(STUDI KASUS PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN
BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT)
Oleh
ENI MEIMANAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH BANTUAN MODAL DAN PEMBINAAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA USAHA ANGGOTA KELOMPOK SIMPAN PINJAM
PEREMPUAN (SPP)
(STUDI KASUS PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DI DESA GUNUNG SUGIH KECAMATAN
BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT)
Oleh
ENI MEIMANAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas bantuan modal dan pembinaan manajemen serta pengaruh dan hubungannya terhadap kinerja usaha. Metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode penelitian yang menggunakan populasi sebagai sampel.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Asosiatif. Data yang dipakai adalah data primer yang diperoleh dari hasil
kuesioner. Model dalam penelitian ini diestimasi dengan alat analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS).
Berdasarkan hasil pengolahan tabulasi kuesioner penelitian yang disebar kepada 33 responden didapat bahwa aspek bantuan modal termasuk dalam kategori efektif yaitu 74,33% dan aspek pembinaan manajemen persentase pencapaian yang diperoleh juga termasuk dalam kategori efektif yaitu sebesar 69,39% . Berdasarkan regresi dengan menggunakan metode OLS, variabel bantuan modal memiliki pengaruh sebesar 0,402 terhadap kinerja usaha dengan elastisitas sebesar 0,508% dan pembinaan manajemen memiliki pengaruh sebesar 0,331 terhadap kinerja usaha dengan elastisitas sebesar 0,426%.
Kata Kunci: bantuan modal, pembinaan manajemen, efektivitas, pengaruh.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 11
E. Kerangka Pemikiran 12
F. Hipotesis 14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik 15
1. Pengeluaran Pemerintah 15
2. Kebijakan Publik 17
3. Definisi Manajemen 18
4. Efektivitas 19
5. PNPM Mandiri Perdesaan 20
6. Simpan Pinjam Perempuan (SPP) 26
7. Definisi Usaha Kecil 28
III. METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian 35
B. Jenis dan Sumber Data 35
C. Teknik Pengumpulan Data 35
D. Batasan Variabel 36
E. Pengujian Instrumen Penelitian 37
F. Pengolahan Data 38
G. Persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen Terhadap
Kinerja Usaha 40
H. Analisis Data 42
I. Gambaran Umum 47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 49
1. Analisis Deskriptif 49
2. Uji Instrumen Penelitian 52
3. Analisis Asosiatif 54
4. Regresi Linier Berganda dengan Metode Ordinary Least
Square (OLS) 63
5. Uji Normalitas 65
6. Uji Hipotesis 66
7. Uji Korelasi 67
8. Perhitungan Elastisitas 67
B. Pembahasan 68
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 71
B. Saran 72
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang Mendapatkan Bantuan Modal
di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012 7
2. Tinjauan Empirik 32
3. Bobot Nilai Jawaban Responden 40
4. Uji Validitas Kuesioner 52
5. Uji Reliabilitas Kuesioner 53
6. Tanggapan Responden Mengenai Bantuan Modal 54
7. Tanggapan Responden Mengenai Pembinaan Manajemen 55
8. Tanggapan Responden mengenai Kinerja Usaha 56
9. Tanggapan Respoinden Aspek Bantuan Modal Menurut Bidang Usaha 57 10.Tanggapan Responden Aspek Pembinaan Manajemen Menurut Bidang
Usaha 58
11.Tanggapan Responden Aspek Kinerja Usaha Menurut Bidang Usaha 58 12.Tanggapan Responden Aspek Bantuan Modal dan Pembinaan
Manajemen 59
13.Hubungan Total Skor Persentase Pencapaian Aspek bantuan Modal dan
Pembinaan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha 60
14.Data Interval Total Skor Persentase Pencapaian Aspek Bantuan Modal,
Pembinaan Manajemen dan Kinerja Usaha 63
15.Uji F pada persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen terhadap
Kinerja Usaha 66
16.Uji t pada persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen terhadap
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran 13
2. Usia Responden 49
3. Pendidikan Responden 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Skoring Kuesioner Bantuan Modal, Pembinaan Manajemen dan Kinerja
Usaha. L1
2. Uji Reliabilitas L2
3. Data Interval Aspek Bantuan Modal, Pembinaan Manajemen dan Kinerja
Usaha L3
4. Regresi Linier Berganda L4
5. Uji Normalitas L5
6. Korelasi L6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
diantaranya adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.Kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah
kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam
kelompok maupun secara individu dalam memenuhi kebutuhan hidup
memungkinkan terbentuknya kelompok masyarakat miskin dengan kondisi
pendidikan dan kesehatan yang rendah serta produktivitas yang rendah pula.
Guna mencapai tujuan negara tersebut diperlukan peran negara dalam
membangun dan mengimplementasikan kebijakan publik di bidang
kesejahteraan/public welfare (Edi Suharto: 2007).
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan.Kemiskinan di Indonesia dapat
dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
dan kesenjangan antar wilayah.Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh
rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan,
upaya penanggulangannya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang
berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang tepat harus memadukan
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi
semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.Namun selama ini
penanganannya cenderung parsial dan tidak berkelanjutan, belum optimalnya
peran dunia usaha dan masyarakat, mulai lunturnya kerelawanan sosial dalam
kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting bagi pemberdayaan
dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan.Dalam upaya penanggulangan
kemiskinan, diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh.
Atas dasar itulah pada tanggal 30 April 2007 pemerintah meluncurkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
Mandiri).PNPM Mandiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan kemiskinan dan
pengangguran.Program ini difokuskan pada program penanggulangan
kemiskinan yang berbasis pada partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat.PNPM Mandiri merupakan kelanjutan dari program-program
pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan konsep
pemberdayaan masyarakat (community development) sebagai pendekatan operasionalnya. Dimulai dari program yang paling terkenal di masa
Pemerintahan Orde Baru yaitu program IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang
dimulai pada tahun 1993/1994, awal Repelita VI. Program ini merupakan
manivestasi dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1993 tentang Peningkatan
Penanggulangan Kemiskinan.
Setelah berakhirnya program IDT, kemudian lahir program-program
(Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam
Negeri sejak tahun 1998, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum sejak tahun
1999, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan
Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama)
yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program
tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut kebijakan Departemen yang
bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan
pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya
seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di
perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
(P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik.
Mulai tahun 2008 PNPMMandiri diperluas dengan melibatkan Program
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah
sekitarnya.PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan
pemerintah daerah. PNPM Mandiri mencakup 2 bagian yaitu: PNPM Mandiri
PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus yang
hendak dicapai.Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah
meningkatnya kesejahteraan dankesempatan kerja masyarakat miskin di
perdesaan dengan mendorong kemandiriandalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
Tujuan khusus dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu:
1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat
miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.
2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal.
3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
4. Menyediakan prasarana saran sosial dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat.
5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa
(BKAD).
7. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya
penanggulangan kemiskinan perdesaan.
PNPM Mandiri Perdesaan memiliki beberapa prinsip, beberapa diantaranya
adalah : pembangunan social capital yang bertumpu pada pembangunan manusia, Otonomi, Desentarlisasi, Berorientasi pada masyarakat miskin,
prioritas, berkelanjutan, peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat dan
pemerintah lokal, kemitraan, wadah harmonisasi program, pendampingan,
partisipasi seluruh masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, program PNPM MandiriPerdesaan memprioritaskan
kegiatan bidang infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok
perempuan, kegiatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah
pedesaan. Program ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
a. Dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk kegiatan
pembangunan;
b. Dana Operasional Kegiatan (DOK) untuk kegiatan perencanaan
pembangunan partisipatif dan kegiatan pelatihan masyarakat (capacity building);
c. Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh para fasilitator
pemberdayaan, fasilitator teknik dan fasilitator keuangan.
PNPM Mandiri Perdesaan menyediakan dana langsung dari pusat (APBN) dan
daerah (APBD) yang disalurkan ke rekening kolektif desa di kecamatan.
Masyarakat desa dapat mempergunakan dana tersebut sebagai hibah untuk
membangun sarana/prasarana penunjang produktivitas desa, pinjaman bagi
kelompok ekonomi untuk modal usaha bergulir, atau kegiatan sosial seperti
kesehatan dan pendidikan.
Pelaksanaan PNPM Mandiri perdesaan diprioritaskan pada desa-desa
termasuk dalam salah satu tujuan dari ProgramPNPM Mandiri. Sebagian besar
masyarakat di desa Gunung Sugih berprofesi sebagai petani, akan tetapi
penghasilan dari pertanian dianggap belum optimal dalam memberikan hasil
atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.Manajemen usaha yang
minim juga menjadi penghambat dalam pengembangan usaha,oleh sebab itu
diperlukan suatu konsep dan pengelolan yang lebih transparan dan
berkesinambungan.Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan adanya
pendanaan berupa kredit penguatan modal dengan proses yang mudah dan
bunga yang ringan yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat miskin.
Kebutuhan akan pendanaan yang semakin meningkat dalam pengembangan
dan memajukan usaha dapat difasilitasi melalui program PNPM Mandiri
dalam bentuk pemberian kredit masyarakat dan pelatihan pengembangan
manajemen. Setiap lapisan masyarakat diharapkan dapat ikut berperan dan
aktif dalam menggunakan dana kredit dari PNPM Mandiri melalui
usaha-usaha yang bergerak di sektor-sektor perekonomian yang potensial.
Sehubungan dengan hal tersebut, usaha kecil perlu diberdayakan dalam
memanfaatkan peluang kerja yang semakin sempit dalam menjawab tantangan
perkembangan ekonomi dimasa yang akan datang. Yang dimaksud usaha kecil
sesuai Undang-undang No. 9 pasal 1 ayat (1) tahun 1995: “usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini”. Banyak masyarakat di desa Gunung Sugih
membantu perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Dalam meningkatkan usaha dagang diperlukan dana sebagai modal awal
atau modal pengembangan usaha. Sebagai solusi, masyarakat dapat
membentuk kelompok anggota Simpan pinjam Perempuan (SPP) PNPM
Mandiri untuk mendapatkan modal usaha.Dengan adanya suku bunga yang
lebih rendah daripada bunga bank, dan kemudahan prosedur pinjaman kredit,
diharapkan masyarakat dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, serta meningkatkan potensi ekonomi perdesaan.
Tabel 1. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Yang Mendapatkan BantuanModal di Kecamatan BalikBukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012
No. Pekon/Desa Kelompok SPP Alokasi Pinjaman
1
Sukarami Mawar Mekar Sari I P 2012 95,000,000
2 Mawar Mekar Sari P 2010 50,000,000
3
Gunung Sugih
Mawar Perguliran 2012 70,000,000
4 Barokah P 2012 100,000,000
5 Melati P 2012 110,000,000
6 Andan Mufakat P 2012 65,000,000
7
Watas
Sinar Harapan Bayur P 2012 127,000,000
8 Mekar Sari P 2012 138,000,000
9 Kamboja Mandiri P 2012 60,000,000
10 Mawar Merah 20,140,000
Agung Jaya Perguliran 2012 62,000,000
19 Sri Rejeki 2012 55,000,000
No. Pekon/Desa Kelompok SPP Alokasi Pinjaman
Cendana 2012 85,000,000
25 Andan Jejama P 2012 140,000,000
26 Suka Mulya P 2012 100,000,000
27 Melati Jaya Bunda P 2012 86,000,000
28 Bougenville P2012 60,000,000
29 Beringin P 2012 120,000,000
30 Garpu Indah P 2012 60,000,000
31 Sledri Jaya P 2012 60,000,000
32
Padang Cahya
Matahari III P Liyu I 110,000,000
33 Usaha Mandiri 2012 27,170,000
34 Usaha Muda 28,120,000
40 Kubu Perahu Dahlia Indah 28,120,000
41 Way Empulau Ulu
Lingsuh P 2012 50,000,000
42 Tunas Harapan P 2012 100,000,000
43
Sedampah Indah
Kemuning II Tenabang P 2012 68,000,000
44 Kemuning I P 2012 71,000,000
45 Kemuning III P 2012 68,000,000
Kelompok Bermasalah
1 Pasar Liwa Cendrawasih 50,000,000
2
Padang Cahya Matahari Sampot 2011 90,000,000
3 Usaha Mandiri 71,000,000
3,102,050,000
Sumber : UPK PNPM-MPd Kecamatan Balik Bukit
Tabel di atas menunjukkan jumlah kelompok yang menjadi mitra PNPM
MandiriPerdesaan hingga akhir 2012. Terdapat48kelompoksimpan pinjam
Penyaluran dana Program Penguatan Modal dengan Usaha Kecil masih
difokuskan pada usaha kecil/mikro yang benar-benar memerlukan pembinaan
dalam bentuk modal maupun bimbingan manajerial. Besar pinjaman program
berkisar antara Rp 5.000.000 – Rp 15.000.000.Pendanaan yang
disediakan didistribusikan ke sektor-sektor perdagangan, peternakan,
pertanian, perkebunan dan lainnya.Disamping bantuan dalam bentuk kredit,
masyarakat penerima dana juga mendapat pembinaan melalui
program-program pelatihan.
Melalui Program ini diharapkan kemampuan teknis dan manajerial pada
industri kecil dapat meningkat dan akhirnya dapat berpengaruh terhadap
kinerja usaha kecil yang menjadi mitra binaan PNPM Mandiri desa Gunung
Sugih. Oleh karena itu, program diharapkan dapat berjalan dengan efektif
karena hal tersebut akan sangat berdampak positif bagi usaha-usaha kecil yang
masih sangat memerlukan bantuan untuk perkembangan usaha mereka.
Peningkatan kinerja yang diharapkan akan terjadi pada akhirnya akan
meningkatkan pendapatan dan akan semakin mengembangkan usaha.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka permasalahan
yang akan diteliti adalah :
1. Apakahbantuan modal dalam PNPM Mandiri desa Gunung Sugih telah
berjalan efektif?
2. Apakahpembinaan manajemendalam PNPM Mandiri desa Gunung Sugih
3. Bagaimanakah pengaruh tingkat efektivitas bantuan modal dan pembinaan
manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri
desa Gunung Sugih?
4. Bagaimanakah hubungan antara tingkat efektivitas bantuan modal dan
pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP
PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat efektifitas bantuan modal dalam PNPM Mandiri desa
Gunung Sugih.
2. Mengetahui tingkat efektifitas pembinaan manajemen dalam PNPM
Mandiri desa Gunung Sugih.
3. Mengetahui pengaruh tingkat efektivitas bantuan modal dan pembinaan
manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri
desa Gunung Sugih.
4. Mengetahui hubungan antara tingkat efektivitas bantuan modal dan
pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota kelompok SPP
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bidang Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam pengembangan
ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai acuan serta referensi
dalam pembuatan penelitian selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian ini
bisa menggambarkan apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah
melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiridan
seberapa besar hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Bidang Praktek
a. Manfaat bagi pelaku usaha dan masyarakat
Dengan pemanfaatan program pemerintah melalui dana kreditPNPM
Mandiri, pelaku usaha dapat lebih inovatif dalam mengoptimalisasi
sarana untuk memperoleh dana dalam mengembangkan usahanya serta
meningkatkan pengetahuan dan investasisebagai upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan anggota Kelompok Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) Desa Gunung sugih.
b. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Manfaat bagi peneliti selanjutnya yaitu memberikan gambaran umum
E. Kerangka Pemikiran
Pembangunan merupakan tujuan utama suatu negara untuk kesejahteraan
masyarakat.Dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan, perlu
dilakukan pembangunan yang merata diseluruh wilayah baik itu diperkotaan
maupun perdesaan.Agar seluruh masyarakat dapat merasakan pembangunan
sesuai dengan yang diharapkan.
Program PNPM Mandiri merupakan kebijakan yang telah diluncurkan oleh
pemerintah untuk pengentasan kemiskinan,Program PNPM Mandiri diarahkan
pada upaya pemberdayaan masyarakat untuk berperan aktif secara langsung
dalam kegiatan-kegiatan program tersebut, baik dalam proses perencanaan
maupun pelaksanaan program. Dalam hal ini, masyarakat diberi kewenangan
untuk mengelola setiap kegiatan PNPM Mandiri.
Evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah program tersebut telah berjalan efektif atau tidak.Sebuah
program dikatakan berhasil jika program tersebut sesuai dengan
tahapan-tahapan proses yang telah ditentukan dan mencapai target yang diinginkan,
tercapainya tujuan pembangunan merupakan titik balik pelaksanaan program
yang ditunjukkan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga dengan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Program PNPM Mandiri desa Gunung Sugih
1. Pembangunan Ekonomi
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) 2. Pembangunan Prasarana Umum
Sarana Prasarana Kesehatan Pengerasan Jalan
Gedung TPA Dll
1. Pembangunan Ekonomi (SPP)
Bantuan Modal Pembinaan
Manajemen
Efektivitas bantuan Modal
Efektivitas Pembinaan Manajemen
F. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga pelaksanaan kegiatanbantuan modal dalam program SPP PNPM
Mandiridesa Gunung Sugih telah berjalan efektif.
2. Diduga pelaksanaan kegiatan pembinaan manajemen dalam program SPP
PNPM Mandiridesa Gunung Sugih telah berjalan efektif .
3. Diduga terdapat pengaruh signifikan positif antara tingkat
efektivitasbantuan modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja
usaha anggota kelompok SPP PNPM-Mandiri desa Gunung Sugih.
4. Diduga terdapat hubungan yang kuat antara tingkat efektivitasbantuan
modal dan pembinaan manajemen terhadap kinerja usaha anggota
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
negara untuk membiayai kegiatan-kegiatannya dalam rangka menjalankan
fungsimewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pengeluaran pemerintah terdiri atas:
a. Pengeluaran rutin
Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran yang digunakan untuk pemeliharaan
dan penyelenggaraan pemerintah yang meliputi belanja pegawai, belanja
barang, pembayaran bunga utang ( Hutang Dalam Negeri, Hutang Luar
Negeri), subsidi ( Subsidi BBM, Subsidi Non BBM) dan pengeluaran rutin
lainnya.
b. Pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang digunakan untuk
membiayai pembangunan dibidang ekonomi, sosial dan umum dan yang
bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik
Suparmoko (1994) mengklasifikasikan pengeluaran pemerintah menjadi:
a. Pengeluaran pemerintah merupakan investasi yang menambah kekuatan
dan ketahanan ekonomi di masa-masa yang akan datang.
b. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan
bagi masyarakat.
c. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang.
d. Menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga beli
yang lebih luas.
Menurut Musgrave dan Rostowdalam Marselina (2006: 41) perkembangan
pengeluaran negara sejalan dengan tahap perkembangan ekonomi dari suatu
negara.Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran
negara yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan
infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dll.
Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan
untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta sudah
mulai berkembang Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran
pemerintah tetap diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan
Terdapat dua sifat pengeluaran pemerintah, yaitu :
a. Bersifat ekhsautif
Pengeluaran pemerintah yang ada kontra prestasinya berupa pembelian
atau belanja barang atau jasa dalam perekonomian baik untuk konsumsi
maupun untuk menghasilkan barang lagi atau produksi.
b. Bersifat transfer
Pengeluaran pemerintah yang tidak ada kontra prestasinya (penyimpangan
atau pemindahan). Termasuk dalam pengeluaran ini adalah subsidi yang
merupakan alat retribusi pendapatan.
2. Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk
mengatasi suatu fenomena/masalah yang terjadi di masyarakat. Anderson
dalam Tangkilisan (2003: 2) berpendapat bahwa Kebijakan publik adalah
kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat
pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan tersebut adalah:
a. kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai
tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan;
b. kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah;
c. kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk
d. kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan
tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau
bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak
melakukan sesuatu;
e. kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan
pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.
Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atas sebuah justifikasi terhadap
langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan. Bukan sebuah
maksud atau janji yang belum dirumuskan (Edi, 2008).
3. Definisi Manajemen
Manajemen adalah Sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan cara bekerjasama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi
lainnya.
Menurut Handoko (2003), fungsi manajemen terbagi menjadi 5, yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan untuk membagi kegiatan yang besar menjadi
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi.
c. Penyusunan Personalia (Staffing)
Penyusunan personalia adalah perekrutan, latihan dan pengembangan,
serta penempatan dan pemberian orientasi pada para karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
d. Pengarahan (Leading)
Pengarahan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok dapat berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai perencanaan manajerial dan usaha.
e. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dilakukan agar rencana yang telah diambil dapat berjalan
efektif sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Pembinaan manajemen adalah Pembinaan dan pelatihan SDM agar mampu
berfungsi memenuhi tuntutan pasar kerja.Pembinaan dilakukan dalam bentuk,
pelatihan manajemen usaha, supervisi lapangan serta pemberian pinjaman
berupa modal kerja dan investasi.
4. Efektivitas
Pengertian Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung
pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang
Efektivitas merupakan salah satu ukuran yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan suatu program.Suatu program dapat dikatakan efektif jika
program tersebut sesuai dengan yang dikehendaki.Artinya, pencapaian
program merupakan pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk
mencapai hal tersebut.
5. PNPM Mandiri Perdesaan
PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program pembangunan yang dikelola
Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu
maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.Pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen/Kementrian Dalam Negeri.
a. Tujuan PNPM Mandiri
1) Tujuan Umum
Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan
dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan.
2) Tujuan Khusus
Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya
masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam
pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan pelestarian pembangunan.
Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya lokal.
Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif.
Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang
diprioritaskan oleh masyarakat.
Melembagakan pengelolaan dana bergulir.
Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan KerjaSama Antar
Desa (BKAD).
Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam
upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.
b. Strategi PNPM Mandiri
1) Strategi Dasar
Adapun yang menjadi strategi dasar dari PNPM Mandiri yaitu:
mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat, menjalin kemitraan yang
seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk bersama-sama
menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan
sektoral, pembangunan kewilayahan, dan pembangunan partisipatif.
2) Strategi Operasional
Yang menjadi strategi dalam operasional program PNPM Mandiri
adalah mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki
masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah secara sinergis
sebagai pengelola program-program penanggulangan kemiskinan di
wilayahnya. Hal-hal yang dilakukan meliputi: pengembangan
kelembagaan masyarakat yang dipercaya, mengakar, dan akuntabel
serta mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatan
pembangunan secara terpadu di tingkat komunitas masyarakat.
c. Kelembagaan pada PNPM Mandiri
Kelembagaan PNPM Mandiri pada hakekatnya bertujuan untuk penguatan
terhadap hak kepemilikan dan memberikan kesempatan yang sama bagi
semua individu untuk melaksanakan aktivitas, khususnya dalam
meningkatkan kapasitas dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi
produktif.
Secara umum, struktur organisasi PNPM Mandiri adalah sebagai berikut:
1) Pusat
Dalam rangka koordinasi dan pengendalian PNPM Mandiri, dibentuk
tim pengendali PNPM Mandiri. Tim pengendali PNPM Mandiri terdiri
atas:
Tim pengarah terdiri atas menteri-menteri dan kepala lembaga
terkait pelaksanaan PNPM Mandiri.
Tim pelaksana
Tim pelaksana terdiri atas pejabat eselon I ke bawah dari berbagai
Kementerian/lembaga terkait pelaksanaan PNPM Mandiri.
2) Daerah
Struktur organisasi PNPM Mandiri di daerah meliputi:
Tim Koordinasi PNPM Mandiri Provinsi
Di daerah dibentuk tim koordinasi PNPMMandiri yang
anggotanya terdiri dari pejabat instansi terkait di daerah dibawah
koordinasi TKPKD Provinsi.
Tim Koordinasi PNPM Mandiri Kabupaten/kota
Dalam rangka pelaksanaan koordinasi PNPN Mandiri, di daerah
dibentuk Tim Koordinasi PNPM Mandiri kabupaten/kota yang
anggotanya terdiri pejabat instansi terkait di daerah dibawah
koordinsi TKPKD kabupaten/kota.
Satuan kerja PNPM Mandiri di Kabupaten/Kota
Pelaksanaan PNPM Mandiri di kabupaten/kota dilakukan oleh
satuan kerja kabupaten/kota. Kecamatan merupakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/kota yang memberikan
pelayanan kepada desa/kelurahan dan bertugas memfasilitasi
desa/kelurahan dalam rangka kerja sama desa/kelurahan bagi
Masyarakat/Komunitas
Masyarakat membentuk atau mengembangkan kelembagaan
masyarakat yang salah satu fungsinya adalah mengelola kegiatan di
kecamatan dan desa/kelurahan.Kelembagaan di kecamatan adalah
Badan Kerja Antar Desa (BKAD) dengan Musyawarah Antar Desa
(MAD) sebagai forum tertinggi pengambilan keputusan dan Unit
Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengelola yang
bertanggungjawab kepada MAD.
Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga
keswadayaan masyarakat yang dibentuk, ditentukan oleh
masyarakat, dan bertanggungjawab kepada masyarakat melalui
musyawarah desa/kelurahan.Lembaga ini berfungsi secara kolektif
dan bertanggungjawab terhadap pengelola kegiatan PNPM Mandiri
di desa/kelurahan.
d. Pendanaan Pada PNPM Mandiri Perdesaan
Sumber dana PNPM Mandiri Perdesaan berasal dari:
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
3) Swadaya masyarakat
4) Partisipasi dunia usaha
Mekanisme pencairan dana BLM dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) atau Kas Daerah ke rekening kolektif bantuan PNPM
1) Pencairan dana yang berasal dari pemerintah pusat mengikuti
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan, Depkeu
2) Pencairan dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan
melalui mekanisme APBD sesuai aturan yang berlaku di daerah
3) Pengajuan pencairan dana BLM ke KPPN diatur dalam peraturan
Dirjen PMD, Depdagri
4) Penerbitan SPP harus dilampiri dengan berita acara hasil pemeriksaan
terhadap kesiapan lapangan yang dilakukan fasilitator kecamatan
5) Dana yang berasal dari APBD harus dicairkan terlebih dahulu ke
masyarakat, selanjutnya diikuti dengan pencairan dana yang berasal
dari APBN
6) Besaran dana BLM dari APBD yang dicairkan ke masyarakat harus
utuh tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya.
Penyaluran dana adalah proses penyaluran dari rekening kolektif BLM
yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) di desa. Mekanisme penyaluran dana sebagai berikut:
1) Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK
dengan TPK
2) TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan
dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar
3) Untuk penyaluran berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan
Dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah
Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK/desa dan UPK bertumpu pada
swadaya masyarakat. Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut
mdiberikan bantuan stimulan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan. Dana
operasional UPK sebesar maksimal dua persen (2%) dari dana bantuan PNPM
Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan tersebut. Dana
operasional TPK/ desa maksimal tiga persen (3%) dari dana PNPM Mandiri
Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil Musyawarah Antar Desa Penetapan
Kegiatan menurut Surat Penetapan Camat (SPC) untuk desa yang
bersangkutan.
6. Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Berbicara mengenai Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang termasuk dalam
PNPM Mandiri membuat kita teringat dengan Muhammad Yunus, pria
kelahiran Bangladesh peraih nobel perdamaian pada tahun 2006. Tahun 1974,
Bangladesh mengalami bencana kelaparan.Yunus terjun langsung dalam
melawan kelaparan, yunus menjalankan sistem bagi hasil yang disebutnya
Pertanian Tiga Pihak di desa Jobra.Yunus berandil pada biaya bahan bakar
pompa artesis, bibit tanaman unggul, pupuk, insektisida, dan pengetahuan
teknis.Pihak kedua buruh tani menyumbangkan tenaganya dan pihak ketiga
sendiri merugi 13.000 taka, program ini berhasil.Untuk pertama kalinya,
padi-padi berdiri tegak bagaikan permadani hijau di musim kemarau.
Pertanyaan yang selalu membuat Yunus gundah adalah mengapa orang yang
bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu tidak punya cukup makanan untuk
makan. Kegundahan Yunus semakin menjadi-jadi ketika masalah kemiskinan
cukup mudah untuk dimengerti namun tidak mudah untuk menemukan
solusinya.Muhammad Yunus menemukan pencerahan ketika pada salah satu
acara berkeliling ke desa bertemu dengan seorang wanita pembuat bangku dari
bambu. Namun, karena ketidaaan modal wanita tersebut meminjam kepada
rentenir untuk membeli bambu sebagai bahan baku. Setelah bangku tersebut
jadi harus dijual kepada rentenir dan dia hanya mendapatkan selisih
keuntungan sekitar 1 penny.
Pria kelahiran Chittagong, Bangladesh pada 28 juni 1940 ini akhirnya
mendirikan Grameen Bank sebagai sebuah alternatif pemberdayaan kelompok
miskin di Bangladesh pada tahun 1976. Tidak kepada sembarang orang Yunus
dan Grameen Bank menyalurkan kreditnya.Sebagai bagian dari usaha
pemberdayaan, Yunus memberikan kredit kepada wanita dalam nilai yang
kecil dan tidak menggunakan jaminan. Salah satu target utama dari kredit
yang diberikan Grameen adalah mereka yang tak memiliki tanah. Karena
kelompok masyarakat dalam kategori tersebut sama sekali tidak memiliki
akses untuk mendapatkan kredit.Dengan nilai kredit yang tidak terlalu besar,
perempuan pedesaan Bangladesh yang secara tradisional tidak terlalu banyak
menghasilkan uang.Dukungan moral dari sesama anggota kelompok
peminjam menjadi pemacu pengembalian kredit secara disiplin.
Konsep perubahan yang diterapkan oleh yunus inilah yang ingin diterapkan
pula oleh pemerintah Indonesia melalui PNPM Mandiri dimana salah satu
programnya adalah pemberdayaan perempuan. Dalam Konferensi Tingkat
Menteri Bidang Pemberdayaan Perempuan, Organisasi Konferensi Islam
(OKI) ke-4 yang dilaksanakan di Jakarta.
Dalam kesempatan ini Indonesia mengangkat isu pembangunan ekonomi
mengingat sebagian besar negara anggota OKI merupakan negara berkembang
dan memiliki tantangan yang hampir serupa terkait peran dan partisipasi
perempuan di bidang ekonomi, khususnya kesempatan ekonomi bagi
perempuan baik dalam memperoleh pekerjaan, akses finansial dan sumber
daya produktif, maupun dalam konteks migrasi. Selain itu, peningkatan
kemampuan ekonomi perempuan telah terbukti berdampak positif bagi
kesejahteraan keluarganya dan komunitasnya.
7. Definisi Usaha Kecil
Dalam Undang-undang No. 9 pasal 1 ayat (1) tahun 1995 dikatakan bahwa
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
Usaha kecil adalah para pelaku usaha ekonomi yang sering dikategorikan
sebagai perusahaan yang berskala kecil, menggunakan teknologi tradisional
dan dikelola secara sederhana (Dekopin, 2002). Usaha-usaha kecil dan mikro
terdapat pada seluruh sektor perekonomian, yaitu:
a. Pada sektor pertanian, tercatat tidak kurang dari 20 juta keluarga yang
hidup dari usaha pertanian yang termasuk kategori usaha kecil karena
sebagian besar dari mereka mengusahakan lahan pertanian yang luasnya
kurang dari 1 hektar.
b. Pada sub sektor perkebunan, usaha kecil dan mikro berwujud pada
kebun-kebun rakyat yang terbagi dalam lahan sempit.
c. Pada sektor industri, usaha kecil dan mikro berwujud berbagai industri
kecil rumah tangga yang menghasilkan berbagai jenis barangkerajinan dan
keperluan rumah tangga.
d. Pada sektor dagang, usaha kecit berwujud usaha perdagangan yang
dijalankan rakyat kecil di pasar-pasar tradisional, toko, kios dan
warung-warung di sepanjang jalan dan kampung-kampung.
e. Pada sektor kehutanan, usaha-usaha kecil berwujud pada rupa-rupa usaha
pemanfaatan hasil hutan.
Usaha kecil atau usaha skala rumah tangga merupakan sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang berdiri sendiri dan memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.
Usaha kecil atau usaha skala rumah tangga memiliki kelebihan dan
kelemahan.Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan
mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun
berbagai faktor penyebab lainnya.Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor
informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian
masyarakat kecil/lapisan bawah.(M. Tohar : 27-29)
Di samping itu, usaha kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan
perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut:
a. Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil.
Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada
perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan
menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
b. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi
dalam masyarakat.
c. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah
pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
d. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan
e. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak
berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu
mahal.
Sedangkan dari sisi kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil atau skala
rumah tangga, kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil
tersebut umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di
luar batas jam kerja standar.
b. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.
c. Sering terjadi kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi
dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.
d. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis
perputaran uang tunai.
e. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari usaha kecil selain dipengaruhi oleh
B. Tinjauan Empirik
Sebelum melakukan penelitian, penulis mencoba mempelajari hasil-hasil
penelitian terdahulu berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Beberapa
tinjauan empiris yang penulis ambil diantaranya:
Tabel 2. Tinjauan Empirik
Penulis Judul Model Yg
Digunakan
Tujuan Kesimpulan
Saparud finansial dan kinerja usaha non finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di Kabupaten Jeneponto.
1.Pelaksanaan
kemitraan usaha antara usaha kecil menengah dan koperasi
diKabupaten Jeneponto secara umum belum terlaksana secara maksimal . 2. Secara simultan (bersama-sama) kemitraan usaha berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja usaha finansial dan kinerja usaha non finansial pada usaha kecil menengah dan koperasi di Kabupaten Jeneponto. 2. Uji Hipotesis
menguji pengaruh faktor modal dan pembinaan
manajemen terhadap kinerja koperasi di Kota Lhokseumawe
Putu tangga miskin di kecamatan denpasar timur, kota denpasar.
Dari kesimpulan yang didapat mengatakan bahwa kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Denpasar Timur,Kota Denpasar dikatakan sangat efektif dengan nilai sebesar (84,20 persen) dan dari ketiga variabel tersebut yang berkontribusi paling besar terhadap efektivitas kegiatan Simpan Pinjam Kaum Perempuan (SPP) pedagang kecil di kecamatan langgam kabupaten
pelelawan propinsi riau selama periode 2007 – 2010.
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa yang menyebabkan tidak semua pedagang kecil bisa mendapat
pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Pedesaan adalah didominasi oleh faktor kondisi laba usaha atau sisa hasil usaha yang tidak jelas yaitu sebanyak 41,18%. Di susul oleh kondisi ekonomi anggota kelompok sebagian besar tidak miskin yaitu sebanyak 23,53%, dan tujuan penggunaan pinjaman oleh pemanfaat tidak untuk kegiatan produktif yaitu sebanyak 17,65%. Faktor lain yang menyebabkan kelompok pemohon tidak bisa mendapatkan pinjaman adalah faktor dana yang
Mega Miskin di Desa Pait
Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang
Deksriptif Untuk mengetahui
III. METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah anggota Kelompok Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) Desa Gunung Sugih kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat
Provinsi Lampung yang tergabung menjadi anggota atau kelompok dari
penerima dana kredit penguatan modal dan pengembangan usaha masyarakat
program PNPM Mandiri.
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
di lokasi penelitian melalui observasi, wawancara, dan kuesioner serta data
sekunder sebagai pendukung yang diperoleh melalui badan pelaksana program
PNPM Mandiri, atau sumber pustaka yang lain.
Peneliti melakukan sensus pada semua anggota kelompok penerima dana penguatan modal dan pengembangan usaha program PNPM Mandiri yang
tergabung dalam kelompok yaitu sebanyak 33 responden yang terbagi dalam 3
kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Gunung sugih.
C . Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian guna memperoleh gambaran yang
lebih jelas;
2. Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
tanya-jawab secara langsung dengan responden;
3. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan dijawab responden, biasanya dalam alternatif yang
didefinisikan dengan jelas (Uma Sekaran, 2006: 82). Daftar pertanyaan
yang disampaikan secara tertulis berbentuk pertanyaan terbuka dan
tertutup, juga kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup;
4. Studi Pustaka adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan
sejumlah teori dan informasi yang erat hubungannya dengan materi
peneliti. Hal ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi,
majalah, artikel, dan sumber-sumber lainnya seperti internet dan
sebagainya.
D. Batasan Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian inimencakup :
1. Variabel Terikat(Dependent Variable)
Dependent variable atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah variabel kinerja usaha (Y).
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi besar kecilnya
variabel terikat.Adapun yang merupakan variabel bebas dalam penelitian
ini yaitu variabel bantuan modal (x1) dan pembinaan manajemen (x2).
E. Pengujian InstrumenPenelitian 1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat
ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. (tony, 2011:115).
Sugiono (2006) menyatakan uji validitas merupakan suatu langkah
pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan intrumen yang digunakan dalam
penelitian.
Suatu tes yang menghasikan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas
rendah. Suatu item dikatakan valid jika nilai koefisien pada output SPSS
yang terdapat dalam kolom Corrected Item-Total Corellation≥ 0,300.
Sisi lain yang berkaitan dengan konsep validitas adalah kecermatan. Suatu
tes yang validitasnya tinggi selain dapat menjalankan fungsi ukurnya
dengan tepat, juga memiliki kecermatan ukur yang tinggi,artinya didalam
mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang
diukurnya.Dalam pelaksanaan penyaluran kredit pengutan modal dan
pengembangan manajemen program PNPM Mandiri, maka uji validitas
yang dimaksudkan untuk menguji sejauh mana program PNPM Mandiri
pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran
dan ketepatan pelaksanan penyaluran kredit program PNPM Mandiri.
2. Uji Realibilitas
Uji Reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap
instrumen. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan
suatu alat ukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya jika digunakandalam
beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak
berubah (Tony, 2011: 113).
Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Teknik cronbach alpha adalah suatu teknik yang menunjukan indeks konsistensi internal yang akurat,
cepat, dan ekonomis. Instrumen yang dipakai memenuhi reliabilitas nilai
cronbach alpha antara 0 sampai 1. Semakin besar koefisien alpha
(mendekati 1) maka semakin besar kepercayaan terhadap alat ukur
tersebut. Instrumen yang dipakai memenuhi reliabilitas jika nilai cronbach alpha> 0.6 (Ghozali, 2006).
F. Pengolahan Data
1. Analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. (Arikunto,
2005:45).
Analisis deskriptif merupakan analisis yang berdasarkan jawaban
responden dengan maksud mendukung hasil dari penelitian deskriptif yang
diterangkan dalam bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk
tabel.Analisa deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran tentang objek yang diteliti melalui sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisa dan melakukan
kesimpulan secara umum.
2. Analisis Asosiatif
Analisis asosiatif merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.Dengan
analisis ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Untuk mengetahui hubungan program bantuan modal dan pembinaan
manajemen terhadap kinerja usaha rumah tangga miskin, dilakukan
pengukuran variabel penelitian tentang efektivitas program yang dilakukan
oleh PNPM-Mandiri yang dilihat dari hasil jawaban responden.
Mengidentifikasi tipe pengukuran Likert dapat dilihat dengan
menggunakan kontruksi kuesioner dalam mengukur gejala ordinal seperti
sikap atau tanggapan. Peneliti memberikan bobot nilai pada jawaban
terhadap seluruh pertanyaan, selanjutnya dijumlahkan dan dibandingkan
satu dengan yang lain sebagai jumlah skor yang menyebar mulai dari skor
tinggi ke skor yang rendah.
Tabel 3. Bobot Nilai Jawaban Responden
No Keterangan Skor
1 Sangat tidak setuju / Sangat tidak penting 1
2
Tidak setuju / Tidak penting
2
3
Ragu-ragu
3
4 Setuju / Penting 4
5 Sangat setuju / Sangat penting 5
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari aspek bantuan modal
danpembinaan manajemen.
A. Persamaan Bantuan Modal dan Pembinaan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha
1. Kinerja Usaha (Y)
Kinerja Usaha diukur melalui persentase pencapaian antara skor riil dan
skor harapan disetiap pertanyaan variabel tersebut.
Persentase pencapaian = x 100 %
Keterangan :
i = Variabel ke i
j = Responden ke j
Sij Riil = Skor yang didapat dari hasil kuesioner variabel ke i
responden ke j
2. Efektivitas Bantuan Modal (X1)
Efektivitas bantuan modal diukur melalui persentase pencapaian antara
skor riil dan skor harapan disetiap pertanyaan variabel tersebut.
Persentase pencapaian = x 100 %
Keterangan :
i = Variabel ke i
j = Responden ke j
Sij Riil = Skor yang didapat dari hasil kuesioner variabel ke i
responden ke j
Sij Harapan = Skor yang diharapkan variabel ke i responden ke j
3. Efektivitas Pembinaan Manajemen (X2)
Efektivitas pembinaan manajemen dalam penelitian ini diukur melalui
persentase pencapaian antara skor riil dan skor harapan disetiap pertanyaan
variabel tersebut.
Persentase pencapaian = x 100 %
Keterangan :
i = Variabel ke i
j = Responden ke j
Sij Riil = Skor yang didapat dari kuesioner variabel ke i responden
ke j
B. Analisis Data
1. Perubahan Data Ordinal Ke Data Interval dengan Metode Sukksesif Interval (MSI)
Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal
menjadi data interval. Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi,
korelasi Pearson, uji t dan lain sebagainya mengharuskan data berskala
interval. Oleh karena itu, jika kita hanya mempunyai data berskala ordinal;
maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk interval untuk memenuhi
persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali jika kita menggunakan
prosedur, seperti korelasi Spearman yang mengujinkan data berskala
ordinal; maka kita tidak perlu mengubah data yang sudah ada tersebut. (J.
Sarwono:250.
Program yang digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi interval
dalam penelitian ini adalah program microsoft excel. Karena tidak semua
program Excel mempunyai program tambahan penghitungan MSI, maka
program tambahan tersebut dapat di cari di Internet dengan nama file
stat97.xla. Setelah program tersebut didownload yang perlu dilakukan adalah Ketikkan dalam Excel data yang akan diubah atau dapat dicopy
secara langsung ke Excel dari SPSS.
Cara mengubah data tersebut dapat dilakukan dengan tahap sebagai
berikut:
a. Buka excel
c. Masukkan data yang akan diubah. Dapat diketikkan atau kopi
(dengan menggunakan perintah Copy - Paste) dari word atau SPSS
di kolom A baris 1
d. Pilih Add In >Statistics>Successive Interval, Pilih Yes
e. Pada saat kursor di Data Range Blok data yang ada sampai selesai,
misalnya 15 data
f. Kemudian pindah ke Cell Output.
g. Klik di kolom baru untuk membuat output, misalny di kolom B
baris 1
h. Tekan Next. Pilih Select all
i. Isikan minimum value 1 dan maksimum value 9 (atau sesuai
dengan jarak nilai terendah sampai dengan teratas). Tekan Next
j. Tekan Finish.Lakukan editing dengan membuang kata Succesive
Interval dan angka dibawahnya pada kolom hasil konversi data.
2. Estimasi Regresi Linear Berganda Dengan Metode Ordinary Least
Square (OLS)
Pengujian efektifitas bantuan modal (X1), dan efektifitas pembinaan
manajemen (X2) terhadap kinerja usaha kelompok SPP (Y) dilakukan
dengan mengestimasi variabel tersebut melalui regresi OLS. Sehingga
dihasilkan persamaan dalam penelitian ini adalah :
Y = f(X1, X2)
Dimana,
X1 = Efektifitas bantuan modal yang dihitung berdasarkan persentase
pencapaian
X2 = Efektivitas pembinaan manajemen yang dihitung berdasarkan
persentase pencapaian
Model ekonometrika dalam penelitian ini adalah :
Y = βo+ β1X1+ β2X2 + e
Dimana,
Y = Kinerja Usaha
X1 = Efektifitas bantuan modal yang dihitung berdasarkan persentase
pencapaian
X2 = Efektivitas pembinaan manajemen yang dihitung berdasarkan
persentase pencapaian βo = Konstanta
β1, β2 = Koefisien
e = error term
3. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan menggunakan metode
jarque-bera dengan membandingkan probabilitas koefisien jarque-bera dengan nilai kritis α = 5%. Suatu residual dikatakan normal apabila
4. Uji Hipotesis
Variabel independen (X1, X2) dikatakan mempunyai hubungan yang kuat
dengan variabel dependen (Y) jika secara parsial dan simultan
variabel-variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap variabel dependen.
a. Uji F
Pengujian ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengarus secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut: Ho : βi = 0,
variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi
variabel independen. Ha : βi ≠ 0,
maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen.
Hipotesis yg digunakan adalah :
Ho diterima (tidak signifikan) jika F hitung < F tabel & Ho ditolak
(signifikan) jika F hitung > F tabel. df = (n1 = k-1), ( n2 = n – k)
Dimana, K : Jumlah variabel dan N : Jumlah pengamatan.
b. Uji t
Uji t statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
Hipotesis yang digunakan :
a. Jika Hipotesis positif b. Jika Hipotesis negatif
Ho : βi ≤ 0 Ho : βi ≥ 0
Ha : βi > 0 Ha : βi < 0
Pengujian satu sisi dilakukan Jika t tabel ≥ t hitung, Ho diterima berarti
variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.Jika T tabel < t hitung, Ho
ditolak berarti variabel independen secara individu berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
5. Uji Korelasi
Untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi.Uji
korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara 2 variabel (X dan Y)
apakah memiliki hubungan positif atau negatif. Untuk melihat kuat
tidaknya hubungan antar variabel tersebut (variabel X dan Y) dapat diukur
dengan suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi (r).
6. Perhitungan Elastisitas
Perhitungan Elastisitas dilakukan untuk membandingkan perubahan
proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya.
Dalam penelitian ini, perhitungan elastisitas dirumuskan:
ε
xy=
.
=
α .εxy = Elastisitas x terhadap y
/α = Nilai koefisien x
=
I. Gambaran UmumKelompok Simpan Pinjam Perempuan Desa Gunung Sugih
Kehidupan manusia tidak akan lepas dari aspek ekonomi. Kebutuhan ekonomi
setiap manusia yang selalu bertambah tanpa adanya rasa kepuasan dari setiap
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Saat ini, tak hanya kaum laki-laki saja
yang berperan mencari nafkah untuk keluarga .Perempuan juga berperan
dalam perekonomian keluarga.Kemampuan ekonomi wanita tergantung pada
kesempatan-kesempatan dalam hidupnya untuk berpartisipasi dalam angkatan
kerja, tempat ia dapat menghasilkan upah yang cukup, karena tak setuju
dengan penghasilan keluarga yang kurang mencukupi. Dalam hal ini
diperlukan adanya suatu program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai kesejahteraan keluarga dan mencari tambahan pendapatan,
warga Desa Gunung Sugih, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung
Barat, khususnya ibu-ibu mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi dan
bergabung dalam satu wadah kelompok usaha perekonomian. Kaum wanita
memiliki kedudukan yang sama dengan kaum pria dalam hal kebebasan
berkarya. Artinya kaum wanita dapat berkarya disemua bidang usaha, serta
gender. Pada semester II tahun 2007 diadakan pertemuan kelompok yang
membahas pengusulan pinjaman modal dari Program PNPM-Mandiri
KelompokSPP desa Gunung Sugih memiliki azas kebersamaan, kekeluargaan
dan gotong-royong.Kebersamaan berarti membentuk kemitraan yang kuat
dalam setiap pengembangan usaha antar anggota kelompok.Kekeluargaan
berarti setiap anggota kelompok berada pada satu atap dimana setiap anggota
menjadi satu kekeluargaan dan dalam menentukan kebijakan didasarkan pada
kesepakatan bersama dalam musyawarah kelompok.gotong-royong
merupakan azas yang harus ditanamkan pada prinsip setiap anggota
kelompok. Adapun tujuan berdirinya Kelompok SPP desa Gunung Sugih
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota.
b. Meningkatkan usaha bagi anggota
c. Memelihara kekeluargaan dan kegotong-royongan anggota.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok Simpan Pinjam Perempuan
bergerak pada berbagai sektor usaha diantaranya:
a. Produksi dan pengolahan
b. Penjualan;
c. Usaha tanaman
Kehadiran program Simpan Pinjam Perempuan sebagai program
pembangunan masyarakat ini memberikan peluang begi kaum perempuan
untuk meningkatkan pendapatan usaha yang pada akhirnya berdampak positif
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam penelitian mengenai
Pengaruh Kredit Penguatan Modal dan Pengembangan Manajemen Terhadap
Peningkatan Usaha anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) desa
Gunung Sugih, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengolahan tabulasi kuesioner penelitian yang disebar
kepada 33 responden didapat bahwa aspek kredit penguatan modal
termasuk dalam kategoriefektif dengan tingkat capaian keefektifan
sebesar74,78%.
2. Aspek pembinaan manajemen memiliki persentase pencapaian yang juga
termasuk dalam kategori efektif yaitu sebesar 69,39% .
3. Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk melihat bagaimana efektivitas bantuan modal (BM) dan pembinaan manajemen (PM) mempengaruhi kinerja usaha (KU)
didapat bahwa kontribusi bantuan modal (BM) terhadap kinerja usaha
(KU) adalah sebesar 0,402 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan
efektifitas pencapaian bantuan modal akan mempengaruhi kinerja usaha
sebesar 0,402 satuannya Sedangkan kontribusi pembinaan manajemen
bahwa setiap peningkatan 1 satuan efektifitas pencapaian pembinaan
manajemen akan mempengaruhi peningkatan kinerja usaha sebesar 0,331
satuannya. Dan secara statistik keseluruhan variabel independen dapat
menjelaskan 61,50% pembentukan Kinerja usaha (KU). Pada perhitungan
elasitisitas bantuan modal (X1) terhadap kinerja usaha (Y), diperoleh hasil
sebesar 0,508 yang artinya jika X1 naik 1%, maka Y akan meningkat
sebesar 0, 508%. Dan untuk elastisitas penmbinaan manajemen (X2)
terhadap kinerja usaha (Y) adalah sebesar 0,426 artinya jika X2 naik 1%,
maka Y akan meningkat sebesar 0, 426%.
4. Bantuan modal memiliki koefisien korelasi 0,712 dan thitung sebesar 3,690>
ttabel (2,457) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
kuat dan signifikan positif antara bantuan modal dengan kinerja
usaha.Pembinaan manajemen dengan koefisien korelasi 0,664 dan thitung
sebesar 2,911> ttabel (2,457) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
kuat dan signifikan positif antara pembinaan manajemen dengan kinerja
usaha.
B. Saran
Berdasarkan kesinpulan yang dipaparkan diatas, terdapat beberapa hal yang
dianggap dapat berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki pencapaian
progran simpan pinjam perempuan (SPP) PNPM Mandiri desa Gunung Sugih,
yaitu:
1. Berdasarkan kenyataan yang dipaparkan masyarakat penerima kredit
modal dan pengembangan manajemen, diharapkan kepada Tim Pengelola
pembinaan manajemen. Karena dalam prakteknya, sebagian masyarakat
masih belum mendapatkan manfaat dari adanya pengembangan
manajemen.
2. Perlu adanya hubungan yang baik antar elemen yang terlibat simpan
pinjam perempuan, agar terciptanya pengelolaan aktivitas yang baik.
3. Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengembalian
kredit tepat waktu.
4. Berdasarkan hasil perhitungan efektifitas yang baik, maka Program
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM-Mandiri di desa Gunung Sugih
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. Cetakan pertama. BPFE. Yogyakarta.
Dekopin, 2002. Koperasi Untuk Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro. Tim Penerbit Dewan Koperasi Indonesia. Jakarta
Djayasinga, Marselina. 2006. Ekonomi Publik Sebagai Suatu Pengantar. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.
Hermanto, Saptutyningsih Endah. 2002. “Electronic data Processing SPSS 10.0
dan Eviews 3.0. Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Sudradjad, Sukmadi. 1994. “Mengajukan dan Mengelola Kredit Usaha Tani”. Swadaya. Jakarta.
Suharto, Edi. 2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. ALFABETA. Bandung.
Supangat, Andi. 2008. Statistika: Dalam Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Nonparametrik. Kencana. Jakarta.
Suparmoko, M. 1994. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. BPFE. Yogyakarta.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Manajemen Publik. YPAPI. Yogyakarta
Thoriqulma’arif. 2011. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011. Studi Kasus: Kredit Penguatan Modal dan Pengembangan Usaha pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Ratu Mulyo.Skripsi. Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.