• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Butir Soal Tes Penerimaan Mahas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Butir Soal Tes Penerimaan Mahas"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat validitas, indeks kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas item soal tes mahasiswa baru STKIP YPM Bangko. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, jumlah seluruh responden sebanyak 345 orang dengan sampel sebanyak 87 orang. Instrumentasi menggunakan dokumentasi hasil tes. Teknik analisis data menggunakan uji statistik dengan bantuan IBM SPSS Versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa soal Bahasa Inggris untuk Prodi Matematika 16 soal reliabel, Prodi PLS soal tidak reliabel, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia soal tidak reliabel dan Prodi Bahasa Inggris 14 soal reliabel. Untuk soal bahasa Indonesia pada Prodi Matematika 14 soal reliabel, Prodi PLS soal tidak reliabel, Prodi Bahasa Indonesia soal tidak reliabel dan Prodi Bahasa Inggris soal tidak reliabel. Untuk soal matematika pada Prodi Matematika 18 soal reliabel, Prodi PLS soal tidak reliabel, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia soal tidak reliabel dan Prodi Bahasa Inggris 14 soal reliabel. Secara umum dapat disimpulkan soal-soal yang dipergunakan dalam tes penerimaan mahasiswa baru STKIP YPM Bangko belum memenuhi kriteria soal yang baik. Rekomendasi untuk pihak manajemen STKIP YPM Bangko adalah sebelum soal tes digunakan terlebih dahulu dilakukan analisis butir untuk menguji validitas, indeks kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas soal selanjutnya melakukan revisi soal-soal tes tersebut.

Kata kunci: validitas, indeks kesukaran, daya pembeda, reliabilitas.

PENDAHULUAN

(2)

2

Bangko mempunyai mekanisme seleksi tertentu untuk menentukan mahasiswa baru yang akan diterima.

Secara umum pelaksanaan seleksi dilakukan dengan beberapa unsur, yaitu tes tertulis dan wawancara. Rekrutmen mahasiswa baru STKIP YPM Bangko dilaksanakan melalui tes tertulis dan wawancara. Materi tes yang digunakan terdiri dari empat bagian, yaitu ; Attitude Test, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Masing-masing materi tes terdiri atas 20 – 25 item soal. Item soal berbentuk pilihan ganda (Multiple Choise). Unsur attitude test menjadi kriteria utama untuk menentukan diterima atau tidaknya calon mahasiswa, menyusul kemudian tes matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan hasil wawancara.

Tes matematika, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan matematika, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ketika di sekolah menengah atas, dengan harapan calon mahasiswa memiliki konsep-konsep dasar yang diperlukan untuk mengikuti perkuliahan di STKIP YPM Bangko sesuai dengan program studi yang dipilih.

(3)

3

yang sangat besar bagi pengembangan tes terutama jika tes tersebut dilakukan secara periodik.

Sementara Milman & Arter (1984) mengungkapkan bahwa bank soal akan sangat berguna apabila salah satu dari kondisi berikut : (1) belum ada atau belum tersedia tes yang siap pakai, (2) penyelenggaran tes memerlukan lebih dari satu perangkat tes, (3) sistem bank soal memungkinkan orang yang relatif berpengalaman dapat membuat tes berkualitas tinggi dengan beberapa konsultasi. Sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru di STKIP YPM Bangko dilakukan karena banyaknya peminat yang mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa baru setiap tahunnya. Dengan demikian diperlukan sistem seleksi yang selektif, dengan cara meranking hasil tes akademik para peserta tes seleksi tersebut untuk menentukan calon mahasiswa yang diterima.

Untuk melakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru, STKIP YPM Bangko membentuk panitia penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang beranggotakan dosen dan karyawan. Panitia inilah yang nanti bertugas menyiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan, termasuk dalam pembuatan soal tes akademik.

(4)

4

Dengan menjadikan hasil tes akademik sebagai unsur utama dalam penentuan penerimaan calon mahasiswa baru tentu membawa dampak kepada penyediaan soal yang berkualitas. Namun selama ini soal-soal yang telah dibuat hanya dikumpulkan dan disimpan saja, belum pernah dilakukan analisis secara komprehensif.

KAJIAN TEORITIK

1. Pengertian dan Fungsi Tes

Tes berasal dari kata “testum” dari bahasa Perancis yang berarti piring untuk

menyisihkan logam mulia dari material lain seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Istilah itu kemudian diadopsi dalam psikologi dan pendidikan untuk menjelaskan sebuah alat yang digunakan untuk melihat anak-anak yang merupakan “logam mulia” di antara anak yang lain (Rini Susanti, 2003).

Menurut Webster’s Collegiate (dalam Arikunto, 1995:29), tes adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sementara Susana dan Urbia (2007) mengemukakan bahwa pada dasarnya tes merupakan suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku.

(5)

5

yang sama dan dalam kondisi yang sebanding. Tes berisi sampel perilaku (Rini Susanti, 2003).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat yang sistematis, obyektif, memiliki standar tertentu untuk mengukur perilaku orang yang dites dan mendeskripsikannya dalam skala atau kategori tertentu.

Tes dikembangkan dengan berbagai macam tujuan dan fungsi, yaitu : (1) tes formatif berfungsi untuk mengetahui sejauhmana pencapaian tujuan pembelajaran, digunakan pula sebagai feedback bagi pengajar untuk perbaikan pembelajaran, (2) tes sumatif berfungsi untuk menentukan posisi kemampuan peserta didik dalam kelompoknya yang dilakukan pada akhir suatu program dan nilainya untuk menentukan kenaikan atau kelulusan, (3) tes diagnostik yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan peserta didik beserta penyebabnya. Berdasarkan hasil diagnosis inilah dilakukan perbaikan dan pengembangan pembelajaran, (4) tes penempatan, tes yang dilakukan untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya, (5) tes seleksi digunakan untuk menentukan peserta didik yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

2. Klasifikasi Tes

(6)

6

digunakan untuk mengungkap kemampuan potensial subjek dalam bidang tertentu. Ketiga, tes yang mengukur prestasi (achievement test).Tes ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar. Keempat, tes yang mengungkap aspek kepribadian (personality assesment). Tes ini mengungkap karakteristik individual subjek dalam aspek yang diukur (Susanti, 2003).

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, tes dapat berbentuk objektif dan esai (Grounlund, 1981; Grounlund dan Linn, 1985; Popham, 1981; Nurkancana dan Sumartana, 1986; Arikunto, 1995; Subino, 1987 dalam Susanti, 2003).

3. Bentuk Soal

Jenis tes yang sering digunakan dalam penilaian, yaitu tes perbuatan dan tes tertulis. Bentuk tes tertulis dapat berbentuk tes obyektif atau uraian. Menurut Arikunto (2009) tes obyektif adalah tes yang terdiri dari butir soal yang dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. Dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif, (Dimyati, 2002)

(7)

7

menjodohkan adalah tes yang butir-butir soalnya terdiri dari satu daftar premis dan satu daftar jawaban yang sesuai, (d). Soal melengkapi, adalah tes yang butir-butir soalnya terdiri dari kalimat pernyataan yang belum sempurna, di mana peserta didik diminta melengkapi kalimat tersebut dengan satu atau beberapa kata pada titik-titik yang disediakan.

Sedangkan tes subyektif atau esai merupakan bentuk tes yang terdiri dari suatu pernyataan atau perintah yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata-kata yang relatif panjang.

Jenis tes yang dipergunakan dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru di STKIP YPM Bangko adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Penggunaan soal pilihan ganda ini dianggap memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat mengeksplorasi materi secara luas sampai kepada hal yang detil sehingga lebih refresentatif dari sisi dan luas bahan. Obyektif, karena siapapun yang memeriksanya berpedoman pada bobot/skor yang pasti, mudah dalam penskoran, cepat dalam proses memeriksanya dan sangat tepat untuk tes yang pesertanya sangat banyak dan hasilnya harus segera diumumkan.

(8)

8 4. Validitas

Uji validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen terhadap konsep yang diukur sehingga benar–benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan

dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (2006:168) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas instrumen, terlebih dulu dicari nilai korelasi antar bagian–bagian dari instrumen secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan

setiap butir instrumen dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir.

5. Indeks Kesukaran

Menurut Arikunto (2009:207) tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks kesukaran soal digunakan sebagai salah satu syarat untuk menunjukkan butir soal yang mudah, sedang atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Agar tes dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki tingkat kesukarannya.

6. Daya Pembeda

(9)

9

suatu soal untuk membedakan mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah.

7. Reliabilitas

Reliabilitas tes adalah sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya, yang ditunjukkan dengan taraf keajegan/konsistensi skor yang diperoleh testee dengan alat ukur yang sama pada kondisi dan situasi yang berbeda (external consistency) sepanjang kemampuan testee tidak berubah. Reliabilitas internal adalah seberapa jauh sebuah tes homogen, baik di tingkat kesukaran maupun segi bentuk soal dan prosedur menjawabnya. Reliabilitas eksternal adalah skor yang dihasilkan dari sebuah tes pada sekelompok orang akan tetap sama sepanjang kemampuan orang-orang yang diukur belum berubah.

Reliabilitas tidak dapat ditentukan secara pasti, hanya bisa diestimasi. Pendektatan untuk mengestimasi reliabilitas tes, yaitu pendekatan tes ulang ( test-retest), tes paralel dan tes satu kali. Dalam prakteknya, dua pendekatan yang pertama tidak banyak digunakan karena berbagai hambatan, sedangkan pendekatan ketiga banyak digunakan karena dalam perhitungannya menghasilkan keajegan/konsistensi internal.

METODE PENELITIAN

(10)

10

sebelum dan sesudahnya (Sudjana, 2000:52). Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan dan disimpulkan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penelitiannya secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik dan pendekatan kualitiatif. Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Peserta tes masuk PMB STKIP YPM Bangko tahun akademik 2011/2012 yang berjumlah 345 orang, dengan rincian Prodi PLS = 99 orang, Bahasa dan Sastra Indonesia = 81 orang, Bahasa Inggris = 83 dan Matematika = 82. Sampel adalah 25% dari seluruh peserta tes, yaitu sebanyak 87 orang.

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen.

Jadi instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati“ (Sugiyono, 2008:102). Instrumen pada penelitian, yaitu :

soal-soal tes berbentuk pilihan ganda. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi berupa dokumen soal-soal dan hasil nilai seleksi

Soal-soal

Seleksi PMB STKIP YPM Bangko 2011/2012 Matematika, B. Inggris, B. Indonesia

Analisis Butir

(11)

11

masuk PMB STKIP YPM Bangko tahun akademik 2011/2012. Dokumen-dokumen ini diperoleh dari panitia PMB. Teknik statistik yang dipergunakan adalah; validitas menggunakan rumus Pearson Product-Moment dan Point Biserial

penghitungannya dibantu dengan program SPSS 20 for windows. Indeks Kesukaran menggunakan rumus: P = B/JS, Daya Pembeda menggunakan rumus: D = PA – PB dan reliabilitas menggunakan rumus Alpha dan penghitungannya dibantu dengan program SPSS 20 for windows.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian menunjukkan, bahwa soal Bahasa Inggris untuk Prodi Matematika pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,058 – 0,643 untuk taraf nyata 5% dengan dk = 19 maka rtabel = 0,433 diperoleh 16 item valid dan 9 item tidak

valid. Selanjutnya 9 soal yang tidak valid didrop dan 16 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 8 soal bisa langsung dipakai dan 8 soal perlu direvisi. Kemudian 16 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,617 dan dengan α = 0,05 dan dk

= 14 maka rtabel = 0,497 karena r11 > rtabel atau 0,617 > 0,497 maka soal reliabel.

Soal Bahasa Inggris untuk Prodi PLS pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,061 – 0,575 untuk taraf nyata 5% dengan dk = 23 maka rtabel = 0,396 diperoleh 17 item valid dan 8

(12)

12

diperoleh 5 soal bisa langsung dipakai, 8 soal perlu direvisi dan 4 soal didrop. Kemudian 13 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 =

0,257 dan dengan α = 0,05 dan dk = 15 maka rtabel = 0,482 karena r11 < rtabel atau

0,257 < 0,482 maka soal tidak reliabel.

Soal Bahasa Inggris untuk Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,040 – 0,675 untuk taraf nyata 5% dengan dk = 18 maka rtabel = 0,444

diperoleh 16 item valid dan 9 item tidak valid. Selanjutnya 9 soal yang tidak valid didrop dan 16 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 4soal bisa langsung dipakai, 12 soal perlu direvisi dan 1 soal didrop. Kemudian 16 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,407 dan dengan α = 0,05 dan dk = 15 maka rtabel = 0,482 karena

r11 < rtabel atau 0,407 < 0,482 maka soal tidak reliabel.

Soal Bahasa Inggris untuk Prodi Bahasa Inggris pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,056 – 0,596

berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 19 maka rtabel = 0,433 diperoleh 14 item

valid dan 11 item tidak valid. Selanjutnya 11 soal yang tidak valid didrop dan 14 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 11 soal bisa langsung dipakai, 3 soal perlu direvisi dan tidak ada yang soal didrop. Kemudian 14 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,613 dan dengan α = 0,05 dan dk = 12 maka rtabel = 0,532 karena

(13)

13

Soal Bahasa Indonesia untuk Prodi PLS pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,033 – 0,579 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 23 maka rtabel = 0,396 diperoleh 13 item

valid dan 12 item tidak valid. Selanjutnya 12 soal yang tidak valid didrop dan 13 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 7 soal bisa langsung dipakai, 5 soal perlu direvisi dan 1 yang soal didrop. Kemudian 12 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,310 dan dengan α = 0,05 dan dk = 10 maka rtabel = 0,576 karena r11 < rtabel

atau 0,310 < 0,575 maka soal tidak reliabel.

Soal Bahasa Indonesia untuk Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara 0,009 – 0,722 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 18 maka rtabel = 0,444

diperoleh 18 item valid dan 7 item tidak valid. Selanjutnya 7 soal yang tidak valid didrop dan 18 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 8 soal bisa langsung dipakai, 7 soal perlu direvisi dan 3 yang soal didrop. Kemudian 15 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,372 dan dengan α = 0,05 dan dk = 13 maka rtabel =

0,514 karena r11 < rtabel atau 0,372 < 0,514 maka soal tidak reliabel.

Soal Bahasa Indonesia untuk Prodi Bahasa Inggris pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,004 – 0,543 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 19 maka rtabel = 0,433

(14)

14

dari kedua uji tersebut diperoleh 9 soal bisa langsung dipakai, 3 soal perlu direvisi dan 3 yang soal didrop. Kemudian 12 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,525 dan dengan α = 0,05 dan dk = 10 maka rtabel =

0,576 karena r11 < rtabel atau 0,525 < 0,576 maka soal tidak reliabel.

Soal Bahasa Indonesia untuk Prodi Pendidikan Matematika pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,014 – 0,831 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 19 maka rtabel = 0,433

diperoleh 16 item valid dan 4 item tidak valid dari 20 soal. Selanjutnya 4 soal yang tidak valid didrop dan 16 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 10 soal bisa langsung dipakai, 4 soal perlu direvisi dan 2 yang soal didrop. Kemudian 14 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,582 dan dengan α = 0,05 dan dk

= 12 maka rtabel = 0,532 karena r11 > rtabel atau 0,582 > 0,532 maka soal reliabel.

Soal matematika untuk Prodi Pendidikan Matematika pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,120 – 0,541 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 19 maka rtabel = 0,433

diperoleh 19 item valid dan 6 item tidak valid dari 25 soal. Selanjutnya 6 soal yang tidak valid didrop dan 19 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 7 soal bisa langsung dipakai, 11 soal perlu direvisi dan 1 yang soal didrop. Kemudian 18 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,555 dan dengan α = 0,05 dan dk

(15)

15

Soal matematika untuk Prodi PLS pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,041 – 0,561 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 23 maka rtabel = 0,396 diperoleh 16 item

valid dan 4 item tidak valid dari 20 soal. Selanjutnya 4 soal yang tidak valid didrop dan 16 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 9 soal bisa langsung dipakai, 5 soal perlu direvisi dan 2 yang soal didrop. Kemudian 14 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,428 dan dengan α = 0,05 dan dk = 12 maka rtabel =

0,532 karena r11 < rtabel atau 0,428 < 0,532 maka soal tidak reliabel.

Soal matematika untuk Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,054 – 0,533 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 18 maka rtabel = 0,444

diperoleh 14 item valid dan 6 item tidak valid dari 20 soal. Selanjutnya 6 soal yang tidak valid didrop dan 14 item soal yang valid diuji indeks kesukaran dan daya pembeda soal, dari kedua uji tersebut diperoleh 6 soal bisa langsung dipakai, 5 soal perlu direvisi dan 3 yang soal didrop. Kemudian 11 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11= 0,263 dan dengan α = 0,05 dan dk

= 9 maka rtabel = 0,602 karena r11 < rtabel atau 0,263 < 0,602 maka soal tidak reliabel.

Soal matematika untuk Prodi Inggris pada uji validitas diperoleh koefisien korelasi antara skor item dengan skor total berkisar antara -0,182 – 0,535 berdasarkan taraf nyata 5% dengan dk = 19 maka rtabel = 0,433 diperoleh 14 item

(16)

16

kedua uji tersebut diperoleh 11 soal bisa langsung dipakai, 3 soal perlu direvisi dan tidak ada soal yang didrop. Kemudian 14 soal tersebut diuji reliabilitasnya. Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,559 dan dengan α = 0,05 dan dk = 12 maka rtabel =

0,532 karena r11 > rtabel atau 0,559 < 0,5322 maka soal reliabel.

Soal yang baik adalah soal yang dapat mengukur dengan pasti aspek yang akan diukur, soal yang dapat membedakan testee yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah serta konsisten. Pada soal bahasa Inggris yang dipergunakan dalam tes penerimaan mahasiswa baru STKIP YPM Bangko belum memenuhi kriteria tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan adanya soal-soal yang tidak reliabel, seperti soal bahasa Inggris pada prodi Pendidikan Luar Sekolah dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, soal bahasa Indonesia pada prodi PLS, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris serta soal matematika pada prodi PLS dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, seperti ketika menyusun soal belum dikaji secara khusus aspek apa yang akan diukur, tidak menentukan tujuan dilakukan tes secara konkrit, belum mengembangkan soal berdasarkan kisi-kisi soal dengan mempertimbangkan aspek kognitifnya, kesalahan kunci dan sebagainya.

KESIMPULAN

(17)

17

1. Dari hasil perhitungan validitas untuk soal bahasa Inggris pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh 16 soal valid dan 9 soal tidak valid dari 25 soal, pada prodi PLS diperoleh 17 soal valid dan 8 soal tidak valid dari 25 soal, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 16 soal valid dan 9 soal tidak valid dari 25 soal serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 14 soal valid dan 11 soal tidak valid dari 25 soal.

Untuk soal bahasa Indonesia pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh 16 soal valid dan 4 soal tidak valid dari 20 soal, pada prodi PLS diperoleh 13 soal valid dan 12 soal tidak valid dari 25 soal, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 18 soal valid dan 7 soal tidak valid dari 25 soal serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 15 soal valid dan 10 soal tidak valid dari 25 soal.

Untuk soal matematika pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh 19 soal valid dan 6 soal tidak valid dari 25 soal, pada prodi PLS diperoleh 16 soal valid dan 4 soal tidak valid dari 20 soal, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 14 soal valid dan 6 soal tidak valid dari 20 soal serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 14 soal valid dan 6 soal tidak valid dari 20 soal.

(18)

18

sedang serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 7 soal sukar dan 7 soal sedang.

Untuk soal bahasa Indonesia pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh 8 soal sukar, 5 soal sedang dan 3 soal mudah, pada prodi PLS diperoleh 7 soal sukar dan 6 soal sedang, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 6 soal sukar dan 12 soal sedang serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 7 soal sukar, 5 soal sedang dan 3 soal mudah.

Untuk soal bahasa matematika pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh 11 soal sukar, dan 8 soal sedang, pada prodi PLS diperoleh 13 soal sukar dan 4 soal sedang, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 7 soal sukar dan 7 soal sedang serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 9 soal sukar, dan 5 soal sedang.

(19)

19

kurang, 4 soal kategori cukup, 2 soal kategori baik dan 1 soal kategori baik sekali, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 10 soal kategori kurang 5 soal kategori cukup, dan 3 soal kategori baik serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 6 soal kagetori kurang, 6 soal kategori cukup dan 3 soal kategori baik.

Untuk soal matematika pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh 12 soal kategori kurang, 4 soal kategori cukup, dan 3 soal kategori baik, pada prodi PLS diperoleh 7 soal kategori kurang, 5 soal kategori cukup, dan 4 soal kategori baik, pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh 8 soal kategori kurang, 3 soal kategori cukup, dan 3 soal kategori baik serta pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh 3 soal kagetori kurang, 8 soal kategori cukup dan 3 soal kategori baik.

4. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas untuk soal bahasa Inggris pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh r11 = 0,617 > 0,497 disimpulkan

soal reliabel, pada prodi PLS diperoleh r11 = 0,257 < 0,553 disimpulkan soal

tidak reliabel, pada prodi Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh r11 = 0,407 <

0,532 disimpulkan soal tidak reliabel dan pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh r11 = 0,613 > 0,532 disimpulkan soal reliabel.

Koefisien reliabilitas untuk soal bahasa Indonesia pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh r11 = 0,582 > 0,532 disimpulkan soal

reliabel, pada prodi PLS diperoleh r11 = 0,310 < 0,576 disimpulkan soal tidak

(20)

20

disimpulkan soal tidak reliabel dan pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh r11 = 0,525 < 0,576 disimpulkan soal tidak reliabel.

Koefisien reliabilitas untuk soal matematika pada prodi Pendidikan Matematika diperoleh r11 = 0,555 > 0,468 disimpulkan soal reliabel, pada prodi

PLS diperoleh r11 = 0,428 < 0,532 disimpulkan soal tidak reliabel, pada prodi

Bahasa dan Sastra Indonesia diperoleh r11 = 0,263 < 0,602 disimpulkan soal

tidak reliabel dan pada prodi Pendidikan Bahasa Inggris diperoleh r11 = 0,559

(21)

21

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne, Urbina, Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta : PT. Indeks

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

________________. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Kubiszyn, Tom & Garry Borich. (1996). Educational Testing and Measurrement

Classroom Application and Practice. New York : harper Collins Colege Publishers.

Nazir, Moh. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Pura, Widyo, (2006). Cara Mudah Mengunakan SPSS Data Entry. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Supranata, Sumarna. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil

Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan ini merupakan kajian ilmiah singkat terhadap perkembangan komunikasi politik Pemerintah Republik Indonesia pada era Presiden RI ke 4 Abdurrahman Wahid, atau yang

Dengan mempertimbangkan pentingnya jaminan ketepatan pemberian terapi antibiotik pada kelompok pasien yang memiliki perbedaan profil farmakokinetik tersebut, besarnya

Pola iringan juga me- rupakan suatu materi yang diberikan un- tuk memperluas kecakapan pengemban- gan estetika musik melalui piano untuk lebih mengembangkan teknik-teknik yang

hasil wawancara dan catatan lapangan ditulis ulang dan disempurnakan berdasarkan hasil rekaman, sehingga data yang diperoleh akurat. 3) Studi dokumen merupakan

[r]

4) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa pidana penjara selama 10 tahun dan pidana denda sebesar Rp 500.000.000 subsidair tiga bulan kurangan. Mengenai pidana dalam ketentuan Pasal

2013 ‘Effect of Exercise on Reproductive Hormones in Female Athletes’, International Journal of Sport and Exercise Science, 51, pp.. Perbedaan pemberian latihan fisik intensitas

(2) Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP sebagaimana diatur dalam Peraturan