LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
FITRI YULIANINGSIH 06 0406 026
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
Oleh : FITRI YULIANINGSIH
06 0406 026
Medan, 25 Juni 2011
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Vinky Rahman, MT
NIP: 196606221997021001 Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc,PH.D
Ir. Vinky Rahman, MT
Nama : FITRI YULIANINGSIH
NIM : 06 0406 026
Judul Proyek Tugas Akhir : Aquarium Biota Laut Di Pantai Cermin
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing I
Paraf
Pembimbing II
Koordinator
TKA-490
1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa
Sidang
4. Perbaikan Dengan
Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, 25 Juni 2011
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan,
inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Aquarium Biota Laut Di Pantai Cermin. Tugas akhir ini
merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Ibu Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc.PH.D dan kepada Bapak Ir.Vinky Rahman, MT sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. Vinky Rahman, MT, Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
3. Orang tua saya yang tercinta, atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala
pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
4. Om dan Tante atas kesabaran, pengorbanan, rasa sayang dan motivasi yang telah
diberikan kepada penulis selama ini.
5. Abang dan Kakak-kakakku tersayang, Fitri Buaningsih, Sungko Tri Bowo dan
Trianingsih sebagai teladan bagi penulis dan motivator dalam menyelesaikan
Tugas Akhir penulis.
6. Yang tersayang Rengga Giwangkara, untuk semua support, motivasi dan inspirasi
yang telah diberikan kepada penulis
7. Kepada Semua teman - teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Elsha Putri Sandhani (2006),
Nur Kumala Sari (2006), Agus Diana Sari (2006), Zhilli Izzadati K. (2006), Irma
Zuastika (2006), Misria Siregar (2006), Dini Maharani (2006), Denni Wahyudi
(2006), Junardi (2006), Yayat Wihadi (2006) atas bantuan baik tenaga maupun
motivasi dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis
9. Adik – adik stambuk 2007-2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Husin (2008), Nurtia Rahmat
(2007), Terima kasih atas bantuan dalam tenaga dan pikiran.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka
atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak
kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan
tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 25 Juni 2011
Hormat saya,
FITRI YULIANINGSH
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Maksud dan Tujuan ... 3
I.3 Masalah Perancangan ... 3
I.4.Pendekatan ... 4
I.5 Batasan Masalah ... 4
I.6 Asumsi ... 4
I.7 Kerangka Befikir ... 6
I.8 Metodologi Pembahasan ... 7
I.9 Sistematika Laporan ... 7
Bab 2. Deskripsi Proyek 2.1 Terminologi Judul ... 8
2.2. Lokasi 2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 9
2.2.2 Pemilihan Lokasi ... 12
2.2.3. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan ... 16
2.2.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak ... 18
2.3. Tinjauan Fungsi 2.3.1. Tinjauan Umum ... 18
2.3.2. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 59
2.3.3. Deskripsi Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ... 60
2.3.4. Deskripsi Persyaratan dan kriteria ruang ... 65
3.1.2. Metafora ... 91
3.2. Interpretasi Tema ... 92
3.2.1. Metafora Digunakan Sebagai Suatu Bentuk Metode Desain ... 93
3.2.2. Metode Apresiatif Metafora dalam Arsitektur ... 94
3.3. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 95
3.4. Keterkaitan Tema dan Judul ... 96
3.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 96
Bab 4. Analisa 4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 104
4.1.1. Analisa Lokasi ... 104
4.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ... 104
4.1.3 Tata Guna Lahan ... 106
4.1.4 Skyline ... 107
4.2. Analisa Potensi dan kondisi tapak ... 108
4.2.1 Analisa Sirkulasi ... 108
4.2.2 Analisa Pencapaian ... 109
4.2.3 Analisa View ... 110
4.2.4 Analisa Kebisingan ... 112
4.3. Analisa Fungsional ... 113
4.3.1. Analisa Ruang ... 113
4.4. Tinjauan Konteks Lingkungan ... 116
4.4.1. Letak Geografis ... 116
4.4.2. Konteks Lingkungan Fisik ... 116
4.4.3. Konteks Lingkungan Non Fisik ... 118
4.5. Tinjauan Kelayakan Proyek ... 119
4.5.1. Kelayakan Teknis ... 119
4.5.2. Kelayakan Fungsional ... 119
4.5.3. Program Kebutuhan ruang ... 120
4.6. Analisa Teknologi ... 124
4.6.1. Analisa Struktur ... 124
5.3. Konsep Material ... 141
DAFTAR PUSTAKA ... 143 LAMPIRAN
A. Gambar Kerja
Ground Plan
Denah lantai 2 dan 3
Denah lantai 4 dan basement
Tampak sisi barat dan utara
Tampak sisi utara dan selatan
Potongan melintang dan membujur Bangunan
Rencana pondasi dan pembalokan lantai 1
Rencana pembalokan lantai 2 dan 3
Rencana sanita dan kebakaran
Rencana Elektrikal da Ac
Detail
Perspektif
B. Gambar Maket
Gambar 2.1 WP Kabupaten Sergai ... 11
Gambar 2.2 lokasi tapak rancangan ... 17
Gambar 2.3 Pompa filter ... 22
Gambar 2.4 Salinometer ... 23
Gambar 2.5 Chiller aquarium ... 25
Gambar 2.6 Zona pasir ... 26
Gambar 2.7 Zona gua ... 26
Gambar 2.8 Zona celah terumbu karang ... 27
Gambar 2.9 Zona rataan terumbu ... 27
Gambar 2.10 Pola penyebaran biota laut di perairan Indonesia ... 33
Gambar 2.11 aquarium Araipama ... 33
Gambar 2.12 ikan lele macan ... 34
Gambar 2.13 ikan roa – roa ... 34
Gambar 2.14 ikan lele ekor merah ... 34
Gambar 2.15 jenis – jenis ikan bawal ... 35
Gambar 2.16 ikan duyung ... 35
Gambar 2.17 sapi laut steller dan manatee ... 36
Gambar 2.18 kerondong ... 37
Gambar 2.19 ikan hiu ... 37
Gambar 2.20 penyu hijau ... 37
Gambar 2.21 hiu karang ... 38
Gambar 2.22 bintang laut ... 38
Gambar 2.23 jenis ikan pari ... 38
Gambar 2.24 jenis ikan tang ... 39
Gambar 2.25 ikan angel ... 39
Gambar 2.26 ikan yellow black strips ... 39
Gambar 2.27 ikan kepe – kepe ... 39
Gambar 2.28 ikan Crosshatch Tigger ... 39
Gambar 2.29 ikan kerapu ... 40
Gambar 2.30 ikan piranha ... 40
Gambar 2.31 gigi ikan piranha ... 40
Gambar 2.36 jenis – jenis udang ... 43
Gambar 2.37 jenis – jenis kepiting ... 43
Gambar 2.38 ikan ubur – ubur ... 44
Gambar 2.39 ikan gurita ... 44
Gambar 2.40 lepu tembaga ... 44
Gambar 2.41 lepu ayam ... 45
Gambar 2.42 bintang laut bulu raksasa ... 45
Gambar 2.43 bulu babi ... 45
Gambar 2.44 ikan badut(anemon) ... 46
Gambar 2.45 jenis- jenis ikan anemone ... 46
Gambar 2.46 ikan badut dalam anemon laut ... 47
Gambar 2.47 anemon karang ... 47
Gambar 2.48 anemon matahari ... 48
Gambar 2.49 anemon pasir ... 48
Gambar 2.50 aquarium ikan hias laut ... 49
Gambar 2.51 ikan diskus ... 49
Gambar 2.52 ikan mas ... 50
Gambar 2.53 ikan loa ... 50
Gambar 2.54 ikan hias queen angel ... 50
Gambar 2.55 ikan yellow tang ... 51
Gambar 2.56ikan Trigger belah ketupat ... 51
Gambar 2.57 jenis – jenis ikan trigger ... 51
Gambar 2.58 jenis ikan kerapu ... 52
Gambar 2.59 Ikan terumbu karang ... 53
Gambar 2.60 jenis ikan diurnal ... 53
Gambar 2.61 jenis ikan noktunal ... 54
Gambar 2.62 jenis ikan crespucular ... 54
Gambar 2.63 ikan ubur – ubur ... 54
Gambar 2.64 ikan gurita ... 55
Gambar 2.65 ikan arwana merah ... 55
Gambar 2.66 golden Arwana ... 56
Gambar 2.71 silver arwana ... 58
Gambar 2.72 layang-layang ... 59
Gambar 2.73 ikan butterfly ... 59
Gambar 2.74 Garis Pandang Penonton ... 66
Gambar 2.75 Posisi Kursi ... 67
Gambar.2.76 Jarak Kursi ... 67
Gambar 2.77 Peta lokasi dan Tampak depan Sea World ... 70
Gambar 2.78 Ukiran batu dalam Sea World ... 71
Gambar 2.79 Peta lokasi aquarium ... 71
Gambar 2.80 suasana aquarium utama ... 72
Gambar 2.81 aquarium ikan hiu ... 73
Gambar 2.82 kolam sentuh ... 73
Gambar 2.83 Pemberian makanan pada kura – kura ... 73
Gambar 2.84 ikan duyung ... 74
Gambar 2.85 ikan piranha ... 74
Gambar 2.86 ikan kerondong ... 75
Gambar 2.87 ikan aquarapaima ... 75
Gambar 2.88 Suasana aquarium ... 76
Gambar 2.89 aquarium air tawar ... 76
Gambar 2.90 aquarium duyung ... 77
Gambar 2.91 marine aquarium ... 77
Gambar 2.92 Suasana aquarum dari dalam terowongan ... 77
Gambar 2.93 anjungan pada lantai 2 ... 78
Gambar 2.94 Computer layar sentuh ... 79
Gambar 2.95 Suasana dalam perpustakaan ... 79
Gambar 2.96 Suasana gift shop sea world ... 79
Gambar 2.97 Acara di dalam ruang serba guna ... 80
Gambar 2.98 Tampak bangunan ... 80
Gambar 2.99 Denah bangunan ... 81
Gambar 2.100 Suasana kolam ... 81
Gambar 2.101 Suasana aquarium ... 82
Gambar 2.106 Mainan anak - anak dan Buku bacaan ... 84
Gambar 2.107 Aneka tas dan Gantungan kunci ... 84
Gambar 2.108 Interior café ... 85
Gambar 2.109 SeaWorld San Diego ... 86
Gambar. 2.110 Peta SeaWorld San Diego ... 86
Gambar. 2.111 Akuarium Utama... 86
Gambar 2.112 stadion Shamu ... 87
Gambar2.113 Penguin Encounter ... 87
Gambar 2.114 Adventure Camps ... 88
Gambar 2.115 Ocean Discovery for Early Learners ... 88
Gambar 2.116 K-12 School Program ... 88
Gambar 2.117 In-Depth Tours ... 89
Gambar 3.1 Site Plan Museum Of Fruit ... 98
Gambar 3.2 Tampilan keseluruhan bangunan yang merupakan ‘new age village’ ... 98
Gambar 3.3 Bentuk Bibit Yang Disebar Pada Penataan Massa Bangunan ... 99
Gambar 3.4 Museum Peradaban Kanada ... 100
Gambar 3.5 Pintu masuk dan Plaza Fungsional Museum Peradaban Kanada... 100
Gambar 3.6 Gereja St. Andreas, Jakarta ... 101
Gambar 3.7 Puncak Menara yang menyerupai mahkota ... 101
Gambar 3.8 Altar dan bentuk atap yang memunculkan siluet kapal ... 102
Gambar 4.1 Analisa Lokasi ... 104
Gambar 4.2 Batas – batas site ... 105
Gambar. 4.3 Peta Tata Guna Lahan ... 106
Gambar. 4.4 skyline ... 107
Gambar 4.5 Analisa Lokasi ... 108
Gambar 4.6 Pencapaian Menuju Site ... 108
Gambar 4.7 Analisa Penempatan Entrance ... 109
Gambar 4.8 Analisa View Keluar ... 119
Gambar 4.9 Analisa View Kedalam ... 111
Tabel. 2.2 Kriteria Lahan ... 12
Tabel.2.3 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai cermin ... 15
Tabel.2.4 Bahan – bahan aquarium ... 20
Tabel.2.5 Ketebalan kaca untuk Akuarium Laut (sumber : Kuncoro.2004) ... 21
Tabel.2.6 Ketebalan Acrylic untuk Akuarium Laut (sumber : Kuncoro.2004) ... 21
Tabel.2.7 Debit pompa dan arus maksimal ... 22
Tabel.2.8 Hubungan tingkat salinitas dan gravitasi khusus ... 23
Tabel.2.9 Volume aquarium dan kapasitas daya lampu ... 25
Tabel. 2.10 Daerah asal, Nilai pH, dan Kesadahan dari beberapa jenis ikan ... 28
Tabel. 2.11 Hubungan ukuran ikan dan jumlah air dalam pemeliharaan ... 28
Tabel.2.12 Iradiasi sinar matahari pada siang hari di daerah Khatulistiwa ... 29
Tabel.2.13 Spesifikasi lampu Metal Halide dan Osram ... 30
Tabel.2.14 Variasi Penggunaan Lampu ... 30
Tabel.2.15 Kegiatan dan kebutuhan ruang ... 60
Tabel. 2.16 perbandingan ukuran ikan dan jumlah air ... 68
Tabel. 2.17 kapasitas tangki standart US ... 68
Tabel 3.1 Perbandingan Studi Banding Tema ... 101
Tabel.4.1 Luas Desa, Jumlah Penduduk di Kecamatan Pantai Cermin tahun 2002. (Sumber Kab. Serdang Bedagai) ... 117
Tabel.4.2 Jarak dari kantor desa ke ibukota kecamatan di Kecamatan Pantai Cermin (Sumber : BPS Provinsi SUMUT) ... 117
Table 4.3 kunjungan wisatawan ke Pantai Cermin ... 119
Tabel 4.4 Dasar Pemilihan Sistem Struktur ... 124
Tabel 4.5 Analisa Pondasi ... 125
Tabel 4.6 jenis – jenis struktur ... 127
Tabel 4.7 Bahan Struktur ... 130
Tabel 4.8 Bahan Bangunan ... 130
Tabel 4.9 Sistem Instalasi Listrik ... 131
Tabel 4.10 Sistem distribusi ... 135
Diagram 4.2 aktivitas pengelola ... 113
Diagram 4.3 aktivitas staff servis ... 114
Diagram 4.4 organisasi ruang lantai 1 ... 114
Diagram 4.5 organisasi ruang lantai 2 ... 115
Diagram 4.6 organisasi ruang lantai 3 ... 115
Diagram 4.7 organisasi ruang lantai 4 ... 115
Diagram 4.8 analisa kegiatan karyawan ... 116
Diagram 4.9 analisa kegiatan pengelola gedung ... 116
Diagram 4.10 Skematik pembayaran tiket masuk ... 124
Diagram 4.11 Sistem distribusi listrik ... 132
Diagram 4.12 Skematik Air Bersih ... 133
Diagram 4.13 Skema distribusi air laut ... 134
Diagram 4.14 Skematik Air Buangan ... 135
Diagram 4.15 Skematik air buangan aquarium ... 135
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Hampir 97,5% luas permukaan bumi merupakan lautan,dan sisanya adalah perairan
air tawar. Sekitar 2/3 berwujud es di kutub dan 1/3 sisanya berupa air tanah yang berada
pada kedalaman 200 – 600 m di bawah permukaan tanah. Dari keseluruhan air tanah
hanya 0,006% yang mengalir di permukaan bumi.
Indonesia adalah negara bahari yang sangat kaya dengan keindahan alam. Sejak
dahulu dikenal sebagai sebagai Negara bahari dengan luas lautnya 2,8 juta km2. juga memiliki kewenangan atas 2,7 – 3,0 juta km2 atas zona ekonomi eklusif (ZEE) yang ditarik 200 mile terhadap baseline. Kewenangan tersebut antara lain meliputi hak untuk
mengelola sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung didalamnya ( data
berdasarkan United Nation, UNCLOS 1982 artikel 47 ).
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas teritorial ±
5,193 juta km², dan dari luas tersebut 60 % atau ± 3,28 juta km² merupakan wilayah
perairan yang memiliki potensi alam yang khas. Dimana alam Indonesia memiliki berbagai
ragam jenis flora maupun fauna, baik yang hidup di daratan maupun yang hidup di
perairan. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa kekayaan Indonesia masih banyak yang
belum diketahui dan sangat perlu untuk diperkenalkan kepada kita terutama masyarakat
untuk mendukung pelestarian alam.
Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia
Potensi alam dan kekayaan alam Indonesia saat ini, terutama potensi perairan baik itu
perairan laut maupun perairan tawar belum tertangani dengan baik dan optimal,
sehubungan dengan status negara kita sebagai negara bahari.
Dewasa ini pariwisata Indonesia merupakan salah satu andalan pemerintah yang
cukup berperan dalam menunjang pembangunan bangsa. Hal itu disebabkan karena
industri pariwisata merupakan industri yang cepat menghasilkan dan sangat strategis
untuk dikembangkan sebagai penghasil devisa nomor dua setelah minyak bumi dan gas.
Diantara sekian banyak potensi wisata yang beraneka ragam di Indonesia, salah satunya
yang paling banyak diminati adalah wisata bahari. Selain itu dalam dunia Internasional,
Indonesia dikenal sebagai Negara bahari yang memiliki potensi wisata bahari yang sulit
dijumpai di negara – negara lain, baik berupa wisata pantai dengan panorama yang
indah ataupun dunia bawah laut dengan panorama yang menakjubkan.
Keunikan perairan Indonesia tersebut menyebabkan banyak para ahli kelautan
merasa perlu untuk memalingkan perhatian mereka pada perairan kita untuk dapat
mengkaji gejala – gejala oseanografis yang mempunyai dampak bagi dunia (Nontji, 1989 :
8). Namun taman laut beserta biota – biota laut yang merupakan kekayaan alam yang
sangat potensial tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sumatera sebagai pulau terbesar kedua di Indonesia (473.600 km²) setelah
Kalimantan (539.460 km²), terletak di bagian Barat Indonesia dan merupakan wilayah
yang mempunyai potensi kebaharian yang potensial. Dari tahun ke tahun Indonesia terus
melaksanakan pembangunan terencana yang berkelanjutan, satu diantaranya yaitu di
bidang pariwisata yang dijadikan sebagai salah satu sektor sumber pendapatan devisa
negara. Aquatium biota laut merupakan salah satu alternatif objek wisata bahari yang
layak dipertimbangkan untuk menambah objek wisata bahari yang ada di Sumatera Utara
dengan pertimbangan :
Menambah pendapatan daerah setempat
Menarik minat wisatawan baik domestic maupun internasional
Melestarikan kekayaan biota laut yang kaya ragam jenisnya ( Nontji 1987 : 2)
Sebagai fasilitas public dan tempat rekreasi yang bersifat edutaintment
Menambanh pengetahuan masyarakat
Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi
bagi pengembangan daerah wisata bahari. Antara lain dipesisir pantai timur dan pantai
barat Sumatera Utara, juga Danau Toba dan pulau Nias. Akan tetapi pemanfaatan
potensi yang ada saat ini belumlah optimal, sehingga tempat wisata bahari yang ada di
Sumatera Utara saat ini jauh dari apa yang diharapkan. Sementara kebutuhan akan
Setiap tahunnya arus wisatawan yang datang ke Sumatera Utara, namun terjadi
penurunan pada tahun 1996 dan sekitar tahun 2004 akibat isu keamanan (Data dari dinas
Pariwisata tingkat I Sumatera Utara). Hal ini merupakan tantangan bagi kita khususnya
sektor pariwisata untuk terus menggali objek-objek wisata yang berpotensi dan
mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap kondisi kepariwisataan di Indonesia,
khususnya di Sumatera Utara.
I.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan proyek ini adalah:
• Memperkenalkan serta memperluas wawasan masyarakat terhadap dunia bawah laut.
• Merangsang kunjungan wisatawan sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.
• Sebagai sarana pendidikan non-formal bagi lapisan masyarakat yang ingin lebih mengenal dunia satwa maupun tumbuhan serta jenis karang laut. Pendidikan yang
didapat disekolah kurang efektif tanpa adanya alat peraga langsung, sehingga
dapat berfungsi sebagai pelengkap bagi dunia pendidikan.
• Menciptakan sarana dan prasarana hiburan dan rekreasi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat berupa suatu bangunan yang menampilkan
keragaman biota air laut.
I.3. Masalah Perancangan Permasalahan umum
• Bagaimana membuat bangunan yang dapat disesuaikan dengan lingkungannya baik bentuk, fungsi maupun gaya bangunan yang sesuai dengan kebutuhan
bangunan.
• Bagaimana cara menata pola-pola ruang yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan aktifitas yang terjadi di dalam bangunan tersebut nantinya. • Penerapan teknologi yang tepat bagi bangunan di tepi air.
Permasalahan khusus • Fungsi
a. Bangunan memiliki fungsi yang kompleks sebagai sarana rekreasi, pendidikan
dan penelitian.
b. Bagaimana penerapan tema terhadap bangunan.
• Lokasi
Pertimbangan yang menyangkut sarana transportasi dan pencapaian yang
mudah ditempuh dan disesuaikan dengan tema proyek.
I.4. Pendekatan
Pendekatan ini dilakukan untuk mempertajam permasalahan tentang:
a. Penentuan maksud dan tujuan proyek
b. Proyek sejenis yang telah ada di tempat lain di Indonesia dengan sistem
perbandingan digunakan sebagai acuan.
c. Penentuan tapak dan faktor-faktor penentu perancangan berdasarkan analisa
kegiatan.
d. Perumusan kegiatan-kegiatan serta kebutuhan bagi sebuah gedung Akuarium
Biota Laut.
e. Mempelajari arsitektur rekreatif yang dihubungkan dengan lingkungan perairan
laut.
Pendekatan dalam pengembangan konsep dan perencanaan fasilitas diawali dengan
melakukan studi kepustakaan dan studi banding, guna mengidentifikasikan masalah
dan menghasilkan kriteria-kriteria umum bagi perencanaan dan perancangan.
I.5. Lingkup / Batasan Perancangan
Lingkup pembahasan dalam proyek Akuarium Biota Air Laut ini adalah
perencanaan dan perancanangan. Studi-studi yang dilakukan dimaksudkan untuk
mendapatkan dasar-dasar informasi yang mendukung konsep-konsep perencanaan
dan perancangan, dengan beberapa asumsi kelayakan sampai dengan
pemrograman.
Kajian pengembangan konsep-konsep perencanaan dan perancangan dibatasi
dengan kajian disain arsitektural yang mampu mengekspresikan dan
mengidentifikasikan keberadaannya pada kawasan tepi air dengan
permasalahannya.
Keluaran dari studi ini adalah konsep-konsep perancangan kompleks bangunan
dan kawasan yang dalam perencanaan berfungsi sebagai akuarium biota air laut
dilengkapi fasilitas rekreasi.
1.6.
Asumsi
Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar
Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat rekreatif.
Diasumsikan bahwa bangunan diwujudkan di mana setting keberadaan bangunan berkisar 30 sampai 40 tahun yang akan datang yaitu berkisar pada tahun 2039
sampai tahun 2049 dimana pada saat itu kondisi ekonomi dan pembangunan di
daerah layak dan memadai.
Diasumsikan lokasi lahan studi layak untuk didirikan bangunan sesuai dengan peruntukan lahan sebagai kawasan wisata yang bersifat komersil..
Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini. Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia khususnya daerah Sumatera
Utara berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan
I.7. Kerangka Berpikir
Latar Belakang
Pendekatan Perancangan
Identifikasi Masalah
Tema
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisa
Studi Literatur
Potensi
Konsep
Pra Rancangan
Maksud dan Tujuan
Sasaran
Analisa
Kriteria
Kriteria
Desain
Kriteria
Perancangan
Masalah
Kerangka Survey
Survey
Data Fisik
Wawancara
Dokumentasi
Prospek
1.8. Metodologi Pembahasan a. STUDI LITERATUR
Melakukan studi pengenalan masalah yang berhubungan dengan proyek yang
direncanakan untuk melengkapi data sebagai masukan dalam proses perencanaan
dan perancangan dengan cara mencari data-data dari buku, internet ataupun
majalah yang berkaitan dengan proyek yang akan direncanakan.
b. STUDI LAPANGAN
Studi lapangan dilakukan dengan cara :
• survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan. • Survey langsung ke bangunan yang memiliki fungsi sejenis.
1.9. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,
pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
berisi tentang pengertian judul, tinjauan kasus proyek, tinjauan fungsi dan studi banding
arsitektur dengan fungsi sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul
serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi
lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman
fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang,
hubungan antar ruang yang bersifat analisa.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul
Judul Proyek : Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin
Status Proyek : Fiktif
Pengertian Aquarium
Istilah Aquarium berasal dari bahasa latin yaitu “aqua” yang berarti air. Aquarium
sendiri merupakan sebuah ruangan/kolam/bak yang bisa berupa bidang
transparan/massif yang didalamnya berisi air, dimana didalamnya dipelihara binatang –
binatang dan tumbuhan – tumbuhan air untuk dipamerkan atupun tujuan penelitian.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, aquarium diartikan sebagai : Tempat
memelihara ikan hias ; Suatu ekosistem yang berisikan banyak komponen saling
berinteraksi sehingga keseluruhan system berjalan; Gedung tempat
memperlihatkan ikan hidup dan tanaman-tanaman air 1.
Menurut kamus The Litle Oxfort, “ Tank for keeping fish and other aquatic life “
yaitu wadah untuk tempat ika hias atau biota lainnya. “ Building with such tanks “
maksudnya bangunan yang memiliki display atau wadah-wadah air. 2
Menurut Eko budi kuncoro dalam bukunya “aquarium Laut “, aquarium
merupakan potongan kecil adaptasi lingkungan air yang diketengahkan dalam
bentuk pajangan dari kaca atau bahan yang tembus pandang lainnya, meniru
dari alam baik kondisi air, bentuk pajangan, ikan maupun biotanya3
Istilah aquarium sebenarnya sudah dipakai oleh bangsa romawi, dimana mereka
membuat kolam – kolam besar di halaman rumah untuk memelihara ikan untuk
dikonsumsi.
.
Biota
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Biota” adalah makhluk hidup berupa flora
maupun fauna.
Laut
Sedangkan “Laut” adalah sebuah tempat berkumpulnya air asin. Dari keterangan di atas
dapat disimpulkan “Biota Laut” adalah gabungan dari flora dan fauna yang hidup di
perairan air asin; sebuah lingkungan atau ekosistem dimana habitat air asin tersebut
tinggal atau hidup.
Di-
Preposisi penunjuk tempat (Poerwadarminta, 1991),
Pantai Cermin
Kecamatan Pantai Cermin adalah kecamatan yang secara adminstratif berada dalam
lingkup pemerintahan Kabupaten Dati II Serdang Bedagai. Pantai Cermin terletak pada 2º
57’ LU - 2º 61’ LU dan 98º 23’ BT - 98º 35’ BT. Jarak dari Ibukota Kabupaten ± 20 km.
Kecamatan Pantai Cermin yang beribukota Kecamatan di Pantai Cermin Kanan memiliki
luas wilayah 77,267 km² atau 7.726,7 Ha yang terdiri dari 12 desa 77 dusun. Penduduk
Pantai Cermin berjumlah 39.414 jiwa4
WP
.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin adalah suatu
tempat berkumpulnya gabungan dari flora dan fauna yang hidup di perairan air asin(laut),
dimana penentuan lokasi site berada di Pantai cermin kabupaten Deli Serdang.
II.2. Lokasi
Untuk mendesain suatu bangunan dibutuhkan ketelitian dalam hal perencanaan
bangunan. Masalah site seharusnya mendapat perhatian yang lebih sehubungan dengan
fungsi bangunan yang akan dibangun.
II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Aquarium Biota Laut yang merupakan gedung yang mengarah pada kegiatan
pariwisata, komersil, dan pendidikan memerlukan pemilihan lokasi yang tepat untuk
mendukung fungsi bangunan tersebut.
Tabel. 2.1 Peruntukan lahan untuk WP Kabupaten Serdang Bedagai
Cakupan Kecamatan Pusat
Pengembangan
Sasaran Peruntukan
A 1.Kecamatan Sei Rampah
2. Kecamatan Tanjung Beringin
3.Kecamatan Bandar Khalifah
4.Kecamatan Sei Bamban
Sei Rampah Pusat pemerintah kabupaten,
perekonomian, jasa, perdagangan, pendidikan dan kesehatan.
B 1.Kecamatan Perbaungan Perbaungan Pusat pemerintahan
4
2. Kecamatan Pantai Cermin
3. Kecamatan Teluk Mengkudu
4. Kecamatan Pegajahan
kecamatan, jasa, perdagangan, rekreasi, permukiman, sarana pendidikan dan RSU.
C 1.Kecamatan Dolok Masihul
2.Kecamatan Kotarih
3.Kecamatan Serbajadi
4.Kecamatan Silinda
5.Kecamatan Tebing tinggi
6.Kecamatan Binta ng Bayu
7. Kecamatan Tebing Tinggi
8. Kecamatan Tebing
Syahbandar
9. Kecamatan Sipispis
10. Kecamatan Dolok Merawan
Dolok Masihul Permukiman,
perdagangan, kesehatan, perekonomian dan
pendidikan.
Sumber:RUTRK Serdang Bedagai, 2005-2011
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK diatas, maka WP yang
tepat untuk membangun Aquarium Biota Laut adalah pada WP B, yaitu untuk peruntukan
wilayah rekreasi.
Mengingat bahwa proyek yang dirancang merupakan kegiatan yang berkaitan
dengan rekreasi, maka sebaiknya site berada pada kawasan rekreasi dengan jalur
Gambar 2.1 WP Kabupaten Sergai
Sumber:RUTRK Serdang Bedagai, 2005-2011 KEC. PANTAI CERMIN
KEC. PERBAUNGAN
KEC. PEGAJAHAN
KEC. TELUK MENGKUDU
KEC. TANJUNG BERINGIN KEC. SEI RAMPAH
KEC. SEI BAMBAN
KEC. BANDAR KHALIFAH KEC. SERBA JADI
KEC. KOTARIH
KEC. BINTANG BAYU
KEC. DOLOK MASIHUL
KEC. TEBING TINGGI
KEC. TEBING SYAHBANDAR
KEC. SILINDA
KEC. DOLOK MERAWAN
KEC. SIPIS - PIS Kawasan WP C
Merupakan kawasan
Perdagangan,
pemukiman, kesehatan
Kawasan WP B
Merupakan kawasan
Rekreasi, perdagngan ,
pendidikan Kawasan WP A
Merupakan kawasan
perekonomian,
Tabel. 2.2 Kriteria Lahan
No . Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap struktur kota
Berada di kawasan wisata daerah yang
merupakan bangunan yang dirancang memiliki
fungsi komersil yang berskala nasional.
Berada di perairan teluk Tapanuli Sumatera
Utara.
2. Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi Oleh karena itu
bangunan diusahakan masih dapat terlihat dari
bagian jalan tertentu
( sumber : NAD dan TSS )
3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang
direncanakan seperti fungsi wisata pada
pulau-pulau disekeliling bangunan berupa kawasan
Poncan, kawasan wisata mursala dan lainnya.
( Sumber : Asumsi )
4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi. Site
bangunan yang berada di perairan lau teluk
Tapanuli merupakan lahan milik
pemerintah.Sedangkan kawasan pesisir pantai
masih sebahagian besar merupakan tanah
rakyat.
Lokasi berada dalam kawasan PPW-1 yang
merupakan kawasan pangembangan daerah
wisata prioritas I
KDB bangunan 60%
KLB bangunan 5 lantai
( Sumber : RUTRK Kabupaten Serdang Bedagai)
Sumber:RUTRK Serdang Bedagai, 2005-2011
II.2.2. Pemilihan Lokasi
Kasus proyek berupa suatu tempat rekreasi yang memamerkan ekosistem biota
kawasan wisata oleh pemerintah Sumatera Utara, dan juga agar mempermudah dalam
mensuplai air asin ke dalam bangunan “Aquarium Biota Laut” yang akan dirancang.
Lokasi berada di kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Deli Serdang Bedagai.
Lokasi berada di ibukota kecamatan dan merupakan kawasan wisata. Selain itu juga
sesuai dengan keberadaan Pantai Cermin yang selama ini terkenal sebagai salah satu
obyek wisata yang di kabupaten Serdang Bedagai.
Pemilihan lokasi untuk aquarium biota laut di pantai Cermin dimaksudkan karena:
Adanya pantai yang menjadi unsur utama untuk menciptakan suasana rekreatif.
Keberadaan laut untuk penyediaan air ke dalam bangunan akuarium.
Mudahnya pencapaian dan pengenalan orang terhadap lokasi proyek.
Adanya sarana rekreasi penunjang lainnya seperti theme park.
Tinjauan Pariwisata
Pariwisata adalah proses bepergian yang didorong berbagai kepentingan baik
ekonomi, sosial budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya yang dapat
mempengaruhi pengalaman, kesenangan, kesukaan, rasa ingin tahu maupun belajar.
Kondisi Lingkungan
Karena potensi daerah begitu besar dalam bidang perikanan ini maka Serdang Bedagai merencanakan dibangunnnya Pusat Pendidikan Perikanan Serdang Bedagai yang berlokasi di kecamatan Pantai Cermin tepatnya di Pantai Cermin Kiri dimana wilayah ini merupakan daerah difungsikan sebagai daerah pemukiman dan pendidikan. a. Orientasi geografis
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ - 30 16’’ Lintang Utara, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur, dengan luas Wilayah 1.900.22 km2 (190.022 Ha) dan memiliki 17 Kecamatan, 237 Desa, dan 6 kelurahan. Secara administratif Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dengan beberapa daerah, yaitu :
• Sebelah Utara : Selat Malaka
• Sebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Simalungun
• Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun
• Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang (Sungai Buaya dan Sungai Ular) b. Kelerengan
bervariatif yakni datar, bergelombang, curam dan terjal. Untuk kemiringan lereng yang terdapat di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas dan didominasi oleh kemiringan lereng landai dan datar (0 - 3% dan 3 - 8%) dengan luas. Untuk kecamatan Pantai Cermin yaitu 0-3%.
c. Ketinggian Lahan
Ketinggian lahan dimaksud adalah ketinggian permukaan lahan rata-rata di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai berada pada ketinggian 0 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian tempat ini maka Kabupaten Serdang Bedagai diklasifikasikan menjadi 4 klasifikasi ketinggian lahan. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai didominasi dengan ketinggian 7 – 25 meter di atas permukaan laut dan untuk ketinggian lahan yang terkecil yakni 0 – 7 meter di atas permukaan laut. Untuk kecamatan Pantai Cermin yaitu 0-7m di atas permukaan laut. d. I k l i m
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Provinsi Sumatera Utara. Pengamatan stasiun Sampali menunjukkan rata-rata Kelembaban udara per-bulan sekitar 84%, curah hujan berkisar antara 30 sampai 340 mm per bulan dengan periodik tertinggi pada bulan Agustus-September 2004, hari hujan per bulan berkisar 8 - 26 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Agustus – September. Rata-rata kecepatan udara berkisar 1,10 m/dt, dengan tingkat penguapan sekitar 3,74 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 23,70 C dan Maksimum 32,20 C. Untuk wilayah kecamatan Pantai Cermin, curah hujan berkisar kurang dari 2000 mm/tahun.
e. Kawasan Perlindungan Setempat
• Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai adalah wilayah tertentu sepanjang yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki pantai sepanjang ± 52 km yaitu Pantai Sebelah Timur Kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Mengingat kapasitas pantai yang hanya ± 52 km maka direncanakan adanya sempadan pantai dengan bentuk mengikuti bentuk fisik pantai. Lebar sempadan pantai adalah bervariasi, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Kabupaten Serdang Berdagai diarahkan pada kecamatan yang termasuk sepadan pantai yaitu Kecamatan Pantai Cemin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah.
• Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengamankan aliran sungai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki banyak sungai besar dan kecil. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun 1993 tentang Garis Sepadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai maka untuk memperhatikan keberadaannya maka ditetapkan/diarahkan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut :
• Sungai yang memiliki tanggul di tengah kota harus mempunyai sempadan sungai 3 meter yang diukur dari kaki tanggul.
• Sungai yang memiliki tanggul di luar kota harus mempunyai sempadan sungai 5 meter dari kaki tanggul.
• Sungai besar tanpa pengaman memiliki sempadan sungai 100 m.
• Sungai kecil tanpa pengaman memiliki sempadan sungai 50 m.
Kawasan sempadan sungai yang ditetapkan/diarahkan sebagai kawasan lindung dapat digunakan untuk kegiatan budidaya sejauh tidak mengganggu fungsi lindungnya, misalnya digunakan untuk lapangan olah raga, kawasan rekreasi, dan sebagainya. Dan apabila kegiatan kawasan budidaya eksisting yang telah melanggar sepadan sungai sebaiknya dikembalikan fungsinya sebagai mana yang telah ditetapkan/direolisasikan
Pantai Cermin Dalam Konteks Kepariwisataan
Proyeksi kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara yang datang ke objek wisata pantai cermin tahun 2002-2010.
Tabel.2.3 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke pantai cermin
No. Tahun Wisatawan
nusantara
Wisatawan mancanegara
Jumlah
1 2002 272.127 5.442 277.569
2 2003 287.312 5.746 293.058
4 2005 320.270 6.405 326.675
5 2006 338.142 6.762 344.904
6 2007 357.010 7.140 364.150
7 2008 376.931 7.538 384.469
8 2009 397.964 7.959 405.923
9 2010 420.170 8.403 428.573
(Sumber : Masterplan obyek wisata Pantai Cermin di Kab. Deli Serdang, Dinas Pariwisata Tingkat I SUMUT).
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa objek wisata Pantai Cermin memiliki
potensi kepariwisataan yang cukup baik untuk dikembangkan lagi.
II.2.3. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kasus Proyek : Aquarium Biota Laut di Pantai Cermin
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Pemerintah
Lokasi Tapak : kecamatan Pantai Cermin Kanan
o Batas Utara : Selat Malaka, Theme Park
o Batas Timur : Hutan Bakau, tambak
o Batas Selatan : pemukiman penduduk, hutan bakau
o Batas Barat : Area jajanan, hutan bakau Luas Lahan : + 2,6 Ha (+ 26.000 m2)
Kontur : Datar
KDB : 30 %
KLB : 3 - 4 lantai
Merupakan lokasi akan di bangunnya Aquarium Biota Laut
Gambar 2.2 lokasi tapak rancangan
II.2.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak Potensi
Potensi yang ada di sekitar site antara lain:
Pantai
Theme Park
Hutan Bakau
Pangkalan Nelayan
Nelayan
Tambak
II.3. Tinjauan Fungsi
Berikut ini akan diuraikan tinjauan fungsi berupa pengguna, kegiatan, kebutuhan ruang,
dan persyaratan ruang.
II.3.1. Tinjauan Umum a) Sejarah
Hadirnya hewan di lingkungan hidup manusia dan menyatu dengan kehidupan
manusia, berawal dari proses penjinakannya beratus-ratus tahun yang lalu. Tetapi pada
jaman batu, proses penjinakan ini tidak mungkin dilakukan, karena peradaban manusia
pada masa itu masih sangat terbelakang. Mereka belum membutuhkan penjinakan hewan
untuk teman atau untuk keperluan lain, melainkan memburunya untuk dijadikan makanan.
Manusia baru berpikir bahwa hewan yang selama ini diburunya dapat bermanfaat untuk
kehidupan manusia, terutama membantu pekerjaan manusia. Malahan ada yang akrab
dengan manusia, diantaranya adalah ikan.
Untuk pemeliharaan ikan di tempat yang terbatas, Dr.J.D. Van Ramshorst dalam
bukunya “ The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish “
menyebutkan hal itu sudah lama dan cukup tua dilakukan orang, terutama orang Romawi
dan Mesir. Hanya pada waktu itu bukan untuk dinikmati keindahannya, melainkan untuk
alasan agar mudah untuk menyediakan ikan segar. Hal ini dapat diterima karena pada
waktu itu belum ada kulkas atau refrigerator yang bisa mengawetkan ikan. Saat ini hal
tersebut banyak diikuti oleh restoran-restoran, yang selain memajang ikan hias untuk
dinikmati (dilihat), mereka juga memajang ikan-ikan segar yang siap ditunjuk untuk
dimasak.
Dalam waktu yang bersamaan orang-orang Arztek dan cina memelihara ikan dan
maskoki sejak ribuan tahun lalu. Pada abad ke XVII bangsa Eropa mulai mengenal ikan
Chang Ch’en-te menulis Chu sha yu p’u (book of vermillion fish) atau buku yang
menguraikan cara memelihara ikan hias mas koki.
Di jaman pemerintahan Ratu Inggris, Victoria, aquarium menjadi sesuatu yang
baru dan menarik karena jasa Philip Gosse. Ia adalah orang pertama yang memiliki
gagasan untuk membuka aquarium umum pertama di dunia pada tahun 1853, yaitu di
London Zoo ‘Fish House’. Sejak itulah aquarium umum mulai menembus Eropa. Crystal
Palace Aquarium di Sydenham dibuka pada tahun 1871, dan konon menjadi aquarium
buatan pertama di dunia. Sedangkan aquarium rumah mulai diperkenalkan sejak tahun
1816.
b) Fungsi Aquarium
Pembuatan aquarium pada awalnya hanya digunakan untuk memelihara binatang
– binatang dan tumbuhan – tumbuhan air untuk penelitian, sehingga mempermudah para
peneliti untuk melakukan pekerjannya tanpa perlu mendatangi dareah yang diteliti secara
berulang kali, cukup dengan contoh atau sampel saja, yang berarti menghemat biaya
untuk penelitian. Didalam perkembangannya aquarium tersebut juga dimanfaatkan oleh
umum untuk menghiasi ruangan dalam skala yang lebih kecil.
Dalam proyek ini aquarium dimanfaatkan sebagai media untuk menampilkan
binatang – binatang dan tumbuhan – tumbuhan air sebagai sarana rekreasi dan edukasi
bagi para pengunjung.
c) Jenis-jenis aquarium
Jenis akuarium terbagi menjadi dua, antara lain :
Akuarium Geografik → aquarium dengan nuansa warna hijau, dengan suasana pegunungan alami.
Akuarium Display → aquarium dengan wadah-wadah yang membatasi ruang gerak biotanya.
d) Aspek teknis aquarium a. Bentuk Aquarium
Berdasarkan sejarah bentuk awal aquariun adalah berbentuk lonjong. Kemudian
dengan adanya rekayasa dan rasa tidak puas dari manusia, maka muncul aquarium
dengan bentuk persegi, yaitu rangkaian dari beberapa kaca yang mampu memuat
berbagai jenis ikan dalam jumlah banyak.
• Bentuk silinder
• Bentuk rumah-rumahan • Bentuk stoples
• Segi empat • Segi tiga • Segi enam
Model ini biasanya diletakkan dengan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat
untuk memenuhi tuntutan aquarium yang lebih besar, keinginan menghadirkan aquarium
yang menyatu dengan rumahnya.
b. Konstruksi Aquarium
Saat ini di pasaran telah banyak dijual akuarium dengan berbagai bahan. Bahan
yang dipakaipun beragam, mulai dari kaca, plastik, fiberglass, maupun acrylic.
Masing-masing bahan tersebut mempunyai kelebihan maupun kekurangan.
Tabel.2.4 Bahan – bahan aquarium
Bahan Kekurangan Kelebihan
Plastik Cepat menjadi buram
atau kusam
Bahan lebih ringan
Kaca Tidak kuat terhadap
tekanan air laut
Murah dan bersifat konduktor
acrylic Sulit menjadi
konduktor bila
akuarium menjadi
panas
Lebih ringan, kuat, lebih cerah bila ada sinar,
permukaan lebuh licin sehingga sulit
ditumbuhi lumut, dan dapat dipoles bila
terdapat goresan, lebih lentur sehingga dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan.
Sumber:Kuncoro, 2004
Cara pembuatan aquarium dari bahan acrylic dengan aquarium dari bahan kaca
adalah sama, namun peralatan untuk membuat aquarium tersebut berbeda. Untuk bahan
acrylic dibutuhkan peralatan setingkat peralatan bengkel. Sedangkan pembuatan
aquarium kaca cukup dilakukan dengan cara yang sederhana saja, yaitu dengan
menggunakan alat pemotong kaca dan lem saja.
c. Dimensi Aquarium
Pembuatan aquarium air laut memerlukan perhatian tersendiri memngingat bahwa
dibandingkan dengan dengan beban dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut
memilki berat yang lebih besar dari air tawar.
Berat air laut perliter sama dengan 1,03 kg. sehingga, apabila airlaut yang berada
di dalam aquarium adalah 412 liter, maka itu berarti 400 liter air tawar. Selain itu,
umumnya aquarium air laut banyak menggunakan batuan.
Tabel.2.5 Ketebalan kaca untuk Akuarium Laut
Dimensi akuarium (cm) Tebal kaca minimal (mm)
P L T
60 30 30 5
80 30 30 7
80 45 45 7
90 45 45 8
100 50 50 8
130 50 50 10
200 75 75 15
Sumber:Kuncoro, 2004
Tabel.2.6 Ketebalan Acrylic untuk Akuarium Laut
Dimensi akuarium (cm) Tebal minimal (mm)
P L T
70 55 45 6
90 55 45 8
130 55 55 10
150 55 60 10
180 60 60 15
240 120 80 20
Sumber:Kuncoro, 2004
d. Peralatan Aquarium
Sebagai media ikan hidup, aquarium memiliki kelemahan yaitu tempat yang
terbatas bagi ikan tersebut. Sehingga ikan yang dipajang hanya beberapa ekor, aquarium
cepat berlumut, air cepat kotor, atau ikan gampang mati.Untuk mengantisipasi masalah ini
Pompa air/Power Head
Pompa ini berfungsi sebagai “hati” dari system aquarium laut ini, sehingga
keberadaannya mutlak dibutuhkan. Tanpa pompa air tersebut, maka pemeliharaan dalam
aquarium hanya akan sia-sia saja. Pompa yang baik adalah pompa yang memenuhi
syarat-syarat antara lian konsumsi energi rendah sehingga motor tidak berisik, namun
kekuatan outputnya besar. Selain itu, mudah diinstal (dipasang lagi) setelah dibersihkan.
Kegunaan pompa meliputi tiga bagian yaitu:
a. pompa sirkulasi/filter
Untuk pompa sirkulasi diperlukan pompa yang kuat karena
merupakan system utama semua system filtrasi, yang
berfungsi membawa air dari aquarium ke filter serta
dikembalikan lagi ke dalam aquarium.
Sumber:www.google.com, 2011
b. pompa arus
Pompa arus digunakan untuk menciptakan arus dalam air sehingga suplai oksigen
ke dalam aquarium tetap terjaga. Adapun arus air diciptakan sesuai dengan kondisi alam
lautan.
Tabel.2.7 Debit pompa dan arus maksimal
Debit Pompa (liter/jam)
Panjang Arus Maksimal (m)
250 0,55
270 0,75
300 0,85
540 1,50
1000 1,75
1200 2,00
2000 3,00
2280 3,10
sumber : Kuncoro, 2004
c. pompa untuk protein skimmer.
Pompa ini digunakan untuk menarik air dari filter ke tabung protein skimmer, dan
kemudian diolah di protein skimmer sebelum dikembalikan lagi ke filter.
Thermometer
Thermometer digunakan untuk melihat suhu air dalam aquarium. Temperature air
laut yang baik dalam aquarium adalah berkisar antara 25° C - 29° C. Apabila di dalam
aquarium laut tersebut lebih banyak dipelihara karang dan anemone, maka suhu baik
dipertahankan pada 26° C, sedangkan apabila lebih banyak dipelihara ikan maka suhu
dipertahankan pada 27° C.
Thermometer yang biasa digunakan di dalam aquarium laut adalah thermometer
digital dengan timer dan thermostat. Sehingga dengan demikian, digabungkan dengan
chiller/pendingin atau heater/pemanas sehingga suhu dapat dipertahankan dan
dikendalikan. Kegunaan thermometer di dalam aquarium sangat penting, mengingat suhu
merupakan salah satu indicator penting sebagai pembatas kehidupan organisme air laut.
Hydrometer/Salinometer
Hydrometer/Salinometer bias merupakan dua alat yang terpisah, namun dapat
pula merupakan gabungan dari keduanya, sehingga disebut
sebagai Hydrosalinometer.
Hydrometer digunakan untuk mengukur gaya gravitasi
khususnya yang berkaitan dengan tingkat kepadatan
(density) air laut. Densitas air laut berhubungan langsung
dengan salinitas. Semakin tinggi densitas air laut, semakin
tinggi pula tingkat salinitas/kadar garamnya.
Karena adanya hubungan tersebut, maka pengukuran salah
satu parameter sudah dapat mencakup keduanya.Hubungan
antara tingkat salinitas dengan gravitasi khusus dapat dilihat pada table berikut :
Tabel.2.8 Hubungan tingkat salinitas dan gravitasi khusus
Salinitas/kadar garam
(‰)
Gravitasi Khusus
23.1
1.0169
24.7
1.0181
26.3
1.0193
27.9
1.0205
29.5
1.0218
30.3
1.0224*
31.1
1.0230*
Gambar 2.4 Salinometer
31.9
1.0236*
32.7
1.0242*
33.4
1.0248*
34.3
1.0254*
35.1
1.0261
36.8
1.0267
37.6
1.0279
39.3
1.0292
40.1
1.0305
42.6
1.0318
Keterangan: * = rentang yang baik bagi akuarium air laut
Sumber:Kuncoro, 2010
Ozonizer
Ozonizer merupakan alat yang dapat menghasilkan ozon (O3). Sementara ozon
berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus, maupun jamur.
Ultraviolet
Sinar ultraviolet dapat digunakan sebagai desinfektan terhadap air pada kasus
penaganan penyakit atau mengubah turbiditas yang disebabkan oleh bakteri atau alga.
Ada lampu Flourescent yang secara khusus telah mengandung UV. Lampu merkuri
memproduksi UV pada panjang gelombang 185 nm – 254 nm. Radiasi sinar UV biasanya
diabsorbsi oleh kaca aquarium. Panjang gelombang yang kurang dari 200 nm
memproduksi ozon dari oksigen.Lampu UV dapat mencegah terjadinya penyebaran
penyakit. Lampu UV dapat membunuh parasit sel tunggal yang bebas melayang pada
tingkat spora.
Heater
Heater adalah pemanas. Lat ini sebenarnya begitu diperlukan dalam aquarium air
laut, karena kita hidup di daerah tropis. Timbulnya panas sedapat mungkin diusahakan
untuk dihindarkan. Heater cocok digunakan untuk daerah dingin.
Heater digunakan bila suhu air laut dalam aquarium berada di bawah 22° C.
Sehingga dengan demikian, alat ini tidak cocok digunakan di Indonesia. Heater bias
digunakan untuk aquarium air tawar maupun aquarium karantina bagi ikan yang sakit.
Suhu di dalam aquarium di daerah kita bias berada di atas 28° C. Sehingga apabila
Adapun prinsip pemanasan air laut yang banyak digunakan di daerah dingin, yaitu untuk
setiap gallon ( 1 gallon = 3,73 liter ) diperlukan panas sebesar 3 watt.
Sumber:www.google.com, 2011
Chiller
Chiller adalah pendingin, yang berfungsi untuk mendinginkan atau menurunkan
panas air laut dalam aquarium. Panas yang timbul dalam system aquarium disebabkan
oleh adanya system lampuu dan pompa yang dapat menghasilkan kalor.
Akuarium besar yang dilengkapi dengan lampu metal halide dapat menyebabkan
kenaikan suhu dari 27° C hingga menjadi 30° C - 32° C. Hal ini mengakibatkan banyak
ikan maupun karang yang mati.dengan adanya penggunaan chiller yang dikombinasikan
dengan thermostat, maka suhu air laut dalam aquarium akan dapat dipertahankan hingga
26°C.
Chiller yang baik untuk akuarium air laut adalah chiller yang dibuat khusus, yaitu
bahan yang tidak mudah berkarat misalnya terbuat dari bahan Titanium atau bahan
berselaput plastik.
Volume akuarium (liter)
Jumlah daya pada heater (watt)
50 25
75 40
100 50
150 75
200 100
300 150
[image:39.595.84.426.155.348.2]500 250
Tabel.2.9 Volume aquarium dan kapasitas daya
Gambar 2.5 Chiller akuarium
[image:39.595.201.360.609.760.2]Aerator
Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk gelembung-gelembung
(buble) yang masuk ke dalam air dengan selang kecil. Pada aquarium air laut
penggunaan aerator hanya digunakan pada saat listrik PLN padam. Pada saat listrik
padam, maka semua system sirkulasi, system lampu, dan system arus mati. Hal ini akan
menjadi masalah bila padamnya lebih dari 6 jam, karena akan berakibat pada kematian
komunitas aquarium.
pH-meter
pH-meter digunakan untuk mengukur pH atau derajat keasaman air laut. Konsentrasi
ion Hidronium merupakan komponen penting dalan kimia air laut.
Pada umumnya pH air laut adalah basa yaitu antara 8,1 -8,4. semakin tinggi pH,
semakin tinggi pula proporsi NH3 (ammonia), sedangkan semakin rendah pH maka
kandungan oksigen juga menjadi rendah. Sehinnga dengan demikian lebih baik pH air
mempertahankan antara 8,1 -8,4.
e. Dekorasi Aquarium
Secara umum, di daerah terumbu karang terdapat beberapa macam tipe zona, meliputi :
Zona Pasir
Zona pasir merupakan zona yang kering dan sepi
dari organisme, baik ikan maupun terumbu karang.
Zona pasir memiliki aliran air yang sedang dengan
intensitas sinar matahari yang tinggi, sehingga
dengan demikian banyak rumput laut yang tumbuh.
Zona ini merupakan zona yang luas dan
menimbulkan suatu horizon (karena lebih
menonjolkan corak horizontal daripada vertical).
Zona ini merupakan rumah yang nyaman bagi rumput laut dan sea grass.
Zona Celah Terumbu Karang
Batuan yang ada di zona ini, umumnya lebih
banyak dan memebentuk celah-celah, namun
tidak menutup membentuk gua, sehingga dengan
demikian sinar masih bisa masuk dari atas. Aliran
sangat kuat dan deras. Di dalam aquarium, dapat
diatur dua macam arus yaitu arus dari bawah dan
arus dari atas.
[image:40.595.100.265.623.787.2]Gambar 2.6 Zona pasir Sumber:www.google.com, 2011
Zona Gua
Zona ini memiliki aliran yang sedang, dengan
intensitas sinar yang tidak sebanyak tipe zona
yang lain. Organisme dominan yang hidup dalam
zona ini adalah udang-udangan.
Zona Rataan Terumbu
Zona rataan terumbu merupakan zona yang
paling banyak ditemukan selain zona pasir. Zona
ini biasanya digunakan dalam aquarium dengan
kapasitas yang besar, yaitu di atas 30.000 liter air.
Hingga saat ini, tipe zona ini baru digunakan
dalam pembuatan aquarium nasional yang dimiliki
oleh beberapa Negara, antara lain Gret Barrier
Reef Aquarium Townsville di Australia yang
ber
Kualitas air sangat besar peranannya jika ingin membuat aquarium air tawar.
Suhu, PH, oksigen terlarut, kesadahan(hardness), gas asam arang (CO2),nmaupun
ammonia sebagai parameter kunci dalam kualita media memang harus dioptimalkan.
Suhu optimal untuk kebanyakan ikan hiastropis berkisar antara 220C -280C.diluar suhu tersebut umumnya ikan akan mendapatkan masalah kesehatankarena bila suhu terlalu
dingin ikan akan kurang aktif, tidak mau makan sehingga vitalitas menurun. Sebaliknya
bila suhu terlalu panasikan akan agresifdan makann terus menerussehingga kebutuhan
oksigen meningkat serta banyak mengeluarkan kotoran.
Nilai PH dan kesadahan air umumnya berkolerasi dan nilai otimalnya sangat
tergantung pada jsnis ikan dan asal atau lingkungan habitatnya. Apabila nilai pH tidak
sesuai maka ikan akan bereaksi dengan banyk mengeluarkan lender sehingga air lebih
keruh. Oksigen amat penting dalam pernafasan ikan. Nilainya tidak boleh kurang dari
[image:41.595.101.267.84.246.2]5mg/L (Noga,1996). Apabila kurang dari nilai tersebutikan akan naik ke permukaan dan
Gambar 2.8 Zona gua Sumber:www.google.com, 2011
berusaha menarik oksigen dan terkesan megap – megap.kerja ingsang dan jantung akan
menjadi berat dan lama kelamaan ikan akan lelah dan mati.
Tabel. 2.10 Daerah asal, Nilai pH, dan Kesadahan dari beberapa jenis ikan
Daerah asal Nilai pH Kesadahan dari beberapa jenis ikan
Sungai Asia Tenggara
(Termasuk Indonesia)
6.0 -9.0 Kesadahan 50mg/L CaCO3 angelfish,
Botia, Diskus,rasbora, killifish,tetre,
ramarezi, piranha
Sungai – sungai di Meksiko 7.0 – 7.9 Kesadahan 300 – 400 mg/L CaCO3
molly, koki ,koi, guppy, platty, rainbow
Daerah terumbu Florida,
danau Melawidan
Tanganyika (Afrika)
8.0 – 9.0 Kesadahan 300 – 400 mg/L CaCO3 siklid
Afrika (Hemichromis, Haplocromis), ikan
laut.
Ikan dengan toleransi tinggi yaitu pH dari 6.5 – 8.5 dan kesadahan 50 – 350 mg/L
CaCO3 Yaitu blue acara, Corydoras (Amazon), siklid, gurami, barbus, betta (Asia
Tenggara).
Sumber : Majalah Warta Penelitian perikanan Indonesia, 2007
Kepadatan ikan harus disesuaikan dengan kapasitas tempatnya atau daya
tamping wadah. Menurut Axelord et al. (1988), jumlah ikan dalam pemeliharaan
ditentukan oleh ukuran ikannya. Walaupun demikian biasanya kepadatan ikan tergantung
pula pada jenis ikannya. Ikan – ikan tertentu seperti Platti, Molli, Tetra dapat dipelihara
dalam kepadatan yang relative tinggi (lebih padat) sementara ikan jenis Chicilidae
memerlkan ruang gerak yang lebih luas sehingga harus lebih longgar.
Tabel. 2.11 Hubungan ukuran ikan dan jumlah air dalam pemeliharaan
Ukuran ikan Jumlah air (L/cm ikan)
Di bawah 2cm 1 L
2 -5 cm 1.5 L
6 – 9 cm 2 L
10 -13 cm 3 L
14 cm atau lebih 4 L
Sumber : Majalah Warta Penelitian perikanan Indonesia, 2007
g. Pencahayaan
Tabel.2.12 Iradiasi sinar matahari terhadap massa air laut pada siang hari di daerah
Khatulistiwa.
Kedalaman (m)
Minimal (Lux)
Maksimal (Lux)
Rata-rata (Lux)
Permukaan 114.543 126.520 77.420
5 28.636 31.630 19.355
10 16.039 17.713 10.839
20 9.136 10.122 6.194
100 46 51 31
Sumber:www.google.com, 2011
Keadaan di alam atau lingkungan laut, secara gradasi berkurang dengan semakin
dalam massa air. Untuk meniru kondisi alam laut, maka menggunakan beberapa lampu
antara lain :
1. lampu Fluorescent/TL
Lampu TL hanya efektif digunakan pada akuarium yang memiliki kedalaman antara
40 cm – 50 cm. lampu ini mempunyai spektrum sinar yang hampir sama dengan panjang
sinar matahari, sehingga dapat memberikan sinar bagi fotosintesis alga.
2. lampu Actinic Blue
Lampu ini memiliki panjang gelombang warna biru yang di alam bias menembus
kedalaman air hingga 400 m di bawah permukaan laut,
3. lampu Merkuri (HQL)
Penggunaan lampu merkuri pada akuarium air laut tidak direkomendasikan, karena
panjang gelombang sinar kuning dan merah yang ditimbulkan memberi efek yang tidak
alami. Selain itu lampu ini memicu pertumuhan lumut pada permukaan kaca acrylic.
Biasanya lampu ini digunakan pada aquarium yang memelihara ikan dengan
menggunakan karang yang mati.
4. lampu Metal Halide (HQI)
Lampu ini digunakan untuk akuariun dengan ketinggian minimal 50 cm. lampu metal
halide ini mempunyai watt yag lebih besar disbanding dengan sinar lain. Sehingga dapat
digunakan pada aquarium berukuran besar. Adapun efek negative yang diitimbulkan
akibat penggunaan lampu ini adalah menghasilkan kalor sehingga air di dalam aquarium
Tabel.2.13 Spesifikasi lampu Metal Halide dan Osram
Pabrik Type Watt Lumen ° Kalvin(Lux) Osram HQI-TS 250/D 250 19.000 5.200
HQI-TS 400/D 400 35.000 5.200
HQI-TS 1000/D 1.000 90.000 6.000
HQI-TS 2000/D 2.000 170.000 6.000
HQI-TS/T
3500/D
3.500 300.000 6.000
HQI-T250/D 250 19.000 5.400
HQI-T400/D 400 33.000 5.900
HQI-T1000/D 1.000 80.000 6.000
HQI-T 2000/D 2.000 240.000 6.000
Sumber:www.google.com, 2011
Tabel.2.14 Variasi Penggunaan Lampu
Spesifikasi P x l x t (cm)
Volume Air Laut (liter)
System Lampu
70 x 55 x 45 126 TL 20 watt x 3
Actinic Blue 20 watt x 2 90 x 55 x 45 162 TL 20 watt x 4
Actinic Blue 40 watt x 2
90 x 55 x 45 162 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 2
130 x 55 x 55 409 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 2
150 x 55 x 60 495 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 2
180 x 65 x 60 650 Metal Halide 10.000 K,2 x 150 W Actinic Blue 40 watt x 4
240 x 120 x 80 2.300 Metal Halide 10.000 K,3 x 250 W Actinic Blue 40 watt x 8
Sumber:www.google.com, 2011
Pemasangan lampu pada aquarium seharusnya dipasang dengan jarak minimal 30 cm
[image:44.595.86.527.378.697.2]e) Manfaat Aquarium
Semula aquarium hanya sekedar pemindahan alam buatan atau pajangan
keindahan ikan-ikan hias saja. Selain sebagai sarana rekreasi bagi sebagian orang,
aquarium juga berguna bagi para pasien psikiater atau mereka yang mengalami tekanan
kejiwaan maupun stress.
Adapun fungsi dari aquarium antara lain :
Estetis
Aquarium yang berisikan ikan-ikan hias dengan beragam warna-warni dan bentuk
dapat menjadi sarana pemuas akan keindahan alam. Peletakan aquarium dengan
berbagai macam ikan hiasnya di dalam sebuah ruangan juga dapat memberi kesan
estetis yang baik dan menghibur bagi yang melihatnya.
Edukatif
Dengan adanya aquarium system CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dapat terlaksana
dengan baik. Misalnya, saat para siswa mengadakan suatu kunjungan wisata ke objek
wisata akuarium, secara sadar atau tidak sadar mereka telah memiliki wawasan setelah
mengamati suatu ekosistem kehidupan yang ada di dalam air tersebut.
Rekreatif
Rekreatif adalah suatu hal yang bersifat rekreasi, dimana rekreasi merupakan
usaha untuk menyegarkan kembali dan dan pikiran atau sesuatu yang menggembirakan
hati dan menyegarkan . hal ini dapat dilakukan dengan memiliki aquarium sendiri atau
mengunjungi pusat pajangan ikan hias.
Rekreasi biasanya dilakukan pada waktu senggang atau terlepas dari pekerjaan
rutin, yang berfungsi untuk kesehatan jasmani dan rohani sehingga dapat meningkatkan
kesehatan. Rekreasi terbagi menjadi relreasi indoor dan rekreasi outdoor. Sedangkan
untuk objek rekreasi terbagi dari : rekreasi budaya ( dengan objek berupa benda-benda
yang mempunyai nilai histories tinggi), buatan ( merupakan buatan manusia), dan alam
(objek dengan memanfaatka keadaan alam).
Dari hasil Tinjauan Kasus Proyek, dapat disimpulkan bahwa Aquarium Biota Laut di
Pantai Cermin:
Menurut Tipe-tipe Tempat dan bangunan rekreasi termasuk ke dalam Commercial
Recreation
Menurut Golongannya termasuk dalam Rekreasi di dalam Bangunan ( Indoor
Recreation )
Ditinjau dari segi Jenis-jenis Rekreasi termasuk kedalam Rekreasi yang bersifat
Ditinjau dari segi Fasilitas termasuk Rekreasi yang memiliki fasilitas khusus
( bersifat spesifik ).
Berdasarkan Aktifitasnya termasuk kedalam Relaxation : rekreasi yang bertujuan
melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai
kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di
taman, dan lain-lain.
Psikis
Akuarium dan ikan hias dianggap bias menurunkan tekanan darah tinggi, karena
kehadirannya dapat memukau dan melepaskan penat yang melihatnya. Akuarium juga
dapat mengurangi kebosanan dari aktifitas-aktifitas yang terlalu monoton.
Seni Kreatif
Dekorasi aquarium merupakan sesuatu yang mengandung unsure seni dan daya
cipta. Seberapa besar seseorang berkreasi dalam dirinya sedikit banyak dapat terlihat
dari dekorasinya. Untuk menuangkan kreatifitas seseorang tetap dituntut untuk
memperhatikan sifat-sifat bahan, tanaman, ataupun ikan hias yang akan dipajang.
Ilmiah
Aquarium sangat membantu dalam penyelidikan biota-biota air oleh para ilmuwan.
Meraka bias berkonsenterasi dan memusatkan perhatian pada objek penelitiannya yang
berada di dalam akuarium meskipun tetap menyelidiki kehidupan biota tersebut di alam
aslinya. Untuk penelitian yang bersifat laboratories akuarim lebih baik digunakan
dibanding penggunaan bak semen. Dengan memasukkan specimen ke dalam aquarium
seluruh gerak-geriknya baik aktifitas makan, membuang kotoran, tanda-tanda reproduksi
dan reproduksinya dapat diamati.
Pariwisata
Aquarium dapat dijadikan potensi wisata yang sangat potensial. Kekayaan alam laut
Indonesia masih menyimpan banyak keindahan. Dan hal ini dapt menarik para wisatawan
untuk berkunjung ke daerah wisata aquarium.
f ) Jenis biota yang dipamerkan
jenis – jenis biota yang dipamerkan dalam aquarium biota ini terbagi dalam
beberapa spesifikasi, dimana terdapat 8 aquarium besar, 10 aquarium kecil, 1 aquarium
raksasa, 1 terowongan (tunnel), 3 fasilitas kolam sentuh dan 1 kolam pertunjukan untuk
Gambar 2.10 Pola penyebaran biota laut di perairan Indonesia.
Sumber:www.google.com, 2011
Jenis-jenis biota yang dipamerkan terdiri dari:
zona - zona aquarium,terbagi atas :
Aquarium araipama (Gigas Araipama)
Merupakan aquarium besar yang dihuni oleh beberapa ikan araipama (piracucu). Ikan
araipama merupakan salah satu jenis ikan terbesar di dunia yang berasal dari Amazon.
Ikan araipama dewasa dapat mencapai panjang sekitar 5 meter dengan berat lebih dari
200kg.
Taksonomi ikan araipama :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopteryggi
Bangsa : Osfeoglossiformes
Suku : Osfeoglosidae
Anak suku : Heterotidinae
Marga : Araipama
Jenis : Araipama Gigas
Ikan araipama ini tergolong sebagai ikan purba, ikan ini dapat mengambil oksigen
langsung di udara. Araipama muda akan muncul ke permukaan setiap 5 menit sekali,
sementara araipama dewasa akan muncul ke permukaan selama 18-20 menit sekali.
Pada masa berkembang biak araipama jantan bertindak sebagai mouthobrooder
yaitu menjaga anak – anaknya didalam mulut sampai mereka dewasa. Penduduk local
Gambar 2.11 aquarium Araipama
memanfaatkan ikan araipama dalam banyak hal, menggunakan sisiknya yan dikeringkan
sebagai amplas, lidahnya sebagai parutan dan dagingnya sebagai makanan.
Ikan yang tergolong dalam jenis araipama gigas adalah : Lele macan (Tiger
Shovelnose Catfish)Dalam bahasa latin ikan ini disebut dengan Pseudoplatysoma
Tigrinum. Makanan ikan ini adalah ikan –ikan kecil dan kepiting,sedangkan panjang
maksimal tubuhnya dapat mencapai 90 cm, ikan lele macan ini berasal dari Afrika
Selatan.
Roa – roa