• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Pengembangan Teknologi Tepat Guna Untuk UMKM di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Urgensi Pengembangan Teknologi Tepat Guna Untuk UMKM di Kota Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

URGENSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

UNTUK UMKM DI KOTA MEDAN

Syafrizal Helmi Situmorang dan Muhammad Safri

Dosen FE USU Dept Manajemen

Abstract : Appropriate Technology is a technology that fit with community needs and can be used to increase competitiveness, create value added, add productivity and reduce the cost of production or marketing. It also means, the technology appropriate to the cultural and economic conditions and its use must be environment friendly. To bridge the target application of appropriate technology for SMEs in the city of Medan, it needs fives strategies are: (1) Provide an understanding of the importance of Appropriate Technology (2) classifying SMEs on the use of Appropriate Technology (3) Increasing the competitiveness of SMEs through the Appropriate Technology (4) Develop regulations and policies of Appropriate Technology (5) financial assistance to SMEs for the development and utilization of Appropriate Technology.

Keywords : appropriate technology and SMEs

PENDAHULUAN

Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bisa dimanfaatkan pada saat rentang waktu tertentu. Biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi yang terkait dengan budaya lokal dan digunakan sebagai salah satu jalur penting untuk mencapai tujuan yang mendasar, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar masyarakat Indonesia dengan keanekaragaman ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diposisikan, tidak hanya sebagai pendukung, tapi juga sebagai pionir perambah jalan menuju terwujudnya masyarakat sejahtera berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia dengan tingkat kemampuan penguasaan teknologi dan ekonomi yang terbatas. TTG berarti teknologi yang sesuai dengan kondisi budaya dan ekonomi serta penggunaannya harus ramah lingkungan.

Dalam penerapan TTG perlu diperhatikan beberapa pertimbangan, antara lain : (1) Pemilihan jenis dan tingkat teknologi yang akan diterapkan harus dilakukan oleh masyarakat pengguna dengan bantuan, bimbingan dan arahan dari ahli yang berkompeten (2) Perlunya diperhatikan budaya masyarakat yang mencakup agama, adat, kebiasaan dan aspek sosial lainnya (3) Perlunya pembagian tugas dalam penerapan teknologi di antara warga, baik berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok umur ataupun antara pria dan wanita sesuai dengan kemampuan masing-masing kelompok. (4)

Perlunya diperhatikan kondisi lingkungan masyarakat, baik dalam sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, maupun dalam aspek fisik-teknis dan sosial ekonomi (5) Perlunya diperhatikan ketersediaan sarana yang diperlukan dalam pengoperasian, perawatan dan perbaikan peralatan yang digunakan. (6) Perlunya diperhatikan aspek keselamatan kerja bagi pelaksana, peralatan dan kelestarian lingkungan

Kebijakan pemanfaatan TTG dalam bentukan regulasi telah diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Otonomi Daerah No. 4 Tahun 2001 Tentang Penerapan TTG. Dalam Kepmendagri dan Otonomi Daerah No. 4 Tahun 2001, disebutkan bahwa TTG dimanfaatkan untuk:

(a) Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan TTG untuk peningkatan kapasitas dan mutu produksi. (b) Meningkatkan pelayanan informasi dan membantu masyarakat untuk mendapatkan TTG yang dibutuhkan (c) Meningkatkan nilai tambah bagi kegiatan ekonomi masyarakat (d) Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah.

(2)

sesuai potensi daerah (c) Penyiapan pola penerapan TTG yang sesuai dengan kondisi daerah (d) Penyiapan masyarakat melalui penyuluhan, penerangan, pembentukan kelompok-kelompok masyarakat dan pelatihan. (e) Penguatan dan pengembangan Kelembagaan TTG.

Peran Pemerintahaan Kota dalam meningkatkan pemanfaatan TTG lebih ditekankan lagi melalui Inpres No. 3 Tahun 2001 Tentang Penerapan dan Pengembangan TTG, yaitu: (a) Pelaksanaan program penerapan dan pengembangan TTG; (b) Memfasilitasi penguatan kelembagaan pelayanan teknologi dalam penerapan dan pengembangan TTG; (c) Kerjasama dengan lembaga lain dalam penerapan dan pengembangan TTG; (d) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program penerapan dan pengembangan TTG.

Dari uraian di atas, dapat kita lihat bahwa kebijakan pemerintah dalam bentuk peraturan sebenarnya telah cukup untuk menjadi payung dalam menyusun program pemanfaatan TTG. Pemanfaatan TTG tidak hanya ditujukan kepada masyarakat yang telah memiliki usaha namun juga kepada masyarakat penganggur. Tujuan dan sasaran pemunbuhan unit usaha baru adalah menambah jumlah wirausaha yang memiliki daya saing melalui pemanfaatn TTG. Sasaran program Penumbuhan unit usaha baru, adalah : (a) mengidentifikasi, memilih dan memberikan dukungan kepada pengusaha potensial untuk pengembangan usaha baru : terutama sektor industri kreatif (b) memfasilitasi pertumbuhan pengusaha-pengusaha yang menggunakan teknologi tepat guna (c) memberikan kontribusi ke arah pengembangan budaya wirausaha (d) memfasilitasi pemanfatan Teknogi Tepat Guna bagi UKM pemula dan dalam pertumbuhan

Keberhasilan ini tergantung dari kemampuan pemerintah kota untuk menerapkan kebijakan yang bekerjasama dengan dunia pendidikan dan lembaga pelatihan bisnis, misalnya : (a) mendorong setiap siswa smu/mahasiswa untuk memahami kewirausahaan. (b) Menawarkan program pelatihan bisnis bagi pekerja yang menganggur (c) Mengembangkan pusat kewirausahaan yang memberikan pelatihan bisnis (d) Melatih para guru-guru SMU, untuk bidang kewirausahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi UKM di Kota Medan

Pemanfaatan TTG sebagai salah satu alat untuk mensejahterahkan masyarakat

memerlukan prioritas kelompok masyarakat yang akan ditingkatkan kemampuannya usahanya melalui pemanfaatan TTG. Penentuan prioritas ini dibutuhkan untuk menentukan program-program prioritas pemanfaatan TTG. Banyak hal yang bisa dijadikan parameter untuk penentuan prioritas diantaranya: kelompot masyarakat yang paling membutuhkan TTG, kelompok masyarakat yang memiliki persentase yang besar dimasyarakat, kemampuan ekonomi yang tidak tinggi dan lain sebagainya. Mengingat sifat TTG yang identik dengan teknologi yang tidak terlalu mahal, sederhana namun tepat guna maka TTG diarahkan UKMK. Di samping hal itu, ada beberapa alasan yang mendukung pemilihan kelompok masyarakat tersebut:

a. UKMK adalah kelompok yang memiliki persentase yang cukup besar di masyarakat.

b. Kelompok ini umumnya mempunyai permasalahan terhadap informasi teknologi sehingga perlu didampingi

Tabel 1 : Sebaran sektor ekonomi di Kota Medan

Sensus Ekonomi, 2006

No Sektor Ekonomi Jumlah

1

Pertambangan dan

Penggalian 30

2 Industri Pengolahan 9,632

3 Listrik, Gas dan Air 359

4 Konstruksi 1,498

5

Perdagangan Besar dan

Eceran 90,270

6

Penyediaan Akomodasi dan

Makan 36,637

7

Transportasi,Pergudangan &

Komunikasi 24,871

8 Perantara Keuangan 886

9

Real Estate, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 23,009

10 Jasa Pendidikan 3,004

11

Jasa Kesehatan & Kegiatan

Sosial 2,255

12

Jasa Kemasyarakatan, SosBud, Hiburan &

Perorangan 17,998

13

Jasa Perorangan yang

(3)

Tabel 2 : Sebaran Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB) berdasarkan kecamatan di Kota Medan

Kecamatan Jumlah Usaha Total UMK UMB Medan Perjuangan 11,730 111 11,841 Medan Tembung 14,527 105 14,632

Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna

Dalam pemanfaatan TTG ini ada beberapa prinsip yang perlu dijadikan acuan yaitu: 1. Pemanfaatan TTG dilakukan dalam rangka

meningkatkan kualitas kerja usaha-usaha yang telah ada sehingga produktifitas meningkat yang pada tujuan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2. TTG juga dimanfaatkan untuk

menumbuhkan lapangan kerja baru dimasyarakat.

3. Walaupun TTG umumnya bukanlah berteknologi tinggi, namun diharapkan adanya proses pendampingan sehingga pemanfaatan TTG tersebut dapat optimal

Sementara itu, sasaran dalam pemanfaatan TTG dapat dilakukan melalui pendekatan yang terarah, artinya pemanfaatan TTG harus

terarah kepada setiap orang yang membutuhkan dan pendekatan kelompok. Dalam prosesnya perlu dilakukan pendampingan sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara optimal.

Penyusunan rencana induk pemanfaatan TTG ini dimulai dengan melihat kondisi yang ada saat ini baik kondisi struktur usaha yang ada di kota Medan, TTG yang sudah ada maupun pemanfaatannya. Selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk melihat sisi kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman pemanfaatan TTG ini di Kota Medan. Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut dikembangkan Kebijakan dan Strategi, Sasaran hingga Program Kerja yang diperlukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat kota Medan melalui pemanfaatan TTG. Secara bagan, pola pikir pemanfaatan TTG dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Studi terapan TTG ini dilakukan pada saat adanya beberapa isu-isu yang berkaitan, yaitu:

a. dukungan pemerintah terhadap tumbuhnya UKMK

b. penekanan terhadap penggunaan produk lokal dan pembatasan produk import memberikan kesempatan KUKM lokal lebih tumbuh

c. pengurangan pengangguran dengan membuka lapangan kerja baru

Selain hal-hal positif di atas, terdapat juga permasalahan umum yang ada di UKMK di antaranya:

a. Keterbatasan dana

b. kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan

c. kurangnya pengetahuan akan pemasaran, yang disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKMK mengenai pasar, selain karena keterbatasan

kemampuan UKMK untuk

(4)

d. keterbatasan sumber daya manusia (SDM)

e. kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi

f. Industri pendukung yang lemah.

Analisis SWOT TTG

Dengan menggunakan analisis SWOT ini, dapat di evaluasi faktor internal kondisi UKMK berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal dengan situasi eksternalnya. Adapun aktifitas yang termasuk dalam langkah-langkah persiapan adalah bagaimana terdapat kesepahaman presepsi dengan berbagai metode-motode pendekatan yang ada. Adapun berbagai kesepakatan pemahaman yang perlu diambil yaitu:

1. Perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya organisasi dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistic dalam mewujudkan misi dan visinya;

2. Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang internal dan eksternal yang diperlukan;

3. Menyamakan Langkah-langkah (prosedur) dalam melakukan analisis eksternal dan internal;

Setelah analisis dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pemodelan dengan 4 model alternative strategi dengan menggunakan SWOT yaitu dengan membuat matriks antara kekuatan (strengths) dengan peluang (opportunities), kelemahan (weakness) dengan peluang (opportunities), kekuatan (strength) dengan tantangan (threat) dan kelemahan (weakness) dengan tantangan (threat). Adapun keempat model alternative tersebut dapat dilihat di bawah ini:

 Kekuatan (Strengths) – peluang (Opportunities) (SO)

 Kelemahan (Weaknesses) – peluang (Opportunities) (WO)

 Kekuatan (Strengths) – Tantangan (Threats) (ST)

 Kelemahan (Weaknesses) – Tantangan (Threats) (WT)

KONDISI SAAT INI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

KONDISI YANG DIHARAPKAN

S W O T

REGULASI KEBIJAKAN

PROGRAM SASARAN

POLA PIKIR PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI KOTA MEDAN

(5)

Tabel 3 : Matriks Internal dan Eksternal Faktor

SWOT Matrix

Kekuatan (Strenght)

 peningkatan Mutu Produk

 desain dan variasi produk

 Pengemasan/label  Inovasi produk  Percepatan proses

produksi  Perencanaan

produksi

 Kapasitas produksi  Fasilitas Produksi  Kemampuan

pemenuhan order  Pengembangan

pasar

Branding (merek)

Kelemahan (Weakness)

 Pemahaman manfaat TTG

 Ketersediaan Perangkat Keras  Ketersediaan

Perangkat Lunak  Kemampuan

Operator

 Ketersediaan bahan baku

 Ketersediaan Tenaga Kerja yang memiliki keterampilan

 Pembeliaan Alat  Biaya Investasi  Biaya Operasional

Peluang (Opportunities)

 Dukungan pemerintah pusat untuk menggunakan produk-produk dalam negeri

 Pemerintah pusat telah mengeluarkan berbagai produk hukum yang berhubungan dengan UKMK

 Pemerintah secara khusus telah membuat sebuah kementerian Negara yang mengurusi tentang UKMK

 Dukungan yang besar dari Pemerintah Kota Medan untuk pemanfataan TTG  Pemerintah Kota Medan telah membuat

sebuah dinas yang mengurusi tentang UKMK

 Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan semakin murah

 Mudahnya saat ini mencari informasi untuk pengembangan perangkat-perangkat pendukung bagi pekerjaan  Munculnya kesadaran pelaku bisnis

UKMK terhadap pemakaian TTG  Mulai munculnya kesadaran masyarakat

untuk menggunakan produk-produk dalam negeri

 Pengembangan pasar yang lebih luas

(6)

Tantangan (Threat)

 Kurangnya Dukungan Permodalan dari lembaga keuangan untuk investasi pembelian alat TTG

 Persaingan bisnis semakin competitive  Program pasar bebas yang membuat

banyaknya produk sejenis dari luar negeri dapat dipasarkan di dalam negeri  Mutu Produk yang lebih baik dari

industri sejenis

 Harga yang lebih murah

 Masih belum terbukanya pelayanan perizinan untuk badan usaha membuat banyak KMUKM tidak berbadan hokum yang jelas

ST Strategy WT Strategy

KELEMAHAN (WEAKNESSES)

PELUANG (OPPORTUNITIES)

KEKUATAN (STRENGTHS)

 Kerjasam dengan perguruan tinggi, Balai latihan kerja dan Industri untuk Menciptakan berbagai alat TTG untuk mendukung

pengembangan UKMK  Pelatihan mengenai

manfaat TTG

 Pelatihan keterampilan pengoperasian TTG  Bantuan modal / kredit

lunak untuk investasi TTG

 Kemudahan regulasi dan pengembangan produk-produk UKMK  Meningkatnya

program-program dukungan bagi pengembangan UKMK  Peningkatan kualitas

dan kuantitas produk

UKMK dengan

dukungan teknologi-teknologi baru

 Pengembangan UKMK melalui pemanfaatan TTG  Peningkatan Kapasitas

produksi

 Pengembangan Pasar  Peningkatan mutu dan

inovasi produk UKMK

 Sosialisasi dan

pelaksanaan produk-produk hukum yang mendukung pelaksanaan TTG pada UKMK

 Memasyarakatkan

produk-produk TTG yang mendukung aktifitas UKMK

 Peningkatan dan publikasi untuk mencintai produk-produk UKMK

 Memberikan

pemahaman terhadap pentingnya TTG

 Perbaikan manajemen UKMK

 Klasifikasi UKMK

 Pemberian bantuan kredit keuangan kepada UKMK yang berpotensi untuk pemakaian TTG

 Meningkatkan daya saing

(7)

terhadap penggunan TTG

 Pemberian bantuan dan kemudahan untuk investasi perangkat lunak dan keras

 Pemberian pelatihan penggunaan TTG  Peningkatan daya saing

UKMK

 Kemudahan dalam regulasi dan perizinan

pemanfaatan TTG  Pengembangan pasar

melalui peningkatan mutu dan inovasi produk  Peningkatan kapasitas

produksi

TANTANGAN (TREAHT)

Hasil dari keempat hubungan diatas dapat diintisarikan dalam sebuah table hubungan antara peluang (opportunities), kelemahan (weakness), kekuatan (strength) dan tantangan (treaht). Adapun table hubungan SWOT tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Berdasarkan analisis swot maka yang menjadi strategi pengembangan TTG adalah :

1. Memberikan pemahaman terhadap pentingnya TTG

2. Klasifikasi UKMK terhadap penggunaan TTG

3. Peningkatan daya saing UKMK melalui TTG

4. Menyusun regulasi dan kebijakan pemanfaataan TTG

5. Memberikan bantuan finansial dan keuangan kepada KUMK untuk pengembangan dan Pemanfaatan TTG

Untuk menjembatani sasaran penerapan teknologi tepat guna bagi usaha kecil, menengah dan koperasi di kota Medan, visi dan misi dari penerapan teknologi tepat guna dengan program-program penerapan teknologi tepat guna yang akan dilaksanakan, kelima strategi penerapan teknologi tepat guna diatas perlu dijabarkan sebagai berikut di bawah ini:

1. Memberikan pemahaman terhadap pentingnya TTG

Diperlukan pemahaman terhadap pentingnya penerapan teknologi tepat guna bagi usaha kecil, menengah dan koperasi. Teknologi tepat guna merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mendukung kinerja dari aktifitas usaha kecil, menengah

dan koperasi yang ada. diharapkan dengan adanya pemahaman yang baik akan pentingnya teknologi tepat guna, para pelaku pelaksana usaha kecil, menengah dan koperasi dapat memanfaatkan berbagai teknoloti yang telah dibuat dan diterapkan untuk meningkatan produktivitas dan kualitas dari seluruh produk-produk atau pelayanan yang diberikan. Untuk itu diperlukan berbagai strategis kebijakan seperti yang tertuang di bawah ini:

 Kebijakan memberikan pemahaman terhadap pentingnya teknologi tepat guna.

Inti dari penerapan kebijakan ini adalah agar para praktisi dan penggerak UKMK menyadari bahwa penerapan teknologi tepat guna dalam aktifitas pekerjaannya sehari-hari akan memberikan nilai tambah yang cukup signifikan bagi hasil produksi atau pelayanan yang akan diberikan.  Kebijakan melakukan kerjasama dengan

perguruan tinggi, balai latihan kerja dan industry untuk menciptakan berbagai alat teknologi tepat guna untuk mendukung pengembangan UKMK. Inti dari penerapan kebijakan ini diharapkan agar perkembangan dari teknologi yang ada dapat terjaga dan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan yang ada.

(8)

2. Klasifikasi UKMK terhadap penggunaan TTG

Diperlukan pelaksanaan aktifitas pengklasifikasian UKMK terhadap penggunaan teknologi tepat guna yang ada. diharapkan dengan adanya aktifitas pengklasifikasian ini nantinya, produk-produk teknologi tepat guna yang dibuat tidak berakhir sia-sia dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Aktifitas yang dapat dilakukan dapat dengan melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan UKMK atas berbagai jenis teknologi tepat guna yang ada, survey untuk mengetahui penerapan teknologi tepat guna saat ini serta seminar-seminar dan workshop untuk mendiskusikan berbagai kebutuhan dan perkembangan dari teknologi tepat guna yang ada.

3. Peningkatan daya saing UKMK melalui teknologi tepat guna

Diperlukan pelaksanaan aktifitas usaha untuk meningkatkan daya saing UKMK melalui penggunaan berbagai produk hasil dari penerapan teknologi tepat guna yang ada. diharapkan dengan adanya aktifitas ini dapat meningkatkan daya saing dari produk-produk dan pelayanan yang dihasilkan oleh UKMK dengan menggunakan berbagai penerapan dari teknologi tepat guna yang ada. Untuk itu diperlukan berbagai strategis kebijakan seperti yang tertuang di bawah ini:

 Kebijakan pelaksanaan peningkatan dan publikasi untuk mencintai produk-produk UKMK. Kebijakan yang dilaksanakan dengan meningkatkan publikasi tentang produk-produk UKMK yang ada dengan berbagai jenis promosi baik di media cetak dan elektronik. Pembuatan slogan-slogan untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri khususnya UKMK, pembuatan brosur-brosur, pembangunan website pusat data dan informasi UKMK dan sebagainya.

 Kebijakan untuk memasyarakatkan produk-produk teknologi tepat guna yang mendukung aktifitas UKMK. Kebijakan yang dilaksanakan adalah dengan meningkatkan pemasaran dari produk-produk teknologi tepat guna kepada para pelaku UKMK. Pemberian informasi yang lengkap dan detail tentang manfaat penggunaan berbagai produk-produk hasil

penerapan teknologi tepat guna bari para pelaku UKMK dan sebagainya.

 Kebijakan untuk meningkatkan daya saing UKMK melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Kebijakan yang dilaksanakan kebijakan yang dilaksanakan adalah dengan meningkatkan berbagai produk-produk teknologi tepat guna yang akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas dan kuantitas serta daya saing dari produk-produk UKMK.

4. Menyusun regulasi dan kebijakan pemanfataan TTG

Diperlukan aktifitas menyusun berbagai regulasi dan kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam berbagai aktifitas produksi dan pelayanan di usaha kecil, menengah dan koperasi. Untuk itu diperlukan berbagai strategis kebijakan seperti yang tertuang di bawah ini:

 Kebijakan mengeluarkan kemudahan regulasi dan pengembangan produk-prduk UKMK. Kebijakan yang dilaksanakan dengan memberikan kemudahan regulasi dan pengembangan produk-produk UKMKseperti adanya himbauan pemerintah untuk menggunakan berbagai produk dalam negeri khususnya UKMK baik di lingkungan pemerintah sendiri maupun masyarakat. Selain itu adanya kemudahan regulasi dalam perizinan penggunaan produk-produk UKMK, kemudahan regulasi bagi para pelaku pemasaran dari produk-produk UKMK, seperti kemudahan untuk membuat workshop, pameran atau pusat pengembangan dan sebagainya.

 Kebijakan untuk memberikan kemudahan dalam perizinan pengembangan UKMK.

Kebijakan yang dilaksanakan dengan memberikan kemudahan dalam perizinan untuk mengembangkan usaha kecil, menengah dan koperasi, pemberian kemudahan dalam pembuatan berbagai surat-surat perizinan, bantuan-bantuan pembuatan perizinan gratis di daerah-daerah dan sebagainya.

 Kebijakan untuk memberikan kemudahan dalam perizinan bagi usaha-usaha pengembangan teknologi tepat guna.

(9)

tepat guna, pemberian kemudahan dalam pembuatan berbagai surat-surat perizinan, bantuan-bantuan pembuatan perizinan gratis di daerah-daerah dan sebagainya.  Kebijakan dalam melaksanakan berbagai

sosialisasi dan pelaksanaan produk-produk hukum yang mendukung pelaksanaan teknologi tepat guna bagi UKMK.

Kebijakan yang dilaksanakan dengan memberikan berbagai sosialsi dari berbagai produk-produk hukum yang mendukung pengembangan UKMKdan penerapan teknologi tepat guna yang ada. pemerintah juga memiliki keyakinan yang kuat untuk menjalankan berbagai produk hukum yang telah dibuat.

5. Memberikan bantuan finansial dan keuangan kepada UKMK untuk pengembangan dan pemanfaatan TTG

Diperlukan aktifitas bantuan pemberian finansial dan keuangan bagi para pelaku usaha kecil, menengah dan koperasi yang konsisten dalam pengembangan dan penggunaan dari berbagai produk teknologi tepat guna. Untuk itu diperlukan berbagai strategis kebijakan seperti yang tertuang di bawah ini:

 Kebijakan pemberian bantuan kredit keuangan kepada UKMK yang berpotensi untuk pemakaian teknologi tepat guna.

Kebijakan ini adalah untuk memberikan kesempatan yang luas bagi para pelaku UKMK untuk mengembangkan usahanya dengan menggunakan dan pemakaian berbagai teknologi tepat guna yang ada untuk meningkatkan produksi dan pelayanannya bagi konsumen.

 Kebijakan pemberian bantuan modal/kredit lunak untuk investasi pengembangan teknologi tepat guna. Kebijakan ini adalah untuk para pelaku pengembang teknologi tepat guna untuk dapat terus menghasilkan berbagai produk penerapan teknologi tepat guna yang berkualitas, murah dan efisien.

KESIMPULAN

Saat ini, program pemberdayaan masyarakat dan program pembangunan yang lebih mengedepankan partisipasi dan kemampuan masyarakat merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang sangat penting. Hal ini akan tampak ketika segala sesuatu yang memerlukan peran serta pemerintah akan dikurangi dan lebih

mengedepankan peran serta serta partisipasi dari masyarakat, sebagai motor penggerak yang optimal kepada bangsa dan negara. Bentuk pemberdayaan masyarakat adalah penerapan dan pengembangan hasil yang ada di setiap lapisan secara berkelanjutan. Program ini memberikan kepercayaan lebih kepada masyarakat seluas luasnya untuk dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mempercepat kemajuan daerahnya masing-msaing dalam menghadapi persaingan global di berbagai bidang dengan mampu menggunakan teknologi tepat guna. Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden RI no. 3 tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna.

Tujuan pengembangan suatu teknologi pada dasarnya adalah untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan, baik yang telah nyata, ataupun yang dirasakan dan diinginkan adanya, dan bahkan yang diantisipasi akan diinginkan, maka suatu upaya pengembangan teknologi yang efektif, pertama-tama harus didasarkan pada permintaan pasar, baik yang telah nyata ada, atau yang mulai tampak dirasakan adanya. Prasyarat tersebut memang perlu, tetapi belum cukup. Kemampuan itu harus dilengkapi dengan kemampuan menerjemahkan perkembangan kebutuhan pasar tersebut dengan kemampuan untuk menggagas spektrum teknologi bagaimana yang dapat menanggapi kebutuhan yang diamati tersebut.

SARAN

Pola pendekatan yang dikemukakan di atas mensyaratkan adanya institusi, baik yang berdiri sendiri maupun terorganisasi di dalam sistem-sistem korporat atau masyarakat,. sistem-sistem semacam itu jelas perlu mempunyai sumberdaya pikir yang canggih, yang mampu memadukan kebutuhan, potensi khazanah ilmu pengetahuan, penerjemahan khazanah tersebut menjadi paket-paket

teknologi, evaluasi dari teknologi yang

berhasil dikemas tersebut untuk menguji

keterlaksanaannya, baik dari pertimbangan

teknis,

ekonomi,

sosial,

maupun

(10)

yang akan dilakukan, sedang dilakukan, dan yang sudah dihasilkan. Namun tingkat keberhasilannya masih ditentukan oleh ketepatgunaan teknologi yang dihasilkan. Tingkat keberhasilan akan lebih tinggi bila unsur ketepatgunaan dan ketepatsaatan dipenuhi. Yang terakhir ini sangat kontekstual, tergantung dari lingkungan masyarakat tempat teknologi tersebut akan difungsikan. Untuk itu diperlukan sebuah program yang terpadu dan terintegrasi untuk memadukan antara penerapan teknologi tepat guna dengan jalannya ekonomi kerakyatan yang akhirnya diharapkan dapat mendorong perekonomian bangsa Indonesia secara keseluruhan.

DAFTAR RUJUKAN

Badan Pusat Statistik, Medan dalam Angka 2008

Inpres No. 3 Tahun 2001 : Tentang Penerapan dan Pengembangan TTG. Keputusan Menteri Dalam Negeri : Otonomi

Daerah No. 4 Tahun 2001 Tentang Penerapan TTGRencana Strategi Kementrian Koperasi dan UKM, 2004-2009. Survey ekonomi Nasional, 2006. Situmorang, Syafrizal Helmi, 2009, Bisnis :

(11)

Lampiran

MATRIK INVENTARISASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

ARAH

KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR HASIL

Inventarisasi Teknologi Tepat Guna

Pelaksanaan studi klasifikasi UKMK terhadap penggunaan teknologi tepat guna

Pelaksanaan survey pendataan penggunaan produk-produk teknologi tepat guna yang sudah digunakan pada aktifitas UKMK di kota Medan

Pelaksanaan survey tentang kebutuhan penggunaan teknologi tepat guna oleh para UKMK di kota Medan

Pelaksanaan pembuatan peta pusat-pusat pengembangan teknologi tepat guna di kota medan sesuai dengan jenisnya

Membangun kluster-kluster pengembangan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan situasi daerah

Pelaksanaan pengumpulan produk-produk pengembangan teknologi tepat guna yang telah dihasilkan dan digunakan di kota Medan di sentra-sentra pengembangan teknologi tepat guna

Penentuan unggulan produk-produk pengembangan teknologi tepat guna di kota Medan

Pembuatan peta pasar produk tekonologi tepat guna yang mutakhir dalam dan luar negeri

Klasifikasi UKMK terhadap teknologi tepat guna yang ada

Dapatnya data penggunaan dari produk-produk teknologi tepat guna yang sudah digunakan pada aktifitas UKMK

Terdatanya kebutuhan akan penggunaan teknologi tepat guna oleh para UKMK di Kota Medan

Terbuatnya peta-peta pusat pengembangan teknologi tepat guna di kota Medan

Terbangunnya kluster-kluster pengembangan teknologi tepat guna yang sesuai

Adanya informasi tentang produk-produk pengembangan teknologi tepat guna yang telah dihasilkan pada sentra-sentra pengembangan yang ada

Ditentukannya jenis-jenis produk

unggulan dari pengembangan teknologi tepat guna

Terbuatnya peta pasar dari produk-produk teknologi tepat guna yang mutakhir baik untuk dalam dan luar negeri

Pengembangan Pusat Data Dan Informasi

Teknologi Tepat Guna

Membangun sistem manajemen informasi tentang penerapan teknologi tepat guna kota Medan

Pembangunan pusat data dan informasi serta pengembangan teknologi tepat guna (dalam bentuk fisik atau secretariat)

Meningkatnya pelayanan data statistic pembangunan dan penerapan teknologi tepat guna

Terbangunnya kerangka sistem manajemen informasi tentang penerapan teknologi tepat guna kota Medan

(12)

Tersedianya sistem pengelolaan data dan pemetaan hasil penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna di UKMK khususnya di kota Medan

Pembangunan website pusat data dan informasi tentang teknologi tepat guna

Pembuatan buku saku tentang data dan informasi teknologi tepat guna

Membangun pusat data badan hukum dari perusahan-perusahan yang mengembangkan teknologi tepat guna

Pembuatan dan pengembangan majalah atau bulletin teknologi tepat guna

Pembuatan CD tentang data dan Informasi Teknologi Tepat Guna

Bantuan kepada para pengembang teknologi tepat guna dalam bentuk pembuatan profil perusahaan, profil investasi, video pemasaran

Bantuan kepada para pengembang teknologi tepat guna atas data dan informasi tentang pengembangan teknologi yang ada, baik dalam bentuk majalah/bulletin, cd, film, video, buku dan sebagainya

Meningkatnya pelayanan akan data statistik pembangunan dan penerapan teknologi tepat guna

Adanya sistem pengelolaan data dan pemetaan hasil penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna di UKMK

Terbangunnya website pusat data dan informasi tentang teknologi tepat guna

Adanya buku saku tentang data dan informasi teknologi tepat guna

Terbangunnya pusat data badan hukum dari

perusahaan-perusahaan yang

mengembangkan teknologi tepat guna

Adanya majalah atau bulletin teknologi tepat guna

Adanya CD tentang data dan informasi teknologi tepat guna

Gambar

Tabel 1 : Sebaran sektor ekonomi di Kota Medan
Tabel 2 :  Sebaran Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah
Gambar 1. Pola Pikir Pemanfaatan TTG di Kota Medan
Tabel 3 :  Matriks Internal dan Eksternal Faktor Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

Referensi

Dokumen terkait

Diversifikasi pangan Berbasis Tepung Mocaf. KWT Kenyo berkeinginan untuk melakukan diversifikasi pangan berbasis tepung mocaf sebagai bidang usahanya, namun mereka

201410225204, Fakultas Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan judul skripsi “Sistem Informasi Geografis Panti Sosial Berbasis Android” Studi Kasus :

Dari semua data yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian dilakukan pengecekan ulang agar diperoleh data yang lebih reliabelitas untuk memberikan gambaran tentang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sanitasi ruangan meliputi; ventilasi, lantai dan dinding, pencahayaan, sumber air bersih, toilet dan kamar mandi, pembuangan

Pembuatan briket dari limbah industri tempurung dan pengolahan sabut menjadi serat-serat dapat menghasilkan limbah yang dapat diproses menjadi arang selanjutnya di olah

Metode pemakaian Pompa Angguk atau Sucker Rod Pump (SRP) digunakan apabila suatu sumur minyak sudah tidak dapat lagi mengangkat fluida dari dasar sumur ke atas permukaan secara