• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DALAM PENGELOLAAN DANA HIBAH (Studi Penelitian Program Hibah kepada Masyarakat melalui LPMK di Kelurahan Mojolangu Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DALAM PENGELOLAAN DANA HIBAH (Studi Penelitian Program Hibah kepada Masyarakat melalui LPMK di Kelurahan Mojolangu Kota Malang)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya terarah dan terpadu serta

berkesinambungan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat dalam

rangka menunjang pencapaian masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pada dasarnya pemerintah harus meningkatkan

kualitas pelayanan masyarakat untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan

kreatifitas lokal. Pembangunan juga merupakan upaya untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat yang dilaksanakan secara berencana dan menyeluruh yang

meliputi semua segi kehidupan.

Begitu juga dengan pembangunan kelurahan sebagai bagian integral dari

pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan badan-badan

pembangunan bersama-sama dengan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan

yang adil dan merata. Ini dimaksudkan agar pembangunan dapat berlangsung

secara berdaya guna dan berhasil guna sekaligus tepat sasaran dengan tujuan

pembangunan kelurahan sesuai aspirasi dan prioritas yang diinginkan oleh

masyarakat. Pembangunan itu sendiri mempunyai makna yaitu suatu hal yang

tidak dapat kita pisahkan dari kehidupan manusia, hal ini akibat dari keinginan

manusia untuk selalu berkembang dan maju dari waktu ke waktu. Pembangunan

(2)

jangka pendek. dan merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang

hal-hal yang akan dilakukan pada waktu tertentu di masa depan.1

Kompleksnya pembangunan Kelurahan menuntut keunggulan dari pemerintah

untuk selalu berusaha dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat

dikelurahan. Dalam usaha ini maka pemerintah telah mengeluarkan

kebijakan-kebijakan berupa belanja langsung kepada masyarakat dalam bidang kesehatan,

pendidikan dan olahraga, pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, intinya

merupakan pedoman pemerintah dalam melaksanakan tugas pembangunan.

Perencanaan pembangunan kelurahan merupakan proses yang bergerak timbal

balik. Di satu sisi, rencana pembangunan akan menemukan berbagai kegiatan

proyek yang harus dijalankan oleh suatu kelurahan dan ini selanjutnya menjadi

tugas yang harus dipikul oleh pemerintah kelurahan dalam menciptakan

pembangunan nasional. Tetapi di sisi lain perangkat kelurahan dapat pula

menerima amanat pemerintah diatasnya proyek-proyek yang seharusnya

dilaksanakan kelurahan tersebut. Jadi sebelum proyek-proyek diberbagai

kelurahan ditentukan kegiatan perencanaan yang baik perlu mengadakan dialog

antara perencanaan tingkat atas dan perencanaan kelurahaan yang bersangkutan.

Namun keputusan dalam menentukan prioritas pelaksanaan proyek dan penentuan

jenis proyek yang dijalankan terletak pada pemerintah tingkat atas.

Walaupun demikian, adanya perencanaan pembangunan akan banyak sekali

manfaatnya dalam meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya dan dalam

mengusahakan alokasi yang adil di daerah Kelurahan. Salah satu tugas dan

1

(3)

perencanaan tingkat atas adalah membuat suatu program untuk menyebarluaskan

proyek-proyek ke berbagai kelurahan dengan tujuan agar penyebaran tersebut

dapat memberikan sumbangan yang optimal kepada usaha pemerintah untuk

membangun. Konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dilihat

sebagai “shared authority (otoritas bersama) diantara para stakeholders pembangunan, dimana proses pembangunan tidak di dominasi oleh satu pihak saja

(misalnya pemerintah) tetapi merupakan usaha bersama yang didasar pada nilai

bersama, visi bersama, dan misi bersama.

Secara politis partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga dapat

memperkuat proses demokratisasi, karena dengan partisipasi masyarakat berarti

memberi kesempatan yang nyata kepada mereka untuk mempengaruhi perubahan

keputusan tentang masalah kehidupan yang mereka hadapi sehari-hari dan

mempersempit jurang pemisah antara pemerintah dan rakyat. Partisipasai juga

memperluas pendidikan politik bagi masyarakat sebagai landasan bagi pendidikan

demokrasi, sehingga masyarakat menjadi terlatih dalam menangani

masalah-masalah publik dan masyarakat lebih peka dan sensitif dalam menyusun

prioritas-prioritas kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. Sehingga dengan adanya

partisipasi masyarakat dalam menangani urusan-urusan publik akan memperkuat

solidaritas komunitas masyarakat.

Namun dalam prakteknya tujuan tersebut tidak selalu dapat tercapai. Hal ini

dimungkinkan adanya perencanaan tidak efektif dan efisien, kekurangan

informasi mengenai potensi daerah dan berbagai faktor lainnya. Akibatnya timbul

(4)

proyek-proyek pembangunan di kelurahan. Oleh karena itu, aparatur Kelurahan

dengan bantuan LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan)

haruslah secara aktif menetukan perumusan perencanaan pembangunan agar

sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan. Termasuk dalam menjalankan

program Dana Hibah untuk masyarakat Kelurahan melalui LPMK di Malang.

Selama ini pembangunan masih terpusat di pusat kota dan dilakukan oleh

Pemerintah Kota. Ini membuat pembangunan yang berjalan tidak bisa menyentuh

seluruh lapisan masyarakat dengan merata. Keadaan ini terjadi karena pemkot

sulit mendeteksi hal-hal apa saja yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan di

wilayah kelurahan.

Dengan adanya program dana hibah yang digulirkan, maka pembangunan di

wilayah kelurahan dapat berjalan dengan merata. Sebab dalam prinsip dana hibah

ini, masyarakat melalui LPMK dapat menentukan prioritas pembangunannya, baik

itu pembangunan fisik maupun non-fisik di masing-masing daerah tempat

tinggalnya.

Selain itu, adanya dana hibah ini juga mampu menambah jumlah lapangan

kerja yang semakin lama semakin menyempit. Misalnya saja ketika di kelurahan

tersebut membangun gorong-gorong, masyarakat diharapkan menggunakan sistem

padat karya. Dengan sistem ini, berarti pemanfaatan dana hibah akan memberi

pekerjaan kepada tenaga kerja di daerah tersebut. Yang tidak kalah pentingnya

dari program dana hibah tersebut adalah masyarakat akan dapat ikut berperan

serta membangun Kota Malang. Karena semakin cemerlang ide masyarakat untuk

(5)

pesat pula. Sehingga masyarakat dituntut untuk berlomba-lomba menjadi lebih

aktif dan kreatif memanfaatkan dana hibah.

Komitmen Walikota Malang dalam mensejahterakan masyarakat Malang telah

diwujudkan dengan menyalurkan Dana Hibah (Block Grant) melalui LPMK sebesar Rp. 500 juta untuk masing-masing Kelurahan. Pada tahun 2010 ini dana

tersebut 100 % telah disalurkan seluruhnya dengan total nilai mencapai Rp. 28,5

Milyar. Sebagai konsekwensinya dengan berpedoman pada Peraturan Walikota

Malang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Penggunaan Dana Hibah

Kepada masyarakat Kelurahan melalui LPMK dan pada Naskah Perjanjian Hibah

Daerah (NPHD) antara Pemkot Malang dengan LPMK pada Pasal 5 Ayat 2

menyatakan bahwa pihak kedua (LPMK) wajib membuat laporan realisasi

penggunaan Dana Hibah paling lambat 1 (satu) bulan setelah pencairan, maka

laporan penggunaan dana (SPJ) Dana Hibah tahap 2 (dua) atau secara keseluruhan

harus sudah disampaikan paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah

dana dicairkan ke rekening LPMK.2

Akan tetapi peran LPMK juga masih kurang maksimal, seperti yang terjadi di

Kelurahan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, bahwa masyarakat

di sana masih sangat asing dengan program LPMK di kelurahannya, walaupun

sebenarnya pihak kelurahan selalu mengajak pengurus RT dan RW untuk

mensosialisasikan tentang pentingnya LPMK sesuai dengan Pasal 7 Perda Kota

Malang No. 18 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) Di Kota Malang, selain itu LPMK juga masih

2

(6)

kesulitan mengajukan proposal pembangunan fisik ke Pemerintah Kota Malang

khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang, karena memberikan standar

tinggi untuk proposal pembangunan fisik, yang seolah-olah ingin mempersulit

untuk menyetujui proposal yang diajukan pengurus LPMK, yaitu setiap program

harus ada gambar dan spesifikasi bangunan yang jelas, padahal tidak semua

LPMK di Kota Malang memiliki ahli teknik sipil yang dapat membantu LPMK.

Selain itu LPMK Mojolangu juga menemui kendala dalam mensosialisasikan

program LPMK kepada masyarakat, hal itu membuktikan bahwa masyarakat

Kelurahan Mojolangu masih kurang peduli terhadap program LPMK.

Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik mengkajinya lebih jauh

dengan melakukan penelitian yang berjudul “PERAN LEMBAGA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DALAM

PENGELOLAAN DANA HIBAH (Studi Penelitian Program Hibah kepada

Masyarakat melalui LPMK di Kelurahan Mojolangu Kota Malang)”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di Kelurahan Mojolangu dalam

perencanaan pembangunan?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat peran Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di

(7)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah tertulis di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di

Kelurahan Mojolangu dalam perencanaan pembangunan.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan

penghambat peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di Kelurahan Mojolangu dalam

perencanaan pembangunan.

D. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun

kontribusi penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan kepada kelurahan Mojolangu Malang dalam penerapan

peran lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK) sekaligus

sumbangan pemikiran untuk meningkatan perencanaan pembangunan

b. Bagi para penentu kebijakan, pemerhati dan praktisi di lapangan dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisa sistem

perencanaan pembangunan.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan kajian dan sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan

(8)

b. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi penyusun selanjutnya dalam

tema yang sama serta untuk menambah wawasan tentang peran lembaga

pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK) dalam perencanaan

pembangunan

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep

yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat

dalam penelitian ini agar tetap terfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh

peneliti, demikian pula agar ada batasan-batasan dan tidak keluar dari konteknya,

secara konseptual sebagai berikut:

1. Program hibah

Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada

sebab dan musababnya) tanpa ada kontra prestasi dari pihak penerima

pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih

hidup.3 Sedangkan yang dimaksud dengan Program Dana Hibah melalui LPMK adalah program untuk pembangunan partisipatif di kelurahan, yang

seluruhnya dilakukan dan di rencanakan oleh masyarakat kelurahan untuk

membangun Kelurahannya baik pembangunan fisik maupun non fisik.

2. LPMK

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) adalah lembaga

masyarakat yang tumbuh dari oleh dan untuk rakyat, serta merupakan

wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang memadukan

3

(9)

pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintah dan prakarsa serta swadaya

gotong royong masyarakat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan,

dan juga sebagai wadah yang di bentuk atas prakarsa masyarakat sebagai

mitra pemerintah kelurahan dalam menampung dan mewujud aspirasi.4 3. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu usaha sadar oleh pemerintah suatu negeri

beserta dengan partisipasinya. Lembaga-lembaga kolektif yang lain dalam

mengkoordinasikan kebijakan publik secara rasional, dengan maksud untuk

secara lebih lengkap dan lebih cepat mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan dalam perkembangan yang sedang berlangsung5. 4. Pembangunan

Pembangunan adalah suatu perubahan yang terus-menerus dari suatu

keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Dengan

demikian pembangunan adalah suatu proses yang berorientasi kepada

perubahan, proses perubahan ini menuju kepada kondisi yang lebih baik dari

kondisi sebelumnya yang dilaksanakan secara berencana yang meliputi

seluruh aspek kehidupan masyarakat6. F. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan salah satu langkah penting dalam

penelitian karena berperan sebagai alat untuk mengukur variabel. Definisi

operasional juga merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara

4

Perda Kota Malang Nomor 18 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan di Kota Malang

5

Ateng, Safrudin. 1993, Perencanaan Administrasi Pembangunan Daerah, Mandar Maju Bandung, hal 11

6

(10)

mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indikasi

dengan indikator yang ada atau terjadi.

1. Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam

pengelolaan dana Hibah di Kelurahan Mojolangu dalam perencanaan

pembangunan, sebagai berikut:

a. Perencanaan kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di Kelurahan Mojolangu Kota

Malang

- Proses Perencanaan Kegiatan

- Proses Penetapan Alokasi Pembiayaan Kegiatan

b. Sosialisasi Program Hibah Kepada Masyarakat Kelurahan melalui LPMK

kepada masyarakat

- Sosialisasi di tingkat Kecamatan

- Sosialisasi di tingkat Kelurahan

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah:

a. Faktor pendukung

- Internal

- Eksternal

b. Faktor penghambat

- Internal

(11)

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar

dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti.

Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti

berdasarkan fakta-fakta, sehingga tujuan dari metode deskripstif adalah untuk

menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau

gambaran tentang gejala sosial. 7

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan alasan

bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa

pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian

responden dan peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan

suatu temuan atau mengembangkan temuan dan memberikan informasi

serta gambaran peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di Kelurahan Mojolangu Kota

Malang.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.8 Karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang seluas-luasnya, maka dalam

penelitian ini penyusun sangat berhati-hati dalam menentukan informan, agar

didapatkan informasi yang valid dan lengkap. Penelitian ini menggunakan

7

Soehartono, Irawan. 2002.Metode Penelitian Sosial. Bandung: hlm:35

8

(12)

intensity sampling karena para informan tersebut dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan

perencanaan pembangunan di Kelurahan.9 Oleh karenanya informan penelitian yang dipilih 6 orang diantaranya adalah:

a. Ketua LPMK/ 1 orang

b. Sekretaris Kelurahan/ 1 orang

c. Ketua RW/ 1 orang

d. Ketua RT/ 1 orang

e. Tokoh masyarakat/ 2 orang

f. Masyarakat/ 4 orang

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer berupa data kata-kata dan tindakan tentang: (a)

sejauh mana perencanaan pembangunan melalui LPMK (b). Data

tentang bentuk perencanaan pembangunan, (c). data tentang

Program Hibah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari buku, bahan referensi dan

hasil-hasil kajian yang semuanya mendukung atau memperkaya sumber data

primer. Dalam penelitian ini dicari informasi yang diperoleh pemerintah

desa, juga dari beberapa dokumen yang terkait, berupa catatan

perencanaan pembangunan yang disusun oleh kelurahan.

9

(13)

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya pengumpulan data empirik diawali dengan memahami

setting. Dalam hal ini peneliti masuk sebagai bagian dari subyek penelitian. Sehubungan dengan penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data

berupa pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan teknik

dokumentasi untuk mencari data sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian10. Teknik pengumpulan data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam

penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Guba dan Lincoln mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknik

observasi: Pertama, teknik ini didasarkan atas pengalaman secara langsung, kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat kejadian yang terjadi di lapangan, ketiga,

memungkinkan mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan dengan

pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh,

keempat, pengamatan adalah merupakan alternatif menghindari bias data,

kelima, memungkinkan memahami situasi-situasi yang rumit.11

Di samping itu teknik observasi merupakan teknik penelitian melalui

penjajakan lapangan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial,

10

Gulo, W. 2002.Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Hlm: 115

11

(14)

sedangkan yang dimaksud dengan penilaian keadaan lapangan adalah

untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya lebih spesifik lagi

observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu

mengamati.12 b. Wawancara

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik

wawancara. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik wawancara

mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara

yang merupakan suatu cara pengumpulan data secara langsung dengan

informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini diperlukan beberapa informan

yang dianggap memahami masalah yang diteliti. Oleh sebab itu peneliti

sebelum melakukan wawancara, perlu menentukan informan kunci.

Beberapa pertimbangan dalam menentukan informan kunci, adalah aparat

kelurahan dan pihak LPMK yang terlibat dalam perencanaan

pembangunan atau subyek yang berkompeten dalam permasalahan yang

diteliti.

Menurut Moloeng (2002) taknik wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai/informan. Masalah

pencatatan data wawancara merupakan suatu aspek utama yang amat

penting dalam wawancara, karena jika tidak dilakukan dengan

12

(15)

semestinya, maka sebagian dari data akan hilang, dan usaha wawancara

akan sia-sia.13 c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen-dokumen resmi

dalam menjajaki sumber tertulis tersebut. Sehingga akan memperkaya data

disamping itu metode dokumentasi ini akan dapat membantu peneliti

dalam penganalisaan.

Peneliti mencari data sekunder dengan jalan mengadakan studi

kepustakaan dan rekaman. Lincoln dan Guba seperti yang diikuti oleh

Sonhaji (1994) mengartikan rekaman sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh individual atau organisasi dengan

tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenuhi accountin.

Sedangkan dokumen digunakan untuk mengacu setiap tulisan atau

rekaman, yaitu dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu.14 5. Lokasi Penelitian

Data-data penelitian dirancang dengan pendekatan wawancara

mendalam, observasi dan dokumentasi. Cara yang dilakukan dengan

mendiskripsikan peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah di Kelurahan Mojolangu Kota

Malang.

13

Lexey, Moleong.2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria. Hlm: 15

14

(16)

6. Teknik Analisis Data

Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan

perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan

dalam keseluruhan proses penelitian. Analisis data menyangkut kekuatan

analisis dan kemampuan mendeskripsikan situasi dan konsepsi yang

merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat

memberikan arti dari makna yang berguna dalam memecahkan

permasalahan.15

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,

pengorganisasian ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar,

sehingga dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul

terdiri dari catatan lapangan, interview, gambar, foto dan dokumen berupa

laporan, biografi, artikel, kemudian direduksi dan diolah untuk memperoleh

kesimpulan informasi tersebut. Proses analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang kemudian dilakukan

reduksi data (menformulasikan teori ke dalam seperangkat konsep) yang

dilakukan dengan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam

penelitian ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan

analisis bersifat kualitatif atau uraian.16

Proses analisis dilakukan sejak proses pencarian data dimulai sampai

akhirnya dirasa telah cukup. Pendekatannya menggunakan pendekatan

kualitatif, dimana peneliti mencari dan menganalisa data tanpa harus

15

Lexey, Moleong.2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria. Hlm: 15

(17)

menunggu sampai seluruh data terkumpul. Jadi proses analisa data dilakukan

sejak mengumpulkan data maupun setelah selesai mengumpulkan data yang

diperoleh dari melalui observasi, wawancara maupun studi dokumen dengan

analisa kualitatif.

Analisis data yang dilakukan dengan menerapkan metode analisis yang

lazim digunakan dalam penelitian lapangan (field research). Peneliti berpedoman pada langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalin-menjalin

dengan proses pengamatan.

2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan gejala

sosial yang diamati, yakni menemukan model partisipasi masyarakat yang

diteliti.

3. Membentuk taksonomi tindakan terkait dengan kondisi yang diamati.

4. Menyusun secara tentatif proposisi teoritis, berkenaan dengan kategori

yang dikembangkan/dihasilkan dari penyusunan taksonomi diatas.

5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang

berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.

6. Mengevaluasi proposisi teoritis sementara untuk menghasilkan

kesimpulan.

7. Untuk mencegah penarikan kesimpulan secara subyektif, dilakukan upaya:

(a) mengembangkan intersubyektif melalui diskusi dengan orang lain, (b)

(18)

Di samping itu, untuk menambah bobot validitas dan otentisitas sumber

data, peneliti akan menggunakan strategi internal, yakni; (a) melakukankritik ekstern untuk menentukan otentisitas sumber data, (2) melakukan kritik intern untuk menentukan kredibilitas informasi yang dikemukakan oleh sumber

tersebut.

Selanjutnya, proses analisis data baik ketika mengumpulkan data

maupun setelah selesai pengumpulan dimulai dengan17:

1. Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber melalui observasi,

wawancara, studi dokumen dan sebagainya, dibaca dan ditelaah dengan

seksama untuk dijadikan acuhan berfikir serta mencari solusi yang tepat,

dan pada penelitian lebih lanjut diharapkan menghasilkan hasil data yang

valid.

2. Data yang telah terkumpul, direduksi sehingga tersusun secara sistematis,

akan lebih nampak pokok-pokok terpenting menjadi fokus penelitian, guna

memberikan gambaran yang lebih tajam terhadap fenomena yang diteliti.

3. Data yang direduksi, disusun dalam satuan-satuan yang berfungsi untuk

menentukan atau mendefinisikan kategori dari satuan yang telah

dikategorikan akan diberikan kode-kode tertentu untuk memudahkan

pengendalian data dan penggunaannya setiap saat, sehingga penggalian

data dapat dijadikan pijakan untuk mempermudah penelitian.

17

(19)

Mojolangu Kota Malang)

SKRIPSI

Oleh : Suhardi (06230016)

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(20)

Nama : Suhardi

NIM : 06230016

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dalam

Pengelolaan Dana Hibah. (Studi Penelitian Program Hibah kepada

Masyarakat melalui LPMK di Kelurahan Mojolangu Kota Malang)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Krishno Hadi) (Drs. H.Achmadur.Rifa’I, M.Si)

Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(21)

sehi ngga t ugas ak hi r i ni dapat t er sel esai k an dengan b ai k .

Skripsi ini Saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku yang selama ini banyak memotivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

2. Saudara-saudaraku yang selalu mendorong dan menyemangati hidupku

hingga saat ini

3. teman-teman seperjuangan di kampus Universitas Muhammadiyah

Malang ditempat kami berdiskusi dan berbagi suka dan duka

4. Buat papuk Guruku dan paman-pamanku yang memberikan motivasi, dan

selalu memberi semangat serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada;

a. Sem ua dosen yang t el ah m engaj ar i saya dal am b anyak ha l t er ut am a k epada dosen pem bi m bi ng pak Ri f a I dan pak Kr i s ser t a Bu

Tr i dan pak Jaenu r i yang t el ah m em b ant u saya di dal am m enyel esai k an sk r i psi i ni

b. Angga, Per an, I w an, Gun, Ant ok , dan M as Her u yang sal am a i ni m em bant u dan m em ber i k an saya unt uk m em ak ai sepeda m ot or dan

k om put er nya

c. Ter i m ak asi h k epada Di m as yang sel am a i ni bi sa m em bant u dan m em ber i k an pengar ahan

(22)

menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan program serjana studi Ilmu Pemerintahan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam hal ini pula saya berharap agar pembaca terutama pada diri saya sendiri

semakin mengerti dan memahami mengenai apa yang telah saya angkat di dalam

judul skripsi ini yaitu bagaimana “PERAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DALAM PENGELOLAAN

DANA HIBAH (Studi Penelitian Program Hibah kepada Masyarakat melalui

LPMK di Kelurahan Mojolangu Kota Malang)”.

Penulisan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari semua pihak

yang telah berkenan memberikan segala yang penyusun perlukan sehubungan

dengan penyelesaian skripsi ini. Untuk itu semua pada kesempatan ini penyusun

menghaturkan ucapan banyak terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Drs. Muhajir Effendi, M.A.P selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang

2. Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

4. Drs. Krishno Hadi selaku Pembimbing I dan Drs.H.Achmadur Rifa’i, M.Si

selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, motivasi,

(23)

6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhamadyah Malang, tempat

dimana kami selalu berbagi dan berdiskusi.

7. Serta semua pihak yang namanya belum sempat tertulis disini, penyusun

juga mengucapakan terima kasih atas segala bantuanya. Semoga semua

kebaikan dan ketulusannya dalam membantu penyusun, mendapat balasan

serta berkah dari Allah SWT.

Dalam pembuatan skripsi penyusun menyadari bahwa dalam skipsi ini

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penyusun sekali lagi berharap skripsi sederhana ini dapat memberi

manfaat, tidak hanya untuk penyusun pribadi melainkan juga bagi pihak yang

berkepentingan, Amien.

Malang, 24 Januari 2011 Penulis

(24)
(25)

Lembar Pernyataan ... iii

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Peran.. ... 19

B. Program Hibah ... 23

1. Pengertian Hibah ... 23

2. Dasar Hukum Program Hibah Untuk Masyarakat Melalui LPMK ... 24

3. Tujuan Program Hibah Masyarakat Kelurahan Melalui LPMK... 25

C. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) ... 26

1. Pengertian LPMK ... 26

(26)

3. Arti Penting Perencanaan ... 35

4. Prinsip-Prinsip Perencanaan yang Baik ... 37

5. Perencanaan Pembangunan Partisipatif ... 38

E. Teori Pembangunan ... 40

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 45

1. Letak Geografis ... 45

2. Kondisi Penduduk ... 46

3. Kondisi SDM ... 51

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah ... 53

1. Perencanaan Kegiatan Masyarakat Kelurahan melalui LPMK di Kelurahan Mojolangu Kota Malang ... 53

2. Sosialisasi Program Hibah Kepada Masyarakat Kelurahan melalui LPMK kepada masyarakat ... 68

B. Faktor-faktor pendukung dan penghambat peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah ... 72

1. Faktor pendukung ... 72

2. Faktor penghambat ... 75

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 79

(27)

Bintoro, 1999. Perencanaan Pembangunan, PT Raja Grafindo Jakarta Faisal, Sanapiah. 1990.Metodologi Penelitian Kualitatif, Hakekat Beserta

Karakteristik dan Variasi. Malang : Universitas Negeri Malang Huraerah, Abu. 2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.

Bandung. Humaniora

Gulo, W. 2002.Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Khairuddin, H. 1992.Pembangunan Masyarakat, Tinjauan Aspek: Sosiologi,

Ekonomi dan Perencanaan. Yogyakarta. Liberty

Lexey, Moleong.2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria

Rasyid, Sulaiman. 1990.Fiqh Islam. Bandung. Sinar Baru

Siagian. 2005.Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. Jakarta. PT Gunung Agung

Soehartono, Irawan. 2002.Metode Penelitian Sosial. Bandung

Sonhadji, Ahmad, 1994.Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Dalam Peneltian Kualitatif (Dalam buku Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial Keagamaan). Penerbit Kalimasahada Press Malang Suryono, Agus. 2004.Pengantar Teori Pembangunan. Malang. UM Press

Sumber lain:

Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2009 tentangPedoman Penggunaan Dana Hibah Kepada masyarakat Kelurahan melalui LPMK dan pada Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara Pemkot Malang dengan LPMK

(28)

masyarakat di tingkat Kecamatan dalam perencanaan pembangunan?

2. Apa saja yang dilakukan aparatur kelurahan dalam sosialisasi program

hibah melalui LPMK kepada masyarakat di tingkat Kelurahan ?

3. Bagaimana perencanaan kegiatan pembangunan kelurahan melalui LPMK

di Kelurahan Mojolangu Kota Malang?

4. Bagaimana proses penetapan alokasi Pembiayaan Kegiatan pembangunan

di Kelurahan Mojolangu Kota Malang?

5. Faktor apa saja yang mendukung peran Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah?

6. Faktor apa saja yang menghambat peran Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam pengelolaan dana Hibah?

Informan:

a. Ketua LPMK

b. Sekretaris Kelurahan

c. Ketua RW

d. Ketua RT

e. Tokoh masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan berdasarkan informasi dari peternak (kooperator dan.. non kooperator) di Desa Tegalsari telah ada 24 orang dan di Desa Pasiripis sudah ada 30 orang peternak non

Pemutakhiran Data Wajib Jumlah data Wajib Pajak 300 WP Hotel Melakukan pemutakhiran 15,495,400 Kepala Seksi Pajak dan Pendataan Hotel, Restoran, Hiburan 250 WP data dan

Identifikasi dan pengukuran temperatur pembayangan yang terjadi akibat bangunan dan pohon dilakukan selama tiga hari pada setiap sore dengan kondisi cuaca yang relatif sama.Koridor

Makalah ini dibuat untuk mengetahui mengenai minyak bumi sebagai energi konvensional baik di Indonesia maupun di dunia.. 1.4

Berikut adalah hasil pengamatan aktivitas guru dan peserta didik siklus II untuk mengetahui pelaksanaan metode bermain pada mata pelajaran penjasorkes materi senam lantai

project regional ini dikarenakan nilai postfit masih masuk dalam kriteria.Pada project regional, secara keseluruhan dari file output hasil pengolahan dengan

Koordinasi penanggulangan masalah kesehatan ini meliputi koordinasi internal berupa kerja sama lintas program dari sumber daya yang berbeda ( Pemerintah, Ornop, LSM, Swasta

If you are to fly transatlantic soon and you fancy paying a little more to elevate yourself out of economy, you should definitely get quotes for flying premium economy on