. Pada tahun 1968 US Riot Commision pemah melaporkan bahwa dalam musirn panas, rangkaian kerusuhan dan agresivitas massa lebih banyak te1iadi di Arnerika Serikat dibandingkan dengan musim-rnusirn lainnya (Fisher et al, dalam Mu'tadin, 2002).
4. Faktor Kesenjangan Generasi
Perilaku agresif juga dapat disebabkan adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuany13 dapat terlihat clalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin rninimal dan seringkali tidak terjadi saling pengertian antara satu dengan yang lainnya. Kegagalan kornunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyel)ab tirnbulnya perilaku agresi pada anak.
5. Faktor Peran Belajar Model Kekerasan
28
perkelahian yang sangat popuier dikalangan remaja seperti Smack Down, UFC (Ultimate Fighting Championship) atau sejenisnya. VValaupun pembawa acara mengingatkan penonton untuk tidak mencontoh apa yang mereka saksikan namun diyakini bahwa tontonan ternebut akan berpengaruh
terhadap perkernbangan jiwa penontonnya Pendapat ini sesuai dengan yang diutarakan Davidoff (1991) yang mengatakan bai1wa menyaksikan
perkelahian dan pembunuhan ュ・ウャセゥーオョ@ sedikit pasti akan rnenirnbulkan rnngsangan dan mernungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut
Model pahlawan di film-film seringkali mendapat imbaian setelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal ini sudah barang tentu membuat penonton akan semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai ba9i dirinya. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut teriadi proses belajar peran model kekerasan dan ha! ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresi.
Penelitian Stein, A (Davidoff, 1991) menernukan bahwa anak-anak yang merniliki kadar agresi di atas normal akan lebih cenderun9 berlaku agresif.
Mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain setelah
Selain dari rnodei yang disaksikan di televisi, belajar model juga dapat berlangsung secara langsung dalam kehiclupan sehari-hari. Bila seorang yang sering rnenyaksikan tawuran di jalan, rnereka secara langsung
rnenyaksikan kebanggaan orang yang rnelakukan agresi secara langsung. Atau clalan1 kehiclupan bila terbiasa cli lingkungan rumah rnenyaksikan
peristiwa perkelahian anta1· orang tua cli lingkungan rumah, ayar1 clan ibu yang sering cekcok clan peristiwa sejenisnya, semua itu dapat mernperkuat
perilaku agresi yang ternyata sangat efektif bagi dirinyEI. APalagi hal tersebut c!ikenakan pada cliri anak-anak secara langsung secara otornatis kekerasan dapat clitiru.
Model kekerasan juga seringkali clitarnpilkan dalam bentuk mainan yang dijual di toko-toko. Seringkali orang tua tidak terlalu perduli mainan apa yang di minta anak, yang panting anaknya senang clan tidak nangis lagi.
Sebenarnya permainan-perrnainan sangat efektif clalam memperkuat perilaku agresif anak dirnasa rnendatang. Permainan-permainan yang mengandung unsur kekerasan yang clapat kita temui di pasaran misalnya pistol-pistolan, pedang, model mainan perang-perangan. Mainan kekerasan ini bisa
Permainan lain yang sarna efektifnya adalah perrnainan dalarn video game
atau play station yang juga banyak menyajikan bentuk-bentuk kekerasan sebagai suatu permainan yang menyenangkan.
6. F aktor F rustrasi
30
Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan. kebutuhan. keinginan. pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salal1 satu cara berespon terhadap frustrasi. Rernaja rniskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan c!engan
banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan clan aclanya kebutuhan yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai Akibatnya mereka menjacli muclah marnh dan berperilaku agresi.
Begilu pula tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta ada kemungkinan faklor frustrasi ini memungkunkan mernberi sumbangan yang cukup berarti pada terjadinya tawuran. Sebagai contoh banyaknya anak-anal< sekolah yang bosan dengan waktu luang yang sangat banyak dengan cara nongkrong-nongkrong di pinggir jalan dan ditambal1 lagi saling ejek mengejek yang bermuara pada terjadinya perkelahian Banyak juga perkelahian disulut oieh karena frustrasi yang diakibatl<an hampi1· setiap saat dipa!ak (diminta
uangnya) oleh anak sekolah lain padahal sebenarnya uang yang dipalak adalah untuk kebutul1an dirinya.
7. Faktor Pendisiplinan yang Keliru
Suatu Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras clan mungkin clisertai c!engan memberikan hukuman fisik, dapat 111eni111bulkan berbagai pengaruh negatif bagi remaja. Pendiclikan disiplin sepe1ii itu akan
membuat remaja menjadi seorang penakut, ticlak rnmall dengan orang lain, clan membenci orang yang rnemberi llukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif clan pacla akhimya melarnpiaskan kernarahannya c!alam bentuk agresi kepada orang lain.
Hubungan clengan lingkungan sosia! berorientasi kepada kekuasaan clan
ォ・ゥ。セNオゥ。ョN@ Siapa yang lebih berkuasa clapat berbuat sekehenclak hatinya
32
dapat pula menimbulkan pemberontakan, terutama bila larangan-larangan yang bersangsi hukurnan tidak diirnbangi dengan altematif (cara) lain yang dapat mernenuhi kebutuhan yang rnendasar misalnya anak dilarang untuk keluar untuk bermain bersama teman-temannya, tetapi di dalam rumah tidak
diperl-iatikan olel1 kedua orang tuanya karena kesibukan mereka.
2. 2. Anak Korban Kekerasa11
{Child
Abuse)
Asti kata korban merupakan suatu individu yang menjadi obyek sasaran suatu tindakan yang dikenakan sifat berbahaya atau rnerugikan. Karban yang
dimaksudkan dalam peneiitian ini adalah anal<: yang teiah mengalami suatu tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu .
. Pengertian Anak Korban Kekerasan
(Chlld
a「オウeセI@Kekerasan Anak Atau Penganiayaan mewpakan bentuk fisik atau emosional yang mendapatkan perlakuan menyakitkan, kekerasan seksual, pengabaian, eksploitasi, menghasilkan kejahatan nyata yang potensial kepada kesehatan anak, kelangsungan hidup, pengembangan atau martabat, dalarn konteks suatu hubungan tanggung jawab,
kepercayaan atau kekuasaan ( lrwanto, 2006).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak {child
abuse) adalah sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental atau seksual yang umurnnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab teriladap kesejahteraan anak, yang diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Contoh paling jelas dari tindakan kef\erasan yang dialami anak-anak adalah pemukulan atau penyerangan secara fisik berkali-kali sampai terjadi Iuka atau goresan
(scrapes!scratc/Jes). Akan tetapi, cllild abuse sebetulnya tidak hanya berupa pernukulan atau penyerangan fisik, rnelainkan juga bisa berupa eksploitasi-eksp!oitasi melaiui, misalnya, pornografi clan penyerangan seksual (sexual
assault), pemberian makanan yang tidak layak bagi anak atau makanan kurang gizi (malnutrition), pengabaian pendiclikan dan kesehatan (educational
and meclical neglect) dan kekerasan-kekerasan yang berkaitan dengan medis
fv1enurut Henry Kempe (1962) sebagian anak yang diperlakukan dengan
'd
,) '
kejam kelak dapat rnernasukkan nilai-nilai yang didapal:nya selama inleraksi dengan lingkungan sekitarnya te1·utama dengan orang tu::mya sehingga rnereka juga akan menerapkan nilai-nilai yang salah itu pada keturunannya yang disebut dengan istilah Buttered child atau Child Abuse SyncJrome
(Soma, 2000).
Kekerasan terhadap anak adalah tindakan penyelewengan alas hak-hak anak dan tindakan yang rnerugikan keberlangsungan kehiclupan anak baik secara sosial, mental bahkan ekonomi. Kekerasan tersebut rnencangkup rnelakukan kekerasan seksual, penjualan terhadap anak, menculik anak, penganiayaan, penyalahgunaan narkolika terhadap anak padahal ia membutuhkan pertolongan, perlakuan yang salah pada anak dan penelantaran, serta rnernpe1·kerjakan anak di bawah urnuL
fv1enurut Vander Zanden (1989), perilak,1 rnenyiksa dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penyeq;1n. gan secara fisik atau melukai anak; dan
""'
perbuatan ini dilal<ukan justru oleh pengasuhnya (orann tua atau pennasuh
psikiater yang terhimpun dalam Himpunan Masyarakat Pencegah Kekerasan Pad a Anak di lnggris ( 1999). Mereka ber·pendap;sit, bahwa pengabaian terhadap anak juga merupakan sikap penyiksaan namun lebih bersifat pasif. Efek da1·i penyiksaan maupun pengabaian terl1adap anak sama-sama mendatangkan akibat yang buruk (Jacinta, 2001)
Jacli korban kekerasan anak aclalah seorang anak yang telal1 mengalami tinclakan kekerasan clari orang tuanya maupun clari orang terclekatnya, clan bahkan bisa siapa pun. Kekerasannya baik berupa fisik maupun psikis, ekonomi, clan sosial. Semua kejaclian tersebut dapat ュ・イオセQゥォ。ョ@ masa clepan anak serta memicu gangguan pacla psikologis anak itu sern:Jiri. Pacla
pembahasan skripsi ini hanya akan membahas kekerasan yang berupa kekerasan fisik clan kekerasan verbal yan9 diterirna oleh responden.
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Arnak
Dalam kenyataannya rnasih banyak anak-anak yang menjadi korban
kekerasan, Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 tahun 2002, bentuk kekerasan pada anak tersebut antara lain meliputi:
a. Eksploitasi dan pelecehan seksual. Hal ini terlihat dari 「。ョケ。セNョケ。@
36
b. Penganiayaan terhadap anak juga sering te1jadi baik dilakukan orang lain maupun keluarga sendiri, penganiayaan dapat bernpa fisik maupun mental.
c. Perdagangan anak. Anak-anak diperdagangkan untuk menguntungkan pil1ak-pihak tertentu. Perdagangan tersebut dapat berupa penjuaian anak sebagai pembantu, pemuas nafsu birahi dan untuk diperkerjakan sesuai keinginan pembelinya.
d. Pernbunuhan. Kasus-kasus yang rnenirnpa anak ini セ[・エゥ。ー@ tahunnya IJertaml)ah, pembunuhan ini biasanya rnerupakan lanjutan dari
penganiayaan. Pemaksaan, ancaman clan bahkan dari pemerkosaan. e. Mendapatkan kekerasan dari orang tuanya sendin, seperti dipuku!,
dengan alasan agar anaknya lebih clisiplin, clianiaya, cliusir clari rumah clan bahkan acla juga ibu yang tega membunuh anal<, kandungnya sencliri. Tentunya kekerasan terhadap anak membawa pengaruh yang buruk terhadap analz itu sendiri, anak menjadi penakut, merasa rendah cliri, dan lain-lain yang clapat mengakibatkan anak tersebut trauma l1ingga dewasa.
f. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika padaha! anak tersebut memerlukan pertolongan.
ikut rnencari uang dengan jalan rnengarnen, rnengernis di jalanan dan bahkan mencuri. Di jalan mereka iuga berisiko iir1£Jgi mendapatkan perlakuan yang tidak rnanusiawi dan lebih parahnya lagi mereka rnasih terbilang sangat muda untuk rnencari nafkah, belum lagi para preman yang rnerninta jatal1 pada anak tersebut
Menurut Terry E. Lawson (Zainuddin, 2002), seorang psikiater internasional yang merumL1skan definisi tentang kekerasan terhadap anal<, membagi kekerasan terhadap (Child abuse) anak menjadi empat bagian yaitu, yaitu
emotional abuse, verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse.
38
Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak
sete!ah mengetahui anaknya meminta perhatian tetap men\Jabaikan anak itu. Orang tua mernbiarkan anak terlantar karena ter!a!u sibul< atau tidak ingin diganggu pada waktu itu. Orang tua tersebut mengabaikan kebutuhan anal< untuk diperhatikan dan di!indungi. Orang tua yang rnelakukan perbuatan tersebut sudah termasuk melakukan kekerasan secara emosiona!, contoh lain seperti anak-anak yang dikarnbing hitarnkan (space goaling) oteh
kepentingan orang tuanya, anak-anak yang tidak diharapkan dan anak-anak korban kekerasan.
Keadaan tersebut dapat menghambat kemarnpuan anak bertindak da!arn suatu konteks sosia! karena anak mengikuti figur orang tua yang
membesarkan dengan cara yang buruk, akibatnya dapat meruntuhkan harga diri dan perkembangan terhadap kemampuan bersosialisasi sehingga anak akan suiit menyesuaikan dengan lingkungan.
jangan menangis. Jika si anak mulai berbicara, ibu terus-menerus
rnenggunakan kekerasan verbal seperti, "kamu bodoh", "kamu cerewet", dsb. Anak akan rnengingat semua kekerasan verbal jika semua kekerasan verbal itu berlangsung dalam satu periode.
Physical abuse, terjadi ketika orang tc1a/pengasuh dan pelindung anak rnemukul anak (ketika anak sebenamya rnemerlukan perhatian) clan
rnelakukan tindakan-tinclakan yang menyebabkan fisik anak terluka. Pukuian akan cliingat anak itu jika kekerasan fisik itu berlangsung clalam periode tertentu. Selain pukulan yang dilakukan, kekerasan fisik juga diperoleh clari cara-cam yang lain seperti rnencekik, rnelempar, menjewer, rnencubit clan sebagainya.
Sexual abuse, terjacli apal)ila seorang anak mendapatkan perlakuan clan tekanan untuk melakukan hubungan seks, atau anak cligunakan sebagai ikon dan bal1kan pelecehan seks. Misalnya pencabulan terhadap anak, anak disuruh atau dipaksa rnelayani na'fsu seseorang, anak disuruh untuk
menjajakan clirinya (striptis) pada acara-acara tertentu clan lain-lain.
Selain bentuk-bentuk kekerasan seperti fisik, emosional, sosial, seksual, clan eksploitasi rnenurut lrwanto (2006) dalam seminar nasional tentang
40
1. Sosial-Kultural
Suatu tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap anak berclasarkan alas pengharnbatan atau pengorbanan pada suatu dasar atau kepercayaan
tertentu. Misalnya pengorbanan orang tua terhadap anaknya atas gemblakan warok.
2. Kekerasan Sistemik
Kekerasan yang dilakukan karena sisitem hukuman yang diberikan pada remaja atau anak yang melakukan tindakan kejahatan. Misalnya hukuman yang diberikan oleh Raju karena berkelahi dengan temannya sehingga mengakibatkan temannya mengalami Iuka-Iuka (lrwanto, 2006).
Johan Galtung (1998) menjelaskan definisi kekerasan sebagai suatu "segitiga kekerasan", yaitu kekerasan langsung, struktural, dan kultural, cukup
membantu untuk membedakan bentuk-bentuk kekerasan. Kekerasan
langsung meiukai kebutuhan dasar manusia, tetapi エ。ャセ@ ada pelaku langsung yang bisa diminta tanggung jawabnya. Sementara kekerasan kultural adalah legitimasi alas kekerasan struktural maupun kekerasan lannsung seca1·a budaya (Hadar, 2000).
a) Penganiayaan Berat
Kekerasan dalam golongan penganiayaan berat ditandai clengan aclanya berbagai macam bentuk Iuka. Hal ini terjacli pada waktu terteniu dan cukup lama balikan seseorang yang mengalaminya clapat mening!Jal Te1·dapat patali tulang, mernar pacla kepala, wajall, badan dan kaki dan lain-lain. Sehingga terjadi episode penurunan kesadaran clan Iuka-Iuka pada anak
yang sama yang te1·jadi pacla L1rnur berbecla juga merupakan inclikasi terjadinya penganiayaan berat terliadap seorang anak.
b) Penganiayaan Seclang
Penganiayaan sedang dapat terjadi dalam periode waktu beberapa tahun, terdapat peristiwa kecelakaan yang berkali-kali atau hanya satu kali tetapi cukup se1·ius, disini ticlak terclapat Iuka pacla tulang kepala atau pacla tulang
wajall, tidak terclapat Iuka di clalam clan ticlak terdapat lebih dari tiga patah tulang.
c) Penganiayaan Ringan
berkernbang, dan hak untuk berpartisipasi. Meskipun begitu, penegakkan hukurn bagi pelaku rnasih kurang dalarn penerapannya terutarna bagi saksi dari peristiwa kekerasannya tersebut
43
Dalarn UUD dijelaskan bahwa negara melindungi !1ak sernua anak termasuk anak-anak terlantar. Demikian pula dalam undang-undang perlindungan anak disebutkan bahwa negara, pemerintal1an, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelanggaraan perlindungan anak.
Hak-hak yang tercantum dalarn UU perlindungan anak itu antara lain dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri, memperoleh pelayanan kesehatan, serta mendapat pendiclikan clan pengajar·an. Aclapula hak anak untuk menyatakan dan diclenga1· pendapatnya serta hak beristirahat,
memanfaatkan waktu luang, bermain clan berkreasi sesua1 dengan minat bakat, clan tingkat kecerdasannya demi pengembangan di rinya.
Dernikian pula masalah pendidikan, rnasih banyak anak yang tidak
rnendapatkan pendidikan karena terbatasnya perekonomian dalam keluarga
Kekerasan tersebut dapat terjadi dimanapun dan tiap tahunnya terus
rneningkat tajam dan sangat disayangkan kebanyakan dari kasus kekerasan anak pelakunya merupakan orang terdekat menurut Rahma Fitrianti (2006) seorang office manager pada l<omnas PA mengatakan bahwa pelaku
kekerasan terhadap anak adalah orang yang dikenal anak yaitu sebanyak 69 persen sedangkan yang tidak dikenal anak hanya 31 pe1·sen_ Hal tersebut diduga clikarenakan kurangnya pendidikan orang tua, kemiskinan, keadaan-keadaan yang menyebabkan stres, kurangnya pengetahuan orang
tua/pengasuhnya, kurangnya pensosialisasian undang-unclang perlinclungan anak, dan juga masih banyak masyarakat yang menganggap kekerasan tersebut sebagai pernbelajaran pada anaknya tanpa menghiraukan keadaan psikisnya (Jalu, 2006).
3. Perilaku Agresif Pada Anak Korban Kekerasan
suatu keadaan tertentu, bahkan tindakan tersebut akan dimunculkan saat anak telah mempunyai peran pada ke!1idupannya.
45
Seperti kisal1 yang dialami Pelzer (2002), seoi-ang anak lak1-laki yang
berumu1· 9 tahun mengalami tinclakan kekerasan yang dilakukan olel1 ibunya sendiri. Semua haknya dirampas dan dia dijadikan budak oleh i!)unya
sehingga sering dilampiaskan 1·asa rnarahnya saat di sekolah.
NasilJ yang tidal' jau!1 berbeda juga dialami oleh Sheila pada tahun 1980
(dalarn Heyden, 2003). Sheila adalah seorang gadis kecil yang berumu1· 6 tahun. waktu berusia 4 tahun Sl1eila pernah c!itinggalkan ibunya dipinggi1· jalan, Setelah ditemukan seseorang Sheila diasuh oleh ayahnya, Perlakuan yang diterimanya juga tak jauh berbeda Ayah Sheila seorang pemabuk yang jarang memperhatikan anaknya bahkan Sheila dianggap bukan anaknya sehingga kehadiran Sheila tidak terialu diperhatikan. Ayahnya sering juga melakukan kekerasan seperti mencambuk clan memarahinya clengan alasan pendisiplinan karena 1,ebandelan Sl1eila.
yang mengganggu proses belajar mengajar clan selalu merepotkan sehingga beberapa kali berpindah sekolali.
t<urangnya perhatian yang didapatkannya jl1ga mengakibatkan dirinya
rnenjadi gadis kecil yang liar dan menakutkan. Sheila pernah rnernbakar bayi, pernah menyulut kebakaran dikarnpungnya, pernah rnenyurnpal WC
disel<olahnya sehingga mengakibatkan banjir, pernah rnernasukkan kertas tugasnya di AC sekolahnya sampai rusak, pernah membunuh binatang peliharaan sekolah, pernah rnengobrak-abrik isi kelas clan sebagainya
t<aclang-kadang kejaclian-kejadian di atas merupakan bentuk keinginan diperhatikan, aclanya rasa kecewa, dan juga adanya rasa terancam akan lingkungan yang baru. Dari gambaran kasus cliatas, tindal<an kekerasan yang d1terima anak sangat luar biasa pengaruhnya. t<ekerasan yang dialami anak akan rnerniliki efek domino yaitu saling terkait yang rnenyentuh sernua pihak yang berhubungan dengan keluarga yang bersangkutan. Dan banyak anak menjadi korban kekerasan menyernbunyikan pada masa l.alunya dalam clirinya, sedernikian dalarn sehingga kernungkinan rnereka menjadi orang dewasa penyiksa sangat tak terduga. Mereka hidup norrn;;1I menjadi suarni,
anak-anaknya sendiri akan menjadi sasaran rasa frustrasinya yang
rnernbentuk kernarahan yang sernpuma ticlak ada habiskan (Pelzer, 2002)
Hal yang senacla juga cliungkapkan oleh Henry Kempe ('19El2) yang mencetuskan bahwa sebagian anak-anak yang diperlakukan kejam kelak dapat rnernasukkan nilai-nilai yang diperoleh s19lama interaksi (hubungan timbale ba!ik) dengan orang tuanya sehingga nantinya rnereka juga akan menerapkan nilai-nilai yang salah itu kepad21 keturunannya, yang kemudian istilah tersebut oleh Henry dengan istilah Buttered Child Syndrome atau Chiid Abuse Syndrome (Soma, 2002).
Menu wt Kurt Lewin dan Lip pit ( 1939) seorang anak yang mengalarn1
n1enjelaskan rnetodo!ogi peneHtian, subbab
subbab
1T1enjelc1skan teknik analisis data subbab ketujuh menjelaskan prosedur pene!itian.
1.
n
kua!itatif
suatu pene!!ban yang rnenggunakan tanpa adanya angka statistik untuk rnengukur variab!t2 dengan seperangkat instrurnen. PE;nEditian kuafrtatif
cligunakan karena da1arn p(.;::ne!itian ini rnengungkap suatu kasus atau
merupakan masalal1 yang kompleksitasnya memerlukan pemahaman yang rnendalarn.
Pene!ltlan kua!itatif !ni n1enggunakan responden yang jurnfahnya lebih kecif pene!itian ini rnengungkap kasus !ebih n1encJa!arn dan tidak sen-1ua
orang rnengalc:1r-ninya
f\J1etode yang digunakan cla!an1 pene!itian
l\r1enurut Travers, '1978,(SevlHa, '!993) tujuan pene!itian dengan adalah
yang sernentara be1wlan pada saat pernslitian dilakukan, dan rnemeriksa
u
Subyek penelitian dirnaksudl<-an peneEtian in! ada!ah suatu individu yang ciiteHti untuk rnendapatkan garnbaran peri!21ku rnasa!ah yang sedang diteliti
Adapun knteria yang digunakan subyek clalam penelitian m: adal21h 1. fa-i1ak-anak yang 15
2. Pernah rnenga!arT1i tindak kekerasan dart orang tuanya, keluarga atau
berperiiaku agresif dan adanya justlfikasi dari seseorang yang n1enunjukkan perilaku agresif
Pene!ltian ln! akan rnelibatkan subyek yang akan dite!it! yaitu anak-anak yang terh:;;r1tu
serta adanya penlaku agr,esrf pada diri anak tersobut. ,A.dapun earn perni!ihan subyek peneHtian dilakukan dengan s11ovv !Jal!. Tei'<nik snovv
adalah pengarnbi!an sarnpel sun1ber yang pacla avva!nya jurrdahnya
yang sedlkit tx::rsebut be!urn man1pu rnernberi data yang irternuaskan.
Maka mencari orang lain yang drgunakan setJaria
dengan dernikian jumlah sample sumber data akan maki'l besar l1ola
n·1enggetlnding
gu
fV!etode pengurnpu!an dan
harus disesuaikan dengan rnasalah yang diteliti. baik tujuan serta s1fat obyek
' !
n·iacarn ya!tu vvavvance:lra terstruktur dan
untuk rnengumpu!kan data adalah vva\ivancara yang tidal< berstruktur. V\tavvancara berstruktur jUQ8 vvav,iancara rnenda!arn
, vvavvancara kuaiitab-f.
vvavvancara peneliti da
'i 1
sarnpel yang tldak atau be!unt rr1en1baca serta adanya interaksi !angsung
rnE-;naruh 111inat yang s1;1tna cl1bahas 'Dalam hal irn
diupayakan s21i1ng
rT1ecnperoleh kebenaran, kadang-kadang kebenaran ini agak sensitive sehingga responden
VVavvancara dilakukan rancangan vvavvancara, observasi dan surat izin
pene!itian
singgah anak jalanan dl セ|AQゥョァァオN@ Sete!a!'l berten1u dengan pengurus clan
{?\nak './ang pernah rnengalarnl Chifcf 11,buse. berkurnpu! dan berkenalan, penel!ti rr1en1iiiri
Penelitl tnernpero!eh dua anak yang sesuat dengan kriteria, karena saat itu
\
2 1Jbservas!
cida1ah kegiatan yang untuk rnerr:pe,rhatikan sHセウオ。エオ@
pengarnatan rnernperUmbangkan hubungan antara aspek dalarn fenorr1ena tersebut Observasi
n1eliputi pengarnatan k()ndisi. interksi 「・ャ。ェ。イセイQQエZセョァ。ェ。イL@ tingkah!aku kelornpc1k 1993),
digunakan adalah observasi partisipatif sebagai pendukung dart instrun1en pengurnpu!an vvavvancara
Adapun faktor-faktor yang diarnati da!am penE:litian ini adafah penarnpi!an cara berpaka!an d21n
sel;againya i-la! se!anjutnya yang dlarnatl adalah !ingkungan responden cian
dilakukan t)ersan1aan 、・ョセQ。ョ@ \1vavv2ncara Setelah nlenyiapkan klsi-kisi dan
n
n1en atau alat yang diciuriakan untuk tnengun1pu!!<an ada!ah
V\fav.,rancara yang dilakukan clengan susunan pertanyc1an yanq
tidak vvavvancara
\/Vavvancara yang dipakal dalarri penelitic1n ini berbentuk vvavvancara
n1erninta
instrurnent vvc1vvancc1ra yang cli!akukan ;3da!ah dengan cnernbuat
(cl1i!ci
abuse)
Hard1kan
Anak Kekerasan verbal Makian
Celaan
- - - _______
,
____ - -- MMMMᄋᄋᄋᄋセMᄋMᄋMMBMBGB@Mernmbulkan bekas セ\・ォ・イ。ウ。ョ@ fisr!.z
T'idak rnening-;1atkan
bekas
Peri!aku Fa kt or pencetus
,. __
Bentuk peri!aku
"'"''"Q"
Sete!ah berper'i!akuyang yang
ten1pat tinggal dan cara responden berperilaku. dig
kc:rtas,
yang
Sedangkan, kisi-kisi pedornan observasi sebagai berikut
l\jo Hal=hal yang akan d1oi)servas1
l . Keadaan ten;pat linggal responden
---- ----
-·--; t<-·--;eadaan saat dilakukan vvavvancara _). Gambaran fisik nssponden
4. Ekspresi waJah dan suara responden
- ---.
[image:66.595.24.438.161.591.2]ー・イ「・、。。ョセー・イ「・、。。ョョケ。L@ clan keunikannya. Setelah itu, dapat ditarik
ian penelitian
cliiakukan
7
'
.
pene!itian !ni d!!akukan rne1a!ui se!Da<Ja! ber·ikut
tahap ini pene!iti rnernbuat peclornan |Qカ。カカセSョ」。イ。L@
pertanyaan-responden. Responc!en yang ada!ah dengan karakterist!k yang ada clan dibuat
setelah berternu dengan sam
57
!erjalin hubungan
\tV8.Vv'ancara
0 T ahap Pelaksc1nc1cin,
pe!aksanaan vvavvancara observc1s1 vvaktu yang telah c!itentukan
telah
vvavJanc:ara
vvavvancara dan observasi sernua sarnpel digcilongkan, dianalisis
. Garn
mu
Subyei' peneiitian yang digunakan daiam penelitian 1n; adaiah 3 orang anak pacla Yayasan Anak Bina Mandiri Pesantren
l\i1inggu kelurahan paclang Jati
Usia responclen berk1sar 11--14 terd1n dan 3 orang anak laki-laki yang dapat ciilihat pacla tabel. Pacla penjeiasan kasus nama responclen ciisamarkan, agar
penelitian.
No
'
'
2
'3
Nam a
RC
Fb
AP
[image:69.595.35.436.142.479.2]'I. Gambaran Umum p・ョ・hエセ。ョ@
Janis ヲHHセャ。イイョョ@
i
Us1a Pend1d1kanI
··-·--·-- ---c-··----···--- MMセGセ@ ... ,1 ... セMMMMMMMセセᄋMエ@
Lak1-lak1 . 13 th ) SD '
'! i th ·SD Lak1-laki 14 tll SLTP
59
2.
is is
Uraian hasil analisis data penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu analisis
'!. Anal is is Masing-rnasing Kasus
1, 'L
RC d1iahirka11 pada 12 l\/le1 1994 di Palembang. la merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini RC tingga! di Yayasan Bina Anak l\/landi1·i Pesantren Kota Pasar IVlinggu sejak setengah bulan yeinn la!u atas ajak<3n teman karnpungnya yang sudall lama エゥョァAセ。A@ di Jakarta. Keluarganya acialah keiuarga yang tergolong da!arn status ekonorn1 yang kurang rnarnpu,
Ayal1nya bekerja sebagai 'timer" yaitu orang yang rnerninta uang pada sopir-sop1r angkL1tan kota pada エQエゥォMエQエゥャセ@ tertentu yang d1!alui rule angkot te1·sebut, sedangkan il:iunya hanya ibu rumah tangga. RC pemah rnengenyarn
pendidikan SD sewaktu di Palembang, akan tetapi saal ini RC mengalam1 putus sekolah setelah kabur dari rnmahnya Setelah tingqa! di Yayasan terser)ut RC rnelanJUtkan lagi pencliclikannya rnelalu1 Kewr paket A.
Kekerasan
Faktor ekonomi keluarga RC terbilang sangat kurang. Hal tersebut
menyuruh anaknya untuk rnengarnen, !bunya juga merasa cernburu setiap ayah RC tidak pulang pada hari rninggu dan kekesalannya dilarnpiaskan
,D.yah RC sangat kurang rnernperhatikan keiuaraganya hal tersebut tedihat seat ayah RC bekerja clan tidak meluangkan hen minggu untuk menikmati han !1bur dengan keluarganya
Saal wavvancara, RC menggunakan beju berwerne biru dengan bawal1an celana training berwama hijau Badannya terlihat kurus, l1itarn den berambut rnerah RC cukup antusias seat c!iwawancare clan menja'!ver) sernua
pertanyaan yang cliajukan oleh peneliti dengan santai den tegas, ケ。ョセj@ selanjutnya akan cliterangkan seperti yang clibawah ini
Saat rnasih keci!
ibunya ibunya ウ・Qᄋゥョセj@ rnenyiksanya dengan kasar den clengan alasan yang kurang tepat.
'Sering, 1bu. lbu beng1s kaiau bapak saya ga pulang, saya jadi sasaran. Saya digebukin. kaki saya pengen patah untung aja cliurutin. Dad kecil saya
cl1gebuk111. seJak cl1cakar mul'a saya mas1h 1nget saya ·
RC merasa clinnya sering rr1enerirna periakl1an iJengis dari 1bunya.
61
Di sarnping itu, RC sering rnengaiarni bentakan ataupun mal\ian Pernah 1uga
1bunya mengus:r RC untuk mencankan uang dan saat RC rnenolaknya lbunya rnarah-rnarah. Kejadian seperti ftu sering cfifakukan ibunya
"Sak it ban get iah, sedih bang et \Naktu kecil muka say a dicakar.,, paling nangis trus saya lari. Saya dirnak1-111ak1 ·'rnuka setan karnul''. Karnu sarna l.zayak bapak karnu, kamu sampah d1 sini, karnu pergi aJa sana saya muak nge!iat kan1u!"
Hubungan RC dengan 1bunya sangat kurang harmonis dan bapaknya jarang d1 rurnall apalag1 llari minggu senng tidak pi.dang. terse but
rnengakibatkan kurangnya perhatian pada cliri RC clan il)unya rnerasa sangat tertekan clengan keadaan tersebut, seh1ngga RC rnenjadi obyek
peiarnp1asan 1bunya. RC sering disiksa clan dipaksa untuk beker1a rnencari uang untuk menarnbah pendapatan keluarga
" !bu sering (me!akukan kekerasan) ka!o bapak jarang. Setiap hari minggu bapak saya ga pulang, hari rninggu ga pulang. Ya waklu itu disuruh kerja, diorne!-orneli ga boleh males."
sangat sedil1 dengan kekerasan yang sering rnen:mpanya, RC
menyampaikan rasa iri hati terhadap adiknya yang ticlak pemah menerima kekerasan atau penganiayaan dar; ;bunya. Rasa iri tersebut JU98
"Say a dirnaki-rnaki rnuka setan, sarnpah, Say a sering diornelin trus bapak dateng (sambii menirukan ucapan bapaknya) "uclah anak diornelin terus". Saya sedih banget adek saya ga dlotnelln, sclya terus -yang diome!in dan dipukul Ternen-ternen saya ga pernah dipukulin. Saya disurul1 kerja paling diem aja, ibu saya bengis, saya ga berani Saya pemah oibelain bapak saya \Naktu diorr1el!n"_
RC pernah juga dipuku/ dan dicaka1· oleh ibunya. Ha/ tersebut dikarenakan dia tidak bekerja. Saat rnenerirna kekerasan1 pernah .1uga rnen1inta
arnpun agar ibunya berhenti rnenyiksanya tapi ibunya rnalah rnengusirnya.
HPernah, saya diusir; 'udah sana ー・イァセL@ ga suka ngefiat n1uka kan1u', terus saya lari ketemu Heru akhirnya ke Jakarta"
Kekerasan yang diaiami oleh RC secara fisik rnaupun verbal tersebut sering diterirnanya dari ibunya yang seharusnya rneniaga dan rnend1diknya dengan baik, perlal,uan-pedakuan yang diterirna RC rnernbuatnya sangat sedih dan membuat RC sering berpenlaku agresif rnesl<ipun begitu berani rnelawan ibunya lbunya juga tidak rnernperdulikan kel)eradaan RC sepe1ii saat RC diusir agar pergi dari rumahnya. Secarn fts1k kekerasan yang
cliterirna oleh responcien termasuk dalam jenis penganiairaan sec!ang (dalarn Yusuf, 2004) karena menyebabkan
63
RC sering juga ber·perilaku agresif seperti rnaral1 yang rni3ngakibatkan
pernukulan pada adiknya dan juga berkelahi. mengekspresikan rnarahnya dengan rnenggunakan tindakan yang sangat beranr RC 'angsung ュ・ョセj。j。ォ@
berkelah1, menantang ternan yang mernbuatnya juga rneninggalkan pergi. RC pun i)erharap clengan berperilaku agresif dapat mernuaskan
hatinya sete!ah rnengalarni sesuatu yang rnernbuatnya rr1arah.
"Pemah macah-marah adek saya, saya pukcii sampai berdarah hidungnya. /.\dek saya nangis ga diem-diem saya tonjok aja, saya trus per·gL Saya pernah jLrga berantern rna orang gila dia mukul saya udah gitu jadi berantem terus dipisahin rna polisi yang dateng kesitu"
Dengan kejadian yang telah sering terjadi RC sangat sedih. RC merasa periakuan yang diierimanya adalah bentuk sentimentil dmi ibunya, sehingga
ga boleh ya udah disitu ada bola saya tendangin ada kaca, kacanya pecah"
Peri!aku kekerasan yang dialan-d saat RC beberctpa tahun yang la!u rnen1buat dirinya merasa adanya ke!idak-adilan orang tuanya. Biarpun begi!u
mengaku sangat takui mengingat kejadian tersebut dan tidak berusaha mer11benci ibunya, ha! tersebut dikarE»nakan unsur rnitos yang dlpercayainya, Biarpun RC sering ber-perilaku kasar dengan orang lain namun RC tidak ben:-1ni dengan ibunya, vva!aupun n1enurutnya ibunya kej2u11.
"saya takut ibu saya galak, saya ga berani ntar saya clisumpahin jadi ikan pari"
!bunya juga sering kali rnembedakan RC clengan adik-adiknya rnisainya sering tidak diperhatikan saat makan tetapi adiknya selalu perhatikan. RC pernah disun.1h ibunya untuk rnencari u