• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN

TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN

SIANTAR MARIMBUN KOTA PEMATANGSIANTAR

Alexsandro Siahaan*, Zulkifli Nasution**, dan Agus Purwoko**

*Alumnus Mahasiswa PWD SPs USU

**Dosen PWD SPs USU

Abstract: This study was analyzing the changes in agricultural land use in district

Siantar Marimbun into land for housing / settlements and the compliance with the spatial plan of Pematangsiantar city; analyzing the effect of housing development to the surrounding community income in District Siantar Marimbun, and analyzing the housing development for the infrastructure development in District Siantar Marimbun. The analysis method of this study was descriptive analysis, the means difference test, and simple linear regression analysis. Respondents sampling based on probability sampling. This research concludes that during the period 2007-2011 there was a change of land use in the District Siantar Marimbun. The rice acreage in District Siantar Marimbun decreased by 165.26 hectares. Residential acreage increased by 120.36 hectares. The housing development in District Siantar Marimbun gives a positive impact to the surrounding community income. The housing development in District Siantar Marimbun have a significant positive impact on the infrastructure development. Thus the housing development in District Siantar Marimbun was able to increase the infrastructure development (construction / repair of roads, transport facilities, and trading facilities), so housing development increasing can increase the infrastructure development.

Abstrak: Kajian penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan pertanian Kecamatan Siantar Marimbun menjadi lahan perumahan/permukiman dan kesesuaian dengan RTRW Kota Pematangsiantar; menganalisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat sekitar perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun, dan menganalisis pembangunan perumahan terhadap pengembangan infrastruktur di Kecamatan Siantar Marimbun. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji beda rata-rata, dan analisis regresi linier sederhana. Pengambilan sampel responden berdasarkan probability sampling.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa selama periode tahun 2007-2011 terdapat perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Siantar Marimbun. Penurunan luas areal persawahan di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 165,26 Ha. Luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan masyarakat di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan secara nyata pendapatan masyarakat sesudah adanya pembangunan perumahan dibanding sebelum pembangunan perumahan. Pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap pengembangan infrastruktur. Dengandemikianpembangunanperumahan di KecamatanSiantarMarimbunmampumeningkatkanpengembanganinfrastruktur (pembangunan/perbaikan jalan, fasilitastransportasi, dan saranaperdagangan), sehinggasemakinmeningkatpembangunanperumahanmakadapatmeningkatkanpeng embanganinfrastruktur.

Kata kunci: pembangunan perumahan, penggunaan lahan, pendapatan masyarakat, infranstruktur

PENDAHULUAN

Kota berperan sebagai suatu wahana pemanfaatan lahanya itus ebagai

(2)

pertemuan dari aspek ekonomi, social budaya, politis, dan sebagainya. Sebagai tempat tinggal dan tempat bekerja bagi sebagian penduduk dunia, kota merupakan tempat yang dapat memberikan peluang dan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi sekelompok orang.

Laju pertumbuhan penduduk membawa konsekuensi logis diperlukannya penambahan ketersediaan pelayanan infrastruktur yang lebih banyak, di manasalah satunya yang sangat penting dan mendesak adalah masalah penyediaan perumahan (pemukiman) bagi warganya. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan perumahan tersebut, salah satu alternatif yang diupayakan pemerintah Indonesia adalah pembangunan perumahan dalams kala besar maupun kecil.

Astuty (2005) berpendapat bahwa berbagai kepentingan yang dilakukan pemerintah dalam rangka pembangunan daerah diantaranya dengan menumbuh kembangkan kawasan industri, permukiman, serta berbagai sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekonomi yang pada akhirnya menuntut kebutuhan akan lahan. Sementara itu lahan yang tersedia didominasi oleh lahan pertanian. Dengan demikian, luas lahan pertanian di wilayah tersebut tentunya akan mengalami penyempitan akibat adanya alih fungsi lahan.

Menurut Catanese dalam Isnawati (2006) penggunaan lahan terbesar di perkotaan adalah untuk perumahan. Pembangunan perumahan–perumahan baru terus dilakukan karena permintaan akan perumahan tersebut meningkat seiring dengan jumlah penduduk perkotaan yang semakin meningkat pula. Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Perumahan tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan jati dirinya.

Begitu juga di Kota Pematangsiantar, diadakannya pembangunan daerah akan meningkatkan permintaan untuk mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi non pertanian yang juga menyebabkan penurunan luas pertanian.Selain diadakannya pembangunan daerah, laju pertumbuhan penduduk di Kota Pematangsiantar sebesar 0,4% juga mempengaruhi terjadinya alihfungsi lahan pertanian menjadi daerah pemukiman dan perumahan.

Kota Pematangsiantar memiliki kompleksitas aktivitas perkotaan yang cukup tinggi Pada awalnya, konsentrasi aktivitas perkotaan berada pada pusat (inti) kota. Namun seiring dengan peningkatan harga lahan dan kesesakan lahan di pusat kota, terjadi pergeseran kesempatan kerja dan pemusatan penduduk keluar kawasan pusat kota. Hal ini mengindikasikan telah terjadi kejenuhan terhadap ketersediaan ruang di lokasi pusat kota. Salah satu kecamatan di luar kawasan pusat Kota Pematangsiantar yang menjadi pengembangan kawasan perumahan adalah Kecamatan Siantar Marimbun, yang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pematangsiantar merupakan pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang.

Kecamatan Siantar Marimbun memiliki luas sebesar 1.806 Ha dengan kepadatan penduduk 813 jiwa/ Hamerupakan kecamatan dengan klasifikasi wilayah pertanian.Pada tahun 2007-2011 terdapat penurunan luas areal persawahan di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 165,26 ha sedangkan luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha.

Selama periode tahun 2007-2011 luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/Ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun.

(3)

telah berkembang secara pesat seiring dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan penyediaan perumahan bagi masyarakat.

Pengembang swasta dalam melakukan pembangunan perumahan akan membangun sarana dan prasarana infrastruktur untuk menarik minat masyarakat untuk dapat membeli dan tinggal di perumahan seperti adanya fasilitas penerangan, air bersih, telekominukasi, akses jalan dan sarana perdagangan. Selain itu pembangunan perumahan akan memberikan dampak terhadap keragaman penduduk yang tinggal di kompleks perumahan. Keragaman penduduk yang dapat terjadi di kompeks perumahan adalah keragaman dari suku, agama dan tingkat ekonomi masyarakat.

Adanya pembangunan perumahan, diharapkan dapat membantu serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya golongan ekonomi menengah kebawah serta meningkatnya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut sehingga dapat mempercepat proses pengembangan wilayah di Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar.

METODE

Untuk menganalisis permasalahan perubahan penggunaan lahan pertanian Kecamatan Siantar Marimbun menjadi lahan perumahan/permukiman dan kesesuaian dengan RTRW Kota Pematangsiantar menggunakan analisis deskriptif sedangkan untuk menganalisis permasalahan pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat sekitar perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun, menggunakan uji beda rata-rata untuk sampel berpasangan (paired samples test t test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Siantar Marimbun

Meningkatnya jumlah pemukiman/perumahan di Kecamatan

Siantar Marimbun tidak saja berarti menciptakan lapangan kerja baru, melainkan juga turut mempercepat alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi pemukiman/perumahan. Disamping itu juga

kebutuhan lahan untuk aktivitas lain di luar

pemukiman/perumahan seperti perdagangan dan jasa semakin besar.

Sedangkan kemajuan teknologi pertanian belum berkembang dengan baik sehingga menyebabkan kebutuhan perumaha dan perdagangan/jasa di Kecamatan Siantar Marimbun ini dari tahun ke tahun membawa dampak pada peningkatan permintaan lahan untuk lokasi perumahan dan perdagangan/jasa. Mengingat sebagian besar lahan yang ada digunakan untuk pertanian, maka peningkatan permintaan lahan ini berarti alih fungsi lahan pertanian.

Alih fungsi lahan merupakan kejadian yang tidak dapat dicegah. Proses alih fungsi lahan ini pasti terjadi hanya saja prosesnya dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung dari faktor pendorongnya. Semakin besarnya dorongan untuk terjadinya alih fungsi lahan seperti pada kawasan pusat pengembangan, maka akan semakin cepat pula alih fungsi lahan ini terjadi. Pada umumnya lahan pertanian merupakan lahan yang paling mudah untuk dialihfungsikan dan lahan pertanian ini juga sangat baik untuk digunakan bagi kepentingan lainnya seperti industri, perdagangan/jasa dan perumahan.

Alih fungsi lahan di Kecamatan Siantar Marimbun dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan Sawah Kecamatan Siantar Marimbun Dirinci PerKelurahan Tahun 2007-2011

No Kelurahan Klasifikasi Kelurahan

Luas Lahan

Sawah (Ha) Bertambah/ berkurang 2007 2011

1. Pematang

Marihat Pertanian 251,52 215,52 -36,00

2. Marihat

Jaya Pertanian 90,37 57,62 -32,75

3. Nagahuta

Timur Pertanian 110,34 108,12 -2,22

4. Tong

Marimbun Pertanian 229,86 179,96 -49,90 5. Nagahuta Pertanian 121,47 84,17 -37,30 6. Simarimbun Pertanian 291,44 284,35 -7,09 TOTAL 1.095,00 929,74 -165,26 Sumber: Dinas Pertanian Kota

Pematangsiantar, 2012

(4)

luasan terbesar penurunan lahan sawah adalah Kelurahan Tong Marimbun yaitu sebesar 49,90 Ha dan yang terendah adalah Kelurahan Nagahuta Timur sebesar 2,22 Ha.

Selama periode tahun 2007-2011 luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/Ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Permukiman Kecamatan Siantar MarimbunDirinci PerKelurahan Tahun 2007-2011

No Kelurahan Klasifikasi

Kelurahan

Luas Lahan Permukim

(Ha)

Bertambah/ berkurang 2007 2011

1. Pematang

Marihat Pertanian 18,22 39,99 21,77

2. Marihat

Jaya Pertanian 134,20 170,70 36,50

3. Nagahuta

Timur Pertanian 18,16 21,25 3,09

4. Tong

Marimbun Pertanian 126,97 154,33 27,36

5. Nagahuta Pertanian 116,26 132,79 16,53

6. Simarimbun Pertanian 20,21 35,32 15,11

TOTAL 434,02 554,38 120,36

Sumber: Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, 2012

Tabel 2 menunjukkan bahwa luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha. Salah satu penyebab bertambahnya luas areal pemukiman adalah dengan adanya pembangunan perumahan. Sektor usaha formal pembangunan perumahan telah berkembang secara pesat seiring dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemampuan penyediaan perumahan bagi masyarakat.

Pada Kecamatan Siantar Marimbun, ada beberapa perumahan yang telah selesai tahap pembangunannya dan telah dihuni oleh masyarakat yakni Perumahan Sibiak (2 ha), Perumahan Marimbun Garden (1 ha) dan Perumahan Bungaran (0,75 ha) dan ada juga beberapa perumahan yang masih dalam tahap pembangunan.

Kota Pematangsiantar memiliki kompleksitas aktivitas perkotaan yang cukup tinggi. Pada awalnya, konsentrasi aktivitas perkotaan berada pada pusat (inti) kota. Namun seiring dengan peningkatan harga lahan dan kesesakan lahan di pusat kota, terjadi pergeseran kesempatan kerja dan pemusatan penduduk ke luar kawasan pusat kota. Hal ini mengindikasikan telah terjadi kejenuhan terhadap ketersediaan ruang di lokasi pusat kota, sehingga diperlukan wilayah di luar pusat kota sebagai pusat pertumbuhan. Salah satu kecamatan di luar kawasan pusat Kota Pematangsiantar yang menjadi pengembangan kawasan perumahan adalah Kecamatan Siantar Marimbun, yang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pematangsiantar merupakan pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang dan rendah.

(5)

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah baru diarahkan ke wilayah selatan kota di Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Tong Marimbun, Kelurahan Nagahuta, Kelurahan Pematang Marihat, Kelurahan Marihat Jaya, dan Kelurahan Nagahuta Timur merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Siantar Marimbun.

Pengaruh Pembangunan Perumahan terhadap Pendapatan Masyarakat Sekitar Perumahan Kecamatan Siantar Marimbun

Untuk dapat menganalisa pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat maka seperti telah dirumuskan pada kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian bahwa pengaruh pembangunan perumahan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyakarat sekitar. Untuk menguji pengaruh pembangunan perumahan terhadap pendapatan masyarakat adalah dengan membandingkan tingkat pendapatan pada dua keadaan yang berbeda yaitu pada saat sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa pengaruh pembangunan perumahan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat apabila ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Pendapatan Masyarakat Sesudah dan

Sebelum adanya Pembangunan Perumahan

Uraian Nilai (Rp) t-hitung Sign Pendapatan (Sesudah

Pembangunan Perumahan) Tahun 2009

Pendapatan (Sebelum Pembangunan Perumahan) Tahun 2011

Perbedaan

1.668.041

1.995.876

327.835

40,182 0,00

Hasil Meningkat Nyata Sumber : Data Primer diolah, 2012

Berdasarkan hasil Tabel 3. terlihat bahwa pendapatan masyarakat secara keseluruhan sesudah dan sebelum pembangunan perumahan menunjukkan adanya perbedaan. Untuk membuktikan hipotesis tersebut di atas maka dengan menggunakan analisis uji dua sampel berpasangan dan dari statistik sampel berpasangan diketahuibahwa nilai rata-rata pendapatan sesudah pembangunan perumahan adalah Rp. 1.995.876,- per bulan dan nilai rata-rata pendapatan sebelum pembangunan perumahan adalah Rp. 1.668.041,- per bulan. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan sebesar Rp. 327.835,- per bulan.

Dengan menggunakan analisa uji dua sampel berpasangan, maka yang perlu diketahui adalah apakah ada perbedaan rata-rata pendapatan sesudah pembangunan perumahan dan sebelum pembangunan perumahan dengan tingkat signifikansi 0.05. Sehingga dari table output analisis SPSS diperoleh Nilai t hitung adalah 40,182 dan P-value 0,000. Nilai t table dapat dilihat pada table statistik pada signifikansi 0.05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df)n-1 atau 97-1 = 96, maka hasil yang diperoleh untuk t-tabel adalah 1,994

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa : t hitung > t table (40,182 > 1,994). Kesimpulan dari hasil uji dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa Ho ditolak atau hipotesis ini (Ha) diterima yaitu ada perbedaan rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan dibandingkan sebelum pembangunan perumahan. Dapat pula diketahui dari hasil perhitungan SPSS bahwa rata-rata pendapatan masyarakat sesudah pembangunan perumahan lebih tinggi daripada rata-rata pendapatan sebelum pembangunan perumahan Hasil ini memberikan arti bahwa pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun memberikan dampak positif dalam peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.

Pengaruh Pembangunan Perumahan terhadapPengembangan Infrastruktur di Kecamatan Siantar Marimbun

(6)

kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan kepada masyarkat Kecamatan Siantar Marimbun dapat dilakukan dengan meningkatkan sarana prasarana infrastruktur yang meliputi jalan, fasilitas transportasi dan sarana perdagangan di Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar sehingga masyarakat merasa adanya manfaat dari pembangunan perumahan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat hasil analisis regresi linier sederhana tanggapan masyarakat terhadap pengembangan infrastruktur (perkembangan jalan, fasilitas transportasi dan sarana perdagangan) di Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar sesudah adanya pembangunan perumahan.

Uji hipotesis dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana, dibentuk fungsi persamaan pembangunan perumahan terhadap pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun. Seluruh varaibel tersebut secara serentak dimasukkan ke dalam persamaan regresi sederhana, diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = 1,354 + 0,585 PP

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Variabel Koefisien t-hitung Signifikan

Konstanta Pembangunan Perumahan

1,354

0,585 11,152* 0,000

R2 t-tabel F-hitung F-tabel tn *

0,567 1,994 124,357 3,94 Tidak nyata Nyata

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Dari Tabel 4. di atas dapat di interpretasikan sebagai berikut.

1. Nilai a = 1,354 atau konstanta regresi, yang berarti jika tidak ada nilai varaibel bebas, dalam hal ini pembangunan perumahan sama dengan 0 (nol) maka nilai pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 1,354.

2. Berdasarkan uji F dari penghitungan model statistik regresi linier sederhana, diperoleh nilai F-hitung > F table

(124,357 > 3,94), hal tersebut menunjukkan varaibel pembangunan perumahan mempengaruhi nilai pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun.

3. Koefisien determinan R squared (R2) = 0,567, artinya variasi variabel bebas pembangunan perumahan mampu menjelaskan variasi varaibel terikat pengembangan infrastruktur sebesar 56,7 % sedangkan sisanya sebesar 43,3% dijelaskan varaibel lain tetapi tidak disertakan dalam model persamaan estimasi.

4. Pembangunan perumahan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

pada pengujian α 5% terhadap

pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun, di mana nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (11,152 > 1,1994). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu pembangunan perumahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan infrastruktur Kecamatan Siantar Marimbun.

(7)

fasilitas transportasi dan adanya perkembangan sarana perdagangan setelah pembangunan perumahan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Selama periode tahun 2007-2011 terdapat perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Siantar Marimbun. Penurunan luas areal persawahan di Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 165,26 Ha. Luas areal permukiman mengalami peningkatan sebesar 120,36 Ha dan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Siantar Marimbun masih sesuai dengan RTRW Kota Pematangsiantar.

2. Pembangunan perumahan di

Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan masyarakat di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan secara nyata pendapatan masyarakat sesudah adanya pembangunan perumahan dibanding sebelum pembangunan perumahan Dengan demikian pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya, sehingga perkembangan pembangunan perumahan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya.

3. Pembangunan perumahan di

Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap pengembangan infrastruktur. Dengan demikian

pembangunan perumahan di

Kecamatan Siantar Marimbun mampu meningkatkan pengembangan infrastruktur (pembangunan/perbaikan jalan, fasilitas transportasi, dan sarana perdagangan), sehingga semakin meningkat pembangunan perumahan

maka dapat meningkatkan

pengembangan infrastruktur.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut

1. Walaupun pendapatan masyarakat sekitar meningkat dan adanya pengembangan infrastruktur sesudah pembangunan perumahan di Kecamatan Siantar Marimbun. Namun perlu ada kebijakan dari Pemerintah Kota Pematangsiantar dalam membuat kebijakan alih fungsi lahan yang layak di alih fungsikan dengan

mempertimbangkan faktor kemamapuan dan kesesuaian lahan

karena selama periode tahun 2007-2011 luas lahan sawah telah berkurang 165,26 Ha atau rata-rata 41,32 Ha per tahun. Berdasarkan data BPS Kota

Pematangsiantar Tahun 2011

menunjukkan rata-rata produksi lahan sawah Kecamatan Siantar Marimbun sebesar 5,97 ton/Ha sehingga alih fungsi lahan sawah mengakibatkan produksi lahan sawah berkurang 246,65 ton.ha/tahun.

2. Pembangunan perumahan di

Kecamatan Siantar Marimbun memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat sekitarnya karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Untuk itu kepada masyarakat sekitar agar dapat memanfaatkan keberadaan pembangunan perumahan sebagai sarana untuk kesempatan berusaha dan kesempatan bekerja.

3. Pemerintah Kota Pematangsiantar dan pihak pengembangan perumahan harus dapat mensinergikan pola perkembangan sarana dan infrastruktur dalam proyek pembangunan perumahan dan pembangunan sarana dan infrastruktur yang dibiayai pemerintah Kota Pematangsiantar.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kota

Pematangsiantar. 2009. Kota Pematangsiantar Dalam Angka, 2009.

Badan Pusat Statistik Kota

Pematangsiantar. 2010. Kota Pematangsiantar Dalam Angka, 2010.

Badan Pusat Statistik Kota

(8)

Pematangsiantar Dalam Angka, 2011.

Badan Pusat Statistik Kota

Pematangsiantar.2008. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pematangsiantar.

Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Pematangsiantar.2010.

Laporan Bappeda Kota Pematangsiantar.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hadjisarosa. 1994. Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di Indonesia dalam Prisma No.8, Jakarta.

Isnawati, I. 2006. Peran Developer dalam Penyediaan Rumah Sederhana di Kota Semarang. Skripsi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Kantor Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, 2012

Koestoer, Raldi Hendro, dkk., ed. 2001.

Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus. Jakarta: UI Press.

Miraza, Bachtiar Hassan. 2005.

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung-Koordinator Jawa Barat, Bandung.

Miraza, Bachtiar Hassan. 2005. Peran Kebijakan Publik dalam Perencanaan Wilayah. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 2 Desember 2005.

Mulyanto, H.R. 2008. Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Nugroho, Iwan dan rokhmin Dahuri. 2004.

Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan

Lingkungan. Jakarta: LP3ES. Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian

Untuk Guru, Karyawan dan

Peneliti Pemula. Alfabeta, Bandung.

Samosir, W. 2009. Perkembangan Perumahan di Sebelah Barat dan Timur Kota Medan (Studi Kasus Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Denai). Skripsi

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan.

Sangadji, E,M. danSopiah. 2010.

MetodologiPenelitian.

PendekatanPraktisdalamPenelitian

.Andi Yogyakarta.

Simanungkalit, N. 2011. Analisis Pembanguna Perumahan Silangkitang (Pagar Beringin Permai) terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Tesis

Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan.

Sirojuzilam. 2005. Regional Planning dan Development. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.1 Nomor 1 Agustus 2005.

________ dan Mahalli, K. 2010. Regional, Pembangunan, Perencanaan dan Ekonomi. USU Press, Medan. Soegijiko, S. 1997. Bunga Rampai

Perencanaan Pembangunan Indonesia. Grasindo, Jakarta.

Sudjana. 1996. Metode Statistik, Tarsito, Bandung

Tarigan, E.D. 2001. Pengaruh Pembangunan Perumnas III Simalingkar terhadap Sosial Ekonomi di Daerah Sekitarnya.

Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Tidak Dipublikasikan. Tjondronegoro, Soediono MP. 1996. Dua

Abad Penguasaan Tanah. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 1. Perkembangan
Tabel 2. Perkembangan
Tabel 3.  Hasil Perhitungan Pendapatan
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Referensi

Dokumen terkait

-erapi pilihan yang dapat diberikan pada kasus uretritis gonore adalah dual terapi antibiotik ceftriaxone "# mg I5 dosis tunggal dan a9ithromisin oral $ g dosis tunggal

penelitian menunjukkan bahwa; 1) Perencanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan kebutuhan guru. Pengembangan keprofesian

Tulisan ini terbatas hanya membahas perubahan morfologi sisi luar delta Mahakam akibat proses sedimentasi dan erosi dalam kaitannya dengan progradasi bagian luar delta dan

Analisis data dibahagikan kepada empat tema utama, iaitu: (1) Persepsi guru tentang konsep Falsafah Bahasa dalam pendidikan Bahasa Melayu, (2) Persepsi guru

Oleh karena itu, penulis merasa perlu adanya melakukan penelitian mengenai pengembangan model transportasi dengan sistem Transit Oriented Development (TOD) untuk

Dalam penggunaan kertas gambar untuk membuat gambar kerja tidak bisa dilakukan secara sembarangan, harus dibuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, untuk

Implementasi dari model hybrid dalam penyimpanan data berjalan dengan lancar, baik secara online maupun offline, walaupun terkendala saat perakitan hardware karena

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika kehidupan masyarakatnya memberikan pengaruh yang positif maka siswa akan meniru atau