• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DESA KUALA LANGSA KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DESA KUALA LANGSA KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI SUMBERDAYA EKOSISTEM

MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN

EKOWISATA DI DESA KUALA LANGSA

KECAMATAN LANGSA BARAT

KOTA LANGSA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JULI HILDAYATI

NIM. 3123131031

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

vii ABSTRAK

Juli Hildayati, Nim. 3123131031. Analisis Potensi Sumberdaya Ekosistem Mangrove Untuk Pengembangan Ekowisata Di Desa Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Potensi sumberdaya ekosistem mangrove. (2) Kesesuaian ekologis wisata mangrove. (3) Potensi sumberdaya ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata. (4) Dukungan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata di Desa Kuala LangsaKecamatan Langsa Barat, Kota Langsa.

Penelitian dilaksanakan di Desa Kuala Langsa pada bulan Mei-Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah hutan mangrove seluas 400 Ha, dengan metode purposive sampling, dalam penelitian ini terdapat 6 lokasi sampel pengamatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, pengukuran,dan komunikasi langsung. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan (1) di Desa Kuala Langsa didominasi oleh 8 jenis mangrove yaitu Avicennia spp, Sonneratia spp, Rizhophora spp, Bruguiera gymnorrhiza, apiculata, Scyphiphora hydrohillaceae, Xylocarpus granatum,Ceriops tagal.Secara umum, nilai kerapatan spesies yang paling besar nilainya pada tingkat pohon adalah Avicennia spp (api-api). Kerapatan ekosistem mangrove masih tergolong baik, berkisar 13–22 individu/100m2 dengan obyek biota yang beragam seperti monyet, kepiting, burung, kerang, dan lain sebagainya. (2) Indeks kesesuaian ekosistem untuk kegiatan ekowisata mangrove di Desa Kuala Langsa 33,33% termasuk kedalam kategori sesuai (S), 50% kategori sesuai bersyarat (SB) dan 16,67% termasuk kategori tidak sesuai (TS). (3) Wilayah ekosistem mangrove Desa kuala langsa mempunyai daya dukung kawasan (DDK) yang tinggi yakni pada wilayah daratan dapat menampung wisatawan 417orang/hari. Sedangkan kawasan perairan dapat menampung 610orang/hari. (4) Perlu adanya sosialisasi program konservasi secara kontinyu kepada masyarakat, agar meningkatkan pemahaman masyarakat dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekowisata yang dilakukan.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya layak kepada Allah SWT, Rabb semesta alam yang

telah melimpahkan nikmat sehat dan waktu luang sehingga skripsi yang berjudul

“Analisis Sumberdaya Ekosistem Mangrove untuk Pengelolaan Ekowisata di

Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa” dapat diselesaikan.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis memahami

sepenuhnya bahwa skripsi ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di

masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan inspirasi bagi para

pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga skripsi ini

bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan rasa terimakasih yang teramat besar kepada :

1. Kedua orang tua penulis, terutama kepada penyemangat hidup dan penasehat

terbaik yaitu Ayahanda Razali dan Ibunda Alm.Purwati serta ibunda Salbiah

yang selalu tanpa lelah memberi dukungan moril dan materil kepada penulis,

dan adinda penulis yang sangat penulis sayangi Linda Nisrina. Semoga

penulis termasuk kedalam anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tua.

Skripsi ini ananda persembahkan kepada Ayah dan Bunda sebagai tanda

ananda telah menyelesaikan salah satu amanat yang ayah dan bunda berikan

kepada ananda. Semoga limpahan rahmat dan karunia selalu menyertai Ayah

(7)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu,M.Pd selaku Dekan FIS, beserta stafnya.

4. Bapak Drs. Ali Nurman,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Geografi.

6. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Siselaku dosen pembimbing Akademik.

7. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan dorongan sehingga penulisan Skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Ibu AnikJuliDwiAstuti, S.Si, M.Sc dan Bapak Drs. Maringan Sirait, SU. yang

telah bersedia untuk menguji penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membuka

cakrawala peneliti sekaligus mendedikasikan ilmunya melalui proses

pembelajaran selama beberapa tahun ini.

10. Bapak Hayat Siagian selaku tata usaha Jurusan Pendidikan Geografi.

11. Sahabat sahabat A Reg 2012, yang telah mewarnai hari-hari penulis. Mohon

maaf atas kesalahan yang di sengaja ataupun tidak di sengaja.

12. Teman-teman PPL-T SMA Negeri 1 Babalan, Pangkalan Brandan.

Terimakasih untuk segalanya.

13. Bapak Anshari selaku Sekretaris Desa Kuala Langsa yang telah banyak

(8)

v

14. Seluruh pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan

segala sesuatu yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di

hadapan Allah SWT.

Penulis, Agustus 2016

(9)

viii

A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Variabel Penelitiandan Defenisi Operasional ... 32

D. Teknik Pengumpul Data ... 34

(10)

ix

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 38

A. Keadaan Fisik ... 38

B. Keadaan Non Fisik ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori Wisata Mangrove ... 21

2. Kategori Kerapatan Ekosistem Mangrove ... 36

3.Penggunaan Lahan di Desa Kuala... 40

4.Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Kuala Langsa ... 43

5.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia di Desa Kuala Langsa ... 44

6.Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Kuala Langsa ... 46

7.Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan terakhir di Desa Kuala Langsa ... 46

8.prasarana transportasi di Desa Kuala Langsa...48

9. Komposisi Jenis Mangrove di Desa Kuala Langsa ... 50

10. Kisaran kerapatan jenis mangrove ... 55

11.Indeks Kesesuaian Ekosistem untuk Wisata Mangrove... 63

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1.Kerangka Berfikir... 29

2.Peta Administrasi ... 39

3.Peta Penggunaan Lahan ... 41

4.Avecennia spp... 50

5.Sonneratia alba... 51

6. Rhizophora spp ... 51

7. Bruguierra gymnorhiza ... 52

8. Apiculata spp ... 52

9. Scyphyphora hydrohillaceae ... 53

10. Xilocarpus granatum ... 54

11. Ceriops tagal ... 54

12.Peta Plot Pengamatan ... 57

13. kondisi kerapatam plot pengamatan 1 ... 58

14. kondisi kerapatam plot pengamatan 2 ... 59

15. kondisi kerapatam plot pengamatan 3 ... 59

16. kondisi kerapatam plot pengamatan 4 ... 60

17. kondisi kerapatam plot pengamatan 5 ... 61

18. kondisi kerapatam plot pengamatan 6 ... 61

19. Peta kesesuian ekosistem mangrove untuk ekowisata ... 64

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal 1. Tabel Pengamatan Ekosistem Mangrove ... 85

2. Tabel IKW setiap stasiun ... 86

3. Perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK) ... 88

4.Tabel Kuisioner Karakteristik Masyarakat dan Pemanfaatan Ekosistem

Mangrove oleh Masyarakat ... 89

5. Kuisioner Pemahaman dan Persepsi Masyarakat ...90

6. Karakteristik Pemahaman dan Presepsi Pengunjung ... 91

7. Wawancara Penelitian Kepada Masyarakat yang Memanfaatkan Sumberdaya

Ekosistem Mangrove di Desa Kuala Langsa ... 93

8. Wawancara Penelitian Kepada Pengunjung Sumberdaya Ekosistem Mangrove

di Desa Kuala Langsa ... 94

9. Gambaran umum hutan mangrove di Kuala Langsa ...95

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai

atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove banyak

dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah

yang landai. Mangrove tumbuh optimal di wilayah pesisir yang memiliki muara

sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur.

Sedangkan di wilayah pesisir yang tidak bermuara sungai, pertumbuhan vegetasi

mangrove tidak optimal. Mangrove sulit tumbuh di wilayah pesisir yang terjal

dan berombak besar dengan arus pasang surut kuat, karena kondisi ini tidak

memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur yang diperlukan sebagai substrat

bagi pertumbuhannya (Dahuri, 2013).

Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas

flora dan fauna di daerah pantai, namun masyarakat lebih mengenal mangrove

dengan istilah bakau. Untuk menghindari kekeliruan, istilah bakau hendaknya

digunakan hanya untuk jenis-jenis tumbuhan-tumbuhan tertentu saja yakni dari

marga Rhizophora, sedangkan istilah mangrove digunakan untuk segala

tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

Menurut Kustanti (2011), secara fisik hutan mangrove memiliki peranan

penting dalam melindungi pantai dari gelombang besar, angin kencang, badai,

dan lain sebagainya. Secara ekologis ekosistem mangrove memiliki nilai penting

sebagai penyedia makanan bagi organisme yang tinggal disekitar mangrove,

(15)

2

hutan Mangrove terdapat beragam jenis sumberdaya hayati yang dapat

dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Misalnya saja yang dapat diperoleh

dari hutan mangrove adalah kayu untuk bahan bangunan, kayu bakar, bahan

arang, produk hutan mangrove dapat diolah peralatan rumah tangga, dan bahan

baku tekstil.

Sehubungan dengan besarnya manfaat ekosistem hutan mangrove secara

ekologis dan ekonomis, ekosistem hutan mangrove harus dipertahankan

keberadaannya.Selain itu pertumbuhan penduduk juga semakin cepat, dengan

demikian kebutuhan hidup manusia akan semakin meningkat terutama di daerah

pesisir yang pemenuhan kebutuhan hidupnya langsung dari alam. Meningkatnya

kebutuhan ini akan menimbulkan tekanan terhadap sumberdaya alam, dimana

pemanfaatan yang dilakukan masyarakat cenderung tidak memperhitungkan

kerugian secara ekologis. Selain itu pembangunan wilayah pesisir di sekitar

kawasan hutan mangrove seringkali tidak dilakukan dengan berwawasan

lingkungan, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan pada ekosistem hutan

mangrove hampir diseluruh wilayah pesisir Indonesia.

Wisata alam merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang

mengutamakan jasa alam untuk kepuasan manusia.Berbagai macam kegiatan

wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan

masyarakat, pengusaha, dan pemerintah adalah pariwisata. Menurut Syahid (2015)

ekowisata merupakan suatu aktifitas pariwisata yang berupaya untuk meminimalisir

dampak negatif terhadap kegiatan pariwisata. Ekowisata juga dapat didefinisikan

sebagai perjalanan wisata yang penuh tanggung jawab ke suatu destinasi dengan

(16)

3

lokal. Ekowisata secara langsung memberikan manfaat bagi lingkungan, budaya dan

ekonomi masyarakat lokal. Seorang wisatawan yang melakukan kegiatan wisata

berbasis alam hanya dapat pergi mengamati burung saja, namun seorang ekoturis

(orang yang melakukan ekowisata) pergi mengamati burung dengan pemandu lokal,

tinggal dipenginapan yang dimiliki oleh masyarakat lokal dan berkontribusi terhadap

ekonomi masyarakat lokal.

Desa Kuala Langsa yang terletak di pesisir Kecamatan Langsa Barat, Kota

Langsa, Aceh memiliki sumberdaya ekosistem mangrove seluas 400 Ha.

Beberapa pihak yang terlibat langsung dalam pemanfaatan ekosistem hutan

mangrove diantaranya adalah petambak, pencari ikan, pencari kepiting, pencari

udang, pencari kerang, pencari kayu bakar, penyedia kulinerhingga masyarakat

secara umum. Agar kegiatan pemanfaatan yang dilakukan di ekosistem mangrove

di Desa Kuala Langsa berlangsung secara optimal dan berkelanjutan maka

diperlukan suatu perencanaan dan pengelolaan.

Kondisi jalan Desa Kuala Langsa yang baik dan juga pelabuhan yang ramai

dengan aktifitas transportasi dan perikanan serta terdapat sungai yang dapat

dijadikan sebagai wisata pancing, kuliner kafe terapung, serta hutan mangrove

yang menjadi salah satu kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai

ekowisata bahari. Melihat potensi alamiah yang terdapat di Desa Kuala Langsa

pengembangan seperti ekowisata seharusnya menjadi pilihan utama dalam

pemanfaatan ekosistem hutan mangrove di daerah pesisir Desa Kuala Langsa,agar

pemanfaatan yang dilakukan tidak hanya secara ekonomi namun juga secara

(17)

4

Kegiatan ekowisata adalah alternatif yang efektif untuk menanggulangi

permasalahan lingkungan di ekosistem ini seperti tingkat eksploitasi yang

berlebihan oleh masyarakat dengan menciptakan alternatif ekonomi bagi

masyarakat. Oleh karena itu, agar kegiatan pemanfaatan yang dilakukan

diekosistem mangrove Desa Kuala Langsa berlangsung secara optimal dan

berkelanjutan makakegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya

disesuaikan denganpotensi sumberdaya dan peruntukannya. Kriteria ekosistem

mangrove yang baik akan menjadi potensi ekosistem mangrove untuk dijadikan

ekowisata.

Menurut Dahuri (2013) kriteria hutan mangrove yang baik adalah penutupan

lahan kurang lebih sekitar 75% dan kerapatan pohonnya sekitar 1000 – 1500

pohon/Ha. Sedangkan menurut Yulianda (2007) kriteria kerapatan ekosistem

mangrove untuk wisata kategori ekowisata mangrove adalah

Kerapatanmangrove>15-25(pohon/100m2) termasuk kategori baik,

>10-15(pohon/100m2) kategori cukup baik, 5-10(pohon/100m2) cukup buruk,

<5(pohon/100m2) buruk.

Kesesuaian wisata pantai kategori wisata mangrove mempertimbangkan

5parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata

pantaikategori wisata mangrove antara lain: ketebalan mangrove, kerapatan

mangrove,jenis mangrove, pasang surut, dan obyek biota. Dengan klasifikasi

penilaian baik, cukup baik, cukup buruk, dan buruk. Pengembangan wisata bahari

denganmemanfaatkan potensi sumberdaya ekosistem mangrove, bersifat mudah

rusak dan ruang pengunjung sangat terbatas maka perlu penentuandayadukung

(18)

5

secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu

tanpa menimbulkangangguan pada alam dan manusia. Setelah diketahui potensi,

kesesuaian lahan dan daya dukung ekosistem mangrove maka selanjutnya adalah

menganalisis indeks kesesuaian ekosistem mangrove untuk ekowisata (Yulianda,

2007).

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, penelitian ini dilakukan untuk

menjadikan ekowisata sebagai salah satu alternatif pemanfaatan yang dapat

dilakukan pada ekosistem mangrove, khususnya di daerah Desa Kuala Langsa.

Dengan cara menganalisis potensi sumberdaya ekosistem mangrove, kesesuaian,

dan dayadukungnya untuk melihat potensi sumberdaya ekosistem mangrove untuk

kegiatan ekowisata yang akan dikembangkan. Dengan demikian, diharapkan

manfaat ekowisata di kawasan tersebut dapat diperoleh secara optimal, yaitu

secara ekonomis memberikan keuntungan peningkatan perekonomian masyarakat

sekitar dan secara ekologis, sumber daya alam yang ada tetap dilindungi dan tetap

terjamin kelestariannya.

B. Identifikasi Masalah

Hutan mangrove seluas 400 Ha yang terdapat di pesisir Desa Kuala Langsa,

Kecamatan Langsa Barat merupakan kawasan hutan lindung yang dimanfaatkan

oleh masyarakat sekitar untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, diantaranya

petambak, penangkap ikan, kuliner, dan lain sebagainya, yang dapat

menimbulkan tekanan pada sumberdaya alam pada wilayah tersebut sehingga

dapat menimbulkan kerusakan. Ekosistem mangrove Desa Kuala Langsa

mempunyai potensi alamiah yang bisa dijadikan salah satu kawasan wisata yang

(19)

6

bisa dijadikan sumber pendapatan asli daerah, dan sekaligus juga akan

bermanfaat secara ekologi. Oleh karena itu ekosistem hutan mangrove di Desa

Kuala Langsa membutuhkan suatu identifikasi potensi ekosistem mangrove untuk

ekowisata yakni sebagai diversifikasi strategi pemanfaatan agar dapat menjamin

keberlanjutan pembangunan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Pengembangan ekowisata yang akan dilakukan harus diketahui bagaimana

kesesuaian dan dayadukungnya, agar manfaat ekowisata di kawasan tersebut

secara ekonomis memberikan keuntungan peningkatan perekonomian masyarakat

sekitar dan secara ekologis, sumber daya alam yang ada tetap dilindungi dan tetap

terjamin kelestariannya.

C. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada potensi sumberdaya ekosistem

mangrove untuk pengembangan Ekowisata yang meliputi potensi sumberdaya

ekosistem mangrove, kesesuaian ekologis wisata mangrove, daya dukung wisata

mangrove, dukungan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata

di Desa Kuala LangsaKecamatan Langsa Barat Kota Langsa.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi sumberdaya ekosistem mangrove di Desa Kuala Langsa

Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa ?

2. Bagaimana kesesuaian ekologis wisata mangrove di Desa Kuala Langsa

Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa ?

3. Bagaimana dayadukung wisata mangrove di Desa Kuala Langsa Kecamatan

(20)

7

4. Bagaimana dukungan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan

ekowisata di Desa Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui potensi sumberdaya ekosistem mangrove di Desa Kuala

Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa.

2. Untuk mengetahui kesesuaian ekologis wisata mangrove di Desa Kuala Langsa

Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa.

3. Untuk mengetahui dayadukung wisata mangrove di Desa Kuala Langsa

Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa.

4. Untuk mengetahui dukungan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan

ekowisata di Desa Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa.

F. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang potensi ekosistem mangrove dan upaya

pelestariannya melalui ekowisata, sehingga diharapkan manfaat ekowisata di

kawasan tersebut dapat diperoleh secara optimal, yakni secara ekonomis

memberikan keuntungan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan

secara ekologis sumber daya alam yang ada tetap dilindungi dan tetap terjamin

kelestariannya.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah, praktisi, masyarakat dan instansi

terkait untuk melakukan upaya pemanfaatan dan pengembangan daerah secara

(21)

8

3. Menambah wawasan peneliti dan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

4. Sebagai bahan masukan dan menambah khasanah pengetahuan bagi

(22)

79 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Sumberdaya ekosistem mangrove di Desa Kuala Langsa mempunyai

keberagaman jenis yang tinggi. Ditemukan 8 jenis spesies mangrove yang

membentuk zonasi mangrove di Desa Kuala Langsa dari perairan menuju ke

arah daratanyakni Avicennia spp (api-api), Sonneratia spp (pidada putih),

Rhizophora spp (bakau), Bruguiera gymnorhiza(Lindur), Apiculata spp,

Scyphiphora hydrohillaceae(duduk rambat), Xylocarpus granatum(nyirih),

Ceriops tagal(soga tingi). Secara umum, nilai kerapatan spesies yang paling

besar nilainya pada tingkat pohon adalah Avicennia spp (api-api). Kerapatan

ekosistem mangrove masih tergolong baik, berkisar 13–22 individu/100m2

dengan obyek biota yang beragam seperti monyet, kepiting, burung, kerang,

dan lain sebagainya.

2. Indeks kesesuaian ekosistem untuk kegiatan ekowisata mangrove di Desa

Kuala Langsa33,33% termasuk kedalam kategori sesuai (S), 50% kategori

sesuai bersyarat (SB) dan16,67% termasuk kategori tidak sesuai (TS).

3. Wilayah ekosistem mangrove Desa kuala langsa mempunyai daya dukung

kawasan (DDK) yang tinggi yakni pada wilayah daratan dapat menampung

wisatawan 417orang/hari. Sedangkan kawasan perairan dapat menampung

610orang/hari. Nilai daya dukungkawasan (DDK) ini masih dapat berubah,

(23)

80

4. Dukungan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata

diDesa Kuala Langsasebesar 73% berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan

ekowisata dan 27% mengatakan tidak tahu. Pemahaman masyarakat terhadap

ekosistem mangrove cukup baik. Sebagian besar masyarakat sudah

mengetahui pengertian ekosistem mangrove secara umum dan fungsinya,

namun masyarakat lebih mengenal ekosistem mangrove dengan nama bakau

atau bangka.Sedangkan untuk ekowisata seluruh masyarakat yang menjadi

responden tidak mengetahui tentang ekowisata. Secara umum pemahaman

pengunjung tentang ekosistem mangrove dan ekowisata masih sangat rendah.

Kegiatan ekowisata dalam pelaksanaannya diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman pengunjung tentang ekosistem mangrove.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan, maka dapat diambil saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak pengelola baik perangkat desa dan masyarakat membentuk

sistem kelembagaan wisata agar kegiatan wisata yang dilakukan dapat

terorganisir.

2. Kepada lembaga terkait seperti Dinas Kehutanan dan Kelautan terdapat

banyak hal yang perlu diperhatikan pada ekosistem mangrove sebagai tempat

wisata, yakni pelestarian dan perlindungan pemanfaatan sumberdaya

ekosistem mangrove di Desa Kuala Langsa, oleh karena itu dibutuhkan suatu

kebijakan dan kekonsistenan dalam menerapkan aturan pemanfaatan

(24)

81

3. Kepada pihak pengelola agar memperhatikan Peningkatkan sarana dan

prasarana, kebersihan, dan penawaran jasa wisata yang menarik bagi

pengunjung.Karakteristik pengunjung dapat dijadikan sebagai sumber

informasi untuk pengelola dalam pembuatan paket-paket wisata. Paket wisata

yang bisa diterapkan di Desa Kuala Langsa ini adalah paket wisata yang

digemari oleh kalangan keluarga, para remaja/pelajar dan pekerja.

4. Perlu adanya sosialisasi program atau penyuluhan konservasi secara kontinyu

kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat mengetahui dan

dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekowisata yang dilakukan. Kegiatan

sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai

(25)

82

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2016. Garis Pantai yang Panjang dan Pelabuhan Tikus yang Banyak.Tribata News.Di akses pada 27 Maret 2016.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta.

Badan Penelitian Pengembangan dan Kajian Penelitian Pemerintah Kabupaten Bengkalis. 2011. Penyusunan Pengembangan Ekowisata Bisnis Planning.:Pekan Baru Riau.

Dahuri, Rokhmin (Dkk). 2013. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Balai Pustaka : Jakarta Timur.

Desriana.2015. Kajian Potensi Ekosistem Mangrove Untuk Pengembangan Ekowisata Mangove Di Desa Kuala Sempang Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan.Skripsi.Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Indriyanto. 2015. Ekologi Hutan. Bumi Aksara : Jakarta.

Kordi K,M. Ghufran H. 2012. Ekosistem Mangrove : Potensi, Fungsi, dan Pengelolaan. Rineka Cipta : Jakarta.

Kustanti, Asihing. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. IPB Press : kampus IPB Taman Kencana Bogor.

Manik, Eddy. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan : Jakarta.

Muhaerin, Muri. 2008. Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove Untuk Pengelolaan Ekowisata Di Estuari Perancak, Jembrana, Bali. Skripsi.Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalalia Indonesia : Bogor.

Rangkuti. 2013. pengelolaan hutan mangrove di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(26)

83

Rokan. 2012. pelaksanaan rehabilitasi hutan mangrove dan partisipasi masyarakat di Kelurahan Beras Basah Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito : Bandung.

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan : Jakarta.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Pustaka Pelajar : Celeban Timur.

Syahid, Ahmad rosyidi. 2015. studi pariwisata : pusat referensi ilmu pariwisata. diakses pada : 23 maret 2016.

Putra, 2014.“Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove di Desa Kuala Karang

Kabupaten Kubu Raya”.Jurnal : Volume 2.

Setyawan, Eko Dkk. 2014. Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Untuk Ekowisata Mangrove Di Desa PasarbanggiKabupaten Rembangjawa Tengah.Jurnal.

Sugiyono, 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.

UNESCO. 2015. UHJAK/2009/PI/H/9 EKOWISATA :panduan dasar

pelaksanaan. UNESCO Office : Jakarta.

UU No.10/2009 tentang Kepariwisataan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset : Yogyakarta.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya pesisir berbasis konservasi.Makalah Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK. IPB.

(27)

84

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Pada kawasan Suaka Margasatwa Mampie di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali

Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Kawasan Ekowisata dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa.. Universitas

Kuesioner ini merupakan panduan wawancara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan data penelitian yang berjudul: “Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Ekowisata

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi dan potensi wisata kawasan ekosistem mangrove sebagai dasar untuk pengembangan ekowisata mangrove dan mengkaji strategi yang

Strategi alternatif pengelolaan ekowisata mangrove yang diprioritaskan di kawasan ekowisata mangrove Desa Lubuk Kertang adalah pertama meningkatkan usaha pengelolaan

Sumberdaya pesisir hutan mangrove tersebut dapat menyediakan berbagai produk dan layanan jasa lingkungan yang menunjang berbagai kebutuhan hidup dan macam aktivitas ekonomi..

Strategi alternatif pengelolaan ekowisata mangrove yang diprioritaskan di kawasan Ekowisata Mangrove Lubuk Kertang adalah meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem

Fariha Ainun Azkia. Kesesuaian Ekosistem Mangrove dan Strategi Pengembangan Ekowisata di Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Sutrisno