POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II KAMPUNG UTAN
TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Dini Noviyanti NIM : 205051000456
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II KAMPUNG UTAN
TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Dini Noviyanti NIM : 205051000456
Di bawah Bimbingan
Drs. Study Rizal, LK, M.A NIP. 19640428 199303 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 September 2009.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 15 September 2009
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Wahidin Saputra, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 19710412 200003 2 001
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. M. Luthfi, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A
NIP. 19671006 199403 1 006 NIP. 19710412 200003 2 001
Pembimbing,
ABSTRAK
Dini Novianti
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH II KAMPUNG UTAN TANGERANG
Pada skripsi ini, peneliti meneliti tentang pola komunikasi organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika, pada Bidang Data dan Informasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan organisasi dan pola komunikasi organisasi salah satu yang terpenting dalam manajemen, pengembangan sumber daya manusia, komunikasi perusahaan, serta tugas-tugas lain dalam suatu organisasi.
Penelitian tentang pola komunikasi organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah II Kampung Utan secara umum bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi yang digunakan di Bidang Data dan Informasi, dan secara khusus untuk mengetahui komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal, Bidang Data dan Informasi di BBMG Wilayah II, serta untuk mengetahui media yang digunakan oleh BBMG Wilayah II dalam pelayanan jasa memberikan Informasi kepada masyarakat. Bidang Data memiliki peran yang besar dalam mewujudkan visi BBMG yaitu “Terwujudnya BBMG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif ditingkat internasional”.
Pada skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu memaparkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terhadap Kepala Bidang Data dan Informasi, Kepala Subbidang Manajemen Data, Kepala Subbidang Pelayanan Jasa, Pokja Archiving Data Meteorologi, dan Pokja Climatological Early Warning system (CEWS). Sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penulis ikut terjun langsung kelapangan, BBMG Wilayah II untuk memperoleh data- data yang diperlukan.
KATA PENGANTAR
Bimillahirrahmanirrahiim
Puji syukur penulis haturkan kepada Zat Allah SWT, atas limpahan karunia dan atas Ridho-Nya penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I).
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kesesatan menuju alam berperadaban, dari kegelapan menuju cahaya.
Dengan rahmat Allah SWT, penelitian dan penulisan skripsi ini dapat tewujud dengan lancar. Semoga karya yang kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Penelitian dan penulisan ini, tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan semua pihak. Penulis berterima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Para Pembantu Dekan: Dr. H. Arief Subhan, MA; Drs. Mahmud Jalal, MA; dan Drs. Study Rizal, LK, MA sebagai dosen pembimbing.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam: Drs. Wahidin Saputra, MA., dan Umi Musyarofah, MA.
3. Ketua Koodinator dan Sekretaris Koordinator Teknis Program Non Reguler Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Dra. Hj. Asriati jamil, M. Hum dan Dra. Hj. Musyfirah nurlaily, MA.
4. Kedua orang tua ku, yaitu Ayahanda Djalaluddin dan Ibunda Nani Suryatin yang telah mencurahkan kasih sayang serta dukungan baik moril serta materil. Tidak lupa untuk adik- adik ku tercinta, Maulida Oktafani, Wahyu Achmad Fadiel dan Hikmatunnisa Fadila yang dengan ketulusan hati memberikan dorongan do’a kepada penulis. 5. Para Pegawai Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah
Kampung Utan Suhatno, SE., Siti Zubaidah, S.Si., Drs. H. Abdul Qohir, Erna Ernansyih Elsye, S.Sos, S.Si., Drs. Udin Nasikhudin dan Z. Sri Handayani Terimakasih atas segala informasi yang telah diberikan kepada penulis.
6. Mas Mora, untuk semangat, bantuan, doa, dan semua kebaikan yang pernah diberikan...i always remember.
7. My the best ”Nana”, Ratna Dewi Guna atas kerjasama dan semangat. 8. Teman- teman Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2005,
9. Teman- teman KKS 2008 di Pamijahan, Bogor, Ade, Dado, Yoko, Adit, Zikri, Ikhsan, Ririn, Ferdi, dan Bedul, Teguh, Akbar, Taufik, Hari (Chirenk), Arifin, Agan.
10.Sahabat- sahabat ku yang menjadi tempat curhat di saat senang maupun susah, Arie, Mey, Buchenk (Budi), dan Lucky.
11.Para Dosen, karyawan, Staf Tata usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan Fakutas Dakwah dan Komunikasi, dan Perpustakaan Utama.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT untuk orang- orang yang begitu ikhlas membantu dalam pnulisan skripsi ini agar diberikan kasih sayang-Nya yang sempurna. Semoga Allah SWT semakin menambahkan karunia-sayang-Nya kepada kita semua.
Jakarta, 14 Agustus 2009
! "
# $ $ $ %
& '
($ ) *
($ ) *
($ ++
& +*
+ , - , +.
/ 0 1 $ +
0 +
+ ( 0 +
$ $ $ $ 2 $ 3 24
5 / 11 ( 6 +7
' +7
+ 8 2 *
* & 2 *+
. ' ) 2 5 / 11 **
' - 9 / 11 *
! 1 $ *%
& ! 1 $ *%
+ ' ) ! 1 $ .:
$ ($ &$ .+
($ ( 9 .+
+ ($ ( .%
* ($ $ ;$ +
' ($
# $
+ "
( 6 7
'
! +
&'(
Tabel 01 Stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab
) %
1. Bagan 01 Komunikasi Vertikal (komunikasi ke atas dan komunikasi
9 4 ($ $ $;$ +
*+ ) % ,* ' ) 2 5 / 11 *.
-+ ) % ,- ' ) ! 1 $ .
.+ ) % ,. ($ ( 9 ."
/+ ) % ,/ ($ (
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan
hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara
umum. Tiada hari tanpa komunikasi, sepanjang detak jantung masih ada.
Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan. Manusia berinteraksi
dengan cara melakukan komunikasi.
Dalam perspektif agama, komunikasi sangatlah penting peranannya dalam
kehidupan bersosialisasi, manusia dituntut agar pandai berkomunikasi. Hal ini
dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 4 :
“Telah mengajarnya pandai berkata-kata”
Perlu disadari peran komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan
bersosialisasi, misalnya saja pada dunia perkantoran. Komunikasi merupakan
sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam
perkantoran. Kompetensi komunikasi yang baik antar karyawan akan mampu
memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat
kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik dan sebaliknya
apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang
berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak
maksimal.1
Fungsi komunikasi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan pesan,
tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data,
fakta, dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang
disampaikan oleh seorang pimpinan dapat diterima dan dipahami oleh para
pegawai dengan baik, maka seorang pimpinan perlu menerapkan pola komunikasi
yang baik pula.
Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber
bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan
wewenang
Aktivitas komunikasi diorganisasi atau perkantoran senantiasa disertai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Arus komunikasi dalam konteks komunikasi
organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Arus
komunikasi vertikal dapat diuraikan menjadi dua, yang pertama adalah downward communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya, sedangkan yang
kedua adalah upward communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.2 Arus komunikasi selanjutnya adalah komunikasi horizontal,
tindak komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang
1
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/ilmu-komunikasi/pengaruh-komunikasi-interpersonal-antar-pegawai-terhadap-kinerja-pegawai-dinas-pariwisata diakses pada tanggal 21-11-2008.
2
memiliki kedudukan yang setara.3 Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi
organisasi (perusahaan, kesatuan, jawatan dan lain-lain) pemimpin harus selalu
berkomunikasi dengan semua pihak, baik melalui hubungan formal maupun
informal. Suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan
oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak, secara
horizontal maupun vertikal, ke atas dan ke bawah.
Kepemimpinan organisasi dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang
dianggap penting dalam Islam. Demikian juga dengan komunikasi, Islam
mengaku tentang perlunya pemimpin dalam setiap sistem sosial. Berkaitan dengan
ini, Abu Dawud meriwayatkan daripada Abu Said an Abu Hurairah (r.a) bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiga orang keluar bermusafir, maka
hendaklah mereka melantik salah seorag daripada mereka untuk menjadi ketua
atau Amir.” Sistem sosial yang perlukan pemimpinan adalah berbagaibagai,
antaranya adalah keluarga, komuniti, masyarakat, harakah, organisasi, dan
negara.4
Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi. Dengan penguasaan komunikasi yang baik pimpinan
organisasi dapat mempunyai nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara
umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja kelak, sehingga
lebih produktif. Komunikasi yang efektif terjadi apabila individu mencapai
3
Ibid, h.4.6 4
pemahaman bersama, merangsang pihak lain melakukan tindakan, dan mendorong
orang untuk berpikir dengan cara baru. Kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif akan menambah produktifitas, baik individu yang bersangkutan maupun
organisasinya, sehingga dapat mengantisipasi masalah, membuat keputusan secara
efektif, mengkoordinasikan arus kerja, mensupervisi orang lain, mengembangkan
hubungan serta dapat mempromosikan program kerja dan jasa organisasi.
Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan
menentukan keberhasilan seseorang, dimanapun ia berada, bukan hanya dalam
dunia organisasi. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah
memperbaiki organisasi. Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan sebagai
“memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen”. Dengan kata lain,
orang mempelajari komunikasi organisasi untuk menjadi menajer yang lebih baik.
Karenanya, penulis memandang studi pola komunikasi organisasi sebagai
landasan kuat bagi pengembangan sumber daya manusia, dan komunikasi
perusahaan, dan tugas-tugas lain yang berorientasi dalam organisasi.
Balai besar Meteorologi dan geofisika (BBMG) Wilayah II Kampung Utan
adalah salah satu instansi pemerintah yang kegiatannya dikoordinasikan kepada
pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan
prakiraan serta riset dan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
Peran yang sangat besar pada Balai Besar Meteorologi dan Geofisika
(BBMG) dalam memberikan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,
dikoordinasikan dengan baik, tentu didalamnya terdapat pola komunikasi antara
pimpinan dan pegawai, maupun antara pegawai dengan pegawai yang sangat baik
pula.
Melihat peran yang besar bagi BBMG sebagai salah satu instansi
pemerintah dalam memberikan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika dan pola komunikasi yang digunakan di dalamnya
pun tak kalah pentingnya, maka penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan-permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul, “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Dalam Pelayanan Jasa Informasi”dengan alasan bahwa pola komunikasi organisasi menjadi salah satu yang terpenting dalam pengembangan sumber daya
manusia, komunikasi perusahaan, serta tugas-tugas lain dalam suatu organisasi
dan peran BBMG dalam memberikan informasi di bidang meteorologi,
klimatologi dan geofisika berhubungan dengan keselamatan dan kelancaran
masyarakat luas dalam menjalankan aktivitasnya.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada permasalahan pola komunikasi organisasi
Bidang Data dan Informasi pada level Kepala Bidang Data dan Informasi
-Subbidang Manajemen Data - -Subbidang Pelayanan Jasa - Kelompok Kerja
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah
“Bagaimanakah pola komunikasi organisasi di Bidang Data dan Informasi Balai
Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah II Kampung Utan dalam
pelayanan jasa informasi?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pola
komunikasi organisasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan pada Bidang Data
dan Informasi dalam memberikan pelayanan jasa informasi kepada masyarakat.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pola komunikasi organisasi pada Bidang Data dan
Informasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan.
b. Mengetahui media komunikasi yang digunakan dalam memberikan
informasi kepada masyarakat.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi atas manfaat akademis dan manfaat praktis.
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat
secara akademis tetapi juga manfaat secara praktis yakni penelitian
khususnya bagi para praktisi-praktisi dan perilaku organisasi dalam
pola dan tata cara berkomunikasi yang efektif dan se-efisien
mungkin.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka terhadap
skripsi terdahulu yang mempunyai judul atau objek dan subyek penelitian yang
hampir sama dengan yang penulis teliti. Maksud tinjauan kepustakaan ini adalah
agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan
penelitian dari skripsi-skripsi terdaulu. Setelah diteliti ternyata ada judul skripsi
yang membahas pola komunikasi orgaanisasi, yaitu :
Pola Komunikasi Organisasi Nurmahmudi Sebagai Wali Kota Depok
Dalam Implementasi Kebijakan Publik oleh Januar Azhari tahun 2008. Dalam
skripsi ini membahas tentang pola komunikasi yang digunakan Nur mahmudi
adalah pola lingkaran. Dimana pola ini memungkinkan semua anggota
berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem
pengulangan pesan. Selain pola roda yang digunakan untuk memahami pola
komunikasi sebuah organisasi pemerintahan, penting pula untuk dilihat bagaimana
pola aliran arah komunikasi yang terjadi dalam pola komunikasi organisasi yang
begitu dominan justru pola aliran arah komunikasi komunikasi ke bawah, diikuti
dengan komunikasi informal, komunikasi horizontal, komunikasi lintas saluran.
Perbedaan dari skripsi yang penulis teliti ini dengan skripsi terdahulu
adalah lebih cenderung mengarah kepada pola komunikasi organisasi yang
Geofisika Wilayah II Kampung Utan dalam memberikan pelayanan jasa informasi
kepada masyarakat, tempat dan objek penelitian pun berbeda dengan penelitian
tentang pola komunikasi sebelumnya, khususnya pada kajian pola komunikasi
yang tertera di atas.
E. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha
untuk menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan kemudian
dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan
kualitatif ini menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan
berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.5
Adapun tahapan penelitian, yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Waktu dan tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai pada tanggal 23
Juni 2009 - 11 Agustus 2009 dan dilaksanakan langsung di Balai Besar
Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Jl. H.Abdul Gani No.05 Kampung
Bulak Cempaka Putih Ciputat Po. Box: 39/15412 - Tangerang Banten.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Badan Meteorologi dan Geofisika
(BBMG) Wilayah II Kampung Utan, Tangerang yang meliputi Kepala
Bidang Data dan Informasi, Suhatno, SE. dan para pegawai di Bidang
Data dan Informasi, Siti Zubaidah, S.SI. yang menjabat sebagai Kepala
5
Subbidang Manajemen Data, Drs. H. Abdul Qohir menjabat sebagai
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa, Erna Ernansyih Else, S.Sos, S.Si
menjabat sebagai Kepala Kelompok Kerja (Pokja) Archiving Data Meteorologi, Drs. Udin Nasikhudin menjabat sebagai Kepala Pokja
Climatological Early Warning System (CEWS). Sedangkan objek penelitian ini adalah pola komunikasi organisasi yang digunakan Bidang
Data dan Informasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan.
3. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah :
a. Wawancara (interview) secara langsung dengan orang-orang yang
terlibat sebagai tokoh sentral di BBMG Wilayah II pada Bidang Data
dan Informasi yaitu Kepala Bidang, Bapak Suhatno, SE. dan
pegawainya yaitu Siti Zubaidah, S.SI, Drs. H. Abdul Choir, Erna
Ernansyih Else, S.Sos, S.Si, Drs. Udin Nasikhudin dengan tujuan
untuk mendapatkan keterangan secara jelas berupa pola komunikasi
organisasi di BBMG Wilayah II dalam pelayanan jasa sesuai dengan
tujuan penelitian ini. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan
adalah yakni campuran antara wawancara struktur dan tidak
berstruktur.6 Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada
narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap
terarah pada masalah yang diangkat.
6
b. Observasi atau pengamatan langsung. Tekhnik observasi atau
pengamatan yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan
mengamati objek yang diteliti, yakni bagaimana pola komunikasi
organisasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II pada
Bidang Data dan Informasi.
c. Dokumentasi, yaitu proses pengumpulan dan pengambilan data
berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, dokumen ataupun
arsip-arsip milik BBMG Wilayah II ataupun tulisan-tulusan lain yang
memiliki keterkaitan dengan bahasan penelitian ini.
d. Analisis Data, adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.7
4. Pengolahan Data
Pada bagian ini, seluruh data yang didapatkan dari hasil wawancara
yang ditujukan kepada pimpinan dan pegawai pada Bidang Data dan
Informasi di BBMG Wilayah II tersebut dikumpulkan dan disusun
berdasarkan kecocokan dengan rumusan masalah yang telah disusun oleh
peneliti.
5. Analisis Data
Merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil keputusan / kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses
pengumpulan, penyusunan, penyajian dan penganalisaan data hasil
7
penelitian yang berwujud kata-kata. Setelah itu, peneliti berusaha unntuk
menganalisa data dengan menyusun kata-kata kedalam tulisan yang lebih
luas sesuai dengan kerangka teori pola komunikasi organisasi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya
dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun sistematika yang
dimaksud sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, pembatasan
dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka Teori yang terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian
komunikasi organisasi, macam-macam pola komunikasi organisasi,
media komunikasi, pelayanan jasa, pengertian jasa, karakteristik
jasa.
Bab III Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II Kampung Utan
yang membahas profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika
wilayah II Kampung Utan yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi
dan misi BBMG Wilayah II, tugas dan fungsi BBMG Wilayah II,
struktur organisasi BBMG Wilayah II, stasiun- stasiun dalam
BBMG Wilayah II, Bidang Data dan Informasi, tugas dan fungsi
Bidang Data dan Informasi, struktur organisasi Bidang Data dan
Bab IV Temuan dan analisis berisi tentang pola komunikasi formal yaitu
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal,
pola komunikasi informal,sarana komunikasi.
Bab V Penutup membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran.
A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan serangkaian dari dua kata, yaitu
komunikasi dan organisasi. Untuk lebih jelasnya, dari dua kata tersebut akan
diuraikan dengan penjelasan masing – masing.
Kata komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication, secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti “partisipasi atau memberitahukan”.8
Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Makna hakiki dari communication yang berarti “sama” atau “kesamaan arti”9
Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Astrid S. Susanto yaitu kata
komunikasi berasal dati kata communicare yang di dalam bahasa Latin memiliki arti “berpartisipasi” atau “memberitahukan”. Kata communis berarti “milik bersama” atau “berlaku di mana-mana”.10
Sedangkan secara terminologi menurut Onong Uchjana Effendi :
“komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat dan perilaku,
8
Astrid. S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947), h 67
9
Onong Uchjana Effendi, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar Maju, 1992), h. 1. 10
baik secara langsung melalui lisan maupun secara tidak langsung melalui
media”11
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi
berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai
dengan tujuan, harapan dan isi pesan yang disampaikan. Jadi, diantara orang yang
terlibat dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan makna atau arti
pada lambang-lambangyang digunakan untuk berkomunikasi, dan harus
bersama-sama mengetahui hal-hal yang dikomunikasikan.
Sedangkan kata organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris dan dari bahasa latin organizare yang artinya to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian- bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi). Secara harfiah organisasi berarti panduan dari bagian-bagian yang
satu dengan yang lain saling tergantung.12 Menurut Dr. Veithzal Rivai, M.B.A
dalam bukunya Kepemimpinan dan perilaku Organisasi yang dimaksud organisasi
adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang
sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi
merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang,
berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.13 Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang
11
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), Cet. Ke-4, h.3-4
12
Soleh Soemirat, Komunikasi Organisasional, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2000), h. 1.4
13
terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu,
kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan
bersama.14
Secara sederhana komunikasi organisasi didefinisikan sebagai komunikasi
yang terjadi di dalam organisasi. Namun beberapa ahli mendefinisikan
komunikasi organisasi sebagai berikut :
• Redding dan Sanborn
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang
termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia,
hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari
atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan
kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang
sama level atau tingkatnya dalam organisasi, menulis dan komunikasi evaluasi
program.15
• Katz dan Kahn
Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.16
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.803.
15
Dr. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h. 65-66.
16
• Zelko dan Dance
Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu
sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan
komunikasi eksternal.17
• Thayer
Thayer menggunakan tiga sistem komunikasi dalam organisasi, yaitu :
a. Berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai
tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.
b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah,
aturan-aturan dan petunjuk.
c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi.18
• Greenbaunm
Greenbaunm mengatakan bahwa komunikasi organisasi termasuk arus
komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi
internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali
sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan
aktivitas. 19
• R.Wayne Pace dan Don F. Faules
R.Wayne Pace dan Don F. Faules (1998) mengklasifikasikan komunikasi
organisasi menjadi dua, yaitu definisi fungsional dan definisi interpretative.
Definisi fungsional komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan-hubungan hierarki antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan. Sedangkan devisi interpretative komunikasi organisasi
cenderung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam
suatu batas organisasional (organization boundary).20
Dari berbagai definisi komunikasi organisasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang mencakup dalam bidang ini
adalah komunikasi internal, komunikasi eksternal, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi ke bawah atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi
ke atas atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau
komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi, menulis dan
komunikasi evaluasi program. Karena dengan adanya komunikasi ke bawah, ke
atas, dan horizontal, koordinasi pekerjaan dapat berjalan lancar dan tujuan
organisasi bisa dicapai.
2. Macam-macam Pola Komunikasi Organisasi
Meskipun organisasi formal amat mengandalkan proses berurutan umum
untuk menghimpun dan menyebarkan informasi. Pola khusus aliran informasi
berkembang dari kontak antarpersona dan cara-cara rutin pengiriman dan
penerimaan pesan. Komunikasi organisasi tidak terlepas dari bentuk komunikasi
internal dan eksternal. Betapa pentingnya komunikasi internal dalam membina
20
manusia di dalam organisasi dimana masing-masing individu anggota organisasi
memiliki berbagai kepentingan, tetapi menjadi satu kesatuan dengan adanya
kepentingan bersama. Menurut Drs. Soleh Soemirat, M.S. dalam bukunya
Komunikasi Organisasional bentuk atau pola komunikasi organisasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan mereka
dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut, lengkap dengan strukturnya yang
khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam
suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi
dan manajemen) (Brennan, dalam Effendy, 1984:155). 21
1. Pola Komunikasi Formal
Pola komunikasi formal adalah Bila pesan mengalir melalui jalan resmi
yang ditentukan oleh hirarki resmi suatu organisasi atau oleh fungsi pekerjaan
maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal.
a. Komunikasi Vertikal
1) Komunikasi ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritasi
lebih rendah atau dari para atasan kepada bawahannya.
Komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang
berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya
berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan
kebijaksanaan umum.
21
Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode, yaitu :
metode lisan, tulisan, gambar dan campuran.22
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan (Katz & Kahn, 1966) :
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
4. Informasi mengenai kinerja pegawai
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). Para pegawai di seluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi
informasi. Manajemen puncak hidup dalam dunia informasi. Kualitas dan
kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat
dan cermat. Manajemen puncak harus memiliki informasi dari semua unit dalam
organisasi, dan harus memperoleh informasi untuk semua unit. Aliran informasi
dan manajemen puncak yang turun ke tingkat operatif merupakan aktivitas yang
berkesinambungan dan sulit. Pemilihan cara menyediakan informasi yang
mencakup tidak hanya pengeluaran sumber daya langsung Moneter tetapi juga
sumber daya psikis dan emosional.23
2) Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi
22
Ibid, h.114 23
(penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka
yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap
bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau otoritasnya lebih tinggi. Suatu
permohonan atau komentar yang diarah kepada individu yang otoritasnya lebih
besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas.
Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan:
1. Aliran informasi ke atas memberikan informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya (Sharma, 1979).
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machaver, 1952).
3. Komunikasi ke atas memungkinkan, bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya (Conboy, 1976).
4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi (Planty & Machaver, 1952).
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah (Planty & Machaver, 1952).
6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974)24
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang
sama tingkatan otoritasnya atau yang sama tingkat kedudukannya.
Tujuan Komunikasi horizontal adalah :
a) Untuk koordinasi penugasan pekerjaan
b) Untuk berbagi informasi
24
c) Untuk pemecahan masalah
d) Untuk menjamin persamaan pengertian25
Bagan 01
Komunikasi Vertikal (komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah) dan Komunikasi Horizontal
2. Pola Komunikasi Informal
Pola Komunikasi informal adalah bila karyawan berkomunikasi dengan
yang lainnya tanpa memperhatikan posisinya dalam organisasi, maka pengarahan
arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini mengalir ke atas, kebawah atau
secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin
sedikit. Karena komunikasi informal ini muncul dari interaksi di antara
orang-25
orang dan mengalir keseluruh organisasi dengan arah yang tanpa dapat diduga.
Komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin.26 Dalam istilah komunikasi, grapevine digambarkan sebagai “metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh
melalui saluran biasa” (Stein, 1967, h. 616). Komunikasi informal cenderung
mengandung laporan rahasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak
mengalir melalui saluran perusaan yang formal. Informasi yang diperoleh melalui
grapevine lebih memerhatikan apa yang dikatakan atau didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan. Paling tidak sumbernya
terlihat rahasia meskipun informasi itu sendiri bukan rahasia.27
B. Media Komunikasi
Salah satu media komunikasi yang paling sering digunakan adalah media
massa. Media massa selalu menjadi salah satu pilihan oleh pmerintah untuk
memberikan inforasi kepada masyarakat. Media massa pun selalu menjadi ajang
perhatian dan rebutan para penyandang modal karena media massa merupakan
lahan bisnis yang sangat menguntungkan, terutama yang berada di Negara maju
dan demokratis. Di sisi lain pemerintah pun sangat berkepentingan terhadap media
massa ini, sehingga sangat beralasan apabila di Negara-negara totaliter media
massa dikuasai pemerintah.
Dalam kegiatan komunikasi organisasi fungsi media massa yang tampak
adalah :
1. sumber informasi organisasi
26
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Sinar Grafika offset, 1989), h.124 27
2. sebagai fungsi partisipasi
3. fungsi sosialisasi dan pendidikan
4. fungsi mengembangkan budaya organisasi
1. Fungsi Media Massa
Media massa memiliki beberapa fungsi diantara adalah sebagai berikut :
a. Media massa di dalam melakukan fungsi sebagai sumber informasi
selalu menyajikan, menayangkan peristiwa- peristiwa yang terjadi di
berbagai belahan planet bumi.
b. Fungsi partisipasi merupakan unsur atau tayangan pesan- pesan
komunikasi baik media elektronik maupun media cetak harus mampu
menggugah masyarakat.
c. Sosialisasi dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas masyarakat
dalam menerima dan mempertahankan sistem nilai yang ada.
d. Mengembangkan budaya organisasi, yaitu untuk membentuk pola
prilaku individu dalam organisasi.
2. Macam-macam Media Massa
a. Koran
Koran atau surat kabar adalah media cetak yang memberikan informasi
berupa tulisan, kalimat, kata-kata dan huruf-huruf yang dicetak di atas
kertas. Menggambarkan kisah tau berita tentang peristiwa yang terjadi.
smbil bepergian dan dapat dibaca saat santai. Dengan sarana media cetak
inilah lembaga organisasi dapat memberika pelayanan dan penyuluhan.
b. Radio
Radio sebagai media massa elektronik dan sebagai unsur proses
komunikasi dan media massa memiliki ciri dalam penyampaian pesan
menggunakan lisan. Radio juga merupakan sarana publisitas
lembaga-lembaga pemerintah sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi kebijakan
program.
c. Internet
Internet bisa dimanfaatkan sebagai media untuk berkomunikasi, baik
melalui e-mail, chatting, dan forum publik. Internet bisa dimanfaatkan
untuk menjadi media publikasi informasi, baik melalui website ataupun
mailing list. Berita-berita terkini pun bisa diakses dengan cepat melalui
website, misalnya dari internet kita dapat memperoleh informasi untuk
kehidupan pribadi, kesehatan, rekreasi, hobby, informasi untuk kehidupan
kerja, dan lain-lain.
C. Pelayanan Jasa Informasi 1. Pengertian Jasa
Dalam pemasaran, mengenal kata produk, produk mempunyai arti yang
luas, yaitu suatu kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud
diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong (1993:494) jasa adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.28 Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan jasa adalah perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, Negara , instansi, dsb.;
perbuatan yang memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain, layanan,
servis; aktifitas, kemudahan, manfaat, dsb. Yang dapat dijualkepada orang lain
(konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya.29
Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik. Sementara itu Robert D. Reid (1989:29) memberikan penjelasan mengenai
jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, tidak seperti produk yang berwujud, jasa
bukan barang fisik, tetapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan.
Kehadirannya ini umumnya dilakukan atas dasar personal sering
berhadap-hadapan langsung antara individu. Christian Gonroos (1990:27) mencoba
memadukan pengertian jasa sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak
berwujud yang berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan/sumber daya
fisik atau barang dan/ system yang memberikan jasa, yang memberikan solusi
bagi masalah-masalah konsumen.
28
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=article&id=24 5:kualitas-pelayanan-jasa&catid=25:industri&Itemid=15, diakses pada tanggal 13 Juli 2009.
29
2. Karakteristik Jasa
Dari pengertian tentang jasa, dapat dikatakan bahwa jasa, mempunyai
beberapa karakteristik. Menurut Philip Kotler (1994:466), ada empat karakteristik
utama jasa yaitu :
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bila barang merupakan
suatu objek, alat, material, atau benda; maka jasa justru merupakan perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Kegiatan jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa, baik perorangan
ataupun organisasi serta perangkat mesin/ teknologi.
3. Variability (berubah-ubah/ aneka ragam)
Bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh manusia dan mesin/ peralatan
berbeda- beda, tergantung pada siapa yang memberi, bagaimana,
memberikannya, serta waktu dan tempat jasa tersebut diberikan.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Bahwa jasa tidak bisa disimpan untuk kemudian dijual atau digunakan,
sehingga pada dasarnya jasa langsung dikonsumsi pada saat diberi. Daya tahan
suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap
karena menghasilkan jasa di muka dengan mudah. Bila permintaan turun,
Sementara itu Lovelock menyatakan bahwa jasa mempunyai tiga
karakteristik utama :
a) More intangible than tangible (cenderung tidak berwujud)
Jasa merupakan perbuatan, penampilan, atau suatu usaha sehingga bila
konsumen membeli jasa maka umumnya jasa tersebut tidak berwujud, tetapi
bila konsumen membeli suatu barang maka pada umumnya barang tersebut
berwujud sehingga dapat dipakai atau ditempatkan disuatu tempat.
b) Simultaneous production and consumption (produksi dan konsumsi serentak) Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam waktu yang sama artinya penghasil jasa
hadir secara fisik pada saat konsumsi berlangsung.
c) Less standardized and uniform (kurang terstandarisasi dan seragam)
Industri jasa cenderung dibedakan berdasarkan orang (people based) dan peralatan (equipment based). Hasil jasa orang kurang memiliki standarisasi dibandingkan dengan hasil jasa yang menggunakan peralatan. Dengan
karakteristik jasa seperti diatas maka bagi konsumen akan menimbulkan
kesulitan yang lebih besar dalam mengevaluasi kualitas jasa (service quality) dibanding kualitas barang (good quality).30
30
BAB III
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (BBMG) WILAYAH II KAMPUNG UTAN
A. PROFIL BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (BBMG) WILAYAH II KAMPUNG UTAN
1. Sejarah Berdiri
Kantor Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II didirikan pada
tahun 1980 dengan nama Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Jakarta.,
dimana kegiatan operasionalnya berada di Jl. Arief Rahman Hakim No 3 Jakarta
Pusat bergabung dengan kantor BMG Pusat dan kegitan yang dilakukan hanya
sebatas urasan kepegawaian dan keuangan dengan 17 pegawai.
Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Jakarta berdiri berdasarkan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 56 / OT/PHB / 1978 tahun 1978
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan Geofisika
Wilayah, Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Pada bulan April tahun 1984 kegiatan kantor Meteorologi dan Geofisika
Wilayah II pindah ke Jl. Kp. Bulak Raya No. 5 Cempaka Putih Ciputat Kabupaten
Tangerang dengan berpindahnya lokasi maka kegiatan Balai Wilayah II sebagai
pembina stasiun mulai berfungsi.
Sesuai dengan perkembangan organisasi mengalami perubahan baik
1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 56 / OT/PHB / 1978 tahun
1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan
Geofisika Wilayah, Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
dimana pada salah satu pasal menyebutkan bahwa Kantor Balai
Meteorologi dan Geofisika Wilayah dipimpin oleh seorang kepala balai
(eselon IIIa), 2 orang eselon IVa (Kasubag Tata Usaha dan Kepala Seksi
Bina Program) dan 7 orang eselon Va (Karus Umum, Karus Kepegawaian,
Karus Keuangan, Ksubsie Meteorologi, Kasubsie Klimatologi, Kasubsie
Geofisika dan Kasubsie Komunikasi dan peralatan) serta 3 kepala
kelompok tenaga pengolah data (met, klim, geof).
2. Berdasarkan KM 80 Tahun 2002 tanggal 2 Oktober 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah,
Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dimana kantor BW2
dipimpin oleh seorang Kepala Balai (eselon III a), 3 eselon IVa (Kasubag
Tata Usaha, Kasie Operasional dan Kasie Rencana dan Program) serta
kelompok jabatan fungsional Berdasarkan SK. Ka. BMG No KEP. 002
Tahun 2004 tanggal 1 Maret 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah, Stasiun Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika, dimana kantor BW2 dipimpin oleh seorang
Kepala Balai (eselon III a), 3 eselon IVa (Kasubag Tata Usaha, Kasie
Operasional dan Kasie Rencana dan Program) serta kelompok jabatan
fungsionald. Berdasarkan SK. Ka. BMG No. 005 Tahun 2004 tanggal 5
Geofisika Wilayah, Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
dengan susunan organisasi sebagai berikut: dipimpin oleh seorang kepala
balai (eselon II b), 3 orang eselon III a (Kabag. TU, Kabid Observasi dan
Kabid. Data dan Informasi) serta 6 orang eselon IVa. (Kasubag
Keuangan dan Perlengkapan, Kasubag Kepegawaian dan Persuratan,
Kasubid Pengumpulan dan Penyebara, Kasubid Insturmentasi dan
Kalibrasi, Kasubid Menejemen Data dan Kasubid Pelayanan Jasa)
Berdasarkan SK. Ka. BMG No. 007 Tahun 2006 tanggal 5 Januari 2006
tentang perubahan SK. Ka. BMG No. 005 Tahun 2004 tanggal . tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah,
Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofísika.31
2. Visi dan Misi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika BBMG Wilayah II Kampung Utan memiliki visi yaitu :
“Terwujudnya BBMG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal guna
mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan
aktif ditingkat internasional”.
BBMG Wilayah II Kampung Utan memiliki misi sebagai berikut :
a) Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
b) Menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara
dan geofisika yang handal dan terpercaya
31
c) Melaksanakan dan mematuhi kewajiban internasional dalam bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
d) Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara.32
3. Tugas dan Fungsi BBMG Wilayah II
Tugas Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II adalah
melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan,
analisa dan prakiraan serta riset dan kerjasama, kalibrasi dan pelayanan
meteorology, klimatologi dan kualitas udara, dan geofisika.
Fungsi Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1) Koordinasi pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan,
analisa dan prakiraan serta riset dan kerjasama di bidang meteorologi,
klimatologi dan kualitas udara dan geofisika.
2) Penyusunan rencana dan program kegiatan Balai Besar.
3) Pelaksanaan riset dan kerjasama serta pengamatan di bidang meteorologi,
klimatologi dan kualitas udara, dan geofisika.
4) Pengumpulan, pengolahan, analisa dan dan prakiraan wilayah serta
penyebaran data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan kualitas
udara dan geofisika.
5) Pemasangan, perawatan, kalibrasi dan perbaikan peralatan meteorologi,
klimatologi dan kualitas udara dan geofisika.
32
6) Pengeloalaan basis data meteorologi, klimatologi dan kualitas udara dan
geofisika.
7) Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Balai.
8) Pelaksanaan urusan administrasi dan kerumahtanggaan Balai.33
4. Struktur Organisasi BBMG Wilayah II
BBMG Wilayah II adalah salah satu pembagian wilayah dari Balai Besar
Meteorologi dan Geofisika. Adapun struktur organisasi BBMG wilayah II terdiri
dari seorang kepala yang membawahi Bidang Observasi, Bidang Data Dan
Informasi, dan kelompok jabatan fungsional, serta bagian tata usaha. Secara
keseluruhan struktur organisasi BBMG wilayah II dapat dilihat pada gambar 1
dibawah ini :
Bagan 02
Struktur Organisasi BBMG Wilayah II
33
Keterangan :
1) BBMG Wilayah II bertanggung jawab kepada BMG pusat
2) BBMG Wilayah II terdiri dari empat bidang, antara lain Bagian Tata
Usaha, Bidang Observasi, Bidang Data dan Informasi, dan Kelompok
Kerja.
3) Bagian Tata Usaha terdiri dari Subbagian Keuangan dan Perlengkapan,
dan Subbagian Persuratan dan Kepegawaian. Masing-masing subbagian
4) Bidang Observasi terdiri dari Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran,
dan Subbidang Instrumentasi dan Kalibrasi, Masing-masing subbidang
bertanggung jawab kepada Bagian Observasi.
5) Bidang Data dan Informasi terdiri dari Subbidang Manajemen Data, dan
Subbidang Pelayanan Jasa. Masing-masing subbidang bertanggung jawab
kepada Bagian Data dan Informasi.
6) Kelompok Kerja bertanggungjawab kepada kepala BBMG Wilayah II.34
5. Stasiun - stasiun dalam wilayah II
Stasiun- stasiun yang berada di bawah koordinasi Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Wilayah II adalah :35
Tabel 01
Stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab BBMG Wilayah II
No.
Propinsi
Stasiun
1. Banten 1. Stasiun Meteorologi Serang
2. Stasiun Meteorologi Budiarto Curug
3. Stasiun Meteorologi Soekarno - Hatta
Cengkareng
4. Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Tangerang
5. Stasiun Geofisika Tangerang
34
Profil Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan, lampiran 1a 35
2. DKI Jakarta 1. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung
Priok
2. Stasiun Meteorologi Kemayoran
3. Stasiun Geofisika Jakarta
3. Jawa Barat 1. Stasiun Meteorologi Citeko
2. Stasiun Meteorologi Jatiwangi
3. Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
4. Stasiun Geofisika Bandung
4. Jawa Tengah 1. Stasiun Meteorologi Cilacap
2. Stasiun Meteorologi Tegal
3. Stasiun Meteorologi A.Yani Semarang
4. Stasiun Meteorologi Maritim
Semarang
5. Stasiun Klimatologi Semarang
6. Stasiun Meteorologi Banjarnegara
5. D.I. Yogyakarta 1. Stasiun Geofisika Yogyakarta
6. Lampung 1. Stasiun Meteorologi Raden Inten II
Bandar Lampung
2. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung
Karang
3. Stasiun Klimatologi Masgar Tanjung
Karang
7. Sumatera Selatan 1. Stasiun Meteorologi St. M. Baharudin
II Palembang
2. Stasiun Klimatologi Kenten
Palembang
8. Jambi 1. Stasiun Meteorologi St. Thaha Jambi
2. Stasiun Meteorologi Depati Parbo
Kerinci
3. Stasiun Klimatologi Jambi
9. Bengkulu 1. Stasiun Meteorologi Fatmawati
Bengkulu
2. Stasiun Klimatologi Pulau Baai
Bengkulu
3. Stasiun Geofisika Kepahyang
Bengkulu
10. Bangka Belitung 1. Stasiun Meteorologi Pangkal Pinang
2. Stasiun Meteorologi Buluh Tumbang
Tanjung Pinang
3. Stasiun Geofisika Tanjung Pandan
11. Kalimantan Barat 1. Stasiun Meteorologi Supadio
Pontianak
2. Stasiun Meteorologi Paloh
4. Stasiun Meteorologi Nangapinoh
5. Stasiun Meteorologi Pangsuma
Putusibau
6. Stasiun Meteorologi Rahadi Usman
Ketapang
7. Stasiun Meteorologi Maritim
Pontianak
8. Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak
B. BIDANG DATA DAN INFORMASI
1. Tugas dan Fungsi Bidang Data dan Informasi a. Tugas
Bidang data dan informasi mempunyai tugas melakukan riset, pengolahan,
analisis, dan prakiraan, serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut bidang data dan informasi
menyelenggarakan fungsi:
1. Pengelolaan data meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika;
2. Pengolahan dan analisis meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika;
3. Prakiraan meteorologi, klimatologi;
Bidang data dan informasi terdiri dari Subbidang Manajemen Data dan
Subidang Pelayanan Jasa.
1. Subbidang Manajemen Data
Subbidang manajemen data mempunyai tugas melakukan pengelolaan data
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Di bawah Subbidang
Manajemen Data terdapat Kelompok Kerja (Pokja) Archiving Data Meteorologi
dan Pokja Archiving Data Geofisika. Tugas Pokok Pokja Archiving Data
Meteorologi adalah menjaga, merawat, mempertahankan, dan memastikan
kelayakan aplikasi konten operasional, pengumpulan data meteorologi dan
klimatologi, pelaksanaan entri dats meteorologi dan klimatologi, pengarsipan/
penyimpanan data meteorologi dan klimatologi serta reporting. Sedangkan tugas
pokok Pokja Archiving Data Geofisika adalah menjaga, merawat,
mempertahankan, dan memastikan kelayakan aplikasi konten operasional,
pengumpulan data geofisika, pelaksanaan entri data geofisika, pengarsipan/
penyimpanan data geofisika serta reporting.
2. Subbidang pelayanan jasa
Subbidang pelayanan jasa mempunyai tugas melakukan pengolahan,
analisis, dan prakiraan serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika. Di bawah Subbidang Pelayanan Jasa terdiri atas tiga Pokja,
MEWS, melakukan kegiatan prakiraan cuaca, memberikan informasi cuaca
ekstrim dan peringatan dini cuaca, serta melakukan diseminasi informasi dan
pelayanan data dan informasi meteorologi. Sedangkan tugas pokok dari Pokja
CEWS adalah menjaga, merawat, mempertahankan dan memastikan kelayakan
aplikasi konten operasional, melakukan kegiatan prakiraan iklim, memberikan
informasi iklim ekstrim dan peringatan dini iklim, serta melakukan diseminasi
informasi iklim. Tugas pokok dari Pokja Ina-TEWS menjaga, merawat,
mempertahankan dan memastikan kelayakan operasi aplikasi system seiscomp,
sistem Onyx, system MSDP dan sistem Diseminasi operasional, serta melakukan
Watching Stander, Pre- Archiving data dan pelayanan cepat.36
2. Struktur Organisasi Bidang Data dan Informasi
Berikut adalah struktur organisasi di Bidang Data dan Informasi :
36
Bagan 03
Struktur Organisasi Bidang Data dan Informasi
Kepala Subbidang Manajemen
Kepala Bidang Data dan Informasi
Suhatno, SE
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Pola Komunikasi Formal 1. Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam bidang data dan informasi ini berarti bahwa
informasi bergerak dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi dalam hal ini kepala
bidang data dan informasi, Suhatno SE. yang sudah menjabat selama kurang lebih
empat tahun kepada mereka yang otoritasnya lebih rendah, baik kepada
Subbidang Manajemen Data yaitu Siti Zubaidah, S.Si maupun Subbidang
Pelayanan Jasa, yaitu Drs. H. Abdul Qohir, ataupun Kepala Subbidang dengan
Pokja.
Ketiga sumber informasi sebagai atasan mempunyai peran komunikasi ke
bawah masing- masing dengan bawahannya di BBMG Wilayah II Kampung Utan,
antara lain :
“Saya Hanya memiliki wewenang untuk menginstruksikan apa
yang telah menjadi keputusan Kepala Balai dalam kegiatan- kegiatan yang
berhubungan dengan perintah- perintah dinas, tugas- tugas pokok, Dalam
memberikan instruksi atau informasi dengan tatap muka langsung, melalui
telepon, dengan tulisan berupa surat dinas, atau melalui rapat.”37
Memiliki tugas dan wewenang yang berkaitan dengan tugas- tugas di bagian data dalam pengolahan data dari stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggung jawab BBMG Wilayah II Kampung Utan, hampir setiap
37
hari melakukan komunikasi langsung dengan datang mengecek, ataupun berkomunikasi melalui telepon atau sms untuk memberikan informasi, instruksi, berdiskusi, dan perbincangan secara personal, serta diadakan rapat bila dbutuhkan untuk membicarakan permasalahan yang ada dan mencari jalan keluarnya. 38
“Memiliki tugas dan wewenang dalam hal menyangkut tugas
pokok dan fungsi, yaitu pelayanan jasa dan memberikan informasi kepada
masyarakat, hampir setiap hari melakukan komunikasi dengan atasan baik
melalui tatap muka langsung, ataupun lewat surat, telepon dan sms. Rapat
dilakukan secara berkala dan sesuai kebutuhan.”39
Komunikasi ke bawah di BBMG Wilayah II Kampung Utan khususnya di
Bidang Data dan Informasi merupakan bagian yang integral di dalam
penyampaian perintah- perintah, informasi, berdiskusi, serta pembicaraan secara
personal, hal ini dapat dilakukan hampir setiap hari dengan tatap muka langsung
maupun melalui telepon, serta sms, ataupun melalui surat dinas dan rapat yang
diadakan diantara staf untuk membicarakan permasalahan yang ada dan dicari
jalan keluarnya bersama- sama.
Komunikasi ke bawah di BBMG wilayah II khususnya di Bidang Data dan
Informasi dapat terjalin dengan baik dan dilakukan secara timbal balik dengan
bawahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi pertemuan yang dilakukan
hampir stiap hari dengan bawahan, baik tatap muka langsung atau pun melalui
komunikasi mereka terjalin dengan baik dan memberikan implikasi terhadap
kinerja dari masing-masing pihak dalam menangani berbagai masalah pekerjaan
yang dihadapi. Seperti yang diungkapkan oleh Siti Zubaidah pada saat
wawancara, “...kami mengadakan rapat setiap bulannya, untuk laporan kegiatan,
serta mendengarkan masukan atau saran- saran untuk perbaikan pada masa
kedepannya.”40
Komunikasi ke bawah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
organisasi, sebab komunikasi yang dilakukan berorientasi menjalankan sistem
koordinasi, informasi, evaluasi, dan koreksi setiap permasalahan serta pengarahan
pekerjaan, komunikasi penyampaian pendapat oleh bawahan dan untuk
mengetahui rasa kepuasan kerja di dalam organisasi.
Hal- hal yang menyangkut tentang memberikan pengarahan dan instruksi
baik melalui media berupa telepon, surat dinas ataupun melalui komunikasi
personal sudah merupakan tugas sebagai Kepala Bidang Data dan Informasi.
Segala kelalaian yang dilakukan bawahanya, kepala bidang harus bertanggung
jawab untuk menegur dan memberikan pengarahan. Kemudian kinerja para
pegawai yang berada di bawah Kepala Bidang harus dievaluasi oleh kepala
bidang, dan kepala bidang melaporkan ke kepala balai. Sesuai dengan yang
diutarakan Suhatno, bahwa
Di BBMG Wilayah II ini ada hirarki laporan rutin bulanan dan daftar penilaian prestasi pegawai. Dalam daftar penilaian prestasi pegawai ini ada beberapa hal yang akan dinilai diantaranya yaitu seperti kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa,
40
dan kepemimpinan. Semua itu akan dievaluasi oleh kepala bidang masing- masing lalu akan diinformasikan kepada kepala balai.41
Tugas bidang data dan informasi adalah melakukan riset, pengolahan,
analisis, dan prakiraan serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika dan dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang disebutkan,
bidang data dan informasi menyelenggarakan fungsi:
a. Pengelolaan data meteorologi dan geofisika, klimatologi, kualitas
udara, dan geofisika;
b.Pengolahan dan analisis, meteorologi, klimatologi, kualitas udara,
dan geofisika;
c. Prakiraan meteorologi dan klimatologi;
d.Pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika.
Dari rincian tugas dan fungsi bidang data dan informasi itu adalah untuk
mewujudkan visi dan misi BBMG yaitu BBMG Wilayah II Kampung Utan
memiliki visi yaitu “Terwujudnya BBMG yang tanggap dan mampu memberikan
pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal
guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta
berperan aktif ditingkat internasional” dan memiliki misi diantaranya mengamati
dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
41
dan Menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika yang handal dan terpercaya.
Dalam mengolah data, Subbidang Manajemen Data pertama dilakukan pengumpulan data dari stasiun- stasiun yang berada di bawah tanggungjawab BBMG Wilayah II, lalu data yang terkumpul diinput ke data base, data mentah dihasilkan oleh Subbidang Manajemen Data, untuk konsumen yang membutuhkan data 10 tahun yang lalu, atau data-data lama.42
”Subbidang Pelayanan Jasa, data yang dihasilkan merupakan
informasi prakiraan cuaca, data yang dihasilkan dari satelit.”43
Dengan demikian semua itu sesuai dengan Katz & Kahn, bahwa ada lima
jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan :
6. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
7. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
8. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
9. Informasi mengenai kinerja pegawai
10.Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).44 Sesuai dengan hal-hal tersebut di atas, komunikasi ke bawah selain
dilakukan untuk penyampaian hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan,
seorang pemimpin juga harus mampu menjalin hubungan personal dengan
bawahanya karena dengan adanya aspek hubungan manusiawi tersebut dapat
42
Wawancara Pribadi dengan Kepala Subbidang Manajemen Data, Siti Zubaidah , tanggal 15 Juli 2009.
43
Wawancara Pribadi dengan Kepala Pelayanan Jasa, Abdul Qohir, tanggal 30 Juli 2009.
44
menunjang suasana dan efektifitas lingkungan organisasi sehingga akan tercipta
iklim kerja yang kondusif (membangun).
Komunikasi ke bawah dapat digambarkan dengan bagan, yaitu sebagai berikut:
Bagan 04
Komunikasi Ke Bawah