• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi, Perilaku, dan Preferensi Masyarakat Santri Terhadap Perbankan Syariah (Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Persepsi, Perilaku, dan Preferensi Masyarakat Santri Terhadap Perbankan Syariah (Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman)"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

SANTRI TERHADAP PERBANKAN SYARI’AH

(Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh:

Indra Sofyan

NIM: 1112085000039

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iv

I. INFORMASI PRIBADI

Nama : Indra Sofyan

Alamat : Jl. Raya Arko Kalisuren Komplek Inkopad RT 02 RW 06 Kec. Tajur Halang Kab. Bogor

No. Telepon : 087879168667

Email : Indrasofyan56@gmail.com

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Desember 1994

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

II. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan

Nama Lembaga

Kota

Tahun

Masuk

Tahun

Keluar

SD

SDN Margajaya

Tangerang

Selatan

2000

2006

SMP

MTs Modern Ibadurrahman

Tangerang

2006

2009

SMA

MA Modern Ibadurrahman

Tangerang

2009

2012

Perguruan Tinggi Negeri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta – Perbankan Syariah

Tangerang Selatan

(7)

v  Ketua Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK)

MPK – MA Pembangunan Syarif Hidayatullah Jakarta

2010-2011

 Anggota ISPPI MA Departemen Sosial dan penerangan MA Modern Ibadurrahman

2011-2012

 Anggota HMJ Departemen Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

 Anggota HMJ Departemen Agama – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2013-2015

IV. KEMAMPUAN

 Mampu bekerja secara tim maupun individu

 Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel, dan Powerpoint)  Mampu berkomunikasi dengan baik

V. PENGALAMAN KERJA

 Maintenance Bank BRI KCU Bintaro

VI. LATAR BELAKANGF KELUARGA

Ayah : Mustafa

Tempat, Tanggal Lahir : Tasik Malaya, 10 September 1957

Ibu : E.A Siti soleha

Tempat, Tanggal Lahir : Banten, 30, April-1962

Alamat : Jl. Raya Arko Kalisuren Komplek Inkopad RT 02 RW 06 Kec. Tajur Halang Kab. Bogor

Telepon : 081212744390

(8)

vi

madrasah students as measured by the shari’a banking products and banking principles of shari’ah. (pondok pesantren modern Ibadurrahman as study case) data used in this study are primary data by distributing questions. This study uses multipia linier regression analysis by using SPSS version 20.0 and Microsoft excel 2007.

These results indicate that the public perception of madrasah student, community behavior of madrasah student and community preferences of madrasah student, simultaneously or together have a significant influence on banks syari’ah sig. 0.000>0.05. the results of this study showed partially public perceptions pupils signification affect Banking syari’ah sig. 0.020<0.05. community attitudes of madrasah student significantly partially affect the shari’ah Banking with sig.0.000<0.05. community preference of madrasah students partially affect the shari’ah Banking with sig. 0.000<0.05.

(9)

vii

yang diukur dengan produk dan prinsip perbankan syari’ah. (studi kasus pondok pesantren Modern Ibadurrahman) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menyebarkan angket kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier beganda dengan menggunakan program komputer SPSS versi 20.0 dan microsoft Excel 2007.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Masyarakat Santri, Perilaku Masyarakat Santri, dan Preferensi Masyarakat Santri, secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap perbankan syari’ah dengan nilai sig. 0.000 < 0.05. Hasil Penelitian ini menunjukan secara parsial Persepsi Masyarakat Santri berpengaruh secara signifikan terhadap Perbankan syari’ah dengan nilai sig. 0.020 < 0.05 . Perilaku Masyarakat Santri berpengaruh secara signifikan terhadap Perbankan Syari’ah dengan nilai sig. 0.000 < 0.05 . Preferensi Masyarakat Santri secara parsial berpengaruh terhadap Perbankan syari’ah dengan nilai sig. 0.000 < 0.05.

(10)

viii

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira

kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Persepsi, Perilaku dan Preferensi Masyarakat Santri

terhadap perbankan syari’ah (Pondok Pesantren Modern Ibadurrahman)”.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah

wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Makadari itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1

Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan Nya

tidakmungkin saya dapat menyelesaikan skripsi ini.Terimakasih atas

segala nikmat yang Engkau berikan,yaRabb.

(11)

ix

yang sangat berharga selama perkuliahan.

4

Bapak Dr. Herni Ali HT,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan pengarahan, ilmu yang berharga,serta bimbingan yang sangat

berarti selama penyelesaian skripsi.Terimakasih atas semua saran dan

arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan hingga

terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

Bapak.

5

Ibu Ay Maryani, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan

bimbingan

dan

pengaruh

dalam

menyelesaikan

penyelesaian

skripsi.Terimakasih atas semua saran dan arahan yang Ibu berikan selama

proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan Ibu.

6

Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua JurusanPerbankan Syariah

dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan syari’ah

Fakultas Ekonomi dan BisnisUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

meluangkan waktunya untuk mendengarkan kesulitan saya dan

memberikan saran-saran yang bermanfaat.

7

Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selaku Pembimbing Akademik.

8

Bapak Dr.Ade Sofyan Mulazid selaku pembimbing Akademik

(12)

x

Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan membantu saya selama

perkuliahan.

10

Sahabat-sahabat “JALAN-JALAN MEN” Perbankan Syariah angkatan

2012, Abyan perdana putra, Ikromul azhmi, Rahmi fitriyah, Shella mutya

syarif, Leni tantriana, dan Sri masitoh yang selalu mendukung pengerjaan

skripsi dan atas kebersamaanya selama ini

11

Sahabat-sahabat terbaik, Irfan, Izzuddin, , Hendrik, Ncang Haji, Hanafi,

Haritzah, Rezky, dan teman teman Siaga Kampus Eksyar yang menemani

dari masa-masa awal kuliahhingga akhir dalam suka maupun duka, dan

yang selalu memberikan dukungan serta doanya.SemogaAllah SWT

senantiasa membalas kebaikan kalian.

12

Sahabat M.hasan jurusan Manajemen yang membantu mengerjakan dan

memberi masukan dalam pengerjaan Skripsi. Semoga Allah SWT

senantiasa membalas kebaikannya.

13

Teman-teman KKN elegant 2015, terima kasih untuk kenangan selama

mengabdi di Desa Jonggol .Bogor

14

Sahabat SMA Septiandi, Adam adnan, Anggi, Sadam, Afif yang telah

banyak membantu memberikan pencerahan dalam penyelesaian skripsi

ini.

(13)

xi

persatu,yang telah bersama saya selama kepengurusan. Terimakasih atas

loyalitas, pembelajaran dan kerjasama kalian selama kepengurusan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis.

Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan,baik

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Jakarta, 29Juli 2016

Indra Sofyan

(14)

xii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...v

ABSTRACT

...viii

ABSTRAK...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xiv

DAFTAR TABEL...xvi

DAFTAR GAMBAR...xvii

DAFTAR LAMPIRAN... iii

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian...1

B.

Perumusan Masalah...8

C.

Tujuan Penelitian...8

D.

Manfaat Penelitian...9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.

Landasan Teori...10

1

Pengertian Persepsi…...11

2

Pengertian perilaku……...15

3

Pengertian preferensi...19

4

Masyarakat santri………...23

(15)

xiii

B.

Penelitian terdahulu………...39

C.

Kerangka Pemikiran...48

D.

Keterkaitan Antar Variabel...49

E.

Hipotesis...52

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian...53

B. Metode Penentuan Sampel...53

C. Metode Pengumpulan Data...55

D.

Metode Analisis Data...56

E. Operasional Variabel Penelitian...63

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...66

B.

Deskripsi Data...69

C.

Analisis dan Pembahasan...74

1

Uji Asumsi Klasik...80

2

Uji Hipotesis...84

3

Analisis Regresi Linier Berganda...86

D.

Interpretasi...98

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.

Kesimpulan...91

B.

Implikasi…...92

C.

Saran………..………93

DAFTAR PUSTAKA

...95

(16)

xiv

1.1 : Perkembangan perbankan syari’ah………...7

2.1 : Perbedaan bank syari’ah dan non syari’ah...38

2.2 : Penelitian Terdahulu...50

3.1 Operasional variabel penelitian………..………...61

4.1 : Kurikulum pembelajaran pondok pesantren……...71

4.2 : D a t a s a mp e l p e n e l it ia n … … … . . . ...72

4.3 : je n is k e la m i n r e s p o n d e n . . . .. . . . ...73

4.4 : U s ia r e s p o n d e n … … … . . . ...73

4.5 : T ing k a t p e n d id ik a n t e r a k h ir r e s p o n d e n. ...74

4.6 : Distribusi jawaban responden mengenai persepsi…………...75

4.7 : D is t r ib u s i ja w a b a n r e s p o nd e n me n g e n a i p e r i la k u ...77

4.8 :.Distribusi jawaban responden mengenai preferensi. . . ..78

4.9 : D is t r ib u s i ja w a b a n r e s p o nd e n me n g e n a i p r o d u k d a n

p r in s ip p e r b a n k a n s ya r i’ a h

. .

. . . ....79

4.10 : U j i

v a l id it a s p e r s e p s i

. .

. . . ....81

4.11 : U j i v a l id it a s p e r i la k u … … … . . . ....81

4.12 : Uji validitas Preferensi………..82

4.13 : Uji validitas produk dan prinsip perbankan syari’ah………….83

4.14 : Uji realibilitas………83

4.15 : Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-smirnov test…….85

4.16 : Uji multikolieniritas………..86

4.17 : Uji Autokorelasi………86

(17)
(18)

xvi

(19)

2.

Kuesioner……….…103

3.

Kuesioner……….104

4.

Hasil distribusi jawaban responden………..109

5.

Hasil uji validitas ……….113

6.

Hasil uji realibilitas………...117

7.

Hasil uji asumsi klasik………..118

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang masalah

Perbankan syariah dalam peristilahan international dikenal sebagai IslamicBanking atau juga disebut dengan interest-free banking. (Muhammad, 2011:15) Seperti halnya bank konvensional, bank syariah mempunyai fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Bank syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-qur’an dan Hadits Nabi SAW. (Muhammad, 2011:15), bank syariah ini lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan bunga bank dan riba. Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman pokok secara bathil, dan menurut jumhur ulama, bahwa riba hukumnya haram. sesuai firman Allah

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila, keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata jual beli itu sama dengan riba, padahal allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahuli (sebelum

dating larangan); dan urusannya (terserah) kepada allah, orang yang

(21)

kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal didalamnya. (QS-AL-Baqarah-275).

Dalam praktik perbankan konvensional terdapat kegiatan-kegiatan yang dilarang syariat islam seperti praktik riba, membiayai produksi dan perdagangan barang-barang yang dilarang, misalnya minuman keras. Demi menghindari pengoperasian sistem bunga, lahirlah perbankan syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sebagai sebuah lembaga keuangan, Bank syariah memiliki fungsi yang sama dengan lembaga keuangan lainnya, yaitu menyalurkan dana dari pihak surplus ke pihak defisit dalam berbagai bentuk produk jasa yang ditawarkan. Namun, karena bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah, maka sistem dan produk yang ditawarkan pun juga tidak sama dengan perbankan konvensional. Bank konvensional memiliki produk utama berupa kesepakatan kontrak untuk penyimpanan dan peminjaman uang, sedangkan didalam bank syari’ah terdapat pula akad (perjanjian) penyertaan modal (mudharabah/musyarakah), jual beli (murabahah), dan berbagai jasa keuangan lainnya.

Hal yang membedakan antara bank konvensional dan bank syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Sehingga terdapat istilah bunga dan bagi hasil.

(22)

perbankan konvensional yang mendirikan unit syariah. Dengan asumsi perbankan akan diminati oleh nasabah, dan asumsi nasabah yang menggunakan layanan secara syariah akan lebih tenang karena menggutamakan kemaslahatan.

Untuk lebih jelasnya perkembangan perbankan syariah bisa dilihat pada tabel.1 mengenai perkembangan perbankan syariah yang diliris dari OJK dalam kurun waktu lima tahun.

Tabel 1.1

Perkembangan perbankan syariah

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

BUS 6 11 11 11 11

UUS 26 27 25 23 24

BPRS 114 131 138 150 155

Jaringan kantor 802 1.069 1.258 1.763 2.101

Sumber : data statistik OJK yang diolah

(23)

dari 5% dari total market perbankan secara umum. Beda dengan perkembangan perbankan syari’ah di Malaysia yang sudah mencapai 40-50% Negara Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan perkembangan perbankan syari’ah di Negara Malaysia.

Dari data tersebut menunjukan bahwa dengan hadirnya bank syariah ternyata belum sepenuhnya merubah persepsi maupun perilaku masyarakat di Indonseia khususnya masyarakat muslim di Indonsesia terhadap bank syariah sendiri. karena masih kurangnya pemahaman atau rendahnya pengetahuan masyarakat terkait dengan bank syari’ah, dilain sisi keberadaan bank konvensional lebih mendominasi dibandingkan bank syari’ah, disamping itu juga masih banyak lagi tantangan dan permasalahan yang dihadapi perbankan syari’ah dalam perkembangannya. Dalam pelaksanaanya perbankan syari’ah memiliki kendala diantaranya masih minimalnya SDM yang dimiliki oleh perbankan syari’ah tersebut, persepsi yang salah tentang perbankan syari’ah “adanya anggapan yang menyampaikan bahwa bank syari’ah sama dengan bank konvensional”, padahal diantara keduanya terdapat perbedaan yang sangat mendasar diantara kedua objek tersebut dan masih ditemukannya praktik-praktik perbankan syari’ah yang menyimpang dari prinsip-prinsip syari’ah.

(24)

terbesar didunia, tetapi penetrasi pasar bank syariah tak sebegitu besar dibanding dengan bank konvensional.

Permasalahan yang terjadi ketika suatu bank syariah kurang diminati adalah adanya permasalahan dalam konsep pemasaran yang kurang maksimal. Ries dan trout dalam Prasetiojo dan Ihalau (2005;67) mengatakan bahwa pemasaran adalah peperangan antar produsen untuk memperebutkan persepsi konsumen. Seharusnya perbankan syariah yang berlandaskan pada konsep ekonomi Islam sangat diminati oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Namun pada kenyataannya seringkali terjadi pemahaman yang berbeda dari kalangan internal pemeluk agama Islam maupun masyarakat pada umumnya.

Masyarakat adalah salah satu elemen penting dalam dunia perbankan, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang akan menjadi nasabah bagi bank syariah. Oleh karena itu, mengetahui Persepsi masyarakat terhadap bank syariah dan sekaligus sebagai bahan pertimbangan investasi didunia perbankan syariah.

(25)

ditawarkan. Oleh karena itu, perkembangan perbankan syariah perlu mendapatkan perhatian dari pihak yang terkait.

Responeden penelitian ini lebih difokuskan pada responden masyarakat santri pesantren karna masyarakat santri pesantren merupakan masyarakat berpendidikan yang aktif dalam lembaga pendidikan yang agamis, sudah tidak asing lagi bagi mereka mengenal konsep syariah karena dalam pendidikan keislaman terdapat ilmu-ilmu fiqih dan akhlak sebagai dasar perbankan syariah. Para santri juga tidak asing dengan perbankan, kemungkinan santri adalah orang yang menuntut ilmu yang jauh dari tempat tinggalnya sehingga untuk biaya kehidupannya mereka mengandalkan kiriman dari orang tuanya, dan perbankan adalah salah satu akses yang digunakan untuk transfer uang guna memenuhi kebutuhan santri.

Dengan adanya perbankan syariah bagaimana persepsi, perilaku dan Prefrensi santri masyarakat pesantren terhadap perbankan syariah. dan apakah mereka berniat untuk melaksanakan syariah secara kaffah.

Berdasarkan latar belakang tersebut menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti mengenai ANALISIS PENGARUH PERSEPSI, PERILAKU

DAN PREFERENSI SANTRI MASYARAKAT PESANTREN

TERHADAP PERBANKAN SYARIAH.

B.

Perumusan masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(26)

2. Bagaimana pengaruh perilaku santri pesantren secara parsial terhadap perbankan syariah?

3. Bagaimana pengaruh preferensi santri pesantren secara parsial terhadap perbankan syariah ?

4. Bagaimanakah pengaruh persepsi, perilaku dan preferensi secara simmultan santri pesantren terhadap perbankan syariah ?

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menguji dan menganalisis persepsi santri pesantren terhadap perbankan syariah

2. Menguji dan menganalisis perilaku santri pesantren terhadap perbankan syariah

3. Menguji dan menganalisis preferensi santri pesantren terhadap perbankan syariah

4. Menguji dan menganalisis persepsi, perilaku dan preferensi santri secara simultan terhadap perbankan syariah.

D.

Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis

a. Meningkatkan ilmu pengetahuan lembaga keuangan terutama perbankan syariah

b. Menambah pengetahuan tentang adanya persepsi perilaku dan sikap santri terhadap perbankan syariah

(27)

2. Bagi civitas akademika

Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi dan sebagai proses pembelajaran mengenai persepsi perilaku dan sikap terhadap perbankan syariah.

3. Bagi Perusahaan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. (Jalaludidin, 2011:50)

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul. (Etta mamang, 2013:64)

Persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita.Seseorang mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat bersifat agresif dan tidak

(29)

jujur, orang lain mungkin menganggapnya rajin dan membantu. Masing-masing orang akan merespons secara berbeda terhadap wiraniaga.(Kotler, 2009:17 9).

Kenneth K sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan paul E,Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu : seleksi, organisasi, dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna.(Deddy 2009;190)

(Etta mamang, 2013: 64) mengatakan bahwa persepsi kita dibentuk oleh:

1. Karakteristik dari stimulus

2. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya 3. Kondisi-kondisi didalam diri kita sendiri

Suatu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansial bisa sangat berbeda dengan realitas. Ada sejumlah sumber yang digunakan seseorang dalam mengakses informasi sehingga dikenal terhadap sesuatu. Setidaknya,

(30)

meliputi media massa dan organisasi penilai konsumen. Keempat, sumber eksperimental diantaranya penanganan, pengujian dan penggunaan produk.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses seleksi persepsi

a) Faktor-faktor dari luar (Veithzal, 2007: 362)

Faktor-faktor dari luar menurut Veizhtal sebagai berikut : 1) Intensitasi

Semakin besar intensitasi stimulus dari luar, semakin besar juga hal itu dapat dipahami.

Contoh : suara keras, warna yang menyolok akan lebih mudah diketahui daripada yang sebaliknya.

2) Ukuran

Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui Contoh: ikan yang lebih besar lebih mudah dilihat bentuk ukuran ini akan mempengaruhi persepsi seseorang.

3) Berlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak pilihan.

Contoh: sebuah bulatan yang berwarna menyolok akan kelihatan lebih besar dari pada bulatan yang besarnya sama,tetapi sekelilingnya lebih besar.

4) Pengulangan

(31)

mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menangkap, kita selama satu priode yakni ketika perhatian kita terhadap tugas pekerjaan sedang memudar.sebagai tambahan pengulangan itu akan menambah kepekaan atau kewaspadan terhadap stimulus. 5) Gerakan

Orang akan memberikan banyak perhatian kepada yang bergerak. Contoh: mengajar sambil bergerak lebih menarik dari pada yang duduk saja, dari gerak-gerak itu akan timbul suatu persepsi.

b) Faktor-faktor dari dalam (Veizhtal 2007: 363)

Faktor-faktor dari dalam menurut Veizhtal adalah sebagai berikut : 1) Belajar dan persepsi

Contoh: seorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya bahwa daging babi itu haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu harus dijauhi.

2) Motivasi dan persepsi

Motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh : membicarakan masalah pangan pada masyarakat yang kelaparan akan lebih menarik dan merangsang perhatian.

3) Kepribadian dan persepsi

(32)

Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik klasik sedang pada usia muda lebih senang dengan jenis untuk musik yang lain.

3. Proses persepsi

Proses persepsi mencakup seleksi, organisasi, dan interpretasi perseptual. (Veizhtal, 2007:69)

a) Seleksi perseptual

Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psikologis yang dimiliki, set psikologis adalah berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk dalam definisi seleksi adalah perhatian (attention) dan persepsi selektif (selective perception).

b) Organisasi perseptual

(33)

1. Penutupan

Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen.prinsip ini digunakan untuk memancing konsumen untuk mengisi hurup yang kosong, sehingga menjadi suatu nama merek yang utuh, misalnya tampilan iklan yang nama mereknya tidak ditulis lengkap

2. Pengelompokan

Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah-pisah agar mudah diingat disebut pengelompokan,

tiga prinsip pengelompokan untuk menggolongkan stimulus atau objek adalah

1. Kedekatan (proixmity) 2. Kesamaan (similiarty) 3. kesinambungan (continuity).

Konsumen juga akan mengelompokkan produk berdasarkan kesamaan (similarity), delapan bujur sangkar dan empat lingkaran akan dikelompokkan kedalam tiga set karena masing-masing mempunyai kesamaan. Set pertama adalah empat bujur sangkar, set kedua empat lingkaran, dan set ketiga bujur sangkar.

(34)

sebuah arah anak panah daripada sebagai dua baris atau tujuh kolom. Prinsip kontinuitas ini mengisyaratkan bahwa pesan dalam iklan seharusnnya berkesinambungan mulai dari identifikasi merek sampai pada manfaat yang bisa diperoleh oleh konsumen seandainya konsumen membeli produk yang diiklankan.

3. Konteks (context)

Stimuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh karena itu, latar dari iklan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk.

c. Interpretasi perseptual

Proses terakhir dari perspsi adalah pemberian interpretasi atas stimuli yang diterima konsumen. Interpretasi ini didasarkan pada pengalaman penggunaan pada masa lalu. Yang tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.

B. PERILAKU

1. Pengertian Perilaku

(35)

membuat keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Schiffman dkk 2008:5 studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang atau jasa yang berhubungan dengan konsumsi. Selain itu perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler, 2009: 166).

Prasetijo dan Ihalauw (2005;5) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan:

1. Tahapan perolehan (acquestition): mencari (searching) dan membeli (purchasing).

2. Tahap, konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating)

3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Kotler (2003;147)menyatakan empat karakteristik atau faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu ;

(36)

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku masyarakat. Hal ini karena budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang

Budaya merupakan suatu petunjuk arahan pada fase pemecahan masalah di masyarakat untuk memuaskan kebutuhan psikologis, personal dan sosial. Sub-budaya adalah bagian kecil dari budaya atau kelompok orang yang mempunyai sistem sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. Sub-budaya termasuk nasionalitas , agama. Kelompok ras, dan wilayah geografis. Sedangkan kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relative permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa. Dalam konteks kultural, jika suatu produk tidak dapat lagi diterima karena nilainya tidak dapat lagi memuaskan kebutuhan maka masyarakat harus siap merevisi penawarannya.

b. Faktor sosial

Faktor sosial perilaku masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peran dan status sosial masyarakat, kelompok kecil merupakan orang atau kelompok yang berperan sebagai titik referensi dari individu untuk membentuk nilai, sikap serta perilaku baik secara umum maupun khusus. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.

(37)

bervariasi menurut kategori produk dan menurut tahap proses pembelian. Peran dan status sosial konsumen yaitu seseorang individu mempunyai tugas peranan yang berbeda saat berpartisipasi dalam keluarga ataupun organisasi. Seseorang individu mempunyai peranan beragam dalam keluarga. (Kotler, 2003:148)

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi keputusan pembelian juga dipengaruhi berbagai karakteristik fari individu itu sendiri.

(38)

mempengaruhi perilaku membelinya. Kepribadiannya menhacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan sekitarnya.(Kotler, 2003,150)

d. Faktor psikologi.

Faktor psikologi Pilihan dikonsumsi seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting, motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tadi. Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada suatu saat. Kebutuhan biologis , yang muncul dari keaadaan yang tegang seperti lapar, haus, atau merasa tidak nyaman. Setelah itu kebutuhan psikologis, yang sering muncul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebanyakan dari kebutuhan ini tiak cukup kuat memotivasi seseorang supaya bertindak pada suatu saat. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat itensitas yang mencukupi.(Kotler. 2003:156) keyakinan dan sikap. Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini pada waktunya, akan mempengaruhi perilaku konsumsi.

C. PREFERENSI

1. Pengertian Preferensi

(39)

sesuatu. Preferensi merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih. Menurut doris grober preferensi media umumnya meminta pengguna media untuk mengurutkan preferensi pengguna Terhadap suatu media (Vivian,

2010:567) Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu),

yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka berikan pada konsumen (Indiarto.2011). yang perlu diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen terhadap pendapatan dan harga.

2. Proses pengambilan keputusan konsumen

Proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan membeli terdiri atas lima tahap (Kotler dan Amstrong, 2011) yaitu :

1. Pengenalan masalah

(40)

2. Pencarian informasi

Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak informasi. Apabilla dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dari jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Namun jika produk yang diinginkan berada jauh dari jangkauan, walaupun konsumen mempunyai dorongan yang kuat, konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya akan meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari sumber mana pun, misalnya :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman. Tetangga, kenalan

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan c. Sumber publik: media masa, organisasi penilai pelanggan

d. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan menggunakan produk.

3. Evaluasi berbagai alternatif

(41)

situasi pembelian tertentu. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana mereka mengevaluasi alternatif merek. Jika mereka tahu bahwa proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk memengaruhi keputusan pembelian. 4. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen (purchase decision) adalah pembelian merek yang paling disukai. Namun demikian, ada dua faktor yang bisa muncul diantara niat untuk membeli dan keputusan pembelian yang mungkin mengubah niat tersebut. Faktor pertama adalah sikap orang lain : faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Jadi, pilihan dan niat untuk membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku pasca pembelian

(42)

Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk merupakan faktor yang menentukan apakah pembeli puas atau tidak. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen akan kecewa : jika harapan terpenuhi, konsumen akan puas : jika harapan terlampaui, konsumen akan sangat puas.

Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber lainnya. Jika penjual melebih-lebihkan kinerja produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi, dan hasilnya adalah ketidakpuasan. Semakin besar kesenjangan antara harapan dengan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjkkan bahwa penjual harus membuat pernyataan yang jujur mengenai kinerja produknya sehingga pembeli bisa terpuaskan.

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual terus berlangsung lama sesudahnya. Pemasar perlu memusatkan perhatian pada proses pembrlian dan bukan pada keputusan pembelian saja.

D. Masyarakat santri

(43)

Pengaruh masyarakat santri terhadap masyarakat indonesia masih kuat, baik dalam peran pesantren sebagai pusat tarekat maupun pendidikan anak-anak. (Julia day vol 60,2001).

Dalam kurun waktu cukup lama, dijawa sudah berkembang tradisi besar Islam. Tradisi ini lahir sebagai hasil strategi para penyebar islam awal adalam mensikapi proses akulturasi dengan budaya masyarakat lokal. Tradisi besar yang kemudian dikenal dengan istilah “tradisi pesantren” itu menjadi babak baru dalam sejarah Jawa karena berhasil menjadi budaya tandingan bagi masyarakat pedalaman, hindu-jawa yang digawangi kalangan istana dan keraton jawa.

Dengan lahirnya budaya tandingan yang berkembang dipedesaan, maka Islam jawa bukan lagi tampil sebagai subkultur, tetapi telah berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah tradisi besar (great tradition). (Suryo, 2001:15)

(44)

pengertiannya yang sesungguhnya tumbuh-kembang sejak akhir abad ke-18. Dalam hal itu, tegalsari dianggap sebagai pesantren tertua.(Martin, 2004:23).

1. Pengertian pesantren

Pesantren adalah sebuah institusi pendidikan keagamaan tertua yang tumbuh dan berkembang secara swadaya dalam masyarakat muslim indonesia. Lembaga pendidikan yang khas Indonesia ini bisa dilacak sejak awal kehadiran dan da’wah Islam di Indonesia (Hasan , 2001:319).

Penyiaran islam khususnya dijawa relatif tidak menimbulkan problem konfliktual karena proses akulturasi, akomodasi, dan transformasi terhadap lembaga semisal yang telah eksis sebelumnya yang dimainkan oleh agama hindu budha. (Husni rahim,2001:145)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau siwa-siswa belajar mengaji sedangkan secara istilah, pesantren diartikan sebagai lembaga pendidikan islam dimana santri biasa tinggal dipondok dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab umum bertujuan menguasai pengetahuan agama islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat. (Abu hamid, 1993,329)

(45)

pesantren sebagai lembaga pendidikan islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatann yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. (Amir , 1996;56)

Istilah dan aktifitas tentang pesantren juga sering dipersamakan dengan pondok namun ada yang menggabungkan dua istilah tersebut menjadi pondok pesantren. Pondok dapat diartikan sebagai tempat penginap bagi santri yang belajar pada seorang kyai atau dilembaga pendidikan pesantren yang tempat tinggalnya jauh.(Wahjoetomo, 2000:70).

2. Tipe pesantren

Setiap pesantren memiliki ciri khusus akibat perbedaan selera kyai dan keadaan sosial budaya maupun sosial geografis yang mengelilinginya. Dari berbagai tingkat konsistensi dengan sitem lama dan keterpengaruhan oleh sistem modern, secara garis besar pondok pesantren dapat dikatagorikan kedalam tiga tipe (Departemen agama 2003:31)

a. Pondok pesantren salafiyah

(46)

b. Pondok pesantren kholafiyah (asyriyah)

Khalaf artinya kemudian atau belakangan sedangkan ashri artinya sekarang atau modern. Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang menyelanggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatana modern, melalui satuan pendidikan formal, baik madrasah (MI. MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP, SMA ,dan ,SMK) atau nama lainnya.

c. Pondok pesantren kombinasi

Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah sebagaimana penjelasan diatas, sebagian besar yang ada sekarang adalah pondok pesantren yang berada diantara rentangan dua pengertian diatas. Sebagian besar pondok pesantren yang mengaku dan menamakan diri pesantren salafiyah, pada umumnya juga menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan berjenjang.

3. Pengertian Santri

Santri didefinisikan berarti orang-orang yang belajar buku-buku suci dari agama hindu. Pengertian ini diambil dari kata santri dari akar kata dari bahasa india. Pendapat lain menyebutkan bahwa santri berasal dari bahasa jawa yang berarti “ cantrik” orang yang mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap. (Zamkhasyari, 2002;18)

(47)

Nilai-nilai yang diajarkan dipesantren merupakan transformasi dan tauladan seorang kyai atau guru kepada santri atau murid dan masyarakat sekitarnya. Pemahaman keilmuan dan uswah yang diperoleh dipesantren juga diterapkan oleh para alumni ketika kembali ke masyarakatnya.

4. Unsur-unsur masyarakat santri

Masyarakat santri terdiri dari empat komponen, (Mahmud, 2001;102) yaitu

1) Kyai, ustad, dan ulama (dipesantren); fungsi ke ulamaan dari kyai dapat dilihat melalui 3 aspek, yakni :

a. Sebagai pemangku masjid dan madrasah b. Sebagai pengajar dan pendidik

c. Sebagai ahli dan penguasa hukum islam

Misi utama seorang kyai adalah sebagai pengajar dan pengajur dakwah islam, dan mengambil peran lanjut orang tua. Ia sebagai guru sekaligus pemimpin rohaniah keagaamaan serta bertanggung jawab untuk perkembangan kepribadian maupun kesehatan jasmaniyah anak didiknya. Dengan otorita rokhanah kyai sekaligus menyatakan hukum dan aliran-alirannya, lewat kitab-kitab islam klasik

2) Santri pondok pesantren : yaitu siswa yang belajar dipondok pesantren, baik santri musim maupun santri kalong.

(48)

4) Masyarakat yang tinggal disekitar pesantren.

E. Perbankan syariah

1. Pengertian perbankan syariah

Bank syariah adalah bank yang menjalankan prakteknya sesuai dengan prinsip syariah. Dimana yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut (Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan syariah)

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarokah),

prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntunngan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank kepihak lain (ijarah wa itiqna).

(49)

seperti bank syariah, bank umum syariah, bprs dan UUS adalah sebagai berikut : (Undang-Undang R1 Nomor 21 tahun 2008).

a. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.

b. Bank umum syariah adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

c. Bank pembiayaan rakyat syariah adalah bank syariah yang didalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. d. Unit usaha syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja

dari kantor pusat Bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja dikantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan diluar begeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah.

2. Tujuan bank syariah

(50)

a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.

b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang transparan.

c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah besar.

d. Mendorong penurunan spekulasi dipasar keuangan, artinya bank syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif.

e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang membedakan bank syariah dengan bank konvennsional adalah pengumpulan dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat f. Meningkatkan efifisiensi mobilisasi dana.

(51)

3. Perbedaan bank syariah dan bank non syariah

[image:51.612.126.512.236.527.2]

Perbedaan diindonesia menganut dual system banking (bank syariah dan non syariah),tapi keduanya memiliki perbedaan-perbedaan. Dimana perbedaan tersebut menjadikan kedua bank tersebut sangat bertolak belakang secara dasar. Perbedaan tersebut adalah:

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syari’ah Dan Bank Non Syari’ah

Bank Syari’ah Bank Konvensional

Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa

Memakai perangkat bunga dalam kegiatan operasionalnya

Melakukan kegiatan investasi pada sektor yang halal saja

Melakukan kegiatan investasi yang halal dan haram

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur

Profit dan falah oriented Profit oriented

Terdapat dewan pengawas syari’ah yang mengawasi semua kegiatan operasional perbankan

Tidak terdapat dewan sejenis

Sumber: Syafi’i Antonio

4. Prinsip-prinsip dasar dalam produk-produk bank syariah

(52)

a. Prinsip simpanan murni (al-wadiah)

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank syariah untuk memberikan kesempatan pada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dana dalam bentuk al-wadiah. Fasilitas ini diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya giro dan tabungan. Istilah al-wadiah dalam dunia perbankan konvensional lebih dikenal giro.

b. Bagi hasil (syirkah)

Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharaban dan musyarakah. Prinsip mudharabah ini dapat digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan dan penyertaan.

c. Prinsip jual beli (at-tijarah)

(53)

d. Prinsip sewa (al-ijarah)

Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama, ijarah (sewa murni) seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya. (operating lease). Secara tekhnik bank dapat membeli dahulu barang yang dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut disewakan dalam waktu yang telah disepakati oleh nasabah. Kedua, bai al-takjiri atau ijarah mumtahiya bitamlik, yang merupakan penggabungan sewa dan beli dimana penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

e. Prinsip jasa/ fee (al-jir walumullah)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain : bank garansi, kliring, inkaso, jasa, transfer dan lain-lain.

5. Perkembangan produk-produk bank syariah

Pada dasarnya kegiatan usaha perbankan dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu : (Adiwarman , 2004: 97)

a. Penghimpunan dana (funding)

(54)

tersebut. Mudharabah disini dimana bank sebagai mudhorib (pengelola) dan deposan sebagai shohibul mal (pemilik modal). Mudharabah dibagi atas dua yakni muthlaqah dan moqayyadah. Mudharabah muthlaqoh adalah deposan memberikan hak sepenuhnya pada bank untuk memutar atau menginvestasikan dananya. Sedangkan mudharabah mqoyyadah adalah deposan memberi batasan pada bank untuk menginvestasikan dananya. Sebagai contoh batasan pada tempat, jenis usaha dan lainnya.

b. Penyaluran dana (financing)

Dalam menyalurkan dananya, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan kepada tujuan penggunaannya, yakni :

1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli

(55)

Landasan hukumnya adalah surat al-baqarah (2) 275 :

orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)

penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan

mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang

yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti

(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu

(sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada allah. Orang

yang kembali (mengambil riba), maka mereka itu penghuni-penghuni

neraka, mereka itu kekal didalamnya.”

2) Pembiayaan dengan prinsip sewa

Prinsip syari’ah yang digunakan yakni ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik. Pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. Sedangkan IMBT merupakan sewa yang diikuti pemindahan kepemilikan.

3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

(56)

4) Pembiayaan dengan akad pelengkap

Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetatapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Yang termasuk dalam akad pelengkap ini adalah hiwalah (peralihan utang), rahn (gadai), qardh (pinjaman uang), wakalah (perwakilan), dan kafalah (garansi bank).

c. Jasa (service)

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries, bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan pada nasabah. Jasa tersebut antara lain yaitu sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa) misalnya penyewaan kotak penyimpan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian).

6. Perkembangan bank syariah

Dengan adanya berbagai perkembangan perundangan dan kebijakan yang ada di indonesia membawa bank syariah pada perkembangan yang cukup signifikan. Dilihat dari kebijakan dan perundangan yang telah ada telah memberi efek yang cukup baik bagi dunia perbankan syariah.

(57)

Undang-undang ini memberikan arahan bagi konvensional untuk membuka cabang syariah atau mengkonversikan diri menjadi bank syariah.

Landasan hukum bank syariah di Indonesia semakin kuat dengan dikeluarkannya UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Ada beberapa hal penting yang menjadi catatat dari UU tersebut :

a. Adanya kewajiban mencantumkan kata ‘syariah’ bagi bank syariah, kecuali bagi bank-bank syariah yang telah beroperasi sebelum berlakunya UU No 21 tahun 2008 (pasal 5 No. 4). Bagi bank umum konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) diwajibkan mencantumkan nama syariah setelah nama bank (pasal 5 no.5)

b. Satu-satunya pemenang fatwa yang berkaitan dengan syariah adalah MUI. Karena fatwa MUI harus diterjemahkan menjadi produk perundang-undangan (dalam hal ini peraturan Bank Indonesia/PBI), dalam rangka penyusunan PBI, BI membentuk komite perbankan syariah yang beranggotakan unsur-unsur dari BI, departemen Agama, dan unsur-unsur masyarakat dengan komposisi yang berimbang dan memiliki keahlian di bidang syariah (pasal 26).

(58)

keuntungan yang disepakati. Diubahnya kata ‘jual beli’ dengan kata ‘pembiayaan’ menjadi solusi bagi perbankan syariah. Karena dengan adanya perubahan tersebut berarti bank transaksi murabahah menjadi transaksi yang bebas pajak.

Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut membuat perbankan syariah semakin menuju pada lembaga yang menuju pada kesyari’ahan. Dimana untuk menjaga hal tersebut maka dibentuklah Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi operasional bank. (Muhammad,2007;48)

F. Penelitian terdahulu

Sebagai acuan perbandingan untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti mencantumkan beberapa penelitian terdahulu diantaranya :

1. Dian ariani (2007) persepsi masyarakat umum terhadap bank syari’ah di Medan.

(59)

dalam hubungannya dengan hasil persepsi masyarakat umum terhadap bank syariah di Medan.

2. Lizta Siska Mutiara (2010) persepsi jual beli pembiayaan murabahah terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah bank syari’ah

Menyatakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi atas prinsip jual beli dalam pembiayaan murabahah terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah Bank syariah. Penelitian tersebut menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi pembiayaan murabahah memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah bank syariah. Hal ini terbukti dalam table coefficient, diperoleh nilai korelasi antara variable X (persepsi jual beli pembiayaan murabahah) dengan variable Y (motivasi mahasiswa menjadi nasabah Bank syari’ah) sebesar 0,427, hal ini menunjukan terdapat hubungan yang sedang dan positif karena berada pada interval 0,40-0,599, dan berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh nilai T hitung sebesar 4,459 dan T table sebesar 1,6622. Karena nilai t hitung > t table (4, 459> 1,6622) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan persepsi atas prinsip jual beli pembiayaan murabahah terhadap motivasi mahasiswa menjadi nasabah bank syari’ah.

3. Dani Panca Setiasih (2011) analisis persepsi, preferensi, sikap, dan perilaku dosen terhadap perbankan syari’ah.

(60)

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik penyebaran angket, hasil penelitian menunjukan bahwa variable persepsi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap, diketahui bahwa nilai t hitung adalah 1,534 sedanhkan nilai t table adalah 1,692 yang lebih besar dibandingkan dengan t hitung. Sedangkan variable preferensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap hal ini diketahui bahwa nilai t hitung adalah 3,307. Sedangkan nilai t table adalah 1,692 yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung dan variable sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku diketahui bahwa nilai t hitung adalah 7,173 sedangkan nilai t table adalah 1,692 yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung, meskipun persepsi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dosen pada perbankan syariah tetapi secara system perbankan syari’ah lebbih bagus atau amanah dibandingkan dengan perbankan konvensional. 4. Metawa dan almossawi (1998) dari hasil penelitiannya di Bahrain

(61)

keputusan nasabah untuk memilih bank syari’ah. ( kamal naser, vol.17 No.3, 1999.135-150)

(62)
[image:62.612.127.518.109.540.2]

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

(63)

Lanjutan Tabel 2.2 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

(64)

Lanjutan Tabel 2.2 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

(65)

Lanjutan Tabel 2.2 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

4 Khairuddin (2005) (journal) Preferensi nasabah terhadap produk pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah bank syari’ah Dalam penelitian ini hanya menggunaka n 1 variabel yaitu preferensi

(66)

Lanjutan Tabel 2.2 No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

(67)

G. Kerangka Berfikir

[image:67.612.157.500.242.699.2]

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian, dan landasan teori yang menjelaskan pengaruh persepsi, perilaku ,dan preferensi masyarakat santri terhadap produk dan prinsip perbankan syari’ah maka disusunlah kerangka berpikir dari penelitian ini dalam gambar berikut:

Gambar 2.1

M et ode Analisis Dat a : 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Norm alit as b. Uji M ult ikolonierit as c. Uji Het erokedast isit as d. Uji Autokorelasi 2. Uji Hipot esis

a. Uji t (Parsial) b. Uji F (Simult an) c. Uji Adjust ed R Square 3. Analisis Regresi Linier Berganda

Pondok Pesant ren M odern Ibadurrahman

Persepsi Sant ri (x1) Perilaku Sant ri (x2) Preferensi Sant ri (x3)

Produk dan Prinsip Perbankan Syari’ah (Y)

Uji Kualit as Dat a 1. Uji Validitas 2. Uji realibilit as

(68)

(X1), perilaku (X2) , dan preferensi (X3) masyarakat santri pondok pesantren terhadap perbankan syariah. Sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah perbankan syariah yang diukur dengan produk dan prinsip perbankan syari’ah yang akan diuji baik secara parsial maupun simultan.

H. Keterkaitan antar Variabel

1. Persepsi terhadap produk dan prinsip perbankan syari’ah

(69)

2. Perilaku masyarakat terhadap produk dan prinsip perbankan

syari’ah

Menurut Prasetijo dan Ihalauw(2005).perilaku dapat diartikan sebuah studi tentang bagaimana pembuat konsumen dapat diartikan sebuah studi tentang bagaimana pembuat keputusan baik individu, sekelompok, ataupun organisasi membuat keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Menurut Kotler (2009) menhimpulkan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memiliuh, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.menurut Ary permata, Deny Nevita dalam penelitiannya menyebutkan bahwa perilaku masyarakat secara sendiri-sendiri (parsial) mempunyai pengaruh signifikan terhadap perbankan syari’ah dan perilaku masyarakat merupakan variabel dominan terhadap produk dan prinsip perbankan syari’ah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zainal arifin(2015), Hasil penelitian nya menyebutkan bahwa perilaku masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk dan prinsip perbankan syari’ah. Ini berarti semakin nyaman masyarakat menggunakan produk perbankan syariah semakin meningkat masyarakat untuk menggunakan perbankan syari’ah

(70)

3. Preferensi masyarakat terhadap produk dan prinsip perbankan

syari’ah

(71)

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dilakukan kebenarannya, berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : (Hartono, 2008:146)

H1: persepsi masyarakat santri pondok pesantren berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap perbankan syariah.

H2: perilaku masyarakat santri pondok pesantren berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap perbankan syariah.

H3: preferensi masyarakat santri pondok pesantren berpengaruh positif dan secara parsial signifikan terhadap perbankan syariah

(72)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kausalitas yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Agar penelitian ini terarah dan mendekati apa yang diharapkan. Maka pembatasannya dibatasi dalam penelitian ini persepsi, perilaku, dan preferensi terhadap perbankan syari’ah. Penulis melakukan penelitian terhadap pondok pesantren modern Ibadurrahman.

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012; 117) adalah “wilayah generelisasi (umum) yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas.

(Deni Darmawan, 2013:137). Populasi yang akan dijadikan dalam objek penelitian ini adalah santri pondok pesantren modern Ibadurrahman dijalan K.H Hasyim Ashari cipondoh Kota Tangerang.

2. Sampel

(73)

sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling, dimana tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggola populasi untuk dijadikan anggota sampel. Adapun teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas (sampling aksidental), artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).

Untuk ukuran sampel penelitian menurut menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. bahwa sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30-60 atau 120-130 responden karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan 60 sampel masyarakat santri pondok pesantren modern Ibadurrahman. (Suharyadi, 2007:53)

C. Skala pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisiensi dan komunikatif (Sugiyono,2005:88).

(74)

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono,2005:92). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan alternatif jawaban sebagai berikut

1. STS = Sangat Tidak Setuju 2 . TS = Tidak Setuju

3 . N = Netral

4 . S = Setuju 5 . SS = Sangat Setuju

D. Jenis dan teknik pengumpulan data

1. Data primer

(75)

2. Data skunder

Data skunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang menurut peristiwa masa lalu. Data skunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah. Buku, data statistik maupun dari internet, (Brawono,2006:30).

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah dan dianalisis dengan tujuan data yang diolah tersebut menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik dapat lebih mudah dipahami untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 20.

1. Uji validitas dan realibitas a. Uji validitas

(76)

b. Uji realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik alpha cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,060. (Imam ghazali,2011:48)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapan awal yang digunakan sebelum analisis linear berganda (Imam Ghozali, 2011:105). Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi

a.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent dan variabel dependent keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Imam Ghozali, 2011: 160). Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya dengan melihat kurva normal probability plot.

(77)

diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali, 2011: 160).

Untuk Uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non-parametik Kolmogorov-Smrirnov (K-S) untuk mengetahui signifikansi data terdistribusi normal. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, suatu data dikatakan normal jika nilai asymptotic significance lebih dari 0,05 (Ghozali, 2011: 161). b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independent atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi dengan

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan perbankan syariah
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syari’ah Dan Bank Non Syari’ah
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menujukan bahwa konsep diri secara sangat signifikan dapat mempengaruhi profesionalisme Anggota Polisian Negara Republik Indonesia, sedangkan 48,4 % secara

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z

Perbandingan kinerja dari ke empat saham perusahaan pembentukan portofolio berdasarkan dividend payout menggunakan the foolish four selama tahun 2006 – 2012 menunjukkan bahwa

antara kecerdasan daya juang ( Adversity Quotient ) dengan prestasi belajar. Kegunaan praktis, dapat digunakan salah satu bahan masukan

RFID dapat disediakan dalam device yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya

Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang dalam mewujudkan tertib kepemilikan dokumen masih kurang optimal terutama dari segi kuantitas, kualitas

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh model penyelenggaraan ZRUN EDVHG OHDUQLQJ Rolling Terpadu terhadap kualitas hasil belajar WBL; (2) mendapatkan data