• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP KONSUMEN TERHADAP VARIAN RASA PRODUK EMPING JAGUNG KWT TRIMANUNGGAL KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIKAP KONSUMEN TERHADAP VARIAN RASA PRODUK EMPING JAGUNG KWT TRIMANUNGGAL KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun oleh :

Anna Rahmawati

2011 022 0008

Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

(2)

iii

B.Tempat Penelitian dan Pengambilan Sampel ... 19

C.Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 20

D.Pembatasan Masalah ... 20

E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 21

F. Teknis Analisis Data ... 23

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A.Deskripsi Identitas Responden ... 27

B.Sikap Konsumen Terhadap Varian Rasa Emping Jagung ... 29

V.KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A.Kesimpulan ... 43

B.Saran ... 44

(3)
(4)

vii

SIKAP KONSUMEN TERHADAP VARIAN RASA PRODUK EMPING JAGUNG KWT TRIMANUNGGAL KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL . 2011. (Skripsi dibimbing oleh Dr. Ir. Widodo. MP dan Ir. Diah Rina Kamardiani, MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap konsumen potensial terhadap berbagai atribut varian emping jagung, membandingkan sikap konsumen potensial terhadap empat varian emping jagung dan mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap produk emping jagung. Responden pada penelitian ini berjumlah 80 orang yang diambil secara nyaman yaitu mahasiswa dan pegawai di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan objek penelitian berupa emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado, keju dan ukuran yang berbeda yaitu 10 gram dan 20 gram. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sikap konsumen terhadap berbagai atribut emping jagung meliputi atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan dengan menggunakan perhitungan sikap model Fishbein kemudian untuk membandingkan perbedaan sikap pada keempat varian emping jagung melalui uji Paired sample t-test berdasarkan atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan. Hasil penelitian menunjukkan sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan uji Paired sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam sikap konsumen pada empat varian rasa yang dibandingkan. Sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan analisis minat konsumen menunjukkan mayoritas konsumen potensial berminat untuk membeli emping jagung.

(5)

vi

KABUPATEN BANTUL . 2011. (Skripsi dibimbing oleh Dr. Ir. Widodo. MP dan Ir. Diah Rina Kamardiani, MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap konsumen potensial terhadap berbagai atribut varian emping jagung, membandingkan sikap konsumen potensial terhadap empat varian emping jagung dan mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap produk emping jagung. Responden pada penelitian ini berjumlah 80 orang yang diambil secara nyaman yaitu mahasiswa dan pegawai di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan objek penelitian berupa emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado, keju dan ukuran yang berbeda yaitu 10 gram dan 20 gram. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sikap konsumen terhadap berbagai atribut emping jagung meliputi atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan dengan menggunakan perhitungan sikap model Fishbein kemudian untuk membandingkan perbedaan sikap pada keempat varian emping jagung melalui uji Paired sample t-test berdasarkan atribut rasa, warna, label, ukuran, harga dan kerenyahan. Hasil penelitian menunjukkan sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan uji Paired sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam sikap konsumen pada empat varian rasa yang dibandingkan. Sikap konsumen terhadap varian barbeque, balado dan keju lebih tinggi dibandingkan original. Berdasarkan analisis minat konsumen menunjukkan mayoritas konsumen potensial berminat untuk membeli emping jagung.

(6)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan, biokimia, kosmetika, industri kimia dan farmasi. Biji jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Sebagian besar berada pada endospermium. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin, berikut ini akan dijelaskan kandungan gizi jagung dalam 100 gram.

Tabel 1. Kandungan gizi jagung dalam 100 gram.

Komponen Kadar

Sumber: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Bogor

(7)

dilihat pada tabel produksi dan produktivitas tanaman jagung di Kabupaten Bantul tahun 2010-2013 sebagai berikut :

Tabel 2. Produktivitas dan produksi tanaman jagung.

Tahun Produktivitas(ku/ha) Produksi(ton)

2010 53,48 29,539

2011 59,30 23,081

2012 54,91 23,304

2013 56,59 19,077

Sumber : Badan pusat statistik kabupaten Bantul 2013

Tingginya tingkat produksi jagung tidak memberikan dampak yang berarti jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan petani. Harga sebagai insentif produksi sangat menentukan upaya pencapaian peningkatan produksi jagung. Harga jual jagung dalam bentuk biji mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun peningkatan tersebut masih terbilang cukup murah bagi petani, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Perkembangan harga jagung tahun 2005-2011

Harga Produsen (Rp/Kg) Harga Konsumen(Rp/Kg)

2005 1668 2001

Sumber : Badan pusat statistik 2005-2011

(8)

Menurut Purwono (2010), sebagai bahan pangan, jagung biasanya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, kering maupun dalam bentuk tepung. Jagung pada umumnya dapat diolah menjadi nasi jagung, pati jagung, tepung jagung, marning jagung, emping jagung. Salah satu produk olahan jagung yang bernilai cukup tinggi adalah emping jagung. Emping jagung adalah sejenis makanan ringan dengan rasa yang gurih dan bertekstur renyah sebagai bentuk cemilan yang dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan yang sederhana serta memiliki harga jual di pasaran cukup tinggi yaitu Rp 30.000,- per kilogramnya (Anonim, 2011).

(9)

Kelompok Wanita Tani (KWT) Trimanunggal yang berdiri pada tahun 2005 dan terletak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang pengolahan pangan berbahan baku tanaman lokal seperti jagung. Produk awal yang dibuat oleh kelompok ini adalah emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju. Seiring dengan perkembangan pasar, kelompok ini mulai melakukan pengembangan diversivikasi dengan berbahan baku lokal seperti membuat emping garut, keripik gadung, keripik ketela, rambak jagung, kerupuk jagung, geplak jahe dan instan jahe.

Wilayah pemasaran emping jagung ini pada tahun 2005 sudah sampai ke Lampung, Palembang dan Riau. Namun pada tahun 2013 pemasaran ke Lampung sudah berhenti dikarenakan mitra sudah memiliki alat pembuat emping dan bisa memproduksi emping jagung sendiri. Saat ini wilayah pemasaran emping jagung KWT Trimanunggal ini hanya terdapat di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Disamping wilayah pemasaran yang saat ini terbilang tidak terlalu luas, KWT Trimanunggal juga sedang mengalami penurunan produksi dan penjualan emping jagung terutama divarian rasa barbeque, keju dan balado.

(10)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal?

2. Adakah perbedaan sikap konsumen potensial antar varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal?

3. Bagaimana minat beli konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal?

C. Tujuan

1. Mengetahui sikap konsumen potensial pada masing-masing varian rasa

produk emping jagung KWT Trimanunggal.

2. Mengetahui perbedaan sikap konsumen potensial antar varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal.

3. Mengetahui minat beli konsumen potensial terhadap varian rasa produk emping jagung KWT Trimanunggal.

D. Kegunaan Penelitian

(11)

6

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman jagung

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan, biokimia, kosmetika, industri kimia dan farmasi. Biji jagung mengandung pati 54,1–71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6 –12,0%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Sebagian besar berada pada endospermium.

(12)

2. Sikap konsumen

Sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain (Kanuk, 2004)

Pengukuran sikap yang populer digunakan oleh para peneliti perilaku konsumen adalah model multi atribut sikap dari Fishbein. Model sikap menurut Fishbein (Simamora, 2002) menjelaskan bahwa sikap seseorang dapat dibentuk oleh komponen kepercayaan (beliefs) dan perasaan (feelings). Model ini dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan objek sikap, yaitu sikap terhadap objek (attitude toward object) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Model sikap multi atribut yaitu model sikap yang bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan sikap dan memperkirakan sikap. Sikap terhadap objek menurut objek Fishbein dapat dijelaskan dalam rumus berikut :

Attitude 0 (Ao) = biei Keterangan :

Ao = sikap terhadap objek

bi = tingkat kepercayaan bahwa objek sikap memiliki atribut tertentu (atribut ke-n...)

(13)

Model dari Fishbein yaitu model attitude ini terdiri dari tiga komponen, diantaranya adalah :

a) Atribut

Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Komponen atribut yang digunakan adalah model, nyaman, harga, mudah dicari, warna dan kemasan (Simamora, 2002). Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object beliefs.

b) Evaluasi Atribut

Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen (ei). Konsumen akan mengidentifikasikan atribut – atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi.

c) Kepercayaan

Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu (b). Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya.

(14)

yang diberikan oleh konsumen kepada sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh dua hal, yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek(komponen bi), dan evaluasi pentingnya atribut produk tersebut(komponen ei).

3. Minat dan perilaku konsumen

Minat (intention) merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap obyek. Menurut Dwityanti (2008) dalam (Bachriansyah, 2011) minat beli konsumen adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat konsumen merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan tindakan pembelian atau kegiatan penggunaan suatu barang atau jasa. Minat terkait dengan sikap dan perilaku, minat mengindikasikan seberapa keras seseorang memiliki kemauan untuk mencoba. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan minat berhubungan dengan perilaku.

(15)

atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang.

Menurut Faturrahman (2004) dalam (Bachriansyah, 2011) lebih lanjut menjelaskan bahwa pada saat seorang konsumen melakukan evaluasi terhadap merek atau jasa, konsumen cenderung akan menggunakan merek atau jasa yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi. Perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. (Prasetijo, 2005)

(16)

Konsumen secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu : konsumen riel atau yang biasa disebut dengan pelanggan. Pelanggan adalah seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut. Konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang. (Hamdani, 2006)

4. Proses keputusan pembelian

Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tentu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut.

Sumber : (Keller, 2009)

a. Pengenalan masalah

(17)

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

c. Evaluasi alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.

d. Keputusan pembelian.

Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti : pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

e. Perilaku purna pembelian

(18)

berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi. (Kanuk, 2004)

5. Konsep pemasaran

(19)

6. Hasil - hasil penelitian sebelumnya

Penelitian (Nurdini, 2005), tentang perbedaan sikap konsumen terhadap merek bakpia pathok yang dihasilkan oleh produsen dari daerah Patuk dan bukan Patuk di Kota Yogyakarta. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap bakpia yang dihasilkan dari daerah Patuk menunjukkan bahwa konsumen sangat suka pada atribut kelembutan isi, keamanan produk dan kesegaran. Sedangkan untuk bakpia dari daerah yang bukan Patuk menunjukkan bahwa konsumen sangat suka pada atribut banyaknya isi, kelembutan isi, keamanan produk, kesegaran dan aroma.

Penelitian (Wahyuni, 2008) dengan judul penelitian : Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek honda.

(20)

bentuk. Kepentingan (ei) konsumen terhadap atribut adalah penting. Terutama untuk atribut rasa dan kerenyahan. Untuk produk berlabel perguruan tinggi pertanian cenderung disikapi lebih baik dibanding produk tanpa lebel perguruan tinggi pertanian.

Penelitian (Mawey, 2013) dengan judul penelitian : Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk PT. Rajawali Nusindo Cabang Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian membuktikan bahwa motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk PT. Rajawali Nusindo Cabang Manado.

Penelitian (Chairy, 2010) dengan judul penelitian : Pengaruh Psikologi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kembali Smartphone Blackberry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap terhadap keputusan pembelian kembali konsumen. Hasil penelitian membuktikan bahwa psikologi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian kembali produk Blackberry. Dari keempat variabel ditemukan bahwa seluruh variabel yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

(21)

konsumen terhadap citra Distro Inspired Malang adalah positif, artinya konsumen telah memberikan penilaian terhadap variabel keyakinan maupun variabel evaluasi pada citra Distro Inspired Malang adalah baik dengan nilai indeks keseluruhan sebesar (8,82).

(22)

B. Kerangka Penelitian

Kelompok Wanita Tani (KWT) Trimanunggal yang terletak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul merupakan salah satu home industry yang bergerak dibidang pengolahan pangan berbahan baku tanaman lokal seperti jagung. Produk awal yang dibuat oleh kelompok ini adalah emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Sikap merupakan perasaan yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap atribut produk atau ciri khas suatu produk. Produk dalam penelitian ini adalah emping jagung yang dihadirkan dalam empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju.

(23)

Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu produk. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat minat konsumen dilihat dari keinginan untuk membeli dan tidak membeli produk emping jagung empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

(24)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode eksperimental dengan desain eksperimen yang digunakan adalah experiment. Metode eksperimental merupakan metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, (Sugiyono, 2009)

B. Tempat Penelitian dan Pengambilan Sampel

(25)

C. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah semua data yang didapat langsung dari obyek penelitian yaitu mahasiswa dan pegawai UMY yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, data primer diambil dengan cara membagikan kuisioner.

Penelitian ini menggunakan emping jagung yang dibuat menjadi empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju. Penelitian ini dilakukan kepada pegawai dan mahasiswa UMY yang tersebar dikampus bagian utara dan selatan dengan meminta kesediaan kepada mereka yang sedang berada diluar jam kerja dan perkuliahan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kemudian responden diminta untuk mencoba empat varian rasa emping jagung tersebut dan diminta memberi tanggapan terhadap masing-masing varian rasa dan menyatakan responnya dengan menjawab pertanyaan pada kuisioner yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh peneliti.

D. Pembatasan Masalah

1. Produk emping jagung yang digunakan yaitu emping jagung dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, balado dan keju yang diproduksi oleh KWT Trimanunggal.

2. Responden merupakan pegawai dan mahasiswa UMY yang bersedia untuk

mencicipi keempat varian rasa dan memberikan tanggapan mengenai atribut yang dimiliki oleh produk emping jagung produksi KWT Trimanunggal. 3. Evaluasi atribut pada penelitian ini tidak berdasarkan masing masing varian

(26)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Varian produk emping jagung merupakan berbagai rasa dari produk emping

jagung yang diolah dengan berbahan baku jagung yang diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani Trimanunggal dengan empat varian rasa yaitu original, barbeque, keju dan balado.

2. Atribut produk adalah ciri yang terdapat pada suatu produk, dalam penelitian ini meliputi rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan. a. Rasa adalah pendapat responden mengenai rasa suatu produk makanan

yang dapat dirasakan melalui indera pengecap.

b. Warna adalah bagian dari suatu produk yang dapat menambah nilai estetik dan artistik dari produk itu sendiri.

c. Label adalah bagian dari suatu produk yang berisi informasi verbal mengenai produk emping jagung. Label pada kemasan emping jagung berupa stiker.

d. Ukuran adalah berat emping jagung dalam setiap kemasan. Ukuran emping jagung dalam penelitian ini terdiri dari 5 jenis yaitu : 10 gram, 20 gram, 30 gram, 40 gram dan 50 gram.

e. Harga adalah jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan suatu produk. Harga emping jagung dalam penelitian ini terdiri dari 5 tingkatan yaitu : Rp 500,- , Rp 1.000,- , Rp 1.500,- , Rp 2.000,- dan Rp 2.500,- per bungkusnya.

(27)

3. Sikap (Ao) adalah ekspresi yang mencerminkan perasaan apakah seseorang suka atau tidak suka terhadap semua atribut yang dimiliki produk emping jagung. Sikap konsumen terhadap emping jagung dikatagorikan menjadi lima katagori. Semakin besar nilainya maka katagori sikap semakin suka. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok variabel yaitu variabel evaluasi dan variabel kepercayaan.

a. Variabel kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa emping

jagung dengan empat varian rasa memiliki atribut tertentu yaitu rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan. Pengukuran kepercayaan konsumen (bi) merupakan penilaian terhadap baik buruknya suatu karakteristik produk. Pengukuran kepercayaan menggunakan skor yang ditampilkan pada Tabel 4. Semakin tinggi nilai skor yang dicapai, maka semakin baik tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk.

Tabel1. Pengukuran tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk emping jagung.

b. Variabel evaluasi adalah variabel yang menggambarkan tingkat kepentingan suatu atribut emping jagung pada empat varian rasa menurut konsumen. Pengukuran tingkat kepentingan produk (ei) merupakan penilaian konsumen tentang kepentingan atribut produk. Evaluasi atau

Atribut Skor

(28)

kepentingan diukur dengan menggunakan skor yang ditampilkan pada Tabel 5. Semakin tinggi nilai skor yang dicapai, maka semakin baik kepentingan atau evaluasi konsumen terhadap produk.

Tabel 2. Pengukuran tingkat kepentingan atribut bagi konsumen

Atribut Skor

1. Rasa Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

2. Warna Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

3. Label Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

4. Harga Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

5. Ukuran Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

6. Kerenyahan Sangat tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

Total 6 30

4. Minat adalah perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana keinginannya untuk melakukan pembelian terhadap produk emping jagung. Tingkat pengukuran minat menggunakan skoring yaitu jika membeli maka mendapatkan skor 2 dan jika tidak membeli maka mendapatkan skor 1.

F. Teknis Analisis Data

Sikap dianalisis dengan menghitung rata-rata skor dan mengkatagorikan dalam 5 katagori yang diperoleh interval sebesar 0,8 pada Tabel 6.

Rumus interval : −

(29)

Tabel 3. Penentuan katagori tingkat kepercayaan dan kepentingan atribut produk.

Analisis sikap konsumen terhadap produk diukur dengan menggunakan

model multiatribut dari Fishbein dengan rumus Ao = bi ei. Rumus multi atribut

ini adalah :

bi = kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi mengenai atribut i

(30)

Sikap konsumen terhadap kepercayaan dan kepentingan atribut merupakan perkalian antara skor kepercayaan dengan tingkat kepentingan suatu atribut. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :

Tabel 4. Penentuan katagori sikap terhadap emping jagung

Skor per atribut Skor keseluruhan atribut Katagori 1,00- 5,80 6,00- 34,80 Sangat tidak suka 5,81-10,60 34,81- 63,60 Tidak suka 10,61-15,40 63,61- 92,40 Cukup suka 15,41-20,20 92,41-121,20 Suka 20,21-25 121,21-150 Sangat suka

Perbedaan sikap antar varian produk emping jagung akan dianalisis menggunakan teknik analisis Paired sample t-test(uji beda dua sampel berpasangan) yaitu uji beda dua sampel berpasangan terhadap subjek yang sama namun mengalami perlakuan berbeda, dalam penelitian ini subjek yang sama yaitu emping jagung dengan perlakuan rasa yang berbeda yaitu original, barbeque, balado dan keju.

Adapun rumus yang dipergunakan untuk memperoleh nilai t sampel berhubungan adalah sebagai berikut :

t =

�̅ � �̅

�̅ : rata-rata hitung perbedaan semua pasangan � �̅ : simpangan baku perbedaan kedua pasangan

(31)

Dengan demikian, untuk mendapatkan nilai t terlebih dahulu harus dihitung

besarnya rata-rata hitung perbedaan semua pasangan (�̅ dan simpangan baku perbedaan kedua pasangan (� �̅ . Rumus yang dipergunakan untuk menghitung

rata-rata hitung perbedaan semua pasangan (�̅ adalah sebagai berikut :

(

D N

(D̅ : rata-rata hitung perbedaan semua pasangan

D : jumlah perbedaan antara setiap pasangan (X1 – X2 = D)

Adapun untuk mencari simpangan baku perbedaan kedua pasangan (s D̅ dipergunakan rumus sebagai berikut :

(

s D̅

=

Σ �−D̅ 2

(32)

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Identitas Responden

Deskripsi karakteristik responden dapat memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini. Identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka akan dapat diketahui profil responden. Deskripsi identitas responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, umur responden, tingkat pendidikan, jurusan, pekerjaan dan pendapatan atau jumlah kiriman uang per bulan.

(33)
(34)

B. Sikap Konsumen terhadap Varian Rasa Emping Jagung

Sikap merupakan ekspresi yang mencerminkan perasaan (inner feeling) apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu dan lain-lain (Kanuk, 2004). Semakin baik sikap konsumen terhadap produk semakin tinggi kemungkinan konsumen menggunakan produk tersebut sehingga dengan mempelajari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan oleh produsen. Sikap konsumen terhadap varian rasa emping jagung dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model Fishbein yang menggabungkan antara kepercayaan dan evaluasi terhadap atribut-atribut pada varian rasa emping jagung. Atribut-atribut meliputi rasa, warna, label, harga, ukuran dan kerenyahan.

1. Kepercayaan konsumen terhadap emping jagung

(35)

30 Tabel 2 Rata-rata skor kepercayaan (bi) pada atribut emping jagung

Atribut

Varian Rasa

Keju Original Balado Barbeque

Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori

Rasa 3,85 Baik 3,67 Baik 3,92 Baik 4,15 Baik

Kerenyahan 4,20 Baik 4,20 Baik 4,18 Baik 4,21 Sangat baik

Warna 3,67 Baik 3,70 Baik 3,77 Baik 3,72 Baik

Ukuran 3,93 Baik 3,91 Baik 3,96 Baik 3,92 Baik

Harga 4,12 Baik 4,11 Baik 4,13 Baik 4,13 Baik

Label 3,72 Baik 3,72 Baik 3,71 Baik 3,71 Baik

Total 23,31 Baik 23,32 Baik 23,70 Baik 23,86 Baik

(36)

Tabel 9 menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap produk emping jagung baik. Hal ini dapat dilihat dari total skor yang diperoleh pada masing-masing varian yaitu keju sebesar 23,31 kemudian original sebesar 23,32 lalu balado sebesar 23,70 dan varian yang memiliki total skor tertinggi yaitu barbeque sebesar 23,86 dengan masing-masing kategori baik.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut rasa pada empat varian emping jagung menunjukkan katagori baik. Bila dilihat dari masing-masing atribut sikap ada kecenderungan yang berbeda. Skor atribut rasa pada varian original sebesar 3,67 kemudian varian keju sebesar 3,85 lalu varian balado sebesar 3,92 dan varian barbeque sebesar 4,15. Hal ini menunjukkan bahwa rasa original memiliki skor terendah dibanding ketiga rasa lainnya, ini berarti bahwa ketiga rasa baru yang dihadirkan dapat diterima oleh konsumen dengan baik.

(37)

Kepercayaan konsumen terhadap atribut warna keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang ditunjukkan dari perolehan skor atribut warna varian keju sebesar 3,67 varian original sebesar 3,70 varian barbeque sebesar 3,72 dan varian balado sebesar 3,77 yang berarti bahwa atribut warna keempat varian emping jagung dinilai sudah menarik bagi konsumen sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut dan perlu untuk dipertahankan sebagai ciri khas emping jagung dengan empat varian rasa.

Kepercayaan konsumen terhadap atribut ukuran keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang dapat dilihat dari perolehan skor atribut ukuran varian original sebesar 3,91 varian barbeque sebesar 3,92 varian keju sebesar 3,93 dan varian balado sebesar 3,96 yang menunjukkan bahwa atribut ukuran keempat varian emping jagung dinilai konsumen sudah sesuai dengan harga yang dibayarkan konsumen untuk memperoleh sebungkus emping jagung pada tiap kemasannnya.

(38)

Kepercayaan konsumen terhadap atribut label keempat varian emping jagung menunjukkan katagori baik yang dapat dilihat dari skor yang diperoleh atribut label varian barbeque sebesar 3,71 varian balado sebesar 3,71 varian original sebesar 3,72 dan varian keju sebesar 3,72. Hal ini menunjukkan bahwa atribut label yang tertera dikemasan emping jagung keempat varian sudah dinilai jelas bagi konsumen, namun masih ada informasi yang kurang tertera pada label seperti alamat produksi, keterangan harga, dan label halal produk.

2. Evaluasi konsumen terhadap atribut emping jagung

Sikap konsumen dalam pengambilan keputusan pada sebuah produk dipengaruhi seberapa besar kepercayaan konsumen terhadap atribut produk. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap produk dapat dipengaruhi oleh pengalaman konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini berkaitan dengan sikap evaluasi yang dihasilkan oleh konsumen terhadap produk.

Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen (ei). Konsumen akan mengindentifikasikan atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi.

Tabel 3. Tingkat kepentingan (Ei) atribut emping jagung

Atribut Skor rata-rata Katagori

Rasa 4,32 Sangat penting

Kerenyahan 4,51 Sangat penting

Warna 3,80 Penting

Harga 4,20 Penting

Ukuran 4,20 Penting

Label 3,98 Penting

(39)

Tabel 10 menunjukkan konsumen menganggap penting semua atribut yang diteliti yaitu meliputi atribut rasa, kerenyahan, warna, harga, ukuran dan label. Rata-rata skor evaluasi keseluruhan atribut emping jagung mencapai 25,02 dari kisaran 6-30 yang termasuk dalam katagori penting, tetapi bila dilihat dari masing-masing atribut, atribut rasa dan kerenyahan termasuk kedalam katagori sangat penting.

Rata-rata skor per atribut menunjukkan bahwa atribut kerenyahan dan rasa memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 4,51 dan 4,32 yang berarti bahwa atribut kerenyahan dan rasa menjadi sangat penting dalam pemilihan produk emping jagung yang memiliki tekstur renyah dan rasa yang gurih pada umumnya. Kemudian skor atribut harga sebesar 4,20 dan skor atribut ukuran sebesar 4,20 adalah skor tertinggi ketiga dan keempat setelah atribut rasa dan kerenyahan. Hal ini dikarenakan sebagian konsumen merupakan mahasiswa dengan pendapatan per bulan berkisar antara Rp 500.000 - Rp 999.999 sehingga konsumen memandang bahwa atribut harga dan ukuran pada setiap kemasan emping jagung penting untuk diperhatikan sebelum membeli produk emping jagung dengan empat varian rasa.

(40)

label dan warna penting dalam pemilihan produk emping jagung namun tingkat kepentingannya menjadi pilihan akhir dibandingkan dengan atribut kerenyahan, rasa, harga dan ukuran.

3. Sikap Konsumen Terhadap Emping Jagung

(41)

36 Tabel 4 Hasil analisis sikap multi atribut fishbein untuk emping jagung

Atribut

Varian Rasa

Original Keju Balado Barbeque

Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori Skor Katagori

Rasa 15,90 Suka 16,63 Suka 17,05 Suka 18,05 Suka

Kerenyahan 19,06 Suka 19,05 Suka 18,98 Suka 19,08 Suka

Warna 14,28 Cukup suka 14,26 Cukup suka 14,61 Cukup suka 14,35 Cukup suka

Harga 17,16 Suka 17,03 Suka 17,08 Suka 17,08 Suka

Ukuran 16,53 Suka 16,67 Suka 16,78 Suka 16,58 Suka

Label 14,88 Cukup suka 14,88 Cukup suka 14,82 Cukup suka 14,82 Cukup suka

(42)

Tabel 11 menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap keempat varian rasa emping jagung semuanya suka. Namun dari sisi minat konsumen lebih menyukai rasa barbeque, balado dan keju dibandingkan original yang dapat dilihat pada total skor pada varian barbeque sebesar 99,98, varian balado sebesar 99,35, varian keju sebesar 98,55 dan original sebesar 96,21 lebih rendah dibanding dengan skor pada varian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa di Kantin UMY yang berada di gedung sisi utara lebih menyukai emping jagung rasa barbeque, balado dan keju. Rasa baru dapat menjadikan emping jagung ini lebih bervariasi sehingga menjadi alternatif bagi konsumen untuk menikmati emping jagung dengan pilihan rasa yang bercita rasa manis, pedas dan asin.

Rasa barbeque paling disukai oleh mayoritas konsumen dibanding ketiga rasa lainnya yang ditunjukkan pada skor atribut rasa barbeque sebesar 18,05, rasa balado sebesar 17,05, rasa keju sebesar 16,63 dan rasa original sebesar 15,90. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan karyawan cenderung lebih menyukai rasa barbeque karena memiliki perpaduan rasa asin, manis dan gurih yang membuat mereka tidak bosan untuk menjadikan emping jagung sebagai cemilan disela-sela kesibukan mereka dikampus.

(43)

kerenyahan pada emping varian balado menjadi berkurang dibanding varian lainnya yang hanya menggunakan satu jenis bumbu perasa.

4. Perbedaan sikap konsumen antar varian rasa pada produk emping jagung

Tabel 5 Perbedaan sikap konsumen antar varian rasa pada produk emping jagung

Varian yang dibandingkan t-hitung Signifikansi (2 arah)

1 Original – barbeque -4,482 0,000

2 Original – balado -3,904 0,000

Original – keju -2,881 0,005

4 Barbeque – balado ,946 0,347

5 Barbeque – keju 2,603 0,011

6 Balado – keju 1,078 0,284

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa pada varian original-barbeque memiliki nilai t-hitung sebesar -4,482 dan tingkat signifikansi 1%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap yang sangat nyata antara varian original dengan barbeque. Rata-rata skor sikap barbeque lebih tinggi dibandingkan original yaitu barbeque sebesar 99,98 sedangkan original sebesar 96,23.

Varian original-balado memiliki nilai t-hitung sebesar -3,904 dan tingkat signifikansi 1%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap yang sangat nyata antara varian original dengan balado. Rata-rata skor sikap balado lebih tinggi dibandingkan original yaitu balado sebesar 99,35 sedangkan original sebesar 96,23.

(44)

Varian original-keju memiliki nilai t-hitung sebesar -2,881 dan tingkat signifikansi 1%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap yang sangat nyata antara varian original dengan keju. Rata-rata skor sikap keju lebih tinggi dibandingkan original yaitu keju sebesar 98,55 sedangkan original sebesar 96,23.

Pada varian barbeque-balado dengan nilai t-hitung sebesar 0,946 dan tidak signifikan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara varian rasa barbeque dengan balado. Rata-rata skor sikap konsumen terhadap rasa barbeque adalah sebesar 99,98 dengan katagori suka dan balado sebesar 99,35 dengan katagori suka.

Varian barbeque-keju dengan nilai t-hitung sebesar 2,603 dan tingkat signifikan 5%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap varian rasa barbeque dengan keju ada perbedaan. Rata-rata skor sikap barbeque adalah sebesar 99,98 dengan katagori suka dan keju sebesar 98,55 dengan katagori suka.

(45)

5. Minat beli konsumen terhadap emping jagung

Minat (intention) merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap obyek. Minat beli konsumen adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat konsumen merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana keinginannya untuk melakukan tindakan pembelian atau kegiatan penggunaan suatu jasa.

Minat terkait dengan sikap dan perilaku, minat mengindikasikan seberapa besar seseorang memiliki kemauan untuk mencoba. Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan. Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa. Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks termasuk menggunakan merek atau jasa tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang akan datang.

Tabel 6. Minat beli konsumen terhadap emping jagung

Minat beli konsumen Jumlah responden Persentase (%)

Membeli 78 97,5

Tidak membeli 2 2,5

(46)

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebesar 97,5 % dari total keseluruhan responden menyatakan akan membeli produk emping jagung dengan empat varian rasa. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap emping jagung dengan empat varian rasa sangat tinggi, hal ini dikarenakan emping jagung dengan empat varian rasa ini memiliki cita rasa yang gurih, asin, manis, pedas dan sangat cocok untuk dijadikan cemilan oleh sebagian besar responden yang pada umumnya mahasiswa. Kemudian responden yang menyatakan tidak membeli dikarenakan responden berasal dari Sulawesi dan Kalimantan, berjenis kelamin perempuan berusia 19 dan 20 tahun, yang berpendapat bahwa jagung sudah umum dikonsumsi di daerah mereka, sehingga cita rasa emping jagung sudah bukan hal yang baru untuk kedua responden ini.

Tabel 7. Frekuensi pembelian konsumen potensial emping jagung dalam 1 bulan kedepan

Tingkat pembelian Jumlah responden Persentase (%)

Satu kali 10 12,5

Dua kali 28 35

Tiga kali 13 16,3

Empat kali 4 5

>Empat kali 23 28,8

Total 78 97,6

(47)

Tabel 8. Pilihan varian emping jagung yang diminati konsumen potensial Jenis varian Jumlah responden Persentase (%)

Original 3 3,8

Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa varian rasa barbeque lebih diminati oleh konsumen dibanding dengan varian rasa balado, keju dan original. Hal ini dapat dilihat pada tingkat persentase varian rasa barbeque 23,8%, sedangkan varian balado 13,8%, varian keju 7,5% dan varian original hanya 3,8%,.

(48)

43

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan beberapa hal berikut :

1. Sikap konsumen potensial di lingkungan kampus UMY terhadap atribut rasa, kerenyahan, warna, ukuran, harga dan label emping jagung menunjukkan kepercayaan yang baik dan menganggap keenam atribut yang ada pada emping jagung penting, namun atribut kerenyahan dan rasa dianggap sangat penting dibanding atribut lainnya.

2. Konsumen potensial pada umumnya menyukai keempat rasa emping jagung. Namun dilihat dari sikap pada masing–masing rasa menunjukkan bahwa rasa barbeque lebih disukai dibanding ketiga rasa lainnya, rasa balado lebih disukai dibanding keju dan original, rasa keju lebih disukai dibanding original sehingga terdapat perbedaan sikap konsumen pada keempat rasa yaitu konsumen lebih menyukai rasa barbeque, balado dan keju dibanding rasa original.

(49)

B. Saran

1. Atribut kerenyahan dan rasa dianggap sangat penting bagi konsumen

potensial dibanding atribut lainnya yang berarti bahwa kedua atribut tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi produsen emping jagung KWT Trimanunggal untuk mempertahankan sebagai ciri khas produk emping jagung empat varian rasa.

2. Varian barbeque, balado dan keju lebih disukai dibanding original dan

(50)

Swadaya, Jakarta.

Anonim. 2011. Potensi bisnis olahan jagung cukup menjanjikan. http://www.umkm.com diakses 25 Juni 2015.

Bachriansyah, R.A.2011. Analisis pengaruh kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga terhadap minat beli konsumen pada produk ponsel nokia di kota Semarang. Unsoed, Semarang.

Burhan Nurgiyantoro,G.M. 2009. Statistik terapan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Gadjah Mada university press, Yogyakarta.

Chairy. 2010. Pengaruh psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian kembali smartphone blackberry. Jurnal manajemen dan teori penerapan 128-143.

Ferianto,G. 2002. Sikap konsumen terhadap produksi pangan yang diberitakan menggunakan formalin di DIY. UMY, Yogyakarta.

Hamdani, L. 2006. Manajemen pemasaran jasa. Salemba empat, Jakarta.

Hanggi,A. 2012. Sikap konsumen terhadap citra toko distro inspired di Kota Malang. STIE Asia, Malang

Kanuk, L. S. 2004. Perilaku konsumen edisi ketujuh. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.

Keller, P. K. 2009. Manajemen pemasaran. Macanan jaya cemerlang, Jakarta. Mawey, H.E. 2013. Motivasi, perpespi dan sikap konsumen terhadap keputusan

pembelian produk PT Rajawali Nusindo Cabang Manado. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Nawami, P. 1990. Metode penelitian bidang sosial. Gadjah mada university press, Yogyakarta.

Nurdini, D. 2005. Perbedaan sikap konsumen terhadap merek bakpia pathok yang dihasilkan oleh produsen dari daerah patuk dan bukan patuk di kota Yogyakarta. AgrUMY, Yogyakarta.

(51)

perguruan tinggi pertanian. UMY, Yogyakarta.

Wahyuni, D. 2008. Pengaruh motivasi persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di kawasan Surabaya barat. Jurnal manajemen dan kewirausahaan, 30-37. Universitas Brawijaya, Surabaya.

(52)
(53)

Gambar 1 Emping jagung kemasan 20 dan 10 gram

Gambar 2 Emping jagung kemasan 30, 40 dan 50 gram

(54)

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi jagung dalam 100 gram.
Tabel 2. Produktivitas dan produksi tanaman jagung.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Pengukuran tingkat kepentingan atribut bagi konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

angkatan laut (2013) menampilkan tidak terdapatnya jam kelas untuk guru BK membatasi manajemen program layanan BK di SMAN 3 Semarang. Perkara jam khusus BK masuk

memiliki badan-badan perwakilan, dengan tujuan untuk mengatur partisipasi warga.. daerah dimulai pada tahun 2003 oleh pemerintahan konstitusional Timor Leste

Drag gambar “Tokoh 4” lalu letakkan di kanan luar area Stage seperti gambar berikut..

Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu’ dalam shalat, yaitu tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat dengan pakaian atau baju yang ada

Hal ini juga sesuai dengan pameo atau jargon dalam hukum adat tersimpul azas “setiap tanaman seorang yang tumbuh di kebun seseorang, dialah pemilik tanaman itu, walaupun bukan

jumlah pengangguran di Bali tahun 2004-2010, sedangkan pertumbuhan ekonomi dan upah minimum tidak berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di Bali tahun 2004-2010. 3)

Yuda Permana selaku residen bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin untuk pemeriksaan klinis penelitian ini serta dukungan yang berarti kepada saya selama penyusunan Karya Tulis

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan