• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motif relawan kemanusiaan Rumah Zakat Cabang Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motif relawan kemanusiaan Rumah Zakat Cabang Depok"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syari’ah (SE.Sy)

Oleh

Wahyu Ary Nugroho NIM : 107046101917

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2011.

Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata

I

(Sl) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, l8

Dekan,

. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 11550 5051982031012

Panitia

Ujian

Munaqasyah

Ketua Dr. Euis Amalia, M.Ag

NrP. 1 971 07 0t1998032002

Mu'min

Rouf

M.Ag, NrP. 1 9700416t997031004

Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D. NIP. 1 9691 2161996031001

Dr. Nurhasanah M.Ag

NIP. 150322141

Drs. Husni Thoyar M.Ag

NIP. 1945101019641 01001

M. Mujibur Rohman MA

NrP. 150411145 Sekretaris

Pembimbing I

Pembimbing I

Penguji I

%*,

2071

\

(3)

0leh:

Wahvu Arv Nrisioho.'.

NIM:

107{1461019i7 .

#-Nt P. r 9691 2 r 6i996{t}

r(hl

..

riflh, M,Ag NlP. 15031214r

KONSENTRAST PT:RBANKAN StARIATi

PROGRAM.STUDI nfttATUALAT GKoNOMI

tst

M) :

FAKULTAS SYARIAH T}AN T{UKUM UIN SYARIF ITTDAYATULLAH ,

.TAK,{RTA

lils2[t/2$ll

M

.
(4)

i

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sember yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Juni 2011

(5)

ii

rahmat, pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak

kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis. Namun dengan banyaknya pihak yang memberikan bantuan

serta dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada

kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof.Dr.H.M.Amin Suma, SH, M.A., M.M, selaku dekan Fakultas Syariah

and Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag, MA selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D dan Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag.

selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran hati memberikan

bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Isnawati Rais, selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan

(6)

iii membantu penulis dalam memperoleh data

7. Kepada pimpinan perpustakaan atas fasilitas peminjaman bukunya.

8. Keluarga tercinta : Bapak, Ibu, Kakak-kakakku, serta semua keluargaku untuk

doa, perhatian, support, dan kasih sayang yang tak ternilai.

9. Kepada seluruh ustadz dan guru yang telah mengajarkan dan memberikan

ilmu serta arahan kepada penulis.

10.Sahabat-sahabat seperjuangan LQLC, terima kasih atas senyum penyemangat

dan keceriaan terutama spirit yang telah diberikan.

11.Sahabat-sahabatku tercinta di PS C 2007 atas doa dan semangatnya

12.Teman-teman LiSEnSi dan LDK UIN yang telah mengajarkan dan sharing

atas arti ukhuwah, perjuangan, dan totalitas.

Semoga semua bantuan dan jerih payah yang telah diberikan mendapat

imbalan dari Allah SWT. Dan penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat. Atas semua perhatian yang idberikan penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis

(7)

iv

Daftar Isi...iv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah...3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...3

D. Review Studi Terdahulu...5

E. Kerangka Teori dan Konseptual...6

F. Metode Penelitian...8

G. Sistematika Penulisan...9

BAB II. LEMBAGA PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT A. Pengertian Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Umat...12

B. Tujuan dan Kategori Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Umat...14

C. Definisi dan Prinsip Pengelolaan ZIS...19

D. Tugas dan Fungsi ZIS...20

E. Dimensi Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat...21

BAB III. RELAWAN KEMANUSIAAN A. Pengertian dan Tujuan Relawan...25

B. Ciri-ciri relawan...27

C. Faktor- faktor yang Menyebabkan Orang Ingin menjadi Relawan...27

D. Tinjauan Mengenai Motivasi...30

(8)

v

D. Relawan dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat...62

BAB V RELAWAN DI LEMBAGA PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT A. Manajemen Pengelolaan Relawan Rumah Zakat...65

B. Tantangan dan problematika ...76

C. Sikap dan Perilaku Relawan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Ummat...78

BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan...81

B. Saran...82

DAFTAR PUSTAKA……….83

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam kurun waktu belakangan ini, di Indonesia semakin banyak orang

mendirikan lembaga-lembaga pemberdayaan ekonomi umat. Diantaranya dompet

dhuafa republika, Dompet Peduli Ummat DT, Rumah Zakat, PKPU dll. Hal ini

merupakan suatu fenomena menarik dan menggembirakan karena banyak orang yang

sadar akan kebutuhan umat. Mereka tidak hanya menghimpun dana atau pemasukan

lain dari umat seperti zakat, infaq, wakaf, dll. Namun juga mereka membuat program

pengembangan dan menyalurkan dana umat tadi untuk umat lainnya yang

membutuhkan. Bidang garapannyapun bermacam-macam mulai dari pendidikan,

ekonomi, sosial, pelatihan, tenaga kerja, bahkan bencana.

Dalam masa sekarang dimana ekonomi umat tengah berkembang dengan pesat,

sehingga hal ini membutuhkan jumlah Sumber Daya Manusia yang banyak,

sedangkan disisi lain kemampuan perusahaan atau lembaga pemberdayaan ekonomi

umat dalam memenuhi kebutuhan jumlah karyawan mereka juga terbatas, sehingga

untuk mengatasi hal tersebut diperlukan langkah kongkret dan strategis diantaranya

ialah turut melibatkan masyarakat. Sehingga kehadiran para relawan sebagai ujung

tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat di lapangan sangat

(10)

Relawan adalah orang-orang biasa yang memiliki hati luar biasa untuk menolong

sesama, mesti tak jarang nyawa menjadi taruhan.1 Mereka adalah figur-figur yang

dapat menjadi panutan, mereka relawan kemanusiaan yang tanpa kenal lelah, tanpa

pamrih, tanpa disuruh, bekerja dalam diam membantu saudara-saudara mereka yang

tertimpa musibah.2 Relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara

ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga,

waktu, harta, dsb) kepada masyarakat sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya

tanpa mengharapkan pamrih baik berupa imbalan (upah), kedudukan, kekuasaan,

kepentingan maupun karier.3

Jumlah orang yang berminat menjadi relawan pun cukup banyak bahkan saat

terjadi bencana orang bisa antri. Seperti saat Bencana Mentawai. Jumlah relawan dan

petugas sekitar 3.000 orang4 ini merupakan angka yang luar biasa. Namun dalam

realita di lapangan banyak sekali motif-motif yang mendasari orang untuk dapat

menjadi relawan, seperti motif pengabdian, motif ekonomi, motif strategi karir, motif

pengembangan diri, motif religi, dan lain-lain.

Bertolak dari permasalah tersebut di atas, penulis ingin lebih mengetahui motif

apa saja yang menyebabkan seseorang mau bergabung dan berkecimpung dalam

1

Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan.Edisi khusus akhir tahun (29 desember 2010-5 januari 2011) h.6

2

ibid

3

www.p2kp.org/pustaka/.../relawan/4_ISI_BOOKLET_RELAWAN.doc data diakses pada 31 januari 2011.

4

(11)

kegiatan relawan lembaga pemberdayaan ekonomi ummat, yang dituangkan dalam

skripsi berjudul ; “Motif Relawan Kemanusiaan Rumah Zakat Cabang Depok”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kiranya penulis perlu membatasi pokok

permasalahan, agar mendapatkan suatu batasan yang jelas sekaligus mencegah

terjadinya pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan pokok

permasalahan.

Pembatasan Masalah meliputi:

Relawan yang dimaksud ialah relawan pada Rumah Zakat Cabang Depok periode

2009-2011

2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Manajemen Pengelolaan dan Pola Rekrutmen Relawan rumah

Zakat?

2. Motifasi apa yang mendasari orang terlibat menjadi relawan Rumah Zakat?

C. Tinjauan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan dan pola perekrutan

Relawan lembaga pemberdayaan ekonomi ummat.

(12)

c. Mengetahui motif apa saja yang menyebabkan orang bergabung menjadi

relawan.

2. Manfaat Penelitian

Harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai bagian

dari masyarakat yang selalu mendukung perkembangan lembaga pemberdayaan

ekonomi umat di Indonesia, serta bagi beberapa pihak antara lain;

a. Rumah Zakat sebagai salah satu lembaga pengelola ekonomi umat, semoga

dapat menjadi pertimbangan ke depan dalam memberdayakan SDM untuk

pengembangan ekonomi umat.

b. Akademisi, semoga penelitian ini dapat menjadi inspirasi lanjutan untuk

mengkaji dan mengembangkan ekonomi Islam.

c. Masyarakat, yang merupakan salah satu elemen dari suatu negara, semoga

menjadi motivasi untuk lebih giat lagi berperan dalam pengembangan

perekonomian bangsa terutama dalam diharapkan adanya peningkatan

kepercayaan dan peran aktif masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat di sekitarnya untuk mencapai kesejahterakan

(13)

D. Review Studi Terdahulu

Hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah skripsi yang ditulis

oleh:

1. Tuti Alawiyah ”Hubungan antara Persepsi tentang musibah dengan perilaku

prososial pada mahasiswa UIN Jakarta yang pernah menjadi relawan ” 2007.

dalam tulisannya beliau membahas mengenai perilaku prososial yaitu segala

bentuk tindakan yang dilakukan dan direncanakan untuk menolong orang lain,

tanpa memperdulikan motif-motif tertentu dan fokus kajiannya pada

penanganan musibah. Sedangkan yang dibahas pada skripsi saya ialah

motif-motif yang menyebabkan orang menjadi relawan pada lembaga pemberdayaan

ekonomi umat, jadi tidak harus menunggu musibah terlebih dahulu.

2. Ummu Salamah , ”Respon Terhadap Peran Relawan Bimbingan Rohani

Pasien Dompet Dhuafa Republika Dalam Upaya Penyembuhan Pasien di

Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor” 2007. Dalam tulisan beliau para relawan

yang dijadikan objek penelitiannya sedangkan subjeknya ialah para pasien.

3. Rahman Shiddiq, ”Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan PT BPRS

AlSALAM Cabang Depok” 2010. dalam tulisannya beliau lebih fokus pada

sejauh mana pengaruh motivasi kerja karyawan terhadap kinerja karyawan.

Hal ini berbeda dengan yang penulis buat baik dari segi objek, subjek, tempat,

(14)

E. Kerangka Teori dan Konseptual

Lembaga Perekonomian Umat adalah organisasi ekonomi yang berdasar pada

Syari’ah Islam dan didirikan oleh ummat Islam.5

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indoesia Motif adalah alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu.6 Sedangkan

motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang

tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.7

Relawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena

diwajibkan atau dipaksakan)8

Ciri-ciri relawan menurut Omoto dan Snyder (1995):9

1.Selalu mencari kesempatan untuk membantu. Dalam membanu ini pertolongan

yang diberikan membutuhkan waktu yang relatif lama serta tingkat keterlibatan

yang cukup tinggi.

2.Komitmen diberikan dalam waktu yang relatif lama

3.Memerlukan personal cost yang tinggi (waktu, tenaga, uang, dan sebagainya)

4.Mereka tidak mengenal orang yang mereka bantu.

5.Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan.

5

A. Dzazuli dan Yadi Jnwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), Jakarta: PT RajaGrafindo. 2002. h. 4

6Hasan Alwi, dkk, Tim Redaksi ”Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” Jakata:Balai

Pustaka 2007. h 756

7

Ibid

8

Ibid, h. 1099

9

(15)

Faktor-faktor mengapa Orang ingin menjadi relawan:10

1. Terjalinnya komunikasi yang harmonis di dalam organisasi

2. Jadwal kerja yang sesuai dan tugas kerja yang menarik

3. Kontribusi nyata relawan terhadap masyarakat

4. Pelatihan dan dukungan emosional

5. Kebersamaan kelompok

Dalam Psikologi motivasi memiliki arti usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.11

Manajemen berasal dari kata to manage (mengurus), pokok dari manajemen tidak

lain adalah pengurusan suatu usaha, mengurus, mengatur, membimbing, memimpin,

agar tujuan suatu usaha itu tercapai seperti yang dikehendaki. Suatu proses kegiatan

daripada seorang pimpinan (manager) yang harus dilakukan dengan menggunakan

sumber tenaga kerja, serta dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia itu

dengan cara yang setepat-tepatnya.12

Manajemen SDM adalah pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

pada individu(pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangakn

10

Michael E. Sheer The Five Factors, Why People Still Volunteering Social Work with

Volunteers. 2008 h. 23-25

11

Sondang Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1995), h. 35

12

(16)

secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tuuan organisasi dan

pengembangan individu pegawai.13

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah :

a. Library Reseearch

Penelitian Kepustakaan (Library Reseearch) merupakan penelitian yang

dijadikan landasan teori untuk ditindak lanjuti dan dikomparasikan dengan data di

lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara melakukan penelusuran

literature di perpustakaan, data dari seminar, majalah, dan website

b. Field Research

Penelitian Lapangan (Library Reseearch) adalah penelitian yang dilakukan

melalui wawancara dengan pihak yang berkompeten sesuai dengan penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa

hasil wawancara dengan para pihak yang berkompeten sesuai dengan penelitian yaitu

di Rumah Zakat Cabang Depok dan dengan Para Relawan yang tergabung dalam

Relawan Rumah Zakat Cabang Depok. Sedangkan data sekunder berasal dari studi

kepustakaan, media cetak dan elektronik serta website. Data tersebut dikumpulkan,

13

(17)

diolah, dianalisis, dan diambil kesimpulan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif.

3. Metode Pengolahan Data

Data yang diolah adalah data kualitatif yang berasal dari library research dan dari

hasil wawancara. Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah metode

wawancara terbuka. Karena dengan metode ini kita dapat langsung merasakan atau

menangkap suasana hati responden, seperti gelisah, takut, terkejut, gembira, sedih,

atau jawaban yang tidak wajar, bahkan jawaban bohongpun dapat langsung

terdeteksi.14 Dalam Rumah zakat Cabang Depok terdapat 17 orang Relawan,

sehingga metode ini sangat cocok mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu

besar.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian.

BAB II : LEMBAGA PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dalam bab ini diuraikan mengenai definisi lembaga

14

(18)

pemberdayaan ekonomi umat, Tujuan da kategori lembaga

perekonomian umat, definisi dan prinsip pengelolaan ZIS, dan

Tugas serta fungsi ZIS

BAB III RELAWAN KEMANUSIAAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian dan

tujuan relawan, ciri-ciri relawan, Faktor- faktor yang

Menyebabkan Orang Ingin menjadi Relawan, Tinjauan

Mengenai Motivasi, Relawan Kemanusiaan di Rumah Zakat

BAB IV : MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI RUMAH ZAKAT

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Kerangka Konsep

Rumah Zakat, Produk-produk pemberdayaan Rumah Zakat,

Pencapaian Rumah Zakat, Relawan dan Pemberdayaan

Ekonomi Umat

BAB V RELAWAN DI LEMBAGA PEMBERDAYAAN EKONOMI

UMAT

Pada bab ini akan diuraikan dan dianalisis apa saja motif

yang membuat orang menjadi bagian dari relawan lembaga

(19)

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memaparkan mengenai kesimpulan dari pembahasan

bab-bab sebelumnya. Dan penulis mengajukan beberapa saran

dengan harapan dapat bermanfaat bagi stake-holders lembaga

(20)

12 A. Pengertian Lembaga Perekonomian Umat

Ketika kita berbicara mengenai lembaga perekonomian umat, maka ada tiga kata

yang harus dipahami terlebih dahulu yaitu kata lembaga, kata perekonomian, dan kata

umat. Dan selanjutnya barulah lembaga perekonomian umat dapat kita pahami secara

utuh dalam sebuah definisi atau pengertian tersendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Lembaga adalah badan (organisasi) yang

tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.1

Atau dalam pengertian lain Lembaga ialah pola periaku manusia yang mapan, terdiri

atas interaksi sosial berstruktur dalam satu kerangka nilai yang relevan.2 Menurut

Koentjaraningrat, lembaga atau pranata sosial berarti suatu sistem tata kelakuan dan

hubungan yang berpusat kepada aktifitas- aktifitas untuk memenuhi

kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kebutuhan masyarakat.3 Hani Handoko

menyatakan bahwa dalam suatu pengertian orgaisasi dapat diartikan sebagai suatu

lembaga atau kelompok fungsional.4

Dari uraian mengenai lembaga diatas, maka dapat dipahami bahwa yang

dimaksud dengan lembaga adalah organisasi sosial yang mengorganisir sekelompok

1

Hasan Alwi,dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 655

2

Ibid

3

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. (Jakarta: Universitas, 1964), h. 113

4

(21)

orang yang memiliki tujuan, target, sasaran, dan visi yang sama untuk menggarap

sebuah usaha sosial tertentu.5

Kata kedua yaitu perekonomian yang berasal dari kata dasar ekonomi. Ekonomi

adalah pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga.6 Atau

dalam definisi lainnya ekonomi ialah Ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi,

dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (eperti hal keuangan, perindustrian, dan

perdagangan).7

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia

yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan

jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani “oikos” yang berarti

"keluarga, rumah tangga" dan “nomos”, atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara

garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah

tangga”.8

Dan kata terakhir ialah kata umat. Umat adalah makhluk manusia atau para

penganut suatu agama.9 Umat adalah jamaah yang berarti golongan atau kumpulan.10

Ahmad Mustafa al-Maraghi dalam tafsir al-Maraghi menyebutkan pengertian umat

adalah sebagai suatu kelompok yang memiliki suatu ikatan di antara mereka dan

5

Prof. H. A. Djazuli dan Drs. Yadi Janwari, MA. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat(Sebuah Pengenalan). (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), h. 2

6

Hasan Alwi,dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 287

7

Ibid

8

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi, data diakses pada 20 Mei 2011

9

Hasan Alwi,dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.1242

10

Tgk. Munadi Usman, S.HI. Konsep Umat dalam Al-Qur’an.

(22)

menyatu laksana anggota tubuh. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah mengutip

pendapat ar-Raghib menyebutkan bahwa kata umat digunakan untuk semua

kelompok yang dihimpun oleh suatu persamaan, seperti satu agama. Penghimpunan

di sini apakah terjadi secara terpaksa maupun atas kehendak mereka. Jadi umat ini

adalah nama bagi suatu perkumpulan yang memiliki ikatan persamaan di antara

mereka, baik itu manusia maupun lainnya.11

Berkenaan dengan makna umat, maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud

dengan umat adalah makhluk hidup yang diciptakan Tuhan, terutama manusia dan

binatang. Sedangkan menurut Esposito, umat sering diterjemahkan dengan komunitas

muslim.12 Oleh karena itu, kata umat sering dihubungkan dengan kata Islam menjadi

umat Islam.

Dari ketiga definisi diatas yaitu lembaga, ekonomi, dan umat, sehingga dapat kita

pahami bahwa yang dimaksud Lembaga perekonomian umat adalah organisasi

ekonomi yang berdasarkan pada Syari’ah Islam dan didirikan oleh umat Islam.13

B. Tujuan dan Kategori Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Umat

Dua dekade terakhir kita menyaksikan kebangkitan lembaga-lembaga keuangan

Islam di bumi Indonesia. Fenomena ini sungguh menarik bila dikaitkan dengan

semakin menguatnya pusaran ekonomi kapitalis-liberal dalam tata ekonomi global.

11

Ibid

12

A. Djazuli. Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu

Syari’ah. (Bandung: Gunung Jati Press, 2000), h. 234

13

(23)

Menjamurnya BMT dan Bank Syariah yang menginduk pada bank-bank

konvensional, asuransi Islam (takaful), lembaga zakat dan lain sebagainya, adalah

pertanda awal kebangkitan ekonomi umat.14

Saat ini bangsa Indonesia menghadapi dua tantangan pokok dalam usaha

menjalankan roda pembangunan. Kesenjangan yang semakin melebar antara

golongan kaya dan golongan miskin di satu sisi, dan kecenderungan meningkatnya

ketergantungan kaum miskin kepada pemilik modal dan ketergantungan Indonesia

kepada negara maju di sisi yang lain.15 Adi Sasono16 menambahkan, sedikitnya ada

empat permasalahan dasar pergerakan dakwah Islam. Pertama, masalah kemiskinan

baik dari sisi ekonomi maupun keterbatasan sarana dan kebutuhan fisik yang pada

urutannya melahirkan “budaya kemiskinan”. Kedua, sebagai akibat dari lilitan

kemikinan mendorong munculnya gejala keterbelakangan. Ketiga, munculnya sikap

eksklusif dan involutif. Terakhir, lemahnya kelembagaan penampung partisipasi dan

lemahnya mekanisme kerjasama untuk melancarkan perjuangan sistematis.

Menurut Ace Partadiredja, medium dakwah yang efektif adalah dengan

pendekatan enam kebutuhan pokok (basic need) manusia: makanan, pakaian,

permukiman, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Dakwah lewat pemenuhan

kebutuhan pokok adalah suatu program dakwah dengan jalan pemenuhan kebutuhan

14

Marpuji Ali. Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.

http://ekisonline.com/component/content/article/35-ekonomi-makro/281-wakaf-dan-pemberdayaan-ekonomi-umat.html data diakses pada 23 Mei 2011

15 Adi Sasono, “Keadilan Sosial tema Abadi” dalam Muntaha Azhari & Abdul Mun’im Saleh

(ed.), Islam Indonesia Menatap Masa Depan (Jakarta: P3M,1989) h. 108.

16Adi Sasono, “Dakwah Pembangunan: Permasalahan dan Alternatif” dalam Amrullah

(24)

makan sehat dan bergizi, pakaian yang menutupi aurat, perumahan beserta

lingkungannya yang bersih dan sehat, pendidikan yang terjamin dan terjangkau,

kesehatan yang terpelihara, dan pekerjaan yang halal dan terhormat dan memberikan

pendapatan yang memadai.17

Jadi tujuan dari lembaga pemberdayaan ekonomi umat ialah untuk melayani

kebutuhan ekonomi umat dan pemberdayaan ekonomi umat guna terwujudnya

kesejahteraan dan kemaslahatan umat.

Profesor H.A Djazuli dan Drs Yadi JAnwari, M.Ag dalam bukunya

Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat menyebutkan lembaga perekonomian umat

berdasarkan prinsip syariah di Indonesia, yaitu: Bank Syariah, Asuransi Syariah,

Badan Amil Zakat (BAZ)/ Lembaga Amil Zakat (LAZ), Unit Simpan Pinjam Syariah

(USPS), BAitul Mal wa Tamwil (BMT), dan Reksa Dana Syariah.

1. BAZ / LAZ

Berdasarkan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999, pengelolaan zakat dilakukan

oleh Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah yang terdiri dari

masyarakat dan unsure pemerintah untuk tingkat kewilayahan dan Lembaga Amil

Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat yang terhimpun dalam berbagai ormas

( Organisasi Masyarakat ) Islam, yayasan dan institusi lainnya.

17Ace Partadiredja, “Dakwah Islam Melalui Kebutuhan Pokok Manusia” dalam Amrullah

(25)

2. Bank Syari’ah

Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang

dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam.18 Dalam Undang-Undang No 21

tahun 2008 yang dimaksud Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan usahanya

berdasarkan prinsip syariah.19 Dan Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.20

3. Asuransi

Secara umum, pengertian auransi dapat dilihat pada Pasal 246 Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang dengan

perjanjian tersebut penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya karena suatu

peristiwa yang tidak tertentu.21 Dan Asuransi Islam adalah asuransi yang prinsip

operasionalnya didasarkan pada syari’at Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an

dan al- Sunnah.22

18

http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah, data diakses 22 Mei 2011

19

Undang- Undang No 21 tahun 2008, Pasal 1 ayat 7

20

Undang- Undang No 21 tahun 2008, Pasal 1 ayat 12

21

M. Suparman dan Endang. Hukum Asuransi. (Bandung: Alumni, 1993), h. 41

22

(26)

4. Unit Simpan Pinjam Syariah

Lembaga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pinjaman

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk kegiatan konsumsi maupun

produksi berdasarkan prinsip syariah.

5. BMT

Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya

berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha

produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha

kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.23

6. Reksa dana Syari’ah

Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh

manajer investasi.24 Sedangkan reksadana syariah adalah reksadana yang

dioperasikan menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad

antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al- mal / Rabb al Mal ) dengan

manajer investasi sebagai wakil shahib al mal, maupun antara manajer investasi

sebagai wakil shahib al mal dengan pengguna investasi.25

23

Ibid, h. 183

24

Fatwa DSN MUI No 20/DSN-MUI/IV/2001

25

(27)

Rumah Zakat merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat Berdasarkan SK

Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi

organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional.26

Dengan demikian, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Rumah Zakat merupakan

salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dan LAZ adalah salah satu bagian dari

Lembaga perkonomian umat.

C. Definisi dan Prinsip Pengelolaan ZIS

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat, maka yang dimaksud Pengelolaan Zakat adalah kegiatan yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

pendistribusian serta pendayagunaan zakat.27 Tujuan besar dilaksanakannya

pengelolaan zakat adalah:28

a. meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam pelayanan

ibadah zakat.

b. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat

26

http://rumahzakat.org/profilnya.php?id=200911260001&cat=2, data diakses 22 Mei 2011

27

Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. (Malang: UIN Malang Press, 2008). h. 251-252

28

(28)

Dalam pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah) terdapat beberapa prinsip yang

harus diikuti dan ditaati agar pengelolaan itu dapat berhasil guna sesuai dengan yang

diharapkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah keterbukaan, sukarela, keterpaduan,

profeionalisme, dan kemandirian.29

D. Tugas dan Fungsi ZIS

Tugas pokok dari Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ)

sesuai dengan pasal 8 UU Nomor 38 tahun 1999 ialah untuk mengumpulkan,

mendistrubusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Dan

fungsi utamanya ialah sebagai wadah pengelola penerimaan, pengumpulan,

penyaluran, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah dalam rangka

peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai wujud partisipasi umat Islam dalam

pembangunan nasional, selain itu juga berfungsi sebagai pembinaan dan

pengembangan swadaya masyarakat.30

BAZIS adalah Lembaga Swadaya Mayarakat yang mengelola penerimaan,

pengumpulan, penyaluran, dan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah secara

berdaya guna dan berhasil guna.31 Jadi BAZIS atau Lembaga Amil Zakat adalah salah

satu bagian dari lembaga atau organisasi yang melakukan pemberdayaan ekonomi

umat.

29

Prof. H. A. Djazuli dan Drs. Yadi Janwari, MA. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat(Sebuah Pengenalan). (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), h. 4

30

Ibid, h 48

31

(29)

E. Dimensi Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat

Zakat merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan. Zakat yang

dikelola dengan baik, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan,

economic growth with equity. Yang diterima oleh golongan ekonomi lemah,

memiliki implikasi positif terhadap meningkatnya daya beli masyarakat, yang pada

gilirannya mendorong peningkatan produksi.32

Monzer Kahf mengatakan bahwa zakat dan sistem pewarisan Islam, mendorong

distribusi harta secara egaliter dan dinamis, sehingga dengan demikian harta akan

selalu beredar, tidak memupuk hanya kepada kalangan kaya. Menurut Mustaq

Ahmad, zakat adalah sumber utama atas kas Negara sekaligus merupakan sokoguru

bagi kehidupan ekonomi yang dicanangkan Al-Qur’an. Zakat mencegah terjadinya

akumulasi harta pada salah satu tangan. Dan pada saat yang sama mendorong

manusia untuk melakukan investasi dan mempromosikan distribusi.33

Zakat bukan hanya ibadah individual tetapi zakat merupakan maaliyah

ijtima’iyyah yang memiliki posisi penting, strategis dan menentukan. Ibadah

maaliyah ijtima’iyyah adalah ibadah yang dilaksanakan dengan sesama manusia,

sehingga zakat harus diaktualisasikan dan diterapkan dalam kehidupan ekonomi umat

sebagai rahmat bagi manusia. 34

Berdasarkan sudut pandang sistem ekonomi, zakat merupakan upaya menciptakan

distribusi pendapatan menjadi lebih merata. Selain untuk tujuan distribusi,

32

Lili Bariadi, dkk. Zakat dan Wirausaha. (Jakarta: CED, 2005) h. 15

33

Ibid h 15-16

34

(30)

berdasarkan analisis fiskal, zakat merupakan sumber pendapatan dan pembiayaan

kegiatan ekonomi.

Yusuf Qardhawi membagi dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu tujuan untuk

kehidupan individu dan tujuan untuk kehidupan sosial kemasyarakatan. Tujuan yang

pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka berinfak

atau memberi, mengembangkan akhlak seperti akhlak Allah, mengobati hati dari

cinta dunia yang membabi buta, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan

rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan ungkapan lain, esensi dari semua

tujuan ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan

nilai-nilai spiritual yang dapat meninggikan harkat dan martabat manusia melebihi

martabat benda dan menghilangkan sifat materialisme dalam diri manusia.35

Zakat merupakan sumber dana yang cukup potensial, untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia. Afzalurrahman menegaskan bahwa tujuan zakat yang

terpenting adalah mempersempit ketimpangan ekonomi masyarakat. lebih gamblang

lagi Muhammad Daud Ali memaparkan mengenai tujuan zakat, yaitu sebagai

berikut:36

a. mengangkat derajat fakir miskin dan membantu keluar dari kesulitan hidup.

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu

sabil, dan mustahiq lain.

c. Membina tali persaudaraan sesama umat islam, dan ummat manusia.

35

Ibid, h 16-17

36

(31)

d. Menghilangakan sifat kikir dan rakus pemilik harta

e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial) dihati orang-orang

miskin.

f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, terutama pada mereka yang

mempunyai harta.

h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan

hak orang lain yang ada padanya.

i. Sebagai pilar kebersamaan antara orang kaya dengan orang yang

membutuhkan, zakat merupakan jaminan sosial yang disyari’atkan oleh ajaran

Islam

j. Sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan.

k. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana

umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial, maupun

ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia. Bahkan orang yang

menuntut ilmu berhak menerima zakat atas golongan fakir miskin maupun

sabilillah. (Sayyid Sabiq, 1968: 146)

l. Untuk memasyarakatkan etika bisnis, zakat bukan membersihkan harta, tetapi

mengeluarkan sebagian hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan

(32)

m. Sebagai Instrumen pemerataan dan keadilan sosial, yakni membagi secara adil

dan merata kekayaan Allah yang dititipkan kepada orang-orang yang

dikehendakinya.

(33)

25 A. Pengertian dan Tujuan Relawan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia relawan adalah orang yang melakuka

sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan).1 Definisi lain

menyebutkan bahwa relawan adalah orang-orang biasa yang memilikin hati luar biasa

untuk menolong sesama, mesti tak jarang nyawa menjadi taruhan.2 Mereka adalah

figur-figur yang dapat menjadi panutan, mereka relawan kemanusiaan yang tanpa

kenal lelah, tanpa pamrih, tanpa disuruh, bekerja dalam diam membantu

saudara-saudara mereka yang tertimpa musibah.3 Relawan adalah seseorang atau sekelompok

orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang

dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta, dsb) kepada masyarakat sebagai

perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik berupa

imbalan (upah), kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karier.4

“Relawan adalah orang atau sejumlah orang, baik terorganisir maupun tidak, yang

mendedikasikan potensi yang dimilikinya untuk membantu mengatasi permasalahan

orang lain tanpa mengharapkan pamrih,” demikian ditegaskan Ahyudin, Presiden

1Hasan Alwi, dkk, Tim Redaksi ”Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” Jakata:Balai

Pustaka 2007. h 1099

2

Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan.Edisi khusus akhir tahun (29 desember 2010-5 januari 2011) h.6

3

ibid

4

(34)

Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)5 Coba simak lagi kata Ahyudin tentang

kerelawanan. Beliau bilang, karakteristik dasar relawan adalah memiliki jiwa simpati

dan empati. Relawan juga memiliki sikap peka dan peduli. Semangat, pemberani, dan

bertanggungjawab. Mereka bekerja dengan prinsip ikhlasan, tanpa motivasi pamrih

materi. Sebab, relawan tak sama dengan buruh, karyawan, atau pegawai. Relawan

lebih suka memberi, bukan menerima. Maka, eksistensi seorang relawan bermanfaat

untuk orang lain. “Kerelawanan adalah sifat dari orang-orang peduli. Ia adalah mata

pisau dari kepedulian. Sebagaimana kepedulian adalah solusi, maka kerelawanan juga

merupakan solusi. Maka, kerelawanan harus terus dikembangkan menjadi

kebudayaan dan peradaban,” tandas Ahyudin. Sebab setiap manusia, secara fitrah,

memiliki kepedulian. Seperti ditegaskan Ahyudin pula, kepedulian adalah fitrah

setiap manusia. Karena kepedulian merupakan fitrah, maka kepedulian adalah

kebutuhan setiap manusia. Dengan kepedulian inilah manusia menegaskan

eksistensinya sebagai mahluk sosial. Fitrah manusia adalah cenderung kepada

ketakwaan. Dengan demikian, kepedulian menjadi buah dari ketakwaan. Ia menjadi

antagonis dari individualis, hedonis, pelit, kikir, cuek, dan sombong.

“Dan hamba Tuhan terbaik adalah hamba Tuhan yang paling peduli,” tandas

Ahyudin.

5

Ugi, Relawan:Hamba Tuhan yang Baik

(35)

B. Ciri-ciri Relawan

Menurut Omoto dan Snyder (1995) ciri-ciri relawan adalah:6

1. Selalu mencari kesempatan untuk membantu. Dalam membanu ini

pertolongan yang diberikan membutuhkan waktu yang relatif lama serta

tingkat keterlibatan yang cukup tinggi.

2. Komitmen diberikan dalam waktu yang relatif lama

3. Memerlukan personal cost yang tinggi (waktu, tenaga, uang, dan

sebagainya)

4. Mereka tidak mengenal orang yang mereka bantu.

5. Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan.

C. Faktor- faktor yang Menyebabkan Orang Ingin menjadi Relawan

Michael E Sheer menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan mengapa

Orang ingin menjadi relawan ialah sebagai berikut:7

1. Terjalinnya komunikasi yang harmonis di dalam organisasi

Jalinan komunikasi yang baik akan membuat seseorang tetap berminat dan

bertahan menjadi relawan. Komunikasi tersebut mencakup kualitas informasi

yang mengalir dari organisasi kepada relawan. Informasi ini terdiri dari sejarah

organisasi, visi dan misinya, serta job description untuk relawan, kedudukan dan

6

Tuti Alawiyah, huungan Antara Persepsi Tentang Musiah Dengan Perilaku Prososial Pada Maasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan, 2007 h. 40

7

Michael E. Sheer The Five Factors, Why People Still Volunteering Social Work with

(36)

penghargaan terhadap relawan dan umpan baliknya kepada relawan. Ketika

seorang relawan melakukan aktivitas yang berbeda dengan ia harapkan

sebelumnya, maka ia berpeluang besar untuk berhenti. Kemudian, perhargaan

terhadap relawan melalui pemberian reward, fasilitas atau mengadakan spesial

event untuk mengintegrasikan mereka dengan organisasi tidak selamanya akan

efektif. Justru melalui penghargaan informal dan apresiasi terhadap umpan balik

(feed back) , seperti dialog tatap muka (face to face) lebih cenderung

menghasilkan kepuasan dan komitmen relawan. Memberikan penghargaan ini di

saat masa-masa awal kerelawanan akan berdampak pada jangka waktu

pengabdian mereka nanti.

2. Jadwal kerja yang sesuai dan tugas kerja yang menarik

Relawan cenderung puas bila tugas kerja mereka terjadwal sesuai dengan

keinginan mereka. Selain itu pekerjaan yang mereka lakukan harus melibatkan

job skills (skill keterampilan kerja) dan tugas-tugas yang membuat mereka dapat

mengekspresikan diri. Sebagai contoh, relawan yang diberikan tugas kerja yang

menantang dan dapat mengekspresikan diri mereka sendiri akan membuat mereka

cenderung untuk bertahan lebih lama.

3. Kontribusi nyata relawan terhadap masyarakat

Faktor ini berhubungan erat dengan peran relawan yang dapat memberikan

kontribusi nyata terhadap masyarakat yang membutuhkan. Apakah itu melalui

kontak langsung atau peran-peran kecil yang efektif dan mampu memberikan

(37)

memberikan perubahan terhadap masyarakat cenderung menghargai kontribusi

kerelawanannya sebagai hal yang penting. Sebaliknya, mereka yang frustasi

karena tidak dapat memberikan kontribusi cenderung akan mengundurkan diri.

4. Pelatihan dan dukungan emosional

Dua hal ini adalah hal utama yang dicari relawan dari suatu organisasi.

Relawan yang mengikuti pelatihan lebih berpeluang mendapatkan kepuasan

dibandingkan mereka yang tidak. Selain itu, organisasi yang menawarkan

program pelatihan jangka panjang yang variatif juga berpeluang memiliki jumlah

relawan yang banyak, dapat meningkatkan kepuasan relawan dan komitmen

mereka. Kemudian, dukungan emosional (emotional support) ini mencakupi

lingkungan kondusif antara karyawan (paid worker), pemimpin relawan dan para

relawan. Relawan lebih suka bekerja dengan karyawan dan pemimpin yang mau

berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah, bekerjasama membuat proyek,

proaktif dalam mengajak relawan untuk berinisiatif dan beraktivitas. Sebaliknya,

saat para karyawan/pekerja profesional menolak partisipasi relawan, merasakan

relawan sebagai ancaman terhadap profesi mereka atau bekerjasama dengan

relawan berasaskan hierarki kekuasaan akan menyebabkan ketidakpuasan di

kalangan relawan.

5. Kebersamaan kelompok

Membangun kebersamaan di antara relawan merupakan hal penting untuk

(38)

ikatan sesama relawan dan antara relawan dengan organisasi. Hasil penelitian

membuktikan bahwa relawan cenderung mendapatkan kepuasan saat mereka

dapat berinteraksi dengan relawan lainnya dan bersosialisasi dengan orang lain

diluar tugas. Semisal melalui makan siang bersama, rekreasi dan kegiatan

kebersamaan antara relawan dan karyawan. Sebagai tambahan, kebersamaan akan

terjalin lebih kuat lagi bila organisasi mewajibkan para karyawannya mengingat

dan mengenal para relawan, terutama bila bertemu di luar organisasi.

D. Tinjauan Mengenai Motivasi 1. Definisi dan Ciri-ciri Motif

Setiap Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari berbagai motif

dan sikap, yang mendorong seseorang melakukan serangkaian perbuatan yang disebut

kegiatan.8 Menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia Motif adalah alasan (sebab)

seseorang melakukan sesuatu.9 Sedangkan motivasi adalah usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu

karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.10 Tanpa adanya motif, orang akan cenderung diam dan tidak

melakukan sesuatu. Hal inilah yang menyebabkan mengapa motif perlu ditumbuhkan

8

Dr.Edy Sutrisno, M.SI, Manajeman Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana, 2009), h. 121

9Hasan Alwi, dkk, Tim Redaksi ”

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” Jakata:Balai Pustaka 2007. h 756

10

(39)

agar dapat menjadi suatu pendorong orang melakukan sesuatu sesuai apa yang

diharapkan oleh sebuah organisasi.

Motif dapat tumbuh dari dalam, karena adanya kebutuhan dasar manusia yang

bersifat universal, akan tetapi motif juga dapat dirangsang dari luar. Guilfords (1970)

mengemukakan bahwa motives can be throught of as composed of two elements. The

first is drive whitch is represented as an internal energizing process goading the

organism to action. The second is the reward which is defined as the goal toward

which the action is directed; reaching the goal terminates the action.11 Jadi motif

terdiri dari dua unsure. Pertama yaitu dorongan untuk berbuat, yang kedua ialah

sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Dua unsure dalam motif inilah yang membuat

orang melakukan kegiatan dan juga sekaligus ingin mencapai apa yang dikehendaki

melalui kegiatan yang dilakukannya tersebut. Adapun ciri-ciri motif individu adalah

sebagai berikut:12

a. Motif adalah majemuk

Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi beberapa

tujuan yang berlangsung bersama-sama. Misalkan seorang karyawan yang bekerja

dengan giat, dalam hal ini tidak hanya karena ingin naik pangkat.

11

Dr.Edy Sutrisno, M.SI, Manajeman Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana, 2009), h. 121

12

(40)

b. Motif dapat berubah-ubah

Motif bagi seseorang seringkali berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh

keinginan manusia yang selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan

kepentingannya. Misalkan seorang karyawan pada suatu waktu menginginkan gaji

yang tinggi namun di waktu lain menginginkan pimpinan yang baik.

c. Motif berbeda-beda bagi individu

Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama, tetapi ternyata terdapat

perbedaan motif. Misalkan dua orang karyawan bekerja pada ruangan dan bidang

yang sama, yang satu menginginkan teman kerja yang baik, sedangkan yang satu

lagi menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan.

d. Beberapa motif tidak disadari oleh individu

Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh perilaku individunya.

Sehingga seringkali dorongan yang timbul karena berhadapan dengan situasi yang

kurang menguntungkan dan ditekan dibawah sadarnya. Dengan demikian,

seringkali jika ada suatu dorongan yang kuat dari dalam menjadikan individu

yang bersangkutan tidak dapat memahami motifnya sendiri.

2. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata dasar Motif yang berarti alasan (sebab) seseorang

melakukan sesuatu.13 Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan

13

(41)

seseorang atau kelompok tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu karena keinginan

untuk mencapai tujuan yang dikehendakinyaatau mendapatkan kepuasan dengan

perbuatannya.14

Motivasi juga didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.15 Edwin D Filippo

mendefinisikan motivasi sebagai suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan

organisasi agar mau bekerja secara hasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan

organisasi sekaligus tercapai. Sedangkan menurut American Encyclopedia adalah

kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri

seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindakannya.16

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi:17

1. Faktor Intern

a. Keinginan untuk dapat hidup

b. Keinginan untuk dapat memiliki

c. Keinginan untuk dapat memperoleh penghargaan

d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan

e. Keinginan untuk berkuasa

14

Sondang Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), h. 35

15

Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 222

16

Suhendra dan Murdiyah Hayati, Menajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.91

17

(42)

2. Faktor Ekstern

a. Kondisi lingkungan kerja

b. Kompensasi yang memadai

c. Supervisi yang baik

d. Adanya jaminan pekerjaan

e. Status dan tanggung jawab

f. Peraturan yang fleksibel

3. Teori-Teori Motivasi 3.1 Hierarki Kebutuhan

Abraham Maslow telah mengembangkan suatu konsep teori motivasi yang

dikenal dengan hierarki kebutuhan (hierarchy of needs. Menurut Maslow,

nampaknya ada semacam hierarki yang mengatur dengan sendirinya

kebutuhan-kebutuhan manusia ini.18

18

(43)

Hierarki Kebutuhan dari Maslow

Sumber: Paul Hersey dan Kenneth Blanchard, Management of Orgaizational

Behavior, 1982, h. 27

Dari gambar dapat kita ketahui bahwa Maslow mengklasifikasikan kebutuhan ke

dalam lima hierarki, yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yabg paling dasar, hal ini seperti makan,

minum, perumahan, pakaian, yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam upaya

mempertahankan dirinya dari kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, dan

sebagainya.19 Jadi dengan begitu seseorang mempunyai dorongan untuk bekerja

atau mencari penghasilan guna memenuhi kebutuhannya tersebut.

19

(44)

2. Kebutuhan rasa aman

Menurut maslow ketika kebutuhan fisik akan makan, sandang dan papan

sudah terpenuhi maka akan naik kekebutuhan lain yaitu keamanan. Orang mulai

memikirkan masalah keamanannya seperti memelihara anjing yang bisa

menggonggong, memakai jasa keamanan, dan lainnya. Hal ini dilakukan guna

menjaga dirinya, harta serta keluarganya.

3. Kebutuhan hubungan sosial

Kebutuhan ini timbul karena seseorang ingin dapat bergaul dalam masyarakat,

kebutuhan berafiliasi dengan sesamanya, kebutuhan mencari hubungan yang

bermakna. Dalam hal ini orang berusaha mencari teman bergaul yang sederajat

dengan kedudukan sosialnya.20 Atau orang juga akan cenderung untuk mencari

anggota suatu club atau organisasi, guna memenuhi kebutuhan pergaulan social

dirinya.

4. Kebutuhan Pengakuan

Kebutuhan ini muncul karena seseorang ingin memperoleh status atau cirri

pandang akan keberadaan dirinya disuatu lingkungan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini ada karena orang ingin melakukan atau mengeksplorasi

kemampuan yang ada pada dirinya.

20

(45)

3.2 Teori Motivasi Herzberg

Frederick Herzberg berusaha memperluas hasil karya Maslow dan

mengembangkan suatu teori yang khusus bisa diterapkan kedalam motivasi

kerja.21

a. Faktor pemeliharaan (Maintenance Factors / Hygiene Factors)

Faktor pemeliharaan adalah factor-faktor pemeliharaan yang

berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh

ketentraman badaniyah, pemeliharaan ketentraman, dan kesehatan.

b. Faktor Motivasi (Motivation Factors)

Faktor motivasi merupakan factor pendorong seseorang untuk

berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang yang bersangkutan,

factor motivator ini mencakup:22

 Kepuasan Kerja

 Prestasi yang diraih

 Peluang untuk maju

 Pengakuan orang lain

 Kemungkinan pengembangan karier, dan

 Tanggung jawab

21

Ibid, h. 230

22

(46)

3.3 Teori Motivasi Aldefer (Alderfer’s ERG Theory)

Alderfer mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan- kebutuhan,

yakni: kebutuhan akan keberadaan (existence need), kebutuhan berhubungan

(relatedness need), dan kebutuhan untuk berkembang (growth need). Teori

ERG berasal dari kepanjangan Existence, Relatedness, dan Growth.23

Kebutuhan akan keberadaan (existence need) meliputi kebutuhan

psikologi (rasa lapar, haus, tidur) dan kebutuhan rasa aman. Sehingga teori ini

merupakan kebutuhan seseorang untuk dapat dipenuhi dan terpeliharanya

keberadaan yang bersangkutan sebagai manusia di tengah-tengah masyarakat

atau perusahaan.

Kebutuhan berhubungan (relatedness need) ini mencakup semua

kebutuhan yang melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain.

Kebutuhan ini sebanding dengan kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, dan

sebagai kebutuhan prestise dalam teori Maslow.24

Kebutuhan untuk berkembang (growth need) ini merupakan kebutuhan

yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti

pertumbuhan kreativitas dan pribadi. Kebutuhan ini sebanding dengan

kebutuhan harga diri dan perwujudan diri.25

23

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) h. 232

24

Dr.Edy Sutrisno, M.SI, Manajeman Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana, 2009), h. 148

25

(47)

4. Motivasi Dalam Islam

Motif di dalam Islam disebut juga dengan niat.26 Sebagaimana hadits Rasulullah

( ( ن ام ئ ما امنإ ا اب امعأا امنإ . ها إ ج ف س ها إ ج ناك نمف إ جا ام إ ج ف ا ح أ ما أ ا ص ا ن ج ناك نم ، س ) [ ) امامإ ا ن سح ا با ا ا ب ب نب غم ا نب م ا بإ نب عامسإ نب محم ها ع بأ ن ث حم ا ف صم ا ب ا حصأ ام ن ا ام ح حص ف باس ا شق ا م سم نب جاجح ا نب م سم ]

Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh „Umar bin al-Khaththāb t, dia menjelaskan

bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan

tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai

dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka

hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena

urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin

dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

Dalam Al-Qur’an juga terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan motivasi:

                              26

(48)

Artinya: dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada

(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya

kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS At-Taubah: 105)27

                          

Artinya: apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan

carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS

Al-Jumuah: 10)28

Miftah Faridl berpendapat bahwa niat bisa diartikan dengan motif, karena

pengertian niat ada dua pengertian yaitu getaran batin untuk menentukan jenis

perbuatan ibadah seperti sholat subuh , tahiyatul masjid dan lain-lain. Niat yang

kedua dalam arti tujuan adalah maksud dari sesuatu perbuatan (motif).29

Niat dalam pengertian motif mempunyai dua fungsi :

27

AL-Qur’an AL-Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama RI

28

Ibid

29

(49)

1. Menentukan nilai hukum (wajib, sunat , makruh dan haram) , yaitu untuk sesuatu

amal yang tidak ditentukan secara tegas hukumnya dalam Al-Quran dan as-Sunah.

2. Menentukan kualitas pahala dari sesuatu perbuatan-perbuatan yang tertinggi ikhlas

dan perbuatan terendah riya.

Memurnikan niat karena Allah semata merupakan landasan amal yang ikhlas.

Maksud niat disini adalah pendorong kehendak manusia untuk mewujudkan suatu

tujuan yang dituntutnya. Maksud pendorong adalah penggerak kehendak manusia

yang mengarah pada amal. Sedangkan tujuan pendorongnya banyak sekali dan sangat

beragam.30

Abdul Hamid Mursi31menerangkan motivasi dalam perspektif Islam sebagai berikut :

1. Motivasi fisiologis

Allah telah memberikan ciri-ciri khusus pada setiap makhluk sesuai dengan

fungsi-fungsinya. Diantara cirri-ciri khusus terpenting dalam tabiat penciptaan hewan

dan manusia adalah motivasi fisiologis. Studi-studi fisiologis menjelaskan adanya

kecenderungan alami dalam tubuh manusia unutk menjaga keseimbangan secara

permanen. Bila keseimbangan itu lenyap maka timbul motivasi untuk melakukan

aktivitas yang bertujuan mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula. 32

a. Motivasi Menjaga Diri

30

Yusuf Al Qardhawy, Niat dan Ikhlas Cet-Ke 13 (Jakarta: Pustaka Al-Kaustar, 2005), h.17-18

31

Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif (Jakarta:GIP,1997), h.107

32

(50)

Allah SWT menyebutkan pada sebagian ayat Al-Quran tentang

motivasi-motivasi fisiologis terpenting yang berfungsi menjaga individu dan kelangsungan

hidupnya. MIsalnya lapar, dahaga, bernapas dan rasa sakit. Secara tersirat dalam

Surat Thaha ayat 117-121 tiga motivasi terpenting untuk menjaga diri dari lapar,

haus, terik matahari, cinta kelangsungan hidup, ingin berkuasa.33 Sebagian ayat

al-Qur’an menunjukkan pentingnya motivasi memenuhi kebutuhan perut dan perasaan

takut dalam kehidupan.

b. Motivasi Menjaga Kelangsungan Jenis

Allah menciptakan motivasi-motivasi dasar yang merangsang manusia untuk

menjaga diri yang mendorongnya menjalankan dua hal terpenting yakni motivasi

seksual dan rasa keibuan.34Motivasi seksual merupakan dasar pembentukan keluarga

dan dalam penciptaan kaum wanita Allah menganugerahi motivasi dasar untuk

melakukan misi penting yaitu melahirkan anak-anak. Al-Quran mengambarkan

betapa beratnya seorang ibu mengandung dan merawat anaknya.

2. Motivasi Psikologis atau Sosial

a. Motivasi Kepemilikan

Motivasi memiliki merupakan motivasi psikologis yang dipelajari manusia di

tengah pertumbuhan sosialnya, di dalam fase pertumbuhan, berkembang

kecenderungan individu untuk memiliki, berusaha mengakumulasi harta yang dapat

memenuhi kebutuhan dan jaminan keamanan hingga masa yang akan datang.

33

Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Qur'an (Jakarta:GIP, 1997),h.109.

34

(51)

Harta mempunyai peranan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Urutan pemuasan

kebutuhan tersebut sebagai berikut :

1) Kebutuhan pangan dan papan

2) Kebutuhan kesehatan dan pendidikan

3) Kebutuhan bagi kelengkapan hidup

4) Kebutuhan posisi, status dan pengaruh sosial

Mengenai motivasi kekuasaan, al-Quran menengarai yang artinya :

dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini,

yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda

pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di

dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga).35

b. Motivasi Berkompetensi

Berkompetensi (berlomba-lomba) merupakan dorongan psikologis yang

diperoleh dengan mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh di dalamnya.

Manusia biasa berkompetensi dalam ekonomi, keilmuan, kebudayaan, sosial dan

sebagainya. Al-Quran menganjurkan manusia agar berkompetensi dalam ketakwaan,

amal shaleh, berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan, dan mengikuti manhaj

Ilahi dalam hubungan dengan sang pencipta dan sesama manusia sehingga

memperoleh ampunan dan keridhan Allah SWT.

35

(52)

c. Motivasi Kerja

Motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih

giat bekerja daripada yang lain. Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak

menemui hambatan merealisasikan apa yang diharapkan. Selama dorongan kerja itu

kuat, semakin besar peluang individu untuk lebih konsisten pada tujuan kerja. Ada

juga yang menyukai dorongan kerja tanpa mengharapkan imbalan, sebab ia

menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam perolehan kondisi yang dihadapi dan

dalam mengatasi situasi yang sulit.36

Dalam perspektif Islam, aktivitas perekonomian harus disertai komitmen untuk

mematuhi petunjuk Tuhan yang digariskan Al-Quran dan dijabarkan as-Sunnah.Islam

telah menetapkan pekerjaan bagi seorang muslim sebagai hak sekaligus kewajiban.

Islam menganjurkan bekerja dan memerintahkan agar pekerjaan dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Prinsip pertama ynng ditegakkan Islam dalam mengatur masyarakat

ialah agar setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri dan orang-orang yang

menjadi tanggungannya.37

Konsep motivasi spiritual menurut Umar Chapra sejiwa dengan apa yang

dikemukakan Weber bahwa dunia Barat berkembang tidak didorong oleh nilai

konsumtif melainkan oleh motivasi dari nilai kreatif yang disebut etos karya. Karena

Max Weber seorang protestan, maka etos karya itu disebut etos Protestan, itulah etos

36

Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Qur'an (Jakarta:GIP, 1997),,h.116

37

(53)

agama.38 Umat Kristen juga mempunyai pandangan bahwa pembangunan perlu

memiliki apa yang disebut “transcendent persfektive” artinya faktor tindakan Allah

(dibaca Alah) dalam pembangunan atau sejarah manusia jangan dilupakan.39

Masih banyak ayat Quran yang memotivasi manusia untuk menekuni pekerjaan

sehingga hidupnya menjadi tenang dan aman, maka dari itu pula manusia mampu

bersikap positif, serius, tekun dalam bekerja serta merasa yakin terhadap janji sang

pemberi Rezeki.

E. Relawan Kemanusiaan di Rumah Zakat

Relawan bukan merupakan karyawan, dia adalah supporting system suatu

lembaga. Dia tidak memiliki penghasilan atau gaji tetap dari pegawai akan tetapi

hanya memperoleh fee atau upah. Begitu pula yang terjadi dengan relawan

Rumah Zakat, relawan adalah orang yang dengan sukarela membantu

program-program pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Rumah Zakat.

Jadi jika kita berfikiran “mengunakan” relawan dapat lebih “hemat” dari sisi

pembiayaan program maka jawabannya belum tentu benar. Memang relawan

tidak digaji, hanya mendapatkan pengganti uang transport atau uang makan, tetapi

jika kita cermati maka biaya untuk “me-maintanance” relawan sebenarnya

38

Nataatmadja, Intelegensia Spiritual (Jakarta:Perenial Press, 2001), h. 190

39

(54)

sepadan dengan biaya yang kita alokasikan untuk gaji “full time outreach

worker”. 40 Kenapa demikian ?, karena karakter Relawan yang bersifat “

kerelaan” membuat managemen tidak bisa “memaksakan” relawan untuk

meluangkan seluruh waktu, pikiran dan tenaganya untuk lembaga akhirnya

Managemen harus memberikan reward yang dibutuhkan oleh relawan seperti

capacity building, pengembangan diri dan memberikan ruang yang longgar untuk

relawan agar bisa mengaktualisasikan dirinya di lembaga. Tingkat turn over yang

tinggi juga menuntut biaya tambahan untuk proses rekruitmen dan training bagi

relawan. Belum lagi dilihat dari sisi waktu program yang bertambah panjang

karena proses hand over dari relawan lama ke relawan baru yang akan

memunculkan extension cost.41

Relawan dipilih sebagai ujung tombak program dikarenakan relawan memiliki

keunggulan yang khas dibanding dengan full time outreach worker , yaitu :idealisme,

asupan semangat baru, ide – ide baru dan usia relawan yang rata-rata masih muda.

Hal ini sesuai dengan sasaran kelompok pendampingan. Namun tentu saja tidak

seluruh program Community Development cocok menggunakan relawan. Hal ini

tergantung dari karakter program dan karakter organisasi.42

40

Handaru Suryo Putro, RELAWAN : UJUNG TOMBAK PROGRAM,

http://handaru.wordpress.com/2008/01/07/relawan-ujung-tombak-program/, data diakses pada 20 Mei 2011

41

ibid

42

(55)

Peran Relawan dalam pemberdayaan ekonomi umat khususnya di Rumah Zakat,

sudah cukup banyak. Diantaranya mereka memberikan pelatihan, penyuluhan, dan

penyaluran bantuan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam pemberdayaan masyarakat. Baik itu dibidang Pendidikan, kesehat

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan ini memilih Reverse Osmosis (RO) sebagai teknologi yang terpilih. Karena biaya yang mahal untuk desalinasi dapat ditutupi dengan hasil jual reject

Angka (19) : Diisi Direktur Jenderal apabila pemeriksaan lapangan dilakukan oleh Kantor Wilayah/KPU, atau diisi Direktur Jenderal dan Kepala Kantor Wilayah/KPU yang

Bahwa puncak ketidak harmonisan rumah tangga antara Pemohon dan Termohon terjadi pada tanggal 25 April 2010, ketika itu Pemohon menanyakan kepada Termohon alasan Termohon

Bembenuty (2011) tentang strategi pemberian pekerjaan rumah akan menjadi efektif jika; pastikan bahwa siswa dapat mengerjakan tugas rumah dengan baik, tulis tugas yang

REHLATA adalah Lembaga Konsultan Pendidikan Al-Azhar Mesir yang berdiri pada tahun 2014 sebagai lembaga bimbingan belajar resmi untuk para calon mahasiswa baru

penggunaan SIPP Hasil dari penelitian yang diungkapkan di atas menunjukkan bahwa kesiapan dosen dalam memahami daya guna dari sistem baru tersebut nampaknya

pembelajaran yang mampu memverifikasi kemiripan data pelatihan, atau dengan data pelatihan yang sudah ditentukan sebelumnya (supervised-learning).  Penggunaan sensor yang

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan dari para pemangku jabatan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagaimana dimaksud