• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola komunikasi organisasi di balai besar meteorologi dan geofisika wilayah II Kampung Utan Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola komunikasi organisasi di balai besar meteorologi dan geofisika wilayah II Kampung Utan Tangerang"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II KAMPUNG UTAN

TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Dini Noviyanti NIM : 205051000456

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II KAMPUNG UTAN

TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Dini Noviyanti NIM : 205051000456

Di bawah Bimbingan

Drs. Study Rizal, LK, M.A NIP. 19640428 199303 1 002

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 September 2009.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 15 September 2009

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Wahidin Saputra, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 19710412 200003 2 001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. M. Luthfi, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A

NIP. 19671006 199403 1 006 NIP. 19710412 200003 2 001

Pembimbing,

(4)

ABSTRAK

Dini Novianti

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II KAMPUNG UTAN TANGERANG

Pada skripsi ini, peneliti meneliti tentang pola komunikasi organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika, pada Bidang Data dan Informasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan organisasi dan pola komunikasi organisasi salah satu yang terpenting dalam manajemen, pengembangan sumber daya manusia, komunikasi perusahaan, serta tugas-tugas lain dalam suatu organisasi.

Penelitian tentang pola komunikasi organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah II Kampung Utan secara umum bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi yang digunakan di Bidang Data dan Informasi, dan secara khusus untuk mengetahui komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, Bidang Data dan Informasi di BBMG Wilayah II, serta untuk mengetahui media yang digunakan oleh BBMG Wilayah II dalam pelayanan jasa memberikan Informasi kepada masyarakat. Bidang Data memiliki peran yang besar dalam mewujudkan visi BBMG yaitu “Terwujudnya BBMG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif ditingkat internasional”.

Pada skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu memaparkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terhadap Kepala Bidang Data dan Informasi, Kepala Subbidang Manajemen Data, Kepala Subbidang Pelayanan Jasa, Pokja Archiving Data Meteorologi, dan Pokja Climatological Early Warning system (CEWS). Sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penulis ikut terjun langsung kelapangan, BBMG Wilayah II untuk memperoleh data- data yang diperlukan.

(5)

KATA PENGANTAR

Bimillahirrahmanirrahiim

Puji syukur penulis haturkan kepada Zat Allah SWT, atas limpahan karunia dan atas Ridho-Nya penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I).

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kesesatan menuju alam berperadaban, dari kegelapan menuju cahaya.

Dengan rahmat Allah SWT, penelitian dan penulisan skripsi ini dapat tewujud dengan lancar. Semoga karya yang kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Penelitian dan penulisan ini, tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan semua pihak. Penulis berterima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Para Pembantu Dekan: Dr. H. Arief Subhan, MA; Drs. Mahmud Jalal, MA; dan Drs. Study Rizal, LK, MA sebagai dosen pembimbing.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam: Drs. Wahidin Saputra, MA., dan Umi Musyarofah, MA.

3. Ketua Koodinator dan Sekretaris Koordinator Teknis Program Non Reguler Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Dra. Hj. Asriati jamil, M. Hum dan Dra. Hj. Musyfirah nurlaily, MA.

4. Kedua orang tua ku, yaitu Ayahanda Djalaluddin dan Ibunda Nani Suryatin yang telah mencurahkan kasih sayang serta dukungan baik moril serta materil. Tidak lupa untuk adik- adik ku tercinta, Maulida Oktafani, Wahyu Achmad Fadiel dan Hikmatunnisa Fadila yang dengan ketulusan hati memberikan dorongan do’a kepada penulis. 5. Para Pegawai Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah

Kampung Utan Suhatno, SE., Siti Zubaidah, S.Si., Drs. H. Abdul Qohir, Erna Ernansyih Elsye, S.Sos, S.Si., Drs. Udin Nasikhudin dan Z. Sri Handayani Terimakasih atas segala informasi yang telah diberikan kepada penulis.

6. Mas Mora, untuk semangat, bantuan, doa, dan semua kebaikan yang pernah diberikan...i always remember.

7. My the best ”Nana”, Ratna Dewi Guna atas kerjasama dan semangat. 8. Teman- teman Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2005,

(6)

9. Teman- teman KKS 2008 di Pamijahan, Bogor, Ade, Dado, Yoko, Adit, Zikri, Ikhsan, Ririn, Ferdi, dan Bedul, Teguh, Akbar, Taufik, Hari (Chirenk), Arifin, Agan.

10.Sahabat- sahabat ku yang menjadi tempat curhat di saat senang maupun susah, Arie, Mey, Buchenk (Budi), dan Lucky.

11.Para Dosen, karyawan, Staf Tata usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan Fakutas Dakwah dan Komunikasi, dan Perpustakaan Utama.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT untuk orang- orang yang begitu ikhlas membantu dalam pnulisan skripsi ini agar diberikan kasih sayang-Nya yang sempurna. Semoga Allah SWT semakin menambahkan karunia-sayang-Nya kepada kita semua.

Jakarta, 14 Agustus 2009

(7)

! "

# $ $ $ %

& '

($ ) *

($ ) *

(8)

($ ++

& +*

+ , - , +.

/ 0 1 $ +

0 +

+ ( 0 +

$ $ $ $ 2 $ 3 24

5 / 11 ( 6 +7

' +7

+ 8 2 *

* & 2 *+

. ' ) 2 5 / 11 **

' - 9 / 11 *

! 1 $ *%

& ! 1 $ *%

+ ' ) ! 1 $ .:

$ ($ &$ .+

($ ( 9 .+

+ ($ ( .%

* ($ $ ;$ +

(9)

' ($

# $

+ "

( 6 7

'

! +

(10)

&'(

Tabel 01 Stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab

(11)

) %

1. Bagan 01 Komunikasi Vertikal (komunikasi ke atas dan komunikasi

9 4 ($ $ $;$ +

*+ ) % ,* ' ) 2 5 / 11 *.

-+ ) % ,- ' ) ! 1 $ .

.+ ) % ,. ($ ( 9 ."

/+ ) % ,/ ($ (

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara

umum. Tiada hari tanpa komunikasi, sepanjang detak jantung masih ada.

Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan. Manusia berinteraksi

dengan cara melakukan komunikasi.

Dalam perspektif agama, komunikasi sangatlah penting peranannya dalam

kehidupan bersosialisasi, manusia dituntut agar pandai berkomunikasi. Hal ini

dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 4 :

“Telah mengajarnya pandai berkata-kata”

Perlu disadari peran komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan

bersosialisasi, misalnya saja pada dunia perkantoran. Komunikasi merupakan

sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam

perkantoran. Kompetensi komunikasi yang baik antar karyawan akan mampu

memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat

kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik dan sebaliknya

apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang

(13)

berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak

maksimal.1

Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan pesan,

tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data,

fakta, dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang

disampaikan oleh seorang pimpinan dapat diterima dan dipahami oleh para

pegawai dengan baik, maka seorang pimpinan perlu menerapkan pola komunikasi

yang baik pula.

Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber

bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan

wewenang

Aktivitas komunikasi diorganisasi atau perkantoran senantiasa disertai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Arus komunikasi dalam konteks komunikasi

organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Arus

komunikasi vertikal dapat diuraikan menjadi dua, yang pertama adalah downward communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya, sedangkan yang

kedua adalah upward communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.2 Arus komunikasi selanjutnya adalah komunikasi horizontal,

tindak komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang

1

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/ilmu-komunikasi/pengaruh-komunikasi-interpersonal-antar-pegawai-terhadap-kinerja-pegawai-dinas-pariwisata diakses pada tanggal 21-11-2008.

2

(14)

memiliki kedudukan yang setara.3 Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi

organisasi (perusahaan, kesatuan, jawatan dan lain-lain) pemimpin harus selalu

berkomunikasi dengan semua pihak, baik melalui hubungan formal maupun

informal. Suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan

oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak, secara

horizontal maupun vertikal, ke atas dan ke bawah.

Kepemimpinan organisasi dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang

dianggap penting dalam Islam. Demikian juga dengan komunikasi, Islam

mengaku tentang perlunya pemimpin dalam setiap sistem sosial. Berkaitan dengan

ini, Abu Dawud meriwayatkan daripada Abu Said an Abu Hurairah (r.a) bahwa

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiga orang keluar bermusafir, maka

hendaklah mereka melantik salah seorag daripada mereka untuk menjadi ketua

atau Amir.” Sistem sosial yang perlukan pemimpinan adalah berbagaibagai,

antaranya adalah keluarga, komuniti, masyarakat, harakah, organisasi, dan

negara.4

Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

mencapai tujuan organisasi. Dengan penguasaan komunikasi yang baik pimpinan

organisasi dapat mempunyai nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara

umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja kelak, sehingga

lebih produktif. Komunikasi yang efektif terjadi apabila individu mencapai

3

Ibid, h.4.6 4

(15)

pemahaman bersama, merangsang pihak lain melakukan tindakan, dan mendorong

orang untuk berpikir dengan cara baru. Kemampuan untuk berkomunikasi secara

efektif akan menambah produktifitas, baik individu yang bersangkutan maupun

organisasinya, sehingga dapat mengantisipasi masalah, membuat keputusan secara

efektif, mengkoordinasikan arus kerja, mensupervisi orang lain, mengembangkan

hubungan serta dapat mempromosikan program kerja dan jasa organisasi.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan

menentukan keberhasilan seseorang, dimanapun ia berada, bukan hanya dalam

dunia organisasi. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah

memperbaiki organisasi. Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan sebagai

“memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen”. Dengan kata lain,

orang mempelajari komunikasi organisasi untuk menjadi menajer yang lebih baik.

Karenanya, penulis memandang studi pola komunikasi organisasi sebagai

landasan kuat bagi pengembangan sumber daya manusia, dan komunikasi

perusahaan, dan tugas-tugas lain yang berorientasi dalam organisasi.

Balai besar Meteorologi dan geofisika (BBMG) Wilayah II Kampung Utan

adalah salah satu instansi pemerintah yang kegiatannya dikoordinasikan kepada

pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan

prakiraan serta riset dan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas

udara dan geofisika.

Peran yang sangat besar pada Balai Besar Meteorologi dan Geofisika

(BBMG) dalam memberikan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,

(16)

dikoordinasikan dengan baik, tentu didalamnya terdapat pola komunikasi antara

pimpinan dan pegawai, maupun antara pegawai dengan pegawai yang sangat baik

pula.

Melihat peran yang besar bagi BBMG sebagai salah satu instansi

pemerintah dalam memberikan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,

kualitas udara dan geofisika dan pola komunikasi yang digunakan di dalamnya

pun tak kalah pentingnya, maka penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan-permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul, “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Dalam Pelayanan Jasa Informasi”dengan alasan bahwa pola komunikasi organisasi menjadi salah satu yang terpenting dalam pengembangan sumber daya

manusia, komunikasi perusahaan, serta tugas-tugas lain dalam suatu organisasi

dan peran BBMG dalam memberikan informasi di bidang meteorologi,

klimatologi dan geofisika berhubungan dengan keselamatan dan kelancaran

masyarakat luas dalam menjalankan aktivitasnya.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada permasalahan pola komunikasi organisasi

Bidang Data dan Informasi pada level Kepala Bidang Data dan Informasi

-Subbidang Manajemen Data - -Subbidang Pelayanan Jasa - Kelompok Kerja

(17)

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah

“Bagaimanakah pola komunikasi organisasi di Bidang Data dan Informasi Balai

Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah II Kampung Utan dalam

pelayanan jasa informasi?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pola

komunikasi organisasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan pada Bidang Data

dan Informasi dalam memberikan pelayanan jasa informasi kepada masyarakat.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui pola komunikasi organisasi pada Bidang Data dan

Informasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan.

b. Mengetahui media komunikasi yang digunakan dalam memberikan

informasi kepada masyarakat.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi atas manfaat akademis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas

khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat

secara akademis tetapi juga manfaat secara praktis yakni penelitian

(18)

khususnya bagi para praktisi-praktisi dan perilaku organisasi dalam

pola dan tata cara berkomunikasi yang efektif dan se-efisien

mungkin.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka terhadap

skripsi terdahulu yang mempunyai judul atau objek dan subyek penelitian yang

hampir sama dengan yang penulis teliti. Maksud tinjauan kepustakaan ini adalah

agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan

penelitian dari skripsi-skripsi terdaulu. Setelah diteliti ternyata ada judul skripsi

yang membahas pola komunikasi orgaanisasi, yaitu :

Pola Komunikasi Organisasi Nurmahmudi Sebagai Wali Kota Depok

Dalam Implementasi Kebijakan Publik oleh Januar Azhari tahun 2008. Dalam

skripsi ini membahas tentang pola komunikasi yang digunakan Nur mahmudi

adalah pola lingkaran. Dimana pola ini memungkinkan semua anggota

berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem

pengulangan pesan. Selain pola roda yang digunakan untuk memahami pola

komunikasi sebuah organisasi pemerintahan, penting pula untuk dilihat bagaimana

pola aliran arah komunikasi yang terjadi dalam pola komunikasi organisasi yang

begitu dominan justru pola aliran arah komunikasi komunikasi ke bawah, diikuti

dengan komunikasi informal, komunikasi horizontal, komunikasi lintas saluran.

Perbedaan dari skripsi yang penulis teliti ini dengan skripsi terdahulu

adalah lebih cenderung mengarah kepada pola komunikasi organisasi yang

(19)

Geofisika Wilayah II Kampung Utan dalam memberikan pelayanan jasa informasi

kepada masyarakat, tempat dan objek penelitian pun berbeda dengan penelitian

tentang pola komunikasi sebelumnya, khususnya pada kajian pola komunikasi

yang tertera di atas.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha

untuk menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan kemudian

dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan

kualitatif ini menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan

berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.5

Adapun tahapan penelitian, yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Waktu dan tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai pada tanggal 23

Juni 2009 - 11 Agustus 2009 dan dilaksanakan langsung di Balai Besar

Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Jl. H.Abdul Gani No.05 Kampung

Bulak Cempaka Putih Ciputat Po. Box: 39/15412 - Tangerang Banten.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Badan Meteorologi dan Geofisika

(BBMG) Wilayah II Kampung Utan, Tangerang yang meliputi Kepala

Bidang Data dan Informasi, Suhatno, SE. dan para pegawai di Bidang

Data dan Informasi, Siti Zubaidah, S.SI. yang menjabat sebagai Kepala

5

(20)

Subbidang Manajemen Data, Drs. H. Abdul Qohir menjabat sebagai

Kepala Subbidang Pelayanan Jasa, Erna Ernansyih Else, S.Sos, S.Si

menjabat sebagai Kepala Kelompok Kerja (Pokja) Archiving Data Meteorologi, Drs. Udin Nasikhudin menjabat sebagai Kepala Pokja

Climatological Early Warning System (CEWS). Sedangkan objek penelitian ini adalah pola komunikasi organisasi yang digunakan Bidang

Data dan Informasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan.

3. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara (interview) secara langsung dengan orang-orang yang

terlibat sebagai tokoh sentral di BBMG Wilayah II pada Bidang Data

dan Informasi yaitu Kepala Bidang, Bapak Suhatno, SE. dan

pegawainya yaitu Siti Zubaidah, S.SI, Drs. H. Abdul Choir, Erna

Ernansyih Else, S.Sos, S.Si, Drs. Udin Nasikhudin dengan tujuan

untuk mendapatkan keterangan secara jelas berupa pola komunikasi

organisasi di BBMG Wilayah II dalam pelayanan jasa sesuai dengan

tujuan penelitian ini. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan

adalah yakni campuran antara wawancara struktur dan tidak

berstruktur.6 Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada

narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap

terarah pada masalah yang diangkat.

6

(21)

b. Observasi atau pengamatan langsung. Tekhnik observasi atau

pengamatan yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan

mengamati objek yang diteliti, yakni bagaimana pola komunikasi

organisasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II pada

Bidang Data dan Informasi.

c. Dokumentasi, yaitu proses pengumpulan dan pengambilan data

berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, dokumen ataupun

arsip-arsip milik BBMG Wilayah II ataupun tulisan-tulusan lain yang

memiliki keterkaitan dengan bahasan penelitian ini.

d. Analisis Data, adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.7

4. Pengolahan Data

Pada bagian ini, seluruh data yang didapatkan dari hasil wawancara

yang ditujukan kepada pimpinan dan pegawai pada Bidang Data dan

Informasi di BBMG Wilayah II tersebut dikumpulkan dan disusun

berdasarkan kecocokan dengan rumusan masalah yang telah disusun oleh

peneliti.

5. Analisis Data

Merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil keputusan / kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses

pengumpulan, penyusunan, penyajian dan penganalisaan data hasil

7

(22)

penelitian yang berwujud kata-kata. Setelah itu, peneliti berusaha unntuk

menganalisa data dengan menyusun kata-kata kedalam tulisan yang lebih

luas sesuai dengan kerangka teori pola komunikasi organisasi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya

dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun sistematika yang

dimaksud sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, pembatasan

dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kerangka Teori yang terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian

komunikasi organisasi, macam-macam pola komunikasi organisasi,

media komunikasi, pelayanan jasa, pengertian jasa, karakteristik

jasa.

Bab III Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II Kampung Utan

yang membahas profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika

wilayah II Kampung Utan yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi

dan misi BBMG Wilayah II, tugas dan fungsi BBMG Wilayah II,

struktur organisasi BBMG Wilayah II, stasiun- stasiun dalam

BBMG Wilayah II, Bidang Data dan Informasi, tugas dan fungsi

Bidang Data dan Informasi, struktur organisasi Bidang Data dan

(23)

Bab IV Temuan dan analisis berisi tentang pola komunikasi formal yaitu

komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal,

pola komunikasi informal,sarana komunikasi.

Bab V Penutup membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar

pustaka, dan lampiran-lampiran.

(24)

A. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi merupakan serangkaian dari dua kata, yaitu

komunikasi dan organisasi. Untuk lebih jelasnya, dari dua kata tersebut akan

diuraikan dengan penjelasan masing – masing.

Kata komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti “partisipasi atau memberitahukan”.8

Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi berasal dari bahasa

Inggris yaitu communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Makna hakiki dari communication yang berarti “sama” atau “kesamaan arti”9

Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Astrid S. Susanto yaitu kata

komunikasi berasal dati kata communicare yang di dalam bahasa Latin memiliki arti “berpartisipasi” atau “memberitahukan”. Kata communis berarti “milik bersama” atau “berlaku di mana-mana”.10

Sedangkan secara terminologi menurut Onong Uchjana Effendi :

“komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat dan perilaku,

8

Astrid. S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947), h 67

9

Onong Uchjana Effendi, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar Maju, 1992), h. 1. 10

(25)

baik secara langsung melalui lisan maupun secara tidak langsung melalui

media”11

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi

berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai

dengan tujuan, harapan dan isi pesan yang disampaikan. Jadi, diantara orang yang

terlibat dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan makna atau arti

pada lambang-lambangyang digunakan untuk berkomunikasi, dan harus

bersama-sama mengetahui hal-hal yang dikomunikasikan.

Sedangkan kata organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris dan dari bahasa latin organizare yang artinya to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian- bagian yang saling bergantung atau

terkoordinasi). Secara harfiah organisasi berarti panduan dari bagian-bagian yang

satu dengan yang lain saling tergantung.12 Menurut Dr. Veithzal Rivai, M.B.A

dalam bukunya Kepemimpinan dan perilaku Organisasi yang dimaksud organisasi

adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang

sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi

merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang,

berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.13 Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang

11

Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), Cet. Ke-4, h.3-4

12

Soleh Soemirat, Komunikasi Organisasional, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2000), h. 1.4

13

(26)

terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu,

kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan

bersama.14

Secara sederhana komunikasi organisasi didefinisikan sebagai komunikasi

yang terjadi di dalam organisasi. Namun beberapa ahli mendefinisikan

komunikasi organisasi sebagai berikut :

• Redding dan Sanborn

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang

termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia,

hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari

atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan

kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang

sama level atau tingkatnya dalam organisasi, menulis dan komunikasi evaluasi

program.15

• Katz dan Kahn

Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi

dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.16

14

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.803.

15

Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h. 65-66.

16

(27)

• Zelko dan Dance

Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu

sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan

komunikasi eksternal.17

• Thayer

Thayer menggunakan tiga sistem komunikasi dalam organisasi, yaitu :

a. Berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai

tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.

b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah,

aturan-aturan dan petunjuk.

c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi.18

• Greenbaunm

Greenbaunm mengatakan bahwa komunikasi organisasi termasuk arus

komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi

internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali

sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan

aktivitas. 19

• R.Wayne Pace dan Don F. Faules

R.Wayne Pace dan Don F. Faules (1998) mengklasifikasikan komunikasi

organisasi menjadi dua, yaitu definisi fungsional dan definisi interpretative.

Definisi fungsional komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan

(28)

penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu

organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam

hubungan-hubungan hierarki antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi

dalam suatu lingkungan. Sedangkan devisi interpretative komunikasi organisasi

cenderung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam

suatu batas organisasional (organization boundary).20

Dari berbagai definisi komunikasi organisasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang mencakup dalam bidang ini

adalah komunikasi internal, komunikasi eksternal, hubungan persatuan pengelola,

komunikasi ke bawah atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi

ke atas atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau

komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi, menulis dan

komunikasi evaluasi program. Karena dengan adanya komunikasi ke bawah, ke

atas, dan horizontal, koordinasi pekerjaan dapat berjalan lancar dan tujuan

organisasi bisa dicapai.

2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi

Meskipun organisasi formal amat mengandalkan proses berurutan umum

untuk menghimpun dan menyebarkan informasi. Pola khusus aliran informasi

berkembang dari kontak antarpersona dan cara-cara rutin pengiriman dan

penerimaan pesan. Komunikasi organisasi tidak terlepas dari bentuk komunikasi

internal dan eksternal. Betapa pentingnya komunikasi internal dalam membina

20

(29)

manusia di dalam organisasi dimana masing-masing individu anggota organisasi

memiliki berbagai kepentingan, tetapi menjadi satu kesatuan dengan adanya

kepentingan bersama. Menurut Drs. Soleh Soemirat, M.S. dalam bukunya

Komunikasi Organisasional bentuk atau pola komunikasi organisasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan mereka

dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut, lengkap dengan strukturnya yang

khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam

suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi

dan manajemen) (Brennan, dalam Effendy, 1984:155). 21

1. Pola Komunikasi Formal

Pola komunikasi formal adalah Bila pesan mengalir melalui jalan resmi

yang ditentukan oleh hirarki resmi suatu organisasi atau oleh fungsi pekerjaan

maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal.

a. Komunikasi Vertikal

1) Komunikasi ke bawah (Downward Communication)

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi

mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritasi

lebih rendah atau dari para atasan kepada bawahannya.

Komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang

berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya

berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan

kebijaksanaan umum.

21

(30)

Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan

berbagai metode. Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode, yaitu :

metode lisan, tulisan, gambar dan campuran.22

Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada

bawahan (Katz & Kahn, 1966) :

1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan

2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan

3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi

4. Informasi mengenai kinerja pegawai

5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). Para pegawai di seluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi

informasi. Manajemen puncak hidup dalam dunia informasi. Kualitas dan

kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat

dan cermat. Manajemen puncak harus memiliki informasi dari semua unit dalam

organisasi, dan harus memperoleh informasi untuk semua unit. Aliran informasi

dan manajemen puncak yang turun ke tingkat operatif merupakan aktivitas yang

berkesinambungan dan sulit. Pemilihan cara menyediakan informasi yang

mencakup tidak hanya pengeluaran sumber daya langsung Moneter tetapi juga

sumber daya psikis dan emosional.23

2) Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi

mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi

22

Ibid, h.114 23

(31)

(penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka

yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap

bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau otoritasnya lebih tinggi. Suatu

permohonan atau komentar yang diarah kepada individu yang otoritasnya lebih

besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas.

Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan:

1. Aliran informasi ke atas memberikan informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya (Sharma, 1979).

2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machaver, 1952).

3. Komunikasi ke atas memungkinkan, bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya (Conboy, 1976).

4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi (Planty & Machaver, 1952).

5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah (Planty & Machaver, 1952).

6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974)24

b. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang

sama tingkatan otoritasnya atau yang sama tingkat kedudukannya.

Tujuan Komunikasi horizontal adalah :

a) Untuk koordinasi penugasan pekerjaan

b) Untuk berbagi informasi

24

(32)

c) Untuk pemecahan masalah

d) Untuk menjamin persamaan pengertian25

Bagan 01

Komunikasi Vertikal (komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah) dan Komunikasi Horizontal

2. Pola Komunikasi Informal

Pola Komunikasi informal adalah bila karyawan berkomunikasi dengan

yang lainnya tanpa memperhatikan posisinya dalam organisasi, maka pengarahan

arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas, kebawah atau

secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin

sedikit. Karena komunikasi informal ini muncul dari interaksi di antara

orang-25

(33)

orang dan mengalir keseluruh organisasi dengan arah yang tanpa dapat diduga.

Komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin.26 Dalam istilah komunikasi, grapevine digambarkan sebagai “metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh

melalui saluran biasa” (Stein, 1967, h. 616). Komunikasi informal cenderung

mengandung laporan rahasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak

mengalir melalui saluran perusaan yang formal. Informasi yang diperoleh melalui

grapevine lebih memerhatikan apa yang dikatakan atau didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan. Paling tidak sumbernya

terlihat rahasia meskipun informasi itu sendiri bukan rahasia.27

B. Media Komunikasi

Salah satu media komunikasi yang paling sering digunakan adalah media

massa. Media massa selalu menjadi salah satu pilihan oleh pmerintah untuk

memberikan inforasi kepada masyarakat. Media massa pun selalu menjadi ajang

perhatian dan rebutan para penyandang modal karena media massa merupakan

lahan bisnis yang sangat menguntungkan, terutama yang berada di Negara maju

dan demokratis. Di sisi lain pemerintah pun sangat berkepentingan terhadap media

massa ini, sehingga sangat beralasan apabila di Negara-negara totaliter media

massa dikuasai pemerintah.

Dalam kegiatan komunikasi organisasi fungsi media massa yang tampak

adalah :

1. sumber informasi organisasi

26

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h.124 27

(34)

2. sebagai fungsi partisipasi

3. fungsi sosialisasi dan pendidikan

4. fungsi mengembangkan budaya organisasi

1. Fungsi Media Massa

Media massa memiliki beberapa fungsi diantara adalah sebagai berikut :

a. Media massa di dalam melakukan fungsi sebagai sumber informasi

selalu menyajikan, menayangkan peristiwa- peristiwa yang terjadi di

berbagai belahan planet bumi.

b. Fungsi partisipasi merupakan unsur atau tayangan pesan- pesan

komunikasi baik media elektronik maupun media cetak harus mampu

menggugah masyarakat.

c. Sosialisasi dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas masyarakat

dalam menerima dan mempertahankan sistem nilai yang ada.

d. Mengembangkan budaya organisasi, yaitu untuk membentuk pola

prilaku individu dalam organisasi.

2. Macam-macam Media Massa

a. Koran

Koran atau surat kabar adalah media cetak yang memberikan informasi

berupa tulisan, kalimat, kata-kata dan huruf-huruf yang dicetak di atas

kertas. Menggambarkan kisah tau berita tentang peristiwa yang terjadi.

(35)

smbil bepergian dan dapat dibaca saat santai. Dengan sarana media cetak

inilah lembaga organisasi dapat memberika pelayanan dan penyuluhan.

b. Radio

Radio sebagai media massa elektronik dan sebagai unsur proses

komunikasi dan media massa memiliki ciri dalam penyampaian pesan

menggunakan lisan. Radio juga merupakan sarana publisitas

lembaga-lembaga pemerintah sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi kebijakan

program.

c. Internet

Internet bisa dimanfaatkan sebagai media untuk berkomunikasi, baik

melalui e-mail, chatting, dan forum publik. Internet bisa dimanfaatkan

untuk menjadi media publikasi informasi, baik melalui website ataupun

mailing list. Berita-berita terkini pun bisa diakses dengan cepat melalui

website, misalnya dari internet kita dapat memperoleh informasi untuk

kehidupan pribadi, kesehatan, rekreasi, hobby, informasi untuk kehidupan

kerja, dan lain-lain.

C. Pelayanan Jasa Informasi 1. Pengertian Jasa

Dalam pemasaran, mengenal kata produk, produk mempunyai arti yang

luas, yaitu suatu kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud

(36)

diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong (1993:494) jasa adalah setiap kegiatan

atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.28 Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan jasa adalah perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, Negara , instansi, dsb.;

perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain, layanan,

servis; aktifitas, kemudahan, manfaat, dsb. Yang dapat dijualkepada orang lain

(konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya.29

Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk

fisik. Sementara itu Robert D. Reid (1989:29) memberikan penjelasan mengenai

jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, tidak seperti produk yang berwujud, jasa

bukan barang fisik, tetapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan.

Kehadirannya ini umumnya dilakukan atas dasar personal sering

berhadap-hadapan langsung antara individu. Christian Gonroos (1990:27) mencoba

memadukan pengertian jasa sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak

berwujud yang berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan/sumber daya

fisik atau barang dan/ system yang memberikan jasa, yang memberikan solusi

bagi masalah-masalah konsumen.

28

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=article&id=24 5:kualitas-pelayanan-jasa&catid=25:industri&Itemid=15, diakses pada tanggal 13 Juli 2009.

29

(37)

2. Karakteristik Jasa

Dari pengertian tentang jasa, dapat dikatakan bahwa jasa, mempunyai

beberapa karakteristik. Menurut Philip Kotler (1994:466), ada empat karakteristik

utama jasa yaitu :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bila barang merupakan

suatu objek, alat, material, atau benda; maka jasa justru merupakan perbuatan,

tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Kegiatan jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa, baik perorangan

ataupun organisasi serta perangkat mesin/ teknologi.

3. Variability (berubah-ubah/ aneka ragam)

Bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh manusia dan mesin/ peralatan

berbeda- beda, tergantung pada siapa yang memberi, bagaimana,

memberikannya, serta waktu dan tempat jasa tersebut diberikan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Bahwa jasa tidak bisa disimpan untuk kemudian dijual atau digunakan,

sehingga pada dasarnya jasa langsung dikonsumsi pada saat diberi. Daya tahan

suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap

karena menghasilkan jasa di muka dengan mudah. Bila permintaan turun,

(38)

Sementara itu Lovelock menyatakan bahwa jasa mempunyai tiga

karakteristik utama :

a) More intangible than tangible (cenderung tidak berwujud)

Jasa merupakan perbuatan, penampilan, atau suatu usaha sehingga bila

konsumen membeli jasa maka umumnya jasa tersebut tidak berwujud, tetapi

bila konsumen membeli suatu barang maka pada umumnya barang tersebut

berwujud sehingga dapat dipakai atau ditempatkan disuatu tempat.

b) Simultaneous production and consumption (produksi dan konsumsi serentak) Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam waktu yang sama artinya penghasil jasa

hadir secara fisik pada saat konsumsi berlangsung.

c) Less standardized and uniform (kurang terstandarisasi dan seragam)

Industri jasa cenderung dibedakan berdasarkan orang (people based) dan peralatan (equipment based). Hasil jasa orang kurang memiliki standarisasi dibandingkan dengan hasil jasa yang menggunakan peralatan. Dengan

karakteristik jasa seperti diatas maka bagi konsumen akan menimbulkan

kesulitan yang lebih besar dalam mengevaluasi kualitas jasa (service quality) dibanding kualitas barang (good quality).30

30

(39)

BAB III

BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (BBMG) WILAYAH II KAMPUNG UTAN

A. PROFIL BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (BBMG) WILAYAH II KAMPUNG UTAN

1. Sejarah Berdiri

Kantor Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II didirikan pada

tahun 1980 dengan nama Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Jakarta.,

dimana kegiatan operasionalnya berada di Jl. Arief Rahman Hakim No 3 Jakarta

Pusat bergabung dengan kantor BMG Pusat dan kegitan yang dilakukan hanya

sebatas urasan kepegawaian dan keuangan dengan 17 pegawai.

Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Jakarta berdiri berdasarkan

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 56 / OT/PHB / 1978 tahun 1978

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan Geofisika

Wilayah, Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Pada bulan April tahun 1984 kegiatan kantor Meteorologi dan Geofisika

Wilayah II pindah ke Jl. Kp. Bulak Raya No. 5 Cempaka Putih Ciputat Kabupaten

Tangerang dengan berpindahnya lokasi maka kegiatan Balai Wilayah II sebagai

pembina stasiun mulai berfungsi.

Sesuai dengan perkembangan organisasi mengalami perubahan baik

(40)

1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 56 / OT/PHB / 1978 tahun

1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan

Geofisika Wilayah, Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

dimana pada salah satu pasal menyebutkan bahwa Kantor Balai

Meteorologi dan Geofisika Wilayah dipimpin oleh seorang kepala balai

(eselon IIIa), 2 orang eselon IVa (Kasubag Tata Usaha dan Kepala Seksi

Bina Program) dan 7 orang eselon Va (Karus Umum, Karus Kepegawaian,

Karus Keuangan, Ksubsie Meteorologi, Kasubsie Klimatologi, Kasubsie

Geofisika dan Kasubsie Komunikasi dan peralatan) serta 3 kepala

kelompok tenaga pengolah data (met, klim, geof).

2. Berdasarkan KM 80 Tahun 2002 tanggal 2 Oktober 2002 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah,

Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dimana kantor BW2

dipimpin oleh seorang Kepala Balai (eselon III a), 3 eselon IVa (Kasubag

Tata Usaha, Kasie Operasional dan Kasie Rencana dan Program) serta

kelompok jabatan fungsional Berdasarkan SK. Ka. BMG No KEP. 002

Tahun 2004 tanggal 1 Maret 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah, Stasiun Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika, dimana kantor BW2 dipimpin oleh seorang

Kepala Balai (eselon III a), 3 eselon IVa (Kasubag Tata Usaha, Kasie

Operasional dan Kasie Rencana dan Program) serta kelompok jabatan

fungsionald. Berdasarkan SK. Ka. BMG No. 005 Tahun 2004 tanggal 5

(41)

Geofisika Wilayah, Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

dengan susunan organisasi sebagai berikut: dipimpin oleh seorang kepala

balai (eselon II b), 3 orang eselon III a (Kabag. TU, Kabid Observasi dan

Kabid. Data dan Informasi) serta 6 orang eselon IVa. (Kasubag

Keuangan dan Perlengkapan, Kasubag Kepegawaian dan Persuratan,

Kasubid Pengumpulan dan Penyebara, Kasubid Insturmentasi dan

Kalibrasi, Kasubid Menejemen Data dan Kasubid Pelayanan Jasa)

Berdasarkan SK. Ka. BMG No. 007 Tahun 2006 tanggal 5 Januari 2006

tentang perubahan SK. Ka. BMG No. 005 Tahun 2004 tanggal . tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah,

Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofísika.31

2. Visi dan Misi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika BBMG Wilayah II Kampung Utan memiliki visi yaitu :

“Terwujudnya BBMG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna

mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan

aktif ditingkat internasional”.

BBMG Wilayah II Kampung Utan memiliki misi sebagai berikut :

a) Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas

udara dan geofisika.

b) Menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara

dan geofisika yang handal dan terpercaya

31

(42)

c) Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

d) Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,

klimatologi, kualitas udara.32

3. Tugas dan Fungsi BBMG Wilayah II

Tugas Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II adalah

melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan,

analisa dan prakiraan serta riset dan kerjasama, kalibrasi dan pelayanan

meteorology, klimatologi dan kualitas udara, dan geofisika.

Fungsi Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Besar Meteorologi dan

Geofisika Wilayah II menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Koordinasi pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan,

analisa dan prakiraan serta riset dan kerjasama di bidang meteorologi,

klimatologi dan kualitas udara dan geofisika.

2) Penyusunan rencana dan program kegiatan Balai Besar.

3) Pelaksanaan riset dan kerjasama serta pengamatan di bidang meteorologi,

klimatologi dan kualitas udara, dan geofisika.

4) Pengumpulan, pengolahan, analisa dan dan prakiraan wilayah serta

penyebaran data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan kualitas

udara dan geofisika.

5) Pemasangan, perawatan, kalibrasi dan perbaikan peralatan meteorologi,

klimatologi dan kualitas udara dan geofisika.

32

(43)

6) Pengeloalaan basis data meteorologi, klimatologi dan kualitas udara dan

geofisika.

7) Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Balai.

8) Pelaksanaan urusan administrasi dan kerumahtanggaan Balai.33

4. Struktur Organisasi BBMG Wilayah II

BBMG Wilayah II adalah salah satu pembagian wilayah dari Balai Besar

Meteorologi dan Geofisika. Adapun struktur organisasi BBMG wilayah II terdiri

dari seorang kepala yang membawahi Bidang Observasi, Bidang Data Dan

Informasi, dan kelompok jabatan fungsional, serta bagian tata usaha. Secara

keseluruhan struktur organisasi BBMG wilayah II dapat dilihat pada gambar 1

dibawah ini :

Bagan 02

Struktur Organisasi BBMG Wilayah II

33

(44)

Keterangan :

1) BBMG Wilayah II bertanggung jawab kepada BMG pusat

2) BBMG Wilayah II terdiri dari empat bidang, antara lain Bagian Tata

Usaha, Bidang Observasi, Bidang Data dan Informasi, dan Kelompok

Kerja.

3) Bagian Tata Usaha terdiri dari Subbagian Keuangan dan Perlengkapan,

dan Subbagian Persuratan dan Kepegawaian. Masing-masing subbagian

(45)

4) Bidang Observasi terdiri dari Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran,

dan Subbidang Instrumentasi dan Kalibrasi, Masing-masing subbidang

bertanggung jawab kepada Bagian Observasi.

5) Bidang Data dan Informasi terdiri dari Subbidang Manajemen Data, dan

Subbidang Pelayanan Jasa. Masing-masing subbidang bertanggung jawab

kepada Bagian Data dan Informasi.

6) Kelompok Kerja bertanggungjawab kepada kepala BBMG Wilayah II.34

5. Stasiun - stasiun dalam wilayah II

Stasiun- stasiun yang berada di bawah koordinasi Balai Besar Meteorologi dan

Geofisika Wilayah II adalah :35

Tabel 01

Stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab BBMG Wilayah II

No.

Propinsi

Stasiun

1. Banten 1. Stasiun Meteorologi Serang

2. Stasiun Meteorologi Budiarto Curug

3. Stasiun Meteorologi Soekarno - Hatta

Cengkareng

4. Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Tangerang

5. Stasiun Geofisika Tangerang

34

Profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan, lampiran 1a 35

(46)

2. DKI Jakarta 1. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung

Priok

2. Stasiun Meteorologi Kemayoran

3. Stasiun Geofisika Jakarta

3. Jawa Barat 1. Stasiun Meteorologi Citeko

2. Stasiun Meteorologi Jatiwangi

3. Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

4. Stasiun Geofisika Bandung

4. Jawa Tengah 1. Stasiun Meteorologi Cilacap

2. Stasiun Meteorologi Tegal

3. Stasiun Meteorologi A.Yani Semarang

4. Stasiun Meteorologi Maritim

Semarang

5. Stasiun Klimatologi Semarang

6. Stasiun Meteorologi Banjarnegara

5. D.I. Yogyakarta 1. Stasiun Geofisika Yogyakarta

6. Lampung 1. Stasiun Meteorologi Raden Inten II

Bandar Lampung

2. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung

Karang

3. Stasiun Klimatologi Masgar Tanjung

Karang

(47)

7. Sumatera Selatan 1. Stasiun Meteorologi St. M. Baharudin

II Palembang

2. Stasiun Klimatologi Kenten

Palembang

8. Jambi 1. Stasiun Meteorologi St. Thaha Jambi

2. Stasiun Meteorologi Depati Parbo

Kerinci

3. Stasiun Klimatologi Jambi

9. Bengkulu 1. Stasiun Meteorologi Fatmawati

Bengkulu

2. Stasiun Klimatologi Pulau Baai

Bengkulu

3. Stasiun Geofisika Kepahyang

Bengkulu

10. Bangka Belitung 1. Stasiun Meteorologi Pangkal Pinang

2. Stasiun Meteorologi Buluh Tumbang

Tanjung Pinang

3. Stasiun Geofisika Tanjung Pandan

11. Kalimantan Barat 1. Stasiun Meteorologi Supadio

Pontianak

2. Stasiun Meteorologi Paloh

(48)

4. Stasiun Meteorologi Nangapinoh

5. Stasiun Meteorologi Pangsuma

Putusibau

6. Stasiun Meteorologi Rahadi Usman

Ketapang

7. Stasiun Meteorologi Maritim

Pontianak

8. Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak

B. BIDANG DATA DAN INFORMASI

1. Tugas dan Fungsi Bidang Data dan Informasi a. Tugas

Bidang data dan informasi mempunyai tugas melakukan riset, pengolahan,

analisis, dan prakiraan, serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas

udara dan geofisika.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut bidang data dan informasi

menyelenggarakan fungsi:

1. Pengelolaan data meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika;

2. Pengolahan dan analisis meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan

geofisika;

3. Prakiraan meteorologi, klimatologi;

(49)

Bidang data dan informasi terdiri dari Subbidang Manajemen Data dan

Subidang Pelayanan Jasa.

1. Subbidang Manajemen Data

Subbidang manajemen data mempunyai tugas melakukan pengelolaan data

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Di bawah Subbidang

Manajemen Data terdapat Kelompok Kerja (Pokja) Archiving Data Meteorologi

dan Pokja Archiving Data Geofisika. Tugas Pokok Pokja Archiving Data

Meteorologi adalah menjaga, merawat, mempertahankan, dan memastikan

kelayakan aplikasi konten operasional, pengumpulan data meteorologi dan

klimatologi, pelaksanaan entri dats meteorologi dan klimatologi, pengarsipan/

penyimpanan data meteorologi dan klimatologi serta reporting. Sedangkan tugas

pokok Pokja Archiving Data Geofisika adalah menjaga, merawat,

mempertahankan, dan memastikan kelayakan aplikasi konten operasional,

pengumpulan data geofisika, pelaksanaan entri data geofisika, pengarsipan/

penyimpanan data geofisika serta reporting.

2. Subbidang pelayanan jasa

Subbidang pelayanan jasa mempunyai tugas melakukan pengolahan,

analisis, dan prakiraan serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas

udara dan geofisika. Di bawah Subbidang Pelayanan Jasa terdiri atas tiga Pokja,

(50)

MEWS, melakukan kegiatan prakiraan cuaca, memberikan informasi cuaca

ekstrim dan peringatan dini cuaca, serta melakukan diseminasi informasi dan

pelayanan data dan informasi meteorologi. Sedangkan tugas pokok dari Pokja

CEWS adalah menjaga, merawat, mempertahankan dan memastikan kelayakan

aplikasi konten operasional, melakukan kegiatan prakiraan iklim, memberikan

informasi iklim ekstrim dan peringatan dini iklim, serta melakukan diseminasi

informasi iklim. Tugas pokok dari Pokja Ina-TEWS menjaga, merawat,

mempertahankan dan memastikan kelayakan operasi aplikasi system seiscomp,

sistem Onyx, system MSDP dan sistem Diseminasi operasional, serta melakukan

Watching Stander, Pre- Archiving data dan pelayanan cepat.36

2. Struktur Organisasi Bidang Data dan Informasi

Berikut adalah struktur organisasi di Bidang Data dan Informasi :

36

(51)

Bagan 03

Struktur Organisasi Bidang Data dan Informasi

Kepala Subbidang Manajemen

Kepala Bidang Data dan Informasi

Suhatno, SE

(52)

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Pola Komunikasi Formal 1. Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi ke bawah dalam bidang data dan informasi ini berarti bahwa

informasi bergerak dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi dalam hal ini kepala

bidang data dan informasi, Suhatno SE. yang sudah menjabat selama kurang lebih

empat tahun kepada mereka yang otoritasnya lebih rendah, baik kepada

Subbidang Manajemen Data yaitu Siti Zubaidah, S.Si maupun Subbidang

Pelayanan Jasa, yaitu Drs. H. Abdul Qohir, ataupun Kepala Subbidang dengan

Pokja.

Ketiga sumber informasi sebagai atasan mempunyai peran komunikasi ke

bawah masing- masing dengan bawahannya di BBMG Wilayah II Kampung Utan,

antara lain :

“Saya Hanya memiliki wewenang untuk menginstruksikan apa

yang telah menjadi keputusan Kepala Balai dalam kegiatan- kegiatan yang

berhubungan dengan perintah- perintah dinas, tugas- tugas pokok, Dalam

memberikan instruksi atau informasi dengan tatap muka langsung, melalui

telepon, dengan tulisan berupa surat dinas, atau melalui rapat.”37

Memiliki tugas dan wewenang yang berkaitan dengan tugas- tugas di bagian data dalam pengolahan data dari stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab BBMG Wilayah II Kampung Utan, hampir setiap

37

(53)

hari melakukan komunikasi langsung dengan datang mengecek, ataupun berkomunikasi melalui telepon atau sms untuk memberikan informasi, instruksi, berdiskusi, dan perbincangan secara personal, serta diadakan rapat bila dbutuhkan untuk membicarakan permasalahan yang ada dan mencari jalan keluarnya. 38

“Memiliki tugas dan wewenang dalam hal menyangkut tugas

pokok dan fungsi, yaitu pelayanan jasa dan memberikan informasi kepada

masyarakat, hampir setiap hari melakukan komunikasi dengan atasan baik

melalui tatap muka langsung, ataupun lewat surat, telepon dan sms. Rapat

dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan.”39

Komunikasi ke bawah di BBMG Wilayah II Kampung Utan khususnya di

Bidang Data dan Informasi merupakan bagian yang integral di dalam

penyampaian perintah- perintah, informasi, berdiskusi, serta pembicaraan secara

personal, hal ini dapat dilakukan hampir setiap hari dengan tatap muka langsung

maupun melalui telepon, serta sms, ataupun melalui surat dinas dan rapat yang

diadakan diantara staf untuk membicarakan permasalahan yang ada dan dicari

jalan keluarnya bersama- sama.

Komunikasi ke bawah di BBMG wilayah II khususnya di Bidang Data dan

Informasi dapat terjalin dengan baik dan dilakukan secara timbal balik dengan

bawahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi pertemuan yang dilakukan

hampir stiap hari dengan bawahan, baik tatap muka langsung atau pun melalui

(54)

komunikasi mereka terjalin dengan baik dan memberikan implikasi terhadap

kinerja dari masing-masing pihak dalam menangani berbagai masalah pekerjaan

yang dihadapi. Seperti yang diungkapkan oleh Siti Zubaidah pada saat

wawancara, “...kami mengadakan rapat setiap bulannya, untuk laporan kegiatan,

serta mendengarkan masukan atau saran- saran untuk perbaikan pada masa

kedepannya.”40

Komunikasi ke bawah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

organisasi, sebab komunikasi yang dilakukan berorientasi menjalankan sistem

koordinasi, informasi, evaluasi, dan koreksi setiap permasalahan serta pengarahan

pekerjaan, komunikasi penyampaian pendapat oleh bawahan dan untuk

mengetahui rasa kepuasan kerja di dalam organisasi.

Hal- hal yang menyangkut tentang memberikan pengarahan dan instruksi

baik melalui media berupa telepon, surat dinas ataupun melalui komunikasi

personal sudah merupakan tugas sebagai Kepala Bidang Data dan Informasi.

Segala kelalaian yang dilakukan bawahanya, kepala bidang harus bertanggung

jawab untuk menegur dan memberikan pengarahan. Kemudian kinerja para

pegawai yang berada di bawah Kepala Bidang harus dievaluasi oleh kepala

bidang, dan kepala bidang melaporkan ke kepala balai. Sesuai dengan yang

diutarakan Suhatno, bahwa

Di BBMG Wilayah II ini ada hirarki laporan rutin bulanan dan daftar penilaian prestasi pegawai. Dalam daftar penilaian prestasi pegawai ini ada beberapa hal yang akan dinilai diantaranya yaitu seperti kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa,

40

(55)

dan kepemimpinan. Semua itu akan dievaluasi oleh kepala bidang masing- masing lalu akan diinformasikan kepada kepala balai.41

Tugas bidang data dan informasi adalah melakukan riset, pengolahan,

analisis, dan prakiraan serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas

udara dan geofisika dan dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang disebutkan,

bidang data dan informasi menyelenggarakan fungsi:

a. Pengelolaan data meteorologi dan geofisika, klimatologi, kualitas

udara, dan geofisika;

b.Pengolahan dan analisis, meteorologi, klimatologi, kualitas udara,

dan geofisika;

c. Prakiraan meteorologi dan klimatologi;

d.Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan

geofisika.

Dari rincian tugas dan fungsi bidang data dan informasi itu adalah untuk

mewujudkan visi dan misi BBMG yaitu BBMG Wilayah II Kampung Utan

memiliki visi yaitu “Terwujudnya BBMG yang tanggap dan mampu memberikan

pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal

guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta

berperan aktif ditingkat internasional” dan memiliki misi diantaranya mengamati

dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika

41

(56)

dan Menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan

geofisika yang handal dan terpercaya.

Dalam mengolah data, Subbidang Manajemen Data pertama dilakukan pengumpulan data dari stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggungjawab BBMG Wilayah II, lalu data yang terkumpul diinput ke data base, data mentah dihasilkan oleh Subbidang Manajemen Data, untuk konsumen yang membutuhkan data 10 tahun yang lalu, atau data-data lama.42

”Subbidang Pelayanan Jasa, data yang dihasilkan merupakan

informasi prakiraan cuaca, data yang dihasilkan dari satelit.”43

Dengan demikian semua itu sesuai dengan Katz & Kahn, bahwa ada lima

jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan :

6. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan

7. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan

8. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi

9. Informasi mengenai kinerja pegawai

10.Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).44 Sesuai dengan hal-hal tersebut di atas, komunikasi ke bawah selain

dilakukan untuk penyampaian hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan,

seorang pemimpin juga harus mampu menjalin hubungan personal dengan

bawahanya karena dengan adanya aspek hubungan manusiawi tersebut dapat

42

Wawancara Pribadi dengan Kepala Subbidang Manajemen Data, Siti Zubaidah , tanggal 15 Juli 2009.

43

Wawancara Pribadi dengan Kepala Pelayanan Jasa, Abdul Qohir, tanggal 30 Juli 2009.

44

(57)

menunjang suasana dan efektifitas lingkungan organisasi sehingga akan tercipta

iklim kerja yang kondusif (membangun).

Komunikasi ke bawah dapat digambarkan dengan bagan, yaitu sebagai berikut:

Bagan 04

Komunikasi Ke Bawah

Gambar

Tabel 01 Stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab

Referensi

Dokumen terkait

(2) Data center sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelolaf.

Shofyan, Ivan Ahmad. Penggunaan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SDN 03 Peganjaran Pada Mata Pelajaran

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS MAHASISWA THAILAND SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR AFIKSASI

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara

Perubahan Kedua Peraturan Direkur Jenderal Pajak Nomor PER- 146/PJ/2006 tentang bentuk isi, dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa

Mengubah Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan

( 1 ) Pembayaran bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA yang diberikan kepada perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal