• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TENTANG KASUS DISINTEGRASI BANGSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TENTANG KASUS DISINTEGRASI BANGSA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

(PENDAHULUAN)

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia setelah China,Amerika Serikat, dan India. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia adalah 237.641.326 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, sekitar 37% merupakan penduduk usia remaja (penduduk umur 10 tahun sampai 20 tahun).

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Remaja berada pada masa transisi, pencarian jati diri serta pencarian pola hidup yang paling sesuai baginya. Dalam melakukan pencarian jati diri ini, para remaja sering melakukan metode coba-coba yang sering menimbulkan terjadinya banyak kesalahan.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan para remaja sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Kesalahan-kesalahan tersebut sering menimbulkan permasalahan yang disebut sebagai kenakalan remaja.

Kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk disintegrasi bangsa. Disintegrasi adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Merriam,1994). Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts”.

(2)

menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi di Indonesia adalah seks bebas.

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Belakangan ini, arus kemorosotan moral semakin deras melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda Indonesia. Dalam surat kabar sering kali kita membaca berita tentang seks bebas di kalangan remaja

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada 4 Maret 2017, terdapat suatu pemberitaan tentang kasus sepasang pelajar SMA melakukan adegan mesum di kamar ganti sebuah mall di Surabaya. Generasi muda (remaja) merupakan harapan masa depan bangsa. Suatu bangsa akan menjadi bangsa yang hebat apabila memiliki generasi muda yang cerdas dan bermoral. Sebaliknya, suatu bangsa akan hancur apabila generasi mudanya tidak memiliki moral yang baik. Mengingat jumlah generasi muda Indonesia yang mendominasi dan maraknya kasus sesk bebas yang terjadi di Indonesia, salah satunya kasus sepasang remaja SMA yang melakukan adegan mesum di kamar pas suatu mall yang telah penulis sebutkan diatas, maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian tentang kasus tersebut agar dapat memberikan solusi terbaik dalam menghadapi kasus seks bebas di kalangan remaja Indonesia sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja yang merupakan ancaman disintegrasi bangsa di Indonesia.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan disintegrasi bangsa? 2. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja? 3. Apa yang dimaksud dengan seks bebas

4. Apa yang menyebabkan terjadinya seks bebas?

(3)

6. Kapan terjadinya kasus sepasang pelajar SMA berbuat mesum di kamar ganti di sebuah mall di Surabaya?

7. Dimana terjadinya kasus kenakalan remaja yaitu sepasang pelajar SMA yang berbuat mesum tersebut?

8. Siapa yang harus bertanggung jawab dalam mengatasi masalah seks bebas di Indonesia?

9. Mengapa kita perlu mengatasi masalah seks bebas di Indonesia?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan disintegrasi bangsa 2. Untuk mengetahui pengertian tentang kenakalan remaja

3. Untuk mengetahui pengertian tentang seks bebas 4. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya seks bebas

5. Untuk mengetahui cara mengatasi kasus seks bebas di Indonesia khususnya dalam kasus sepasang pelajar SMA yang berbuat mesum di kamar ganti di sebuah mall di Surabaya

6. Untuk mengetahui kapan terjadinya kasus sepasang pelajar SMA berbuat mesum di kamar ganti di sebuah mall di Surabaya

7. Untuk mengetahui dimana terjadinya kasus kenakalan remaja yaitu sepasang pelajar SMA yang berbuat mesum tersebut

8. Untuk mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab dalam mengatasi masalah seks bebas di Indonesia.

9. Untuk mengetahui alasan mengapa kita perlu mengatasi masalah seks bebas di Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan disintegrasi bangsa 2. Dapat mengetahui pengertian tentang kenakalan remaja

(4)

4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya seks bebas

5. Mengetahui cara mengatasi kasus seks bebas di Indonesia khususnya dalam kasus sepasang pelajar SMA yang berbuat mesum di kamar ganti di sebuah mall di Surabaya

6. Mengetahui kapan terjadinya kasus sepasang pelajar SMA berbuat mesum di kamar ganti di sebuah mall di Surabaya

7. Mengetahui dimana terjadinya kasus kenakalan remaja yaitu sepasang pelajar SMA yang berbuat mesum tersebut

8. Mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab dalam mengatasi masalah seks bebas di Indonesia.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Disintegrasi Bangsa

Disintegrasi adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Merriam,1994). Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts”.

2.2 Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua kelakuan remaja yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Adapun definisi kenakalan remaja menurut para ahli, yaitu :

1. Paul Moedikdo

- Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.

- Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.

- Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

2. Kartono

(6)

3. Santrock

Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat di terima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

4. Drs.B.Simanjutak,S.H.

Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif.

5. Mussen

Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sanksi hukum.

2.3 Pengertian Seks Bebas

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ri media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontroyang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dal oleh pengendalian diri yang benar.

Adapun pengertian seks bebas menurut beberapa ahli, yaitu : 1. Kartono (1977)

(7)

2. Desmita (2005)

Seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual.

3. Nevid dkk (1995)

Seks bebas adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik.

4. Cynthia (2005)

Seks bebas diartikan sebagai hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.

5. Sarwono (2003

Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.

2.4 Kasus Sepasang Pelajar SMA yang Melakukan Perbuatan Mesum di Kamar Pas disebuah Mall di Surabaya

(8)

Surabaya, Jawa Timur. Kedua pelajar tersebut diketahui sebagai siswa kelas 10 di salah satu SMA swasta di daerah Citraland,Surabaya.

Peristiwa tersebut terjadi pada 4 Maret 2017 pukul 16.00 WIB. Perbuatan tersebut bukan merupakan yang pertama kalinya, melainkan aksi kedua kali yang dilakukan oleh kedua remaja tersebut. Aksi mesum pertama mereka dilakukan sekitar pertengahan Februari 2017. Aksi mesum keduanya dilakukan karena mereka ketagihan. Hal ini disebabkan pada aksi pertama mereka berhasil melakukan perbuatan mesum tersebut dan tidak diketahui. Pada kejadian pertama, sepasang pelajar itu berada di kamar ganti guna mencoba baju yang mau dibeli. Namun mereka berada di kamar pas itu sekitar 40 menit sehingga membuat karyawan mall mencurigainya.

Namun, mengetahui hal tersebut, karyawan mall tak langsung menangkapnya dan membiarkan perbuatan pelajar tersebut sembari mengingat wajah pasangan pelajar mesum tersebut. Merasa tidak dicurigai, akhirnya keduanya datang kembali pada Sabtu 4 Maret 2017 dengan modus yang sama, yaitu pura-pura membeli baju dan mencobanya di kamar pas.

Para pegawai mall yang sudah mengingat wajah kedua remaja tersebut membiarkan mereka memasuki kamar pas. Setelah sekitar 10 menit, ternyata kedua pelajar tersebut belum keluar. Akhirnya, karyawan pun melapor ke satpam mall. Setelah mendapat laporan, pihak sekuriti langsung menuju kamar pas. Pihak sekuriti langsung menggedor pintu kamar pas dan meminta mereka untuk keluar.

(9)

ketagihan untuk melakukan hubungan badan, oleh karena itu mereka melakukan perbuatan tersebut untuk kedua kalinya.

2.5 Penyebab Terjadinya Seks Bebas

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman modern ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika banyak penderita AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja atau anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin dipuji dan dikatakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.

Adapun faktor-faktor yang mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:

a. Kehidupan Iman yang Rapuh.

(10)

itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan bagi hidup kita.

b. Kurangnya Perhatian Orang Tua.

Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tua lah yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam kebiasaan rseks bebas.

Akan tetapi, ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.

c. Lengkapnya Fasilitas.

Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.

Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa digunakan oleh para remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah.

(11)

Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak dijumpai.

e. Pelampiasan Diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.

f. Kurangnya Pengetahuan Tentang Seks Bebas.

Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk perilaku yang buruk. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.

g. Rasa Ingin Tahu tentang Sesuatu yang Berbau Seksual.

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

h. Tontonan yang Tidak Mendidik.

(12)

signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. ,Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberikan pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.

i. Pergaulan Bebas.

Pergaulan bebas yang melewati batas seperti clubbing, minum-minuman keras dan sebagainya akan berujung pada seks bebas. Pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung pada seks bebas yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.

j. Pada Masa Remaja terjadi Kematangan Biologis.

Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimulan yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.

Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.

k. Rendahnya Pengetahuan tentang Bahaya Seks Bebas.

(13)

hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya atau mencobanya.

l. Faktor Lingkungan seperti Orang Tua, Teman dan Tetangga.

Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan broken home. Hal-hal yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di bilang “gaul”.

m. Salah bergaul

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja. Apabila seorang remaja salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.

n. Kegagalan Remaja Menyerap Norma-Norma yang Berlaku

Norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.

o. Faktor Perubahan Zaman.

(14)

rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat. Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.

Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri seringkali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi,seks bebas,dan lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

2.6 Pentingnya Mengatasi Seks Bebas di Kalangan Remaja Indonesia

Kenakalan remaja merupakan masalah yang saat ini sering melanda remaja di Indonesia. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Salah satu masalah kenakalan remaja yang saaat ini dihadapi bangsa Indonesia yaitu seks bebas. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal seks bebas. Pemahaman para remaja tentang seks masih sangat minim. Kebanyakan remaja hanya perduli dengan kenikmatan sesaat yang ditimbulkan oleh seks bebas. Padahal, lebih dari itu, seks bebas banya memberikan dampak negatif, baik bagi kondisi fisik remajamaupun kondisi psikis remaja. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah tentang seks bebasdi kalangan remaja di Indonesia itu sangat penting untuk diatasi.

2.7 Bahaya Seks Bebas

Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak yang ditimbulkan dari seks bebas dan cenderung bersifat negatif, seperti terjadinya penyakit kelamin, buruknya kondisi psikis remaja, dll.

(15)

malam seperti diskotik dan tempat berkumpul para remaja lainnya dan yang paling sering tertangkap adalah anak-anak remaja. Seks bebas sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak dari seks bebas adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama baik orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks bebas bukanlah segalanya, dimana mereka hanya mendapat kenikmatan semata, sedang mereka tidak memikirkan akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi remaja yang terjerumus di dalam seks bebas. Bayangkan saja jika seluruh remaja ada di Indonesia terjerumus dalam seks bebas, apa jadinya nasib bangsa kita ini jika remaja yang ada tidak memiliki kemampuan berfikir dan fisik yang baik, tentunya pembangunan tidak akan berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas: a. Menciptakan Kenangan Buruk

Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.

b. Mengakibatkan Kehamilan.

Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap “kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.

c. Menggugurkan Kandungan (Aborsi) dan Pembunuhan Bayi.

(16)

d. Penyebaran Penyakit.

Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV. Virus ini dapat menyebabkan penyakit kelamin yang sangat berbahaya, yaitu AIDS.

e. Timbul Rasa Ketagihan.

Seks bebas sama seperti narkoba, yaitu menimbulkan rasa kenikmatan yang akan terus berlanjut. Hal ini dikembalikan lagi terhadap kepercayaan dan iman kita,bila dalam ikatan yang sah (sudah menikah) melakukan seks dengan pasangan sendiri merupakan hal yang wajar,tetapi jika belum ada ikatan yang sah maka perbuatan seks merupakan perbuatan yang salah.

f. Merusak Masa Depan Pelaku

Perilaku seks bebas, dapat menciptakan kenangan buruk bagi pelaku, bahkan sampai menyebabkan buruknya kondisi psikis pelaku. Terlebih jika pelaku seks bebas mengalami kehamilan ataupun terserang penyakit kelamin, seperti AIDS. Hal-hal tersebut tentuny dapat merusak masa depan pelaku seks bebas

2.7 Solusi untuk Mencegah dan Mengatasi Terjadinya Seks Bebas

(17)

dengan cara mendukung bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang

Bagi para lembaga sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu organisasi karena dengan mengikuti berbagai kegiatan, seorang remaja akan terarah pikirannya dengan baik. Bagi lembaga keagamaan, harus bisa membina keimanan dan ketaqwaan para remaja terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja agar mereka tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Tidak terlalu memaksakan seorang dalam berbagai tindakan karena akan membuat tempramen seorang anak suka emosional. Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat agar mereka tidak selalu membangkan segala suruhan atau perintah para orang tua.

Berikut merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya kenakalan remaja:

a. Pahami Dampak Negatif Seks bebas

Salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam mengatasi terjadinya seks bebas adalah dengan memahami dampak negatifnya. Para remaja harus memiliki pemahaman bahwa seks bebas bisa membawa konsekuensi yang sangat fatal bagi masa depannya bahkan berujung kematian. Seks bebas bisa meningkatkan resiko terjangkit AIDS, salah satu penyakit yang hingga saat ini belum ada obatnya.

Selain itu secara psikologis seks bebas juga membawa dampak yang buruk. Remaja akan seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan bersalah. Hal ini dalam jangka panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya diri, stress, bahkan depresi.

b. Memberi Batasan Jam Malam bagi Anak

(18)

kehidupan malam yang erat kaitannya dengan diskotik, klub, pub, bahkan prostitusi; seks bebas sangat mungkin terjadi pada waktu-waktu tersebut. Apalagi di malam hari suasana jauh lebih sejuk, sehingga secara psikologis kita menjadi lebih berani untuk mencoba hal-hal baru. Oleh karena itu, perlu diberlakukan jam malam bagi anak, agar perbuatan seks bebas tidak terjadi. c. Memilih Lingkungan yang Positif

Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku keseharian seseorang, khususnya remaja. Jika remaja ingin menjauhkan diri sendiri dari seks bebas, maka remaja harus masuk ke dalam lingkungan yang kondusif. Remaja dapat memilih tempat belajar seperti kampus atau sekolah yang memiliki disiplin tinggi, berprestasi, dan membina murid-muridnya untuk tidak hanya sekedar menjadi pandai, namun juga menjadi manusia yang berakhlak baik.

Sekolah, kampus, dan tempat kerja sangat berperan penting dalam menentukan kebiasaan seseorang. Jika masuk ke dalam lingkungan yang negatif, diperlukan usaha yang lebih berat untuk menjauhkan diri dari hal-hal negatif seperti seks bebas. Oleh karena itu, sebisa mungkin remaja harus masuk ke lingkungan yang bagus.

d. Berorientasi pada Masa Depan

Pola pikir yang harus ditanamkan dalam diri remaja untuk mencegah diri sendiri untuk melakukan seks bebas adalah dengan memikirkan masa depan. Seperti yang telah disebutkan diatas,remaja harus lebih dahulu menyadari dampak negatif dari seks bebas. Jangan sampai reaja tergiur dengan kenikmatan sesaat, namun pada akhirnya mengalami kesengsaraan dalam waktu yang lama.

(19)

e. Mendekatkan Diri Kepada Tuhan

Jika penjelasan secara rasional masih dirasa kurang efektif untuk menjauhkan diri dari seks bebas, maka cobalah untuk memahaminya dari sudut pandang agama. Tidak ada agama apapun di dunia ini yang membolehkan perilaku hubungan badan selain dengan suami istri. Remaja harus menjadi pribadi yang religius dan memahami berbagai ajaran agama untuk mencegah berbagai perilaku negatif.

Remaja dapat melaukan berbagai kegiatan keagamaan, seperti mendengarkan ceramah-ceramah agama atau meminta nasihat dari tokoh agama setempat. Selain itu,remaja dapat memperbanyak ibadahkarena aktivitas ini bisa mendekatkan diri pada Tuhan dan membuat remaja lebih takut berbuat dosa.

f. Beraktivitas Positif

Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu banyak waktu yang dilewatkan dalam lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, untuk mencegahnya remajaperlu mengisi hari-hari nya dengan hal-hal yang positif. Jangan biarkan ada terlalu banyak waktu kosong. Remaja dapat mencoba untuk mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengikuti kursus, belajar, atau menciptakan berbagai karya.

Hal-hal positif tersebut juga membuat remaja sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk sekedar keluyuran atau nongkrong-nongkrong tidak jelas. Selain terhindar dari hal-hal buruk, aktivitas positif juga sangat bermanfaat untuk mengembangkan kepribadian remaja ke arah yang lebih baik.

g. Pendidikan Seks yang Benar

(20)

2.8 Peran Pemerintah, Orangtua, Lingkungan, Sekolah dan Mahasiswa dalam Mencegah dan Mengatasi Terjadinya Seks Bebas

a. Keluarga

Keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi seorang anak. Dalam keluarga, pendidikan dari orang tua sangat berpengaruh bagi karakter anak Oleh karena itu, dalam membentuk karakter seorang anak, peran orangua sangatlah penting. Dalam mengatasi terjadinya seks bebas, orangtua dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

- Orangtua hendaknya memberikan perhatian kepada anaknya, mampu menjadi “teman” dari anaknya, dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya.

- Mendukung segala bakat-bakat anak remaja agar mereka tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

- Memperhatikan anak-anaknya, tetapi jangan terlalu memanjakan mereka karena dapat menimbulkan dampak buruk bagi anak.

- Memantau pergaulan anak. Orang tua harus memperhatikan dengan siapa anak-anak nya bergaul, memperhatikan sikap teman-temannya, dan seberapa besar sikapnya ikut berubah setelah bergaul dengan mereka. Jika orangtua menyadari perilaku negatif mulai muncul pada anak-anak nya, jangan ragu untuk langsung memberinya nasihat.

- Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak. Salah satu faktor penting yang sering dilupakan untuk mengurangi risiko seks bebas adalah dengan cara menjaga hubungan baik orangtua dan anak. Berdasarkan penelitian, anak yang kurang diperhatikan dan memiliki hubungan yang renggang dengan orangtuanya cenderung terjerumus ke perilaku free sex. Begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis.

b. Lingkungan Sekitar

(21)

berperan dalam mencegah dan mengatasi terjadinya seks bebas dengan cara sebagai berikut:

- Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan seks bebas dikalangan remaja.

- Meningkatkan sarana dan prasarasa yang baik bagi perkembangan remaja.

- Bagi lembaga keagamaan harus selalu membina keimanan dan ketaqwaan remaja kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Sekolah

Selain orang tua, sekolah merupakan tempat anak-anak menempuh pendidikan dan membentuk karakter diri. Dalam mengatasi seks bebas, sekolah dapat berperan dalam melakukan hal-hal berikut:

- Sekolah mengadakan sosilaisasi tentang bahaya seks bebas kepada remaja.

- Adanya pengawasan perilaku siswa di sekolah dan sebaiknya sekolah mampu memberikan pemahaman seks di kalangan siswa-siswi nya

- Memperbanyak kegiatan positif untuk siswa di sekolah agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas siswa serta dapat mengembangkan dirinya.

d. Pemerintah

(22)

- Membuat aturan hukum tentang seks bebas. Tak ada hal lain yang bisa menghentikan seks bebas selain adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera yang demikian harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui hukum yang berlaku di Indonesia.

- Melakukan sosilaisasi tentang bahaya seks bebas kepada remaja dan orang tua.

- Pihak keamanan seperti polisi harus lebih mengetatkan keamanan serta kegiatan mereka untuk mengatasi seks bebas. - Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai agar remaja

dapat mengembangkan diri dengan baik dan menghindari perilaku seks bebas.

e. Mahasiswa

Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan mampu ikut andil dalam upaya mencegah dan mengatasi seks bebas di kalangan remaja dapat berperan dalam melakukan hal-hal berikut:

- Mahasiswa diharapkan agar selain belajar juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif, seperti ikut memberikan penyuluhan tentang bahaya seks bebas khususnya dilakukan oleh mahasiswa yang konsentrasi pendidikannya dsi bidang kesehatan atau kedokteran.

(23)

- Menjadi mahasiswa yang memiliki pola pikir (mindset) yang baik, sehingga dapat menjadi penggerak dalam mengatasi masalah seks bebas, dan menanamkan pola pikir dalam diri sendiri bahwa mahasiswa merupakan generasi muda yang sangat dibutuhkan oeh bangsa dalam memajukan bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang hebat di masa yang akan datang.

2.9 Tanggung Jawab dalam Mengatasi Seks Bebas di Indonesia

Masalah seks bebas di Indonesia bukanlah masalah yang sederhana. Belakangan ini, banyak terjadi kasus seks bebas di kalangan remaja salah satunya yaitu kasus sepasang pelajar SMA yang tertangkap tengah berbuat mesum di kamar pas mall di Surabaya, Jawa Timur. Seks bebas merupakan salah satu masalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja juga merupakan masalah disintegrasi bangsa yang dapat memecah belah rakyat Indonesia. Untuk menghindari segala dampak buruk yang ditimbulkan oleh masalah seks bebas, maka kita sebagai masyarakat Indonesia bertanggung jawab untuk ikut serta dalam mengatasi masalah tersebut. Kita harus berperan aktif dalam memerangi seks bebas. Jika kita tidak mampu mencegah orang lain untuk tidak melakukan seks bebas, setidaknya mulailah dari diri sendiri dengan membentengi diri agar senantiasa menghindar dari perilaku seks bebas. Jika seluruh masyarakat Indnesia memilii kesadaran tersebut, maka masalah seks bebas di Indonesia dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang peduli terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara sudah sepatutnya memiliki kesadaran dalam mencegah dan mengatasi seks bebas di Indonesia.

BAB III (PENUTUP)

(24)

Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dsintegrasi bangsa yang dihadapi oleh Indonesia. Kenakalan remaja adalah semua kelakuan remaja yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Salah satu masalah kenakalan remaja yang saat ini dihadapi Indonesia adalah seks bebas. Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan.

Masalah seks bebas yang belum lama ini terjadi yaitu tentang kasus sepasang pelajar SMA yang tertangkap tengah berbuat mesum di kamar pas mall di Surabaya, Jawa Timur. Masalah seks bebas di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Kehidupan iman yang rapuh b. Kurangnya perhatian orang tua c. Lengkapnya fasilitas

d. Tekanan dari seorang pacar e. Pelampiasan diri

f. Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas

g. rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual h. Tontonan yang tidak mendidik

i. Pergaulan bebas

j. Pada masa remaja terjadi kematangan biologis k. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas l. Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga m. Salah bergaul

n. Kegagalan remaja menyerap norma-norma yang berlaku o. Faktor perubahan zaman

Masalah seks bebas di Indonesia bukanlah hal yang mustahil untuk diatasi. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untukmencegah an mengatasi masalah seks bebas di kalangan remaja Indonesia, diantaranya:

(25)

c. Memilih lingkungan yang positif d. Berorientasi pada masa depan e. mendekatkan diri kepada tuhan f. Beraktivitas positif

g. Pendidikan seks yang benar

Dalam mengatasi kenakalan remaja peran orang tua, sekolah,mahasiswa, pemerintah, dan lingkungan sangat berpengaruh. Selain itu, masalah seks bebas di Indonesia merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus bersatu pada dalam mengatasi masalah seks bebas di Indonesia.

3.2 Saran

a. Orangtua

Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangat dalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul yang baik dan benar. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.

b. Pihak Sekolah

Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapat meminimalisasi penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa. Selain itu, sekolah juga harus memberikan pengetahuan tentang seks yang benar, dan memberikan sosialisasi tentang bahaya seks bebas kepada siswa agar siswa tidak melakukan perbuatan seks bebas.

c. Pihak Pemerintah

(26)

tentang seks bebas, menjalankan hukum tentang seks bebas dengan semestinya, dan memberikan wadah bagi para remaja untuk menyalurkan bakat dan mengembangkan diri dengan baik agar para remaja dapat beraktivitas secara positif dan menghindari perbuatan seks bebas.

d. Masyarakat Umum

Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahan terjadinya seks bebas. Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.

e. Para Remaja

Diharapkan agar remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Sebaiknya remaja menanamankan pola pikir bahwa dirinya adalah generasi penerus bangsa yang menjadi harapan bangsa di masa depan untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya demi memajukan negara Indonesia sehingga dapat membentengi diri agar tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak masa depannya dan bangsanya.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

Djiwandon,Sri Esti. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

http://regional.liputan6.com/read/2881005/heboh-aksi-mesum-pelajar-pelajar-di-jatim.

http://www.tugasku4u.com/2013/06/bahaya-seks-bebas-pada-remaja.html http://tugassekolahsuryani.blogspot.co.id/2012/09/makalah-tentang-seks-bebas.html

https://www.academia.edu/6701481/Makalah_seks_bebas_remaja_complete_by_a rdiansyah

Referensi

Dokumen terkait

Sikap/pendapat tentang seks bebas/seks di luar nikah adalah perbuatan dosa (melanggar norma-norma agama) dan perbuatan tidak etis (melanggar nilai-nilai yang berlaku

Kekeliruan remaja yang masuk ke dunia seks bebas ( free sex ) sebenarnya tidak sepenuhnya berasal dari diri mereka sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain yaitu

Pada pengguna napza, kontrol diri menjadi sangat kurang, rasa malu menipis, kesadaran memudar, dan semuanya ini memudahkan untuk terjun ke dalam seks bebas dan penuh risiko

Semakin baik sikap ibu dalam menerapkan pendidikan seks akan memberikan dampak positif pula dengan tersampaikan informasi tentang seks bebas kepada anak remaja,

Hal tersebut berarti koefisien korelasi variabel peran orang tua dalam pendidikan seks tentang kehamilan dengan sikap terhadap seks bebas pada remaja kelas XI di SMAN 2

Jika dianalisis dari hasil survey PKBI Kalteng dan melihat fenomena yang terjadi pada saat ini bahwa perilaku remaja khususnya para siswa masih banyak yang melakukan

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA DAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMK DARUSSALAM MAKASSAR Seharusnya”para siswa SMK Darussalam harus dididik dan diedukasi sejak dini mengenai seks bebas dan penyakit apa saja yang akan didapatkan atau diderita dari seks bebas tersebut dan para orang tua pun berperan penting dalam pemberian edukasi pada

Dengan adanya kegiatan penyuluhan bahaya pergaulan bebas pada usia remaja di SMAN 3 Tangerang Selatan ini sangat penting untuk memberikan edukasi bagi para remaja karena pada masa ini